metode manhaji pada pembelajaran bahasa arab di …
TRANSCRIPT
Jurnal Lughoti: Jurnal Pendidikan Bahasa Arab 1 Vol. 2 No. 01 Juli-Desember 2020
METODE MANHAJI PADA PEMBELAJARAN BAHASA ARAB
DI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
Endang Switri1*)
, Zaimuddin2)
, dan Apriyanti3)
1STIT Al-Qur’an Al-Ittifaqiah Ogan Ilir Sumatera Selatan
2STIT Al-Qur’an Al-Ittifaqiah Ogan Ilir Sumatera Selatan
3Universitas Sriwijaya Ogan Ilir Sumatera Selatan
e-mail: [email protected],
Abstrack
Learning Arabic is learning which includes several aspects, namely aspects of listening (istimã '), speaking (kalãm), reading (qirãah) writing (kitãbah) and (muhadastah) conversing. And in this study will discuss Arabic learning methods related to aspects of listening skills (istimã '), speaking (kalãm), reading (qirãah) and writing (kitãbah), which aspects when the learning process takes place have a relationship and form a unity that related. Meanwhile, Learning Methods or Techniques are methods used by lecturers to deliver teaching materials to students. Or also the learning method is as ways to carry out systemized activities from an environment consisting of educators and students to interact with each other in carrying out an activity so that the teaching and learning process runs well in the sense that teaching goals are achieved. And Manhaji is a very practical, applicable, easy, and fun Manhaji method. In learning, especially in learning Arabic in Nursing, the Republic of Indonesia requires fun and interesting methods so that students find it difficult to absorb knowledge of Arabic, especially at PTU Unsri. The purpose of this research is to find out the background for implementing / implementing the Manhaji method; how is the application or implementation of the Manhaji method, what are the positive impacts and promblems of implementing this Manhaji method; and with the implementation of this method, it is hoped that it will produce learning Arabic easily, attractively, practically as well as fun for students who take Arabic language courses, so it is necessary to apply this Arabic learning method. The applied research procedure used in this study used a descriptive method with a qualitative approach. Keywords: Manhaji Methods and Arabic Language Learning
Jurnal Lughoti: Jurnal Pendidikan Bahasa Arab 2 Vol. 2 No. 01 Juli-Desember 2020
Abstrak
Pembelajaran bahasa Arab adalah pembelajaran yang meliputi beberapa aspek yaitu aspek mendengar (istimã’), berbicara (kalãm), membaca (qirãah) menulis (kitãbah) dan (muhadastah) bercakap-cakap. Dan dalam penelitian ini akan membahas metode pembelajaran bahasa Arab yang terkait dengan aspek keterampilan mendengar (istimã’), berbicara (kalãm), membaca (qirãah) dan menulis (kitãbah), yang aspek tersebut ketika proses pembelajaran berlangsung mampunyai hubungan dan merupakan satu kesatuan yang terkait. Sedangkan Metode atau Teknik Pembelajaran adalah cara-cara yang dilakukan dosen untuk menyampaikan bahan ajar kepada siswa. Atau juga Metode pembelajaran merupakan sebagai cara-cara untuk melakukan aktivitas yang tersistem dari sebuah lingkungan yang terdiri dari pendidik dan peserta didik untuk saling berinteraksi dalam melakukan suatu kegiatan sehingga proses belajar mengajar berjalan dengan baik dalam arti tujuan pengajaran tercapai. Dan manhaji merupakan metode Manhaji sangat praktis, aplikatif, mudah, dan menyenangkan. dalam pembelajaran khusunya dalam pembelajaran bahasa Arab di Ilmu KeperawatanUnsri ini membutuhkan metode-metode menyenangkan juga menarik sehingga mahasiswa merasa sulit dalam menyerap pengetahuan bahasa arab khususnya di PTU Unsri ini. Adapun tujuan penelitian ini, untuk mengetahui yang melatar belakangi melaksanakan/menerapkan metode manhaji; bagaimana penerapan atau pelaksanaannya metode manhaji, apa yang menjadi dampak positifnya dan promblem dari penerakan metode manhaji ini; dan dengan terlaksananya metode ini harapkan besar akan mengasilkan pembelajaran bahasa arab dengan mudah, menarik, praktis juga menyenangkan bagi mahasiswa yang mengikuti perkuliahan bahasa arab, sehingga perlu diterapkan metode pembelajaran bahasa arab ini. Prosedur penelitian penerapan yang digunakan dalam penelitian ini mengunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif.
Kata kunci: Metode Manhaji dan Pembelajaran Bahasa Arab
Jurnal Lughoti: Jurnal Pendidikan Bahasa Arab 3 Vol. 2 No. 01 Juli-Desember 2020
A. PENDAHULUAN
Bahasa adalah alat komunikasi yang digunakan oleh setiap kelompok masyarakat.
Setiap bahasa biasanya digunakan untuk berkomunikasi dengan lingkungannya yang
sejenis (Makruf 2009, hlm. 1). Sedangkan menurut Fathul Mujib (2010) Bahasa adalah
kunci utama pengetahuan. Memegang kunci utama bahasa berarti memegang kunci
jendela dunia. Sebab, sejuta pengetahuan, seribu peradapan yang tercipta semuanya ada
dan terbahasakan, bahkan sejarah tidak akan berwujud sejarah jika tidak ada bahasa.
Bahasa adalah satu-satunya kunci jalan pencerahan bagi masa depan manusia.
Menurut Badruzzaman dalam Musthafah (2011) Bahasa Arab merupakan satu di
antara bahasa resmi yang digunakan dalam pergaulan internasional, khususnya pada
pertemuan-pertemuan, sidang-sidang, dokumen-dokumen Perserikatan Bangsa-Bangsa
(PBB) atau organisasi lainnya. Oleh karenanya, penguasaan bahasa Arab merupakan hal
yang penting dilakukan oleh masyarakat dunia dan tidak hanya dibatasi penggunaannya
untuk kepentingan keagamaan belaka.
Selanjutnya menurut Badruzzaman dalam Musthafah (2011) Dalam hubungan antar
bangsa, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) telah menetapkan bahasa Arab sebagai
bahasa internasional di samping bahasa Inggris dan Perancis. Hal ini juga disebabkan
oleh letak strategis negara-negara Arab (Timur Tengah), baik sebagai pusat agama Islam
(Saudi Arabia khususnya), pusat minyak dunia, dan bahkan pusat konflik. Karena itu
banyak pihak tertarik untuk mengerti yang sebenarnya tentang kawasan Timur Tengah
yang mau tidak mau memaksa pihak tersebut untuk mempelajari bahasa Arab.
Kemudian Abdul Aziz bin Ibrahim el-Ushaili (2009) menjelaskan fakta dan data
menunjukkan bahwa bahasa Arab sudah mulai dikenal sejak masuknya Islam ke wilayan
Tanah Air Nusantara. Bagi bangsa Indonesia, khususnya umat Islam, bahasa Arab
bukanlah “bahasa Asing”, karena muatannya menyatu dengan kebutuhan umat Islam.
Dari penjelasan di atas, bila kita perhatikan bahwa sangat disayangkan bahwa
sikap dan pandangan sebahagian besar kaum muslimin Indonesia masih beranggapan
bahwa bahasa Arab hanyalah bahasa agama, sehingga perkembangannya terbatas di
lingkungan kaum muslimin yang ingin memperdalam ilmu pengetahuan agama saja.
Namun hanya sebahagian kecil yang menyadari betapa bahasa Arab-selain sebagai
bahasa agama-merupakan bahasa ilmu pengetahuan dan sains yang telah berhasil
melahirkan karya-karya besar ulama di berbagai ilmu pengetahuan, filsafat, sejarah, dan
sastra. Karena itu, tidaklah berlebihan bila dikatakan bahwa bahasa Arab merupakan
Jurnal Lughoti: Jurnal Pendidikan Bahasa Arab 4 Vol. 2 No. 01 Juli-Desember 2020
peletak dasar bagi pertumbuhan ilmu pengetahuan modern yang berkembang pesat
dewasa ini.
Selanjutnya, bahasa Arab merupakan bahasa mayor di dunia yang dituturkan oleh
lebih dari 200 juta umat manusia. Bahasa ini digunakan secara resmi oleh kurang lebih 22
negara di dunia. Karena ia merupakan bahasa kitab suci dan tuntunan agama umat Islam
sedunia, maka tentu saja bahasa Arab merupakan bahasa yang paling besar
signifikansinya bagi ratusan juta muslim dunia, baik yang berkebangsaan Arab maupun
non-Arab, seorang profesor linguistik, Hilary Wise dari UniversitY of London pernah
mengungkapkan, “As the language of the koran the holly book of Islam, it is taught as
asecond language in Muslim state throughout the world.” Akhir-akhir ini bahasa Arab
merupakan bahasa yang peminatnya cukup besar di Barat. Di Amerika misalnya, hampir
tidak ada suatu perguruan tinggi yang tidak menjadikan bahasa Arab sebagai salah satu
mata kuliah, termasuk perguruan tinggi Katholik dan Kristen. Sebagai contoh, Harvard
University, sebuah perguruan tinggi swasta paling terpandang di dunia yang didirikan
oleh para tokoh protestan, dan Georgetown University, sebuah universitas swasta
Katholik, keduanya mempunyai Center For Contemporary Arab Studies, sebagai pusat
studi bahasanya (Musthafah 2011, hlm. 2).
Bahasa Arab sebagai bahasa yang hidup baik berbentuk klasik/kuno maupun yang
berbentuk modern (klasik; susah difahami, modern; mudah difahami) punya kegunaan
yang amat penting dalam bidang agama, ilmu pengetahuan, dalam pembinaan dan
pengembangan kebudayaan nasional, bahkan hubungan internasional (Dahlan 1992, hlm.
19).
Islam adalah agama yang identik dengan bahasa Arab. Asumsi yang selama ini
berkembang adalah bahwa bahasa Arab adalah bahasa agama Islam, karena keseluruhan
ajaran Islam terdapat dalam Al-Qur’an dan hadits Nabi yang berbahasa Arab. Bahasa
Arab juga diklaim sebagai “bahasa Tuhan” (mengandung unsur keilahian) karena Al-
Qur’an merupakan kalam Tuhan (kalãmullah), berupa bahasa Arab yang terbukukan.
Penghadiran bahasa Arab tersebut kemudian mengalami proses sejarah. Dalam
pengembangannya juga mempengaruhi karakter dan pola pikir, watak, kultur, dan
intelektualitas, serta bahasa masyarakat di dunia (Mujib 2010, hlm. 34).
Dari beberapa penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa bahasa Arab adalah
bahasa yang penting karena bahasa Arab adalah bahasa dunia yang sifatnya internasional.
Dan sekarang kita mengetahui bahwa begitu pentingnya bahasa Arab karena bahasa Arab
Jurnal Lughoti: Jurnal Pendidikan Bahasa Arab 5 Vol. 2 No. 01 Juli-Desember 2020
ini alat komunikasi yang sifatnya internasional selain dari bahasa Inggris juga bahasa
lainnya. Dan pemerintah sudah merealisasikan bahasa Arab di sekolah-sekolah yaitu
dengan adanya kurikulum bahasa Arab yang dilaksanakan di sekolah-sekolah umum.
Pembelajaran bahasa Arab yang ada di Prodi Ilmu Keperawatan Fakultas
Kedokteran Unsri, merupakan mata kuliah bahasa asing pilihan, dan kalau dilihat realita
bahasa asing banyak seperti bahasa Jerman, bahasa Mandarin, bahasa Prancis dan lain-
lainnya, namun Ilmu Keperawatan FK Unsri ini kebetulan bahasa asing pilihannya adalah
salah satunya bahasa Arab bahkan bukan Ilmu Keperawatan saja, di UNSRI menjadikan
bahasa Arab ini sebagai bahasa asing pilihan namun ada juga di beberapa Fakultas atau
Prodi lain juga ada (Wawancara dengan bapak Abdul Gofur selaku Dosen MPK PAI
Unsri).
Ungkapan ini senada dengan ungkapan bapak koorbid PAI Unsri; pemilihan
bahasa Arab sebagai bahasa Asing di Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Unsri ini
dengan tujuan supaya mahasiswa-mahasiswa nanti bisa memahami dan memperdalami
ilmu agama yang lebih luas lagi dan sekaligus bisa untuk melanjutkan belajarnya ke
Timur Tengah (Wawancara dengan bapak Nurhasan, S.Ag., M.Ag. selaku coordinator
bidang Agama, Senin 18 Maret 2019. Pukul, 11.20 Wib).
Bahasa Arab dalam pandangan pemerintah adalah bahasa asing. Hal ini terbukti,
dalam peraturan Menteri Agama RI nomor 2 tahun 2008 tentang Standar Kompetensi dan
Standar Isi Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab. Dalam peraturan tersebut
dikatakan bahwa tujuan mata pelajaran bahasa Arab adalah adalah:
1. Mengembangkan kemampuan berkomunikasi dalam bahasa Arab, baik lisan maupun
tulis, yang mencakup empat kecakapan berbahasa, yakni menyimak (istimã’),
berbicara (kalãm), membaca (qirãah), dan menulis (kitãbah).
2. Menumbuhkan kesadaran tentang pentingnya bahasa Arab sebagai salah satu bahasa
asing untuk menjadi alat utama belajar, khususnya dalam mengkaji sumber-sumber
ajaran Islam.
3. Mengembangkan pemahaman tentang saling keterkaitannya antara bahasa dan budaya
serta memperluas cakrawala budaya. Dengan demikian peserta didik diharapkan
memiliki lintas budaya dan melibatkan diri dalam keberagaman budaya (Hemawan
2011, hlm. 57).
Jurnal Lughoti: Jurnal Pendidikan Bahasa Arab 6 Vol. 2 No. 01 Juli-Desember 2020
Dari pernyataan di atas dapat dipahami bahwa secara formal bahasa Arab
merupakan bahasa asing, dan di sekolah umum bahasa Arab ini merupakan bahasa asing
pilihan.
Pengajaran bahasa Arab yang dipelajari di Indonesia dimaksudkan untuk
mencapai tujuan. Pertama, sebagai alat untuk mempelajari dan memperdalam
pengetahuan Islam seperti di sekolah-sekolah, madrasah-madrasah (negeri atau swasta),
pondok pesantren dan Perguruan Tinggi Agama Islam (negeri atau swasta). Kedua,
sebagai tujuan, yaitu membentuk tenaga-tenaga ahli bahasa Arab atau untuk
menghasilkan alumni yang mampu menggunakan bahasa Arab secara aktif sebagai alat
komunikasi untuk berbagai keperluan (Izzan 2011, hlm. 44).
Di Ilmu Keperawatan FK Unsri sendiri, mata kuliah bahasa Arab merupakan mata
kuliah bahasa Asing yang membutuhkan tenaga pendidik yang bisa memahami
mahasiswanya karena mahasiswa di Ilmu Keperawatan FK Unsri latar belakang
pendidikannya berbeda-beda oleh karena itu tenaga pendidik mata kuliah bahasa Arab di
Ilmu Keperawatan FK Unsri ini, membutuhkan kesabaran dan semangat dalam
pelaksanaan pembelajaran karena tidak semua mahasiswa yang bisa membaca dan
menulis. Apalagi dalam belajar bahasa Arab ini ada beberapa keterampilan yang akan
diikuti mahasiswa yaitu menyimak (istimã’), membaca (qirãah), berbicara (kalãm) dan
menulis (kitãbah), yang akan ditempuh anak atau peserta didik dalam waktu 100 menit (2
SKS) dalam setiap minggu. Di Ilmu Keperatan FK Unsri juga mahasiswa akan
menempuh pembelajaran bahasa Arab tersebut selama satu semester sesuai Standar
Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang telah ditetapkan oleh Prodi Ilmu Keperawatan
FK Unsri.
Bahasa Arab di Ilmu Keperawatan FK Unsri sebagai silabus yang
diselenggarakan mengacu pada pendidikan bahasa Arab pada Perguruan Tinggi yang ada
mata kuliah Bahasa Arabnya. Pengajaran bahasa Arab di Ilmu Keperawatan FK Unsri
mengalami perkembangan yang mengembirakan. Sejak diberlakukan bahwa mata kuliah
ini wajib diikuti, bahasa Arab dimungkinkan untuk diajarkan di Unsri, tidak saja sebagai
bahasa asing pilihan untuk jurusan Ilmu Keperawatan FK Unsri saja, tapi ada juga prodi
di Fakultas lainnya yang dibawah naungan Unsri, yaitu sebagai mata kuliah keterampilan
atau sebagai mata pelajaran bahasa Asing biasa. Dalam teori yang dikemukakan oleh
bapak Ahmad Fuad Effendy juga (2009, hlm. 35), menjelaskan bahwa metode yang
cocok dalam sistem pengajaran bahasa Arab di lingkungan sekolah menengah atas atau
Jurnal Lughoti: Jurnal Pendidikan Bahasa Arab 7 Vol. 2 No. 01 Juli-Desember 2020
perguruan tinggi yaitu metode komunikatif, metode qirãah dan di dukung juga metode
lainnya.
Adapun latar belakang pendidikan mahasiswa di Prodi Ilmu Keperawatan FK
Unsri ini mayoritas dari SMA (70% dari SMA Negeri) dan 30% dari
SMAYayasan/Swasta. (Dokumen Ilmu Keperatan FK Unsri 2018). Melihat latar
belakang pendidikan tersebut maka bisa tergambar bagaimana kemampuan mahasiswa
dari SMA dan bagaimana peserta didik dari MA (Hasil Wawancara bersama bapak
Zulkarnain Senin, 09 September 2019).
Dalam hal ini juga mahasiswa yang ada di Ilmu Keperawatan FK Unsri akan lebih
senang apabila mereka di ajak sedikit demi sedikit menggunakan bahasa Arab, mereka
merasa senang karena bagi mereka bahasa Arab merupakan bahasa yang menarik, tapi
tidak semua peserta didik yang berpendapat demikian, yang berkata demikian ini bagi
peserta didik yang nyambung saat belajar bahasa Arab berlangsung.
Dan dari hasil observasi/pengamatan bahwa dalam pelaksanaan proses belajar
mengajar mata kuliah bahasa Arab ini, ketika proses pembelajaran berlangsung antara
mahasiswa yang latar belakang pendidikannya dari SMA dan MA hampir tidak ada beda
karena ada mahasiswa dari SMA tapi anak tersebut bisa memahami (mengucapkan juga
menulis bahasa Arab) dan cepat tanggap dalam proses belajar bahasa Arab ketika
berlangsung pembelajaran, dan begitu juga ada mahasiswa yang latar belakang
pendidikannya dari MA tetapi mahasiswa tersebut tidak begitu bisa memahami
(mengucapkan juga menulis bahasa Arab) dan lambat menyerap pelajaran bahasa Arab
saat proses belajar mengajar bahasa Arab berlangsung. (Observasi saat mengajar dan
pada 20 Maret 2019). Dari observasi di atas dapat di analisa bahwa mahasiswa itu, bagi
anak yang mempunyai keinginan untuk ingin tahu atau ingin betul-betul belajar maka
mahasiswa itu mudah dan akan bisa menerima mata kuliah bahasa Arab tersebut, asal kita
seorang pendidik atau dosen mampu memberikan dorongan dan semangat sehingga
mahasiswa tersebut selalu tertarik untuk belajar bahasa Arab.
Berdasarkan uraian-uraian di atas, bahwa pembelajaran bahasa Arab di Ilmu
Keperawatan FK Unsri ini adalah merupakan mata kuliah bahasa asing pilihan, dan
bahasa Arab tersebut terpilih sebagai bahasa asing tersebut dengan alasan supaya
mahasiswa nantinya akan bisa akan melanjutkan belajar Ilmu Keperawatannya (untuk
menyelesaikan ners) di daerah Timur Tengah dan juga sekaligus bisa memperdalami ilmu
agama, kemudian bahasa Arab di Ilmu Keperawatan FK Unsri masa belajarnya selama
Jurnal Lughoti: Jurnal Pendidikan Bahasa Arab 8 Vol. 2 No. 01 Juli-Desember 2020
satu semester dengan alokasi 100 menit (16 kali pertemuan) setiap tatap muka, dan dari
waktu sedikit itu pasti seorang tenaga pendidik/dosen mengalami kesulitan bagaimana
dan cara apa sehingga dengan waktu sedemikian sedikit tersebut para mahasiswa bisa
mendengar, berbicara, membaca dan menulis bahasa Arab. Dan supaya pembelajaran
tersebut berangsur-angsur berhasil, anak-anak bisa mendengar, berbicara, membaca dan
menulis bahasa Arab maka dalam proses belajar mengajar bahasa Arab dibutuhkan
metode yang bisa membantu tenaga pendidik/dosen dalam menuju keberhasilan dalam
pembelajaran.
Metode pembelajaran ini sangat berperan penting karena kalau seorang dosen atau
tenaga pendidik bisa menggunakan beraneka ragam metode atau metode yang relevan
sehingga materi bahasa Arab yang akan disampaikan (diajarkan) kepada mahasiswanya
maka proses belajar mengajar akan berjalan dengan baik, khususnya mata kuliah bahasa
Arab, yang selama ini adanya di Perguruan Tinggi Islam saja, yang menarik sekali
sekarang bahasa Arab sekarang ada di Perguruan Tinggi Umum dan tentu berbeda cara
penyampaiannya dengan bahasa Arab yang ada di Perguruan Tinggi Islam.
Kemudian ilmu keperawatan merupakan ilmu yang penting dan sangat dibutuhkan
oleh masyarakat baik dari perkotaan sampai ke desa-desa (pelosok desa) dengan
demikian tenaga perawat merupakan salah satu tenaga medis yang dibutuhkan di seluruh
tempat dan pelosok negara termasuk negara Arab. dan kemampuan bahasa Arab dapat
membatu perawat dalam merebut kesempatan bekerja di negara Arab.
Berdasarkan kondisi riil, maka akan diasumsikan bahwa masih diperlukan upaya
peningkatan kualitas pembelajaran khususnya metode dalam pembelajaran bahasa Arab
di Perguruan Tinggi Umum (Unsri). Untuk mengetahui informasi bagaimana metode
dalam pembelajaran bahasa Arab di Prodi Ilmu Keperawatan FK Unsri secara detail dan
mendalam, maka akan diteliti lebih lanjut lagi.
Berdasarkan deskripsi masalah yang penulis uraikan diatas, maka dapatlah di
rumuskan beberapa hal sebagai berikut: Mengapa metode manhaji diterapkan dalam
pembelajaran bahasa arab di Prodi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas
Sriwijaya ?, Bagaimana penerapan metode manhaji di Prodi Ilmu Keperawatan Fakultas
Kedokteran Universitas Sriwijaya ?, Bagaimana dampak positif penerapan metode
manhaji dalam pembelajaran bahasa Arab Prodi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran
Universitas Sriwijaya ? dan Apa problem yang dialami dalam menerapkan metode
manhaji di Prodi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya ?
Jurnal Lughoti: Jurnal Pendidikan Bahasa Arab 9 Vol. 2 No. 01 Juli-Desember 2020
B. PEMBAHASAN
1. Latar Belakang Pelaksanaan Penerapan Metode Manhaji di Prodi Ilmu
Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya
Berawal dari proses pembelajaran atas nama dosen Bahasa Arab yang
ditugaskan mengajar mata kuliah bahasa Arab pada Ahli Program Pogram Studi Ilmu
Keperawana Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya. Yang diamanahkan untuk
menggantikan mengajar saat tersebut Agustus 2018, maka dari sana saya sebagai
pengamat dan berkecimpung lansung belajar mengajar dan sekaligus perantara atau
media bagi mereka dalam belajar bahasa Arab, hasil observasi kami mahasiswa pasif
dalam mengikuti pembelajaran bahasa Arab kemudian kami langsung bertanya kepada
anak / mahasiswa apa yang membuat mereka pasif dalam belajar; Pepi ibu kami tidak
semua dari sekolah yang mengenal bahasa Arab Khusunya karena kami berbeda asal
sekolah yang berbeda. Hikmah Ibu kami belajar bahasa arab tapi tidak sedetailnya bu,
di SMA hanya belajar masih pemula, walaupun kami di SMA juga beraneka ragam
juga. Dengan demikian saya selaku dosen tenaga pengajar yang senang dengan bahasa
Arab mau mencoba menerapkan Metode Manhaji di Prodi Ilmu Keperawatan Fakultas
Kedokteran Universitas Sriwijaya, dan dalam belajar bahasa seorang dosen harus
banyak melakukan komunikasi berbahasa Arab langsung karena dengan menerapkan
bahasa arab secara langsung maka kita seorang guru atau dosen sudah melatih
pendengaran juga melatih pegucapan berbahasa peserta didik atau mahasiswa yang
mengikuti pembelajaran bahasa Arab.
Kemudian karena semuanya dari SMA ini suatu sisi kemudahan juga bagi
seorang pendidik dari melakasanakan pembelajaran, dan pengenalan bahasa Arab bisa
dari pemula supaya terarah.
2. Pelaksanaan Penerapan Metode Manhaji di Prodi Ilmu Keperawatan Fakultas
Kedokteran Universitas Sriwijaya
Pelaksanaan pembelajaran merupakan fungsi ketiga setelah perencanaan dan
pengorganisasian. Pengorganisasian merupakan aktualisasi kegiatan dari segala yang
direncanakan agar tercapai tujuan. Dalam proses pembelajaran
penggerakan/pelaksanaan ini dilakukan oleh tenaga pendidik/guru dengan suasana
yang edukatif dan menyenangkan supaya siswa dapat mengikuti proses pembelajaran
dengan penuh semangat dan antusias dan tenaga pendidik/guru mengoptimalkan
kemampuan peserta didik dengan baik (Zulkifli 2011, hlm. 57). Sedangkan peran
Jurnal Lughoti: Jurnal Pendidikan Bahasa Arab 10 Vol. 2 No. 01 Juli-Desember 2020
tenaga pendidik/guru dalam proses pembelajaran ini sangat penting sebagai penggerak
dan memotivasi para peserta didik dalam melakukan aktivitas belajar baik di dalam
ruang belajar/kelas, di perpustakaan, dan atau di tempat lain yang bisa memungkinkan
terlaksana proses pembelajaran.
Pelaksanaan pembelajaran bahasa Arab di Ilmu Keperawatan sudah berjalan
dengan baik namun perlu penyempurnaan saja. Berdasarkan hasil observasi
(pengamatan) yang terdahulu yang telah dilakukan bahwa unsur manajemen
pelaksanaan pembelajaran bahasa Arab di Ilmu Keperawatan yaitu terdiri dari
pembukaan (appersepsi), materi, metode yang digunakan metode langsung,
komunikatif, ceramah, tanya jawab, dan terkadang dilakukan cepat tepat, dan kadang
kala juga menggabungkan beberapa metode, itu semua dilakukan untuk menciptakan
proses pembelajaran yang menyenangkan bagi tenaga pendidik juga peserta didik
(Hasil observasi).
Pergerakan (pelakasanaan) pembelajaran yang efektif di atas, di dukung oleh
pendapat Muhammad Ali (2002), bahwa dalam proses belajar mengajar, program
kegiatan mencakup sejumlah aspek yang terkandung dalam sistem pengajaran.
Rumusan program itu meliputi:
a. Bahan yang akan dipelajari
b. Metode yang digunakan
c. Alat pengajaran yang dapat membantu proses belajar
d. Alokasi waktu yang digunakan (Ali 2002, hlm. 32-33).
Rumusan program tersebut, dalam proses pembelajaran berlangsung sangat
berkaitan karena proses pembelajaran tanpa salah satu program tersebut tidak dapat
berjalan dengan sebaik mungkin (tidak berhasil). Jadi empat program tersebut satu
sama lainnya saling mendukung untuk terwujudnya pembelajaran yang berhasil
dengan baik.
Selanjutnya Herbart mengungkapkan pendapatnya dalam buku Abu Bakar
Muhammad metode khusus pengajaran bahasa Arab (1981, hlm. 18-29), yaitu: bahwa
pelaksanaan pembelajaran bahasa Arab harus dilaksanakan sesuai dengan rencana
pelaksanaan pembelajaran bahasa Arab yang di rancang atau dipersiapkan
sebelumnya. Adapun rencana atau rancangan yang dipersiapkan sebelumnya meliputi
lima tingkatan yaitu; appersepsi, bahan baru, hubungan bahan, kesimpulan dan
pengetrapan. Dan lima tingkatan menurut Herbart tersebut dapat diuraikan sebagai
Jurnal Lughoti: Jurnal Pendidikan Bahasa Arab 11 Vol. 2 No. 01 Juli-Desember 2020
berikut:
a. Appersepsi, tingkatan ini mempersiapkan pikiran anak untuk menerima ilmu
pengetahuan yang akan disampaikan oleh guru. Guru memulai pelajarannya
dengan mengingatkan kembali pengetahuan mereka yang lama, yang mempunyai
hubungan dengan bahan pelajaran baru, di appersepsi ini secara tidak langsung
sudah terlaksana tes awal.
b. Bahan baru, dalam tingkatan ini guru mengemukakan bahan baru yang ingin
diajarkan kepada murid. Sebenarnya tingkatan ini biasanya meliputi tiga tingkatan
yang terakhir, yaitu hubungan bahan, kesimpulan, dan pengetrapannya.
Kesemuanya berhubungan satu sama lain dan mempunyai ikatan yang sangat erat
sekali.
c. Hubungan bahan, hubungan bahan pelajaran itu ialah dengan cara guru
menghubungkan bahan baru dengan pengetahuan-pengetahuan yang telah mereka
miliki, sehingga terjalinlah hubungan keduanya, baik persamaannya maupun segi
perbedaannya atau menjelaskan kaitan-kaitan lainnya, atau antara bagian-bagian
dari bahan pelajaran baru itu sendiri.
d. Kesimpulan, yaitu tingkatan ini guru dan murid menarik kesimpulan sehingga
menemukan intisari dari pembelajaran.
e. Pengetrapan, setelah menarik kesimpulan melaksanakan pengetrapan. Cara-cara
pengetrapan pelajaran banyak sekali diantaranya: latihan-latihan secara lisan atau
tertulis atau keaktifan-keaktifan yang dilakukan oleh anak setelah disamapikan
materi pembelajaran.
Selanjutnya penggerakkan (pelaksanaan) dalam pembelajaran bahasa Arab ini
agar tercipta pembelajaran yang efektif dalam pelaksanaan pembelajaran memerlukan
media yang bisa membantu proses pembelajaran yang baik sehingga tercipta
pembelajaran yang menyenangkan bagi peserta didik. Menurut Shalah Abdul Majid
(1981) dalam Makruf (2009, hlm. 133-148), membagi media dalam pelaksanaan
pembelajaran bahasa Arab secara lebih rinci sesuai dengan jenis kemampuan
(mahãrah) yang akan diajarkan. Beberapa media tersebut adalah:
a. Media pembelajaran Istimã’
Jurnal Lughoti: Jurnal Pendidikan Bahasa Arab 12 Vol. 2 No. 01 Juli-Desember 2020
Beberapa media pembelajaran yang dapat digunakan dalam materi istimã’
antara lain; (a) Piringan (CD), (b) Kaset/tape recorder, (c) Siaran radio, (d)
Drama, (e) Bermain peran, (f) Permainan bahasa, dan (g) Laboratorium bahasa.
b. Media Pembelajaran Kalãm
Beberapa media pembelajaran yang dapat digunakan dalam materi kalãm
antara lain; (a) Papan pameran, (b) Papan tulis, (c) Papan mengetik, (d) Lukisan
dinding, (e) Lingkaran jam, (f) Slide dan film diam, (g) Tamasya dan (g)
Permainan bahasa.
c. Media Pembelajaran Qirãah
Beberapa media pembelajaran yang dapat digunakan dalam materi qirã’ah
antara lain; (a) Kartu, (b) Laboratorium bacaan, (c) Majalah bergambar karikatur,
(d) Poster, (e) Tachistoscope, (f) Reading pocer, (g) Film bacaan, (h) Over Head
Projector (i) Apaqua projector dan (j) Permainan bahasa.
d. Media Pembelajaran Kitãbah
Beberapa media pembelajaran yang dapat digunakan dalam materi kitãbah
antara lain; (a) Kaset, (b) Penggalan kata, (c) Gambar dan sketsa, (d) Melengkapi
huruf, (e) Permainan huruf hijaiyah, (f) Meningkatkan ta’bir muwajjah menjadi
ta’bir hurr, dan (g) Resensi film.
Dari penjelasan di atas, maka dapat dianalisa bahwa pembelajaran bahasa Arab
akan berhasil dan berjalan dengan baik dan efektif kalau dalam pelaksanaan
pembelajaran bahasa Arab ini di bantu media atau sarana prasarana yang bisa
membangkitkan semangat belajar peserta didik, dan menciptakan pembelajaran yang
menyenangkan bagi peserta didik.
Dalam melaksananakan penerapan metode manhaji ini kami tidak langsung
menggunakan metode manhaji tersebut tetapi kami masuk dalam kelas anak
mahasiswa keperawatan dengan menggunakan metode biasa atau metode lazim
dahulu, dengan cara menggunakan metode mubasyaroh, metode Hiwar atau sering di
sebut juga muhadastah dan metode manhaji dan terkadang kami masih menggunakan
medote-metode (metode kitabah, metode tarjamah, metode qiro’ah) dan lain-lainnya.
3. Metode Pembelajaran (Metode Pengantar Menggunakan Metode Mubasyaroh)
sebelum Menggunakan Metode Manhaji
Menurut Tayar Yusuf dalam karangannya Thariqah mubasyaroh adalah istilah
bahasa Arab yang artinya metode langsung, yang dalam bahasa inggrisnya adalah
Jurnal Lughoti: Jurnal Pendidikan Bahasa Arab 13 Vol. 2 No. 01 Juli-Desember 2020
Direct method. Metode Mubasyaroh ini adalah cara menyajikan materi pelajaran
bahasa asing dimana guru atau dosen langsung menggunakan bahasa asing tersebut
sebagai bahasa pengantar, dan tanpa menggunakan bahasa anak didik sedikit pun
dalam belajar mengajar. Dan ketika proses pembelajaran berlangsung ada suatu kata-
kata yang sulit difahami atau dimengerti mengerti oleh anak didik atau mahasiswa,
maka guru atau dosen mengartikannya dengan cara menggunakan alat peraga,
mendemonstrasikan, menggambarkan dan lain-lain (Tayar Yusuf, 1995, hlm. 152-
153).
Berdasarkan hasil observasi kami mahasiswa pembelajaran bahasa arab
berlangsung: “memang ada beberapa mahasiswa yang ikut mengucapkan namun tetap
dengan panduan dengan dan dari dosennya, proses pembelajaran tetap bisa terlaksana
namun tidak semuanya ikut berperan aktip dalam pembelajaran. Selanjutnya Fevi
Apriana Mengungkapkan; ibu kami bisa ikut serta dalam pembelajaran bahasa arab ini
karena kami dahulu di SMA kami pernah ikut belajat tapi sipatnya pemula. Tapi
senang bu bisa ketemu lagi belajar bahasa arab lagi. Lanjut Adi Setiawan juga
berkomentar; senang bisa ketemu bahasa Arab kembali bu saya pernah belajar bahasa
Arab di SMA”.
Sedangkan menurut Mitha Gusemi mahasiswa Ilmu Keperawatan Unsri: “kami
tidak begitu mengerti dengan bahasa Arab tetapi bingung ikut-ikutan saja bu tapi
duduk mau berdampingan dengan teman-teman yang memahami biar enak kami untuk
bertanya. Kemudian menurut Dea Sucita Levia kami pribadi ibu juga tidak mengerti
bu tetapi dengan ibu menggunakan bahasa Arab jadi kami berusaha dan agak
kesusahan bu kami banyak tertinggal dari teman-teman kami lainnya”
Hasil wawancara tersebut senada dengan hasil observasi selama proses
pembelajaran langsung, bahwa ketika pelaksanaan pembelajaran berlangsung dan kita
menggunakan metode mubasyaroh semua anak bisa mengikuti, namum ada dari
mereka juga yang merasa berat kalau berbahasa Arab langsnung karena anak atau
mahasiswa ada diam ada seperti ikut-ikutan saja, ada juga mala ikut senang.
Hasil observasi dan wawancara di atas senada dengan pendapat Radliyah
Zaenuddin di dalam karagannya:
“Metode Mubasyaroh atau metode Langsung ini merupakan metode yang
memprioritaskan pada maharotul qiro’ah (keterampilan berbicara). Yang munculnya
metode ini dari reaksi ketidakpuasan atau tidak keberhasilan terhadap hasil pengajaran
Jurnal Lughoti: Jurnal Pendidikan Bahasa Arab 14 Vol. 2 No. 01 Juli-Desember 2020
bahasa dari metode sebelumnya (gramatika tarjamah), yang dipandang
memperlakukan bahasa sebagai sesuatu yang mati atau pasif. Seruan-seruan yang
menuntut adanya perubahan-perubahan mendasar dalam cara pembelajaran bahasa itu
mendapatkan momentumnya pada awal abad ke-20 di Eropa dan Amerika, serta
digunakan baik di Negara Arab maupun di negara-negara Islam Asia termasuk
Indonesia pada waktu yang bersamaan” (Radliyah Zaenuddin, 2005 cet. 1 hlm. 39-40).
4. Metode Pembelajaran (Metode Pengantar Menuju Bercakap-cakap
Menggunakan Metode Muhadatsah) sebelum Menggunakan Metode Manhaji
Proses pembelajaran bahasa Arab ini kalau kita mau berhasil maka butuh
metode laninnya, setelah menggunakan metode mubasyaroh, maka selanjutnya yantu
menggunakan metode muhadatsah. Materi pembelajaran bahasa Arab yang terdiri dari
sejumlah kalimat pendek atau ungkapan-ungkapan yang berbentuk dialog dan tema-
tema tertentu yang diambil untuk dijadikan materi Muhadatsah (Percakapan).
Pembelajaran bahasa Arab Muhadatsah menitikberatkan pada kemahiran berbahasa
secara lisan dan tulisan. Sehingga setelah mahasiswa mengikuti proses pembelajaran
bahasa Arab dengan metode Hiwar Muhadatsah (Materi percakapan) mahasiswa dapat
menyampaikan pesan yang ingin disampaikan kepada orang lain. Bahasa pada
prinsipnya digunakan oleh para pengguna arau pemakai bahasa tersebut sebagai
pembawa pesan yang ingin disampaikan kepada orang lain. Kebutuhan utama
pemakaian bahasa adalah mampu merujuk obyek kedalam dunia nyata, misalnya
mampu menyebut nama, keadaan, peristiwa, dan ciri-ciri benda dengan kata-kata yang
anak-anak/mahasiswa kuasai.
Berdasarkan observasi yang telah terlaksana dalam pembelajaran bahasa Arab
ketika mau melatih mahasiswa berbicara atau berkata maka ada juga praktek bercakap-
cakap, dalam bercakap-cakap atau saat materi percakapan mahasiswa berusaha tetap
aktif walaupun anak atau mahasiswa tersebut belum secara fasih mengucapkan bahasa
Arab selain dari itu anak juga saling bekerjasama sehingga bisa kompak dalam praktek
berbahasa secara berpasang-pasangan.
Kemudian kami juga sharing atau wawancara dengan mahasiswa (Wahyu
Murdifin) walau kami tidak banyak mengenal mufrodad tetapi kami suka bu siapa tau
kami nantinya akan kerja di luar negeri atau siapa tau juga bu kami bisa lanjut belajar
ke timur tengah, siapa tau juga bu kami dapat beasiswa di sana Aamiin. Selanjutnya
menurut Hikmah “ibu walau kami banyak tidak mengenal mufradad namun kami tetap
Jurnal Lughoti: Jurnal Pendidikan Bahasa Arab 15 Vol. 2 No. 01 Juli-Desember 2020
berusaha karena kami tertarik karena tema-tema kita pelajari (ibu bisa memahami
kami sehingga ibu kasih tema materi kita yang relevan dengan propesi kami sebagai
mahasiswa Ilmu Keperawatan)”.
Hasil observasi dan wawancara di atas senada dengan pendapat Muhammad:
“Pelajaran muhadasah merupakan pelajaran bahasa Arab yang pertama-tama
diberikan. Sebab tujuan utama pengajaran bahasa Arab adalah agar siswa mampu
bercakap-cakap (berbicara) dalam pembicaraan sehari-hari dengan berbahasa Arab dan
membaca Al-Qur'an, dalam shalat dan do'a-do'a, yang disebut berbahasa itu adalah
berbicara lisan. Metode muhadasah yaitu cara menyajikan bahan pelajaran bahasa
Arab melalui percakapan, dalam percakapan itu dapat terjadi antara guru dan murid
dan antara murid dengan murid, sambil menambah dan terus memperkaya
perbendaharaan kata-kata” (Muhammad: 1981: 58).
Dengan demikian tujuan pengajaran muhadasah: 1) Melatih lidah anak didik
agar terbiasa dan fasih bercakap-cakap dalam bahasa Arab. 2) Terampil berbicara
dalam bahasa Arab mengenai kejadian apa saja dalam masyarakat dan dunia
internasional yang ia ketahui. 3) Mampu menerjemahkan percakapan orang lain lewat
telepon, radio, TV, tape recorder. 4) Menumbuhkan rasa cinta dan menyenangi bahasa
Arab dan Al-Qur'an, sehingga timbul kemauan untuk belajar dan mendalaminya.
5. Metode Pembelajaran (Setelah Metode Mubasyaroh dan Metode Muhadatsah)
selanjutnya Menggunakan Metode Manhaji
Menurut Ustadz Joko Nursio 2019; “Metode manhaji merupakan metode
sangat praktis, aplikatif mudah, dan menyenangkan. Metode manhaji berbeda dengan
metode lainnya, metode ini lebih mengedepankan praktik dari teori, metode ini relevan
untuk peserta didik yang berlatar belakang semua SMA atau dari sekolah umum”.
kemudian kami menganalisa Metode ini sangat relevan untuk diterapkan ketika materi
Qowa’id atau tata bahasa, karena materi qowa’id ini bagi peserta didik nya yang
lamban atau belum sama sekali mengenal bahasa Arab mereka bingung, dan tentu
bertanya apa itu materi qowa’id, maka dari itu kami sebagai tenaga pendidik/pengajar
(dosen) sangat tertarik untuk menerapkannya dalam materi qowa’id di Ilmu
Keperawatan Fakultas Kedoteran Universitas Sriwijaya ini.
Proses pembelajaran akan berkualitas dan berhasil apabila seorang pegajar
(guru atau dosen) bisa menciptakan proses pembelajaran yang menyenangkan,
menarik, tidak membuat anak merasa bosan, variatif dan kreatif. Dengan demikian
Jurnal Lughoti: Jurnal Pendidikan Bahasa Arab 16 Vol. 2 No. 01 Juli-Desember 2020
seorang pendidik harus banyak keterampilan, keahlian yang bisa membuat ruangan
belajar menyenangkan bagi peserta didik dan menarik kinginan anak untuk semangat
belajar, apalagi mata kuliah bahasa Asing seperti bahasa Arab. Pendidik dituntut
profesional dalam hal menciptakan proses pembelajaran yang menarik dan mencari
metode serta sarana atau media yang mampu membuat mereka asyik belajar,
melakukan sesuatu dengan variasi dan memadai. Pendidik juga harus kreatif
menciptakan alat dan sarana pembelajaran, dengan sarana itu guru bisa mengaktifkan
peserta didik dalam proses pembelajaran.
Hasil wawancara dan telaah di lapangan pelaksanaan pembelajaran bahasa
Arab di Ilmu Keperawatan, aktivitas dalam pembelajaran yang dilakukan oleh
pendidik atau pengajara (dosen) Ilmu Keperawatan sebagai berikut:
“Pertama, sebelum pembelajaran atau pada awal pembelajaran guru bahasa
Arab melaksanakan tes awal. Kedua, memberikan kesempatan kepada peserta didik
untuk mempertanyakan materi pelajaran yang telah diajarkan di minggu yang lalu.
Ketiga, dalam menyampaikan materi, menggunakan metode langsung (al-tharĩqatu al-
mubãsyarah), terkadang menggunakan metode komunikatif (al-tharĩqatu al-
ittishãliyyah), dan terkadang juga menggunakan metode membaca (al-tharĩqatu al-
qirãah) atau menggunakan metode Manhaji. Ketiga, dalam pelaksanaan pembelajaran
dalam menyampaikan materi tenaga pendidik/guru/dosen bahasa Arab di Ilmu
Keperawatan juga menggunakan metode gabungan, maksud dari metode gabungan
yaitu dalam penyampain materi menerapkan beberapa metode. Dosen yang mengampu
mata kuliah bahasa Arab di Ilmu Keperawatan berpendapat bahwa dengan
menerapkan beberapa metode maka proses pembelajaran akan bertambah sempurna
karena setiap masing-masing metode mempunyai kelebihan dan kekurangan dan
dengan adanya penggabungan ini maka akan tertutupi adanya kekurangan-kekurangan
pada metode-metode tersebut. Keempat, dalam menyampaikan materi tenaga
pendidik/guru bahasa Arab di Ilmu Keperawatan juga menggunakan meggunakan
media tape recorder, laptop dan CD karena menurut dosen bahasa Arab di Ilmu
Keperawatan ini belajar bahasa Arab perlu pembiasaan dengan demikian dosen
pengampu di ilmu keperawatan tersebut membiasakan peserta didiknya mendengarkan
bahasa Arab baik percakapan, teks dan kata perkata ini semua supaya peserta didik
terbiasa mendengar kata-kata arab kemudian dari mendengar peserta didik belajar
untuk menirukan atau mengucapkan. Kelima, ketika proses pembelajaran berlangsung
Jurnal Lughoti: Jurnal Pendidikan Bahasa Arab 17 Vol. 2 No. 01 Juli-Desember 2020
dosen bahasa Arab di Ilmu Keperawatan memberikan kesempatan kepada peserta
didik menyimak (istimã’), berbicara (kalãm), membaca (qirãah) dan menulis
(kitãbah). Dan diberikan kesempatan juga kepada mahasiswa menirukan atau
mengucapkan apa yang di dengar oleh mahasiswa, dan setelah proses pembelajaran
hiwãr berlangsung memberikan kesempatan kepada mahasiswa berbicara dengan
menggunakan bahasa Arab, dan ketika proses pembelajaran qirãah berlangsung dosen
bahasa Arab memberikan kesempatan juga kepada mahasiswa untuk membaca malah
peserta didik di suruh membaca satu persatu, dan terakhir mahasiswa juga di beri
kesempatan kepada peserta didik/mahasiswa menulis bahasa Arab baik dengan cara
membuat kalimat atau berbentuk karangan. Keenam, ketika proses pembelajaran
berlangsung mahasiswa mengikuti proses pembelajaran dengan serius dan mahasiswa
kelihatan senang. Ketujuh, tenaga pendidik di Ilmu Keperawatan ia mengelola
kelasnya dengan sebaik mungkin sehingga mahasiswa merasakan senang dalam
mengikuti pembelajaran. Dan terakhir kedelapan, tenaga pendidik/guru melakukan tes
akhir” (Wawancara dengan pak Nurhasan, M. Ag, 29 Agustus 2019).
Dalam pelaksanaan pembelajaran bahasa Arab (materi Qowa’id) tenaga
pendidik/pengajar atau dosen menggunakan metode manhaji ini peserta
didik/mahasiswa dalam mengenal tata bahasa (qowa’id) belajar sambil bernyanyi.
Dengan dimikian peserta didik/mahasiswa tidak merasa berat dalam mengenyam
materi qowa’id karena mereka terhipnotis dengan di bawah bernyanyi tadi. Selama
pembelajaran langsung peserta didik/mahasiswa mereka senang dan setiap materi mau
nya di bawak bernyanyi semuanya dan mau ada rumusnya semua ujar mereka biar
mudah dan cepat di ingat.
Selanjutnya Menurut H. M. Anas Adnan Lc. M. Ag, 2010 didalam tulisannya bahwa
keistimewaan atau kelebihan dari metode manhaji ini bisa di lihat dari beberapa segi atau
sudut padang:
a. Dari segi metodenya: metode ini bisa mengajak dan membawah peserta didik kita
senang dan mudah dalam mengikuti pembelajaran bahasa Arab khususnya materi
qowa’id (tata bahasa).
b. Dari segi masa belajarnya: materi dapat ditempuh dalam waktu relatif efektif sesuai
dengan kemampuan peserta itu sendiri.
Jurnal Lughoti: Jurnal Pendidikan Bahasa Arab 18 Vol. 2 No. 01 Juli-Desember 2020
c. Dari segi kelembagaannya: peserta didik yang tidak sempat mengenyam pendidikan
di Pondok Pesantren, bisa mempelajari Bahasa Arabnya, tanpa mondok yang belum
tentu setiap daerah ada Pondok Pesantrennya.
d. Dari segi sistemnya: sistem ini peeserta didik akan secara aktif mempraktekkan
materi qowa’id (tata bahasa) mengartikan ayat melalui kajian arti kata-katanya,
sekaligus mendekatkan dirinya dengan Al-Qur’an.
e. Dari segi pesertanya: semua umur bisa mengikutinya apa lagi pemula.
f. Dari segi waktunya: metode manhaji ini, bisa diselenggarakan kapan dan di mana
saja mereka mau, sesuai dengan situasi dan kondisi mereka, tidak terikat oleh sistim
tahun ajaran baru. Dan masa belajarnya pun tergantung kepada kemampuan dan
daya serap mereka, semakin tinggi daya serapnya semakin singkat waktu
belajarnya.
g. Bahwa Dari segi praktisnya: metode manhaji ini langsung menyajikan materi
pembelajaran bahasa Arab, dan juga sekaligus menguraikan ayat-ayat Al-Qur'an.
Dengan demikian metode manhaji sangat releven digunakan atau diterapkan
pada pembelajaran bahasa Arab khususnya saat materi tata bahasa atau qowaid
6. Dampak Positif Penerapan Metode Manhaji dalam Pembelajaran Bahasa Arab
Prodi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya
Dalam penerapan metode manhaji dalam pembelajaran bahasa Arab ditemukan
dampak positif. Adapun dampak positif faktor pendukung metode manhaji dalam
pembelajaran bahasa Arab di Ilmu Keperawatan sebagaimana yang telah dikatakan
oleh bapak Nurhasan, M. Ag adalah:
“1) Sebagaian peserta didik mengenal huruf-huruf arab, bisa menyimak dengan
baik, bisa berbicara, membaca, dan menulis. 2) Adanya buku pedoman; buku paket
bahasa Arab yang diterbitkan oleh penerbit Noer Fikri khusus untuk Perguruan Tinggi
, 3) Membuat tujuan pembelajaran yang jelas, 4) Adanya komunikasi dengan sesama
guru bahasa Arab, 5) Hasil evaluasi/penilaian yang baik” (Wawancara tanggal 25
September 2019).
Sebagian Peserta Didik Mengenal Huruf Arab, Bisa Menyimak dengan Baik,
Bisa Berbicara, Membaca, dan Menulis
Pembelajaran bahasa Arab sama dengan pembelajaran bahasa-bahasa lain yaitu
perlunya pembiasaan dalam pengucapan, sebagai tenaga pendidik/guru bahasa selalu
memotivasi peserta didiknya untuk berbicara walaupun sepatah atau dua patah kata
Jurnal Lughoti: Jurnal Pendidikan Bahasa Arab 19 Vol. 2 No. 01 Juli-Desember 2020
supaya peserta didik tidak kaku dalam mengucapkan bahasa tersebut.
Berdasarkan hasil observasi dan telaah di lapangan di Ilmu Keperawatan
bahwa: 1) Ketika proses pembelajaran bahasa Arab berlangsung peserta
didik/mahasiswa semangat mengikuti pembelajaran bahasa dengan baik, 2) Anak-anak
dalam mengikuti pembelajaran mempunyai semangat, hal ini karena anak tersebut
mengenal huruf-huruf Arab, dan dari mereka kenal huruf-huruf Arab itu anak-anak
bisa nyambung/mengerti dengan materi pelajaran yang disampaikan, 3) Setelah proses
pembelajaran anak bisa mengucapkan, berbicara, bisa membaca dan bisa menulis.
Adapun dampak dari diterapkan metode manhaji ini ada suatu kemudahan bagi
dosen saat berlangsungnya pembelajaran,
a. Adanya Semangat dan Kemauan yang Tinggi
Proses pembelajaran akan menjadi muda kalau dosen bisa menggunakan
metode yang untuk materi sedang berlangsung. Berdasarkan observasi dan
dokumentasi yang didapatkan di Ilmu Keperawatan, bahwa dalam proses
pembelajaran dosen bahasa Arab bahwa dengan metode manhaji tersebut mahasiswa
semangat di bawah senang dan ria karena materi di bawh dengan irama. Dengan
demikian dapat dianalisa bahwa peserta didik yang bisa mengikuti pelajaran bahasa
Arab; dalam artian peserta didik menyambung (bisa menerima pembelajaran) saat
proses pembelajaran berlangsung, anak bisa menyimak dengan baik, bisa berbicara,
membaca dan menulis, anak-anak tersebut bisa membantu gurunya dengan cara
membimbing peserta didik lainnya yang belum mengenal huruf arab dengan tepat, dan
yang belum begitu bisa membaca dan menulis.
b. Tujuan Pembelajaran yang Jelas
Beradasarkan dokumetasi yang didapatkan dapat dianalisa perencanaan
pembelajaran Ilmu Keperawatan, mempunyai tujuan pembelajaran yang jelas sesuai
dengan materi yang akan disampaikan dan relevan dengan standar kompetensi dan
kompetensi dasar yang sediakan/ditawarkan oleh Kemenristekdikti atau Prodi Ilmu
Keperawatan Universitas Sriwijaya.
Kemudian bapak Nurhasan, M. Ag, mengatakan bahwa tujuan pembelajaran
bahasa Arab di Ilmu Keperawatan yaitu: mendidik peserta didik/mahasiswa bisa
menyimak bahasa Arab dengan baik dan mampu untuk mengucapkannya, dan jadi
ilmu komunikasi mahasiswa untuk belajar dan bekerja di Timur tengah atau mau
melanjutkan belajar ke Timur Tengah. Sedangkan bapak Abdul Gofur, S.S., M. Pd. I
Jurnal Lughoti: Jurnal Pendidikan Bahasa Arab 20 Vol. 2 No. 01 Juli-Desember 2020
mengungkapkan bahwa; peserta didik selain mampu menyimak bahasa Arab
kemudian mampu mengucapkan dengan baik, peserta didik mampu berbicara bahasa
Arab secara tematis, mampu membaca dengan baik dan juga merangkai kata-kata
(kalimat) sehingga tersusun menjadi kalimat (jumlah).
Dalam merumuskan tujuan pembelajaran tenaga pendidik/guru bahasa Arab
Ilmu Keperawatan diharapkan mengacu pada indikator pencapaian hasil belajar dan
kegiatan utama pembelajaran (Sumber: Berdasarkan Observasi dan Dokumentasi
Dosen Bahasa Arab). Hal ini senada dengan Oemar Hamalik (2010, hlm. 83) bahwa
tujuan pembelajaran adalah suatu deskripsi mengenai tingkah laku yang diharapkan
tercapai oleh siswa setelah berlangsung pembelajaran.
c. Adanya Komunikasi dengan Sesama Dosen Bahasa Arab dan Pendidikan Agama
Islam
Mata Kuliah bahasa Arab di Ilmu Keperawatan ini merupakan mata kuliah
bahasa asing, mata kuliah bahasa Arab di Ilmu Keperawatan ini sudah mulai
berkembang secara berangsur-angsur dan pemerintah pun sudah memberikan
perhatian terhadap bahasa ini.
Selain dari itu, kami pengamat dan peneliti juga : “bahwa tenaga
pendidik/dosen telah bergabung via internet dengan nama facebook dan Gruop Wats
perkumpulan Dosen Agama Islam seIndonesia, dengan adanya ikatan ini kalau ada
kesulitan dalam pembelajaran dan info terbaru yang berhubungan dengan
pembelajaran bahasa Arab, para dosen bahasa Arab bisa berbagi ilmu dan
pengalaman melalui via internet tersebut” (Ungkapan tanggal 25 September 2019).
Maka dianalisa bahwa Dosen Bahasa Arab Universitas Sriwijaya mempunyai
komunikasi antar tenaga pendidik/guru/dosen baik yang ada di Universitas Sriwijaya
sendiri dan juga komunikasi dengan guru/dosen Universitas lainnya atau dengan
adanya pertemuan -pertemuan atau pelatihan akan mempermudah dapatnya informasi-
informasi terbaru yang sifatnya membangun untuk pembelajaran bahasa Arab baik
cara penyampain materi, model-model pembelajaran, metode-metode pembelajaran,
media-media pembelajaran terbaru, permainan bahasa Arab dalam pembelajaran dan
lain sebagainya, semua ini bisa didapatkan kalau adanya komunikasi dengan tenaga
pendidik/guru/dosen lainnya.
Jurnal Lughoti: Jurnal Pendidikan Bahasa Arab 21 Vol. 2 No. 01 Juli-Desember 2020
7. Problem yang dialami dalam Menerapkan Metode Manhaji di Prodi Ilmu
Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya.
Adapun hasil dari observasi bahwa dalam pelaksanaan pembelajaran
berlangsung promblem yang ditemukan diantaranya ketidak fasihan mahasiswa dalam
menyebutkan mufrodad (kosakata) jadi lamban dalam membaca kalimat bahasa Arab,
belum semua mahasiswa yang baik dan benar dalam mengucapkan ahruf (huruf-huruf)
arab, minim mufrodad (kosakata), belum trampil dalam merangkai kalimah-kalimah
(kata-kata) menuju kalimat (jumlah).
Hasil observasi tersebut senada dengan hasil wawancara bersama Hikmah yang
ungkapannya; “kami merasa lucu ibu saat kami mendengarkan teman kami sendiri
karena kelihatan dari mulutnya dan pengucapannya kaku, dan mendegarnya juga
kaku”. Sedang Vefi mengungkapkan; “karena ini mata kuliah wajib kami tetap
berusaha belajar mencari dan memperkaya kosakata, mendengarkan youtube yang
berbahasa Arab dan juga beli kamus yang membahas atau yang berisikan materi sesuai
profesi kami. Insya Allah kami bisa bu”
Observasi dan wawancara di atas senada dengan ungkapan Izzan bahwa
Pembelajaran bahasa Arab dengan berbagai karakteristiknya serta motivasi
mempelajarinya di kalangan masyarakat nonArab tetap saja memiliki banyak kendala
dan problematika yang dihadapi karena bahasa Arab tetap bukanlah bahasa yang
mudah dikuasai secara total. Problematika yang biasanya muncul dalam pembelajaran
bahasa Arab bagi nonArab terbagi ke dalam dua bagian, problematika linguistik dan
non linguistik. Termasuk problematika linguistik yaitu tata bunyi, kosakata, tata
kalimat dan tulisan. Sementara yang termasuk non linguistik yang paling utama adalah
problem yang menyangkut perbedaan sosiokultural masyarakat Arab dengan
masyarakat nonArab (Izzan 2011, hlm. 65).
Sedangkan menurut Acep Hermawan (2011, hlm. 105-110), di samping
persoalan linguistik yang dihadapi oleh pelajar nonArab, persoalan non linguistik juga
menjadi kendala keberhasilan pembelajaran yakni kondisi sosiokultural bangsa Arab
dengan nonArab, seperti Indonesia dan pertimbangan bahan ajar.
a. Faktor sosiokultural, problem yang akan muncul ialah bahwa ungkapan-
ungkapan, istilah-istilah dan nama-nama benda yang tidak terdapat dalam bahasa
Indonesia tidak mudah dan tidak cepat dipahami oleh pelajar Indonesia yang sama
sekali belum mengenal sosial dan budaya bangsa Arab.
Jurnal Lughoti: Jurnal Pendidikan Bahasa Arab 22 Vol. 2 No. 01 Juli-Desember 2020
b. Faktor bahan ajar, faktor penggunaan bahan ajar dalam pembelajaran menjadi
sesuatu yang urgen, karena peranannya di samping guru hingga saat ini, masih
menjadi instrumen yang cukup menentukan keberhasilan pembelajaran.
c. Faktor lingkungan sosial, belajar yang efektif adalah membawa pelajar ke dalam
lingkungan bahasa yang dipelajari. Dalam lingkungan tersebut, setiap pelajar akan
“dipaksa” untuk menggunakan bahasa tersebut, sehingga perkembangan
penguasaan bahasa yang dipelajarinya relatif lebih cepat dibandingkan dengan
mereka yang tidak ada di lingkungan bahasa tersebut.
Berdasarkan dari penjelasan di atas, dapat dianalisa bahwa dalam pembelajaran
bahasa Arab sebagai pelajar nonArab/pelajar Indonesia tentunya menemui kesulitan
karena dari segi; tata bunyi, kosakata, tata kalimat dan tulisan jauh berbeda dengan
bahasa ibu atau bahasa yang pertama pelajar kenal. Dengan demikian seorang guru
atau dsen bahasa Arab harus memahami keadaan pelajarnya, begitu juga dalam
pemilihan materi harus dipertimbangkan begitu juga dengan cara penyajiannya harus
diperhatikan. Dengan demikian guru atau dosen harus kaya media dan metode ketika
melaksanakan pembelajaran dan jangan seorang guru dan dosen harus jadi motivator
atau supotrer bagi para peserta didik atau mahasiswanya.
C. KESIMPULAN
Dari uraian di atas, maka dapat di tarik kesimpulan bahwa metode manhaji
merupakan metode yang sangat praktis, aplikatif, mudah, dan menyenangkan. Adapun
yang melatar belakangi untuk menerapkan metode manhaji ini yaitu; kerana anak yang
mengikuti pembelajaran mayoritas dari sekolah umum tentunya selama perjalanan
pembelajaran berlangsung akan menemukan kesulitan apalagi mereka menempuh
materi tata bahasa (qowa’id) atau lebih di kenal dengan ilmu nahwu dan shorof.
Kemudian penerapan metode manhaji pada pembelajara bahasa Arab di Ilmu
Keperawatan ini yaitu; merupakan metode yang digunakan/diterapkan saat
pembelajaran materi tata bahasa (qowa’id), yang sebelumnya materi pembelajaran
qowa’id tersebut dilaksanakan pembelajaran dengan menggunakan metode
Mubasyaroh (langsung) dan metode Muhadatsah/Hiwar (percakapan). Selanjutnya
dampak positif dari penerapan metode manhaji ini yaitu; anak / mahasiswa akan lebih
semangat dalam belajar, dan secara perlahan tercapai tujuan yang hendak di capai oleh
dosen pengampunya, kemudian anak /mahasiswa yang tidak bisa menjadi mau dan
berusaha untuk bisa baik dari materi qiro’ah, hiwar, kitabah maupun qowa’id dan
Jurnal Lughoti: Jurnal Pendidikan Bahasa Arab 23 Vol. 2 No. 01 Juli-Desember 2020
tarjamah. Terakhir yang menjadi problem dalam menerapkan metode manhaji ini;
bahwa tidak semua anak / mahasiswa mampu menyebutkan huruf/ahruf Arab dengan
fasih, membaca dengan lancar, menulis dengan baik, karena sebagai warga kita bukan
arab asli pasti ada kesulitan dalam kepasihan dalam menyebutkan kata-
kata/kalimat/kalimat Arab.
Jurnal Lughoti: Jurnal Pendidikan Bahasa Arab 24 Vol. 2 No. 01 Juli-Desember 2020
DAFTAR RUJUKAN
Abubakar, Muhammad. 1981. Metode Khusus Pengajaran Bahasa Arab. Surabaya. Usaha
Nasional.
Aini, Moh 2010. Metodologi Penelitian Bahasa Arab. Hilal Pustaka bekerjasama dengan
Jurusan Sastra Arab Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang (UM), Malang. Cet.
Ke-2.
Al'arabiyah, 'Ussyaq Allughah 2008. Diktat Perencanaan Pembelajaran Bahasa Arab.
Disusun Oleh Dosen Fakultas Pendidikan, Jurusan Bahasa Arab Universitas Islam
Negeri Sumatera Utara, dan Fakultas Seni Jurusan Bahasa Arab di Universitas
Sumatera Utara (Medan). Ali, Muhammad 2002. Guru dalam Proses Belajar Mengajar. Sinar Baru Algensindo Offset,
Bandung. Cet. Ke-11.
Ananda Aliyah, Jehan & Fachriah, Elza 2012. Karya Ilmiah/Diktat Mata Diklat; Pendidikan
dan Pelatihan (Diklat) Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan
(PKB)/Continuous Professional Development (CPD) Guru Bahasa Arab. Pusat
Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Bahasa,
Jakarta Selatan.
Azhar Arsyad. 2003. bahasa Arab dan Metode Pengajarannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Badan Standar Nasional Pendidikan 2006. Petunjuk Teknis Pengembangan Silabus dan
Contoh/Model Silabus SMA/MA Mata Pelajaran Bahasa Arab. Departemen
Pendidikan Nasional.
Branch, R. M. 2009. Instructional Design-The ADDIE Approach.New York: Springer.
Borg, Gall. 1983. Educational Research, an Introduction. New York and London. Longman
Inc.
Dahlan, Juwariyah 1992. Metode Belajar Mengajar Bahasa Arab. Al- Ikhlas, Surabaya-
Indonesia. Cet. Ke-1.
Dimyati dan Mujiono 1999. Belajar dan Pembelajaran. PT Rineka Cipta, Jakarta.
Fuad, Ahmad Effendy 2005. Metodologi Pengajaran Bahasa Arab. Misykat, Malang.
............................... 2009. Metodologi Pengajaran Bahasa Arab. Misykat, Malang.
Ghazali, Syukur 2010. Pembelajaran Keterampilan Berbahasa dengan Buku Pendekatan
Komunikatif-Interaktif. PT Refika Aditama, Bandung. Cet. Ke-1.
Gordon, T & Burch, N 1997. T.E.T Teacher Effectiveness Training, Menjadi Guru Effektif.
P.T. Garmedia Pustaka Utama, Jakarta.
Hermawan, Acep 2011. Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab. PT Remaja Rosdakarya
Offset, Bandung.
Izzan, Ahmad 2011. Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab. Humaniora, Bandung. Cet. Ke-
4.
Makruf, Imam 2009. Strategi Pembelajaran Bahasa Arab Aktif. Need’s Prees, Semarang.
Maleong, J. Lexy 2010. Metode Penelitian Kualitatif. Remaja Rosdakarya, Bandung. Cet. Ke-
27.
Mujib, Fathul 2010. Rekonstruksi Pendidikan Bahasa Arab, Dari Pendekatan Konversional
ke Integratif Humanis. P.T. Pustaka Insan Madani (Pedagogia), Yogyakarta. Cet. Ke-
1.
Mujib, Fathul dan Rahmawati, Nailur 2011. Metode Permainan-Permainan Edukatif dalam
Belajar Bahasa Arab. DIVA Press Jokjakarta. Cet. Ke-1.
Munir 2006. Perencanaan Sistem Pembelajaran Bahasa Arab Teori dan Praktek. IAIN
Raden Fatah Press, Palembang (Anggota Ikapi).
Musthafa, Tarya Nurul 2011. Cepat dan Mudah Menguasai Tata Bahasa & Percakapan
Bahasa Arab. Ruang Kata Imprint Kawan Putaka, Jakarta.
Jurnal Lughoti: Jurnal Pendidikan Bahasa Arab 25 Vol. 2 No. 01 Juli-Desember 2020
Nursiyo, Joko. 2018. Manhaji, Bimbingan Nahwu Shorof dengan Mengaji. Darun Nuhat
(Pesantren Nahwu dan Shorof) Lamongan dan Tazkia IIBS (Internasional Islamic
Boardinfg School) Malang.
Sagala, Syaiful 2009. Konsep dan Makna Pembelajaran: untuk Membantu Memecahkan
Problematika Belajar dan Mengajar. Alfabeta, Bandung.
Sukardi, Ismail 2011. Model dan Metode Pembelajaran Modern: Suatu Pengantar. Tunas
Gemilang Prees, Palembang.
Sugiyono 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif Kualitatif, dan R & D.
Alfabeta, Bandung.
Wahab Rosyidi, Abdul 2009. Media Pembelajaran Bahasa Arab. UIN-Malang Press
(Anggota Ikapi), Malang.
Yusuf, Tayar. 1995. Metodologi Pengajaran Agama dan Bahasa Arab. RajaGrafindo Persada:
Jakarta.
Zaenuddin, Radliyah. 2005. Metodologi & Strategi Alternatif Pembelajaran Bahasa Arab.
Yogyakarta: Pustaka Rihlah Group. cet. 1.
Zulkifli. 2011. Metodologi Pengajaran Bahasa Arab; Konvensional dan Kontemporer.
Zanafa Publishing, Yogyakarta.