miʾah qiṢṢah wa qiṢṢah tahkῙha liṬiflik qabl al-naum...
TRANSCRIPT
PENERJEMAHAN KOMUNIKATIF DALAM KITAB
MIʾAH QIṢṢAH WA QIṢṢAH TAHKῙHA LIṬIFLIK QABL
AL-NAUM KARYA MUHAMMAD ABDULLAH
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar
(S. Hum)
Oleh
Alwi Alawiyah
11150240000021
JURUSAN TARJAMAH
FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF
HIDAYATULLAH
JAKARTA
2019
ii
SURAT PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama Mahasiswa : Alwi Alawiyah
N I M : 11150240000021
Program Studi : Tarjamah
Dengan ini menyatakan bahwa Skripsi ini adalah hasil karya
saya sendiri yang merupakan hasil penelitian, pengolahan dan
analisis saya sendiri serta bukan merupakan replikasi
maupun saduran dari hasil karya atau hasil penelitian orang lain.
Apabila terbukti skripsi ini merupakan plagiat atau replikasi maka
skripsi dianggap gugur dan harus melakukan penelitian ulang
untuk menyusun skripsi baru dan kelulusan serta gelarnya
dibatalkan.
Demikian pernyataan ini dibuat dengan segala akibat yang
timbul dikemudian hari menjadi tanggung jawab saya.
Jakarta, 20 Oktober 2019
Alwi Alawiyah
iii
PENERJEMAHAN KOMUNIKATIF DALAM KITAB
MIʾAH QIṢṢAH WA QIṢṢAH TAHKῙHA LIṬIFLIK QABL
AL-NAUM KARYA MUHAMMAD ABDULLAH
Skripsi
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar
Sarjana Humaniora
(S. Hum)
Oleh:
Alwi Alawiyah
11150240000021
Pembimbing:
Dr. Karlima Helmanita M. Ag
NIP: 197001211998032002
PROGRAM STUDI TARJAMAH
FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2019 M/1441 H
iv
v
ABSTRAK
Alwi Alawiyah, 1150240000021, Penerjemahan Komunikatif
dalam Kitab Miʾah Qiṣṣah Wa Qiṣṣah TahkῙha Liṭiflik Qabl
Al-Naum Karya Muhammad Abdullah, Skripsi, Program
Studi Tarjamah, Fakultas Adab dan Humaniora, Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2019.
Skripsi ini bertujuan untuk menerjemahkan cerita fabel
Arab ke dalam bahasa Indonesia dalam kitab Miʾah Qiṣṣah Wa
Qiṣṣah TahkῙha Liṭiflik Qabl Al-Naum karya Muhammad
Abdullah dengan menggunakan penerjemahan komunikatif.
Proses penerjemahannya yaitu menentukan data-data yang
diklasifikasi menjadi beberapa kata, frasa dan klausa. Kemudian
menerjemahkan secara harfiah dan memadankankan ke dalam
penerjemahan komunikatif. Teknik yang digunakan dalam
penelitian ini yaitu: teknik menambahkan (ziyadah), teknik
pengurangan (subtraction), teknik deskripsi (description), teknik
mengedepankan dan mengakhirkan (taqdim takhir), teknik
mengganti (mengganti) dan teknik literal. Hasil penelitian ini
menemukan 31 data dengan kategori 7 kata, 16 frasa dan 8 klausa.
Penelitian ini dijelaskan melalui sebuah pertanggungjawaban
terjemahan yang menghasilkan karya terjemahan cerita fabel
bahasa Arab-Indonesia.
Kata kunci: Penerjemahan fabel, proses penerjemahan, teknik
penerjemahan komunikatif.
vi
KATA PENGANTAR
Bismillâhirrahmânirrahîm
Tiada kata yang pantas diungkapkan, tiada kalimat yang
layak untuk disanjungkan dalam mensyukuri nikmat Allah yang
tak terbatas, yang maha luas yang tak pernah habis dan tuntas
untuk kita bahas. Shalawat beriring salam senantiasa tercurah
limpahkan kepada junjungan Nabi akhir zaman, sang penerang
siang dan malam, serta penyempurna syariat Islam, baginda Nabi
agung Muhammad SAW.
Bersamaan dengan selesainya penulisan skripsi ini, peneliti
menyampaikan rasa terima kasih yang tak terhingga kepada yang
terhormat:
1. Saiful Umam, M.A., Ph.D, selaku Dekan Fakultas Adab
dan Humaniora.
2. Dr. Darsita Suparno, M. Hum, dan Dr. Ulil Abshar, S.S.,
M.Hum., MA, selaku Ketua dan Sekretaris Jurusan
Tarjamah yang telah memberikan arahan, saran, serta
nasihat kepada peneliti.
3. Prof Dr. Ahamd Satori Ismail, M. A, selaku Dosen
Pembimbing Akademik yang telah memberikan arahan
dan semangat kepada peneliti.
4. Dr. Karlina Helmanita, M. Ag, selaku Dosen Pembimbing
skripsi yang telah meluangkan banyak waktu, tenaga dan
pikiran dalam membimbing peneliti hingga skripsi ini
dapat terselesaikan dengan baik.
5. Dr. Ahmad Syatibi, M. Ag, selaku Dosen Penguji I dan Dr.
H. A. Ismakun Ilyas, M. A, Selaku Penguji II.
vii
6. Seluruh Dosen Fakultas Adab dan Humaniora terkhusus
dosen program studi Tarjamah yang telah memberikan
ilmu dan wawasannya dengan ikhlas.
Semoga segala yang telah diberikan dapat menjadi amal
jariyah di akhirat kelak. Semoga ketulusan, kebaikan, keikhlasan
serta kasih sayang yang telah dicurahkan kepada peneliti selama
ini dibalas oleh Allah SWT. Peneliti berharap semoga skripsi
yang masih jauh dari kata sempurna ini dapat bermanfaat bagi
khalayak luas di manapun berada, khususnya bagi peneliti serta
orang-orang yang bergelut di bidang penerjemahan.
Jakarta, 10 Desember 2019
Alwi Alawiyah
viii
HALAMAN PERSEMBAHAN
Skripsi ini peneliti persembahkan untuk kedua orang tua tercinta
Bapak Ahmad Iskandar dan Ibu Icun Sutinah yang telah merawat,
mendidik, serta tak henti mendoakan dalam setiap sujudnya. Tak
lupa untuk ketiga adik-adik tersayang Hani Hanifah, Zakia Zaki
dan Raja Riyadul Fadilah serta suami tercinta Bahruni yang
senantiasa memberikan semangat, doa dan dukungan sepenuh hati
mereka. Semoga lewat skripsi ini peneliti dapat merekahkan
senyum di bibir orang-orang terkasih.
ix
DAFTAR ISI
ABSTRAK ............................................................................ v
KATA PENGANTAR ........................................................ vi
HALAMAN PERSEMBAHAN ....................................... viii
DAFTAR ISI ....................................................................... ix
PEDOMAN TRANSLITERASI ....................................... xii
DAFTAR SINGKATAN ................................................ xviii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ...................................... 1
B. Batasan dan Rumusan Masalah ........................... 4
C. Tujuan Penelitian .................................................. 4
D. Manfaat Penelitian ................................................ 5
E. Penelitian Terdahulu ............................................ 5
F. Sistematika Penulisan ........................................... 9
BAB II KERANGKA TEORI
A. Penerjemahan Komunikatif ................................ 11
1. Pengertian Penerjemahan Komunikatif ............ 11
2. Proses Penerjemahan Komunikatif.................... 15
3. Teknik Penerjemahan Komunikatif .................. 26
B. Teks Sastra Anak ................................................. 29
1. Penerjemahan Sastra Anak ............................... 29
2. Cerita Binatang (Fabel) .................................... 33
x
BAB III METODOLOGI PENELITIAN DAN
GAMBARAN UMUM KITAB MIʾAH QIṢṢAH WA
QIṢṢAH TAHKῙHA LIṬIFLIK QABL AL-NAUM
KARYA MUHAMMAD ABDULLAH
A. Metodologi Penelitian ......................................... 37
1. Metode Penelitian ........................................... 37
2. Fokus Penelitian ............................................. 38
3. Sumber Data ................................................... 38
4. Teknik Pengumpulan Data ............................. 38
5. Metode Analisis Data ..................................... 40
6. Teknik Penulisan ............................................ 41
B. Gambaran Umum Kitab Miʾah Qiṣṣah Wa Qiṣṣah
TahkῙha Liṭiflik Qabl Al-Naum .............................. 41
1. Deskripsi Kitab .............................................. 41
2. Biografi Muhammad Abdullah Muhammad
Shaleh ............................................................. 43
BAB IV PERTANGGUNG JAWABAN
TERJEMAHAN KITAB MIʾAH QIṢṢAH WA QIṢṢAH
TAHKῙHA LIṬIFLIK QABL AL-NAUM KARYA
MUHAMMAD ABDULLAH MUHAMMAD SHALEH
A. Pengantar Terjemahan ........................................... 47
B. Pertanggungjawaban Akademik ............................ 48
xi
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .............................................................. 85
B. Rekomendasi ........................................................... 86
DAFTAR PUSTAKA ........................................................ 88
LAMPIRAN – LAMPIRAN ............................................. 93
xii
PEDOMAN TRANSLITERASI
Transliterasi adalah mengalihaksarakan suatu tulisan ke
dalam aksara lain. Misalnya, dari aksara Arab ke aksara Latin.
Transliterasi yang peneliti gunakan dalam penelitian skripsi
ini merujuk pada pedoman transliterasi pada Keputusan Rektor
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Nomor: 507 Tahun 2017
Tentang “Pedoman Penelitian Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis, dan
Disertasi) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Berikut daftar aksara
Arab dan padanannya dalam aksara latin:
A. Konsonan
Huruf Arab Huruf Latin Keterangan
Tidak dilambangkan ا
B Be ب
T Te ت
Ts Te dan es ث
J Je ج
H H dengan garis bawah ح
Kh Ka dan ha خ
D De د
Dz De dan zet ذ
R Er ر
Z Zet ز
S Es س
Sy Es dan ye ش
S Es dengan garis di bawah ص
xiii
D De dengan garis di bawah ض
T Te dengan garis di bawah ط
Z Zet dengan garis di bawah ظ
Koma terbalik di atas ، ع
hadap kanan
Gh Ge dan ha غ
F Ef ف
Q Ki ق
K Ka ك
L El ل
M Em م
N En ن
W We و
H Ha ه
Apostrof ’ ء
Y Ye ي
B. Vokal
Vokal dalam bahasa Arab, seperti vokal bahasa
Indonesia, terdiri dari vokal tunggal atau monoftong dan
vokal rangkaf atau diftong. Untuk vokal tunggal, ketentuan
alih aksaranya adalah sebagai berikut:
Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan
A Fathah
I Kasrah
U Dammah
xiv
Adapun vokal rangkap, ketentuan alih aksaranya adalah
sebagai berikut:
Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan
ي Ai a dan i
و Au a dan u
C. Vokal Panjang
Ketentuan alih aksara vokal panjang (madd), yang dalam
bahasa Arab dilambangkan dengan harakat dan huruf, yaitu:
Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan
ا Â a dengan topi di
atas
ي Î i dengan topi di
atas
و Û u dengan topi di
atas
D. Kata Sandang
Kata sandang, yang dalam sistem aksara Arab
dilambangkan dengan huruf, yaitu لا, dialihaksarakan
menjadi huruf /I/, baik diikuti huruf syamsiyyah maupun
huruf qamariyyah. Contoh: al-rijâl bukan ar-rijâl, al-dîwân
bukan ad- dîwân.
E. Syaddah (Tasydîd)
Syaddah atau Tasydîd yang dalam sistem tulisan Arab
dilambangkan dengan tanda (~), dalam alih aksara ini
dilambangkan dengan huruf, yaitu dengan menggandakan
xv
huruf yang diberi tanda syaddah itu. Akan tetapi, hal ini tidak
berlaku jika huruf yang menerima tanda syaddah itu terletak
setelah kata sandang yang diikuti oleh huruf-huruf
syamsiyyah. Misalnya kata “الضرورة” tidak ditulis ad-
darûrah melainkan al-darûrah. Demikian seterusnya.
F. Ta Marbûtah
Berkaitan dengan alih aksara ini, jika huruf ta marbûtah
terdapat pada kata yang berdiri sendiri, maka huruf tersebut
dialihaksarakan menjadi huruf /h/ (lihat contoh 1 di bawah).
Hal yang sama juga berlaku jika ta marbûtah tersebut diikuti
oleh kata sifat (na’t) (lihat contoh 2). Namun, jika huruf ta
marbûtah tersebut diikuti kata benda (ism), maka huruf
tersebut dialihaksarakan menjadi huruf /t/ (lihat contoh 3).
Contoh:
No. Kata Arab Alih Aksara
Ṯarīqah طري قة 1
سلمية 2 al-jᾱmi’ah al-islᾱmiyyah الجامعةال
waḫdat al-wujū وحدةالوجود 3
G. Huruf Kapital
Meskipun dalam tulisan Arab huruf kapital tidak dikenal,
dalam alih aksara ini huruf kapital tersebut juga digunakan,
dengan mengikuti ketentuan yang berlaku dalam Ejaan Yang
xvi
Disempurnakan (EYD) bahasa Indonesia, antara lain untuk
menuliskan permulaan kalimat, huruf awal, nama tempat,
nama bulan, nama diri, dan lain-lain. Penting diperhatikan,
jika nama diri didahului oleh kata sandang, maka yang ditulis
dengan huruf kapital tetap huruf awal nama diri tersebut,
bukan huruf awal kata sandangnya. (Contoh: Abû Hâmid al-
Ghazâlî bukan Al-Ghazâlî, al-Kindi bukan Al-Kindi).
Beberapa ketentuan lain dalam EYD sebetulnya juga
dapat diterapkan dalam alih aksara ini, misalnya ketentuan
mengenai huruf cetak miringn (italic) atau cetak tebal (bold).
Jika menurut EYD, judul buku itu ditulis dengan cetak
miring, maka demikian halnya dalam alih aksaranya.
Demikian seterusnya.
Berkaitan dengan penelitian nama, untuk nama-nama
tokoh yang berasal dari dunia Nusantara sendiri, disarankan
tidak dialihaksarakan meskipun akar katanya berasal dari
bahasa Arab. Misalnya ditulis Abdussamad al-Palimbani,
tidak ‘Abd al-Samad al-Palimbânî; Nuruddin al-Raniri, tidak
Nûr al-Dîn al-Rânîrî.
H. Cara Penelitian Kata
Setiap kata, baik kata kerja (fi’l), kata benda (ism),
maupun huruf (harf) ditulis secara terpisah. Berikut adalah
beberapa contoh alih aksara atas kalimat- kalimat dalam
bahasa Arab, dengan berpedoman pada ketentuan-ketentuan
di atas:
xvii
Kata Arab Alih Aksara
Ḏau'u al-Mṣibaẖ ضوءالمصباح
A’ lamu bi al-Ṣawᾱb اعلمبالصواب
Fī al-jᾱmi’ah فىالجامعة
xviii
DAFTAR SINGKATAN
BSa : Bahasa Sasaran
BSu : Bahasa Sumber
TSa : Terjemahan Sasaran
TSu : Terjemahan Sumber
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Di Indonesia buku-buku penerjemahan cerita fabel
sangatlah minim jumlahnya terutama dari bahasa Arab ke
Indonesia. Hal ini ditemukan dalam sebuah penelitian analisis
teknik penerjemahan bahasa Inggris ke bahasa Indonesia oleh
mahasiswa Universitas Gajah Mada yang berjudul Good Night,
Thumper dan A Trusty Baby Sitter.1 Umumnya buku-buku
cerita yang beredar di toko-toko yaitu cerita dongeng seperti
Cinderella, Putri Salju, Sangkuriang, Abu Nawas dan lain
sebagainya. Cerita fabel yang sangat terkenal di Indonesia
yaitu cerita fabel Si Kancil binatang yang cerdas berwatak
seperti manusia.
Cerita dongeng sebelum tidur memberikan edukasi
yang baik bagi anak-anak terutama dalam memorinya. Mereka
sudah mulai belajar dari sebuah cerita tentang berprilaku baik
terhadap sesama makhluk hidup. Begitupula meningkatkan
daya imajinasinya dan perkembangn kognitifnya.
Penerjemahan yang baik yaitu dapat menyampaikan
pesan yang dimaksud kepada pembaca. Apalagi sasaran tujuan
pembacanya yaitu anak-anak. Bahasa yang disampaikan harus
sesederhana sesuai dengan kemampuan mereka. Kalimat yang
komunikatif juga mengantarkan mereka kepada pemahaman
1 Diakses pada tanggal 20 Oktober 2019 pada pukul 12.45 WIB pada laman
https://journal.ugm.ac.id/db/article/view/49627/25561
2
yang baik pula. Oleh karena itu, penerjemahan komunikatif
sebagai alat komunikasi yang digunakan oleh penerjemah
untuk menyampaikan atau mengungkapkan suatu gagasan atau
perasaan kepada orang lain.2
Sastra anak merupakan karya sastra yang secara
khusus dapat dipahami oleh anak-anak dan berisi tentang
dunia anak-anak. Karya sastra anak memiliki ciri khas yang
unik untuk dapat disampaikan kepada anak. Untuk itu dalam
berpikir mengenai anak, bacaan serta bermacam persoalan
yang berkatian dengannya, perlu secara sadar meletakkannya
dalam konteks budaya anak-anak.
Karya sastra anak dapat membentuk kepribadian anak
melalui tokoh cerita yang akan berpengaruh pada kebiasaan
positif anak. Nilai yang terkandung dalam karya sastra anak
dapat berupa ajaran-ajaran moral bagi pembaca khususnya
anak dalam kaitannya dengan sastra anak, nilai-nilai tersebut
secara eksplisit akan dapat mengubah karakter anak.3 Dalam
sebuah cerita, tokoh memiliki peran penting, seperti halnya
pada cerita fabel. Tokoh dalam cerita fabel diperankan oleh
hewan yang memiliki sifat seperti manusia. Ia menjadi alat
media untuk menyampaikan pesan dengan karakter yang
diperankannya.
2 Rudolf Nababan, Teori Menerjemahkan Bahasa Inggris, (Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 2008), h.18. 3 Vidya Mandarani, Pembelajaran Sastra Anak Melalui Pemahaman
Cerita Fabel, (Sidoarjo: Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas
Muhammadiyah, 2015). 24 Oktober 2015 ISBN 978-602-70216-1-7, h. 74.
3
Upaya memperkenalkan buku penerjemahan sastra
anak tidaklah begitu mudah. Penerjemah harus memasuki alam
imajinatif tersebut untuk menyelami daya khayal mereka
sehingga diperoleh terjemahan yang sesuai dengan pembaca
sasaran.4
Oleh karna itu, penerjemahan komunikatif
berorientasi pada teks bahasa sasaran dengan tingkat
memperhatikan kematangan berbahasa khalayak pembacanya.5
Pada penelitian ini, peneliti akan melakukan sebuah
penelitian mengenai terjemahan sastra anak melalui cerita
fabel dengan pendekatan penerjemahan komunikatif dalam
kitab Miʾah Qiṣṣah Wa Qiṣṣah TahkῙha Liṭiflik Qabl Al-Naum
oleh Muhammad Abdullah. Peneliti sangat tertarik
menerjemahkan kitab Miʾah Qiṣṣah Wa Qiṣṣah TahkῙha
Liṭiflik Qabl Al-Naum ini.
Tujuannya adalah memberikan edukasi yang baik
kepada anak-anak serta memperkenalkannya sejak dini.
Mereka akan terbentuk kepribadiannya dengan membaca buku
cerita fabel yang disajikan dengan bahasa yang mudah
dimengerti oleh anak-anak. Sehingga mereka akan tertarik
untuk membaca buku cerita. Selain itu wawasan daya tangkap
mereka terhadap makhluk alam akan semakin berkembang.
Problematika penerjemahan yang mendasar antara
dua bahasa yaitu terletak pada upaya mencari padanan kata
4 Fitriyani, Penerjemahan Sastra Anak, (Jombang: Diglossia Jurnal
Kajian Ilmiah Kebahasaan dan Kesusastraan, 2013), Vol 4. No 2, h. 9. 5 Frans Sayogie, Penerjemahan Bahasa Inggris Ke Dalam Bahasa
Indoneisa, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,
2008), h. 97.
4
yang sesuai dan tepat dari Bsu (Bahasa Sumber) untuk
disampaikan dalam Bsa (Bahasa Sasaran).6 Selain itu, kita
harus mengetahui jenis teks yang akan kita terjemahkan. Dan
penelitian ini menerjemahkan teks sastra berupa cerita fabel
dengan pendekatan komunikatif. Maka peneliti memberi judul
penelitian ini dengan judul “Penerjemahan Komunikatif dalam
Kitab Miʾah Qiṣṣah Wa Qiṣṣah TahkῙha Liṭiflik Qabl Al-Naum
Karya Muhammad Abdullah”.
B. Batasan dan Rumusan Masalah
Agar penelitian ini terarah dan tidak meluas, peneliti
memberikan batasan yaitu pada tataran kata, frasa pada
sepuluh cerita fabel dalam kitab Miʾah Qiṣṣah Wa Qiṣṣah
TahkῙha Liṭiflik Qabl Al-Naum karya Muhammad Abdullah.
Adapun rumusan masalahnya adalah:
1. Bagaimana proses penerjemahan komunikatif
dalam kitab Miʾah Qiṣṣah Wa Qiṣṣah TahkῙha
Liṭiflik Qabl Al-Naum karya Muhammad Abdullah?
2. Bagaimana teknik penerjemahan komunikatif
dalam kitab Miʾah Qiṣṣah Wa Qiṣṣah TahkῙha
Liṭiflik Qabl Al-Naum karya Muhammad Abdullah?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan tujuan masalah di atas peneliti akan
memaparkan tujuan masalag sebagai berikut:
6 Matsna, Kajian Semantik Arab Klasik dan Kontemporer, (Jakarta:
Prenada Media Grup, 2016), h. 190.
5
1. Menjelaskan penerjemahan komunikatif dalam
kitab Miʾah Qiṣṣah Wa Qiṣṣah TahkῙha Liṭiflik
Qabl Al-Naum karya Muhammad Abdullah.
2. Menguraikan teknik penerjemahan komunikatif
pada kitab Miʾah Qiṣṣah Wa Qiṣṣah TahkῙha
Liṭiflik Qabl Al-Naum karya Muhammad Abdullah.
D. Manfaat Penelitian
Secara teoretis, penelitian ini dilakukan untuk
memberikan pengetahuan proses penerjemahan cerita fabel
dengan metode penerjemahan komunikatif. Secara praktis,
penelitian ini memberikan manfaat yaitu:
1. Memberikan bacaan yang baik bagi anak-anak
dalam sebuah cerita fabel agar berpikir kreatif dan
berimajinatif.
2. Memberikan wawasan pembaca cerita terutama
dalam segi menerjemahkan teks sastra anak
3. Memberikan manfaat keilmuan kepada pembaca
khususnya mahasiswa Jurusan Tarjamah dalam
melakukan penelitian penerjemahan.
E. Penelitian Terdahulu
Pertama, skripsi Rina Purwati (2010) berjudul “An
Analysis of Literal Translation and Oblique Translation In
Some Fable Books” yang memfokuskan analisis terjemahan
buku-buku fabel yang ditulis dengan dua bahasa (bilingual
book). Data dianalisis dengan menggunakan teori
6
penerjemahan oleh Vinay dan Darbelnet. Metode yang
digunakan yaitu analisis deskriptif kualitatif.7 Kelebihan dari
skripsi ini adalah mengalisis terjemahan buku-buku fabel yang
ditulis dengan dua bahasa menggunakan teori penerjemahan
harfiah (literal translation or direct translation) dan wajib
(oblique). Persamaan penelitian ini adalah sama-sama meneliti
terkait fabel dan menganalisis terjemahan. Perbedaannya
adalah penelitian ini menerjemahkan sendiri cerita fabel dalam
kitab Miʾah Qiṣṣah Wa Qiṣṣah TahkῙha Liṭiflik Qabl Al-Naum
karya Muhammad Abdullah dengan penerjemahan
komunikatif. Lalu meneliti unsur kata, frasa dan klausa agar
terjemahan mudah dimengerti oleh anak.
Kedua, tesis Rahmat (2012) berjudul “Penerjemahan
Fabel dan Parabel Masyarakat Aceh ke dalam Bahasa Inggris”
yang memfokuskan untuk mendeskripsikan proses
penerjemahan, faktor-faktor yang menyulitkan dan teknik-
teknik penerjemahan yang sesuai untuk digunakan dalam
menerjemahkan teks fabel dan parabel masyarakat Aceh
tersebut. Data bersumber dari buku bacaan bahasa Aceh
„Geunta‟ jilid 4 sampai 6 untuk sekolah dasar tahun terbitan
1969.8
Persamaan penelitian ini adalah sama-sama
menerjemahkan fabel, namun peneltian tersebut dari bahasa
Aceh ke dalam bahasa Inggris. Perbedaannya, penelitian ini
7
Rina Purwati, An Analysis of Literal Translation and Oblique
Translation In Some Fable Books, Skripsi Fakultas Ilmu Budaya Universitas
Sumatera Utara, 2010. 8
Rahmat, Penerjemahan Fabel dan Parabel Masyarakat Aceh ke
dalam Bahasa Inggri, Tesis Program Studi Linguistik Pascasarjana Universitas
Sumatera Utara, 2012.
7
menerjemahkan cerita fabel dari bahasa Arab ke dalam bahasa
Inggris menggunakan penerjemahan komunikatif.
Ketiga, skripsi Ida Nur Jannah (2018) berjudul
“Penerjemahan Kitab Qasas Al-Qur’an Li Al-Atfal Karya
Mahmud Al-Mishri” yang berfokus pada metode
penerjemahan komunikatif dan teknik-teknik yang digunakan
dalam menerjemahkan kitab Qasas Al-Qur’an Li Al-Atfal
Karya Mahmud Al-Mishri. Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah kualitatif-deskriptif. 9
Persamaan
penelitian ini adalah sama-sama menerjemahkan dengan
metode penerjemahan komunikatif pada teks sastra anak.
Perbedaannya adalah penelitian ini tidak menganalisis teknik-
teknik penerjemahannya melainkan mendeskripsikan strategi
penerjemahannya. Lalu penelitian ini bersumber dari cerita
fabel dalam kitab Miʾah Qiṣṣah Wa Qiṣṣah TahkῙha Liṭiflik
Qabl Al-Naum karya Muhammad Abdullah.
Keempat, skripsi Putri Aganti (2014) berjudul
“Terjemahan Cerita Anak: “Akai Akutsu”, “Nanatsu No Ko”
dan “Hatsu Yuki No Furu Hi” yang berfokus pada
menerjemahkan cerita anak tersebut dari bahasa Jepang ke
bahasa Indonesia. Dalam menerjemahkan cerita ini
penerjemah menggunakan metode penerjemahan
9 Ida Nur Jannah, Penerjemahan Kitab Qasas Al-Qur’an Li Al-Atfal
Karya Mahmud Al-Mishri, Skripsi Adab dan Humaniora UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, 2018.
8
komunikatif.10
Persamaannya dengan penelitian ini adalah
sama-sama menerjemahkan cerita anak menggunakan
penerjemahan komunikatif. Perbedaannya dengan penelitian
ini adalah penelitian Putri Aganti menerjemahkan cerita
pendek dari bahasa Jepang sedangkan penelitian ini
menerjemahkan cerita fabel dari bahasa Arab ke bahasa
Indonesia. Lalu penelitian ini bersumber dari kitab Miʾah
Qiṣṣah Wa Qiṣṣah TahkῙha Liṭiflik Qabl Al-Naum karya
Muhammad Abdullah. Selain itu, peneliti meneliti unsur kata,
frasa dan klausa dari terjemahan tersebut dan disajikan dengan
bahasa yang mudah dimengerti anak-anak.
Kelima, skripsi Fitriyani (2018) yang berjudul
“Penerjemahan Komunikatif Cerita Anak dalam Kitab
AGRAB Al-QAṢAS Karya Mustafa Husein Al-Mukabbir”
yang fokus menerjemahkan cerita anak dalam kitab AGRAB
Al-QAṢAS Karya Mustafa Husein Al-Mukabbir dengan
pendekatan penerjemahan komunikatif. Proses dan strategi
penerjemahan komunikatif melalui pengumpulan dan
klasifikasi kata, frasa dan klausa yang dipadankan dari bahasa
Arab (BSu) ke dalam bahasa Indonesia (BSa). Persamaannya
dengan penelitian ini adalah sama-sama menerjemahkan cerita
anak dari bahasa Arab ke dalam bahasa Indonesia dengan
menggunakan penerjemahan komunikatif. Selain itu, meneliti
strategi pengumpulan data melalui kata, frasa dan kalusa dari
10
Putri Aganti, Terjemahan Cerita Anak: “Akai Akutsu”, “Nanatsu No
Ko” dan “Hatsu Yuki No Furu Hi, Skripsi Fakultas Ilmu Budaya Sekolah
Vokasi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, 2014.
9
terjemahan tersebut.11
Perbedaannya adalah peneliti tersebut
menerjemahkan cerita pendek seperti kisah-kisah cerita Islam
zaman dulu yang mengandung hikmah dan pendidikan yang
baik bagi anak. Dan penelitian ini khusus hanya
menerjemahkan cerita fabel yang terdapat dalam kitab Miʾah
Qiṣṣah Wa Qiṣṣah TahkῙha Liṭiflik Qabl Al-Naum karya
Muhammad Abdullah walaupun dalam kitab tersebut terdiri
dari berbagai cerita didalamnya.
Saya tertarik dengan cerita fabel dalam kitab tersebut
karna jarang sekali penelitian tentang penerjemahan yang
mengambil cerita fabel sebagai korpusnya. Oleh karena itu,
saya melanjutkan penelitian ini dengan menerjemahkan kitab
Miʾah Qiṣṣah Wa Qiṣṣah TahkῙha Liṭiflik Qabl Al-Naum karya
Muhammad Abdullah dengan menggunakan pendekatan
penerjemahan komunikatif.
F. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan ini terdiri dari lima bab.
Peneliti akan memaparkannya sebagai berikut:
Bab I pendahuluan. Bagian pendahuluan terdiri
dari beberapa sub-bab, yaitu: latar belakang masalah, batasan
dan rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian,
penelitian terdahulu, metodologi penelitian dan sistematika
penulisan.
11
Fitriyani, Penerjemahan Komunikatif Cerita Anak dalam Kitab
AGRAB Al-QAṢAS Karya Mustafa Husein Al-Mukabbir, Skripsi Fakultas
Adab dan Humaniora Universitas UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2018.
10
Bab II kerangka Teori. Bagian kerangka teori
terdiri dari beberapa sub-bab, yaitu: pengertian penerjemahan
komunikatif, pengertian teks sastra anak serta menguraikan
teori mengenai cerita fabel dan pengertian penerjemahan sastra
anak.
Bab III korpus penelitian. Peneliti akan
memaparkan mengenai kitab Miʾah Qiṣṣah Wa Qiṣṣah
TahkῙha Liṭiflik Qabl Al-Naum karya Muhammad Abdullah
dan memaparkan biografi Muhammad Abdullah yaitu penulis
kitab tersebut.
Bab IV merupakan pokok penelitian yang akan
mengklasifikasi kata, frasa dan klausa cerita fabel dalam kitab
Miʾah Qiṣṣah Wa Qiṣṣah TahkῙha Liṭiflik Qabl Al-Naum karya
Muhammad Abdullah dengan menggunakan pendekatan
penerjemahan komunikatif.
Bab V penutup. Bagian penutup akan memaparkan
mengenai kesimpulan penelitian ini dan rekomendasi untuk
penelitian-penelitian berikutnya.
11
BAB II
KERANGKA TEORI
Pada bab ini, peneliti akan memaparkan beberapa teori
para ahli mengenai penerjemahan. Pada dasarnya teori
bukanlah solusi satu-satunya untuk memecahkan masalah
dalam penelitian. Teori merupakan pedoman bagi peneliti
untuk mengambil keputusan dalam memecahkan masalah
penelitiannya.
A. Penerjemahan Komunikatif
1) Pengertian Penerjemahan Komunikatif
Banyak definisi penerjemahan yang telah
dikemukakan oleh para ahli. Sebelum kita memasuki
definisi tersebut, kita harus mengenal asal muasal
mengenai penerjemahan.
Dalam bahasa Indonesia, istilah penerjemahan
berasal dari bahasa Arab “tarjammah” seperti yang
disebutkan oleh Hoed dalam buku Pengantar
Penerjemahan (Introduction to Translation) karya Havid
Ardi. Lebih lanjut ia mengatakan bahwa tarjammah ini
berarti ikhwal suatu pengalihan dari satu bahasa ke bahasa
lain. Dalam bahasa Inggris digunakan “translation” dan
dalam bahasa Prancis “traductare”.1
Menurut Petrus Denieuls dalam buku Teori dan
Pengajaran Penerjemahan karya dr. Emzir, sebuah
1 Havid Ardi, Pengantar Penerjemahan (Introduction to Translation),
(Padang: Sukabina Press, 2015), h. 11.
12
terjemahan adalah “a text written in a well-known
language which refers to represents a text in a language
which is not as well known”.2 Teori ini menyimpulkan
bahwa sebuah terjemahan sebuah teks yang ditulis dengan
bahasa aslinya untuk diterjemahkan ke dalam bahasa
asing yang belum tentu diketahuinya. Selain itu dalam
KBBI, terjemahan merupakan hasil menerjemahkan.3
Menurut Catford translation is the replacement of
textual material in one language (Source Language) by
equivalent textual material in other language (Target
Language) (penerjemahan adalah mengganti bahasa teks
dalam bahasa sumber dengan bahasa teks yang sepadan
dalam bahasa sasaran).4
Namun, yang menjadi terpenting seorang
penerjemah profesional dengan nilai jual yang tinggi
sekarang ini harus menghasilkan terjemahan yang
bermutu, bukan hanya memindahkan pesan dari bahasa
sumber ke bahasa target, melainkan terjemahan tersebut
harus juga komunikatif, jelas dan mudah dimengerti, kaya
dengan kosa kata yang benar dan bersahabat serta tersusun
baik dalam bahasa yang sudah diedit. Oleh karena itu, tiga
persyaratan harus dipenuhi oleh seorang penerjemah,
2 Emzir, Teori dan Pengajaran Penerjemahan, (Jakarta: Rajawali Pers,
2015), h. 1. 3 KBBI Daring.
4 J. C. Catford, A Linguistic Theory of Translation, (London: Oxford
University Press, 1978), h. 20.
13
yaitu: kemampuan menangkap pesan, kemampuan
mentransformasi dan kemampuan mengedit.5
Berangkat dari permasalahan tersebut, peneliti akan
menerjemahkan dengan menggunakan metode
penerjemahan komunikatif.
Menurut Newmark communicative translation
attempts to render the exact contextual meaning of the
original in such a wav that both content and language are
readily acceptable and comprehensible to the readership
(penerjemahan komunikatif adalah upaya sedemikian rupa
memberikan makna kontekstual yang tepat dari bahasa
asli ke bahasa sasaran agar mudah dipahami oleh
pembaca)6
Penerjemahan komunikatif mengalamatkan dirinya
semata-mata untuk pembaca kedua, yang tidak
mengantisipasi kesulitan atau ketidakjelasan, dan
mengharapkan suatu transfer murah hati unsur asing ke
dalam budaya serta bahasanya yang diperlukan. 7
The communicative approach according to their
interpretation: meaning is paramount,
contextualization ia a basic premise, language
learning is learning to communicative, effective
communication is sought, comprehensible
pronunciation is sought, any device which helps the
5 Rachmat Effendi, Cara Mudah Menulis dan Menerjemahkan, (Jakarta:
Yayasan Bina Edukasi et Studia Jakrta, 2008), h. 24. 6 Peter Newmark, A Textbook Of Translation, (New York London:
Shanghai Foreign Language Education Press, 1988), h. 41. 7 Emzir, Teori dan Pengajaran Penerjemahan, h. 56.
14
learners is accepted – varying according to their
age, interest.8
Pendekatan komunikatif yang sesuai dengan
interpretasi yaitu maknanya yang terpenting.
Kontekstualisasi adalah dasar utama. Pembelajaran bahasa
mengajarkan untuk bahasa yang komunikatif, efektif dan
pelafalan yang dapat diterima oleh peserta didik sesuai
dengan usia mereka.
Adapun Menurut Newmark dalam buku Pedoman
Penerjemahan Arab-Indonesia karya M. Zaka Al-Farisi
ciri-ciri penerjemahan komunikatif adalah:
1. lebih ekonomis
2. mengutamakan pembaca terjemahan
3. digunakan untuk menerjemahkan teks yang berisi
informasi atau ajakan
4. mengutamakan pesan sehingga terasa sederhana,
jelas, singkat dan wajar
5. penerjemah tidak bebas berkreasi karena
pembaca terjemahan bervariasi9
Penerjemahan komunikatif sering digunakan dalam
menerjemahkan teks yang informatif.10
Penerjemahan
komunikatif memiliki prinsip untuk memberikan
pemahaman kepada pembaca secara komunikatif.
8 Jack C. Richard dan Theodore S. Rodgers, Approach and Methods in
Language Teaching, (Melbourne: Cambridge University Press, 1999), h. 67. 9
M. Zaka Al-Farisi, Pedoman Penerjemahan Arab - Indonesia,
(Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2014), h. 58. 10
Rochayah Machali, Pedoman Umum Bagi Penerjemah, (Jakarta: PT
Grasindo, 2000), h. 26.
15
Mengacu pada prinsip komunikatif tersebut, ada
beberapa metode dalam penerjemahan komunikatif, yaitu:
bersifat lebih sosial, lebih terkonsentrasi dalam pengalihan
pesan (massage) teks bahasa sumber, cenderung untuk
under-translate, lebih sederhana, lebih jelas, lebih singkat
dan lebih alami dalam penyampaian pesan.11
2) Proses Penerjemahan
Dalam menghasilkan pesan teks atau ujaran dalam
BSa yang sesuai dengan pesan yang terdapat pada teks
atau ujaran dalam BSu, seorang penerjemah harus
memperhatikan proses penerjemahannya, yaitu:
1. Proses 1: pemahaman leksikal dan gramatikal BSu.
Pada tahap ini, seorang penerjemah harus memiliki
kepemilikan leksikal, sehingga dia bisa memahami
penggunaan makna kosakata yang terlihat pada teks
atau ujaran dalam BSu.
2. Proses 2: pemahaman makna BSu. Pada ahap ini,
seorang penerjemah harus memahami struktur
pemaknaan (semantik) yang berlaku pada teks atau
ujaran dalam BSu, juga pemaknaan (pragmatik)
yang dikaitkan dengan konteks situasi yang berlaku
pada teks atau ujaran dalam BSu.
3. Proses 3: sinkronisasi struktur dalam BSu dan Bsa.
Pada tahap ini, struktur luar BSu telah
bertransformasi menjadi struktur dalam.
11
Frans Sayogie, Penerjemahan Bahasa Inggris ke dalam Bahasa
Indonesia, h. 89.
16
4. Proses 4: pemadanan makna ke dalam BSa. Pada
tahap ini, hasil penyerasian itu dikonversikan
menjadi teks atau ujaran dalam BSa yang bisa
dipahami dengan baik oleh pembaca atau pendengar
BSa, sebaik pemahaman yang diperoleh oleh
pembaca atau pendengar BSu.12
Kesulitan penerjemahan mungkin hadir jika
penerjemah mengerjakan penerjemahan dari kosa kata
yang lebih umum menjadi kosa kata yang lebih
terperinci.13
Salah satunya yaitu kesalahan ketika memilih
diksi. Untuk memaksimalkan upaya ini, seorang
penerjemah bisa mendiskusikannya dengan orang yang
dianggap memiliki wawasan terkait konteks dimkasud.14
Hal tersebut diklasifikasikan dalam bentuk kata, frasa dan
klausa.
a) Kata
Kata adalah morfem atau kombinasi morfem yang
dianggap sebagai satuan terkecil yang dapat diujarkan
sebagai bentuk yang bebas.15
12
Moh. Syarif Hidayatullah, Seluk-Beluk Penerjemahan Arab-
Indonesia Kontempores, (Ciputat: UIN Press, 2014), h. 20-21. 13
Zuchridin Suryawinata & Sugeng Hariyanto, Translation Bahasa
Teori & Penuntun Praktis Menerjemahkan, (Yogyakarta: Kanisius, 2003), h.
88. 14
Moh. Syarif Hidayatullah, Seluk-Beluk Penerjemahan Arab-
Indonesia Kontempores, h. 50. 15
Harimurti Kridalaksana, Kamus Linguistik Edisi Empat, (Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama, 2009), h. 110.
17
Kata dalam bahasa Arab terbagi menjadi tiga:
1. Ism
Ism (kata benda) adalah setiap kata yang
menunjukkan kepada manusia, hewan, benda mati, tempat,
waktu, sifat atau makna-makna yang tidak berkaitan
dengan waktu. Contoh: طائح–ةراىالق–ره ش–ةرى ز–دسأ-لجر .
(seorang laki-laki – singa – bunga – bulan – kairo –
dinding)
2. Fi‟il
Fi‟il (kata kerja) adalah setiap kata yang
menunjukan kejadian sesuatu pada waktu tertentu. Contoh:
ع مس ا–ىرج ي–بتك
(dia telah menulis – dia sedang berlari – dengarkanlah!)
Fi‟il (kata kerja) dalam bahasa Arab terbagi
menjadi tiga: fi‟il madhi, fi‟il mudhari, fi‟il amr.
3. Harf (huruf)
Harf (huruf) adalah setiap kata yang tidak
bermakna kecuali jika bersama dengan kata yang lain.
Contoh: م ل–ل ى–ن أ–ىف .16
b) Frasa
Hasanain mendefinisikan istilah frasa dalam
bahasa Arab yakni tarkib. Tarkib adalah gabungan unsur
yang saling terkait dan menempati fungsi tertentu dalam
kalimat, atau suatu bentuk yang secara sintaksis sama
16
Abu Ahmad Al-Mutarjim, Terjemah Mulakhos, (Jakarta: Terjemah
Mulakhos Word Press, 2007), h. 17-21.
18
dengan satu kata tunggal, dalam arti bahwa gabungan kata
tersebut dapat diganti dengan satu kata saja.17
Frasa selalu berada dalam satu fungsi unsur klausa,
yaitu:
1. S (subjek), muncakup mubtada‟, musnad ilaihi, fa‟il,
ism kana, atau ism inna
2. P, predikat mencakup khabar, musnad, khabar kana,
atau khabar inna
3. O, objek atau mafʽul bih
4. K, keterangan atau mukammilât mencakup mafâʽîl dan
hâl
Contoh:
قمي صعليجدي دوجمي ل
P S
(Baju Ali Baru dan Bagus)
a. يلعصي مق „baju Ali‟ sebagai S
b. لي مجودي دج „baru dan bagus‟ sebagai P
Kontruksi (a) terbentuk dari dua kata ص ي م ق (baju)
dan يل ع (Ali). Sedangkan (b) terbentuk dari tiga kata د ي د ج
(baru), و (dan), ل ي ج (bagus). Unsur-unsur pada (a) atau (b)
secara integral menempati satu fungsi tertentu, yaitu
fungsi Subjek (a) dan fungsi Predikat (b). Bertolak pada
17
Hasanain, Dirᾷsat fi ᾿Ilm al-Lughah al-Washfy wa at-Tarîkhy wa-
Muqaran, (Riyadh: Darul Ulum Li Thiba‟ah wa an-Nasyr, 1984), h. 164-165.
19
definisi yang telah dikemukakan, dapat diketahui bahwa
kontruksi (a) dan (b) masing-masing merupakan satu frasa
tersendiri.18
Berdasarkan unsur pembentuknya frasa terbagi
menjadi 25 jenis:19
1. Frasa naʽty
Frasa naʽty dibentuk oleh nomina sebagai UP (unsur
pusat) diikuti ajektif sebagai na‟at atau atribut (Atr),
contohnya: زي تي ة أل وان Frasa .(ini adalah warna hiasan) ىذا
ة ي ت ي ز ان و ل أ berunsurkan nomina ان و ل أ sebagai UP dan
ajektiva ة ي ت ي ز sebagai na‟at atau atribut (Atr).
2. Frasa Athfy (koordinatif)
Frasa athfy (koordinatif) berunsurkan nomina diikuti
nomina atau verba, atau ajektiva diikuti ajektiva.
Contoh: وال حساب الل غة يحب Usman menyukai ilmu) عث مان
bahasa dan ilmu hitung).
3. Frasa Badaly (apositif)
Frasa badaly (apositif) juga terdiri atas nomina (N1)
diikuti nomina (N2).
Contoh: عص ري ة مدي نة دي ة الس عو لكة ال مم عاصمة Riyadh) والر ياض
adalah ibu kota Arab Saudi kota modern).
18
Imam Asrori, Sintaksis Bahasa Arab Frasa-Klausa-Kalimat, (Malang:
Misykat, 2004), h.33-34. 19
Imam Asrori, Sintaksis Bahasa Arab, h. 52-62.
20
Frasa badaly terbentuk dari N1 الرياض dan N2 ة م اص ع
ة ك ل م م ال . Ada beberapa hal yang membedakan frasa
badaly dari frasa naʽty dan athfy. (1) secara semantik
N1 sama dengan N2. Karenanya keduanya dapat
saling menggantikan. (2) kedua N tidak dapat
dirangkai dengan huruf athafI. Sebagaimana frasa
naʽty, frasa badaly mempersyaratkan kesesuain dalam
keempat aspek (a) genus mudzakkar-muannats, (b)
jumlah mufrad-mutsanna-jamak, (c) Iʽrab, dan (d)
nakirah-maʽrifah.
4. Frasa Zharfy (adverbia)
Frasa jenis ini berunsurkan zharaf (adverbia, Adv)
diikuti Adv. Contoh: جاكر تا من أم س صباح أبي Ayahku) جاء
datang pagi kemarin dari Jakarta).
5. Frasa Syibhul Jumlah (preposisional)
Frasa syibhul jumlah (preposisional) merupakan frasa
yang berunsurkan preposisi (harf jar atau jar) sebagai
penanda diikuti N sebagai pertanda. Contoh:
تبة ال مك أمام ان تظارك في Dia menunggumu di depan) ىو
perpustakaan).
6. Frasa Manfy (negasional)
Frasa manfy terdiri atas penegasi (adâtun-n nafyi)
diikuti verba (V) atau nomina (N). Contoh:
.(Sebenarnya dia tidak bersedih) إن ولي سحزي نا
.(Saya tidak tau jawabannya) أنالأع رفال جواب
21
7. Frasa Syarthy (syarat)
Frasa syarthy yaitu frasa yang berunsurkan penanda
syarat sebagai atribut diikuti V sebagai UP. Contoh:
اهالثم أرش عولف ةنسحال باءجن م (Orang yang melakukan
kebaikan baginya sepuluh kebaikan).
8. Frasa Tanfis
Frasa tanfis tersusun dari verba sebagai UP didahului
penanda waktu tanfis س atau ف و س . Contoh:
.(Aku akan pergi esok hari) سو فأذ ىبغدا
9. Frasa Tawqitat
Frasa tawqitat frasa yang berunsurkan verba bantu ان ك
dan sejenis (tidak termasuk س ي ل ) baik diikuti verba
maupun non verba, secara singkat dapat ditulis V
bantu + V/non-V. Penanda tawqitat itu antara lain ص ار،
ي،ظ ل ،أ م س :Contohnya .ك ان ،م از ال
ال ب ي ت ساحة في ت ل عب كانت لة Bayi itu bermain di depan) الطف
halaman rumah).
10. Frasa Idhafy
Frasa idhafy adalah frasa yang berunsurkan N + N.
Dalam hal ini pertama merupakan UP sedangkan N
kedua sebagai atribut. Contoh: وانك؟ عن Dimana) ما
alamatmu?).
22
11. Frasa Adady (numerial)
Frasa adady (numerial atau bilangan) adalah frasa
berunsurkan bilangan (adad) diikuti N. Contoh:
ت ري تثلثأق لم .(Aku telah membeli tiga pulpen) اش
12. Frasa Nida‟iy
Frasa ini terdiri atas kata seru (nida‟) sebagai Atr dan
N sebagai UP. Kedua unsur tersebut dalam bahasa
Arab disebut nida‟ dan munada. Penanda seruan
(nida‟) bisa berupa ي ا atau ا الن اس :Contoh .أ ي ه Hai) أي ها
manusia!).
13. Frasa Isyary
Frasa ini berunsurkan N sebagai UP didahului
penunjuk sebagai Atr. Contoh: فظتي .(Itu tasku) تل كمح
14. Frasa Tawkidy
Frasa tawkidy adalah frasa yang terbentuk dari N
sebagai UP diikuti Atr berupa tawkid (penegas).
Penanda tawkid mencakup ع س ف ،ن ل ك، . ي
Contoh: ن ف سو د محم Aku bertemu Muhammad) لقي ت
seorang diri).
15. Frasa Mawshuly
Frasa ini terbentuk dari maushul + shilah. Mawshul
mencakup ال ذ ي dan ال ت. Contoh: أص حابي ن ي ل عب و Yang) ال ذي ن
bermain itu adalah teman-temanku).
23
16. Frasa Mashdari
Frasa mashdari yaitu frasa yang terdiri atas penanda
mashdar أ ن diikuti V. Contoh: القص ة رأ أق أن Aku suka) أحب
membaca cerita).
17. Frasa Tamyizy
Frasa ini terdiri atas mumayyaz dan tamyiz.
Contoh: انا سك لمي ة الس ال بلد ب ر أك ني سي ا Indonesia negara) إن دو
Islam paling besar penduduknya).
18. Frasa Istitsana‟i
Frasa istitsna‟i terbentuk dari pengecualian diikuti N.
Pengecualian bahasa Arab antara lain ل ،إ ر ي ى،غ و س .
Contoh: سوىالل .(Tidak ada tuhan selain Allah) لرب
19. Frasa Bayany
Frasa bayany berunsurkan dua nomina yang
dipisahkan oleh huruf ن م . Secara singkat dapat ditulis
dengan rumus N1 + ن م + N2.
Contoh: بامنالعصي ر .(Aku minum segelas jus) شرب تكو
20. Frasa Naskhy
Frasa nashky adalah frasa yang berunsurkan nomina
sebagai UP didahului penanda naskhy, yaitu yang
mencakup ك ل ع ،ل ت ي ل ان ، ن ،إ ن ،أ ن ك ،ل ن ،ل .
Contoh: الل ل رسو دا محم أن هد Aku bersaksi bahwa) أش
Muhammad utusan Allah).
24
21. Frasa Ikhtishashy
Frasa ini berunsurkan dua nomina juga. N1
merupakan UP dan N2 merupakan pengkhusus.
Contoh: واحدة أم ة لمي ن ال مس ن Kami persatuan umat) نح
muslim).
22. Frasa Ta‟ajjuby
Frasa ta‟ajjuby berunsurkan ام atau م ك diikuti kontruksi
unik untuk mengatakan kekaguman.
Contoh: رة كثي فئة غلبت فئة من Betapa banyak suatu) كم
golongan dikalahkan golongan besar).
23. Frasa Muqarabat
Frasa ini berunsurkan V sebagai UP didahului verba
bantu muqarabat yang bermakna „hampir‟.
Contoh: الش م ست غ رب .(Matahari hampir terbenam) أو شكت
24. Frasa Syuru
Yaitu ber-UP V didahului verba bantu syuru‟.
Contoh: ت تحر كال خافلت .(Pikiran mulai kacau) بدأت
25. Frasa Raja‟
Frasa ini berunsurkan verba ك ر د ن sebagai UP didahului
verba bantu raja‟ ع س ى. Contoh: رك ند Semoga kita) عسىأن
mendapatkannya).
c) Klausa
Klausa adalah satuan gramatikal berupa kelompok kata
yang sekurang-kurangnya terdiri dari (S) subjek dan (P)
25
predikat, dan mempunyai potensi untuk menjadi
kalimat.20
Jenis klausa berdasarkan kehadiran fungtor-fungtor
terbagi menjadi delapan pola klausa yaitu:21
1. Klausa berfungtor S dan P
شي ىويم
P S
2. Klausa berfungtor S, P dan O
ام كانملكي ن صحال حك
O P S
3. Klausa berfungtor S, P dan K
أناأذ ىبإلىجاكر تا
K P S
4. Klausa berfungtor S, P, O dan K
عةمعوالدي أناأصل يالجم
K4 O P S
5. Klausa berfungtor P saja
ق ر يةخالية كانت
P
Klausa ة ي ال خ ة ي ر ق ت ان ك secara eklpisit berunsur P
(predikat) saja dan tidak berunsur S (subjek).
6. Klausa berfungtor P dan O
لي ل نكتبالد ي ؤل فو
20 Harimurti Kridalaksana, Kamus Linguistik Edisi Empat, h. 124.
21 Imam Asrori, Sintaksis Bahasa Arab Frasa-Klausa-Kalimat, h. 83-88.
26
O P
7. Klausa berfungtor P dan K
ترق ب ع دقلي لسن ف
P K
8. Klausa berfungtor P, O dan K
را روالدهكثي ي تذك
K O P
3) Teknik Penerjemahan Komunikatif
Teknik dalam KBBI yaitu metode atau sistem
mengerjakan sesuatu.22
Dalam menerjemahkan tentu ada
beberapa teknik penerjemahan yang telah diusulkan oleh para
ahli. Teknik penerjemahan ini bertujuan agar pembaca
memperoleh pesan yang disampaikan, namun apapun pilihan
teknik tersebut tentu memiliki risiko atau dampak pada hasil
terjemahan.23
Teknik-teknik penerjemahan komunikatif meliputi:
1. Teknik Literal
Teknik yang biasanya terjadi pada tataran klausa ini
merupakan pengalihan langsung ungkapan teks sumber ke
dalam teks target yang sepadan secara gramatikal.24
Sebagai contoh penggalan رب ك كلمة علي هم حق ت ال ذي dalam إن
Surah Yunus ayat 96 diterjemahkan menjadi „sesungguhnya
22
KBBI Daring. 23
Havid Ardi, Analisis Teknik Penerjemahan dan Kualitas Terjemahan
Buku “Asal Usul Elite Minangkabau Modern:Respons Terhadap Kolonial
Belanda Abad Ke XIX/XX”, Tesis Program Studi Linguistik Universitas
Sebelas Maret Surakarta, h. 29. 24
M. Zaka Al-Farisi, Pedoman Penerjemahan Arab-Indonesia, h. 78.
27
orang-orang yang telah pasti terhadap mereka kalimat
Tuhanmu‟. Dalam teknik ini penerjemah menerjemahkan
apa adanya dari BSu kepada BSa.
2. Teknik Menambahkan (Ziyadah)
Teknik ini mengharuskan seorang penerjemah untuk
menambah kata dalam BSu yang disebut dalam BSa.25
م همرم أآنر القمه ف
4 3 2 1
penting (yang) hal merupakan Qur‟an-Al Memahami
1 2 T 3 T 4
Pada contoh tersebut, kata dalam BSu berjumlah 4 kata,
sementara kata dalam BSa bertambah menjadi 6 kata.
Tambahan (T) kata itu merupakan konsekuensi dari
perbedaan struktur dalam BSu dan BSa.
3. Pengurangan (Hadzf)
Pengurangan artinya adanya pengurangan elemen
struktural di dalam BSa.26
Contoh berikut:
You should go home
1 2 3 4
Kamu mesti Pulang
1 2 3
Di dalam contoh di atas kata elemen struktural yaitu kata
kerja „go‟ dikurangkan dari BSa.
25
Moh. Syarif Hidayatullah, Seluk-Beluk Arab-Indonesia Kontemporer,
h. 55. 26
Zuchridin Suryawinata & Sugeng Hariyanto, Translation Bahasa
Teori & Penuntun Praktis Menerjemahkan, h. 68.
28
4. Teknik Deskripsi
Deskripsi adalah teknik penerjemahan yang dilakukan
dengan cara mengganti suatu ungkapan atau istilah tertentu
dengan mendeskripsikan bentuk dan fungsinya.27
Sebagai
contoh kata ح و ار bisa diterjemahkan „anak unta yang belum
disapih‟.
5. Teknik Mengedepankan dan Mengakhirkan (Taqdīm dan
Ta‟khīr)
Teknik ini mengharuskan seorang penerjemah
mengedepankan kata dalam BSu yang diakhirkan dalam
BSa dan mengakhirkan kata dalam BSu yang dikedepankan
dalam BSa.28
Contoh:
اجوالز بدد عالت ملس الدد حد ق
65 4 3 2 1
poligami membatasi telah Islam
3 1 2 456
Pada contoh tersebut, kata dalam BSu yang semula
berurutan 123456, saat diterjemahkan urutannya berubah
menjadi 312456. Dengan demikian, ada kata yang asalnya
didahulukan dalam BSu, kemudian ketika diterjemahkan
kata tersebut diakhirkan.
27
M. Zaka Al-Farisi, Pedoman Penerjemahan Arab-Indonesia, h. 80. 28
Moh. Syarif Hidayatullah, Tarjim al-An Cara Mudah
Menerjemahkan Arab-Indonesia, (Pamulang Barat: Dikara, 2010), h. 29.
29
6. Teknik Mengganti (Tabdīl)
Teknik ini mengharuskan seorang penerjemah untuk
mengganti struktur kata dalam BSu dengan memperhatikan
makna dalam BSa.29
Contoh:
اعبي لواانجمعزو ي 5 4 3 2 1
Gratis atau Tidak diperjualbelikan
Pada contoh tersebut, kata dalam BSu yang berjumlah 5
kata, cukup diterjemahkan dengan satu kata atau dua kata
saja.
B. Teks Sastra Anak
1) Penerjemahan Sastra Anak
Sastra dalam bahasa Sansekerta berasal dari kata
sas yang berarti mengarahkan, memberi petunjuk, atau
intruksi sedang tra berarti alat atau sarana. Sedangkan
sastra dalam bahasa Melayu, banyak diartikan sebagai
tulisan.30
Sastra anak adalah sastra yang dibaca oleh anak
“dengan bimbingan dan pengarahan anggota dewasa”.31
Sama hal nya yang dikatakan oleh Knowles and
Malmkjaer dalam buku Word, Text, Translation Liber
Amicorum for Peter Newmark by Gunilla Anderman dan
29
Moh. Syarif Hidayatullah, Seluk-Beluk Penerjemahan Arab-
Indonesia, h. 56. 30
Akhmad Muzakki, Kesusastraan Arab Teori dan Terapan,
(Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2006), h. 29. 31
Riris K. Toha Serumpaet, Pedoman Penelitian Sastra Anak, (Jakarta:
Yayasan Pustaka Obor Indonesia, 2010), h. 2.
30
Margaret Rogers, menurut mereka: for us children's
literature is any narrative written or published for
children and we include the 'teen' novels aimed at the
'young adult' or 'late adolescent' reader (bagi kami sastra
anak adalah narasi apa pun yang ditulis atau diterbitkan
untuk anak-anak dan termasuk novel yang dapat dibaca
untuk remaja ataupun dewasa).32
Memahami sastra anak tidaklah sesederhana
merumuskannya secara teoritis tersebut. Namun kita harus
mengenal dulu siapa itu anak? Anak adalah seseorang
yang memerlukan perhatian, kasing sayang, dorongan dan
juga bimbingan. Untuk itu, dalam berpikir mengenai anak,
kehidupan, bacaan serta bermacam persoalan yang
berkaitan dengannya, kita perlu secara sadar meletakkan
semua itu dalam konteks budaya anak-anak.33
Menurut Edi Puryanto dalam penelitiannya ciri-ciri
sastra anak itu yaitu:34
1. Cerita anak mengandung tema yang mendidik, alurnya
lurus dan tidak berbelit-belit, menggunakan setting
yang ada disekitar atau ada didunia anak, tokoh dan
penokohan mengandung peneladanan yang baik, gaya
bahasanya mudah dipahami tapi mampu
32
Gunilla Anderman dan Margaret Rogers, Word, Text, Translation
Liber Amicorum For Peter Newmark, (Sydney: Multilingual Matters, 1999), h.
209. 33
Riris K. Toha Serumpaet, Pedoman Penelitian Sastra Anak, h. 4. 34
Edi Puryanto, Teks Sastra Sebagai Konsumsi Anak Di Sekolah, (Aceh:
Balai Bahasa Aceh Kementrian dan Kebudayaan, 2012), Vol. 2, No. 1, h. 6.
31
mengambangkan bahasa anak, sudut pandang orang
yang tepat dan imajinasi masih dalam jangkauan anak.
2. Cerita anak mengandung tema yang mendidik, alur
yang meriangkan anak, tidak terlalu panjang, serta
isinya bisa menambah wawasan anak.
Oleh karena itu, penerjemahan sastra anak harus
menempatkan terjemahannya dalam dunia anak-anak.
Menurut Oittinen: child image is very complex issue: on
the one hand, it is something unique, based on each
individual‟s personal history; on the other hand, it is
something collectivized in all society. When publisher
publish for children, when author write for children, when
translator translate for children, they have a child image
that they are aiming their work at- it is this act of aiming
work at children that i am interest in studying, whether
the resulting work is actually read by children of a certain
age or not.35
Ia mengatakan bahwa citra anak sangatlah unik
dan kompleks yang berdasarkan kepribadian masing-
masing. Ketika si penerbit menerbitkan untuk anak, ketika
si pengarang mempersembahkan untuk anak, ketika si
penerjemah menerjemahkan untuk anak, mereka harus
mempunyai imajinasi anak yang bertujuan untuk dunia
mereka dimana ia dapat belajar walaupun hasilnya nanti
sebenarnya dapat dibaca anak-anak ataupun bukan.
35
Ritta Oittinen, Translation for Children, (New York: Grand
Publishing, 2000), h. 4.
32
Menurut Mona Baker dan Gabriela Saldanha:
Translation for children encompasses such diverse forms
as the toddler's board book, the young adult novel or
illustrated informatin text and requires an understanding
of both development factors and the world of childhood
(penerjemahan untuk anak beragam bentuknya seperti
papan buku balita, novel anak-anak atau teks bergambar
sesuai dengan hal-hal yang berkaitan dengan dunia
anak).36
Maka seperti halnya yang dikatakan Oitten As
translator for children, we should have access to the most
useful information about how children experience the
world and literature, hoe they read, hoe they hear, and
hoe they see pictures (sebagai penerjemah bagi anak, kita
harus banyak mengetahui informasi mengenai anak yang
meliputi pengalamannya, literatur anak bagaimana ia
mendengar, menbaca dan melihat gambar-gambar).37
Oleh karena itu, dalam menerjemahkan sastra anak
diperlukan beberapa tips, antara lain:38
1. Memahami dan menguasai bahasa sumber
2. Menguasai dan mampu memakai bahasa sasaran
dengan baik dan efektif
36
Mona Baker dan Gabriela Saldanha, Routledge Encyclopedia Of
Translation Studies 2nd
edition, (London: Taylor & Francis Ltd, 2009), h. 31. 37
Ritta Oittinen, Translation For Children, h. 7 38
Irta Fitriana, Penerjemahan Karya Sastra Anak, (Jombang: Diglossia,
2013), Vol. 4, No. 2, h. 11.
33
3. Mengetahui dan memahami sastra, apresiasi sastra dan
teori penerjemahan
4. Mempunayi kepekaan yang tinggi terhadap karya
sastra
5. Memiliki keluwesan kognitif dan keluwesan
sosiokultural
6. Memiliki keuletan dan motivasi yang kuat
2) Cerita Binatang (Fabel)
Fabel dalam bahasa Latin Fabula yang artinya
discourse, story (wacana, cerita).39
Dalam kamus
Cambridge Learner‟s Dictionary fabel adalah a short,
traditional story, usually involving animals, which is
intended to show people how to behave.40
Cerita
pendek, cerita tradisional yang biasanya diperankan
oleh binatang yang berprilaku seperti manusia.
Sama halnya yang dikatakan dalam kamaus
Oxford, fabel adalah a brief tale in verse or prose that
conveys a moral lesson, usually by giving human
speech and manners to animals and inanimate
things.41
Bermakna cerita singkat atau prosa yang
mempunyai pelajaran moral bagi binatang ataupun
benda mati.
39
J. A Cuddon, A Dictionary Term and Literary Theory, (West Sussex:
John Wiley & Sons Ltd, 2013), h. 264. 40
Cambridege Learner‟s Dictionary Daring 41
Chris Baldick, The consise Oxford Dictionary of Literary Term,
(New York: Oxford University Press, 2001), h. 93.
34
Menurut Burhan Nurgiyantoro cerita binatang
(fabel) adalah bentuk cerita (tradisional) yang
menampilkan binatang sebagai tokoh cerita.42
Sebagaimana tokoh cerita menempati posisi strategis
sebagai pembawa dan penyampai pesan, amanat moral
atau sesuatu yang sengaja ingin disampaikan kepada
pembaca.43
Maka dari beberapa definisi yang telah
dikemukakan oleh para ahli fabel merupakan cerita
moral yang diperankan oleh binatang. Ajaran moral
yang ingin disampaikan tidak saja terdapat dalam
karakter tokoh-tokoh binatang, namun pada alur cerita
yang berisi gagasan-gagasan berkaitan dengan
persoalan kehidupan manusia.
Fang mengatakan dalam buku Sastra Anak
Pengantar Pemahaman Dunia Anak karya Burhan
Nurgiyantoro, ada dua pendapat mengenai asal usul
cerita binatang (fabel). Pertama, cerita binatang sudah
muncul sejak manusia primitif dan dalam masyarakat
primitif orang tiap hari berkumpul dengan binatang.
Kedua, cerita binatang berasal dari India dan
kemudian menyebar ke Asia dan Eropa karena di India
42
Burhan Nurgiyantoro, Sastra Anak Pengantar Pemahaman Dunia
Anak, (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2016), h. 190. 43
Burhan Nurgiyantoro, Teori Pengkajian Fiksi, (Yogyakarta: Gadjah
Mada University Press, 2015), h. 249
35
terdapat banyak cerita binatang yang terkenal seperti
Jataka, Pancatantra, dan Sukasaptati.44
Adapun yang sering dikenal sebagai pencetus
cerita fabel adalah Aesop yang berasal dari Yunani.
Sebagian karyanya yaitu The Ass and His Masters,
The Belly and The Member, The Bird Catcher and The
Blackbird, The Bird in Borrowed Feathers, The Dogs
and Its Reflection, The Tertois and The Haredan dan
banyak lagi karya lainnya.
Dilihat dari kemunculan waktunya, fabel
dikategorikan menjadi dua: klasik dan modern. Fabel
klasik dimaksudkan sebagai cerita yang telah ada
sejak zaman dahulu, namun tidak diketahui persis
kapan munculnya, yang diwariskan secara turun-
temurun terutama lewat secara lisan dan diawali
dengan kalimat once upon a time. Misalnya cerita
fabel klasik dari India yang berjudul Jataka dan
Pancatranta. Fabel modern adalah cerita yang
muncul dalam waktu yang relatif belum lama dan
sengaja ditulis oleh pengarang tertentu sebagai
kesastraan. Contoh fabel modern yang ditulis oleh HC
Andersen yang berjudul Sang Pelari.45
Ciri-ciri bahasa cerita fabel yaitu: the story is very
brief, main characters usually animals and are
44
Burhan Nurgiyantoro, Sastra Anak Pengantar Pemahaman Dunia
Anak, h. 193. 45
Burhan Nurgiyantoro, Sastra Anak Pengantar Pemahaman Dunia
Anak, h. 193-194.
36
characterized quickly with a few broad strokes, and
one animal/character usually displays the vice or
foible being critiqued. This foible is what brings
embarassment or a down fall to the character and this
conclusion leads directly to the moral, which follows
the fable and is stated in one sentence.46
Ciri-ciri bahasa cerita fabel yaitu: ceritanya sangat
singkat, biasanya diperankan oleh binatang-binatang
yang berkarakter cepat dengan sedikit pukulan dan
biasanya suatu binatang memperlihatkan titik
kelemahannya. Titik kelemahan inilah yang
menjadikan pesan moral yang dapat diambil.
Berkaitan dengan penelitian ini, maka dalam
menerjemahkan fabel, hal utama yang perlu
diperhatikan adalah pembaca sasaran. Pembaca cerita
fabel adalah anak-anak dibawah sembilan tahun yang
memiliki pengetahuan dan pengalaman serta
kemampuan baca yang belum baik.47
Oleh karna itu,
penerjemah harus pandai mencari padanan kata yang
sesuai dengan dunia anak-anak.
46
Diakses pada tanggal 26 Maret 2019 pada pukul 19.01 WIB pada
laman :http://teacher.scholastic.com/reading/bestpractices/comprehension/genr
echart.pdf, h. 144. 47
Rahmat Budiman, Penerjemahan Karya Sastra In Penerjemahan
Cerita Fabel, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2014), PP. 1 -48. ISBN
9789790116184, h. 1.
37
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN DAN GAMBARAN UMUM
KITAB MIʾAH QIṢṢAH WA QIṢṢAH TAHKῙHA LIṬIFLIK
QABL AL-NAUM DAN BIOGRAFI MUHAMMAD
ABDULLAH MUHAMMAD SHALEH
Pada bab ini, peneliti akan memaparkan sekilas
mengenai kita Miʾah Qiṣṣah Wa Qiṣṣah TahkῙha Liṭiflik Qabl
Al-Naum karya Muhammad Abdullah dan memaparkan
pengarangnya yaitu Muhammad Abdullah Muhammad Shaleh.
A. Metodologi Penelitian
1. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode penelitian
kualitatif-deskriptif. Penelitian kualitatif adalah
mencari makna, pemahaman, pengertian, verstehen
tentang suatu fenomena, kejadian maupun kehidupan
manusia dengan terlibat langsung atau tidak langsung
dalam setting yang diteliti, kontekstual dan
menyeluruh.1
Beberapa kenggulan metode kualitatif yaitu
pertama, datanya sangat mendasar karna berdasarkan
fakta, peristiwa dan realita. Kedua, pembahasannya
mendalam dan terpusat, karna datanya digali secara
1 A. Muri Yusuf, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif & Penelitian
Gabungan, (Jakarta: Prenadamedia Group, 2014), h. 328.
38
mendalam. Ketiga, terbuka lebih dari satu pandangan
dalam hal ini pandangan dan informasi dari partisipan.2
2. Fokus Penelitian
Fokus penelitian adalah menerjemahkan kitab
Miʾah Qiṣṣah Wa Qiṣṣah TahkῙha Liṭiflik Qabl Al-
Naum karya Muhammad Abdullah. Hal-hal yang
diasumsikan dapat menjadi objek penelitian dalam
kitab Miʾah Qiṣṣah Wa Qiṣṣah TahkῙha Liṭiflik Qabl
Al-Naum karya Muhammad Abdullah adalah
menerjemahkan kitab Miʾah Qiṣṣah Wa Qiṣṣah
TahkῙha Liṭiflik Qabl Al-Naum dari bahasa Arab ke
bahasa Indonesia, kemudian mengklasifikasikan kata
dan frasa dengan metode penerjemahan komunikatif.
3. Sumber Data
Sumber data primer ini diperoleh dari kitab
berbahasa Arab Miʾah Qiṣṣah Wa Qiṣṣah TahkῙha
Liṭiflik Qabl Al-Naum karya Muhammad Abdullah
yang diterjemahkan oleh peneliti, karna teks ini
memuat kata dan frasa sehingga peneliti
menggunakannya sebagai objek.
4. Teknik Pengumpulan Data
Pada penelitian ini, dalam teknik pengumpulan
data peneliti melakukan langkah-langkah seperti
berikut:
2
J. R. Raco, Metode Penelitian Kualitatif Jenis, Karateristik dan
Keunggulannya, (Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia, 2010), h. 62-
64.
39
Langkah pertama, yang dilakukan peneliti adalah
menentukan objek penelitian. Objek penelitian ini
adalah kitab Miʾah Qiṣṣah Wa Qiṣṣah TahkῙha Liṭiflik
Qabl Al-Naum karya Muhammad Abdullah.
Langkah kedua, menentukan sembilan cerita
fabel dalam kitab Miʾah Qiṣṣah Wa Qiṣṣah TahkῙha
Liṭiflik Qabl Al-Naum karya Muhammad Abdullah
yang akan diterjemahkan.
Langkah ketiga, mengumpulkan data dan
menulisnya secara tersusun dari kitab Miʾah Qiṣṣah Wa
Qiṣṣah TahkῙha Liṭiflik Qabl Al-Naum karya
Muhammad Abdullah.
Langkah keempat, mengklasifikasikan dan
mengelompokkan data yang telah diterjemahkan
berupa kata dan frasa menjadi transkripsi naskah yang
baik berdasarkan konsep yang sesuai untuk
kepentingan penelitian.
Langkah-langkah Teknik Pengumpulan
Data
Langkah ke-2
Menentukan
Sembilan Cerita
Fabel
Langkah ke-4
Mengklasifikasi
Data
Langkah ke-1
Menentukan
Objek Penelitian
Langkah ke-3
Mengumpulkan
Data dan Menulis
Secara Tersusun
40
5. Metode Analisis Data
Analisis data merupakan upaya untuk
mengklasifikasi, mengelompokkan data.3 Peneliti akan
memaparkan sistematis dan tahapan proses analisis
data. Adapun metode analisis data yang digunakan
adalah:
Pertama, yaitu peneliti memilih data-data yang
akan dijadikan bahan-bahan penelitian.
Kedua, mengklasifikasikan sesuai kategori kata,
frasa dan klausa yang akan diterjemahkan secara
harfiah.
Ketiga, menerjemahkan secara apa adanya
kemudian proses analisis (pemahaman), dalam tahapan
ini peneliti berusaha mencari padanan kata, frasa dan
klausa yang tepat dengan menggunakan pendekatan
komunikatif agar dapat disampaikan secara informatif.
Keempat, yaitu evaluasi. Peneliti akan
mengulang dan memahami padanan teks kembali. Jika
terdapat padanan yang belum pas, maka dilakukan
evaluasi hingga mendapat padanan yang tepat.
Kelima, yaitu kesimpulan. Peneliti akan
menyimpulkan yang telah dipadankan sesuai dengan
penerjemahan komunikatif dan menyusunkan dalam
kalimat yang komunikatif.
3 Mahsun, Metode Penelitian Bahasa, (Depok: Raja Grafindo, 2012), h.
253.
41
6. Teknik Penulisan
Secara Teknis, penulisan ini didasarkan pada
buku Pedoman Penulisan Skripsi, Tesis dan Disertasi
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang diterbitkan oleh
CeQDA (Central for Quality Development and
Assurance) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2007.
B. Gambaran Umum Kitab Miʾah Qiṣṣah Wa Qiṣṣah
TahkῙga Liṭiflik Qabl Al-Naum
1. Deskripsi Kitab
Kitab Miʾah Qiṣṣah Wa Qiṣṣah TahkῙha Liṭiflik
Qabl Al-Naum karya Muhammad Abdullah merupakan
salah satu karya Muhammad Abdullah Muhammad Shaleh.
Kitab ini diterbitkan pada tahun 2015 oleh Dᾱr Maʽrifah.
Kitab ini telah dicetak dua kali. Pertama pada tahun 2013
Bahasa Sumber Bahasa Sasaran Transfer
Diterjemahkan secara harfiah
Transfer Padanan
Penerjemahan Komunikatif
Evaluasi
Kesimpulan
42
dan cetakan kedua pada tahun 2015. Kitab ini terdiri dari
271 halaman dan 267 judul cerita.
Kitab Miʾah Qiṣṣah Wa Qiṣṣah TahkῙha Liṭiflik
Qabl Al-Naum karya Muhammad Abdullah merupakan
kumpulan cerita pendek untuk anak-anak. Cerita
didalamnya bermacam-macam. Ada cerita tentang
binatang, benda, tumbuhan dan juga manusia. Semua
cerita di dalam kitab ini memberikan pesan moral yang
baik bagi anak-anak.
Salah satu cerita dalam kitab tersebut adalah
berjudul Al-Dῑk wa al-Fajr . Cerita ini menceritakan
mengenai Si Ajam Jago dan Waktu Fajr. Ada seorang
pemuda yang memiliki ayam jago dirumahnya. Suatu
harri pemuda tersebut pergi ke kota untuk menjual ayam
jago tersebut. Namun, ayam jago tersebut menggerutu
dalam hatinya, mengapa aku jual ke kota? Bukankah
setiap pagi aku selalu membangunkan orang-orang didesa
sebelum matahari terbit. Lalu kalau aku dijual ke kota,
siapa yang akan membangunkan orang-orang didesa nanti?
Itulah salah satu cerita binatang yang menarik dan
sangat familiar untuk anak-anak. Adapula cerita-cerita
yang diperankan benda-benda seperti judul cerita Al-
Qalam wa al-Mimḥᾱh. Yang menceritakan sebuah pulpen
dan penghapus. Cerita dongeng yang terkenal yaitu Bayᾱḍ
al-Ṡalj (Putri Salju) yang diperankan oleh seorang putri.
Dan juga cerita berjudul Al-Rᾱ῾ῑ al-Ṣagῑr yaitu cerita
seorang pengembala cilik yang diperankan oleh manusia.
43
Maka dalam kitab ini, banyak cerita-cerita pendek
yang menarik, namun peneliti hanya menerjemahkan dan
meneliti beberapa cerita binatang yang menarik untuk
diteliti.
Ada beberapa judul cerita yang diperankan oleh
binatang, diantaranya:
1. Al-Dῑk wa al-Fajr
2. Al-Kutkut al- Magrῡr
3. Al-Qiṭṭah al-Ẑakiyyah wa al-Ṡaʽlab al-Jᾱ᾽i῾
4. Al-Dajᾱjah al-Ṣagῑrah al-Ḥumrᾱ᾽ wa Ḥabᾱh al-
Qamḥ
5. Al-Samakᾱh al-Ṡalᾱṡ
6. Al-Firᾱsyah al-Ṣagῑrah
7. Al-Ṡaʽlab wa al-Laqlaq
8. Bayt min ḥajr
9. Al-Dabdūb wa al-᾽arnab
2. Biografi Muhammad Abdullah Muhammad Shaleh
Nama lengkap pengarang kitab Miʾah Qiṣṣah Wa
Qiṣṣah TahkῙha Liṭiflik Qabl Al-Naum karya Muhammad
Abdullah yaitu Muhammad Abdullah Muhammad Shaleh.
Ia lahir di Al-Qolyubiyah pada tanggal 10 September
1974. Ia berkebangsaan negara Mesir. Saat ini ia sudah
menikah dan mempunyai 3 orang anak.4
Ia memulai menjadi seorang penulis dari tahun
1998 setelah ia lulus menjadi sarjana strata sastra bahasa
4 Wawancara melalui Whats Up, 19 Maret 2019 pukul 18.07 WIB.
44
Arab. Ia mendapatkan nilai (maqbul), yaitu nilai rata-rata.
Iapun meniti karirnya menjadi penulis dari berbagai
penerbit. Banyak karya yang sudah diterbitkan beberapa
penerbit di Mesir. Namun saat ini, ia bekerja sebagai
Direktur di Kantor Perangkat Seni Mesir. Adapun
pengalaman pekerjaannya yaitu:
1. Konsultan Bahasa di Penerbitan dan Percetakan Daar
al-Maqṭam (1998-1999)
2. Peneliti dan Konsultan Bahasa di Penerbitan dan
Percetakan Syarikah Fursᾱn (2000-2002)
Adapun karya-karya yang telah diterbitkan oleh
penerbit Syarikah Fursan yaitu:
1. Ummahᾱt al-Mu᾽minῑ Li al-Aṭfal (12 Ajzᾱ᾽)
2. Gazawᾱt al-Rasῡl Li al-Aṭfal (10 Ajzᾱ᾽)
3. Jism al-Insᾱn (Mujassam Taʽlῑmῑ)
4. Sabᾱq al-Fursᾱn al-Ṡaqᾱfῑ (4 Ajzᾱ᾽ “baṭᾱqᾱt”)
5. Sabᾱq al-Fursᾱn al-Taʽlῑmῑ (baṭᾱqᾱt As᾽ilah wa
Ijᾱbᾱh Li Manhaj al-Lugah al-ʽarabiyyah Li al-
Ṣaffayn al-Sᾱdis al-Ibtidᾱ᾽i wa al-Ṡᾱliṡ al-᾽Iʽdᾱdῑ
3. Kepala Lembaga Penerbit, Percetakan dan
Penerjemahan Iqra᾽ tahun (2002-2010), dan karya-
karya yang telah diterbitkan oleh Lembaga Penerbit
Iqra᾽ yaitu:
1. Mawsῡ῾ah al-Musᾱbaqᾱt al-Nisᾱ᾽iyyah 2500 Su᾽ᾱl
wa Jawᾱb
2. Al-Sῑrah al-Nabawiyyah Li al-Aṭfal
3. Al-ʽasyarah al-Mubasysyirῡn Bi al-Jannah
45
4. Tafsῑr Juz᾽ῑ al-Maliki wa al-Naba᾽ Li al-Aṭfal
5. Pengamat Pencetakan Al-Qur’an (Bi Riwᾱyah
Ḥafaṣ ῾an ῾ᾱṣim) khusus pada Penerbitan,
Percetakan dan Penerjemahan Lembaga Iqra᾽.
Ia pun pernah mengamati buku ensiklopedia
sejaran Islam yang telah diterjemahkan kebahasa Turki. Ia
mengamati dan memperbaiki semua karya Dr. Ali
Mohamed El-Salaby, yang diterbitkan oleh Lembaga Iqra’
(hingga 2010). Selain mengamati kesalahan dari segi
linguistik dan historis dan juga mengoreksi narasi-
narasinya. Disamping itu, iapun mengecek ulang sebagian
besar karya-karya lembaga dari segi bahasa dan teknis
selama bekerja dilembaga tersebut.
Dilembaga tersebut, ia juga bekerja mengawasi
proses pembukuan hingga proses percetakan buku.
Karya-karya lain yang diterbitkan oleh lembaga-
lembaga lainnya yaitu:
1. “Al-Rasul Yaʽlamunᾱ”. (Daar al-Maʽrifah/Mesir)
2. “Qiṣaṣ al-Qur’an Li al-Aṭfal.” (Daar al-Maʽrifah/Mesir)
3. “Durῡs wa ʽabr Min Ḥayᾱh al-Ṣaḥᾱbah Li al-Aṭfal.”
(Daar al-Maʽrifah/Mesir)
4. “Mawsῡ῾ah al-Musᾱbaqᾱt Islamiyyah wa Ṡaqafiyyah Li
al-Syabᾱb wa al-Fatayᾱt.” (Daar al-Maʽrifah/Mesir)
5. “Manhaj al-Tarbiyyah al-Islamiyyah Li al-Rawḍah al-
Mustawᾱ al-Ṻlᾱ wa al-Ṡᾱnῑ.” (Syarikah al-Majd/Mesir)
6. “Al-Sῑrah al-Nabawiyyah al-Muṣawwirah Li al-Aṭfal.”
( Syarikah al-Majd/Mesir)
46
7. “Qiṣaṣ al-Anbiyᾱ al-Muṣawwirah Li al-Aṭfal.” (Syarikah
al-Majd/Mesir)
8. “ʽIlᾱ᾽ al-Dῑn wa al-Miṣbᾱh al-῾Ajῑb (10 Ajzᾱ᾽).”
(Syarikah al-Majd/Mesir)
9. “Min Kull Balad Ḥikᾱyah (8 Ajzᾱ᾽).” (Daar Mawᾱhib/ al-
Jazᾱ᾽ir)
47
BAB IV
PERTANGGUNGJAWABAN TERJEMAHAN KITAB
MIʾAH QIṢṢAH WA QIṢṢAH TAHKῙHA LIṬIFLIK QABL
AL-NAUM KARYA MUHAMMAD ABDULLAH
MUHAMMAD SHALEH
A. Pengantar Terjemahan
Pada bab ini peneliti akan mengantarkan terjemahan kitab
Miʾah Qiṣṣah Wa Qiṣṣah TahkῙha Liṭiflik Qabl Al-Naum karya
Muhammad Abdullah menggunakan metode penerjemahan
komunikatif. Kata, frasa dan klausa yang diterjemahkan
menjadi data-data yang diolah oleh peneliti. Data-data tersebut
memiliki perbedaan dan masalah yang layak diteliti dari segi
makna dan juga susunan gramatikal. Peneliti mencari padanan
yang tepat dan juga menyusunnya sesuai kaidah susunan
kalimat yang baik dan benar.
Proses penerjemahannya dari kata, frasa dan klausa
dipadankan dengan makna yang sesuai dengan teks sasaran.
Lalu proses selanjutnya peneliti menyesuaikan dengan konteks
budaya dalam cerita kitab Miʾah Qiṣṣah Wa Qiṣṣah TahkῙha
Liṭiflik Qabl Al-Naum karya Muhammad Abdullah. Adapun
beberapa cara teknik-teknik penerjemahan yang dilakukan
oleh peneliti yaitu: teknik menambahkan (ziyadah), teknik
pengurangan (hadzf), teknik deskripsi, teknik mengedepankan
dan mengakhirkan (taqdīm dan ta’khīr), teknik mengganti
(tabdīl) dan teknik literal. Berikut salah satu contoh teknik
penerjemahan taqdīm dan ta’khīr dalam kalimat dibawah ini:
48
TSU
اف كىقىفى حىمدىTerjemahan Harfiah Terjemahan
Komunikatif
Berhenti Hamdan Hamdan berhenti
Pada kalimat di atas dalam TSu bahasa Arab diawali
dengan predikat (P) setelah itu subjek (S). Namun ketika sudah
diterjemahkan ke dalam terjemahan komunikatif kalimat
tersebut diawali dengan subjek dan disusul dengan predikat.
Dalam tatanan kalimat bahasa indonesia yang benar biasanya
diawali dengan subjek beda halnya dengan bahasa arab yang
diawali dengan predikat.
B. Pertanggungjawaban Akademik
Peneliti menemukan 31 data dengan kategori 7 kata, 16
frasa dan 8 klausa. Data penelitian diambil dari 9 judul cerita
fabel dalam kitab Miʾah Qiṣṣah Wa Qiṣṣah TahkῙha Liṭiflik
Qabl Al-Naum karya Muhammad Abdullah. Peneliti
mengklasifikasikan data-data tersebut dalam tabel dibawah ini:
No Judul Klasifikasi
Terjemahan Kata Frasa Klausa
اىلديكي 1 كىالفىجري Ayam
jago dan
sang fajar
ديكىوي Ayam jagonya الىحمىري
Kiso السلة 2
3 مىن يىشتىريوي
Si pembeli
49
4
لىن يىصبرى أىىلي قػىريىتي عىلىى
فرىاقي
Mereka tidak
akan bisa
tanpaku
Sang fajar الفىجري 5
6 كىمىا يىطلعي كيل يػىوـ
Seperti
biasanya
7 ا يػىعتىقدي ىىكىذى كيل مىغريكرو
Beginilah
orang angkuh
8 صيىاحى يػيوؾ الد
Kokokan
ayam
9
اىلكيتكيوتي المىغريكري Anak
ayam
yang
sombong
الطييػيوري رىةي بيػ الكى
Burung
raksasa
Kandang المىنزؿ 10
11 بػىيت Sarang lebah النحل
Dengingan طىنيػننا 12
13 يتي لىقىد تىحىد كيل الكبار
Yang besar
selalu aku
tantang
14 قىدرى نػىفسي
Batas
kemampuanku
اىلقطةي 15الذكيةي
كىالثػعلىبي ائعي الجى
Kucing
cerdas dan
serigala
rakus
لىةو في لىيػ
ميقمرىةو
Pada malam
bulan
purnama
16 الثػعلىبي Serigala rakus الجىائعي
17
فىإف بػىعضى الشيء يىكيوفي أىفضىلي من لى
شىيءى
Saat kesulitan
seperti ini,
sangat
berharga
daripada tidak
sama sekali
50
18 صيورىةى القىمىر
Bayangan
bulan
purnama
19
ةه ىيى سىعيدىكىتػىعلىمي مىا
تػىفعىلي
Dia bahagia
karena idenya
20
اىلدجىاجىةي رىةي الصغيػالحىمرىاءي كىحىبىاتي القىمح Ayam
ciak
merah dan
biji
gandum
فى إحدىل المىزىارع
Di salah satu
kebun
21
اىلسمىكىاتي ثي الثلى
Tiga ekor
ikan
لىيسى أىمىامينىا إل قىاعى
نىا رىة عىلىيػ البىحيػأىف نػىغيوصى فى المىاء إلىى أىف نىصلى إلىى
القىاع
Tidak ada
pilihan untuk
kita selain
menyelam
kedasar laut
اىلفرىاشىةي 22رىةي الصغيػKupu-
kupu cilik
ا Sarangnya مىنزلهى
23
ضىحكىاتي الريػقىة
Tertawa sinis
بىانىةه 24 جى
Dasar penakut
اىلثػعلىبي 25 كىاللقلىق
فى يػىووـ ـ منى الىيا
Pada suatu
hari
Ide أىمرنا 26
51
27
Si kancil
dan
burung
bangau
ميوسم الزرىاعىة
Musim panen
28 بػىيته من
حىجىرو Rumah
batu
كىأىخىذى يػىرصيفي بػىعضيهىا فػىوؽى
بػىعضو
Menyusunnya
secara
tersusun
كىبػىعدى أىياوـ 29Setelah
beberapa hari
اىلدبديكبي 30 كىالىرنىبي
Beruang
dan
kelinci
Botol kaca قػىوىاريػرى
رىةه 31 بيػ إبػرىةه كىSengatan
keras
1. Kata
Teks pertama dari kisah ) )اىلديكي كىالفىجري
Ayam Jago dan Sang Fajar
Teks Sumber (TSu):
ا، ثيم أىلقىاهي يدن اقػىيوي جى ، كىرىبىطى سى ا بىاكرنا، فىأىمسىكى ديكىوي الىحمىرى قىظى حىمدن استػىيػ
ديػنىة السلة فى 1.، كىمىضىى إلىى المى
Teks Sasaran (TSa):
1 Muhammad Abdullah Muhammad Shaleh, Miʾah Qiṣṣah Wa Qiṣṣah
TahkῙga Liṭiflik Qabl Al-Naum, (Kairo: Dᾱr Maʽrifah, 2015), h. 29.
52
Pagi hari Hamdan bangun dan membawa Ayam Jagonya.
Lalu ia mengikat kakinya dan meletakkan di dalam kiso
kemudian ia pergi menuju kota.
Analisis:
Kata السلة dalam kamus al-Munawwir berarti keranjang,
bakul.2 Kata keranjang yang diterjemahkan pada kata السلة
kurang tepat. Kata keranjang biasanya dipakai untuk benda-
benda mati seperti pakaian, makanan dan lain-lain. Dalam
konteks ini yaitu berkaitan dengan makhluk hidup binatang.
Maka kata yang tepat adalah “kiso”. Kiso merupakan tempat
atau keranjang untuk ayam. Maka kiso tersebut dianggap tepat
diterjemahkan dibandingkan dengan kata keranjang.
ا بىاكرنا قىظى حىمدن استػىيػ
3 2 1
Pagi hari Hamdan sudah bangun
3 2 1
Teknik yang digunakan peneliti dalam menerjemahkan
kalimat di atas yaitu taqdim dan takhir. Peneliti
mengedepankan keterangan waktu dengan susunan kalimat
„Pagi hari Hamdan sudah bangun‟. Seharusnya dalam urutan
2 Ahmad Warson Munawwir, Kamus Al-Munawwir Arab-Indonesia,
(Surabaya: Pustaka Progressif, 1997), h. 654.
53
TSu bermakna „bangun Hamdan pagi hari‟ yang diawali
dengan kata kerja, subjek dan keterangan waktu.
Teks kedua dari kisah اىلديكي() كىالفىجري
Ayam Jago dan Fajar
Teks Sumber (TSu):
تػىرجعين يطىلعى لىهاى كينتي أىعرؼي أىف القىريىةى سى 3.الفىجري ي، لى
Teks Sasaran (TSa):
Akhirnya aku kembali ke desa, aku akan menunjukkan sang
fajar untuknya.
Analisis:
Kata الفىجر, kata tersebut merupakan ism jᾱmid. Dalam
kamus Qomusika berarti fajar, sinar pagi.4
Peneliti
menambahkannya dengan kata sang yang menjadi „sang fajar‟.
Kata sang dalam KBBI merupakan kata yang dipakai di depan
nama orang, binatang atau benda yang dianggap hidup atau
dimuliakan. Fajar merupakan cahaya kemerah-merahan di ufuk
timur (di kaki langit) sebelum matahari terbit.5 Ia merupakan
kekuasaan Allah yang ditunjukan kepada manusia, maka patut
kita muliakan. maka peneliti menambahkan kata „sang‟ untuk
memuliakan kata fajar tersebut. Kata fajar adalah kata serapan
3 Muhammad Abdullah Muhammad Shaleh, Miʾah Qiṣṣah Wa Qiṣṣah
TahkῙga Liṭiflik Qabl Al-Naum, (Al- Bayṭᾱrᾱ: Dᾱr Maʽrifah, 2015), h. 30. 4
Muhammad Masnur Hamzah, Arab-Indonesia-Inggris Qomusika
Kamus Klasik Kontemporer, (Kairo: Madina, 2012), h. 982. 5
J. S. Badudu, Kamus Kata-kata Serapan Asing dalam Bahasa
Indonesia, (Palmerah: PT Kompas Media Nusantara, 2003), h. 103.
54
asing dari bahasa arab. Kata serapan adalah kata yang diserap
dari bahasa asing.
Teks ketiga dari kisah ( اىلكيتكيوتي المىغريكري)
Anak ayam angkuh
Teks Sumber (TSu):
نزؿ وي كىخىرىجى منى غىافىلى صىو صىو أيم هي المى 6.كىحدى
Teks Sasaran (TSa):
Anak ayam yang malang mengabaikan nasihat ibunya lalu
iapun keluar dari kandangnya sendirian.
Analisis:
Pada kalimat di atas terdapat kata نزؿ -dalam kamus al المى
Ashri yaitu rumah, tempat tinggal dan domisili.7
Namun
peneliti menerjemahkan dengan kata “kandang”. Dalam KBBI
kandang mempunyai arti “tempat tinggal binatang”. Maka
unsur budaya yang tepat dalam menerjemahkan kata نزؿ المى
yaitu kata “kandang”. Karna yang menjadi tokoh dalam cerita
tersebut ialah seekor anak ayam.
Teknik yang digunakan dalam menerjemahkan kalimat di
atas adalah teknik deskripsi. Kata صىو صىو dalam kamus al-
Munjid bermakna اىلفىارغي jika diterjemahkan bermakna yang
6 Muhammad Abdullah Muhammad Shaleh, Miʾah Qiṣṣah Wa Qiṣṣah
TahkῙga Liṭiflik Qabl Al-Naum, (Al- Bayṭᾱrᾱ: Dᾱr Maʽrifah, 2015), h. 31. 7
Ahmad Zuhdi Muhdar, Kamus Al-Ashri, (Krapyak: Multi Karya
Grafika, 1999), h. 1836.
55
kosong.8
Sementara peneliti menerjemahkan dengan kata
“malang”. Kata “malang” mempunyai arti “bernasib buruk,
celaka, sial”. Walaupun dalam BSu tidak dinampakkan kata
diterjemahkan “anak غىافىلى صىو صىو أيموي namun kalimat اىلكيتكيوتي
ayam yang malang melalaikan nasihat ibunya”. Karna kata صىو
mendeskripsikan bahwa yang malang itu adalah seekor صىو
anak ayam dalam kalimat sebelumnya. Maka digunakanlah
teknik deskripsi karna teknik ini bertujuan untuk
mendeskripsikan bentuk dan fungsinya.
Teks keempat dari kisah ( اىلكيتكيوتي المىغريكري)
Anak ayam angkuh
Teks Sumber (TSu):
نناكىفىجأىةن سىمعى ا طىنيػ 9.ميزعجن
Teks Sasaran (TSa):
Tiba-tiba ia mendengar dengingan yang mengganggu.
Analisis:
Kata ننا dalam kamus al-munawwir dan al-ashri berarti ,طىنيػ
dering, denting.10
Peneliti menerjemahkan dengan kata
“denging” yang ditambah dengan imbuhan “an”. Denging
dalam KBBI berarti “tiruan bunyi lebah”. Dan imbuhan “an”
bermakna sebagai sufiks pembentuk adjektiva. Jika
8 Ahmad Zuhdi Muhdar, Kamus Al-Ashri, h. 1370.
9 Muhammad Abdullah Muhammad Shaleh, Miʾah Qiṣṣah Wa Qiṣṣah
TahkῙga Liṭiflik Qabl Al-Naum, (Al- Bayṭᾱrᾱ: Dᾱr Maʽrifah, 2015), h. 32. 10
Ahmad Zuhdi Muhdar, Kamus Al-Ashri, h. 1240.
56
diterjemahkan apa adanya dengan kata “dering atau denting”
tidak tepat. Karna melihat unsur budaya dan kedekatannya
maka kata “denging” sangat tepat disandingkan dengan objek
yang dimaksud yaitu seekor lebah.
Teknik yang digunakan dalam menerjemahkan kalimat di
atas yaitu membuang (hadzf). Yaitu membuang waw isti’naf
dalam BSu. Maka peneliti tidak menerjemahkan harf tersebut
dan tidak mempengaruhi pesan yang akan disampaikan.
Teks kelima dari kisah ( رىةي (اىلفرىاشىةي الصغيػ Kupu-kupu Cilik
Teks Sumber (TSu):
بىانىةه ، أىعلىمي أىنكى جىبىانىةه 11.تػىعىالي سىأيريك زىىرىةى عىذبىةى العىطىر ىىيا.. جىTeks Sasaran (TSa):
Dasar penakut! aku tau kau penakut.. ayo sini .. aku akan
memperlihatkanmu sari bunga.
Analisis:
Kata جىبىانىةه yang berarti kepenakutan, lemahnya hati.12
Peneliti menambahkan kata „dasar‟yang menjadi frasa “dasar
penakut”. Karna kata “dasar” dalam kamus KBBI bermakna
bakat atau pembawaan sejak lahir. Kata „dasar‟ ini sebagai
penguat bagi kata “penakut” yang menandakan bahwa ia
11
Muhammad Abdullah Muhammad Shaleh, Miʾah Qiṣṣah Wa Qiṣṣah
TahkῙga Liṭiflik Qabl Al-Naum, (Al- Bayṭᾱrᾱ: Dᾱr Maʽrifah, 2015), h. 45. 12
Ahmad Zuhdi Muhdar, Kamus Al-Ashri, h. 650.
57
seorang penakut. Karena kata جىبىانىةه pada kalimat di atas
merupakan ejekan kepada seorang teman yang disandingkan
dengan kalimat setelahnya. Maka, dengan frasa “dasar penakut”
dikatakan lebih tepat maknanya bagi anak-anak dalam
membacanya agar mereka bisa belajar dari segi emosional
dalam cerita tersebut.
بىانىةه أىنكى أىعلىمي زىىرىةى عىذبىةى العىطىر سىأيريك الي ىىيا تػىعى .. جى
7 6 5 4 3 2 1
Aku tau kau penakut.. ayo sini.. aku akan
memperlihatkanmu sari bunga
1 2 3 4 5
6 7
Teknik yang digunakan dalam menerjemahkan kalimat di
atas adalah teknik literal. Pada kalimat di atas peneliti
menerjemahkan apa adanya yang bersandar pada susunan BSu
atau sepadan secara susunan gramatikal BSu.
Teks keenam dari kisah ( كىاللقلىق اىلثػعلىبي) Si Kancil dan Burung Bangau
Teks Sumber (TSu):
58
بىوي، كىقػىررى فى ، كىرىأىل الحىقلى فىأىعجى ، مىر الثػعلىبي من ىينىاؾى فى يػىووـ منى الىياـ
13.أىمرنانػىفسو
Teks Sasaran (TSa):
Suatu hari, seekor kancil lewat dan terkejut melihat kebun
tersebut. Ia mempunyai ide dalam dirinya.
Analisis:
Kata أىمرنا dalam kamus al-munawwir dan al-ashri adalah
urusan, masalah, perintah.14
Namun peneliti menerjemahkan
dengan kata “ide”. Karna sebelum kalimat tersebut terdapat
kalimat بىوي كىرىأىل الحىقلى فىأىعجى yang bermakna „ia terkejut melihat
kebun‟. Kalimat ini sebagai penguat bagi kata “ide” karna si
kancil terkejut dengan apa yang dilihatnya dan terbesitlah saat
itu ide dalam pikirannya. Ide merupakan rancangan yang
tersusun di dalam pikiran, gagasan, cita-cita.
ـ الحىقلى كىرىأىل، ىينىاؾى من الثػعلىبي مىر ، فى يػىووـ منى الىيا
11 10 9 8 7 6 5 1234
بىوي أىمرنا نػىفسو فى كىقػىررى ، فىأىعجى
20 19 18 17 15 16 12 13 14
13
Muhammad Abdullah Muhammad Shaleh, Miʾah Qiṣṣah Wa Qiṣṣah
TahkῙga Liṭiflik Qabl Al-Naum, (Al- Bayṭᾱrᾱ: Dᾱr Maʽrifah, 2015), h. 47. 14
Ahmad Zuhdi Muhdar, Kamus Al-Ashri, h. 220.
59
Suatu hari, seekor kancil lewat dan terkejut melihat kebun
1234 6 5 12 13 14 9 10 11
tersebut. Ia menemukan ide dalam dirinya
15 16 20 17 18 19
Teknik penerjemahan yang digunakan pada kalimat di atas
yaitu hadzf. Peneliti membuang frasa BSu من ىينىاؾى . Peneliti
tidak menerjemahkan frasa tersebut namun tidak
mempengaruhi isi makna dari kalimat tersebut.
Teks ketujuh dari kisah () اىلدبديكبي كىالىرنػيوبي Beruang dan Kelinci
Teks Sumber (TSu):
لية يػىغرؼي منى العىسىل كىيىضىعيوهي في هي فى الخى عيوهي قػىوىاريػرى فىحينى يىدخيلي يىدى كىيىبيػ
15.للناس
Teks Sasaran (TSa):
Saat itu tangannya masuk menyiduk madu dan menaruh di
botol kaca lalu menjualnya kepada manusia.
Analisis:
Kata قػىوىاريػرى yang mempunyai arti kaca.16
Dalam konteks
tersebut kata „kaca‟ kurang tepat diterjemahkan apa adanya.
Maka peneliti menerjemahkan dengan frasa “botol kaca”.
15
Muhammad Abdullah Muhammad Shaleh, Miʾah Qiṣṣah Wa Qiṣṣah
TahkῙga Liṭiflik Qabl Al-Naum, (Al- Bayṭᾱrᾱ: Dᾱr Maʽrifah, 2015), h. 92. 16
Kamus Al-Maany Daring
60
Botol merupakan wadah untuk benda cair. Biasanya madu
disimpan dalam botol yang terbuat dari kaca. Maka konteks
budaya sangat diperlukan dalam menerjemahkan kata tersebut.
Agar pembaca mudah memahaminya dengan kalimat yang
komunikatif.
2. Frasa
Teks pertama dari kisah )اىلديكي كىالفىجر)
(Ayam Jago dan Sang Fajar)
Teks Sumber (TSu):
17.ديكىوي الىحمىرفىأىمسىكى
Teks Sasaran (TSa):
Ia menggandeng ayam jagonya.
Analisis:
Frasa na’ty ديكىوي الىحمىر. Frasa tersebut terdiri dari kata:
ديكه قي الىحمىرYang merah nya Ayam jago
Peneliti menerjemahkan frasa tersebut dengan „ayam
jagonya‟. Peneliti menggunakan teknik hadzf (membuang)
pada kata الىحمىر yang bermakna „merah‟. Kata tersebut tidak
17
Muhammad Abdullah Muhammad Shaleh, Miʾah Qiṣṣah Wa Qiṣṣah
TahkῙga Liṭiflik Qabl Al-Naum, (Al- Bayṭᾱrᾱ: Dᾱr Maʽrifah, 2015), h. 29.
61
diartikan dalam Bsa karena kata sebelumnya sudah terdapat
kata „ayam jago‟. Ayam jago merupakan ayam jantan yang
biasanya berwarna merah hitam. Maka kata الىحمىر tidak perlu
diterjemahkan karna budaya di Indonesia mengenal ayam jago
biasanya berwarna merah dan terdapat jengger.
Teks kedua dari kisah )اىلديكي كىالفىجر)
(Ayam Jago dan Sang Fajar)
Teks Sumber (TSu):
18.مىن يىشتىريوي يػىنتىظري
Teks Sasaran (TSa):
Menunggu si pembeli.
Analisis:
Frasa مىن يىشتىريوي yang terdiri dari:
مىن يىشتىرم قي nya membeli Yang (kata
sambung untuk
orang)
mempunyai arti yang (kata إسمي مىوصيوؿ merupakan مىن
sambung untuk orang).19
merupakan fi’il mudhari yang يىشتىرم
18
Muhammad Abdullah Muhammad Shaleh, Miʾah Qiṣṣah Wa Qiṣṣah
TahkῙga Liṭiflik Qabl Al-Naum, (Al- Bayṭᾱrᾱ: Dᾱr Maʽrifah, 2015), h. 29. 19
Ahmad Zuhdi Muhdar, Kamus Al-Ashri, h. 1825.
62
berarti membeli.20
Harf قي sering diartikan dengan „nya‟.
Peneliti menerjemahkan frasa مىن يىشتىريوي dengan „si pembeli‟.
Peneliti mengganti bentuk verba „membeli‟ menjadi nomina
„pembeli‟. Kata tersebut sangat tepat dan komunikatif bagi
anak-anak karna mudah dipahami dengan cepat dan tidak
terlalu rumit. Lalu mengganti partikel مىن dengan arti kata „si‟
karna untuk menunjukan keakraban di dalam cerita dan
biasanya dipakai untuk di depan nama diri.
Teks ketiga dari kisah )اىلديكي كىالفىجر)
(Ayam Jago dan Sang Fajar)
Teks Sumber (TSu):
يػيوؾ صيىاحى ى منىصتنا فىسىمعى كىأىصغى 21.الد
Teks Sasaran (TSa):
Ayam jago Hamdan keluar memperhatikan panggung lalu
mendengar kokokan ayam-ayam.
Analisis:
Frasa يػيوؾ :Frasa tersebut terdiri dari kata .صيىاحى الد
20
Ahmad Zuhdi Muhdar, Kamus Al-Ashri, h. 131. 21
Muhammad Abdullah Muhammad Shaleh, Miʾah Qiṣṣah Wa Qiṣṣah
TahkῙga Liṭiflik Qabl Al-Naum, (Al- Bayṭᾱrᾱ: Dᾱr Maʽrifah, 2015), h. 30.
63
يػيوؾ صيىاحى الدAyam-ayam Teriakan
.dalam kamus al-ashri berarti teriakan صيىاحى 22
Dan يػيوؾ الد
merupakan jamak dari kata ديكه yang bermakna ayam jago.23
Peneliti menerjemahkan kata صيىاحى dengan „kokoan‟. Kokokan
merupakan tiruan bunyi ayam jantan.24
Bunyi ini sangat khas
yang dikeluarkan oleh ayam. Maka kata „kokok‟ sangat tepat
diterjemahkan pada kalimat tersebut dengan ditambahkan
imbuhan an. Oleh karna itu, frasa di atas diartikan dengan
„kokokan ayam‟.
Teknik yang digunakan dalam menerjemahkan kalimat di
atas adalah teknik adaptasi. Teknik ini sangat tepat manakala
situasi yang digambarkan dalam BSu tidak dikenal dalam
bahasa target. Frasa „teriakan ayam-ayam‟ sangat tidak tepat
karna budaya yang digunakan di Indonesia memiliki khas
sendiri. Maka peneliti menerjemahkan dengan frasa „kokokan
ayam-ayam‟.
Teks keempat dari kisah )اىلكيتكيوتي المىغريكري)
(Anak Ayam Angkuh)
Teks Sumber (TSu):
22
Ahmad Zuhdi Muhdar, Kamus Al-Ashri, h. 1196. 23
Ahmad Zuhdi Muhdar, Kamus Al-Ashri, h. 921. 24
KBBI Daring
64
يػىوىانىات كى رىةي حىتى لى تػيؤىذيو الحى بيػ 25.الطيػيوري الكى
Teks Sasaran (TSa):
Agar ia tidak disakiti para binatang dan burung raksasa.
Analisis:
Frasa رىةي بيػ merupakan frasa na’ty yang dibentuk الطيػيوري الكى
dari nomina dan dikuti oleh man’ut رىةي بيػ الطيػيوري Kata .الكى
bermakna „burung‟ dan رىةي بيػ .‟mempunyai arti „besar الكى26
Namun, peneliti menerjemahkan dengan frasa „burung raksasa‟.
Peneliti mengganti kata „besar‟ dengan „raksasa‟. Raksasa
merupakan sesuatu yang sangat besar. Biasanya dalam konteks
cerita anak-anak, kata yang dipilih ialah kata yang familiar dan
imajinatif bagi mereka. Maka frasa tersebut dalam
penerjemahan komunikatif diartikan dengan „burung raksasa‟.
Teknik yang digunakan dalam menerjemahkan kalimat di
atas adalah pergeseran kategori dan tabdil (pengganti). لى تػيؤىذيو
bermakna „tidak menyakitinya‟, لى tersebut merupakan harf
nafy. Namun dalam BSa diterjemahkan „ ia tidak disakiti‟.
Pergeseran ini merupakan pergeseran kategori struktur dari
ma’lum ke majhul. Dalam KBBI BSu „sehingga‟ diganti
25
Muhammad Abdullah Muhammad Shaleh, Miʾah Qiṣṣah Wa Qiṣṣah
TahkῙga Liṭiflik Qabl Al-Naum, (Al- Bayṭᾱrᾱ: Dᾱr Maʽrifah, 2015), h. 31. 26
Muhammad Masnur Hamzah, Arab-Indonesia-Inggris Qomusika
Kamus Klasik Kontemporer, h. 1068.
65
dengan kata „agar‟ yang bermakna sebagai penghubung untuk
menandai harapan. Jika diterjemahkan apa adanya „sehingga‟.
Ia tidak tepat karna kata „sehingga‟ lebih menunjukan penanda
akibat.
Teks kelima dari kisah )اىلكيتكيوتي المىغريكري)
(Anak Ayam Angkuh)
Teks Sumber (TSu):
27.بػىيت النحل كىمىر عىلىى Teks Sasaran (TSa):
Iapun melewati sarang lebah.
Analisis:
Frasa بػىيت النحل. Frasa tersebut merupakan frasa idhafy
yang terdiri dari mudhaf dan mudhaf ilaihi. Frasa بػىيت النحل
terdiri dari kata:
بػىيت النحل Lebah Rumah, tempat
tinggal28
Peneliti menerjemahkan frasa tersebut dengan „sarang
lebah‟. Kata بػىيت tidak tepat diartikan apa adanya. Karna
27
Muhammad Abdullah Muhammad Shaleh, Miʾah Qiṣṣah Wa Qiṣṣah
TahkῙga Liṭiflik Qabl Al-Naum, (Al- Bayṭᾱrᾱ: Dᾱr Maʽrifah, 2015), h. 32. 28
Ahmad Zuhdi Muhdar, Kamus Al-Ashri, h. 372.
66
menerjemahkan bukan hanya memindahkan kata ke kata lain.
Namun perlu melihat konteks budaya yang diterjemahkan.
Maka kata بػىيت diterjemahkan dengan „sarang‟ karena ia
merupakan nama untuk tempat tinggal lebah dalam kamus
KBBI. Sehingga frasa tersebut dalam penerjemahkan
komunikatif menjadi dengan frasa „sarang lebah‟.
Teknik yang digunakan dalam menerjemahkan kalimat
di atas adalah hadzf (membuang). Peneliti tidak
menerjemahkan partikel كى dalam kalimat di atas karna ia
merupakan waw athaf dengan kata sebelumnya. Namun, pesan
yang disampaikan tidak menyimpang dari maksud kalimat
tersebut.
Teks keenam dari kisah )اىلكيتكيوتي المىغريكري)
(Anak Ayam Angkuh)
Teks Sumber (TSu):
رىةى عىرفػىتني 29 قىدرى نػىفسي لىقىد تىحىديتي كيل الكيبار كىلىكن ىذه النحلىةى الصغيػ
Teks Sasaran (TSa):
Akupun sudah menantang yang besar tetapi lebah kecil ini
lebih tau batas kemampuanku.
Analisis:
Frasa قىدرى نػىفسي, frasa tersebut terdiri dari kata:
29
Muhammad Abdullah Muhammad Shaleh, Miʾah Qiṣṣah Wa Qiṣṣah
TahkῙga Liṭiflik Qabl Al-Naum, (Al- Bayṭᾱrᾱ: Dᾱr Maʽrifah, 2015), h. 32.
67
قىدرى نػىفس + م Diri + ku kemampuan
30
Frasa tersebut merupakan frasa idhafy. Peneliti tidak
menerjemahkan sesuai susunan kata tersebut. Namun, peneliti
menerjemahkan dengan frasa „batas kemampuanku‟. Dalam
terjemahan di atas ditambahkan kata „batas‟ karena kalimat
tersebut menunjukan seekor lebah yang angkuh dan akhirnya
ia mengakui kelemahannya dari sesuatu yang kecil. Dan
peneliti membuang kata „diri‟ karna dengan nomina „ku‟ cukup
telah menjelaskan bahwa ia sebagai pelakunya.
Teknik yang digunakan dalam menerjemahkan kalimat di
atas adalah tabdil. Peneliti mengganti taukid لىقىد dengan
imbuhan „pun‟. Karena partikel „pun‟ dapat menggantikan
sebagai penguat untuk menyatakan pokok kalimat.
Teks ketujuh dari kisah ائعي اىلقطةي الذكيةي كىالثػعلىبي الجى(Kucing Cerdas dan Serigala Rakus)
Teks Sumber (TSu):
لىةو ميقمرىةو 31.فى لىيػTeks Sasaran (TSa):
Pada malam bulan purnama.
Analisis:
30
Ahmad Zuhdi Muhdar, Kamus Al-Ashri, h. 1436. 31
Muhammad Abdullah Muhammad Shaleh, Miʾah Qiṣṣah Wa Qiṣṣah
TahkῙga Liṭiflik Qabl Al-Naum, (Al- Bayṭᾱrᾱ: Dᾱr Maʽrifah, 2015), h. 33.
68
Frasa di atas terdiri dari kata:
لىةو ميقمرىةو فى لىيػYang terang
bulan32
Malam Pada
Frasa di atas merupakan frasa syibhul jumlah yang diawali
dengan huruf jar فى. Peneliti menerjemahkan kata ميقمرىةو
dengan „bulan purnama‟. Di Indonesia kata tersebut sering
dikenal dengan „bulan purnama‟. Oleh karna itu, ketika
menerjemahkan peneliti memperhatikan konteks budaya yang
dipakai dalam BSa. Sehingga anak-anakpun mudah
memahaminya dengan kalimat yang komunikatif.
Teks kedelapan dari kisah ائعي اىلقطةي الذكيةي كىالثػعلىبي الجى
(Kucing Cerdas dan Serigala Rakus)
Teks Sumber (TSu):
ائعي كىافى .33 يىطيوؼي خيلسىةن حىوؿى بػىيتو فى مىزرىعىةو بىحثنا عىن فىريسىةو الثػعلىبي الجى
Teks Sasaran (TSa):
Diam-diam serigala rakus mencari mangsa disekitar kebun.
Analisis:
Frasa di atas terdiri dari kata:
ائعي الثػعلىبي الجىKelaparan
34 Serigala
32
Ahmad Zuhdi Muhdar, Kamus Al-Ashri, h. 1796. 33
Muhammad Abdullah Muhammad Shaleh, Miʾah Qiṣṣah Wa Qiṣṣah
TahkῙga Liṭiflik Qabl Al-Naum, (Al- Bayṭᾱrᾱ: Dᾱr Maʽrifah, 2015), h. 33.
69
Frasa ائعي merupakan frasa na’ty. Peneliti الثػعلىبي الجى
menerjemahkan frasa tersebut dengan „serigala rakus‟. Karna
kata ائعي merupakan sifat bagi serigala dan dapat diartikan الجى
dengan rakus. Rakus adalah suka makan banyak dengan tidak
memilih. Sifat serigala yang makan apa saja mulai dari daging
dan keju dalam cerita tersebut menggambarkan bahwa ia
seekor serigala yang rakus. Maka frasa „serigala rakus‟ sangat
dianggap diterjemahkan pada kalimat di atas.
Teknik yang digunakan dalam menerjemahkan kalimat di
atas adalah mengedepankan dan mengakhirkan dan membuang.
ائعي كىافى بػىيتو حىوؿى خيلسىةن يىطيوؼي الثػعلىبي الجى
6 5 4 3 2 1
فىريسىةو عىن بىحثنا مىزرىعىةو فى
11 10 9 8 7
Diam-diam serigala rakus mencari mangsa disekitar
rumah dekat kebun
4 1 2 9 11
5678
Pada kalimat diatas dalam BSu susunan kalimatnya yaitu
1-2-3-4-5-6-7-8-9-10-11, namun ketika diterjemahkan ke
dalam BSa susunannya menjadi 4-1-2-9-11-5-6-7-8. Maka
34
Al-maany Daring
70
peneliti menggunakan teknik mengedepankan dan
mengakhirkan pada kalimat tersebut.
Teks kesembilan dari kisah ائعي اىلقطةي الذكيةي كىالثػعلىبي الجى
(Kucing Cerdas dan Serigala Rakus)
Teks Sumber (TSu):
عىكسىةن عىلىى المىاء صيورىةى القىمىر كىرىأىل 35.مينػ
Teks Sasaran (TSa):
Dan ia melihat bayangan bulan purnama yang dipantulkan
di atas air.
Analisis:
Frasa ر :Frasa tersebut terdiri dari kata .صيورىةى القىمى
صيورىةى القىمىر Bulan Gambaran
36
Peneliti menerjemahkan frasa tersebut dengan „bayangan
bulan purnama‟. Kata صيورىةى yang berarti gambaran diganti
dengan kata „bayangan‟. Karena melihat kata setelahnya yaitu
عىكسىةن .‟yang berarti „dipantulkan مينػ37
Sesuatu yang
dipantulkan menghasilkan bayangan. Maka kata صيورىةى tepat
35
Muhammad Abdullah Muhammad Shaleh, Miʾah Qiṣṣah Wa Qiṣṣah
TahkῙga Liṭiflik Qabl Al-Naum, (Al- Bayṭᾱrᾱ: Dᾱr Maʽrifah, 2015), h. 33. 36
Ahmad Zuhdi Muhdar, Kamus Al-Ashri, h. 1194. 37
Al-maany Daring
71
diterjemahkan „bayangan‟ yang menceritakan bayangan bulan
purnama di dalam sumur dalam cerita tersebut.
Teks kesepuluh dari kisah بىاتي رىةي الحىمرىاءي كىحى اىلدجىاجىةي الصغيػ القىمح
(Ayam Ciak Merah dan Biji Gandum)
Teks Sumber (TSu):
رىةه حىمرىاءي تىعيشي مىعى بػىعض ييحكي أىنوي فى قىديم الزمىاف كىافى ىينىاؾى دىجىاجىةه صىغيػيػىوىانىات 38فى إحدىل المىزىارع الحى
Teks Sasaran (TSa):
Dahulu kala terdapat ayam ciak berwarna merah hidup
bersama binatang lain di salah satu kebun.
Analisis:
Frasa tersebut terdiri dari kata:
فى إحدىل المىزىارع Kebun-kebun Salah satu Di
Frasa tersebut terdiri dari dua kata dan satu partikel. Frasa
di atas merupakan frasa syibhul jumlah. Peneliti
menerjemahkan frasa tersebut dengan „di salah satu kebun‟.
Padahal kata المىزىارع mempunyai arti kebun-kebun. Kata
tersebut merupakan jamak dari مىزرىعىةه. Pada frasa tersebut
38
Muhammad Abdullah Muhammad Shaleh, Miʾah Qiṣṣah Wa Qiṣṣah
TahkῙga Liṭiflik Qabl Al-Naum, (Al- Bayṭᾱrᾱ: Dᾱr Maʽrifah, 2015), h. 40.
72
peneliti menerjemahkan dengan bentuk singular yaitu kebun.
Karena sebelumnya terdapat kata إحدىل yang mempunyai arti
salah satu. Selain itu, agar kalimat tersebut efektif dan tidak
menghambur kata. Maka frasa tersebut tepat diartikan dengan
„di salah satu kebun‟.
Teknik yang digunakan dalam menerjemahkan kalimat di
atas adalah hadzf (membuang). Peneliti membuang frasa ييحكي
.‟yang mempunyai arti „diceritakan bahwa sesungguhnya أىنوي
Karna biasanya dalam cerita anak-anak diawali dengan kalimat
„pada zaman dahulu‟ atau „dahulu kala‟. Pada kalimat di atas
peneliti mengawali dengan frasa „dahulu kala‟ dan tidak
menerjemahkan frasa ييحكي أىنوي yang terletak diawal kalimat.
Teks kesebelas dari kisah رىةي اىلفرىاشىةي الصغيػ
(Kupu-kupu Cilik)
Teks Sumber (TSu):
رىةي أىنػهىا سىتىبتىعدي عىن الىم تػىتىخىيل الفرىاشىةي الصغيػ ذه المىسىافىة مىنزلهى 39.ىىTeks Sasaran (TSa):
Kupu-kupu cilik tak pernah membayangkan akan pergi jauh
jaraknya dari sarangnya.
Analisis:
39
Muhammad Abdullah Muhammad Shaleh, Miʾah Qiṣṣah Wa Qiṣṣah
TahkῙga Liṭiflik Qabl Al-Naum, (Al- Bayṭᾱrᾱ: Dᾱr Maʽrifah, 2015), h. 45.
73
Frasa di atas terdiri dari:
ا مىنزؿ ىىDia (maskulin) Tempat
tinggal40
Peneliti menerjemahkan frasa tersebut dengan „sarangnya‟.
Jika diterjemahkan apa adanya dengan kalimat „tempat
tinggalnya‟ akan terasa kurang komunikatif dibaca oleh
pembaca. Karena menerjemahkan perlu memperhatikan
konteks budaya yang diterjemahkan. Di Indonesia frasa
„tempat tinggal‟ biasanya untuk seorang manusia. Namun,
dalam konteks ini subjeknya yaitu binatang kupu-kupu dan
tempat tinggal untuk kupu-kupu biasanya dinamakan „sarang‟.
Kemudian peneliti menerjemahkan partikel ا ‟dengan „nya ىى
karena biasanya ketika partikel bersanding dengan kata lain
diartikan dengan „nya‟ yaitu sudut pandang ketiga yang
kembali kepada kata رىةي .الفرىاشىةي الصغيػ
Teknik yang digunakan dalam menerjemahkan kalimat
tersebut adalah mengedepankan dan mengakhirkan. Dalam
susunan kalimat bahasa Indonesia biasanya didahului dengan
subjek. Beda halnya dengan susunan kalimat bahasa Arab yang
didahului oleh predikat. Maka dalam BSa peneliti memulai
dengan kata kupu-kupu cilik sebagai subjeknya. Dan
terjemahan komunikatifnya yaitu:
40
Al-Maany Daring
74
“Kupu-kupu cilik tak pernah membayangkan akan pergi
jauh jaraknya dari sarangnya”
Teks keduabelas dari kisah رىةي اىلفرىاشىةي الصغيػ
(Kupu-kupu Cilik)
Teks Sumber (TSu):
41.ضىحكىاتي الريػقىة تػىعىالىت Teks Sasaran (TSa):
Ia meremehkan dengan tertawa sinis.
Analisis:
Frasa di atas terdiri dari kata:
ضىحكىاتي الريػقىة Air ludah
42 Tertawa
Frasa tersebut merupakan frasa idhafy. Peneliti
menerjemahkan dengan frasa „tertawa sinis‟. Kata الريػقىة yang
diartikan „air ludah‟ merupakan isyarat perlakuan. Peneliti
mengganti dengan kata „sinis‟ karena sinis dalam KBBI yaitu
bersifat mengejek atau memandang rendah. Maka konteks
yang dimaksud disini adalah ia menertawakan temannya
41
Muhammad Abdullah Muhammad Shaleh, Miʾah Qiṣṣah Wa Qiṣṣah
TahkῙga Liṭiflik Qabl Al-Naum, (Al- Bayṭᾱrᾱ: Dᾱr Maʽrifah, 2015), h. 45. 42
Ahmad Zuhdi Muhdar, Kamus Al-Ashri, h. 1003.
75
dengan sinis yang dikuatkan dengan kata sebelumnya yaitu
.‟yang berarti „meremehkan تػىعىالىت 43
Teks ketigabelas dari kisah اىلثػعلىبي كىاللقلىق
(Si Kancil dan Burung Bangau)
Teks Sumber (TSu)
ـ 44.، مىر الثػعلىبي من ىينىاؾفى يػىووـ منى الىيا
Teks Sasaran (TSa):
Pada suatu hari, seekor burung bangau lewat dari arah sana.
Analisis:
Frasa di atas terdiri dari kata:
ـ فى يػىووـ منى الىياHari-hari Dari Hari Pada
Jika diterjemahkan apa adanya frasa tersebut diartikan „di
hari dari hari-hari‟. Namun, peneliti menerjemahkan dengan
frasa „pada suatu hari‟. Jika diartikan apa adanya maka
kalimatnya dianggap tidak komunikatif dan biasanya dalam
suatu cerita dipakai dengan bahasa yang mudah dipahami oleh
anak-anak seperti frasa „di suatu hari‟. ـ ‟diartikan „hari-hari الىيا
karna ia berbentuk jamak namun pada konteks di atas peneliti
menerjemahkan dengan mufrad „hari‟. Dan diawali dengan
43
Ahmad Zuhdi Muhdar, Kamus Al-Ashri, h. 509. 44
Muhammad Abdullah Muhammad Shaleh, Miʾah Qiṣṣah Wa Qiṣṣah
TahkῙga Liṭiflik Qabl Al-Naum, (Al- Bayṭᾱrᾱ: Dᾱr Maʽrifah, 2015), h. 47.
76
suatu karena suatu yaitu hanya satu (untuk menyatakan benda
yang kurang tentu).
Teks keempat belas dari kisah اىلثػعلىبي كىاللقلىق
(Si Kancil dan Burung Bangau)
Teks Sumber (TSu):
45.التالي ميوسم الزرىاعىة كىفى
Teks Sasaran (TSa):
Pada musim panen yang akan datang.
Analisis:
Frasa di atas terdiri dari kata:
ميوسم الزرىاعىة Pertanian,
perkebunan46
Musim
Frasa di atas merupakan frasa idhafy. Peneliti
menerjemahkannya dengan „musim panen‟. Karena biasanya
di Indonesia frasa tersebut dikenal dengan sebutan „musim
panen‟ bukan „musim pertanian‟. Dan panen dalam KBBI
merupakan pemungutan (pemetikan) ladang atau sawah.
Teks kelima belas dari kisah بػىيته من حىجىرو
(Rumah Batu)
45
Muhammad Abdullah Muhammad Shaleh, Miʾah Qiṣṣah Wa Qiṣṣah
TahkῙga Liṭiflik Qabl Al-Naum, (Al- Bayṭᾱrᾱ: Dᾱr Maʽrifah, 2015), h. 48. 46
Ahmad Zuhdi Muhdar, Kamus Al-Ashri, h. 1011.
77
Teks Sumber (TSu):
اىزنا بػىعدى أىياوـ كى 47.أىصبىحى البػىيتي جىTeks Sasaran (TSa):
Setelah beberapa hari, rumah tersebut sudah siap dipakai.
Analisis:
Frasa di atas terdiri dari kata:
بػىعدى أىياوـ Hari-hari Setelah
Frasa di atas merupakan frasa syibhul jumlah karena
diawali dengan huruf jar. Peneliti menerjemahkan dalam BSa
dengan „setelah beberapa hari‟. Karena kata „beberapa‟
merupakan bilangan dari dua tetapi tidak banyak. Kata tersebut
dipakai karena dianggap lebih efektif dibandingkan harus
mengulang kata dua kali. Maka dalam penerjemahan
komunikatif frasa „setelah beberapa hari‟ sangat tepat diartikan
pada konteks di atas.
Teks keenam belas dari kisah اىلدبديكبي كىالىرنىبي
(Beruang dan Kelinci)
Teks Sumber (TSu):
رىةه فىإف للنحلىة بيػ تػيؤذم الىطفىاؿى كىالرجىاؿى كىكيل الناس الذينى يػىقتىربػيوفى منى إبػرىةه كىلية 48.الخى
47
Muhammad Abdullah Muhammad Shaleh, Miʾah Qiṣṣah Wa Qiṣṣah
TahkῙga Liṭiflik Qabl Al-Naum, (Al- Bayṭᾱrᾱ: Dᾱr Maʽrifah, 2015), h. 63.
78
Teks Sasaran (TSa):
Karna lebah mempunyai sengatan keras yang dapat
menyakiti anak-anak, laki-laki dan setiap manusia jika
diusik sarangnya.
Analisis:
Frasa di atas terdiri dari kata:
رىةه بيػ إبػرىةه كىBesar Jarum
49
Jika diterjemahkan apa adanya menjadi „jarum besar‟,
tetapi peneliti menerjemahkannya dengan „sengatan keras‟.
Karena sengatan dalam KBBI merupakan hasil perbuatan
menyengat, sesuatu yang disengat. Sengatan tersebut
menimbulkan rasa sakit ketika sudah disengat oleh binatang
tersebut. Ketika menerjemahkan peneliti memperhatikan
konteks budayanya, biasnya lebah memiliki sengatan yang bisa
menyakiti tubuh kita. Maka penerjemah menerjemahkan
dengan frasa „sengatan keras‟ agar lebih komunikatif dibaca
anak-anak.
Teks pertama dari kisah اىلديكي كىالفىجري
(Ayam Jago dan Sang Fajar)
Teks Sumber (TSu):
50.، فىأىنىا أيكىقظيهيم كيل صىبىاحو لىن يىصبرى أىىلي قػىريىتي عىلىى فرىاقي
48
Muhammad Abdullah Muhammad Shaleh, Miʾah Qiṣṣah Wa Qiṣṣah
TahkῙga Liṭiflik Qabl Al-Naum, (Al- Bayṭᾱrᾱ: Dᾱr Maʽrifah, 2015), h. 92. 49
Ahmad Zuhdi Muhdar, Kamus Al-Ashri, h. 9.
79
Teks Sasaran (TSa):
Mereka tak akan bisa tanpaku, karna aku yang
membangunkannya.
Analisis:
Klausa di atas terdiri dari kata:
لىن يىصبرى أىىلي قػىريىة+م Desa+ku Penduduk Bertahan Tidak akan
عىلىى فرىاؽ+م Perpisahan+ku Atas
Peneliti menerjemahkannya dengan „mereka tak akan bisa
tanpaku‟. Jika diterjemahkan apa adanya menjadi „tidak akan
bertahan penduduk desaku atas perpisahanku‟. Namun, kalimat
tersebut kurang komunikatif dan terlalu kompleks bagi anak-
anak. Karna anak-anak lebih cepat menangkap kalimat yang
mudah bagi mereka dibandingkan dengan kata yang rumit.
Teks kedua dari kisah اىلديكي كىالفىجري
(Ayam Jago dan Sang Fajar)
Teks Sumber (TSu):
؟! - ا اليػىوـ ، فى ىىذى كىيفى طىلىعى الفىجري كىمىا يىطلعي كيل يػىووـ - كىلىكنني كينتي غىائبنا عىن القىريىة! -
50
Muhammad Abdullah Muhammad Shaleh, Miʾah Qiṣṣah Wa Qiṣṣah
TahkῙga Liṭiflik Qabl Al-Naum, (Al- Bayṭᾱrᾱ: Dᾱr Maʽrifah, 2015), h. 29.
80
ريؾى يىة فى القىر - يك غىيػ 51مئىاتي الدTeks Sasran (TSa):
- Bagaimana sang fajar terbit pagi hari ini?
- Seperti biasanya..
- Tetapikan tidak ada aku!
- Memang hanya kamu, ada ratusan ayam jago di desa
ini kali
Analisis:
Klausa di atas terdiri dari kata:
ا يىطلعي كيل يػىووـ كىمىHari Setiap Terbit Sebagaimana
Jika diterjemahkan apa adanya menjadi „sebagaimana
terbit setiap hari‟. Namun, peneliti menerjemahkannya dengan
„seperti biasanya‟. Alasannya, agar mudak dipahami oleh
anak-anak. Dalam konteks tersebut, sang fajar terbit seperti
sebelum-sebelumnya walaupun ayam jago yang biasanya ada
didesanya, saat itu tidak ada. Ia tidak mempengaruhi terbitnya
sang fajar. Maka peneliti menerjemahkannya dengan „seperti
biasanya‟ yang tidak keluar dari pesan yang ingin disampaikan.
Teks ketiga dari kisah اىلديكي كىالفىجري
(Ayam Jago dan Sang Fajar)
Teks Sumber (TSu):
ا يػىعتىقدي كيل مىغريكرو 52.ىىكىذى
51 Muhammad Abdullah Muhammad Shaleh, Miʾah Qiṣṣah Wa Qiṣṣah
TahkῙga Liṭiflik Qabl Al-Naum, (Al- Bayṭᾱrᾱ: Dᾱr Maʽrifah, 2015), h. 30.
81
Teks Sasran (TSa):
Beginilah orang angkuh.
Analisis:
Klausa di atas terdiri dari kata:
ا يػىعتىقدي كيل مىغريكرو ىىكىذىYang angkuh Setiap Berkeyakinan Demikian
Peneliti menerjemahkannya dengan „beginilah orang
angkuh‟. Karena, kalimat tersebut lebih komunikatif untuk
anak-anak dibandingkan diterjemahkan apa adanya. Dalam
konteks tersebut, menceritakan bahwa ayam jago yang angkuh
merasa dirinyalah paling benar. Ia tidak melihat bahwa masih
banyak yang lebih baik dari dirinya.
Teks keempat dari kisah اىلكيتكيوتي المىغريكري
(Anak Ayam yang Angkuh)
Teks Sumber (TSu):
رىةى عىرفػىتني قىدرى نػىفسي لىقىد تىحىديتي كيل الكيبار 53.كىلىكن ىذه النحلىةى الصغيػ
Teks Sasran (TSa):
Yang besar selalu aku tantang tetapi lebah kecil ini tau batas
kemampuanku.
Analisis:
Klausa di atas terdiri dari kata:
52
Muhammad Abdullah Muhammad Shaleh, Miʾah Qiṣṣah Wa Qiṣṣah
TahkῙga Liṭiflik Qabl Al-Naum, (Al- Bayṭᾱrᾱ: Dᾱr Maʽrifah, 2015), h. 30. 53
Muhammad Abdullah Muhammad Shaleh, Miʾah Qiṣṣah Wa Qiṣṣah
TahkῙga Liṭiflik Qabl Al-Naum, (Al- Bayṭᾱrᾱ: Dᾱr Maʽrifah, 2015), h. 32.
82
ؿ قىد تىحىدم+تي كيل الكيبار Yang besar Setiap Aku
menantang
sesungguhnya Lam
taukid
Peneliti menerjemahkannya dengan klausa „yang besar
selalu aku tantang‟. Peneliti mengedepankan ajektiva dalam
klausa tersebut. Agar anak-anak mudah memahaminya. Karna,
jika diterjemahkan „sesungguhnya aku menantang setiap yang
besar‟ akan terasa sulit bagi anak-anak. Maka, peneliti
menerjemahnya dengan „yang besar selalu aku tantang‟.
Teks kelima dari kisah ائعي اىلقطةي الذكيةي كىالثػعلىبي الجى
(Kucing Cerdas dan Serigala Rakus)
Teks Sumber (TSu):
ا الوىقت الصعب فىإف بػىعضى الشيء يىكيوفي أىفضىلي من لى لىكن فى مثل ىىذى 54.شىيءى
Teks Sasran (TSa):
Saat kesulitan seperti ini sangat berharga daripada tidak
sama sekali.
Analisis:
Peneliti menerjemahkan klausa tersebut dengan „saat
kesulitan seperti ini sangat berharga daripada tidak sama
sekali‟. Karna jika diterjemahkan apa adanya kata-kata yang
digunakan terlalu banyak dan akan sulit untuk anak-anak
54
Muhammad Abdullah Muhammad Shaleh, Miʾah Qiṣṣah Wa Qiṣṣah
TahkῙga Liṭiflik Qabl Al-Naum, (Al- Bayṭᾱrᾱ: Dᾱr Maʽrifah, 2015), h. 33.
83
memahaminya. Biasanya dalam suatu cerita dongeng ataupun
cerpen, kalimat yang digunakan bebas asal tidak keluar dari
pesan yang ingin disampaikan.
Teks keenam dari kisah ائعي اىلقطةي الذكيةي كىالثػعلىبي الجى
(Kucing Cerdas dan Serigala Rakus)
Teks Sumber (TSu):
ةه عيدى . كىتػىعلىمي مىا تػىفعىلي كىىيى سى
Teks Sasaran (TSa):
Terjemahan Peneliti
Terjemahan Harfiah Terjemahan Komunikatif
Dan ia bahagia dan
mengetahui apa yang ia
kerjakan
Dia bahagia karna idenya
Peneliti menerjemahkan klausa tersebut dengan „dia
bahagia karna idenya‟. Ketika diterjemahkan ke dalam
penerjemahan komunikatif susunan kata menjadi lebih sedikit
dan singkat. Agar lebih mudah dipahami oleh pembaca
terutama anak-anak. kalimat yang singkat, padat dan jelas akan
lebih cepat ditangkap pesannya oleh pembaca.
Teks ketujuh dari kisah ثي اىلسمىكىاتي الثلى
(Tiga Ikan)
Teks Sumber (TSu):
84
اء إلىى أىف نىصلى إلىى نىا أىف نػىغيوصى فى المى رىة عىلىيػ لىيسى أىمىامينىا إل قىاعى البىحيػ 55 .القىاع
Teks Sasaran (TSa):
Tidak ada pilihan untuk kita selain menyelam kedasar danau.
Analisis:
Jika diterjemahkan apa adanya menjadi „Bukanlah di
depan kita kecuali dasar danau bagi kita untuk menyelam di air
hingga sampai ke dasar‟. Namun, peneliti menerjemahkan
klausa tersebut dengan „Tidak ada pilihan untuk kita selain
menyelam kedasar danau‟. Karena, kalimat dalam BSu terlalu
rumit untuk pembaca dalam memahami pesan yang dimaksud.
Maka, peneliti menerejamhkan dengan kalimat yang mudah
dipahami untuk anak-anak dan dewasa.
Teks kedelapan dari kisah بػىيته من حىجىرو
(Rumah Batu)
Teks Sumber (TSu):
أى 56أىخىذى يػىرصيفي بػىعضيهىا فػىوؽى بػىعضو الىرنىبي بنػىقل الحجىارىة الصلبىة كى بىدى
Teks Sasaran (TSa):
Si kelinci mulai memindahkan batu keras dan menyusunnya
secara tersusun.
Analisis:
55
Muhammad Abdullah Muhammad Shaleh, Miʾah Qiṣṣah Wa Qiṣṣah
TahkῙga Liṭiflik Qabl Al-Naum, (Al- Bayṭᾱrᾱ: Dᾱr Maʽrifah, 2015), h. 44. 56
Muhammad Abdullah Muhammad Shaleh, Miʾah Qiṣṣah Wa Qiṣṣah
TahkῙga Liṭiflik Qabl Al-Naum, (Al- Bayṭᾱrᾱ: Dᾱr Maʽrifah, 2015), h. 63.
85
Peneliti menerjemahkan klausa ا فػىوؽى أىخىذى يػىرصيفي بػىعضيهى
dengan „menyusunnya secara tersusun‟. Jika diartikan apa بػىعضو
adanya menjadi „mengambil menjajarkan sebagiannya di atas
sebagian‟. Agar mudah dipahami oleh pembaca dan pesan
yang dimaksud tersampaikan dengan kalimat yang komunikatif.
86
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Proses penerjemahan komunikatif dilakukan
dengan beberapa hal yaitu; pertama, menentukan objek
pilihan kitab Miʾah Qiṣṣah Wa Qiṣṣah TahkῙha Liṭiflik
Qabl Al-Naum karya Muhammad Abdullah. Kedua
menentukan data-data yang peneliti analisis sendiri dan
mengklasifikasikannya ke dalam kata, frasa dan klausa.
Ketiga, menerjemahkan dan memadankannya sesuai
dengan konteks yang dimaksud. Keempat, memahami dan
mengevaluasi ketepatan makna yang dipadankan ke dalam
Bahasa Sumber (BSa).
Teknik yang digunakan dalam menerjemahkan
kitab ini menggunakan teknik penerjemahan komunikatif.
Adapun teknik-teknik penerjemahan yang digunakan
diantaranya; teknik menambahkan (ziyadah), teknik
pengurangan (hadzf), teknik deskripsi, teknik
mengedepankan dan mengakhirkan (taqdīm dan ta’khīr),
teknik mengganti (tabdīl) dan teknik literal. Berdasarkan
87
penelitian ini, teknik penerjemahan komunikatif berterima
digunakan dalam menerjemahkan kitab Miʾah Qiṣṣah Wa
Qiṣṣah TahkῙha Liṭiflik Qabl Al-Naum. Peneliti
menemukan 31 data dengan metode penerjemahan
komunikatif yang terbagi menjadi tiga kategori, kategori
kata 7 data, kategori frasa 16 data dan kategori klausa 8
data.
Teknik yang banyak digunakan dalam penelitian
ini yaitu teknik hadzf dan juga teknik tabdil. Teknik tabdīl
hampir digunakan ketika menerjemahkan setiap frasa agar
menghasilkan terjemahan yang tepat. Sama halnya
peneliti juga dituntut untuk mengurangi tatanan kata dari
bahasa sumber menjadi bahasa sasaran. Keduanya saling
berkaitan memadankan kalimat yang mudah diterima
tanpa mengurangi maksud dari teks sumber.
B. Rekomendasi
Penelitian ini belum dapat dikatakan sempurna,
karna tidak semua unsur bahasa yang diteliti dalam
penelitian ini. Maka diperlukan penelitian selanjutnya
dalam hal penerjemahan komunikatif seperti dari segi
88
majas. Terlebih mengembangkannya untuk dicetak
menjadi sebuah produk terjemahan buku yang diakui oleh
lembaga dengan menerjemahkan semua cerita yang ada di
dalam kitab Miʾah Qiṣṣah Wa Qiṣṣah TahkῙha Liṭiflik
Qabl Al-Naum karya Muhammad Abdullah ini. Oleh
karena itu, diharapkan teman-teman mahasiswa tarjamah
khususnya dan para pembaca umumnya untuk
menghadirkan terjemahan-terjemahan buku cerita anak
yang layak dan beredukasi tinggi.
88
DAFTAR PUSTAKA
BUKU
Al-Farisi, M. Zaka. Pedoman Penerjemahan Arab-
Indonesia, Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2014.
Al-Mutarjim, Abu Ahmad. Terjemah Mulakhos. Jakarta:
Terjemah Mulakhos Word Press, 2007.
Anderman, Gunilla dan Rogers, Margaret. Word, Text,
Translation Liber Amicorum For Peter
Newmark. Sydney: Multilingual Matters, 1999.
Ardi, Havid. Pengantar Penerjemahan. Introduction to
Translation. Padang: Sukabina Press, 2015.
Asrori, Imam. Sintaksis Bahasa Arab Frasa-Klausa-
Kalimat. Malang: Misykat, 2004.
Badudu, J. S. Kamus Kata-kata Serapan Asing dalam
Bahasa Indonesia. Palmerah: PT Kompas
Media Nusantara, 2003.
Baldick, Chris. The consise Oxford Dictionary Of
Literary Term. New York: Oxford University
Press, 2001.
Baker, Mona dan Saldanha, Gabriela. Routledge
Encyclopedia Of Translation Studies 2nd
edition. London: Taylor & Francis Ltd, 2009.
Catford, J. C. A Linguistic Theory of Translation.
London: Oxford University Press, 1978.
89
Cuddon, J. A. A Dictionary Term and Literary Theory.
West Sussex: John Wiley & Sons Ltd, 2013), h.
264.
Emzir. Teori dan Pengajaran Penerjemahan. Jakarta:
Rajawali Pers, 2015.
Effendi, Rachmat. Cara Mudah Menulis dan
Menerjemahkan. Jakarta: Yayasan Bina
Edukasi et Studia Jakrta, 2008.
Hasanain, Dirᾷsat fi ᾿Ilm al-Lughah al-Washfy wa at-
Tarîkhy wa-Muqaran. Riyadh: Darul Ulum Li
Thiba’ah wa an-Nasyr, 1984.
Hidayatullah, Moh. Syarif. Seluk-Beluk Penerjemahan
Arab-Indonesia Kontempores. Ciputat: UIN
Press, 2014.
Kridalaksana, Harimurti. Kamus Linguistik Edisi Empat.
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2009.
Machali, Rochayah. Pedoman Umum Bagi Penerjemah.
Jakarta: PT Grasindo, 2000.
Mahsun. Metode Penelitian Bahasa. Depok: Raja
Grafindo, 2012.
Masnur Hamzah, Muhammad. Arab-Indonesia-Inggris
Qomusika Kamus Klasik Kontemporer. Kairo:
Madina, 2012.
Matsna, Kajian Semantik Arab Klasik dan Kontemporer.
Jakarta: Prenada Media Grup, 2016.
90
Muhammad Shaleh, Muhammad Abdullah. Miʾah
Qiṣṣah Wa Qiṣṣah TahkῙga Liṭiflik Qabl Al-
Naum. Al- Bayṭᾱrᾱ: Dᾱr Maʽrifah, 2015.
Muzakki, Akhmad. Kesusastraan Arab Teori dan
Terapan, Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2006.
Nababan, Rudolf. Teori Menerjemahkan Bahasa Inggris,
Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008.
Newmark, Peter. A Textbook Of Translation. New York
London: Shanghai Foreign Language Education
Press, 1988.
Nurgiyantoro, Burhan. Sastra Anak Pengantar
Pemahaman Dunia Anak. Yogyakarta: Gadjah
Mada University Press, 2016
Nurgiyantoro, Burhan. Teori Pengkajian Fiksi.
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press,
2015.
Oittinen, Ritta. Translation For Children. New York:
Grand Publishing, 2000.
Sayogie, Frans. Penerjemahan Bahasa Inggris Ke
Dalam Bahasa Indoneisa. Jakarta: Lembaga
Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,
2008.
Suryawinata, Zuchridin & Hariyanto, Sugeng.
Translation Bahasa Teori & Penuntun Praktis
Menerjemahkan. Yogyakarta: Kanisius, 2003.
91
Syarif Hidayatullah, Moh. Tarjim al-Ᾰn Cara Mudah
Menerjemahkan Arab-Indonesia. Pamulang
Barat: Dikara, 2010.
Toha Serumpaet, Riris K. Pedoman Penelitian Sastra
Anak. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia,
2010.
Warson Munawwir, Ahmad. Kamus Al-Munawwir Arab-
Indonesi. Surabaya: Pustaka Progressif, 1997.
Yusuf, A. Muri. Metode Penelitian Kuantitatif,
Kualitatif & Penelitian Gabungan. Jakarta:
Prenadamedia Group, 2014.
Yusuf, J. R. Metode Penelitian Kualitatif Jenis,
Karateristik dan Keunggulannya. Jakarta: PT
Gramedia Widiasarana Indonesia, 2010.
REFERENSI INTERNET
Diakses pada tanggal 26 Maret 2019 pada pukul 19.01
WIB pada
laman :http://teacher.scholastic.com/reading/bestpractice
s/comprehension/genrechart.pdf, h. 144.
Diakses pada tanggal 20 Oktober 2019 pada pukul 12.45 WIB pada
laman https://journal.ugm.ac.id/db/article/view/49627/25561
KBBI Daring
Cambridege Learner’s Dictionary Online
TESIS
Havid Ardi, Analisis Teknik Penerjemahan dan Kualitas
Terjemahan Buku “Asal Usul Elite
92
Minangkabau Modern:Respons Terhadap
Kolonial Belanda Abad Ke XIX/XX”, Tesis
Program Studi Linguistik Universitas Sebelas
Maret Surakarta, h. 29.
JURNAL
Puryanto, Edi. Teks Sastra Sebagai Konsumsi Anak Di
Sekolah. Aceh: Balai Bahasa Aceh Kementrian
dan Kebudayaan, 2012. Vol. 2, No. 1.
Fitriana, Irta. Penerjemahan Karya Sastra Anak.
Jombang: Diglossia, 2013. Vol. 4, No. 2.
Budiman, Rahmat. Penerjemahan Karya Sastra In
Penerjemahan Cerita Fabel. Jakarta:
Universitas Terbuka, 2014. PP. 1 -48. ISBN
9789790116184.
Mandarani, Vidya. Pembelajaran Sastra Anak Melalui
Pemahaman Cerita Fabel. Sidoarjo: Fakultas
Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas
Muhammadiyah, 2015. 24 Oktober 2015 ISBN
978-602-70216-1-7.
Fitriyani. Penerjemahan Sastra Anak. Jombang:
Diglossia Jurnal Kajian Ilmiah Kebahasaan dan
Kesusastraan, 2013. Vol 4. No 2.
93
LAMPIRAN - LAMPIRAN
94
يك والفجر الد
قظ حمدا باكرا، فأمسك ديكو الحمر، وربط ساق يو جيدا، ثم است ي لة، ومضى إلى المدي نة.. ألقاه فى الس
لة، ي نتظر وقف من يشتريو فى يك أمامو فى الس سوق المدي نة، والدو بيديو، ثم من يشتريو.. وكلما مر بو رجل فحص الديك بناظريو، وجس
قف مع حمدان، وي نصرف مبتع دا..يساوم فى الثمن، فل ي ت قال الديك فى ن فسو:
عني ياحمدان - !إذا ستبي ر.. لة، يحاول الخروج، ف لم ي قد وتململ فى الس
قال غاضبا.. ؟! - ها إل السر كيف يمدحون المدي نة ولم أجد في
والحرية، ف قال: وتذكر القرية ا أوقظهم كل صباح لن يصبر أىل ق ريتي على فراقي، فأن -
حمدان، فسلم عليو و أق بل رجل من ق رية وقال:
ماذا ت عمل ىنا؟ -يك - أريد أن أبيع ىذا الد أشتريو أنا - اشت رى الرجل، ديك حمدان، وعاد بو إلى القرية.. -
قال الديك مسرورا
95
نما دخل - كنت أعرف أن القرية ست رجعني، لطلع لها الفجر. وحي يك عجبا ..الرجل القرية، دىش الد
قظ الناس، وطلع الفجر! يك دجاجة فى الطريق: لقد است ي سأل الد كيف طلع الفجر، فى ىذا الي وم؟! - كما يطلع كل ي وم - ولكنني كنت غائبا عن القرية! -يك - رك.فى القرية مئات الد غي
يك خجل: قال الد كنت أعتقد أنو ل ي وجد غيري -
جاجة: قالت الد ىكذا ي عتقد كل مغرور -
وفى آخر الليل، خرج ديك حمدان، وأصغى منصتا فسمع صياح ي وك، ي ت عالى م ق بجناحيو، ومد عن قو، وصاح عاليا، الد ن كل الرجاء فصف
ي وك.. وب زع الفجر الجميل.. فاتحد صوتة بأصوات الد
Ayam Jago dan Sang Fajar
Pagi hari Hamdan bangun dan membawa Ayam Jagonya.
Lalu ia mengikat kakinya dan meletakan di dalam kiso kemudian
ia pergi menuju kota…
Iapun berhenti di Pasar Kota dan si ayam jago di dalam
kiso ia letakan di depannya sambil menunggu si pembeli.. setiap
laki-laki yang lewat dihadapannya melihat-lihat ayam jago
tersebut dan memeriksa dengan kedua tangannya sambil tawar-
menawar harga namun tidak ada yang sesuai. Kemudian iapun
pergi menjauh..
Ayam Jago menggerutu dalam hatinya:
96
- Jadi kau akan menjualku ya Hamdan!?
Iapun resah di dalam kiso dan berusaha keluar namun tidak bisa
Dengan sangat marah, ia berkata:
- Bagaimana mereka akan memajukan kotanya sedangkan
aku tidak ada di dalamnya karna ditawan?
Iapun mengingat-ingat desa dan kebebasannya:
- Mereka tak akan bisa tanpaku, karna aku yang
membangunkannya
Seorang pemuda dari desa Hamdan datang menghampiri dan
menyapanya:
- Sedang apa kau disini?
- Aku ingin menjual ayam jagoku
- Ya sudah aku beli saja..
Dengan bahagianya ia berkata:
- Akhirnya akupun kembali ke desa, aku akan menunjukan
sang fajar untuknya
Ketika pemuda tersebut menapaki desanya, ayam jagopun
tercengang kaget karna orang-orang sudah terbangun dan sang
fajar telah terbit, di perjalanan ia bertanya kepada ayam betina:
- Bagaimana sang fajar terbit pagi hari ini?
- Seperti biasanya..
- Tetapikan tidak ada aku!
- Memang hanya kamu, ada ratusan ayam jago di desa ini
kali
Lalu ia berkata dengan malu-malu:
- Aku yakin tidak ada selain aku!
Ayam Betinapun berkata:
- Beginilah orang angkuh
97
Ketika matahari mulai terbit, ayam jago Hamdan keluar
memperhatikan panggung lalu mendengar kokokan ayam-ayam.
Kokokan tersebut meninggi hingga ke penjuru langit, lalu
mengibas-ibas kedua sayapnya dan memanjangkan lehernya...
Ayam Jagopun berkokok dengan panjang dan maka bersatulah
dengan kokokan ayam lainnya.
الكتكوت المغرور ، رغم صغر سنة ي عاكس إخواتو، ول يطيق صو صو كتكوت شقي
يو الحي وانات وج وحده، حتى ل ت ؤذ الب قاء فى المنزل وأمو تحذره من الخر رة. والطي ور الكبي
و وخرج من المنزل وحده، وقال فى ن فسو: غافل صو صو أم أنا صحيح وضعيف - ولكني سأث بت لمي أني شجاع وجرئ. -
ت رق بت ها قابل الكتكوت فى طريقو الوزة، ف وقف أمامها ثابتا فمد : كاك كاك وقالت
قال لها: أنا ل أخافك .. وسار فى طريقو. -
وقابل صو صو ب عد ذالك الكلب، ووقف أمامو ثبتا كذالك فمد الكلب رأسو، ون بح بصوت عال: ىو.. ىو..
الت فت إليو الكتكوت وقال : أنا ل أخافك. -
سار صوصو حتى قابل الحمار.. وقال لو:ولكني كما ت رى ل أخافك! ف ن هق صحيح أنك أكب ر من الكلب -
الحمار: ىاء.. ىاء..! وت وانصرف.وت رك الكتك
98
، ف ناده بأعلى صوتو وقال:عد ذالك الجمل ثم قابل ب أنت أي ها الجمل أكب ر من الوزة والكلب والحمار، ولكني ل -
أخافك.وشجاعتو، فكل الطي ور سار كتكوت مسرورا، ف ر حان بجرأتو
والحي وانات التي قاب لها انصرفت عنو ولم ت ؤذ، ف لعلها خافت جرأتو. ومر على ب يت النحل..
رة، ولسعتو بإب رتها فى فدخلو ثابتا مطمئنا، وىزمت عليو نحلة صغي رأسو.
فجرى مسرعا وىي تلحقو، حتى دخل المنزل، وأغلق الباب على ن فسو.
قالت أم صوصو لو: رة قد أف زعتك. - لبد أن الحي وانات الكبي
ث: ف قال وىو ي له يت - رة عرف تني قد كل الكبار ولكن ىذه النحلة لقد تحد ر الصغي
ن فسي.Anak Ayam yang Sombong
Anak ayam yang bernasib malang. Meskipun umurnya masih
kecil ia sudah membantah saudaranya dan membuat masalah
dirumah. Ibunya sangat khawatir jika ia berpergian sendiri agar ia
tidak disakiti para binatang dan burung raksasa.
Anak ayam yang malang mengabaikan nasihat ibunya. Iapun
keluar dari kandangnya sendirian. Ia bertekad dalam hatinya:
- Benar aku masih kecil dan lemah tetapi aku akan
membuktikan kepada ibu, aku anak berani dan gagah
99
Diperjalanan ia bertemu angsa raksaksa, iapun berhenti tepat
dihadapannya
Seketika lehernya memanjang dan berkata:
- Kaaka..kaaka
Ia menjawab:
- Aku tidak takut kamu!
Lalu iapun berjalan kembali.
Setelah itu ia bertemu seekor anjing dan berhenti tepat
dihadapannya, anjing itu mengangkat kepalanya dan
menggonggong:
- Guk..guk..
Ia menoleh dan menjawab:
- Aku tidak takut kamu!
Ia melanjutkan perjalananya lalu bertemu kembali dengan seekor
keledai .. seketika ia berkata:
- Memang kamu lebih besar dari anjing tetapi aku tidak
takut!
Keledaipun tertawa:
- Haa..haa
Ia pergi dan mengabaikannya
Selanjutnya ia bertemu dengan seekor unta. Ia memanggilnya
dengan suara tinggi dan berkata:
- Hai unta raksaksa.. aku tidak takut padamu!
Dengan bahagiannya ia berjalan penuh kegegahan dan keberanian.
Anehnya, setiap unggas dan binatang yang bertemu dengannya
mereka pergi dan tidak ada yang menyakitinya.
100
Iapun melewati sarang lebah dan masuk dengan tenang. Tiba-tiba
ia mendengar dengingan yang mengganggu. Lebah kecilpun
menyerang dan menyengat kepalanya.
Ia lari terbirit-birit dan sang ibu mengikutinya hingga masuk
rumah dan mengurung diri.
Sang lebah berkata kepadanya:
- Seharusnya binatang besar harus menakutimu
Lalu ia menjawab:
Yang besar selalu aku tantang tetapi lebah kecil ini tau batas
kemampuanku
القطة الذكية والث علب الجائع لة مقمرة، كان الث علب الجائع يطوف خلسة حول ب يت فى فى لي
رة را.. وب عد طول معاناة، قاب لتو ىرة صغي مزرعة بحثا عن فريسة.. وأخي ف قالها:
لكن فى مثل ىذا الوقت لست وجبة مشبعة لمخلوق جائع مثلي.. -يء يكون أفضل م الصعب فإن ب عض ن ل شيء وت هيأ الث علب الش
نقضاض على الهرة. لل ف ناشدتو قائلة:
ا أعلم جيدا أين كل أرجوك.. ل تأكلني .. وإن كنت جائعا، فأن -ح أن يخبئ قط يمك ع الجبن.. ف ت عال معي، وست رى ن للفل
بن فسك.
101
نما تخيل رة.. وسال لعابو حي ع قط صدق الث علب ماق لتو الهرة الصغي الجبن وىو ي لتهمها.
قة ذات ر عمي ف قادتو الهرة إلى فناء المزرعة حيث ي وجد ىناك بئ دلوين
ثم قال لو: الجبن ع قط والن، انظر ىنا، وست رى فى السفل -
ق الث علب الجائع داخل البئر، ورأى عكسة على حد صورة القمر من الماء.
را وازدأد شوقا لكلها. فظن أن ها قطعة من الجبن.. فرح كثي لو الذي فى العلى، وجلست فيو وقالت للث علب: ق فزت الهرة إلى الد
ورت الهرة الجبن.. ود ة ع قط طريق إلى السفل .. إلى ىذا ىو ال -لو نحو السفل إلى الماء وىبطت إلى بكرة ال حبل، ون زلت بالد
ق فزت إلى السفل ق بل الث علب، وىي سعيدة وت علم ما ت فعل، ثم لو وت علقت بالحبل خارج الد
ناداىا الث علب قائل: الجبن إلى العلى ة ع قط أل تستطيعين حمل -
أجابت الهرة:ا.. ول يمكنني حملها إلى ال - لة جد ، فإن ها ثقي على.. لذا كل
عليك أن تأتي إلى ىنا فى السفل.لو الذي جلس فيو قتو، فإن الد ولن الث علب أث قل وزنا من رفي
و الهرة الث علب ىبط إلى السفل وغمره الماء فى الوقت الذي صعدت في رة إلى العلى، وأف لتت من فكي الث علب بذكائها. الصغي
102
Kucing Cerdas dan Serigala Rakus
Pada malam purnama, terdapat serigala yang keliling kebun
mencari mangsa.. akhirnya setelah lama mencari-cari ia
menemukan seekor kucing kecil.
Namun ia berkata kepadanya:
- Aku bukan makanan yang mengeyangkan buat yang lapar
sepertimu..
Saat kesulitan seperti ini sangat berharga daripada tidak sama
sekali. Lalu ia bersiap-siap untuk menyerang sang kucing tersebut.
Iapun memberikan sedikit ide:
- Aku mohon.. jangan makan aku.. jika kau lapar, aku tau
dimana si petani menyembunyikan potongan keju.. ayo
sini kamu lihat sendiri
Sang serigala percaya dengan perkataan kucing.. seketika air
liurnya menetes karna tergiur membayangkan potongan keju
yang dimakan.
Sang kucingpun mengarahkan ia ke pekarangan kebun. Disana
terdapat sumur dangkal yang terdapat dua ember.
Lalu ia berkata:
- Sekarang lihatlah sini.. kamu lihat ke bawah potongan
keju itu
Serigala rakus memandang kedalaman sumur dan melihat
bayangan bulan purnama di permukaan air.
Ia kira itu potongan keju.. ia amat bahagia dan ingin sekali
memakannya.
Lalu si kucing melompat ke ember yang atas. Ia duduk dan
berkata kepada serigala:
- Inilah caranya untuk ke bawah.. meraih potongan keju..
103
Iapun menarik tali katrol dan turun dengan ember menuju
permukaan air. Ia turun sebelum sang serigala turun. Ia bahagia
karna idenya.. kemudian ia melompat keluar ember dan
bergelantungan ditali.
Serigala memanggilnya dan berkata:
- Bisakah kau membawa potongan keju tersebut ke atas?
Ia menjawab:
- Tidak bisa, karna berat sekali.. aku tidak mungkin
membawanya ke atas.. makanya kamu ke bawah saja
Karna berat badan serigala lebih besar dibandingkan kucing..
iapun tenggelam karna menduduki ember didalamnya. Seketika
itu sang kucing kecilpun melompat ke atas dan melepaskan tali
serigala dengan kecerdasannya.
رة الحمراء وحبات القمح جاجة الصغي الدرة حمراء تعيش يحكي أنو فى قديم الزمان كان ىناك دجاجة صغي
مع ب عض الحي وانات فى إحدى المزارع..ر ف وجدت حبات من القمح أخذت ها. جاجة تسي وذات ي وم كانت الد
وذىبت بها إلى المزرعة وقالت للحي وانات: فى زرع حبات القمح ىذه؟؟ من منكم يريد مساعدتي -
جاجة: ها الجميع ورفضوا مساعدت ها, قالت الد ضحك من حسنا سوف أزرعها وحدى. -
جاجة وأخذت حبات القمح، وكانت تذىب إلى الحقل قامت الد زرع حتى حان حصاده.وت عتني بال
104
وب عد أن كب ر الزرع قالت للحي وانات: من منكم يريد مساعدتي فى حصاد القمح؟ -
القمح بن فسها. ت ي وانات مساعدت ها فحص رفضت الح ثم قالت:
د أن يساعدني فى حمل القمح إلى الطاحونة لكي من منكم يري -قا؟؟ يصبح دقي
رة جاجة الصغي ولكن الحي وانات كلها رفضت مساعدت ها ف قالت الد الحمراء:
بو إلى الطاحونة. أنا سأحملها وحدى.. ثم حملتو وذىبت -وب عد ذالك طلبت من الحي وانات أن يساعدوىا فى حملو إلى
ت ها. ا عد هم مس الخبازولكن رة وطرية زه أرغفة كبي فحملت وذىبت بو إلى الخباز ف عجنو خب
رة الحمراء بالخبز إلى المزرعة ثم وق فت جاجة الصغي وشهية. فذىبت الد وقالت للحي وانات:
من منكم يريد مساعدتي فى أكل الخبز؟؟ف تسارعت الحي وانات -ها إلي
لوا:وكلهم قاعا - ن ود مساعدتك. نحن جمي
جاجة رفضت وقالت: ولكن الدز غيري ولن - الن تريدون مساعدتي ل. ل..ل لن يأكل الخب
يساعدني أحد فى أكلو.. .فمن جد وجد.. ومن زرع حصد
105
Ayam Ciak Merah dan Biji Gandum
Dahulu kala terdapat ayam ciak berwarna merah hidup bersama
binatang lain di salah satu kebun.
Suatu hari ayam tersebut berjalan dan menemukan biji gandum.
Ia ambil dan pergi ke kebun. Iapun berkata pada hewan lainnya:
- Siapa yang ingin membantuku menanam biji gandum ini?
Mereka tertawa sinis dan menolak ajakannya. Iapun pergi
melanjutkan ke kebun sambil memperhatikan tumbuhan hingga
panen.
Setelah tumbuhan itu besar, ia berkata pada hewan lainnya:
- Siapa yang ingin membantuku memanen tumbuhan ini?
Mereka menolak dan ia berkata:
- Oke.. aku akan menanam sendiri
Iapun mengajak kembali:
- Siapa yang ingin membantuku membawakan biji gandum
ke penggilingan agar ia menjadi lembut?
Lagi-lagi mereka menolak. Iapun berkata:
- Yasudah aku bawa sendiri saja..
Setelah iu, ia pergi membawanya ke penggilingan.
Si Ayampun meminta bantuan kembali untuk membawakannya
ke tukang roti, lagi-lagi mereka menolak sejumlah gandum itu.
Lalu ia pergi ke tukang roti dan diadonilah roti itu lembut sesuai
selera.
Ayam ciak berwarna merah itu pergi membawa roti ke kebun
dan berkata:
- Siapa yang ingin membantuku untuk memakan roti ini?
106
Mereka bergegas dan berkata:
- Kami semua akan membantumu
Si Ayampun menjawab:
- Sekarang saja kalian ingin membantuku.. tidak.. tidak..
tidak.. tidak ada yang boleh makan roti ini kecuali aku..
dan tidak ada satupun yang boleh membantuku
menghabiskannya
“Siapa Yang Sungguh-Sungguh Pasti Ia Mendapatkannya.. Dan
Siapa Yang Menanam Pasti Ia Menuai”.
مكات الثلث السرة ومعها ثلث سمكات فى رات كانت ىناك سمكة كبي إحدى البحي
رات، أطلت إحداىن من تحت الماء برأسها وصعدت عاليا.. صغي ها واب ت علها رأت ها الطي ور المحلقة ف وق الماء فاختطفها واحد من
ى بها. وت غذ لم ي بق مع الم إل سمكتان.. قالت إحدىما:
أين نذىب ياأختي. - قالت الخرى:
نا أن ن غوص فى الماء إلى أن نصل مامنا إل قاع ليس أ - رة علي البحي ى القاع.إل
107
رة، وفى الطريق إلى القاع وجدتا مكتان إلى القاع البحي وغاصت السرة إلى إحدى مك الكبير المفترس، أسرعت سمكة كبي أسربا من الس
رت ين فالت هم ت مكت ين الصغي مكة الباقية.الس ها وف رت الس ها واب ت لعت رة وفى أسفلها، فى أعلىا دىا فى أعلى البحي إن الخطر ي هدمك ر الس مك الكبي ت لتهمها الطي ور المحلقة، وفى أسفلها يأكل الس
ر .الصغي فأين تذىب؟ ول حياة لها إل فى الماء.. فيو ولدت وبو نشأت.
أسرعت إلى أمها خائفة مذعورة وقالت لها:ر، وإذا غصت اب ت لع - ني ماذا أف عل ياأمي إذا صعدت اختطفني الطي
ر. مك الكبي الس قالت الم:
ر المور الوسط". - يااب نتي إذا أردت نصيحتي "فخي
Tiga Ikan
Di suatu danau terdapat ikan besar dan tiga ikan kecil lainnya.
Salah satu dari mereka menyuruh melompat tinggi dari bawah..
Saat itu seekor burung mengintainya di atas permukaan air lalu
memangsa salah satunya dan melahap mentah-mentah.
Sisa dua ekor ikan yang tinggal bersama ibunya.. salah satunya
berkata:
- Kita akan pergi kemana saudaraku?!
Ikan lainnyapun menjawab:
- Tidak ada pilihan untuk kita selain menyelam kedasar
danau
108
Dua ikan tersebut akhirnya menyelam kedasar danau.
Diperjalanan kedasar laut mereka bertemu ikan besar yang buas.
Ia bergegas memangsa salah satu dari mereka, lalu melahapnya..
dan larilah sisa ikan lainnya.
Sesungguhnya bahaya tidak melihat di atas ataupun di bawah. Di
atas dilahap burung dan dibawah dilahap ikan besar yang buas.
Lalu kemana kita harus pergi? Tidak ada kehidupan kecuali diair..
dilahirkan dan hidup disana.
Iapun lari ketakutan dan berkata:
- Apa yang harus aku lakukan ibu jika aku terperangkap
oleh burung dan ikan besar yang buas menelanku?
Ibunya menjawab:
Wahai anakku sayang jika kau ingin nasihatku maka „seabaik-
baiknya perkara yaitu pertengahan‟.
رة الفراشة الصغي رة أن ها ستبتعد عن منزلها ىذه المسافة.. لم ت تخيل الفراشة الصغي
ة.. ىمست لصاحبتها، يجب أن ن عود، أمي ن ب هتني أل نخرج من المزرع ري قة:ت الت عالت ضحكا
ىيا.. ت عالي سأريك زىرة عذبة العطر.. ..بانة ، أعلم أنك ج بانة ج -ها ها ل تحب أن ي قال عن قتها لكن حاولت أل تستجيب لنداء رفي
ها رائحة طيبة.. ،جبانة قتها حتى وصلتا لزىرة ت فوح من انطلقت مع رفي لة التي ت زين تماي لت الفراشة إعجابا برائحة الزىرة، وتلك اللوان الجمي
الطعم.. يب أوراق ها، ن عم ي بدو عسلها ط
109
نظرت الفراشتان لب عضهما وانطلقتا كالصاروخ لقلب الزىرة، وان غمستا ب ين ثناي ها ت لتهمان قطع العسل المت ناثرة ب ين زوايا حبيبات الطلع
بفرح وسرور..رة نصيحة أمها: نسيت الفراشة الصغي
ا ل ت عرفين - قتراب مم بتعاد عن حدود المنزل، إياك وال إياك وال أصلو..
نما است غرق تا بالتهام نسيت كل شيئ إل طعم حبيبات العسل.. ب ي رة ماء ظلمة غري بة.. رف عت الفراشة الصغي طعامهما المفضل سادت الس
ستش رأسها ب عد أن أ عار بخطر قريب، ورأت الكارثة..ن بأت ها ق رون الهدوء، ىدوء شديد فى محاولة لضم فراشت ين أوراق الزىرة ت رتفع ب
ما لتكونا وليمة دسمة خ نصبتو الزىرة له حسناوين اكتشفتا أن هما ضحية ف لزىرة جائعة!!
يق الخناق عليهما حتى بات الموت حاولتا التملص لكن الوراق تض رة فى ق لب ت ورقة صغي ستسلم يدب فيهما إلى أن مد وشيكا.. بدأ ال
قلهما لجانب بعيد عن الخطر.. كتا بها جيدا لت ن الزىرة تمسق بت عب رة لمن ب سمت بت ع ذىا، كانت أمها، اب ت نظرت الفراشة الصغي
، كان آخر ماسمعتو من أمها: شاكرة خب رتني جاراتي الفراشات أنكما ذىبتما باتجاه آكلة الحشرات.. -
وم ولسانها ي ردد بث قل: آخر مرة ياأمي .. آخر باتت تستس لم للن مرة.
Kupu-kupu Cilik
Tak pernah terbayang kupu-kupu cilik akan tersesat jalan dari
sarangnya.. ia berbisik pada temannya. Kita harus pulang karna
110
ibu melarang kita keluar dari kebun.. temannya terwata sinis dan
berkata:
- Dasar penakut! Kamu memang penakut.. ayo .. aku akan
memperlihatkanmu sari bunga
Ia mengelak ajakannya namun iapun tidak suka disebut penakut..
Akhirnya ia pergi bersama temannya dan menemukan bunga
yang menebarkan keharuman.. iapun terbang mengayun-ayun
terkejut, warnanya indah menghiasi daun-daun. Ya, ia mulai
mengeluarkan madu yang lezat.
Keduanya saling menatap dan pergi seperti roket menuju sari
bunga. Keduanyapun mengisap madu yang bertaburan diantara
sudut serbuk sari dengan sangat bahagia.
Si kupu-kupu cilikpun lupa akan nasihat ibunya:
- Jangan menjauh dari batas rumah.. dan jangan mendekati
yang tidak tau asalnya
Seketika ia lupa akan semua nasihat itu karna tergiur dengan sari
madu.. tatkala mereka sedang asyik menikmati rasanya yang lezat.
Langitpun mulai terlihat gelap.. kupu-kupu cilikpun mengangkat
kepalanya setelah merasakan ada malapetaka dalam waktu dekat.
Daun-daun terangkat dengan tenang berupaya untuk
mengumpulkan kedua kupu-kupu cantik. Mereka menjadi korban
perangkap tipu daya bunga itu untuk mendapatkan kesuburan
penyerbukannya.
Mereka berusaha menghindar tetapi daun-duan itu
menghempitnya hingga hampir meregut nyawa.. ketika mulai
menyerah sambil merangkak didalamnya, ibunya memanjangkan
daun kecil pada inti bunga merekapun memegangnya untuk pidah
ke tempat jauh menghindari bahaya..
Dengan muka yang lelah, kupu-kupu cilik itu melihat siapa yang
menolongnya. Ternyata ibunya. Iapun tersenyum letih bersyukur,
lalu berkata:
- Tetangga yang mengabariku ada dua kupu-kupu pergi
mencari makanan...
111
Ia menyesal dan mengulang kata-katanya:
- Ini terakhir kali ibu.. terakhir kali
الث علب واللقلق كان للقلق حقل رائع، ي زرعو بما يشتهي من حب وب وخضار. فى ي وم
من اليام، مر الث علب من ىناك، ورأى الحقل فأعجبو، وق رر فى ن فسو أمرا.
ذىب الث علب إلى اللقلق، وقال لو:ر من الحب - وب لماذ ل ن عمل معا ياصديقي اللقلق، ونشترى الكثي
ن زرع فى حقلك الرائع ىذا محصول واحدا، وىو الفضل فى الزراعة!
وافق اللقلق، لكنو تساءل: وكيف ن ت قاسم المحصول؟ -
فأجاب الث علب على الفور:والحقل حقلك، فستأخذ أنت كل بما أنك أخي صديقي، -
النبات ..ن عم، كل النبات، عندما ي نضج! أما أنا، فسأكتفي بأطرافو العليا!
نابل لو، وت رك ا نضج، حصد الث علب الس زرعا الحقل قمحا، ولم ماذا ي فعل! للقلق، الذي لم يدر بقية ال
راعة التالي، قال الث علب:وفى موسم الز
112
ىذه المرة ياأخي وصديقي، تأخذ أنت الطراف العليا وأنا -فلى، ف هل ت وافق؟ الس
عا! - أجاب اللقلق بسرعة.أوافق طب ف زرعا الحقل بطاطا، ىذه المرة.
جاء موسم الجني، لم يحصل اللقلق إل على أوراق النبات وب عد أن نما حصل الث علب على محصول فع، ب ي من البطاطا وفير التي ل ت ن
هية. الش نظر اللقلق إلى الث علب، ثم قال:
ت فاق معك! - ر، ق بل ال كان علي أن أفكSi Kancil dan Burung Bangau
Disuatu kebun yang indah terdapat burung bangau menanam biji-
bijian dan sayur-mayur.
Saat itu, seekor kancil lewat dan terkejut melihat kebun tersebut.
Ia menemukan ide dalam dirinya.
Si kancil menemui burung bangau dan berkata:
- Kenapa kita tidak kerjasama saja wahai sahabat. Kita beli
biji-bijian dan menanamnya dikebunmu yang indah
Burung bangaupun menyepakati lalu bertanya:
- Bagaimana kita membagi hasilnya?
Ia menjawab:
- Karna kau sabahatku dan ini kebunmu.. kamulah yang
akan menuai seluruhnya, ya kamu akan memanennya
ketika sudah matang! Dan aku akan mengambil ujung-
ujungnya yang tinggi!
113
Mereka menanam gandum bersama. Ketika tiba waktu panen si
kancil memanen tangkai-tangkainya dan menyisakan untuk
burung bangau tanpa sepengetahuannya.
Pada musim panen yang akan datang, kancil berkata:
- Untuk kesekian kalinya, kau ambil ujung atasnya dan aku
bawahnya.. sepakat?
Dengan cepat ia menjawab:
- Setuju!
Merekapun menanem ubi jalar bersama. Setelah musim panen
tiba, burung bangau tidak mendapatkan hasilnya hanya tersisa
daun tumbuhan yang tidak berguna. Sedangkan kancil
mendapatkan hasil melimpah dari ubi jalar tersebut. Iapun
memandang si kancil dan berkata:
Harusnya aku berpikir dulu sebelum bekerja sama denganmu.
ب يت من حجر
114
ر مآء وىاجت الرياح، خاف الرنب الصغي تاء فاسودت الس وق رر أق بل الش ب يتا ي نقذه من العواصف.
بدأ الرنب بن قل الحجارة الصلبة وأخذ ي رصف ب عضها ف وق ب عض وب عد ف فرح الرنب وراح ي غني وي رقص.أيام أصبح الب يت جاىزا
يح: لماذا ت رقص؟سألتو الر ى الريح أجاب الرنب: لن ب يتي قوي ي تحد
قالت الريح: وماأدراك؟ أجاب الرنب: لقد ب ن يتو بأق وى الحجارة...
ت إليو أصاب قة فدخلت ب ين حجارتو نظرت الريح إلى الب يت ثم مد عها الرقي بسهولة. ضحكت الريح وقالت ساخرة:
ن ها شيء - عا.. ولكن ل ي ربط ب ي عا.. طب حجارة ب يتك قوية. طب سألها الرنب مست غربا:
ماذا ت عنين؟ - ب الريح:أجا
هدم - أعني حجارتو ليست متلصقة ول متلحمة وأظن أنو سي ن سري عا..
ها بتحد وقال: نظر الرنب إلي تك - اختبري إذا ق و
حجارتو اغتاظ الريح ودف عت الب يت فان هارت قالت الريح للرنب:
نا - نة لتصنع وحدىا ب يتا متي أرأيت؟ الحجارة المتي نظر الرنب إلى الحجارة وقال:
115
ماأضعفك أي ت ها الحجارة إذا لم ت تماسكي.. -
Rumah Batu
Musim dingin telah tiba sehingga langit mendung dan anginpun
bergemuruh. Saat itu kelinci kecil ketakutan dan ingin
membangun rumah agar dapat menolongnya dari hembusan angin.
Sang kelinci mulai memindahkan batu keras dan menyusunnya
secara tersusun. Setelah beberapa hari, rumah tersebut sudah siap
dipakai. Sang kelincipun bahagia ia beranjak sambil menyanyi
dan menari-nari.
Angin bertanya:
- Mengapa kau menari-nari?
Kelinci menjawab:
- Rumahku kuat menahan amukan angin
Angin berkata:
- Bagaimana bisa?
Kelinci:
- Aku membangunnya dari batu yang kuat
Sang anginpun melihat rumahnya dan masuk semilir ke dalamnya
dengan mudah. Iapun tertawa sinis dan berkata:
- Batu rumahmu kuat?! Ya.. ya.. tetapi tidak dilapisi sesuatu
Lalu kelinci kaget dan bertanya?
- Apa maksudnya?
Ia bergegas menjawab:
- Maksudku batumu tidak dilapisi dan direkat sesuatu. Aku
kira itu akan cepat hancur
116
Kelincipun menantangnya dan berkata:
- Coba kasih tau aku kekuatanmu
Lalu angin mengamuk menggerakkan rumahnya, seketika batu
tersebut hancur dan berkata:
- Gimana menurutmu? Batu yang padat tidak akan bisa
membuat rumah yang kokoh
Iapun memandangnya dan berkata:
Betapa lemahnya batu itu jika tidak saling-menyaling
البطة القبيحة رة رة وق فت البطة الم فى ي وم رائع مشمس وبالقرب من بحي صغي
سعيدة وىي ت نظر بإعجاب إلى فراخها التي ف قست حدي ثا.. ب يضة واحدة ها أكب ر من مثيلتها.. لم ت فقس لكن
دت لها أن لدى مرور بطة أخرى من ىناك ىنأت ال عيدة وأك م السالب يضة التي لم ت فتس ىي ب يضة حبش استمرت البطة باحتضان ىذه ها ف رخ بط عجيب كان الب يضة الغري بة أن تشققت ثم تحطمت وخرج من
ا وأكب ر حجما من المألوف.شعث ف ورا أخذت الفراخ تسخر منو لشكلو القبيح صاح أحد الفراخ
با: مت عج كم ىو بشع! -
أضاف آخر: إنو ف رخ البط القبيحة!! -
117
ر لي لكن ىو أما البطة الم ف قالت تخاطب ن فسها ليس ىذا الصغي ف رخ حبش؟
لة واحدة لمعرفة ذالك، دف عت الم الفرخ إلى الماء وىي ت قول: ىناك وسي باحة ف هو ليس بف - د بسرعة إن أحسن الس رخ حبش.سأتاك
ماء دون أية مشكلة حتى إنو بقية إخوانو إلى التبع الفرخ القبيحة عا.. ها جمي سبح أكث ر سهولة من
هم.ولكن صارت البطات ت عايره، ف هرب من تاء ف تج رة ولم يجد مايأكلو، ثم جلس ي رى ثم جاء الش دت البحي م
مس تاء وطلعت الش ا ذىب الش الطفال ي ت زلجون على الجليد، ف لمرة مياىا من جديد رأى بجعات يسبحون، فذىب إل يهم وعادت البحي
فان عكست صورتو فى الماء ف رأى ن فسو ف فرح لنو أصبح بجعة مث لهم هم.. وأجمل من
رة كي ي روه. فصار الناس يأت ون إلى البحي
Bebek Buruk Rupa
Disuatu hari indah nan cerah dekat danau kecil berhentilah sang
induk bebek dengan amat bahagia sambil memandangi anak-
anaknya yang baru menetas.. satu telur lagi belum menetas karna
bentuknya lebih besar dari biasanya.. ketika bebek lain lewat
didepannya, sang ibu geram dan menegaskan padanya bahwa ini
telur seekor ayam kalkun. Lalu ia memeluknya sehingga menetas
dan keluarlah anak bebek aneh kusut dan bentuknya lebih besar
dari biasanya.
Anak unggas lainnya pun mengejak bentuknya yang buruk rupa.
Salah satu diantaranya bersorak kaget: Wah jelek sekali dia!
Lalu yang lainnyapun mengatakan: Ia itik buruk rupa!!
118
Sang ibu merenung bukankah ia seekor ayam kalkun? Itulah cara
untuk mengetahui kebenarannya. Iapun memaksa bebek itu keair
dan berkata:
- Aku akan membuktikan jika dia pandai berenang maka ia
bukan seekor ayam kalkun
Ia mengikuti saudara-saudaranya diair tanpa ada halangan apapun
sehingga ia berenag lebih mudah dari yang lainnya.
Akan tetapi para saudaranya mencoba menantangnya namun ia
menghindar dari mereka.
Kemudian tibalah musim dingin dan danau mulai membeku,
iapun tidak dapat mendapatkan makanannya. Ia duduk melihat
anak-anak lainnya meluncur di atas es. Ketika musim dingin
hilang dan matahari terbit. Seperti biasanya danau mulai berair
dan ia melihat burung-burung pelikan berenang. Iapun
menghampirinya dan muncul bayangannya diair. Ia melihat
dirinya amat bahagia karna ia lebih indah dari mereka..
Dan manusiapun bersinggah ke danau untuk melihatnya.
بدوب والرنب الدلو كان ىناك د كان يا مكان في قديم الزمان لجلب ب كانت أمو دائما ت رس
من، وكان الرن وب يذىب إلى الحقل ليجلب الملفوف العسل والسعث كعادتو ع خوتو الصغار، وفى الي وم من اليام كان الرنب ي ب ن والجرز ل
بدوب ي بكي بدوب، ف فرح الرنب ولكنو ت فاجئ بأن الد الملفوف وجد الد فسألو:
بدوب؟ - مابك ياصديقي الدبدوب وقال: رد عليو الد
119
من والعسل ولم أجده - مس سوف ت غرب لقد بحثت عن الس والش وأنا لم أجده
ر ثم قال: جلس أرن وب ي فك وجدت ها.. وجدت ها.. -
بدوب: قال الد ماذا وجدت؟ -
قال: ها من إيجاد الس - ن في من لقد فكرت فى أمرك ووجدت فكرة ت تمك
والعسل بدوب: - قال الدل بها يا أرن وب ماذا ت نتظر - عج
قال أرن وب: رة - أنا أعرف النحلة التي تصنع العسل إن ها عند البحي
قال دبدوب: وكيف تصنع النحلة العسل؟ -
قال أرن وب: علمها اللو سبحانو وت عالى ىو الذي خلق النحلة وىو الذي -
وجعلها ت هتم بعملها قال دبدوب:
وما ىو عملها؟ - قال أرن وب:
من الخلية.. عملها أن ها كل ي وم فى الصباح تخرج -
120
ف قاطع دبدوب أرن وبا قائل: وما ىي الخلية؟ -
قال أرن وب: ىي ب يت ها.. والن دعني أكمل -
ها الرحيق وتذىب العسل إلى الخلية وتصنع ف تذىب إلى الزىرة وتشرب من ونضعو فى الخزانة ف يأتي أحد الرجال وي لبس القفاز ويدخل يده فى
الخلية..ازا؟ ف قال دبدوب: ولماذا ي لبس ق ف
قال أرن وب:رة لكي لي لسعو النحل الذي يحس الخلية، - فإن للنحلة إب رة كبي
خلية، ت ؤذي الطفال والرجال وكل الناس الذين ي قترب ون من ال فحين يدخل يده فى الخلية ي غرف من العسل ويضعوه في ق واري ر
عوه للنا س ف قد قال اللو سبحانو وت عالى: )فيو شفاء للناس( ويبي و.. ىيا يادبدوب ىيا ن بحث عن فالعسل مفيد وأنا أحب أن الحس
النحلة و نحمده ونشكره وحمد بو: الحمد للو عل نعم
Beruang dan Kelinci
Dahulu kata disuatu tempat terdapat seekor beruang. Sang ibu
selalu mengirimkan madu dan mentega kepadanya. Si kelinci
pergi kekebun untuk mengambil kubis dan wortel untuk adiknya.
Disuatu hari sang kelinci mencari seperti biasanya namun ketika
itu ia bertemu dengan beruang. Ia bahagia tetapi ia kaget melihat
sang beruang menangis, iapun bertanya:
- Ada apa denganmu?
121
Ia menggeleng-geleng dan berkata:
- Aku sudah mencari madu dan mentega tetapi tidak ada
sedangkan hari akan mulai sore
Sang kelinci duduk termenung dan berkata:
- Aku dapat.. aku dapat
Lalu iapun balik bertanya:
- Kamu dapat apa?
Kelinci:
- Aku telah dapat ide untuk mendapatkan madu dan
mentega
Ia menjawab:
- Ayo cepat .. memang apa yang kamu lihat?
Kelinci berkata:
- Aku tau lebah itu menghasilkan madu .. ia terdapat disisi
danau
Beruangpun bertanya:
- Bagaimana caranya lebah menghasilkan madu?
Sang kelinci berkata:
- Allahlah yang telah menciptakan lebah. Ia mendidik dan
memelihara dengan kekuasaannya
Beruang bertanya:
- Apa kekuasaannya?
Kelinci berkata:
- Kekuasaannya yaitu setiap pagi lebah keluar dari
sarangnya
122
Sang beruang menyelanya berkata:
- Memang sarang lebah itu apa?
Kelinci memnjawab:
- Itu rumahnya... sekarang biar aku bantu.
Lebahpun pergi menghampiri bunga dan menghisap nektar. Lalu
kembali kesarangnya untuk membuat madu dan menaruhnya
dalam wadah. Seketika seorang pemuda datang dengan memakai
sarung tangan dan memasukan tangannya ke dalam sarang.
Lalu beruang bertanya:
- Kenapa harus memakai sarung tangan?
Kelinci menjawabnya:
- Biar tidak disengat lebah di dalam sarang. Karna lebah
mempunyai sengatan yang dapat menyakiti anak-anak,
laki-laki dan setiap manusia jika diusik sarangnya. Saat
itu tangannya masuk menyiduk madu dan menaruh di
botol kaca lalu menjualnya kepada manusia. Allah SWT
berfirman: “didalamnya terdapat obat untuk manusia”.
Aku suka madu karna ia menyehatkan. Ayo kita cari
lebah..
Sang beruangpun menjawab:
- Ayo dan makasih loh buat ilmunya
Merekapun amat bahagia karna menemukan lebah dan bersyukur
sambil mengatakan:
Alhamdulillah.. atas nikmat nya kita dapat bersyukur