metode jurnal
DESCRIPTION
metode jurnal sistem urinariaTRANSCRIPT
LAPORAN JURNAL
SISTEM URINARYNurse-directed interventions to reduce
catheter-associated urinary
Disusun oleh :
Desak Made Diah P. 115070200111029
Aisyah Putri Sari Dewi 115070200111033
Nunik Fatmawati 115070200111037
Khona`ah Toyyibah 115070200111043
Danastri Danniswari 115070201111023
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2013
1. LATAR BELAKANG
Dari data rumah sakit yang didapatkan, diketahui saluran kemih karena pemasangan kateter
merupakan suatu masalah yang umum dan membutuhkan penanganan yang mahal. Lebih dari
500.000 kasus ISK karena kateterasasi terjadi di USA. Dan lebih dari 30% dari kasus tersebut
disebabkan oleh perawatan kesehatan itu sendiri. Meskipun infeksi salauran kemih tidak mematikan.
CAUTI adalah satu-satunya sumber terbesar dari bacteremia pada pasien rawat inap, dan hal ini
mengarah ke penggunaan dari antimikobrial yang tidak perlu, lama rawat inap, dan peningkatan
biaya kesehatan yang harus dibayarkan. Dan kateter urin intermiten dikaitkan dengan mayoritas
terjadinya CAUTI ini. Dan kateter intermiten sendiri digunakan hampir dari 25% pasien rawat inap.
Dan hampir 50% pasien pasca operasi menggunkan kateter ini untuk 48 jam pertama pascaoperasi.
Dan sekitar 50% pasien yang terpasang kateter tidak memiliki indikasi yang tepat dalam pemasangan
kateter. Dan pemasangan kateter dipasang hanya untuk memudahkan mereka . serta kurang
jelasnya order untuk melepas kateter ini memperparah tingginya infeksi saluran kemih karena
kateter ini. Oleh karena itu, usaha untuk mengurangi terjadinya CAUTI haru difokuskan pada bukti
yang didasarkan pada pemasangan, perawatan, dan pelepasan kateter intermiten.
Untungnya ada banyak cara untuk mencegah terjadinya CAUTI. pada tahun 2009 , the
centers for disease control and prevention memperbaruhi pedoman untuk diagnosis, pencegahan
dan tindakan pasien dan penggunaan fasilitas jangka panjang dengan CAUTI. Selain itu, beberapa
tenaga professional telah meninjau kembali bukti tentang pencegahan CAUTI. Pedoman ini tidak
hanya untuk kriteria diagnostik tetapi juga menggambarkan strategi untuk mengurangi resiko CAUTI
dan menunjau pendekatan yang tidak efektif dalam mengurangi insiden terjadinya infeksi saluran
kemih.
Dan berdasarkan tinjauan kembali bukti-bukti yang ada, tim intervensi kualitas interdisipliner
CAUTI rumah sakit Universitas Colorado memprakasai perbaikan kualitas yang menyediakan
pendekatan berbasis keperawatan multifaset untuk mengurangi CAUTIs . rumah sakit ini tidak
menggunakan dokter sebagai kepala utama, jadi resikonya mereka menggunakan sistem charting
elektronik untuk mengambil keputusan untuk memvalidasi perlunya dilakukan kateterisasi serta stop
order otomatis yang selama ini tidak tersedia.
Tujuan dari studi ini yaitu untuk mengembangkan dan menerapkan intervensi berbasis
bukti , multifaset, dan keperawatan meningkatkan manejemen eliminasi urin pada pasien rawat inap
dan untuk mengukur dampak dari intervensi ini pada durasi kateterisasi intermiten dan kejadian
CAUTI antara pasien di unit rawat inap.
2. METODE
1. Pendekatan peningkatan kualitas
sumber yang digunakan berasal dari sumber yang valid sehingga dapat memberikan penelitian
yang berkualitas. Pemahaman keputusan perawatan kesehatan, pengalaman, proses praktik di
klinik, dan hambatan merupakan elemen penting yang harus lebih eksplorasi untuk menerapkan
praktik klinik yang berdasarkan evidence yang baik.
Penelitian ini menggunakan kerangka kerja berikut untuk implementasinya:
a. Merekrut tim multidisiplin
Tim dalam penelitian ini terdiri dari:
- Perawat (klinis, pendidikan dan ilmuwan)
- Dokter (di rumah sakit, spesialis penyakit menular)
- Terapis rehabilitasi
- Personil transportasi
- Pengendalian infekasi
- Suplai sentral
- Perwakilan informatika klinis
-
b. Memeriksa sumber penelitian
Dalam tahap ini dilakukan penyorotan dan peringkasan sumber-sumber
c. Mengidentifikasi dan memahami penggunaan produk, ketersediaan dan biaya
Dalam tahap ini dilakukan pengefisienan penggunaan produk berdasarkan bukti yang valid
dan analisa biaya. Produk dalam penelitian yang diperiksa:
- Bahan IUC (ukuran dan tas drainase)
- Perangkat securrement kateter
- Urinalisis dan ketersediaan pispot
- Commodes (ketersediaan dan ukuran)
- Scanner kandung kemih
- Alternative lain ( bantalan inkontinensia, kateter kondom, dll)
d. Mengukur hasil
Kerjasama dengan pengontrol infeksi dan perwakilan informatika klinis.
Hasil yang diukur:
- CAUTIs /1,000 kateter-hari
- Kateter-hari/hospitalis-hari
- Pasien pasca operasi yang dipasang kateter-hari
2. Masalah etika
Semua data pasien disimpan di tempat rahasia dalam bentuk file elektronik dengan dilindungi
sandi. Nomor rekam medis adalah satu-satunya identifier yang dikumpulkan.
Secara financial penelitian ini didukung oleh University of Colorado Hospital dan University of
Colorado Denver School of Medicine
3. Setting
University of Colorado Hospital adalah pusat medis akademik yang terletak di Aurora, Colorado.
Penelitian dilakukan pada 2 unit medis yaitu di unit perawatan bedah dan unit paru-paru.
Masing-masing unit memiliki 18 kamar tidur dan dari sensus harian rata-rata jumlah pasien
adalah 18. Ada sekitar 150 pasien/bulan dengan kateter di unit perawatan bedah dan 125
pasien/ bulan dengan kateter di unit paru-paru
4. Intervensi
Penelitian ini di evaluasi dengan dampak multifaset, intervensi perawat menggabungkan sumber
yang terbaik, perawat bertemu untuk meninjau sumber-sumber yang ada, staf perawat klinik
(perawat terdaftar RNS dan bersertifikat asisten perawat CAN), pasien, dan keluarga untuk
mengurangi CAUTI pada pasien rawat inap.
Intervensi dilakukan dalam 3 fase yaitu:
- Fase 1
Pengumpulan data dasar tentang durasi IUC dan tingkat CAUTI yang diperoleh dari 2 unit
medis (unit perawatan bedah dan unit paru-paru) untuk mengukur perubahan dalam
praktek dan tingkat infeksi. Pengambilan data dilakukan pada bulan Januari-Maret 2009
(periode awal pengambilan data).
- Fase 2
Dilakukan pada bulan Februari-Maret merupakan intervensi rumah dan perubahan
produk penelitian. Bulan April-Juni merupakan pengambilan data kedua untuk menguji
dampak dari intervensi awal. Dalam fase ini juga dilakukan perubahan kebikjaksanaan
rumah sakit dalam menyisipkan dan perawatan pasien IUC berdasarkan sumber terbaik
dan tahun 2008 Society of Amerika Healthcare Epidemiologi Amerika, Inc/Penyakit
Infeksi Society of amerika merekomendasikan 15 penelitian berbasis pemakaian kateter
dan evaluasi produk IUC di rumah sakit.
Perubahan produk termasuk:
Penggantian kateter perak berlapis paduan dari lateks biasa dan nonlatex
kateter
Standarisasi kateter secirrement
Penyediaan meteran tas drainase dalam standart kit pemasangan IUC di semua
area perawatan pasien
- Fase 3
Terdiri dari intefensi yang difokuskan pada unit studi (Juli) diikuti dengan pengumpulan
data periode akhir (Agustus-Oktober)
Intervensi diotargetkan di rawat inap meliputi:
Sesi pendidikan 60 menit diadakan beberapa kali dengan topic:
o Focus untuk meninjau artikel dan jurnal mengenai faktor risiko terkait
penggunaan kateter
o Diskusi tentang ruang lingkup masalah dan penyebarluasan keperawatan
dan intervensi yang berpusat pada pasien
o Pelatihan kompetensi penggunaan scanner kandung kemih untuk volume
post residual untuk orang dewasa berisiko tinggi dan pasien lebih tua serta
urinalisis / prosedur kultur urin
Peningkatan ketersediaan lemari kecil di samping tempat tidur (dalam beberapa
ukuran
Pembelian scanner kandung kemih
Menerjemahkan penelitian dalam praktik (TRIP) nselebaran yang meliputi [erawatan
kateter, perunahan produk IUC, penggunaan scanner kandung kemih
Mengisi putaran perawat dalam perawatan kateter
Bermitra dengan pasien dan keluarga untyk mendorong keterlibatan mereka dalam
perawatan
5. Pengumpulan data dan pengukuran
Fase 1= pengumpulan data demografi pasien, tingkat CAUTI dan durasi IUC
Fase 2= pendidikan rumah dan perubahan produk
Fase 3= difokuskan pada intervensi unit studi
6. Cauti data
Laporan rekam medis digunakan untuk mengidentifikasi pasien dengan IUC dan menetukan
durasi kateterisasi
7. Data demografi
Usia pasin, jenis kelamin, prosedur bedah, lama rawat inap di rumah sakit, dikumpulkan oleh
abstraksi rekam medis
8. Evaluasi
Semua variable dirangkum dengan menggunakan statistic diskriptif sesuai dengan tingkat
pengukuran.
3. ANALISA DATA DAN HASIL
Data Demografi pasien tetap sama pada ketiga periode pengumpulan.
Tabel 2 merangkum karakteristik pasien.
Healthstream Module Compliance
Perubahan kebijakan IUC yang diorot dalam Heatlhstream factoid (system manajemen pembelajaran rumah sakit) dan modul ditugaskan untuk semua RNs, CAN dan teknisi medis darurat (N =947).96 % dari staf ditugaskan menyelesaikan modul.
Competency-based IUC insertion training
Seratus persen dari ruang operasi perawat berhasil menyelesaikan pelatihan kompetensi pemasangan IUC . Pelatihan kompetensi sebelumnya telah dihimbaukan kepada staf perawat gawat darurat, namun, tidak pernah dilakukan.
Intervention unit in-services and bladder scanner training
Klub diskusi jurnal dan pelatihan scanner kandung kemih yang dianjurkan beberapa kali pada bulan
Juli tahun 2009. 95 % dari perawat dan staf pembantu di unit intervensi melakukan tahap ini.
Outcome Primer Pasien
Durasi Kateter
Pada awal intervensi ,rata-rata penggunaan kateter per hari yaitu 3,53 dan 3,01 pada unit
paru dan unit bedah.Kateter per hari sedikit meningkat penggunaannya pada fase 1 dan 2 pada unit
bedah tetapi menurun pada unit paru(table 3). Unit bedah menunjukkan penurunan signifikan
(P=0,18) antara fase 1 dan 3. Secara keseluruhan kateter per hari menurun dari 400 hari pada fase 1
menjadi 305 hari pada fase 3.
Incidence of CAUTI (Catheter-Associated Urinary Tract Infections )
Tingkat CAUTI dihitung untuk setiap unit menggunakan rumus berikut :
jumlah infeksi saluran kemih x 1000
jumlah kateter harian
Pada awalnya tingkat CAUTI adalah 0,0 dan 1,9 pada unit paru dan unit bedah. Pada periode
pengumpulan data di unit paru sejal awal dan seterusnya memiliki 0,0 kejadian CAUTI di post
intervensi .Sedangkan pada unit bedah meningkat pada periode kedua pengumpulan data(3,4) dan
terjadi penurunan (2,2)di periode ketiga.
LOS (Length Of Stay) / Lamanya rawat inap
Rata-rata LOS pada unit bedah adalah 6.91 hari pada tahap 1 pengumpulan data , 8.03 hari pada tahap 2 , dan 6,55 hari tahap 3 pengumpulan data. Pada unit paru, terjadi penurunan progresif dalam LOS yaitu dari periode pertama yaitu 7,39 hari ,kedua 7.21 hari , dan ketiga 6,72 hari.
Bladder scanner usage
Ada 50 catatan yang menggunakan bladder scanner log selama periode 2 bulan setelah intervensi
pada unit tertentu. Ketidakmampuan untuk mengosongkan kandung kemih pasca IUC dan pasca
pengosongan residual adalah indikasi umum dari penggunaan scanner dan hanya 2 IUCs yang
dibutuhkan untuk reinserted.
Product Streamlining
Penghapusan penggunaan kateter logam yang lama sebagai perangkat primer tidak berdampak
negative secara keseluruhan pada tingkat CAUTI dan berdampak pada penghematan biaya tahunan
sebesar $52.000. Streamlining IUC insertion kit tetap menggunakan peralatan standart dengan skala
tas drainase dengan biaya pada umumnya..Tidak ada perubahan yang dilakukan pada perangkat
keamanan ,relokasi ruangan produk unit ke ruang yang lebih dekat dengan peralatan IUC yang lain
untuk mengkaji kesediaan dan penggunaan produk.
Diskusi
Tujuan dari penelitian ini pada dasarnya adalah peningkatan kualitas yang awalnya
menurun melalui implementasi keperawatan rumah sakit pengembangan intervensi yang
menekankan pendidikan bagi perawat rawat inap dan tindakan praktik keperawatan berbasis unit
khusus pada paru dan rawat inap bedah umum. Manajemen dan perawatan berkelanjutan dari IUC
adalah dalam lingkup praktik keperawatan.
Re edukasi pada perawat tentang penempatan, manajemen dan penghapusan awal IUCs
sebagai pusat focus, intervensi unit khusus ditemukan untuk mengurangi kateter per hari dan
memiliki kekurangan pada konsistensi tingkat CAUTI. Peningkatan proses perawatan pasien. Hasil
yang dicapai dengan memeriksa bukti terbaik untuk membimbing praktek dan mengembangkan
system terdukung bahwa memberikan pendidikan dan aksesibilitas produk yang ditingkatkan untuk
mencapai perawatan yang optimal. Selain itu dapat dilakukan program pendidikan melalui media
elektronik untuk penyedia layanan kesehatan terutama untuk RNs dan CNA dengan memperbarui
kebijakan rumah sakit menjadi lebih konsisten,ringkas, dan actual sehingga menyediakan media yang
efektif untuk meningkatkan praktek. Re edukasi tentang intervensi keperawatan umum (seperti
insersi kateter) untuk memastikan bahwa tindakan sederhana ini harus dilakukan dengan baik dan
benar.
Perubahan penggunaan produk/perangkat streamline IUC, kantong pengumpulan dan jenis
kateter(misalnya ,penggantian penggunaan kateter logam) dapat berdampak pada keefektifan
praktek dan biaya. Intervensi unit terfokus ,seperti menyediakan edukasi pada pasien pasca operasi
atau penggunaan bladder scanner dapat mengurangi tingkat IUC. Bladder Scanner merupakan
sarana yang obyektif untuk mengevaluasi kandung kemih. Penggunaannya dihindari pada reintegrasi
dari IUC setelah pengangkatan awal. Perawat merasa bahwa bladder scanner menjadi aspek
intervensi yang dapat meningkatan kualitas dan kepercayaan dari intervensi yang dilakukan. Hal itu
dari luar lingkup dari proyek peningkatan kualitas untuk menentukan mana dari masing-masing
komponen komprehensif yang paling efektif dalam mengubah praktek.
Namun pada hasil ini menunjukkan dampak penting dari housewide(fase 2) pada durasi
kateter selain dari intervensi terfokus (fase 3). Secara khusus unit paru mengalami peningkatan
menyusul pada fase 2 dengan sedikit tambahan ruang untuk perbaikan dalam tahap 3, sedangkan
unit operasi tampaknya menyadari perbaikan setelah fase 3. Penulis tidak bisa meyakinkan bahwa
tahap 2 atau 3 lebih unggul sebagai strategi intervensi kualitas. Namun, perbedaan dalam respon
menimbulkan kemungkinan bahwa ada perbedaan unit tertentu dalam pelaksanaan dan / atau
respon dengan fase intervensi yang berbeda.
Upaya multifaset diperlukan untuk mengurangi CAUTI pada pasien rawat inap untuk mengubah
praktek secara efektif. IUCs sering diindikasikan pada pengelolaan pasien di fasilitas rumah sakit
perawatan akut, dan upaya memeriksa kembali praktik dan strategi untuk manajemen perawatan
berdasarkan bukti terbaik sangat dibutuhkan dan harus terus menerus ditinjau kembali. Temuan
proyek ini mendukung efektivitas pelaksanaan program CAUTI yang meliputi edukasi keperawatan ,
pelatihan kompetensi, penyederhanaan produk, dan pengawasan untuk outcome positif pada
pasien.
Implikasi untuk praktik
Fokus dengan intervensi keperawatan pada perawatan IUCs yang ditemukan secara positif dari
tingkat CAUTI. Re edukasi pada pentingnya penerimaan ketrampilan dan evidence best dalam
praktik tertentu yang penting dalam meningkatkan kesadaran pada intervensi yang sederhana
namun memberi berdampak positif yang besar bagi pasien
Kekurangan
Proyek ini berfokus pada manajemen keperawatan IUC untuk mengurangi CAUTIS, namun
kekurangannya dokter yang terlibat dan penyedia perawatan kesehatan lainnya dalam
pemasangan langsung dan penghapusan kateter kandung kemih tidak dibahas dalam penelitian ini.
Selain itu, selama brosur yang berisi informasi untuk pasien dan keluarga dibagikan , efek/ dampak
edukasi dari selebaran tersebut tidak di ukur lebih lanjut dalam penelitian ini .
4. Aplikasi Di Indonesia
Jurnal ini bisa diterapkan di indonesia karena dipandang sangat penting terhadap tindakan
pencegahan infeksi terkait pemasangan kateter. Tindakannya dapat berupa peningkatan kualitas
untuk mengembangkan dan menerapkan intervensi untuk meningkatkan manajemen eliminasi urin
pada pasien rawat inap dan dampak dari intervensi tersebut ialah pada durasi lamanya kateterisasi.
Berfokus pada intervensi keperawatan-didorong untuk meningkatkan asuhan keperawatan
dari IUC ditemukan memberikan dampak positif pada tigkat CAUTI. Mendidik tentang pentingnya
sesuatu yang dianggap "dasar" keterampilan dan menanamkan bukti terbaik ke pada praktek
penting untuk meningkatkan kesadaran intervensi sederhana yang berdampak positif pasa pasien,
namun ada beberapa keterbatasan dalam peningkatan kualitas ini . Karena ini adalah pre / post
intervensi terkendali yakni kita tidak bisa mengesampingkan kemungkinan bahwa faktor lain selain
intervensi yakni durasi lamanya pemakaian kateter.
Adapun tindakan yang dapat dilakukan pada praktik kesehatan di indonesi antara lain
dengan :
Memberikan edukasi yang lebih kepada perawat untuk menentukan diagnose keperawatan
guna melakukan tindakan pemaasangan kateter yang sesuai, sehingga da kesesuaian antra
intervensi yang diambil dengan durasi pemasangan kateter sehingga perawat dpat
meminimalisir adnya infeksi pada kandung kemih terkait lamanya pemasangan kateter.
Hendaknya sarana kesehatan seharusnya memeliki tenaga kesehatan yang sudah
berpengalaman dalam hal pemasangan kateter shingga tidak ada istilah percobaan terhadap
pasien.
Terkait kondisi pasien pada pemasangan kateter selidiki dan tinjau kondisi ekonomi klien
guna memastikan alat-alat kateter yang digunakan setidaknya berkaitan dengan kualitas yg
murah namun baik.
Peningkatkan kualitas tenaga kesehatan misalnya , pelatihan pelatihan berbasis kompetensi
penyisipan kateter, dan evaluasi produk IUC rumah sakit. pelatihan berbasis kompetensi
pada penggunaan scanner kandung kemih. Pelatihan ini ditujukan kepada semua tenaga
kesehatan.
Namun disisi lain jurnal ini agak sulit diterapkan di Indonesia terkait pemasangan kateter
yang tidak menunggu instrument dari dokter melainkan dengan mengunakan alat yang canggih
untuk menentukan pasien ini tepat atau tidak menggunakan kateter guna mengurangi resiko infeksi
terkait pemasangan kateter yang tidak sesuai. Kenapa kami anggap sulit diterapkan karena di
Indonesia sendiri belum ada alat yang seperti itu, jika pun membelinya kita pandang dari sudut
perekonomian Negara kita sendiri seperti ini. Jadi hal yang tepat adalah tindakan terkait intervensi
diatas.