metodologi dan perancangan karya surabaya
TRANSCRIPT
BAB III
METODOLOGI DAN PERANCANGAN
KARYA
3.1 Metodologi Penelitian
Dalam bab ini akan dijabarkan tentang langkah-langkah penelitian yang
diambil untuk mendapatkan data-data dalam menyelesaikan tugas akhir.
Langkah-langkah tersebut antara lain membahas mengenai jenis penelitian,
langkah penelitian dan teknik analisa data.
3.1.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian adalah kualitatif karena penelitian ini bertujuan untuk
mendapatkan informasi mendalam yang dapat mendukung perancangan buku
monumen bersejarah.
3.1.2 Metode Pengumpulan Data
1. Data Primer
Metode Pengumpulan Data Primer adalah data yang dikumpulkan
langsung di lapangan oleh orang yang melakukan penelitian. (Hasan,
2002). Data primer ini didapatkan melalui metode pengumpulan data
sebagai berikut :
a. Observasi
Pada metode ini dilakukan pengamatan dan pencatatan secara
langsung mengenai lokasi, kondisi dan suasana di monumen-
monumen bersejarah yang ada di kota Surabaya, informasi pelaku
STIKOM S
URABAYA
atau informan untuk dilakukan wawancara dan menentukan waktu
yang digunakan untuk setting area pengambilan foto yang sesuai.
b. Wawancara
Pada metode ini tanya jawab di lakukan secara langsung dengan
budayawan yang mengenal seluk beluk kota Surabaya, dan informan
yang mengenal seluk beluk masing-masing monumen bersejarah
yang ada di kota Surabaya untuk memperoleh informasi dan data
yang diperlukan.
2. Data Sekunder
Merupakan data yang diperoleh dari sumber kedua atau sumber sekunder
dari data yang kita butuhkan. Data sekunder ini dapat berupa kepustakaan
dan dokumen-dokumen penting yang dapat memperjelas pentingnya
pelestarian cagar budaya.
a. Kepustakaan
Pada metode ini mahasiswa mempelajari berbagai literatur yang ada
hubungannya dengan proses perancangan buku monumen bersejarah
sebagai upaya pelestarian cagar budaya di kota Surabaya.
b. Dokumentasi
Metode ini dilakukan untuk mendapatkan foto monumen bersejarah,
untuk mengetahui kondisi dan untuk dijadikan bahan berupa foto
untuk merancang isi buku.
STIKOM S
URABAYA
3.2 Teknik Analisis Data
3.2.1 Analisis
Menurut Bogdan, Robert C and Biklen, Sari Knopp dalam buku (Emzir,
2010: 85 ). Analisis data merupakan proses sistematis pencarian dan pengaturan
transkripsi wawancara, catatan lapangan, dan materi-materi lain yang telah
dikumpulkan untuk pemahaman mengenai materi-materi. Analisis melibatkan
pekerjaan dengan data, penyusunan, dan pemecahannya ke dalam unit-unit yang
dapat ditangani, perangkumannya, pencarian pola-pola dan penemuan apa yang
penting.
Setelah data terkumpul, data akan dikelompokkan sesuai dengan unsur-
unsur desain dan komunikasi visual yaitu data verbal dan data visual.
Berdasarkan data yang diperoleh dari observasi, wawancara, dokumentasi dan
kepustakaan, data verbal berikutnya akan disusun secara efisien dan menarik
agar dapat menyajikan informasi yang efektif. Sedangkan data visual, akan
dikumpulkan untuk menghimpun jumlah data visual dan kelayakan data visual
tersebut untuk dikombinasikan dengan data verbal.
Selanjutnya, dari hasil analisis data tersebut akan ditentukan beberapa
konsep perancangan yang sesuai untuk perancangan karya.
3.2.2 Hasil Wawancara
STIKOM S
URABAYA
Wawancara dilakukan pada tanggal 23 mei 2012 sampai 23 Juli 2012
sesuai dengan surat pengantar dari BAKESBANG kepada pihak Dinas
Pariwisata dan Kebudayaan, Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang, Badan Arsip
dan kepustakaan, Dinas Sosial, Dinas pertamanan, Pengurus Monumen Kapal
Selam dan Pengurus Monumen Tugu Pahlawan. Wawancara juga dilakukan
dengan budayawan sekaligus pemilik perpustakaan Koloni di jalan Medayu
Selatan dan Komunitas Rodersburg. Wawancara dilakukan untuk mendapatkan
informasi tentang monumen yang ada di kota Surabaya berikut informasi
sejarahnya dan lokasinya. Kesimpulan yang dapat diambil dari hasil wawancara
yaitu :
1. Monumen yang ada di kota Surabaya yang berhasil diketahui sejarahnya
berjumlah 22 monumen, sedangkan yang tidak berhasil didapatkan
informasinya berjumlah 2 monumen.
2. Menurut pemilik perpustakaan koloni, sekaligus mantan kepala Dinas
Cipta Karya dan Tata Ruang, data-data penting tentang monumen yang
tersimpan, sempat hangus terbakar, struktur bangunan hanya beberapa
yang diketahui, sehingga hanya tentang sejarah monumen ini yang masih
ada informasinya.
3. Menurut pihak Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang dan Dinas Pertamanan,
monumen-monumen di kota Surabaya sudah mulai diperhatikan, hal
tersebut dikarenakan kota Surabaya berusaha meningkatkan Green Area,
sehingga lokasi monumen-monumen yang memiliki area cukup luas,
STIKOM S
URABAYA
dijadikan sebagai taman-taman kota, seperti contohnya monumen
Ronggolawe dan monumen Persahabatan Indonesia dan Korea.
3.3 Metode Perancangan
Gamabr 3.1 Skema Metode Perancangan
STIKOM S
URABAYA
3.4 Studi Eksisting
3.4.1 Analisis Kompetitor
Analisa studi eksisting dalam perancangan ini dilakukan untuk mengacu
pada observasi yang dilakukan terhadap objek yang diteliti dan kompetitornya.
1. Buku Bertualang ke Museum Jakarta
Gambar 3.2 Cover dan halaman pertama
Buku ini membahas tentang museum-museum yang ada di kota Jakarta.
Dalam buku ini disajikan untuk mengetahui dimana letak museum dan
mengenai sejarah maupun cerita apa yang ada dalam tiap-tiap museum di
kota Jakarta. Buku ini menyajikan visual yang ditujukan untuk anak-anak,
dengan mengusung tema berpetualang. Dalam buku ini terdapat sebuah
STIKOM S
URABAYA
peta yang mendukung tema tersebut untuk mengetahui letak tiap-tiap
museum yang ada di kota Jakarta.
Gambar 3.3 Karakter Buku
Dalam gambar diatas, terdapat tiga karakter anak-anak yang mengisi dan
mendampingi pembaca. Anak-anak ini, berperan sebagai pemandu
pembaca. Ilustrasi yang digambarkan pada karakter anak-anak tersebut,
berbeda tujuannya.
Pada karakter Arif Dan Mika, peran dalam buku ini adalah membantu
percakapan dan menuntun informasi yang ada pada museum, dengan
gambar ilustrasi percakapan dengan melakukan kegiatan.
Sedangkan pada karakter Kemal, karakter ini berperan dalam
menunjukkan foto-foto dan informasinya.
STIKOM S
URABAYA
a. SWOT Kompetitor
i. Kekuatan
1) Judul buku membuat ketertarikan anak-anak untuk ajakn
bermain sambil belajar
2) Layout buku terdapat gambar karakter lucu.
3) Terdapat peta petualangan yang mendukung judul buku,
sehingga sesuai dnegan tema petualangan.
ii. Kelemahan
1) Hanya memberikan informasi tentang museum.
2) Faktor demografis hanya ditujukan untuk anak-anak, dilihat
dari layout buku dan judul buku.
iii. Peluang
1) Tingkat keaktifan anak-anak menjadi sebuah pendukung
buku ini, karena buku ini bertemakan petualangan.
2) Belum adanya buku tentang museum di pasaran, menjadikan
buku ini buku yang paling dicari, terlebih untuk anak-anak.
iv. Ancaman
1) Penjualan buku ini di lokasi surabaya terlalu luas, sehingga
hanya untuk tujuan yang akan ke kota Jakarta.
b. Hasil Analisis Studi Eksisting Kompetitor
Dari data hasil survey dan studi eksisting maka dapat ditarik
kesimpulan atau asumsi bahwa dengan adanya informasi tentang
STIKOM S
URABAYA
museum ini akan menarik pengunjung dari luar kota Jakarta untuk
berkunjung ke museum-museum tersebut.
2. Jalan-Jalan Surabaya ( Enaknya Ke Mana )?
Gambar 3.4 Cover buku
jalan-jalan surabaya ( enaknya kemana ) ?
Dalam buku ini, membahas tentang pariwisata yang ada di kota Surabaya..
Tujuan pembuatan buku ini menurut penulis adalah sebagai “penebus
dosa” karena sebelumnya, penulis jika mendapat pertanyaan tentang
dimana obyek wisata di kota Surabaya, selalu menjawab di kota Surabaya
tidak ada obyek wisatanya.
STIKOM S
URABAYA
Gambar 3.5 Halaman buku
jalan-jalan surabaya ( enaknya kemana ) ?
Buku ini memberikan gambaran tentang berbagai potensi wisata di
Surabaya. Mulai dari obyek Wisata Kota, Heritage Building, Museum-
museum, monumen, pusat pertokoan, tempat-tempat perkulakan, tempat
hiburan malam baik untuk keluarga maupun untuk insan dewasa, hingga
wisata bertema seperti water park, wisata ekologi hutan Mangrove,
mengunjungi sanggar batik khas Surabaya hingga ke kuliner Surabaya
(http://adikusrianto.wordpress.com/)
a. SWOT Kompetitor
i. Kekuatan
1) Buku sangat cocok untuk para pelancong karena dalam buku
menyajikan informasi yang ada di kota Surabaya.
STIKOM S
URABAYA
2) Bentuk buku sesuai bentuk buku saku pada umumnya.
3) Layout cover buku menampilkan beberapa isi buku, sehingga
membuat ketertarikan dari kejelasan isi buku.
ii. Kelemahan
1) Layout buku cenderung berwarna hitam dan putih, sehingga
kurang menarik, padahal warna dapat mempengaruhi citra
orang yang melihatnya (Supriyono, 2010: 58).
iii. Peluang
1) Buku ini dapat menjadi buku panduan wisata untuk kota
Surabaya
2) Belum adanya buku tentang wisata kota Surabaya secara
keseluruhan.
iv. Ancaman
1) Karena teknologi sudah berkembang, terlebih minat wisata
masih digandrungi, menjadikan buku ini masih harus
bersaing kuat dengan internet, karena diinternet orang lebih
mudah mendapatkan informasi tentang tempat wisata.
c. Hasil Analisis Studi Eksisting Kompetitor
Dari data hasil survey dan studi eksisting maka dapat ditarik
kesimpulan atau asumsi bahwa dengan adanya informasi tentang
wisata secara keseluruhan, buku ini akan menjadi prioritas utama
dalam buku wisata kota Surabaya, karena buku ini termasuk jenis
buku saku yang mudah dibawa kemana-kemana.
STIKOM S
URABAYA
3.5 Konsep Perancangan Karya
3.5.1 Analisis STP
Untuk mencapai sasaran yang tepat, diperlukan perhitungan terhadap
audience melalui aspek geografis, demografis dan psikografis.
1. Geografis
Secara geografis target audience yang ditentukan adalah masyarakat yang
tinggal di kota surabaya maupun sedang mengunjungi kota surabaya yang
memerlukan informasi tentang tata letak dan sejarah monumen-monumen
di kota surabaya.
2. Demografis
Secara demografis target audience dapat dijabarkan sebagai berikut :
Jenis kelamin : Laki-laki dan Wanita
Usia : 15 tahun tahun keatas
Pendidikan : Sekolah menengah umum, perguruan tinggi
Kelas : Menengah - Menengah keatas
Pekerjaan : Pelajar, mahasiswa, pegawai negeri, pegawai
swasta, pengusaha
Target audience yang dipilih ini berdasarkan pernyataan bahwa makin
tinggi pendidikan seseorang maka makin mudah bagi mereka untuk
menerima informasi. Dan dengan bertambahnya umur, seseorang akan
mengalami perubahan fisik dan psikologis dimana taraf berpikir seseorang
STIKOM S
URABAYA
akan semakin matang dan dewasa (Harahap, 2010; 27-29 ). Ketentuan ini
ditinjau secara langsung berdasarkan ketetapan wajib belajar 9 tahun yang
diterapkan pemerintah, sehingga pada umur 17 tahun, untuk orang yang
sedang maupun sudah menjalani proses pendidikan, dinilai sudah
mengenal tentang sejarah dan budaya, karena mereka sudah
menyelesaikan wajib belajar 9 tahun yang sudah ditentukan pemerintah.
3. Psikografis
Secara psikografis, dapat ditentukan khususnya kepada orang yang
memiliki ketertarikan akan sejarah dan budaya, baik pria maupun wanita,
berkeluarga maupun masih belum berkeluarga, serta komunitas yang
menggemari sejarah dan budaya.
STIKOM S
URABAYA
3.5.2 Konsep Tema Perancangan
1. Analisis Keyword
Gambar 3.6 Keyword
2. Ulasan Keyword
Pada tema perancangan konsep, keyword sudah diperoleh berdasarkan
STP adalah “Classic, Elegant, Heroic” . Keyword tersebut nantinya akan
digunakan dalam konsep perancangan buku ini.
“Classic” berdasarkan kamus Bahasa Indonesia mempunyai arti memiliki
STIKOM S
URABAYA
mutu yang tinggi dan diakui kesempurnaannya. Disebutkan juga bahwa
klasik mengandung kata sifat bersejarah. Sehingga, klasik terbentuk
berdasarkan pertimbangan bahwa dalam perancangan ini ditujukan untuk
mengenal tentang sejarah, membahas tentang sejarah, dan diperuntukkan
bagi audience yang memiliki ketertarikan dengan sejarah.
Terbentuknya “Elegant” berdasarkan tujuan audience, yaitu masyarakat
Surabaya pada kelas sosial menengah dan menengah keatas, dimana kelas
sosial tersebut dapat diketahui mengutamakan kualitas didalam
menentukan apa yang dikehendaki (Wahyuni, 1998). Dengan
mengutamakan kualitas, tentunya hal yang diinginkan adalah yang
berkualitas, dengan demikian berkualitas berarti hal tersebut harus
memiliki kualitas yang bagus. Dalam hal ini, kata bagus disebutkan dalam
kamus Bahasa Indonesia, adalah kata sifat dari anggun, sedangkan anggun
merupakan kata sifat dari “Elegant”.
Jika disimpulkan berdasarkan pemahaman kalimat “Kalau mengenakan
gaun seperti itu, akan tampak elegan sekali” dan “Penampilannya tampak
elegan sekali” maka elegan itu adalah ungkapan terhadap sesuatu yang
pantas dan sesuai dengan persepsi satu sama lain baik antara individu
dengan obyek, maupun individu satu sama lain. Berdasarkan hal tersebut
“Elegant” bisa digunakan sebagai panduan menempatkan kesesuaian
komposisi yang ada pada perancangan buku agar mendapatkan persepsi
bagus dan sesuai dengan target audience.
Keyword “Heroic”, terbentuk meliputi latar belakang yang terdapat pada
STIKOM S
URABAYA
kota Surabaya, yaitu “Kota Pahlawan”. Adanya unsur kepahlawanan ini
ditujukan untuk mencapai kesesuaian pada perancangan buku terhadap
obyek yang ingin ditampilkan, yaitu monumen.
Sedangkan untuk memberikan hal baru dan beda dengan buku yang
membahas tentang sejarah pada umumnya menampilkan foto-foto bertema
vintage, yaitu dengan menampilkan foto monumen dengan visual asli
warna monumen. Tehnik foto yang digunakan adalah tehnik foto
jurnalistik yaitu essay foto dan Tehnik Foto dokumentasi.
3.5.3 Konsep Kreatif
Konsep pembuatan buku ini adalah “Aku Monumen” , aku monumen
didapatkan berdasarkan pertimbangan bahwa masyarakat kota Surabaya kurang
mempedulikan lagi lingkungan di sekitar mereka, termasuk monumen-monumen
yang ada (Fang, 2007). Kata “aku” berarti diri sendiri ( Tanjung, 2008 ),
sedangkan menurut ( Kamus Besar Bahasa Indonesia ), kata “aku” memiliki
definisi “yang berbicara” dan “yang menulis”. Sedangkan “Monumen” diambil
dari tujuan dan bahasan buku ini, sehingga penentuan konsep ini bertujuan untuk
Kurangnya Kepedulian Terhadap
Monumen
Kurangnya Kepedulian Terhadap
Monumen
( Monumen ) Yang Berbicara
Adanya Kata “AKU”
Aku Monumen
STIKOM S
URABAYA
menunjukkan keberadaan monumen bahwa monumen memiliki nilai dan sejarah
yang patut dilestarikan dan dipedulikan di sekitar mereka.
3.5.4 Tujuan Kreatif
Tujuan kreatif dalam perancangan ini adalah untuk memberikan kontribusi
terhadap keterbatasan informasi tentang monumen-monumen bersejarah di kota
surabaya kepada masyarakat luas. Perancangan buku ini diharapkan dapat
memberikan pengetahuan dan memperluas wawasan masyarakat akan monumen
bersejarah di kota Surabaya yang sudah mulai terlupakan.
3.5.5 Strategi Kreatif
Strategi kreatif dalam buku ini adalah berusaha menyajikan informasi
sebuah monumen dan lokasinya untuk mengetahui keberadaanya melalui
komposisi foto, warna dan layout yang informatif dan ditekankan pada unsur
legibility dan readability.
1. Ukuran dan Halaman Buku
Dalam perancangan buku ini, dipilih ukuran medium book dengan ukuran
23cm x 28cm. Hal ini dilakukan dengan pertimbangan ukuran tersebut
memudahkan penyusunan informasi yang disajikan dalam buku karena
adanya perbandingan penempatan yang berbanding 70 untuk foto dan 30
untuk text. Pertimbangan lainnya dengan menggunakan ukuran dan
perbandingan ini karena legibility dalam buku ini diutamakan, sehingga
untuk menghindari kebosanan disaat membaca buku ini. Pertimbangan
STIKOM S
URABAYA
tersebut didukung menurut ( Rustan, 2008 ) yang mengatakan bahwa lebar
suatu paragraf merupakan faktor yang menentukan tingkat kenyamanan
dalam membaca naskah. Baris yang terlalu panjang akan melelahkan mata
dan menyulitkan pembaca menemukan baris berikutnya. Sehingga
dianjurkan dalam tiap baris memiliki jumlah karakter antara 8 sampai 45
karakter per baris.
Sedangkan untuk halaman buku, dalam perancangan buku ini, tiap –tiap
monumen baik pada halaman buku berbahasa indonesia dan berbahasa
inggris akan di tentukan memiliki minimal halaman sebanyak 3 halaman.
Hal ini dilakukan berdasarkan pertimbangan untuk memberikan
keleluasaan dalam memberikan informasi mengenai monumen.
2. Jenis Layout
Jenis layout yang digunakan untuk buku ini adalah jenis layout untuk
layout halaman cetak, jenis-jenis layout untuk buku ini lebih dominan pada
Mondrian layout dan Picture Window layout, dan dalam beberapa halaman
untuk menyajikan foto secara acak akan digunakan tipe layout Quadran
Layout .
a. Mondrian Layout
Mondrian layout yaitu Penyajian layout yang mengacu pada bentuk-
bentuk square/landscape/portait, dimana masing-masing bidangnya
sejajar dengan bidang penyajian dan memuat gambar/copy yang
STIKOM S
URABAYA
saling berpadu sehingga membentuk suatu komposisi yang
konseptual. Jenis layout ini membantu dalam mengatur komposisi
foto yang memiliki informasi tidak hanya pada monumen melainkan
prasasti monumen dan informasi area sekitarnya.
Gambar 3.7 Sample Layout Mondrian
b. Quadran Layout
Bentuk tampilan iklan yang gambarnya dibagi menjadi empat bagian
dengan volume/isi yang berbeda. Misalnya kotak pertama 45%,
kedua5%, ketiga 12%, dan keempat 38%. Layout ini akan digunakan
untuk halaman buku yang memiliki teks panjang dan tidak bisa
dipisahkan dalam halaman lain buku, sehingga memerlukan
bebarapa bagian foto yang berbeda ukuran.
STIKOM S
URABAYA
Gambar 3.8 Sample Layout Quadran
c. Picture Window
Tata letak iklan dimana produk yang diiklankan ditampilkan secara
close up. Bisa dalam bentuk produknya itu sendiri atau juga bisa
menggunakan model (public figure). Penggunaan layout ini dalam
buku monumen, digunakan pada saat halaman yang berisi teks yang
pendek dan ukuran foto landscape yang melebihi satu halaman buku.
STIKOM S
URABAYA
Gambar 3.9 Sample Layout Picture Window
Ketiga jenis layout ini dipilih berdasarkan pertimbangan bahwa
perbandingan antara foto dan teks pada buku ini, lebih kepada foto yang
akan ditampilkan. Sehingga diperlukan jenis-jenis layout yang juga lebih
dominan pada illustrasi gambar.
3. Headline
Headline yang dipilih untuk buku ini adalah “Serpihan Sejarah
Monumen”. Pemilihan headline tersebut berdasarkan pertimbangan yang
dimaksudkan untuk menyampaikan bahwa tiap-tiap monumen di kota
Surabaya mempunyai sebuah sejarah walaupun hanya berupa serpihan.
Kata serpihan ini untuk memaknai bahwa sejarah monumen itu tidaklah
banyak, namun terdiri dari kesatuan yang utuh, yaitu banyak nilai-nilai
yang terkandung dalam monumen.
STIKOM S
URABAYA
4. Tagline
Tagline yang dipilih untuk buku ini adalah “Historical monuments in
Surabaya”. Tagline ini akan diposisikan dibawah headline untuk menjadi
pendukung kejelasan dari headline. Pemilihan tagline ini disesuaikan
untuk membantu penekanan terhadap pembahasan monumen di kota apa
yang disajikan dalam buku ini.
5. Bahasa
Bahasa yang digunakan dalam buku ini adalah bahasa Indonesia dan
bahasa Inggris, bahasa Inggris dipilih karena merupakan bahasa
Internasional. Pemilihan dua bahasa ini dikarenakan agar tidak hanya
dapat dinikmati oleh masyarakat surabaya, melainkan bisa dinikmati
pula oleh wisatawan mancanegara. Dengan perancangan menggunakan
dua bahasa ini diharapkan dapat memberikan kontribusi sebagai souvenir
untuk tamu Negara maupun wisatawan yang berkunjung ke kota
Surabaya
6. Warna
Warna adalah satu hal yang sangat penting dalam menentukan respon
orang, karena warna adalah hal pertama yang dilihat oleh seseorang.
Setiap warna memiliki kesan, makna dan psikologi yang berbeda-beda
(Nugroho, 2008: 1). Berdasarkan pemahaman makna terhadap warna,
terdapat alternatif warna yang sudah dipilih berdasarkan keyword
STIKOM S
URABAYA
“Classic, Elegant, Heroic” . Alternatif warna yang sudah dipilih
berdasarkan keyword sebagai berikut :
a. Merah, warna ini dipilih untuk memberikan makna keberanian dan
perjuangan. Pemilihan warna ini berdasarkan tujuan untuk
menekankan nilai-nilai perjuangan maupun kepahlawanan yang
menjadi citra kota Surabaya sebagai kota pahlawan.
b. Hitam, warna ini dipilih untuk memberikan makna anggun.
Pemilihan warna ini, disesuaikan dengan keyword “elegant” karena
makna warna hitam adalah kata sifat dari elegant.
c. Coklat, warna ini dipilih untuk memberikan makna kenyamanan.
Pemilihan warna ini untuk membantu penekanan legibility pada
tipografi dalam perancangan ini. Karena keterbacaan adalah salah
satu faktor penting dalam perancangan buku, sedangkan
kenyamanan dan adalah salah satu unsur dalam legibility.
d. Kuning, warna ini dipilih untuk memberikan makna pengharapan.
Warna ini untuk menciptakan perasaan optimis dan percaya diri
yang akan digunakan untuk menekankan sebuah harapan untuk
melestarikan monumen.
STIKOM S
URABAYA
Warna-warna tersebut akan dikombinasikan untuk mencapai komposisi
pada layout tipografi pada buku monumen ini. Kombinasi alternatif
warna yang diperoleh sebagai berikut :
Gambar 3.10 Alternatif Warna
Pada gambar diatas di peroleh alternatif kombinasi warna yang sesuai
dengan keyword. Warna – warna ini akan menjadi pilihan pada saat
membuat layout dan tipografi yang sesuai dengan keyword yang sudah
diperoleh.
7. Tipografi
Font yang diperoleh dari keyword tersebut dipilih jenis font “Serif”, dan
jenis font “Sans serif” . Pemilihan jenis tersebut berdasarkan
pertimbangan bahwa huruf serif memiliki ketebalan dan ketipisan yang
kontras pada garis-garis hurufnya. Kesan yang ditimbulkan adalah klasik,
STIKOM S
URABAYA
anggun, lemah gemulai dan feminin. Keuntungan jenis font ini memiliki
legibility yang baik dan fleksibel untuk semua media. (Rustan, 2011:48).
Berdasarkan pertimbangan tersebut, untuk membantu penekanan classic
dan elegant, font jenis ini nantinya akan bisa digunakan pada headline
dan subheadline pada cover buku. Sedangkan untuk jenis sans serif,
dipilih dengan pertimbangan untuk membantu readability, legibility dan
menghindari pemakaian huruf serif dalam bodytext. Hal ini dikarenakan
kait-kait serif dapat memperumit bentuk huruf, sehingga akan perlu
waktu lama untuk membaca jika digunakan pada ukuran font kecil.
Sedangkan dalam penataan layout jenis sans serif sering digunakan
dalam bodytext artikel atau paragraf dengan tujuan untuk dibaca dengan
cermat dan tidak terburu-buru. Sebuah paragraf dengan aksara sans serif
memang lebih jelas, karena pembaca dituntut untuk berjuang lebih kuat
dalam menangkap dalam merangkai aksara kesamping. Untuk itu
diasumsikan bahwa informasi yang mengalir ke otak akan tinggal dan
membekas lebih lama sehingga diperoleh rekaman yang lebih baik
(Kusrianto, 2011: 79).
Alternatif font serif dan sans serif yang digunakan dalam buku ini adalah
Tahoma, Times New Roman, Book Antiqua, Helvetica, Georgia, Century,
Avenir, Minion Pro, Adobe Garamond dan Palatino Linotype. Pemilihan
alternatif font tersebut berdasarkan pertimbangan bahwa font-font
tersebut umumnya sering digunakan pada buku. Sedangkan font yang
STIKOM S
URABAYA
dipilih untuk buku ini adalah font bernama “Minian Pro” yang mewakili
jenis serif dan “Avenir” yang mewakili jenis sans serif.
Jenis font serif “Minian Pro” dipilih berdasarkan pertimbangan disaat
mencoba mengaplikasikan nama headline terhadap font tersebut, font ini
memiliki spasi lebih pendek dan ketebalan yang cukup daripada alternatif
font serif lainnya pada saat diaplikasikan pada sample headline layout
untuk cover buku pada ukuran yang sama. Sedangkan jenis font “Avenir”
dipilih berdasarkan pertimbangan yang bahwa legibility dan readability
lebih unggul daripada alternatif font jenis sans serif lainnya pada saat
diaplikasikan pada sample layout dengan ukuran yang sama.
8. Konsep Media
Pembuatan buku ini diperlukan adanya media pendukung seperti :
Merchandise, dan Banner. Media pendukung tersebut bertujuan untuk
memberikan informasi keberadaan buku ini.
a. Merchandise
Merchandise merupakan media yang diperlukan untuk dapat
menarik perhatian audience terhadap keberadaan buku ini. Jenis
merchandise yang akan digunakan berupa clay, gantungan kunci,
mug, stiker, pin, dan pembatas buku.
1) Keunggulan
Dapat menunjang buku ini sehingga buku ini dapat menarik
audience.
STIKOM S
URABAYA
2) Kelemahan
Biaya yang dibutuhkan tidak sedikit untuk memproduksi
merchandise, oleh karena itu pemilihan merchandise harus
tepat agar tepat pada audience.
b. Banner
Banner digunakan karena dapat secara langsung memberikan
informasi kepada semua orang yang melihat dan sedangkan poster
dapat ditempel ditempat yang dekat dengan target audience. Poster
dan banner ini berisi visual dari Monumen Tugu Pahlawan yang
dapat menunjukkan identitas buku sebagai buku monumen
bersejarah di kota Surabaya.
1) Kelebihan
Dapat memberi informasi dan membantu keberadaan buku ini.
2) Kelemahan
Tidak dapat sembarangan dalam menyebarkan dan memasang
atau menempel poster, banner.
STIKOM S
URABAYA
3.5.6 Perancangan Karya
1. Cover Depan
a. Sketsa Alternatif
Gambar 3.11 Sketsa Alternatif Cover
Pada gambar 3.11 ditampikan beberapa alternatif sktesa cover pada
buku monumen. Alternatif sketsa yang ditampilkan berupa
komposisi antara foto, headline dan tagline yang akan digunakan
dalam cover buku monumen.
STIKOM S
URABAYA
b. Sketsa Terpilih
Gambar 3.12 Sketsa Terpilih
Pada gamabar 3.12, terdapat hasil sketsa yang sudah terpilih.
Sketsa ini terpilih melalui FGD ( Focus Group Discussion ) yang
dilakukan pada mahasiswa DKV angkatan 2008 yang kemudian
dilanjutkan pada Komunitas Rodersbrug. Berdasarkan
pertimbangan hasil FGD yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa
penentuan sketsa terpilih pada gambar 3.12 dikarenakan komposisi
foto yang lebih dominan pada cover buku monumen nantinya akan
membantu kejelasan isi buku dan membantu penekanan pada
headline dan tagline.
STIKOM S
URABAYA
2. Cover Belakang
a. Sketsa Alternatif
Gambar 3.13 Sketsa Alternatif Cover Belakang
Pada gambar 3.13 ditampikan beberapa alternatif sktesa cover
belakang pada buku monumen. Alternatif sketsa yang ditampilkan
berupa komposisi antara foto dan body teks yang akan digunakan
dalam cover belakang buku monumen.
STIKOM S
URABAYA
b. Sktesa Terpilih
Gambar 3.14 Sketsa Cover Belakang Terpilih
Pada gamabar 3.14, terdapat hasil sketsa yang sudah terpilih.
Sketsa ini terpilih melalui FGD ( Focus Group Discussion ) yang
dilakukan pada mahasiswa DKV angkatan 2008 yang kemudian
dilanjutkan pada Komunitas Rodersbrug. Berdasarkan
pertimbangan hasil FGD yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa
penentuan sketsa terpilih pada gambar 3.14 berdasarkan referensi
buku pada umumnya yang berisi tentang isi singkat buku, barcode,
penerbit dan nomor ISBN.
STIKOM S
URABAYA
3. Halaman
a. Sketsa Alternatif
Gambar 3.15 Sketsa Alternatif Halaman
Pada gambar 3.15 ditampikan beberapa alternatif sktesa halaman
isi pada buku monumen. Alternatif sketsa yang ditampilkan berupa
komposisi layout yang terdapat foto dan body teks yang akan
digunakan pada masing-masing jenis layout pada buku monumen.
STIKOM S
URABAYA
b. Sketsa Terpilih
c.
Gambar 3.16 Sketsa Halaman Terpilih
Pada gambar 3.16, terdapat hasil sketsa yang sudah terpilih. Sketsa
ini terpilih melalui FGD ( Focus Group Discussion ) yang
dilakukan pada mahasiswa DKV angkatan 2008 yang kemudian
dilanjutkan pada Komunitas Rodersbrug. Berdasarkan
pertimbangan hasil FGD yang dilakukan, dipilih beberapa alternatif
layout yang nantinya akan digunakan untuk menyusun layout
halaman buku monumen.
STIKOM S
URABAYA