metode penelitian pengaruh turunnya nilai mata uang terhadap penjualan barang impor
DESCRIPTION
metode penelitianTRANSCRIPT
DAMPAK TURUNNYA NILAI TUKAR MATA UANG
RUPIAH TERHADAP DOLAR PADA PENJUALAN
BARANG ELEKTRONIK IMPOR
OLEH:
KELOMPOK 13
(KONSENTRASI KEUANGAN)
ALBET DANI SAPUTRA 1211011012
DERI KURNIAWAN 1211011040
MEIRIAN LIANDO 1211011096
YANDI PERMADI 1211011160
YOGA RISKYAWANSYAH 1211011162
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS LAMPUNG
2014
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Depresiasi adalah suatu proses penurunan nilai mata uang yang disebabkan
adanya mekanisme perdagangan. Jika nilai mata uang negara tersebut turun,
maka harga-harga barang impor juga akan naik. Salah satu jenis barang impor
yang terkena imbas dari turunnya nilai tukar mata uang dalam negeri adalah
barang elektronik. Harga barang pun akan meningkat dikarenakan nilai tukar
mata uang dalam negeri menjadi lebih rendah untuk membeli barang dari luar
negeri.
Dampak dari terdepresiasinya rupiah terhadap dolar sudah terlihat jelas yaitu
naiknya tingkat harga barang-barang impor, yaitu yang diteliti adalah barang-barang
elektronik. Berdampak seberapa besarkah penurunan nilai tukar rupiah terhadap
dolar pada tingkat penjualan dan laba yang diperoleh? Serta bagaimana untuk
mengetahui nilai masa depan jika harga barang impor yaitu barang elektronik tetap
naik.
Hal-hal tersebutlah yang melatar belakangi kami melakukan penelitian.
1.2 Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah:
1. Untuk mencari tahu seberapa besar dampak penurunan nilai tukar mata uang
rupiah terhadap dolar berpengaruh pada penjualan barang elektronik.
2. Untuk mengetahui dampak tingkat penjualan jika harga barang elektronik impor
tetap naik.
3. Diharapkan dapat menambah pengetahuan para pembaca karya ilmiah.
1.3 Manfaat
Manfaat dari pembuatan makalah ini adalah diharapkan kita dapat membandingkan
keadaan penjualan barang elektronik, baik dari segi harganya maupun dari jumlah
penjualannya. Dengan adanya makalah ini, kita dapat mengetahui dampak-dampak
yang ditimbuklan ketika nilai rupiah turun terhdap dolar khususnya pada barang-barang
elektronik. Dampak yang ditimbulkan bisa saja kenaikan harga dari barang-barang
elektronik tersebut. Selain itu, kita dapat memprediksi kenaikan ataupun penurunan
pada harga elektronik di masa yang akan datang hanya dengan melihat keadaan nilai
tukar rupiah.
1.4 Rumusan masalah
1. Apakah dampak turunnya nilai mata uang rupiah terhadap harga barang elektronik
impor di Indonesia?
2. Seberapa besar dampak turunnya nilai mata uang rupiah pada harga barang
elektronik impor?
3. Seberapa besar dampak naiknya harga barang karena turunya nilai tukar rupiah
terhadap tingkat penjualan barang elektronik impor?
1.5 Kerangka pemikiran
Pada penelitian ini, tingkat penjualan barang elektronik dapat dibandingkan dengan
cara melihat tingkat penjualan pada saat harga naik dan harga turun yang dipengaruhi
oleh turunnya nilai tukar mata uang rupiah terhadap dolar.
Berikut adalah hubungan dari kerangka pemikiran penelitian ini.
Turunnya nilai tukar mata uang rupiah terhadap dolar
Naiknya harga barang elektronik impor
Tingkat penjualan barang elektronik
1.6 HIPOTESIS
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan dapat
diperkirakan bahwa jika nilai rupiah terus menurun, maka
nilai harga barang impor elektronik akan terus naik dan akan
membuat tingkat penjualan barang impor elektronik
menurun.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Turunnya Nilai Tukar Rupiah
Nilai tukar rupiah adalah nilai mata uang Rupiah terhadap mata uang negara lain.
Nilai tukar mata rupiah sering mengalami fluktuasi. Terkadang terapresiasi (naik) dan
terkadang terdepresiasi (turun).
Ada berbagai teori yang berkenaan tentang penurunan nilai mata uang diantaranya
adalah teori valuta asing, teori neraca pembayaran (balance of payment approach),
dan teori paritas daya beli.
2.1.1 Teori Valuta Asing
Pengertian Valuta Asing (valas) atau foreign exchange (forex) ataupun foreign
currency adalah mata uang asing yang difungsikan sebagai alat pembayaran untuk
membiayai transaksi ekonomi keuangan internasional dan juga mempunyai
catatan kurs resmi pada bank sentral (Hady, Hamdy, 2007).
Pergerakan nilai tukar valas atau (rate valas) ini banyak hal yang mendasarinya,
diantaranya adalah:
Devaluasi/Depresiasi dan Revaluasi/Apresiasi
Nilai nominal dan nilai intrinsik mata uang
Neraca Pembayaran (Balance of Payment)
Cadangan Devisa
Tingkat Inflasi
Suku Bunga Nominal
Suku Bunga Riil
2.1.2 Neraca Pembayaran (BOP)
Menurut Hady (2001:59) balance of payment (BOP) adalah suatu catatan yang disusun
secara sistematis tentang seluruh transaksi ekonomi yang meliputi perdagangan
barang/jasa, transfer keuangan dan moneter antara penduduk (resident) suatu negara dan
penduduk luar negeri (rest of the world) untuk suatu periode waktu tertentu, biasanya
satu tahun. Neraca pembayaran adalah suatu catatan yang sistematis mengenai transaksi
ekonomi yang dilakukan oleh penduduk (residen) suatu negara dengan penduduk negara
lainnya (non residen) dalam jangka waktu tertentu (Sugiyono, 2002).
Tujuan penyusunan neraca pembayaran adalah :
a) Mengetahui peranan sektor eksternal dalam perekonomian suatu negara.
b) Mengetahui aliran sumber daya antara negara.
c) Mengetahui struktur ekonomi dan perdagangan suatu negara.
d) Mengetahui permasalahan utang luar negeri suatu negara.
e) Mengetahui perubahan posisi cadangan devisa suatu negara.
f) Dipergunakan sebagai sumber data dan informasi dalam penyusunan anggaran devisa
(foreign exchange budget).
g) Dipergunakan sebagai sumber data penyusunan statistik pendapatan nasional
(national account).
2.1.3 Paritas Daya Beli (Purchasing Power Parity)
Paritas Daya Beli (Purcashing-Power Parity/PPP) diperkenalkan oleh seorang ekonom
Swedia, Gustav Cassel, pada tahun 1918. Teori paritas daya beli ini menghubungkan kurs
valas dengan dengan harga-harga komoditi yang dinyatakan dalam uang lokal di pasar
internasional. Hubungan antara kurs valas dan harga komoditi dalam doktrin paritas daya
beli yaitu kurs valas akan cenderung menurun dengan proporsi yang sama dengan
kenaikan harga (Kuncoro, 1996:181). Pada dasarnya, teori paritas daya beli adalah sebuah
cara untuk meramalkan kurs keseimbangan, jika suatu negara mengalami
ketidakseimbangan neraca pembayaran. Kurs keseimbangan adalah kurs yang akan
menyeimbangkan nilai impor dan ekspor suatu negara (Salvatore, 1997:43).
2.2 Harga Barang Elektronik Impor
2.2.1 Harga
Alfred Marshall (1842-1924) dalam bukunya Principles of Economics, yang
diterbitkan tahun 1890 menjelaskan bahwa permintaan dan penawaran secara
simultan menentukan harga. Marshall percaya bahwa permintaan dan penawaran
secara bersama-sama menentukan harga (P) dan kuantitas keseimbangan suatu
barang (Q) (Mikroekonomi Intermediate dan Aplikasinya, Walter Nicholsan, 2002).
2.2.2 Teori Permintaan
Permintaan adalah kebutuhan masyarakat / individu terhadap suatu jenis barang
tergantung kepada faktor-faktor sebgai berikut:
1. Harga barang itu sendiri
2. Harga barang lain yang terkait
3. Tingkat pendapatan perkapita
4. Selera atau kebiasaan
5. Jumlah penduduk
6. Perkiraan harga di masa mendatang
7. Distribusi pendapatan
8. Usaha-usaha produsen meningkatkan penjualan
Hukum Permintaan
Hukum permintaan pada hakikatnya merupakan suatu hipotesis yang menyatakan:
“Hubungan antara barang yang diminta dengan harga barang tersebut dimana
hubungan berbanding terbalik yaitu ketika harga meningkat atau naik maka
jumlah barang yang diminta akan menurun dan sebaliknya apabila harga turun
jumlah barang meningkat.”
Kurva Permintaan dapat didefinisikan
sebagai : “Suatu kurva yang
menggambarkan sifat hubungan
antara harga suatu barang tertentu
dengan jumlah barang tersebut yang
diminta para pembeli.” Kurva
permintaan berbagai jenis barang pada
umumnya menurun dari kiri ke kanan
bawah.
Kurva Permintaan
Faktor-faktor yang dapat menggeser kurva permintaan
Faktor harga
Perubahan sepanjang
kurva permintaan berlaku
apabila harga barang yang
diminta menjadi makin
tinggi atau makin
menurun.
Faktor bukan harga
Kurva permintaan kan bergerak keka Perubahan
sepanjang kurva permintaan berlaku apabila
harga barang yang diminta menjadi makin tinggi
atau makin menurun.nan atau kekiri apabila
terdapat perubahan-perubahan terhadap
permintaan yang ditimbulkan oleh factor-faktor
bukan harga, sekiranya harga barang lain,
pendapatan para pembeli dan berbagai faktor
bukan harga lainnya mengalami perubahan,
maka perubahan itu akan menyebabkan kurva
permintaan akan pindah ke kanan atau ke kiri.
2.3 Tingkat Penjualan Barang Elektronik Impor
Produk elektronik, atau peralatan listrik dan elektronik (selanjutnya disebut EEE,
Electrical and electronic equipment), mencakup beragam jenis produk yang
berbeda. Dalam hal perdagangan dengan Uni Eropa, sektor ekspor utama Indonesia
mencakup peralatan audio dan video serta bagian-bagiannya, baterai dan aki,
komponen listrik dan elektronik serta bagian-bagiannya, peralatan rumah tangga,
serta peralatan teknologi informasi dan peralatan kantor.
2.3.1 Penjualan
Pengertian penjualan menurut Henry Simamora dalam buku “Akuntansi Basis
Pengambilan Keputusan Bisnis” menyatakan bahwa: “Penjualan adalah pendapatan
lazim dalam perusahaan dan merupakan jumlah kotor yang dibebankan kepada
pelanggan atas barang dan jasa”.
Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa penjualan adalah
persetujuan kedua belah pihak antara penjual dan pembeli, dimana penjual
menawarkan suatu produk dengan harapan pembeli dapat menyerahkan sejumlah
uang sebagai alat ukur produk tersebut sebesar harga jual yang telah disepakati.
Klasifikasi Transaksi Penjualan Ada beberapa macam transaksi penjualan menurut La Midjan dalam bukunya
“Sistem Informasi Akuntansi 1” dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
a. Penjualan Tunai
b. Penjualan Kredit
c. Penjualan Tender
d. Penjualan Ekspor
e. Penjualan Konsinyasi
f. Penjualan Grosir
Tujuan PenjualanDalam suatu perusahaan kegiatan penjualan adalah kegiatan yang penting, karena
dengan adanya kegiatan penjualan tersebut maka akan terbentuk laba yang dapat
menjamin kelangsungan hidup perusahaan.
Tujuan umum penjualan yang dimiliki oleh perusahaan menurut Basu Swastha
dalam bukunya “Manajemen Penjualan”, yaitu:
1. Mencapai volume penjualan tertentu.
2. Mendapat laba tertentu.
3. Menunjang pertumbuhan perusahaan.
Faktor-faktor Yang Mempengaruhi PenjualanAktivitas penjualan banyak dipengaruhi oleh faktor tertentu yang dapat meningkatkan
aktivitas perusahaan, oleh karena itu manajer penjualan perlu memperhatikan faktor-
faktor yang mempengaruhi penjualan. Faktor-faktor yang mempengaruhi penjualan
menurut Basu Swastha dalam buku “Manajemen Penjualan” antara lain sebagai
berikut: 1. Kondisi dan Kemampuan Penjual
2. Kondisi Pasar
3. Modal
4. Kondisi Organisasi Perusahaan
5. Faktor-faktor lain
2.3.2 Pertumbuhan Penjualan
Pertumbuhan penjualan mencerminkan keberhasilan investasi periode masa lalu dan
dapat dijadikan sebagai prediksi pertumbuhan masa yang akan datang. (Barton et
al.1989). Pertumbuhan penjualan merupakan indikator permintaan dan daya saing
perusahaan dalam suatu industri. Laju pertumbuhan suatu perusahaan akan
mempengaruhi kemampuan mempertahankan keuntungan dalam menandai
kesempatan-kesempatan pada masa yang akan datang. Pertumbuhan penjualan
tinggi,maka akan mencerminkan pendapatan meningkat sehingga pembayaran
deviden cenderung meningkat.
2.3.3 Profitabilitas
Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba pada periode
tertentu. Laba sering kali menjadi salah satu ukuran kinerja perusahaan. Dimana
ketika perusahaan memiliki laba yang tinggi berarti kinerjanya baik dan sebaliknya.
Laba perusahaan selain merupakan indikator kemampuan perusahaan memenuhi
kewajiban bagi para penyandang dananya juga merupakan elemen dalam penciptaan
nilai perusahaan yang menunjukkan prospek perusahaan di masa yang akan datang.
Laba juga sering dibandingkan dengan kondisi keuangan lainnya, seperti penjualan,
aktiva, dan ekuitas. Perbandingan ini sering disebut rasio profitabilitas.
Gross profit margin Gross profit margin atau margin laba kotor digunakan untuk mengetahui keuntungan
kotor perusahan yang berasal dari penjualan setiap produknya. Rasio ini sangat
dipengaruhi oleh harga pokok penjualan. Apabila harga pokok penjualan meningkat
maka gross profit margin akan menurut begitu pula sebaliknya. Dengan kata lain,
rasio ini mengukur efisiensi pengendalian harga pokok atau biaya produksinya,
mengindikasikan kemampuan perusahaan untuk berproduksi secara efisien.
Formulasi dari gross profit margin adalah sebagai berikut:
Gross profit margin =
(James Van Horne dan John M. Wachowicz, 2009)
Net profit margin
Pengukuran yang lebih spesifik dari rasio profitabilitas yang berkaitam dengan
penjualan adalah menggunakan net profit margin atau margin laba bersih. Net
profit margin adalah ukuran profitabilitas perusahaan dari penjualan setelah
memperhitungkan semua biaya dan pajak penghasilan. Formulasi dari net profit
margin adalah sebagai berikut:
Net profit margin =
2.4 Hubungan turunnya nilai mata uang rupiah terhadap
dolar dengan harga barang dan penjualan impor
Nilai tukar yang melonjak-lonjak secara drastis tak terkendali akan menyebabkan
kesulitan pada dunia usaha dalam merencanakan usahanya terutama bagi mereka yang
mendatangkan bahan baku dari luar negeri atau menjual barangnya ke pasar ekspor
oleh karena itu pengelolaan nilai mata uang yang relatif stabil menjadi salah satu faktor
moneter yang mendukung perekonomian secara makro (Pohan, 2008).
2.4.1 Hubungan turunya nilai mata uang rupiah terhadap
dolar dengan harga barang impor
Para ekonom membedakan nilai tukar menjadi dua yaitu nilai tukar nominal dan
nilai tukar riil. Nilai tukar nominal (nominal exchange rate) adalah harga relatif dari
mata uang dua negara. Ketika orang-orang mengacu pada nilai tukar di antara kedua
negara, mereka biasanya mengartikan nilai tukar nominal (Mankiw, 2006).
2.4.2 Hubungan turunya nilai mata uang rupiah terhadap
penjualan barang impor
Nilai tukar dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti tingkat suku bunga dalam negeri,
tingkat inflasi, dan intervensi bank central terhadap pasar uang. Nilai tukar yang lazim
disebut nilai tukar, mempunyai peran penting dalam rangka stabilitas moneter dan dalam
mendukung kegiatan ekonomi. Nilai tukar yang stabil diperlukan untuk tercapainya iklim
usaha yang kondusif bagi peningkatan dunia usaha dan kepada perusahaan. Dengan
kestabilan nilai tukar, maka iklim usaha yang baik akan membuat penjualan atau usaha
perusahaan menjadi stabil pula.
2.4.3 Hubungan Antara Harga Barang Elektronik Impor
dengan Jumlah Penjualan Barang Elektronik ImporBanyaknya jumlah penjualan barang elektronik impor dipengaruhi oleh banyak faktor.
Salah satunya adalah harga produk elektronik tersebut. Harga ditetapkan sedemikian rupa
agar dapat mencapai target volume penjualan (dalam ton, kg, unit, dan lain-lain), nilai
penjualan (Rp) atau pangsa pasar (absolut maupun relatif).
Harga berdasarkan pendapat Tjiptono (2001, p151) adalah satuan moneter atau ukuran
lainnya (termasuk barang atau jasa lainnya) yang ditukarkan agar memperoleh hak
kepemilikan/penggunaan suatu barang atau jasa. Menurut Kotler (2000) volume penjualan
adalah barang yang terjual dalam bentuk uang untuk jangka waktu tertentu dan didalamnya
mempunyai strategi pelayanan yang baik.
2.5 Penelitian TerdahuluNo Judul Identitas Metode Hasil Penelitian
1 Analisa Pergerakan Nilai Tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika Setelah Diterapkannya Kebijakan Sistem Nilai Tukar Mengambang Bebas di Indonesia
Penulis : Edwin Surja Atmadja Tahun : 2002 Universitas : Universitas Kristen Petra
Regresi Satu-satunya variabel yang mampu memberikan pengaruh yang signifikan terhadapnilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika adalah variabel selisih jumlah uang beredar. Hal ini mengindikasikan, bahwa apabila pertumbuhan jumlah uang beredar (rupiah) di Indonesia melebihi pertumbuhan jumlah uang beredar (dolar) di Amerika Serikat akan mengakibatkan semakin menurunnya nilai mata uang Rupiah
2 Analisis Pengaruh Harga Jual Produk terhadap Profabilitas Perusahaan pada PT. Mega Eltra Cabang Medan
Penulis: Ekatherina O.K Tahun : 2008 Universitas: Sumatra Utara Medan
Regresi, korelasi
Tidak ada hubungan yang signifikan antara harga jual produk terhadap profitabilitas perusahaan pada PT Mega Eltra Cabang Medan. Sebagian besar variabel yang memperngaruhi profitabilitas perusahaan berasal dari faktor luar seperti harga pokok penjualan dan aktiva perusahaan
3 Pengaruh Harga Jual dan Biaya Promosi terhadap Volume Penjualan Teh pada SBUTK PT Perkebunan Nusantara VI (persero) Jambi – Sumatera Barat
Penulis : Lisia Kamelia Tahun : 2006 Universitas : Widyatama
Deskriptif, korelasi
Koefisien korelasi antara harga jual dan biaya promosi terhadap volume penjualan teh pad SBTUK PT Perkebunan Nusantara VI (persero) Jambi-Sumatra Barat sangat lemah. Faktor besar yang memperngaruhi berasal dari luar penelitian yaitu faktor produk dan saluran distributor.
4 Pengaruh Harga dan Promosi Penjualan Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen pada Simcard XL di Kota Padang.
Penulis: Dido Saputra Tahun: 2005 Universitas: Universitas Negeri Padang
Regresi, kolerasi,
Harga berpengaruh signifikan terhadap keputusan
pembelian konsumen pada kartu XL di kota Padang.
Promosi penjualan tidak berpengaruh signifikan
terhadap keputusan pembelian konsumen pada kartu
XL di kota Padang. Promosi penjualan tidak
menentukan keputusan pembelian, Konsumen tidak
menjadikan promosi penjualan sebagai
pertimbangan mereka dalam memutuskan
pembelian.
5 Pengaruh Inflasi dan Investasi terhadap Nilai Tukar Rupiah
Penulis: Istiqomah Tahun: 2011 Universitas: Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Fisher, regresi, korelasi
Hasil pengujian menunjukkan bahwa ada hubungan
besar antara inflasi dengan turunnya nilai tukar rupiah.
Inflasi akan menigkatkan harga barang-barang sehingga
daya beli masyarakat terhadap suatu produk akan
menurun karena nilai uang yang lalu tidak sama dengan
nilai uang saat terjadi inflasi.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Variabel Penelitian
Penelitian ini melibatkan variabel yang terdiri atas satu variabel terikat
(dependen), satu variabel antara, dan satu variabel bebas. Variabel terikat tersebut
adalah tingkat penjualan barang elektronik impor. Sedangkan variabel antara
tersebut adalah harga barang elektronik impor dan variabel bebas adalah nilai tukar
rupiah. Jadi dalam penelitian ini, variabel terikat yaitu tingkat penjualan barang
elektronik impor dipengaruhi oleh variabel bebas yaitu nilai tukar rupiah yang
melalui variabel antara yaitu harga barang elektronik impor.
3.1.1 Tingkat Penjualan Barang Elektronik (Z)
Penjualan merupakan pembelian sesuatu (barang/jasa) dari suatu pihak kepada
pihak lainnya dengan mendapatkan ganti uang dari pihak tersebut. Penjualan juga
merupakan suatu sumber pendapatan perusahaan. Semakin besar penjualan maka
semakin besar pula pendapatan yang diperoleh perusahaan. Dengan begitu dapat
dicari juga tingkat pertumbuhan penjualan barang atau jasa tiap periodenya. Home
dan Machowicz ( 2005) mengemukakan bahwa tingkat pertumbuhan penjualan
adalah hasil perbandingan antara selisih penjualan tahun berjalan dan penjualan di
tahun sebelumnya dengan penjualan di tahun sebelumnya.
3.1.2 Harga Barang Elektronik Impor (Y)
Harga adalah satuan nilai yang diberikan pada suatu komoditi sebagai informasi
kontraprestasi dari produsen/pemilik komoditi. Harga barang merupakan suatu
faktor yang memengaruhi tingkat penjualan. Dalam teori permintaan, ketika
harga barang naik maka tingkat penjualan barang atau jasa akan menurun begitu
sebaliknya.
Tingkat kenaikan ataupun penurunan harga dapat dicari dengan membandingkan
harga barang periode sekarang dikurangi harga barang periode sebelum
dibandingkan dengan harga barang periode sebelumnya.
P = (P1 – P0 / P0) X 100%
Di mana :
P1 = adalah harga periode sekarang
P0 = harga periode sebelum
P = tingkat harga
3.1.3 Nilai Tukar Rupiah (Variabel X/independent)
Nilai tukar merupakan variabel yang memengaruhi perekonomian suatu negara.
Sehingga nilai tukar rupiah merupakan variabel yang memngaruhi perekonomian
di Indonesia. Nilai tukar memengaruhi ekspor dan impor di suatu negara. Dalam
hal ini nilai tukar rupiah terhadap dolar. Ketika nilai tukar rupiah terhadap dolar
turun maka harga barang yang diimpor dari negara yang bermata uang dolar akan
naik, begitu juga sebaliknya. Hal ini akan berdampak pada tingkat penjualan
barang impor.
Tingkat penurunan nilai tukar rupiah terhadap dolar dapat dicari dengan cara
membandingkan nilai tukar rupiah terhadap dolar periode sekarang dikurangi
nilai tukar rupiah terhadap dolar periode sebelumnya dibagi nilai tukar rupiah
terhadap dolar periode sebelumnya.
–
=
nilai tukar rupiah terhadap dolar periode sekarang nilai tukar rupiah terhadap dolar periode sebelum
Tingkat penurunan nilai tukar rupiah terhadap dolar
nilai tukar rupiah terhadap dolar periode sebelum
3.2 Tabel Operasional
Tabel operasional diperlukan untuk menentukan jenis sub variabel serta deskripsi dari
variabel-variabel yang terkait dalam penelitian ini, sehingga pengujian hipotesis dan
pengujian data dapat dilakukan dengan benar.Variabel Sub Variabel Deskripsi1. Nilai tukar rupiah terhadap dolar (Variabel X/independent)
- Nilai tukar rupiah terhadap dolar saat di bulan Nopember- Desember 2013 - Nilai tukar rupiah terhadap dolar saat di bulan Desember 2013-Januari 2014
-Penelitian variabel X/independent ini dilakukan untuk mencari tahu berapa nilai tukar rupiah terhadap dolar pada periode Nopember sampai Desember 2013 dan pada periode Desember 2013 sampai Januari 2014. -Setelah itu akan dihitung penurunan di tiap masing-masing periode dan membandingkan penurunan nilai tukar rupiah terhadap dolar di periode Nopember – Desember 2013 dan Desember 2013-Januari 2013
2. Harga barang elektronik impor (Y/antara)
- Harga barang elektronik pada periode bulan Nopember sampai Desember 2013 -Harga barang elektronik pada periode bulan Desember 2013 sampai Januari 2014
-Penelitian terhadap variabel Y/antara ini dilakukan untuk mencari tahu berapa harga barang pada saat bulan Nopember-Desember 2013 dan pada bulan Desember 2013-Januari 2014. -Setelah itu dilakukan perbandingan kenaikan harga antara periode Nopember-Desember 2013 dan periode Desember 2013-Januari 2014. -Kemudian mencari hubungan antara kenaikan harga barang elektronik impor dan penurunan nilai tukar rupiah terhadap dolar.
3. Tingkat penjualan barang elektronik impor (variabel Z/Dependen)
-Tingkat penjualan barang elektronik impor bulan Nopember – Desember 2013 -Tingkat penjualan barang elektronik impor Desember 2013 – Januari 2014 - Tingkat pendapatan selama bualan Nopember 2013 sampai Januari 2013
-Penelitian terhadap variabel Z/Dependen ini dilakukan untuk mencari tahu berapa tingkat saat bulan Nopember sampai Desember 2013 dan pada bulan Desember 2013 sampai Januari 2014 yang dipengaruhi oleh penurunan nilai tukar rupiah terhadap dolar yang kemudian memengaruhi harga. -Setelah itu dilakukan perbandingan penjualan antara periode Nopember - Desember 2013 dan periode Desember 2013 - Januari 2014. Serta melakukan perbandingan tingkat pendapatan pada bulan Nopember sampai Desember 2013 dan Desember 2013 sampai Januari 2014. -Kemudian mencari hubungan antara turunnya nilai tukar rupiah terhadap dolar terhadap tingkat penjualan barang elektronik dan mencari hubungan antara naiknya harga barang elektoronik terhadap tingkat penjualan barang elektronik.
3.3 Populasi dan Sampel
3.3.1 Populasi
Menurut Anwar Sanusi (2011 : 87) populasi adalah sekumpulan elemen yang
menunjukkan ciri-ciri tertentu yang dapat digunakan untuk membuat kesimpulan.
Dalam penelitian ini populasi yang dijadikan objek penelitian adalah toko elektronik
di Bandar Lampung.
3.3.2 Teknik Sampling Teknik sampling menurut Anwar Sanusi (2011 : 88) adalah cara peneliti mengambil sampel atau contoh yang representatif dari populasi yang tersedia. Cara pengambilan sampel secara terdiri atas
- Sampel secara acak:
1. Sampel acak sederhana
2. Sampel acak sistematik
3. Sampel acak distratifikasi
4. Sampel acak kelompok
- Sampel secara tidak acak :
1. Convenince sampling
2. Purposive sampling
3. Snowball sampling
4. Quota sampling
Dalam penelitian ini teknik sampling yang digunakan adalah teknik sampel
secara acak yaitu sampel acak kelompok. Sampel acak secara kelompok adalah
pengambilan sampel di mana randomisasi dilakukan bukan pada anggota
populasi, tetapi dilakukan terhadap kelompok. Jadi sampel yang diteliti dalam
penelitian ini adalah 15 toko elektronik yang ada di Bandar Lampung terutama
di daerah Tanjung Karang Pusat.
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan cara-cara yang dilakukan untuk memperoleh
data dan keterangan-keterangan yang diperlukan dalam penelitian. Data yang
dibutuhkan penulis dalam melakukan penelitian ini adalah data primer dan
sekunder. Data primer yaitu data yang diperoleh dari penelitian dengan
pengamatan secara langsung terhadap objek yang diteliti, serta dari individu seperti
hasil wawancara. Sedangkan data sekunder yaitu data yang diperoleh dari
penelitian dengan pengamatan secara tidak langsung terhadap objek yang diteliti
seperti dari internet.
3.5 Model Penelitian
Model penelitian merupakan sebuah gambaran yang menunjukkan variabel-
variabel yang mempengaruhi dan yang dipengaruhi. Dalam hal ini model penelitian
mengenai “Dampak Turunnya Nilai Tukar Mata Uang Rupiah terhadap Dolar pada
Penjualan Barang Elektronik Impor” dapat dilihat pada gambar 1.5 di bawah ini:
ZYX
Dalam model ini berarti variabel Z dipengaruhi oleh variabel X yang
melalui variabel antara Y.
Di mana:
Z : Tingkat penjualan barang elektronik impor
Y : Harga barang elektronik impor
X : Nilai tukar rupiah terhadap dolar
DAFTAR PUSTAKASanusi, Anwar. 2011. Metodologi Penelitian Bisnis. Jakarta : Salemba Empat
Atmadja, Edwin Surja. 2002. Analisa Pergerakan Nilai Tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika Setelah Diterapkannya Kebijakan Sistem Nilai Tukar Mengambang Bebas di Indonesia. Surabaya : Universitas Kristen Petra.
K, Ekatherina O. 2008. Analisis Pengaruh Harga Jual Produk terhadap Profabilitas Perusahaan pada PT. Mega Eltra Cabang Medan. Medan : Universitas Sumatera Utara Medan.
Kamelia, Lisia. 2006. Pengaruh Harga Jual dan Biaya Promosi terhadap Volume Penjualan Teh pada SBUTK PT Perkebunan Nusantara VI (persero) Jambi - Sumatera Barat. Bandung : Universitas Widyatama.
Saputra, Dido. 2005. Pengaruh Harga dan Promosi Penjualan Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen pada Simcard XL di Kota Padang. Padang: Universitas Negeri Padang.
Istiqomah. 2011. Pengaruh Inflasi dan Investasi terhadap Nilai Tukar Rupiah. Jakarta: Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.