metode.doc

23

Click here to load reader

Upload: akmal-syah

Post on 11-Aug-2015

41 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Metode.doc

METODE PELAKSANAAN

PEMBANGUNAN GEDUNG PERKULIAHAN TAHAP I

1. PEKERJAAN PESIAPAN DAN PEMBERSIHAN LAPANGAN

1.1. Pekerjaan Pengukuran dan Pematokan

- Kontraktor harus memulai pekerjaan dari garis-garis dasar patok-patok yang telah disetujui oleh Pengawas dan bertanggung jawab penuh atas pengukuran-pengukuran yang dibuatnya.

- Kontraktor harus menyediakan semua bahan peralatan dan tenaga kerja, termasuk surveyor yang dibutuhkan sehubungan dengan pengukuran dan pematokan untuk setiap pekerjaan yang memerlukannya.

- Kontraktor diwajibkan untuk memelihara patok-patok serta tugu-tugu ukur utama selama masa pembangunan.

- Pemeriksaan dan Pemeliharaan tugu patok dasar yang digunakan : Sebagai referensi ketinggian permukaan dan patok-patok yang telah ada

dilapangan. Pemeriksaan dan pengecekan ketinggian dan elevasi bangunan. Pemeriksaan dan pemeliharaan sumbu-sumbu bangunan, bukaan atau lubang

yang terdapat pada bagunan yang ada hubungannya dengan pekerjaan struktur dan arsitektur.

- Bila terdapat ketidak sesuaian antara ukuran gambar-gambar dengan kondisi lapangan, kontraktor harus memberitahukan hal tersebut kepada Pengawas untuk mendapatkan cara penyesuaiannya. Dalam hal ini tidak dibenarkan mengambil tindakan tanpa sepengetahuan Pengawas.

- Untuk memudahkan pekerjaan di lapangan, setiap bagian pekerjaan harus diperhatikan dan segala petunjuk yang ada di dalam gambar kerja dan semua ketentuan yang tercantum di dalam Rencana dan Syarat-syarat. Alat ukur yang dipakai minimal adalah Waterpass dan Thedolite yang sesuai dan sesudah dikalibrasi untuk mendapatkan ukuran yang dapat dipertanggungjawabkan.

- Kontraktor harus memasang patok-patok sebagai dasar ukuran di dalam tapak, dengan ukuran 20 x 20 x 150 tersebut dari beton bertulang dan akan ditentukan oleh Pengawas.

- Patok-patok dasar tersebut harus dibubuhkan nomor as dan koordinatnya terutama untuk patokan titik mula setiap bagian pekerjaan dan harus dijaga serta dipelihara selama waktu pelaksanaan selesai seluruhnya.

- Kontraktor harus menyediakan alat-alat ukur selama pekerjaan berlangsung berikut ahli ukur yang berpengalaman sehingga apabila dianggap perlu setiap saat siap mengadakan pengukuran ulang.

- Ppengukuran titk ketinggian dan sudut-sudut hanya dilakukan dengan menggunakan alat optik dan sudah dijamin kebenarannya/dikalibrasi.

- Pengukuran sudut siku-siku dengan prisma atau benag secara azas phytagoras hanya diperkenankan untuk bagian-bagian yang kecil dan atas persetujuan pengawas.

- Hasil pengukuran lengkap mengenai peil elevasi sudut koordinat,serta letak-letak patok-patok harus dibuat gambarnya dan dilaporkan kepada pengawas untuk mendapatkan persetujuan. Kebenaran dari hasil laporan tersebut sepenuhnya menjadi tanggungjawab kontraktor .

Page 2: Metode.doc

1.2. Tenaga Lapangan Perlengkapan Pekerjaan dan Peralatan

a. Kontraktor wajib memasukkan identitas, nama, jabatan, keahlian masing-masing bagian kelompok kerja dan inventarisasi peralatan yang diperlukan untuk pekerjaan ini.

b. Kontraktor dan bagian-bagian lainnya yang mengerjakan pekerjaan pelaksanaanya dalam Kegiatan ini, harus menyediakan alat-alat dan pekerjaan sesuai dengan bidangnya masing-masing, seperti :- Alat ukur (theodolith, waterpas, dan lain-lain).- Alat pemotong, penarik dll.- Alat – alat bantu.- Alat - alat pengetesan lainnya yang diperlukan.- Topi pengaman dan sepatu lapangan.

c. Disamping itu juga harus menyediakan buku-buku laporan ( harian, mingguan ), buku petunjuk alat-alat yang akan dipakai, rencana kerja dan menempatkan tenaga-tenaga lapangan yang bertanggungjawab penuh untuk memutuskan segala sesuatunya dilapangan dan bertindak atas nama kontraktor.

1.3. U k u r a n

Pada dasarnya semua ukuran utama yang tertera dalam gambar kerja dan gambar pelengkap mempergunakan satuan metrik.

Kontraktor diwajibkan meneliti terlebih dahulu ukuran-ukuran yang tercamtum dalam gambar kerja yang termuat dalam dokumen lelang/kontrak.

Kontraktor tidak dibenarkan mengubah atau mengganti ukuran-ukuran yang tercantum didalam gambar pelaksanaan tanpa sepengetahuan pengawas /perencana, segala akibat yang terjadi adalah tanggungjawab kontraktor.

1.4. Penentuan tinggi peil (level) dan Ukuran

Sebagai patok ukuran tinggi, maka ditentukan tinggi peil lantai + 0,00 akan ditentukan di lapangan.

Pemborong harus menjaga tanda tetap ini selama pelaksanaan bangunan. Pemakaian ukuran-ukuran yang keliru sebelum dan selama pelaksanaan pekerjaan, menjadi tanggungjawab kontraktor.

Kontraktor diharuskan menggunakan alat-alat (instrument) yang perlu (dan tidak rusak) untuk mendapatkan ukuran, sudut-sudut dan ukuran tegak secara tepat dan dapat dipertanggungjawabkan. Untuk dihindari

1.5. Gambar-gambar Dokumen

- Apabila terjadi suatu kesalahan maupun ketidaktelitian dalam pelaksanaan satu bagian pekerjaan akan selalu mempengaruhi bagian pekerjaan lainnya, maka dalam hal ini terdapat ketidakjelasan, perbedaan-perbedaan atau ketidaksesuaian diantara setiap gambar kerja, kontraktor diwajibkan melapor kepada pengawas secara tertulis, mengadakan pertemuan dengan Pengawas / Perencana, untuk mendapat keputusan dari Pengawas / Perencana gambar mana yang akan menjadikan pegangan.

- Ketentuan tersebut diatas tidak dapat dijadikan alasan oleh Kontraktor untuk memperpanjang / mengclaim biaya maupun waktu pelaksanaan. Dalam Penawaran yang akan diajukan, spesifikasi ini sangat menentukan.

Page 3: Metode.doc

1.6. Pembuatan Jadwal

- Paling lambat 1 (satu) minggu setelah dinyatakan sebagai pemenang leleng, Kontraktor diharuskan mengajukan :

a. Jadwal waktu 1 (satu) minggu time schedule pelaksanaan secara terperinci yang digambarkan secara Diagram Panah (Network Plannuing) dan diagram balok Barchart.

b. Jadwal pengadaan tenaga kerja

c. Jadwal Pengadaan Bahan.

1.7. Pembersihan dan Keleluasaan Halaman

- Meliputi Pekerjaan Pembersihan dan Pengamanan dalam tapak sebelum pelaksanaan dan setelah pelaksanaan.

- Kontraktor diwajibkan menjaga keleluasaan halaman dengan menempatkan barang-barang dan material sedemikian rupa sehingga :a. Memudahkan pekerjaan.b. Menjaga kebersihan sampah-sampah, air yang tergenang dll.c.Tidak menyumbat saluran-saluran air.

1.8. Bangunan Sementara dan Perlengkapan.

- Kontraktor diwajibkan membuat bangunan sementara guna kepentingan kontraktor sediri (sebagai Kantor Kegiatan maupun Gudang). Lokasi ditentukan oleh Pengawas.

- Selesai Kegiatan, seluruh bangunan sementara menjadi milik kontraktor. Kotraktor wajib membongkar bangunan tersebut setelah mendapat instruksi dari Pengawas.

- Kontraktor harus membuat bangunan Direksi Keet terdiri dari Ruang Pengawas, Ruang Rapat, Toilet, Pasilitas/meubel lengkap serta gudang bahan yang luasnya 20 m2 (bertingkat dua).

- Bagian dalam bangunan tersebut harus terlindung dari hujan dan sinar matahari untuk melindungi matreial yang tersimpan.

- Membuat urinior dan WC, Septictank lengkap, pembuangan air kotor demi keperluan pekerja selama Kegiatan tersebut berlangsung.

1.9. Perlindungan Terhadap Bangunan.

- Selama masa pelaksanaan pekerjaan, kontraktor bertanggungjaawab penuh atas segala kerusakan akibat operasi pelaksanaan pekerjaan.

- Kontraktor bertanggungjawab atas gangguan dan pemindahan serta perbaikan yang terjadi atas perlengkapan umum seperti : saluran air, pagar,telepon, dll.

1.10. Pengamanan.

- Kontraktor bertanggungjawab penuh atas segala sesuatu yang ada di daerah lingkungan pekerjaan.

- Kerusakan, kehilangan alat yang ditimbulkan atas kelalaian / kecerobohan disengaja atau tidak disengaja.

- Bila selama pekerjaan berlangsung di site ditemukan kuburan dan sisa-sisa tulang manusi, maka pemborong wajib melindunginya sampai diperiksa oleh Pengawas dan diberikan instruksi selanjutnya.

1.11. Fasilitas-fasilitas Lapangan.

Kontraktor diwajibkan menyediakan sendiri :- Listrik dan penerangan untuk kebutuhan pelaksanaan pekerjaan dan keamanan.- Air minum atau air bersih dijamin kebersihannya untuk kebutuhan pekerja dan semua

petugas yang ada di Kegiatan.

Page 4: Metode.doc

- Alat Pemadam Kebakaran- Alat P3K- Alat-alat yang mendukung pekerjaan.

1.12. Foto Dokumentasi- Foto Awal ( Nol )

Kontraktor Wajib memberikan laporan setiap kegiatan pekerjaan berupa foto progress, dimana pengambilan photo tersebut bisa menggambarkan dari kegiatan awal sampai selesainya pekerjaan. Dibuat dalam 4 set alabum, diperuntukan bagi : Owner, pengawas, serta akan dikirim kepada Pemberi Bantuan.

1.13. Koordinasi Pelaksanaan.- Pada waktu pelaksanaan dan pemasangan material oleh supplier / kontraktor lain,

maka kontraktor wajib memberitahukan kepada Pengawas.- Apabila terdapat bagian pekerjaan yang pemasangannya harus diselesaikan oleh

kontraktor lain, maka kontraktor tersebut wajib menyiapkan menyerahkan bahan lengkap penjelasan untuk pemasangannya.

- Dalam pelaksanaan, Kontraktor wajib mengadakan koordinasi keja dengan kontraktor lain.

1.14. Quality Control

- Kami menyerahkan barang-barang contoh (sample) dari matrial yang akan dipakai / dipasang untuk mendapatkan persetujuan pengawas.

- Barang-barang contoh (sample) tertentu harus dilampiri dengan tanda bukti / sertifikat pengujian dan sertifikat teknis dari barang-barang / material tersebut.

- Jika barang-barang yang akan digunakan disanyilir palsu, kontraktor diwajibkan menunjukkan contoh barang yang asli dan yang palsu. Jika Kontraktor sulit membedakan, maka Pengawas akan menunjukkan cara mendapatkannya. Agar kontraktor tidak memakai barang palsu yang dapat merugikan kontraktor sendiri jika apabila barang telah terpasang. Barang palsu yang terpasang harus diganti dengan yang asli.

- Kontraktor diwajibkan mengadakan pengujian mutu material dan pekerjaan yang akan maupun yang telah diselesaikan sesuai dengan kebutuhan masing-masing, misalnya pengujian mutu besi, beton, kayu dan lain-lain. Semua biaya untuk kebutuhan tersebut adalah tanggungjawab Kontraktor.

- Semua material yang akan dipergunakan oleh Kontraktor untuk pelaksanaan pekerjaan, harus dapat/boleh diperiksa, diuji dan dianalisa setiap waktu.

- Apabila dipandang perlu, Direksi / Pengawas lapangan akan meminta Kontraktor untuk melengkapi material yang didatangkan dengan Sertifikasi hasil pengujian yang dilakukan oleh pabrik yang memproduksinya atau melaksanakan Pengujian Laboratorium apabila sertifikat tersebut tidak ada atau diragukan hasilnya. Seluruh biaya yang dikeluarkan untuk keperluan tersebut menjadi beban kontraktor.

- Setiap pemeriksaan / pengujian terhadap material pekerjaan harus disaksikan langsung oleh Direksi / Pengawas Lapangan.

1.15. Hasil Pengujian dan Penolakannya.- Kontraktor harus menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan yang disyaratkan

Dokumen Kontrak dengan menggunakan material yang memenuhi Spesifikasi Teknik dan methode kerja yang baik.

- Material yang akan dipakai harus mendapatkan persetujuan dari Direksi / Pengawas Lapangan sebelum dipakai dalam pelaksanaan pekerjaan.

- Kontraktor harus segera memindahkan material atau pekerjaan yang tidak sesuai dengan spesifikasi. Material yang ditolak harus segera dikeluarkan dari lokasi Kegiatan.

- Segala kerugian dan kerusakan yang dinyatakan ditolak oleh Direksi / Pengawas merupakan beban atau tanggungjawab Kontraktor.

Page 5: Metode.doc

1.16. Gambar-gambar “Shop Drawing dan As Built Drawing”.- Sebelum melaksanakan pekerjaan kontarktor wajib membuat Shop Drawing untuk

detail khusus yang belum maupun yabg sudah tercakup dalam gambar kerja untuk disetujui pelaksanaannya oleh Pengawas.

- Dalam shop drawing ini harus dijelaskan dan digambarkan semua data yang diperlukan termasuk pengajuan contoh dari semua bahan, keterangan produk, cara pemasangan dan atau spesifikasi/persyaratan khusus sesuai dengan spesifikasi pabriknya yang belum tercakup secara lengkap didalam gambar kerja / dokumen kontrak didalam buku ini.

- Kontraktor diwajibkan membuat gambar-gambar “ As Built Drawing “ sesuai dengan pekerjaan yang telah dilakukan di lapangan secara kenyataan. Hal ini untuk memudahkan pemeriksaan dan maintenance dikemudian hari. Gambar-gambar sebagai pelengkap penyerahan pekerjaan tahap akhir sebanyak 3 (tiga) set dan setelah disetujui oleh pengawas.

2. PEKERJAAN TANAH

- kontraktor harus menyediakan tenaga kerja, perlengkapan, alat penggalian, pengurungan dan pengankutan dan alat lainnya yang diperlukan untuk pekerjaan tanah.

- Karena sifat galian berbeda, ada kemungkinan terjadi perubahan perancangan pada pelaksanaan pekerjaan untuk beberapa tahap. Perubahan tersebut harus dilakukan seizin Direksi lapangan.Demikian pula semua penggalian, pengurungan dan cara pengurungan harus disetujui dan menurut perintah pengawas.

- Terhadap terkumpulnya air atau lumpur yang berada di lapangann maupun yang masuk dari tempat lain,maka kontraktor harus selalu menyiapkan pompa air / lumpur yang bila diperlukan dapat bekerja terus menerus untuk menghindarkan genangan air / lumpur tersebut.

2.1. Pekerjaan Galian.- Pada pekerjaan penggalian tanah termasuk juga pembuangan semua benda dalam

bentuk apapun yang dapat mengganggu pelaksanan pekerjaan pembangunan penggalian harus sesuai dengan garis dan peil yang tertera pada gambar.

- Kemiringan pada penggalian harus pada sudut kemiringan yang aman. Galian dan penyangga harus dibuat sedemikian rupa sehingga terdapat ruang yang cukup untuk bekerja, bekesting dan hal lainnya selain untuk pondasi.

- Kontraktor harus menyediakan,menempatkan,memelihara dan menjaga penyangga dan penumpu yang mungkin diperlukan untuk bagian samping galian.

- Atas perintah pengawas , Kontraktor harus melakukan galian sesuai keperluan, setelah galian selesai permukaan tanah harus diratakan, dibasahi seperlunya dan dipadatkan dengan baik.

- Apabila dipandang perlu, lobang galian harus digali lebih dalam atas perintah Pengawas sampai kedalaman yang ditentukan menurut ukuran dalam, lebar dan sesuai dengan peil-peil yang tecamtum didalam gambar.

Page 6: Metode.doc

- Galian tanah untuk pondasi-pondasi, salurandrainage dan lain-lain harus dilaksanakan sesuai dengan yang ditentukan dalam gambar. Kedalaman semua galian harus mendapat persetujuan dari Direksi / pengawas lapangan. Dasar galian harus bebas dari lumpur,humus, dan air , harus dalam keadaan bersih dan padat, sampai dapat diberi lapisan pasir urug sesuai gambar.

- Kontraktor harus melaporkan hasil pekerjaan galian tanah yang selesai dan menurut pendapatnya sudah dapat digunakan untuk pembuatan untuk pembuatan saluran dan galian pondasi kepada Direksi / Pengawas lapangan untuk diminta persetujuannya. Semua pekerjaan saluran dan galian pondasi yang dilaksanakan tanpa tanpa persetujuan Direksi / Pengawas lapangan, dapat dibongkarnya kembali pekerjaan tersebut. Pekerjaan pembongkaran dan pembuatan saluran dan galian pondasi tersebut menjadi tanggungjawab kontraktor.

- Semua kelebihan tanah galian harus dikeluarkan dari lapangan ke lokasi yang disetujui oleh pemberi tugas. Kontraktor bertanggungjawab untuk mendapatkan tempat pembuangan dan membayar biaya yang diperlukan. Termasuk juga untuk perapian ditempat pembuangan.

- Setiap kelebihan galian dibawah permukaan yang telah ditentukan harus diurug kembali sampai permukaan semula, dengan pasir, pasir tersebut harus dibasahi seperlunya dan dipadatkan dengan baik untuk mencegah amblesnya bangunan yang akan dikerjakan. Pekerjaan tersebut diatas dilaksanakan dengan biaya kontraktor.

2.1.2. Halangan yang dijumpai Waktu Penggalian.- Semua akar-akar pohon, batang-batang pohon terpendam, beton-beton tak terpakai

atau pondasi-pondasi, pipa-pipa drain yang tak terpakai, atau halangan-halangan lain yang dijumpai pada waktu penggalian harus dikeluarkan atas biaya kontraktor.

- Harus dijaga agar pipa-pipa drainage, pipa-pipa gas, atu pipa-pipa air, kabel-kabel listrik yang masih berfungsi yang dijumpai pada waktu penggalian tidak terganggu atau menjadi rusak. Bilamana hal ini dijumpai maka Direksi / Pengawas Lapangan dan pihak-pihak yang berwenang harus segera diberitahu dan untuk selanjutnya akan segera memberikan intruksi untuk mengeluarkan barang-barang tersebut sebelum penggalian-penggalian yang berdekatan diteruskan. Bilamana terjadi kerusakan pada barang-barang tersebut diatas maka semua kerusakan harus diperbaiki atas biaya Kontraktor sendiri.

- Air yang tergenangdilapangan atau dalam saluran galianselama pelaksanaan pekerjaan, baik dari mata air, hujan atau bocoran pipa selama pelaksanaan pekerjaan harus dipompa keluar atas biaya Kontraktor.

2.1.3. Pemompaan Air Tanah dan Penggalian Dibawah Muka Air Tanah.- Penggalian tanah harus dikerjakan dalam keadaan kering. Kontraktor bertanggung

jawab untuk merencanakan sistem pemompaan air tanah yang harus dimasukkan dalam tender. Pemompaan dapat dikerjakan dengan memompa sumur-sumur bor atau cara-cara lain dan sebelum pelaksanaan harus disetujui oleh Direksi / Pengawas lapangan dengan memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :

- Permukaan air tanah yang diturunkan harus dalam keadaan terkontrol penuh setiap waktu untuk menghindari fluktuasi yang dapat mempengaruhi kestabialan penggalian.

- Sistem yang dipakai tidak boleh mengakibatkan penaikan /penurunan tanah (heaving) dasar galian secara berlebihan.

- Untuk mencegah kehilangan butir-butir tanah akibat pemompaan, maka harus disediakan filter-filter secukupnya, filter dipasang disekeliling sumur yang dipompa . Test harus diadakan pada permukaan pemompaan dan sewaktu-waktu dengan mengumpulkan air dalam bak penampungan untuk memeriksa endapan tanah didasr bak.

- Jumlah dan kapasitas pompa harus diadakan secukupnya.- Air yang dipompa harus dibuang sehingga tidak mengganggu galian atau sekitarnya.- Sistem pemompaan tidak boleh mengakibatkan penurunan jalan / bangunan yang

ada- Sistem pemompaan harus diperhitungkan secara detail dalam menghadapi bahaya

longsor terhadap pekerjaan dan daerah yang berdekatan pada waktu hujan besar.

Page 7: Metode.doc

- Sistem dewatering harus bekerja terus-menerus sehingga pekerjaan dari trech / drainase selesai seluruhnya.

2.1.4. Penyangga / penahan Tanah.- Stabilitas dari permukaan selama galian adalah tanggungjawab dari Kontraktor yang

harus segera memperbaiki semua kelongsoran yang terjadi selama pelaksanaan pekerjaan. Apabila dipandang perlu, Kontraktor harus membuat penyangga / penahan tanah yang diperlukan selama pekerjaan galian atau urugan.

- Kontraktor harus melaksanakan dan merawat semua tebing dan galian yang termasuk dalam kontrak serta memperbaiki kelongsoran-kelongsoran selama masa kontrak dan masa pemeliharaan.

2.1.4. Pengawasan Penggalian.- Semua galian harus diperiksa terlebih dahulu oleh Direksi / Pengawas lapangan

sebelum lapisan lantai kerja, pondasi, pasangan batu kali maupun pipa dipasang. Bila didapatkan keadaan kurang memuaskan pada atau sebelum peil galian yang tercamtum dalam gambar tercapai, maka Kontraktor harus mendapat ijin dari Direksi / Pengawas lapangan sebelum galian dilanjutkan.

2.2. Pekerjaan Urugan.- Meliputi pengurungan tanah untuk peninggian peil dan urugan kembali galian

pondasi serta urugan pasir dibawah lantai.- Semua daerah yang akan diurug harus dibersihkan dari semua semak-semak, akar-

akar pohon, sampah-sampah, puing-puing bangunan dan lain-lain sebelum pengurungan tanah dimulai.

- Tanah urug untuk mengurug harus bersih dari bahan organik, sisa-sisa tanaman, sampah dan lain-lain.

- Material yang digunakan untuk timbunan dan subgrade harus memenuhi standar spesifikasi yang disetujui oleh Direksi / Pengawas lapangan.

- Bila tanah galian ternyata tidak baik atau kurang dari jumlah yang dibutuhkan, maka Kontraktor harus mendayangkan tanah urug yang baik dan cukup jumlahnya serta mendapat persetujuan dari Direksi / Pengawas lapangan. Pengurungan tanah harus dibentuk sesuai dengan peil ketinggian, kemiringan dan lain-lain sesuai yang tercantum dalam gambar atau yang diperintahkan oleh Direksi / Pengawas Lapangan. Urugan tanah harus ditempatkan lapisi demi lapis maks. 30 cm dan harus dipadatkan sebaik-baiknya dengan penambahan air secukupnya dan penggilasan permukaan, sebagaimana yang diminta oleh Direksi / Pengawas Lapangan.

2.2.1 Bahan Pengurugan

2.2.1.1 Bahan Pilihan :- Yang dimaksud dengan bahan terpilih adalah bahan galian semula atau yang

didatangkan dari tempat lain yang tidak terdiri dari batu atau benda padat yang lebih besar dari 5 cm dan juga tidak mengandung bahan organis, seperti : rumput, akar atau tumbuhan lainnya serta tidak bersifat mudah memuai.

2.2.1.2 Pasir :- Pasir untuk pengurugan kembali harus bersih, bergradasi teratur dari halus ke kasar,

tidak bergumpal dan bebas dari tahi logam, arang, abu, sampah atau bahan lainnya yang tidak dikehendaki oleh Direksi Lapangan. Pasir tersebut tidak boleh mengandung lebih dari 10% ( sepuluh persen ) berat tanah liat.

2.2.1.3 Bahan Dasar Aggregat :- Bahan dasar aggregat harus bersih, keras, kuat, awet, dan kerikil atau batu belah

berkurang dari 5 cm, serta sifat kimianya tidak aktif.

Page 8: Metode.doc

3. PONDASI PASANGAN BATU KOSONG & BATU KALI / BATU GUNUNG

3.1. Batu Kali/Batu gunung yang digunakan untuk pondasi harus batu pecah, sudut, runcing, berwarna abu-abu hitam, keras, tidak berpori.

3.2. Sebelum pondasi dipasang, terlebih dahulu dibuat profil-prifil pondasi dari bambu atau kayu pada setiap pojok galian yang dibentuk dan ukurannya sesuai dengan penampang pondasi.

3.3. Permukaan dasar galian harus ditimbun dengan pasir urug setebal min.10 cm, disiram dan diratakan, dan diatasnya diberi batu kali yang dipasang sesuai dengan gambar.

3.4. Pondasi batu kali menggunakan adukan dengan campuran 1 PC : 5 Psr. Untuk kepala pondasi digunakan adukan kedap air dengan campuran 1 PC : 2 Psr setinggi 30 cm, dihitung dari permukaan pondasi kebawah. Adukan harus membungkus pada bagian tengah pondasi sedemikian rupa sehingga tidak ada bagian pondasi yang berongga / tidak padat.

3.5. Pada kepala pondasi untuk kolom-kolom beton harus disediakan stek-stek tulangan kolom dengan diameter dan jumlah besi yang sama dengan tulangan yang tertanam baik dalam pondasi sedalam 40 diamter atau sesuai dengan tertera dalam gambar.

4. PEKERJAAN BETON

4.1 Lingkup Pekerjaan.

- Pondasi Beton- Sloef Beton- Kolom Beton- Lantai kerja ( tidak bertulang ).- Plat Lantai Beton

4.2 B a h a n

4.2.1. Air- Air yang digunakan untuk berbagai keperluan dalam pelaksanaan pekerjaan

harus menggunakan air tawar yang bersih dan bebas dari zat-zat organik tanah atau lumpur, garam-garam minera, larutan alkali dsb, serta memenuhi ketentuan-ketentuan PBI 1971/NI-2.

- Kontraktor wajib mengusahan air sendiri untuk melaksanakan pekerjaan dan pemeriksaan mutu setiap air yang akan digunakan dari setiap sumber air yang disediakan oleh “Laboratorium Pemeriksaan Bahan” dan hasil tersebut dapat dipergunakan untuk pekerjaan selanjutnya dengan disaksikan oleh Direksi / Pengawas Lapangan.

- Seluruh biaya dan pengadaan air berikut pemeriksaannya merupakan tanggung jawab dan beban Kontraktor.

Page 9: Metode.doc

4.2.2. Semen- Semen yang digunakan untuk berbagai campuran adukan harus memenuhi

ketentuan dan syarat-syarat PBI 1971/N-2. Dalam hal ini selain kontraktor wajib pula untuk memperhatikan mutu semen akibat dari pada penyimpanan dan penumpukan terlalu lama.

- Semen yang dipakai harus produksi dalam negeri.- Semen yang dipergunakan harus disertai dengan tanggal produksinya dan hasil

uji mengenai komposisi kimiawinya, sehingga sesuai dengan PBI 1971/N-2.- Semen yang akan dipakai atau telah dikirim ke site tidak dijinkan dipergunakan

sebelum hasil pemeriksaan oleh Direksi / Pengawas Lapangan. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari penurunan mutu akibat pengangkutan atau cara pengangkutan.

- Penumpukan dalam kantong / zak tidak boleh lebih dari 10 (sepuluh) tumpukan. Semen dari jenis berbeda harus disimpan secara terpisah. Umur semen pada saat dipakai tidak boleh lebih dari 3 (tiga) bulan sejak diproduksi.

4.2.3. Pasir

- Pada dasarnya persyaratan material pasir harus mengikuti ketentuan dan syarat-syarat pada PBI 1971/N-2.

- Pasir untuk beton maupun pasangan dapat berupa pasir alam maupun pasir yang dihasilkan dari alat pemecah batu. Pasir harus terdiri atas butiran tajam dan keras yang bersifat kekal, artinya tidak pecah atau hancur oleh pengaruh cuaca.

- Material Pasir harus disetujui daro sumber-sumber yang disetujui oleh Direksi / Pengawas Lapangan. Dan tidak mengandung zat-zat organik lainnya. Apabila kadar lumpur atau zat-zat yang disyaratkan maka sebelum dipakai harus dilakukan pencucian.

4.2.4. Kerikil/Batu Pecah- Sesuai persyaratan dan ketentuan pada PBI 1971/N-2.- Kerikil atau batu pecah untuk beton dapat berupa kerikil alam atau batu pecah

yang dihasilkan dari alat pemecah batu.- Kerikil atau batuh pecah yang akan digunakan untuk setiap jenis pekerjaan

pasangan atau beton harus memenuhi persyaratan pemakaian setiap pekerjaan, baik mengenai bentuk, besra ukuran pecahan, mutu kekerasan, warna permukaan dan sebagainya.

- Berhubungan dengan penggunaannya, maka kerikil/batu pecah harus cukup keras, bersih dan cukup padat serta tidak menunjukkan tanda-tanda lapuk.

4.2.5. Campuran- Campuran untuk adukan beton biasa dipergunakan pada :

Kolom-kolom dan kolom penguat Balok-balok induk, ringbalk, plat-plat, lantai kecuali lantai WC, lavatory,

dapur, bak air, meja beton, dan sebagainya. Dinding luar (parapet).

- Campuran untuk adukan beton kedap air dipergunakan pada : Balok dan plat luifel atap dan teras / selasar luar List Plank beton Balok dan lantai WC lavatory. Dasar Kolam, dan pekerjaan beton lainnya yang tergenang air atau banyak

berhubungan langsung dengan air.- Ukuran-ukuran semua bagian Konstruksi beton bertulang sesuai dengan

gambar rencana dan merupakan patokan didalam perhitungan volume pekerjaan beton pada perincian harga penawaran.

Page 10: Metode.doc

- Untuk melaksanakan pekerjaan beton bertulang berlaku ketentuan-ketentuan dan syarat-syarat AV.1941 pasal 139 dan PBI 1971 beserta semua tambahan-tambahan dan perubahan-perubahan pada PBI 1971.

- Syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan mengenai bahan-bahan untuk beton bertulang sesuai dengan PBI 1971. Cara-cara pelaksanaan Konstruksi beton bertulang dan pemeriksaan (test), harus mendapat perhatian yang seksama dari Kontraktor dan menjadi dasar dari seluruh pelaksanaan.

- Pengawas ahli dari seluruh bagian konstruksi beton betulang adalah Direksi Pengawas Lapangan. Kontraktor diharuskan mentaati petunjuk-petunjuk dari pengawas ahli sesuai dengan ketentuan dan syarat-syarat yang tercamtum dalam PBI 1971.

- Kontraktor tidak diperkenankan untuk melaksanakan pengecoran beton tanpa terlebih dahulu ada persetujuan dari Direksi / Pengawas lapangan secara tertulis.

4.3. Beton- Seluruh pekerjaan struktur beton bertulang digunakan beton dengan kwalitas K-225

(kuat tekan karakteristik pada umur 28 hari untuk kualitas kubus 15x15x15 adalah 225 kg/cm2 , dengan derajat konvidensi 0,95). Evaluasi penetapan karakteristik ini di dalam ketentuan-ketentuan yang tercantum pada PBI 1971.

- Kontraktor harus menjamin kualitas beton sesuai dengan yang diisyaratkan dengan memperhatikan data-data pelaksanaan ditempat lain yang memakai material dari sumber yang sama atau dengan mengadakan trial-mixes / membuat mix design. Kontraktor harus mengajukan kepada Direksi / Pengawas lapangan komposisi campuran beton yang akan digunakan selambat-lambatnya dua minggu sebelum pekerjaan beton dimulai.

4.3.1. Perbandingan Adukan- Mutu Beton yang ditentukan adalah K.225. Adukan beton terdiri dari bahan semen,

bahan pembantu (bila diperlukan), pasir, split dan air.- Kualitas bahan tersebut harus memenuhi syarat yang ditentukan. Perbangingan

campuran yang tepat untuk jenis pekerjaan beton yang berlainan harus ditentukan oleh Kontraktor dan dimintakan persetujuannya dan dapat dipakai untuk pekerjaan yang dimaksud.

4.3.2. Perbandingan air Semen (PO dan Kekuatan Tekan)Kekuatan tekan minimum dan banyaknya Portland Cement yang terdapat dalam beton sesuai penempatan dan fungsinya, tidak boleh kurang dari yang diisyaratkan dalam PBI 1971/N-2.

4.3.3. Kekentalan dan test Laboratorium- Banyaknya air yang digunakan harus cukup. Waktu pengadukan harus normal,

sehingga mengahsilkan campuran beton yang homogen tanpa adanya bahan-bahan yang terpisah satu sama lain.

- Penggetaran dilakukan dengan vibrator untuk mengahsilkan beton yang padat, cukup kedap dan licin permukaannya.

- Contoh Split, pasir, PC yang akan dipakai harus dikirim oleh kontraktor ke Laboratorium yang telah disetujui oleh Pengawas.

- Laboratorium mengadakan 2 (dua) kubus percobaan dari setiap adukan yang diperiksa, masing-masimg ditest pada umur 7 dan 28 hari. Pengujian tersebut dalam Pasal 4.7 dan 4.9 pada PBI 1971.

- Kontraktor harus menyerahakan hasil test 3 (tiga) rangkap kepada Pengawas untuk disetujui selama pengecoran beton dilakukan. Seluruh biaya pembuatan contoh, rencana adukan dan test laboratorium ditanggung oleh Kontraktor.

Page 11: Metode.doc

- Selama pelaksanaan harus ada pengujian slump, minimum 7,5 cm, maks. 12 cm. Dalam hal memakai concrete pump besarnya slump boleh dinaikkan dengan menambahkan additive, dengan catatan kualitas beton tidak boleh kurang.

4.4. Bekisting- Material bekisting yang boleh dipergunakan untuk mencetak beton adalah : Kayu,

Multipeks , Metal dan kombinasi diantara ketiganya. Pemakaian material selain tersebut diatas harus dikonsultasikan kepada Direksi / Pengawas Lapangan .

- Semua balok dan papan atau multiplex untuk bekisting harus bahan baru, dikeringkan secara baik dan bebas dari mata kayu yang lepas, celah, kotoran yang melekat dan sejenis lainnya, kecuali bila ada cara lain yang dibenarkan dengan tegas oleh Pengawas.

- Untuk bagian-bagian yang terlihat dari luar harus digunakan type bekisting yang menghasilkan permukaan rata.

- Bekisting harus direncanakan sedemikian rupa sehingga tidak terjadi perubahan bentuk dan mampu menahan beban sementara akibat pengecoran beton.

- Pada bagian terendah, dasar bekisting diberi lubang untuk pembersihan dari kotoran-kotoran.

- Setiap pertemuan sudut bekisting harus dilapisi karet busa agar tidak terjadi kebocoran air semen.

- Bekisting boleh dibongkar setelah beton yang disanggah sudah mencapai mutu sedemikian sehingga mampu menahan beban berat sendiri dan beban sementara diatasnya. Sebelum pembongkaran bekisting dilakukan, Kontraktor harus mendapat persetujuan terlebih dahulu dari Direksi / Pengawas Lapangan.

- Kontraktor harus membuat gambar rencana bekisting termasuk sistem perkuatannya secara detail dan diserahkan kepada Direksi Pengawas Lapangan untuk diperiksa dan disetujui.

- Bekisting harus cukup kedap air, sehinga dijamin tidak akan timbul sirip atau adukan keluar pada sambungan atau cairan keluar dari beton.

- Pipa, saluran dan lainnya, yang akan ditanam, dan perlengkapan lain untuk membuat lobang, saluran dan lain-lain harus dipasang kokoh dalam bekisting, Kecuali bilamana diperintahkan lain oleh Pengawas. Izin Pengawas diperlukan sebelum memotong pekerjaan beton apapun.

- Bekisting yang sudah selesai dibuat dan sudah disiapkan untuk pengecoran beton, akan diperiksa oleh Pengawas, beton tidak boleh dicor sebelum bekisting disetujui oleh Pengawas. Untuk menghindari kelambatan dalam mendapatkan persetujuan, sekurang-kurangnya 24 jam sebelumnya, Kontraktor harus memberitahukan Pengawas bahwa bekisting sudah siap untuk diperiksa.

- Bekisting harus dibongkar dengan tenaga statis, tanpa goncangan, getaran atau kerusakan pada beton.

- Pembongkaran dapat dilakukan apabila beton dinyatakan telah mampu menahan beban sendiri dan beban sementara diatasnya . Kontraktor harus meminta persetujuan Pengawas sebelum melaksanakan pembongkaran bekisting dengan melampirkan data perhitungan kekuatan beton dimaksud.

- Apabila tidak ada perhitungan yang dapat menyatakan bahwa beton telah mampu menahan beban diatasnya dan proses pengerasan beton dilaksanakan secara normal, maka pembongkaran bekisting dapat dilaksanakan sesuai tabel dibawah ini :

NO BAGIAN UMUR BONGKARAN1 Kolom, dinding dan sisi balok 2 hari2 Plat lantai / atap 21 hari3 Balok 21 hari

Page 12: Metode.doc

4.5. Perancah.

- Perancah harus berdiri diatas pondasi yang kuat dan kokoh, agar terhindar dari bahaya penurunan. Setiap kaki perancah harus bertumpuh pada base plate (tapak).

- Pada saat pemasangan perancah, Kontraktor harus memperhitungkan lendutan, penurunan dan tekuk yang terjadi akibat beban bekisting dan beton bertulang yang akan disanggahnya.

- Kontraktor harus membuat gambar rencanah perancah termasuk sistem pondasinya secara detail dan diserahkan kepada Direksi / Pengawas Lapangan untuk diperiksa dan disetujui.

- Perancah boleh dibongkar setelah beton yang disanggah sudah mencapai mutu sedemikian sehingga mampu menahan beban berat sendiri dan beban sementara diatasnya. Sebelum pembongkaran bekisting dilakukan, Kontraktor harus mendapat persetujuan terlebih dahulu dari Direksi / Pengawas lapangan.

4.6. Besi Penulangan Beton.

4.6.1. Bahan.- Batang-batang baja tulangan beton harus sesuai dengan persyaratan Standar Industri

Indonesia dan SNI.- Setiap jenis tulangan beton yang digunakan harus dihasilkan dari pabrik baja yang

dikenal dan dapat menunjukkan sertifikat standar mutu dan jenis baja yang digunakan serta harus disetujui oleh Direksi / Pengawas lapangan.

- Untuk beton struktural (kolom, balok, sloef), memakai besi beton polos dengan tegangan leleh 2400 kg/cm ( U-24 ) untuk tulangan yang lebih setempat, maka mutu besi bisa dikonversi dengan persetujuan Perencana dan Penanggungjawab Kegiatan, demikian pula untuk sebaliknya.

- Kualitas besi yang digunakan harus dapat dibuktikan dengan Certificate Suppliers dan juga harus dilakukan pengujian minimun 2 contoh percobaan untuk tiap macam diameter dari setiap 20 ton besi. Pengujian besi ini harus dilakukan pada laboratorium yang disetujui oleh Pengawas.

- Baja tulangan dilarang ditempatkan langsung diatas permukaan tanah, harus ditempatkan diatas ganjel-ganjel atau rak-rak yang diberi alas terpal atau diatas lantai semen.

- Baja tulangan tersebut harus diberi tanda-tanda yang jelas dari berbagai mutu / jenis dan diameter yang digunakan dan disusun secara terpisah menurut tanda yang telah diberikan, untuk menghindar kesalahan pengunaannya/tertukar.

- Penempatan baja tulangan diudara terbuka untuk jangka waktu lebih dari 2 (dua) bulan, harus dicegah, yaitu dengan membangun gudang atau dilindungi dengan tenda/terpal anti air.

- Kawat pengikat harus terbuat dari baja lunak dengan diameter minimun 1 masing-masing yang telah dipijarkan terlebih dahulu dan tidak bersepuh seng.

4.6.2. Persiapan.- Kontraktor harus menyiapkan, membengkokkan dan memasang pembesian sesuai

dengan apa yang tercamtum didalam spesifikasi. Dalam pekerjaan pembesian termasuk semua pemasangan kawat beton, kaki ayam untuk penyanggah, beton dekking dan segala hal yang perlu serta juga menghasilkan pekerjaan beton sesuai dengan pengalaman teknik terbaik.

- Sebelum pekerjaan pembengkokan besi beton, Kontraktor harus terlebih dahulu menyiapkan daftar pembesian, sketsa dan gambar pembengkokan besi dan menyerahkannya pada Pengawas. Persetujuan atas gambar kerja oleh Pengawas terbatas pada pelaksanaan secara umum sesuai dengan gambar sebagai lampiran Surat Perjanjian.

- Kontraktor bertanggungjawab sepenuhnya akan ketelitian ukuran dan detail, ukuran dan detail akan diperiksa dilapangan oleh Pengawas pada waktu pemasangan pembesian.

Page 13: Metode.doc

4.6.3. Pembengkokan Besi Beton.- Pekerjaan pembengkokan besi beton harus dilaksanakan dengan teliti sesuai dengan

ukuran yang tertera pada gambar dan atau sesuai dengan peraturan-peraturan yang berlaku.

- Harus diperhatikan khusus pada pembuatan beugel sehingga diperoleh ukuran yang sesuai, tidak terlalu besar dari beton dekking yang semestinya.

- Besi beton tidak boleh dibengkokkan atau diluruskan sedemikian rupa, sehingga rusak atau cacat. Dilarang membengkokkan besi beton dengan cara pemanasan. Batang dengan tekukan atau bengkokan yang tidak tercamtum dalam gambar tidak boleh dipakai.

- Bengkokan atau heak harus dibengkokkan melingkari sebuah pasak dengan diameter tidak kurang dari 5 kali diameter besi beton, kecuali untuk besi beton yang lebih besar dari 25 m, pasak yang digunakan harus tidak kurang dari 8 kali diameter besi beton, kecuali jika ditentukan lain.

- Beugel dan batang pengikat harus dibengkokkan melingkari sebuah pasak dengan diameter tidak kurang dari 2 kali diameter minimun besi beton. Semua pembesian harus mempunyai haak pada kedua ujungnya, bilamana tidak ditentukan lain. Beugel untuk kolom bulat dibuat spiral.

4.6.4. Pemasangan- Sebelum dipasang, besi beton harus bebas dari sisi logam, karatan lapisan yang

merusak atau mengurangi daya ikat.- Pembesian harus disetel dengan cermat sesuai dengan gambar dan diikat dengan

kawat atau jepitan yang sesuai dengan persilangan, dan harus ditunjang oleh penumpu beton atau logam, dan penggantung logam.

- Kontraktor harus mengusahakan agar besi yang dipasang adalah sesuai dengan apa yang tertera pada gambar rencana.

- Kontraktor harus mengusulkan perubahan kualitas besi tersebut secara tertulis kepada Direksi / Pengawas Lapangan untuk mendapat persetujuan.

- Bilamana tidak ditentukan lain, sambungan pembesian harus dibuat dengan “Overlap” mengikuti ketentuan-ketentuan dan syarat-syarat dari PBI 1971, dan 60 kali diameter besi beton untuk penulangan reservoir.

4.7. Lantai Kerja- Apabila konstruksi beton bertulang terletak diatas tanah, maka dibawahnya harus

dibuat lantai kerja yang rata.- Sebelum lantai kerja ini dibuat, maka semua lapisan tanah dibawahnya harus

dipadatkan dan diratakan dengan baik sampai mendapatkan permukaan padat, rapat dan diperiksa oleh Direksi / Pengawas Lapangan.

- Lantai Kerja harus dibuat dari campuran semen, pasir kerikil dengan perbandingan 1 : 3 : 5. Tebal dan lantai peil harus sesuai dengan gambar.

Sungguminasa, 09 Oktober 2012

P e n a w a r,

CV. MITRA JASA MANDIRI UTAMA

I S K A N D A RDirektur