metode dcf dalam penilaian aktiva tak berwujud untuk tujuan transfer pricing (draf kasar)
TRANSCRIPT
www.futurumcorfinan.com
Page 1
Metode Discounted Cash Flow dalam
Penilaian Aktiva Tidak Berwujud untuk
Tujuan Transfer Pricing (dari sudut
pandang pembayar) – DRAF KASAR
Kesepakatan
Arm’s-length principle : prinsip kewajaran dan kelaziman usaha
Intangible : aktiva tidak berwujud, barang tidak berwujud, harta
tidak berwujud, mencakup HAKI/IP
HAKI/IP : hak kekayaan intelektual/intangible properties
Associated companye : perusahaan-perusahaan yang mempunyai
hubungan istimewa
Associated companye : perusahaan-perusahaan yang mempunyai tidak
hubungan istimewa
Sukarnen
DILARANG MENG-COPY, MENYALIN,
ATAU MENDISTRIBUSIKAN
SEBAGIAN ATAU SELURUH TULISAN
INI TANPA PERSETUJUAN TERTULIS
DARI PENULIS
Untuk pertanyaan atau komentar bisa
diposting melalui website
www.futurumcorfinan.com
www.futurumcorfinan.com
Page 2
BAB I
Pendahuluan
Dengan terbitnya PER-43/PJ/2010 tanggal 6 September 2010 tentang Penerapan
Prinsip Kewajaran dan Kelaziman Usaha dalam Transaksi antara Wajib Pajak
dengan Pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa (untuk selanjutnya disebut
sebagai “PER-43”), pihak Dirjen Pajak Indonesia telah menggariskan bahwa wajib
pajak wajib menerapkan Prinsip Kewajaran dan Kelaziman Usaha dalam melakukan
transaksi-transaksi tertentu dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan
istimewa.
PER-43 pada intinya mengatur mengenai:
bagaimana prinsip kewajaran dan kelaziman usaha serta analisis
kesebandingan dilakukan;
metode penentuan harga wajar atau laba wajar yang diakui;
kondisi-kondisi yang tepat bagi pemilihan metode penentuan harga transfer;
harga wajar atau laba wajar baik berupa harga atau laba tunggal (single price)
atau dalam bentuk rentang harga wajar atau laba wajar (arm’s length range);
transaksi jasa, transaksi pemanfaatan dan pengalihan harta tidak berwujud;
dokumen dan kewajiban pengisian Surat Pemberitahuan Tahunan; dan
kewenangan Direktur Jenderal Pajak dan hak-hak wajib pajak.
Diharapkan dari diterbitkannya Peraturan Direktur Jenderal Pajak di atas akan dapat
memberikan kepastian dan kelancaran dalam penerapan kewajaran dan kelaziman
usaha1.
Khusus untuk transaksi pemanfaatan harta tidak berwujud, PER-43 mengaturnya
dalam Pasal 17, yang akan kita dalami lebih lanjut dalam Bab II. Dalam tahun yang
sama, the Organization for Economic Co-operation and Development menerbitkan
OECD Transfer Pricing Guidelines for Multinational Enterprises and Tax
Administrators (July 2010) yang merupakan revisi besar atas OECD Report Transfer
Pricing and Multinational Enterprises (1979). OECD Transfer Pricing Guideline 2010
(untuk selanjutnya diacu sebagai OECD TP Guideline) terdiri dari 9 bab, mencakup
1 Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-43/PJ/2010 tanggal 6 September 2010
tentang Penerapan Prinsip Kewajaran dan Kelaziman Usaha Dalam Transaksi antara Wajib Pajak dengan Pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa
www.futurumcorfinan.com
Page 3
juga bab VI “Special Consideration for Intangible Property” dan Bab IX “Transfer
Pricing Aspects of Business Restructurings”.
OECD TP Guideline ditujukan untuk memberikan petunjuk mengenai salah satu isu
yang paling sulit dalam penerapan prinsip perpajakan internasional terhadap
perusahaan multinasional, yaitu penentuan transfer price yang tepat untuk tujuan
perpajakan.
Transfer prices are the prices at which an enterprise transfers physical goods and
intangible assets or provide services to associated enterprises.
Terjemahan bebas:
Transfer price adalah harga yang digunakan oleh suatu perusahaan dalam
pengalihan barang fisik dan aktiva tidak berwujud atau menyediakan jasa kepada
perusahaan terkait.
Di belakang penentuan transfer price terdapat prinsip kewajaran dan kelaziman
usaha. Dalam bagian Glossary OECD TP Guideline disebutkan bahwa:
The international standard that OECD member countries have agreed should be
used for determining transfer prices for tax purposes. It is set forth in Article 9 of the
OECD Model Tax Convention as follows: where
“conditions are made or imposed between the two enterprises in their commercial or
financial relations which differ from those which would be made between
independent enterprises, then any profits which would, but for those conditions, have
accrued to one of the enterprises, but, by reason of those conditions, have not so
accrued, may be included in the profits of that enterprise and taxed accordingly.”
Terjemahan bebas:
Standard internasional yang telah disetujui oleh para negara anggota OECD wajib
digunakan untuk menentukan transfer price untuk tujuan perpajakan. Hal ini
disebutkan dalam Artikel 9 dari OECD Model Tax Convention sebagai berikut:
dimana
“kondisi dalam mana terjadi atau dibebankan antara dua perusahaan dalam
hubungan komersial atau keuangan yang berbeda dari kondisi yang akan terjadi
antara pihak-pihak yang tidak mempunyai hubungan istimewa, maka laba apapun
www.futurumcorfinan.com
Page 4
yang akan, untuk kondisi tersebut, telah diberikan kepada salah satu pihak, tetapi,
karena alasan kondisi-kondisi tersebut, tidak diberikan, dapat termasuk dalam laba
perusahaan dan dengan demikian dikenakan pajak.”
Dalam PER-43 sendiri, yang dimaksud dengan prinsip kewajaran dan kelaziman
usaha adalah sebagai berikut2:
Yang dimaksud dengan Prinsip Kewajaran dan Kelaziman Usaha (arm’s length
principle) adalah prinsip yang mengatur bahwa apabila kondisi dalam transaksi yang
dilakukan antara pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa sama atau
sebanding dengan kondisi dalam transaksi yang dilakukan antara pihak-pihak yang
tidak mempunyai hubungan istimewa yang menjadi pembanding, maka harga atau
laba dalam transaksi yang dilakukan antara pihak-pihak yang mempunyai hubungan
istimewa harus sama dengan atau berada dalam rentang harga atau laba dalam
transaksi yang dilakukan antara pihak-pihak yang tidak mempunyai hubungan
istimewa yang menjadi pembanding.
Secara singkat, harga yang dianggap memenuhi prinsip kewajaran dan kelaziman
usaha (arm’s-length price) adalah:
price applied or proposed to be applied by unrelated enterprises under uncontrolled
conditions
Apabila digambarkan, prinsip kewajaran dan kelaziman usaha sebagai berikut:
2 PER-43 halaman_________
www.futurumcorfinan.com
Page 5
Apakah proses di atas dapat dilihat, baik antara pihak-pihak yang mempunyai
hubungan istimewa dan tidak mempunyai hubungan istimewa?
Secara umum, antara pihak-pihak yang tidak mempunyai hubungan istimewa,
proses negosiasi merupakan proses untuk mencapai kata sepakat yang akan
membawa manfaat bagi kedua belah pihak (win-win solution), sebagaimana
tergambar di bawah ini.
www.futurumcorfinan.com
Page 6
OECD TP Guidelines banyak menggunakan konsep atau analisa kesebandingan
(comparability).
www.futurumcorfinan.com
Page 7
Begitu kita menyentuh analisa kesebandingan dengan mengacu ke market, maka
kita akan dihadapkan pada banyak segi yang harus dipertimbangkan dan
disesuaikan, antara lain:
karakteristik dari item yang dialihkan (jasa yang diberikan)
FAR oleh masing-masing entitas
Isi perjanjian (contractual terms), baik menyangkut adanya option fee, up-
front fee dan pembayaran royalti minimum.
Kondisi yang ada di pasar menyangkut:
o Lokasi geografis
o Ukuran pasar
o Hukum dan peraturan
o Modal yang ditanamkan
o Tingkat kompetisi, dan lain-lain
Tingkat rentabilitas/profitabilitas
Tingkat resiko
Kesadaran (awareness) dan kekuatan merek
Tingkat perlindungan merek
Eksklusivitas
Jangkauan pemasaran (lokal, regional atau global)
Kondisi industri
Ukuran dan karakteristik pasar
Gambaran ekspektasi pertumbuhan produk yang bersangkutan
Jalur distribusi
Hambatan untuk masuk ke industry (barriers to entry)
Timing
Lamanya perjanjian
Cakupan dan status perlindungan hukum
Isi perjanjian (misalnya pembatasan penggunaan, struktur pembayaran, dan
lain-lain)
Kaitan dengan IP yang lain
Fungsi-fungsi dalam perusahaan
o Penelitian dan pengembangan
o Pabrikasi, produksi dan engineering proses
o Pembuatan dan penyusunan (fabrication and assembly) produk
o Pembelian dan manajemen bahan baku
o Fungsi pemasaran dan distribusi, termasuk manajemen persediaan,
administrasi warranty, dan kegiatan periklanan.
www.futurumcorfinan.com
Page 8
o Transportasi dan pergudangan
o Manajemen, legal, akuntansi dan keuangan
Dalam Glossary OECD TP Guideline3, menyebutkan bahwa:
Two enterprises are associated if one of the enterprises participates directly or
indirectly in the management, control, or capital of the other or if “the same persons
participate directly or indirectly in the management, control, or capital” of both
enterprises (i.e. if both enterprises are under common control).4
Terjemahan bebas:
Dua perusahaan dikatakan terkait jika satu dari perusahaan-perusahaan tersebut
berpartisipasi secara langsung atau tidak langsung dalam manajemen, pengendalian,
atau modal pada perusahaan lainnya atau jika “orang yang sama berpartisipasi
secara langsung atau tidak langsung atas manajemen, pengendalian, atau modal”
dari kedua perusahaan tersebut (dengan kata lain, kedua perusahaan berada pada
pengendalian yang sama.
“Enterprises”
Seksi 92F (iii) memberikan definisi “enterprise” sebagai “any person (including
Permanent Establishment) engaged in:
any activity relating to production, storage, supply, acquisition or control of
articles, goods or specified intangibles.
any activity pertaining to provision of services or carrying out any work in
pursuance of a contract
any investment or financing activity”
Istilah Permanent Establishment telah didefinisikan menjadi istilah inklusif mencakup
“a fixed place of business through which the business of the enterprise if wholly or
partly carried on [S.92F(iiia)]”.
“Associated Enterprises” telah diberikan definisi mencakup:
3 OECD page ________
4 OECD page ____
www.futurumcorfinan.com
Page 9
1. Participation in Management / Control or Capital [Section 92A(1)(a)] –
participation criterion
2. Common persons in Management/Control or Capital [Section 92A(1)(b)] –
common control criterion
3. 13 Categories of deeming fictions for enterprises to qualify as Associated
Enterprises [Section 92 (2)] – deeming fictions
Terkait dengan kriteria partisipasi, dapat dijelaskan sebagai berikut.
Associated Enterprise for an enterprise means an enterprise which participates :
• Directly or indirectly or
• Through one or more intermediaries
in management or control or capital of other enterprise [Section 92A (1) (a)]
Terkait dengan kriteria dalam pengendalian bersama (common control), dapat
dijelaskan sebagai berikut:
Associated Enterprise for an enterprise means an enterprise in respect of which :
one or more persons who participate
www.futurumcorfinan.com
Page 10
• directly or indirectly or
• through one or more intermediaries
in its management or control or capital ARE THE SAME PERSONS WHO
PARTICIPATE
• directly or indirectly or
• through one or more intermediaries
in its management or control or capital of the other enterprise
Terkait dengan Deeming Fictions adalah sebagai berikut:
Enterprises deemed to be Associated Enterprises [Section 92 A (2)]:
a) one has direct or indirect shareholding carrying not less than 26% voting
power in the other
b) common parent / person holds 26% of voting power in both enterprises
c) one advances loan constituting not less than 51% of book value of total
assets of the other enterprise
d) one provides guarantees of not less than 10% of total borrowings of the other
enterprise
e) more than half of board of directors of one enterprise are appointed by the
other enterprise
f) more than half of the board of directors of both enterprises are appointed by
the same person or persons
www.futurumcorfinan.com
Page 11
g) one enterprise is wholly dependent on use of IPRs of the other enterprise
h) At least 90% of raw materials and consumables required by an enterprise are
supplied by the other enterprise, or by persons specified by the other
enterprise, and prices and conditions relating to supply are influenced by
such other enterprise
i) Goods or articles manufactured or processed by one enterprise, are sold to
the other enterprise or to persons specified by the other enterprise, and
prices and conditions relating thereto are influenced by such other
enterprise
j) Both enterprises controlled by same the same individual singly or jointly with
relatives
k) One enterprise controlled by HUF and other controlled by member of HUF or
his relative or jointly
l) One enterprise being a firm, association of persons or body of individuals, the
other enterprise holds not less than 10% interest therein
m) There exists between the two enterprises, any relationship of mutual interest,
as may be prescribed
Deeming fictions dapat mencakup transaksi-transaksi pihak ketiga terkait dengan:
• Ventura Bersama/Joint Ventures [Section 92 A (2) (a)]
• Pendanaan ekstensif oleh bank kepada perusahaan [Section 92 A (2)
(c)]
• Pengaturan global untuk suplai bahan baku dalam jumlah besar
[Section 92 A (2) (h)]
• Penggunaan teknologi eksklusif oleh suatu perusahaan yang
seluruhnya mempunyai ketergantungan [Section 92 A (2) (g)]
Bandingkan dengan pemahaman Hubungan Istimewa menurut PER-43 yang
mengacu kepada hubungan antara Wajib Pajak dengan pihak lain sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 18 ayat (4) Undang-undang PPh atau Pasal 2 ayat (2)
Undang-undang PPN.
Secara umum, pengertian hubungan istimewa yang didapatkan dalam ketentuan
perpajakan di Indonesia adalah sebagai berikut:
www.futurumcorfinan.com
Page 12
1. Hubungan istimewa karena kepemilikan saham/penyertaan sebagaimana
diatur oleh Pasal 18 ayat (4) huruf a UU PPh.
Wajib Pajak mempunyai penyertaan modal langsung atau tidak
langsung paling rendah 25% (dua puluh lima persen) pada Wajib
Pajak lain;
hubungan antara Wajib Pajak dengan penyertaan paling rendah 25%
(dua puluh lima persen) pada dua Wajib Pajak atau lebih;
atau hubungan di antara dua Wajib Pajak atau lebih yang disebut
terakhir;
2. Hubungan istimewa karena penguasaan sebagaimana diatur oleh Pasal 18
ayat (4) huruf b UU PPh.
3. Hubungan istimewa karena hubungan keluarga sebagaimana diatur oleh
Pasal 18 ayat (4) huruf c UU PPh.
4. Hubungan istimewa karena pengendalian sebagaimana diatur oleh Pasal 9
ayat (1) Perjanjian Penghindaran Pajak Berganda (tax treaty) antara
Indonesia dengan negara domisili pihak yang mempunyai hubungan istimewa
dengan Wajib Pajak
Banyak isu yang dicakup dalam OECD TP Guideline cukup relevan untuk transaksi-
transaksi terkait aktiva tidak berwujud. Terutama:
bab II memberikan petunjuk atas seleksi metode transfer pricing yang paling
tepat (paragraph 2.1-2.11);
petunjuk lebih lanjut untuk penerapan profit-split method di mana kedua-belah
pihak dalam suatu transaksi memberikan kontribusi aktiva tidak berwujud
yang unik dan berharga (paragraph 2.108 – 2.145);
bab IX memberikan petunjuk baru atas resiko (paragraph 9.10-9.47) dan
pengalihan atas aktiva tidak berwujud (paragraph 9.80-9.92);
bab II terkait aplikasi metode laba bersih transaksional (transactional net
margin method);
bab III terkait dengan analisa kesebandingan; dan
bab IX terkait dengan restrukturisasi bisnis.
Namun demikian, beberapa isu yang spesifik terhadap transaksi-transaksi terkait
aktiva tidak berwujud belum tercakup dalam OECD TP Guideline, yang kemudian
menimbulkan kesulitan yang signifikan, baik bagi wajib pajak dan pemerintah,
tentang perlakuan atas aktiva tidak berwujud untuk tujuan transfer pricing. Ini
www.futurumcorfinan.com
Page 13
mengarah ke banyak sengketa pajak menyangkut transfer pricing yang secara
jumlah cukup signifikan dan adanya resiko pemajakan ganda atas suatu transaksi.
Contoh timbulnya pemajakan ganda atas suatu transaksi pembayaran royalti:
OECD TP Guideline juga belum memberikan definisi mengenai apa yang dimaksud
dengan aktiva tidak berwujud, meskipun terdapat satu bab (Bab VI) yang
didedikasikan untuk pembahasan aktiva tidak berwujud. Sedangkan paragraph 6.2
OECD TP Guideline hanya memuat daftar ilustrasi beberapa intangibles.
Berangkat dari permasalahan-permasalahan di atas, OECD melalui The Committee
on Fiscal Affairs telah memulai pada tahun 2011 suatu proyek baru tentang aspek
transfer pricing dari aktiva tidak berwujud. Diharapkan proyek tersebut akan
menghasilkan suatu pembaharuan (update) atas Bab VI dari TP Guideline dan
kemungkinan Bab VIII juga 5 . Jadual dari penyelesaian proyek ini per Mei 2011
adalah sebagai berikut:
5 OECD, Transfer Pricing and Intangibles : Scope of the OECD Project, Document approved
by The Committee on Fiscal Affairs on 25 Januari 2011.
www.futurumcorfinan.com
Page 14
Sumber : OECD website
Tujuan proyek ini adalah terkait pemeriksaan atas aspek transfer pricing transaksi
melibatkan intangibles 6 , transaksi mana dilakukan antar perusahaan yang
mempunyai hubungan istimewa (associated enterprises)7.
Area spesifik yang dicakup dalam proyek OECD ini adalah mengenai:
1. Kerangka untuk analisis isu-isu transfer pricing yang berkait intangible;
2. Aspek definisi;
3. Kategori spesifik dari intangible mencakup kegiatan riset dan
pengembangan (“R&D”), perbedaan antara penyerahan (transfer)
intangible dan jasa, intangible pemasaran (marketing intangible), intangible
dan atribut bisnis lainnya;
6
Intangible digunakan dan bukan aktiva tidak berwujud, karena aktiva tidak berwujud terkesan tercatat di laporan keuangan perusahaan licensor. 7 Associated enterprises yang dimaksud adalah dalam konteks Pasal 9 dari The OECD Model
Tax Convention. Untuk Intangible terkait atribusi kepemilikan ekonomis (economic ownership) intangible kepada bentuk usaha tetap (permanent establishment) dalam konteks Pasal 7 telah dicakup dalam July 2008 dan July 2010 Reports on the Attribution of Profits to Permanent Establishments.
www.futurumcorfinan.com
Page 15
4. Transfer intangible mencakup identifikasi transfer intangible dan bentuknya,
isu-isu re-karakterisasi (tolong diperjelas);
5. Hak dari suatu perusahaan untuk ikut dibagi atas imbal hasil dari suatu
intangible yang tidak dia miliki8;
6. Pengaturan kontribusi biaya (Cost Contribution Arrangement); dan
7. Penilaian (valuation) mencakup petunjuk umum atas pemilihan metode
transfer pricing yang paling tepat, atas aplikasi lima metode yang diakui
OECD dan atas kesebandingan (comparability), metode penilaian
keuangan, agregasi intangible untuk tujuan penilaian, penilaian dengan
ketidakpastian yang tinggi, dan aspek-aspek lain.
(masukkan soal revisi Chapter I – III OECD 2010) yang relevan untuk
intangible.
Bab VI “Special Consideration for Intangible Property” dalam OECD TP Guideline
memberikan konfirmasi bahwa semua lima (5) metode yang diakui OECD secara
teori dapat diterapkan pada intangible, tergantung pada fakta dan keadaan dari
kasus yang ada, sementara pada saat yang sama menunjukkan berulang kali
kepada kesulitan yang timbul dari aplikasi metode-metode tersebut, terutama terkait
isu kesebandingan dimana intangible unik yang berharga terlibat.
Paragraf 6.20 dari TP Guideline:
6.20 In applying the arm’s length principle to controlled transactions involving
intangible property, some special factors relevant to comparability between the
controlled and uncontrolled should be considered. These factors include the
expected benefits from the intangible property (possibly determined through a net
present value calculation)9.
Terjemahan bebas:
6.20 Dalam menerapkan prinsip kewajaran dan kelaziman usaha (arm’s length
principle) atas transaksi-transaksi yang dikendalikan melibatkan aktiva tidak
berwujud, beberapa faktor special yang relevan kepada kesebandingan antara
transaksi-transaksi yang dikendalikan dan tidak dikendalikan, wajib dipertimbangkan.
8 Lihat paragraph 6.36 – 6.39 dari TP Guideline yang menjelaskan mengenai aktivitas
pemasaran yang dilakukan oleh perusahaan yang tidak memiliki trademark atau trade names. 9 Kata-kata “net present value” sengaja ditebalkan untuk tujuan penekanan.
www.futurumcorfinan.com
Page 16
Faktor-faktor ini mencakup manfaat yang diharapkan dari aktiva tidak berwujud
(kemungkinan ditentukan melalui perhitungan nilai kini bersih).
OECD telah memberikan penjelasan bahwa walaupun paragraph 6.20 OECD TP
Guideline mencakup suatu acuan ke perhitungan nilai kini bersih, ini lebih
dimaksudkan sebagai faktor kesebandingan (comparability factor) dan bukan
sebagai metode penilaian (pricing method)10.
Proyek OECD ini akan mempertimbangkan seberapa jauh metode-metode penilaian
keuangan dan terutama metode Arus Kas Diskonto (Discounted Cash Flow method)
dapat diberikan pengakuan yang lebih besar dalam TP Guideline.
Dalam buku ini, 3 hal yang terkait:
(1) Esensi pembayaran royalti itu sendiri? Apa sudut pandang perpajakan? Ini
secara tidak langsung mempertanyakan : definisi intangible itu sendiri untuk
tujuan transfer pricing.
Empat point yang diurai oleh OECD cukup menjelaskan permasalahan ini:
a. Arti dan kegunaan terkait dengan pembayaran untuk transfer “something
of value” (sesuatu yang berharga) dalam konteks transaksi yang
melibatkan intangibles.
b. Relevansi dan kegunaan definisi intangible yang diambil dari berbagai
sumber (akuntansi, penilaian keuangan, dan literatur-literatur hukum).
c. Faktor-faktor relevan yang wajib dipertimbangkan dalam menentukan ada
tidaknya suatu intangible itu digunakan atau ditransfer, dan jika ada,
bagaimana menentukan imbalan atau harganya menggunakan prinsip
kewajaran dan kelaziman usaha (at arm’s length).
Faktor-faktor yang dibicarakan termasuk, antara lain,
kemampuan mendatangkan manfaat ekonomis masa depan kepada
kegiatan bisnis,
10
OECD, Transfer Pricing and Intangibles : Scope of the OECD Project – Document approved by The Committee on Fiscal Affairs on 25 January 2011, Centre for Tax Policy and Administration, halaman 7.
www.futurumcorfinan.com
Page 17
ketersediaan proteksi hukum, dan
apakah suatu intangible yang spesifik dapat memiliki nilai jika ia tidak
dapat di-alihkan secara terpisah.
d. Relevansi dan kegunaan analitis dari pengelompokkan intangible yang
disebut dalam OECD TP Guideline atau yang umum disebutkan dalam
analisa transfer pricing, antara lain, istilah marketing dan trade
intangibles, routine dan non-routine intangibles11.
(2) Tarif royalty yang dibayar – penentuan tarif yang dapat diterima untuk tujuan
transfer pricing atau dapat diterima dari sudut perpajakan.
(3) Pihak penerima royalti dipertanyakan apakah memang sebagai beneficial
owner atau legal owner?
Dalam transaksi-transaksi dengan perusahaan-perusahaan yang mempunyai
hubungan istimewa (associated enterprise or related party?), pada umumnya adalah
mungkin untuk meng-identifikasi perusahaan terkait mana yang adalah pemilik legal
dari suatu asset yang dilindungi hukum (misalnya suatu paten atau trademark).
Bagaimanapun, mungkin saja suatu perusahaan yang bukan pemilik legal dari suatu
intangible, selayaknya memperoleh bagian, berdasarkan prinsip kewajaran dan
kelaziman usaha, untuk turut ambil bagian dalam imbal hasil tambahan yang berasal
dari pengembangan atau eksploitasi suatu intangible, misalnya, perusahaan tersebut
telah ambil bagian dalam menanggung resiko dan biaya-biaya sehubungan dengan
pengembangan suatu intangible atau peningkatan nilainya.
Dari Paragraf 6.36 – 6.39, TP Guideline memberikan beberapa contoh:
Terkait dengan contoh-contoh tersebut, Pasal 9 dari OECD Model Tax Convention
dan OECD TP Guideline tidak secara umum menyarankan untuk mengabaikan
kepemilikan legal dari intangible12, tetapi lebih kepada memastikan bahwa setiap
perusahaan terkait turut memperoleh bagian berdasarkan prinsip kewajaran dan
kelaziman usaha (an arm’s-length share) dari manfaat-manfaat yang berasal dari
intangible, berdasarkan apa yang akan disepakati oleh para pihak-pihak yang tidak
11
OECD, Transfer Pricing and Intangibles : Scope of the OECD Project – Document approved by The Committee on Fiscal Affairs on 25 January 2011, Centre for Tax Policy and Administration, halaman 4. 12
TP Guideline 1.64 – 1.69 memberikan beberapa keadaan yang bersifat pengecualian.
www.futurumcorfinan.com
Page 18
mempunyai hubungan istimewa (independent parties) dalam keadaan yang dapat
diperbandingkan.
Masukkan 1 contoh GlaxoKlien vs Smith
Untuk dapat menganalisa secara tepat apakah suatu transaksi transfer pricing
menyangkut intangibles telah dilakukan sesuai prinsip kewajaran dan kelaziman
usaha, perlu dipahami 4 hal:
1. Apa yang dimaksud dengan intangible dan termasuk dalam kategori yang
mana suatu intangible yang dibicarakan
2. Menganalisa kepemilikan intangible
3. Memeriksa cara pengalihan dilakukan
4. Pihak-pihak yang melakukan transaksi
Dengan demikian, kita akan membahas beberapa hal yang penting:
1. Menyinggung soal definisi Intangible.
Kita akan mencoba melihat apa yang dijelaskan oleh IFRS dan US GAAP.
Transaksi-nya?
2. Penggunaan Discounted Cash Flows dalam penilaian
www.futurumcorfinan.com
Page 19
Bab II
Mendefinisikan Intangibles
Satu hal yang jelas bahwa adalah relatif sulit untuk memberikan definisi pada istilah
intangible. Oleh karena itu, beberapa perspektif akan kita lihat:
1. International Valuation Standards Council
2. Otoritas Perpajakan Amerika Serikat
3. OECD TP Guideline
4. US GAAP
5. International Accounting Standards
6. ??
Mendefinisikan Intangibles: Perspektif International Valuation Standards
Council
International Valuation Standards Council (IVSC) telah menerbitkan Guidance Note 4
“Valuation of Intangible Assets (Revised 2010)” pada bulan Februari 2010.
Guidance Note ini dapat kita gunakan sebagai referensi mengingat IVSC
menyebutkan bahwa penilaian aktiva tidak berwujud (intangible assets) diperlukan
untuk tujuan yang berbeda-beda termasuk, tetapi tidak terbatas pada:
akuisisi, penggabungan usaha dan penjualan bisnis atau bagian dari bisnis;
pembelian dan penjualan aktiva tidak berwujud;
pelaporan kepada otoritas perpajakan;
litigasi dan insolvensi; dan
pelaporan keuangan.
Definisi Intangible Asset adalah:
A non-monetary asset that manifests itself by its economic properties. It does not
have physical substance but grants rights and economic benefits to its owner or the
holder of an interest. (pasal 2.3)
www.futurumcorfinan.com
Page 20
Disebutkan bahwa suatu aktiva tidak berwujud dapat diidentifikasi (identifiable) atau
tidak dapat diidentifikasi (unidentifiable) dalam konteks penilaian.
Suatu aktiva dapat diidentifikasi jika memenuhi SALAH SATU di bawah ini:
1. dapat dipisahkan (separable) 13 , yaitu kemampuan untuk dipisahkan
(separated) atau dikeluarkan (divided) dari entitas dan dijual (sold), dialihkan
(transferred), dilisensikan (licensed), disewakan (rented) atau dipertukarkan
(exchanged), baik secara individual atau bersama-sama dengan kontrak
terkait, aktiva atau kewajiban yang dapat diidentifikasi, terlepas apakah
entitas tersebut berkeinginan untuk melakukan demikian; atau
2. timbul dari hak-hak kontraktual atau hukum lainnya, terlepas apakah hak-hak
tersebut dapat dialihkan (transferable) atau dipisahkan (separable) dari
entitas atau dari hak-hak dan kewajiban lainnya.
Aset tidak berwujud yang tidak dapat diidentifikasi terkait dengan bisnis atau
sekelompok aset pada umumnya dikenal sebagai goodwill.
Aset tidak berwujud yang dapat diidentifikasi dapat kontraktual atau non-kontraktual,
yang dapat dibagi ke dalam empat (4) kelompok utama, sebagai berikut:
1. Aset tidak berwujud terkait dengan pemasaran (marketing-related intangible
assets) digunakan terutama dalam pemasaran atau promosi produk atau jasa.
Contoh berikut ini mencakup, tetapi tidak terbatas pada:
Trademarks, trade names, service marks, collective marks dan
certification marks;
Trade dress (warna, bentuk atau desain kemasan yang unik);
Newspaper mastheads;
Internet domain names; atau
Perjanjian tidak bersaing (non-compete agreement).
13
Ini merupakan karakteristik pendukung dalam konteks US GAAP dan bukan karakteristik penentu. Syarat terpisahkan diajukan berkaitan dengan ketertukaran (exchangeability). Untuk dapat ditukarkan suatu sumber ekonomik harus dapat dipisahkan dengan sumber ekonomik yang lain atau berdiri sendiri. Syarat ini telah dikesampingkan oleh FASB sebagai kriteria untuk mendefinisi aset (Kam 1990, halaman 108) dengan argumen bahwa ketertukaran dan keterpisahan hanyalah merupakan syarat untuk memperoleh manfaat suatu aset.
www.futurumcorfinan.com
Page 21
2. Aset tidak berwujud terkait dengan pelanggan atau pemasok (customer or
supplier-related intangible assets) terdiri dari hubungan dengan atau
pengetahuan mengenai pelanggan atau pemasok. Contoh-contoh di bawah
ini termasuk, tetapi tidak terbatas pada:
perjanjian iklan, konstruksi, manajemen, jasa/pelayanan atau penawaran
(supply);
perjanjian lisensi dan royalti;
kontrak servicing (servicing contracts);
buku pemesanan (order books);
kontrak ketenagakerjaan (employment contracts);
hak-hak penggunaan (use rights), seperti pengeboran (drilling), air, udara,
pemotongan papan (timber cutting) dan slot pendaratan pelabuhan udara
(airport landing slots);
perjanjian franchise;
hubungan pelanggan; atau
daftar pelanggan.
3. Aset tidak berwujud terkait dengan teknologi (technology-related intangible
assets) timbul dari hak-hak kontraktual atau non-kontraktual untuk
menggunakan teknologi (baik dipatenkan dan tidak dipatenkan), database,
formula, desain, software, proses atau resep;
4. Aset tidak berwujud terkait dengan seni (artistic-related intangible assets)
yang timbul dari hak-hak untuk memperoleh manfaat seperti royalti dari
pekerjaan seni, seperti drama (plays), buku, film dan music, dan dari
perlindungan hak cipta (copyright) non-kontraktual.
www.futurumcorfinan.com
Page 22
Disebutkan juga bahwa aset tidak berwujud tertentu didefinisikan dan dijelaskan oleh
karakteristik atau atribut seperti fungsi, posisi di pasar, jangkauan global, profil pasar,
kapabilitas dan image. Karakteristik-karakteristik ini membedakan satu aset tidak
berwujud dari lainnya. Sebagai contoh:
Brand makanan (food brands) dapat dibedakan melalui perbedaan rasa
(taste), sumber bahan (source of ingredients) dan mutu; atau
Produk software computer dapat dibedakan untuk mengacu kepada
spesifikasi fungsional.
Karakteristik atau atribut dari suatu aset tidak berwujud termasuk, tetapi tidak
terbatas pada hak-hak kepemilikan, hak istimewa dan kondisi-kondisi yang terkait
dengan aset tersebut. Hak-hak kepemilikan pada umumnya diuraikan dalam
dokumen-dokumen legal dan termasuk, menurut juridiksi yang terlibat, paten,
trademark, dan hak cipta. Hak-hak kepemilikan dan kondisi-kondisi dapat dalam
suatu perjanjian atau korespondensi dan dapat atau tidak dapat dialihkan kepada
pemilik baru. Bagaimanapun juga, terdapat aset tidak berwujud yang memberikan
hak istimewa tanpa eksistensi hak-hak kepemilikan aktual, misalnya hubungan
pelanggan atau rahasia dagang. Intangible tidak perlu harus memiliki kontrak yang
mendasarinya, namun suatu perusahaan atau individu dapat menjadi pemilik dari
intangible semacam ini dan memperoleh manfaat ekonomis. Identifikasi dan
pelaporan karakteristik dari suatu aset tidak berwujud adalah bagian yang penting
dari suatu penilaian.
Meskipun kadang kala tepat dan mungkin untuk menilai suatu aset tidak berwujud
secara individual (stand-alone basis), dapat pula tidak mungkin atau tidak praktis
www.futurumcorfinan.com
Page 23
dalam kasus lain untuk menilai suatu aset tidak berwujud selain menilainya terkait
dengan aset [berwujud atau] tidak berwujud. Adalah mungkin atau praktis untuk
mengestimasi nilai aset tidak berwujud secara individual.
Mendefinisikan intangible : perspektif Amerika Serikat
Di Amerika Serikat, untuk tujuan seksi 482 dari regulasi final, istilah “intangible”
mengacu pada item apapun yang termasuk dalam satu diantara enam kategori yang
dispesifikasi dalam regulasi, asalkan item tersebut memiliki nilai substansial
terlepas dari jasa dari masing-masing item (sebagai properti independen)14.
Kategori-kategori intangible property termasuk:
Paten, ciptaan (invention), formula, proses, desain, pola-pola (patterns) atau
know-how;
Hak cipta (copyrights) dan kesustraan (literary), musik, atau komposisi seni
(artistic compositions);
Trademarks, trade names, atau brand names;
Franchise, lisensi, atau kontrak-kontrak;
Metode, program, sistem, prosedur, kampanye (campaign), survei, studi,
ramalan, estimasi, daftar pelanggan, atau data-data teknis; dan
Item lain yang sama yang memperoleh nilainya dari isi intelektual lebih dari
atribut fisiknya.
Regulasi seksi 482 final tidak mencakup pembatasan, dan bahwa wajib pajak
diwajibkan untuk mengenakan imbalan berdasarkan prinsip kewajaran dan
kelaziman usaha hanya ketika terdapat pengalihan dari suatu kepentingan yang
secara komersial dapat dialihkan (a transfer of a commercially transferable interest).
Definisi di atas tidak menetapkan adanya enforceable property rights?
Terdapat perbedaan antara aset tidak berwujud (intangible asset) dan intellectual
property (HAKI), terutama dalam konteks lisensi. HAKI adalah suatu kategori aset
tidak berwujud yang memperoleh perlindungan hukum (misalnya trademarks),
sehingga dimungkinkan untuk dialihkan hak-haknya melalui lisensi. Tidak semua
aset tidak berwujud masuk dalam kategori ini: prosedur perusahaan dan estimasi
14
Treasury Regulations Section 1.482-4(b).
www.futurumcorfinan.com
Page 24
berdasarkan pengalaman manajemen diakui sebagai aset tidak berwujud, tetapi
akan terbukti sulit untuk dilisensikan kepada pihak ketiga (?).
Salah satu masalah yang timbul15
Dalam kasus Merck, IRS (Internal Revenue Service – otoritas perpajakan di Amerika
Serikat) memberikan argumentasi bahwa Merck seharusnya diberikan imbalan
sehubungan dengan memasok anak perusahaannya dengan intangible property
yang terdiri dari struktur afiliasi, struktur mekanisme penetapan harga, dan struktur
perencanaan keseluruhan grup. Pengadilan Pajak menolak argumen tersebut
dengan pertimbangan bahwa “struktur-struktur” tersebut bukan merupakan
“enforceable property rights”
Kalangan penilai di Amerika Serikat secara umum menggolongkan aset tidak
berwujud ke dalam 10 kelompok16:
1. Marketing-related intangible assets (misalnya, trademarks, trade names,
brand names, logos);
2. Technology-related intangible assets (misalnya, proses, paten, aplikasi paten,
dokumentasi teknis, seperti laboratory notebooks, technical know-how);
3. Artistic-related intangible assets (misalnya, karya dan hak cipta
kesusasteraan dan hak cipta, komposisi musik, peta, ukuran (engravings));
4. Data processing-related intangible assets (misalnya, proprietary computer
software, software copyrights, automated databases, integrated circuit masks
and masters);
5. Engineering-related intangible assets (misalnya, desain industrial, paten
produk, rahasia dagang, engineering drawings and schematics, blueprints,
proprietary documentation);
6. Customer-related intangible assets (misalnya, daftar pelanggan, kontrak
pelanggan, hubungan pelanggan, open purchase orders);
7. Contract-related intangible assets (misalnya, kontrak pemasok yang
menguntungkan, perjanjian lisensi, perjanjian franchise, perjanjian non-
kompetisi);
15
D.M. McGavock et al, n 74, 41-2, referring to Merck & Co., Inc. vs United States 24 Cl. Ct. 73 (1991), dikutip dari Markham, Michelle, The Transfer Pricing of Intangibles, 2005, Kluwer Law International, halaman 39.
16 R.F. Reilly dan R.P. Schweihs, Valuing Intangible Assets (McGraw-Hill, New York, 1999),
halaman 19-20.
www.futurumcorfinan.com
Page 25
8. Human capital-related intangible assets (misalnya, trained and assembled
workforce, perjanjian ketenagakerjaan, kontrak serikat pekerja);
9. Location-related intangible assets (misalnya, leasehold interests, hak-hak
eksploitasi mineral, easements, hak-hak pemanfaatan udara, hak-hak
pemanfaatan air);
10. Goodwill-related intangible assets (misalnya, institutional goodwill,
professional practice goodwill, personal goodwill of a professional, celebrity
goodwill, general business going-concern value).
Mendefinisikan Intangibles : Perspektif OECD TP Guideline
OECD TP Guideline mempunyai satu bab khusus yaitu bab VI “Special
Considerations for Intangible Property” yang membicarakan pertimbangan-
pertimbangan khusus yang timbul pada saat akan menetapkan apakah (1) kondisi-
kondisi (? – isi agreement itu sendiri atau nature transaction yang dilakukan?) yang
terjadi atau dibebankan dalam transaksi-transaksi antara associated enterprises
melibatkan intangible property mencerminkan prinsip kewajaran dan kelaziman
usaha. Perhatian khusus diberikan kepada (2) transaksi intangible property karena
transaksi-transaksi sering kali sulit untuk dievaluasi untuk tujuan perpajakan
(maksudnya apa?).
Jadi di sini isu:
Tidak adanya transaksi (atau adanya transaksi menurut sudut discus) yang
melibatkan intangible property dalam aktivitas komersial.
Istilah “intangible property” termasuk :
Rights (penekanan adalah hak ? – apa yang harus dibuktikan?) to use
industrial assets (? – jelas disebutkan mengenai asset?) such as patents,
trademarks, trade names, designs or models.
includes literary and artistic property rights,
intellectual property such as know-how and trade secrets.
Jelas yang dibicarakan oleh OECD adalah business rights, ‘that is intangible property
associated for commercial activities, including marketing activities’ - profit seeking
activities.
www.futurumcorfinan.com
Page 26
Diakui oleh OECD bahwa intangibles ini adalah aset yang “that may have
considerable value even though they may have no book value in the company’s
balance sheet” – jadi OECD jelas mengambil posisi bahwa terlepas apakah dicatat
atau tidak dicatat dalam laporan keuangan perusahaan – aset itu tetap diakui?
Aset itu dapat pula melekat resiko yang besar, misalnya kewajiban kontrak atau
produk dan kerusakan lingkungan.
Commercial intangibles – business rights
OECD TP Guideline untuk mudahnya mengelompokkan dua yaitu:
Trade intangible – includes
patents,
know-how,
designs, and
models that are used for the production of a good or the provision of a service,
intangible rights that are themselves business assets transferred to
customers or used in the operation of business (e.g. computer software).
Beberapa ciri trade intangibles:
Trade intangibles ini sering kali timbul tercipta melalui aktivitas penelitian dan
pengembangan yang mahal dan beresiko (apakah ini berarti bahwa trade
intangible tidak bisa timbul dari non-R&D?).
Pengembang (developer) pada umumnya berusaha mendapatkan kembali
pengeluaran-pengeluaran yang ada melalui imbal hasil melalui penjualan
produk, kontrak jasa, atau perjanjian lisensi.
Kegiatan penciptaan trade intangible dapat dilakukan:
1. Dilakukan sendiri
Marketing intangible
Marketing intangible termasuk:
www.futurumcorfinan.com
Page 27
trademarks and trade names that aid in the commercial exploitation of a
product or service,
customer lists,
distribution channels, and
unique names,
symbols, or
pictures that have an important promotional value for the product concerned.
Beberapa hal mengenai marketing intangibles:
marketing intangibles (e.g. trademarks) dapat diproteksi oleh hukum di
negara-negara tertentu (berarti tidak selalu legally protected?)
nilai dari marketing intangibles tergantung pada banyak faktor, termasuk :
o reputasi dan kredibilitas dari trade name atau trademark yang
dikembangkan oleh kualitas barang dan jasa yang disediakan oleh
nama atau mark tersebut di masa lalu;
o tingkat pengendalian kualitas dan keberlangsungan penelitian dan
pengembangan;
o distribusi dan ketersediaan barang atau jasa yang sedang dipasarkan;
o cakupan sejauh mana dan tingkat keberhasilan pengeluaran
promosional yang timbul untuk supaya calon pelanggan mengenali
produk atau jasa (terutama pengeluaran iklan dan pemasaran yang
timbul untuk mengembangkan jaringan hubungan dengan distributor,
agen, atau agensi facilitating lainnya);
o nilai pasar kemana marketing intangibles akan menyediakan akses;
dan,
o sifat dari hak yang tercipta dalam intangible di bawah hukum.
Hybrid intangibles
Intellectual property seperti know-how dan rahasia dagang dapat berupa trade
intangibles atau marketing intangibles.
Know-how dan rahasia dagang adalah proprietary information or knowledge yang
membantu atau meningkatkan aktivitas komersial, tetapi tidak diregistrasi untuk
proteksi dengan cara seperti paten atau trademark.
www.futurumcorfinan.com
Page 28
Diakui oleh OECD bahwa istilah know-how sendiri kemungkinan adalah konsep yang
kurang tepat (less precise).
Paragraf 11 dari Commentary on Article 12 of the OECD Model Tax Convention
memberikan definisi sebagai berikut:
Know-how is all the divulged technical information, whether capable of being
patented or not, that is necessary for the industrial reproduction of a product or
process, directly and under the same conditions; in as much as it is derived from
experience, know-how represents what a manufacturer cannot know from mere
examination of the product and mere knowledge of the progress of technique.”
Know-how dapat termasuk proses rahasia atau formula atau informasi rahasia
lainnya menyangkut pengalaman sains, komersial atau industrial, yang tidak dicakup
oleh paten.
Disebutkan pula bahwa pengungkapan apapun atas know-how atau rahasia dagang
dapat secara substansial mengurangi nilai dari property yang ada.
Ditambahkan pula bahwa perlu kehati-hatian untuk menentukan apakah atau
Mendefinisikan Intangibles : Perspektif US GAAP
Kembali ke awal-awal pembahasan intangible dalam dunia akuntan di Amerika
Serikat, kita dapatkan beberapa hal:
Kohler mendefinisikan intangibles sebagai aset modal (capital assets) yang tidak
memiliki eksistensi fisik dimana nilainya tergantung pada hak-hak dan manfaat-
manfaat yang diberikan dari kepemilikannya kepada pemilik17.
Paton sendiri telah mengingatkan bahwa dengan hanya mengandalkan pada uji
eksistensi fisik tidak terlalu bermanfaat dan menyarankan bahwa intangibles adalah
aset yang lebih terkait pada perusahaan secara keseluruhan dari pada satu atau
beberapa komponen-nya18.
17
Kohler, Eric L. A Dictionary for Accountants, 3rd
ed. (Englewood Cliffs, NJ: Prentice-Hall, 1963), halaman 269. 18
Paton, William A., dan William A. Paton, Jr., Asset Accounting (New York: Macmillan, 1952), halaman 485-490.
www.futurumcorfinan.com
Page 29
Satu hal yang jelas dari aset tidak berwujud (intangible asset) adalah mereka
memperoleh nilai mereka lebih signifikan dari hak-hak dan privilese yang spesial
(special rights and privileges) yang mereka berikan, daripada eksistensi fisik mereka,
kalau ada.
Accounting Principles Board di Amerika Serikat dalam mengatasi masalah definisi
intangible, lebih pada kemudian mengelompokkan aset tak berwujud berdasarkan
beberapa hal:
Identifikasi (identifiability) – apakah dapat diidentifikasi secara terpisah
atau kesulitan untuk melakukan identifikasi secara spesifik.
Cara memperolehnya (manner of acquisition) – diperoleh secara tersendiri,
dalam kelompok, atau dalam kombinasi bisnis, atau dikembangkan secara
internal.
Periode manfaat yang diharapkan (expected period of benefit) – dibatasi
oleh hukum atau kontrak, terkait dengan faktor manusia atau ekonomi,
atau memiliki masa waktu yang tidak dapat ditentukan19.
Pemisahan dari perusahaan (separability from an entire enterprise) – hak-
hak yang dapat dialihkan tanpa title, dapat dijual, atau tidak terpisahkan
dari perusahaan atau bagian yang signifikan darinya20.
Lebih lanjut, US GAAP membicarakan mengenai
intangibles yang diklasifikasikan menurut apakah mereka diperoleh
dari pihak external (externally acquired/purchased) atau
dikembangkan secara internal (internally developed).
intangibles yang dapat diidentifikasi (identifiable) atau tidak dapat
diidentifikasi (unidentifiable).
Melihat perjalanan bagaimana US GAAP memberikan definisi kepada aktiva, kiranya
kita dapat belajar sesuatu dari sana.
19
Bahasa Inggris “indefinite” tidak sama artinya dengan “infinite”. Indefinite = indeterminate. 20
Accounting Principles Board, APB Opinion No. 17, “Intangible Assets” (New York: AICPA, 1970).
www.futurumcorfinan.com
Page 30
Sebelum 1950 : Barang yang kita miliki (Things we own)
Ini merupakan pemahaman paling fundamental tentang aktiva. Walaupun sederhana,
terdapat beberapa kekurangan yang menyolok:
aktiva tidak harus merupakan barang/”things”, ia dapat juga berupa
intangible.
Kata “things” lebih mengandung konotasi bahwa ia memiliki bentuk fisik
Aktiva tidak harus dimiliki. Sepanjang perusahaan dapat memiliki kendali,
misalnya barang sewa leasing. Kepemilikan legal tidak merupakan
persyaratan yang benar untuk definisi aktiva. Yang dibutuhkan perusahaan
adalah memiliki kendali atasnya dan akses eksklusif atasnya.
1950-an : Sesuatu dengan saldo debit (Something with a debit balance)
Something represented by a debit balance that is or would be properly carried
forward upon a closing of books of account …… on the basis that it represents either
a property right or value acquired or expenditure made which…is applicable to the
future21.
21
American Institute of Certified Public Accountants, Accounting Terminology Bulletin No. 1, New York: AICPA, 1953 paragraf 26.
www.futurumcorfinan.com
Page 31
1960-an : Manfaat ekonomis masa datang (Future economic benefits)
Asset represents expected future economic benefits, rights to which have been
acquired by the enterprise as a result of some current or past transaction22.
1. Manfaat suatu aktiva adalah diharapkan, atau ada di masa mendatang, yang
berarti ada ketidakpastian dalam derajat tertentu yang terlibat dalam
aktiva tersebut (elaborate lebih jauh dalam konteks royalti).
2. Manfaat adalah bersifat ekonomis karena mereka langka dan untuk itu
mempunyai nilai.
3. Kejadian yang membawa aktiva kepada eksistensi-nya dalam perusahaan
adalah adanya transaksi, baik terjadi di masa lampau atau terjadi saat ini.
Inti suatu aktiva ada empat:
1. Aktiva mendatangkan manfaat kepada pemilik
2. Manfaat ekonomis tersebut ada di masa depan
3. Perusahaan/pemilik mempunyai hak (right) atas manfaat tersebut, dan tidak
perlu harus memilikinya.
4. Hak di atas diperoleh oleh perusahaan melalui suatu transaksi, baik di masa
lalu atau saat ini (jadi tidak bisa melalui transaksi di masa mendatang!).
1970-an : Sumber-daya ekonomi atau bukan? (Economic resources, or not?)
Economic resources of an enterprise that are recognized and measured in
conformity with generally accepted accounting principles…….. Assets also include
certain deferred charges that are not resources…..23
Penggunaan economic resources karena ia merupakan faktor yang jarang jumlah
(scarce) dengan nilai ekonomis.
1985 : Manfaat ekonomi masa depan yang mungkin (Probable future economic
benefits)24
Definisi aktiva dalam the Conceptual Framework in SFAC No. 6:
22
Moonitz, dan Sprouse, Accounting Research Study #3, 1962, halaman 20. 23
Accounting Principles Board, Statement No. 4, Basic Concepts and Accounting Principles Underlying Financial Statements of Business Enterprises, New York: AICPA, 1970, paragraph 132. 24
Evans, Thomas G., Accounting Theory, Contemporary Accounting Issues, Thomson South-Western, 2003, bab 10.
www.futurumcorfinan.com
Page 32
Assets are probable future economic benefits, rights to which have been acquired by
the enterprise as a result of some current or past transactions or events.
Ada tiga karakteristik yang penting dimana ketiga-tiganya harus ada supaya suatu
aktiva dapat diakui:
1. Probable future economic benefits in cash flows
Esensi dari suatu aktiva adalah mendatangkan manfaat ekonomis masa
depan atau potensi pelayanan (potential service) bagi perusahaan. Manfaat
spesifik akan memberikan kontribusi baik langsung maupun tidak langsung
kepada arus kas masuk perusahaan, baik secara sendiri-sendiri atau melalui
kombinasi dengan aktiva-aktiva yang lain.
Yang menjadi pertanyaan adalah apa yang dimaksud dengan “probable”.
Kata ini digunakan untuk menyampaikan pemahaman bahwa ada
ketidakpastian yang terkait dengan manfaat-manfaat tersebut. FASB sendiri
dalam Standard Dictionary Definition, mengartikan “probable” sebagai:
“reasonably expected or believed on the basis of available evidence or logic
but is neither certain nor proved25.”
Tidak ada arti yang lebih jelas, misalnya dengan probabilitas di atas 50%?
2. Controlled by the firm
Perusahaan telah memperoleh manfaat dan dapat mengendalikan akses
perusahaan lain terhadap manfaat tersebut. Perusahaan harus memiliki klaim
atas hak-hak atau pelayanan-pelayanan (services) tersebut dan dapat
mencegah pihak lain dari menggunakan aktiva tersebut atau membagi bagian
atas manfaat dengan pihak lain. Dengan kata lain, perusahaan tidak harus
secara legal memiliki suatu item untuk dapat memiliki kendali atas item
tersebut.
25
Financial Accounting Standards Board, Statement of Financial Accounting Concepts No. 6, “Elements of Financial Statements.” Norwalk, CT: Financial Accounting Standards Board, 1985, paragraph 26.
www.futurumcorfinan.com
Page 33
3. Past transaction or event has created the benefit
Aktiva timbul dari transaksi atau kejadian yang telah terjadi, atau
ditransaksikan. Jadi, terjadinya kejadian atau transaksi adalah “trigger” untuk
terjadinya pengakuan aktiva.
Dari ketiga karakteristik yang esensial di atas, karakteristik yang pertama
yaitu, adanya manfaat ekonomis di masa mendatang, adalah yang paling
penting, dan ini membawa kepada pembahasan lebih lanjut atas sifat dari
manfaat tersebut.
Darimana ia berasal dan dalam bentuk apa ia ada? Bagaimana kita dapat
yakin bahwa manfaat tersebut riil?
Sumber dan bukti dari manfaat
Untuk menekankan arti dari manfaat ekonomis masa depan, sumber dari
manfaat harus dipertimbangkan. Menurut SFAC No. 6, manfaat ekonomis
masa depan dari suatu aktiva dapat terwujud dalam 3 nilai berikut ini26:
1. Exchange value – perusahaan dapat menerima sesuatu untuk ditukarkan
untuk aktiva tersebut.
2. Production value – perusahaan dapat menggunakan aktiva tersebut
untuk memproduksi sesuatu yang mengandung nilai.
3. Acceptance value – perusahaan dapat menggunakan aktiva untuk
menyelesaikan kewajiban.
Bukti apa yang ada menunjukkan bahwa manfaat tersebut ada? Menurut
SFAC No. 6, bukti keberadaan manfaat dapat didasarkan pada tiga faktor27:
1. Market value – aktiva pada umumnya dibeli dan dijual di suatu pasar.
Aktiva dapat dibeli dan dijual secara individual atau dalam gabungan
dengan aktiva yang lain, yang biasanya disebut sebagai pembelian atau
penjualan gabungan (basket purchase or sale).
26
SFAC No. 6, paragraph 172. 27
SFAC No. 6, paragraph 173
www.futurumcorfinan.com
Page 34
2. Acceptability – aktiva dapat digunakan untuk menyelesaikan kewajiban
atau hutang; aktiva tersebut pada umumnya dapat diterima oleh kreditor
atau pemberi pinjaman untuk pembayaran hutang.
3. Productivity – aktiva tersebut dapat digunakan untuk memproduksi
barang dan jasa baik berwujud atau tidak berwujud, dengan nilai pasar
atau yang dapat diterima secara umum (common acceptability).
Schuetze’s concerns28
Salah satu kritik yang cukup menarik atas definisi aktiva SFAC No. 6 di atas, datang
dari W. Schuetze pada tahun 1993, yang kemudian menjadi kepala akuntansi SEC.
Dia memberikan kesimpulan bahwa definisi aktiva dalam SFAC No. 6 adalah “so
complex, abstract, so open-ended, so all-inclusive, and so vague that we cannot use
it to solve problems.” Lebih lanjut, ia menyamakan definisi tersebut sebagai “an
empty box. A large empty box. A large empty box with sideboards. Almost everything
or anything can fit into it.”
Dalam tulisannya, ia menyatakan kekuatiran dia bahwa definisi tidak secara jelas
membedakan antara aktiva dan biaya-biaya, yang dapat mengakibatkan bahwa
pengakuan suatu item sebagai aktiva, yang dapat juga dilihat sebagai biaya menurut
pihak lain. (Note : apakah suatu pembayaran royalti, sebetulnya pembagian biaya
yang disharing dengan licensee berupa pembayaran royalti? - terutama
perusahaan-perusahaan yang merugi, tetapi tetap membayar royalty?)
Schuetze menekankan pada adanya exchangeability dari suatu aktiva, dengan kata
lain, untuk dapat diperhitungkan sebagai aktiva, item tersebut harus dapat dijual
(secara terpisah) oleh perusahaan.
Apakah ini berarti kita harus mengatur bahwa royalty harus terkait dengan intangible
yang dapat dijual?
Masalah tertukarkan (exchangeability) sudah menjadi gagasan atau argumen yang
diajukan untuk memenuhi syarat sebagai aset, yaitu suatu sumber ekonomik harus
dapat dipertukarkan dengan sumber ekonomik lainnya. Syarat ini diajukan dengan
alasan bahwa manfaat ekonomik akan menjadi cukup pasti dan terukur kalau suatu
28
Schuetze, W. “What is an Asset?” Accounting Horizons (September 1993), halaman 66-70.
www.futurumcorfinan.com
Page 35
sumber ekonomik mempunyai daya atau nilai tukar. Dengan kata lain, manfaat
eknomik diturunkan dari daya tukar.
Syarat dan argumen ini disanggah karena manfaat ekonomik tidak hanya terletak
pada daya tukar tetapi juga dari daya guna suatu objek untuk produksi. Misalnya,
mesin mungkin sekali tidak mempunyai daya tukar tetapi dapat digunakan untuk
menghasilkan produk. Bahkan hamper sebagian besar aset manfaatnya didapat dari
penggunaan daripada dari pertukaran. Sebagaimana dikutip Kam (1990, halaman
107-108)29, Moonitz menyatakan bahwa “exchange does not make values, it merely
reveals them.”
Samuelson’s Concerns30
Richard Samuelson, seorang professor akuntansi, pada tahun 1996 menyatakan
bahwa, definisi aktiva mempunyai dua komponen fundamental:
1. Komponen ekonomi, yang mengakui karakteristik ekonomi atau teknis dari
aktiva, dan
2. Komponen hukum/legal, yang mengidentifikasi karakteristik legal atau
proprietary.
Dalam definisi FASB untuk aktiva, kedua komponen, ada, namun komponen
ekonomi lebih menonjol. Ini menimbulkan tiga kelemahan dalam definisi yang
membatasi kegunaan dalam setting standar akuntansi:
1. Definisi mencampur-adukan antara definisi aktiva dengan pengukuran aktiva.
2. Definisi mencampur-adukan antara ide waktu dengan mendefinisikan aktiva,
(yang adalah stocks), sebagai manfaat ekonomis di masa depan (yang
adalah flows). Pada umumnya, stocks adalah pada saat ini, sedangkan flows
terjadi di masa depan. Namun demikian, kedua hal tersebut dimasukkan
dalam definisi FASB mengenai aktiva.
3. Definisi menekankan komponen ekonomis di atas komponen legal.
29
Kam, Vernon, Accounting Theory, New York: John Wiley & Sons, 1990, halaman 107-108. 30
Samuelson, Richard, The Concept of Assets in Accounting Theory” Accounting Horizons (September 1996), halaman 147 – 157.
www.futurumcorfinan.com
Page 36
Apakah ini berarti bahwa penekanan pada kejadian masa depan, dimana tentu saja
ini tidak dapat diamati (observable), sehingga tidak dapat dikonfirmasi secara empiris
(empirically confirmed).
Apakah royalty dapat dikoreksi setelah beberapa tahun ke depan?
Beberapa hal terkait:
1. Probable
FASB mendefinisikan probable sebagai “that which can reasonably be
expected or believed on the basis of available evidence or logic but is neither
certain nor proved.31”
Amer dan teman-teman mendapatkan bahwa dalam sample sejumlah auditor
professional, sebagian besar menginterpretasikan bahwa kata probable akan
berarti adanya probabilitas sebesar 0.79 (mean) atau 0.80 (median)32.
Banyak pihak yang menginginkan bahwa kata probable dispesifikasi lebih
jelas, misalnya, dengan menyatakan bahwa itu berarti sekurang-kurangnya
65% kesempatan terjadinya.
2. Fokus definisi aktiva yang mengharuskan adanya transaksi atau kejadian
yang sudah terjadi.
Keharusan adanya suatu transaksi dalam definisi akan membatasi
perusahaan dari mengakui aktiva yang telah berkembang sepanjang waktu
tanpa adanya transaksi yang spesifik.
Misalnya, logo Nike mengalami peningkatan nilai disebabkan produk dan
pemasaran Nike, atau Mickey Mouse dan Donald Duck sekarang secara
universal diakui sebagai symbol Disney. Di sini tidak ada transaksi spesifik
yang telah terjadi.
31
Financial Accounting Standards Board, Statement of Financial Accounting Concepts No. 6, “Elements of Financial Statements. Norwalk, CT: Financial Accounting Standards Board, 1985, paragraph 25. 32
Amer dan teman-teman, sebagaimana dikutip dalam Johnson, T., dan Kimberly Petrone, The FASB Cases on Recognition and Measurement, Second Edition, Norwalk, CT: Financial Accounting Standards Board, 1995, halaman 85.
www.futurumcorfinan.com
Page 37
Terkait dengan biaya riset dan pengembangan (R&D), perusahaan-perusahaan
besar secara kontinyu berusaha untuk meningkatkan lini produk mereka,
mengembangkan produk-produk baru, meningkatkan metode manufaktur dan
mengembangkan fasilitas pabrikasi yang telah ditingkatkan. Biaya-biaya terkait
kegiatan R&D dapat merupakan biaya-biaya yang tidak akan pernah memberikan
manfaat di masa mendatang. Banyak akuntan melihat bahwa menentukan apakah
ketidakpastian di sekitar penentuan apakah biaya-biaya R&D akan memberikan
manfaat di masa mendatang dan kapan manfaat-manfaat itu akan terealisasi,
menjadi terlalu subyektif dan tidak dapat diandalkan.
SFAS No. 2 mewajibkan semua biaya-biaya R&D untuk dibebankan pada saat
terjadinya.
Untuk membedakan biaya-biaya R&D dari biaya-biaya lainnya, FASB memberikan
definisi sebagai berikut:
research is planned search or critical investigation aimed at discovery of
new knowledge with the hope that such knowledge will be useful in
developing a new product or service or new process or technique or in
bringing about a significant improvement to an existing product or process.
development is the translation of research findings or other knowledge
into a plan or design for a new product or process or for a significant
improvement to an existing product or process whether intended for sale or
use. It includes the conceptual formulation, design and testing of product
alternatives, construction of prototypes, and operation of pilot plants. It
does not include routine or periodic alterations to existing products,
production lines, manufacturing processes, and other ongoing operations
even though these alterations may represent improvements and it does not
include market research or market testing activities33.
Karena banyak biaya-biaya yang mempunyai karakteristik sama dengan biaya R&D,
FASB juga mencantumkan daftar aktivitas yang termasuk dan tidak termasuk di
dalam kategori biaya R&D sebagai berikut:
33
Financial Accounting Standards Board, Statement of Financial Accounting Standards No. 2, “Accounting for Research and Development Costs” (Stamford, CT: FASB, 1974) paragraph 8.
www.futurumcorfinan.com
Page 38
Kegiatan Riset dan Pengembangan Kegiatan yang bukan merupakan riset
dan pengembangan
Riset laboratorium yang ditujukan untuk
menemukan pengetahuan baru (new
knowledge)
Lanjutan engineering dalam tahap yang
awal dari kegiatan komersial
Mencari penerapan dari temuan riset
yang baru
Pengendalian kualitas selama produksi
komersial termasuk pengujian rutin
Penyusunan konseptual dan desain dari
produk yang mungkin atau alternatif
proses
Mengatasi gangguan (breakdown)
selama produksi
Pengujian dalam mencari atau evaluasi
alternative produk atau proses
Usaha-usaha rutin dan sedang
berlangsung untuk memperbaiki,
memperkaya, atau meningkatkan
kualitas suatu produk yang ada
Modifikasi desain suatu produk atau
suatu proses
Menyesuaikan suatu kapabilitas yang
ada ke dalam persyaratan tertentu atau
kebutuhan tertentu pelanggan
Desain, konstruksi, dan pengujian
prototype pre-produksi dan model
Perubahan design secara periodic
terhadap produk-produk yang ada
Desain peralatan, jigs, cetakan, dies
melibatkan teknologi baru
Desain rutin atas peralatan, jigs, cetakan,
dan dies
Desain, konstruksi, dan operasional dari
pabrik contoh (pilot plant) yang tidak
berguna untuk produksi komersial
Kegiatan, termasuk desain dan
konstruksi engineering, terkait dengan
konstruksi, relokasi, pengaturan ulang,
atau start-up fasilitas atau peralatan
Aktivitas engineering yang dibutuhkan
untuk memajukan desain suatu produk
memasuki tahap produksi
Ijin kerja atas aplikasi patent, penjualan,
lisensi, atau litigasi
IAS No. 38, “Intangible Assets” diterapkan kepada semua aktiva tidak berwujud yang
tidak diatur secara khusus oleh International Accounting Standards yang lain. IAS No.
38 secara khusus berlaku atas pengeluaran yang berhubungan dengan iklan,
pelatihan, start-up, dan kegiatan-kegiatan riset dan pengembangan (R&D).
www.futurumcorfinan.com
Page 39
Secara khusus, IAS No. 38 menunjukkan bahwa suatu aktiva tidak berwujud wajib
diakui mula-mula pada biaya perolehan (at cost), dalam laporan keuangan, jika ia
memenuhi 3 persyaratan :
1. Aktiva tersebut memenuhi definisi aktiva tidak berwujud. Terutama, terdapat
aktiva yang dapat diidentifikasi (identifiable) yang dikendalikan (controlled)
dan dapat secara jelas dibedakan (distinguishable) dari goodwill perusahan.
2. Adalah mungkin bahwa manfaat ekonomis di masa mendatang (future
economic benefits) yang timbul (attributable) dari aktiva tersebut akan
mengalir kepada perusahaan.
3. Biaya aktiva dapat diukur secara andal.
Persyaratan di atas berlaku apakah suatu aktiva tidak berwujud diperoleh secara
eksternal (externally acquired) atau dihasilkan secara internal (internally generated).
Jika suatu item intangible tidak memenuhi baik definisi maupun kriteria untuk
pengakuan aktiva tidak berwujud, biaya-biaya yang timbul akan dibebankan pada
laporan laba rugi. Semua pengeluaran atas riset akan dibiayakan langsung sebagai
beban tahun berjalan, dan intangible yang dihasilkan secara internal seperti goodwill
tidak dapat diakui sebagai aktiva (? - cek lagi).
Sesudah pengakuan awal dalam laporan keuangan, IAS No. 38 menunjukkan bahwa
suatu aktiva tidak berwujud wajib diukur menggunakan satu dari dua perlakuan:
1. Perlakuan benchmark : biaya historis dikurangi amortisasi dan kerugian
penurunan nilai.
2. Perlakuan alternative yang diperbolehkan : nilai revaluasi (berdasarkan nilai
wajar (fair value)) dikurangi amortisasi dan kerugian penurunan nilai
selanjutnya.
Perbedaan utama perlakuan revaluasi aktiva tetap sebagaimana diatur dalam IAS
No. 16, “_________________” adalah bahwa revaluasi aktiva tidak berwujud
diperbolehkan hanya jika nilai wajar dapat ditentukan dengan mengacu kepada
pasar aktif (active market), dan pasar aktif sendiri diharapkan jarang ditemukan
untuk aktiva tidak berwujud.
Apakah intangible atas mana royalti dibayar wajib tercatat di laporan keuangan
licensor?
www.futurumcorfinan.com
Page 40
Bagaimana kalau aktiva tersebut mengalami penurunan nilai, apakah ini berakibat
pada royalti? Mengingat IAS No. 39 (?) mewajibkan bahwa kerugian penurunan nilai
diakui untuk aktiva keuangan (?) yang nilai yang dapat dipulihkan (recoverable
amount) kurang dari nilai tercatat (carrying amount).
Contoh:
A Ltd. di Negara AAA berhasil me-paten-kan (?) karton plastik, yang telah diproduksi
dan dipasarkan untuk 5 tahun dan menghasilkan laba. Paten yang satu mencakup
proses produksi dan paten yang lain mencakup produk yang terkait.
Paten tersebut mewakili terobosan yang signifikan dalam industry dalam 20 tahun
terakhir. Produk-produk yang dihasilkan telah dipasarkan menggunakan trademark
teregistrasi (registered trademark) menggunakan nama Technoc, Bauxnoc dan
Dealnoc.
Lisensi atas paten tersebut telah diberikan ke beberapa pabrikan di berbagai negara
dan A Ltd. memperoleh royalti yang besar dari lisensi tersebut.
Apakah paten dapat dicatat menggunakan metode “discounted value of expected net
royalty receipts” (metode nilai diskonto dari penerimaan royalti bersih)?
Paten tidak dapat dicatat menggunakan metode di atas, dengan demikian, royalti
tidak dapat dikaitkan dengan pencatatan? Dapat dalam konteks untuk transfer?
Definisi aktiva
Ketika akuntan telah memastikan bahwa suatu aktiva telah diakui berdasarkan
definisi di atas, isu berikutnya adalah bagaimana menilai aktiva tersebut.
Model-model valuasi
Sejalan waktu, dua model (school of thoughts) valuasi yang berbeda, mengenai nilai
apa yang akan diasosiasikan dengan suatu aktiva telah berkembang, yaitu:
1. Model input
2. Model output
Model Input
Model input mendukung penilaian aktiva yang mencerminkan ukuran jumlah
pembayaran yang digunakan atau penting untuk memperoleh aktiva (misalnya, untuk
mencerminkan harga input atau akuisisi).
www.futurumcorfinan.com
Page 41
Dua pendekatan untuk menerapkan model input adalah sebagai berikut:
Biaya historis
Aktiva dinilai pada harga original yang perusahaan bayar untuk memperoleh
aktiva pada transaksi atau pertukaran berdasarkan prinsip kewajaran dan
kelaziman usaha (arm’s-length). Pada umumnya, nilai awal terkait dengan
aktiva tidak berubah sampai aktiva tersebut dilepas (disposed) atau
dikeluarkan (removed) dari perusahaan. Keunggulan yang utama terhadap
pendekatan ini adalah bahwa ia obyektif, dapat diperiksa dan mencerminkan
nilai perolehan kepada perusahaan. Kelemahannya adalah bahwa biaya
dapat menjadi outdated seiring dengan perubahan di pasar untuk aktiva.
Replacement cost atau current cost
Aktiva dinilai menurut apa yang diperlukan hari ini untuk memperoleh aktiva
atau jasa tersebut. Keunggulan pendekatan ini adalah ia mencerminkan
ukuran terbaik dari nilai kini untuk perusahaan.
Model Output
Model output mendukung konsep penilaian didasarkan nilai pertukaran atau konversi
yang mencerminkan ukuran pembayaran yang akan diterima di masa mendatang
dari aktiva. Pendekatan ini mem-fokuskan pada manfaat yang terkait dengan aktiva.
Empat pendekatan yang dapat diimplementasikan:
Nilai kini (present value)
Pendekatan ini menilai aktiva pada nilai kini dari penerimaan arus kas di
masa mendatang yang terkait dengannya. Ia mencerminkan penyederhanaan
(abstraksi) yang berguna, tetapi sering tidak praktis untuk banyak aktiva34.
Current Selling Price
Pendekatan ini menilai aktiva pada harga dimana aktiva tersebut pada saat
ini ditawarkan di pasar. Jika nilai jual dikurangi untuk biaya menyelesaikan
34
SFAC No. 7, “Using Cash Flow Information and Present Value in Accounting Measurements.” SFAC No. 7 memberikan prinsip umum mengenai penggunaan nilai kini dalam akuntansi, terutama pada saat ketidakpastian ada, dan pemahaman yang umum mengenai tujuan penggunaan nilai kini sebagai pengukur akuntansi.
www.futurumcorfinan.com
Page 42
penjualan, ini akan dinamakan current net realizable value. Namun demikian,
current selling price hanya berlaku untuk aktiva-aktiva yang akan dijual (held
for sale) atau ditawarkan di pasar. Pendekatan ini bermanfaat karena ia
mempunyai fokus ke depan (future focus). Current selling price hanya relevan
kalau aktiva tersebut tidak akan dimiliki atau dikendalikan sampai dengan
masa akhirnya(?).
Liquidation Value
Pendekatan ini mengukur aktiva berdasarkan pada apa yang perusahaan
dapat terima dari penjualan yang dipaksakan (forced sale) pada harga yang
lebih rendah dari harga pasar. Harga ini dapat jadi tidak relevan bagi
perusahaan-perusahaan yang memiliki kelangsungan usaha (going
concerns).
Expected Value
Johnson dan teman-teman menyarankan penggunaan nilai yang diharapkan
dalam akuntansi untuk memenuhi tujuan penyediaan informasi yang berguna
tentang jumlah, timing, dan ketidakpastian dari arus kas bersih prospektif
dalam beberapa situasi35.
Nilai yang diharapkan mempertimbangkan semua hasil yang mungkin terkait dengan
kejadian dan memberikan bobot pada masing-masing kejadian berdasarkan
probabilitas terjadinya. Pendekatan ini tidak sering digunakan dalam akuntansi.
Apakah adanya pasar sekunder akan mempengaruhi jawaban?
Jawabannya adalah tidak. Kecuali aktiva dibeli untuk dijual lagi di pasar sekunder,
adanya harga di pasar sekunder tidak relevan dalam situasi ini karena tujuannya
bukan untuk dijual kembali (resell). Keberadaan nilai pasar tidak dengan sendirinya
menyebabkan sesuatu itu menjadi aktiva.
Probabilitas adalah juga kata kunci, jika tingkat probabilitas-nya sedemikian rendah,
maka dapat juga diartikan bahwa tidak tepat untuk menilai aktiva pada harga yang
lebih tinggi dari nihil.
35
Johnson, T., Barry Robbins, Robert Swieringa, dan Roman Weil, “Expected Values in Financial Reporting.” Accounting Horisons (December 1993): hal 77-90.
www.futurumcorfinan.com
Page 43
Kalau ada perbandingan harga:
1. Biaya historis (US$150)
2. Current selling price di pasar sekunder (nilai pasar wajar) US$90
3. Nilai yang diharapkan US$100 (probabilitas x hadiah utama)
4. Tidak ada nilai, nihil
Kalau diasumsikan aktiva akan dimiliki/dikendalikan hingga masa akhirnya, maka
ada dua kemungkinan, hadiah utama atau nihil.
Nilai yang diharapkan dapat merupakan pilihan yang dipertimbangkan karena ia
memperhitungkan jumlah yang diharapkan dari hasil arus kas dan probabilitas setiap
outcome dapat ditentukan secara andal (masukkan contoh perhitungan nilai yang
diharapkan). Apakah probabilitas dapat ditentukan secara andal atau akurat?
Kalau ya dan fokus memang ke depan (future focus) maka nilai yang diharapkan
layak diperhitungkan.
INTM467200 - Establishing the arm's length price: gathering your own evidence -
Discounted cash flow models
Introduction
“A discounted cash flow model is one of the many ways in which third parties might
attempt to value intangible property”.
(terjemahan bebas: Model DCF adalah satu dari banyak cara dimana pihak ketiga
berusaha untuk menilai aktiva tidak berwujud.)
Dalam dunia komersial, metode yang sangat umum dalam menilai merek (brands)
adalah menggunakan model matematis untuk menghitung alir pendapatan yang
dapat diharapkan dari eksploitasi brand. Model ini sering digunakan untuk mencoba
menilai brand untuk tujuan penjualan (outright sale), angka yang dihasilkan wajib
memperhitungkan nilai uang sepanjang waktu (time value of money).
Contoh, Bodgit & Scarper (Plastic Tat) telah memproduksi dan menjual model rel
kereta api selama tahunan. Aktivitas tersebut selalu membawa keuntungan bagi
divisi perusahaan, tetapi, untuk mengumpulkan dana untuk membiayai suatu new
venture, diputuskan untuk menjual divisi model rel kereta. Perusahaan mengestimasi
bahwa divisi akan memproduksi laba yang tetap sebesar £10 million selama 10
tahun ke depan. Dengan demikian perusahaan akan melepaskan arus laba sebesar
www.futurumcorfinan.com
Page 44
£100 million. Namun demikian, £10 juta yang diperoleh di tahun 1 akan lebih
berharga daripada £10 juta di tahun 10. Dengan mengestimasi bahwa £10juta tahun
depan berharga 5% lebih rendah daripada £10juta tahun ini, dan berikutnya, estimasi
dari nilai kini bersih £100juta adalah £77juta.
Kalkulasi ini dapat dilakukan menggunakan model DCF, juga dikenal sebagai model
NPV. Selain menilai brands, model DCF juga dapat digunakan untuk menghitung
royalti yang terhutang berdasarkan perjanjian lisensi.
Bagian berikut ini membicarakan bagaimana model DCF dapat digunakan dan
dihitung dan mempertimbangkan juga kerugian dari menggunakan model ini.
Informasi yang digunakan untuk menyusun model DCF
Dasar model DCF adalah product line laporan laba rugi untuk brand atau produk36.
Metode ini dapat digunakan untuk produk atau brand single atau a basket products
asalkan produknya sama.
Model menggunakan :
Proyeksi penjualan
Biaya-biaya yang terkait
Informasi di-supply oleh perusahaan (?)
Berdasarkan informasi yang tersedia pada saat perjanjian lisensi diberikan
Model dibangun di sekitar product line income statement yang memperhitungkan
semua kegiatan untuk memproduksi suatu produk, termasuk biaya-biaya terkait:
• Bahan baku
• Biaya produksi
• Pemasaran dan promosi
• Penjualan
• Distribusi
• Administrasi
• Biaya-biaya R&D yang dikeluarkan terkait langsung dengan produk
36
see INTM467160 on product line income statements
www.futurumcorfinan.com
Page 45
Biaya-biaya untuk menemukan dan mengembangkan produk pada umumnya tidak
dimasukkan.
Secara alternative, model dapat juga berfokus pada satu aktivitas (katakan
manufaktur atau distribusi), mengalokasikan biaya-biaya dan laba yang dapat di-
atribusikan pada aktivitas lain, menggunakan metode-metode OECD misalnya resale
minus atau cost plus.
Lamanya perjanjian lisensi
Tidak ada periode minimum untuk perjanjian lisensi dimana model DCF dapat
digunakan untuk menentukan tarif royalti. Tentu saja, semakin panjang periode yang
dicakup oleh model, proyeksi penjualan dan biaya-biaya menjadi lebih terbuka untuk
dipertanyakan. Namun demikian, model DCF menjadi lebih berat ke tahun-tahun
awal, supaya proyeksi menjadi lebih andal.
Misalkan, mempertimbangkan perjanjian lisensi untuk 10 tahun diproyeksikan untuk
menghasilkan £10juta laba setiap tahun. Total laba selama periode 10 tahun adalah
£100 juta. Namun demikian, tarif diskon 10%, nilai kini bersih adalah £61.45juta.
Jika laba tahun untuk tahun 5-10 diperkirakan £12juta, maka total laba untuk periode
10 tahun £110juta, tetapi nilai kini bersih adalah hanya £66.15juta.
Untuk produk baru, atau brand yang ada sedang diluncurkan di pasar baru, akan
menjadi pertanyaan apakah suatu perjanjian lisensi yang panjang akan diberikan,
tanpa suatu break clause.
Masalah dengan tarif royalti yang sama
Model DCF didesign untuk memberikan tarif royalti yang sama sepanjang periode
model. Tapi pada umumnya, produk atau brand baru membutuhkan promosi awal
yang lebih tinggi dan usaha-usaha/pengeluaran pemasaran dan laba kemungkinan
akan rendah atau bahkan tidak ada pada tahun-tahun awal. Berdasarkan prinsip
kewajaran (kesebandingan) dan kelaziman usaha, tidak realistis untuk
mengharapkan royalti untuk dibayar selama fase start-up.
Jika model ini di-split, kemungkinan bahwa unsur untuk tahun-tahun pertama, akan
menunjukkan royalti yang minimal atau bahkan tidak ada, dan unsur untuk tahun-
tahun berikutnya akan menunjukkan tarif yang sedikit lebih tinggi daripada tarif yang
www.futurumcorfinan.com
Page 46
seragam. Ini akan menggambarkan apa yang akan terjadi berdasarkan prinsip
kewajaran dan kelaziman usaha. Secara keseluruhan licensor dan licensee
seharusnya memperoleh alokasi laba yang sama – licensor akan mendapat
bagiannya sedikit lebih lama dalam siklus perjanjian lisensi.
Mengalokasikan laba
Menggunakan model DCF akan memberikan kita suatu nilai untuk suatu brand,
basket produk, berdasarkan laba yang kemungkinan akan dihasilkan. Bagian yang
lebih sulit adalah mengupayakan bagaimana laba seharusnya dialokasikan (at arm’s-
length?)
Umpamakan dimana suatu perusahaan induk memberikan suatu lisensi 10 tahun
kepada suatu anak perusahaan berbasiskan di Singapura untuk memproduksi dan
menjual suatu obat baru. Obat ini ditemukan oleh perusahaan induk. Pekerjaan
pengembangan dilakukan oleh perusahaan induk dan dua anak perusahaan di
Perancis dan Amerika Serikat. Bahan aktif obat diproduksi di Singapura dan
kemudian dijual kepada perusahaan grup berbasis di Swiss. Perusahaan Swiss
kemudian menjual bahan aktif kepada perusahaan distributor grup yang melakukan
produksi sekunder (mengubah bahan aktif menjadi tablet) dan kemudian menjual
obat tersebut.
Model DCF akan menghasilkan laba system untuk obat. Laba butuh untuk
dialokasikan di antara:
• Perusahaan induk (sebagai licensor)
• Anak perusahaan Amerika Serikat dan Perancis (untuk bagian mereka dalam
mengembangkan obat)
• Anak perusahaan Singapore (untuk melaksanakan produksi primer)
• Anak perusahaan Swiss (untuk acting sebagai clearing house)
• Distributor group (untuk melaksanakan produksi dan distribusi sekunder)
Perusahaan induk harus dialokasikan pada an arm’s length profit.
Secara praktik, prinsip-prinsip yang sama perlu diterapkan sama seperti
menggunakan metode profit-split.
(see INTM467160).
www.futurumcorfinan.com
Page 47
Reservasi OECD
The OECD Transfer Pricing Guidelines mempertimbangkan model DCF mungkin
berguna dalam situasi start-up, dimana proyeksi dapat diestimasi dengan tingkat
kepastian yang wajar. Mereka mengingatkan bahwa angka diskonto, yang harus
sama dengan apa yang pihak ketiga akan setuju, akan membantu seberapa andal
model tersebut. Premi resiko industry-wide digunakan untuk menghitung angka
diskonto, adalah industry-wide. Mereka tidak membedakan antara perusahaan-
perusahaan yang berbeda, apalagi segmen –segmen bisnis. Guideline juga
memperingatkan bahwa kita akan dapat menemukan masalah-masalah dalam
mengestimasi timing relative penerimaan yang akan dimasukkan ke dalam model.
The OECD Transfer Pricing Guidelines menganjurkan bahwa model DCF
seharusnya digunakan dengan hati-hati, dan seharusnya ditambah kalau mungkin
dengan informasi yang diperoleh dari metode yang lain.
Secara khusus NPV yang dimaksud adalah NPV yang ada digunakan dalam formula
EXCEL.
Perhitungan dilakukan dengan mengambil nilai sebagai snap shot pada akhir tahun.
Dalam ringkasan berikut ini dari spreadsheet Excel, kalkulasi memperlakukan
penjualan dan harga pokok penjualan untuk setiap tahun jatuh pada akhir tahun. Ini
akan memberikan gambaran yang terdistorsi, karena penjualan dan harga pokok
penjualan terjadi sepanjang waktu dalam tahun bersangkutan, dan tidak hanya pada
satu hari pada akhir tahun.
A B C D E F G H I
1 NPV 2000 2001 2002 2003 2004 2005
2 £’m £’m £’m £’m £’m £’m £’m
3
4 Sales 417 10.0 30.0 80.0 150.0 165.0 210.0
5 Cost of
sales -137 -4.4 -13.2 -30.8 -48.2 -53.0 -59.4
6 Gross profit 280 5.6 16.8 49.2 101.8 112.0 150.6
www.futurumcorfinan.com
Page 48
Metode alternative adalah nilai jatuh pada awal tahun
A B C D E F G H I
1 NPV 2000 2001 2002 2003 2004 2005
2 £’m £’m £’m £’m £’m £’m £’m
3
4 Sales 459 10.0 30.0 80.0 150.0 165.0 210.0
5 Cost of
sales -151 -4.4 -13.2 -30.8 -48.2 -53.0 -59.4
6 Gross profit 308 5.6 16.8 49.2 101.8 112.0 150.6
Bagaimanapun juga, ini tidak memiliki pengaruh yang besar pada tarif royalti
menggunakan model ini.
Untuk lebih tepat, rata-rata dari kedua hasil dapat dihitung, dimana penjualan dan
beban pokok penjualan terjadi secara merata sepanjang tahun.
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi model DCF
Suatu model DCF seharusnya mendapat pemeriksaan dan penilaian yang tinggi.
Faktor-faktor ini adalah mereka yang perlu direview secara seksama, walaupun
secara individual, perubahannya hanya mempengaruhi sebagian kecil dari tarif
royalti. Namun secara bersama-sama, pengaruh dapat signifikan terhadap tarif
royalti.
1. Satu dari dua faktor kunci adalah keterandalan dari angka-angka yang
dimasukkan ke dalam model. Angka-angka yang digunakan adalah proyeksi yang
diperoleh dari informasi contemporaneous, dan tidak berdasarkan hasil aktual. Jadi
perlu kita lihat bagaimana data prime tersebut dihasilkan/diambil? Apakah angka
proyeksi yang digunakan sebetulnya disusun untuk tujuan lain – jika ya, bagaimana
mereka dibandingkan dengan angka proyeksi yang digunakan dalam model? Asumsi
dan estimasi apa yang telah dibuat dan berdasarkan basis apa? Walaupun kita
seharusnya tidak menggunakan “hindsight”, namun adanya hasil aktual yang
www.futurumcorfinan.com
Page 49
berbeda secara signifikan dibandingkan dengan hasil proyeksi memberikan
gambaran bahwa proyeksi tidak terlalu robust.
2. Tujuan model adalah menghasilkan nilai kini bersih dari laba yang diharapkan dan
kemudian menghitung tarif royalti berdasarkan pada proporsi dari laba tersebut.
Laba apa yang akan dihitung oleh model tersebut? Laba dari operasi, laba sebelum
pajak atau laba sesudah pajak? Target terbaik ketika menggunakan model DCF
untuk menilai property tak berwujud adalah laba dari operasi. At arm’s length,
berdasarkan prinsip kewajaran dan kelaziman usaha, licensor dan licensee tidak
akan memperhitungkan posisi perpajakan masing-masing pihak. Laba sebelum
pajak memperhitungkan biaya bunga, item exceptional dan extraordinary.
Menggunakan laba sesudah pajak berarti mengestimasi pajak untuk semua pihak
yang terlibat. Ini dapat mengarah pada masalah lebih dari satu variable – dimana
merubah tarif royalti (variable utama) juga akan merubah pajak, menimbulkan
variable yang lain. Memperhitungkan pajak terhutang oleh licensor juga dapat
menimbulkan masalah (maksudnya apa?). Tidak merupakan hal sederhana dengan
hanya memasukkan pajak terhutang sebagai unsur biaya dalam model.
3. Faktor kunci ke-dua adalah mengalokasikan nilai kini bersih dari laba yang
diantisipasi kepada pihak-pihak yang terlibat. Prinsip-prinsip untuk mengalokasi laba
dalam model DCF adalah sama seperti mengalokasikan laba menggunakan model
profit-split37
4. Merubah angka diskonto akan mempunyai pengaruh pada model. Diskonto
dirancang untuk meng-counter dua faktor: inflasi dan premi resiko. Premi resiko
untuk brand yang sangat popular, dengan jejak rekam penjualan yang kuat, akan
relatif rendah. Untuk produk baru, atau obat baru yang belum memperoleh
persetujuan dari badan berwenang dan membutuhkan lebih banyak pengujian, premi
resiko akan lebih tinggi. Analis bisnis menggunakan angka diskonto benchmark
ketika menyusun model peramalan/forecasting. Penilaian Aktiva dan Saham memiliki
beberapa pengalaman dalam menggunakan angka diskonto dan akan dapat
memberikan masukan mengenai tarif diskonto yang akan digunakan dalam industry
tertentu. (Perhatikan OECD Reservation di atas)
37
lihat INTM467160
www.futurumcorfinan.com
Page 50
5. Jumlah tahun yang dimasukkan dalam model turut mempengaruhi tarif royalti.
Dalam banyak kasus, lamanya perjanjian lisensi akan menentukan berapa tahun
yang akan digunakan dalam model. Ada situasi dimana meskipun hak atas suatu
produk atau brand dijual kepada afiliasi, suatu penjualan outright tidak akan terjadi
berdasarkan prinsip kewajaran dan kelaziman usaha (at arms’-length) dan
sebaliknya, perjanjian lisensi akan diberikan. Dalam kasus ini, jumlah tahun yang
dimasukkan dalam model akan diperhitungkan secara seksama. Faktor-faktor seperti
lamanya perjanjian lisensi yang dapat diperbandingkan, atau berakhirnya paten
kunci akan mempengaruhi jumlah tahun yang akan dimasukkan ke dalam model.
6. You may on occasion see very complicated models which include adjustments to
balance sheet assets and liabilities such as stock, capital expenditure, debtors and
creditors. You need to ensure that such models do not include elements of double
counting, such as including both capital expenditure and depreciation of fixed assets.
INTM467210 - Establishing the arm's length price: gathering your own evidence
- Franchise models
Menetapkan tingkat imbal hasil arm’s length untuk memberikan hak menggunakan
intangible yang berharga adalah sesuatu exercise yang kompleks. Mendapatkan
data pembanding biasanya sulit. Perusahaan-perusahaan akan kadang-kadang
menggunakan perjanjian franchise untuk mendukung tingkat royalti dalam situasi ini.
Informasi mengenai perjanjian franchise lebih tersedia.
Franchise adalah umum di dunia retail, terutama dalam sector fast food. McDonald’s
dan Burger King adalah dua dari franchise dunia yang sangat terkenal. Di luar sector
ritel, franchise kurang dikenal meskipun beberapa bisnis di sector jasa menggunakan
franchise.
Perjanjian franchise akan berlaku untuk beberapa tahun. Sebagai imbalan atas
pembayaran teratur, franchisee akan menggunakan nama bisnis dan kemungkinan
akan diberikan fasilitas pengadaan untuk barang dan jasa untuk mendukung
franchise. Fee umumnya terdiri dari dua unsur:
turnover fee untuk penggunaan brand
turnover fee untuk jasa yang disentralisasi (utamanya adalah iklan dan
promosi)
www.futurumcorfinan.com
Page 51
Perjanjian franchise untuk brand global yang terkenal, franchisee akan membayar
fee tahunan terdiri dari jumlah untuk nama dan jumlah untuk jasa. Dalam sebuah
franchise, perusahaan membeli sebuah model bisnis yang sudah ada dan teruji.
Resiko untuk usaha bisnis yang baru harusnya lebih rendah – karena yang lain
sudah ada di sana sebelumnya dan menunjukkan bahwa model bisnisnya baik.
Semakin sukses suatu franchise, semakin pengakuan yang ada, semakin tinggi fee
franchisee kemungkinan harus membayar.
Beberapa perbedaan antara pengaturan franchising dengan pengaturan licensing:
• Perjanjian lisensi adalah bukan perjanjian franchise. Masing-masing menawarkan
hak-hak yang berbeda dan tipe yang berbeda dari hubungan dagang.
• Kasus transfer pricing akan melibatkan tarif royalti untuk bisnis start-up. Biasanya
brand atau produk sedang diluncurkan dalam suatu pasar yang baru. Tidak terdapat
bisnis yang terbukti yang telah membangun pengakuan brand.
• Bisnis franchise bekerja pada konsep dengan banyak franchisee, masing-masing
memegang satu outlet dan mencakup suatu area. Licensee beroperasi dengan cara
yang seluruhnya berbeda, yang mungkin mencakup satu negara dan mengeluarkan
tipe-tipe biaya yang berbeda.
Harus melihat fakta-fakta jika persyaratan di antara pihak-pihak yang terkait sama
dengan perjanjian atau pengaturan franchise dimana sebetulnya merupakan lisensi
penuh yang telah disetujui, karena ini akan mempengaruhi harga arm’s-length.
INTM467160 - Establishing the arm's length price: gathering your own evidence -
Establishing an arm’s length price for valuable intangible property
Menetapkan harga arm’s length untuk transaksi-transaksi yang melibatkan
intangibles adalah sulit. Terdapat beberapa point yang harus dipertimbangkan:
Is the intangible property actually worth anything?
Is the company name worth anything?
OECD Transfer Pricing Guidelines - comments on valuation of intangibles
Establishing an arm's length price when the intangibles are owned by someone else
Marketing of branded goods
www.futurumcorfinan.com
Page 52
Example involving sale of branded products
Product line income statements
Profit split method
Profit split - variations
Does the cost of the intangibles affect the value of the intangibles?
The reward for marketing intangibles
Bundles of intangible property
Is the intangible property actually worth anything?
Semua bisnis memiliki property, yang dapat mengambil banyak bentuk. Beberapa
dari mereka sangat berharga, seperti obat baru yang dapat efektif menyembuhkan
kondisi medis yang sebelumnya tidak dapat ditangani, atau brand name yang
bernilai seperti Coca Cola. Beberapa property tidak berwujud dapat menjadi tidak
berharga. Beberapa property tidak berwujud pernah adalah revolusioner dan sangat
berharga, tetapi sekarang hanya memiliki nilai yang keci, seperti teknologi yang
digunakan untuk membuat mesin video Betamax.
Tipe yang berbeda-beda untuk intangibles dipertimbangkan lebih detil dalam
INTM464070.
Penilaian intangibles adalah area yang sulit. Dimulai dengan mempertimbangkan
point fundamental sebagai berikut:
• Pembayaran untuk apa? Apa yang dibayar?
• Apakah mungkin item-item ini dibayar pada arm’s-length?
• Mengapa suatu pihak independen membayar jumlah ini?
• Bagaimana jumlah yang dibayar mempengaruhi tingkat laba yang akan dinikmati
oleh masing-masing pihak?
• Apakah tingkat laba yang accruing untuk masing-masing pihak adalah apa yang
kita harapkan lihat di antara pihak-pihak independen?
• Apakah perusahaan membayar sesuatu yang telah ia tolong ciptakan pada tempat
pertama?
Pertimbangkan beberapa contoh tipe-tipe property tidak berwujud yang berbeda-
www.futurumcorfinan.com
Page 53
beda dan pengeluaran yang dapat menciptakan suatu intangible yang pihak
independen akan atau tidak akan siap untuk membayar untuk menggunakan:
• Brand yang mempunyai pengakuan widespread yang dapat menghasilkan baik
volume penjualan dan harga premi.
• Paten yang akan memberikan hak eksklusif untuk mengeksploitasi proses atau
ciptaan tertentu untuk periode tertentu. Ini dapat mengarah ke obat bar dengan tidak
ada competitor, atau mungkin widget dalam suatu kaleng bir untuk memproduksi
efek bahwa itu telah ditarik dari suatu pompa. Selama periode proteksi paten,
perusahaan dapat memasarkan produk dengan mengetahui bahwa tidak terdapat
kompetitor langsung dalam pasar-pasar utama. Perusahaan dapat menghasilkan
baik volume penjualan dan dapat menentukan harga yang tinggi.
• Perusahaan multinasional yang besar dengan sejumlah toko retail di sejumlah
negara mendirikan anak perusahaan di Inggris (dimana tidak ada kehadiran
sebelumnya), dimana kemudian mendirikan toko retail di seluruh negara. Grup
menjual serangkaian kecil produk-nya sendiri, tetapi utamanya menjual barang-
barang yang memiliki brand. Perusahaan induk membebankan anak perusahan
royalti untuk menggunakan nama grup. Berdasarkan prinsip kewajaran dan
kelaziman usaha, suatu perusahaan tidak akan membayar untuk penggunaan suatu
nama yang tidak memiliki atau pengakuan yang kecil dalam Inggris.
• Suatu system komputer bespoke untuk suatu grup membantu melancarkan dan
merasionalisasi aktivitas bisnis. Sementara ia dapat memberikan manfaat berwujud
kepada anggota-anggota grup, pengeluaran tidak dengan sendirinya menciptakan
aktiva tidak berwujud yang pihak independen akan membayar suatu royalti. Suatu
pembebanan kembali (re-charge) dari biaya-biaya untuk komissioning system dari
kontraktor (independen) akan lebih tepat.
• Suatu perusahaan menggunakan sejumlah konsultan untuk memberikan masukan
untuk menetapkan tema keseluruhan dan set of values dengan mana perusahaan
dan karyawannya akan ber-operasi, baik secara internal dan dengan pelanggannya.
Sementara ini dapat memiliki beberapa manfaat tidak langsung, akan sangat sulit
untuk mencoba dan menempatkan nilai pada suatu intangibles yang diciptakan.
Akankah pihak ketiga akan membayar untuk semacam intangible?
Akan terdapat situasi dimana meskipun suatu aktiva tidak berwujud mungkin
diidentifikasi, sangat tidak mungkin bahwa seseorang akan menginginkan membayar
itu. Sebagai alternative, sebagian grup akan memiliki intangibles yang ada demikian
penting kepada bisnis bahwa mereka tidak akan dilisensikan, or jika mereka akan
www.futurumcorfinan.com
Page 54
dilisensikan pada prinsip kewajaran dan kelaziman usaha, bentuk lisensi akan
ditandai berbeda.
Apakah nama perusahaan berharga sesuatu?
Kadang-kadang ditemui pembebanan atas penggunaan nama perusahaan.
Mula-mula harus di-identifikasi nama perusahaan dan/atau logo dan brand dimiliki
oleh perusahaan tersebut. Suatu perusahaan mungkin memiliki serangkaian besar
brand. Suatu brand biasanya terdiri dari produk (jasa) itu sendiri, brand name
bersama-sama dengan logo atau trademark yang terkait dan “packaging” untuk
brand (misalnya, suatu produk minimum dapat disajikan dalam suatu model botol
tertentu). Brand dapat tidak memiliki nilai yang segera terlihat jelas terkait dengan
suatu perusahaan. Suatu brand yang diperkenalkan kepada suatu pasar baru dapat
tidak memiliki nilai, bahkan jika itu terkenal di negara lain.
Secara kontras, suatu perusahaan dapat mempromosikan jasa atau produknya
secara dominan dengan menggunakan nama dan logo perusahaan atau mungkin
mempromosikan brand predominant melalui penggunaan nama dan logo.
Perusahaan multinasional mengembangkan nama dan reputasi mereka melalui
berbagai cara. Mungkin melalui kualitas tinggi yang eksepsional dari produk MNE
dapat membuat dan menjual – pelanggan akan memiliki suatu persepsi bahwa
apapun perusahaan memproduksi, akan memiliki kualitas yang tinggi dan bernilai
untuk dibayar lebih. MNE mungkin telah mengembangkan suatu monopoli atau
menguasai proporsi yang signifikan dari pasar, dan dengan demikian, dapat
membebankan harga yang tinggi untuk produk atau jasanya. Sebagai alternative,
MNE dapat melakukan investasi tinggi pada pemasaran, sehingga pelanggan dapat
mengasosiasikan mereka dengan produk atau jasa tertentu.
Selalu memperhatikan untuk mengklasifikasi kegiatan apa yang menghasilkan laba:
pemasaran atau kualitas innate produk. Ini akan mengarah kepada pandangan apa
imbalan arm’s length untuk kegiatan ini akan menjadi.
Siapa pelanggan akan mencerminkan mengapa suatu brand memiliki nilai. Brand
konsumen dan nama perusahaan pada umumnya dipromosikan untuk menarik
pelanggan “high street”. Suatu organisasi komersial pada sisi lainnya mungkin tidak
tertarik – mereka akan berkonsentrasi pada produk atau jasa yang sedang dijual
kepada mereka. Perusahaan associated hanya akan dibebankan untuk penggunaan
nama perusahaan jika perusahaan dapat mendemonstrasikan bahwa nama
www.futurumcorfinan.com
Page 55
menambah nilai, apakah membebankan harga premi atau dapat mengamankan
keuntungan tertentu dalam memperoleh dan mempertahankan pangsa pasar. Harus
dipertimbangkan apakah suatu beban/charge dapat ada dari perspektif pengguna
nama, juga pemilik.
Ini dapat ditunjukkan dalam suatu kasus dimana terdapat marketing intangibles
terkait dan manfaat bisnis yang jelas yang dikaitkan dengan nama, dan produk
secara jelas memiliki nama atau logo perusahaan.
Dalam beberapa kasus, suatu beban/charge tidak akan tepat karena suatu
perusahaan associated semata-mata memperoleh manfaat incidental menjadi milik
satu MNE besar. Dalam kasus yang lain, terdapat isu-isu legal yang terkait dengan
kepemilikan suatu nama dan/atau logo. Jika untuk contohnya, anak perusahaan dari
MNE besar telah menggunakan nama dan logo perusahaan untuk 20 tahun, dan
suatu beban/charge kemudian diperkenalkan, mungkin bahwa jika pihak-pihak
adalah independen, anak perusahaan akan menantang pembayaran manapun.
Sebagai alternatif, nilai nama yang telah dibangun oleh usaha-usaha anak
perusahaan.
Jika suatu beban/charge tepat, periksa apakah tidak terdapat pembebanan/charge
untuk nama melalui transfer price barang atau jasa.
OECD Transfer Pricing Guidelines - comments on valuation of intangibles
The OECD Transfer Pricing Guidelines mendedikasikan satu bab lengkap untuk
intangibles (Bab 6), mengakui bahwa transaksi-transaksi yang melibatkan intangibles
adalah sulit untuk dinilai buat tujuan perpajakan. Disamping melihat tipe yang
berbeda-beda atas property yang tidak berwujud, Guideline juga menawarkan
nasehat untuk bagaimana menetapkan harga arm’s length pada transaksi-transaksi
yang melibatkan intangibles.
Guideline menyatakan bahwa harus diperhitungkan kedua belah pihak atas transaksi.
Menerapkan prinsip arm’s length kepada pemilik intangible berarti melihat harga
pihak independen akan bersedia menerima untuk melaksanakan transaksi. Dari
sudut pandang pihak yang membayar untuk menggunakan intangibles, pihak
independen yang bertindah pada arm’s length akan memperhitungkan nilai dan
kegunaan dari intangibles untuk bisnis mereka ketika memutuskan harga apa
mereka akan bersedia untuk membayar. Ini bukan suatu kasus dimana “one size fits
all” – suatu pihak akan bersedia untuk membayar lebih dari pada yang lain, jika
www.futurumcorfinan.com
Page 56
mereka berpikir mereka dapat menarik manfaat lebih dari menggunakan intangibles.
Paragraf 6.20 kepada 6.22 OECD Transfer Pricing Guidelines mendiskusikan
berbagai faktor yang harus dipertimbangkan pada saat mencoba menetapkan harga
perbandingan. Mereka termasuk:
Manfaat yang mungkin timbul dari menggunakan intangibles
Nature dari hak-hak (terutama dalam kaitannya dengan paten)
Pasar dan biaya-biaya yang mungkin akan dibutuhkan untuk memproduksi
dan memasarkan produk yang menggunakan intangibles.
Aplikasi dari berbagai metodologi pricing OECD dibicarakan dalam INTM463000:
• Comparable uncontrolled price – perbandingan internal, jika tersedia, akan
memberikan CUP yang sesuai. Perjanjian antara pihak-pihak independen dapat juga
memberikan guide meskipun akses kepada informasi semacam ini mungkin sulit.
• Resale minus method – dapat berguna untuk pricing penjualan barang-barang
memasukkan trademark, atau trade intangibles seperti manufacturing know-how.
Dimana aktiva tak berwujud ditransfer berdasarkan perjanjian lisensi kepada pihak
connected adalah di-sub-lisensikan kepada pihak yang independen, metode resale-
minus dapat secara potensial digunakan untuk mencoba dan menetapkan harga
lisensi tersebut.
• Profit split – dalam hal-hal melibatkan intangible yang sangat bernilai dimana tidak
ada CUP tersedia, metode profit split mungkin relevan, karena metodologi yang lain
akan menjadi sulit untuk diterapkan.
Establishing an arm's length price when the intangibles are owned by someone else
Kemungkinan akan ditemui kasus dimana intangibles dimiliki orang lain, tetapi
sedang digunakan oleh perusahaan grup di UK. Skenario yang sangat mungkin
adalah pemasaran branded goods dan produksi produk menggunakan intangibles
semacam paten dan secret know-how, dan penyediaan jasa.
Suatu perusahaan dapat dibebankan untuk menggunakan intangibles dalam
berbagai cara. Misalnya:
1. Royalti mungkin terhutang berdasarkan perjanjian lisensi. Ini lebih mungkin untuk
bisnis manufaktur atau sebuah bisnis menyediakan jasa. Kemungkinan lebih kurang
untuk melihat royalti dibayar bisnis distribusi/pemasaran atau bisnis menjual barang-
barang retail.
www.futurumcorfinan.com
Page 57
2. Turnover-based fee, mirip dengan royalti mungkin dibayar, mungkin oleh suatu
bisnis menjual jasa-jasa (misalnya hotel)
3. Harga pembelian untuk branded goods. Bisnis yang mendistribusikan dan/atau
memasarkan branded goods kemungkinan membayar harga premium kepada
manufaktur. Pemilik brand akan menerima imbalannya dalam bentuk royalti dari
pabrikan.
Pemasaran branded goods
Dalam istilah umum, suatu pihak independen akan hanya membayar untuk
menggunakan sesuatu jika ia akan memperoleh manfaat dari menggunakan tersebut.
Sekalipun demikian, sering tidak terbantahkan bahwa suatu afiliasi sedang
menggunakan, katakana, suatu brand name dan pada arm’s length jika
menggunakan sesuatu yang dimiliki oleh seseorang lain kita harus membayar untuk
itu. Apa yang dibayar, kemungkinan tergantung pada nilai brand name tersebut. Ini
tentu saja tidak bernilai apa-apa jika tidak dapat diperoleh laba dari penggunaannya.
Lebih lanjut, jika kita telah menciptakan atau membantu menciptakan brand value
pertama kali di teritori kita (melalui pengeluaran pemasaran dan iklan) ini akan
mempengaruhi jumlah yang kita bersedia bayar untuk menggunakan brand tersebut.
Pihak independen akan enggan untuk menciptakan nilai brand pertama kali jika
seseorang telah memiliki brand tersebut.
Pertimbangkan suatu situasi dimana suatu perusahaan membayar suatu royalty atau
suatu premi melalui harga pembelian, untuk suatu brand consumer yang dimiliki oleh
suatu afiliasi ketika brand tersebut mempunyai nilai sebagian besar karena usaha-
usaha licensee pertama kali. Sebagai contoh,
Suatu perusahaan induk luar negeri meregistrasikan nama brand yang baru dalam
suatu tax shelter. Brand adalah baru dan untuk itu bernilai nihil. Anak perusahaan
UK mulai memproduksi dan menjual di bawah brand name. Tidak ada yang spesial
mengenai produk-produk – hanya brand name dan kemasan yang membedakan
produk (bandingkan dengan suatu produk yang mempunyai nilai intrinsic yang
disebabkan oleh kualitas). Untuk mempromosikan penjualan, perusahaan UK
mengeluarkan biaya iklan dan pemasaran. Produk-produk adalah suatu sukses
penjualan yang spectacular. Untuk mempertahankan penjualan, pengeluaran
pemasaran tetap berlangsung.
• Apakah suatu royalti akan terhutang dan pada titik mana?
www.futurumcorfinan.com
Page 58
• Mengapa suatu pihak independen mau membayar suatu royalti untuk
menggunakan sesuatu yang awalnya tidak mempunyai nilai?
• Bahkan ketika suatu brand mulai untuk menjadi bernilai, mengapa pihak
independen akan membayar untuk menggunakannya ketika nilai telah ditimbulkan
semata-mata oleh usahanya sendiri?
• Mengapa pihak independen mau menciptakan suatu brand yang tidak ia miliki dan
mengambil resiko bahwa di masa depan pemilik brand mungkin mencegahnya dari
menggunakan brand?
Pemilik brand akan mengatakan bahwa kepemilikan yang memberikan hak untuk
suatu imbalan disebabkan secara legal brand milik tersebut dan orang lain sedang
menggunakannya. Jawabannya adalah bahwa dalam dunia riil, perusahaan UK akan
mungkin telah menggunakan brand miliknya sendiri dan bukan brand yang dimiliki
oleh orang lain.
Ada situasi dimana meskipun terdapat pengeluaran promosi yang tinggi, konsumen
tidak memperhatikan brand dan tidak siap untuk membayar harga premi. Jika
perjanjian lisensi memperbolehkan UK untuk secara potensial untuk memperoleh
proporsi yang signifikan dari laba premi yang diharapkan, dan model bisnis tampak
wajar, kemudian kita dapat mempertimbangkan pengaturan semacam pengaturan
yang arm’s-length ketika mereka dibuat. Bagaimanapun, pihak independen akan
berusaha untuk me-renegosiasi segera menjadi jelas bahwa kerugian telah timbul.
Jika suatu brand benar-benar gagal, mereka akan menarik brand tersebut. Jika itu
jelas mengambil waktu lebih panjang untuk mendirikan brand, kemudian distributor
independen akan mengharapkan persyaratan dari perjanjian untuk dimodifikasi untuk
memastikan dia dapat mulai menghasilkan laba.
Example involving sale of branded products
OECD Transfer Pricing Guideline mempertimbangkan Comparable Uncontrolled
Price (CUP) atau metode resale price dapat digunakan untuk pricing penjualan
barang-barang yang termasuk intangibles, terutama branded goods. Kemungkinan
sulit untuk memperoleh bahan kesebandingan untuk memberikan bukti untuk
memproduksi model menggunakan metode-metode ini.
Misalnya, suatu distributor, Bodgit & Scarper (Wicked Runners) Ltd, menjual trainer
mahal dari “Pull Factor” range branded, ditujukan pada pasar remaja dan menjual
www.futurumcorfinan.com
Page 59
rata-rata £100 sepasang. Produk lebih murah untuk diproduksi; harga premi ini dapat
disebabkan oleh nilai brand. Brand ini diakui secara luas seluruh UK, disebabkan
oleh promosi yang hebat dan koneksi dengan nama dan logo Bodgit & Scarper, yang
sangat terkenal di seluruh dunia. Brand telah secara pintar dipromosikan oleh
perusahaan, dibantu oleh England tim kriket yang memenangkan seri uji 5-0 yang
terkenal dalam musim dingin sebelumnya di Australia. Tim Inggris memakai trainer
“Pull Factor” baik di dalam dan di luar lapangan untuk sepanjang tur. Brand dimiliki
oleh induk perusahaan dan trainer dibeli oleh perusahaan grup berbasis di tax
shelter menawarkan insentif untuk perusahaan-perusahaan pabrikan. Hasil dari
Bodgit & Scarper (Wicked Runners) Ltd diperlihatkan di tabel di bawah ini:
1998 1999 2000 2001 2002
£’000 £’000 £’000 £’000 £’000
Sales 50,000 80,000 110,000 130,000 140,000
Cost of sales 35,000 56,000 76,000 90,000 96,500
Gross profit 15,000 24,000 34,000 40,000 43,500
GPR 30.0% 30.0% 30.9% 30.8% 31.1%
Distribution 750 1,500 2,500 3,000 3,500
Promotion 4,500 6,500 7,500 8,500 9,500
Marketing and selling 7,000 11,500 16,000 19,000 20,000
Administration 2,250 3,500 6,000 7,000 7,500
Operating profit 500 1,000 2,000 2,500 3,000
OPR 1.0% 1.25% 1.8% 1.9% 2.1%
Apakah Bodgit & Scarper (Wicked Runners) Ltd memberikan imbal hasil yang
berdasarkan prinsip kewajaran dan kelaziman usaha? Perusahaan selayaknya dapat
menjelaskan bagaimana ia telah menetapkan harga transfer. Sedangkan kamu tidak
yakin pada bukti bahwa penetapan harga (pricing) adalah berdasarkan prinsip
kewajaran dan kelaziman usaha.
Cara terbaik menguji harga yang terkendali (controlled price) – harga dan
persyaratan (terms) perusahaan membayar untuk trainer – adalah melihat pada
comparable uncontrolled price (CUP). Sumber terbaik (dan mungkin satu-satunya)
adalah kesebandingan internal; apakah grup Bodgit & Scarper menjual trainer yang
sama kepada pihak independen dalam kuantitas yang sama, pasar yang sama, dan
dalam persyaratan yang sama? Meskipun ada transaksi-transaksi dimana grup
www.futurumcorfinan.com
Page 60
menjual kepada pihak independen, persyaratan dapat sangat berbeda. Sebagai
contoh, trainer mungkin dijual kepada suatu distributor yang tidak diharapkan untuk
mendukung brand. Kecuali penyesuaian dapat dilakukan untuk menyesuaikan
perbedaan-perbedaan ini, transaksi-transaksi tersebut tidak akan banyak bermanfaat
sebagai pembanding.
CUP eksternal akan melibatkan menemukan distributor independen dengan ukuran
yang sama, menjual volume yang sama dengan trainer yang sangat mirip, ditujukan
kepada pasar remaja yang sama. Menemukan informasi seperti ini akan menjadi
sangat sulit: pihak independen seperti ini kemungkinan tidak ada. Kalau CUP tidak
dapat digunakan, untuk distributor, metode OECD yang terbaik, adalah harga resale
dengan melihat pada transaksi aktual yang perlu dibandingkan. Karena Bodgit &
Scarper (Wicked Runners) Ltd menjual barang-barang bermerek, dan secara aktif
mempromosikan barang-barang tersebut, kemudian kita perlu melihat pada
perusahaan-perusahaan independen yang menjual dan mempromosikan jumlah
yang sama dari trainer bermerek yang sama, kepada pasar remaja yang sama.
Informasi terbaik pada pesaing yang mungkin adalah Bodgit & Scarper (Wicked
Runners) Ltd. – mereka mungkin memiliki data pemasaran atas pesaing mereka
yang utama. Tim pemasaran kemungkinan memiliki informasi mengenai bagaimana
merek-merek pesaing sedang dipromosikan (sebagai contoh, mereka mungkin
mempromosikan pada trade fair yang sama, mengiklankannya pada jurnal
perdagangan yang sama, dll). Beberapa, jika tidak semua, adalah anak perusahaan
dari grup yang lain, tetapi kita mungkin menemukan suatu pihak independen. Satu
pembanding yang baik adalah lebih baik dari pada sejumlah perusahaan independen
lain yang berbeda dalam cara bagaimana hal tersebut akan mempengaruhi harga
(misalnya, distributor dari tipe barang bermerek lain, distributor di negara lain, tingkat
turnover yang berbeda signifikan, dll.).
Grup telah menyediakan data atas 16 perusahaan yang menjual barang-barang
bermerek, yang menunjukkan bahwa antara 1998 dan 2000, range inter-kuartil
antara margin bersih 1% dan 3%. Hanya data yang dapat diandalkan atas lima
perusahaan tersedia untuk menyediakan informasi pada margin kotor, sehingga
metode transactional net margin (“TNMM”) dipilih. Penelitian rinci (termasuk melihat
pada web-sites dari perusahaan-perusahaan pembanding) mengungkapkan bahwa:
• Dua perusahaan menanggung kerugian terus-menerus.
• Tiga belah perusahaan adalah di negara-negara Eropa yang lain.
• Lima perusahaan memiliki turnover kurang dari £5 juta.
www.futurumcorfinan.com
Page 61
• Hanya empat perusahaan yang hanya menjual sepatu (footwear)
• Lima perusahaan menjual barang-barang tidak bermerek, atau barang-barang
bermerek league yang kecil.
• Satu dari perusahaan-perusahaan tersebut menjual dapur.
• Tiga perusahaan menjual barang-barang secara retail.
• Tiga perusahaan adalah tidak independen selama tahun-tahun yang di-review.
• Kita menemukan perusahaan tambahan yang tidak muncul dalam pencarian yang
dilakukan oleh grup.
Kita berkesimpulan bahwa ada dua perusahaan yang dapat dibandingkan secara
baik (satu diantaranya adalah baru ditemukan). Keduanya adalah pihak-pihak
independen UK yang mendistribusikan sepatu (footwear) bermerek, dengan omzet
antara £30 juta dan £75 juta. Keduanya mempromosikan merek yang terkenal di UK
dan keduanya disetujui oleh Bodgit & Scarper (Wicked Runners) Ltd. sebagai
pesaing mereka. Review keuangan dari kedua perusahaan mengungkapkan data
yang cukup untuk dapat membandingkan laba kotor.
Meskipun terdapat hanya dua perusahaan mereka adalah pembanding yang jauh
lebih baik. Adalah jauh lebih baik menggunakan dua perusahaan pembanding yang
tepat dibandingkan dengan sejumlah pembanding yang tidak tepat.
Penyesuaian-penyesuaian yang diajukan sebagai berikut, menggunakan laba kotor
rata-rata dari dua perusahaan pembanding untuk setiap tahun yang ditinjau:
1998 1999 2000 2001 2002
£’000 £’000 £’000 £’000 £’000
Bodgit Sales 50,000 80,000 110,000 130,000 140,000
Bodgit GPR 30.0% 30.0% 30.9% 30.8% 31.1%
Average GPR of comparable
companies
34.2% 33.9% 34.7% 34.5% 35.0%
Bodgit gross margin 15,000 24,000 34,000 40,000 43,500
Adjusted gross margin 17,100 27,120 38,170 44,850 49,000
Operating profit 500 1,000 2,000 2,500 3,000
OPR 1.0% 1.25% 1.8% 1.9% 2.1%
Adjusted op. Profit 2,600 4,120 6,170 7,350 8,500
Adjusted OPR 5.2% 5.1% 5.6% 5.7% 6.1%
Seumpama sebaliknya tidak terdapat data-data yang cukup atas perusahaan-
www.futurumcorfinan.com
Page 62
perusahaan pembanding untuk memproduksi model resale price. Dalam hal ini,
kemudian hasil margin bersih dari dua perusahaan pembanding dapat menjadi
pembanding yang lebih baik untuk menetapkan margin berdasarkan prinsip
kewajaran dan kelaziman usaha.
Bagaimana bila kita tidak dapat menemukan perusahaan-perusahaan pembanding
yang menjual dan mempromosikan trainer bermerek? OECD Guideline
menyarankan bahwa, dalam situasi ini, salah satu cara untuk menetapkan harga
yang prinsip kewajaran dan kelaziman usaha adalah dengan melihat pada distributor
independen yang menjual trainer yang tidak bermerek. Jika perbedaan antara
keduanya adalah hanya adanya merek, adalah mungkin untuk melakukan
penyesuaian-penyesuaian terhadap pembanding sehingga dapat digunakan untuk
menetapkan arm’s length price untuk keadaan yang terkendali (controlled provision).
Sebagai alternative, kita dapat mempertimbangkan perusahaan-perusahaan yang
berfungsi sama meskipun mereka menjual produk yang berbeda.
Pertimbangkan informasi dari tabel di bawah ini, yang merupakan ringkasan untuk
Soleless Shoes Ltd., suatu distributor sepatu (termasuk sepatu untuk atlit) di seluruh
UK, yang memulai perdagangan pada waktu kira-kira sama seperti Bodgit & Scarper
(Wicked Runners) Ltd. Sementara beberapa sepatu bermerek dijual, ini adalah
merek-merek consumer yang kurang berhasil.
1998 1999 2000 2001 2002
£’000 £’000 £’000 £’000 £’000
Sales 70,000 75,000 80,000 85,000 90,000
Cost of sales 52,000 55,000 61,000 63,000 67,000
Gross profit 18,000 20,000 19,000 22,000 23,000
GPR 25.7% 26.7% 23.8% 25.9% 25.6%
Distribution 2,500 2,750 2,800 3,200 3,400
Marketing and selling 9,000 10,000 9,500 11,000 11,500
Administration 5,000 5,250 5,200 5,600 6,100
Operating profit 1,500 2,000 1,500 2,200 2,000
OPR 2.1% 2.7% 1.9% 2.6% 2.2%
www.futurumcorfinan.com
Page 63
Dengan demikian Soleless Shoes Ltd menghasilkan rata-rata margin kotor sebesar
25,5% dan margin operasional rata-rata sebesar 2,3%. Sebagai pembanding, Bodgit
& Scarper menghasilkan margin kotor rata-rata sebesar 30,6% dan margin
operasional rata-rata sebesar 1,6%.
Isu yang utama adalah apakah kita dapat menghasilkan penyesuaian kepada hasil-
hasil Soleless Shoes Ltd. untuk menghasilkan pembanding yang baik. Tampaknya
tidak mungkin.
Margin kotor untuk Bodgit & Scarper adalah lebih tinggi dan perusahaan dapat
berargumentasi bahwa harga yang dibebankan oleh pabrikan adalah jelas-jelas
arm’s-length – walaupun sebetulnya mereka membayar lebih banyak (apakah arm’s-
length principle = fair value?). Bagaimanapun terdapat suatu alasan mereka margin
kotor menjadi lebih tinggi; ingat mereka menjual trainer premi yang mahal. Margin
kotor mungkin berbeda untuk barang bermerek dan tidak bermerek.
Pertimbangkan contoh di bawah ini yang menunjukkan laporan laba-rugi mini untuk
pabrikan, distributor dan retailer untuk dua pasang trainers, satu bermerek dijual di
toko-toko untuk £100, yang tidak bermerek dijual £60. Keduanya memiliki biaya yang
sama untuk diproduksi – pabrikan membayar royalti 15% (dihitung dari harga retail
yang direkomendasikan) atas trainer yang bermerek. Jika distributor menjual kedua
trainer dan menghasilkan tingkat margin kotor yang sama yaitu sebesar masing-
masing 30%, kemudian distributor akan tidak mungkin untuk memiliki margin yang
memadai untuk menutupi biaya-biaya promosi tambahan yang timbul untuk trainer
bermerek. Pabrikan akan sebaliknya menghasilkan laba yang berdasarkan prinsip
kewajaran dan kelaziman usaha diberikan kepada distributor. Contoh menunjukkan
bahwa margin kotor dapat sangat berbeda dalam tipe skenario ini dan bahwa adalah
tidak tepat untuk mengambil margin kotor yang dihasilkan oleh Soleless Shoes Ltd.
sebagai suatu pembanding untuk model resale price.
www.futurumcorfinan.com
Page 64
Distributor
GPR the
same on
both
branded
and
unbranded
goods
Distributor
GPR
greater on
branded
goods
Branded Unbranded Branded Unbranded
£100 £60 Retail price £100 £60
£60 £30 Retail cost of
sales £60 £30
£35 £28 Retail other
expenses £35 £28
£5 £2 Retail net
profit £5 £2
£60 £30 Distributor
price £60 £30
£42 £21 Distributor
cost of sales £36 £21
£18 £9 Distributor
gross profit £24 £9
30% 30% Distributor
GPR 40% 30%
£8 £8
Distributor
costs of
transport,
£8 £8
www.futurumcorfinan.com
Page 65
Distributor
GPR the
same on
both
branded
and
unbranded
goods
Distributor
GPR
greater on
branded
goods
sales and
administration
£12 - Distributor
promotion £12 -
(£2) £1 Distributor net
profit £4 £1
£42 £21 Manufacturer
price £36 £21
£20 £20 Manufacturer
costs £20 £20
£15 Royalty £15
£7 £1 Manufacturer
net profit £1 £1
Dinamika dari suatu kasus riil menjadi sangat kompleks. Barang-barang bermerek
kemungkinan lebih tinggi dalam mutu atau memasukkan fitur-fitur yang telah
dipatenkan atau baru (novel) dan dengan demikian lebih mahal untuk diproduksi.
Terdapat biaya-biaya promosi dan biaya-biaya untuk mempertahankan brand. Biaya-
biaya retail dapat lebih tinggi (misalnya, menjual barang-barang dari lokasi jalan
yang prestisius). Biaya-biaya produksi, pemasaran dan penjualan barang-barang
bermerek dapat menjadi lebih tinggi pada semua point sepanjang mata rantai (chain)
dibandingkan barang-barang tidak bermerek. Potensi laba lebih tinggi untuk barang
bermerek, tetapi unsur premi dalam laba akan dibagi sepanjang chain. Sekalipun
www.futurumcorfinan.com
Page 66
demikian, beberapa akan layak memperoleh bagian yang lebih besar dibandingkan
yang lain.
Dalam hal ini Bodgit & Scarper (Wicked Runners) Ltd. memperoleh margin bersih
yang lebih rendah dibandingkan Soleless Shoes Ltd., meskipun melakukan aktivitas
promosi tambahan. Pada saat ini, kita mengetahui sangat kecil mengenai apa yang
terjadi dalam supply chain Bodgit & Scarper di bawah distributor. Trainers diproduksi
oleh perusahaan grup dalam tax shelter dan mungkin pabrikan, sementara
kemungkinan membayar royalti kepada perusahaan induk, juga menghasilkan lebih
dari laba arm’s length.
Kita menetapkan bahwa pabrikan grup menghasilkan laba operasional rata-rata
sebesar 10% dan induk perusahaan menerima royalti dari pabrikan yang kurang
lebih sama denga 6% dari harga jual yang ditetapkan oleh Bodgit & Scarper (Wicked
Runners) Ltd. Sebagai contoh pada tahun 1998, Bodgit & Scarper (Wicked Runners)
Ltd. menghasilkan laba sebesar £2 juta, pabrikan mencetak laba £7,6juta (£76 juta
penjualan barang ke UK pada margin operasional 10%) dan induk perusahaan
menerima royalti £6,6juta. Ini menunjukkan bahwa sementara setiap orang dalam
grup Bodgit & Scarper mencetak laba atas trainers, Bodgit & Scarper (Wicked
Runners) Ltd. tidak sebaik seperti lainnya.
Escola laba jelas ada. Kita harus me-review bagaimana laba ini akan terjadi antara
para pihak independen.
Unsur “premi” dalam laba atas barang bermerek dapat diperoleh berdasarkan prinsip
kewajaran dan kelaziman usaha oleh seseorang yang memiliki kepemilikan
ekonomis atas marketing intangibles terkait dengan merek. Intangibles ini dapat
mencakup hal-hal seperti brand name, logo, trademarks, strategi pemasaran, daftar
pelanggan, dll. Adalah mungkin untuk seseorang untuk memiliki beberapa marketing
intangibles dan orang lain memiliki intangibles sisanya.
Perusahaan induk memiliki marketing intangible yang signifikan dalam hal ini – brand
name, tetapi Bodgit & Scarper (Wicked Runners) Ltd jelas telah membangun dan
mempertahankan merek. Mereka telah mengeluarkan biaya-biaya promosi yang
besar dan mungkin telah membangun organisasi pemasaran yang efisien dan
termotivasi dengan baik.
Pengeluaran untuk membangun dan mempertahankan suatu mereka tidak pada
umumnya memberikan hak apapun kepada kepemilikan hukum atas marketing
www.futurumcorfinan.com
Page 67
intangibles semacam brand name atau logo. Bagaimanapun juga, hukum HAKI
adalah rumit, dan hukum yang berbeda diterapkan untuk tipe intangibles yang
berbeda-beda. Adalah mungkin untuk seseorang menyatakan klaim atas property
tidak berwujud tertentu jika pemilik hukum tidak melakukan apapun untuk
mempertahankan hak atas intangibles tersebut.
Bodgit & Scarper (Wicked Runners) Ltd mungkin tidak memiliki brand name. Tetapi
ia mungkin memiliki marketing intangibles yang lain dan mengeluarkan sejumlah
besar setiap tahun mempromosikan merek. Pihak ketiga akan mengharapkan
imbalan untuk usaha ini. Menciptakan suatu merek relative tidak mahal. Membangun
kesadaran merek dan mempertahankan mereka adalah jauh lebih mahal dan
melibatkan pengeluaran terus-menerus dari tahun ke tahun. Beberapa mereka
mempunyai usia shelf yang panjang, contohnya Coca-Cola. Merek lain mempunyai
usia yang lebih terbatas. Beberapa merek dapat bertahan, tetapi produk-produk
tertentu dipasarkan menggunakan brand name dapat bertahan hanya satu atau dua
tahun. Sementara ia mungkin tidak memiliki marketing intangibles kunci, suatu pihak
independen akan tentu saja mengharapkan untuk ambil bagian dalam potensi
imbalan jika ia wajib mengeluarkan sejumlah uang besar setiap tahun untuk
mempromosikan suatu merek jika ia tidak memiliki kepemilikan legal dalamnya.
Disadari bahwa perjanjian distribusi dapat terhenti, atau bahwa appetite konsumen
untuk merek tersebut dapat menurun.
Apa yang seharusnya diharapkan oleh perusahaan UK dalam hal imbalan ini? Di
antara pihak-pihak independen, dukungan merek akan mengambil beberapa bentuk
seperti ini:
• Sejumlah produk akan disediakan gratis, untuk membantu penetrasi ke pasar.
• Produk dapat diberikan potongan harga.
• Pengeluaran promosi tertentu dapat diberikan penggantian (reimbursement), atau
diberikan pengakuan kontribusi.
• Bahan pemasaran dapat disediakan.
• Royalti (jika terhutang dalam perjanjian lisensi) dapat berkurang.
Terdapat bauran insentif. Beberapa dirancang untuk memberikan penggantian
(reimbursement) atau kontribusi. Beberapa dirancang untuk membiarkan laba
tambahan untuk mencerminkan resiko yang timbul dalam mempromosikan produk.
Mereplikasi persyaratan komersial ini bukanlah tugas yang mudah. Tergantung pada
kompleksitas kasus dan tipe industry yang kita lihat untuk mencerminkan imbalan
www.futurumcorfinan.com
Page 68
tambahan dengan memberikan potongan harga atas pembelian, atau menimbulkan
pembebanan (recharge) untuk beberapa dari pengeluaran promosi. Kita mungkin
akan mencoba mereplikasi sejumlah persyaratan komersial yang berbeda-beda.
Periksa secara kritikal klaim apapun bahwa distributor adalah penyedia jasa, bahwa
ia dapat membebankan (recharge) kembali semua pengeluaran promosi dan
memperoleh imbalan dasar untuk kegiatan lainnya yang dilakukannya. Jika
perusahaan semata-mata agen men-outsourcing semua kegiatan promosi, kemudian
ini adalah tepat. Pada umumnya bagaimanapun juga, distributor independen yang
harus mempromosikan produk-produk mereka adalah lebih dari agen semata-mata,
dan perjanjian lisensi mereka akan mencerminkan ini, meskipun perjanjian semacam
ini akan mewajibkan licensor untuk memberikan kontribusi terhadap promosi dan
pemeliharaan merek.
Suatu pihak independen kemungkinan siap untuk mengeluarkan biaya-biaya promosi
yang besar jika terdapat kesempatan yang baik bahwa itu akan meningkatkan
penjualan dan laba. Sementara itu mungkin tidak tepat untuk menggunakan Soleless
Shoes sebagai dasar suatu pembanding, kita dapat menggunakannya sebagai suatu
contoh imbal hasil pihak independen akan hasilkan, tanpa resiko pengeluaran
promosi tambahan yang signifikan. Jika Bodgit & Scarper (Wicked Runners) Ltd
adalah independen, mereka akan mengharapkan imbalan untuk mempromosikan
merek. Perusahaan akan mengharapkan bagian dari margin laba yang lebih tinggi
dari barang bermerek yang dapat hasilkan.
Terdapat setidak-tidaknya dua cara bahwa ini mungkin dicerminkan antara pihak-
pihak yang independen (pihak yang tidak terkait?). Harga yang dibebankan oleh
pabrikan untuk trainers dapat dikurangi, meningkatkan margin kotor perusahaan.
Sebagai alternative, Bodgit & Scarper (Wicked Runners) Ltd mungkin mengharapkan
kontribusi dari induknya terhadap pengeluaran promosi, terutama jika terdapat
pengeluaran yang signifikan untuk membangun merek pada awal-awal. Dalam
praktek, kombinasi dari keduanya mungkin diterapkan. Kesulitan terletak pada
menetapkan pada tingkat potongan harga atau kontribusi seharusnya, untuk
memastikan perusahaan UK memperoleh imbalan arm’s-length. Sangat tidak
mungkin bahwa informasi apapun untuk pembanding provision (?) ada.
Kemungkinan satu-satunya untuk CUP untuk tipe-tipe transaksi semacam ini
terdapat pada transaksi-transaksi yang dapat dibandingkan secara internal (internal
comparable transactions).
Solusi yang mungkin yang lain adalah melihat pada laba yang sedang dihasilkan
www.futurumcorfinan.com
Page 69
oleh perusahaan-perusahaan lain dalam suatu grup. Merek jelas menghasilkan laba
yang signifikan untuk grup secara keseluruhan. Ini akan mengisyaratkan bahwa
merek sangat berhasil. Bagian-bagian dari grup bertanggung jawab untuk
kesuksesan ini adalah mungkin Bodgit & Scarper (Wicked Runners) Ltd, melalui
usaha-usaha pemasaran dan promosi. Pabrikan dapat menghasilkan produk kualitas
yang baik, tetapi sifat/natur dari produk tidak mengisyarakan penggunaan
manufacturing intangibles yang berharga.
Menetapkan imbalan apa suatu pabrikan independen dari trainer bermerek akan
harapkan untuk hasilkan, dapat membantu menunjukkan bahwa dalam grup Bodgit &
Scarper, pabrikan menghasilkan laba yang berlebihan. Setelah beberapa pekerjaan
lebih mencari perusahaan manufaktur yang dapat diperbandingkan independen, kita
dapat berkesimpulan bahwa rata-rata, mereka memperoleh margin bersih sebesar
5%. Ini berarti dalam kasus ini, pabrikan Bodgit & Scarper seharusnya menurunkan
harga yang dibebankan Borgit & Scarper (Wicked Runners) Ltd sebesar setengah (ia
menghasilkan saat ini rata-rata margin operasional sebesar 10%). Ini akan
menghasilkan hasil sebagai berikut:
1998 1999 2000 2001 2002
£’000 £’000 £’000 £’000 £’000
Sales 50,000 80,000 110,000 130,000 140,000
Cost of sales 35,000 56,000 76,000 90,000 96,500
Reduction in price (1,750) (2,800) (3,800) (4,500) (4,825)
Gross profit 16,750 26,800 37,800 44,500 48,325
Operating profit 2,250 3,800 5,800 7,000 7,825
OPR 4.5% 4.8% 5.3% 5.4% 5.6%
Dalam hal ini fakta mengungkapkan bahwa pabrikan akan berdasarkan prinsip
kewajaran dan kelaziman usaha mendukung Bodgit & Scarper (Wicked Runners) Ltd
(dengan memberikan potongan harga pada produk); pabrikan tampaknya
menghasilkan laba non-arm’s length yang eksesive. Pada arm’s-length, pabrikan
akan memberikan potongan harga, bahkan jika ia tidak menghasilkan laba yang
berlebihan. Sekalipun demikian, dalam scenario seperti ini, kita perlu
mempertimbangkan secara seksama semua fakta yang ada.
Metode lain untuk meningkatkan laba Bodgit & Scarper (Wicked Runners) Ltd
terhadap jumlah arm’s-length adalah untuk mempertimbangkan kontribusi terhadap
www.futurumcorfinan.com
Page 70
pengeluaran pemasaran dan promosi dari pemilik merek. Ini akan menjadi tambahan,
atau juga, potongan harga dari pabrikan. Pada point ini, kita akan mungkin telah
kehabisan kesempatan untuk menemukan transaksi-transaksi yang dapat
diperbandingkan, kecuali terdapat CUP internal untuk tipe pengeluaran ini. Kita akan
harus setuju dengan grup bentuk bukti apa yang mungkin membantu untuk
menentukan tingkat kontribusi suatu pihak independen akan harapkan untuk
menerima. Ini akan membutuhkan informasi mengenai manfaat apa kedua belah
pihak akan harapkan untuk menerima pada arm’s-length, dengan mengingat resiko
dan fungsi-fungsi mereka.
Tabel berikut ini menunjukkan hasil yang mungkin (sebagai ilustrasi), dimana, juga
potongan harga atas pembelian, disetujui dengan pihak pemilik merek, induk
perusahaan, akan menemui 1/3 dari pengeluaran promosi.
1998 1999 2000 2001 2002
£’000 £’000 £’000 £’000 £’000
Sales 50,000 80,000 110,000 130,000 140,000
Cost of sales 35,000 56,000 76,000 90,000 96,500
Reduction in price (1,750) (2,800) (3,800) (4,500) (4,825)
Gross profit 16,750 26,800 37,800 44,500 48,325
Contribution of 1/3 of
promotional costs 1,500 2,167 2,500 2,833 3,167
Operating profit 3,750 5,967 8,300 9,833 10,992
OPR 7.5% 7.5% 7.5% 7.6% 7.9%
Dalam hal ini, Bodgit & Scarper (Wicked Runners) Ltd memberikan hasil
menunjukkan laba dalam semua tahun. Dalam kasus lain, kita mendapatkan
www.futurumcorfinan.com
Page 71
melibatkan pemasaran dan promosi barang-barang bermerek akan memiliki features
yang berbeda. Terdapat royalti yang terhutang oleh distributor, daripada pabrikan.
Perusahaan mungkin mengalami kerugian yang signifikan, yang outstrips
pengeluaran atas promosi dan pemeliharaan merek. Perusahaan mungkin
memproduksi dan memasarkan/mempromosikan produk-produk. Apapun situasinya,
kita harus mempertimbangkan laba apa yang akan dihasilkan oleh distributor pada
arm’s-length.
Product line income statements
Salah satu kesulitan ketika mereview suatu transaksi yang terkendali (controlled
transaction), terutama ketika mempertimbangkan metode profit split, adalah
mengisolasikan transaksi dan menetapkan fungsi apa yang memberikan nilai
sepanjang product chain. Kita mungkin menanyakan perusahaan besar yang
memproduksi dan mendistribusikan sejumlah besar produk. Kita mungkin, sesudah
mempertimbangkan fakta-fakta, memutuskan untuk mereview pricing atas produk
utama saja. Itu mungkin bahwa perusahaan-perusahaan yang berbeda dalam grup
melaksanakan aktivitas yang berbeda-beda.
Alat yang bermanfaat untuk membantu mengatasi masalah ini adalah laporan laba
rugi lini produk. Laporan laba rugi lini produk adalah laporan laba rugi untuk produk
tertentu menunjukkan bagaimana dan oleh siapa laba dihasilkan (pabrikan,
distributor, pemilik intangibles). Ini memungkinkan kita untuk meng-isolasikan hasil-
hasil dari produk tertentu, dan membandingkan laba yang dihasilkan oleh setiap link
dalam chain. Laporan laba rugi lini produk dapat juga dipersiapkan berdasarkan
proyeksi biaya dan laba.
Sebagai contoh di bawah ini, melibatkan grup, Jolly Good Sounds Plc. Grup ini
diakui secara internasional menghasilkan peralatan audio yang bagus sekali, dan
brand nama “Jolly Good” telah menerima pengakuan global. Salah satu divisi terlibat
dalam pengembangan, produksi dan pemasaran dari recordable DVD players.
Angka-angka adalah sebagai ilustrasi saja.
• Teknologi untuk membuat players dan name merek dimiliki oleh pemilik intangible,
Jolly Good Sounds Plc.
• Sub-assembly manufaktur dilakukan di Singapura, oleh Jolly Good Incentives Pte
Ltd, yang telah diberikan lisensi untuk memproduksi dan memasarkan players.
Mereka juga melakukan R&D di bidang proses, mencoba untuk meningkatkan
kualitas dan mengurangi biaya pabrikasi. Singapura membayar royalti ke Jolly Good
www.futurumcorfinan.com
Page 72
Sounds Plc, dihitung 5% dari harga jual distributor (harga in-market).
• Pabrikasi barang jadi dilaksanakan di pasar-pasar regional – contohnya, Jolly
Good Packages GmbH melaksanakan pabrikasi barang jadi untuk region Eropa.
Semua pabrikan barang jadi di region membeli sub-assembled produk dari Jolly
Good Incentives Pte Ltd.
• Distribusi dilaksanakan di pasar lokal – contohnya Jolly Good Deals Inc
mendistribusikan dan memasarkan pemutar cakram DVD di USA dan Meksiko.
Mereka mengembangkan dan melaksanakan strategi pemasaran mereka sendiri.
Semua pemutar cakram DVD dibeli dari pabrikan barang jadi regional, seperti Jolly
Good Packages GmbH.
• Hasil dari pabrikan barang jadi regional telah di-agregasi, termasuk hasil dari
distributor lokal.
Product line External Allocation
income statement sales and
costs of profits
£'000 £'000 £'000
Jolly Good Deals
Distributors
Sales 1,000,000 1,000,000
Cost of sales 450,000
Gross profit 550,000
Distribution 50,000 (50,000)
Marketing 300,000 (300,000)
Administration 100,000 (100,000)
Net profit 100,000 100,000
Jolly Good Packages
www.futurumcorfinan.com
Page 73
Finished goods manufacturers
Sales 450,000
Costs of goods 350,000
Raw materials 25,000 (25,000)
Factory costs 50,000 (50,000)
Gross profit 25,000
Administration 10,000 (10,000)
Net profit 15,000 15,000
Jolly Good Incentives Pte
Ltd
Sub-assembly manufacturer
Sales 350,000
Raw materials 60,000 (60,000)
Factory costs 80,000 (80,000)
Gross profit 210,000
Royalties 50,000
R & D 5,000 (5,000)
Administration 10,000 (10,000)
Net profit 145,000 145,000
Jolly Good Sounds Plc
Intangible owner
Royalties 50,000 50,000
www.futurumcorfinan.com
Page 74
System profit 310,000 310,000
Laporan laba rugi lini produk menunjukkan laporan laba rugi mini untuk setiap dari
empat tahap yang berbeda dalam produk chain, untuk hanya pemutar cakram DVD.
Jolly Good Sounds Plc tidak punya biaya apapun karena semua pekerjaan R&D
yang mahal dan ekstensif telah dilakukan pada tahun-tahun sebelumnya. Dalam
praktiknya terdapat relative biaya berjalan yang kecil terkait melindungi IP/HAKI
seperti mendaftarkan paten dan memperbaharui trademark.
Jolly Good Sounds Plc akan menghabiskan banyak pengeluaran lainnya (seperti
R&D pada produk baru). Bagaimanapun juga, laporan laba rugi lini produk hanya
menyangkut pengeluaran terkait dengan pemutar cakram DVD.
Angka-angka berikut ini adalah transaksi lintas-negara inter-grup yang harusnya
dikenakan harga sesuai dengan prinsip arm’s-length. Angka-angka diwarnai biru
adalah penjualan kepada pelanggan pihak ketiga dan semua biaya-biaya eksternal.
Bersama-sama mereka menghasilkan laba system untuk seluruh supply chain
produk. Angka-angka warna merah menunjukkan laba individual yang dicetak oleh
berbagai perusahaan yang memberikan kontribusi kepada supply chain. Total laba
ini sama dengan laba system secara keseluruhan.
Profit split method
Dalam kasus dimana kita perlu untuk menetapkan harga arm’s-length atas transaksi
melibatkan intangibles yang sangat berharga dan kadang-kadang unik, metode profit
split dapat digunakan pada saat tidak adanya harga uncontrolled yang dapat
diperbandingkan. Ini dapat terkait mempertimbangkan harga transfer untuk
pemberian perjanjian lisensi. Terdapat dua langkah kunci yang terlibat:
1. Menghitung imbalan, pemegang intangible seharusnya menerima.
2. Mengalokasikan imbalan tersebut diantara tipe-tipe intangibles yang berbeda-beda
yang digunakan dalam pabrikasi dan pemasaran produk-produk.
Dasar untuk langkah yang pertama akan sering menggunakan laporan laba rugi lini
produk. Ini seharusnya didasarkan sejauh mungkin pada angka-angka proyeksi
untuk penjualan dan biaya-biaya yang tersedia pada saat itu. Kita harus menahan
diri dari menggunakan hindsight pada saat kita mencoba mereplikasi proses
www.futurumcorfinan.com
Page 75
negosiasi akan terjadi diantara dua pihak-pihak independen. Ini dapat secara
potensial melibatkan mencoba mengestimasi bagaimana suatu produk akan
menghasilkan kinerja untuk sejumlah tahun.
Dalam kasus-kasus melibatkan intangibles yang berharga dan kadang-kadang unik,
pihak-pihak independen kemungkinan menjadi sangat hati-hati untuk memberikan
komitmen ke perjanjian jangka-panjang, tanpa suatu cara untuk redress ketidak-
seimbangan. Suatu klausul break (yaitu suatu review sesudah suatu jangka waktu
tertentu, tanpa opsi untuk royalti dinaikkan atau diturunkan, tergantung kinerja yang
dicapai), atau perjanjian royalti bertahap (stepped) kemungkinan alternatif yang
realistis dibandingkan perjanjian 10 atau 15 tahun.
Sementara kita mencoba untuk menghindari menggunakan hindsight untuk
menetapkan harga, kita harus membandingkan hasil aktual terhadap proyeksi untuk
melihat apakah ada perbedaan yang besar. Jika ya, ini memperlihatkan
ketidakcukupan (inadequacies) dalam angka-angka proyeksi yang secara potensial
dapat disesuaikan. Sebagai contoh, kita mungkin mendapatkan bahwa proyeksi
penjualan telah diturunkan (downgraded), pengeluaran dinaikkan (overstated), harga
penjualan proyeksi terlalu signifikan lebih rendah, dll. Kita harus memperoleh
sebanyak mungkin informasi yang dapat diperoleh mengenai estimasi awal,
termasuk:
• Sumber dari angka-angka estimasi.
• Rincian asumsi yang dibuat.
• Rincian penyesuaian yang dibuat.
• Rincian bagaimana proyeksi telah berkembang (mungkin ada serangkaian
proyeksi).
• Apakah ada proyeksi lainnya (tidak hanya terbatas pada produk yang sedang kita
lihat) dipersiapkan pada waktu yang sama untuk tujuan lainnya – mungkin untuk
presentasi kepada analis bisnis.
• Salinan semua laporan yang terkait dengan viability or go ahead untuk proyek
manapun melibatkan intangibles.
• Salinan laporan apapun yang membandingkan lokasi dan costing untuk proyek.
• Salinan laporan apapun kepada dewan direksi atau direktur keuangan.
Kita membutuhkan bukti untuk mendukung kredibilitas proyeksi contemporaneous.
Setelah menyetujui angka-angka proyeksi, laporan laba rugi lini produk dapat
dibangun sepanjang contoh-contoh di atas. Penting diperhatikan bahwa angka-
angka dan margin dalam contoh ini adalah semata-mata ilustratif – mereka diset
www.futurumcorfinan.com
Page 76
pada tarif tertentu untuk membantu menunjukkan bagaimana metode bekerja.
Laporan laba rugi mini untuk setiap aktivitas spesifik ditunjukkan lagi di bawah ini:
Jolly
Good
Deals
Jolly Good
Packages
Jolly Good
Incentives Pte
Ltd
Jolly Good
Sounds Plc
Activity Distributor Finished goods
manufacture
Sub-assembly
manufacture
Intangibles
owner
£’000 £’000 £’000 £’000
Sales/Royalties 1,000,000 450,000 350,000 50,000
Cost of
sales/goods 450,000 350,000
Raw material 25,000 60,000
Factory costs 50,000 80,000
Gross profit 550,000 25,000 210,000
Distribution 50,000
Marketing 300,000
R & D 5,000
Royalties 50,000
Administration 100,000 10,000 10,000
Net profit 100,000 15,000 145,000 50,000
www.futurumcorfinan.com
Page 77
1. Ini adalah laporan laba rugi produk yang sangat high-level. Ia mengidentifikasi laba
system secara keseluruhan dan menunjukkan bagaimana laba dibagi diantara
berbagai aktivitas. Ini dapat dipecah lebih rinci, asalkan rincian biaya lebih detil dan
memasukkan informasi item-item neraca seperti capex, modal, debitur dan kreditur.
2. Angka-angka mungkin hanya untuk satu tahun uji. Adalah terbaik untuk
mendapatkan data multiple tahun jika mungkin. Jika model NPV (lihat INTM467200)
didasarkan pada model DCF ditaruh bersama-sama, kita perlu memasukkan angka-
angka untuk semua tahun yang dicakup oleh perjanjian lisensi.
3. Informasi hanya menunjukkan satu transaksi inter-grup melibatkan UK –
pemberian lisensi oleh Jolly Good Sounds Plc kepada Jolly Good Incentives Ptd Ltd.
Akan terdapat transaksi antara distributor UK dan pabrikan barang jadi regional
Eropa, Jolly Good Packages GmbH. Bagaimanapun juga, transaksi kunci di sini
adalah pemberian perjanjian lisensi. Perjanjian lisensi adalah untuk 10 tahun, pada
saat mana, teknologi kemungkinan menjadi using, pasar kemungkinan menjadi jenuh
dan harga (dan margin laba) menjadi kecil. Jika ini adalah tawar-menawar antara
pihak-pihak independen, kita akan mengharapkan untuk melihat klausul break
sesudah beberapa tahun pertama.
4. Pada waktu memeriksa perjanjian lisensi, kita menetapkan bahwa:
• Itu adalah lisensi eksklusif mencakup seluruh dunia memberikan hak kepada Jolly
Good Incentives Ptd Ltd untuk memproduksi dan memasarkan pemutar cakram DVD.
Itu dapat disub-lisensikan kepada perusahaan grup lainnya.
• Lisensi adalah untuk 10 tahun, tanpa klausul break.
• Kewajiban untuk cacat desain menjadi tanggungan perusahaan induk Jolly Good
Sounds Plc.
• Intangibles apapun yang baru dikembangkan oleh Jolly Good Incentives Pte Ltd
menjadi milik dari perusahan tersebut.
1. Pada informasi sejauh ini yang disajikan, tidak ada bukti bahwa harga transfer
antara Jolly Good Incentives Pte Ltd dan pabrikan barang jadi atau distributor adalah
bukan arm’s-length. Bagaimanapun dalam semua kasus, kita harus membangun
model profit-split dengan menerapkan prinsip arm’s-length kepada setiap transaksi
lintas-batas – kalau tidak metode profit split tidak berarti apa-apa. Tidak perduli
dimana dalam model perusahaan yang kamu tertarik akan muncul. Dalam suatu deal
antara pihak-pihak yang independen, pemberi lisensi (licensor) akan memperhatikan
www.futurumcorfinan.com
Page 78
jika model secara efektif memasukkan sub-lisensi yang menunjukkan beberapa
pihak diberi imbalan secara tidak layak. Di sini, meskipun harga transfer antara
Singapura dan distributor tidak menjadi pertanyaan, kita akan melihat ke dalam
model untuk memastikan bahwa Singapura membayar royalti kepada induk
perusahaan atas dasar margin yang dinikmati oleh distributor, ditetapkan
berdasarkan tarif prinsip kewajaran dan kelaziman usaha. Jika ini meninggalkan
Singapura dengan kekurangan, mereka dapat menyesuaikan harga transaksi
mereka dengan distributor untuk mengkompensasi ini.
2. Ketika kita puas bahwa angka-angka dalam laporan laba rugi lini produk adalah
seakurat mungkin, kita dapat mulai melihat pada imbal hasil untuk perusahaan-
perusahaan individual. Tujuannya adalah untuk memberikan imbal kepada setiap
perusahaan dalam chain untuk fungsi dasar yang dilaksanakan; kita tidak pada
tahap ini memberikan imbalan perusahaan manapun untuk intangibles yang mungkin
dimiliki. Ini berarti kita perlu melakukan analisis fungsional mencakup setiap
perusahaan, bersama-sama dengan rincian intangibles dimiliki oleh masing-masing
yang relevan dengan transaksi. Jika kita melihat pada katakana dua produk dari
kemungkinan 30 produk yang suatu perusahaan miliki, kita akan hanya tertarik pada
hak-hak intangible yang terkait semata-mata pada dua produk yang sedang direview,
atau terkait pada operasi perusahaan secara keseluruhan.
• Patent dan know-how pabrikasi terkait dengan pabrikasi pemutar cakram DVD
milik Jolly Good Sounds Plc.
• Brand name “Jolly Good” dimiliki oleh Jolly Good Sounds Plc.
• Jolly Good Incentives Pte Ltd melakukan R&D, yang mungkin secara potensial
menghasilkan intangibles yang berharga.
• Perusahaan distribusi semua mengembangkan strategi pemasaran mereka sendiri,
yang akan menghasilkan marketing intangibles. (Kita harus selalu
mempertimbangkan secara seksama apakah aktivitas pemasaran telah sungguh-
sungguh menciptakan intangible yang berharga. Lihat INTM464070).
Masalah lain di sini adalah sejumlah potensial perusahaan-perusahaan karena ada
sejumlah perusahaan-perusahaan pabrikasi distribusi dan barang jadi. Untuk
melakukan suatu exercise yang lengkap, kita perlu melihat pada angka-angka
proyeksi untuk setiap perusahaan individual. Contohnya, laporan laba rugi lini produk
untuk distributor mungkin terdiri dari sebagai berikut:
www.futurumcorfinan.com
Page 79
US Canada Aus Japan UK Germany France Total
£'000 £'000 £'000 £'000 £'000 £'000 £'000 £'000
Sales 600,000 30,000 20,000 200,000 40,000 60,000 50,000 1,000,000
Cost of sales 240,000 16,200 10,000 96,000 24,000 34,800 29,000 450,000
Gross profit 360,000 13,800 10,000 104,000 16,000 25,200 21,000 550,000
GPR 60% 46% 50% 52% 40% 42% 42% 55%
Distribution 25,000 1,500 1,200 14,000 2,000 3,300 3,000 50,000
Marketing 200,000 8,000 6,000 56,000 8,000 12,000 10,000 300,000
Administration 60,000 3,000 2,000 20,000 4,000 6,000 5,000 100,000
Net profit 75,000 1,300 800 14,000 2,000 3,900 3,000 100,000
NPR 13% 4% 4% 7% 5% 7% 6% 10%
Dalam hal kasus ini, berbagai negara menunjukkan hasil yang berbeda, keduanya
pada tingkat margin kotor dan margin bersih. Kita akan perlu mempertimbangkan
margin arm’s-length untuk distributor barang-barang bermerek, dengan mengacu
pada pencarian perusahaan-perusahaan independen yang dapat dibandingkan
dalam negara-negara tersebut. Ini mungkin menjadi sangat sulit, kecuali Jolly Good
Sounds Plc sendiri telah membentuk taskforce untuk pencarian ini. Contoh ini
didesain untuk menunjukkan berbagai point, tetapi otoritas pendapatan dari negara-
negara distributor akan memastikan bahwa mereka puas bahwa perusahaan-
perusahaan distributor mencetak laba sejalan dengan prinsip arm’s length. Banyak
otoritas, seperti UK, akan memiliki peraturan mewajibkan bahwa imbal hasil
dihasilkan berdasarkan harga transfer lintas-batas inter-grup diset sesuai dengan
prinsip arm’s-length.
Tergantung ukuran dari kasus yang ada, adalah mungkin untuk mengambil
www.futurumcorfinan.com
Page 80
pandangan yang lebih lebar, terutama dimana banyak negara terlibat. Sebagai
contoh, kita mungkin melihat pada lima distributor tertinggi secara individual, dan
kemudian memperlakukan negara-negara sisanya sebagai grup “rest of the world”,
menerapkan margin yang wajar.
Sekali kita telah menetapkan fungsi apa yang setiap perusahaan lakukan, kita perlu
mengalokasikan masing-masing imbalan, berdasarkan prinsip arm’s-length,
menggunakan metode-metode OECD yang dibicarakan di bab ini.
Distributor memasarkan barang-barang dalam teritori mereka sendiri. Mereka
menjual barang-barang bermerek, tetapi tidak memiliki brand name. Sementara
masing-masing mengembangkan strategi pemasaran mereka sendiri, ini tidak berarti
bahwa ini menciptakan intangibles yang perlu turut ambil bagian dalam laba residual.
Pembandingan perlu untuk dibuat dengan perusahaan-perusahaan independen,
mendistribusikan barang-barang bermerek yang sama, dimana seseorang lain
memiliki merek tersebut. Penyesuaian-penyesuaian perlu dilakukan untuk
mencerminkan tingkat tinggi dari pengeluaran pemasaran awal.
Asumsikan bahwa harga transfer kepada distributor disesuaikan sebagai berikut,
sesudah mereview hasil-hasil dari perusahaan-perusahaan yang dapat dibandingkan
(comparable). Angka-angka disesuaikan adalah diperlihatkan warna merah dan
penyesuaian-penyesuaian telah dilakukan menggunakan metode resale price. Tarif
yang dipilih adalah semata-mata sebagai ilustrasi dari apa bukti ungkapkan adalah
margin arm’s-length dalam contoh tertentu ini, meskipun dalam kasus sesungguhnya
kita akan mendapatkan bahwa region atau negara-negara yang berbeda akan
menghasilkan margin kotor dan bersih yang berbeda.
US Canada Aus Japan UK Germany France Total
£'000 £'000 £'000 £'000 £'000 £'000 £'000 £'000
Sales 600,000 30,000 20,000 200,000 40,000 60,000 50,000 1,000,000
Cost of sales 240,000 16,200 10,000 96,000 24,000 34,800 29,000 450,000
Gross profit 360,000 13,800 10,000 104,000 16,000 25,200 21,000 550,000
GPR 60% 46% 50% 52% 40% 42% 42% 55%
Comparable
GPR
55% 50% 50% 50% 40% 40% 40%
www.futurumcorfinan.com
Page 81
US Canada Aus Japan UK Germany France Total
£'000 £'000 £'000 £'000 £'000 £'000 £'000 £'000
Adjusted Xfer
price
270,000 15,000 10,000 100,000 24,000 36,000 30,000 485,000
Adjusted gr.
Profit
330,000 15,000 10,000 100,000 16,000 24,000 20,000 515,000
Distribution 25,000 1,500 1,200 14,000 2,000 3,300 3,000 50,000
Marketing 200,000 8,000 6,000 56,000 8,000 12,000 10,000 300,000
Administration 60,000 3,000 2,000 20,000 4,000 6,000 5,000 100,000
Adjusted net
profit
45,000 2,500 800 10,000 2,000 2,700 2,000 65,000
NPR 13% 4% 4% 7% 5% 7% 6% 10%
Adjusted NPR 8% 8% 4% 5% 5% 5% 4% 7%
1. Kita mengkonfirmasi bahwa perusahaan-perusahaan yang melakukan pabrikasi
barang jadi tidak memiliki intangibles. Kita juga menetapkan bahwa perusahaan-
perusahaan Jolly Good Packages bertindak dalam kontrak yang disusun dengan
ketat, dimana mereka dijamin untuk menjual produk yang mereka selesaikan, tunduk
kepada kendali mutu yang dapat diterima. Jolly Good Incentives Pte Ltd akan
membeli surplus apapun yang distributor tidak memasuki kontrak untuk membelinya.
Dalam hal ini, resiko adalah terbatas. Masalah sama dengan distributor akan muncul
dengan pabrikan regional, yaitu sejumlah mereka, dan seperti mereka berbasis di
teritori-teritori yang berbeda, pembanding dalam setiap negara dapat menunjukkan
serangkaian hasil yang berbeda. Setelah menetapkannya, pabrikan regional akan
diperlakukan sebagai satu perusahaan generic.
Untuk assembly final dari barang-barang sub-assembled, metode cost-plus mungkin
adalah paling tepat. Dalam hal ini, grup telah memberikan kepada anda bukti untuk
sejumlah pabrikan di seluruh dunia. Rangkaian hasil yang dapat diperbandingkan
menunjukkan bahwa biaya-biaya eksternal pabrikasi di-mark-up antara 20% dan
25%. Grup telah mengambil top end dari range, 25%, ketika menetapkan harga
transfer untuk grup perusahaan-perusahaan. Bukti menunjukkan bahwa dalam hal ini,
ini adalah margin arm’s-length.
Jolly Good Incentives Pte Ltd memegang lisensi dari Jolly Good Sounds Plc dan di
bawah lisensi tersebut, memproduksi sub-assembly. Kita menetapkan bahwa R&D
yang dilakukannya dikerahkan untuk meningkatkan mutu produk, dan menurunkan
www.futurumcorfinan.com
Page 82
biaya pabrikasi. Pengeluaran ini dapat secara potensial menciptakan intangibles
yang berharga. Penurunan apapun dalam biaya pabrikasi tidak akan mempengaruhi
royalti yang terhutang di bawah lisensi. Jolly Good Incentives Pte Ltd akan secara
teori menerima imbalannya untuk R&D berhasil apapun pada tahap ini dengan
mampu menurunkan biaya pabrikasinya, tetapi tetap membebankan harga jual yang
sama kepada pabrikan barang jadi regional.
Contohnya, biaya pabrikasi diturunkan sebesar £10juta per tahun. Laba system naik
ke £320juta sebab biaya-biaya eksternal telah turun sebesar £10juta. Jolly Super
Sounds Plc akan masih menerima royalti yang sama karena ini dihitung sebagai
proporsi dari penjualan in-market (penjualan kepada pelanggan pihak ketiga).
Jika R&D meningkatkan mutu pemutar cakram DVD, ini akan menjadi intangible
yang berharga. Sementara itu tidak akan memungkinkan end price dinaikkan, itu
memungkinkan margin laba dipertahankan, bersama-sama dengan pangsa pasar,
sekali pesaing memasuki pasar.
Di sana tentu saja ada kesempatan bahwa R&D yang dilaksanakan di Singapura
tidak akan berhasil. Pabrikan independen akan melihat pekerjaan ini dalam sejumlah
cara:
• Ia akan menolak untuk melakukannya lagi bersama-sama.
• Ia akan setuju untuk melakukan R&D dengan dasar kontrak dimana dijamin
untuk menerima fee tertentu (mungkin dengan beberapa insentif dikaitkan
dengan imbalan)
• Ia mungkin siap untuk mengambil resiko, tetapi akan mengharapkan untuk
turut ambil bagian dalam imbalan dengan cara penurunan biaya pabrikasi,
dan mungkin beberapa insentif lainnya, kalau-kalau R&D tidak berhasil.
Potensi untuk Jolly Good Incentives Pte Ltd menghasilkan intangibles yang berharga
harus dipertimbangkan secara seksama, bersama-sama dengan resiko R&D tidak
menghasilkan apa-apa. Kita dapat mereview apakah terdapat staff di Singapura
yang bekerja pada proyek tertentu. Apakah proyek-proyek tersebut didesain untuk
menaikkan secara terukur apakah volume penjualan atau margin laba, atau untuk
mempertahankan pangsa pasar dan margin berjalan? Jika terdapat pekerjaan
signifikan dari nature ini, kemudian mungkin tepat untuk mengalokasikan proporsi
kecil dari laba residual kepada Jolly Good Incentives Pte Ltd. Tergantung nature dari
www.futurumcorfinan.com
Page 83
pekerjaan, mungkin lebih tepat untuk memperlakukan R&D sebagai kontrak R&D,
dengan harga arm’s-length ditentukan dengan metode tradisional.
Fungsi dasar dari perusahaan adalah sebagai pabrikan. Ia juga menanggung resiko
harus membeli produksi ekses yang tidak dibutuhkan oleh distributor. Kita
menetapkan bahwa distributor menyerahkan pembelian yang diharapkan 3 bulan
sebelum awal setiap tahun fiskal. Mereka harus membeli pemutar cakram DVD yang
telah dikontrak, dan dapat menyerahkan kenaikan setiap kuartal. Mereka tidak dapat
menurunkan jumlah yang sudah dikontrakkan untuk dibeli bagaimanapun juga. Jolly
Good Incentives Pte Ltd mendasarkan output pabrikasi untuk satu tahun manapun
berdasarkan kontrak yang sudah disetujui plus tambahan 5% untuk menutupi
pengembalian barang, dll.
Imbalan untuk pabrikasi dalam kasus ini dapat dihitung menggunakan metode cost-
plus. Sesudah mencari pembanding yang cocok, kita berkesimpulan bahwa biaya
langsung untuk pabrikasi seharusnya dimark-up sebesar 20%. Kita juga setuju
bahwa Jolly Good Incentives Pte Ltd seharusnya menerima imbalan untuk resiko
harus membeli balik over-kapasitas manapun. Ini dapat dihitung dalam sejumlah
cara, tetapi kita setuju dengan grup bahwa ini akan tertutupi oleh margin sebesar 5%
dari omzet. Ini semata-mata angka ilustrasi, tetapi margin yang dikaitkan dengan
omzet mungkin tepat untuk menutupi aspek bisnis ini.
Jadi imbalan untuk Jolly Good Incentives Pte Ltd untuk fungsi dasar ini adalah
sebagai berikut:
£M
Manufacturing costs (60 + 80) x 20% = 28
Turnover 350 x 5% = 17.5
Adjusted net profit for basic functions = 45.5
Kita setuju bahwa perusahaan berhak untuk turut ambil bagian dalam proporsi yang
kecil dari laba residual terkait dengan R&D yang dilakukannya.
1. Jolly Good Sounds Plc tidak melaksanakan fungsi-fungsi yang rutin. Imbalannya
akan datang seluruhnya dari bagiannya dalam laba residual.
www.futurumcorfinan.com
Page 84
2. Setelah menetapkan imbalan untuk masing-masing perusahaan yang melakukan
fungsi-fungsi rutin, laba residual dapat ditetapkan. Ingat bahwa laba system
keseluruhan tidak mengalami perubahan, semua biaya-biaya eksternal tetap sama.
Jolly Good
Deals
Jolly Good
Packages
Jolly Good
Incentives
Pte Ltd
Jolly Good
Sounds
Plc
Activity System
profit
Distributor Finished
goods
manufacture
Sub-
assembly
manufacture
Intangibles
owner
£’000 £’000 £’000 £’000
Original net
profit
310,000 100,000 15,000 145,000 50,000
Adjusted net
profit for
basic
functions
125,500 65,000 15,000 45,500 Nil
Residual
profit
184,500
Laba residual adalah sebesar £184,5juta. Perusahaan-perusahaan yang memegang
intangibles adalah Jolly Good Sounds Plc, dan potensial Jolly Good Incentives Pte
Ltd terkait dengan peningkatan potensial manapun terhadap mutu pemutar cakram
DVD dan resiko dari R&D yang tidak berhasil.
Solusi yang praktis untuk Singapura adalah mungkin mengalokasikan unsur insentif
dasar yang kecil, seiring dengan kenaikan bagian dalam hal R&D menghasilkan hasil
berwujud. Ini akan mencerminkan pengaturan yang kita mungkin dapatkan diantara
pihak-pihak independen.
Dalam hal ini bukti-bukti menunjukkan bahwa 5% dari laba residual seharusnya
dialokasikan kepada Singapura, dan 95% kepada perusahaan UK, dengan opsi
review jika R&D menghasilkan beberapa hasil yang berwujud.
www.futurumcorfinan.com
Page 85
Jolly Good Sounds Plc menerima £175,275juta dari model profit-split. Royalti
sebesar 17,5% dari Singapura didasarkan pada harga in-market, dibandingkan
dengan royalti yang ada sebesar 5%, menghasilkan £175juta.
Dalam contoh ini bukti yang disajikan adalah untuk satu tahun saja. Dalam kasus
nyata, kita mungkin melihat data untuk sejumlah tahun dan mengambil royalti rata-
rata sepanjang periode tersebut.
Profit split - variations
Terdapat sejumlah variasi dalam model profit split. Yang umum adalah suatu
perusahaan memiliki intangibles dan sisanya jatuh kepada pabrikan, yang biasanya
berbasis di negara tax shelter. Dalam metode ini, perusahaan bertempat kedudukan
di suatu teritori menawarkan insentif perpajakan untuk pabrikasi akan telah diberikan
lisensi oleh perusahaan grup yang memiliki intangibles yang berharga. Pemakai
lisensi (licensee) akan menjual produk yang diproduksinya kepada perusahaan
distributor grup di seluruh dunia; harga transfer untuk transaksi-transaksi ini akan
ditetapkan menggunakan metode resale price. Pemilik dari intangibles berharga
akan diberikan imbalan dengan royalti tahunan dan ini akan dihitung dengan
mengacu kepada angka benchmark industry.
Royalti mungkin telah berasal dari sejumlah perjanjian lisensi independen, semua
mencakup industry tertentu. Perjanjian-perjanjian akan mencakup spectrum yang
luas memproduksi mungkin serangkaian luas royalti, dengan tarif diambil dari
tengah-tengah. Dalam kasus yang lain, yang lebih generic 25% kepada pemegang
lisensi (licensor), 75% kepada licensee dapat disajikan sebagai tarif berjalan.
Pendekatan ini mempunyai dampak mengecilkan intangibles yang berharga dan
tidak memberikan ruang untuk fakta bahwa intangibles mungkin lebih berharga
daripada mereka yang ditemukan di industry.
Kita perlu mereview secara seksama pengaturan semacam ini. Adalah lebih mungkin
bahwa suatu metode dimana laba residu dialokasikan kepada perusahaan yang
memiliki intangibles akan menghasilkan pengaturan arm’s-length yang lebih akurat.
Hitung laba system. Alokasikan imbalan arm’s-length yang tepat kepada fungsi-
fungsi rutin dan sisanya kepada pemilik intangible jika adalah jelas dari bukti bahwa
ini menggambarkan apa yang akan terjadi pada arm’s-length.
Does the cost of the intangibles affect the value of the intangibles?
www.futurumcorfinan.com
Page 86
Biaya-biaya untuk menemukan dan mengembangkan intangibles yang berharga
tidak ada hubungan langsung dengan harga produk-produk yang dipabrikasi dan
dijual menggunakan teknologi tersebut. Jika program R&D berbiaya £100juta,
produk-produk tidak akan diberi harga yang secara langsung untuk mencoba dan
menutupi biaya-biaya tersebut, katakan dalam lima tahun ke depan. Tentu saja
adalah kaitan tidak langsung; suatu perusahaan akan memikirkan biaya-biaya dari
program R&D yang sedang berjalan untuk produk-produk masa depan, dan apa
yang akan dihabiskan untuk R&D di masa depan, tetapi penetapan harga (pricing)
barang-barang dan jasa tunduk pada interaksi yang sangat kompleks dari banyak
faktor komersial. Sementara produk baru revolusioner akan tidak diragukan menarik
harga premi dalam beberapa pasar, pada umumnya ada limit terhadap apa yang
orang bersedia bayar.
Ketika hak-hak intangibles dijual pada arm’s-length, harga dimana pembeli bersedia
bayar adalah per definisi harga pasar dari intangibles tersebut pada saat itu.
Harga yang disetujui antara pihak-pihak yang independen akan juga tunduk pada
interaksi yang kompleks antara kekuatan-kekuatan pasar. Transfer IP antara pihak-
pihak afiliasi adalah area yang sulit dimana dibutuhkan selalu untuk menetapkan
fakta-fakta dan mempertimbangkan secara seksama bukti bahwa transfer dilakukan
pada arm’s-length.
The reward for marketing intangibles
Marketing intangibles tidak didefinisikan secara komprehensif, tetapi OECD TP
Guidelines menyarankan mereka mencakup trademarks, trade names, strategi
pemasaran, daftar pelanggan (perlu ditambahkan contoh dari IFRS?) – terutama
aktiva yang akan membantu memasarkan produk.
Beberapa distributor mempunyai tim penjualan yang besar, terlatih baik dan dibayar
baik – ditunjang dengan infrastruktur yang efisien dan dikelola oleh tim manajemen
inovatif. Akan terdapat hubungan yang baik sekali dengan para pelanggan.
Kita boleh telah mempertimbangkan klaim bahwa organisasi pemasaran yang
dijalankan dengan baik menciptakan intangible terpisah terkait dengan organisasi
pemasaran seperti ini, super marketing intangible – dan bahwa intangible ini
seharusnya menarik lebih banyak daripada imbalan rutin yang akan diterima oleh
distributor standar. Selalu pertimbangkan secara seksama bukti yang telah
mengarahkan ke pernyataan ini. Pengeluaran untuk menciptakan organisasi
pemasaran semacam ini boleh menghasilkan goodwill, ini akan kemungkinan sangat
www.futurumcorfinan.com
Page 87
tergantung pada mempertahankan perjanjian distribusi untuk produk tertentu. Dalam
kasus lain, tipe produk mungkin lebih penting. Tanpa produk dan/atau perjanjian
distribusi, dapat dipertanyakan bagaimana berharganya, organisasi pemasaran akan
tetap berfungsi. Sementara organisasi pemasaran seharusnya diberikan imbalan dan
insentif yang layak, ini dapat dicapai tanpa harus mengarah kepada profit split dan
tanpa alokasi laba kepada marketing intangible yang mana tidak ada atau ada tetapi
tidak memiliki nilai.
Bundles of intangible property
Suatu kontrak untuk menggunakan IP yang berharga mungkin secara relative jelas
adanya, mungkin suatu lisensi untuk menggunakan suatu trade name. Dalam kasus
yang lain, suatu perjanjian mungkin ada dimana satu kumpulan (bundle) keseluruhan
dari IP telah dikemas dan suatu royalti dibebankan sebagai imbalan bagi pengguna
lisensi (licensee) diijinkan untuk menggunakan seluruh hak yang ada.
Sebagai contoh suatu perjanjian dapat menyediakan licensee dengan:
• Hak untuk menggunakan trade names dan trademarks tertentu untuk produk-
produk.
• Hak untuk menggunakan paten kunci dan know-how untuk pabrikasi produk.
• Penyediaan bantuan teknis tambahan sebagai dibutuhkan.
• Penyediaan bantuan strategi pemasaran.
• Pelatihan untuk personel pabrikasi dan pemasaran.
• Penyediaan IT untuk membantu mendukung proses pabrikasi dan pemasaran.
• Hak untuk membeli bahan baku berdasarkan kontrak pengadaan global.
• Bantuan untuk mengarahkan penjualan ke pelanggan yang sangat besar dengan
kehadiran di seluruh dunia.
Mungkin sulit untuk menilai seluruh jasa secara individual. Selalu menyelidiki secara
seksama perjanjian apapun dimana pembayaran ekstra dibuat untuk jasa yang di-
bundle yang tampaknya mempunyai nilai yang kecil. Sebagai prinsip umum, suatu
perusahaan independen akan hanya membayar ini dimana ia dapat melihat manfaat
dan membayar pada harga dimana akan memperbolehkannya mencetak laba di
atasnya. Menetapkan secara tepat apa barang-barang dan jasa-jasa yang akan
diterima dan bagaimana mereka akan digunakan. Fakta-fakta akan mengungkapkan
bahwa, sebagai contoh, suatu pihak ketiga akan membayar untuk beberapa jasa
tambahan hanya ketika mereka memiliki nilai.
www.futurumcorfinan.com
Page 88
Sebaliknya, suatu pihak ketiga mungkin setuju untuk membeli suatu paket dengan
tujuan untuk dapat digunakan untuk unsur kunci tertentu dari paket. Tetapkan apa
secara tepat yang dibayar dan bagaimana itu sedang digunakan dalam perdagangan
pengguna.
Di bawah ini yang dilakukan dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan
istimewa, yang dapat mengakibatkan pelaporan jumlah penghasilan dan
pengurangan untuk menghitung besarnya Penghasilan Kena Pajak bagi Wajib Pajak
tidak sesuai dengan Prinsip Kewajaran dan Kelaziman Usaha, meliputi antara lain:
a. Penjualan, pengalihan, pembelian atau perolehan barang berwujud maupun
barang tidak berwujud;
b. Sewa, royalti, atau imbalan lain yang timbul akibat penyediaan atau
pemanfaatan harta berwujud maupun harta tidak berwujud;
c. Penghasilan atau pengeluaran sehubungan dengan penyerahan atau
pemanfaatan jasa;
d. Alokasi biaya; dan
e. Penyerahan atau perolehan harta dalam bentuk instrumen keuangan, dan
penghasilan atau pengeluaran yang timbul akibat penyerahan atau perolehan
harta dalam bentuk instrumen keuangan dimaksud,
Yang dimaksud dengan Prinsip Kewajaran dan Kelaziman Usaha (arm’s length
principle) adalah prinsip yang mengatur bahwa apabila kondisi dalam transaksi yang
dilakukan antara pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa sama atau
sebanding dengan kondisi dalam transaksi yang dilakukan antara pihak-pihak yang
tidak mempunyai hubungan istimewa yang menjadi pembanding, maka harga atau
laba dalam transaksi yang dilakukan antara pihak-pihak yang mempunyai hubungan
istimewa harus sama dengan atau berada dalam rentang harga atau laba dalam
transaksi yang dilakukan antara pihak-pihak yang tidak mempunyai hubungan
istimewa yang menjadi pembanding.
Hubungan istimewa yang dimaksud di atas adalah hubungan antara wajib pajak
dengan pihak lain sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 ayat (4) Undang-undang
PPh atau Pasal 2 ayat (2) Undang-undang PPN.
Prinsip Kewajaran dan Kelaziman Usaha dilakukan dengan langkah-langkah sebagai
berikut:
a. Melakukan Analisis Kesebandingan dan menentukan pembanding;
b. Menentukan metode Penentuan Harga Transfer yang tepat;
www.futurumcorfinan.com
Page 89
c. Menerapkan Prinsip Kewajaran dan Kelaziman Usaha berdasarkan hasil
Analisis Kesebandingan dan metode Penentuan Harga Transfer yang tepat
ke dalam transaksi yang dilakukan antara wajib pajak dengan pihak yang
mempunyai hubungan istimewa; dan
d. Mendokumentasikan setiap langkah dalam menentukan Harga Wajar atau
Laba Wajar sesuai dengan ketentuan perundang-undangan perpajakan yang
berlaku.
Harga Wajar atau Laba Wajar adalah harga atau laba yang terjadi dalam transaksi
yang dilakukan antara pihak-pihak yang tidak mempunyai hubungan istimewa dalam
kondisi yang sebanding, atau harga atau laba yang ditentukan sebagai harga atau
laba yang memenuhi Prinsip Kewajaran dan Kelaziman Usaha.
Dalam penentuan metode harga wajar atau laba wajar wajib dilakukan kajian untuk
menentukan metode Penentuan Harga Transfer yang paling tepat.
Metode Penentuan Harga Transfer yang dapat diterapkan adalah:
a. Metode perbandingan harga antara pihak yang independen (comparable
uncontrolled price/CUP);
b. Metode harga penjualan kembali (resale price method/RPM) atau metode
biaya-plus (cost-plus method/CPM);
c. Metode pembagian laba (profit split method/PSM) atau metode laba bersih
transaksional (transactional net margin method/TNMM)
Penerapan metode Penentuan Harga Transfer dilakukan secara hirarkis, dengan
tabel di bawah ini:
(insert table dari DD)
Lebih jauh, PER-43 memberikan arahan mengenai hal-hal yang perlu diperhatikan
pada saat melakukan Analisis Kesebandingan:
a. Transaksi yang dilakukan antara wajib pajak dengan pihak yang mempunyai
hubungan istimewa dianggap sebanding dengan transaksi yang dilakukan
antara pihak-pihak yang tidak mempunyai hubungan istimewa dalam hal:
www.futurumcorfinan.com
Page 90
1) Tidak terdapat perbedaan kondisi yang material atau signifikan yang dapat
mempengaruhi harga atau laba dari transaksi yang diperbandingkan; atau
2) Terdapat perbedaan kondisi, namun dapat dilakukan penyesuaian untuk
menghilangkan pengaruh yang material atau signifikan dari perbedaan kondisi
tersebut terhadap harga atau laba;
b. Dalam hal tersedia Data Pembanding Internal dan Data Pembanding
Eksternal dengan tingkat kesebandingan yang sama, maka Wajib Pajak wajib
menggunakan Data Pembanding Internal untuk penentuan Harga Wajar atau
Laba Wajar.
Data Pembanding Internal adalah data Harga Wajar atau Laba Wajar dalam (1)
transaksi sebanding yang dilakukan oleh (2) wajib pajak dengan (3) pihak-pihak
yang tidak mempunyai hubungan istimewa.
(insert gambar)
Data Pembanding Eksternal adalah data Harga Wajar atau Laba Wajar dalam
transaksi (1) sebanding yang dilakukan oleh (2) wajib pajak lain dengan (3) pihak-
pihak yang tidak mempunyai hubungan istimewa.
(insert gambar)
Dalam melaksanakan Analisis Kesebandingan harus dilakukan analisis atas faktor-
faktor yang dapat mempengaruhi tingkat kesebandingan antara lain:
a. Karakteristik barang/harta berwujud dan barang/harta yang tidak berwujud
yang diperjualbelikan, termasuk jasa;
b. Fungsi masing-masing pihak yang melakukan transaksi;
c. Ketentuan-ketentuan dalam kontrak/perjanjian;
d. Keadaan ekonomi; dan
e. Strategi usaha
Khusus untuk barang tidak berwujud, dalam menilai dan menganalisis karakteristik
barang tersebut, harus dipertimbangkan antara lain:
a. Jenis transaksi;
b. Jenis barang tidak berwujud yang diserahkan;
c. Jangka waktu dan tingkat perlindungan yang diberikan; dan
www.futurumcorfinan.com
Page 91
d. Potensi manfaat yang dapat diperoleh dari penggunaan barang tidak
berwujud tersebut.
Pasal 17 mengatur lebih jauh mengenai penerapan Prinsip Kewajaran dan
Kelaziman Usaha atas transaksi pemanfaat dan pengalihan harta tidak berwujud
yang dilakukan oleh wajib pajak dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa.
Transaksi pemanfaatan harta tidak berwujud yang dilakukan antara wajib pajak
dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa dianggap memenuhi prinsip
kewajaran dan kelaziman usaha sepanjang memenuhi ketentuan:
a. Transaksi pemanfaatan harta tidak berwujud benar-benar terjadi;
b. Terdapat manfaat ekonomis atau komersial; dan
c. Transaksi antara pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa
mempunyai nilai yang sama dengan transaksi yang dilakukan antara pihak-pihak
yang tidak mempunyai hubungan istimewa yang mempunyai kondisi yang sebanding
dengan menerapkan analisis kesebandingan dan menerapkan metode penentuan
harga transfer yang tepat ke dalam transaksi.
Dalam melakukan analisis kesebandingan untuk transaksi sebagaimana dimaksud di
atas, harus mempertimbangkan antara lain:
a. Keterbatasan geografis dalam pemanfaatan hak atas harga tidak berwujud;
b. Eksklusifitas hak yang dialihkan; dan
c. Keberadaan hak pihak yang memperoleh harta tak berwujud untuk turut serta
dalam pengembangan harta dimaksud.
BNAI Transfer Pricing Forum Examines
Use of Discounted Cash Flow in 26 Countries
A survey atas para praktisi dari 26 negara mendapatkan bahwa terdapat 18 negara
menggunakan suatu bentuk dari discounted cash flow method untuk menilai transfer
intangible property antara wajib pajak dengan pihak yang mempunyai hubungan
istimewa.
Tax administrators dari :
1. Argentina
2. Belgia
3. Canada
4. Denmark
www.futurumcorfinan.com
Page 92
5. Perancis
6. Jerman
7. Hong Kong
8. India
9. Italy
10. Selandia Baru
11. Belanda
12. Polandia
13. Korea Selatan
14. Rusia
15. Singapura
16. Spanyol
17. Inggris
18. Amerika Serikat
Negara-negara lain yaitu:
1. Austria
2. Australia
3. Brasil
4. Ireland
5. Israel
6. Luxembourg
7. Mexico
8. Swiss
Belum menggunakan metode DCF.
Dalam survey tersebut, para praktisi menjelaskan metode DCF yang digunakan:
Mengestimasi pendapatan ekonomis di masa depan yang dihasilkan oleh
aktiva tidak berwujud;
Memperhitungkan periode proyeksi yang tepat sejalan dengan usia aktiva
tidak berwujud, dan
Menerapkan tingkat diskonto, misalnya, biaya modal rata-rata tertimbang
wajib pajak untuk menghitung nilai kini dari pendapatan ekonomis.
Survey di bulan Februari yang dilakukan oleh BNA International’s Transfer Pricing
Forum menanyakan para praktisi terkemuka di 26 negara mengenai apakah tax
administrator di negara mereka secara ekstensif menggunakan metode transfer
www.futurumcorfinan.com
Page 93
pricing berdasarkan pada analisa proyeksi discounted cash flow untuk menilai harga
pengalihan aktiva tidak berwujud, termasuk:
1. Pengalihan hak-hak
2. Lisensi dari aktiva tidak berwujud, dan
3. Kontribusi aktiva tidak berwujud dari pihak-pihak yang mempunyai hubungan
istimewa terhadap cost contribution arrangement (CCA).
Negara Inggris sendiri sudah menerbitkan petunjuk secara spesifik atas penggunaan
metode DCF. Petunjuk tersebut dapat ditemukan dalam H.M. Revenue and Customs’
International Manual.
The Organization for Economic Cooperation and Development transfer pricing
guideline tidak secara spesifik meng-address penggunaan metode DCF. Untuk itu,
OECD Working Party No. 6 saat ini sedang mempertimbangkan cakupan metode-
metode penilaian keuangan, termasuk metode DCF, yang akan diberi pengakuan
lebih besar dalam guideline TP.
OECD telah menunjukkan, dalam paper tanggal 27 Januari menjelaskan cakupan
dari proyek barunya atas aspek TP dari aktiva tidak berwujud, bahwa paragraph 6.20
dari TP Guideline mengacu kepada perhitungan net present value sebagai faktor
kesebandingan (comparability factor) dan bukan sebagai metode pricing.
Paragraph 6.20 states in part:
In applying the arm's length principle to controlled transactions involving intangible
property, some special factors relevant to comparability between the controlled and
uncontrolled transactions should be considered. These factors include the expected
benefits from the intangible property (possibly determined through a net present
value calculation).
OECD menyatakan dalam paper scoping-nya bahwa DCF adalah satu metode
dimana working group berencana untuk mengembangkan transfer aktiva tidak
berwujud antara pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa yang tidak dicover
oleh 5 metode
The OECD said in the scoping paper that discounted cash flow was one method the
working group plans to develop for related-party transfers of intangible property that
are not covered by the five transfer pricing methods recognized by the guidelines.
www.futurumcorfinan.com
Page 94
The OECD intends to release a discussion draft on its new intangibles project in
2013.
United Kingdom
The U.K. practitioners said HMRC recognizes that the DCF method is a useful tool
for calculating the value of brands and royalty payments and those third parties often
use the method to price intangible assets, particularly in the pharmaceutical industry.
HMRC's International Manual at INTM467200 includes guidance on the use of
discounted cash flow models.
In the absence of comparable, the practitioners said HMRC appears to treat the DCF
method as the most reliable means of pricing a related-party transaction involving the
transfer of intangibles even though the method is not approved by the OECD.
Under the DCF method, the profit forecast resulting from the DCF calculation is
allocated between the licensor and the licensee by reference to the effective
allocations observed between independent parties, either at the total profit level or at
the residual profit level, having first deducted the profit that would have been earned
by the licensee in the absence of the license agreement.
The fact that HMRC provides detailed guidance to inspectors on the application of
DCF, the practitioners said, reflects that HMRC expects the method to be used
frequently in practice.
However, the practitioners pointed out that HMRC cautions its inspectors in using the
method, saying that although DCF models may be useful tools, “their use can
encourage a formulaic approach to transfer pricing.” The International Manual
emphasizes that although the DCF method can provide a value for a brand, “[t]he
more difficult part is working out to whom the profit should be allocated. . . In practice
the same principles need to be applied as when using a profit split method.”
Paragraph 6.2 dari OECD TP Guideline juga menyatakan bahwa intangible juga
adalah asset yang kemungkinan memiliki nilai yang tinggi meskipun mungkin tidak
ada nilai bukunya dalam neraca perusahaan. Di samping itu, juga terdapat resiko
www.futurumcorfinan.com
Page 95
yang besar terkait dengan intangible (misalnya contract atau product liability dan
kerusakan lingkungan).
Dengan asumsi pertanyaan (1) dan (3) sudah terjawab maka untuk pertanyaan ke
(2), menurut hemat penulis dapat dicari jawabannya pada pasal 9.59 dari TP
Guideline, di mana di-nyatakan bahwa:
6.20 In applying the arm’s length principle to controlled transactions involving
intangible property, some special factors relevant to comparability between the
controlled and uncontrolled between the controlled and uncontrolled transactions
should be considered. These factors include the expected benefits from the
intangible property (possibly determined through a net present value calculation).
9.59 The application of the arm’s length principle is based on the notion that
independent enterprises, when evaluating the terms of a potential transaction, will
compare the transaction to the other options realistically available to them, and they
will only enter into the transaction if they see no alternative that is clearly more
attractive. In other words, independent enterprises would only enter into a transaction
if it does not make them worse off than their next best option. Consideration of the
other options realistically available may be relevant to comparability analysis, to
understand the respective positions of the parties.
Dari dua paragraph di atas dapat diambil kesimpulan bahwa metode Discounted
Cash Flow diterima juga oleh OECD TP Guideline, dengan melakukan analisa dua
keadaan, yaitu “as is” dan “after transaction”. Dengan demikian, nilai kini (present
value) dari keadaan “sebelum transaksi” dan “sesudah transaksi” diperbandingkan
untuk melihat apakah kondisi licensee (wajib pajak pembayar royalti) lebih baik atau
lebih buruk.
The OECD Transfer Pricing Guidelines for Multinational Enterprises and Tax
Administrations (“Guidelines”) recognize that the arm's length principle “can be
difficult to apply to controlled transactions involving intangible property because such
property may have a special character complicating the search for comparable and in
some cases making value difficult to determine at the time of the transaction”.1 Since
the adoption in 1996-97 of Chapter VI (intangible property) and Chapter VIII (cost
contribution arrangements)of the Guidelines, new issues have emerged which were
not foreseen or fully addressed at the time these Chapters were approved. This
became obvious in the context of the project on comparability and profit methods and
the project on the transfer pricing aspects of business restructurings, in which
www.futurumcorfinan.com
Page 96
transfer pricing issues pertaining to intangibles were identified as a key area of
concern to governments and taxpayers, leading to an increasing number of transfer
pricing disputes regarding the identification and recognition of intangibles, the notion
of “economic ownership” or right to share in the future return of an intangible that is
owned by an associated enterprise and the valuation of controlled transactions
involving intangible property.
~~~~~~ ####### ~~~~~~
www.futurumcorfinan.com
Page 97
Disclaimer
This material was produced by and the opinions expressed are those of FUTURUM as of the
date of writing and are subject to change. The information and analysis contained in this
publication have been compiled or arrived at from sources believed to be reliable but
FUTURUM does not make any representation as to their accuracy or completeness and does
not accept liability for any loss arising from the use hereof. This material has been prepared
for general informational purposes only and is not intended to be relied upon as accounting,
tax, or other professional advice. Please refer to your advisors for specific advice.
This document may not be reproduced either in whole, or in part, without the written
permission of the authors and FUTURUM. For any questions or comments, please post it at
www.futurumcorfinan.com
© FUTURUM. All Rights Reserved