metopen akhir.docx

56
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT KEPATUHAN IBU HAMIL TRIMESTER 1 UNTUK MELAKUKAN PEMERIKSAAN ANTENATAL CARE DI PUSKESMAS DEPOK III SLEMAN YOGYAKARTA TAHUN 2012 Disusun oleh : Titin Sulistianingsih NIM : 201010105090 PROGRAM STUDI KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ‘AISYIYAH YOGYAKARTA 2012

Upload: agustina-nilam

Post on 16-Apr-2015

432 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

Page 1: metopen akhir.docx

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT KEPATUHAN IBU

HAMIL TRIMESTER 1 UNTUK MELAKUKAN PEMERIKSAAN ANTENATAL

CARE DI PUSKESMAS DEPOK III SLEMAN YOGYAKARTA TAHUN 2012

Disusun oleh :

Titin Sulistianingsih

NIM : 201010105090

PROGRAM STUDI KEBIDANAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ‘AISYIYAH YOGYAKARTA

2012

Page 2: metopen akhir.docx

BAB 1

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Kehamilan adalah suatu anugrah dari Tuhan yang perlu mendapatkan perhatian dan

dukungan dari seluruh anggota keluarga (Badan koordinasi keluarga berencana, 2003).

Kehamilan merupakan suatu proses pembuahan dalam rangka melanjutkan keturunan, secara

alami, menghasilkan janin yang tumbuh di dalam rahim ibu (prawirohardjo, 2002). Al-Qur’an

menyebutkan tentang proses kehamilan bahwasanya Allah telah menciptakan manusia dari

sari pati air (QS. As-sadjah 32:8). Kemudian Allah juga menyempurnakan manusia dengan

meniupkan roh kedalam tubuh janin dan Allah memberikan pendengaran, penglihatan serta

hati bagi janin yang dikandung (QS. As-Sadjah 32:9).

Pemeriksaan kehamilan (antenatal care ) merupakan asuhan suatu asuhan yang diberikan

kepada ibu hamil sebelum melahirkan dengan cara memeriksakan kepada dokter, bidan

swasta, bidan puskesmas yang mengoptimalkan kesehatan secara psykologis dan fisik ibu

hamil sehingga mampu menghadap persalinan, nifas, menberikan ASI dan kembalinya

kesehatan reproduksi secara wajar (Manuaba, 2002:20).standar frekuensi ANC minimal

adalah satu kali dalam trimester pertama (sebelum 12 atau 14 minggu), satu kali selama

trimester kedua (antara minggu ke-14 sampai ke-28), dan dua kali selama trimester ketiga

(umur kehamilan lebih dari 28 minggu). Pemeriksaan kehamilan minial sampai empat kali ini

sangat penting agar setiap ibu hamil mendapatkan pelayanan secara terstandar (saifuddin,

2002: 20).

Pentingnya dilakukan pemeriksaan kehamilan sesuai dengan standar minimal pelayanan

ANC akan memberikan manfaat untuk ibu dan janin. Manfaat asuhan antenatal untuk ibu

adalah mengurangi dan menegakan secara dini komplikasi obstetrik yang dapat mengancam

jiwa, mempertahankan dan meningkatkan kesehatan mental dan fisik ibu hamil untuk

menghadapi persalinan, meningkatkan kesehatan ibu setelah persalinan (Manuaba, 2004).

Menurut cunningham ( wiliam obstetri, 2006) komplikasi obsterik yang mungkin terjadi

selama kehamilan tersebut antara lain: HB kurang dari 8gr%, tekanan darah tinggi, eklamsia,

perdarahan pervaginam, ketuban pecah dini, letak lintang pada usia kehamilan lebih dari 32

minggu,letak sungsang pada primigravida, infeksi berat/sepsis,persalinan prematur,kehamilan

Page 3: metopen akhir.docx

ganda, janin besar, penyakit kronis pada ibu yaitu jantung, paru-paru, ginjal dan riwayat

obstetri yang buruk.

Berbagai faktor resiko terjadinya komplikasi yang berhubungan dengan kehamilan dan

cara pencegahannya telah diketahui, namun jumlah kematian ibu cukup tinggi. Kematian ibu

bisa dicegah dan tidak perlu terjadi, karena lebih dari 80% kematian ibu dapat di cegah

melalui pemeriksaan kehamilan yang rutin (Irdijati, 2007:2).

Adapun akibat yang di timbulkan jika frekuensi kunjungan ANC rendah adalah tidak

terpantaunya kesehatan ibu dan janin, tidak diketahuinya resiko tinggi, tidak diperolehnya

anti tetanus toxoid pada ibu hamil dan tidak memperoleh tindakan apabila terjadi kelainan

pada kehamilannya. Akibat tersebut menyebabkan semakin tingginya angka kematian ibu

(AKI ). Namun demikian , harus tetap di tekan dengan pemeriksaan kehamilan yang rutin

(Depkes, 2008).

Gambaran tingginya angka kematian ibu (AKI) merupakan masalah kesehatan yang

sangat penting untuk diperhatikan. AKI di Indonesia adalah yang tertinggi di ASEN. Angka

kematian ibu dalam kehamilan dalam persalinan di seluruh dunia mencapai 515 ribu jiwa tiap

tahun. Ini berarti seorang ibu meninggal hampir setiap menit karena komplikasi dalam

kehamilan maupun persalinan h, hampir 99% dari angka kematian itu terjadi di negara-negara

berkembang termasuk Indonesia. Indonesia justru termasuk negara dengan angka kematian

ibu tertinggi. Hal ini perlu di cermati karena dalam kenyataanya yang menjadi korban bukan

hanya pihak ibu yang meninggal tetapi berdampak bagi baginya (Nugraha, 2007:55)

Hasil survei demografi dan kesehatan indonesia tahun 2007 menyebutkan bahwa AKI

tahun 2007 sebesar 228 per 100.000 kelahiran hidup. Angka ini turun dibandingkan AKI

tahun 2002 yang mencapai 307 per 100.000 kelahiran hidup (Dinkes, 2007).

Sedangkan angka kematian bayi (AKB) berdasarkan Estimasi Badan Pusat Statistik tahun

2007 sebesar 34 per 1000 kelahiran hidup. Angka ini sedikit menurun jika dibandingkan

dengan AKB tahun 2002-2003 yang sebesar 35 per 1000 kelahiran hidup. Kecenderungan

penurunan AKB dapat dipengaruhi oleh pemerataan pelayanan melalui perbaikan gizi yang

pada gilirannya mempengaruhi daya tahan tubuh terhadap serangan penyakit (Dinkes, 2007).

Angka Kematian Ibu (AKI) yang diperoleh melalui ( survei demografi kesehatan indonesia)

SDKI dan SKRT (survei kesehatan rumah tangga) hanya menggambarkan angka nasional dan

tidak dirancang untuk mengukur angka kematian ibu menurut provinsi. Hasil Susenas tahun

2005 menunjukan angka kematian ibu di Provinsi DIY sebesar 105/100.000 kelahiran hidup,

Page 4: metopen akhir.docx

angka ini mengalami penurunan dibandingkan hasil Susenas Jumlah kematian ibu yang

terlaporkan dari pencatatan dan pelaporan melalui dinas kesehatan sussenas sebelumnya yaitu

sebasar 110/100.000 kelahiran hidup (Dinkes DIY, 2005). Tahun 2007 dilaporkan sebesar 34

kasus kematian dengan perincian kematian pada ibu hamil sebanyak 3 kasus, kematian ibu

bersalin 16 dan kematian ibu nifas sebanyak 15 kasus (Dinkes DIY, 2008).Angkakematian

bayi per 1000 kelahiran hidup di Provinsi D.I.Yogyakarta sampai dengan tahun 2007 lebih

rendah dari pada target angka nasional. Hasil pelaporan yang disampaikan melalui Dinas

Kesehatan kabupaten/kota pada tahun 2007 jumlah kematian bayi di propinsi DIY sebanyak

317 bayi dengan jumlah kematian bayi terbanyak di kabupaten Kulon Progo (107 kematian

bayi) dan terendah di kota yogyakarta (15 kematian bayi) (DinkesDIY. 2007).

Tahun 2010, jumlah sasaran Ibu Hamil ada 13.001 jiwa, Ibu Bersalin ada 12.412

jiwa,dan Ibu Nifas 12.412 jiwa. Kunjungan Ibu Hamil untuk yang pertama kali atau yang

disebut dengan K-1 mencapai 13.152 jiwa (101,16%), ini berarti bahwa tingkat kesadaran Ibu

Hamil dalam memanfaatkan pelayanan kesehatan sudah baik, sedang untuk kunjungan K-4,

mencapai 12.379 jiwa (95,22%), pencapaian tahun 2010 dibanding tahun 2009 mengalami

peningkatan dan mencapai target standar nasional sebesar 95%. Kondisi ini disebabkan

karena tingkat kesadaran untuk memeriksakan kehamilannya di fasilitas pelayanan kesehatan

dan juga sistem pencatatan dan pelaporan ibu hamil yang dilaporkan ke dinas kesehatan

sudah baik. Pencapaian K1 di 3 Puskesmas terendah ada di wilayah Puskesmas Depok III

sebesar 67,4%, Puskesmas Pakem sebesar 92,1%, Puskesmas Depok I 95,4%, begitu juga

dengan pencapaian K4 3 terendah ada di Puskesmas Turi sebesar 74,7%, Puskesmas Depok II

sebesar 81%, dan Puskesmas Gamping I sebesar 86,6% (Dinkes Sleman: 2010).

Penyebab AKI yang paling besar yaitunkarena masalah obstetrik langsung yaitu

perdarahan (34,4%), keracunan kehamilan (23,7%), infeksi pada masa nifas (10,5%), dam

eklamsi (32%). Hal tesebut dapat terjadi pada kehamilan, persalinan dan nifas yang

merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan (Prawiroharjo, 2003:25).

Guna meningkatkan dan memeratakan cakupan K1 dan K4 secara nasional,

Departemen kesehatan republik Indonesia telah mencanangkan program making pregnancy

safer (MPS) pada tanggal 12 Oktober 2000. Melalui MPS ini diharapkan tahun 2015 AKI

turun menjadi 102 per 100.000 kelahiran hidupdan AKB menjadi 15 per 100.000 kelahiran

hidup. Salah satu dari pilar upaya safe motherhood adalah pelayanan antenatal care (ANC).

Melalui ANC di harapkan mampu mengidentifikasikan perkembangan janin dan komplikasi

secara dini(Depkes ,2007).

Page 5: metopen akhir.docx

Berdasarkan kenyataan bahwa 90% penyebab kematian ibu di sebabkan komplikasi

obstetrik yang sering tidak dapat di ramalkan pada saat kehamilan, maka pilar tersebut

hendaknya dilaksanakan oleh seluruh lembaga kesehatan baik rumah sakit, puskesmas dan

institusi swasta dalam upaya mengatasi kematian ibu. Idealnya ibu hamil memeriksakan

kehamilannya minimal empat kali selama kehamilannya 7T (timbang berat badan dan ukur

tinggi badan, ukur tekanan darah, ukur tinggi fundus uteri, imunisasi TT, pemberian tablet Fe

90 tablet, temu wicara dan tes PMS (penyakit menular seksual) yang harus dilaksanakan

seluruh layanan kesehatan yang berbasis antenatal care (ANC) meliputi: timbang berat badan

dan ukur tinggi badan, ukur tekanan darah, ukur tinggi fundus uteri, imunisasi TT, pemberian

tablet Fe 90 tablet, temu wicara dan tes PMS (penyakit menular seksual) (Depkes, 2002)

Berdasarkan data yang diperoleh di dinkes sleman bahwa angka kematian bayi per

1000 kelahiran hidup di kabupaten Sleman tahun 2010 adalah 5,8% dan target di tahun 2015

adalah 40%, dan prosentase penduduk mengakses pelayanan kesehatan di puskesmas

sebanyak 34,05% dan pemanfaatan rumah sakit sebanyak 13,98%.(Dinkes Sleman 2011)

Wujud dari perhatian Dinas kesehatan kabupaten sleman akan pentingnya

meningkatkan kunjungan ANC adalah dengan mencanangkan kebijakan peningkatan mutu

pelayanan puskesmas maupun rumah sakit. Kebijakan tersebut berupa: meningkatkan mutu

Sumber daya manusia melalui tugas belajar, izin belajar, pelatihan teknis fungsional, khusus,

seminar, lokakarya,meningkatkan sarana dan prasarana seperti rehab ruang periksa,

melengkapi sarana medis dan non medis, melaksanakan unsur-unsur pelayanan prima.

Kebijakan tersebut dimanfaatkan baik oleh puskesmas depok III sleman dengan berpartisipasi

aktif untuk turut serta dalam seminar, lokakarya maupun pelatihan ANC terstandar (Dinkes,

2009).

Perhatian dan partisipasi masyarakat akan pentingnya pemeriksaan kehamilan yang

rutin diwujudkan dengan sukarela menjadi kader kesehatan di posyandu yang dibina oleh tim

puskesmas. Tugas para kader ini cukup sulit yaitu harus menemukan ibu hamil resiko tinggi

yang wajib dilaporkan pada setiap pertemuan di puskesmas. Program ini cukup berhasil dan

dapat dilihat dari tingginya antusiasme masyarakat yang telah sadar dan turut berpartisipasi

dalam program pemeriksaan kehamilan sesuai standar (Djaja, 2008:20).

Peneliti semakin tertantang untuk meneliti “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

Tingkat Kepatuhan Ibu hamil untuk melakukan pemeriksaan ANC” dengan tujuan untuk

mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kepatuhan ibu hamil untuk melakukan

pemeriksaan antenatal terutama di Puskesmas Depok III Sleman Yogyakarta tahun 2012.

Page 6: metopen akhir.docx

A. Rumusan masalah

Berdasarkan data-data di atas, maka rumusan masalh dalam penelitian ini yaitu

“apakah faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kepatuhan ibu hamil Trimester I untuk

melakukan pemeriksaan ANC (antenatal care) di Puskesmas Depok III Sleman Yogyakarta

Tahun 2012?”

B. Tujuan penelitian

1. Tujuan Umum

Diketahuinya faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan ibu hamil trimester I untuk

melakukan ANC di puskesmas Depok III Sleman Yogyakarta tahun 2012.

2. Tujuan khusus

a. Diketahuinya prosentase faktor pendidikan Ibu yang mempengaruhi tingkat

kepatuhan ibu hamil trimester I melakukan pemeriksaan ANC di puskesmas

Depok III Sleman Yogyakarta.

b. Diketahuinya prosentase faktor pengetahuan ibu tentang kehamilan yang

mempengaruhi tingkat kepatuhan ibu hamil trimester I melakukan

pemeriksaan ANC di puskesmas Depok III Sleman Yogyakarta.

c. Diketahuinya Prosentase faktor status pekerjaan ibu yang mempengaruhi

tingkat kepatuhan ibu hamil trimester I melakukan pemeriksaan ANC di

puskesmas Depok III Sleman Yogyakarta.

d. Diketahuinya Prosentase faktor dukungan suami dan keluarga yang

mempengaruhi tingkat kepatuhan ibu hamil trimesterI melakukan pemeriksaan

ANC di puskesman Depok III Sleman Yogyakarta.

e. Diketahuinya Prosentase faktor paritas yang mempengaruhi tingkat kepatuhan

ibu hamil trimester I melakukan pemeriksaan ANC di puskesmas Depok III

Sleman Yogyakarta.

f. Diketahuinya Prosentase sikap petugas pemberi pelayanan kesehatan yang

mempengaruhi tingkat kepatuhan ibu hamil trimesterI melakukan pemeriksaan

ANC di puskesmas Depok III Sleman Yogyakarta.

g. Diketahuinya prosentase tempat dan lokasi pelayanan kesehatan yang

mempengaruhi tingkat kepatuhan ibu hamil trimesterI melakukan

pemeriksaan ANC di puskesmas Depok III Sleman Yogyakarta.

h. Diketahuinya Prosentase faktor ekonomi yang mempengaruhi tingkat

kepatuhan ibu hamil trimester I di puskesmas Depok III Sleman Yogyakarta.

Page 7: metopen akhir.docx

C. Manfaat penelitian

1) Bagi ilmu kebidanan

Sebagai salah satu referensi dalam meningkatkan mutu pelayanan khususnya pelayanan

antenatal yang mengacu pada dimensi kualitas pelayanan yang berdampak pada

kepatuhan ibu hamil trimester I untuk memeriksakan kehamilannya.

2) Bagi pengguna (consumer)

a) Bagi seluruh ibu hamil

Agar ibu hamil dapat meningkatkan pengetahuaanya tentang pentingnya pemeriksaan

kehamilan dilakukan secara teratur untuk mencegah komplikasi kehamilan, persalinan

dan nifas.

b) Bagi peneliti selanjutnya

Agar dapat menambah gambaran tentang pelayanan antenatal khususnya di

Puskesmas Depok III Sleman Yogyakarta serta sebagai data dasar dan sumber

referensi untuk penelitian terkait.

3) Bagi Instansi pendidikan

Agar dapat menambah sumber bacaan tentang “Faktor-faktor yang mempengaruhi

tingkat Kepatuhan ibu hamil untuk melakukan pemeriksaan ANC”.

D.Ruang lingkup penelitian

1. Ruang lingkup materi

Materi dalam penelitian ini di batasi pada faktor-faktor yang mempengaruhi

kepatuhan ibu hamil untuk melakukan pemeriksaan ANC dan frekuensi kunjungan ANC

secara teratur yaitu 4x selama kehamilan dengan perincian 1x pada trimester I, 1x pada

trimester II, dan 2x di trimester III, sehingga dapat mencegah terjadinya komplikasi

kehamilan.

2. Ruang lingkup responden

Penelitian dilakukan pada ibu hamil trimester 1 dengan Usia kehamilan 1

sampai 12 minggu yang memeriksakan kehamilannya di puskesmas Depok III Sleman

Yogyakarta, karena pada ibu hamil trimester 1 tersebut belum teratur dalam pemeriksaan

ANC.

3. Ruang lingkup Waktu

Page 8: metopen akhir.docx

Waktu yang digunakan untuk melakukan penelitian ini dimulai bulan Oktober

tahun 2012 yaitu mulai dilakukan penyusunan proposal sampai Februari 2013

yaitu penyajian hasil penelitian.

4. Ruang lingkup tempat

Tempat penelitian ini dilakukan di Puskesmas Depok III Sleman Yogyakarta,

karena cakupan K-1 di Puskesmas Depok III Sleman lebih rendah di banding

Puskesmas lainnya di wilayah kabupaten Sleman.

E. Keaslian Penelitian

1. Widaningsih (2001) melakukan penelitian dengan judul “faktor-faktor yang

mempengaruhi kunjungan ibu hamil K1 di puskesmas kokap II kabupaten kulon

progo tahun 2007”. Desain penelitiannya deskripti analitik dngan pendekatan waktu

cross sectional. Teknik pengambilan sampelnya adalah total sampling dan uji

statistiknya dengan chi square.

2. Murniati (2003) melakukan penelitiam dengan judul “faktor-faktor yang

mempengaruhi K4 di wilayah kerja puskesmas Galur 1 kabupaten kulon progo tahun

2003” dengan desain penelitian deskriptif analitik dan pendekatan waktu retrospektif.

Teknik pengambilan sampelnya secara random. Uji statistinya menggunakan chi

square

3. Sarwinanti (2003) melakukan penelitian dengan judul “faktor-faktor yang

mempengaruhi rendahnya kunjungan ibu hamil di puskesmas pembantu Srihardono

kecamatan Pundong Kabupaten Bantul Yogyakarta tahun 2003”. Desain penelitian ini

adalah deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional. Pengambilan sampelnya

dilakukan dengan tekniksampling. Uji statistiknya degan T-test satu variable.

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah judul dalam

penelitian ini adalah “faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kepatuhan ibu hamil

untuk melakukan ANC (antenatal care) di puskesmas Depok III Sleman Yogyakarta

tahun 2012”. Desain penelitiannya deskriptif kuantitatif dengan pendekatan waktu

cross sectional. Sampel pada penelitian ini adalah ibu hamil TM I yang

memeriksakan kehamilannya di puskesmas Depok III Sleman Yogyakarta. Teknik

pengambilan sampelnya adalah total sampling.

Page 9: metopen akhir.docx

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori

1. Kepatuhan Ibu Hamil Melakukan Antenatal care

A. Kepatuhan

Kepatuhan adalah suatu istilah yang dipakai untuk menjelaskan kekuatan atau

pasras pada tujuan yang telah ditentukan (bastable,2002). Kepatuhan mengacu pada

kemampuan untuk mempertahankan program-program yang berkaitan dengan

promosi kesehatan yang sebagian besar ditentukan oleh penyelenggara pelayanan

kesehatan (Niven,2002).

B. Faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan

Beberapa faktor telah ditentukan oleh Niven (2002) yang mempengaruhi

seorang pasien melakukan kepatuhan dan ketidak patuhan dalam melakukan

kepatuhan dan ketidakpatuhan dalam melakukan pemeriksaan antenatal care.

Faktor-faktor yang tidak patuhan dapat di golongkan menjadi empat bagian yaitu:

1. Pemahaman tentang instruksi

Tak seorang pun dapat memenuhi instruksi jika salah paham tentang instruksi

yang diberikan padanya. Kadang- kadang hal ini di sebabkan oleh kegagaln

profesional kesehatan dalam memberikan informasi yang lengkap, penggunaan

istilah-istilah medis memberikan banyak instruksi yang harus di ingat oleh pasien.

2. Kualitas Interaksi

Kualitas interaksi antara profesional kesehatan dan pasien merupakan bagian

yang penting dalam menentukan derajat kepatuhan. Pentingnya ketrampilan

interpersonal dalam memacu kepatuhan terhadap kepatuhan terhadap pengobatan

menunjukan pentingnya sensitifitas dokter terhadap perasaan pasien, akan

menghasilkan kepuasan.

3. Isolasi sosial dan keluarga

Keluarga dapat menjadi faktor yang sangat berpengaruh dalam menentukan

keyakinan dan nilai kesehtan individu serta dapat juga menentukan tentang program

pengobatan yang dapat mereka terima. Keluarga juga memberikan dukungan dan

Page 10: metopen akhir.docx

membuat keputusan mengenai perawatan dari anggota keluarga yang sakit. Derajat

dimana seseorang terisolasi dari pendampingan orang lain, isolasi, sosial, secara

negatif berhubungan dengan kepatuhan, perlu dicatat bahwa jaringan kerja rujukan

biasa telah berperan penting dalam penentuan kepuasan untuk mencari dan

mematuhi anjuran pengobatan.

4. Keyakinan, sikap dan kepribadian

Model keyakinan kesehatan berguna untuk memperkirakan adanya ketidak

patuhan. Orang-orang yang tidak patuh adalah orang-orang yang mengalami depresi,

ansietas, memiliki ego yang lebih lemah yang kehidupan sosialnya lebih

memusatkan perhatian kepada dirinya sendiri. Kekuatan ego yang lemah ditandai

dengan kekurangan dalam hal pengendalian diri sendiri dan kuarangnya penguasaan

terhadap lingkungan.

Faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan ibu melakukan antenatal care

(Niven,2002) yaitu: pengetahuan, tingkat pendidikan, dan dukungan suami serta

keluarga dalam kehamilan. Konsep umum yang digunakan untuk mendiagnosis

kepatuhan terbentuk dari tiga faktor utama yaitu (Notoatmojo,2003).

1. Faktor predisposisi (predisposing factor)

a. Tingkat Pendidikan

Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang melalui

upaya pengajaran yang meliputi pendidikan tingkat SD, SMP, SMA dan perguruan

tinggi. Pendidikan yang sangat rendah identik dengan kebodohan. Kebodohan

menyebabkan ibu sulit menerima informasi yang di butuhkan untuk meningkatkan

kesehatannya, sehingga ibu tidak mengenali tanda bahya yang mengancam dirinya.

Hasil penelitian di Asia-Afrika membuktikan bahwa tingkat pendidikan berpengaruh

terhadap kunjungan antenatalncare di lakukan ibu hamil (prawirohardjo,2005)

b. Status pekerjaan ibu

Status pekerjaan ibu sangat berpengaruh terhadap kesempatan ibu hamil untuk

memeriksakan kehamilannya. Ibu hamil mempunyai pekerjaan yang waktu kerjanya

padat akan mengurangi kesempatan ibu hamil tersebut untuk melakukan

pemeriksaan kehamilan. Sebaliknya, ibu hamil yang tidak bekerja akan mempunyai

waktu yang lebih banyak untuk melakukan pemeriksaan pada kehamilan. Penelitian

yang dilakukan oleh Nurmuslihatun, dkk(2005) sebagian besar ibu yang tidak

bekerja melakukan kunjungan ke fasilitas pelayanan kesehatan yaitu sebesar

Page 11: metopen akhir.docx

(43,6%). (Nurmuslihatun, 2005. Jurnal kebidanan dan keperawatan Stikes ‘Aisyiyah

vol.1juni 2005).

C. Tingkat Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan

penginderaan teehadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera

manusia, yaitu indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian

besar pengetahuan merupakan dominan yang sangat penting dalam membentuk

tindakan seseorang karena dari pengalaman dan penelitian ternyata perilaku yang di

dasari oleh pengetahuan akan langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh

pengetahuan (Notoatmojo,2005).

Macam-macam tingkat pengetahuan antara lain:

1.) Tahu (know)

Tahu adalah tingkat pengetahuan yang paling rendah. Tahu diartikan sebagai

mengingat materi yang telah dipelajari sebelunmya. Termasuk mengingat kembali

sesuatu yang spesifik dari badan atau materi yang dipelajari / rangsangan yang telah

diterima, untuk mengukur tingkatan kognitif ini digunakan kata kerja menyebutkan,

menguraikan, mendefinisikan.

2.) Memahami (comprehention)

Memahami adalah kemampuan untuk menjelaskan dan menginterpretasikan

secara benar tentang obyek yang diketahuinya. Pada tingkatan indikasi yang

bersangkutan harus dapat menjelaskan,menyebutkan contoh, menyimpulkan,

meramalkan terhadap materi atau substansi yang dipelajari.

3.) Aplikasi (aplication)

Adalah kemampuan menggunakan materi yang dipelajari berupa hukum-hukum,

rumus, metoda, prinsip dan sebagainya pada kondisi nyata.

4.) Analisis (analysis)

Adalah kemampuan menjabarkan materi atau objek kedalm komponen-

komponen dalam struktur organisasi tersebut yang terkait satu sama lain.

5.) Sintesis (syntesis)

Sintesis menunjukan kepada suatu kemampuan meletakan atau menghubungkan

bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang baku.

6.) Evaluasi (evaluation)

Page 12: metopen akhir.docx

Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau

penilaian terhadap suatu materi obyek.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa tingkat pengetahuan ibu hamil tentang pemeriksaan

kehamilan adalah suatu proses tahu (know) sampai evaluasi yang dilakukan oleh ibu

hamil untuk menjadi lebih mengerti makna dari pemeriksaan kehamilan setelah

melakukan penginderaan terhadap obyek tertentu.

Menurut Depkes RI (2002), beberapa ibu tidak mengetahui harus memeriksakan

kehamilanya, maka ibu tidak melakukannya. Bagi ibu hamil diperlukan pengetahuan

dan kesadaran ibu tersebut tentang manfaat periksa kehamilan bagi kesehatan ibu

sendiri dan janinnya sehingga tingkat pengetahuan ibu termasuk dalam faktor yang

memudahkan terwujudnya perilaku kesehatan maka disebut faktor predisposisi

(Notoatmodjo,2003).

Notoatmojo(2008:37) menyatakan bahwa pengetahuan ibu mempengaruhi

kepuasan untuk melakukan kunjungan asuhan antenatal, wanita dapat membuat

perencanaan yang tepat (Jones dan Handerson, 2006).

c. Status Ekonomi

Ekonomi juga selalu menjadi faktor penentu dalam proses kehamilan

yang sehat. Keluarga dengan ekonomi yang cukup dapat memeriksakan

kehamilan secara rutin, merencanakan persalinan di tenaga kesehatan dan

melakukan persiapan lainnya dengan baik (BKKBN,2006). Namun dengan

adanya perencanaan yang baik sejak awal, membuat tabungan bersalin, maka

kehamilan dan proses persalinan dapat berjalan dengan baik. (Fauzi Ahmad,

2004).

Depkes RI (2002), menyimpulkan bahwa ibu dan atau keluarganya tidak

mampu membayar / tidak mempunyai waktu untuk memeriksakan

kehamilannya, sedangkan menurut Notoatmodjo (2003), faktor predisposisi

yang salah mencakup tingkat sosial ekonomi juga merupakan faktor yang

mempengaruhi ibu hamil untuk memeriksakan kehamilan minimal 4 kali.

d. Paritas

Wanita primigravida akan lebih sering mengadakan kunjungan antenatal

karena ia berusaha ingin tahu tentang kehamilannya. Sedang pada ibu

Page 13: metopen akhir.docx

multigravida lebih sedikit mengadakan kunjungan antenatal karena telah

memiliki pengalaman tentang kehamilan (Fauzi Ahmad, 2004).

e. Spiritual

Menurut Depkes RI (2002), takhayul dan keraguan untuk

memeriksakan kehamilan kepada petugas kesehatan (berlebih pula jika

petugasnya seorang laki-laki) juga merupakan alasan mengapa enggan

melakukan pemeriksaan ANC. Ini berhubungan dengan ajaran agama islam

yang melarang umatnya untuk tidak bersentuhan dengan orang lain untuk

tidak bersentuhan dengan orang yang bukan muhrim.

2. Faktor pemungkin

Untuk berperilaku sehat, masyarakat memerlukan sarana dan prasarana

pendukung. Fasilitas yang mendukung / memungkinkan terwujudnya

perilakukesehatan ini disebut faktor pemungkin (enambling factors). Pada

perilaku pemeriksaan kehamilan, ibu hamil yang mau memeriksakan

kehamilannya tidak hanya karena dia tahu dan sadar manfaat pemerisaan

kehamilan, ibu hamil yang mau memeriksakan kehamilan, misalnya :

puskesmas, polindes, bidan praktek ataupun rumah sakit (Notoatmodjo

2007).

3. Faktor penguat (reinforcing factors)

Menurut Notoatmodjo (2003) faktor-faktor yang mendukung dalam

mempengaruhikepatuhan ibu hamil untuk memeriksakan kehamilannya adalh

faktor penguat (reinforcing factors) yaitu meliputi:

a. Dukungan keluarga

Dukungan keluarga juga merupakan andil yang sangat besar dalam

menentukan status kesehatan ibu. Jika seluruh keluarga mengharapkan

kehamilan, mendukung bahkan memperlihatkan dukungannya dalam berbagai

hal, maka ibu hamil akan lebih merasa percaya diri, lebih siap dalam

menjalani kehamilan, persalinan dalam masa nifas (Fauzi Ahmad 2004).

Kuntjoro (2002) menyatakan bahwa dukungan sosial adalah

keberadaan, kesediaan, kepedulian dari orang-orang yang dapat diandalkan,

menghargai dan menyayangi. Dukungan dari suami tersebut akan

meningkatkan rasa percaya diri pada ibu hamil melakukan ANC, sehingga

tidak merasa canggung ataupun takut akan hal-hal tertentu terhadap

kehamilannya.

Page 14: metopen akhir.docx

b. Fasilitas kesehatan

Fasilitas pelayanan antenatal tidak memadai, tidak berfungsi

sebagaimana mestinya, tidak memungkinkan kerahasiaan, dan harus menunggu

lama akan mempengaruhi minat ibu melakukan asuhan antenatal. Tersedianya

fasilitas kesehatan terutama yang dekat dengan tempat tinggal merupakan salah

satu faktor yang mempengaruhi frekuensi kunjungan ANC. Tersedianya fasilitas

kesehatan yang dekat dengan tempat tinggal maka akan mendorong seseorang

untuk melakukan ANC lebih teratur (Standar pelayanan kebidanan, 2003)

c. Sikap petugas pemberi pelayanan kesehatan

Sikap pelayanan adalah sikap yang ditunjukan oleh tenaga kesehatan

pada saat memberikan pelayanan kepada pasien yang lebihmenggambarkan

pada menerima atau tidak suatu obyek misalnya empati, ramah responsif dan

sebagainya. Ketidak percayaan dan ketidaksenangan pada petugas kesehatan

secara umum terjadi di masyarakat termasuk ibu hamil. Seorang petugas

kesehatan seharusnya mampu bersikap ramah dan sopan terhadap pasien

sehingga pasien termasuk ibu hamil tidak perlu enggan periksa (Djaja.S,2003)

C.Dampak dari ketidakpatuhan dalam memeriksakan kehamilannya

Menurut Depkes (2002) secara umum ketidak patuhan dapat

meningkatkan resiko berkembangnya masalh kesehatan yang diderita.

Ketidakpatuhan ibu hamil dalam memeriksakan kehamilan memberikan

gambaranseberapa besar peluang untuk kehamilan dengan resiko tinggi dan

komplikasi kehamilan karena kurangnya deteksi dan penanganan secara dini

masalah kehamilan. Komplikasi-komplikasi kehamilan yang tidak terdeteksi

secara dini, seperti : komplikasi obstetrik langsung yang meliputi perdarahan,

preeklamsi/eklamsi, kelainan letak, janin besar, hidramnion,kehamilan kembar,

ketuban pecah dini dalam kehamilan. Komplikasi obstetri tidak langsung

meliputi penyakit jantung, hepatitis tuberkolosis, anemia, malaria dan diabetes

dalam kehamilan.

Jika pemeriksaan antenatal dilakukan sesuai dengan standar minimal

komplikasi dapat ditangani sedini mungkin, sehingga angka kematian ibu dan

bayi dapat diminimalkan(Depkes,2004).

Page 15: metopen akhir.docx

II . Kehamilan

Al Qur’an menyebutkan tentang proses kehamilan bahwa Allah telah

menciptakan manusia dari air mani (QS. As-Sadjah 32:8). Kehamilan adalah suatu proses

pembuahandalam rangka melanjutkan keturunan, yang terjadi secara alami, menghasilkan

janin yang tumbuh didalam rahim ibu (Depkes,2002).

Menurut Winktjosastro (2005), lamanya kehamilan dari ovulasi sampai partus

kira-kira 280 hari (40 minggu). Kehamilan 40 minggu ini disebut kehamilan matur

(cukup bulan). Kehamilan triwulan pertama yaitu antara 0 – 12 minggu yaitu organ-organ

mulai dibentuk.

A. Pemeriksaan kehamilan

Pemeriksaan kehamilan adalah pelayanan oleh tenaga profesional ( Dokter

spesialis kesehatan, dokter umum, bidan, perawat) untuk ibu semasa kehamilannya

sesuai dengan standar pelayanan kebidanan trimester I, II, III ( Handoko, dkk. 2002:

56).

B. Pengertian ANC (antenatal care)

Antenatal care adalah pemeriksaan kehamilan yang bertujuan untuk melakukan

pengawasan wanita hamil agar menyiapkan sebaik-baiknya fisik dan mental ibu serta

menyelamatkan ibu dan bayi dalm kehamilan, persalinan, dan masa nifas sehingga

keadaan postpartum normal dan sehat (winkjosastro 2002).

Ditingkat pelayanan dasar, pemeriksaan antenatal hendaknya memenuhi 3 aspek

yaitu:

a. Aspek mandiri

1.Diagnosa kehamilan

2.Penemuan kelainan secara dini

3.Pemberian terapi sesuai diagnosis

b. Penyuluhan komunikasi dan motivasi ibu hamil antara lain mengenai:

1.Penjagaan kesehatan dirinya pada janin dan dirinya

2.Pengenalan tanda-tanda bahaya dan faktor resiko yang dimilikinya

3.Pencarian pertolongan yang memadai serta tepat waktu

c. Rujukan

Ibu hamil dengan resiko tinggi harus dirujuk ketempat pelayanan yang

mempunyai fasilitas lebih lengkap ( Depkes RI, 2004)

Dalam melaksanakan antenatal selain daripada segi medik dan kebidanan,

Hardjono soediogdomalto (2003) menyatakan perlu pula diperhatikan segi:

Page 16: metopen akhir.docx

1.Segi psikologik

2.Segi sosial

3.Segi pendidikan

d. Kunjungan ibu hamil

Menurut BKKBN (2004) pemeriksaan kehamilan yang baik adalah:

1. Sekali pada trimester pertama

2. Sekali setiap bulan pada trimester kedua dan ketiga sampai kehamilan 32 minggu.

3. Setiap 2 minggu sekali sampai saat menjelang persalinan.

4. Pemeriksaan perlu lebih sering sesuai dengan kebutuhan, bila ibu punya keluhan /

ada kelainan pada kehamilannya.

5. Ibu hamil harus segera memeriksakan kehamilannya bila ada keluhan atau tanda

bahaya.

A. Jadwal kunjungan antenatal pada trimester I

Kunjungan I pada usia kehamilan kurang dari 14 minggu dilakukan penapisan

dan pengobatan anemia, perencanaan persalinan, pengenalan komplikasi akibat

kehamilan dan pengobatannya.

Sedangkan jadwal pemeriksaan antenal care trimester I dan II menurut manuaba

(1998):

1) Setiap bulan sekali

2) Diambil data tentang laboratorium

3) Pemeriksaan ultrasonografi

4) Nasehat diet tentang menu simbang, tambahan protein 0,5gr/kg BB=satu telur/hari

5) Obsevasi adanya penyakit yang dapat mempengaruhi kehamilan, komplikasi

kehamilan.

6) Rencana untuk pengobatan penyakitnya, menghinf=dari terjadinya komplikasi dalam

kehamilan dan imunisai tetanus I

B. Tujuan pemeriksaan kehamilan (ANC)

Faktor fisik seorang ibu hamil dipengaruhi oleh status kesehatan dan

status gizi ibu tersebut. Status kesehatan dapat di ketahui dengan memeriksakan

diri dan kehamilan ke pelayanan petugas kesehatan terdekat, puskesmas, rumah

bersalin, poliklinik kebidanan. Adapun tujuan dari pemeriksaan kehamilan

yang disebut antenatal care menurut (saifudin, dkk, 2001:54)

Page 17: metopen akhir.docx

1) Meningkatkan dan menjagankesehatan fisik, mental, sosial ibu dan bayi dengan

memberikan pendidikan tentang gizi, personal hygiene, dan proses melahirkan.

2) Mendeteksi dan menangani komplikasi selama kehamilan termasuk komplikasi

medis, operatif dan obstetrik.

3) Menyusun rencana persiapan persalinan dsan antisipasi komplikasi

4) Membantu mempersiapkan ibu hamil agar berhasil menyusui bayinya dengan baik,

melewati masa nifas, merawat bayinya dengan baik dari segi fisik psikologis dan

sosial

5) Mengenali secara dini adanya komplikasi yang muncul selama kehamilan

6) Memantau perkembangan kehamilan untuk pemeriksaan, memastikan kesehatan

dan tumbuh kembang janin.

7) Mempersiapkan persalinan cukup bulan melahirkan dengan selamat ibu maupun

bayinya.

Page 18: metopen akhir.docx

Kerangka konsep

Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kepatuhan ibu hamil untuk melakukan

pemeriksaan antental care

: variabel yang di teliti

: variabel yang tidak diteliti

: arah hubungan

Gambar 1

Berdasarkan kerangka konsep diatas, faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kepatuhan ibu

hamil untuk melakukan ANC diantaranya yaitu tingkat pendidikan, status pekerjaan ibu

hamil, tingkat pengetahuan ibu hamil, status ekonomi keluarga, dukungan suami dan keluarga

dalam kehamilan, fasilitas kesehatan, sikap pemberi pelayanan kesehatan, tempat dan lokasi,

serta paritas. Diukur dengan menggunakan kategori patuh dan tidak patuh. Dikatakan patuh

jika melakukan lebih 1 kali pada trimester pertama. Sedangkan dikatakan tidak patuh jika

kunjungan ANC tidak dilakukan pada trimester pertama atau tidak sesuai standar yang

1. Tingkat pendidikan2. Tingkat kepatuhan3. Status pekerjaan ibu hamil4. Dukungan suami dan

keluarga5. Paritas6. Sikap petugas pemberi

layanan kesehatan7. Tempat dan lokasi fasilitas

kesehatan8. pendapatan

1. Spiritual2. Ketersediaan waktu3. Status wanita4. psikologi

Patuh > 1 X

1 X pada trimester 1

Tidak patuh/ tidak melakukan

1. Kehamilan dengan resik o tinggi

2. Komplikasi kehamilan

Page 19: metopen akhir.docx

berdampak terjadinya kehamilan dengan resiko tinggi serta komplikasi kehamilan.

Komplikasi tidak langsung meliputi penyakit jantung, hepatitis, tuberkolosis, anemia dan

diabetes dalam kehamilan.( prawiroharjo. 2005)

Page 20: metopen akhir.docx

BAB III

METODA PENELITIAN

A. Jenis penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif yaitu suatu metode

penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran / deskripsi

tentang suatu keadaan secara objektif. Metode peneliyian ini digunakan untuk

memecahkan atau memecahkan masalah yang sedang dihadapi pada situasi sekarang

(Notoatmodjo,2002). Dalam penelitian ini penulis mencoba untuk membuat gambaran

mengenai faktor-faktor yang yang memepengaruhi tingkat kepatuhan ibu hamil

trimester I untuk melakukan pemeriksaan ANC di Puskesmas Depok III Sleman

yogyakarta. Pendekatan waktu yang digunakan yaitu cross sectional yaitu suatu

pendekatan waktu untuk mempelajari fakto-faktor resiko dengan efek, dengan cara

pendekatan, observasi atau pengumpulan data sekaligus pada suatu saat. Dengan

demikia, tiap objek penelitian hanya diobservasi sekali saja dan pengukuran dilakukan

terhadap status karakter atau variabel subjek pada saat pemeriksaan (Notoatmojo,

2002:146).

B. Variabel penelitian

Variabel penelitian adalah sesuatu yang digunakan sebagi ciri, sifat, atau ukuran

yang dimiliki atau yang dimiliki atau didapatkan oleh satuan penelitian tentang suatu

konsep, pengertian tertentu. ( Notoatmodjo,2005). Variabel dalam penelitian ini

adalah faktor-faktor yang mempengaruhi yaitu:

1. Pendidikan

2. Tingkat pekerjaan ibu

3. Status pekerjaan ibu

4. Dukungan dalam kehamilan

5. Paritas

6. Perilaku petugas kesehatan

7. Tempat dan lokasi

8. Status ekonomi

C. Definisi Operasional

Page 21: metopen akhir.docx

1. Faktor yang mempengaruhi kepatuhan ibu hamil trimester I untuk melakukan

ANC berdasarkan pendidikan adalah suatu proses pengubahan sikap dan tata laku

seseorang untuk mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan

yaitu bersekolah tingkat SD, SMP, SMA dan perguruan tinggi. Data akan

diperoleh melalui pengisian kuesioner yang diberikan oleh peneliti ketika

responden melakukan kunjungan ke puskesmas III Depok Sleman.

2. Pengaruh gambaran pengetahuan ibu nifas terhadap senam nifas berdasarkan

pengetahuan adalah diketahui skor yang akan diperoleh responden dalam

menjawab kuesiner berupa tes sebesar 20 pertanyaan. Skala ordinal yang

dikategorikan menjadi 3 yaitu:

a.Tinggi : mampu menjawab test dengan benar 81% - 100%

b.Sedang : mampu menjawab test dengan benar 50% - 80%

c.Rendah : mampu menjawab test dengan benar <50%

3. Faktor yang mempengaruhi kepatuhan ibu hamil TM I untuk melakukan ANC

berdasarkan status pekerjaan adalah status bekerja yang dimiliki oleh seorang ibu

hamil yang memeriksakan kehamilannya di puskesmas Depok III sleman diluar

pekerjaan ibu sebagai ibu ruah tangga.

4. Faktor yang mempengaruhi kepatuhan ibu hamil TM I untuk melakukan ANC

berdasarkan dukungan suami dan keluarga adalah besarnya support yang

diberikan oleh suami dan keluarga dalam kehamilan.

5. Faktor yang mempengaruhi kepatuhan ibu hamil TM I untuk melakukan ANC

berdasarkan paritas adalah berhubungan dengan kelahiran anak yang hidup. Data

tentang paritas akan diketahui melalui jawaban kuesioner tentang jumlah

kehamilan dengan skala data nominal, yang dikategorikan menjadi 4 yaitu:

a.Hamil ke 1

b.Hamil ke 2

c.Hamil ke 3

d.Hamil ke 4 atau lebih

6. Faktor yang mempengaruhi faktor kepatuhan ibu hamil TM I untuk melakukan

ANC berdasrkan sikap petugas kesehatan adalah persepsi responden tentang sikap

dan perilaku petugas dalam memberikan pelayanan kesehatan.

7. Faktor yang mempengaruhi kepatuhan ibu hamil TM I untuk melakukan ANC

berdasarkan tempat, lokasi, adalah jarak yang harus ditempuh oleh responden

ketika akan melakukanbpemeriksaan kehamilan ke tenaga kesehatan. Data

Page 22: metopen akhir.docx

diperoleh melalui alat kuesioner, diberikan kepada responden dengan skala data

ordinal. Tempat dan lokasi dikategorikan menjadi 3 yaitu:

a. Jauh bila jarak rumah ibu menuju pelayanan kesehatan >1000 m

b.Sedang bila jarak rumah ibu menuju pelayanan kesehatan 500-1000 m

c.Dekat bila jarak rumah ibu dengan pelayanan kesehatan <500 m

8. Faktor yang mempengaruhi kepatuhan ibu hamil TM I untuk melakukan ANC

berdasarkan status ekonomi adalah pendapatan secara keseluruhan yang

didapatkan oleh anggota keluarga per bulan.

D. Populasi dan sampel

1. Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti

(Notoatmodjo, 2002). Populasi dalam penelitian ini adalah ibu hamil TM I yang

berada di wilayah kerja puskesmas Depok III Sleman Yogykarta.

2. Sampel

a.Sampel

Sampel adalah sebagian yang di ambil dari keseluruhan objek yang diteliti dan

dianggap mewakili seluruh populasi. Dalam penelitian ini sampel yang diambil

adalah ibu hamil TM 1 di wilayah kerja puskesmas Depok III Sleman.

Kriteria dari sampel ini adalah kriteria inklusi atau karakteristik umum subyek

penelitian pada populasi target dan populasi terjangkau yang akan diteliti

(sastroasmoro dan Ismail, 2002)

Kriteria inklusi pada penelitian ini adalah

1. Ibu hamil trimester 1 (umur kehamilan kurang dari 12 minggu)

2. Ibu hamil yang mampu berbahasa indonesia

3. Ibu hamil yang bersedia menjadi responden

4. Ibu hamil yang memeriksakan kehamilannya di puskesmas Depok III Sleman

Sedangkan kriteria eksklusi dari penelitian ini adalah:

1. Ibu hamil yang menderita gangguan jiwa dan mental

2. Ibu hamil yang buta huruf

3. Ibu hamil yang pada saat penelitian tidak memeriksakan kehamilannya di

puskesmas Depok III Sleman.

Page 23: metopen akhir.docx

b. Teknik pengambilan sampel

Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik total sampling.

Teknik total sampling adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota

populasi digunakan sebagai sampel. Sampel tersebut diambil menurut kriteria

inklusi.

c.Penentuan sampel

Penentuan sampel dalam penelitian ini adalah dengan cara mengambil sampel

ibu hamil trimester 1 yang memeriksakan diri ke puskesmas Depok III Sleman

sekitar berjumlah 20 orang, dengan memberikan nomer 1 sampai 20. Sampel

ditentukan sesuai dengan kriteria inklusi.

E. Teknik pengumpulan Data

Data yang diperoleh dalam penelitian ini melalui 2 cara yaitu:

1. Data primer

Data primer untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kepatuhan ibu

hamil TM I untuk melakukan pemeriksaan ANC dilakukan dengan cara kuesioner.

2. Data sekunder

Data cakupan layanan antenatal dari puskesmas Depok III sleman dan Puskesmas Sleman

( PWS KIA tahun 2011 dan PWS KIA bulan maret 2012)

F. Alat dan Metode pengumpulan data

1. Alat pengumpulan data

Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner dan test. Kuesioner

adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari

responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang diketahui. Kuesioner

digunakan untuk mengumpilkan data dari pendidikan ibu hamil, faktor status pekerjaan

ibu hamil, status ekonomi keluarga, dukungan suami dan keluarga dalam kehamilan,

fasilitas kesehatan,perilaku petugas kesehatan, serta tempat dan lokasi. Sedangkan tes

digunakan untuk mengukur faktor pengetahuan dengan jenis pertanyaan tertutup, yaitu

Page 24: metopen akhir.docx

responden memilih alternatif jawaban yang telah disediakan sesuia dengan petunjuk

(Arikunto, 2006). Bentuk demikian yang mempunyai keuntungan mudah mengarahkan

responden, dan juga mudah diolah/ ditabulasi (Notoatmojo, 2002).

2. Metode pengumpulan data

Metode pengumpulan data pada penelitian ini adalah angket dengan membagikan

kuesioner dan test kepada ibu hamil TM I yang memeriksakan kehamilannya ke

puskesmas Depok III Sleman Yogyakarta. Sebelum mengisi kuesioner, responden

dibagikan inform consent. Setelah responden setuju dan menandatangani informed

consent, kemudian diberikan penjelasan tentang cara pengisian kuesioner. Dalam

pembagian kuesioner tersebut, peneliti membagikan kuesioner dibantu oleh bidan.

Untuk mengetahui data pendidikan , jumlah kehamilan ibu, status ekonomi keluarga

dalam kehamilan cukup memberikan tanda (X) pada jawaban yang benar, fasilitas

kesehatan dan perilaku petugas kesehatan responden cukup memberikan tanda (V) pada

kolom “Ya”, jika jawaban responden Ya dan pada kolom “Tidak”, jika jawaban

responden tidak. Untuk data status pekerjaan ibu hamil responden cukup memberikan

jawaban sesuia dengan keadaan sebenarnya. Untuk data tingkat pengetahuan ibu hamil,

responden cukup memberikan tanda (X) pada jawaban benar. Sebelum melakukan

pengumpulan data, terlebih dahulu dilakukan uji validitas dan reabilitas kuesioner dan

tes sebelum digunakan untuk penelitian.

Kuesioner terdiri dari 25 pertanyaan. Data pendidikan 1 pertanyaan, data dukungan

suami dan keluarga ada 6 pertanyaan, jumlah kehamilan ibu ada 2 pertanyaan, data

sikap petugas pemberi pelayanan kesehatana 10 pertanyaan, data tempat dan lokasi ada

3 pertanyaan, data sosial ekonomi ada 3 pertanyaan.

Page 25: metopen akhir.docx

Tabel 1.

Kisi-kisi Kuesioner Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Kepatuhan Ibu Hamil

Trimester 1 Untuk Melakukan Pemeriksaan ANC

Variabel penelitian Indikator Nomor Pertanyaan

A. Tingkat pendidika

Ibu

Tingkat pendidikan ibu 1

B. Pengaruh tingkat

pengetahuan

terhadap Antenatal

care

1. Tujuan dan manfaat

pemeriksaan

2. Kunjungan ANC

3. Imunisasi TT pada

ibu hamil

4. Tanda bahaya

kehamilan

2

3

4

5

C. Data dukungan suami

dan keluarga

1. Pengambilan

keputusan

2. Suami sebagai

pengambil keputusan

dalam keluarga

3. Dorongan melakukan

pemeriksaan ANC

4. Budaya masyarakat

mengenai ANC

5. Keluarga menerima

kehamilan ibu

6. Persiapan donor

darah

7

8

9

10

11

12

D. Jumlah kehamilan

(paritas)

1. Jumlah kehamilan

2. keguguran

13

14

Page 26: metopen akhir.docx

E. sikap petugas

pemberi pelayanan

kesehatan

1. pelayanan yang

diberikan bidan

2. sikap bidan

3. perhatian bidan atas

keluhan ibu

4. cara pemeriksaan

kehamilan

5. bidan menjaga privasi

ibu

6. kepuasan atas

pelayanan

7. nasehat yang

diberikan bidan

15

16

19

17

18

15

19

F. tempat dan lokasi 1. jarak rumah dengan

pelayanan kesehatan

2. kemudahan

transportasi

3. tempat dan lokasi

yang strategis

20

21

22

G. data ekonomi 1. penghasilan rata-rata

keluarga

2. keberatan dengan

biaya pemeriksaan

ANC

3. tabungan untuk

pemeriksaan ANC

23

24

25

*kuesioner tentang tingkat pengetahuan terhadap kunjungan antenal care menggunakan

kuesioner secara terpisah

a) Uji validitas

Page 27: metopen akhir.docx

Uji Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat kevaliditasian dan

kesahihan suatu instrumen (Arikunto, 2006). Peneliti yang sedang membuat alat ukur

dan mencoba mengukur validitas isi, sangat mungkin juga berkonsultasi dengan para

ahli, bahwa apakah pertanyaan-pertanyaan dalam alat ukur ini tidak menyimpang dari

konsep isi yang hendak diukur (Machfoedz, 2005). Uji validitas dilakukan dengan

rumus korelasi product moment yaitu:

Rumus 1

r xy=N∑ xy−(∑ xi )(∑ yi )

v [N ∑ xi2−(∑ x i)2 ] [N ∑ yi2−(∑ yi )2 ]

keterangan

N: jumlah sampel

X: skor masing-masing pertanyaan

Y: skor total

Untuk menentukan sahih tidaknya suatu item pertanyaan dilakukan dengan

membandingkan angka korelasi product moment pada tabel r. Jika didapatkan jika r xy

kurang dari r tabel, maka item tersebut dinyatakan gugur. Sebaliknya jika p value <

0,05, maka item pertanyaaan tersebut dikatakan valid. Taraf kesalahan yang

digunakan adalah 5%, taraf kepercayaan 95% (Arikunto, 2006 : 276)

b) Uji reabilitas

Reliabilitas instrumen adalah keadaan dimana suatu instrumen cukup dapat di

percaya untuk dapat digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen

tersebut sudah baik. Instrumen yang sudsah dapat di percaya, yang reliabel akan

mengahasilkan data yang dapt dipercaya juga. Reliabilitas artinya dapat dipercaya,

jadi dapat diandalkan (Arikunto, 2006).

Pada penelitian ini, rumus yang digunakan untuk uji reabilitas adalah rumus

KR.20 yaitu:

ri=k

(k−1 ) {s t2−∑ pi qi

st2 }

Pi : proporsi banyaknya subyek yang menjawab pada item 1

qi : 1-pi

Page 28: metopen akhir.docx

s2i : variasi total

k : jumlah item dalam instrumen

untuk menentukan realibel tidaknya suatu item pertanyaan dilakukan dengan

membandingkan nilai r hitung dengan tabel r. Jika didapatkan r hitung lebih besar dari r

tabel, maka kuesioner dinyatakan reliabel. (Arikunto, 2006).

untuk menentukan reliabel tidaknya suatu item pertanyaan dilakukan dengan

membandingkan r hitung dengan tabel r. Jika didapatkan r hitung lebih besar dari r

tabel, maka kuesioner dinyatakan reliabel. (Arikunto, 2006:276).

H. Metoda Pengolahan Dan Analisis Data

1. Pengolahan data

pengolahan data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan software

SPSS. 17 setelah data terkumpul akan dilakukan proses

a. Penyuntingan (Editing)

Untuk memudahkan penilaian dari pengecekan apakah semua data yang

diperlukan untuk mencapai tujuan penelitian itu sudah lengkap akan dilakukan

seleksi data atau proses editing. Dalam proses editing data yang dipilih adalah

data yang yang benar-benar diperlukan dan objektif atau tidak bias (Notoatmojo,

2005:200)

b. Pengkodean (Codding)

Setelah data terkumpul dan selesai di edit, tahap berikutnya adalah member kode

terhadap data-data yang ada. Codding data di dasarkan pada kategori yang dibuat

Peneliti memberikan skor pada masing-masing indikator yaitu:

1) Skor untuk mengetahui status pendidikan ibu hamil adalah dengan memberi

skor :

a. 1, jika pendidikan rendah

b. 2, jika pendidikan menengah

c. 3, jika pendidikan tinggi

2) Skor untuk mengetahui data tingkat pengetahuan ibu hamil adalah dengan

memberikan skor 1 untuk jawaban “salah” dan skor 2 untuk jawaban “benar”.

3) Skor untuk mengetahui status pekerjaan ibu hamil adalah dengan memberi

skor 1 untuk jawaban “Ya” dan skor 2 untuk jawaban “Tidak”.

Page 29: metopen akhir.docx

4) Skor untuk mengetahui dukungan suami dan keluarga dalam kehamilan adalah

dengan memberi skor 1 untik jawaban “Ya” dan skor 2 untuk jawaban

“Tidak”.

5) Skor untuk mengetahui paritas (jumlah kehamilan) adalah

a. 1, jika ibu hamil ke 1

b. 2, jika hamil ke 2

c. 3, jika hamil ke 3

d. 4, jika ibu hamil ke-4 atau lebih

6) Skor untuk sikap petugas kesehatan adalah dengan memberikan skor 2 untuk

jawaban “Ya” dan 1 untuk jawaban “Tidak”.

7) Skor untuk tempat dan lokasi adalah

a) 1, jika jarak rumah ibu dengan pelayanan kesehatan < 500 m

b) 2, jika jarak rumah ibu dengan pelayanan kesehatan 500 – 1000 m

c) 3, jika jarak rumah ibu dengan pelayanan kesehatan > 1000 m

8) Skor untuk mengetahui data status ekonomi adalah dengan memberikan skor:

a) 1, jika penghasilan keluarga/bulan < Rp. 580.000

b) 2, jika penghasilan keluarga/bulan = Rp. 580.000 – Rp. 1.500.000

c) 3, jika penghasilan keluarga/bulan >1.500.000

C. Tabulasi (tabulating)

Analisa data merupakan proses pembuatan tabel untuk data masing-masing

variabel penelitian dengan memindahkan data dalam bentuk kode ke dalam master

tabel, maksudnya memilah data dalam bentuk tabel agar lebih mudah di pahami.

2) Analisis data

Data penelitin ini menggunakan analisis dengan statistik univariat yang dilakukan

terhadap tiap variabel dari hasil penelitian dan akan menghasilkan distribusi dan

presentase tiap variabel yaitu faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kepatuhan

ibu hamil untuk melakukan pemeriksaan ANC di puskesmas Depok III Sleman.

Teknik analisi berdasarkan sifat data, pada penelitian ini menggunakan teknik

analisis kuantitatif untuk mengolah data yang berbentuk angka.

Analisis Univariat

Analisis data untuk variabel bebas dan variabel terikat menggunakan

persentase dan nilai mean (Arikunto, 2002: 25)

Page 30: metopen akhir.docx

Tabel 1 Data hasil penelitian di puskesmas Depok III sleman di bulan .. tahun 2012

No Nama Umur Pendidikan Paritas Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Kepatuhan Ibu Hamil Trimester 1 Untuk Melakukan Pemeriksaan Antenatal Care

Etika penelitian

Sebelum dilakukan pengumpulan data, terlebih dahulu penulis melakukan etika dalam penelitian

dimana etika ini merupakan salah satu syarat dilakukannya penelitain terhadap subjek berupa

manusia. Beberapa prinsip penelitian pada manusia yang harus dipahami antara lain:

1. Prinsip Manfaat

Dengan berprinsip pada aspek manfaat, maka segala bentuk penelitian yang

dilakukan memiliki harapan dapat dimanfaatkan untuk kepentingan manusia. Prinsip ini dapat

ditegakan dengan membebaskan, tidak memberikan atau menimbulkan kekerasan pada

manusia, tidak dijadikan manusia untuk dieksploitasi. Penelitian yang dihasilkan dapat

memberikan manfaat dan mempertimbangkan antara aspek resiko dengan aspek manfaat, bila

penelitian yang dilakukan dapat mengalami dilema dalam etik

2. Prinsip menghormati manusia

Manusia memiliki hak dan makhluk yang mulia yang harus dihormati, karena

manusia memiliki hak dalam menentukan pilihan antara mau atau tidak untuk diikutsertakan

menjadi subjek penelitian.

3. Prinsip Keadilan

Prinsip ini dilakukan untuk menjunjung tinggi keadilan manusia dengan menghargai

hak dan memberikan pengobatan secara adil, baik menjaga privasi manusia, dan tidak

berpihak dalam perlakuan terhadap manusia.

Masalah etika penelitian kebidanan merupakan masalah yang sangat penting dalam

penelitian, mengingat penelitian kebidanan berhubungan langsung dengan manusia, maka

segi etika penelitian harus diperhatikan. masalah etika yang harus diperhatikan adalah sebagai

berikut :

a. Informed Consent

Page 31: metopen akhir.docx

Sebelum melakukan penelitian, maka akan diedarkan lembaran persetujuan untuk mejadi responden dengan tujuan agar subjek mengerti maksud dan tujuan penelitian jika subjek bersedia maka mereka harus menandatangani lembar persetujuan dan jika responden tidak bersedia, maka peneliti harus menghormati hak responden.

b. AnonimityPada pengumpulan data dijelaskan terlebih dahulu alat ukur penelitian dengan

tidak perlu mencantumkan nama pada lembar pengumpulan data sehingga nama rersponden bisa dirahasiakan, cukup dengan memakai kode pada masing-masing lembar tersebut.

c. ConfidentalyPenelitian menjamin kerahasiaan masalah-masalah reponden yang harus

dirahasiakan dalam penelitian. Kerahasiaan informasi yang telah terkumpul dijamin kerahasiaan oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil penelitian.

Page 32: metopen akhir.docx

Daftar pustaka

Abraham. 2005. Frekuensi Antenatal Care di Yogyakarta tahun 2008. Jilid, 1 hal: 128-137.

Jakarta: Pustaka utama

Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Praktek. Jilid II. Terbitan ke-3, hal: 116-290.

Jakarta:Rineka cipta

Al-Qur’an surat As- Sadjah: 8-9

Cuninghan,F.G.,kenneth,J.L.,Larry,CG.,John,C.H katharine,D.W, 2006. Obstetri william.

Jakarta : penerbit buku kedokteran ECG

Depkes RI. 1 April 2012. Profil Kesehatan Indonesia2010. http://Bank data.depkes.go.id.1

April 2012

Kusmiyati, Y., Heni P.W.,Sujiyatni. 2008. Perawatan ibu hamil (asuhan ibu hamil).

Yogyakarta : Fitramaya

Manuaba.2004. Antenatal Care. Jilid III, terbitan ke-2, hal :89. Jakarta : Rineka Cipta

Mochtar, R. 2001. Sinopsis obstetri 1. Edisi 2. Cetakan pertama. Jakarta: EGC

Nurmuslihatun, Wufi., Siti Maryam,.,2005. Hubungan Pembesan Retribusi Pemeriksaan

Kehamilan di Puskesmas dengan Kunjungan Ibu Hamil di Wilayah Kecamatan Srandakan

Bantul. Yogyakarta: Jurnal Kebidanan dan Keperawatan Stikes ‘Aisyiyah Yogyakarta

Prawirihardjo, S.2002. Ilmu Kebidanan. Edisi kedua. Cetakan ketiga. Jakarta: Rineka Cipta

Saifudin. 2001. Pentingnya Fasilitas Kesehatan Bagi Perawatan kehamilan. Hal: 54. Jakarta:

Ester Jaya

Page 33: metopen akhir.docx

Lampiran 1

Time schedule penelitan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kepatuhan ibu hamil Trimester 1 untuk melakukan ANC di puskesmas depok III Sleman Yogyakarta.

No. Kegiatan Bulan

Oktober2012

November2012

Desember2012

Januari2013

Februari2013

Maret2013

1 Penentuan masalah dan judul masalah

2 Studi pendahuluan

3 Penyusunan proposal penelitian

4 Seminar proporsal penelitian

5 Revisi proporsal penelitian

6 Pengurusan ijin penelitian

7 Pengumpulan data

8 Pengolahan dan analisa data

9 Penyusunan laporan penelitian

Page 34: metopen akhir.docx

Lampiran 2

Persetujuan

Dengan ini saya,

Nama :

Umur :

Pendidikan :

Alamat :

Setelah mendapatkan penjelasan, saya menyatakan bersedia dengan sukarela menjadi responden dengan menjawab pertanyaan dengan jujur, terhadap penelitian yang dilakukan oleh :

Nama : Titin Sulistianingsih

NIM : 201010105090

Pendidikan : Mahasiswa D3 Kebidanan STIKES ‘Aisyiyah Yogyakarta

Alamat :Jln.Pamularsih no.37C patangpuluhan Yogyakarta

Yang berjudul “Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kepatuhan Ibu hamil trimester 1 untuk melakukan pemeriksaan Antenatal Care". Saya berharap hasil yang saya berikan akan terjaga kerahasiaannya.

Demikian surat peryataan inis saya buat dengan sebenar-benarnya tanpa ada paksaan dari pihak manapun.

Yogyakarta, 11 januari 2013

Responden

( )

Page 35: metopen akhir.docx

Lampiran 3

Lembar pertanyaan

Pilihlah jawaban sesuai dengan pertanyaan dan berilah tanda (X) pada jawaban yang benar. Dan berilah tanda (V) pada tabel.

1. Apakah pendidikan terakhir anda ? a. Tamat SDb. Tamat SMPc. Tamat SMAd. Tamat perguruan tinggi

2. Apa yang anda ketahui tentang manfaat pemeriksaan kehamilan ?a. Untuk mengetahui keadaan ibu b. Untuk mengetahui kesejahteraan janinc. Mencegah terjadinya masalah dalam kehamiland. Jawaban a, b, dan c benar semua

3. Kapan pemeriksaan kehamilan di lakukan?a. 1 kali pada trimester 1 (umur kehamilan bulan ke-1 sampai bulan Ke-3)b. Jika ada keluhanc. 4 kali selama kehamilan, jika tidak ada keluhand. Jawaban a, b, dan c benar semua

4. Manfaat dari imunisasi TT adalah?a. Mencegah terjadinya infeksi tetanus toxoid pada ibu dan bayib. Mencegah terjadinya influenzac. Mencegah terjadinya batuk rejand. Mencegah terjadinya polio pada bayi

5. Manakah dibawah ini yang termasuk tanda tanda bahaya kehamilan?a. Demam tinggi dan kejangb. Keluar darah banyak dari jalan lahir c. Nyeri perut hebat pada perutd. Semua jawaban benar semua

6. Apa yang akan anda lakukan jika tidak merasa nyaman dengan kehamilan anda, kecuali?

a. Memeriksaan ke puskesmasb. Memeriksakan ke Bidanc. Memeriksaan ke dokter kandungand. Pergi ke dukun

7. Jika ada sesuatu hal pada diri anda, siapa yang mengambil keputusan dalam keluarga?a. Orang tuab. Kakekc. Nenekd. Suami

8. Jika anda akan melakukan pemerikasaan, siapa yang mengijinkan anda untuk memeriksakan kehamilan?

Page 36: metopen akhir.docx

a. Suamib. Orang tuac. Mertuad. Saudara kandung

9. Apa yang menyebabkan anda melakukan pemeriksaan kehamilan?a. Dukungan suamib. Dukungan dari keluargac. Dukungan dari orang tuad. Semua jawaban benar

10. Apakah di lingkungan masyarakat sekitar anda setuju dengan pemeriksaan kehamilan di tenaga kesehatan?

a. Sangat setuju dengan pemeriksaan kehamilanb. Tidak mendukung c. Kurang setujud. Tidak mengetahui tentang pemeriksaan

11. Bagaimana tanggapan keluarga anda, terhadap kehamilan anda?a. Menerima dan sangat mengharapkan kehamilan andab. Menolak kehamilan andac. Meragukan kehamilan andad. Tidak menerima kehamilan anda

12. Siapa yang akan menjadi donor darah untuk anda saat persalinan?a. Belum menemukanb. Tidak ingin memakai donor darahc. Tidak setuju dengan donor darahd. Sudah menemukan calon donor darah

13. Kehamilan anda sekarang merupakan kehamilan yang ke berapa?a. Pertamab. Keduac. Ketigad. Ke empat > lebih dari 4

14. Apakah anda pernah mengalami keguguran?

Tidak pernah Ya, pernah

15. Apakah anda puas dengan pelayanan yang di berikan bidan?

Tidak puas Sangat puas

16. Bagaimana dengan sikap bidan

Tidak ramah Sangat ramah

17. Menurut anda bagaimana cara pemeriksaan kehamilan oleh bidan di puskesmas?

Memperhatikan keluhan ibu Tidak meperhatikan keluhan ibu

Page 37: metopen akhir.docx

18. Saat pemeriksaan apakah bidan menjaga privasi anda?a. Selalub. Kadang-kadangc. Tidak pernah

19. Apakah bidan memberikan nasehat saat anda diperiksa?a. Ya, memberikan nasehatb. Kadang-kadangc. Tidak pernah

20. Berapa jarak antara rumah anda dengan puskesmas Depok 3 Sleman?a. > 1000 mb. 500 – 1000 mc. < 500 m

21. Bagaimana dengan transportasi yang anda gunakan ke puskesmas depok 3 sleman?a. mudah di jangkau tetapi tidak ada transportasib. Sulit di jangkauc. Mudah di jangkau dan akses jalan sangat mendukung

22. Menurut anda lokasi puskesmas 3 Depok Sleman bagaimana?a. Strategisb. Sulit dijangkauc. Tidak strategis

23. Berapa penghasilan rata-rata pada keluarga anda?a. < Rp. 580.000b. Rp. 580.000 – Rp. 1.500.000c. > Rp. 1.500.000

24. Apakah anda keberatan dengan biaya biaya pemeriksaan di puskesmas?a. Tidak keberatanb. Keberatan dengan biaya pemeriksaanc. Sangat keberatan

25. Apakah anda memiliki tabungan untuk melakukan pemeriksaan kehamilan?a. Ya, memilikib. Belum memilikic. Tidak memiliki