minggu_4_konversi cad & georeference diarcgis
DESCRIPTION
Minggu_4_Konversi CAD & Georeference DiArcGISTRANSCRIPT
-
1 | SIG/D Y N / 2 0 1 4
Materi : Konversi Data Geospasial sebagai Input Data SIG
Tugas : Membuat koneksi direktori kerja untuk menyimpan hasil proyek SIG dan
melakukan proses konversi peta digital dari format DWG ke Format SHP
dengan perangkat lunak ArcGIS.
Langkah Kerja :
A. Membuat direktori kerja
1. Cara mempersiapkan direktori kerja (Connect Folder) : jika anda sudah mempunyai
Folder PRAKTEK SIG yang dipersiapkan pada praktek 1, dan akan membuat sub
folder PRAKTEK_2 untuk melakukan aktifitas praktek ke -2 ini. Langkah yang
dilakukan adalah menggunakan modul ArcCatalog pada perangkat lunak ArcGIS.
Buka ArcCatalog, dan dari menu utama FILE pilih menu Connect Folder (a), maka
akan tampil menu Connect to Folder (b).
2. Dari menu Connect to Folder, browse lokasi Folder utama dimana projek (hasil
pekerjaan) akan disimpan (misalnya PRAKTEK SIG yang sudah dipersiapkan
sebelumnya. Kemudian pilih Make New Folder dan berikan nama :PRAKTEK_2
klik OK maka akan terbentuk sub Folder baru didalam folder kerja PRAKTEK SIG
dengan nama PRAKTEK_2 (gambar c).
Gambar a Gambar b Gambar c
B. Memulai proses konversi
1. Buka perangkat lunak ArcMap
-
2 | SIG/D Y N / 2 0 1 4
Pilih New Maps, kemudian pilih templet Blank Map, OK, maka akan tampil layar
kosong dimana akan menyajikan dan mengolah peta. Klik pada gambar sebelah kiri
layar untuk menampilkan TOC (Table of content) untuk menampilkan layar apa saja
yang sudah ada (seharusnya masih kosong)
2. Add data
- Klik Add Data ( ) kemudian pilih file *.dwg yang telah dibuat pada
praktikum sebelumnya. Maka akan terlihat file .dwg dalam layer yang
terbagi atas sub-sub group layer (annotation, point, polyline, polygon, dan
multipatch)
3. Proses select (konversi ke *.shp)
Didalam proses select atau pemilihan layer dari file PETA.dwg akan
diklasifikasi menjadi beberapa layer (tema) yang sudah dibuat sebelumnya.
-
3 | SIG/D Y N / 2 0 1 4
Ouput dari proses ini adalah tema yang mendefiniskan setiap layer berupa file
dengan format ...shp sesuai layer yang dipilih.
Miaslnya dipilih (select) polyline, maka output feature akan berupa polyline, dst.
Proses konversi data peta dari format **.dwg ke ***.SHP dilakukan dengan
menu ArcToolbox ( )
- Untuk memulai proses konversi layer, pilih menu ArcToolbox Analysis
Tools Extract Select
- Akan muncul jendela Select. Pada pilihan Input Features, lakukan
pencarian (browse) dan pilih file PETA.dwg yang sebelumnya sudah
dipersiapkan.
- Selanjutnya pilih yang PETA.dwg polyline (dari file PETA.DWG) untuk
tema-tema peta yang sudah dipersiapkan sebelumnya dengan feature
(polygon dan line), sedangkan untuk titik ikat (grid) dipilih Point.
- Pada opsi Output Features Class, tentukan lokasi penyimpanan dan nama
file output hasil konversi (sesuai detil yang akan dibuat, jalan, kontur, dsb.).
- Pada opsi Expression (optional) tentukan detil apa yang akan dibuat hasil
konversinya (jalan, kontur, dst.) melalui jendela Query Builder dengan
meng-klik . Klik OK bila sudah
Layer yang dikonversi menjadi *.shp akan terbentuk (contoh: jalan.shp)
-
4 | SIG/D Y N / 2 0 1 4
- Lakukan pada semua layer yang ada (jalan, kontur, dlsb.).
4. Konversi polyline menjadi polygon
Pada langkah sebelumnya, misalnya layer : sawah, tegalan, permukiman masih
berupa polyline, padahal seharusnya adalah poligon. Berikut ini adalah
proses mengkonversi layer yang berupa polyline menjadi polygon.
- Untuk memulai proses konversi polyline ke polygon, pilih menu ArcToolbox
Data Management Tools Feature Feature To Polygon
-
5 | SIG/D Y N / 2 0 1 4
- Akan muncul jendela Feature To Polygon. Pada opsi Input Features,
tentukan layer yang akan dikonversi menjadi polygon (sawah). Pada opsi
Output Feature Class, tentukan lokasi penyimpanan dan nama layer yang
akan dibuat sebagai output hasil konversinya. Bila sudah, klik OK maka
layer polyline tersebut akan dikonversi menjadi polygon.
- Layer sawah yang dalam feature polygon akan terbentuk.
- Apabila ada feature yang belum terbentuk polygon, maka ada arc (polyline)
yang tidak menutup, maka perlu dilakukan pemeriksaan dan dilakukan
editing
- Lakukan proses konversi feature polyline dari feature bentukan CAD yang
seharusnya berupa feature polygon dengan cara tersebut di atas untuk
feature yang lainnya ( misalnya : tegalan, permukiman, dlsb).
5. JIka proses konversi sudah selesai, simpanlah hasil praktek ini dalam folder
kerja di Praktek_2 dengan nama PETA
C. Pemeriksaan Feature hasil Konversi dan Editing dengan Arc Map
Langkah-langkah untuk melakukan pemeriksaan dan proses editing data spasial :
1) Berdasarkan hasil konversi (proses sebelumnya), lakukan pemeriksaan
terhadap feature-feature yang sudah dibentuk. Misalnya feature polygon untuk
tema permukiman, jika masih ada batas permukiman yang terputus maka
harus disambungkan agar terbentuk polygon yang utuh, dlsb.
2) Untuk melakukan proses editing data spasial yang ada, mulailah dengan klik
start editing pada dropdown toolbar Editor.
-
6 | SIG/D Y N / 2 0 1 4
3) Untuk Menggabungkan obyek, lakukan langkah :
. Pilih objek yang akan di merge (dalam layer yang sama)
. Pada dropdown toolbar Editor pilih merge
Jalan sebelum digabungkan . jalan setelah digabungkan
4) Untuk memotong polygon / feature menjadi 2 bagian, lakukan langkah :
. Klik polygon yang akan di potong
. Pada toolbar editor - Task, pilih Cut Polygon Feature
. Klik Sketch Tool ( gambar pensil )
. Buat garis pemotong, klik kanan, tekan F2 untuk mengakhiri (finish)
. Kemudian polygon akan terbagi menjadi dua bagian.
5) Memotong polygon dengan polygon lain, lakukan langkah :
. Pilih objek yang akan memotong objek lainnya
. Pada toolbar Editor pilih CLIPT
. Chek Discard the area that intersects - OK
-
7 | SIG/D Y N / 2 0 1 4
6) Memotong garis dengan batas garis
. Pada toolbar editor - Task, pilih Extend/Trim Feature
. Pilih garis yang akan dipotong
. Klik Skecth Tool pada toolbar Editor
. Buat batas garis pemotong, tekan F2
7) Menambah panjang garis ( Extend )
. Pada toolbar editor - Task, pilih Extend/Trim Feature
. Pilih garis yang akan diperpajang
. Klik Skecth Tool pada toolbar Editor
. Buat batas garis batas, tekan F2
8) Mengubah bentuk polygon atau line
. Pada toolbar editor - Task, pilih Reshape Feature
. Pilih Polygon atau garis yang akan di-reshape
. Klik Skecth Tool pada toolbar Editor
. Buat garis baru pada objek, tekan F2
-
8 | SIG/D Y N / 2 0 1 4
D. Pengenalan sistem koordinat dalam proses input data SIG
Pada tahap ini dikarenakan data spasil yang diolah masih dalam koordinat
bawaan dari CAD, maka aka dilakukan proses Spatial Adjusment dan Georeference.
Langkah-langkah kerja yang dilakukan adalah :
1. Spatial adjustment
- Aktifkan Tools Spatial Adjustment dengan cara klik View Toolbars
Spatial Adjustment
- Akan muncul kotak Tools sebagai berikut:
- Mulai proses Spatial Adjustment dengan memulai Start Editing terlebih
dahulu, lalu klik (View Link Table). Akan muncul jendela Link
Table sebagai berikut:
-
9 | SIG/D Y N / 2 0 1 4
- Klik (New Displacement Link), Pilih titik ikat (grid) yang sudah
dipersiapkan sebelumnya (ingat pada saat digitasi CAD di minta untuk
menyiapkan minimal 4 atau lebih titik ikat berupa grid peta yang terbaca system
koordinatnya), hingga muncul keterangan pada jendela Link Table.
Kemudian masukkan koordinat X dan Y tujuan (X Destination dan Y
Destination) berdasarkan koordinat yang tertera pada file AutoCAD pada
praktikum sebelumnya, lakukan pada 5 titik titik ikat tersebut.
- Klik Spatial Adjustment Set Adjust Data hingga muncul jendela Choose
Input For Adjustment. Pilih All features in these layers untuk memilih layer-
layer yang akan disesuaikan koordinatnya.
- Lakukan proses Adjust (klik Spatial Adjustment Adjust)
-
10 | SIG/D Y N / 2 0 1 4
- Maka hasil koordinat yang didefinisikan dalam jendela belum ada
pendefinisian unit satuan yang peta dipakai, sebagai contoh :
.
Koordinat jendela kerja tersebut masih belum terdefinisi (Unknown Units)
2. Untuk mendefinisikan koordinat yang dipakai maka perlu dilakukan proses
pemberian referensi (Georeference). Langkah kerja yang dilakukan adalah
sebagai berikut, jika akan mendefinisikan koordinat peta yang diolah dalam
system koordinat UTM, pada zona 49 lintang selatan dengan menggunakan
datum DGN 1995 untuk pemetaan wilayah Indonesia.
- klik View Data Frame Properties
- Pilih Coordinate System pada jendela Data Frame Properties, lalu pilih
Select a coordinat system - Predefinited - kemudian pilih Projected
Coordinate System - cari UTM - Indonesia - DGN 1995 UTM Zone
49S.
-
11 | SIG/D Y N / 2 0 1 4
Klik OK
sebagai contoh sudah ada pendefinisian unit satuan meter dalam system
koordinat peta UTM Zona 49 S yang muncul di jendela kerja pada ArcMap.
3. Selanjutnya yang didefinisikan adalah layer-layernya, dengan klik Data
Management Tools pada Arctoolbox Projection and Transformations
Define Projection.
-
12 | SIG/D Y N / 2 0 1 4
4. Pada jendela Define Projection, tentukan layer yang akan didefinisikan sistem
koordinatnya pada pilihan Input Dataset or Feature Class. Kemudian pada
pilihan Coordinate System, klik dan tentukan sebagaimana sistem
koordinat yang dipilih (dipakai), misalnya pilih Projected Coordinate System -
cari UTM - Indonesia - DGN 1995 UTM Zone 49S.
5. Lakukan proses yang sama pada setiap layer, dengan cara tersebut di atas.
Catatan : jika masih belum jelas atau ada permasalahan tanyakan kepada asisten
pada saat praktikum.