metopen aqua

Upload: mual-hardo

Post on 17-Jul-2015

818 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

METODE PENELITIANPENGARUH BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN KONSUMEN DALAM MEMBELI AIR MINUM DALAM KEMASAN MERK AQUA Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Metodologi Penelitian Pemasaran Dosen Pengampu Purwani Retno A, Dra, MM

Hardo Caesar Mual

11094806

Fakultas Bisnis Program Studi Manajemen Universitas Kristen Duta Wacana 2011

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar belakang Dewasa ini, perkembangan industri air mineral sangat menjanjikan hal tersebut bisa di lihat dari mulainya bermunculan merk merk baru air mineral. Salah satu industri yang mampu berkembang adalah PT AQUA Golden Mississippi didirikan pada tahun 1973 oleh Tirto Utomo, sebagai produsen pelopor air minum dalam kemasan di indonesia. Pabrik pertama didirikan di Bekasi. Pada saat perusahaan Go Public pada tanggal 1 Maret 1990 maka nama PT Golden Mississippi dirubah menjadi PT Aqua Golden Mississippi. Pada tahun 1998, Aqua melakukan langkah strategis untuk bergabung dengan group DANONE, yang merupakan salah satu kelompok perusahaan air minum dalam kemasan terbesar di dunia. Langkah ini berdampak pada peningkatan kualitas produk, market share, dan penerapan teknologi pengemasan air terkini. Di bawah bendera DANONE-AQUA, kini Aqua memiliki lebih dari sejuta titik distribusi yang dapat diakses oleh penggunanya di seluruh Indonesia. Ini adalah salah satu peluang untuk mendapatkan lebih banyak konsumen, dan memberikan kemudahan untuk akses terhadap produk.

Pesaing sejenis Selain Produk Air Minum Dalam Kemasan Aqua, ada beberapa jenis produk lainnya dengan merek yang berbeda, baik merek yang menjadi produk nasional maupun produk lokal. Diantaranya adalah : 1. Prima. 2. Grand. 3. Vit. 4. Ades 5. Evian 6. MQ 7.Aira 8. Alfa One 9. Airness 10. SSS 11. Long life 12. Inno

Dalam hal pengambilan keputusan membeli air minum dalam kemasan sangat banyak faktor yang mempengaruhi konsumen, baik itu karakteristik produk, pendapatan, gaya hidup atau bahkan promosi yang dilakukan oleh perusahaan. Dan salah satu bentuk strategi pemasaran yang mampu mempengaruhi pengambilan keputusan pembelian air minum dalam kemasan merk Aqua adalah bauran pemasaran atau biasa di sebut dengan 4P yang meliputi produk, price, place, dan promotion. Bauran pemasaran merupakan suatu hal yang penting yang harus dilakukan oleh perusahaan untuk menarik perhatian, menimbulkan interest, menimbulkan minat untuk membeli dan akhirnya adanya tindakan dari konsumen. Strategi pemasaran yang

dilakukan oleh PT Aqua Golden Mississippi akan di presepsikan oleh konsumen melalui variabel strategi bauran pemasaran yang terdiri dari produk seperti kualitas yang di tawarkan (kegunaan, rasa, kebersihan) merk, dan kemasan produk dengan hargan yang terjangkau dan bersaing antar produsen air minum dan strategi distribusi yang mampu menjangkau masyarakat di seluruh tempat. Serta juga didukung komunikasi bisnis dengan konsumen melalui iklan iklan pilihan yang mampu menyambungkan komunikasi dengan konsumen secara efisien. Berdasarkan pada latar belakang serta fenomena yang ada, maka penulis tertarik untuk mengetahui PENGARUH BAURAN PEMASARAN TERHADAP PENGAMBILAN KEPUTUSAN MEMBELI AIR MINUM MEREK AQUA. DALAM KEMASAN

2. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian pada latar belakang, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut: 1. Bagaimanakah pengaruh variabel-variabel bauran pemasaran terhadap keputusan pembelian Air minum dalam kemasan merk Aqua. 2. Variabel manakah dari bauran pemasaran (product, price, place, promotion) yang dominan berpengaruh terhadap keputusan pembelian konsumen atas Air minum dalam kemasan merk Aqua..

3. Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui menganalisis pengaruh strategi bauran pemasaran yang terdiri dari produk, harga, sakuran distribusi, dan promosi terhadap keputusan pembelian atas air minum dalam kemasan merk Aqua. 2. Untuk mengetahui variabel yang dominan mempengaruhi keputusan pembelian air minum dalam kemasan merk Aqua.

4. Manfaat Penelitian Manfaat dari tugas akhir ini adalah sebagai berikut: 1. Diharapkan dengan adanya hasil penelitian ini, maka produsen dapat lebih memperhatikan dan mendalami variabel-variabel bauran pemasaran yang mempengaruhi keputusan pembelian air minum dalam kemasan merk Aqua. 2. Sebagai referensi dan tambahan pengetahuan bagi penulis tentang variabelvariabel bauran pemasaran yang mempengaruhi keputusan pembelian air minum dalam kemasan merk Aqua.

5. Batasan Masalah Rumusan masalah tersebut harus dibatasi dengan jelas agar penelitian tidak terlalu luas. Batasan-batasan tersebut adalah sebagai berikut: Dalam melakukan keputusan pembelian, konsumen dipengaruhi oleh variabel-variabel dalam bauran pemasaran yang terdiri dari empat variabel yaitu product, price, place, promotion. Keterangan: A. Product adalah segala sesuatu yang ditawarkan ke pasar, untuk mendapat perhatian, dibeli, dimiliki dan dikonsumsi (digunakan) sehingga dapat memuaskan kebutuhan dan keinginan.

B. Price adalah jumlah uang yang ditagihkan untuk suatu produk atau jasa, dimana jumlah tersebut diberikan konsumen agar dapat mengkonsumsi (menggunakan) produk atau jasa tersebut.

C. Place adalah berbagai kegiatan yang dilakukan perusahaan untuk membuat produknya mudah diperoleh dan tersedia untuk konsumen sasaran.

D. Promotion adalah berbagai media (adv, personal selling, sales person, Public Relation), yang digunakan produsen untuk memberikan informasi tentang keberadaan produk atau jasanya kepada konsumen, serta membujuk konsumen tersebut untuk membeli produk atau jasa yang ditawarkan.

BAB II KERANGKA TEORI 1. Teori yang Mendukung 1.1 Konsumen : Konsumen merupakan faktor penting di dalam perusahaan, karena dengan adanya konsumen maka perusahaan dapat menjual, memasarkan dan menawarkan produknya. Dalam UUD No.8 Tahun 1999; L. N. Tahun 1999 No. 42 menjelaskan tentang perlindungan konsumen menyebutkan bahwa pengertian konsumen ( Pasal 1 angka 2 ) adalah sebagai berikut : Setiap orang pemakai barang dan jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain maupun mahluk hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan. Selain itu dijelaskan pula dalam UU ini, bahwa pengertian konsumen sesungguhnya dapat terbagi dalam tiga bagian yaitu : a. Konsumen dalam arti umum, yaitu pemakai, pengguna atau pemanfaat barang atau jasa untuk tujuan tertentu. b. Konsumen antara, yaitu pemakai, pengguna atau pemanfaat barang dan jasa untuk diproduksi (Produsen) menjadi barang atau jasa lain atau untuk memperdagangkannya (distributor) dengan tujuan komersial, konsumen antara ini sama dengan pelaku usaha, dan c. Konsumen akhir, yaitu pemakai, pengguna atau pemanfaat barang dan jasa konsumen untuk memenuhi kebutuhan diri sendiri, keluarga, atau rumah tangganya dan tidak untuk diperdagangkan kembali. Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa konsumen merupakan setiap pemakai barang atau jasa yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan mereka dan tidak untuk diperdagangkan kembali. A. Prntingnya perilaku konsumen 1. Dalam Kehidupan Sehari-hari Di dalam kehidupan sehari-hari perilaku konsumen sangat penting. Terutama hal yang mencakup apa yang mereka beli, mengapa mereka membeli, kapan mereka membeli,

di mana mereka membeli, seberapa sering mereka membeli, dan sebarapa sering mereka menggunakannya. Di samping itu dapat juga mempelajari pemakaian konsumen, mengevaluasi pascapembelian produk yang mereka beli dan untuk mengetahui cara individu membuang produk yang dulu pernah baru. 2. Dalam Pengambilan Keputusan Pembelian Proses pengambilan keputusan dapat dipandang sebagai tiga tahap yang berbeda namun berhubungan satu sama lain, yaitu : Tahap Masukan (Input), Tahap Proses dan Tahap Keluaran (Output). a. Tahap Masukan (Input) Mempengaruhi pengenalan konsumen terhadap kebutuhan atas produk dan terdiri dari dua sumber informasi utama : Usaha pemasaran perusahaan (produk itu sendiri, harganya, promosinya dan dimana ia dijual) dan pengaruh sosiologis eksternal atas konsumen (keluarga, teman-teman, tetangga sumber informal dan non-komersial lain, kelas sosial serta keanggotaan budaya dan subbudaya). Dampak kumulatif dari setiap usaha pemasaran perusahaan, pengaruh keluarga, temen-teman, tetangga dan tata perilaku masyarakat yang ada, semuanya merupakan masukan yang mungkin mempengaruhi apa yang dibeli konsumen dan bagaimana mereka menggunakan apa yang mereka beli. b. Tahap Proses Memfokuskan pada cara konsumen mengambil keputusan. Berbagai factor psikologis yang melekat pada setiap individu (motivasi, persepsi, pengetahuan, kepribadian dan sikap) mempengaruhi cara masukan dari luar pada tahap masukan mempengaruhi pengenalan konsumen terhadap kebutuhan, pencarian informasi sebelum pembelin dan evaluasi terhadap barbagai alternative, pada gilirannya akan mempengaruhi sifat psikologis konsumen yang ada. c. Tahap Keluaran (Output) Dalam model pengambilan keputusan konsumen terdiri dari dua macam kegiatan setelah pengambilan keputusan yang berhubungan erat: Perilaku membeli dan evaluasi setelah membeli.

B. Faktor yang Mempengaruhi Tingkah Laku Konsumen Oleh karenanya motif menggiatkan perilaku orang dan persepsi menentukan arah perilakunya. Karena kita harus meninjau unsur-unsur yang mempengaruhi atau memberi bentuk persepsi seseorang. Unsur-unsur ini adalah budaya, kelas sosial, pengaruh pribadi, keluarga, dan situasi. Seperti tergambar pada bagan di bawah ini.BUDAYA Budaya SOSIAL PRIBADI Umur dan Tahap daur Hidup Pekerjaan Status Ekonomi Gaya Hidup PSIKOLOGI

Kelompok AcuanSubBudaya

Motivasi Persepsi Pengetahuan Keyakinan dan SikapPEMBELI

Keluarga

Kelas Sosial

Peran dan Status

Kepribadian dan Konsep Diri

Gambar 2.1. Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkah laku konsumen (Philip Kotler, 1997:144) Dapat kita lihat pada gambar diatas bahwasanya yang mempengaruhi tingkah laku konsumen terdapat berbagai faktor yaitu: 1. Faktor Budaya Budaya adalah penyebab paling mendasar dari keinginan dan tingkah laku sesorang karena budaya tumbuh dalam suatu masyarakat sejak kecil. Pengertian budaya itu sendiri adalah kumpulan nila-nilai dasar, persepsi, keinginan, dan tingkah laku yang dipelajari oleh seorang anggota masyarakat dari keluarga dan lembaga penting lainnya (Philip Kotler, 1997). Setiap masyarakat mempunyai budaya dan pengaruh budaya pada tingkah laku pembelian bervariasi amat besar, oleh karenanya pemasar selalu mencoba menemukan pergeseran budaya agar dapat mengetahui produk baru yang mungkin diinginkan. a. Sub-budaya Subbudaya adalah sekelompok orang yang mempunyai system nilai sama berdasarkan pada pengalaman hidup dan situasi, termasuk juga agama, kelompok ras, dan wilayah geografi (Philip Kotler,1997). Banyak subbudaya membentuk segmen pasar penting, dan pemasar sering merancang produk dan program pemasaran yang disesuaikan dengan kebutuhan mereka.

b. Kelas Sosial Kelas sosial adalah divisi masyarakat yang relatif permanen dan teratur dengan para anggota yang menganut nilai-nilai, minat, dan tingkah laku yang serupa (Philip Kotler, 1997). Kelas sosial menentukan pemilihan produk dan merek tertentu dalam bidang-bidang seperti pakaian, peralatan rumah tangga dan sebagainya. 2. Faktor Sosial Tingkah laku konsumen juga dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial, seperti kelompok kecil, keluarga, serta peran dan status sosial konsumen. a. Kelompok Acuan Tingkah laku seseorang yang dipengaruhi oleh kelompok kecil. Kelompok yang mempunyai pengaruh langsung dan seseorang yang menjadi anggotanya disebut kelompok keanggotaan. Beberapa merupakan kelompok primer yang mempunyai interaksi reguler tapi informal, seperti keluarga, teman, tetangga, dan rekan kerja. Beberapa merupakan kelompok sekunder, mempunyai interaksi lebih formal dan kurang reguler, mencakup kelompok keagamaan, asosiasi professional, dan serikat pekerja. Kelompok acuan berfungsi sebagai titik perbandingan atau acauan langsung (tatap muka) atau tidak langsung dalam membentuk sikap dan tingkah laku sesorang (Philip Kotler,1997). b. Keluarga Selain kelompok keluarga juga sangat mempengaruhi tingkah laku pembeli. Keluarga adalah organisasi pembelian konsumen yang paling penting dalam masyarakat, salah satu contoh yang paling dominan adalah keterlibatan suami-istri dalam proses pembelian.(Philip Kotler, 1997) c. Peran dan Status Peran dan status seseorang ketika dia menjadi anggota kelompok, klub organisasi, posisinya ditentukan banyak peran dan status seseorang itu sendiri dalam organisasi, setiap peran membawa status yang mencerminkan penghargaan yang diberikan oleh masyarakat misalnya peran manajer masyarakat mempunyai status yang lebih tinggi dalam masyarakat dibanding peran masyarakat lain pada umumnya. 3. Faktor Pribadi Keputusan seseorang sebelum membeli suatu produk juga dapat dipengaruhi oleh faktor pribadi antara lain yaitu:

a. Umur dan Tahap Daur Hidup Orang mengubah barang dan jasa yang mereka beli selama masa hidupnya. Selera akan makanan, pakaian, perabotan dan rekreasi sering kali berhubungan dengan umur. Membeli juga dibentuk oleh tahap daur hidup keluarga tahap-tahap yang mungkin dilalui oleh keluarga sesuai dengan kedewasaanya. b. Pekerjaan Pekerjaan seseorang mempengaruhi barang dan jasa yang dibelinya. Pekerja kasar cenderung membeli banyak pakaian untuk bekerja, sedangkan pekerja kantor membeli lebih banyak jas dan dasi. Pemasar berusaha mengenali kelompok pekerjaan yang mempunyai minat diatas rata-rata akan produk dan jasa mereka. c. Situasi Ekonomi Situasi seseorang akan mempengaruhi perilaku dalam membeli produk. Pemasar produk yang peka terhadap pendapatan mengamati kecenderungan dalam pendapatan pribadi, tabungan, dan tingkat minat. Bila indikator ekonomi menunjukan resesi, pemasar dapat mengambil langkah-langkah untuk merancang ulang, memposisikan kembali, dan mengubah harga produknya. d. Gaya Hidup Gaya hidup adalah pola kehidupan seseorang yang diwujudkan dalam aktivitas, interes, dan opininya. Gaya hidup mencakup sesuatu yang lebih dari sekedar kelas sosial atau kepribadian seseorang; gaya hidup menampilkan pola beraksi dan berinteraksi seseorang secara keseluruhan didunia. e. Kepribadian dan Konsep Diri Kepribadian seseorang yang jelas mempengaruhi tingkah laku membelinya. Kepribadian mengacu pada karakteristik psikologi unik yang menyebabkan respon yang relatif konsisten dan tahan lama terhadap lingkungan dirinya sendiri. Biasanya tercermin sebagai rasa percaya diri, dominasi, kemudahan bergaul, menyesuaikan diri, dan keagresifan. Hal ini dapat bermanfaat untuk menganalisis tingkah laku konsumen untuk pemilihan produk atau merek tertentu. 4. Faktor Psikologis Pilihan barang yang dibeli seorang konsumen lebih lanjut dipengaruhi oleh empat faktor psikologi yang penting yaitu: a. Motivasi Motif (dorongan) adalah kebutuhan yang cukup menekan untuk mengarahkan seseorang mencari cara untuk memuaskan kebutuhan tersebut (Philip Kotler, 1997).

Kebutuhan berubah menjadi motif kalau merangsang sampai tingkat intensitas yang mencukupi. Mula-mula seseorang mencoba untuk memuaskan kebutuhan yang paling penting, setelah kebutuhan tersebut terpuaskan kebutuhan itu tidak lagi menjadi motivator dan kemudian orang tersebut akan memuaskan kebutuhan yang lebih penting selanjutnya, hal tersebut dikemukan oleh teori Maslow pada bukunya Kotler (1997). b. Persepsi Seorang yang termotivasi siap untuk bertindak. Bagaimana orang tersebut bertindak dipengaruhi oleh persepsi mengenai situasi. Persepsi itu sendiri adalah proses yang dilalui orang dalam memilih, mengorganisasikan, dan mengitepretasikan informasi guna membentuk gambaran yang berarti mengenai dunia (Philip Kotler, 1997). c. Pengetahuan Jika seorang konsumen bertindak maka dengan sendirinya mereka belajar. Pembelajaran menggambarkan perubahan dalam tingkah laku individual yang muncul dari pengalaman, pembelajaran berlangsung melalui saling pengaruh dari dorongan, rangsangan, petunjuk, respon, dan pembenaran. d. Keyakinan dan Sikap Keyakinan adalah pemikiran deskriptif yang dimiliki sesorang mengenai sesuatu. Sedangkan sikap adalah evaluasi, perasaan, dan kecenderungan dari seseorang terhadap suatu objek atau ide yang relatif konsisten.

1.2 Bauran pemasaran.

Etzel,et.al (1997:60) bauran pemasaran adalah kombinasi dari empat variabel atau kegiatan inti dari system pemasaran perusahaan, yaitu : produk,harga,tempat,dan promosi. Sedangkan menurut Mc Charthy dalam buku Kotler (2000:15) mengklasifikasikan alat-alat pemasaran ke dalam empat kelompok yang dikenal dengan P dari pemasaran, yaitu : product, price, place, and promotion.

1) Produk :

Menurut Stanton (2001 : 222),yang di maksud dengan produk adalah : Sekumpulan atribut yang nyata (tangible) dan tidak nyata (intangible) di dalamnya sudah tercakup warna, harga, kemasan, prestise pabrik, prestise pengecer, dan pelayanan dari pabrik serta pengecer yang mungkin diterima oleh pembeli sebagai sesuatu yang bisa memuaskan keinginannya. A. Atribut produk Menurut Kotler & Armstrong (2001:354) beberapa atribut yang menyertai dan melengkapi produk (karakteristik atribut produk) adalah: a. Merek (branding) Merek (brand) adalah nama, istilah, tanda, simbol, atau rancangan, atau kombinasi dari semua ini yang dimaksudkan untuk mengidentifikasi produk atau jasa dari satu atau kelompok penjual dan membedakannya dari produk pesaing. Pemberian merek merupakan masalah pokok dalam strategi produk. Pemberian merek itu mahal dan memakan waktu, serta dapat membuat produk itu berhasil atau gagal. Nama merek yang baik dapat menambah keberhasilan yang besar pada produk (Kotler 2001:360 & Armstrong,

b. Pengemasan (packing) Pengemasan (packing) adalah kegiatan merancang dan membuat wadah

atau pembungkus suatu produk. c. Kualitas Produk (Product Quality) Kualitas Produk (Product Quality) adalah kemampuan suatu produk untuk melaksanakan fungsinya meliputi, daya tahan keandalan, ketepatan

kemudahan operasi dan perbaikan, serta atribut bernilai lainnya. Untuk meningkatkan kualitas produk perusahaan dapat menerapkan program Total Quality Manajemen (TQM)". Selain mengurangi kerusakan produk, tujuan pokok kualitas total adalah untuk meningkatkan nilai pelanggan.

B. Tingkatan produk Pada dasarnya tingkatan produk adalah sebagai berikut: a. Produk Inti (Core Product) Produk inti terdiri dari manfaat inti untuk pemecahan masalah yang dicari konsumen ketika mereka membeli produk atau jasa b. Produk Aktual (Actual Product) Seorang perencana produk harus menciptakan produk aktual (actual product) disekitar produk inti. Karakteristik dari produk aktual diantaranya, tingkat kualitas, nama merek, kemasan yang dikombinasikan dengan cermat untuk menyampaikan manfaat inti (Kotler & Armstrong, 2001:348). c. Produk Tambahan Produk tambahan harus diwujudkan dengan menawarkan jasa pelayanan tambahan untuk memuaskan konsumen, misalnya dengan menanggapi dengan baik claim dari konsumen dan melayani konsumen lewat telepon jika

konsumen mempunyai masalah atau pertanyaan. (Kotler & Armstrong, 2001: 349).

C. Klasifikasi produk Menurut Fandy Tjiptono berbagai macam sudut (2000:98) klasifikasi produk bisa dilakukan atas

pandang. Berdasarkan berwujud

tidaknya, produk dapat

diklasifikasikan

kedalam dua kelompok utama yaitu barang dan jasa. Ditinjau dari aspek

daya tahannya, terdapat dua macam barang, yaitu: a. Barang Tidak Tahan Lama (Nondurable Goods) Barang tidak tahan lama adalah barang berwujud yang biasanya habis dikonsumsi dalam satu atau beberapa kali pemakaian. Contohnya adalah sabun, minuman dan makanan ringan, kapur tulis, gula dan garam. b. Barang Tahan Lama (Durable Goods) Barang tahan lama merupakan barang berwujud yang biasanya bisa bertahan lama dengan banyak pemakaian (umur ekonomisnya untuk pemakaian normal adalah satu tahun atau lebih). Contohnya antara lain TV, lemari es, mobil dan komputer. Selain berdasarkan daya tahannya, produk pada umumnya juga diklasifikasikan berdasarkan siapa konsumennya dan untuk apa produk tersebut menjadi dikonsumsi. Berdasarkan kriteria ini, barang konsumen (costumer's produk dan dapat dibedakan barang industri

goods)

(industrial's goods). Barang konsumen adalah barang yang dikonsumsi untuk kepentingan konsumen akhir sendiri (individu dan rumah tangga), bukan untuk tujuan bisnis. Umumnya barang konsumen dapat diklasifikasikan menjadi empat jenis yaitu:

a. Convinience Goods Convinience goods merupakan barang yang pada umumnya memiliki frekuensi pembelian tinggi (sering beli), dibutuhkan dalam waktu segera, dan hanya memerlukan usaha yang minimum (sangat kecil) dalam pembandingan dan pembeliannya. Contohnya sabun, pasta gigi, baterai, makanan, minuman, majalah, surat kabar, payung dan jas hujan. b. Shopping Goods Shopping goods adalah barang-barang dalam proses pemilihan dan

pembeliannya dibandingkan oleh konsumen diantara berbagai alternatif yang tersedia. Kriteria perbandingan tersebut meliputi harga, kualitas dan model masing-masing barang. Contohnya alat-alat rumah tangga (TV, mesin cuci tape recorder), furniture (mebel), pakaian. c. Specially Goods Specially goods adalah barang-barang yang memiliki karakteristik dan identifikasi merek yang unik di mana sekelompok konsumen bersedia melakukan usaha khusus untuk membelinya. Contohnya adalah barangbarang mewah dengan merek dan model spesifik. d. Unsought Goods Unsought goods merupakan barang-barang yang diketahui konsumen atau kalaupun sudah diketahui tetapi pada umumnya belum terfikirkan untuk membelinya. Contohnya asuransi jiwa, batu nisan, tanah kuburan

(Tjiptono, 2000 : 99-100 ).2) Price :

Menurut Umar (2005 : 32) bahwa : Harga adalah sejumlah nilai yang ditukarkan konsumen dengan manfaat dari memiliki atau menggunakan produk atau jasa yang nilainya ditetapkan oleh pembeli dan penjual melalui tawar-menawar, atau ditetapkan oleh penjual

untuk satu harga yang sama terhadap semua pembeli. Ada juga Menurut Swastha dan Sukotjo (2002 : 211) bahwa : Harga adalah sejumlah uang (ditambah barang kalau mungkin) yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari barang beserta pelayanannya.Harga khususnya merupakan pertukaran uang bagi barang atau jasa juga pengorbanan waktu karena menunggu untuk memperoleh barang atau jasa. Harga dapat berhubungan dengan segala sesuatu dengan nilai persepsi (perceived value), tidak hanya uang.

3) Promotion : Menurut Philip Kotler (2000 : 100) : Promosi adalah alat bauran pemasaran yang meliputi semua kegiatan yang dilakukan perusahaan untuk mengkomunikasikan dan mempromosikan produknya ke pasar sasaran. Kegiatan perusahaan untuk

mengkomunikasikan produknya kepada pelanggan dikenal dengan kegiatan promosi. A. Variabel variabel promosi Menurut Kotler & Armstrong variabel-variabel yang ada di dalam promotional mix ada lima, yaitu: a. Periklanan (advertising) Segala biaya yang harus dikeluarkan sponsor untuk melakukan presentasi dan promosi non pribadi dalam bentuk gagasan, barang atau jasa. b. Penjualan Personal (personal selling) Presentasi pribadi oleh para wiraniaga perusahaan dalam rangka

mensukseskan penjualan dan membangun hubungan dengan pelanggan. c. Promosi penjualan (sales promotion) Insentif jangka pendek untuk mendorong pembelian atau penjualan suatu produk atau jasa. d. Hubungan masyarakat (public relation) Membangun hubungan baik dengan publik terkait untuk memperoleh dukungan, membangun "citra perusahaan" yang baik dan menangani atau menyingkirkan gosip, cerita dan peristiwa yang dapat merugikan. e. Pemasaran langsung (direct marketing) Komunikasi langsung dengan pelanggan yang diincar secara khusus untuk memperoleh tanggapan langsung.

Dengan demikian maka promosi merupakan kegiatan perusahaan yang dilakukan dalam rangka memperkenalkan produk kepada konsumen sehingga dengan kegiatan tersebut konsumen tertarik untuk melakukan pembelian.

B. Tahap tahap pelaksanaan promosi Pelaksanaan promosi akan melibatkan beberapa tahap (BasuSwasta Dh dan

Irawan, 1990: 359-361), antara lain: a. Menentukan Tujuan Tujuan promosi merupakan awal untuk kegiatan promosi. Jika perusahaan menetapkan beberapa tujuan sekaligus, maka hendaknya dibuat skala prioritas atau posisi tujuan mana yang hendak dicapai lebih dulu. b. Mengidentifikasi Pasar yang Dituju Segmen pasar yang ingin dicapai oleh perusahaan dalam promosinya harus dapat dibatasi secara terpisah menurut faktor demografis dan psikografis. Pasar yang dituju harus terdiri atas individu-individu yang sekiranya bersedia membeli bersangkutan. c. Menyusun Anggaran Anggaran promosi sangat penting untuk kegiatan-kegiatan perencanaan keuangan dari manajer pemasaran. Anggaran digunakan untuk mengarahkan pengeluaran uang dalam mencapai tujuan tersebut. d. Memilih Berita Tahap selanjutnya dimulai dengan berita yang tepat untuk mencapai pasar yang dituju tersebut. Sifat berita itu akan berbeda-beda tergantung pada tujuan promosinya. Jika suatu produk itu masih berada pada tahap perkenalan dalam siklus kehidupannya, maka informasi produk akan menjadi topik utama. Sedangkan pada tahap selanjutnya perusahaan lebih cenderung produk tersebut selama periode yang

mengutamakan tema promosi yang bersifat persuasif. e. Menentukan Promotional Mix Perusahaan dapat menggunakan tema berita yang berbeda-beda pada masingmasing kegiatan promosinya. Misalnya, hubungan masyarakat dapat

dilakukan untuk menciptakan kesan positif terhadap perusahaan diantara para

pembeli. Periklanannya dapat dititik beratkan untuk memberikan kesadaran kepada pembeli tentang suatu produk atau perusahaan yang menawarkannya. f. Memilih Media Mix Media adalah saluran penyampaian pesan komersial kepada khalayak sasaran. Untuk alternatif media secara umum dapat dikelompokkan menjadi media cetak (surat kabar, majalah, tabloid, brosur, selebaran) media elektronik (Televisi , radio) media luar ruang (baleho, poster, spanduk, balon raksasa) media lini bawah (pameran, direct mail, point of purchase,

kalender). Untuk itu manajer harus memilih media yang cocok untuk ditujukan pada kelompok sasaran produk perusahaan. g. Mengukur Efektifitas Pengukuran efektifitas ini sangat penting bagi manajer. Setiap alat promosi mempunyai pengukuran pengukuran efektifitas yang tersebut berbeda-beda, akan sulit tanpa dilakukannya

diketahui apakah tujuan

perusahaan dapat dicapai atau tidak. h. Mengendalikan dan Memodifikasi Kampanye Promosi Setelah dilakukan pengukuran efektifitas, ada kemungkinan dilakukan perubahan rencana promosi. Perubahan dapat terjadi pada promotional mix, media mix, berita, anggaran promosi, atau cara pengalokasian anggaran tersebut. Yang penting, perusahaan harus memperhatikan kesalahankesalahan yang pernah diperbuat untuk menghindari kesalahan yang sama di masa mendatang. Teori awal mengenai perilaku konsumen didasarkan pada teori ekonomi, dengan pendapat bahwa individu bertindak secara rasional untuk memaksimumkan keuntungan (kepuasan) mereka dalam membeli barang dan jasa. Penelitian belakangan ini menemukan bahwa para konsumen mungkin sekali membeli secara impulsif dan dipengaruhi tidak hanya oleh keluarga, teman, iklan, dan model iklannya, tetapi juga suasana hati, keadaan, dan emosi. Semuanya tergabung sehingga membentuk perilaku konsumen yang menyeluruh dan mampu mencerminkan aspek pengertian dan pengetahuan dalam pengambilan keputusan pembelian. Perilaku konsumen merupakan studi yang relatif baru pada pertengahan tahun 1960-an. Karena ilmu ini mempunyai sejarah atau badan risetnya sendiri, para pakar teori pemasaran banyak sekali meminjam berbagai konsep yang dikembangkan di berbagai disiplin ilmu pengetahuan lainnya seperti, Psikologis (studi

mengenai individu), Sosiologi (studi mengenai kelompok), Psikologi Sosial (studi bagaimana individu beroperasi dalam kelompok), Antropologi (pengaruh masyarakat pada individu), dan Ilmu Ekonomi, dalam membentuk dasar disiplin ilmu pemasaran yang baru.

4) Place : Menurut Philip Kotler (2000: 82): Tempat (distribusi) adalah termasuk berbagai kegiatan yang dilakukan perusahaan agar produk dapat diperoleh dan tersedia bagi pelanggan sasaran. Philip Kotler dan Amstrong (2001 : 5) mengemukakan : Saluran distribusi didefinisikan sebagai suatu perangkat yang saling tergantung dalam menyediakan produk atau jasa untuk digunakan atau dikonsumsi oleh konsumen atau pengguna bisnis. Sebagian besar produsen tidak langsung menjual barang mereka kepada pemakai akhir. Di antara produsen dan pemakai terdapat saluran pemasaran. Sekumpulan perantara pemasaran yang melakukan berbagai fungsi dan menyandang berbagai nama.

1.3 Keputusan Pembelian

Keputusan seorang pembeli juga dipengaruhi oleh ciri-ciri kepribadiannya, termasuk usia, pekerjaan, keadaan ekonomi. Perilaku konsumen akan menentukan proses pengambilan keputusan dalam melakukan pembelian. Menurut Kotler (1997) ada beberapa tahap dalam mengambil suatu keputusan untuk melakukan pembelian Pengertian keputusan pembelian, menurut Kotler & Armstrong (2001: 226) adalah tahap dalam proses pengambilan keputusan pembeli di mana konsumen benar-benar membeli. Pengambilan keputusan merupakan suatu kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan mempergunakan barang yang ditawarkan. 1. Tahap-tahap Proses Keputusan Pembelian Tahap-tahap proses keputusan pembelian dapat digambarkan dalam sebuah model di bawah ini (Philip Kotler dan AB. Susanto, 1999; 251):Pengenalan Kebutuhan Pencarian Informasi Evaluasi Alternatif Keputusan Pembelian Perilaku setelah pembelian

Sumber : Philip Kotler dan AB. Susanto, Pemasaran di Indonesia, (1999: 251)

Model ini mempunyai anggapan bahwa para konsumen melakukan lima tahap dalam melakukan pembelian. Kelima tahap diatas tidak selalu terjadi, khususnya dalam pembelian yang tidak memerlukan keterlibatan yang tinggi dalam pembelian. Para konsumen dapat melewati beberapa tahap dan urutannya tidak sesuai. a. Pengenalan masalah Proses membeli dengan pengenalan masalah atau kebutuhan pembeli menyadari suatu perbedaan antara keadaan yang sebenarnya dan keadaan yang diinginkanya.

Kebutuhan itu dapat digerakkan oleh rangsangan dari dalam diri pembeli atau dari luar. Misalnya kebutuhan orang normal adalah haus dan lapar akan meningkat hingga mencapai suatu ambang rangsang dan berubah menjadi suatu dorongan

berdasarkan pengalaman ynag sudah ada. Seseorang telah belajar bagaimana mengatasi dorongan itu dan dia didorong kearah satu jenis objek yang diketahui akan memuaskan dorongan itu. b. Pencarian informasi Konsumen mungkin tidak berusaha secara aktif dalam mencari informasi

sehubungan dengan kebutuhannya. Seberapa jauh orang tersebut mencari informasi tergantung pada kuat lemahnya dorongan kebutuhan, banyaknya informasi yang

dimiliki, kemudahan memperoleh informasi, tambahan dan kepuasan yang diperoleh dari kegiatan mencari informasi. Biasanya jumlah kegiatan mencari informasi meningkat tatkala konsumen bergerak dari keputusan situasi pemecahan masalah yang terbatas kepemecahan masalah yang maksimal. c. Evaluasi alternatif Informasi yang didapat dari calon pembeli digunakan untuk memperoleh

gambaran yang lebih jelas mengenai alternatif-alternatif yang dihadapinya serta daya tarik masing-masing alternatif. Produsen harus berusaha memahami cara konsumen mengenal informasi yang diperolehnya dan sampai pada sikap tertentu mengenai produk merek dan keputusan untuk membeli. d. Keputusan pembelian Produsen harus memahami bahwa konsumen mempunyai cara sendiri dalam menangani informasi yang diperolehnya dengan membatasi alternatif-alternatif yang harus dipilih atau dievaluasi untuk menentukan produk mana yang akan dibeli.

e. Perilaku setelah pembelian Apabila barang yang dibeli tidak memberikan kepuasan yang diharapkan, maka pembeli akan merubah sikapnya terhadap merek barang tersebut menjadi sikap negatif, bahkan mungkin akan menolak dari daftar pilihan. Sebaliknya bila konsumen mendapat kepuasan dari barang yang dibelinya maka keinginan untuk membeli terhadap merek barang tersebut cenderung untuk menjadi lebih kuat. Produsen harus mengurangi perasaan tidak senang atau perasaan negatif terhadap suatu produk dengan cara membantu konsumen menemukan informasi yang membenarkan pilihan konsumen melalui komunikasi yang diarahkan pada orang-orang yang baru saja membeli produknya.

1.4 Penelitian terdahulu

No 1

Nama Peneliti dan Judul Penelitian Bekti Setiawati (2006) : Pengaruh Kualitas Produk dan Promosi terhadap Keputusan Pembelian Kerupuk Rambak DWIJOYO di Desa Penanggulan Kec. Pegandon Kab. Kendal

Konsep Penelitian dan Metode Analisis

Hasil Penelitan dan Implikasi

2

Pengaruh Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian Pada Dealer PT. SUN STAR MOTOR Malang.

Metode yang digunakan dalam Ada pengaruh positif antara kualitas pengumpulan data yaitu metode produk dan promosi terhadap keputusan kuesioner (angket) dan metode Besarnya pengaruh kualitas produk dokumentasi. Untuk metode terhadap keputusan pembelian dapat dilihat analisis data yang digunakan dari koefisien determinasinya yaitu sebesar dalam penelitian ini adalah 0.316. Hal ini berarti bahwa secara parsial Analisis Regresi Linier faktor kualitas produk berpengaruh Berganda yang digunakan untuk terhadap keputusan pembelian sebesar mengetahui pengaruh antara 31.6%. Sedangkan koefisien determinasi variabel bebas dan variabel terikat untuk variabel promosi sebesar 0.128. Hal yaitu antara kualitas produk (X1) ini berarti bahwa secara parsial faktor dan promosi (X2) terhadap promosi berpengaruh terhadap keputusan keputusan pembelian (Y). pembelian sebesar 12.8%. Analisis Analisis Regresi Linier Dari hasil uji F dapat disimpulkan bahwa F Berganda hitung sebesar 153,638 > dari F tabel 2,43 yang berarti bahwa pada taraf nyata = 0,05 produk (X1), harga (X2), saluran distribusi (X3)dan promosi (X4) secara simultan/bersama-sama mempunyai pengaruh bermakna terhadap Keputusan Pembelian (Y) dapat diterima atau teruji pada taraf nyata = 0,05. Hasil koefisien regresi yang ada ternyata variabel promosi penjualan (X4) nilai t hitungnya paling besar (4,309) dibandingkan dengan nilai koefisien

regresi dan nilai t hitung variabel bebas lainnya dan signifikan pada taraf nyata = 0,05 (r < 0,05), maka hipotesis kedua yang menyatakan bahwa diduga variabel promosi (X4) mempunyai pengaruh yang paling dominan terhadap keputusan pembelian teruji dengan taraf nyata = 0,05.

3

Vici Kristina Hutagaol(2005) Pengaruh Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian Produk Minuman Kopi di

POTLUCKcoffee bar and library Bandung , dibuat oleh

Menggunakan analisis korelasi Pearson untuk menganalisis data secara khusus dan analisis data secara kualitatif dengan menggunakan analisis korelasi Rank Spearman untuk menganalisis data secara umum. Metode penelitian yang digunakan adalah Metode Deskriptif, sedangkan pengumpulan data dilakukan dengan teknik penelitian Lapangan dan penelitian Kepustakaan. Metode statistik yang digunakan yaitu Analisis Korelasi, Koefisien Determinasi dan Pengujian Hipotesis dengan perhitungan menggunakan SPSS.

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa pelaksanaan strategi bauran pemasaran (X) yang dilakukan di POTLUCK khususnya untuk produk minuman kopi mempunyai hubungan yang cukup kuat dan searah dengan keputusan pembelian (Y) produk minuman kopi tersebut, hal ini terbukti dengan hasil analisis korelasi (r) sebesar 0,565 dan koefisien determinasi sebesar 31,9 % yang menunjukkan besarnya pengaruh dari pelaksanaan strategi bauran pemasaran terhadap keputusan pembelian produk. Untuk pengujian hipotesis dilakukan dengan t hitung sebesar 4,745 sedangakan t tabel dengan derajat keperayaan 95 %, tingkat kesalahan 5 % dan derajat kebebasan (n-2) diperoleh angka 1,679. Hal ini menunjukkan bahwa t hitung lebih besar dari t tabel sehingga hipotesis yang diajukan peneliti dapat diterima.

2. Kerangka Pemikiran Teoritis Berdasarkan pada rumusan masalah dan telaah pustaka yang telah diuraikan dimuka mengenai variabel produk, price, place, dan promotion serta pengaruhnya terhadap keputusan pembelian, maka kerangka pemikiran teoritis yang diajukan dalam penelitian ini digambarkan sebagai berikut :

Dari diagram kerangka teoritis dapat dilihat bahwa keempat variabel bebas (independent) yang terdiri dari product, price, place, promotion berpengaruh terhadap variabel terikat (dependent), yaitu keputusan pembelian.

3. Hipotesis Hipotesis adalah suatu penjelasan sementara tentang perilaku,fenomena, atau keadaan tertentu yang telah terjadi atau akan terjadi (Kuncoro, 2003:48). Berdasarkan rumusan masalah dan batasan penelitian maka hipotesis dalam penelitian ini adalah bauran pemasaran yang terdiri dari : Produk berpengaruh terhadap keputusan membeli air minum dalam kemasan merk aqua. Harga berpengaruh terhadap keputusan membeli air minum dalam kemasan merk aqua. Distribusi berpengaruh terhadap keputusan membeli air minum dalam kemasan merk aqua. Promosi berpengaruh terhadap keputusan membeli air minum dalam kemasan merk aqua.

BAB III METODE PENELITIAN 1. Variabel Penelitian dan Defenisi Operasioanl Variabel 1.1 Variabel Penelitian Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat / nilai dari orang objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh penelitian untuk dipelajari dan ditarik kesimpulan. (Sugiono,1999). Variabel penelitian ini terdiri dari dua macam variabel, yaitu variabel terikat (dependent variable) atau variabel yang tergantung pada variabel lainnya, serta variabel bebas (independent variable). Variabel variabel yang digunakan pada penelitian ini adalah : a. Variabel terikat (dependent variable) yaitu keputusan pembelian konsumen terhadap air minum dalam kemasan merk Aqua (Y). b. Variabel-variabel bebas (independent variable) yaitu : 1. Variabel produk (X1) 2. Variabel Price (X2) 3. Variabel Place (X3) 4. Variabel Promotion (X4)

1.2 Defenisis Operasional Variabel Definisi operasional adalah suatu definisi yang yang diberikan pada suatu variabel dengan memberi arti atau menspesifikasikan kegiatan atau membenarkan suatu operasional yang diperlukan untuk mengukur variabel tersebut. Pengertian operasional variable ini kemudian diuraikan menjadi indikator empiris yang meliputi : a. Variable Terikat (Dependent Variable) Keputusan pembelian adalah serangkaian unsur-unsur yang mencerminkan keputusan konsumen dalam membeli, merupakan tahap dimana konsumen dihadapkan suatu pilihan untuk melakukan pembelian atau tidak, yang diukur melalui indikator : 1. Kemantapan pada sebuah produk 2. Kebiasaan dalam membeli produk 3. Memberikan rekomendasi kepada orang lain 4. Melakukan pembelian ulang

b. Variabel tidak terikat (bebas) 1. Produk (X1) Produk dalam penelitian ini merupakan penilaian konsumen terhadap kualitas air minum dalam kemasan Aqua untuk dapat memenuhi keinginan dan kebutuhan konsumen. Variabel ini diukur melalui indikator : 1. Kebersihan 2. Fitur produk 3. Daya Tahan kemasan

2. Price (X2) Harga dalam penelitian ini merupakan bentuk presepsi konsumen dari barang atau produk. Harga merupakan presepsi konsumen atas pengorbanan yang dikeluarkan untuk menikmati suatu barang. Variabel ini diukur melalui indikator : 1. Keterjangkauan harga 2. Kesesuaian harga dengan kualitas produk 3. Daya saing harga 4. Kesesuaian harga dengan manfaat

3. Place (X3) Place dalam penelitian ini merupakan penilaian konsumen yang diukur melalui indikator : 1. Kemudahan mendapatkan produk

4. Promotion (X4) Promosi dalam penelitian ini merupakan kegiatan mengkombinasikan informasi dari penjual kepada pembeli atau pihak lain dalam saluran untuk mempengaruhi sikap dan perilaku. Variabel ini diukur melalui indikator : 1. Jangkauan promosi 2. Kuantitas penayangan iklan di media promosi 3. Kualitas penyampaian pesan dalam penayangan iklan di 4. media promosi.

1.3 Skala Pengukuran Variabel-variabel bauran pemasaran yang mempengaruhi keputusan pembelian air minum dalam kemasan Aqua, telah diidentifikasi menjadi empat yang akan diberikan kepada responden dengan menggunakan skala satu (1) sampai lima (5) dimana: 1. Sangat Tidak Setuju 2. Tidak Setuju 3. Netral 4. Setuju 5. Sangat Setuju (STS) (TS) (N) (S) (SS)

1.4 Populasi dan Sampel Populasi adalah jumlah atau kumpulan dari unsur atau elemen yang menjadi obyek penelitian. Adapun populasi dalam obyek penelitian ini adalah semua Mahasiswa Universitas Kristen Dutawacana yang membeli produk air minum dalam kemasan Aqua. Sedangkan, sampel adalah bagian dari populasi yang menjadi obyek sesungguhnya dalam penelitian. Dimana jumlah sampel lebih sedikit dari jumlah populasi. Dalam penelitian ini sampelnya adalah Mahasiswa Universitas Kristen Dutawacana yang membeli produk air minum dalam kemasan Aqua. dengan pertimbangan bahwa mahasiswa tersebut sudah mempunyai

pengalaman langsung terhadap produk air minum dalam kemasan Aqua.

1.5 Metode Pengambilan Sampel Sampling adalah suatu cara pengumpulan data yang sifatnya tidak menyeluruh artinya tidak mencangkup seluruh obyek penelitian . Akan tetapi hanya sebagian dari populasi saja yaitu hanya mencakup sampel yang diambil dari populasi tersebut. Metode sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Purposive Random Sampling. Metode Purposive Random Sampling adalah metode

pengambilan sampel yang dilakukan pada individu atau anggota polulasi yang telah ditentukan. Dengan catatan bahwa, sampel tersebut mewakili populasi. Dalam penelitian ini yang dijadikan responden adalah Mahasiswa Universitas Kristen

Dutawacana, yang pernah membeli produk atau mengkonsumsi produk air minum dalam kemasan Aqua.

1.6 Jenis dan Sumber Data Dalam sebuah penelitian, data memegang peranan penting yaitu sebagai alat pembuktian hipotesis serta pencapaian tujuan penelitian. Penalitian harus mengetahui jenis data apa saja yang diperlukan dan bagaimana mengidentifikasi, mengumpulkan, serta mengolah data. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. 1. Data primer Data primer adalah data yang berasal langsung dari responden. Data responden sangat diperlukan untuk mengetahui tanggapan responden mengenai keputusan pembelian konsumen terhadap air minum dalam kemasan Aqua yang dilihat dari produk, price, place, dan prmotion. Dalam hal ini data diperoleh secara langsung dengan membagi kuesioner atau daftar pertanyaan kepada konsumen. 2. Data sekunder Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung, baik berupa keterangan maupun literatur yang ada hubungannya dalam penelitian yang sifatnya melengkapi atau mendukung data primer. Data sekunder dalam penelitian ini diperoleh dari jurnal yang berhubungan dengan judul proposal penelitian. 1.7 Metode Pengumpulan Data 1. Kuesioner Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan kuesioner. Kuesioner adalah suatu cara pengumpulan data dengan memberikan daftar pertanyaan kepada responden dengan harapan akan memberi respon atas pertanyaan tersebut. Dalam penelitian ini kuesioner di bagi menjadi 2 bagian utama yaitu : a. Berisi tentang data responden b. Berisi tentang variabel-variabel bauran pemasaran dan sub-sub variabel yang berpengaruh terhadap keputusan pembelian air minum di dalam kemasan Aqua.

2. Wawancara Wawancara adalah metode pengumpulan data dengan cara Tanya jawab sepihak yang dikerjakan dengan sistematis dan berlandaskan pada tujuan penelitian.

3. Studi Pustaka Studi pustaka adalah suatu metode pengumpulan data dengan cara mempelajari literatur yang dapat menunjang serta melengkapi data yang diperlukan serta berguna bagi penyusunan penelitian ini.

1.8 Metode Analisis Data1. Uji Validitas

Validitas merupakan metode yang mengukur sejauh mana ketepatan

dan

kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsinya sesuai dengan maksud dilakukannya pengukuran tersebut. Untuk menguji validitas instrumen penelitian, digunakan metode Korelasi Product Moment, yang dirumuskan sebagai berikut (Azwar, 1997):

Dimana: r = Koefisien korelasi product moment. x = Nilai dari item. y = Nilai dari total item. n = Jumlah sampel.

Analisis ini dapat dikatakan valid, apabila lebih besar dari rtabel dengan taraf signifikan = 5%.

2.

Uji Reliabilitas Reliabilitas alat ukur menunjukkan sejauh mana hasil usaha pengukuran dapat dipercaya. Hasil pengukuran dapat dipercaya apabila beberapa kali pelaksanaan

pengukuran terhadap sekelompok subyek yang sama memperoleh hasil yang sama pula selama aspek dalam diri subyek yang diukur itu belum berubah. Dalam hal ini, Ketentuan reliable alat ukur apabila lebih besar dari atau sama dengan 0,6, maka data dinyatakan reliable dan sebaliknya. (Rangkuti 2002).

Dimana: r11 = Reliabilitas instrument. k = Banyaknya butir pertanyaan.

t2 = Varians total. b2 = Jumlah varians butir.

6.4. Uji Statistik Untuk uji statistik, digunakan analisis regresi linier berganda. Analisis regresi linier berganda merupakan teknik analisis yang umum digunakan dalam menganalisis hubungan dan pengaruh satu variabel terikat dengan dua atau lebih variabel bebas.

Dimana: Y = Keputusan pembelian terhadap Handphne BlueBerry L900. X1 = Product. X2 = Price.

X3 = Place. X4 = Promotion. e = disturbance error.

Uji F Uji F, pada dasarnya menunjukan apakah semuar variabel independent (variabel bebas) yang dimasukan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependent (variabel terikat). dilakukan untuk melihat pengaruh variabel bebas secara keseluruhan terhadap variabel terikat.

Dimana: R2 = Koofisien determinan. k = Banyaknya variabel dependent. n = Banyaknya variabel independent. Uji Hipotesis dalam pengujian ini adalah sebagai berikut: H0 : b1 = 0 Artinya variabel-variabel dependent (product, price, place dan promotion) tidak berpengaruh terhadap variabel independent. Ha : b1 0 Artinya, variabel-variabel dependent (product, price, place dan promotion) berpengaruh bersama-sama terhadap variabel independent.

Kriteria Keputusan: H0 diterima apabila Fhitung < Ftabel. H0 ditolak apabila Fhitung > Ftabel. (Siagian 2000).

Gambar kurva uji F:

(Sumber: Siagian, 2000)) Uji T Uji t dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel-variabel independent (product, price, place dan promotion) secara parsial terhadap variable dependent (keputusan pembelian).

Dimana: b = Koofisien regresi. = Slope hipotesa. sb = Standar error. Uji Hipotesis dalam pengujian ini adalah sebagai berikut: H0 : = 0 Artinya variabel dependent (product, price, place dan promotion) tidak berpengaruh terhadap variabel independent.

Ha : 0 Artinya variabel dependent (product, price, place dan promotion) berpengaruh secara signifikan terhadap variabel independent.

Kriteria Keputusan: H0 diterima apabila thit < ttabel. H0 ditolak apabila thit > ttabel. (Siagian 2000).

Gambar kurva uji t:

(Sumber: Siagian, 2000) Sedangkan untuk menentukan ranking dari variabel-variabel manakah yang mempengaruhi keputusan pembelian, data dianalisis dengan menggunakan metode statistik dengan bantuan program exel dengan cara sebagai berikut: Menganalisis dengan Mean, metode mean digunakan untuk mengidentifikasi prioritas variabel-variabel yang diteliti. Mean:

Menganalisis dengan Deviasi, yang digunakan apabila ada data yang mempunyai nilai mean sama.

Deviasi Standar :