metode panas dan radioaktivitas bumi

Upload: la-ntip

Post on 02-Jun-2018

378 views

Category:

Documents


22 download

TRANSCRIPT

  • 8/10/2019 metode panas dan radioaktivitas bumi

    1/18

    1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1. Latar Belakang

    Panas dan radioaktivitas bumi merupakan mata kuliah yang mempelajari system

    panas dan radioaktivitas pada bumi dengan pendekatan pendekatan fisika, dan

    menggunakan metode metode geofisika. Sumber panas yang berada di bumi

    diperkirakan ada dua sebeb menurut Eri Prasetyo dalam bukunya dasar Fisika Energi,

    pertama disebabkan adanya tekanan yang begitu besar karena gravitasi bumi mencoba

    mengkompres atau menekan materi sehingga bagian tengah menjadi paling terdesak dan

    kepadatan bumi menjadi lebih besar disebelah dalam. Sebab kedua bahwa bumi

    mengandung banyak bahan radioaktif seperti uranium-238, uranium-235, uranium-232.

    Bahan bahan radioaktif ini membangkitkan jumlah panas yang tinggi.

    Panas bumi saat ini menjadi topik hangat, dikarenan akibat adanya gradien panas

    yang dihasilkan mengakibatkan dapat dimanfaatkannya sebagai sumber energi

    terbaharukan dan ramah lingkungan renewable. Untuk mengetahui persebaran panas

    bumi dapat dilakukan dengan menggunakan metode metoge geofisika. Adapun fungsi

    metode geofisika yakni untuk mencari persebaran panas bumi dan juga untukmemonitoring reservoir panas bumi yang sedang dalam proses eksploitasi. Metode

    geofisika yang biasa digunakan untuk mencari panas bumi maupun monitoring reservoir

    ini yakni metode Magnetotelluri, Gravity, microgravity, microseismik, dll.

    Pada praktikum Panas dan Radioaktifitas bumi kali ini menggunakan metode

    gravity. Panas didalam permukaan dapat mempengaruhi karakteristik dari batuan yang

    berbeda ditempat tersebut, perubahan karateristik batuan menyebabkan perubahan nilai

    densitas bawah permukaan yang menjadikan nilai gravitasi observasi terukurdipermukaan juga berbeda. Pada kasus panas bumi perbedaan densitas batuan merupakan

    acuan dalam penyelidikan metode gravitasi. Dimana, daerah sumber panas dan

    akumulasinya di bawah permukaan bumi dapat menyebabkan perbedaan densitas dengan

    massa batuan disekitarnya. Pada lapangan panas bumi, massa reservoir dapat berubah

    setiap waktu akibat perubahan dipermukaan yakni adanya perubahan topografi, ataupun

    adannya dinamika fluida. Prinsip prinsip dari metode gravitasi adalah pencarian

    perbedaan kecil medan gravitasi akibat adanya perbedaan nilai rapat massa material pada

    bawah permukaan. Selain dipengaruhi oleh perbedaan nilai densitas bawah permukaan,

  • 8/10/2019 metode panas dan radioaktivitas bumi

    2/18

    2

    perbedaan nilai gravity juga dipengaruhi oleh beberapa factor antara lain posisi bumi

    dalam pergerakan tata surya, perbedaan lintang dipermukaan bumi, perbedaan ketinggian

    permukaan bumi, dan efek topografi. Karena hal tersebut maka dalam pengolahan data

    gravitasi diperlukan beberapa koreksi.

    1.2. Rumusan Masalah

    Pada praktikum Panas dan Radioktifitas Bumi yang dilakukan di Tiris, Probolinggo

    memiliki beberapa batasan masalah dalam penjelasan laporan ini, yakni :

    1. Bagaimana perkiraan densitas bawah permukaan berdasarkan metode gravitasi di

    wilayah Tiris, Probolinggo ?

    2. Bagaimana pola anomaly Bouger dilapangan survey di wilayah Tiris, Probolinggo ?

    3. Bagaimana struktur geologi bawah permukaan dan potensi panas bumi di wilayah

    Tiris, Probolinggo ?

    4. Jenis batuan apa saja yang menyusun di wilayah Tiris, Probolinggo?

    1.3. Tujuan

    Praktikum panas dan radioaktivitas bumi dengan metode gravity memiliki tujuan

    antara lain :

    1. memperkirakan densitas bahwa permukaan bumi berdasarkan metode gravitasi

    2. Menentukan pola anomaly bouger di lapangan survey dengan melakukan

    pengolahan gravitasi

    3. Mengetahui struktur geologi bawah permukaan serta panas bumi di daerah survey

    4. mengetahui jenis batuan penyusun panas bumi daerah survey

    1.4. Batasan Masalah

    Batasan masalah yang digunakan dalam laporan panas dan radioaktivitas bumi

    dengan metode gravity sebagai berikut :

    1. Data pengukuran survey gravitasi didapatkan dari pengukuran lingkup wilayah

    Tiris, Probolinggo

    2. pengolahan data yang digunakan menggunakan Ms. Excel, tidelongmen, surver.

  • 8/10/2019 metode panas dan radioaktivitas bumi

    3/18

    3

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    Dalam ilmu geofisika eksplorasi, metode gaya berat ( gravity ) memanfaatkan medan

    yang telah ada di bumi tanpa harus membuat sumber sendiri atau sering disebut juga sebagai

    metode geofisika pasif. Metode gaya berat pada prinsipnya adalah mengukur kecepatan

    gravitasi karena gaya tarik-menarik antara dua benda. Besarnya gaya tarik-menarik antara alat

    gravitimeter yang diletakkan di atas permukaan sangat bergantung pada kepadatan

    (densitas/massa jenis) batuan di bawah permukaan bumi. Dengan demikian dapat dikatakan

    bahwa nilai percepatan gravitasi di permukaan tanah berbeda di masing-masing tempat

    sebagai akibat dari variasi densitas struktur bawah pemukaan.

    Nilai rata-rata percepatan gravitasi di atas permukaan bumi adalah 9,8 m/s2. Namun

    terdapat perbedaan nilai gravitasi akibat pengaruh batuan di bawahnya. Perbedaan tersebut

    sangat kecil, sehingga untuk bisa memetakan kondisi bawah permukaan berdasar perbedaan

    nilai percepatan gravitasi, diperlukan sebuah peralatan gravitimeter yang sangat sensitif. Saat

    ini sudah ada peralatan gravitimeter yang sanggup mengukur perubahan nilai percepatan

    gravitasi dalam orde 0,01-0,001 miliGal (mGal) dimana 1 Gal = 1 cm/s2.

    Prinsip dari metode gaya berat didasarkan pada hukum Newton mengenai gravitasi.

    Gaya gravitasi awalnya dikenalkan oleh Isaac Newton yang disebut dengan Hukum Newton

    yang merupakan gaya yang terjadi antara dua partikel bermassa m1 dan m2 yang berbanding

    lurus ke arah produk massa dan berbanding terbalik dengan kuadrat jarak antar massa tersebut

    (Blakely, 1996).

    Persamaan berikut menunjukkan hukum Newton mengenai gravitasi. F merupakan

    gaya yang bekerja pada m2, r 1 merupakan vektor satuan dari m2 ke m1, r merupakan jarak

    antara m1 dan m2, dan adalah nilai konstanta gravitasi yang bernilai 6,672 x 10-11 Nm 2/kg 2

    dalam SI atau dan 6,672 x 10 -8 dyne cm 2/g2 dalam cgs.

    Percepatan benda m2 karena adanya m1 dapat ditentukan dengan membagi F dengan m2 pada

    persamaan diatas, sehingga diperoleh persamaan berikut.

  • 8/10/2019 metode panas dan radioaktivitas bumi

    4/18

    4

    Dalam akuisisi data gaya berat, pada data yang didapatkan, dilakukan beberapa

    koreksi data untuk menghilangkan pengaruh yang bukan berasal dari objek geologi yang

    diamati. Dalam Telford (1990), terdapat beberapa koreksi yang digunakan dalam pengolahan

    data gaya berat, yaitu:

    1. Koreksi Skala Pembacaan.

    Harga pembacaan skala gravitimeter harus dikonversikan ke nilai satuan percepatan

    gravitasi dalam satuan mGal. Perumusan dapat digunakan melakukan konversi pembacaan

    skala adalah persamaan 3 berikut.

    mGal = [{(bacaan counter ) x faktor i nterval} + mGal] x CCF

    2. Koreksi Tidal (Pasang Surut).

    Koreksi ini dilakukan untuk menghilangkan efek pengaruh pasang surut air laut akiba

    benda-benda langit di sekitar bumi. Gaya pasang-surut akan maksimum bila bulan dan

    matahari terletak pada satu arah dan berlawanan, dan akan minimum jika keduanya tegak

    lurus. Selain itu, penarikan bulan dan matahari juga memberikan efek pasang-surut

    terhadap benda-padat bumi. Gejala ini menjadi suatu ukuran tentang kekerasan bagian

    dalam bumi. Menurut Heiland, komponen tegak gaya pasang-surut gTDL dirumuskan

    pada persamaan berikut (Untung, M., 2001).

    3. Koreksi Apungan (Drift Correction).

    Nilai pengukuran gayaberat pada suatu titik dan diulang kembali pengukurannya

    secara teoritis nilai gayaberat akan tetap atau konstan. Namun dalam kenyataannya

    nilainya akan berubah. Selain diakibatkan kondisi pasang surut, perubahan tersebut juga

    dapat dipengaruhi oleh mekanisme alat. Goncangan pada saat transportasi dapat

    mempengaruhi mekanisme alat, ini disebut dengan apungan (Hadipandoyo, S., 2004)

    4. Koreksi Lintang (Normal Correction).

    Bumi berotasi pada porosnya, sehingga menyebabkan sebaran massa bumi berbeda.

    Sebaran massa bumi tidak sempurna, tetapi massa bumi terkumpul pada porosnya.

    Sehingga nilai perkiraan gayaberat rata-rata diberikan oleh fungsi lintang. Terdapat

    rumusan untuk mencari koreksi lintang antara lain Potsdam 1930, ISGN 1971

    (International Standardizaton Geodetic Network 1971) dan yang terbaru WGS 84 (Word

  • 8/10/2019 metode panas dan radioaktivitas bumi

    5/18

    5

    Geodetic System 1984). WGS 84 dituliskan pada persamaan berikut (Hadipandoyo, S.,

    2004)

    5. Koreksi Udara Bebas (Free Air Correction).

    Pengukuran gayaberat di mean sea level dan di ketinggian tertentu pasti memiliki hasil

    yang berbeda. Setiap perubahan ketinggian terhadap mean sea level nilai gayaberatnya

    akan berubah. Rata-rata perubahan gayaberat terhadap ketinggian sebesar 0.3086 mGal/m

    (Sleep and Fujita, 1997). Titik pengamatan tidak selamanya berada pada mean sea level,

    sehingga perlu dilakukan koreksi. Koreksi ini disebut dengan koreksi udara bebas.

    Menurut Reynolds (1997) nilai yang didapatkan untuk koreksi udara bebas adalah :

    F AC = 0,3086 x h

    Gambar 2.1 Koreksi Udara Bebas (Reynolds, 1997)

    Sedangkan anomali udara bebasnya atau Free Air Anomaly (FAA), dapat dituliskan

    sebagai berikut :

    FAA = g g + 0.3086 h

    6. Koreksi BougerBouguer seorang Perancis pada tahun 1749 melakukan pengamatan di pegunungan

    Andes, Peru. Dia menyadari adanya ketergantungan ketinggian dan rapat massa. Dia

    menemukan hubungan analitis rapat massa di pegunungan Andes dan rapat massa rata-rata.

    Sehingga koreksi Bouguer dapat dirumuskan pada persamaan berikut (Untung, M., 2001.)

    KB 0.1491 h

  • 8/10/2019 metode panas dan radioaktivitas bumi

    6/18

    6

    Gambar 2.2 Koreksi Bouger (a) di Plateau dan (b) di stasiun bawah tanah (Telford, 1990)

    7. Koreksi Terrain (Koreksi Medan)

    Adanya efek medan akibat terdapat bukit ataupun lembah disekitar titik pengukuran

    yang dapat menyebabkan efek penambahan ataupun pengurangan nilai gayaberat

    pengukuran. Oleh karena itu dilakukan koreksi medan. Koreksi medan didapatkan denganHammer Chart (Telford, 1990). Maka dari itu, koreksi terrain diperlukan dalam

    pengukuran dengan perumusan yang diberikan oleh persamaan berikut:

    dimana R1 merupakan jari-jari bagian dalam, R2 merupakan jari- jari bagian luar, dan h

    merupakan beda ketinggian dari titik pengamatan.

    Gambar 2.3 Koreksi Topografi (Zhou, 1990)

  • 8/10/2019 metode panas dan radioaktivitas bumi

    7/18

    7

    BAB III

    METODOLOGI

    3.1 Waktu dan Tempat

    Praktikum Metode Panas dan Radiasi Bumi tentang pengolahan data graviti, praktikanmenggunakan data yang didapat dari praktikum sebelumnya pada daerah Tiris. Praktikan

    mengolah data pada tanggal 26 november 2014 di ruang S-2, gedung Biomol, FMIPA,

    Universitas Brawijaya maupun rumah praktikan.

    3.2 Data Sekunder dan Software

    Praktikum pengolahan data gravity ini menggunakan data sekunder survei gravity di

    daerah Tiris, Probolinggo (terlampir), serta beberapa software sebagai berikut:1. Microsoft Excel

    Software awal untuk mencatat data akuisisi yang diperoleh. Selain itu digunakan untuk

    menghitung koreksi-koreksi pada pengolahan data gravity.

    2. Tidelongman

    Untuk mengetahui nilai koreksi pasang-surut (tidal) .

    3. Surfer

    Digunakan untuk membuat peta kontur dua/ tiga dimensi. Peta yang diperoleh dari

    pengolahan berupa peta kontur untuk anomali Bouguer lengkap.

    3.3 Pengolahan Data

    Pengolahan data adalah langkah untuk mengolah data yang telah diperoleh melalui

    akuisisi data menjadi informasi keluaran berupa barang jadi. Pengolahan data software

    membutuhkan perangkat lunak dalam pemrosesannya. Software yang digunakan pada

    praktikum ini telah disebutkan sebelumnya (Ms. Excel, Tidelongman, dan Surfer). Data

    sekunder yang digunakan sudah dalam bentuk Ms. Excel. Kemudian, dibuat beberapa tabel

    keterangan tentang koreksi yang digunakan pada pengolahan tersebut, seperti koreksi tidal ,

    drift , nilai g absolut, koreksi udara bebas, anomali udara bebas, Bouguer sederhana hingga

    lengkap.

    Langkah selanjutnya, mengisi tiap-tiap kolom dengan rumus pada Ms. Excel sesuai

    koreksi yang dilakukan. Konversi pembacaan merupakan hal utama untuk penanganan awal

    dalam pengolahan data. Perhitungan konversi tersebut menggunakan tabel konversi mGal

    (terlampir). Kemudian, dilakukan koreksi tidal yang mana membutuhkan software

    Tidelongman. Berikut adalah tampilan awal dari software Tidelongman:

  • 8/10/2019 metode panas dan radioaktivitas bumi

    8/18

    8

    Gambar 3.3.1. Tampilan awal software Tidelongman

    Pada software ini, diperlukan beberapa informasi sebagai input data. Data tersebut yakni

    nama teks file, selisih waktu survei gravity dengan GMT (jam), koordinat garis lintang dan

    bujur dalam satuan derajat, waktu awal serta akhir survei dilakukan. Apabila posisi survei

    berada di bawah garis ekuator (derajat lintang selatan), maka pada pengetikan koordinat harus

    diberi tanda negatif (-). Berikut ini adalah tampilan pada saat melakukan input, sebagai contoh

    koreksi tidal pada tanggal 22 Maret 2014, pukul 06.00 hingga 06.30:

    Gambar 3.3.2 Peng- input -an data pada software Tidelongman

    Output yang diperoleh dari software ini akan tersimpan satu file dengan software

    tersebut, dan sesuai dengan nama yang diketik (pada gambar di atas, nama teks file adalah

  • 8/10/2019 metode panas dan radioaktivitas bumi

    9/18

    9

    F1). Kemudian, teks file tersebut dibuka dengan aplikasi notepad sehingga diperoleh tampilan

    sebagai berikut:

    Gambar 3.3.3 Contoh data output software Tidelongman

    Pada gambar di atas, tampak variasi nilai koreksi tidal terhadap variasi waktu pula.

    Akan tetapi, kita hanya memilih salah satu nilai koreksi tidal sesuai kapan pengambilan data

    dilakukan. Sebagai contoh, praktikan melakukan pengambilan data pertama tepat pukul 06.19.

    Sehingga nilai koreksi tidal -nya yakni 0.024 mGal. Apabila pada output data tersebut tidak

    mencantumkan waktu pengambilan data, maka waktu yang dipilih harus lebih dekat dengan

    waktu tersebut. Setelah dimasukkan nilai koreksi tidal untuk masing-masing data, dilakukan

    perhitungan berikutnya. Pada tahapan koreksi lintang, koordinat yang diperlukan yakni

    radian. Sehingga koordinat awal (derajat) harus diubah ke radian dengan menggunakan

    formula Ms. Excel, yakni ketik =RADIANS ( ) pada kolom tersebut.

    Pengolahan data untuk perhitungan seluruh koreksi gravity dapat dilakukan dengan

    software Ms. Excel karena telah tersedianya berbagai formula untuk mempermudah

    perhitungan yang rumit. Perhitungan koreksi ini dilakukan hingga memperoleh nilai anomali

    Bouguer lengkap.

  • 8/10/2019 metode panas dan radioaktivitas bumi

    10/18

    10

    Apabila telah diperoleh nilai anomali Boguer lengkap, langkah selanjutnya membuat

    peta kontur anomali Bouguer lengkap dengan menggunakan software Surfer. Berikut adalah

    tampilan awal dari software Surfer:

    Gambar 3.3.4 Tampilan awal software Surfer

    Kemudian, pilih menu File New Worksheet . Pada menu akan tampak tabel dengan

    keterangan A( x) , B( y) dan C( z ). Masukkan koordinat garis bujur berupa derajat (jam) pada

    kolom x, garis lintang pada kolom y, dan nilai anomali Bouguer lengkap pada kolom z .

    Berikut tampilan dari worksheet tersebut:

    Gambar 3.3.5 Tampilan worksheet pada software Surfer

    Kemudian, dilakukan gridding terhadap data worksheet tersebut yakni dengan cara klik

    menu Grid Data, lalu pilih data worksheet yang telah disimpan sebelumnya. Apabila telah

    dilakukan, tampilkan peta kontur 2D untuk data tesebut, dengan cara klik menu Map New

  • 8/10/2019 metode panas dan radioaktivitas bumi

    11/18

    11

    Countur Map , lalu pilih data hasil gridding dengan format/ ekstensi .grd. Dan untuk

    menampilkan peta kontur yang 3D maka pilih menu Map New 3D Surface. Sehingga

    diperoleh peta kontur sebagai berikut:

    Gambar 3.3.6 Peta kontur anomali Bouguer lengkap 2D

    Gambar 3.3.7 Peta kontur anomali Bouguer lengkap 3D

  • 8/10/2019 metode panas dan radioaktivitas bumi

    12/18

    12

    BAB IV

    ANALISIS DAN PEMBAHASAN

    4.1 Analisa Hasil

    Dari nilai akuisisi data yang didapat dimana data awal yang di dapat berupa waktu,

    elevasi, longitude latitude, nilai terain dan nilai gravitasi awal. Seperta pada gambar 4.1

    dibawah ini.

    Gambar 4.1 data akuisisi

    Koreksi yang pertama kali dilakukan merupakan koreksi tidal dimana koreksi ini

    dilakukan karena koreksi ini berhubungan dengan time atau waktu pengukuran. Lalu

    dilakukan koreksi-koreksi yang lainnya. Dan berikut merupakan nilai hasil setelah melalui

    berbagai macam koreksi, dari koreksi tidal, hingga koreksi Bouger pada gambar 4.2.

    Gambar 4.2 data hasil perhitungan nilai koreksi

    Data table diatas merupakan nilai data pengolahan yang dilakukan pada processing

    data secara bersama pada praktikum akhir. Dimana nilai CBA bernilai negative dan nilai CBA

  • 8/10/2019 metode panas dan radioaktivitas bumi

    13/18

    13

    di tiap laporan tidak pernah ditemukan nilai negatif. Namun, setelah penulis berdiskusi

    dengan beberapa teman, penulis merasa bahwa nilai CBA yang negative mungkin disebabkan

    karena nilai lintang dalam bentuk radian yang berbeda. Atau yang ada penyebab yang lainnya.

    Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa nilai koreksi tidalnya berkisar antara 1630

    hingga 1650. Sedangkan untuk nilai koreksi drift berkisar antara 0 hingga 0,3. Hingga datayang dicari terakhir yaitu nilai anomali Bouguer lengkap diperoleh nilai yang tidak menentu,

    dari nilai -5511 hingga 5513. Dari hasil pengolahan Surfer diperoleh hasil permodelan kontur

    anomali Bouguer secara 2D. Permodelan kontur anomali Bouguer secara 2D dapat dilihat

    pada gambar 4.3. Dari gambar tersebut terlihat bahwa terdapat garis kontur yang rapat dan

    yang renggang. Dimana jika garis konturnya renggang maka persebaran nilai anomali

    Bouguer cukup luas. Dimana itu memungkinkan bahwa terdapat persebaran tipe lapisan

    batuan yang sama. Dan juga dapat menggambarkan kecenderungan wilayah manivestasi panas bumi yang nilai CBA ini dapat digunakan untuk analisa tipe batuan di wilayah

    manivestasi panas bumi maupun patahannya. Berikut data hasil surfer 2D.

    Gambar 4.3 Hasil kontur dari Surfer

    Pada gambar 4.4 dimana merupakan gambar hasil pengolahan dalam bentuk 3D

  • 8/10/2019 metode panas dan radioaktivitas bumi

    14/18

    14

    Gambar 4.4 Hasil kontur dari Surfer

    Dari data atau hasil intepretasi data nilai CBA dengan menggunakan surfer, pada

    gambar 4.5 merupakan gambar perbandingan nilai CBA dengan nilai elevasi pada koordinat

    dan luasan yang sama.

    Gambar 4.5 gambar A adalah kontur elevasi data Tiris, gambar B adalah gambar kontur nilai

    CBA atau gravitasi data Tiris.

    Gambar diatas memperlihatkan bahwa pengaruh elevasi tidak berpengaruh dengan

    nilai CBA, dimana pada ketinggian yang relatif sama, terdapat perbedaan nilai anomali

    bouger atau nilai CBA yang berbeda, jadi dapat disimpulkan bahwa nilai CBA dipengaruhi

    oleh ketinggian.

  • 8/10/2019 metode panas dan radioaktivitas bumi

    15/18

    15

    Gambar 4.6 Gambar 3D dari elevasi di daerah Tiris

    Gambar 4.7 Gambar 3D persebaran gravity

    Lebih jelas terlihat bahwa pada anomali gravity pada gambar 4.7 dan dikorelasikan

    dengan gembar 4.6 pada ketinggian yang relatif besar, nilai anomalinya semakin kecil karena

    pada keadaan daerah yang tinggi, secara otomatis jauh dengan permukaan bumi sehingga nilaigravitasi menjadi lebih kecil dan nilai panas bumi pun semakin kecil. Dari hasil kontur di

  • 8/10/2019 metode panas dan radioaktivitas bumi

    16/18

    16

    atas, ada tiga pola yang terdapat di lokasi penelitian, yaitu pola tinggian, pola rendahan dan

    pola sedang. Pola sedang dan tinggian berada di utara-barat lokasi penelitian, sedangkan pola

    rendahan ada di arah selatan-tenggara lokasi penelitian. Dari kontur tersebut pola cekungan

    dan tinggian dapat kita lihat dari warna nila (cekungan) dan merah hingga putih untuk

    tinggian.Dapat diindikasikan manifestasi air panas di daerah tiris ini tersebar di bagian kanan

    atas pada peta kontur 2D dan 3D nya. Artinya tidak semua bagian pada daerah penelitian yang

    merupakan sumber air panas yang bisa dimanifestasikan.

    BAB VPENUTUP

  • 8/10/2019 metode panas dan radioaktivitas bumi

    17/18

    17

    5.1 Kesimpulan

    Dari hasil pengolahan data dan interpretasi yang telah dilakukan, berdasarkan

    penampang 3D Software Surfer 10 terdapat suatu bentuk anomali seperti bentuk bukit, hal ini

    dikarenakan nilai anomali bouger yang besar. Sedangkan, nilai anomali bouger yang kecil, pada penampang 3D Software Surfer 10 terlihat dengan adanya bentuk suatu cekungan.

    Berdasarkan hasil pemodelan horizontal, perbedaan nilai anomali bouger dikarenakan

    perbedaan jenis penyusun batuan pada lokasi akuisisi. Nilai anomali berdasarkan hasil

    pengolahan seluruhnya menunjukkan nilai negative, dan nilai negative yang kecil (cenderung

    ke positif) dikarenakan adanya tingkat temperature yang lebih tinggi pada daerah tersebut.

    5.2 SaranSebaiknya para asisten menerangkan lebih detail tentang cara pengolahan data, dan

    menerangkan dengan cara yang mudah dipahami agar praktikan dapat mengetahui maksud

    dan tujuan dari setiap langkah dan rumus-rumus yang digunakan dalam pengolahan data

    melalui Ms. Excel.

  • 8/10/2019 metode panas dan radioaktivitas bumi

    18/18

    18

    DAFTAR PUSTAKA

    Blakely, Richard J. 1996. Potential Theory in Gravity and Magnetic Application . UK:

    Cambridge University Press.

    Hadipandoyo, S., 2004. In House Training Gravity. Departemen Energi dan Sumber DayaMineral Pusdiklat Migas Cepu. Blora

    Reynold, J. M., 1997, An Introduction to Applied and Environmental Geophysics , John Wiley

    and Sons Inc., England.

    Sleep, N.H. and Fujita, K., 1997. Principles of Geophysics . Blackwell Science, Inc. USA

    Telford, W. 1990. Applied Geophysics Second Edition. Cambridge: Cambridge University

    Press.

    Untung, M., 2001. D asar - Dasar Magnet dan Gayaberat Serta Beberapa Penerapannya(Seri Geofisika). Himpunan Ahli Geofisika Indonesia.

    Zhou X., Zhong B., Li X., 1990, Gravimetric Terrain Correction by Triangular Element

    Method, Geophysics , vol. 55, pp. 232-238