meyakini bahwa agama mengajarkan …direktori.pauddikmasjabar.kemdikbud.go.id/model... · 3.2....
TRANSCRIPT
Modul 2
MEYAKINI BAHWA AGAMA MENGAJARKAN
TOLERANSI,KERUKUNAN, DAN MENGHINDARI DIRI
DARI TINDAK KEKERASAN SERTA MENJAUHI
PERGAULAN BEBAS
Pendidikan Kesetaraan Program Paket C Mahir Daring
Disusun Oleh: TIM PAI
Irpan, S.Pdi., MA
Neneng Maemunah
Apep Mohamad Ramdan
Waluyo Saputro, SH., M.Pd
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Pusat Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat
(PP PAUD dan Dikmas) Jawa Barat
Tahun 2017
i
Kata Pengantar
Pendidikan Kesetaraan Program Paket C Mahir dalam Jaringan dikembangkan untuk
memberikan layanan bagi masyarakat yang membutuhkan pendidikan namun terhambat
pada waktu dan jarak. Pembelajaran Pendidikan Kesetaraan Program Paket C Mahir
dalam Jaringan dirancang agar peserta didik mampu belajar mandiri sehingga peserta
didik dapat menentukan kebutuhan belajarnya, merumuskan tujuan belajaranya,
mengidentifikasi sumber belajar, memilih dan melaksanakan strategi belajar serta
mampu mengukur hasil belajarnya. Dengan kata lain, peserta didik dapat menentukan
bagaimana, kapan dan dimana dia akan belajar.
Namun demikian untuk membantu peserta didik dalam memperoleh sumber belajar,
maka disediakan media pembelajaran dalam bentuk modul dan audiovisual.
Modul dikembangkan untuk untuk tiga belas mata pelajaran, yaitu 1) Pendidikan Agama
Islam,
2) Pendidikan kewarganegaraan, 3) Bahasa Indonesia, 4) Bahasa Inggris, 5) Matematika,
6) Sejarah Indonesia, 7) geografi, 8) ekonomi, 9) Sosiologi, 10) Sejarah Peminatan, 11)
Seni Budaya, 12) Pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan, 13) Keterampilan
fungsional (house keeping). Modul ini diharapkan mampu mempermudah penyajian
pesan, mengatasi keterbatasan waktu dan ruang peserta didik, serta mengembangkan
kemampuan peserta didik dalam menggali dan berinteraksi langsung dengan lingkungan
dan sumber belajar lainnya.
Guna memudahkan peserta didik dalam mempelajari materi yang ada, modul memuat
deskripsi, petunjuk penggunaan modul, standar kompetensi, peta konsep dan kegiatan
belajar. Kegiatan Belajar yang memuat tujuan pembelajaran, uraian materi, rangkuman
dan latihan soal. Tugas dan kunci jawaban akan disampaikan terpisah melalui aplikasi
pembelajaran paket c dalam jaringan, paketcdaring.seamolec.org.
Semoga Bermanfaat.
Penulis
ii
Daftar Isi
Kata pengantar .................................................................................................. i
Daftar Isi ............................................................................................................. ii
Petunjuk Penggunaan ........................................................................................ iii
Pendahuluan ....................................................................................................... 1
Kegiatan Belajar .................................................................................................. 2
A. Tujuan Pembelajaran ................................................................................ 2
B. Uraian Materi ............................................................................................ 2
C. Rangkuman Materi ................................................................................... 6
D. Latihan ....................................................................................................... 6
Daftar Pustaka ................................................................................................... 8
iii
Petunjuk Penggunaan
Bahan Belajar ini diperuntukkan bagi peserta didik Paket C Mahir dalam jaringan
derajat 1. Proses pembelajaran dikemas dalam bentuk modul, masing-masing
modul saling berurutan dan menjadi satu kesatuan pemahaman untuk dihayati dan
diamalkan. Cepat atau lambatnya penyelesaian modul tersebut sangat tergantung
pada kesungguhan dan kerajianan anda mempelajarinya.
A. Cara Belajar
Cara belajar anda akan menentukan penguasaan dan keberhasilan anda
sebagai peserta didik paket C Mahir dalam jaringan derajat 1. Ikutilah petunjuk
belajar ini agar anda dapat memahami isi bahan belajar ini dengan baik.
1. Yakinkan diri anda bahwa anda telah siap untuk belajar.
2. Tenangkan pikiran dan pusatkan perhatian anda pada bahan belajar yang
akan anda pelajari.
3. Berdoalah sejenak sesuai agama dan keyakinan anda dan sekarang anda
siap untuk belajar.
4. Baca dan pahami deskripsi isi dari setiap bahan belajar, agar anda dapat
mengetahui apa yang harus dipelajari dari isi bahan belajar.
5. Baca dan pahami secara mendalam tujuan yang harus dicapai setelah
melakukan pembelajaran
6. Bacalah uraian materi secara seksama. Tandai dan catat materi yang
belum/kurang anda pahami.
7. Diskusikan materi-materi yang belum dipahami dengan teman,
tutor/pendidik, dan/atau orang yang dianggap ahli dalam bidang ini melalui
chat, e-mail, forum diskusi atau bertanya langsung saat video converence.
8. Anda juga dapat mempelajari materi melalui media yang tersedia seperti
video, ppt, dan gambar. Media yang ada karena akan lebih memudahkan
anda mempelajari materi/isi yang diuraikan.
9. Carilah sumber atau bacaan lain yang relevan dengan untuk menunjang
pemahaman dan wawasan tentang materi yang sedang anda pelajari.
10. Kerjakan soal latihan /evaluasi dalam modul atau dalam aplikasi untuk
mengukur tingkat penguasaan materi sebagai hasil pembelajaran.
11. Kerjakan soal ujian modul sebagai syarat untuk membuka modul berikutnya.
12. Jika hasil anda belum memuaskan jangan putus asa, cobalah lebih giat lagi
belajar.
iv
B. Pengukuran kemampuan Belajar
1. Jawablah pertanyaan ujian modul dalam aplikasi setiap akhir modul
2. Jawaban benar atau salahakan terlihat langsung dalam setiap pertanyaan.
3. Hasil ujian modul akan langsung keluar setelah anda selesai
menyelesaikan seluruh soal.
Arti tingkat penguasaan yang
capai: 90 – 100 = baik sekali
80 - 89 = baik
70 - 79 = cukup
- 69% = kurang
Jika anda mencapai tingkat penguasaan 70 atau lebih, maka anda
dapat melanjutkan dengan modul berikutnya.
Tetapi jika nilai anda di bawah 69, anda diharuskan untuk mengulang
mempelajari modul terutama pada bagian yang belum anda kuasai.
4. Setelah anda mempelajari seluruh modul pada setiap matapelajaran,
cobalah anda sekali lagi mengerjakan latihan pada setiap modul.
5. Jika secara keseluruhan anda telah mencapai tingkat penguasaaan 80 atau
lebih, maka anda sudah siap menempuh ujian naik derajat
1
Pendahuluan
A. Kompetensi Inti
memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab
fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang
kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan
masalah
B. Kompetensi Dasar
1.2. Meyakini bahwa pergaulan bebas dan zina adalah dilarang agama.
2.2. Menghindarkan diri dari pergaulan bebas dan perbuatan zina sebagai pengamalan
Q.S. al-Isro’/17:32, dan Q.S. an-Nur/24:2, serta hadist terkait.
3.2. Menganalisis Q.S. al-Isro’/17:32, danQ.S. an-Nur/24:2, srta Hadist tentang larangan 3pergaulan bebas dan perbuatan zina.
2.4.1. Membaca Q.S. al-Isro’/17:32 dan Q.S.an-Nur/42:2 sesuai dengan kaidah tajwid dan makharijul huruf.
2.4.2. Mendemontrasikan hafalan Q.S. al-Isro’/17:32, dan Q.S an-Nur/24:2 dengan fasih dan lancar.
2.4.3.Menyajikan keterkaitan antar larangan berzina dengan berbagai kekejian
(fahisyah) yang ditimbulkannya dan perangai buruk (saa-asabila)sesuai pesan
Q.S. al-Isro’/17:32 dan Q.S. an-Nur 24:2.
C. Diskripsi Singkat
Judul modul ini tentang meyakini bahwa agama mengajarkan toleransi, kerukunan, dan
menghindari diri dari tindan kekerasan serta menjauihi pergaulan bebas. Bahan ajar ini
akan menguraikan tentang bagaimana dalam ajaran agama menuntun kita dalam
pergaulan di dunia dan menrangkan bahwa pergaulanbebas dan perbuatanzina itu
dilarang.
D. Waktu
Waktu yang dibutuhkan untuk mempelajari materi ini adalah 4 jp x 45 menit.
2
KEGIATAN BELAJAR MEYAKINI BAHWA AGAMA MENGAJARKAN TOLERANSI,KERUKUNAN, DAN
MENGHINDARI DIRI DARI TINDAK KEKERASAN SERTA MENJAUHI PERGAULAN
BEBAS
A. Tujuan Pembelajaran
Setelah menyelesaikan pokok bahasan ini diharapkan:
1. peserta didik diharapkan mampu dan memahamai sikap toleransi, rukun dan
menghindarkan diri dari tidak kekerasan.sebagai impelementasi dari Q.S. Yunus: 40–
41, Al maidah 32, serta menjauhi pergaulan bebas sebagai pengamalan Q.S. Al Isra
32, An Nur ayat; 2 dan hadits terkait.
2. Peserta didik mengemukakan sikap toleran, rukun dan menghindarakan diri dari
kekerasan sebagai implementasi dari QS. Yunus :40- 41, Al maidah: 32, serta
menjauhi pergaulan bebas sebagai pengamalan QS. Al-isra: 32, An-nurdan hadits
terkait
B. Uraian Materi.
1. Toleransi dan Kerukunan Umat Beragama
Kerukunan beragama di tengah keanekaragaman budaya merupakan aset
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia. Dalam perjalanan sejarah
bangsa, Pancasila telah teruji sebagai alternatif yang paling tepat untuk
mempersatukan masyarakat Indonesia yang sangat majemuk di bawah suatu
tatanan yang inklusif dan demokratis. Berbagai macam kendala sering kita hadapi
dalam mensukseskan kerukunan antar umat beragama di Indonesia, dari luar
maupun dalam negeri kita sendiri. Namun dengan kendala tersebut warga Indonesia
selalu optimis, bahwa dengan banyaknya agama yang ada di Indonesia, maka banyak
pula solusi untuk menghadapi kendala-kendala tersebut. Keharmonisan dalam
komunikasi antar sesama penganut agama adalah tujuan dari kerukunan beragama,
agar terciptakan masyarakat yang bebas dari ancaman, kekerasan hingga konflik
agama.
Kerukunan umat beragama adalah suatu bentuk sosialisasi yang damai dan
tercipta berkat adanya toleransi agama. Toleransi agama adalah suatu sikap saling
pengertian dan menghargai tanpa adanya diskriminasi dalam hal apapun, khususnya
dalam masalah agama. Kerukunan umat beragama adalah hal yang sangat penting
untuk mencapai sebuah kesejahteraan hidup di negeri ini. Seperti yang kita ketahui,
Indonesia memiliki keragaman yang begitu banyak. Tak hanya masalah adat
istiadat atau budaya seni, tapi juga termasuk agama. Walau mayoritas penduduk
Indonesia memeluk agama Islam, ada beberapa agama lain yang juga dianut
penduduk ini. Kristen, Khatolik, Hindu, Budha dan Konghucu adalah contoh agama
3
yang juga banyak dipeluk oleh warga Indonesia. Setiap agama tentu punya aturan
masing-masing dalam beribadah. Namun perbedaan ini bukanlah alasan untuk
berpecah belah. Sebagai satu saudara dalam tanah air yang sama, kita harus
menjaga kerukunan umat beragama di Indonesia untuk bersama-sama membangun
negara ini menjadi yang lebih baik.
Bangsa Indonesia yang mayoritas beragama Islam sebaiknya berkaca kepada
sejarah yang pernah terjadi dalam dunia Islam, yaitu di Madinah. Dengan pimpinan
Nabi Muhammad SAW mendirikan negara yang pertama kali dengan penduduk yang
majemuk, baik suku dan agama, suku Quraisy dan suku-suku Arab Islam yang datang
dari wilayah-wilayah lain, suku-suku Arab Islam penduduk asli Madinah, suku-suku
Yahudi penduduk Madinah, Baynuqa’, Bani Nadlir dan suku Arab yang belum
menerima Islam. Sebagai landasan dari negara baru itu Rasulullah SAW
memproklamasikan peraturan yang kemudian lebih dikenal dengan nama Shahifatul
Madinah atau Piagam Madinah.
Piagam Madinah yang terdiri dari 47 pasal itu Nabi Muhammad SAW telah
meletakkan pondasi sebagai landasan kehidupan umat beragama dalam negara
yang plural dan majemuk, baik suku maupun agama dengan memasukkan secara
khusus dalam Piagam Madinah sebuah pasal spesifik tentang toleransi. Secara
eksplisit dinyatakan dalam pasal 25: “Bagi kaum Yahudi (termasuk pemeluk agama
lain selain Yahudi) bebas memeluk agama mereka, dan bagi orang Islam bebas pula
memeluk agama mereka. Kebebasan ini berlaku pada pengikut-pengikut atau
sekutu-sekutu mereka dan diri mereka sendiri” (lil yahudi dinuhum, wa lil muslimina
dinuhum, mawaalihim wa anfusuhum). Piagam Madinah pada intinya adalah seperti
berikut:
a. Semua umat Islam, meskipun terdiri dari banyak suku merupakan satu
komunitas(ummatan wahidah).
b. Hubungan antara sesama anggota komunitas Islam dan antara komunitas Islam
dan komunitas lain didasarkan atas 5 prinsip yaitu bertetangga yang baik, saling
membantu dalam menghadapi musuh bersama, membela mereka yang
teraniaya, saling menasehati dan menghormati kebebasan beragama.
c. Semangat persamaan dan persaudaraan tanpa melihat suku dan agama dalam
Piagam Madinah itu tidak lepas dari bimbingan wahyu Allah SWT, di mana
Rasulullah SAW tidak akan berkata sesuatu dari kehendak nafsunya kecuali
merupakan wahyu Allah SWT. Piagam Madinah senafas dengan inti ajaran
paradigma kehidupan umat beragama yang termaktub dalam al Qur’an al Karim,
yakni tidak ada paksaan untuk menganut suatu agama (al Baqarah:256), larangan
kepada Rasulullah SAW untuk memaksa orang menerima Islam (Yunus:99) dan
bahwa tiada larangan bagi umat Islam untuk berbuat baik, berlaku adil dan saling
tolong menolong dengan orang-orang bukan Islam yang tidak memerangi umat
Islam karena agama dan tidak mengusir meraka dari kampung halaman atau
negeri mereka (al Mumtahanah:8–9), bahwa Islam mengakui pluralitas agama
4
bukan pluralisme agama (al Kafirun:1- 6). Kalau sebab turunnya (asbab al nuzul)
ayat dalam surat al Kafirun dikaji secara seksama, ayat ini merupakan penolakan
Nabi Muhammad SAW secara diplomatis dan etis atas propaganda agama lain.
Ketika Nabi Muhammad SAW ditawari untuk saling tukar agama, Nabi SAW
menanggapinya dengan arif dan bijaksana, “bagimu agamamu, bagiku
agamaku”. Tidak konfrontatif, apalagi destruktif sehingga orang yang
mengajaknya pun malah segan.
d. Kedepan, guna memperkokoh toleransi dan kerukunan hidup antar umat
beragama di Indonesia khususnya di Kota Bima, Nusa Tenggara Barat dan
sekitarnya kiranya perlu membangun dialog horizontal dan dialog vertikal.
terakhir kata jika bicara tentang toleransi dan kerukunan maka harus bicara
tentang KITA, bukan bicara tentang AKU dan KAMU sebagaimana yang telah
dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW dalam Piagam Madinah. Semoga kita selalu
mampu menjaga persaudaraan kemanusiaan (Ukhuwah Basyariyah), Persaudaran
Kebangsaan (Ukhuwah Wathaniyah) dan Persaudaraan seiman (Ukhuwah Diniyah) di
bumi Indonesia yang kita cintai ini, agar kita dapat hidup rukun dan harmonis.
Sebagai semboyan kita, Bhinneka Tunggal Ika.
2. Menjauhi Tindak Kekerasan
Permusuhan berasal dari rasa benci yang dimiliki oleh setiap manusia.
Sebagaimana cinta, benci pun berasal dari nafsu yang harus bertumpu di atas pondasi
akal. Permusuhan di antara manusia terkadang karena kedengkian pada hal-hal duniawi
seperti pada kasus Qabil dan Habil ataupun pada kisah Nabi Yusuf as. dan saudara-
saudaranya. Terkadang pula permusuhan dikarenakan dasar ideologi dan keyakinan.
Islam melarang perilaku kekerasan terhadap siapa pun. Allah Swt. berfirman:
Artinya: “Oleh karena itu Kami tetapkan (suatu hukum) bagi Bani Israil, bahwa ba-
rangsiapa membunuh seseorang, bukan karena orang itu membunuh orang lain (qisas),
atau bukan karena berbuat kerusakan di bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh
semua manusia. Barangsiapa memelihara kehidupan seorang manusia, maka seakan-
akan dia telah memelihara kehidupan semua manusia. Sesungguhnya rasul-rasul Kami
telah datang kepada mereka dengan (membawa) keteranganketerangan yang jelas.
Tetapi kemudian banyak di antara mereka setelah itu melampaui batas di bumi.” (Q.S.
al-Māidah/5: 32)
Allah Swt. menjelaskan dalam ayat ini, bahwa setelah peristiwa pembunuhan
Qabil terhadap Habil, Allah Swt. menetapkan suatu hukum bahwa membunuh seorang
manusia, sama dengan membunuh seluruh manusia. Begitu juga menyelamatkan
kehidupan seorang manusia, sama dengan menyelamatkan seluruh manusia. Ayat ini
menyinggung sebuah prinsip sosial di mana masyarakat bagaikan sebuah tubuh,
sedangkan individu-individu masyarakat merupakan anggota tubuh tersebut. Apabila
sebuah anggota tubuh sakit, maka anggota tubuh yang lainnya pun ikut merasakan sakit.
Begitu juga apabila seseorang berani mencemari tangannya dengan darah orang
5
yang tak berdosa, maka pada hakikatnya dia telah membunuh manusiamanusia lain
yang tak berdosa. Dari segi sistem penciptaan manusia, terbunuhnya Habil telah
menyebabkan hancurnya generasi besar suatu masyarakat, yang bakal tampil dan lahir
di dunia ini. Al-Qur’ān memberikan perhatian penuh terhadap perlindungan jiwa
manusia dan menganggap membunuh seorang manusia, sama dengan membunuh
sebuah masyarakat.
Pengadilan di negara-negara tertentu menjatuhkan hukuman qisas, yaitu
membunuh orang yang telah membunuh. Di Indonesia juga pernah dilakukan hukuman
mati bagi para pembunuh.
Dalam Q.S. al-Māidah/5: 32 terdapat tiga pelajaran yang dapat dipetik.
a. Nasib kehidupan manusia sepanjang sejarah memiliki kaitan dengan orang lain.
Sejarah kemanusiaan merupakan mata rantai yang saling berhubungan. Karena
itu, terputusnya sebuah mata rantai akan mengakibatkan musnahnya sejumlah
besar umat manusia.
b. Nilai suatu pekerjaan berkaitan dengan tujuan mereka. Pembunuhan seorang
manusia dengan maksud jahat merupakan pemusnahan sebuah masyarakat,
tetapi keputusan pengadilan untuk melakukan eksekusi terhadap seorang
pembunuh dalam rangka qisas merupakan sumber kehidupan masyarakat.
c. Mereka yang memiliki pekerjaan yang berhubungan dengan penyelamatan jiwa
manusia, seperti para dokter, perawat, polisi harus mengerti nilai pekerjaan
mereka. Menyembuhkan atau menyelamatkan orang yang sakit dari kematian
bagaikan menyelamatkan sebuah masyarakat dari kehancuran.
Tugas kita bersama adalah menjaga ketenteraman hidup dengan cara
mencintai tetangga, orang-orang yang berada di sekitar kita. Artinya, kita dilarang
melakukan perilaku-perilaku yang dapat merugikan orang lain, termasuk
menyakitinya dan melakukan tindakan kekerasan kepadanya.
Di Indonesia ada hukum yang mengatur pelarangan melakukan tindak
kekerasan, termasuk kekerasan kepada anak dan anggota keluarga, misalnya UU No.
23 Tahun 2002 dan UU No. 23 Tahun 2004.
Mari kita renungkan dan amati suasana kehidupan bangsa Indonesia. Kondisi bangsa
Indonesia yang berbhinneka ini harus kita pertahankan demi ketenteraman dan
kedamaian penduduknya. Salah satu cara mempertahankan kebhinnekaan ini adalah
dengan toleransi atau saling menghargai.
Dalam kehidupan masyarakat Indonesia, kerukunan hidup antarsuku, ras,
golongan dan agama harus selalu dijaga dan dibina. Kita tidak ingin bangsa Indonesia
terpecah belah saling bermusuhan satu sama lain karena masalah di atas.
3. Menjauhi Pergaulan Bebas
Pergaulan bebas yang dimaksud pada bagian ini adalah pergaulan yang tidak
dibatasi oleh aturan agama maupun susila. Salah satu dampak negatif dari pergaulan
bebas adalah perilaku yang sangat dilarang oleh agama Islam, yaitu zina. Hal inilah yang
6
menjadi fokus bahasan pada bagian ini.
a. Pengertian Zina
Secara bahasa, zina berasal dari kata zana-yazni yang artinya hubungan
persetubuhan antara perempuan dengan laki-laki yang sudah mukallaf (balig) tanpa
akad nikah yang sah. Jadi, zina adalah melakukan hubungan biologis layaknya suami istri
di luar tali pernikahan yang sah menurut syari’at Islam.
b. Hukum Zina
Terkait hukum zina, semua ulama sepakat bahwa zina hukumnya haram, bahkan
zina dianggap sebagai puncak keharaman. Hal tersebut didasarkan pada firman Allah
Swt. dalam Q.S. al-Isrā/17:32. Menurut pandangan hukum Islam, perbuatan zina
merupakan dosa besar yang dikategorikan sebagai perbuatan yang keji, hina, dan buruk.
c. Kategori Zina
Perbuatan zina dikategorikan menjadi dua bagian, yaitu sebagai berikut.
1) Zina Muhsan, yaitu pezina sudah balig, berakal, merdeka, sudah pernah menikah.
Hukuman terhadap zina muhsan adalah dirajam (dilempari dengan batu
sederhana sampai meninggal).
2) Zina Gairu Muhsan, yaitu pezina masih lajang, belum pernah menikah.
Hukumannya adalah didera seratus kali dan diasingkan selama satu tahun.
3) Hukuman bagi Pezina
Dalam hukum Islam, zina dikategorikan perbuatan kriminal atau tindak pidana.
Sehingga orang yang melakukannya dikenakan sanksi atau hukuman sesuai dengan
syari’at Islam. Hukuman pelaku zina adalah sebagai berikut:
a) Dera atau pukulan sebanyak 100 (seratus) kali bagi pezina gairu muhsan dan
ditambah dengan mengasingkan atau membuang pelakunya ke tempat yang jauh
dari tempat mereka. Hal dini didasarkan pada firman Allah Swt. dalam Q.S. an-
Nūr/24:2 serta hadis Rasulullah saw. yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim
dari Abu Hurairah dan Zaid bin Khalid.
b) Dirajam sampai mati bagi pezina muhsan. Hukuman rajam dilakukan dengan cara
pelaku dimasukan ke dalam tanah hingga dada atau leher. Tempat untuk melakukan
hukuman rajam adalah di tempat yang banyak dilalui manusia atau tempat
keramaian. Hal ini berdasarkan hadis yang diriwayatkan oleh Bukhari, Muslim, Abu
Dawud, Tirmizi, dan An-Nasa’i
C. Rangkuman Materi
1. Islam mengajarakan kita saling toleransi / menghormati dan menghargai antar umat
beragama sesuai dengan QS. Al Kafirun ayat 1-6.
2. Pergaulan bebas yang dimaksud pada bagian ini adalah pergaulan yang tidak dibatasi
oleh aturan agama mapun susila. Salah satu dampak negatif dari pergaulan bebas
adalah perilku yang sangat dilarang oleh agama islam.
7
3. Dalam q.s alhujrat /49: 10 kita diperintahkan oleh alloh swt agar senantiasa menjaga
dan menciptakan perdamaidan mendamaikan perselisihan saudara dengan saudara
yang lainan , memberikan nasihat kebaikan.
4. Juga didalam surah lain dijelaskan perintah agar berprasangka baik, karena berburuk
sangka akan merusak persaudaraan.
D. Latihan
1. Penerapan toleransi dalam masyarakat yang beragam, baik agama, kebudayaan, dan
bahasa akan menimbulkan…
a. Ketentraman dan kerukunan
b. Perselisihan antara anggota masyarakat
c. Percekcokan yang terjadi setiap saat
d. Kekacauan dan ketidaktentraman dalam kehidupan
e. Perang saudara
2. Sikap yang ditunjukan terhadap orang-orang yang memilih dalam kekafiran atau tidak
beriman pada Al-Qur’an adalah…
a. Menganiayanya
b. Tidak mau tau
c. Mengucilkan mereka dari pergaulan
d. Menghormati dan menghargai pilihanya
e. Dirayu
3. Islam melarang umatnya bertoleransi dalam bidang…
a. Kemanusiaan
b. Pembangunan jalan
c. Tolong-menolong
d. Akidah keyakinan hati
e. Bakti sosial
4. Surah Al-Kafirun (109) terdiri atas enam ayat, ayat keenam surat Al-Kafirun
menjelaskan tentang…
a. Toleransi dalam bidang muamalah
b. Larangan bertoleransi dengan pemeluk agama lain
c. Larangan bertoleransi dalam bidang akidah dan ibadah
d. Toleransi dalam bidang akidah
e. Tolong menolong
5. Berikut ini yang merupakan kandungan surah Yunus (10) ayat 40 adalah…
a. Tiap-tiap manusia akan bertanggung jawab terhadap perbuatanya
b. Kebebasan untuk beriman atau berfikir
c. Dua golongan umat Nabi Muhammad dalam menerima Al-Qur’an
d. Perintah beribadah kepada Allah SWT. dengan ikhlas
e. Dahsyatnya hari kiamat
8
Daftar Pustaka
Buku pendidikan agama islam kls x kementrian pendidikan dan kebudayaan republik indonesia
edisi revisi 2016
Tafsir alquran
Al= maragi , muhammad musthafa. 1992. Tafsir al-maraghi, semarang toha putra