metode penentuan awal bulan kamariyah menurut jama'ah annazir

156
METODE PENENTUAN AWAL BULAN KAMARIYAH MENURUT JAMA’AH ANNAZIR S K R I P S I Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 (S.1) Oleh : HESTI YOZEVTA ARDI NIM : 0 8 2 1 1 1 0 7 3 KONSENTRASI ILMU FALAK JURUSAN AHWAL AL-SYAKHSIYAH FAKULTAS SYARI’AH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO S E M A R A N G 2012

Upload: khairul-alonx

Post on 14-Dec-2015

65 views

Category:

Documents


12 download

DESCRIPTION

Metode Penentuan Awal Bulan Kamariyah Menurut Jama'Ah Annazir

TRANSCRIPT

Page 1: Metode Penentuan Awal Bulan Kamariyah Menurut Jama'Ah Annazir

METODE PENENTUAN AWAL BULAN KAMARIYAH MENURUT

JAMA’AH ANNAZIR

S K R I P S I

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi Syarat

Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 (S.1)

Oleh :

HESTI YOZEVTA ARDI

NIM : 0 8 2 1 1 1 0 7 3

KONSENTRASI ILMU FALAK

JURUSAN AHWAL AL-SYAKHSIYAH

FAKULTAS SYARI’AH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO

S E M A R A N G

2012

Page 2: Metode Penentuan Awal Bulan Kamariyah Menurut Jama'Ah Annazir

ii

Page 3: Metode Penentuan Awal Bulan Kamariyah Menurut Jama'Ah Annazir

iii

Page 4: Metode Penentuan Awal Bulan Kamariyah Menurut Jama'Ah Annazir

iv

Page 5: Metode Penentuan Awal Bulan Kamariyah Menurut Jama'Ah Annazir

v

MOTTO

Artinya : “Dia-lah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya dan

ditetapkanNya manzilah-manzilah (tempat-tempat) bagi perjalanan

bulan itu, supaya kamu mengetahui bilangan tahun dan perhitungan

(waktu). Allah tidak menciptakan yang demikian itu melainkan dengan

hak. dia menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya) kepada orang-

orang yang mengetahui”. (QS. Yunus : 5)

Artinya: “Abdullah in Umar r. a. berkata :Rasulullah ketika menyebut

Ramadhan bersabda: jangan puasa sehingga kalian melihat hilal

(bulan sabit) dan jangan berhari raya sehingga melihat hilal, maka

jika tertutup oleh awan maka perkirakanlah. (HR Bukhori, Muslim)

Page 6: Metode Penentuan Awal Bulan Kamariyah Menurut Jama'Ah Annazir

vi

PERSEMBAHAN

Saya persembahkan untuk:

Yang mulia Papa (Muzakir Ardi) dan Mama (Erna Ningsih), motivator dan

inspiratorku dalam hidup, yang telah mengasuhku dengan balutan kasih

sayang, yang tak pernah lelah mengirimkan do’a cintanya, semoga Allah Swt

memberikan kebahagiaan dunia akhirat.

Yang tercinta kakak-kakak dan adekku, Ayuk Henni Suktaria Ardi , Adek

Heziltin Kartika Ardi, Adek Hervan Ardi. Adek Hervin Ardi, Abby Ubaidillah

yang selalu memberikan dukungan lahir dan bathin, semoga Allah Swt

memudahkan jalan menuju kesuksesan dunia akhirat.

Yang tersayang seluruh keluarga dan kerabat dekat, serta para guru yang

telah mengajarkan kebijakan dan kebajikan, semoga selalu berada dalam

perlindungan Allah Swt.

Keluarga Besar PP. Ar-Rahmah (Curup-Bengkulu).

Together.

Umat Islam di seluruh alam, yang Allah Swt telah tautkan hati kita dalam

manisnya iman, semoga tetap istiqamah dalam meniti

jalan cinta-Nya.

Page 7: Metode Penentuan Awal Bulan Kamariyah Menurut Jama'Ah Annazir

vii

DEKLARASI

Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab,

penulis menyatakan bahwa skripsi ini tidak

berisi materi yang pernah ditulis oleh orang

lain atau yang pernah diterbitkan. Demikian

juga skripsi ini tidak berisi karya orang lain

(plagiasi) satu pun, adapun pikiran-pikiran

orang lain hanya dijadikan informasi yang

terdapat dalam referensi dan selanjutnya

dijadikan bahan rujukan.

Semarang, 2 Januari 2012

Deklarator

Hesti Yozevta Ardi

NIM. 082111073

Page 8: Metode Penentuan Awal Bulan Kamariyah Menurut Jama'Ah Annazir

viii

ABSTRAK

Awal bulan Kamariyah adalah sebuah kebutuhan bagi masyarakat muslim

yaitu untuk melaksanankan beberapa ibadah fardhu seperti puasa, zakat, dan haji.

Seharusnya setiap manusia bisa menentukan kapan awal bulan Kamariyah akan

tiba, oleh karena itu mempelajari metodenya merupakan hal yang sangat penting.

Hal yang berbeda ada di metode Jama’ah An-Nadzir, mereka mempunyai metode

yang tersendiri dalam menentukan awal bulan Kamariyahawal bulan Kamariyah,

dan mengamati fenomena alam sebagai tanda-tanda awal bulan Kamariyah sudah

datang. Mereka lebih mengutamakna metode-metode yang berkenaan dengan

fenomena alam. Sekilas bisa kita pahami bahwa mereka adalah sekelompok

muslim yang mempunyai prinsif yang sama dengan ajaran islam, mereka

mempunyai alqur’an dan hadis sebagai pegangan dalam melaksanakan ibadah

mereka, akan tetapi jika diteliti secara mendalam bahwa sesungguhnya mereka

mempunyai fakta yang berbeda dengan muslim lainnya. Mereka mempunyai

ajaran dan idiologi yang berbeda. Diantara perbedaan tersebut yaitu cara

menentukan awal bulan Kamariyah. Mereka mempunyai metode hisab rukyah

tersendiri serta mempunyai keyakinan sendiri bahwa awal bulan Kamariyah

diawali dengan terbitnya bulan melalui fajar kadzib dan perpisahan bulan sudah

terjadi dengan ditandai kilat, hujan, dan pasang air laut tertinggi.

Dalam penelitian ini penulis mengambil dua rumusan masalah yaitu

bagaimana penentuan awal bulan Kamariyan menurut Jama’ah An-Nadzir dan

istinbat dasar hukum penentuan awal bulan Kamariyah menurut Jama’ah An-

Nadzir. Dari dua rumusan masyalah tersebut penulis anggap akan bisa mengetahui

secara mendalam tentang bagaimana penentuan awal bulan Kamariyah An-Nadzir

serta titik awal mereka mempunyai pemikiran tersebut yaitu dalam hal istimbat

dasar hukumnya.

Dalam melakukan penelitian ini, penulis menggunakan metode kualitatif

atau penelitian yang dilakukan dengan cara melakukan penelitian lapangan atau

penelitian masyarakat secara langsung. Sedangkan untuk mengalisis dasar

hukumnya penulis menggunakan metode wawancara atau metode interview

kepada para pembesar Jama’ah An-Nadzir. penulis menggunakan tehnik deskriptif

analitis, yaitu dengan menggambarkan terlebih dahulu metode hisab dan rukyah

awal bulan Kamariyah yang dipakai oleh Jama’ah An-Nadzir. Dalam menjelaskan

dan menganalisis skripsi ini penulis kemudian menggunakan metode komparasi

yaitu dengan metode pemerintah yaitu hisab dan rukyah ephimeris.

Penelitian ini menghasilkan beberapa temuan bahwa metode hisab An-

Nadzir adalah dengan angkah 54 menit untuk menambahkan tenggang waktu

terbit bulan di hari berikutnya. Sedangkan metode rukyahnya adalah dengan

melihat bulan terbit dan tanda-tanda nya seperti kilat, angin, hujan, dan pasang air

laut. Dan mengenai dasar hukum mereka mengedepankan keyakinan bahwa

panglima mereka adalah sang Bani Tamim (pemula Imam Mahdi), dengan

meniadakan atas pemahaman ayat-ayat alqur’an dan hadis yang mengisayaratkan

bagaiman metode penentuan awal bulan Kamariyah yang sesungguhnya.

Key word: awal bulan Kamariyah, An-Nadzir, dan dasar hukum.

Page 9: Metode Penentuan Awal Bulan Kamariyah Menurut Jama'Ah Annazir

ix

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Mengetahui, lagi Maha

Penyayang, penulis panjatkan puji syukur ke hadirat-Nya yang telah

melimpahkan rahmat, taufik dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat

mengerjakan Skripsi ini dengan judul Metode Penentuan Awal Bulan

Kamariyah menurut Jama’ah An-Nadzir sebagai tugas akhir untuk

mendapatkan gelar Sarjana di Fakultas Syari’ah Institut Agama Islam Negeri

(IAIN) Walisongo Semarang dengan tanpa kendala yang berkepanjangan.

Shalawat serta salam tetap tercurahkan kepada Baginda Rasulullah Muhammad

SAW yang telah membukakan pintu gerbang jalan terang bagi kita untuk selalu

berjuang dan tetap melangkah di jalan-Nya.

Penulis menyadari bahwa terselesaikannya skripsi ini bukanlah hasil jerih

payah penulis secara pribadi. Tetapi semua itu merupakan wujud akumulasi dari

usaha dan bantuan, pertolongan serta doa dari berbagai pihak yang telah

membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi tersebut. Oleh karena itu,

penulis sampaikan banyak terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Dr. H. Imam Yahya M. Ag selaku Dekan Fakultas Syari'ah IAIN

Walisongo Semarang beserta para stafnya yang telah memberikan izin

kepada penulis untuk menulis skripsi tersebut dan memberikan fasilitas

belajar hingga kini.

Page 10: Metode Penentuan Awal Bulan Kamariyah Menurut Jama'Ah Annazir

x

2. Bapak Dr. H. Maksun, M. Ag sebagai pembimbing I, yang telah

memberikan bimbingan dan arahab kepada penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini,

3. Tidak lupa juga kepada pembimbing II Bapak Ahmad Syifaul Anam M.

Si yang telah ikut memberikan banyak bantuan dan dukungan kepada

penulis dalam menulis dan hingga menyelesaikan skripsi ini,

4. Bapak Dr. H. Arja Imroni, M. Ag selaku Kepala Program Konsentrasi

Ilmu Falak Fakultas Syaria’h IAIN Walisongo Semarang yang selalu

memberikan motifasi kepada mahasiswanya.

5. Kepada segenap jajaran pengelola Konsentrasi Ilmu Falak (KIF), atas

segala didikan, bantuan dan kerjasamanya yang tiada hentinya,

6. Para Kajur, Sekjur, dosen-dosen dan karyawan Fakultas Syari’ah IAIN

Walisongo Semarang, atas bantuan dan kerjasamanya.

7. Keluarga kami di rumah, terutama Papa Muzakir Ardi, Mama Erna

Ningsih, serta saudara-saudara kami Henni Suktaria Ardi (kakak),

Heziltin Kartika Ardi (adek), Hervan Ardi (adek), Hervin Ardi (adek),

dan saudara-saudara yang lain yang telah membesarkan kami dengan

kasih sayang dan kesabaran sarta teman-teman mahasiswa dan aktifis

kampus yang telah sudi diskusi dengan kami. Dan pihak-pihak yang

talah membantu terselesainya skripsi ini.

8. Ubaidillah (Calon Imam Seumur Hidup) yang telah senentiasa

memberikan semangat dan pengertiannya terhadap penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini

Page 11: Metode Penentuan Awal Bulan Kamariyah Menurut Jama'Ah Annazir

xi

9. PD Pontren Kementerian Agama RI yang telah memberikan beasiswa

dari awal sampai selesai perkuliahan.

10. Terima kasih juga penulispersembahkan kepada bapak Faisal

(Sekretaris Desa Romang Lompoa, Gowa Sulawesi Selatan yang telah

memberikan surat izin penelitian kepada penulis untuk melakukan

penelitian langsung di daerah danau Mawang yaitu di kediaman

Jama’ah An-Nadzir Makasar

11. Aba Rangkah, Abah Juanda, Ustadz Arif Tani, Ustadz Syafi’ Lc,

ustadz Anang sebagai pihak Jama’ah An-Nadzir Makasar dan Bogor

yang telah berlapang hati untuk memberikan berbagai informasi dan

keterangan tentang Jama’ah An-Nadzir khususnya tentang pennetuan

awal bulan Kamariyah Jama’ah An-Nadzir

12. Kepada sagabat ku yang sangat ku sayangi kakak Arlin (mahasiswa

Universitas Muhammadiyah Makasar ) yang telah menemani dan

membrikan berbagai alamat Jama’ah An-Nadzir untuk penulis dalam

melakukan penelitian

13. Abi Ahmad Silahuddin M. Ag dan Umi Amanah, Bapak kadir Ali,

Umi Maya Sopa, dan segenap keluarga besar Pondok Pesantren Ar-

Rahmah Curup Bengkulu yang telah memberikan ilmu sebagai

pengantar penulis untuk mendapatkan Beasiswa di IAIN Walisongo

Semarang

14. Keluarga besar Pondok Pesantren Daarun Najaah, Semarang, yang

telah memberikan dukungan dan fasilitas, khususnya kepada KH.

Page 12: Metode Penentuan Awal Bulan Kamariyah Menurut Jama'Ah Annazir

xii

Sirodj Chudlori dan Dr. KH. Ahmad Izzuddin, M. Ag, selaku

pengasuh yang telah memberikan ilmu-ilmunya, bimbingan dan

arahannya.

15. Temen-temen TOGETHER (mahasiswa beasiswa Konsentrasi Ilmu

Falak 2008) Ade Mukhlas, Ali Maftukhin, Alvian Meydiananda,

Ahmad Silahuddin, Ahmad Fajar Rifa’i, Ahmad Ma’ruf Maghfur,

Asmaul Huda, Asmaul Fauziyah, Aini Nafis, Diyah Zulistio Rini,

Endang ratma Sari, Jauharotun Nafis, Ihwan Muttaqin, Khoirotun

Nikmah, Lukman Hakim, M. Arbi Sora Angkat, M. Chusnul Huda, M.

Aulia Syamsul Reza, M. Harir Afandi, M, Chanif, M. Ali Romdhon, M.

Ramdhani, M. Sadam Naghfir, M. Shofa Mughtanim, Masruroh,

Mutmainnah, Mambaul Hikamah, Nurhidayatullah, Nuraini Latifah,

Purwanto, Purqon Nur Ramdan, Rifki Lutfi, Rizal Mufid, Robiatun

Adawiyah, Roudlotul Firdauz, Siti Kholisoh, Yeyen Erviana, Yadi

Setiadi, dan Zaenuddin Nur Zaman yang menjadi semangat penulis

selama melaksanakan studi di IAIN Walisongo Semarang. Di dalam

dekapan cinta-Nya dan kasih sayang mereka, dan bersama kita

bergandeng tangan mengarungi semesta, menjadi bintang menghiasi

taman langit, mengintip bulan, dan lain sebagainya. Terimakasih atas

persaudaraan yang indah, nyaman, dan atas seluruh kebaikan kalian

penulis ucapkan terimakasih

16. Buat anggota Ponsok Selatan Putri Daarunnajah Until (Masruroh) yang

sok imuth teruz, Mbak Imuth ci Dewasa, Eni ci Centil, Alifa Ben-ben,

Page 13: Metode Penentuan Awal Bulan Kamariyah Menurut Jama'Ah Annazir

xiii

Rini, Hima yang sok baik githuu, Kiki saudra Konsultan ku, Neli cilik,

Ani Diet, Minda bu Guru, Hanik cah cilik, Wahda shoghir, Irfi ci

tinggi, ci Annisa panca putrid, dan Atik gede,,,, heheheheh canda

cemuanya ya yang selalu memberikan bantuan dan dukungan disetiap

saat kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini

17. Kelurga besar Comunity Santri Scholars Ministry of Religion Affair

(CSS MoRA) yang terhimpun dari CSS MoRA IAIN Walisongo

khususnya, IAIN Sunan Ampel Surabaya, Universitas Erlangga

(UNAER) Surabaya, Institut Tekhnologi Surabaya (ITS), UIN Sunan

Kalijaga Yogayakarta, Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta,

UIN Sarif Hidayatullah Jakarta, Univesitas Pendidikan Indonesia

(UPI) Bandung, Institut Tekhnologi Bandung (ITB), Institut Pertanian

Bogor (ITB), Universitas Mataram (UNRAM), dan UIN Malik

Ibrohim Malang yang telah memberikan berbagai informasi dan wacana

diskusi kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini

18. Kepada temen-iemen KKN posko 20 Desa Nyatnyono Ungaran Barat,

Semarang mama Ruri Bona, papa Aidris Saputro, tante Lulu Atinnisa,

pak dhe Mukhlis, Om Minan, Mak dhe Susanti, Abang Qomaruddin,

Adek Fajri, dan Adek Fajri

19. Dan tidak lupa juga penulis persembahkan kepad semua pihak yang

telah memberikan dukungan.

Page 14: Metode Penentuan Awal Bulan Kamariyah Menurut Jama'Ah Annazir

xiv

Atas semua kebaikannya, penulis hanya mampu berdo’a

semoga Allah Swt menerima sebagai amal kebaikan dan

membalasnya dengan balasan yang lebih baik.

Penulis juga menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari

kesempurnaan. Semua itu karena keterbatasan kemampuan penulis.

Oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik dari para

pembaca demi sempurnanya skripsi ini.

Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi

penulis khususnya dan para pembaca umumnya. Aamiin.

Semarang, 2 Januari 2012

Penulis,

Hesti Yozevta Ardi

NIM. 082111073

Page 15: Metode Penentuan Awal Bulan Kamariyah Menurut Jama'Ah Annazir

xv

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i

HALAMAN NOTA PEMBIMBING ................................................................ ii

HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................... iii

HALAMAN DEKLARASI ............................................................................... iv

HALAMAN ABSTRAK ................................................................................... v

HALAMAN MOTTO ....................................................................................... vi

HALAMAN PERSEMBAHAN ....................................................................... vii

HALAMAN KATA PENGANTAR ................................................................. viii

HALAMAN DAFTAR ISI ............................................................................... xi

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ....................................................... 1

B. Rumusan Permasalahan ....................................................... 13

C. Tujuan Penelitian ................................................................. 14

D. Telaah Pustaka ..................................................................... 15

E. Metode Penelitian ................................................................. 18

F. Sistematika Penulisan .......................................................... 21

BAB II : PENENTUAN AWAL BULAN KAMARIYAH

A. Pengertian Awal Bulan Kamariyah ..................................... 22

B. Dalil Syar’i tentang Penentuan Awal Bulan Kamariyah ..... 25

C. Metode Penentuan Awal Bulan Kamariyah ........................ 30

D. Pendapat Ulama’ tentang Penentuan Awal Bulan Kamariyah 51

Page 16: Metode Penentuan Awal Bulan Kamariyah Menurut Jama'Ah Annazir

xvi

BAB III : PEMIKIRAN JAMA’AH AN-NADZIR DALAM

MENENTUKAN AWAL BULAN KAMARIYAH

A. Sejarah Jama’ah An-Nadzir ................................................. 57

1. Sejarah Singkat Jama’ah An-Nadzir .............................. 57

2. Tokoh Pendiri dan Penyampai Ajaran Jama’ah An-Nadzir 69

3. Pemikiran Hisab Rukyah Jama’ah An-Nadzir ............... 80

BAB IV : ANALISIS DINAMIKA PANDANGAN JAMA’AH AN-

NADZIR DALAM MENENTUKAN AWAL BULAN

KAMARIYAH

A. Analisis Metode Penentuan Awal Bulan Kamariyah Jama’ah An-

Nadzir .................................................................................. 91

B. Analisis Istinbat Dasar Hukum Jama’ah An-Nadzir dalam

Menentukan Awal Bulan Kamariyah ................................... 112

BAB V : PENUTUP

A. Kesimpulan ........................................................................... 117

B. Saran-Saran ........................................................................... 119

C. Penutup .................................................................................. 119

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

DAFTAR RIWAYAT HIDUP PENULIS

Page 17: Metode Penentuan Awal Bulan Kamariyah Menurut Jama'Ah Annazir

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Ajaran Jama‟ah An-Nadzir masuk ke Kabupaten Gowa melalui Syekh

Muhammad Al Mahdi Abdullah, dan dipercaya sebagai imam kaum An-

Nadzir pada tahun 1998. Jama‟ah ini berbeda dengan jama‟ah lainnya.

Mereka mengenakan jubah dan sorban berwarna hitam yang dipadukan

dengan ikatan kepala berwarna putih, rambut pirang kekuning-kuningan,

dengan panjang rambut sebatas bahu, mengenakan jubah hitam serta memakai

cadar bagi kaum wanitanya.

Menurut keterangan dari pihak birokrasi Kelurahan Romang

Lompoa(daerah tempat tinggal Jama‟ah An-Nadzir pada saat ini) bahwa

awalnya Jama‟ah An-Nadzir berada di daerah Palopo Sulawesi Selatan,

kemudian pada tahun 1998 mereka mendapat penolakan dari pemerintah

Palopo tersebut, hingga pada tahun itu juga mereka hijrah ke daerah

Kelurahan Romang Lompoa, Bontomarannu, Gowa, Sulawesi Selatan. 1

Salah satu pembesar jama‟ah ini yang bertempat tinngal di Mawang

yaitu Ustadz Arif Tani mengatakan bahwa “Kami selalu konsisten dalam

perintah Allah, kami juga selalu menjalankan sunnah Nabi Muhammad SAW

dengan memakai sorban dan menggunakan senjata seperti pedang dan lain-

1 http:// arowelitenggara. wordpress. com. /2008/08/05/144. diakses pada tanggal 3 agustus

2011 jam 10. 40

Page 18: Metode Penentuan Awal Bulan Kamariyah Menurut Jama'Ah Annazir

2

lain. 2 Hal ini selaras dengan apa yang dipaparkan oleh Ustadz Lukman dalam

khutbahnya ketika Salat id pada hari raya Idul Adha di lapangan danau

Mawang pada tahun 2008 yang lalu. 3

Selain berbeda dalam h al penampilan, Jama‟ah An-Nadzir juga

mempunyai pemikiran yang berbeda dalam hal penentuan awal waktu Salat

dan awal bulan Kamariyah serta ibadah-ibadah lainnya. Mereka mempunyai

lima macam Salat wajib dengan tiga waktu pelaksanaan, waktu-waktu tersebut

adalah sebagai berikut:

Pertama adalah waktu pelaksanaan Salat Magrib dilaksanakan ketika

malam sudah mulai yaitu ketika matahari terbenam. Kedua adalah waktu

pelaksanaan Salat Isya dan Salat Subuh. Kedua Salat ini dilaksanakan di

waktu berdekatan dengan waktu Subuh. Ketiga adalah waktu pelaksanaan

Salat Zuhur dan Salat Asar. Kedua Salat ini dilaksanakan tepatnya pada

waktu yang berdekatan dengan waktu Salat Asar yang kita ketahui selama ini.

4

Dalam meenentukan awal bulan Kamariyah Jama‟ah An-Nadzir

mempunyai tiga metode. Yaitu metode hisab, rukyah dan pengamatan

fenomena alam seperti pasang surut air laut, angin, hujan, dan kilat. 5

2 Hasil wawancara dengan ustadz Arif Tani, 27 Juli 2011 jam 14:12 WITA, pemondokan

Danau Romang Lompoa, Bontomarannu, Gowa, Sulawesi Selatan 3 http:// arowelitenggara. wordpress. com. Loc it . diakses pada tanggal 3 agustus 2011

jam. 10:40. Loc it 4 Pedoman Pelaksanaan Sholat Ahlulbayt, oleh abah syeikh Muhammad Al-Mahdi

Abdullah. Majlis latiful akbar Mawang. Makassar, hlm 1 5 Hasil wawancara dengan ustadz Arif Tani, 27 Juli 2011 jam 14:12 WITA, pemondokan

Danau Romang Lompoa, Bontomarannu, Gowa, Sulawesi Selatan, Op cit., wawancara dengan

ustadz Arif Tani)

Page 19: Metode Penentuan Awal Bulan Kamariyah Menurut Jama'Ah Annazir

3

Metode Hisab Jama‟ah An-Nadzir ini mempunyai model perhitungan

yang berbeda dengan hisab Ephimeris maupun hisab Hakiki yang kita kenal

selama ini, mereka mempunyai satu angkah pedoman untuk memperhitungkan

waktu tempuh perjalanan bulan setiap harinya. Angkah pedoman tersebut

adalah angkah 54 yang digunakan untuk menambahkan tenggang waktu terbit

bulan setiap harinya.6 Angkah 54 mereka pahami ilmu yang langsung

diberikan oleh Allah SWT kepada sang panglima yaitu Syeikh Syamsur

Madjid.

Dalam metode Rukyah mereka menggunakan konsep Rukyah bil qolbi.

Bil qolbi dipahami bahwa rukyah tidak harus dengan mata telanjang ataupun

dengan menggunakan alat tekhnologi seperti teropong. Jama‟ah An-Nadzir

lebih memahami bahwa rukyah itu adalah yakin dan memahami. Mereka

senantiasa yakin dengan pemahaman mereka tentang kapan Bulan akan terbit

melewati batas fajar kadzib, hal ini mereka misalkan dengan keyakinan

mereka tentang hari sekarang dan hari-hari selanjutnya.

Rukyah dengan mata hati mereka yakini lebih bisa dipertanggung

jawabkan daripada rukyah dengan alat tekhnologi. Alat mereka anggap

sebagai pembantu dan acuan alternatif dalam menentukan waktu.

Metode ketiga adalah pengamatan fenomena alam seperti pasang surut

air laut, angin, hujan, dan kilat. Gaya pasang surut akan maksimum bila

resultant gaya Gravitasi antara Bulan, Bumi, dan Matahari terletak pada

6 Hasil wawancara dengan ustadz Syafi‟( salah satu pembesar Jama‟ah An-Nadzir di

makasar )ada

tanggal 29 juli 2011

Page 20: Metode Penentuan Awal Bulan Kamariyah Menurut Jama'Ah Annazir

4

suatu satu garis lurus, dan keadaan ini akan berlangsung saat bulan purnama

dan bulan baru. 7

Naiknya permukaan air laut pada tanggal pertengahan suatu bulan

adalah pasang air laut yang tertinggi kedua dalam kurun waktu satu bulan.

Sedangkahn pasangnya air laut yang tertinggi adalah pasang air laut yang

terjadi ketika terjadinya ijtima’8 atau bulan baru. Gaya pasang surut akan

minimum apabila gaya gravitasi antara Bulan dan Matahari membentuk sudut

90° yang mana posisi ini disebut Bulan Kuartir, yang lebih kurang terjadi

pada saat Bulan berumur 7 hari dan 21 hari. Dan hal inilah yang dipedomani

oleh Jama‟ah An-Nadzir dalam menghitung awal bulan Kamariyah.

Hal lain yang menjadi pertimbangan golongan ini dalam menentukan

awal bulan adalah terjadinya pasang surut air laut tidak hanya dipengaruhi

oleh gaya gravitasi Bulan dan Matahari saja, akan tetapi juga dipengaruhi

oleh keadaan geografi, gesekan pada dasar air laut, kedalaman, relief dasar

laut dan viskositas9 air di lokasi tersebut, dan lain-lain. Semua faktor tersebut

dapat mempercepat dan memperlambat datangnya pasang surut air laut.

Selama ini kita sering menemukan perbedaan pada jatuhnya awal bulan

Ramadhan dan hari raya Idul Fitri dan Idul Adha, hal ini karena adanya

perbedaan metode dan konsep dalam menentukan awal bulan Kamariyah.

7 blog.tp.ac.id/wp.../9133/download-pdf-materi.pdf, bulan sebagai satelit bumi, hlm 3,

diakses pada 7 April 2012 8 Ijtima‟ disebut juga Iqtiran yang artinya “ bersama” atau “berkumpul” yaitu posisi

matahari dan bulan memiliki bujur astronomi yang sama. Dalam istilah astronomi disebut

conjunction atau new Moon. lihat Muhyiddin Khazin, Ilmu Falak dalam Teori dan Praktik, ,

Yogyakarta: Buana Pustaka, 2005, cet III. , hlm 138.

Page 21: Metode Penentuan Awal Bulan Kamariyah Menurut Jama'Ah Annazir

5

Ada tiga bulan, di mana sering terjadi perbedaaan dalam penentuan

awal bulannya yang kemudian menimbulkan fanatisme kelompok, yaitu:

1. Ramadhan, yaitu bulan di mana umat Islam melaksanakan kewajiban

beribadah puasa sebulan penuh.

2. Bulan Syawal, yaitu bulan yang terkait dengan pelaksanaan Idul fitri

sebagai tanda mengakhiri bulan puasa dengan berzakat dan menunaikan

shalat „Id.

3. Bulan Dzulhijjah, bulan ini umta Islam menunaikan serangkaian ibadah

haji, puasa arafah, dan penyembelihan hewan Qurban pada saat Idul

Ahda.

Hal ini disebabkan oleh adanya dua faktor yang melatarbelakangi,

yaitu sifat kehati-hatian masyarakat dan metode yang dipakai pada masing-

masing kelompok sering kali berbeda.

Ketiga pernyataan di atas sudah jelas bahwa salah satu penyebab

perbedaan itu adalah adanya sifat kehati-hatian masyarakat dalam menentukan

waktu pelaksanaan suatu ibadah yang mana apabila dilaksanakan pada waktu

(tanggal atau hari) yang salah maka hukumnya akan bergeser menjadi haram.

10

Pada hakikatnya penentuan awal bulan ini sangatlah berpengaruh pada

waktu-waktu ibadah yang lainnya, seperti salat, puasa, dan haji. Di antara

bukti pengaruhnya yaitu dijelaskan dalam sebuah hadits, yaitu:

10

Tono saksono, Mengkompromikan Rukyat dan Hisab, PT. Amytas Publicita: Jakarta,

2007, hlm. 15.

Page 22: Metode Penentuan Awal Bulan Kamariyah Menurut Jama'Ah Annazir

6

Artinya: “Abdullah in Umar r. a. berkata :Rasulullah ketika menyeut

Ramadhan bersabda:jangan puasa sehingga kalian melihat Hilal

(ulan sabit) dan jangan berhari raya sehingga melihat Hilal, maka

jika tertutup oleh awan maka perkirakanlah. (HR. Bukhori

Muslim)11

Dalam pelaksanaan ibadah haji pada bulan Zulhijjah sangat dibutuhkan

ketegasan dalam penetapan awal bulan Kamariyah, hal ini dikarenakan dalam

bulan ini terdapat pelaksanaan wukuf di Arafah yaitu rukun Haji yang

terpenting dalam ibadah haji. Wukuf dilaksanakan mulai tergelincirnya

Matahari pada tanggal 9 Zulhijjah sampai dengan terbitnya fajar pada tanggal

10 Zulhijjah

Selain sifat kehati-hatian diatas, ada satu hal lagi yang menyebabkan

perbedaan sering muncul dalam masyarakat, yaitu perbedaan metode dalam

menentukan awal bulan Kamariyah.

Secara umum ada dua mazhab12

besar yang berbeda metode dalam

menentukan awal bulan Kamariyah, yaitu mazhab hisab yang dipegang oleh

Muhammadiyah dan mazhab rukyah yang dipegang oleh Nahdlatul Ulama

(NU).

11

Muhammad Abdul Aziz al-Halidi, 1996, Irsyadus Syariy, jilid 4 , Beirut: Darl al-

Kotob al-Alamiyah, hlm. 458. lihat juga Muhyiddin Khazin” Ilmu Falak dalam Tepori dan

praktek” 2005. Buana Pustaka : Yogyakarta. Lih hlm 149 12

Istilah ini sudah pernah dipakai oleh ahmad izuddin dalam menyelesaikan karyanya yang

berjudul Fiqih hisab rukyah. Lihat Ahmad Izzuddin, Fiqh Hisab Rukyah Menyatukan NU &

Muhammadiyah dalam Penentuan Awal Ramadhan, Idul Fitri dan Idul Adha, Jakarta: Erlangga,

2007.

Page 23: Metode Penentuan Awal Bulan Kamariyah Menurut Jama'Ah Annazir

7

Pada awalnya, penentuan awal bulan Kamariyah hanya dengan metode

Rukyah. Salah satu buktinya adalah hadits, yaitu:

Artinya: “Bulan itu dua puluh sembilan hari. Janganlah kamu berpuasa

sehingga kamu melihat bulan. janganlah kamu berbuka, sehingga

kamu melihatnya. kalau tejadi mendung kepada kamu, maka

sempurnakanlah bilangan tiga puluh hari” (HR Muslim dari Ibn

Umar)13

Seiring dengan kemajuan zaman yang semakin berkembang maka

masyarakat mengenal metode-metode lain seperti metode hisab14

. Metode

hisab kemudian berkembang juga menjadi beberapa macam. Seperti metode

hisab hakiki takribi15

, hisab tahkiki16

, dan hisab kontemporer17

.

Banyaknya metode tersebut kemudian menciptakan beberapa

kelompok aliran yang mempunyai konsep khusus penentuan awal bulan

Kamariyah masing-masing. Sebut saja Nauhdlatul Ulama‟ dengan konsep

rukyahnya, Muhammadiyah dengan konsep hisabnya, Hizbu Tahrir yang

13

Imam Abi Husain bin al-Hujjaaj al-Qusyairi An-Nasaburi , Shahih Muslim, juz 1,

Beirut : Daar al-Kitab al-„alamiyyab, hlm 300. lihat juga Al-Imamu Syafi‟i RA “Al_umm”.

diterjemahkan oleh TK. H Ismail Yakub SH. MA. Jil III. hlm 59 14

Dalam bahasa Inggris kata hisab disebut Arithmatic yaitu ilmu pengetahuan yang

membahas tentang seluk beluk perhitungan. Dikutif dari skripsi Anifatul Kiftiyah, prodi Ilmu

Falak, Fakultas Syari‟ah, IAIN Walisongo: Semarang. Lihat Badan Hisab Rukyah Depag RI,

Almanak Hisab Rukyat, Jakarta: Proyek Pembinaan Badan Peradilan Agama Islam, 1981, hlm.

14 15

Hisab Taqribi adalah sebuah sistem hisab yang sudah menggunakan kaidah-kaidah

astronomis dan matematik namun masih menggunakan rumus-rumus sederhana dan dengan data-

data yang masih sederhana, sehingga hasilnyapun kurang teliti. Hasil hisab Taqribi akan sangat

mudah dikenali saat penentuan ijtimak dan tinggi hilal menjelang 1 Ramadan, Syawal dan

Zulhijjah. data yang digunakan seperti data ulughbeck. 16

Hisab Tahqiqi adalah sistem Hisab yang didasarkan pada perhitungan posisi benda-benda

langit dengan berdasarkan gerak-gerak benda langit tersebut dan memperhatikan hal-hal yang

berkenaan dengan nya. 17

Hisab Kontemporer adalah sistem hisab atau perhitungan dengan menggunakan data-data

astronomis seperti data-data ephimeris dan data-data astronomis lainnya.

Page 24: Metode Penentuan Awal Bulan Kamariyah Menurut Jama'Ah Annazir

8

mempunyai konsep rukyah Global, Jama‟ah An-Nadzir dengan metode hisab

dan rukyahnya. 18

Perbedaan ini dapat kita lihat pada perbedaan konsep dalam penentuan

awal bulan Kamariyah yang digunakan oleh mazhab Hisab dan Mazhab

rukyah. Mazhab hisab mempunyai metode hisab yang mana suatu bulan

dinyatakan baru apabila hilal19

sudah diatas ufuk yaitu diperkirakan

berdasarkan hasil perhitungan yang dipakai, dan apabila hilal diperkirakan

masih dibawah ufuk maka hari besok adalah tanggal terakhir pada bulan yang

sedang berjalan20

.

Metode yang serupa ini sering dipakai oleh pemerintah dengan konsep

hilal 2° diatas ufuk21

. Dalam artian apabila Hilal dibawah 2° maka bulan

belum dinyatakan berakhir dan sebaliknya.

Pada metode rukyah, bulan dapat dinyatakan baru apabila Hilal atau

Newmoon dapat terlihat baik dengan mata kepala sendiri maupun dengan

keyakinan dan dengan alat tekhnologi22

.

Ada beberapa konsep yang terdapat dalam metode ini, yaitu:

18

Hasil wawancara dengan ustazd rangkah sebagai panglima Jama‟ah Annazir di Makasar

di pemondokan danau Romang Lompoa tanggal 27 Juli 2011 19

Hilal adalah bulan sabit dalam astronominya dikenal sebagai dengan sebutan nama “

Cresent” yaitu bagian bulan yang tampak terang dari bumi sebagai akibat cahaya matahari yang

dipantulkan olehnya pada hari terjadinya ijtima‟ sesaat setelah matahari terbenam. Lihat

Muhyiddin Khazin „ kamus ilmu falak “ 2005. Buana Pustaka: Yogyakarta. hlm 30 20

Ufuk disebut juga horizon atau Cakrawala yang biasa diterjemahkan dengan

kakilangit. Dalam ilmu falak dikenal ada 3 ufuk yaitu (a) ufuk hakiki atau ufuk asli atau true

horizon (b) ufuk Hissi atau Horison Semu, atau horizon Astronomi dan (c) ufuk Mar‟ih atau ufuk

Kodrat atau Visible Horizon. . Lihat Muhyiddin Khazin, loc, cit lih hlm 85-87 21

Bidang datar yang ditarik dari titik pusat bumi tegak lurus dengan garis vertikal 22

Susiknan Azhari , Ensiklopedi Hisab Rukyah , 2008. Cet II. Pustaka Pelajar:

Yogyakarta, hlm 83

Page 25: Metode Penentuan Awal Bulan Kamariyah Menurut Jama'Ah Annazir

9

Pertama berdasarkan konsep dari pemaknaannya. Dalam hal ini

konsep rukyah dapat dibedakan menjadi 3 macam, yaitu rukyah bil qolbi,

rukyah bil fi’li, dan rukyah bil ’Ilmi (ilmu pengetahuan & tekhnologi) atau

kognitif.

Kedua konsep Rukyah jika ditinjau dari matlak . Dalam hal ini konsep

rukyah dapat dibedakan menjdi 2 macam yaitu konsep rukyah Lokal dan

konsep rukyah global yang dipegang oleh MABIMS

Hakikatnya antara dua metode hisab dan rukyah bisa disatukan yaitu

dengan cara memahami bahwa metode hisab dipakai sebagai konsep

perhitungan ilmiah yang digunakan untuk memprediksi kapan hilal bisa dilihat

dan kemudian untuk membuktikan perhitungan tersebut perlu yang namanya

observasi dan konsep rukyah kemudian bisa digunakan sebagai metode

observasinya. Dalam artian bahwa antara konsep hisab dan konsep rukyah

adalah saling membutuhkan. Akan tetapi ironisnya masyarakat sering

menganggap metode merekalah yang shahih23

dan yang lain itu adalah salah.

Konsep penyatuan metode hisab dan metode rukyah juga bisa

membantu untuk melihat hilal, karena mengingat pada saat ini untuk melihat

hilal itu bukanlah hal yang mudah dan gampang hal ini karena beberapa

faktor diantaranya (1) Cuaca yang buruk yang menyebabkan adanya awan

yang menutupi hila (2) Banyaknya polusi udara oleh asap-asap pabrik

23

Tono Saksono” mengkompromikan Rukyah dan Hisab” 2007. Amytas public: Jakarta,

hlm 3

Page 26: Metode Penentuan Awal Bulan Kamariyah Menurut Jama'Ah Annazir

10

sehingga hilal sulit untuk dilihat. (3) Efek cahaya atau Refraksi 24

. Oleh

karena itu metode Hisab sangatlah penting untuk membantu proses rukyah

hilal tersebut.

Kesaksian hilal tidak mutlak kebenarannya. Hal ini disebabkan karena

sebagai makhluk yang tidak sempurna manusia mempunyai penglihatan yang

kebenarannya tidak 100 %, hal yang mungkin terlihat seperti hilal itu bukanlah

hilal akan tetapi benda langit lainnya seperti planet Mars dan lain sebagainya.

Oleh karena itu suatu kesaksian seseorang bahwa dia sudah melihat hilal itu

harus didukung oleh ilmu pengetahuan yang sudah dia miliki atau pengalaman

tentang melihat hilal. dan sekarang disamping dengan sumpah hal yang tidak

kalah pentingnya adalah ilmu pengetahuan yang berdasarkan logis dan empiris

dengan tujuan untuk menyakinkan masyarakat. Hal yang sebaliknya bahwa

hasil hisab itu bisa dipercaya apabila ada proses pembuktian lapangan secara

langsung. Dalam hal ini metode rukyah dapat kita gunakan untuk

melaksanakan observasi lapangan.

Penyatuan konsep rukyah dan konsep hisab ini juga dipahami oleh

Jama‟ah An-Nadzir dengan baik. Mereka mengatakan bahwa konsep rukyah

tanpa hisab merupakan konsep yang tidak sempurnah, dan sebaliknya konsep

hisab tanpa metode rukyah juga akan menjadi konsep yang tidak sempurnah.

Akan tetapi metode hisab dan metode rukyah Jama‟ah An-Nadzir seringnya

tidak sesuai dengan konsep hisab dan konsep rukyah yang dipahami oleh

masyarakat selama ini.

24

Refraksi juga sering dikenal dengan istilah Daqaiqul Ikhtilaf atau pembiasan sianar

antara tinggi suatu benda langit yang terlihat dengan tinggi benda langit yang sebenarnya. Lihat

Muhyiddin Khazin “kamus ilmu Falak” Op cit, hlm 19 & 68.

Page 27: Metode Penentuan Awal Bulan Kamariyah Menurut Jama'Ah Annazir

11

Menurut salah satu pembesar Jama‟ah An-Nadzir (Ustadz Syafi‟)

bahwa perbedaan yang mencolok dalam menentukan awal bulan Kamariyah

pada Jama‟ah An-Nadzir sering kali membuat masyarakat menganggap aliran

ini sebagai aliran yang sesat. Walaupun demikian mereka tetap konsisten

dalam menjalankan pemahaman mereka dengan keyakinan yang teguh. 25

Jama‟ah An-Nadzir untuk wilayah Sulawesi Selatan tersebar di

Makassar, Kabupaten Maros, Kota Palopo, dan Kabupaten Gowa. Selain itu

juga terdapat di Medan (Sumut), Jakarta, Yogyakarta, Bogor, Bengkalis, dan

sebagian kecil di luar negeri. Khususnya Gowa, jama‟ahnya ada sekitar 150

kepala keluarga (KK) dengan rata-rata setiap rumah dihuni lima orang.

Sehingga keseluruhan Jama‟ah An-Nadzir di daerah ini sekitar 1000 orang. 26

Secara umum bahwa masing-masing daerah mempunyai pedoman dan

metode yang sama. Antara Makasar dan yang lainnya mempunyai metode

yang sama, akan tetapi menurut Abah Juanda seorang ustadz besar Jama‟ah

An-Nadzir yang bermukim di Bogor saat diwawancarai pada tanggal 3

Agustus 2011 belakangan ini bahwa secara menyeluruh antara masing-masing

daerah terkadang masih sering terdapat sedikit perbedaan. Secara simpel bisa

dikatakan bahwa Makasar bukanlah sebagai pedoman utama dalam

mengambil suatu keputusan, akan tetapi hanya sebagai sesama komunitas

yang memegang pedoman dan metode yang sama. dan kalaupun akan terjadi

25

Hasil wawancara dengan ustadz Syafi‟ op cit 26

http://wilayyahAll. Blogspot. com/2011/07 diakses pada hari rabu tanggal 03 agustus

201. lihat juga okezone. com. indonesia dan intertainment. omline. diakses pada hari rabu tanggal

03 agustus 2011

Page 28: Metode Penentuan Awal Bulan Kamariyah Menurut Jama'Ah Annazir

12

perbedaan maka mereka akan mengedepankan pendapat mereka masing-

masing. 27

Perkataan yang serupa dikatakan oleh Ustadz Arif seorang pemuka

Jama‟ah An-Nadzir di Makasar “kita mempunyai konsep dan metode yang

sama, akan tetapi apabila ada yang tidak mau dikasih petunjuk ya biarkan

mereka mempercayai pedoman mereka masing-masing. ” ketika diwawancarai

secara langsung bulan Juli 2011.

Keterangan yang berbeda dikatakan oleh Ustadz Rangkah sebagai

panglima Jama‟ah An-Nadzir di Makasar bahwa semua Jama‟ah An-Nadzir di

daerah-daerah lain menginduk kepada keputusan seorang panglima Jama‟ah

An-Nadzir di Romang Lompoa, Gowa Sulawesi Selatan.

Dalam menentukan awal bulan Kamariyah merupakan hal yang sangat

diperhatikan oleh Jama‟ah An-Nadzir, mereka menggunakan metode yang

tersendiri. Fakta menunjukan Jama‟ah An-Nadzir menemui puasa ramadan

dan hari raya yang selalu berbeda dengan pemerintah, NU, ataupun yang

lainnya.

Berangkat dari latar belakang diatas, penulis tertarik untuk mengupas

lebih lanjut secara tuntas tentang metode Jama‟ah An-Nadzir dalam

menentukan awal bulan Kamariyah. Studi tersebut penulis angkah dalam

skripsi yang berjudud: “Metode penentuan awal bulan Kamariyah menurut

Jama‟ah An-Nadzir”.

27

Keterangan ini penulis dapat dari penjelasan ustadz Anang, salah satu pemuka Jama‟ah

Annazir di Bogor dari via telpon. pada hari Rabu tangal 03 agustus 2011 di pondok pesantren

putri selatan Daarunnjah Semarang

Page 29: Metode Penentuan Awal Bulan Kamariyah Menurut Jama'Ah Annazir

13

B. RUMUSAN MASALAH

Dari permasalahan diatas, penulis merumuskannya dalam pertanyaan,

sebagai berikut:

1. Bagaimana penentuan awal bulan Kamariyah menurut Jama‟ah An-Nadzir

?

2. Bagaimana istinbat dasar hukum Jama‟ah An-Nadzir dalam menentukan

awal bulan Kamariyah?

C. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN

1. Tujuan penelitian

a. Untuk mengetahui metode penentuan awal bulan Kamariyah menurut

Jama‟ah An-Nadzir

b. Untuk mengetahui bagaimana istinbat dasara hukum Jama‟ah An-

Nadzir dalam penentuan awal bulan Kamariyah

2. Manfaat Peneliatian

Dari berbagai permasalahan yang tertera diatas, dapat diambil

beberapa manfaat penelitian ini, yaitu sebagai berikut:

a. Aspek Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangsi dan

wacana pembelajaran khususnya dalam hal penentuan awal bulan

Kamariyah. Dalam artian cara untuk menerapkan metode kepada suatu

Page 30: Metode Penentuan Awal Bulan Kamariyah Menurut Jama'Ah Annazir

14

masyarakat sangat penting untuk diketahui. Selain itu penelitian ini

diharapkan juga sebagai salah satu referensi peneliti selanjutnya.

b. Aspek Praktis

Secara praktis penulis melakukan penelitian yang secara

keseluruhan berhubungan dengan pemahaman yang ada di Jama‟ah

An-Nadzir, khususnya dalam dinamika dan hubungan sesama Jama‟ah

An-Nadzir antar daerah yang berbeda. Selanjutnya hasilnya

diharapkan dapat bermanfaat para peneliti yang khususnya ingin

mendalami fenomena ilmu falak dalam kajian sosiologis maupun

antropologis.

D. TELAAH PUSTAKA

Pada langkah selanjutnya penulis akan melakukan tela‟ah pustaka

(previous finding) terhadap beberapa hasil penelitian sebelumnya yang

berkenaan dengan karya tulis ini. Supaya mendapatkan gambaran-gambaran

hubungan pembahasan antara peneliti sekarang dengan peneliti-peneliti

sebelumnya. Dengan tujuan akhir adalah supaya masalah tersebut dapat

dipecahkan dengan teliti dan tuntas.

Secara persis penulis belum menemukan karya tulis yang serupa

dengan karya tulis ini. Akan tetapi pada pengalaman sebelumnya, sebelum

penulisan penelitian ini, penulis sempat menemukan beberapa karya tulis yang

pembahasannya berhubungan dengan hisab, rukyah, Jama‟ah An-Nadzir dan

penetuan awal bulan Kamariyah. Diantara karya tulis (penelitian) tersebut

adalah:

Page 31: Metode Penentuan Awal Bulan Kamariyah Menurut Jama'Ah Annazir

15

Penelitian Hasni mahasiswa S2 Konsentrasi Ilmu Falak (KIF) IAIN

Walisongo Semarang periode 2009 yang berjudul “Pandangan Jama’ah An-

Nadzir Dalam Menentukan Awal Bulan Qamariyah“ (tidak usah dicetak

tebal)

Secara spesifik bahwa dalam penelitian yang pertama yaitu penelitian

saudara Hasni mempunyai dua rumusan masalah yang diambil yaitu (1).

Bagaimana sistem penentuan 1 Ramadhan, 1 Syawal, dan 10 Zulhijjah

Jama‟ah An-Nadzir. (2). Bagaimana sistem penentuan 1 Ramadhan, 1

Syawal, dan 10 Zulhijjah Jama‟ah An-Nadzir ditinjau dari aspek Astronomi.

Secara detail dalam penelitian ini diterangkah bagaimana metoda

penentuan yang dipakai oleh Jama‟ah An-Nadzir dalam penentuan 1

Ramadhan, 1 Syawal, dan 10 zulhijjah dan selanjutnya dibahas tentang aspek

astronominya.

Hemat penulis bahwa penelitian di atas hanya bergelut pada sistem

penentuannya yang selanjutnya bagaimana apabila dibandingkan dengan

keilmuan Astronomi, dan tidak melihat bagaimana sisi sosiologisnya tentang

bagaimana metode penentuan awal bulan Kamariyah menurut Jama‟ah An-

Nadzir secara menyeluruh serta bagaimana sebenarnya mereka memandang

dasar hukum yang dimiliki oleh ekternal mereka. Maka sangat berbeda dengan

penelitian penulis kelak. Pada penelitian kali ini penulis lebih cenderung pada

bagaimana sisi umum tentang metode penentuan awal bulan Kamariyah

Jama‟ah An-Nadzir dan mengambil analisis dasar titik awal pemikiran mereka

dengan selanjutnya melihat dari sisi dasar hukum yang selama ini penulis

Page 32: Metode Penentuan Awal Bulan Kamariyah Menurut Jama'Ah Annazir

16

anggap memang mewadahi metode hisab dan rukyah yang sesungguhnya.

Sebelumnya penelitian tentang Jama‟ah An-Nadzir pernah dilakukan oleh

salah satu mahasiswi Pasca Sarjana (S2) IAIN Walisongo.28

Karya Susiknan Azhari dalam penelitiannya tentang penentuan Awal

bulan Kamariyah di Saudi Arabiyah, Mesir, Malaysia, dan Singapura. yang

mana menjelaskan tentang” Pembaharuan Pemikiran Hisab di Indonesia”

dengan topik pembahasan sejarah Hisab Rukyah di Indonesia dengan

mengangkat “Sa‟aduddin Djambek” sebagai tokoh.

Dalam tulisannya yang lain juga Susiknan Azhari juga pernah menulis

tentang Hilal dalam tulisannya “ Ilmu Falak Perjumpaan Khazanah Islam &

Sains Modern”, yang mana dalam karya ini Susiknan Azhari mencoba

menemukan keilmuan Islam dengan keilmuan modern pada zaman sekarang.

29

Buku karangan Tono Saksono, ”Mengkompromikan Rukyah Dan

Hisab”. Dalam buku yang diterbitkan pada tahun 2007 ini menjelaskan

tentang hisab & rukyah , metode penentuan awal bulan Kamariyah. 30

Banyaknya karya-karya yang membahas tentang penentuan awal bulan

Kamariyah menjadikan penulis tertarik pada sebuah permasalahan yang telah

penulis ungkapkan dilatar belakang sebelumnya yaitu metode dalam ranah

28

Hasni, Pandangan Jama‟ah Annazir dalam Menentukan Awal Bulan Qamariyah . 2011,

Tesis. Pasca Sarjana, Semarang: Prodi Falak IAIN Walisongo 29

Susiknan Azhari , ilmu Falak Perjumpaan Khazanah Islam & Sains Modern, 2007. Cet ii

. Suara Muhammadiyah : Yogyakarta 30

Tono Saksono, Mengkompromikan Rukyah dan Hisab, Amythas publica: Jakarta, Op

cit, 2007.

Page 33: Metode Penentuan Awal Bulan Kamariyah Menurut Jama'Ah Annazir

17

tinjauan sosial terhadap penentuan awal bulan Kamariyah, khususnya tentang

masalah internalnya.

E. METODOLOGI PENELITIAN

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif31

. Penelitian ini

termasuk pada penelitian lapangan. Dalam penelitian ini terjadi secara

alamiah, sederhana, apa adanya, dan dalam situasi yang normal dan

biasa-biasa saja yang mana kecil sekali kemungkinan adanya manipulasi

data. Pengambilan data-data akan dilakukan melalui penelitian yang

wajar, observasi lapangan (culture, activity and human).

Dalam penelitian ini penulis berorientasi pada metode penentuawa

awal bulan Kamariyah menurut Jama‟ah An-Nadzir dan bagaimana titik

awal pemikiran mereka jika kita lihat dari istinbat dasar hukum yang ada .

Sebagaimana telah dijelaskan penulis pada tahap sebelumnya bahwa

penelitian ini adalah bersifat partisifatif, oleh karena itu pendekatan yang

penulis gunakan adalah pendekatan antropologi yaitu yang secara

langsung memahami metode mereka dari sisi kebudayaan dan kebiasaan

mereka sehari-hari. Pendekatan ini dilakukan sebagai salah satu upaya

31

Analisi Kualitatif pada dasarnya lebih menekankan pada proses deduktif dan induktif

serta pada analisis terhadap dinamika antar fenomena yang diamati , dengan menggunakan logika

ilmiah , lihat dalam Saifuddin Azwar , metode penelitian, Pustaka pelajar: Yogyakarta. Cet-I,

ed I, 1998, hlm 5

Page 34: Metode Penentuan Awal Bulan Kamariyah Menurut Jama'Ah Annazir

18

memahami agama dengan cara melihat wujud praktik keagamaan yang

tumbuh dalam masyarakat. 32

2. Metode Pengumpulan Data

a. Subyek Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti menjadikan tokoh-tokoh pembesar

Jama‟ah An-Nadzir dan ahli-ahli falak, serta sebagian masyarakat di

kalangan keilmuan falak sebagai subyek penelitian.

b. Jenis dan Sumber Data

Berdasarkan pada sumber penelitian, data penelitian itu dapat

digolongkan menjadi dua yaitu sumber data primer dan sekunder.

Data primer dalam penelitian ini adalah hasil wawancara pada subyek

penelitian sedangkan sumber data sekunder yang akan digunakan

adalah data-data yang bersumber dari literatur berupa buku, majalah,

atau dokumen lain sebagai pelengkap data primer.

c. Metode Pengumpulan Data

Untuk mencari dan menemukan data-data yang diperlukan,

maka penulis menggunakan beberapa metode dengan tujuan sumber

datanya lebih bisa dipertanggung jawabkan, di antara metode yang

dipakai peneliti adalah:

1) Metode Wawancara (Interview)

32

Abuddin Nata, Metodologi Studi Islam, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2006,

hlm. 35

Page 35: Metode Penentuan Awal Bulan Kamariyah Menurut Jama'Ah Annazir

19

Metode wawancara adalah salah-satu metode atau cara

untuk mengumpulkan data. Dalam hal ini peneliti mencari dan

mendapatkan keterangan atau informasi secara lisan (langsung)

dari seseorang (responden) tentang suatu permasalahan yang

diangkaht oleh peneliti.

2) Dokumentasi

Pada tahap ini penulis akan mempelajari dokumen-

dokumen yang berkenaan dengan Jama‟ah An-Nadzir, sebagai

tambahan data-data sekunder. dengan tujuan data yang

dipaparkan semakin bagus dan lengkap

Dokumentasi berasal dari asal katanya “dokumen” yang

artinya barang-barang tertulis di dalam melaksanakan metode

dokumentasi penulis bermaksud untuk memperoleh data langsung

di tempat penelitian seperti buku buku yang relevan, peraturan-

peraturan, laporan kegiatan, foto foto, film dokumenter, data

yang relevan dengan penelitian.33

d. Analisis Data

Pada metode penelitian kualitatif, data yang sudah banyak

dikumpulkan secara terus-menerus mengakibatkan variasi data

kemungkinan bisa semakin bermacam-macam34

, oleh karena itu data

33

Kelompok An-Nadzir seringkali mendapat klaim yang buruk dari masyarakat luar,

banyak yang mengatakan bahwa mereka adalah kelompok yang menyimpang dan berbeda dengan

yang lain. Mereka mempunyai pola kehidupan sendiri, mempunyai tempat tinggal yang berbeda

dengan tempat tinggal masyarakat lain. 34

Abuddin Nata, Metodologi Studi Islam, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2006,

Ibid, hal. 35

Page 36: Metode Penentuan Awal Bulan Kamariyah Menurut Jama'Ah Annazir

20

yang akan didapat cukup banyak dan berjenis kata-kata yang

memerlukan proses penyesuaian dengan kerangka kerja atau fokus

masalah tertentu, maka penulis harus mengambil tehnik analisis data

deskriptif35

, yaitu yang menggambarkan sebuah pemahaman atau

pemikiran Jama‟ah An-Nadzir yang terspesifikasi dalam metode

penentuan awal bulan Kamariyah.

Untuk menjelaskan dan menganalisis data yang ada penulis

kemudian menggunakan metode komparasi, yaitu mengkomparasikan

metode An-Nadzir dengan metode pemerintah di Indonesia

(ephimeris).

F. SISTEMATIKA PENELITIAN

Dalam skripsi ini penulis membagi menjadi beberapa bagian, yaitu:

BAB I : Pendahuluan

Bab ini akan membahas mengenai pendahuluan yang

meliputi judul, latar belakang permasalahan, rumusan masalah,

tujuan dan manfaat penelitian, metode penelitian, serta sistematik

penelitian.

BAB II : Penentuan awal bulan Kamariyah

Pada bab ini akan dibahas mengenai pengertian awal bulan

Kamariyah, dasar hukum penentuan awal bulan Kamariyah,

35

Suatu analisis yang data dengan cara menggambarkan suatu peristiwa atau suatu hal yang

berkenaan dengan data yang diinginkan. lihat Saifuddin Azwar , metode penelitian, Pustaka

pelajar: Yogyakarta. Cet-V 2004. op cit, hlm 5

Page 37: Metode Penentuan Awal Bulan Kamariyah Menurut Jama'Ah Annazir

21

metode penentuan awal bulan Kamariyah, dan pendapat para

ulama‟ tentang awal bulan Kamariyah

BAB III : Pemikiran Jama‟ah An-Nadzir dalam menentukan awal bulan

Kamariyah

Bab ini akan menjelaskan data mentah dari hasil wawancara

dan study lapangan. Yaitu yang meliputi sejarah Jama‟ah An-

Nadzir dan pemikiran Jama‟ah An-Nadzir dalam menentukan

awal bulan Kamariyah serta dinamika penentuan awal bulan

Kamariyah dalam pandangan Jama‟ah An-Nadzir

Bab IV : Analisis Dinamika Pandangan Jama‟ah An-Nadzir dalam

menentukan awal bulan Kamariyah

Pada bab ini akan dipaparkan tentang analisis data-data dari

hasil wawancara dan studi lapangan. Adapun yang akan dibahas

adalah metode penentuan awal bulan Kamariyah menurut

Jama‟ah An-Nadzir dan titik awal pemikiran mereka jika dilihat

dari istinbat dasar hukum yang ada.

Bab V : Penutup

Meliputi kesimpulan, saran, dan penutup.

Page 38: Metode Penentuan Awal Bulan Kamariyah Menurut Jama'Ah Annazir

22

BAB II

PENENTUAN AWAL BULAN KAMARIYAH

A. Pengertian Awal bulan Kamariyah

Untuk mengetahui apa itu bulan baru atau awal bulan Kamariyah, ada

satu sistem penanggalan yang harus kita ketahui. Yaitu penanggalan Hijriyah.

Penanggalan atau yang biasanya disebut juga dengan kalender adalah sebuah

sistem pengorganisasian dari satuan waktu, untuk tujuan penandaan serta

perhitungan waktu dalam jangka panjang. Penanggalan berkaitan erat dengan

peradaban manusia, karena penanggalan mempunyai peran penting dalam

penentuan waktu berburu, bertani, bermigrasi, peribadatan, serta perayaan-

perayaan. Peran penting penanggalan ini lebih dirasakan oleh umat-umat

dahulu. Walaupun demikian, penanggalan tidak kurang penting peranannya

bagi umat sekarang.

Perhitungan penanggalan Islam atau penanggalan Hijriyah adalah

berdasar atas penampakan hilal (Bulan baru atau Bulan sabit pertama setelah

terjadinya ijtima’) sesaat sesudah Matahari terbenam. Alasan utama dipilihnya

bulan Kamariyah, walaupun tidak dijelaskan di dalam hadits maupun al

Qur'an, nampaknya karena adanya kemudahan dalam menentukan awal

bulan Kamariyah, serta kemudahan dalam mengenali tanggal dari perubahan

bentuk (fase) Bulan1. Hal ini berbeda dari penanggalan Syamsiyah yang

1 Sayful Mujab, Studi Analisis Pemikiran KH. Moh. Zubair Abdul Karim Dalam Kitab

Ittifaq Dzatil Bain, Skripsi Fakultas Syari‟ah IAIN Walisongo Semarang, 2007, hlm. 2.

Page 39: Metode Penentuan Awal Bulan Kamariyah Menurut Jama'Ah Annazir

23

menekankan pada konsistensi terhadap perubahan musim, tanpa

memperhatikan tanda perubahan hariannya.

Dalam penanggalan Hijriyah atau Kamariyah hari dimulai sesaat

setelah Matahari terbenam. 2 Sistem penanggalan Hijriyah digolongkan

sebagai sistem Lunar Calander atau sering disebut dengan Kalender

Lunisolar3 yang didasarkan pada siklus penampakan Bulan yang mana awal

bulan ditandai dengan penampakan Bulan sabit di ufuk barat ketika Matahari

tenggelam. 4

Hilal mempunyai posisi penting dalam sistem penanggalan Hijriyah.

Sistem penanggalan Hijriyah didasarkan pada siklus penampakan Bulan yang

lamanya sekitar 29. 53 hari.

Rasululah SAW menentukan awal bulan Kamariyah dengan melihat

hilal. Dan hendaknya hal itulah yang kita gunakan, akan tetapi melihat hilal

tersebut bisa diperhitungkan dengan keberadaan hasil perhitungan juga. Maka

dalam hal bisa dikatakan bahwa awal Bulan bisa dikatakan baru apabila hilal

sudah terlihat atau Bulan diperhitungkan akan bisa terlihat.

Awal bulan Kamariyah adalah ketika terjadinya ijtima‟ antara Bulan,

Bumi, dan Matahari. Setelah terjadinya ijtima‟, maka satu langkah Bulan

bergerak keluar dari Bumi disebut awal bulan Kamariyah.

2 Muhyiddin khazin, Ilmu Falak dalam Teori dan Praktik, Cet III, Yogyakarta: Pustaka

Buanas, 2005, hlm 145. 3 Kalender Lunisolar adalah sistem kalender yang menggunakan peiode bulan megelilingi

bumi untuk satuan bulan, namun untuk penyesuaian dengan musim dilakukan penambahan satu

bulan atau beberapa hari setiap tahunnya. Lihat Ssiknan Azhari, Ensiklopedi Hisab Rukyah, cet

II. 2008, Pustaka Pelajar: Yogayakarta, hlm 119 4 Hendro Setyanto, Membaca Langit , Jakarta: Al-Ghuraba, 2008, hlm 69

Page 40: Metode Penentuan Awal Bulan Kamariyah Menurut Jama'Ah Annazir

25

B. Dalil Syar’i Tentang Penentuan Awal Bulan Kamariyah

Adapun dasar hukum tentang awal bulan Kamariyah, diantaranya

adalah sebagai berikut:

1. Dalil syar‟i dari al-Qur‟an

a. Surat al-Taubah ayat 36

Artinya : Sesungguhnya bilangan Bulan pada sisi Allah adalah dua

belas Bulan, dalam ketetapan Allah di waktu dia

menciptakan langit dan Bumi, (Q. S. al-Taubah: 36)5

b. Surat al-Rahman ayat 5 :

Artinya : “Matahari dan Bulan itu (beredar) menurut perhitungan”

(QS. Al-Rahman : 5)6

c. Surat Yunus ayat 5 :

Artinya : “Dia-lah yang menjadikan Matahari bersinar dan Bulan

bercahaya dan ditetapkan-Nya manzilah-manzilah

(tempat-tempat) bagi perjalanan Bulan itu, supaya kamu

mengetahui bilangan tahun dan perhitungan (waktu).

Allah tidak menciptakan yang demikian itu melainkan

dengan hak. 7 dia menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-

5 Depag RI, Al-Quran dan Terjemahan, Mujamma Khadim al-Haramain al-Syafi‟i, tt:

Semarang , hlm. 155. 6 Ibid, hlm. 773.

7 Yang dimaksud dengan: Allah menjadikan semua yang disebutkan itu bukanlah dengan

percuma, melainkan dengan penuh hikmah.

Page 41: Metode Penentuan Awal Bulan Kamariyah Menurut Jama'Ah Annazir

26

Nya) kepada orang-orang yang Mengetahui”. (QS.

Yunus:5) 8

d. Surat al-Baqarah ayat 189 :

Artinya : “Mereka bertanya kepadamu tentang Bulan sabit.

Katakanlah: "Bulan sabit itu adalah tanda-tanda waktu

bagi manusia dan (bagi ibadat) haji; dan bukanlah

kebajikan memasuki rumah-rumah dari belakangnya9,

akan tetapi kebajikan itu ialah kebajikan orang yang

bertakwa. dan masuklah ke rumah-rumah itu dari pintu-

pintunya dan bertakwalah kepada Allah agar kamu

beruntung”. (QS. al-Baqoroh:189)10

e. Surat al-Anbiyaa‟ ayat 33 :

Artinya : “Dan dialah yang Telah menciptakan malam dan siang,

Matahari dan Bulan. masing-masing dari keduanya itu

beredar di dalam garis edarnya”.(QS. al-Anbiyaa’ : 33) 11

f. Surat al-Isra‟ ayat 12

Artinya: Dan Kami jadikan malam dan siang sebagai dua tanda,

lalu Kami hapuskan tanda malam dan Kami jadikan tanda

siang itu terang, agar kamu mencari kurnia dari

8 Lajnah Pentashih Mushaf Al-Qur‟an, op. cit. hlm. 280.

9 Pada masa jahiliyah, orang-orang yang berihram di waktu haji, mereka memasuki rumah

dari belakang bukan dari depan. hal Ini ditanyakan pula oleh para sahabat kepada Rasulullah s. a.

w. , Maka diturunkanlah ayat ini. 10

Lajnah Pentashih Mushaf Al-Qur‟an, op. cit, hlm 36. 11

Ibid, h. 452.

Page 42: Metode Penentuan Awal Bulan Kamariyah Menurut Jama'Ah Annazir

27

Tuhanmu, dan supaya kamu mengetahui bilangan tahun-

tahun dan perhitungan. dan segala sesuatu telah Kami

terangkan dengan jelas. (Q. S. al-Isra: 12)12

g. Surat al-An‟am ayat 96 :

Artinya : “Dia menyingsingkan pagi dan menjadikan malam untuk

beristirahat, dan (menjadikan) Matahari dan Bulan untuk

perhitungan. Itulah ketentuan Allah yang Maha Perkasa

lagi Maha Mengetahui”.

(QS. al-An’am : 96)13

2. Dalil syar‟i dari al-Hadits

a. Hadits Riwayat Muslim dari Yahya bin Yahya

Artinya :”Mengabarkan kepada kami Abu Abdillah al-Hafidz, dan

Abu Zakaria bin Abi Ishaq al-Muzakki, mereka berkata :

bercerita kepada kami Abu Abdillah Muhammad bin

Ya’kub, bercerita kepada kami, Ja’far bin Muhammad,

bercerita kepada kami Yahya, Ismail bin Ja’far

memberitakan, dari Abdullah bin Dinar sesungguhnya

Ibnu Umar berkata : bersabda Rasulullah SAW : Bulan itu

29 malam, janganlah kalian berpuasa hingga melihat

12

Lajnah Pentashih Mushaf Al-Qur‟an, Op cit, hlm 338 13

Ibid, hlm 188. 14

Muhammad Abdul Qadir „Athab, Sunan al-Kubra (Lil Imam Abi Bakar Ahmad bin al-

Husain bin Ali al-Baihaqi), Libanon: Daar al-Kutub al-Ilmiah, juz 4, hlm 345.

Page 43: Metode Penentuan Awal Bulan Kamariyah Menurut Jama'Ah Annazir

28

hilal, dan janganlah kalian berbuka hingga melihat hilal,

kecuali jika awan menutupi (mendung), maka

sempurnakanlah 30 hari. (HR. Muslim, hadits Shahih

dari Yahya bin Yahya)

b. Hadits Riwayat Bukhari dari Abu Bakhoroh

Artinya : ”Bercerita kepada kami Musaddad, bercerita kepada kami

Mu’tamir, ia berkata :”aku mendengar Ishaq ibnu Suwaid,

dari Abdurrahman bin Abi Bakroh dari ayahnya dari Nabi

SAW. dan bercerita pula kepadaku Musaddad, ia berkata

: bercerita kepadaku Mu’tamir dari Khalid al-Khadzdza,

ia berkata : mengabarkan kepadaku Abdurrahman bin Abi

Bakroh dari ayahnya RA dari Nabi SAW bersabda : “Dua

Bulan yang tetap (tidak bisa dikurangi/ditambah), yakni

Bulan Ramadhan dan Dzulhijjah. (HR. Al-Bukhari)

c. Hadits Riwayat Bukhari dari Ibnu Umar

.16

Artinya : ”Bercerita kepadaku Adam, bercerita kepadaku Syu’bah,

bercerita kepadaku Aswad bin Qais, bercerita kepadaku

15

al-Imam Abi Abdillah Muhammad bin Ismail bin Ibrahim bin Mughiroh bin Bardazbah

al-Bukhari al-Ja‟fi, Shahih Al-Bukhari, Libanon : Daar al-Kutub al-Ilmiah , 1992, Juz 1, hlm

589. 16

Ibid.

Page 44: Metode Penentuan Awal Bulan Kamariyah Menurut Jama'Ah Annazir

29

Said bin Amr, dan mendengar ibnu Amr (semoga Allah

meridhai keduanya) dari Nabi SAW bersabda :

“Sesungguhnya kami adalah umat yang ummiy (tidak

membaca dan menulis), kami tidak menulis dan

menghitung, Bulan itu seperti ini dan ini, yakni terkadang

29 hari dan terkadang pula 30 hari. (HR. Al-Bukhari)

d. Hadits Riwayat Bukhari dari Ammar

Artinya :”Berkata Shilah dari Ammar : “Barang siapa berpuasa

pada hari Syak (hari yang diharamkan untuk berpuasa)

sungguh ia telah bermakshiat kepada Abu Qasim (Nabi

SAW). (HR. Al-Bukhari)

Page 45: Metode Penentuan Awal Bulan Kamariyah Menurut Jama'Ah Annazir

30

C. Metode Penentuan Awal bulan Kamariyah

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa secara umum metode

penentuan awal bulan Kamariyah ada dua metode yang masing-masing

dipegang oleh satu mazhab. Yaitu metode Hisab oleh mazhab

Muhammadiyah dan metode Rukyah oleh mazhab NU.

1. Metode Hisab

Kata “hisab” dalam kamus al-Munawwir berarti hitung, علم

yang terdapat dalam mufradat kamus tersebut bermakna Ilmu الحساب

hitung, sedangkan hisabiy ialah ahli hitung17

yang menunjukkan subyek

atau si pekerja. Hisab itu maksudnya “perhitungan”18

. Dalam pengertian

yang luas ilmu pengetahuan yang membahas seluk beluk perhitungan yang

dalam bahasa inggris disebut arithmetic. 19

Dalam pengertiannya yang sempit, Ilmu Hisab adalah sebutan lain

dari ilmu Falak, lebih tepatnya ialah ilmu pengetahuan yang membahas

posisi dan lintasan benda-benda langit, tentang Matahari, Bulan dan

Bumi dari segi perhitungan ruang dan waktu. 20

17

Achmad W arson Munawwir, Kamus Al-Munawwir Arab-Indonesia Terlengkap,

Surabaya : Pustaka Progressif, 1997, cet 14, hlm 262. 18

Muhyiddin Khazin, Kamus Ilmu Falak, Yogyakarta : Buana Pustaka, 2005, hlm 30,

lihat juga Tono Saksono, Mengkompromikan Rukyat & Hisab, Jakarta: Amythas Publicita , 2007,

Op cit, hlm 120. 19

Lajnah Falakiah, Pedoman Rukyat Dan Hisab Nahdlatul Ulama, Lajnah Falakiah

Pengurus Besar Nahdlatul Ulama, 2006, hlm. 4 – 5 dan h. 47. Lih juga John M. Echols, “

Kamus Inggris Indonesia”, hlm 37 Aritmatik adalah tanggal yang dapat dihitung hanya dengan

cara aritmatika. Secara khusus, tidak perlu untuk membuat pengamatan astronomi atau mengacu

pada pengamatan astronomi, contoh dari perhitungan ini adalah kalender masehi. Lihat

Shofiyullah, Mengenal Kalender Lunisolar di Indonesia, PP. Miftahul Huda: Malang, 2006,

hlm 4. 20

Ibid.

Page 46: Metode Penentuan Awal Bulan Kamariyah Menurut Jama'Ah Annazir

31

Dalam alqur‟an kata hisab banyak digunakan untuk menjelaskan hari

perhitungan (yaum al-hisab). Kata hisab muncul 37 kali yang semuanya

berarti perhitungan dan tidak memiliki ambiguitas arti. 21

Sedangkan

dalam referensi lain kata hisab yang berakar dari kata حسة( ح س ب( ,

sebagai kata benda, kata ini disebut sebanyak 25 kali dalam alqur‟an. 22

Salah satu ayat Alqur‟an yang menunjukkan arti kata hisab bermakna

perhitungan, lebih signifikan lagi pada fokus ilmu falak (ilmu hisab),

yakni tertera pada surat al-Israa ayat 12 sebagaimana yang sudah

dijelaskan di pembahasan sebelumnya.

Kata ’hisab’ secara istilah adalah perhitungan benda-benda langit

untuk mengetahui kedudukan suatu benda yang diinginkan. Dalam

penggunaannya dikhususkan pada hisab waktu atau hisab awal bulan

Kamariah, yang dimaksud adalah untuk menentukan kedudukan Matahari

atau Bulan. Sehingga, kedudukan Matahari dan Bulan tersebut dapat

diketahui pada saat-saat tertentu, seperti pada saat terbenamnya

Matahari.23

Kata hisab dalam alqur‟an yang mempunyai arti ilmu Hisab di

antaranya terdapat dalam surat Yunus ayat 5, yang berbunyi :

21

Tono Saksono, Mengkompromikan Rukyat & Hisab, Jakarta: Amythas Publicita , 2007,

Loc it, hlm 120. 22

Baca selengkapnya Susiknan Azhari, Ilmu Falak (Perjumpaan Khazanah Islam dan

Sains Modern), Yogyakarta : Suara Muhammadiyah, 2007, cet 2, hlm. 98. 23

Maskufa, Ilmu Falak, Jakarta: GP Press, 2009, hlm. 148.

Page 47: Metode Penentuan Awal Bulan Kamariyah Menurut Jama'Ah Annazir

32

Artinya : “Dia-lah yang menjadikan Matahari bersinar dan Bulan

bercahaya dan ditetapkan-Nya manzilah-manzilah (tempat-

tempat) bagi perjalanan Bulan itu, supaya kamu mengetahui

bilangan tahun dan perhitungan (waktu)”(Q. S Yunus: 5). 24

Hisab yang menjadi fokus studi ini adalah metode untuk mengetahui

hilal, di mana dalam literatur-literatur klasik ilmu hisab sering disebut

dengan ilmu falak, miqat, rasd dan haiah. Bahkan sering pula disamakan

dengan ilmu Astronomi. 25

Ada beberapa macam konsep hisab, yaitu:

a. Hisab „Urfi

Hitungan hisab „urfi ini berdasarkan hitungan-hitungan

tradisional bahwa Bulan mengelilingi Bumi selama 354 lebih 11/30

hari, yakni dengan cara melakukan perhitungan rata-rata waktu yang

diperlukan oleh Bulan untuk mengorbit Bumi. 26

Konsep hisab ini dipopulerkan oleh Umar Bin Khattab pada

tahun 17 H, sebagai acuan untuk menyusun kalender Islam abadi.

Hisab „urfi ini mengacu pada bilangan hari yang tetap tiap bulannya,

berawal dari Muharrom yang berumur 30 hari, kemudian Shafar 29

hari, dan seterusnya, kecuali pada tahun Kabisat bulan ke 12 berumur

24

Lajnah Pentashih Mushaf Al-Qur‟an, Al-Qur’an dan Terjemahnya, Surabaya : CV.

Pustaka Agung Harapan, 2006, op cit, hlm. 306. 25

Ibid. 26

Tono Saksono, op.cit, hlm 143. Lihat juga Susiknan Azhari, Ilmu Falak, op. cit. hlm

102.

Page 48: Metode Penentuan Awal Bulan Kamariyah Menurut Jama'Ah Annazir

33

30 hari. 27

sehingga Syakban pada bilangan tetap yakni 29 hari dan

Ramadhan tetap berjumlah 30 hari. 28

Jika diurutkan maka :

1) Muharram = 30 Hari

2) Shafar = 29 Hari

3) Rabi‟ul Awwal = 30 Hari

4) Rabi‟ul Tsani = 29 Hari

5) Jumadil Awwal = 30 Hari

6) Jumadil Tsani = 29 Hari

7) Rajab = 30 Hari

8) Sya‟ban = 29 Hari

9) Ramadan = 30 Hari

10) Syawal = 29 Hari

11) Zulqa‟dah = 30 Hari

12) Zulhijjah = 29 atau 30 Hari

Pada hisab „urfi ini, 1 siklus berdaur 30 tahun, dalam 30 tahun

ini terdapat 11 tahun Kabisat dan 19 tahun Basithah. cara menentukan

tahun Kabisat dilakukan dengan angka tahun dibagi 30, jika sisanya

adalah angka-angka yang terhitung pada tahun ke 2, 5, 7, 10, 13,

15, 18, 21, 24, 26, dan 29, maka tahun tersebut adalah tahun

27

Muhyiddin Khazin, Ilmu Falak (Dalam Teori dan Praktik), Jakarta: Buana Pustaka ,

2004, Op cit, hlm 88 28

Susiknan Azhari, Ilmu Falak, Op. cit. hlm 102-103. Blihat juga Susiknan Azhari,

Pembaharuan Pemikiran Hisab di Indonesia (Studi Atas Pemikiran Saadoeddin Djambek),

Yogyakarta: Pustaka Pelajar , 2002, hlm 23-24.

Page 49: Metode Penentuan Awal Bulan Kamariyah Menurut Jama'Ah Annazir

34

Kabisat. 29

Untuk lebih memudahkan mengingatnya terdapat syair

yang berbunyi:

Huruf yang bertitik berarti terhitung masuk pada tahun Kabisat.30

Patut dicatat hisab „urfi tidak hanya dipakai di Indonesia melainkan

sudah digunakan di seluruh dunia Islam dalam masa yang panjang. 31

Hisab „urfi sangat praktis, perhitungan ini sama sekali tidak

memperhitungkan koreksi berdasarkan keilmuan Astronomis untuk

menggambarkan posisi hilal pada setiap awal bulannya. 32

Hisab „urfi juga disebut sebagai hisab Jawa Islam, karena hisab

ini merupakan perpaduan perhitungan antara hisab Hindu dengan hisab

Hijriah yang dilakukan oleh Sultan Agung Anyokrukusumo pada tahun

1633 M atau 1043 H atau 1555 C (Ceka). 33

Metode Hisab Jawa Islam ini menetapkan satu daur delapan

tahun yang biasa dikenal dengan sebutan windu, setiap 1 windu

ditetapkan 3 tahun Kabisat (wuntu atau panjang yang berumur 355

hari) yaitu tahun ke-2, 4 dan 7, dan sisanya, 5 tahun Basithah (wustu

atau tahun pendek, umurnya 354 hari) yaitu tahun–tahun ke-1, 3, 5,

dan 8. Umur Bulan ditetapkan 30 hari untuk Bulan ganjil dan 29 hari

29

Tono Saksono, op cit. , hlm 143. 30

Ibid. 31

Pada umumnya hisab „urfi digunakan dalam pembuatan kalender Hijriah yang berkaitan

dengan persoalan administrasi, seperti kalender Hijriah yang dikeluarkan oleh Ummul Qura‟

kerajaan Saudi Arabia. Lihat selengkapnya Susiknan Azhari, Ilmu Falak (Perjumpaan Khazanah

Islam dan Sains Modern, op cit. hlm 104. 32

Tono Saksono, loc. cit. 33

Ahmad Izzuddin, s Sullam al-Nayyiroin”, Skripsi Sarjana Hukum Islam, Perpustakaan

IAIN Walisongo: Semarang, 1997, hlm 38.

Page 50: Metode Penentuan Awal Bulan Kamariyah Menurut Jama'Ah Annazir

35

untuk Bulan genap kecuali pada Bulan besar pada tahun Kabisat

berumur 30 hari. pada setiap 120 tahun mengalami pengunduran 1

hari yaitu dengan menghitung Bulan yang besar yang mestinya

berumur 30 hari di hitung 29 hari, nama–nama Bulan dalam hisab

„urfi ini adalah sebagai berikut :

1) Suro

2) Sapar

3) Mulud

4) Bakdo mulud

5) Jumadil awal

6) Jumadil akhir

7) Rajab

8) Ruwah

9) Poso

10) Sawal

11) Zulkangidah

12) Besar

Sedangkan tahun–tahun dalam setiap windu diberi lambang

dengan huruf alif abjadiyah berturut–turut sebagai berikut:

1) Alif (Rabu Wage) jumlahnya 3

2) Ehe (Ahad Pon) jumlahnya 4

3) Jimawal (Jum‟at Pon) jumlahnya 5

4) Ze (Selasa Pahing) jumlahnya 6

Page 51: Metode Penentuan Awal Bulan Kamariyah Menurut Jama'Ah Annazir

36

5) Dal (Sabtu Legi) jumlahnya 7

6) Be (Kamis Legi) jumlahnya 8

7) Wawu (Senin Kliwon) jumlahnya 1

8) Jimakhir (Jum‟at Wage) jumlahnya 2

Hari pasaran dimulai pada Legi (1), Pahing (2), Pon (3), Wage

(4), Kliwon (5).

Contoh perhitungan Hisab Jawa Islam ini adalah sebagai berikut :

Perhitungan tahun 1432 H :

1432 : 8 = 179, (179 x 8 = 1432),

1432 -1432 = 0, sisa 0, maka awal Muharrom 1432 H jatuh pada hari

Be (Kamis Legi).

Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan, terbukti bahwa

sistem hisab ini kurang akurat digunakan untuk keperluan penentuan

awal bulan Kamariah, karena perata-rataan peredaran Bulan tidaklah

tepat sesuai dengan penampakkan hilal (newmoon) pada awal Bulan, 34

ketika Bulan telah menempati fase barunya.

Salah satu contoh kitab yang masih menggunakan hisab „urfi

adalah Mukhtasar Awqat fi Ilmi al-Miqat karangan Syekh Muhammad

Salman Jalil Arsyadi al-Banjari.

b. Hisab Hakiki

Hisab hakiki merupakan hisab yang memperhitungkan

perhitungan posisi benda-benda langit serta memperhatikan hal-hal

34

Susiknan Azhari, Ilmu Falak (Perjumpaan Khazanah Islam dan Sains Modern, loc cit.

Page 52: Metode Penentuan Awal Bulan Kamariyah Menurut Jama'Ah Annazir

37

yang terkait dengannya. 35

Namun, tingkat perhitungannya pun

bermacam-macam dari yang masih berupa pendekatan-pendekatan

kasar hingga yang sangat teliti, dari yang masih menggunakan tabel-

tabel dan melakukan hitungan-hitungan interpolasi dan ekstrapolasi

sederhana sampai perhitungan yang kompleks dengan bantuan

komputer berdasarkan perhitungan trigonometri bola (spherical

trigonometry).

Dari prinsip geosentris Astronomi Kuno seperti anggapan filosuf

yunani kuno jaman Aristoteles dan Ptolomeus yang masih

menganggap bahwa Bumi adalah pusat tata surya yang dikelilingi

Matahari, sampai ke pemahaman astronomi mutakhir. 36

Sistem perhitungan hisab hakiki ini tebagi menjadi beberapa

bagian. Yaitu:

1) Hisab Hakiki Bi al-Takrib

Merupakan perhitungan posisi benda-benda langit

berdasarkan gerak rata-rata benda langit itu sendiri, sehingga

hasilnya merupakan perkiraan atau mendekati kebenaran. 37

Dalam

referensi lain menyebutkan bahwa hisab Hakiki bi al-takrib adalah

perhitungan yang sesungguhnya dan seakurat mungkin terhadap

peredaran Bulan dan Bumi dengan menggunakan kaidah-kaidah

ilmu ukur segitiga bola (Spherical Astronomi). Jumlah hari dalam

35

Muhyiddin Khazin, Kamus Ilmu Falak, op. cit, hlm 28, lihat selengkapnya Susiknan

Azhari, Pembaharuan Pemikiran, op. cit, hlm 24-25. 36

Tono Saksono, op. cit. hlm 145. 37

Muhyiddin Khazin, Kamus Ilmu Falak, loc. cit, hlm 24-25

Page 53: Metode Penentuan Awal Bulan Kamariyah Menurut Jama'Ah Annazir

38

tiap bulannya tidak tetap dengan mengacu pada data yang

bersumber dari Ulugh Beik Assamarkandi yang lebih dikenal

dengan sebutan Zaij Ulugh Beik. 38

Ketika melakukan perhitungan

irtifa’ hilal dengan cara (ghurub Matahari - Ijtima‟) : 2 atau waktu

Matahari terbenam–waktu Ijtima‟: 39

Di antara kitab yang termasuk dalam perhitungan ini adalah

hisab kitab Sullam al-Nayyiroin karangan Abu Mansur Hamid al-

Damiri al-Batawi, kitab Fathu Al-Rauf Al-Mannan karangan KH.

Abdul Djalil bin Abdul Hamid al-Kudusi, kitab Sair Al-Kamar

karangan Ust. Ahmad Daerobiy, kitab Syamsu al-Hilal karangan

KH. Noor Ahmad, SS.

2) Hisab Hakiki Bi al-Tahkik

Yakni perhitungan benda-benda langit berdasarkan gerak

benda langit yang sebenarnya, sehingga hasilnya cukup akurat.

Ketika melakukan irtifa’ hilal atau ketinggian hilal memperhatikan

nilai Deklinasi Bulan atau biasa dilambangkan dengan (δ(), Sudut

Waktu Bulan (t(), serta lintang tempat (φX) yang disesuaikan

dengan rumus ilmu ukur segitiga bola atau spherical

trigonometri.40

Salah satu contoh kitab tersebut adalah kitab Nurul Hilal

karangan KH. Noor Ahmad SS, kitab Khulasoh al-Wafiah

karangan KH. Zubaer Umar al-Jaelani, dsb.

38

Susiknan Azhari, Ensiklopedi Hisab Rukyah, op. cit, hlm 9. 39

Muhyiddin Khazin, Kamus Ilmu Falak, loc. cit, hlm 24-25 40

Ibid.

Page 54: Metode Penentuan Awal Bulan Kamariyah Menurut Jama'Ah Annazir

39

3) Hisab Hakiki Kontemporer

Kategori ketiga ini, lebih kontemporer, data-data yang

diperoleh selalu berubah setiap waktunya. Sumber-sumbernya

antara lain dari tabel/buku New Comb, Astronomical al-Manac,

Nautical al-Manac, Islamic Calender, dan lain sebagainya. 41

Contoh perhitungan ini adalah hisab ephemeris yang dipakai

Kemenag RI dalam menentukan awal Bulan kamariah.

Perhitungan astronomis hakiki pada umumnya menetapkan

hilal dianggap wujud (syah) berdasarkan pada kriteria dasar yang

sangat penting. Pada sistem ini, setidaknya terdapat 2 aliran besar

dalam menentukan awal Bulan kamariah, yakni aliran yang

berpegang pada aliran ijtima‟42

semata, dan aliran yang berpegang

pada posisi hilal di atas ufuk. 43

Adapun aliran-aliran ijtimak adalah sebagai berikut:

a). Aliran Ijtima‟ Semata

Aliran ini menetapkan bahwa awal Bulan kamariah

dimulai ketika terjadi ijtima‟ (conjunction). Para pengikut

aliran ini mengemukakan pendapat yang terkenal “ijtima; al-

Nayyiroin ithbatun bayna al-Syahrayni”. Yakni bertemunya

41

Ahmad Izzuddin, “Analisis Kritis Tentang Hisab Awal Bulan Qomariyyah Dalam Kitab

Sullam al-Nayyiroin”, Skripsi Sarjana Hukum Islam, Semarang, Perpustakaan IAIN Walisongo,

1997, hlm 59 42

Yaitu posisi matahari dan bulan berada pada satu bujur astronomi, biasa disebut dengan

conjunction (konjungsi) dalam bahasa arab yakni iqtiraan. Lihat selengkapnya Muhyiddin

Khazin, Kamus Ilmu Falak, op. cit, hlm 32. 43

Susiknan Azhari, Ilmu Falak (Pberjumpaan Khazanah Islam dan Sains Modern), op.

cit. hlm 106.

Page 55: Metode Penentuan Awal Bulan Kamariyah Menurut Jama'Ah Annazir

40

dua benda yang bersinar (Matahari dan Bulan) yang merupakan

pemisah diantara dua Bulan. Kriteria awal bula (Newmoon)

yang ditetapkan oleh aliran ijtima‟ semata ini sama sekali tidak

memperhatikan rukyah artinya tidak mempermasalahkan hilal

dapat terlihat atau tidak. 44

Pada saat menentukan awal bulan Kamariah. Aliran

ini biasanya memadukan saat ijtima‟ tersebut dengan fenomena

alam lain sehingga kriteria tersebut berkembang dan

akomodatif. Fenomena alam yang dihubungkan dengan saat

ijtima‟ itu tidak hanya satu sehingga aliran ijtima‟ semata ini

terbagi lagi menjadi:45

(1) Ijtima‟ Qabla al-Ghurub

Aliran ini memakai konsep ijtima‟ sebelum Matahari

terbenam. Jika ijtimak/konjungsi itu telah terjadi sebelum

Matahari terbenam, maka pada malam hari tersebut sudah

memasuki awal bulan baru (awal bulan berikutnya), namun,

jika ijtima‟ itu terjadi pada malam hari, maka hari besok masih

menjadi hari terakhir bulan tersebut, atau dapat dikatakan awal

bulan terjadi pada lusa/hari berikutnya. Aliran ini tidak

mempersoalkan rukyah dapat terlihat ataupun tidak. 46

44

Susiknan Azhari, Ilmu Falak (Perjumpaan Khazanah Islam dan Sains Modern), op. cit.

hlm 106 - 107. Baca juga Susiknan Azhari, Pembaharuan Pemikiran, op. cit, hlm 25-17. 45

Ibid 46

Susiknan Azhari, Ilmu Falak (Perjumpaan Khazanah Islam dan Sains Modern), op. cit.

hlm 107, baca juga selengkapnya Tono Saksono, op. cit. hlm 145. Lihat juga Susiknan Azhari,

Pembaharuan Pemikiran, op. cit, hlm 27-28.

Page 56: Metode Penentuan Awal Bulan Kamariyah Menurut Jama'Ah Annazir

41

(2) Ijtima‟ Qabla al-Fajr

Alisran ini memiliki metode yang sama dengan

sebelumnya, kondisi rukyah al-hilal dianggap tidak penting

sepanjang persyaratan astronomisnya terpenuhi. Hanya saja,

jika sebelumnya ijtima‟ terjadi sebelum Matahari terbenam,

konsep ini menetapkan awal bulan Kamariah (awal bulan baru)

jika peristiwa ijtima‟ terjadi sebelum terbit fajar. Jika ijtima‟

terjadi setelah terbit fajar, maka hari tersebut masih hari

terakhir pada Bulan tersebut dan awal bulan baru terjadi pada

hari berikutnya, setelah fajar. 47

Aliran ini juga berpendapat

bahwa saat ijtima‟ tidak ada sangkut pautnya dengan terbenam

Matahari. 48

(3) Ijtima‟ dan Terbit Matahari

Kriteria awal bulan menurut aliran ini adalah apabila

ijtima‟ terjadi di siang hari, maka siang itu, yakni sejak terbit

Matahari tersebut maka malamnya sudah termasuk bulan baru.

Akan tetapi sebaliknya, jika ijtimak terjadi di malam hari,

maka awal bulan dimulai pada siang hari berikutnya. 49

(4) Ijtima‟ dan Tengah Hari

Kriteria awal bulan menurut aliran ini adalah apabila

ijima‟ terjadi sebelum tengah hari (zawal), maka hari itu

47

Tono Saksono, op. cit. hlm. 146. Baca juga Susiknan Azhari, Pembaharuan

Pemikiran, op. cit, hlm 28. 48

Susiknan Azhari, Ilmu Falak (Perjumpaan Khazanah Islam dan Sains Modern), op. cit.

hlm 107-108. 49

Susiknan Azhari, Pembaharuan Pemikiran, op. cit, hlm 28-29.

Page 57: Metode Penentuan Awal Bulan Kamariyah Menurut Jama'Ah Annazir

42

sudah termasuk bulan baru. Akan tetapi jika ijtima‟ terjadi

sesudah tengah hari, maka hari itu masih termasuk bulan yang

sedang berlangsung. 50

(5) Ijtima‟ dan Tengah Malam

Aliran ini berpedoman, jika ijtima‟ terjadi sebelum

tengah malam, maka mulai tengah malam itu sudah masuk

awal bulan baru. Akan tetapi jika ijtima‟ terjadi setelah tengah

malam, maka malam tersebut, masih termasuk hari terakhir

pada bulan yang sama, dan awal bulan ditetapkan pada tengah

malam berikutnya. 51

b). Ijtima‟ dan posisi hilal

Kelompok ini menganggap bahwa awal bulan

Kamariah dimulai sejak saat terbenam Matahari setelah terjadi

ijtima‟ dan hilal pada saat itu sudah berada di atas ufuk dan 2

macam tersebut itulah yang menjadi acuan penentu awal bulan

Kamariah. 52

Aliran ijtima‟ dan posisi hilal di atas ufuk ini

kemudian terbagi menjadi tiga bagian. Masing-masing

memberikan interpretasi yang berbeda di atas ufuk. Perbedaan

ini dilandasi 2 masalah, yakni:53

50

Ibid. 51

Susiknan Azhari, Ilmu Falak (Perjumpaan Khazanah Islam dan Sains Modern), loc. cit,

hlm 28-29. 52

Ibid. 53

Susiknan Azhari, Ilmu Falak (Perjumpaan Khazanah Islam dan Sains Modern), op. cit.

hlm 109. Lihat juga Susiknan Azhari, Pembaharuan Pemikiran, op. cit, hlm. 29-30.

Page 58: Metode Penentuan Awal Bulan Kamariyah Menurut Jama'Ah Annazir

43

Ufuk (Horizon) yang dijadikan batas untuk mengukur

apakah hilal sudah berada di atas ufuk atau belum pada

saat terbenam Matahari.

Penampakan hilal yang menjadi ukuran (visibilitas hilal).

Dari 2 hal tersebut, maka lahirlah 4 aliran/kelompok, yakni:

(1) Ijtima‟ dan Ufuk Hakiki

Awal bulan Kamariah dimulai pada saat terbenam

Matahari setelah terjadi ijtima‟ dan pada saat itu, hilal

sudah berada di atas ufuk (true horizon). 54

Aliran ini tidak

mempermasalahkan koreksi-koreksi dengan tinggi tempat

(hx) pengamat, parallax (Ikhtilaf al-mandzor), refraksi

(Daqaiq al-Ikhtilaf), dan jejari Bulan. Singkatnya aliran

ini, memakai kondisi hilal global, minimal untuk separuh

belahan Bumi. Dan ini tidak realistis, karena kecepatan

sudut perjalanan Bulan 0°33‟/jam, lebih lambat dari Bumi

yang berotasi 15°/jam. Dari perbedaan ini jelas tidak

mungkin memberlakukan kriteria rukyah global. 55

Berikut contoh gambar ijtima‟ dan ufuk hakiki

54

Ibid. 55

Tono Saksono, op. cit. hlm 147. Lihat juga Ahmad Izzuddin, “Analisis Kritis Tentang

Hisab Awal Bulan Qomariyyah Dalam Kitab Sullam al-Nayyiroin”, Skripsi Sarjana Hukum

Islam, Semarang, Perpustakaan IAIN Walisongo, 1997, hlm. 43.

Page 59: Metode Penentuan Awal Bulan Kamariyah Menurut Jama'Ah Annazir

44

Gambar : Ijtima’ dan Ufuk Hakiki

(2). Ijtima‟ dan Ufuk Hissi

Mazhab ini menetapkan awal bulan bila hilal telah

wujud di atas ufuk hissi (bidang datar yang melewati mata

si pengamat dan sejajar dengan ufuk hakiki), pada saat

Matahari tenggelam pada akhir Bulan yang sedang

berjalan. Mazhab hilal di atas ufuk hissi ini menggunakan

bidang datar yang sejajar dengan ufuk hakiki yang berada

pada permukaan Bumi di mana pengamat berada. Namun,

mazhab ini tidak terlalu populer dan sedikit yang

menggunakannya. 56

Berikut gambar contoh ijtima‟ dan

ufuk hiss

56

Ahmad Izzuddin, “Analisis Kritis Tentang Hisab Awal Bulan Qomariyyah dalam Kitab

Sullam al-Nayyiroin”, Skripsi Sarjana Hukum Islam, op. cit. hlm. 44.

Ufuk hakiki

Pengamat 2

Sun

nnn

nn

n

Sun

1nn

nnn

nn

Pengamat 2

Pengamat 1 Ufuk hakiki

Pengamat 1

Page 60: Metode Penentuan Awal Bulan Kamariyah Menurut Jama'Ah Annazir

45

Gambar : Ijtima’ dan Ufuk Hissi

(3). Ijtima‟ dan Ufuk Mar‟i

Menetapkan awal bulan terjadi bila hilal telah

wujud pada saat Matahari terbenam, namun, dasar

perhitungannya menggunakan ufuk mar‟I /visible horizon.

Selain itu, diperhitungkan pula beberapa koreksi seperti

refraksi, parallax, dan lain sebagainya. 57

Berikut contoh

gambar ijtima‟ dan ufuk mar’i.

57

Ibid.

Pengamat

Ufuk Hakiki/Horizon Bumi

Ufuk Hissi

Sun

Bumi

Page 61: Metode Penentuan Awal Bulan Kamariyah Menurut Jama'Ah Annazir

46

Gambar : Ijtima’ dan Ufuk Mar’i

(4). Ijtima‟ dan Imkan al-Rukyah

Pada dasarnya sama dengan ijtima‟ dan hilal di

atas ufuk mar‟i, hanya saja, dalam kelompok ini

ditetapkan syarat minimal /criteria ketinggian hilal di atas

ufuk biasanya antara 5-10°. 58

Diantara perbedaan ini, ada

pula yang menambah criteria lain, yakni Angular

Distance (sudut pandang/jarak busur) antara Bulan dan

Matahari. 59

2. Metode Rukyah

Kegiatan merukyat merupakan komponen yang sangat penting pula

dalam perhitungan awal Bulan. Hal ini dikarenakan kegiatan merukyah

merupakan konsep syar‟i yang diajarkan Nabi Muhammad kepada

58

Ibid. 59

Baca selengkapnya Susiknan Azhari, Ilmu Falak (Perjumpaan Khazanah Islam dan

Sains Modern), op. cit. hlm 111.

Pengamat

Ufuk Hakiki /

Horizon Bumi

Bumi

Ufuk Mar‟i

Sun

nn

nn

nn

n

Titik Pusat Bumi

Page 62: Metode Penentuan Awal Bulan Kamariyah Menurut Jama'Ah Annazir

47

umatnya. Kegiatan ini pula merupakan observasi praktis berupa

pengamatan untuk terciptanya hasil yang ingin dicapai dalam kegiatan

perhitungan awal bulan Hijriyah atau Kamariah. Kegiatan ini pula bisa

dijadikan kegiatan untuk mengoreksi perhitungan atau hisab yang

dipakai60

Dalam interpretasi pemaknaan rukyah itu berbeda-beda, maka

timbullah banyak makna yang mengiringinya. Rukyah ditinjau dari segi

epistimologi terkelompokkan menjadi dua pendapat, 61

yaitu :

a. Kata rukyah adalah masdar dari kata ra’a yang secara harfiah diartikan

melihat dengan mata telanjang

b. Kata rukyah adalah masdar yang artinya penglihatan, dalam bahasa

inggris disebut vision yang artinya melihat, baik secara lahiriah

maupun bathiniyah.

c. Kata rukyat merupakan kata isim bentuk masdar dari fi‟il ra’a – yara’

يري –رأي ) ). Kata رأي dan tashrifnya mempunyai banyak arti, antara

lain:62

1) Ra‟a ( رأي ) bermakna أتصر, artinya melihat dengan mata kepala.

Bentuk masdarnya رؤية. Diartikan demikian jika maf‟ul bih

(obyek)nya menunjukkan sesuatu yang tampak/terlihat.

Contoh:

60

Sayful Mujab, op. cit Studi Analisis Pemikiran KH. Moh. Zubair Abdul Karim Dalam

Kitab Ittifaq Dzatil Bain, hlm. 9-10. 61

Burhanuddin Jusuf Habibie, Rukyah dengan Teknologi, Jakarta : Gema Insani Press,

hlm 14. 62

A. Ghozali Masroeri, Rukyatul Hilal, Pengertian dan Aplikasinya, Disampaikan

dalam Musyawarah Kerja dan Evaluasi Hisab Rukyat Tahun 2008 yang diselenggarakan oleh

Badan Hisab Rukyat Departemen Agama RI di Ciawi Bogor, 27-29 Februari 2008, hlm. 1-2.

Page 63: Metode Penentuan Awal Bulan Kamariyah Menurut Jama'Ah Annazir

48

. “apabila kamu melihat hilal…. ” (HR. Muslim)

2) Ra‟a ( رأي ) bermakna أدرك / علم , artinya mengerti, memahami,

mengetahui, memperhatikan, berpendapat dan ada yang

mengatakan melihat dengan akal pikiran. Bentuk masdarnya رأي.

Diartikan demikian jika maf‟ul bih (obyek) nya berbentuk abstrak

atau tidak mempunyai maf‟ul bih (obyek).

Contoh:

Artinya: “Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama?”

(QS. Al-Maun:1)

3) Ra‟a ( رأي ) bermakna حسة / ظن , artinya mengira, menduga,

yakin, dan ada yang mengatakan melihat dengan hati. Bentuk

masdarnya رأي. Dalam kaedah bahasa Arab diartikan demikian

jika mempunyai dua maf‟ul bih (obyek).

Contoh:

Artinya: “Sesungguhnya mereka menduga siksaan itu jauh

(mustahil)” (QS. Al-Ma’arij: 6)

Dengan asal kata rukyah di atas, kata ro-a dapat berubah sesuai

dengan konteksnya menjadi arti ar-rokyu, yang sebetulnya dapat berarti

melihat secara visual, namun disisi lain, juga dapat berarti melihat bukan

Page 64: Metode Penentuan Awal Bulan Kamariyah Menurut Jama'Ah Annazir

49

dengan cara visual, seperti melihat dengan logika, pengetahuan, dan

kognitif. 63

Adapun kata rukyah jika dilihat dari segi terminologis mempunyai

arti melihat terbitnya Bulan baru dengan cara apa pun. 64

Kata rukyah berasal dari kata رأيا و رؤية –يري –رأي yang berarti

melihat, 65

arti yang paling umum adalah melihat dengan mata kepala. 66

Dalam kamus al-Munawwir kata رؤية berarti penglihatan dan تري الهالل

berarti berusaha melihat hilal. 67

Rukyah yang berarti melihat secara visual (melihat dengan mata

kepala), saat ini masih banyak ulama yang menganggap segala macam

perhitungan untuk menentukan hilal dengan mengabaikan pengamatan

secara visual adalah tidak memiliki dasar hukum, bahkan dianggap

merekayasa (bid‟ah). Hal ini, pernah dijadkan suatu fatwa resmi di Mesir

pada masa Fatimiah, saat Jenderal Jawhar memerintah pada tahun 359 H

atau 969 M. 68

Ada pula yang berpendapat bahwa rukyah adalah observasi atau

mengamati benda-benda langit, 69 yang dapat dikatakan sebagai suatu

kegiatan atau usaha untuk melihat hilal atau Bulan sabit di langit (ufuk)

sebelah barat sesaat setelah Matahari terbenam menjelang awal Bulan baru

63

Tono Saksono. loc. cit, hlm 147 64

Ibid. 65

Achmad Warson Munawwir, op. cit, hlm. 460. 66

Susiknan Azhari, Ensiklopedi Hisab Rukyat, cet II , Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008,

hlm. 183. 67

Achmad Warson Munawwir, op. cit, hlm. 461. 68

Tono Saksono, op. cit, hlm. 84 – 85. 69

Muhyiddin Khazin, Kamus Ilmu Falak, op. cit. hlm 69.

Page 65: Metode Penentuan Awal Bulan Kamariyah Menurut Jama'Ah Annazir

50

(khususnya menjelang bulan Ramadhan, Syawal, dan Dzulhijjah) untuk

menentukan kapan bulan baru itu dimulai. 70

Istilah rukyah dilihat dari metodenya berati melihat atau mengamati

al-hilal dengan mata ataupun dengan alat bantu seperti teleskop pada saat

Matahari terbenam menjelang bulan baru. 71

Apabila hilal berhasil di lihat

maka malam itu dan keesokan harinya ditetapkan sebagai tanggal satu

untuk Bulan baru. Sedangkan apabila hilal tidak berhasil dilihat karena

gangguan cuaca maka tanggal satu bulan baru ditetapkan pada malam hari

berikutnya atau Bulan diistikmalkan (digenapkan) 30 hari.

Dalam mazhab rukyat sendiri masih terdapat beberapa pertentangan,

di antaranya tentang konsep rukyat lokal dan rukyat global. Karena umat

Islam sekarang ini terkotak-kotak dalam negara yang berbeda-beda

sehingga tidak ada satu keputusan yang mengikat untuk seluruh umat

(mathla‟)72

.

Diketahui pula bahwa perbedaan dalam menentukan awal bulan

Kamariah juga terjadi karena perbedaan memahami konsep permulaan

melihat hilal. Disinilah kemudian muncul berbagai aliran mengenai

penentuan awal bulan Kamariyah

.

70

Muhyiddin Khazin, Ilmu Falak (Dalam Teori dan Praktik), Yogayakarta: Buana

Pustaka, 2004, hlm. 173. 71

Abd. Salam Nawawi, Algoritma Hisab Ephimeris, Semarang: Pendidikan dan Pelatihan

Nasional Pelaksanaan Rukyah Nahdotul Ulama, 2006, hlm. 130. 72

Secara definitif kontekstual mathla‟ berarti batas geografis keberlakuan rukyat. Lihat

Direktorat Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Dirjen Pendidikan Islam Departmen Agama

RI, Kumpulan Materi Pelatihan Keterampilan Khusus Bidang Hisab Rukyat, Lestarikan Tradisi

Ulama Salaf Kembangkan Keterampilan Hisab Rukyat, Mesjid Agung Jawa Tengah, 2007.

Page 66: Metode Penentuan Awal Bulan Kamariyah Menurut Jama'Ah Annazir

51

D. Pendapat Ulama’ tentang Penentuan Awal bulan Kamariyah

Artinya : ”bercerita kepada kami Adam, bercerita kepada kami Muhammad

bin Ziyad, ia berkata : aku mendengar Abu Hurairah RA berkata :

bersabda Nabi SAW : “berpuasalah kalian karena melihat hilal

dan berbukalah kalian karena melihat hilal,, dan apabila mendung

maka sempurnakanlah Bulan Syakban menjadi 30 hari.

(HR. Al-Bukhari).

Fiqih penentuan awal bulan Kamariyah berawal dari berbedanya

pemahaman terhadap hadits diatas. Dan hal inilah yang menjadi akar lahirnya

mazhab-mazhab dalam penentuan awal bulan Kamariyah.

Hadits diatas dapat kita jadikan sebagai patokan untuk menentuakan

awal bulan Kamariyah. Oleh karena itu apabila hadits diatas dipahami dengan

pemahamn yang berbeda-beda, maka wajar apabila masing-masing

pemahaman melahirkan metode yang berbeda pula.

Dalam hadits diatas digunakan kata kerja perintah (fi‟il amar) “ صىمىا

“ yang artinya “ berpuasalah” dan kata “ وافطروا “ yang artinya “ berbukalah

atau berlebaranlah” dan indikasi (qarinah)-nya “ لرؤ يته“ (karena melihat

Bulan).

73

Ibid.

Page 67: Metode Penentuan Awal Bulan Kamariyah Menurut Jama'Ah Annazir

52

Dalam kajian ushul fiqh “ Melihat Bulan “ disini disebut sebab. dan

kata صىمىا dan اوافطرو ini ditujukan untuk masyarakat banyak74

. Para ulma‟

sepakat bahwa perintah tersebut menunjukan suatu kewajiban. Hal ini sesuai

dengan kaidah :

Artinya:

“Ashal dari perintah itu adalah wajib”75

Hemat penulis bahwa perintah dalam hadits diatas adalah ditujukan

kepada seluruh umat islam di dunia, akan tetapi perintah rukyah atau melihat

hilalnya tidak diwajibkan kepada semua orang.

Ibnu Hajar Asqalani mengatakan bahwa Rasulullah SAW itu tidaklah

mewajibkan rukyah untuk setiap orang yang hendak melaksanakan ibadah

puasa. Akan tetapi hanyalah ditujukan kepada salah seorang atau sebagian

orang yang dianggap mampu melaksakannya. Demikian pendapat menurut

Jumhur Ulama‟. Dan pendapat lain juga mengatakan bahwa dengan dua orang

yang adil. 76

Al-San‟ani mengatakan, bahwa menurut lahiriyah hadits tersebut

mengisyaratkan rukyah adalah untuk semua orang. Akan tetapi apabila sudah

ditetapkan bahwa ijtima‟ telah terjadi dan menentukan bahwa rukyah cukup

74

Abi Ishaq Ibrohim ibn Musa al-Gharnathy al-Syatiby, al-Muwafaqaqat fi Ushul al-

Ahkam , juz II , Beirut :Daar al-Fikr, 1341 H, hlm 211 75

Abdul Hamid Hakim , Mabadiul Awaliyah fi Ushulul Fiqh wal Qowaaidul Fiqhiyah,

Jakarta: Sa‟adiyah Putra, hlm 7 76

Ibnu Hajar al-Asqalani, Fathu al-Bari Syarh Sahih Bukhori , cet I, juz IV, Beirut: Dar

al-Fikr, 1998, hlm 153

Page 68: Metode Penentuan Awal Bulan Kamariyah Menurut Jama'Ah Annazir

53

dicapai oleh seorang atau dua orang yang adil.77

Annawawi juga menerangkan

bahwa rukyah itu cukup dicapai oleh dua orang yang adil ditara kaum

muslimin tidak diisyaratkan setiap orang harus melakukan rukyah. 78

Acuan dalam menentukan waktu dalam islam terutama dalam

penentuan awal bulan Kamariyah adalah hilal. Hilal dijelaskan dalam Al-

qur‟an sebagai berikut:

Artinya : “Mereka bertanya kepadamu tentang Bulan sabit. Katakanlah:

"Bulan sabit itu adalah tanda-tanda waktu bagi manusia dan (bagi

ibadat) haji; dan bukanlah kebajikan memasuki rumah-rumah dari

belakangnya, akan tetapi kebajikan itu ialah kebajikan orang yang

bertakwa. dan masuklah ke rumah-rumah itu dari pintu-pintunya

dan bertakwalah kepada Allah agar kamu beruntung”. (QS. Al-

Baqoroh:189)79

Dalam memahami ayat diatas, diantaranya ada dua pendapat ulama‟

yang dapat diambil, yaitu:

1. Imam Ibnu Katsir Rahimahullah

Imam ibnu Katsir mengatakan bahwa ayat tersebut menjadi sebuah

ketetapan agama dalam mengetahui waktu „iddah bagi wanita-wanita

waktu haji mereka.

77

As-San‟ani , Subulu as-Salam, hlm 151 78

An-Nawawi, shahi Muslimin bi Syarh an-Nawawi, Beirut: Dar al-Fikr. Juz VII. 1972,

hlm 190 79

Lajnah Pentashih Mushaf Al-Qur‟an, op. cit. hlm. 36.

Page 69: Metode Penentuan Awal Bulan Kamariyah Menurut Jama'Ah Annazir

54

2. Syaikh Islam Ibnu Taimiyah Rahimahullah

Menurut Syaikh Islam Ibnu Taimiyah bahwa Allah telah

menciptakan hilal sebagai tanda waktu bagi manusia pada hukum-hukum

yang ditetapkan dengan syari‟ah seperti puasa, haji, masa iddah, dan

kafarat puasa.

Di lain pihak bahwa Ibnu Taimiyah mengatakan bahwa tanda-

tanda waktu bagi manusia itu dibatasi dengan sesuatu yang tampak dan

jelas. Bermula dari sini kemudian orang mengatakan bahwa dalam

menentukan awal bulan Ramadhan harus berpegang teguh pada Rukyah

hilal, dan bukan pada hisab.

Seperti yang sudah disinggung di pembahasan sebelumnya, bahwa

permasalahan yang lain dalam Mazhab rukyah ini adalah permasalahan

tentang mathla‟80

Menurut Imam Hanafi dan Maliki penanggalan Kamariah harus

sama di dalam satu wilayah hukum suatu negara. Menurut Imam

Hambali, kesamaan tanggal Kamariah ini harus berlaku di seluruh dunia

di bagian malam dan siang yang sama. Sedangkan menurut Imam Syafi‟i,

penanggalan Kamariah ini hanya berlaku di tempat-tempat yang

berdekatan sejauh jarak yang dikatakan satu mathla‟. Dalam prakteknya

batas mathla‟ ini tidak jelas, sehingga muncul Wilayat al-Hukmi. 81

80 Mathla‟ adalah –tempat terbitnya- --benda-benda langit. Secara spesifikasi dalam ilmu

falak Mathla‟ adalah batas daerah berdasarkan jangkauan dilihatnya hilal atau dengan kata lain

mathla‟ adalah batas geografis keberlakuan rukyah. Lihat susiknan Azhari , Ensiklopedi Hisab

Rukyah, op. cit, hlm 139 81

http://osolihin. files. wordpress. com. Diakses pada 9 Desember 2010

Page 70: Metode Penentuan Awal Bulan Kamariyah Menurut Jama'Ah Annazir

55

Indonesia menganut prinsip wilayat al-hukmi yakni bahwa bila

hilal terlihat di manapun dalam wilayah wawasan nusantara, maka

dianggap berlaku di seluruh wilayah Indonesia. Meskipun wilayah

Indonesia dilewati oleh garis penanggalan Islam Internasional yang secara

teknis berarti bahwa wilayah Indonesia terbagi atas dua bagian yang

mempunyai tanggal Hijriah yang berbeda, maka seluruh umat Islam di

Indonesia melaksanakan ibadah puasa dan berhari raya secara serentak.

Selain pendapat diatas, ada dua pendapat lain sebagi berikut:

a. Syaikh Abdul Aziz bin Baz Rahimahullah

Mengatakan bahwa apabila seseorang di Saudi Arabiyah atau di

negara lain memulai puasanya lebih dahulu dari pada negara yang akan

dikunjungi, kemudian sisanya berpuasa di negara yang akan

dikunjunginya tersebut, maka ia harus berbuka bersama penduduk

negara tersebut, meskipun lebih satu hari.

Kemudian beliau mengatakan bahwa apabila seseorang berpuasa

kurang dari 29 hari karena bersafar, maka hendaklah bias

menyempurnakannya. Hal ini karena Bulan tidak ada yang kurang

dari 29 hari. 82

b. Fatwa Syaikh Shalih Al-Fauzan Hafizhahullah

Mengatakan pendapat yang senada dengan pendapat syaikh

Abdul bin Baz, yaitu setiap muslim berpuasa dan berbuka bersama

kaum muslimin di negaranya. Hendaknya kaum muslimin

82

Abu Yusuf al-Atsari , Pilih Hisab atau Rukyah, Solo: Darul Muslim, 135, dikutip dari

kitab , Fatwa Ramadhan, juz I, hlm 145

Page 71: Metode Penentuan Awal Bulan Kamariyah Menurut Jama'Ah Annazir

56

memperhatikan hilal di Negara tempat tinggal mereka, hal ini karena

mathla‟ tersebut berbeda pada masing-masing negara.

c. Syaikh Muhammad Arsyad al_banjari

Mengatakan bahwa apabila seorang dari penduduk negeri yang

melihat hilal pergi ke negeri yang tidak melihat hilal dan kedua negeri

itu berbeda mathla‟nya, maka wajiblah mengikuti mereka dalam

berpuasa pada akhir Bulan sekalipun puasa mereka sudah cukup 30

hari. Hal ini karena dia berpindah ke negeri mereka maka ia menjadi

salah seorang penduduknya. Dan begitu juga sebaliknya apabila

seorang dari penduduk negeri yang tidak melihat hilal berpindah ke

negeri yang melihat hilal, dan antara kedua negara tersebut berbeda

mathla‟ maka wajiblah bagi mereka mengikuti berbuka menurut negeri

yang kedua. Akan tetapi apabila puasanya masih 28 maka dia wajib

mengqadha puasanya sebanyak satu hari, karena bulan tidak ada yang

berjumlah kurang dari 29 hari.

Dari pendapat para ulama diatas dapat disimpulkan bahwa kata

hanya diperuntukkan bagi kaum muslimin yang mathla‟nya صىمىا

adalah sama.

Page 72: Metode Penentuan Awal Bulan Kamariyah Menurut Jama'Ah Annazir

57

BAB III

PEMIKIRAN JAMA’AH ANNAZIR DALAM MENENTUKAN AWAL

BULAN KAMARIYAH

A. Profil Jama’ah Annazir

1. Sejarah Singkat Annazir

Annazir adalah sebuah yayasan yang berlandaskan sebuah agama,

visi, dan misi yang satu. Jama’ah Annazir bukanlah sebuah aliran

ataupun kelompok agama yang sesat. Menurut mereka, mereka

mempunyai ajaran yang senantiasa berdasarkan agama Islam yaitu al

Qur’an dan Hadis. Di daerah Makasar dan sekitarnya Jama’ah Annazir

terkenal sebagai sekelompok muslim yang selalu memegang teguh agama

dan kepercayaan mereka dengan istiqomah.

Lukman (salah seorang pembesar Annazir) mengatakan bahwa

Jama’ah Annazir terdiri atas dua kata, yaitu yayasan dan orang banyak

yang terhimpun dalam sebuah majlis. Sebagaimana yayasan-yayasan yang

lainnya dalam Jama’ah Annazir juga mengenal susunan organisasi seperti

dewan pembina dan badan pengurus, dalam keterangan akta notaris bahwa

Annazir dijelaskan untuk melaksanakan kegiatan keagamaan.

Jama’ah Annazir pertama kali didirikan secara resmi di Jakarta pada

8 Februari 2003 dengan Akta Notaris Hariana Wahab Yusuf SH, dengan

alamat pertama di jalan Bogenvil no-2-16 Kompleks Nyiur Melambai

Jakarta Utara. Yayasan ini berbadan hukum mengarah kepada Undang

Page 73: Metode Penentuan Awal Bulan Kamariyah Menurut Jama'Ah Annazir

58

Undang No 16 tahun 2001, dengan AD dan ART sesuai Akta Notaris

nomor 11 tanggal 8 Februari 20031. Jama’ah Annazir pertama kali

dikenalkan oleh Syeikh Muhammad al-Mahdi Abdullah atau Kyai

Syamsur Madjid pada tahun 1998. Syeikh Madjid dipercayai sebagai

pimpinan Jama’ah Annazir yang pertama oleh mereka. 2

Jama’ah Annazir didirikan oleh Syeikh Syamsur dalam perjalanan

dakwahnya ketika menjadi seorang yang dikenal sang pembangkang di

zaman Soekarno Hatta. Perjalanan Syeikh menyebar di seluruh penjuru

yaitu termasuk Jakarta, Bogor, dan Sulawesi Selatan.

Ada dua sumber yang mengatakan bahwa Jama’ah Annazir adalah

berasal dari daerah Palopo tepatnya di tanah Luwu. Pertama yaitu dari

keterangan pihak Birokrasi Keluruhan Romang Lompoa dimana Jama’ah

Annazir berada, menyatakan bahwa awalnya Jama’ah Annazir berada di

daerah Palopo Sulawesi Selatan, kemudian pada tahun 1998 mereka

mendapat penolakan dari pemerintah Palopo tersebut, hingga pada tahun

1998 mereka hijrah ke daerah Keluruhan Romang Lompoa,

Bontomarannu, Gowa, Sulawesi Selatan3. Kedua

4 yaitu disalah-satu

karya mahasiswa Pasca Sarjana (S2) IAIN Walisongo Semarang

mengatakan bahwa jama’ah ini berawal dari tanah Luwu, kemudiam

1http://akuindonesiana. wordpress. com/2008/08/04/mui-majelis-ulama-indonesia-

menegaskan-bahwa-an-nazir-masih-bebas-dari-sebutan-sesat-dan-menyesatkan. diakses pada 3

oktober 2011 2 Hasni, Pandangan Jama’ah Annazir dalam menentukan awal bulan Qomariyah menurut

tinjauan Astronomi, Tesis, program magister IAIN Walisongo: Semarang. loc cit, hlm 84 3http:// arowelitenggara. wordpress. com. /2008/08/05/144. diakses pada tanggal 3 agustus

2011 jam 10. 40 4Hasni, Pandangan Jama’ah Annazir dalam menentukan awal bulan Qomariyah menurut

tinjauan Astronomi, Tesis, program magister IAIN Walisongo: Semarang, loc. it hlm 91

Page 74: Metode Penentuan Awal Bulan Kamariyah Menurut Jama'Ah Annazir

59

karena adanya stagnasi stagnasi dari pemerintah dan masyarakat di sana

mereka mulai terusir, dan puncaknya ketika Pemerintah Daerah (PEMDA)

memberhentikan semua aktivitas Jama’ah Annazir dengan berbagai

pertimbangan. Hal diatas wajar terjadi mengingat perjalanan Syeikh

Syamsur yang menyebar kemana mana.

Setelah terusir dari Palopo Jama’ah Annazir berpindah ke Mawang,

Gowa, Sulawesi Selatan yaitu tepatnya di tepi danau Mawang di belakang

Sekolah Tinggi Tekhnik Pertanian (STTP) Mawang, Gowa, Makasar.

Jama’ah Annazir di sini teroganisir oleh Abah Rangkah, mereka hanya

sebatas berbeda tentang kepercayaan saja dengan masyarakat sekitar, dan

selain itu seperti kegiatan-kegiatan sosial mereka selalu bersama dengan

masyarakat sekitar.

Keberadaan mereka di Mawang dipercayai sebagai kehendak Tuhan.

Mawang dan gunung Bawa Karaeng merupakan tempat berkumpulnya

para wali, dan sekarang para wali tersebut masih belajar di sekitar sana,

dan juga danau Mawang dipercayai sebagai tempat paling Timur, dan di

belahan Timur inilah yang dipercayai di mana Imam Mahdi akan turun

kembali.

Ajaran Jama’ah Annazir banyak diklaim sebagai ajaran yang sesat

dan juga sering kali dihakimi sebagai aliran yang sesat. Banyak

Page 75: Metode Penentuan Awal Bulan Kamariyah Menurut Jama'Ah Annazir

60

masyarakat yang menganggap jama’ah ini sebagai jama’ah yang

menyalahi ajaran Islam. 5

Hal yang ironis dengan pernyataan di atas bahwa ketika penulis

langsung melakukan penelitian di Makasar di bulan Juli 2011, bahwa

ajaran jama’ah ini sudah menyebar hampir di seluruh nusantara, seperti

Bogor, Jakarta, Yogyakarta, Medan, dan lain sebaginya. Hingga kini

Jama’ah Annazir semakin bertambah di seluruh nusantara, hal ini yang

menjadi kebahagian mereka karena sebagai kaum penegak hokum hakam

Allah di muka Bumi ini. Inilah yang bisa kita jadikan sisi positif dari

jama’ah ini yaitu bisa diterimah oleh beberapa persen masyarakat di

belahan nusantara, dan ini yang perlu kita teliti penyebab dan alas an kau

minoritas ini.

Adapun pada pembahasan ini penulis akan menambahkan sedikit

tentang keberadaan Jama’ah Annazir yang di kota Bogor. Tersebarnya

Jama’ah Annazir ke seluruh penjuru nusantara salah satunya disebabkan

oleh perjalanan dakwah Syeikh Syamsur Madjid yang sangat variasi dan

kota Bogor merupakan salah satu kota yang dilalui sang Imam dalam

menyebarkan ajarannya.

Di Bogor Jama’ah Annazir dipimpin oleh Ir. H. A. Juanda yang

tinggal di sekitar komplek Indraprasta di jalan Sutirangen IX No. 6

Bogor. Abah Juanda mempunyai beberapa pengikut ajaran Jama’ah

5Pendapat ini saya dapat ketika saya mengetahui keberadaan Jama’ah ini pertama kali dari

seorang dosen ilmu falak yaitu Ahmad Izzuddin yang mengatakan banyak pendapat yang

sedemikian.

Page 76: Metode Penentuan Awal Bulan Kamariyah Menurut Jama'Ah Annazir

61

Annazir, akan tetapi mereka belum sebanyak Jama’ah Annazir di Gowa,

Makasar.

Selain itu mereka juga tinggal di sekitar masyarakat lainnya (non

Annazir), dan mereka juga mempunyai hubungan sosial yang tinggi

dengan masyarakat lainnnya, hal ini sebagaimana yang ada di kalangan

Jama’ah Annazir Makasar.

Seperti yang sudah dikatakan sebelumnya bahwa menurut Jama’ah

Annazir bahwa Annazir adalah yayasan dan bukan sebuah aliran

keagamaan, 6Annazir didirikan sebagai yayasan yang terbuka bagi setiap

orang yang ingin mempelajarinya, akan tetapi sebelum memasuki ajaran

ini, setiap orang harus mengikuti pembaitan yang resmi, hal ini karena

menurut Jama’h Annazir bahwa bai’at adalah dasar utama untuk menjadi

seorang muslim yang aman dan siap samikna wa atha’na kepada imam

atau panglimanya. Bai’at merupakan syarat utama bagi setiap orang yang

hendak memasuki ajaran Jama’ah Annazir.

Di dalam ajaran Jama’ah Annazir, ada beberapa hal yang berbeda

dengan ajaran Islam pada umumnya, antara lain:

a. Ajaran

Dalam hal pelaksanaan ibadah fardhu, ada beberapa hal yang

berbeda dengan ajaran Islam pada umumnya, diantaranya tentang

pelaksanaan ibadah puasa yang berhubungan dengan metode

6Dijlesakn oleh ustadz Arif dan panglima Jama’ah Annazir ustadz Rangkah bahwa sebutan

aliran seringnya diberikan kepada sebuah kelompok masyarakat yang menyeleweng dari

ketemtuan umum, dan Annazir tidak seperti itu. Wawancara ustadz Arif dab Ustadz Rangkah

pada 27 Juli 2011 di tepi danau Mawang .

Page 77: Metode Penentuan Awal Bulan Kamariyah Menurut Jama'Ah Annazir

62

penentuan awal bulan Kamariyah dan pelaksanaan Salat yang

berhubungan dengan penentuan awal waktu masing-masing ibadah

Salat.

Pertama mengenai awal bulan Kamariyah. Mereka

mempercayai bahwa awal bulan Kamariyah bisa dilihat dengan mata

batin, dan pengetahuan tentang itu langsung diberikan oleh Allah SWT

kepada sang imam yang diakui sebagai Pemuda Bani Tamim.

Kedua tentang awal waktu Salat. Tentang waktu Salat mereka

memahami bahwa ada 3 waktu pelaksanaan Salat untuk lima macam

Salat fardhu. Yaitu di waktu siang, malam, dan fajar.

b. Ideologi

Dalam hal ideologi ada beberapa hal yang berbeda dengan ideologi

agama Islam secara umumnya, antara lain:

Pertama tentang Bai’at. Di paragraf sebelumnya sudah dijelaskan

bahwa menurut mereka ba’iat adalah satu hal yang sangat penting dan

tidak boleh ditinggalkan bagi setiap orang yang hendak memasuki

serta mempelajari ajaran Jama'ah Annazir. Setelah melaksanakan

prosesi Bai'at, maka seseorang harus mengucapkan dua kalimat

Syahadat, yang bunyinya penulis tidak mengetahui lantaran menurut

mereka syahadat hanya boleh diketahui dan diucapkan oleh orang yang

hendak mempelajari ajaran mereka dan benar-benar mengabdikan diri

dengan setiap imam dan panglima mereka.

Page 78: Metode Penentuan Awal Bulan Kamariyah Menurut Jama'Ah Annazir

63

Kedua kepercayaan tentang kehadiran Imam Mahdi. Mereka

mempercayai bahwa sebelum zahirnya Imam Mahdi maka akan ada

pemula zamannya. Ada seorang Pemuda Bani Tamim atau sering

disebut dengan Pemuda Tamim yang akan memegang bendera-bendera

panji kebajikan Imam Mahdi. Hal ini selaras dengan penjelsan Nabi

Muhammad SAW tentang peristiwa yang akan terjadi di akhir zaman

adalah akan munculnya Bani Tamim beserta jama’ahnya akan

menyiapkan kemunculan Imam Mahdi pada akhir zaman nanti. Bani

Tamim adalah salah satu cabang dan Kabilah Quraisy yakni pemuda

yang dikatakan akan menyerahkan panji-panji Hitam kepada Imam

Mahdi, dengan kata lain perjuangan Pemuda Bani Tamim dan Imam

Mahdi berkaitan erat dan sambung-menyambung. Pemuda Bani

Tamim iBarat switch, sedangkan Imam Mahdi sebagai lampunya.

Apabila switch tidak ditekan maka lampu tidak akan menyala. Artinya

Imam Mahdi belum akan ‘zahir’ bila Pemuda Bani Tamim belum

membuat tapaknya.

Pendapat Ibnu Khaldun tentang Imam Mahdi sebagai berikut:

Kebenaran yang mesti diketahui oleh seseorang ialah tiada tokoh

agama atau kuasa politik yang boleh benar-benar berjaya,

melainkan tokoh atau kumpulan itu merasakan wujudnya

sokongan kepada cita-cita agama dan politik, dan

mempertahankannya daripada orang-orang yang menolaknya.

Juga sehingga Tuhan akan menguruskan hal mereka itu. Kami

telah menyebutkannya sebelum ini, dengan bukti-bukti yang

tepat, yang kami bentangkan kepada pembaca. Kumpulan yang

merasakan sedemikian adalah dari kalangan anak-anak Fatimah

dan Bani Abu Talib, yaitu dari kalangan kaum Quraisy, yang

sudah tiada lagi di mana-mana pun. Pengecualian hanya diberi

Page 79: Metode Penentuan Awal Bulan Kamariyah Menurut Jama'Ah Annazir

64

kepada sisa-sisa keturunan Abu Talib - Hasani, Husaini, dan

Jaafariah di Hijaz, di Makkah, al-Yanbu’, dan Madinah.

Mereka telah berpecah ke serata kawasan dan coba

menguasainya. Mereka kini menjadi golongan Badwi. Mereka

mendiami dan memerintah di tempat-tempat terpencil dan

mengeluarkan fatwa-fatwa yang jauh menyeleweng. Bilangan

mereka mencecah beberapa ribu orang sahaja. Jika benarlah

bahawa Mahdi itu akan zahir, inilah satu-satunya cara

propaganda untuk membuatkannya benar-benar zahir. Dia

mestilah salah seorang dari mereka, dan Allah mestilah

menyatukan mereka untuk menjadi pengikutnya, sehingga dia

mempunyai cukup kekuatan dan kumpulan pengikut untuk

menambahkan kejayaannya, sekali gus menggerakkan rakyat

menyokongnya. Satu cara lain - seperti yang dilakukan oleh Bani

Fatimiah yang menyebarkan fahaman (tentang al-Mahdi) kepada

seluruh rakyat di mana-mana jua, tanpa sokongan daripada

pengikut dan juga kekuasaan, yang amat bergantung

hubungannya dengan Keluarga Nabi Muhammad SAW - tidak

akan diterima atau berjaya, untuk menyatakan sebab-sebab yang

kami sebutkannya terdahulu. 7

Pemuda Bani Tamim merintis jalan kemudian disambung oleh

Imam Mahdi yang akan menegakkan ummat. Perjuangan dua orang

pemimpin ini seperti perjuangan Nabi Harun as. dan Nabi Musa as,

yakni berjuang bersama dalam satu zaman dengan metode yang sama.

Kalau diiBaratkan orang yang sedang membangun rumah maka

Pemuda Bani Tamim adalah orang yang membangunkan pondasi

rumah itu, dan untuk membangun rumah yang kokoh tentulah

pondasinya harus kuat maka Imam Mahdi bertugas membangun rumah

tersebut serta melengkapinya dengan dinding, atap, pintu, jendela,

lantai, dan sebagainya.

7Diambil dari sebuah artikel yang diambil dari sebuah buku, Imam Mahdi , Rahasia

Kegemilangan Umat Islam pada Zaman Modern , Ustadz Hawari bin Abdul Malik., lihat http://

/bani tamim/16962. HTM. diakses pada 9 agustus 2011

Page 80: Metode Penentuan Awal Bulan Kamariyah Menurut Jama'Ah Annazir

65

Nabi Isa as berperan untuk menyempumakan rumah itu, mengisi

dengan perabot, menata, serta menghiasinya dengan seindah

mungkin, demikianlah gambaran peranan tiga orang pemimpin besar

kurun ini.

Mengingat pentingnya peranan Pemuda Bani Tamim, maka sudah

sepatutnya umat Islam berusaha mencarinya agar mendapatkan

kebenaran di dalamnya serta ikut berperan dalam perjuangannya,

dengan tujuan akan mendapat keselamatan dan kejayaan di dunia dan

di akhirat. 8

Menurut Jama'ah Annazir tentunya bahwa Pemuda Bani Tamim

sudah turun sebagai pemula Imam Mahdi yang akan turun di akhir

zaman nanti. Pemuda Bani Tamim turun di belahan dunia yang paling

Timur, tepatnya di tepi danau Mawang Sulawesi Selatan, dan mereka

mempercayai bahwa keberadaan di tepi danau Mawang adalah

kehendak Allah SWT yang sudah memilih tempat special buat

pengabdian para pengikut Bani Tamim.

Ada beberapa sifat Pemuda Tamim yang dijelaskan di salah satu

situs internet yang ditulis pada tanggal 16 Februari 2007 yaitu:9

1) Namanya adalah Syuaib bin Shaleh.

Hal ini sesuai dengan perkataan Ammar bin Yasir RA :

” pembawa panji panji Al-Mahdi adalah Syuaib bin Saleh”

8http://permata-akhirzaman. blogspot. com/2007/01/pemuda-bani-tamim-perintis-jalan-

imam_05. html. diakses pada 3 oktober 2011 9 http://pemudabanitamim-admin.blogspot.com/ yang diakses pada 9 Agustus 2011 di

semarang

Page 81: Metode Penentuan Awal Bulan Kamariyah Menurut Jama'Ah Annazir

66

Nama ini adalah bukan nama asli, namanya diambil karena

dia dari bangsa yang kecil dan dengan akhlak yang salehnya, akan

tetapi sifat pertama ini masih mendapatkan kontroversial.

2) Dia berketurunan dari Bani Tamim

Yaitu suatu Bani Arab Quraisy, dari keturunan Sayidina Ali,

yang hari ini kebanyakan tinggal di Palestina dan Jordania. Tetapi

dia lahir bukan di kedua tempat itu, Bani Tamim itu bukanlah

merupakan suatu golongan atau kaum yang besar. Golongan ini

hanyalah satu bani yang kecil dan tidak ramai.

Bani Tamim yang ini adalah sebagian dari Ahlul Bait karena

Sayidina Ali adalah salah seorang anggota Ahlul Bait10

3) Dia memakai Sorban Biru.

Pernyataan ini bukan datang dari hadis Nabi SAW atau dari

tabiin, tetapi datang dari ramalan Nostradamus (seorang peramal

bangsa Perancis) oleh karena itu ramalan ini boleh dijadikan

sebagai sumber tambahan saja bukan untuk dipercayai, apalagi

untuk diyakini walaupun mungkin benar.

Pernyataan dari Nostradamus tentang pemakaian sorban

berwarna Biru ketika zahirnya Putra Bani Tamim ini berkaitan

dengan mendapat kekuasaan di dunia sebelah Timur, dalam artian

sorban warna Biru itu dipakainya ketika beliau mula-mula

10

Tentang siapakah Ahlul ba’it, masih banyak yang berbeda pendapat. Ada yang

mengatakan bahwa ahlul bait itu adalah keluarga Rasulllah SAW. , ada juga yang mengatakan

ahlul bait adalah semua keturunan Abdu Manaf, ada juga yang mengatakan semua keturunan

Syaidina Ali dengan Fatimah, dan semua keturunan Abdul Muthalib .

Page 82: Metode Penentuan Awal Bulan Kamariyah Menurut Jama'Ah Annazir

67

mendapat kuasa di negeri sebelah Timur, dan mungkin begitulah

yang dimaksudkan sorban Biru oleh Nostradamus

4) yang dipercayai oleh Jama’ah Annazir dia selalu memakai celak

5) Senantiasa menggunakan tongkat

c. Fisik

Dari sisi fisik mereka memakai pakaian dan kostum yang berbeda

dengan umat Islam secara umumnya. Hasil penelitian penulis Juli 2011

belakang ini mereka memakai pakaian yang Hitam dan terkadang ada

jubah berwarna Putih, sorban dengan rambut pirang11

warna Kuning,

dan yang perempuan memakai cadar yang lebar.12

Imam Mahdi dipercayai akan turun pada tahun 2011 sebagai akhir

zaman, dan Pemuda Bani Tamim sudah turun dengan wujud Kahar

Muzakkar sebagai pemula berdirinya Jama'ah Annazir, dan berada di

belahan Bumi paling Timur yaitu di tepi danau Mawang di belakang

STTP Gowa Sulawesi Selatan.

Secara umum Ustadz Syafi’ mengatakan bahwa dalam Jama’ah

Annazir masih banyak perbedaan perbedaan dengan ajaran Islam

biasanya. Adanya beberapa perbedaan dengan ajaran Islam secara

umumnya membuat Jama’ah Annazir diklaim sebagai aliran sesat.

Akan tetapi mereka tetap tidak dikatakan sebagai aliran sesat oleh

11

Hasni, Pandangan Jama’ah Annazir dalam menentukan awal bulan Qomariyah menurut

tinjauan Astronomi, Tesis, program magister IAIN Walisongo: Semarang, op cit, hlm 95 12

Penjelasan ini dikemukakan oleh Aba Rangka ketika menjelaskan kepada penulis di tepi

Danau Mawang bulan juli lalu bahwa Jama’ah Annazir ini adalah kelompok islam yang senantiasa

mengikuti Nabi Muhammad SAW termasuk menggunakan senjata. Seperti pedang dan tongkat.

Demikian beberapa sifat bani Tamim yang dipercayai oleh banyak masyarakat selama ini.

Page 83: Metode Penentuan Awal Bulan Kamariyah Menurut Jama'Ah Annazir

68

MUI, hal ini dengan beberapa alasan diantaranya bahwa mereka tetap

mengakui Allah sebagai pencipta dan Nabi Muhammad sebagai

junjungan mereka.

Beberapa alasan lain yang diungkapkan oleh Ustadz Lukman

didampingi oleh panglimanya Abah Rangkah, diantaranya:

Pertama misi Annazir menegakkan hukum Allah, karena

menurut Lukman pada saat ini hukum Allah dan Rasulullah jarang

sekali ditegakkan, oleh karena itu sudah sepantasnya ajaran Annazir

tidak diklaim sesat.

Kedua Annazir masih mengakui Nabi Muhammad sebagai

Rasulullah

Ketiga Annazir tetap melaksanakan ibadah-ibadah fardu seperti

Salat, Puasa, dan Haji, dan lain sebagainya. 13

Selain diukur dari kriteria diatas, Jama’ah Annazir tidak disebut

sesat dan menyesatkan berdAsarkan 10 kriteria sesat menrut MUI,

yaitu:14

1) Masih melaksanakan rukun iman dan rukun Islam

2) Mempunyai akidah sesuai al Qur’an dan Hadis

3) Meyakini al Qur’an sebagai wahyu terakhir

4) Mengakui autentisitas dan kebenaran al Qur’an

5) Menafsirkan ayat al Qur’an sesuai dengan kaidah-kaidah tafsir

13

Hal ini dijelaskan oleh Lukman, lih akuindonesiana. wordpress. com/2008/08/04 mui-

majlis-ulama-indonesia-menegaskan-bahwa-an-nazir-masih-bebas-dari-sebutan-sesa-dan-

menyesatkan/ 14

Isamujid. wordpress. com/sepuluh-kriria-sesat-mui/

Page 84: Metode Penentuan Awal Bulan Kamariyah Menurut Jama'Ah Annazir

69

6) Mengakui kedudukan Hadis nabi Muhammad sebagai sumber

ajaran Islam

7) Menghormati dan mengakui nabi Muhammad SAW sebagai nabi

akhir

8) Mengakui dan tidak melecehkan nabi dan rasul

9) Mempercayai ajaran Islam dan tidak merubah yang sudah

ditetapkan oleh syari’at

10) Tidak mengkafirkan sesama muslim dengan dalil yang tidak jelas

2. Tokoh-Tokoh Pendiri Dan Penyampai Ajaran Jama’ah Annazir

a. Sang Kahar Muzakkar

Abdul Kahar Muzakkar secara bahasa terdiri dari tiga yaitu

Abdul, Kahar, dan Muzakkar. Abdul artinya hamba , kahar artinya

Tuhan yang gagah perkasa , dan Muzakkar artinya jantan . Jadi,

Abdul Kahar Muzakkar berarti Hamba Tuhan jang bersifat djantan. ”

Kira-kira begitulah watak dan kepribadian Abdul Kahar Muzakkar.

Sebuah pemahaman sekaligus penyerahan diri pada nilai-nilai Islam

yang ditunjukkan oleh seorang pejuang.

Abdul Kahar Muzakkar ada pula yang menuliskannya dengan

nama Abdul Qahhar Mudzakkar lahir di Lanipa, Kabupaten Luwu, 24

Maret 1921 dan meninggal 3 Februari 1965 pada umur 43 tahun; nama

kecilnya Ladomeng adalah seorang figur karismatik dan legendaris

dari tanah Luwu, yang merupakan pendiri Tentara Islam Indonesia di

Page 85: Metode Penentuan Awal Bulan Kamariyah Menurut Jama'Ah Annazir

70

Sulawesi. Dia adalah seorang prajurit Tentara Nasional Indonesia

(TNI) yang terakhir berpangkat Letnan Kolonel atau Overste pada

masa itu. 15

Kahar Muzakkar memiliki seorang istri yang bernama Susana

Corry Van Stenus, dan menikah pada 1947 di Klaten, Jawa Tengah.

Corry akrab dipanggil mami. Mami meninggal pada 1 april 2006 di

kediamannya di jalan Raya Parung Bingung sekitar jam 05:00 WIB

beberapa saat setelah melaksanakan Salat Subuh.

Selama hayatnya, Mami Corry setia mendampingi suaminya

Kahar Muzakkar yang merupakan pimpinan Pemerintahan

Revolusioner Republik Indonesia (PRRI) di Sulawesi Selatan. Dan

oleh para pengikut Kahar Muzakkar Mami dikenal sebagai Srikandi

dari Sulawesi, hal ini karena Corry sangat berjasa dalam mendampingi

sang suami, dia memimpin Gerakan Wanita Islam (Gerwais) yaitu

salah satu organisasi dibawah naungan PRRI. 16

Seminggu sebelum pemberontakan PRRI berakhir, menurut

kabar bahwa Kahar Muzakkar menceraikan Corry, dia meminta agar

Corry keluar dari hutan menuju ke arah Selatan, sementara Kahar

Muzakkar melanjutkan gerilya menuju tenggara. 17

15

http://id. wikipedia. org/wiki/Abdul_Kahar_Muzakkar. diakses pada 3 oktober 2011 16

http://teguhtimur.com/2006/04/01/sepenggal-kahar-muzakkar-di-parung-bingung.

diakses pada 3 oktober 2011. 17

http://teguhtimur.com/2006/04/01/sepenggal-kahar-muzakkar-di-parung-bingung.

diakses pada 3 oktober 2011, ibid

Page 86: Metode Penentuan Awal Bulan Kamariyah Menurut Jama'Ah Annazir

71

Corry dan empat anak hasil perkawinannya dengan Kahar

Muzakkar mengetahui kabar kematian Kahar dari pamflet yang

disebarkan pemerintah Republik Indonesia.

Selain menyampaikan kabar kematian Kahar Muzakkar, dalam

pamflet yang disebarkan dari udara itu pemerintah Republik Indonesia

juga meminta agar para pengikuti Kahar Muzakkar meletakkan senjata

dan kembali ke pangkuan Republik Indonesia.

Dalam wasiatnya Corry meminta agar jenazahnya digotong saat

menju pemakaman, dan puluhan orang bergantian menggotong jenazah

Corry menuju tempat peristirahatan terakhir yang berada sekitar dua

kilometer dari rumahnya. Liang lahat Corry tertutup bersamaan dengan

alunan azan yang terdengar dari masjid di dekat TPU Parung Bingung.

18

Kahar Muzakar bukanlah sosok asing bagi pemerintahan

Sukarno. Laki-laki kelahiran Palopo yaitu sebuah kota kecil di dekat

Teluk Bone, Sulawesi Selatan itu sebenarnya ikut mengawal

kemerdekaan Republik Indonesia.

Kahar yang sejak usia muda merantau ke Pulau Jawa ikut

mengawal pidato bersejarah Sukarno pada 19 September 1945 di

Lapangan Ikatan Atletik Djakarta (Ikada) yang kini dikenal sebagai

Lapangan Banteng di seberang kompleks Departemen Keuangan.

18

Ibid

Page 87: Metode Penentuan Awal Bulan Kamariyah Menurut Jama'Ah Annazir

72

Kahar Muzakkar juga berperan penting setelah pemerintahan

Republik mundur ke Yogyakarta. Murid Panglima Besar Jenderal

Sudirman ini ikut bertarung mengusir Belanda yang masuk ke

Yogyakarta pada Agresi Militer Pertama (1947) dan Agresi Militer

Kedua (1948), dia juga berperan saat menghadapi pemberontakan

Partai Komunis Indonesia (PKI) di Madiun, September 1948.

Setidaknya ada dua alasan utama mengapa Kahar Muzakkar

angkat senjata dan melawan Soekarno yang sebelumnya dia bela.

Pertama, dia tidak bisa menerima perlakukan pemerintah terhadap

anak buahnya yang tergabung dalam Brigade Hasanuddin, tidak semua

dari mereka diterima sebagai anggota TNI, walaupun telah berjuang

untuk Republik Indonesia. Kedua, yang lebih fundamental adalah

kecenderungan Sukarno menerima ideologi komunis.

Pada 7 Agustus 1953, saat Republik Indonesia masih berusia 8

tahun, Kahar Muzakkar menyatakan bergabung dengan Darul Islam

/Tentara Islam Indonesia (DI/TII) yang dipimpin Kartosuwiryo di Jawa

Barat, dan 10 tahun kemudian dia mendeklarasikan dirinya sebagai

Khalifah Republik Persatuan Islam Indonesia (RPII).19

Pada tanggal 7 Agustus 1953 dia memproklamirkan Sulawesi

Selatan menjadi bagian dari Negara Islam Indonesia (NII), dan

proklamasi ini adalah awal dari babak baru perjuangan Abdul Kahar

Muzakkar. Gerakan yang diusungnya ini mendapat simpati dari rakyat,

19

Ibid

Page 88: Metode Penentuan Awal Bulan Kamariyah Menurut Jama'Ah Annazir

73

bahkan kemudian, banyak anggota TNI yang disertir dan melarikan

diri masuk hutan dan bergabung bersama NII Sulawesi Selatan.

Pada 1963 Kahar mengutus Corry menemui Sukarno di Jakarta,

dalam perjalanan itu Corry yang ditemani anak bungsu mereka,

Abdullah, membawa sepucuk surat dari Kahar Muzakkar untuk

Sukarno.

Di dalam surat itu Kahar Muzakkar menyatakan dirinya bersedia

menyerah dan kembali ke pangkuan RI dengan dua syarat. Pertama,

Sukarno membubarkan PKI. Kedua Soekarno harus menetapkan

Ketuhanan sebagai asas Negara. Akan tetapi Sukarno memilih tak

memenuhi permintaan itu.

Corry pun kembali ke belantara Sulawesi, dalam perjalanan

pulang dia sempat ditahan Pangdam XIV /Hasanuddin Kolonel

Muhammad Jusuf di Makasar. Hasan putra sulung pasangan Kahar

dan Corry berdiri di samping makam ibunya yang masih merah basah

pada tanggal 1 april 2006 yang lalu mengatakan.

“Ibu kami adalah wanita yang berjasa pada bangsa dan negara, ”

katanya.

Kahar Muzakkar membentuk PRRI pada tahun 1950 karena

ketidak puasannya kepada pemerintah pusat. Pemberontakan yang

terjadi dimana-mana menyusul kesenjangan yang sangat mencolok

antara pusat dengan daerah. Pada saat itu Kahar Muzakkar

membrontak bersama SM Kartosuwiryo yaitu pimpinan Darul Islam

Page 89: Metode Penentuan Awal Bulan Kamariyah Menurut Jama'Ah Annazir

74

(DI) atau Tentara Islam Indonesia (TII), sehingga mereka mengakhiri

pemberontakan mereka dengan kematiannya pada 3 Februari 1965.

Pemberontakan Kahar Muzakkar tumpas di tangan Operasi

Kilat, pada 3 Februari 1965 dan akhirnya dia ditembak mati di tepi

sungai Lasolo, Sulawesi Tenggara. Dalam situs resmi pusat sejarah

TNI disebutkan bahwa sebelum memberontak, pemerintahan Bung

Karno mengutus Letkol Kahar Muzakkar untuk menghadapi Kesatuan

Gerilya Sulawesi Selatan (KGSS) yang terdiri dari bekas laskar yang

ikut berperang sepanjang revolusi fisik. 20

Tetapi Kahar belakangan menuntut agar KGSS dijadikan

Brigade Hasanuddin di bawah pimpinannya, dan tak lama kemudian

dia menyatakan bergabung dengan gerakan Darul Islam /Tentara Islam

Indonesia (DI/TII) yang dipimpin Kartosuwiryo di Jawa Barat.21

Untuk menghentikan gerakan Kahar Muzakkar pemerintah

menempuh dua cara yaitu, Pertama melancarkan operasi milite dan

Kedua, menawarkan Amnesti dan Abolisi kepada anggota DI/TII yang

mau menghentikan pemberontakannya.22

Pada 21 Oktober 1961 Kahar Muzakkar mengirim utusan untuk

bertemu dengan Panglima Kodam XIV/Hasanuddin yaitu Kolonel

Muhammad Jusuf. Tak lama kemudia kedua pihak yang bertikai

menggelar pertemuan di Bonepute, sebelah Selatan Palopo.

Disebutkan bahwa dalam pertemuan itu Kahar Muzakkar

20

Ibid 21

Ibid

22 ibid

Page 90: Metode Penentuan Awal Bulan Kamariyah Menurut Jama'Ah Annazir

75

menyampaikan keikhlasan, keinsyafan dan kepatuhannya terhadap

kebijaksanaan pemerintah dalam masalah penyelesaian keamanan dan

penyaluran anggota DI /TII. Ternyata Kahar Muzakkar mengingkari

janjinya, pertemuan itu tidak lebih dari suatu siasat untuk mencegah

kehancuran DI /TII dengan taktik mengulur-ulur waktu. Begitulah

perjalanan Kahar Muzakkar hingga tahun 2006 dia meningal di

Jakarta.

b. Kyai Syamsur Madjid

Kyai Syamsur Madjid adalah seorang da’i di Malaysia23

, dan

beliau adalah seorang putra dari Pekan Baru tepatnya di daerah Dumai.

Jama’ah Annazir mempercayai Kyai Syamsur Madjid adalah seorang

Khahar Muzakkar. Kyai Syamsur lahir di daerah Lampa Kabupaten

Luwu 24 maret tahun 1921 dan meninggal pada 3 Februari 1965, atau

tepatnya ketika beliau berumur 43 tahun.

Sumber lain mengatakan bahwa KH Syamsuri Madjid atau

sering disebut dengan sebutan Abah Batam alias Syech Muhammad Al

Mahdi Abdullah sebagai Pimpinan pertama Majelis Zikir An-Nadzir

(Annazir) meninggal dunia di Jakarta Sabtu, 12 Agustus 2006 pukul

14:53:55 yaitu di usia 83 tahun dan dimakamkan di Pondok Pesantren

An-Nadzir Dumai24

. Pendapat kedua ini dihubungkan dengan

pemahaman bahwa beliau mempunyai ke Gaiban yang ke tiga. Dan

23

Ibid 24

http://annadzir. blogspot. com/2009/02/mengenal-jamaah-nadzir-ditulis oleh

Arowelitenggara 5 agustus 2008. Di akses pada 3 oktober 2011.

Page 91: Metode Penentuan Awal Bulan Kamariyah Menurut Jama'Ah Annazir

76

tentang perjalanan sang Kyai sebenarnya sudah dijelaskan sekilas di

bab satu sebelumnya.25

Ketika masa kecilnya beliau sering dipanggil Ladomeng, beliau

juga dikenal sebagai seorang figur yang karismatik dan legendaris dari

tanah Luwu. Beliau juga merupakan pendiri Himpunan Tentara Islam

(HTI) di Selawesi Tenggara, selain itu beliau juga seorang Tenaga

Nasional Indonesia (TNI) yang terakhir berpangkat Letnan Kolonel. 26

Pada masa itu beliau dikenal sebagai seorang pembangkang oleh

kabinet pemerintahan Soekarno Hatta dan sering diincar untuk

ditangkap. Setelah keluar dari TNI pada tahun 1950-an beliau

memimpin para bekas Gerilyawan Sulawesi Selatan dan Sulawesi

Tenggara yang kemudian mendirikan Tentara Islam Indonesia (TII)

dan bergabung ke dalam Daarul Islam hingga dikenal dengan nama DI

/ TII di Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tenggara. 27

Pada tanggal 3 Februari 1965 melaui Operasi tentara beliau

tertembak mati dalam pertempuran antara Pasukan TNI, banyak orang

mengatakn bahwa beliau ditembak oleh Kopra 2 Sadeh yaitu salah-

satu anggota Batalyon Kujang 330 / Siliwangi di tepi sungai Lasal

Sulawesi Tengah.

Dalam Tesis Husni dikatakan bahwa makam Kahar Muzakkar

ini berada di KM 1 jalan Raga Kendari, akan tetapi kisah lain

25

Hasni, Pandangan Jama’ah Annazir dalam menentukan awal bulan Qomariyah menurut

tinjauan Astronomi, Tesis, program magister IAIN Walisongo: Semarang, op cit hlm 9 26

Ibid 27

Hasni, Pandangan Jama’ah Annazir dalam menentukan awal bulan Qomariyah menurut

tinjauan Astronomi, Tesis, program magister IAIN Walisongo: Semarang, Loc.It Hlm 84.

Page 92: Metode Penentuan Awal Bulan Kamariyah Menurut Jama'Ah Annazir

77

mengatakan bahwa yang tertembak bukan beliau tapi penjaga kebun

beliau. 28

Pada tahun 1998 beliau melakukan banyak perjalanan dakwa ke

berbagai daerah di Indonesia termasuk Sulawesi Selatan. Khususnya

masyarakat Luwu mengenal Kyai Syamsur Madjid sebagai seorang

pemuda yang pinter dan bijaksana hingga banyak orang yang

membentuk komunitas sebagai pengikutnya yaitu komunitas

komunitas Annazir, dengan praktikum ritualnya bernama Majlis Zikir

an-nazir Latif Akbar. 29

Kyai Syamsur dikenal sebagai pemuda dan Kyai Gaib. Ada

beberapa bukti kegaibannya yaitu30

:

Pertama ketika beliau masih kecil, yang terlahir sebagai bayi

yang kembar, kemudian ketika berumur 5 tahun hilang satu. Dan

dipercaya oleh Jama’ah Annazir bahwa di akhir zaman nanti beliua

akan turun kembali (yang hilang) dengan sosok Imam Mahdi. Kedua

Jama’ah Annazir mempercayai bahwa setelah Syeikh Muhammad al-

Mahdi Abdullah meninggal pada tahun 1965 akan muncul lagi dengan

nama Kahar Muzakkar. Ketiga berumur 40 tahun ada kegaiban yan

muncul kembali yaitu pada tahun 1998 dengan nama Kyai Syamsur

Madjid. Keempat pada tahun 2011 beliau akan muncul lagi dengan

nama al-Mahdi.

28

http://annadzir. blogspot. com/2009/02/mengenal-jamaah-nadzir-ditulis oleh

Arowelitenggara 5 agustus 2008. Di akses pada 3 oktober 2011, loc. It 29

Ibid 30

Ibid

Page 93: Metode Penentuan Awal Bulan Kamariyah Menurut Jama'Ah Annazir

78

Hal keempat tersebut bertepatan dengan adanya pembai’atan di

Makkah yang bertepatan dengan hari Jum’at dan hari Sabtu.

Kemudian dipercayai dengan tanda bahwa kehidupan dunia akan

segera berakhir. Tahun sekarang inilah yang dipercayai bahwa di

belahan bumi Timur ada sesosok Imam Mahdi yang sudah turun

dengan para wali belajar degannya.

Ketika Kyai Syamsur meninggal, kedudukan yang tertinggi

dalam organisasi Jama’ah Annazir disebut Panglima , dan itu adalah

ustadz (Abah) Rangkah. Ustadz Rangkah dipahami sebagai pengganti

Kyai Syamsur karena menurut mereka bahwa itu adalah langsung

ditunjuk oleh Kyai Syamsur dengan kriteria pemberani, periksa,

cerdas, dan bijaksana. Selain itu sebelum wafatnya yaitu ketika sedang

dakwa di hotel Delta beliau berwasiat bahwa Abah Rangkah yang

menggantikannya.31

c. Abah Rangkah

Abah Rangkah sering dipanggil juga dengan sebutan Ustadz

Rangkah atau sering dipanggil dengan panggilan Abah, adalah

seorang pengikut Syeikh Syamsur Madjid yang ketika sepeninggal

beliau ditunjuk sebagai pengganti Syeikh Syamsur Madjid sebagai

pimpinan Jama'ah Annazir dalam melaksanakan tugasnya. Pimpinan

dalam jama'ah Annazir ini sering disebut dengan sebutan panglima.

31

Ibid

Page 94: Metode Penentuan Awal Bulan Kamariyah Menurut Jama'Ah Annazir

79

Selain ditunjuk langsung oleh Syeikh Syamsur, Abah Rangkah

juga dinilai memenuhi kriteria seorang pemimpin bagi Jama'ah

Annazir, yaitu gagah, perkasa, kuat, dan pemberani.

Awalnya Abah Rangkah hanya merupakan salah satu pengikut

yang selalu menta'ati perintah dari sosok Kahar Muzakkar. Hingga

dengan keta'atannya beliau ditunjuk untuk menggantikan Kahar

Muzakkar dalam menjalankan ajaran Islam murni dari jama'ah annazir,

demikianlah yang dikatakan oleh ustadz Arif Tani ketika diwawancarai

bulan Juli 2011 tahun lalu.

Jama’ah Annazir di Makssar mempercayai bahwa Abah

Rangkah merupakan pimpinan Jama'ah Annazir umumnya di seluruh

Nusantara dan khususnya di daerah Mawang dan sekitarnya. Dalam

membuat kebijakan dia lah sebagai patoka pemutus keputusan seperti

dalam hal penentuan awal bulan Kmariyah, awal waktu sholat,

pembai'atan dan lain sebaginya.

Ustadz Rangkah juga pernah menjelaskan bahwa sebelum

mempelajari ajaran Jama'ah Annazir dia juga pernah bergabung

dengan Muhammadiyah. Kemudian dia mempercayai kebenaran sudah

muncul ketika dia masuk ke Majlis Annazir hingga sekarang.

Page 95: Metode Penentuan Awal Bulan Kamariyah Menurut Jama'Ah Annazir

80

d. Ustadz Juanda

Ustadz Juanda adalah seorang pengikut Jama'ah Annazir yang

hingga saat ini mengabdikan dirinya sebagai pemimpin Jama'ah

Annazir di pemukiman di daerah Bogor.

Exisnya Jama'ah Annazir dipimpin oleh Abah Rangkah, akan

tetapi menurut Ustadz Juanda ketika diwawancarai via telpon bulan

Agustus 2011 tahun lalu bahwa antara dia (Abah Juanda) dan Abah

Rangkah adalah sejajar. Dan dalam melaksanakan ajaran Jama'ah

Annazir mereka sealau berbarengan walaupun terkadang ada sedikit

perbedaan yang tidak terlalu prinsipil.

Ustadz Juanda dipercayai oleh Jama'ah Annazir sebagai sesosok

pemimpin dan pemegang keputusan dalam pelaksanaan ibadah bagi

Jama'ah Annazir di Bogor dan seluruh Jama'ah Annazir di Jawa dan di

Sumatra.

3. Pemikiran Hisab Rukyah Jama’h Annazir

a. Penentuan Awal Bulan Kamariyah Menurut Jama’ah Annazir

Dalam penetapan awal bulan Kamariyah Jama’ah Annazir

menggunakan metode hisab dan metode rukyah, yaitu sebagai berikut:

1) Metode Hisab Jama’ah Annazir

Metode hisab jama’ah Annazir sebenarnya cukup

singkat yaitu hanya dengan menggunakan angkah 54

Page 96: Metode Penentuan Awal Bulan Kamariyah Menurut Jama'Ah Annazir

81

menit untuk menambahkan tenggang waktu terbit bulan

setiap harinya.

2) Metode Rukyah Jama’ah Annazir

a) Pengamatan Fase-Fase Bulan

Fase-fase Bulan dalam konsep Jama’ah Annazir sama

dengan konsep Astronomi sebagai keilmuan yang ilmiah. Fase

Bulan terdiri dari Bulan penuh atau Bulan Purnama sampai

dengan Bulan mati atau Bulan tanpa sinar.

Observasi Bulan Purnama kemudian menentukan kapan

konjungsi akan terjadi. Purnama terkait dengan fajar sidik

yang didahului oleh fajar katzib. Ketika pada saat fajar sidik

dan pada saat tersebut terbit juga Bulan Purnama hal ini di

definisikan oleh Ustadz Rangkah sebagai fajar di Barat dan si

Timur32

dalam artian pada saat Bulan Purnama terjadilah dua

fajar, karena pada saat tersebut betepatan dengan

terbenamnya Matahari di Barat dan Bulan di Timur.

Ustadz Syafi' menerangakan bahwa apabila Bulan

mendapati malam yaitu kurang lebih 54 menit, maka keesokan

harinya bulan (dalam penanggalan) penuh habis sampai

malam, akan tetapi apabila Bulan mendapati malam kurang

lebih 27 menit, maka keesokan harinya akan terjadi

32

Husni , Pandangan Jama’ah Annazir dalam menentuakan Awal Bulan Qomariyah,

2011, IAIN Walisongo : Semarang, op cit. hlm 99

Page 97: Metode Penentuan Awal Bulan Kamariyah Menurut Jama'Ah Annazir

82

perpisahan disiang hari, dan begitu juga apabila Bulan

mendapati malam selama kurang lebih 14 menit, maka akan

terjadi perpisahan kurang lebih pada jam 9, maka dengan

keterangan tersebut bahwa wajar mereka terkadang mengakhiri

Puasa mereka di pagi atau siang hari.

Dalam konsep Jama'ah Annazir habisnya fajar khazib

merupakan tempat berpisahnya siang dan malam, dan hitungan

waktu fajar kazib ini ditetapkan pada jam 5:25 (jam lima lewat

dua puluh lima menit). Apabila Bulan terbit diperhitungkan

terbit sebelum jam tersebut, maka keesokan harinya mereka

masih melaksanakan ibadah Puasa sehari penuh, akan tetapi

apabila terbitnya Bulan diperkirakan terjadi setelah jam

tersebut, maka keesokan harinya akan terjadi perpisahan

Bulan, dan mereka akan mengakhiri Ibadah Puasa mereka. 33

Keberadaan bulan pertama adalah tepat ketika umur

Bulan berada dalam pertengahan. Hal ini dipedomani oleh

Jama’ah Annazir atas dasar hukum sebagai berikut:

” Intailah bulan Ramadhan di bulan Sya’ban ”34

Dasar hukum lain diungkapkan oleh Hasni dalam

tesisnya adalah menurut Ustadz Hamzah (salah satu imam

33

Konsep 5:25 tersebut adalah menurut pemahaman mereka, dan bukan angak paten setiap

daerah, akan tetapi selalu diperhitungkan pada posisi daerah tersebutKonsep 5:25 tersebut adalah

menurut pemahaman mereka, dan bukan angak paten setiap daerah, akan tetapi selalu

diperhitungkan pada posisi daerah tersebut. hasil wawancara dengan ustadz Syafi' tanggal 27 Juli

2011 di salah satu pemondokan mereka di tepi danau Mawang belakang STTP Gowa. 34

Mengutif perkataan langsung dari Abah Rangkah ketika wawancara, 26 Juli 2011, Gowa,

Makassar

Page 98: Metode Penentuan Awal Bulan Kamariyah Menurut Jama'Ah Annazir

83

Jama’ah Annazir) ada Hadis lain yang menjadi landasan adalah

Hadis Aisyah ” untuk menentukan awal bulan "Ramadhan

maka hitunglah mulai pertengahan Rajab”

b) Pengamatan Fenomena Alam

Sudah menjadi pengetahuan masyarakat umum bahwa

ciri khas jama’ah ini adalah memakai pakaian Hitam (jubah),

rambut pirang, dan lain sebagainya. Hal tersebut salah-satu

bentuk pemahaman mereka bahwa setiap organ tubuh manusia

adalah sebagai miniatur dari Alam Semesta. Rambut sebagai

miniatur hutan belantara, urat-urat sebagai miniatur sungai

yang mengalir, dan lain sebagainya. 35

Hal tersebut juga diberlakukan pada pemahamn

penentuan awal bulan Kamariyah. Penentuan awal bulan

Kamariyah diumpamakan seperti orang yang hendak buang air

besar, maka ketika seseorang hendak buang air besar maka

ada tanda-tanda seperti sakit perut dan lain sebagainya dan

begitu juga ketika awal bulan Kamariyah akan datasng maka

akan ada tanda-tanda yang mengawalinya seperti pasang

terpuncak air laut, ada hujan yang disertai kilat dan angin, dan

sebagainya. Maka ketika menjelang awal bulan Kamariyah

semua masyarakat Annazir mengadakan pengamatan di pantai.

Mereka biasa menanyakan kepada nelayan untuk mengetahui

35

Pemahaman tersebut dijelaskan dalam tesis Hasni. Panadangan jama'ah Annazir dalam

menetukana awal 1 Ramadan, 1 syawal, 1 Dzulhijjah. 2011. pasca sarjana IAIN Walisongo:

Semarang, hlm 102.

Page 99: Metode Penentuan Awal Bulan Kamariyah Menurut Jama'Ah Annazir

84

kapan puncak tertinggi pasang air laut akan terjadi, dan

menanyakan kebenarannya.

c) Menerawang dengan Kain Hitam

Selain dua metode diatas. Jama’ah Annazir juga

menggunakan alat yaitu Kain Hitam untuk menentukan awal

bulan Kamariyah. Caranya adalah ketika bulan berumur 26

hari dan menjelang 27, terawanglah bulan dengan kain Hitam

tersebut.

Apabila ada garis-garis yang terlihat maka itu

menandakan bahwa Bulan memang sudah tua, kemudian

perhatikan ada berapa garis-garis yang ada pada Bulan

tersebut. Ketika ada garis 3, itu berarti Bulan ini akan berumur

3 malam atau 3 hari lagi dan begitu juga seterusnya.

Dalam Jama’ah Annazir ketinggian Bulan diistilakan

dengan ukuran Tombak. Satu tombak sama dengan tiga meter,

sedangkan ukuran tombak antara perjalanan Bulan dan

Matahari adalah berbeda, dalam perjalanan bulan 1 tombak

adalah 12o sedangkan dalam Matahari 1 tombak adalah 15

o .

Page 100: Metode Penentuan Awal Bulan Kamariyah Menurut Jama'Ah Annazir

85

b. Penentuan Awal Waktu Salat

Dalam surat al-Hud ayat 114 dijelaskan :

Artinya : Dan dirikanlah sholat pada kedua tepi siang (pagi dan

petang) dan pada bagian permulaan malam.”

(QS. Al hud : 114). 36

Tepi siang yang pertama adalah waktu Salat Subuh, tepi siang

yang kedua adalah untuk waktu Salat Zuhur dan Asar, dan bagian dari

permulaan malam adalah untuk waktu Salat Magrib dan Isya.

Ayat lain yaitu di surat al Isra' ayat 78:

Artinya: ”Dirikanlah Salat dari setelah Matahari tergelincir sampai

gelap malam dan (dirikanlah pula Salat) Qur'anul Fajri,

sesungguhnya (Salat) Qur'anul Fajri itu disaksikan ( QS. Al

Isra' : 78)”37

Tergelincirnya Matahari adalah waktu Salat Zuhur dan Asar,

gelap malam adalah waktu Salat Maghrib dan Isya, dan Qur'anul Fajri

adalah Salat Subuh yang senantiasa disaksikan oleh manusia. Ahlul

36

Depag RI, Al-Quran dan Terjemahan, Mujamma Khadim al-Haramain al-Syafi’i,

Semarang, tt , hlm 344s 37

Ibid, hlm 436

Page 101: Metode Penentuan Awal Bulan Kamariyah Menurut Jama'Ah Annazir

86

Bait yaitu Jama'ah annazir mengatakan bahwa yang dimaksud dengan

gelap malam adalah tengah malam.

a. Waktu Zuhur dan Asar

Imam Shadiq (a) berkata: "apabila Matahari tergelincir

maka masuklah waktu Zuhur dan Asar bersama-sama, hanya saja

yang Zuhur sebelum yang Asar. Dan setelah itu kamu berada pada

waktu yang bersamaan yaitu Zuhur dan Asar samapai Matahari

terbenam.38

Apabila Matahari tergelincir maka tibalah waktu salat

Zuhur untuk beberapa saat sepanjang diperkirakan untuk

menunaikan salat empat raka’at.

Apabila waktu itu telah berlalu maka masuklah waktu salat

Zuhur dan Asar, hingga tersisah beberapa saat yang akan cukup

untuk salat empat raka’at untuk salat Asar dan hilanglah waktu

Zuhur hingga Matahari terbenam.

Imam menambahkan bahwa awal waktu Zuhur adalah

ketika bayangan benda sama dengan benda tersebut atau bayangan

kita sama dengan kita. Dan apabila bayangan benda sepanjang dua

kali benda tersebut, maka kerjakanlah salat Asar. Menurut mereka

antara salat Zuhur dan Asar akan ada waktu khusus, dimana antara

keduanya ada waktu umum yang mana boleh melaksanakan salat

Zuhur dan boleh juga melaksanakan salat Asar.

38

Pedoman Pelaksanaan Sholat Ahlulbayt, oleh abah syeikh Muhammad Al-Mahdi

Abdullah. Majlis latiful akbar Mawang . Makasar, loc. it, hal 1

Page 102: Metode Penentuan Awal Bulan Kamariyah Menurut Jama'Ah Annazir

87

b. Waktu Magrib dan Isya

Imam Shadiq mengatakan bahwa waktu Magrib adalah

ketika Mega Merah telah hilang dari ufuk Timur, hal ini karena

ufuk Timur lebih tinggi dari pada ufuk Barat, adapun akhir

waktunya adalah tengah malam.39

Waktu salat Magrib diawali dengan munculnya Mega

Merah dikarenakan suatu alasan dari mereka tentunya yaitu bahwa

hilangnya Bola Matahari atau tenggelamnya Matahari memang

sudah masuk waktu salat Magrib, akan tetapi terbenamnya

Matahari sebenarnya tidak cukup untuk membuktikan bahwa

waktu Magrib sudah ada, akan tetapi mega merah yang sudah

muncul sebenarnya bisa lebih menjelaskan bahwa Matahari

memang benar-benar sudah tenggelam dan sudah terjadinya

perpisahan siang dan bertemunya malam.

Seperti salat Zuhur dan Asar, salat Magrib dan Isya pun

mempunyai dua waktu yaitu waktu khusus dan waktu umum.

Waktu khusus atau waktu utama salat Magrib adalah dari awal

waktu sampai hilangnya Mega Merah di ufuk Barat, sedangkan

waktu utama Isya adalah dari hilangnya Mega Merah tersebut

sampai dengan sepertiga malam.

Apabila seseorang lupa melaksanakan salat Magrib dan

Isya atau tertidur sampai dengan pertengahan malam, maka

39

Ibid, hlm 2

Page 103: Metode Penentuan Awal Bulan Kamariyah Menurut Jama'Ah Annazir

88

hendaklah ia melaksanakan kedua duanya dengan berniat ada'an

atau salat pada waktunya, karena waktu darurat bagi keduanya

adalah sampai terbit fajar. Dan lebih utama lagi melaksanakannya

dengan niat Taqarrub atau mendekatkan diri kepada Allah, dengan

tanpa niat ada'an ataupun qada'.

c. Waktu Subuh

Imam Ja'far Shidiq berpendapat bahwa waktu salat Subuh

adalah antara terbit fajar dan terbitnya Matahari. Awal waktu

Subuh adalah fajar Sadiq. Adapun fajar Kazib disaat itu tidak boleh

melaksanakan salat Subuh, hingga waktu Subuh berakhir ketika

terbitnya Matahari.

Adapun untuk salat-salat sunnah, mereka sependapat

bahwa salat Sunnah sebelum Zuhur adalah dilaksanakan mulai dari

tergelincirnya Matahari, dan salat Sunnah Asar dilaksanakan

dimulai setelah selesai waktu Zuhur, akan tetapi mereka sering

berbeda pendapat tentang akhir salat Sunnah tersebut.

Imam shadiq berkata:

" Apabila seseorang ketiduran dan lupa melakukan Salat Magrib

dan Salat isya , bila ia terbangun sebelum fajar dan masih ada

waktu untuk melaksanakan Salat keduanya, maka hendaklah ia

melakukan keduanya. Dan jika ia khawatir akan kehilangan salah

satu dari keduanya, maka hendaklah ia memulai dengan Salat Isya. 40

Dan apabila ia terbangun setelah fajar, maka hendaklah ia

mengerjakan salat Subuh, kemudian Magrib dan Isya. ”

40

Ibid, hlm 1-4

Page 104: Metode Penentuan Awal Bulan Kamariyah Menurut Jama'Ah Annazir

89

Ada dua ibadah salat yang biasanya dilaksanakan oleh

umat muslim lainnya, yaitu salat Jum'at dan salat taraweh. Salat

Jum'at mereka laksanakan ketika bayangan benda mencapai

setengah dari suatu benda. Adapun salat Taraweh mereka tiadakan,

dengan alasan yang dikemukakan oleh panglimanya Ustadz

Rangkah bahwa ditiadakan karena menghindari Jama'ahnya

menjadikannya sebagai suatu kewajiban. Alasan lain menurut

mereka juga mengikuti Nabi Muhammad SAW yang mana pada

zamannya memang pernah melaksanakan ibadah salat Taraweh

pada malam 23, 25, dan 27. Dan ketika ditanya oleh para sahabat

kenapa berhenti melaksanakannya, lalu Rasulullah menjawab “itu

dilakukan semata karena takut nanti salat Taraweh nanti dijadikan

kewajiban”. Dan menurut Abah Rangkah bahwa mereka cukup

berpuasa saja, lantaran merujuk pada ayat al Qur’an surat al

Baqarah ayat 187. 41

41

http://farel-09. blogspot. com/2011/08/pesantren-nadzir. html. diakses pada 3 oktober

2011

Page 105: Metode Penentuan Awal Bulan Kamariyah Menurut Jama'Ah Annazir

90

BAB IV

ANALISIS METODE PENENTUAN AWAL BULAN KAMARIYAH

MENURUT JAMA'AH ANNAZIR DALAM

Penentuan Awal bulan Kamariyah adalah hal yang krusial khususnya di

Negara Indonesia. Banyaknya metode dan penafsiaran yang berbeda di

masyarakat menjadikan perbedaan semakin marak di Indonesia. Selain banyaknya

metode dan penafsiran ayat yang berbeda. sifat kehati-hatian orang yang juga

menjadikan seringkali timbul banyaknya perbedaan antara aliran dan kelompok

kepercayaan masing-masing.

Pada skripsi ini penulis akan menjelaskan beberapa sisi perbedaan yang ada

di Negara Indonesia, yaitu yang ada di kelompok Jama‟ah Annazir yang ada di

daerah Sulawesi Selatan (Makassar) dan di Jawa Barat (Bogor). PadaJama‟ah

Annazir kita mengenal beberapa metode yang berbeda dengan metode-metode

yang penulis kenal secara umum.

Secara umum kita mengenal metode Hisab dan metode Rukyah yang ada di

kelompok Nahdatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah. Selain itu ada juga metode

Rukyah Global yang dianut oleh kelompok Hizbut Tahrir (HTI) dan lain

sebagainya.

Kelompok Annazir sering kali mendapat klaim yang buruk dari masyarakat

luar, banyak yang mengatakan bahwa mereka adalah kelompok yang menyimpang

dan berbeda dengan yang lain.

Page 106: Metode Penentuan Awal Bulan Kamariyah Menurut Jama'Ah Annazir

91

Mereka mempunyai pola kehidupan sendiri, mempunyai tempat tinggal

yang berbeda dengan tempat tinggal masyarakat lain. Annazir mempunyai mata

pencarian sendiri yaitu dengan bertani di lingkungan tempat tinggal mereka.

Keluarga mereka jarang yang menimbah ilmu di sekolah-sekolah negeri

seperti SMP, SMA, MTS,MA, atau yang lainnya, mereka mempunyai kelompok

belajar sendiri. Hal ini ironis dengan banyaknya para pembesar Jama‟ah Annazir

yang merupakan alumnus dari sebuah universitas. Alasannya hanya mereka tidak

mau kalau anak-anak mereka diejek oleh temen-temennya di sekolah dan mereka

tidak mau bercampur dengan kebijakan pemerintah yang tidak sejelan dengan

mereka.

A. ANALISIS PENENTUAN AWAL BULAN KAMARIYAH MENURUT

JAMA’AH ANNAZIR

Jama‟ah Annazir adalah sekelompok orang yang merupakan murid

dari Syeikh Muhammad al-Mahdi Abdullah atau Kyai Syamsur Madjid.

Beliau adalah seorang ulama yang dipahami oleh Jama'ah Annzir sebagai

seorang guru besar yang mengajari mereka dalam memahami Agama

Islam secara benar.

Dalam mengajarkan ajaran Agama Islam, Syeikh mempunyai

beberapa murid yang patuh dan senantiasa menuruti ajarannya. Diantara

para murid tersebut adalah Ustadz Ir. A. Juanda (panglima Jama‟ah

Annazir di kota Bogor Jawa Barat), Ustadz Rangkah (panglima Jama‟ah

Annazir di Mawang Makasar Sulawesi Selatan), dan pemimpin-pemimpin

Jama‟ah Annazir di daerah-daerah lainnya.

Page 107: Metode Penentuan Awal Bulan Kamariyah Menurut Jama'Ah Annazir

92

Banyak perbedaan ajaran Annazir dengan ajaran Islam secara

umumnya seperti awal waktu Salat, cara melakukan ibadah Salat,

pelaksanaan ibadah Puasa dan lain-lain. Seperti yang sudah dijelaskan

pada bab sebelumnya. 1

Perbedaan yang mencolok adalah dalam menentukan Awal bulan

Kamariyah. Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa dalam

menentukan awal bulan Kamariyah mereka mempunyai beberapa metode

yaitu metode hisab, rukyah, dan pengamatan fenomena alam seperti

pasang surut air laut, angin, hujan, dan kilat dan yang terakhir adalah

dengan metode menerawang Bulan dengan kain hitam. 2

Jika penulis bisa menghubungkan dengan penjelasan sebelumnya

bahwa penanggalan hijriyah atau kamariyah ditentukan dengan melihat

pergerakan alam. Maka sungguh hal yang wajar kalau Annazir mempunyai

pemahaman bahwa pasang surut air laut, angin, hujan dan lain

sebagainya sebagai petunjuk pergerakan Bulan.

Pada bab ini penulis tidak banyak menjelaskan tentang metode

penentuan awal bulan Kamariyah oleh Jama‟ah Annazir, akan tetapi lebih

menjelaskan tentang dinamika atau lebih tepat lagi tentang kondisi social

yang ada di Jama‟ah Annazir terutama antara Jama‟ah Annazir di

Makassar dan di Bogor.

1 Hasil wawancara dengan Ustadz Syafi‟I di Mawang, 27 juli 2011

2 Hasil wawancara dengan ustadz Arif Tani seorang pembesar Jama‟ah Annazir di Makasar

pada tanggal 27 Juli 2011 jam 14:12 WITA di pemondokan Danau Romang Lompoa,

Bontomarannu, Gowa, Sulawesi Selatan. op. cit

Page 108: Metode Penentuan Awal Bulan Kamariyah Menurut Jama'Ah Annazir

93

Awalnya Jama‟ah Annazir berada di tempat yang satu yaitu di

Palopo, Sulawesi Selatan. Akan tetapi seiring dengan kebutuhan masing-

masing individu yang membutuhkan kehidupan di daerah-daerah yang

berbeda. Selain itu visi dan misi Jama‟ah ini juga ingin menegakkan

hukum Allah SWT di muka Bumi ini dan selanjutnya diharapkan ajaran

itu dapat berkembang di seluruh nusantara, hal karena mulai pada awal

muncul di muka Bumi ini Annazir sudah diusakan bisa menyebar di

seluruh dunia, hingga pada sekarang ini Jama‟ah Annazir sudah mulai

tersebar di berbagai daerah di muka Bumi ini, dan diantaranya yaitu di

daerah Makassar dan di Bogor. Selain itu pada tahun 2006 mereka sudah

ditinggalkan oleh sang panglima besar yaitu Syeikh Syamsur Madjid

(yang merupakan merekat bagu mereka), maka dari beberapa kondisi ini

menyebabkan mereka harus terpecah di berbagai daerah di nusantara.

Annazir mempunyai berbagai ajaran yang dipedomani sebagai

ajaran yang langsung datangnya dari Allah SWT, seperti yang sudah

dijelaskan di bab sebelumnya bahwa ada ajaran yang semakin terlihat

berbeda dengan ajaran agama Islam secara umum yaitu tentang awal

waktu Salat dan pelaksanaannya, awal bulan Kamariyah, dan lain

sebagainya.

Dalam menentukan awal bulan Kamariyah mereka mempunyai dua

orang sebagai penentu awal bulan Kamariyah. Mereka mempunyai Abah

Juanda untuk memutuskan awal bulan Kamariyah Jama‟ah Annazir di

Page 109: Metode Penentuan Awal Bulan Kamariyah Menurut Jama'Ah Annazir

94

Bogor dan di sekitar Jawa dan Sumatra, Abah Rangkah untuk memutuskan

awal bulan Kamariyah di daerah Makassar dan sekitarnya.

Awalnya ketika Syeikh Syamsur Madjid masih hidup. Pemegang

awal bulan Kamariyah masih diputuskan oleh Syeikh Syamsur Madjid,

akan tetapi setelah wafatnya sang Syeikh, maka Jama‟ah Annazir terbagi

(tersebar) di berbagai daerah dan sedikit banyaknya akan terjadi beberapa

perbedaan yang ada.

Dalam menganalisis bagaimana metode hisab dan metode rukyah

Annazir, penulis mencoba untuk mengkomparasikan metode hisab dan

metode rukyah yang ada di Negara Indonesia yaitu metode Ephimeris.

a. Analisis Hisab Annazir

Secara umum di Indonesia mempunyai berbagai metode Hisab,

diantaranya Hisab Hakiki, Haisab Takribi, dan Hisab Hakiki

Kontemporer. Akan tetapi disini penulis mencoba membendingkannya

dengan metode Hisab Hakiki Kontemporer yaitu metode ephimeris.

Hisab yang ada di Annazir lebih singkat perhitungannya

dibandingkan dengan hisab di ephimeris. Dalam menentukan awal

bulan Kamariyah Annazir memperhitungkan terbit Bulan setiap

harinya. Waktu terbitnya Bulan kemudian akan dilihat dan dibuktikan

ketika fajar menjelang pagi hari, dan mereka mempedomani fajar kazib

juga sebagai pemisah dari malam dan siang. Apabila waktu terbit

Page 110: Metode Penentuan Awal Bulan Kamariyah Menurut Jama'Ah Annazir

95

Bulan sudah melewati fajar kazib maka hari selanjutnya menunjukan

awal bulan Kamariyah sudah terjadi dan sebaliknya.

Dalam memperhitungkan awal bulan Kamariyah, Annazir

mempunyai angkah 54 (derajad / menit) yang digunakan untuk

menghitung waktu terbitnya Bulan. Jika terbit Bulan terjadi di pagi hari,

maka angkah 54 akan digunakan dalam bentuk menit, dan jika pada

sore hari, maka akan digunakan dengan bentuk derajat. 3

Angkah 54 (derajat / menit) dipedomani karena mereka percaya

bahwa angkah tersebut datang dari Allah SWT. Allah memberikan

angkah ini secara langsung dengan sang panglima yang merupakan

pembawa ajaran ini yaitu Syeikh Syamsur madjid yang mereka pahami

sebagai Kahar Mudzakkar atau Bani tamim.

Ketika penulis menanyakan langsung dengan sang Panglima yang

dipahami sebagai pengganti Syeikh Syamsur yaitu Abah Rangkah di

Makassar lalu, mereka mengatakan bahwa dalam metode Hisab mereka

hanya ada angkah 54 yang digunakan sebagai pedoman, dan sangat

jelas bahwa hal ini sebenarnya sangat berbeda dengan metode Hisab

yang dipakai oleh metode Ephimeris.

Metode Ephimeris menggunakan tinggi hilal atau Bulan baru

ketika terbenam Matahari. Apabila tinggi hilal lebih dari 2 derajat dan

sudah bisa dilihat ketika Matahari dalam posisi terbenam, maka malam

hari dan keesokan harinya sudah merupakan bulan baru dan sebaliknya

3 Hasil wawancara dengan Aba Rangkah (panglima Jama‟ah Annazir di Makassar), dan

juga seorang pembesar Jama‟ah Annazir di Makasar pada tanggal 27 Juli 2011 jam 14:12 WITA di

pemondokan Danau Romang Lompoa, Bontomarannu, Gowa, Sulawesi Selatan.

Page 111: Metode Penentuan Awal Bulan Kamariyah Menurut Jama'Ah Annazir

96

apabila tinggi hilal belum 2 derajat atau belum terlihat maka besoknya

masih merupakan hari terakhir di bulan tersebut.

Ephimeris ini adalah sebuah metode perhitungan yang terdapat di

dalam buku Ephimeris Hisab Rukyah yang diterbitkan oleh

Kementerian agama RI setiap tahunnya sejak tahun 2005 yang

ditangani oleh Direktorat Urusan Agama Islam dan pembinaan

Syari‟ah. Buku ini juga memuat beberapa data Astronomis dan dapat

dilihat di Sofware program WinHisab versi 2. 04

Metode Hisab Ephimeris mempunyai berbagai tahapan dan cara.

Ada berbagai data dan rumus yang digunakan untuk mencari kapan

terbenam Matahari di tanggal 29 pada suatu bulan tertentu.

Dalam menentukan awal bulan Kamariyah di metode Ephimeris,

kita memerlukan beberapa data dan rumus dengan cara tertentu, yaitu:

a. Lintang tempat, 5

b. Bujur tempat 6,

c. Data sinar bulan (Fraction Illumination bulan) yang terkecil,

d. Ecliptic Longitude,

e. Ecliptic Latitude,

f. Apprent Declination,

g. Semi Diameter,

4 Muhyiddin Khazin “Ilmu Falak dalam Teori dan Praktik perhitungan arah kiblat, waktu

shalat, awal bulan dan gerhana”Cet III, Jakarta: Buana Pustaka , hlm 153 5 Bisa kita dapatkan di berbagai lampiran di buku-buku falak seperti Mukhyiddin Khazin

“Ilmu Falak dalam Teori dan Praktik perhitungan arah kiblat, waktu shalat, awal bulan dan

gerhana”Cet III, Jakarta: Buana Pustaka , Ibid, hlm 263 – 281 6 Ibid

Page 112: Metode Penentuan Awal Bulan Kamariyah Menurut Jama'Ah Annazir

97

h. Horizontal Parallak,

i. Dan lain sebagainya.

Hampir semua data bisa kita ambil di WinHisab. Ephimeris yang

dimiliki pemerintah Indonesia mempedomani ketinggian hilan di waktu

terbenam Matahari serta terlihatnya hilal sebagai pedoman. Metode

Hisab ini dipegang unggul oleh kelompok Muhammadiyah. Adapun

tahapan perhitungannya adalah sebagai berikut:

a. Menentukan awal bulan apa ( dari konversi) yang akan dihitung,

b. Menentukan lokasi ( terkait dengan koordinat tempat yang akan

dihitung)

c. Siapkan data astronomis dari WinHisab atau sofware lainnya,

d. Melacak FIB yang terkecil atau terredup sinarnya di WinHisab ,

e. Menghitung sabaq Matahari dan bulan,

f. Menghitung Ijtimak,

g. Menghitung posisi bulan dan keadaan hilal akhir suatu bulan ketika

menjelang awal suatu bulan tertentu, seperti menghitung sudut

waktu Matahari, ketinggian Matahari, waktu Matahari terbenam,

asensiorekta, sudut waktu Bulan, interpolasi deklinasi Bulan,

tinggi Bulan Hakiki, tinggi Hilal Mar‟i, Horizontal Parallax, Semi

Diameter Bulan, Parallax, Azimuth Matahari, Azimuth Bulan,

dan letak serta posisi Bulan ketika terbenam Matahari.

Page 113: Metode Penentuan Awal Bulan Kamariyah Menurut Jama'Ah Annazir

98

Setelah menjalani beberapa proses diatas, kemudian kita bisa

mengambil kesimpulan tentang awal bulan tersebut. Apakah tinggi

Bulan mencukupi untuk bisa dilihat dan lain sebagainya.

Dari pemaparan diatas sudah jelas bahwa antara hisab yang

dipedomani oleh Annazir dan hisab dengan ephimeris sangat banyak

perbedaan, diantaranya tentang data yang dipakai dan cara

perhitungannya.

Jika penulis bisa mengatakan bahwa metode yang bisa dikatakan

akurat dan bisa dijadikan pedoman untuk menentukan awal bulan

Kamariyah di tengah-tengah masyarakat muslim itu adalah metode

yang menggunakan metode yang benar-benar yang diajarkan oleh Allah

SWT walaupun itu tersirat.

Perlu penulis tegaskan lagi bahwa walaupun WinHisab itu adalah

sebuah wujud ilmu pengetahuan yang berasal dari pemahaman

pemerintah, akan tetapi bisa kita ambil hikmahnya dari Allah

menciptakannya ilmu pengetahuan tersebut, Allah tidak mungkin

menciptakan hal-hal yang tidak berguna.

Berkenaan dengan angka 54, penulis mencoba mendeskripsikan

hal-hal diatas dengan memaparkan perbandingannya dengan metode

atau konsep secara umum di Ilmu Falak di Indonesia.

Pertama, kalau kita lihat dari sisi Ilmu Falak memang sudah

membahas tentang angka selisih peredaran Bulan setiap harinya, akan

tetapi yang pernah penulis temukan bukan waktu terbit yang dibahas

Page 114: Metode Penentuan Awal Bulan Kamariyah Menurut Jama'Ah Annazir

99

tapi waktu terbenamnya Bulan. Dari buku Pedoman Penentuan Awal

bulan Kamariyah, terbitan dari KEMENAG, mengatakan bahwa

waktu terbenam Bulan pada suatu hari lebih lambat sekitar 50 menitan

dari waktu terbenam hari sebelumnya, ini berbeda dengan waktu

terbenamnya Matahari yang setiap harinya hanya berbeda beberapa

menit saja. Hal ini disebabkan setiap harinya Bulan akan menjauhi

Matahari ke arah Timur sekitar 12 derajad. 7

Di Almanak Nautika digambarkan beberapa tabel tentang waktu

terbitnya bulan, diantaranya sebagai berikut:8

Lintang tempat Matahati terbenam Bulan terbenam

0 derajad 9 10 11 9 10 11

18. 03 18. 03 18. 03 16. 36 17. 32 18. 33

Dari tabel di atas bisa dilihat perbedaan waktu terbenamnya

Bulan dan Matahari setiap harinya. Terbenamnya Matahari dituliskan

sama, hal ini karena setiap harinya Matahari memang terbenam pada

waktu yang tidak banyak perbedaan. Lain halnya dengan terbenamnya

Bulan yang setiap harinya lebih lambat. Jika kita hitung terbenamnya

bila pada tanggal 10 56 menit lebih lambat dari tanggal 9, dan begitu

7 Pedoman Penentuan Awal Bulan Kamariyah, Kementerian Agama RI, 2009, hlm 83

8 Tabel ini diambil dari data tabel Almanak Nautika, AL Jakarta, 2009, hlm 30

Page 115: Metode Penentuan Awal Bulan Kamariyah Menurut Jama'Ah Annazir

100

juga terbenamnya Bulan pada tanggal 11 lebih lambat 61 menit dari

tanggal 10. 9

Angkah perbedaan 56 dan 61 menunjukkan bahwa angkah itu

tidak mutlak dan harus dilihat langsung atau mungkin ada

perhitungannya. Argument ini jelas sangat berbeda dengan pendapat

Annazir yang mengatakan bahwa angkah 54 adalah langsung dari Allah

SWT dan itu adalah harga mutlak, dan terbitnya Bulan setiap harinya

pasti selisih 54 menit.

Hemat penulis bahwa Annazir masih mengedepankan

kepercayaannya yang di pahami dengan tektualitasnya, dengan tanpa

melihat analisis ilmu pengetahuan pada zaman sekarang ini. Dan hemat

penulis bahwa Allah menciptakan segala sesuatu itu dengan segala

kegunaan masing-masing ilmu pengetahuan itu diciptakan untuk

memberikan pengetahuan tambahan kepada makhluknya yaitu manusia

yang senantiasa diberikan akal dan pikiran untuk mencerna ciptaannya.

Jadi untuk menentukan awal bulan Kamariyah alangkah baiknya

kita menggunakan dan memahami ilmu pengetahuan yang dicciptakan

dari Allah SWT.

Kedua pedoman diatas sebenarnya sama-sama kita sandarkan

kepada Allah SWT, hanya saja yang berbeda adalah cara

memahaminya. Annazir memahami bahwa sang Bani Tamim dan

dipercayai sebagai Kahar Muzakkar adalah seorang yang bisa menerima

9Pedoman penentuan awal bulan kamariyah, Kementerian Agama RI, 2009, Op cit, hlm

83

Page 116: Metode Penentuan Awal Bulan Kamariyah Menurut Jama'Ah Annazir

101

ilmu secara langsung dari Allah SWT. Akan tetapi ilmu pengetahuan

adalah dianalisis terlebih dahulu oleh pemikiran manusia untuk

kemudian diajarkan kepada manusia yang lainnya.

Al Qur‟an tidak selalu menurunkan pengetahuan yang jelas dan

langsung bisa dipahami oleh manusia, firman Allah juga memerlukan

penjelas yang lainnya seperti Hadits Nabi Muhammad, pemikiran

Ulama‟, dan lain sebagainya. Kalau boleh penulis katakan bahwa

pengetahuan ini seharusnya kita pahami lagi dengan pemikiran manusia

dengan tanpa menghilangkan kodrat Allah SWT sebagai penciptanya.

Hal ini menurut penulis bahwa angka 54 sebenarnya Allah

turunkan merupakan sebagai suatu pedoman yang bisa digunakan untuk

melihat pergerakan Bulan setiap harinya, adapun kalaupun ada

perbedaan waktu itu sebenarnya Allah ingin makhluknya menggunakan

akal dan pikirannya untuk menganalisa hal tersebut.

Bisa penulis simpulkan bahwa jika kita bandingkan dengan

metode Ephimeris bahwa metode Hisab Annazir ini sebenarnya masih

memerlukan pemahaman yang lebih jelas tentang pedoman angka 54

tersebut. Dan jika kita gunakan untuk menentukan waktu ibadah umat

muslim ini kurang akurat.

b. Analisis Metode Rukyah Annazir

Selain metode Hisab, Annazir juga menggunakan metode Rukyah

sebagai pedoman untuk menentukan awal bulan Kamariyah. Seperti

Page 117: Metode Penentuan Awal Bulan Kamariyah Menurut Jama'Ah Annazir

102

halnya metode Hisab, metode Rukyah juga akan penulis jelaskan

dengan mengkomparasikannya dengan metode yang ada di Indonesia.

Dalam menentukan awal bulan Kamariyah Annazir menggunakan

metode Rukyah yang berbagai macam, yaitu rukyah fase-fase Bulan,

rukyah Fenomena Alam, dan rukyah dengan Kain Hitam.

Rukyah fase-fase Bulan mereka lakukan dengan menerawang

Kain Hitam yaitu sejak Bulan berumur 26 hari hingga Bulan diterawang

yang terlihat garis-garis tipis, dan garis-garis tersebut mereka pahami

sebagai umur Bulan, jika ada garis 2 maka Bulan menunjukan berumur

2 hari lagi dan seterusnya.

Adapun rukyah Fenomena Alam mereka lakukan dengan

merukyah pasang surut air laut, angin, hujan, petir, dan lain

sebagainya. Pasang surut air laut biasanya dilihat dengan para nelayan

yang dipesankan oleh para pembesar Annazir di suatu tempat tertentu.

Akan tetapi kalau rukyah angin, hujan, dan petir itu dirukyah

secara langsung oleh para pemutus awal bulan Kamariyah yaitu Abah

Juanda dan Abah Rangkah. Sejak bulan sebelumnya bahkan beberapa

bulan sebelum bulan yang ditentukan datang mereka sudah melakukan

rukyah pasang surut air laut. Mereka melakukan rukyah diberbagai

tempat dimana para Jama‟ah Annazir berada, yang kemudian akan

dilaporkan kepada para pemutus awal bulan Kamariyah untuk

kemudian diputuskan kapan awal bulan Kamariyah akan datang. Bisa

penulis tegaskan bahwa mereka melakukan rukyah hanya dengan

Page 118: Metode Penentuan Awal Bulan Kamariyah Menurut Jama'Ah Annazir

103

melihat alam ditempat mereka berada. Adapun rukyah pasang surut air

laut utuk yang berada di tempat yang jauh dari laut biasanya mereka

pesankan dengan para nelayan yang selalu berada di pantai atau di laut.

Jika kita bandingkan dengan metode atau tehnik Rukyah yang ada

di pemerintah Negara Indonesia (KEMENAG) yang dilakukan ketika

hasil hisab Imkanurrukyah sudah memungkinkan hilal untuk terlihat

sudah ada. Biasanya rukyah dilakukan dengan membuat “Gawang

Lokasi” yang berfungsi untuk menuntun arah pandang perukyah ke area

penampakan hilal. Cara membuat gawang lokasi adalah sebagai

berikut:

1) Buatlah garis-garis Utara-Selatan dengan panjang garis tertentu di

dataran yang benar-benar datar,

2) Kemudian dari titik U dan S kita tarik ke arah Barat dan Timur, hal

ini karena bulan yang kita rukyah pasti terletak di daerah bagian

barat,

3) Tancapkan tongkat yang lurus pada titik U

4) Tancapkan juga togkat di titik B

5) Diatas tongkat di titik B letakkan gawang (bingkai) persegi panjang

untuk melokalisir pandangan perukyah dari tongkat yang ada di titik

U supaya terfokus pada area penampakan bulan.

Rukyah juga biasanya dibantu dengan alat bantu seperti

Teodholite dan teropong lainnya. Rukyah dengan teodholite biasanya

dilakukan dengan mendirikan teodholite di tepi pantai dengan

Page 119: Metode Penentuan Awal Bulan Kamariyah Menurut Jama'Ah Annazir

104

menghadap ke arah barat (Matahari terbenam), untuk selanjutnya

disentingkan dan diatur sesuai dengan koordinat serta arah hilal yang

akan tampak.

Biasanya rukyah dilakukan oleh sebuah tim, ketika tiba saatnya

Bulan akan terbenam maka salah seorang tim akan melihat di lensa

pembidik teodholite atau teropong sambil memberikan informasi

kepada pencatat yang berada di sebelahnya agar ditulis dalam berita

acara yang sudah disiapkan sebelumnya. 10

Setelah hasil rukyah dicatat di lembaran berita acara yang sudah

disiapkan sebelumnya, maka tim akan segera mengambil kesimpulan

tentang keberhasilan mereka melihat hilal, kemudian orang yang sudah

berhasil melihat hilal kemudian segera menghadap dan melapor ke

Hakim Agama untuk diitsbatkan hasil rukyahnya, kemudian para tim

perukyah baik berhasil ataupun tidak harus melapor kepada pemerintah

yaitu Kementerian Agama RI. 11

Isi laporan yang ditujukan kepada

pemerintah sebenarnya cukup singkat, yaitu terdiri dari nama, jabatan,

tempat pelapor, hilal tampak atau tidak, dan kalau terlihat maka

cantumkan juga siapa saja yang berhasil melihat.

Apabila Bulan krusial, dalam artian sulit untuk dilihat tetapi hasil

perhitungan sudah jelas tinggi dan bisa terlihat maka hasil perhitungan

akan biasanya diambil oleh pemerintah Indonesia, dan apabila ada

seorang yang mengaku melihat hilal akan tetapi Bulan masih berumur

10

Muhyiddin Khazin, “Ilmu Falak dalam Teori dan Prakik” , 2005, Cet III, Yogyakarta:

Pustaka Buana, Op cit hlm 173 – 186 11

Ibid, hlm 182-186

Page 120: Metode Penentuan Awal Bulan Kamariyah Menurut Jama'Ah Annazir

105

nyaris 2 derajat, dan tidak ada orang lain yang melihat maka orang ini

harus disumpah.

Dari penjelasan diatas juga sudah jelas bahwa metode Rukyah

yang dipakai oleh Annazir sangat berbeda dengan rukyah yang dipakai

dengan pemerintah Indonesia atau metode dengan metode yang dipakai

oleh Kementerian Agama.

Mereka senantiasa melihat dengan mata hati atau Rukyah bil

Qolbi, dengan tanpa mempedulikan hasil ilmu pengetahuan oleh

berbagai pihak. Mereka menyakini bahwa hasil rukyah dengan mata

hati akan lebih bisa dipertanggung jawabkan dari pada rukyah dengan

ilmu pengetahuan ataupun yang lainnya.

Konsep rukyah yang mereka miliki adalah rukyah dengan mata

hati dan keyakinan yang dilandasi dengan kepercayaan. Jadi rukyah

yang mereka pahami tidak hanya rukyah dengan keyakinan, akan tetapi

dengan Keyakinan dan kepercayaan , mereka mencontohkan seperti

kita melihat nama-nama hari, bahwa hari ini Senin dan besok pasti

Selasa dan besoknya lagi pasti Rabu dan seterusnya.

Menurut hemat penulis bahwa rukyah yang dilakukan oleh

Annazir itu sebenarnya bisa saja dijadikan pedoman, akan tetapi akan

lebih baik apabila kita landasi dengan sebuah ilmu pengetahuan.

Kepercayaan dan mata batin (hati) seseorang belum tentu benar jikalau

sseseorang itu tidak mempunyai landasan yang kuat untuk

mempercayainya.

Page 121: Metode Penentuan Awal Bulan Kamariyah Menurut Jama'Ah Annazir

106

Batin seseorang bisa mempercayai yang benar jika kita berikan

fakta dan argumen yang benar, dan sebaliknya hati kita bisa

mempercayai yang tidak benar apabila kita kuatkan dengan sesuatu

yang tidak benar. Oleh karena itu suatu hati kita akan lebih bisa

menentukan mana yang akan dipercaya apabila kita landasi dengan

ilmu pengetahuan yang dicerna dengan pemikiran yang jernih.

Konsep rukyah dengan ilmu pengetahuan jelas tersirat di dalam

alqur'an. Allah berfirman:

Artinya : “Dia-lah yang menjadikan Matahari bersinar dan bulan

bercahaya dan ditetapkanNya manzilah-manzilah (tempat-

tempat) bagi perjalanan bulan itu, supaya kamu mengetahui

bilangan tahun dan perhitungan (waktu). Allah tidak

menciptakan yang demikian itu melainkan dengan hak. 12

dia

menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya) kepada orang-

orang yang mengetahui”. (QS. Yunus:5) 13

Dan dijelaskan juga dalam salah satu Hadits Rasulullah SAW, di

antaranya:

عبذ أخبرواي ابى عبذ اهلل انحافظ, وابى زكريا ابه ابي إسحاق انمسكي, قال : ثىا ابى

, عه اهلل محمذ ابه يعقىب, ثىا جعفر ابه محمذ, ثىا يحي, ابه إسما عيم ابه جعفر

وسهم عهي صه انه سمع ابه عمر قال : قال رسىل انه عبذ اهلل ابه ديىار أو

12

Yang dimaksud dengan: Allah menjadikan semua yang disebutkan itu bukanlah dengan

percuma, melainkan dengan penuh hikmah. 13

Lajnah Pentashih Mushaf Al-Qur‟an, op cit, hlm. 280.

Page 122: Metode Penentuan Awal Bulan Kamariyah Menurut Jama'Ah Annazir

107

ترؤي إال ان يغم ترؤي وال تفطروا حت :انشهر تسع و عشرون نيهة ال تصىمىا حت

. انصحيح عه يحي ابه يحي( عهيكم فإن غم عهيكم فاقذروا ن )رواي مسهم ف

Artinya : ”MengAbahrkan kepada kami Abu Abdillah al-Hafidz, dan

Abu Zakaria bin Abi Ishaq al-Muzakki, mereka berkata :

bercerita kepada kami Abu Abdillah Muhammad bin

Ya’kub, bercerita kepada kami, Ja’far bin Muhammad,

bercerita kepada kami Yahya, Ismail bin Ja’far

memberitakan, dari Abdullah bin Dinar sesungguhnya

Ibnu Umar berkata : bersabda Rasulullah SAW : bulan itu

29 malam, janganlah kalian berpuasa hingga melihat

hilal, dan janganlah kalian berbuka hingga melihat hilal,

kecuali jika awan menutupi (mendung), maka

sempurnakanlah 30 hari. (HR. Muslim, hadits Shahih

dari Yahya bin Yahya)

Secara ilmiah mungkin Annazir juga mempunyai metode yang

hampir serupa dengan keilmuan Astronomi, yaitu pengetahuan tentang

fase-fase Bulan dan melihat pasang surut air laut. Secara ilmiah fase-

fase Bulan ada delapan yang itu selalu keterkaitan dengan penentuan

awal bulan Kamariyah. Dan mengenai pasang surut air laut, dalam

ilmu Astronomi dijelaskan bahwa air laut akan mengalami pasang

maksimal ketika Bulan penuh (Purnama) dan Bulan baru (New Moon).

Hal ini persis dengan konsep Annazir yang menyatakan bahwa Bulan

baru bisa dinyatakan dengan melihat pasang maksimal air laut.

Jika bisa penulis katakan bahwa sebenarnya dua hal tersebut bisa

membuat kita untuk mencoba mengambil hal positif dari metode yang

dimiliki oleh Annazir, dan sesuai dengan pendapat yang diajukan oleh

MUI bahwa kita tidak boleh terus menerus mengatakan Jama‟ah

Annazir sebagai aliran sesat, mereka tidak sepenuhnya menyimpang,

Page 123: Metode Penentuan Awal Bulan Kamariyah Menurut Jama'Ah Annazir

108

mereka masih bisa kita ambil hal positifnya. Dan sebaliknya sebagai

umat beragama yang mempunyai pedoman masing-masing, kita tidak

boleh sembarangan menerima opini orang tentang suatu hukum syari‟ah

Hubungan pasang tertinggi dengan awal bulan Kamariyah

memang ada, bulan akan pasang atau surut maksimal ketika bumi.

Bulan, dan matahari berada pada satu garis lurus astronomi, akan tetapi

pasang atau pun surut air laut itu tidaklah sama persis anatara satu laut

dengan laut lainnya. Masing-masing laut mempunyai tipe pasut masing-

masing. Berikut jenis dan tipe pasut air laut, yaitu:

1. Tipe Pasang Surut Air Laut

Pasut suatu laut ditentukan oleh frekuensi air pasut setiap

harinya, hal ini disebabkan oleh perbedaan respon setiap

lokasi terhadap gaya pembangkit pasut, dan ini menyebabkan

tipe pasut yang berlainan sepanjang pesisir.

a. Pasang surut harian tunggal (diurnal tide)

Yaitu laut yang ada pasang sekali dan surut sekali dalm

seharian (24 jam). Dan ini biasanya terjadi di laut yang

berada disekitar katulistiwa

b. Pasang surut harian ganda

Yaitu apabila dalam sehari terjadi dua kali pasang dan

dua kali surut

c. Pasang surut campuran condong harian tunggal

Page 124: Metode Penentuan Awal Bulan Kamariyah Menurut Jama'Ah Annazir

109

Yaitu laut yang seharinya terkadang terjadi satu kali

pasang dan satu kali surut, akan tetapi terkadang juga

terjadi lebih dri satu kali

d. Pasang surut campuran condong harian ganda

Yaitu laut yang mengalami dua kali pasang dan dua kali

surut akan tetapi terkadang terjadi satu kali pasang dan

satu kali surut

Dari beberapa tipe pasut diatas, dapat kita ambil suatu

pemahaman bahwa setiap laut mempunyai tipe masing-masing, dan

tidak jarang suatu pasut itu akan berubah-ubah setiap waktunya yaitu

dengan dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti faktor geografi (di

daerah mana laut itu berada), dan lain sebagainya.

Maka menurut hemat penulis tidak akan mungkin bisa

menggunakan konsep bahwa pasang surut air laut akan menentukan

kapan awal bulan Kamariyah yaitu di tempat mana saja, mereka

menggunakan pasang tertinggi di satu tempat untuk semua tempat yang

ada jama‟ah Annazirnya, maka bisa penulis sampaikan bahwa metode

Annazir bisa digunakan apabila memperhatikan kriteria dan tipe pasut

masing-masing daerahnya. Selain itu waktu anatara bumi (pasut) dan

angkasa (ijtima‟) tidaklah sama, dipengaruhi oleh beberapa faktor

seperti refraksi. Maka ketika terjadinya ijtima‟ belum tentu langsung

terjadi pasang tertinggi, bahkan bisa berbeda beberapa jam atau bahkan

hari.

Page 125: Metode Penentuan Awal Bulan Kamariyah Menurut Jama'Ah Annazir

110

Awalnya kita hanya mengenal hilal yang menjadi objek rukyah,

akan tetapi dengan hadirnya Jama‟ah Annazir, maka timbil satu objek

lagi yaitu fenomena alam (Pasut), dan ini adalah sangat berbeda oleh

karena itu metode Annazir banyak diragukan oleh masyarakat.

Dan menurut penulis bahwa bisa saja kita menggunakan pasut

sebagai tanda dari awal bulan Kamariyah, akan tetapi tidak bisa

digunakan sebagai tanda yang harus ada, akan tetapi bisa kita jadikan

sebagai kriteria pasti atau hal yang menentukan. Dan metode ephimeris

lah yang lebih mendekati kebenaran dibandingkan metode Annazir.

Untuk lebih jelasnya penulis akan mencantumkan hasil

perhitungan Annazir di Bogor, Makassar, dan Ephimeris. Sebagai

berikut:

1) Perhitungan berdasarkan metode Kontemporer Indonesia

1. Ijtima‟ akhir bulan Sya'ban 1432 H. terjadi pada tanggal 31 Juli 2011

M, pukul 2j 41

m 00. 09

d WITA

2. Terbenam Matahari pukul 18j 05

m 30.35

d WITA

3. Tinggi hilal hakiki = 6° 18’ 40. 65”

4. Tinggi hilal mar‟I = 6° 35‟ 14. 36”

5. Azimuth Matahari = 288° 15‟ 15.36” (UTSB)

6. Azimuth bulan = 284° 32‟ 07” (UTSB)

7. Letak dan posisi hilal berada dibelahan utara dan disebelah utara

Matahari dengan keadaan miring ke selatan.

Page 126: Metode Penentuan Awal Bulan Kamariyah Menurut Jama'Ah Annazir

111

8. Tanggal 1 Ramadhan 1432 H. diperkirakan jatuh pada tanggal 31 Juli

2011 M jatuh pada hari Jum’at Pahing.

Dari kesimpulan diatas penulis mencoba membandingkan dengan

perhitungan oleh Annazir yang menggunakan terbit bulan sebagai pedoman.

2) Perhitungan berdasarkan metode Annazir

sebagai berikut:14

Terbi bulan:

1) Tanggal 27 Juli 2011 = Pukul 2. 45 WITA

2) Tanggal 28 Juli 2011 = Pukul 3. 33 WITA

3) Tanggal 29 Juli 2011 = Pukul 4. 27 WITA

4) Tanggal 30 Juli 2011 = Pukul 5. 21 WITA

5) Fajar kadzib = pukul 5. 25 WITA

6) Fajar sidik = Pukul 5. 40 WITA

Ketika tanggal 30 Juli terbit Bulan diperkirakan sudah melampaui fajar

kazib kurang lebih selama 15 menit, karena pada saat pengamatan

sesungguhnya Bulan sudah lama terbit diatas ufuknya, akan tetapi tempat

pegunungan yang menyebabkan bulan terbit setelah beberapa menit

berikutnya. Dapat diambil kesimpulan bahwa di Makassar Bulan akan terbit

kurang lebih pada pukul 5. 36 dan sudah melewai fajar kazib dan ini adalah

menunjukan Bulan baru sudah datang. Abah Rangkah menyatakan bahwa

14

Hasil ini dijelaskan oleh panglima Annazir di Makassar, Aba Rangkah pada tanggal 27

Juli 2011

Page 127: Metode Penentuan Awal Bulan Kamariyah Menurut Jama'Ah Annazir

112

Bulan dinyatakan melewati siang sebanyak 15 derajat, karena Bulan terbit

ketika Matahari sudah terbit kurang lebih 15 derajat.

Satu hari mereka pahami sebanyak 54 derajat Bulan berputar, maka

dengan demikian pada anggal 30 Juli 2011 mereka menyaakan bahwa terbit

Bulan melewati 15 derajat siang ( terbit terjadi kira kira pada jam 9 pagi).

Maka puasa akan mereka mulai pada pukul 9. 00 pagi.

B. ANALISIS ISTINBAT DASAR HUKUM AWAL BULAN KAMARIYAH

MENURUT JAMA’AH ANNAZIR

Artinya :”Mengabarkan kepada kami Abu Abdillah al-Hafidz, dan

Abu Zakaria bin Abi Ishaq al-Muzakki, mereka berkata :

bercerita kepada kami Abu Abdillah Muhammad bin

Ya’kub, bercerita kepada kami, Ja’far bin Muhammad,

bercerita kepada kami Yahya, Ismail bin Ja’far

memberitakan, dari Abdullah bin Dinar sesungguhnya

Ibnu Umar berkata : bersabda Rasulullah SAW : Bulan itu

29 malam, janganlah kalian berpuasa hingga melihat

hilal, dan janganlah kalian berbuka hingga melihat hilal,

kecuali jika awan menutupi (mendung), maka

15

Muhammad Abdul Qadir „Athab, Sunan al-Kubra (Lil Imam Abi Bakar Ahmad bin al-

Husain bin Ali al-Baihaqi), Libanon: Daar al-Kutub al-Ilmiah, juz 4, hlm 345.

Page 128: Metode Penentuan Awal Bulan Kamariyah Menurut Jama'Ah Annazir

113

sempurnakanlah 30 hari. (HR. Muslim, hadits Shahih

dari Yahya bin Yahya)

Penulis akan memahami pemikiran jama‟ah Annazir dengan ayat

diatas. Hemat penulis bahwa kata dhomir “hu” diatas menunjukan dhomir

“ hilal” dan pendapat ini juga tidak diragukan lagi oleh kebanyakan ahli

falak yang sudah penulis kenal, bahkan ini tidak diragukan lagi di

kalangan masyarakat falak (ahli falak dan mahasiswa falak) di Indonesia

bahwa yang dimaksud di ayat ini adalah hilal dan bukan pasang surut ait

laut.

Pemerintah Indonesia menjelaskan hilal adalah sawal bulan kecil

yang berbentuk sabit kemudian bergeser hingga menempati manzilah-

manzilah hingga akirnya menempati manzilah puncak yaitu pada posisi

purnama dan menempati manzilah terakhir yang kelihatan seperti tanda

kering. 16

Hadits yang selaras dengan hadits diatas adalah :

صه اهلل انه لىسر نا امهىاهلل ع يضر رمع به انهذبع هع عافو هع

ا ورطفا تنو الهها انور تتا حىمىصا تل : ناقف انضمر ركعهي وسهم ر

17 )رواي انبخاري( انورذاقف مكيهع مغ ناف يور تتح

Artinya : “Dari Nafi’ dari Abdillah bin Umar bahwasanya

Rasulullah saw menjelaskan bulan Ramadan kemudian

beliau bersabda: janganlah kamu berpuasa ssampai kamu

16

Kementerian Agama RI, Almanak Hisab Rukyah, cet III, Jakarta: Direktorat Jenderal

Bimbingan Masyarakat Islam Kemenag RI, 2010, hlm 10 17

Muhammad ibn Isma‟il al Bukhari, Shohih Bukhari, Juz III, (Beirut: Dar al Fikr, tt), hlm.

34.yang melengkung.

Page 129: Metode Penentuan Awal Bulan Kamariyah Menurut Jama'Ah Annazir

114

melihat hilal dan (kelak) janganlah kamu berbuak sebelum

melihatnya lagi. Jika tertutup awan maka perkirakanlah

(HR Bukhari)

Di hadits ini telah dijelskan bahwa dhomir “hu” di hadits pertama

berarti “hilal” dan bukan pasut air laut.

Hal yang dipahami oleh Annazir bahwa mereka tidak terlalu

memperhatikan hadits tersebut, karena mereka mereka mempunyai bukti

yang lebih kuat bahwa penentuan awal bulan Kamariyah yang mereka

milik adalah yang paling benar yaitu langsung dari Bani Tamim yaitu

Syeikh Syamsur Madjid.

Mereka memahami bahwa Syeikh Syamsur Madjid adalah Bani

Tamim yang diturunkan oleh Allah untuk mengajari langsung tentang

metode penentuan awal bulan Kamariyah kepada umat di belahan bumi

paling timur. Dan mereka menyakini bahwa tepi Danau Mawang dan

Gunung Baraeng adalah tempat yang timur.

Pasang surut air laut adalah fenomena alam yang bisa saja terjadi

beberapa kali setiap waktu yang tidak bisa ditentukan oleh manusia, bisa

saja dalam sehari akan terjadi pasang dua kali, maka bagaimana bisa

mereka memahami begitu teguh bahwa pasang tertinggi adalah tanda awal

bulan Kamariyah. Bisa saja pasang yang mereka pahami tertinggi adalah

bukan tertinggi, karena seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa

ketika ijtima‟ belum langsung terjadi pasang air laut yang tertinggi, dan

mungkin saja ketika ijtima‟ mungkin saja terjadi pasang air laut, akan

tetapi ini bukan yang tertinggi.

Page 130: Metode Penentuan Awal Bulan Kamariyah Menurut Jama'Ah Annazir

115

Penulis pernah melakukan pengamatan bahwa ketika air lau pasang

dan kemudian berlahan surut itu tidak ketika perpisahan bulan, di hari

kedua penulis menemukan pasang yang lebih rendah lagi, dan air laut pun

bisa saja berpindah posisi di suatu waktu yang begitu cepat. Maka

alangkah baiknya bahwa pasut air laut ini hanya digunakan sebagai tanda

sekunder saja, dan bukan sebagai tanda primer untuk menentukan awal

bulan Kamariyah.

Artinya: “Dan makan minumlah hingga jelas benar bagi kamu

benang putih dan benang hitam, yaitu fajar. kemudian

sempurnakanlah puasa itu sampai (datang) malam, (QS.

Al-baqarah: 187)

Ayat diatas diantaranya menjelaskan tentang kapan mulai dan

mengakhiri ibadah puasa yaitu dari fajar hingga malam. Para Ulama‟

sepakat bahwa malam ini adalah ghurub yaitu ketika terbenamnya

matahari. Dan begitu juga dengan Jama‟ah Annazir sepakat dengan

pendapat itu.

Jama‟ah Annazir yang memahami perintah menyegerakan berbuka

dan memperlambat sahur, mereka membatasi waktu sahur sampai jam

Page 131: Metode Penentuan Awal Bulan Kamariyah Menurut Jama'Ah Annazir

116

5.25 yaitu tepat ketika fajar kadzib, sedangkan akhir puasa mereka akhiri

ketika malam yaitu waktu ghurub.

Adapun tentang mereka mengawali puasa ketika terbit bulan yaitu

terkadang pada siang hari misalnya jam 10.00 itu mereka lakukan sebagai

permulaan jiwa untuk menghadapi bulan Ramadhan, dan belum mereka

hitung sebagai puasa hari pertama (pada tanggal 1).

Begitu pula hari raya mereka selalu mengawalinya dengan

berakhirnya puasa Ramadhan di tanggal 29 atau 30 pada jam 10.00 juga

yaitu untuk menutup hari ke 29 atau 30 di bulan Ramadhan, dan untuk

melengkapi hari terakhir puasa mereka.

Page 132: Metode Penentuan Awal Bulan Kamariyah Menurut Jama'Ah Annazir

117

BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dari Beberapa pembahasan dan pendapat dari berbagai sumber yang

telah penulis utarakan pada bab sebelumnya. Maka dapat disimpulkan dalam

Beberapa point di bawah ini yaitu :

1. Metode Penentuan Awal Bulan Kamariyah Jama’ah Annazir

Jama’ah Annazir mempunyai dua metode dalam menentukan awal

bulan Kamariyah, yaitu metode hisab dan metode rukyah. Metode rukyah

mereka menggunakan angka 54 menit sebagai angkah tambahan terbit

bulan di setiap harinya.

Adapun metode rukyah Jama’ah Annazir menggunakan terbit bulan

dan pasang surut air laut sebagai objek rukyah yang kemudian digunakan

sebagai tanda awal bulan Kamariyah terjadi.

Ada beberapa cara yang mereka lakukan dalam melakukan metode

rukyahnya, yaitu mengamati fenomena alam seperti pasut air laut (tanda

primer), kilat, huja, dan angin (sekunder), meliat fase-fase bulan, dan

menerawang dengan kain hitam.

Dalam metode Hisab dan metode Rukyah Annazir tidak memakai

data koreksi sebagaimana yang dipakai oleh metode Ephimeris ataupun

metode yang lainnya. Adapun mengenai keakuratan metode penentuan

awal bulan Kamariyah menurut Jama’ah Annazir jika dibandingkan dengan

Page 133: Metode Penentuan Awal Bulan Kamariyah Menurut Jama'Ah Annazir

118

metode Ephimeris dan metode modern lainnya, bisa dikatakan kurang

akurat.

Metode penentuan awal bulan Kamariyah khususnya metode Hisab

Annazir lebih singkat dibandingkan dengan metode Ephimeris atau metode

lainnya. Dan begitu juga dengan metode Rukyah Annazir juga lebih simpel

jika dibandingkan dengan metode Rukyah yang lainnya.

Tersebarnya Jama’ah Annazir menjadikan perbedaan diantara

meraka muncul walaupun secara eksistensinya mereka tetap sebagai

kelompok yang bersatu (tanpa perbedaan). Mereka mulai dipengaruhi

faktor geografis, pendidikan, dan lain sebagainya. Hal ini juga terjadi

pada penentuan awal bulan Kamariyah. Berikut akan ada sedikit

kesimpulan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi metode penentuan

awal bulan Kamariyah bagi Jama’ah Annazir:

2. Istinbat dasar hukum metode pennetuan awal bulan

Kamariyah menurut Jama’ah Ananzir

Secara umum mereka memahami bahwa titik awal pemikiran

Jama’ah Annazir adalah dari kepercayaan tentang Bani Tamim yang telah

mengajarkan tentang metode penentuan awal bulan Kamariyah secara

langsung dengan wujud Syeikh Syamsur Madjid yang mengajarkan

langsung dengan Abah Rangkah, Abah Juanda, dan lain-lain.

Mereka tidak begitu memperhatikan tafsiran para mufassir terhadap

ayat-ayat ataupun hadits-hadits tentang awal bulan Kamariyah. Mereka

hanya memegang teguh ajaran panglima mereka.

Page 134: Metode Penentuan Awal Bulan Kamariyah Menurut Jama'Ah Annazir

119

Walaupun demikian kita juga tidak bisa menyalahkan sepenuhnya

tentang metode awal bulan Kamariyah. Bisa saja ini menambahkan

pengetahuan tambahan bagi kita dalam menentukan awal bulan Kamariyah.

B. SARAN-SARAN

1. Dengan adanya hasil penelitian ini, penulis berharap akan ada beberapa

peneliti lainnya yang akan melanjutkan penelitian tentang penentuan awal

bulan Jam’ah An-nazir yang lebih spesifik dari penelitian ini

2. Ajaran semua kelompok muslim di Negara Indonesia hendaknya tidak

selalu dibatasi ataupun dibiarkan oleh pemerintah, hal ini tugas

Kementerian Agama untuk melihat perkembangan mereka. Hal ini

berkenaan dengan kebebasan beragama.

3. Dengan adanya keilmuan yang semakin modern hendaknya menjadikan

kita sebagai ahli falak untuk menjadikannya sebagai pembantu untuk

menemukan hasil yang lebih akurat.

C. PENUTUP

Sebagai manusia biasa, penulis sadar dalam menyelesaikan karya ini

masih banyak kekurangan dan kekhilafan dalam memaparkan data-data

ataupun pendapat-pendapat dari beberapa ulama’ dan ilmuan, dan

pengungkapan masalah juga kurang memuaskan, dengan demikian saran dan

kritik yang membangun dari para pembaca sangat penulis harapakan.

Page 135: Metode Penentuan Awal Bulan Kamariyah Menurut Jama'Ah Annazir

DAFTAR PUSTAKA

Abah, Syeikh Muhammad Al-Mahdi Abdullah, Pedoman Pelaksanaan Sholat

Ahlulbayt, , Makassar: Majlis latiful akbar Mawang, tt

Abdullah, E. Darwan, Jam Hijriyah (Menguak Konsepsi Waktu dalam Islam),

Cet I, Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2011,

Abuddin Nata, Metodologi Studi Islam, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada,

2006

Abdul, Muhammad Aziz al-Halidi, Irsyadus Syariy, jil IV, Beirut: Daarul al-

Kotob al-Alamiyah, 1996

Abi, Imam Husain bin al-Hujjaaj al-Qusyairi An-Nasaburi , Shahih Muslim,

juz 1, Beirut: Daar al-Kitab al-„alamiyyab

Anam, Ahmad Syifa'ul, Studi Tentang Hisab Awal Bulan Qomariyah Dalam

Kitab Khulashotul Wafiyah Dengan Metode Haqiqi Bit Tahkik, Skripsi

Fakultas Syariah IAIN Walisongo Semarang, 1997.

Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta:

Rineka Cipta, 2007

Ash-Shiddiqiey, Teungku Muhammad Hasbi “ Fiqh Sunnah” , jil 5, Cet II,

Semarang: PT Pustaka Rizki Putra, 1997

Azhari, Susiknan, Ensiklopedi Hisab Rukyah, Yogyakarta : Pustaka Pelajar,

2005.

______________, Ilmu Falak "Perjumpaan Khazanah Islam dan Sains Modern",

Yogyakarta: Suara Muhammadiyah, 2007.

______________, Hisab dan Rukyah “Wacana Untuk Membangun Kebersamaan

di Tengah Perbedaan”, cet. I, Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2007.

Page 136: Metode Penentuan Awal Bulan Kamariyah Menurut Jama'Ah Annazir

Azwar, Saifuddin, Metode Penelitian, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, Cet-5,

2004.

Badan Hisab Dan Rukyah Departemen Agama, Almanak Hisab Rukyah, Jakarta:

Proyek Pembinaan Badan Peradilan Agama Islam, 1981.

Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi IV

Jakarta:PT Gramedia Pustaka Utama, 2008.

Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, Semarang: PT. Karya

Toha Putra, tt.

, Pedoman Perhitungan Awal Bulan Qamariyah, cet II,

Jakarta: Ditbinbapera, 1995.

Direktorat Urusan agama Islam dan Pembinaan syariah Ditjen Bimbingan

Masyarakat Islam Departemen Agama RI, Ephemeris Hisab Rukyat 2010,

Jakarta: Departemen Agama RI, 2010.

Hambali, Slamet, Almanak Sepanjang Masa, Semarang: IAIN Walisongo, tt.

Harun, Yusuf, Pengantar Ilmu Falak, Banda Aceh: Yayasan Pena, 2008

Hasni, Pandangan Jama‟ah Annazir Dalam Menentukan Awal Bulan Qamariyah,

Tesis. Pasca Sarjana, Prodi Falak IAIN Walisongo: Semarang, 2011

Hollander, H. G Den. Ilmu Falak (Untuk Sekolah Menengah di Indonesia),

Djakarta: J. B Wolters Groningen, 1951

Izzuddin, Ahmad, Analisis Kritis Tentang Hisab Awal Bulan Qamariyah Dalam

Kitab Sullamun Nayyirain, Skripsi Sarjana, Seamarang: Fakultas Syari‟ah

IAIN Walisongo, 1997.

Page 137: Metode Penentuan Awal Bulan Kamariyah Menurut Jama'Ah Annazir

_______________, Fiqh Hisab Rukyah Di Indonesia (sebuah upaya penyatuan

madzhab rukyah dengan madzhab hisab), Yogyakarta: Logung Pustaka,

2004.

, Zubaer Umar al-Jaeelany Dalam Sejarah Pemukiran Hisab

Rukyah di Indonesia, Laporan Penelitian Individual, Semarang: Proyek

PTA/IAIN Walisongo , 2002.

, Melacak Pemikiran Hisab Rukyah Syeikh Yasin bin Isa al-

Padangi (Studi Atas Kitab Al-Mukhtasor Al-Muhadzab) , Semarang: IAIN

Walisongo Semarang , 2009

Jamil. A, Ilmu falak (Teori & Aplikasi). Jakarta: Amzah, 2009

Jailany, Zubair Umar, al-Khulasoh al Wafiyah, Surakarta: Melati, tt.

Khazin, Muhyiddin, Kamus Ilmu Falak, Yogyakarta : Buana Pustaka, 2005.

_______________, Ilmu Falak dalam Teori dan Praktik, , Yogyakarta: Buana

Pustaka, 2005

Kiftiyah, Anifatul, posisi penggunaan penanggalan jawa islam Dalam

pelaksanaan ibadah Di keraton ngayogyakarta hadiningrat Skripsi,

Program Studi Konsentrasi Ilmu Falak Jurusan Al- Ahwal Al- Syakhsiyah

Fakultas Syari‟ah IAIN Walisongo Semarang , 20210

Munawwir, Achmad Warson, Kamus Al-Munawwir Arab-Indonesia Terlengkap,

cet. I, Yogyakarta: Pustaka Progressif, 1984.

Muslim, Abu Husain bin al Hajjaj, Shohih Muslim, Jilid I, Beirut: Dar al Fikr,

tt,

NN, Pedoman Perhitugan Awal Bulan Qamariyah, Jakarta: Proyek Pembinaan

Administrasi Hukum dan Peradilan Agama, tt.

Rumaningsih, Endang, Mahir Berbahasa Indonesia, cet II, Semarang: RaSAIL,

Page 138: Metode Penentuan Awal Bulan Kamariyah Menurut Jama'Ah Annazir

2006.

Saksono, Tono, Mengkompromikan Rukyat & Hisab” 2007, Jakarta: PT.

Amytas Publicita, 2007

Saifuddin Azwar , metode penelitian, Pustaka pelajar: Yogyakarta. Cet-V 2004

Saifuddin, Endang Anshari, Wawasan Islam (Pokok-pokok pikiran tentang

paradigma dan sistem islam), Cet I, Jakarta: Gema Insani Press, 2004

Shiddiqi, Nourouzzaman, Jeram-jeram Peradaban Muslim, cet I Yogyakarta:

Pustaka Pelajar, 1996.

Siregar , Suryadi ”Benda Keciil dalam Tata Surya”, Bandung: ITB ( institut

Tekhnologi Bandung), 2009

_______________, Gerak dan Posisi Benda Langit, 2003. ITB: Bandung

Simamora, P, Ilmu Falak (Kosmografi) “Teori, Perhitungan, Keterangan, dan

Lukisan”, cet XXX, Jakarta: C. V Pedjuang Bangsa, 1985.

Sugiyono “metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D” , Cet ke-10,

Bandung: Al-Fabeta, 2010

Suprayogi, Suwito, Antara Wukuf dan Arafah “Pengertian dan Aplikasinya”,

Jakarta 26 Pebruari 2008.

Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus

Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1989.

Tim Penyusun Pedoman Penulisan Skripsi, Pedoman Penulisan Skripsi,

Semarang: Fakultas Syari‟ah IAIN Walisongo Semarang, 2008.

Yulianto, Diyan dan M. S. Rohman, Sumbangan-sumbangan karya Sains super

dahsyat Islam Abad Pertengahan, Cet I, Jakarta: Diva Press, 2010

Makalah Seminar Nasional, Penentuan Awal Bulan Kamariyah di Indonesia

(Merajut Ukhuwah di Tengah Perbedaan), Yogyakarta, 2008

Page 139: Metode Penentuan Awal Bulan Kamariyah Menurut Jama'Ah Annazir

Wawancara dengan Abah Rangkah (pimpinan / panglima Jama‟ah Annzir di

Makasar), 27 Juli 2011, pemondokan Danau Romang Lompoa,

Bontomarannu, Gowa, Sulawesi Selatan

wawancara dengan ustadz Arif Tani (salah satu pembesar Jama‟ah Annazir di

Makasar), 27 Juli 2011, pemondokan Danau Romang Lompoa,

Bontomarannu, Gowa, Sulawesi Selatan

wawancara dengan ustadz Syafi‟ ( salah-satu pembesar Jama‟ah Anazir di

makasar),

29 juli 2011,

pemondokan Danau Romang Lompoa,

Bontomarannu, Gowa, Sulawesi Selatan

http:// arowelitenggara. wordpress. com. /2008/08/05/144

http:// arowelitenggara. wordpress. com.

http://wilayyahAll. Blogspot. com/2011/07

Page 140: Metode Penentuan Awal Bulan Kamariyah Menurut Jama'Ah Annazir

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Hesti Yozevta Ardi

Tempat/Tanggal Lahir : Lahat, 24 Agustus 1989

Alamat Asal : Desa Tanjung Agung, Kecamatan Ulu Musi,

Kabupaten Empat Lawang, Sumatra Selatan-

31594

Alamat sekarang : PP. Daarun Najaah

JL. Stasiun Jrakah No 275, Jrakah – Tugu

Semarang – Jawa Tengah 50151

Pendidikan Formal :

- SDN. No 46 Talang Jambi : Tahun 1996 - 2002

- MTs Ar-Rahmah Curup Bengkulu : Tahun 2002 – 2005

- MAN. 2 Curup Bengkulu : Tahun 2005- 2008

- MAS Ar-Rahmah Curup Bengkulu : Tahun 2005 - 2008

Pendidikan Non Formal :

- Pon-Pes Ar-Rahmah Curup Bengkulu : Tahun 2002 - 2008

- Kurusus Menjahit, Konveksi Ar-Rahmah : 2006 - 2008

- Ma’had Aliy Daarun Najaah, Semarang : Tahun 2008 – 2012.

- Pendidikan Bahasa Inggris Acces, Pare : Tahun 2009.

- Pendidikan Bahasa Inggris Webster, Pare. : Tahun 2009.

- Pendidikan Bahasa Inggris Baterfly, Pare : Tahun 2009

- Pendidikan TOEFL dan TOAFL IAIN Walisongo. Tahun 2009/2010

Page 141: Metode Penentuan Awal Bulan Kamariyah Menurut Jama'Ah Annazir

Pengalaman Organisasi :

- Bendahara pramuka MTs Ar-Rahmah : Tahun 2003 - 2004

- Anggota Sie. Bahasa OSAR (Organisasi Santri Ar-Rahmah) MTs Er-

Rahmah 2003 - 2004

- Ket. Sie. Bahasa dan Keamanan OSAR (Organisasi Santri Ar-Rahmah)

Mts dan MA Ar-Rahmah 2005 - 2006.

- Ketua OSAR ( Organisasi Santri Ar-Rahmah) tahun 2007 – 2008

- Ketua pembina Pramuka PASKIN (Pasukan Inti) Penegak dan Penggalang

Pon-Pes Ar-Rahmah

- Anggota sie. DEPKOMINFO di Organisasi CSS MoRA (Comunity Santri

of Scholars Ministri of Religion Affairs), IAIN Walisongo, Semarang

tahun 2010 - 2011

- Lurah Asrama Pon-Pes Darunnajah putri selatan, Semarang Jawa Tengah

tahun 2010 – 2011

- Anggota PMII rayon Syari’ah IAIN Walisongo, Semarang tahun 2008-

sekarang.

- Anggota CSS Mora (Community of Santri Scholar of Ministry of

Religious Affair) tahun 2008 – sekarang.

- Ketua Umum KFPI ( Komunitas Falak Perempuan Indonesia), Semarang

Jawa Tengah tahun 2011 – sekarang

Page 142: Metode Penentuan Awal Bulan Kamariyah Menurut Jama'Ah Annazir

Pengalaman prestasi :

- Juara 2 Pidato Bahasa Inggris utusa Pon-Pes Ar-Rahmah di Asrama Haji

Bengkulu tahun 2007.

- Juara Pidato Bahasa Inggris Utusan Pon-Pes Ar-Rahmah di Masjid Al-

Jihad Curup

- Juara Umum lomba Sarhil Qur’an di MTQ se-Kabupaten Rejang Lebong

di Masjid Agung Curup tahun 2007

Demikian riwayat hidup ini penulis buat dengan sebenar-benarnya untuk

menjadi maklum dan periksa adanya.

Semarang, 8 Maret 2012

Hesti Yozevta Ardi

NIM. 082111073

Page 143: Metode Penentuan Awal Bulan Kamariyah Menurut Jama'Ah Annazir

LAMPIRAN

A. PERHITUNGAN AWAL BULAN SYAWAL 1432 H

a) Konversi Tanggal Hijriyah-Masehi

a. Tanggal yang akan dihitung adalah akhir Bulan Sya'ban tahun 1432 H,

yaitu tanggal 29 Sya'ban 1432.

b. Markaz : Makassar

c. Lintang Tempat (φ) : 5°08’

d. Bujur Tempat (λ) : 119° 24’00” BT

e. Tinggi Tempat : 200 meter di atas permukaan laut

f. Konversi tanggal 29 Sya'ban 1432 H

Tahun tam 1431 tahun + 7 Bulan + 29 hari

1431 : 30 = 47 daur + 21 tahun + 7 Bulan + 29 hari

47 daur = 47x 10631 hari = 499657 hari

21 tahun = (21 x 354 hari) +8 = 7442 hari

7 Bulan = 207 hari

29 hari = 29 hari +

Jumlah = 507335 hari

Anggaran Baru Gregorius = 13 hari

Selisih Masehi-hijriyah = 227016 hari +

Jumlah = 734364 hari

734364÷7 = 104909 lebih 1 = jum'at (dihitung mulai jum’at)

734364÷ 5 = 146872 lebih 4 = wage (dihitung mulai legi)

734364 ÷1461 = 502 siklus, lebih 942 hari

Page 144: Metode Penentuan Awal Bulan Kamariyah Menurut Jama'Ah Annazir

502 x 4 tahun = 2008 tahun

942 : 365 = 2 tahun , 212 hari

212 hari: 30 = 6 Bulan, 31 hari

Maka dengan demikian tanggal 1 Ramadhan 1432 H jatuh pada

tanggal 31 Juli 2011 M.

1. Menghitung saat Ijtima’ akhir Bulan Sya'ban 1432 H bertepatan dengan

tanggal 30 Juli 2011 M.

FIB1 terkecil pada tanggal 30 Juli 2011 M adalah 0, 00099 pada pukul 18.

00 GMT.

ELM2 pada pukul 02. 00 GMT = 127° 14’ 19”

ALB3 pada pukul 10. 00 GMT = 127° 16’ 43”

Sabaq Matahari (SM) per jam :

ELM pukul 18. 00 GMT = 127°14’ 19”

ELM pukul 19. 00 GMT = 127° 16’ 43” _

Sabaq Matahari (SM) = -0° 02’ 24”

Sabaq Bulan (SB) per jam :

ALB pukul 18. 00 GMT = 126° 51’ 48”

ALB pukul 19. 00 GMT = 127° 27’ 09” _

Sabaq Bulan = -0° 35’ 21”

Rumus Ijtima’ :

Jam FIB (GMT) + (ELM-ALB) + 08. 00 (WITA)

1 Fraction Illumination Bulan

2 Ecliptic Longitude Matahari

3 Apparent Longitude Bulan

Page 145: Metode Penentuan Awal Bulan Kamariyah Menurut Jama'Ah Annazir

SB - SM

Ijtima’ = 18. 00 + (127° 14’ 19” - 126° 51’09”) + 07. 00 (WIB)

0° 35’ 21”- 0° 02’ 24”

= 18. 00 + (0° 23’ 10”) + 08. 00 (WITA)

0° 32’ 57”

= 26° 41’ 00. 09”………………. tanggal 30 Juli 2011-12-09

= 2j 41

m 00. 09

d………………. . . tanggal 31 Juli 2011

Jadi ijtima’ terjadi pada tanggal 31 Juli 2011 M, terjadi pada pukul

2:42:11. 11 WIB

2. Menghitung posisi dan keadaan hilal akhir Sya'ban 1432 H. menjelang

awal Ramadhan 1432 H.

Ijtima’ akhir Sya'ban 1432 H, terjadi pada tanggal 31 Juli 2011 M pukul

2:42:11. 11 WIB.

Mencari Sudut waktu Matahari (t°) saat terbenam.

Deklinasi Matahari pada jam 18 WITA / 10. 00 GMT = 18° 17’

52”

Equation of time = -0° 6’ 25”

D’ (Dip) = 0° 1, 76’ x √200 = 0° 24’ 53, 41”

Refraksi = 0° 34’ 30”

Semi diameter Matahari = 0° 15’ 45. 28”

Lintang Tempat = 50 08' 00" LS

Bujur Tempat = 1190 51' 00" BT

Page 146: Metode Penentuan Awal Bulan Kamariyah Menurut Jama'Ah Annazir

Koreksi waktu daerah (Kwd) = 119° 24’ - 120° ÷ 15 = -0° 2’ 24”

Rumus tinggi Matahari (ho): h

o = 0° - Sd – Ref – Dip’

h° = 0°- 0° 15’ 45, 28” - 0° 34’ 30” + 0° 2’ 24, 00” = - 1° 15’ 08. 69”

Rumus sudut waktu Matahari (t°) : cos t = - tan φ . tan δ + sin

h/cos φ/cos δ

cos t = cos -1

(-tan -5° 08’ x tan 18° 17’ 52” + sin -1° 15’ 08, 25” ÷ cos

-5° 08’ ÷ cos 18° 17’ 52”) = 89° 37’ 20. 25”

t° = 89° 37’ 20. 25”

t°/15 = 5° 58’ 29. 35”

Mencari Saat Matahari Terbenam

Rumus : 12 – e + t – Kwd

12 + (-)00 6’ 25” + 5° 58’ 29. 35” –(119

0 51’ 00” : 15)

Ghurub = 100

05’ 30.35” (GMT) + 08j

Ghurub = 18j 05

m 30.35

d (WITA)

Mencari Asenciorekta (A. R) Matahari

Rumus : A - (A-B) x C/1

A. R° pukul 10. 00 GMT = 130° 17’ 22”

A. R° pukul 11. 00 GMT = 130° 19’ 48”-

= - 0° 2’ 26”

AR0 = 1300 17' 08.6"

Mencari Asenciorekta Bulan

A. Rc pukul 10. 00 GMT = 137° 32’ 31”

Page 147: Metode Penentuan Awal Bulan Kamariyah Menurut Jama'Ah Annazir

A. Rc pukul 11. 00 GMT = 138° 06’ 49”-

= -0° 34’ 18”

ARc = 1370 29' 22"

Mencari Susut Waktu Bulan (tc)

Rumus tc = A. R° - A. R

c + t

°

tc = 130

0 17' 08.6" - 137

0 29' 22" + 89° 37’ 20. 25”= 82° 12’ 50. 87”

tc = 82° 25’ 06. 7”

Mencari Deklinasi Bulan (δc)

Rumus interpolasi = A - (A-B) x C/1

δc pukul 10. 00 GMT = 11° 58’ 56”

δc pukul 11. 00 GMT = 11° 46’ 34”-

= 0° 12’ 22”

ARc = 12

0 00' 04. 09"

Mencari Tinggi Hilal Hakiki (hc)

Data:

LT Makassar (φ) = -5° 08' LS

Deklinasi Bulan (δc) = 120 00' 04. 09"

Sudut waktu Bulan (tc) = 82° 12’ 50. 87”

Rumus = Sin hc = Sin φ x sin δ + cos x cos δ x cos t

c

Sin hc = sin -5° 08' x sin 12

0 00' 04. 09"+ cos -5° 08’ x cos 12

0 00' 04. 09"”

x cos 82° 25’ 06. 7”

hc = 6° 18’ 40. 65”

Mencari Tinggi Hilal Mar’i

Page 148: Metode Penentuan Awal Bulan Kamariyah Menurut Jama'Ah Annazir

Rumus : A- (A-B) x C/1

Data :

hc = 6° 18’ 40. 65”

dip = 0° 24’ 53, 41”

Hpc :

HPc pukul 10. 00 GMT = 0° 59’ 22”

HPc pukul 11. 00 GMT = 0° 59’ 23”-

= 0° 00’ 01”

HPc = 0° 59’ 21.91”

Sdc :

sdc pukul 10. 00 GMT = 0° 16’ 10. 65”

sdc pukul 11. 00 GMT = 0° 16’ 10. 97”-

= 0° 00’ 00, 32”

sdc = 0° 16’ 10. 62”

Ref :

Ref = 00 34' 30. 00"

Parallax = cos hc x HP

Parallax = cos 6° 18’ 40. 65” x 0° 59’ 22" = 0° 59’ 00. 32”

Tinggi hilal mar'I

Rumus :

h’c = h

c- Par + sd

c + Ref +dip

h’c

= 6° 18’ 40. 65”- 0° 59’ 00. 32”+ 0° 16’ 10. 62” + 00° 34’ 30. 00” +

0° 24’ 53, 41”

Page 149: Metode Penentuan Awal Bulan Kamariyah Menurut Jama'Ah Annazir

= 6° 35’ 14. 36”

Mencari Azimut (Ao) Matahari dan Bulan

Azimut Matahari

Data:

LT Makassar (φ) = -5° 08' LS

Deklinasi Matahari (δo) = 18° 17’ 52”

Sudut waktu Matahari (to) = 89° 37’ 20. 25”

Rumus = Cotan A = -sin φ / tan t° + cos φ tan δ: sin t°

Cotan A = -sin -5° 08' / tan 89° 37’ 20. 25” + cos -05° 08' x tan 18° 17’

52” / sin 89° 37’ 20. 25”) = 71° 44’ 23. 63”

Ao = 71° 44’ 23. 63” (U-B)

= 18° 15’ 36. 37” (B-U)

Azimutnya = 288° 15’ 15.36”

Azimuth Bulan (Ac)

Data:

LT Makassar (φ) = -5° 08' LS

Deklinasi Bulan (δc) = 120 00' 04. 09"

Sudut waktu Bulan (tc) = 82° 12’ 50. 87”

Rumus = Cotan A = - sin φ : tan tc + cos φ tan δ : sin t

c

Cotan A = - sin -05° 08’ / tan 82° 12’ 50. 87” + cos -05° 08' x tan 120

00' 04. 09" / sin 82° 12’ 50. 87” = 75° 27’ 52, 87” (U-B)

= 14° 32’ 07. 13” (B-U)

Azimutnya = 284° 32’ 07”

Page 150: Metode Penentuan Awal Bulan Kamariyah Menurut Jama'Ah Annazir

Letak dan Posisi Bulan

Letak dan posisi Bulan berada di belahan utara dan di sebelah utara

Matahari sejauh

Matahari (+) letaknya bearti di sebelah utara = 18° 15’ 36.37

Bulan (+) letaknya bearti di sebelah utara = 14° 32’ 07. 13”

Ac - A° = 14° 32’ 07. 13”- 18° 15’ 36.37 = 03° 43’ 29. 24”

Kesimpulan

1. Ijtima’ akhir Bulan Sya'ban 1432 H. terjadi pada tanggal 31 Juli 2011

M, pukul 2j 41

m 00. 09

d WITA

2. Terbenam Matahari pukul 18j 05

m 30.35

d WITA

3. Tinggi hilal hakiki = 6° 18’ 40. 65”

4. Tinggi hilal mar’I = 6° 35’ 14. 36”

5. Azimuth Matahari = 288° 15’ 15.36” (UTSB)

6. Azimuth Bulan = 284° 32’ 07” (UTSB)

7. Letak dan posisi hilal berada dibelahan utara dan disebelah utara

Matahari dengan keadaan miring ke selatan.

8. Tanggal 1 Ramadhan 1432 H. diperkirakan jatuh pada tanggal 31 Juli

2011 M jatuh pada hari Jum’at Pahing.

Dari kesimpulan diatas penulis mencoba membandingkan dengan

perhitungan oleh Annazir yang menggunakan terbit Bulan sebagai pedoman.

Page 151: Metode Penentuan Awal Bulan Kamariyah Menurut Jama'Ah Annazir

B. Contoh Perhitungan Jama’ah Annazir

1. Hasil perhitungan Annazir Makassar

Terbit Bulan:

a. Tanggal 27 Juli 2011 = Pukul 2. 45 WITA

b. Tanggal 28 Juli 2011 = Pukul 3. 33 WITA

c. Tanggal 29 Juli 2011 = Pukul 4. 27 WITA

d. Tanggal 30 Juli 2011 = Pukul 5. 21 WITA

e. Fajar kadzib = pukul 5. 25 WITA

f. Fajar sidik = Pukul 5. 40 WITA

Ketika tanggal 30 Juli terbit Bulan diperkirakan sudah melampaui

fajar kadzib kurang lebih selama 15 menit, karena pada saat pengamatan

sesungguhnya Bulan sudah lama terbit diatas ufuknya, akan tetapi tempat

pegunungan yang menyebabkan Bulan terbit setelah beberapa menit

berikutnya. Dapat diambil kesimpulan bahwa di Makassar Bulan akan

erbi kurang lebih pada pukul 5. 36 dan sudah melewai fajar kadzib dan ini

adalah menunjukan Bulan baru sudah datang. Aba Rangkah menyatakan

bahwa Bulan dinyatakan melewati siang sebanyak 15 derajad, karena

Bulan terbit ketika Matahari sudah terbit kurang lebih 15 derajat.

2. Hasil di Bogor

Terbit Bulan:4

a. Tanggal 27 Juli 2011 = Pukul 1. 45 WIB

b. Tanggal 28 Juli 2011 = Pukul 2. 33 WIB

c. Tanggal 29 Juli 2011 = Pukul 3. 27 WIB

d. Tanggal 30 Juli 2011 = Pukul 4. 21 WIB

e. Tanggal 31 Juli 2011 = Pukul 5. 15 WIB

f. Fajar kadzib = pukul 5. 25 WIB

g. Fajar sidik = Pukul 5. 40 WIB

Hasil yang diutarakan oleh Abah Juanda (Panglima Annazir di Bogor)

bahwa berdasarkan fenomena alam yang terjadi bahwa 1 Ramadahan juga

4 Hasil wawancara via telpon dengan aba Juanda (panglima Annazir kota Bogor) pada

tanggal 10 Januari 2012 baru-baru ini. /

Page 152: Metode Penentuan Awal Bulan Kamariyah Menurut Jama'Ah Annazir

terjadi sekitar seperempat siang pada tanggal 31 Juli 2011 (sekitar jam 9.

00).

C. Hasil Wawancara

1. Dengan Abah Rangkah (Panglima Jama’ah Annazir di Makassar)

Makassar, 27 Juli 2011. Pkl 13.26 WITA

Hesti : Assalamualaikum Wr Wb bapak

Abah : Walaikumsalam Wr Wb

Hesti`: Perkenalkan saya mahasiswa Konsentrasi Ilmu Falak IAIN

Walisongo Semarang, saya ingin mewawancari Abah terkait

tentang Jama’ah Annazir

Abah : ya silakan

Hesti : Apa itu Jama’ah Annazir?

Abah : Jama’ah Annazir adalah sebuah yayasan yang beranggotakan

para muslimin dan muslimat ang memegang ajaran teguh, tujuan,

visi dan misi yang satu yaitu menegakkan hukum hakam Allah di

muka Bumi Allah

Hesti : Kapan berdirinya Jama’ah Annazir ini?

Abah : Yayasan ini sebenarnya sudah ada sejak lama yaitu tepatnya

ketika Allah menurunkan Kamahar Muzakkar di muka bumi ini.

Akan tetapi masyarakat mulai meyakini ajaran ini yaitu sejak

tahun 1998 nan. Dan secara resmi didirikan di Jakarta pada 8

Februari 2003 dengan Akta Notaris Hariana Wahab Yusuf SH,

dengan alamat pertama di jalan Bogenvil no-2-16 kompleks nyiur

melambai Jakarta Utara. Yayasan ini berbadan hukum mengarah

kepada Undang Undang No 16 tahun 2001, dengan AD dan ART

sesuai Akta Notaris nomor 11 tanggal 8 Februari 2003.

Hesti : Bagaimana perkembangan ajaran Jama’ah Annazir:

Abah : pada awalnya kami sering dikatakan sebagai aliran sesat oleh

masyarakat luar, akan tetapi pada saat ini sudah banyak orang

Page 153: Metode Penentuan Awal Bulan Kamariyah Menurut Jama'Ah Annazir

yang mengikuti ajaran kami. Jama’ah Annazir sudah tersebar ke

seluruh nusantara diantaranya di Jakarta, Medan, Bogor,

Yogyakarta, dan lain-lain

Hesti : contoh ajarannya?

Abah :Diantaranya tentang Ba’at, Shalat dengan tiga kali pelaksanaan,

awal Bulan kamariyah dan lain-lain

Hesti : saya minta penjelasan tentang berbagai ajaran tersebut?

Abah : Bai’at adalah sebuah ikrar yang harus diucapkan oleh setiap

orang yang akan mengikuti ajaran kami. Ibadah Shalat kami

pahami ada tiga pelaksanaan yaitu siang (Dzuhur dan Ashar),

sore (Mahgrib), dan diujung malam (Isya dan Subuh).

Sedangkan awal Bulan kamariyah kami tentukan dengan berbagai

metode yaitu Hisab, Rukyah, dan pengamatan fenomena alam

Hesti : bagaimana dengan metode Hisab Jama’ah Annazir, apakah ada

model perhitungan tertentu atau sama dengan model perhitungan

yang lainnya?

Abah : kami mempunyai angkah 54 sebagai pedoman dalam

menghitung waktu terbit Bulan. Angkah ini adalah langsung dari

Allah SWT

Hesti : rukyah?

Abah :kami menggunakan Bulan terbit sebagai objek rukyah. Yaitu

kami amati kapan Bulan itu akan terbit, apabila sudah melampaui

fajar Kazdib maka sesungguhnya pada keesokan harinya akan

terjadi perpisahan Bulan yang pertama dengan yang kedua dan

akan tiba awal Bulan selanjutnya

Hesti : pengamatan fenomena alam?

Abah : Ada beberapa cara yang kami gunakan, yaitu melihat feniomena

pasang surut air laut, menerawang dengan kain hitam dan lain-

lain

Page 154: Metode Penentuan Awal Bulan Kamariyah Menurut Jama'Ah Annazir

2. Wawancara dengan Ust. Arif Tani (salah satu pembesar Jama’ah

Annazir di Makassar)

Makassar, 27 Juli 2011. Pukul 14.12 WITA

Hesti : Assalamualaikum Wr Wb bapak,

Ust : Walaikumsalam Wr Wb

Hesti : disini saya akan melanjutkan wawancara dari Abah Rangkah

sebelumnya yaitu tentang Jama’ah Annazir. Siapakah yang

membawa ajaran Jama’ah Annazir ini?

Ust : yang membawa adalah sang bani tamim sebagai pemula Imam

Mahdi. Beliau adalah Kamahr Muzakkar ( Syeikh Syamsur

madjid). Beliau mendapatkan pengetahuan ini langsung dari

Allah SWT dan menhajarkannya kepada setiap orang yang

bersedia menjadi muridnya, yaitu diantaranya Abah Rangkah

Hesti : siapa Bani Tamim itu?

Ust : kamu bisa melihat ayat-ayat yang menerangkan tentang Bani

Tamim di internet ya, dan pelajari!

Hesti : Bagaimana Relasi Syeikh Syamsur Majdid pada saat itu dengan

masyarakat, kenapa sampai pernah ditentang oleh masyarakat?

Ust : sangat baik, akan tetapi watak setiap manusia itu berbeda. Ya

mungkin saja ada yang merasa menentang ajaran beliau pada saat

itu

3. Wawancara dengan Ustad Syafi’ (pengikut Jama’ah Annazir di

Makassar)

Makassar, 29 Jli 2011. Pukul 10.07 WITA

Hesti : ustad, disini saya hanya ingin memperkuat argumen Abah

Rangkah saja tentang penentuan awal Bulan kamariyah

Ust : oh iya silakan

Hesti : konsep penentuan awal Bulan kamariyah?

Page 155: Metode Penentuan Awal Bulan Kamariyah Menurut Jama'Ah Annazir

Ust : sebenarnya hanya satu pedoman mbak, yaitu waktu terbiynya

Bulan sudah melewati waktu fajar kadzib atau belum, kalau

seandainya sudah maka kemungkinan besar awal Bulan baru akan

jatuh disiang hari dan puasa akan kita mulai disiang hari itu juga.

Akan tetapi apabila terbiynya Bulan sebelum fajar kadzib, maka

kemungkinan awal Bulan akan datang keesokan harinya

Hesti : pendapat ustadz terhadap metode penentuan awal Bulan

Kamariyah selain Jama’ah Annazir?

Ust : menerima dengan tanda kutip saya tetap memegang keyakinan

saya. Setiap orang itu mempunyai iman masing-masing mbak,

jadi bagi saya kepercayaan juga berbeda setiap orangnya, oleh

karena itu Lakum Dinukum. . . . . . terima kasih

4. Wawancara dengan Bapak Fadli (Sekretaris Desa Romang Lompoa)

Makassar, 29 Juli 2011. Pukul 14.00 WITA

Hesti : Bapak, bisa saya minta pengetahuan tentang keberadaan

masyarakat Jama’ah Annazir di Kelurahan (Desa) ini ?

Fadlil : oh iya silakan mbak, semampu saya akan membantu

Hesti : kapan mereka mulai disini pak?

Fadlil : kalau saya tidak salah sejak tahun 1998, yaitu setelah mereka

mendapatkan penolakan secara resmi dari pemerintah Palopo

yaitu tempat mereka sebelumnya

Hesti : kalau boleh saya tau, kenapa mereka diusir dari Palopo?

Fadlil : Palopo adalah daerah yang sangat religius dengan sosial sangat

dipentingkan. Jama’ah Annazir dianggap menyalahi kepercayaan

di bidang agama di Palopo

Hesti : terus kenapa Romang Lompoa menerima keberadaan mereka?

Fadlil : secara resmi kita tidak menerima dan juga tidak menolak

keberadaan mereka disini, akan tetapi selama mereka masih

berada disini kita akan selalu mengawasi gerak-gerik mereka

Page 156: Metode Penentuan Awal Bulan Kamariyah Menurut Jama'Ah Annazir

dalam sosialnya. Dan apabila ada sedikit merusak kesejahteraan

masyarakat disini maka secara tegas kami akan mengambil sikaf

yang jelas.

5. Wawancara dengan Abah Juanda ( Panglima Jama’ah Annazir di

Bogor) via Telpon

Semarang, 3 Agustus 2011. Pukul 06.13 WIB

Hesti : Assalamualaikum Wr Wb Abah, ,

Abah : Walaikumsalam Wr Wb

Hesti : tentang Jama’ah Annazir di Bogor abah?

Abah : Jama’ah Annazir di Bogor sesungguhnya sama sumbernya

dengan Jama’ah Annazir yang di Makassar. Akan tetapi kita tidak

saling meniru, saya tidak mau meniru merekja karena saya juga

mempunyai pengetahuan yang sama dengan mereka.

Hesti : dengan pernyataan Abah tersebut, apakah antara Jama’ah

Annazir di masing-masing daerah di nusantara mempunyai

perbedaan yang sangat signifikan?

Abah : tidak, kita memang ada sedikit perbedaan, ya yang namanya

kepala kita berbeda akan tetapi tidak sighnifikan. Bahkan

walaupun kita ada perbedaan akan tetapi kita tetap eksis sebagai

kelompok muslim yang satu. Selain itu antara satu daerah

dengan yang lain itu kan berbeda, banyak faktor yang

mempengaruhi seperti faktor geografis, faktor politik, faktor

kebudayaan dan lain-lain.