mini riset project based learning

Upload: eviscribd

Post on 02-Jun-2018

268 views

Category:

Documents


11 download

TRANSCRIPT

  • 8/10/2019 mini riset Project Based Learning

    1/107

    PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING

    TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA SUB MATERI POKOK

    SUHU DAN PENGUKURANNYA DI KELAS VII SEMESTER II

    SMP NEGERI 3 PERCUT SEITUAN

    T.A 2014/2015

    Oleh:

    Evi Febrianne Naibaho

    Nim. 4123321018

    Program Studi Pendidikan Fisika

    MINI RISET

    Diajukan untuk memenuhi syarat mata kuliah Metodologi Penelitian

    Pendidikan Fisika

    JURUSAN FISIKA

    FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

    UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

    2014

  • 8/10/2019 mini riset Project Based Learning

    2/107

    i

    RIWAYAT HIDUP

    Evi Febrianne Naibaho dilahirkan di Lumban Julu kecamatan Parlilitan,

    Humbang Hasundutan pada tanggal 07 Februari 1994. Ayah bernama Anggiat M.

    Naibaho, dan ibu bernama Berliana Mahulae dan merupakan anak keempat dari

    lima bersaudara. Pada tahun 2000 penulis masuk SD Negeri 173511 Pusuk dan

    lulus tahun 2006. Pada tahun 2006 Penulis melanjutkan sekolah sekolah ke SMP

    Negeri 2 Parlilitan dan lulus tahun 2009. Pada tahun 2009 Penulis melanjutkan

    sekolah ke SMA Sw Katolik Trisakti Medan dan lulus tahun 2012. Pada tahun

    2012 Penulis diterima di Program Studi Pendidikan Fisika Jurusan Fisika Fakultas

    Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan.

  • 8/10/2019 mini riset Project Based Learning

    3/107

    ii

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena

    berkat rahmat dan kasih-Nyalah proposal ini dapat penulis selesaikan tepat pada

    waktunya. Ada pun proposal ini disusun, untuk dapat memenuhi tugas mata

    kuliah Metodologi Penelitian Pendidikan Fisika. Proposal ini diberi judul

    Pengaruh Model Pembelajaran Project Based Learning Terhadap Hasil

    Belajar Siswa Pada Sub Materi Pokok Suhu dan Pengukurannya di Kelas

    VII Semester II SMP NEGERI 3 PERCUT SEITUAN T.P 2014/2015.

    Penulis berharap dengan disusunnya proposal ini dapat bermanfaat dalam

    kehidupan .

    Penulis menyadari proposal ini jauh dari kata sempurna, karena itu kritik

    dan saran yang membangun sangat penulis harapkan. Akhirnya penulis

    mengucapkan terima kasih kepada Dr.Betty M. Turnip, M.Pd. selaku dosen

    "Metodologi Penelitian Pendidikan Fisika" yang telah membimbing penulis, serta

    pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan proposal ini. Semoga

    proposal ini bermanfaat bagi kita semua.

    Medan, Oktober 2014

    Penulis

    Evi Febrianne Naibaho

    NIM. 4123321018

  • 8/10/2019 mini riset Project Based Learning

    4/107

    iii

    DAFTAR ISI

    Halaman

    Riwayat Hidup i

    Kata pengantar ii

    Daftar Isi iii

    Daftar Tabel vii

    Daftar Gambar viii

    Daftar Lampiran ix

    BAB I PENDAHULUAN 1

    1.1Latar Belakang Masalah 1

    1.2Identifikasi Masalah 3

    1.3Batasan Masalah 3

    1.4Rumusan Masalah 3

    1.5Tujuan Penelitian 4

    1.6

    Manfaat Penelitian 4

    1.7Anggapan Dasar 5

    1.8Defenisi operasional 5

    BAB II TINJAUAN PUSTAKA 6

    2.1 Kerangka Teoritis 6

    2.1.1 Pengertian Belajar 6

    2.1.2 Hasil Belajar 7

    2.1.3 Evaluasi Belajar 8

    2.1.4 Aktivitas Belajar 9

  • 8/10/2019 mini riset Project Based Learning

    5/107

    iv

    2.1.5 Pengertian Model Pembelajaran 9

    2.1.6 Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Project Based Learning) 9

    2.1.6.1 Hakikat Pembelajaran Berbasis Masalah (Project Based Learning) 10

    2.1.6.2 Karakteristik Pembelajaran Berbasis Masalah (Project Based

    Learning) 10

    2.1.6.3 Kelebihan Pembelajaran Berbasis Masalah (Project Based

    Learning) 10

    2.1.6.4 Langkah-Langkah Pembelajaran Berbasis Masalah (Project Based

    Learning) 12

    2.1.7 Pembelajaran Konvensioanal 14

    2.1.8 Materi Pelajaranan 14

    2.1.8.1 Termometer dan Pengukuran Suhu 15

    2.1.8.2 Kalibrasi Termometer 15

    2.1.8.3 Jenis-jenis Termometer 16

    2.2 Kerangka Konseptual 17

    2.3 Hipotesis Penelitian 19

    BAB III METODE PENELITIAN 20

    3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 20

    3.2 Populasi dan Sampel Penelitian 20

    3.2.1 Populasi penelitian 20

    3.2.2 Sampel Penelitian 20

  • 8/10/2019 mini riset Project Based Learning

    6/107

    v

    3.3 Variabel Penelitian 20

    3.3.1 Variabel Bebas 20

    3.3.2 Variabel Terikat 20

    3.4 Jenis dan Desain Penelitian 21

    3.4.1 Jenis Penelitian21

    3.4.2 Desain penelitian 21

    3.5 Prosedur Penelitian 22

    3.5.1 Tahap Persiapan 22

    3.5.2 Tahap Pelaksanaan Penelitian 22

    3.6 Instrumen Penelitian 24

    3.6.1 Instrumen Tes Hasil Belajar 24

    3.6.2 Lembar Observasi 24

    3.7 Tehnik Pengolahan Data 25

    3.8 Tehnik Analisis Data 25

    3.8.Menghitung Skor Mentah 25

    3.8.2 Menentukan nilai rata-rata dan Simpangan Baku 26

    3.8.3 Uji Normalitas 27

    3.8.4 Uji Homogenitas 27

    3.8.5 Uji Hipotesis 28

    BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 31

    4.1 Hasil Penelitian 31

  • 8/10/2019 mini riset Project Based Learning

    7/107

    vi

    4.1.1 Deskripsi Hasil Penelitian 31

    4.1.2 Uji persyaratan Analisis Data 33

    4.1.3 Uji Hipotesis Data 34

    4.2 Pembahasan Hasil Penelitian 34

    BAB V PENUTUP 36

    5.1 Kesimpulan 36

    5.2 Saran 36

    DAFTAR PUSTAKA 38

    DAFTAR LAMPIRAN 39

  • 8/10/2019 mini riset Project Based Learning

    8/107

    vii

    DAFTAR TABEL

    Tabel 2.1 Jenis-Jenis Termometer 18

    Tabel 3.1 Desain Penelitian 24

    Tabel 3.2 Kisi-Kisi Tes Hasil Belajar Sub Materi Pokok Suhu dan

    Pengukurannya 28

    Tabel 4.1 Hasil Pretes Kelas Eksperimen Dan Kontrol 31

    Tabel 4.2 Hasil Postes Kelas Eksperimen Dan Kontrol 32

    Tabel 4.3 Ringkasan Perhitungan Uji Normalitas Data Pretes dan Postes 33

    Tabel 4.4 Uji Homogenitas Data 33

    Tabel 4.5 Ringkasan Perhitungan Uji t 34

  • 8/10/2019 mini riset Project Based Learning

    9/107

    viii

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 2.1 Kalibrasi skala termometer Celsius 18

    Gambar 3.1 Prosedur Penelitian 23

  • 8/10/2019 mini riset Project Based Learning

    10/107

    ix

    DAFTAR LAMPIRAN

    Lampiran 1 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 39

    Lampiran 2 : Lembar Kerja Praktik 57

    Lampiran 3 : Tabel Kisi-Kisi Instrumen 58

    Lampiran 4 : Data mentah nilai hasil belajar Fisika siswa 61

    Lampiran 5 : Tabulasi data hasil pretes kelas eksperimen 63

    Lampiran 6 : Tabulasi data hasil postes kelas eksperimen 65

    Lampiran 7 : Tabulasi data hasil pretes kelas kontrol 67

    Lampiran 8 : Tabulasi data hasil postes kelas kontrol 69

    Lampiran 9 : Rata-rata dan Standard Deviasi nilai pretes dan postes kelas

    eksperimen 70

    Lampiran 10 : Rata-rata dan Standard Deviasi nilai pretes dan postes kelas

    kontrol 72

    Lampiran 11: Uji Normalitas data kelas eksperimen 74

    Lampiran 12 : Uji Normalitas data kelas kontrol 77

    Lampiran 13 : Uji Homogenitas untuk nilai pretes kelas eksperimen dan kelas

    kontrol 80

    Lampiran 14 : Uji Homogenitas untuk nilai postes kelas eksperimen dan kelas

    kontrol 81

    Lampiran 15 : Uji Hipotesis (Uji t dua pihak ) nilai pretes kelas eksperimen dan

    kelas kontrol 82

  • 8/10/2019 mini riset Project Based Learning

    11/107

    x

    Lampiran 16 : Uji Hipotesis (Uji t satu pihak ) nilai postes kelas eksperimen dan

    kelas kontrol 85

    Lampiran 17 : tabel uji lilifors n Z.F 89

    Lampiran 18 : Aktivitas kegiatan 94

  • 8/10/2019 mini riset Project Based Learning

    12/107

    1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1Latar Belakang Masalah

    Pendidikan dapat diartikan sebagai suatu hasil peradaban bangsa yang dikembangkan

    atas dasar pandangan hidup bangsa itu sendiri (nilai dan norma masyarakat) yang berfungsi

    sebagai filsafat pendidikannya atau sebagai cita-cita dan pernyataan tujuan pendidikannya.

    Pendidikan memiliki arti penting dalam kehidupan, sebab tanpa pendidikan manusia akan

    sulit berkembang dan bahkan menjadi terbelakang dan pendidikan juga merupakan

    kebutuhan mutlak yang harus dipenuhi sepanjang hayat. Tanpa pendidikan sama sekali

    mustahil suatu kelompok manusia dapat hidup berkembang sejalan dengan aspirasi untuk

    maju, sejatera dan bahagia menurut konsep pandangan hidup mereka.( H.Fuad Ihsan.2008:2)

    Kwalitas pendidikan Indonesia dianggap oleh banyak kalangan masih rendah. Hal ini

    bisa dilihat dari beberapa indikator. Pertama, lulusan dari sekolah atau perguruan tinggi yang

    masih belum siap memasuki dunia kerja karena minimnya kompetensi yang dimiliki.

    Menurut Dr.Berry Priyono, bekal yang dicapai dari lembaga pendidikan tidak memadai untukdipergunakan secara mandiri, karena yang dipelajari di lembaga pendidikan seringkali

    terpaku pada teori, sehingga peserta didik kurang inovatif dan kreatif.(kunandar.2009:1)

    Fisika telah mendasari perkembangan berbagai produk teknologi yang memudahkan

    kehidupan manusia. Namun hal ini jarang terkomunikasikan pada pembelajaran siswa di

    kelas yang mengaitkan antara konsep yang dipelajari dengan produk teknologi yang telah

    dikembangkan. Kebanyakan mereka tidak sadar bahwa produk teknologi yang mereka

    gunakan, dasarnya adalah konsep fisika yang mereka pelajari. Dalam pembelajaran kurang

    mengajak siswa untuk belajar mengaplikasikan konsep fisika yang dipelajari dalam membuat

    suatu karya. Padahal ketika siswa tahu bahwa konsep fisika yang dipelajarinya sangat

    berguna dan besar perannya dalam me-ngembangkan berbagai produk teknologi, maka sudah

    tentu motivasi siswa untuk mempelajari fisika akan tumbuh. Ketika motivasi siswa mening-

    kat maka sudah tentu mereka akan terlibat dalam pembelajaran fisika secara sungguh-

    sungguh dan antusias. Sangatlah penting untuk senantiasa memberikan motivasi kepada

    siswa pada setiap awal pelaksanaan pembelajaran fisika. Banyak cara yang dapat ditempuhuntuk memotivasi siswa agar mau belajar fisika secara antusias.

  • 8/10/2019 mini riset Project Based Learning

    13/107

    2

    (http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/jpii)

    Dalam praktik pendidikan, terutama setengah abad terakhir, telah terjadi pergeseran

    teori-teori belajar, dari aliran teori belajar behavioristik ke kognitif, dari kognitif ke

    konstruktivistik (Mayer, 1992). Strategi pembelajaran yang menonjol dalam pembelajaran

    konstruktivistik antara lain adalah strategi belajar kolaboratif, mengutamakan aktivitas siswa

    daripada aktivitas guru, mengenai kegiatan laboratorium, pengalaman lapangan, studi kasus,

    pemecahan masalah, diskusi, dan simulasi. Simons dalam Wibowo (2012) menyatakan

    bahwa Pembelajaran Berbasis Proyek merupakan strategi belajar kolaboratif dan konstruktif

    yang diposisikan amat penting. Learning together with other learners can be a very

    powerful form of learning, in which learners help each others construction processes.

    Project-based learning can be development of thinking skills and understanding the other

    science. Dewey memandang belajar sebagai process of making determinate the indeter-

    minate experience. Pembelajaran berbasis proyek mengajarkan siswa belajar keterampilan

    dengan melalui interaksi dalam kelompok kecil, me- ngidentifikasi masalah bagaimana

    mencari informasi relevan dan keterampilan presentasi (Costa, et al., 2007). Salah satunya

    adalah penelitian yang dilakukan oleh Renata (2008) pembelajaran Berbasis Proyek

    membantu siswa dalam mengembangkan kemampuan berpikir dan meningkatkan

    pemahaman IPA dengan melakukan penyelidikan. Pembelajaran SCL fisika berbasis

    proyekdilakukan melalui penyelidikan yang mengacu pada aktivitas siswa. Siswa

    mengembangkan ide sendiri terhadap pengetahuan dan pemahaman ilmiah.

    (http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/jpii)

    Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning/PjBL) dapat dikatakan

    sebagai operasionalisasi konsep Pendidikan Brebasis Produksi. Dengan demikian model

    pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning/PjBL) sangat cocok untuk

    meningkatakan hasil belajar dan mutu siswa.

    Melalui PjBL, proses inkuiri dimulai dengan memunculkan pertanyaan penuntun ( a

    guiding question) dan membimbing peserta didik dalam sebuah proyek kolaboratif yang

    mengintegrasikan berbagai subjek(materi) dalam kurikulum. Pada saat pertanyaan terjawab,

    secara lansung peserta didik dapat melihat berbagai elemem utama sekaligus berbagai prinsip

    dalam sebuah displin yang sedang dikajinya. PjBL merupakan investigasi mendalam tentang

    http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/jpiihttp://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/jpiihttp://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/jpiihttp://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/jpiihttp://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/jpiihttp://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/jpiihttp://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/jpiihttp://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/jpii
  • 8/10/2019 mini riset Project Based Learning

    14/107

    3

    sebuah tentang sebuah topik dunia nyata, dalam hal ini akan berharaga bagi atensi dan usaha

    peserta didik.(Daryanto.2014)

    Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti berkeinginan untuk melakukan

    penelitian dengan judul Pengaruh Model Pembelajaran Project Based Learning

    Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Sub Materi Pokok Suhu dan Pengukurannya di

    Kelas VII Semester II SMP NEGERI 3 PERCUT SEITUAN T.P 2014/2015

    1.2. Identifikasi Masalah

    Berdasarkan latar belakang masalah, maka penulis mengidentifikasikan masalah

    diantaranya:

    1.

    Rendahnya hasil belajar siswa.

    2. Kurangnya kemampuan siswa dalam memahami dan menerapkan konsep fisika

    dengan benar.

    3.

    Kurangnya minat belajar siswa.

    4. Kurangnya interaksi guru dan siswa.

    1.3. Batasan Masalah

    Mengingat luasnya permasalahan, maka perli dilakukan pembatasan masalah dalam

    penelitian ini sebagai berikut:

    1.

    Penelitian ini akan dilaksanakan terhadap siswa kelas VII SMP Negeri 3 Percut

    Srituan pada semester genap T.A. 2014/2015

    2. Materi yang diajarkan adalah Sub Materi Pokok Suhu danPengukurannya

    3.

    Metode pembelajaran yang digunakan adalah metode Projet Base Learning pada

    kelas eksperimen dan metode konvensional pada kelas kontrol

    1.4 Rumusan Masalah

    Berdasarkan batasan masalah maka rumusan masalah dalam penelitian ini dinyatakan

    sebagai berikut:

    1. Bagaimanakah hasil belajar siswa dengan menerapkan model pembelajaran

    Project Based Learning?

    2.

    Bagaimanakah hasil belajar siswa dengan menerapkan pembelajaran konvensial?

  • 8/10/2019 mini riset Project Based Learning

    15/107

    4

    3. Bagaimanakah aktivitas belajar siswa menggunakan model pembelajaran Project

    Based Learning?

    4.

    Bagaimanakah pengaruh model pembelajaran Project Based Learning terhadap

    hasil belajar siswa?

    1.5 Tujuan Penelitian

    Setelah merumuskan masalah maka selanjutnya pada penelitian ini mempunyai tujuan

    sebagai berikut:

    1. Untuk mengetahui hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran

    Project Based Learning.

    2.

    Untuk mengetahui hasil belajar siswa dengan menggunakan pembelajaran

    konvensional.

    3. Untuk mengetahui aktivitas belajar menggunakan model pembelajaranProject Based

    Learning.

    4.

    Untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran Project Based Learning dan

    pembelajaran konvensional terhadap hasil belajar siswa.

    1.6 Manfaat Penelitian

    Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini:

    1. Bagi siswa untuk meningkatkan hasil belajar fisika pada pokok bahasan suhu dan

    pengukurannya.

    2. Sebagai bahan masukan bagi guru bahwa proses pembelajaran dengan model

    pembelajaran Project Based Learning dapat meningkatkan hasil belajar.

    3.

    Menambah pengetahuan dan pemahaman bagi mahasiswa calon guru bahwa proses

    pembelajaran menggunakan model pembelajaran Project Based Learning dapat

    meningkatkan hasil belajar.

    4. Menambah pengetahuan dan pemahaman peneliti tentang model pembelajaranProject

    Based Learningdapat digunakan nantinya dalam proses pembelajaran.

  • 8/10/2019 mini riset Project Based Learning

    16/107

    5

    1.7 Anggapan Dasar

    Adapun anggapan dasar dari penelii adalah:

    1. Pemahaman siswa tentang materi sun materi Suhu dan Pengukurannya sebelum

    kegiatan sebelum pembelajaran adalah sama.

    2. Pembelajaran akan lebih efektif bila merupakan suatu proses yang aktif.

    3. Pembelajaran dilaksanakan dengan menggunakan model pembelajaranProject Based

    Learningdapat meningkatkan hasil belajar.

    1.8 Defenisi Operasional

    Untuk memberikan arahan bagi pelaksanaan pendidikan, maka berikut ini diajukan

    beberapa defenisi operasional yang mengacu pada penelitian, antara lain:

    1. Model Project Based Learning merupakan salah satu model pembelajaran yang

    menggunakan proyek/kegiatan sebagai media. Pembelajaran Berbasis Proyek

    merupakan metode belajar yang menggunakan masalah sebagai langkah awal dalam

    mengumpulkan dan mengintegrasikan pengetahuan baru berdasarkan pengalamannya

    dalam beraktivitas secara nyata. Pembelajaran Berbasis Proyek dirancang untuk

    digunakan pada permasalahan komplek yang diperlukan peserta didik dalam

    melakukan investigasi dan memahaminya.

    2.

    Pembelajaran konvensial merupakan metode pengajaran yang berpusat pada guru

    sehingga dengan menerapkan pengajaran konvensiaonal ini siswa hanya sebagai

    pendengar dan menyebabkan anak didik menjadi pasif.

    3.

    Belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil

    dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.

    Perubahan-perubahan tersebut akan nyata dalam seluruh aspek tingkah laku.

    4. Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh dari anak setelah belajar.

    5. Aktivitas merupakan prinsip atau asas yang sangat penting di dalam interaksi belajar-

    mengajar.

  • 8/10/2019 mini riset Project Based Learning

    17/107

    6

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1.Kerangka Teoritis

    2.1.1.Pengertian Belajar

    Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah kegiatan belajar merupakan kegiatan

    yang paling pokok ini bearti bahwa berhasi tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak

    bergantung kepada bagaimana proses belajar yang dialami oleh siswa sebagai anak didik.

    Pandangan seseorang terhadap belajar akan mempengaruhi tindakan-tindakannya yang

    berhubungan dengan belajar dan seiap orang mempunyai pandangan yang berbeda tentang

    belajar. Misalnya, seorang guru yang mengartikan belajar sebagai kegiatan menghafalkan

    fakta,akan lain cara mengajarnya dengan guru lain yang mengarikan bahwa belajar sebagai

    suatu proses penerapan prinsip.(Daryanto.2010:1)

    Menurut pengertian secara psikologis, belajar merupakan suatu proses perubahan

    yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam

    memenuhi kebutuhan hidupnya. Perubahan-perubahan tersebut akan nyata pada seluruh

    aspek tingkah laku. Pengertian belajar dapat didefenisikan sebagai berikut Belajar ialahsuatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah

    laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi

    dengan lingkungannya. (Daryanto.2010:2)

    2.1.2.Hasil Belajar

    Hasil belajar adalah melukiskan tingkat (kadar) pencapaian siswa atas tujuan

    pembelajaran yang telah ditetapkan.hasil belajar itu tercermin/terpancar dari kepribadian

    siswa berupa perubahan tingkah lakunya setelah mengalami proses belajar mengajar. Ini

    bearti, bahwa hasil belajar itu menggambarkan kemampuan yang dimiliki siswa baik dalam

    aspek kognitif, afektif, maupun psikomotorik. Sedangkan perestasi belajar adalah hasil yang

    dicapai seseorang atau siswa setelah melakukan perbuatan belajar.(Tanjung.2013:11)

  • 8/10/2019 mini riset Project Based Learning

    18/107

    7

    2.1.3.Evaluasi Belajar

    Evaluasi adalah penentuan nilai suatu program dan penentuan pencapaian tujuan suatu

    progaram. Pekerjaan evaluasi selalu dilakukan dimanapun juga, walaupun kadang-kadang

    masih sederhana.

    Tujuan dari evaluasi belajar oleh Ratna Tanjung (2013:5) adalah:

    a. ditinjau dari siswa

    merupaka umpan balik bagi siswa, seberapa jauh pengetahuan telah dikuasai selama

    proses belajarnya

    merupakan umpan balik bagi orang tua atau wali tentang kemampuan anak-anaknya

    dasar untuk merencanakan tahapan belajar selanjutnya

    b. ditinjau dari pihak guru, untuk mengetahui:

    tepat tidaknya materi yang telah diberikan kepada siswa

    tepat tidaknya metode yang telah dilakukan selama proses

    Maju tidaknya materi yang telah doserap siswa

    Sampai seberapa jauh kemampuan awal yang dimiliki oleh siswa

    Ketepatan alat evaluasi yeng telah digunakan

    Dasar untuk penempatan siswa

    Remidiasi siswa

    Penelitian tindakan kelas

    c. Ditinjau dari pihak lembaga

    Pengisian nilai rapor dan ijazah

    Mengetahui kondisi proses belajar mengajar di sekolah

    Mengetahui sampai seberapa jauh pelaksanaan kurikulum

    Mengetahui kemampuan sekolah untuk menberikan pengetahuan

    Pengambilan keputusan untuk menetukan penentuan yang sesuai

    Dasar pemberian bea siswa

    Dasar pengelompokan siswa

    Fungsi evaluasi oleh Ratna Tanjung (2013:6) adalah:

  • 8/10/2019 mini riset Project Based Learning

    19/107

    8

    a. Berfungsi sebagai penyeleksi/selektif

    Berhasil tidaknya siswa dalam belajar

    Lulus tidaknya siswa dalam ujian

    Naik tidaknya siswa dalam jenjang kenaikan tingkat Diberi tidaknya siswa suatu penghargaan

    b. Berfungsi sebagai alat diagnostik antara lain

    Pendeteksi adanya kesulitan dalam belajar

    Pendeteksi adanya kelemahan dalam belajar

    Pendeteksi kenormalan mental siswa

    c. Berfungsi sebagai placement atau penempatan

    Penempatan dalam pembagian kelas Penempatan penerimaan penghargaan seperti, penerimaan beasiswa keteladanan

    Penentuan pembagian kelompok

    d. Berfungsi sebagai pengukuran keberhasilan

    Keberhasilan guru dalam membimbing siswa

    Keberhasilan siswa dalam belajar

    Keberhasilan program lembaga

    Keberhasilan pendidikan

    2.1.4. Aktivitas Belajar

    Aktivitas belajar prinsipnya adalah berbuat. Berbuat untuk mengubah tingkah laku,

    jadi melakukan kegiatan. Tidak ada belajar kalau tidak ada aktivitas. Itulah sebabnya aktivitas

    meruapakan prinsip atau asas yang sangat penting dalam interaksi belajar-mengajar. Sebagai

    rasionalitasnya hal ini juga mendapatkan pengakuan dari berbagai ahli pendidikan.Prinsip-

    prinsip aktivitas dalam belajar dalam hal ini akan dilihat dari sudut pandang perkembangan

    konsep jiwa menurut ilmu jiwa. Dengan melihat unsur kejiwaan seseorang subjek

    belajar/subjek didik, dapat lah diketahui bagaimana prinsip aktivitas yang terjadi dalam

    belajar itu. Karena dilihat dari sudut pandang ilmu jiwa, maka sudah barang tentu yang

    menjadi fokus perhatian adalah komponen manusiawi yang melakukan aktivitas dalam

    belajar-mengajar, yakni siswa dan guru. (Sadirman.2011:95-97)

    Mengombinasikan dua konsep yang baik di kemukakan John Locke maupun Herbert,

    jelas dalam proses belajar mengajar guru akan senantiasa mendominasi kegiatan. Siswa

    terlalu pasif, sedang guru aktif dan segala inisiatif datang dari guru. Aktivitas anak terutama

  • 8/10/2019 mini riset Project Based Learning

    20/107

    9

    terbatas pada mendengarkan, mencatat, menjawab pertanyaan bila guru memberikan

    pertanyaan. (Sadirman.2011:98)

    2.1.5.Pengertian Model Pembelajaran

    Untuk mengatasi berbagai problematika dalam pelaksanakan pembelajaran,

    diperlukan model-model mengajar yang dipandang mampu mengatasi kesulitan guru

    melaksanakan tugas mengajar dan juga kesulitan belajar peserta didik.

    Model pembelajaran adalah seluruh rangkaian penyajian materi ajar yang meliputi

    segala aspek sebelum sedang dan sesudah pembelajaran yang dilakukan guru serta segala

    fasilitas yang terkait yang digunakan secara lansung atau tidak lansung dalam proses belajar

    mengajar.(Istarani.2011)

    2.1.6. Model Pembelajaran Project Based Learning

    2.1.6.1 Hakikat Project Based Learning

    Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning/PjBL) adalah model

    pembelajran yang menggunakan proyek/kegiatan sebagai media. Peserta didik melakukan

    eksplorasi, penilaian, interpretasi, sistesis, dan informasi untuk menghasilakan berbagai

    bentuk hasil belajar.

    Perbelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning/PjBL) merupakan metode

    belajar yang menggunakan masalah sebagai langkah awal dalam pengumpulkan dan

    mengintergrasikan pengetahuan baru berdasarkan pengalamannya dalam beraktivitas secara

    nyata. Berbasis Proyek (Project Based Learning/PjBL) dirancang untuk digunakan pada

    permasalahan kompleks yang diperlukan peserta didik dalam meakukan investigasi dan

    memahaminya.

    Melalui PjBL, proses inkuiri dimulai dengan memunculkan pertanyaan penuntun ( a

    guiding question) dan membimbing peserta didik dalam sebuah proyek kolaboratif yang

    mengintegrasikan berbagai subjek(materi) dalam kurikulum. Pada saat pertanyaan terjawab,

    secara lansung peserta didik dapat melihat berbagai elemem utama sekaligus berbagai prinsip

    dalam sebuah displin yang sedang dikajinya. PjBL merupakan investigasi mendalam tentang

    sebuah tentang sebuah topik dunia nyata, dalam hal ini akan berharaga bagi atensi dan usaha

    peserta didik.

  • 8/10/2019 mini riset Project Based Learning

    21/107

    10

    Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning/PjBL) dapat dikatakan

    sebagai operasionalisasi konsep Pendidikan Brebasis Produksi. Dengan demikian model

    pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning/PjBL) sangat cocok untuk

    meningkatakan hasil belajar dan mutu siswa.(Daryanto.2014:23-24)

    2.1.6.2. Karakreristik Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning/PjBL)

    Karakteristik Berbasis Proyek (Project Based Learning/PjBL) oleh Daryanto

    (2014:24) antara lain sebagai berikut:

    Peserta didik membuat keputusan tentang sebuah kerangka kerja

    Adanya permasalahan atau tantangan yang diajukan kepada peserta didik

    Peserta didik mendesain proses untuk menentukan solusi atas permasalahan atau

    tantangan yang diajukan

    Peserta didik secara kolaboratif bertanggung jawab untuk mengakses dan mengelola

    informasi untuk memecahakan permasalahan

    Proses evaluasi dijalankan secara kontinyu

    Peserta didik secara berkala melakukan refleksi atas aktivitas yang sudah dijalankan

    Produk akhir aktivitas belajar akan dievaluasi secara kualitatif, dan

    Situasi pembelajaran sangat toleran terhadap kesalahan dan perubahan

    2.1.6.3. Kelebihan Berbasis Proyek (Project Based Learning/PjBL)

    Adapun kelebihan dari model pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based

    Learning/PjBL) oleh Daryanto (2014:25) adalah sebagai berikut:

    Mengingat motivasi belajar peserta didik untuk belajar, mendorong kemampuanmereka untuk melakuakan pekerjaan penting, dan mereka peru untuk diharagai.

    Meningkatkan kemampuan pemecahan masalah.

    Membuat peserta didik menjadi lebih aktif dan berhasil memecahakan problem-

    problem yang kompleks.

    Meningkatkan kolaborasi.

    Mendorong peserta didik untuk mengembangkan dan mempraktikan keterampilan

    komunikasi.

    Meningkatkan keterampilan peserta didik dalam mengelola sumber belajar.

  • 8/10/2019 mini riset Project Based Learning

    22/107

    11

    Memberikan pengalaman kepada peserta didik pembelajaran dan praktik dalam

    mengorganisasikan proyek, dan membuat alokasi waktu dan sumber-sumber lain

    seperti perlengkapan untuk menyelesaikan tugas.

    Menyediakan pengalaman belajar yang melibatkan peserta didik secara kompleks dandirancang untuk berkembang sesuai dunia nyata.

    Melibatkan para peserta didik untuk mengambil informasi dan menunjukkan

    penegetahuan yang dimiliki, kemudian diimplementasikan dengan dunia nyata.

    Membuat suasana belajar menjadi menyenangkan, sehingga peserta didik maupun

    pendidik menikmati proses pembelajaran.

    2.1.6.4.Langkah-langkah Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based

    Learning/PjBL)

    Menurut Daryanto (2014:27-28) adalah:

    1.

    Penentuan Pertanyaan Mendasar(Start With Essential Question)

    Pembelajaran dimulai dengan pertanyaan esesnsial, yaitu pertanyaan yang dapat memberi

    penugasan peserta didik dalam melakukan sesuatu aktivitas. Mengambil topik yang sesuai

    dengan realitas dunia nyata dan dimulai dengan sebuah investigasi mendalam. Pengajar

    berusaha agar topik yang dianggap relevan untuk para peserta didik.

    2. Mendesain Perencanaan Proyek(Design a Plan for the Project)

    Perencanaan dilakukan secara kolaboratif antara pengajar dan peserta didik. Dengan

    demikian peserta didik diharapkan akan merasa memiliki atas proyek tersebut. Perencanaan

    berisi tentang aturan main, pemilihan aktivitas yang dapat mendukung dalam menjawab

    pertanyaan essensial, dengan cara mengintegrasikan berbagai subjek yang mungkin, serta

    mengetahui alat dan bahan yang dapat diakses untuk membantu penyelesaian proyek.

    3. Menyusun Jadwal(Create a Schedule)

    Pengajar dan peserta didik secara kolaboratif menyusun jadwal aktivitas dalam

    menyelesaikan proyek. Aktivitas pada tahap ini antara lain :

    Membuat timeline untuk menyelesaikan proyek

    Membuat deadline penyelesaian proyek

    Membawa peserta didik agar perencanakan merencanakan yang baru

  • 8/10/2019 mini riset Project Based Learning

    23/107

    12

    Membimbing peserta didik ketika mereka membuat cara yang tidak berhubungkan

    dengan proyek

    Meminta peserta didik untuk membuat penjelasan (alasan) tentang pemilihan suatu

    cara.4. Memonitor peserta didik dan kemajuan proyek (Monitor the Students and the

    Progress of the Project)

    Pengajar bertanggung jawab untuk melakukan monitor terhadap aktivitas peserta didik

    selama menyelesaian proyek. Monitoring dilakukan dengan cara menfasilitasi peserta didik

    pada setiap roses. Dengan kata lain pengajar berperan menjadi mentor bagi aktivitas peserta

    didik. Agar mempermudah proses monitoring, dibuat sebuah rubrik yang dapat merekam

    keseluruhan aktivitas yang penting.

    5. Menguji Hasil(Asses the Outcome)

    Penilaian dilakukan untuk membantu pengajar dalam mengukur ketercapaian standart,

    berperan dalam mengevaluasi kemajuan masing-masing peserta didik, memberi umpan balik

    tentang tingkat pemahaman yang sudah dicapai peserta didik, membantu pengajar dalam

    menyusun strategi pembelajran berikutnya.

    6.

    Mengevaluasi Pengalaman(Evaluate the Experiance)

    Pada akhir proses pembelajaran, pengajar dan peserta didik me;akukan refleksi terhadap

    aktivitas dan hasil proyek yang sudah dijalankan. Proses refleksi dilakukan baik secara

    individu maupun kelompok. Pada tahap ini peserta didik di minta untuk mengunkapkan

    perasaan dan pengalamannya selama menyelesaikan proyek. Pengajar dan peserta didik

    mengembangkan diskusi dalam rangka memperbaiki kinerja selama proses pembelajaran,

    sehingga pada akhirnya ditemukan suatu temuan baru (new inquiry) untuk menjawab

    permasalahan yang diajukan pada tahap pertama pembelajaran.

    2.1.7.Pembelajaran Konvensional

    Pengajaran konvensional merupakan metode pengajaran yang berpusat pada guru

    sehingga dengan menerapkan pengajaran konvensional ini siswa hanya sebagai pendengar

    dan menyebabkan anak didik menjadi pasif. Pada umumnya terdiri dari metode ceramah,Tanya-jawab, dan pemberian tugas.

  • 8/10/2019 mini riset Project Based Learning

    24/107

    13

    1. Metode ceramah

    Metode ceramah adalah suatu cara mengajar paling tradisional dan telah lama

    dilaksanakan oleh para guru. Dengan penyajian materi melalui penuturan dan penerangan

    lisan guru pada siswa. Metode ini degunakan apabila pelajaran tersebut banyak mengandung

    hal-hal yang memerlukan penjelasan dari guru. Metode ini hendaknya digunakan bersama-

    sama metode lain, seperti metode tanya jawab. Pada metode ceramah, siswa dilatih untuk

    menjadi pendengar yang baik. Agar siswa tetap berperan secara aktif dalam proses belajar

    mengajar yang menggunakan metode ceramah ini, siswa perlu dilatih mengembangkan

    kemampuan untuk mendengarkan, memahami suatu informasi, dan mencatatnya dengan baik.

    Siswa hendaknya diminta mengajukan pertanyaan atau memberikan tanggapan terhadap

    informasi-informasi tertentu.

    Metode ini tidak jelek apabila penggunaannya betul-betul disiapkan dengan baik,

    didukung dengan alat dan media, serta memerhatikan batas-batas penggunaanya.

    Keterbatasan metode ceramah ini adalah:

    a. keberhasilan siswa tidak terukur

    b.

    perhatian dan motivasi siswa sulit diukur

    c.

    peran serta siswa dalam pembelajaran rendah

    d. materi kurang terfokus

    e. pembicaraan sering melantur

    2. Metode Diskusi

    Metode diskusi adalah suatu cara penguasaan bahan pelajaran melalui wahana tukar

    pendapat dan informasi berdasarkan pengetahuan dan pengalaman yang telah diperoleh guna

    memcahkan suatu masalah, memperjelas suatu bahan serta pelajaran dan mencapai

    kesepakatan. Melalui metode ini, berbagai keterampilan, seperti bertanya, berkomunikasi,

    menafsirkan, dan menyimpulkan dapat di kembangkan.

    Demikian pula, keberanian mengemukakan pendapat, sikap-sikap kritis, skeptis, toleran,

    kemampuan mengendalikan emosi, dan sebagainya dapat dibina melalui penggunaan metode

    ini.

    Metode diskusi diaplikasikan dalam proses belajar mengajar untuk:

  • 8/10/2019 mini riset Project Based Learning

    25/107

    14

    a. mendorong siswa berpikir kritis

    b. mendorong siswa mengekpresikan pendapatnya secara bebas

    c.

    mendorong siswa menyumbangkan buah pikirnya untuk menyelesaikan masalah

    bersama

    d. mengambil satu alternatif jawaban atau beberapa alternatif jawaban untuk

    memecahakan masalah berdasarkan pertimbangan yang saksama

    Kelebihan metode diskusi adalah:

    a. menyadarkan siswa bahwa masalah dapat dipecahkan dengan berbagai jalan

    b. menyadarkan siswa bahwa dengan berdiskusi, mereka saling mengemukakan

    pendapat secara konstruktif sehingga dapat diperoleh keputusan yang lebih baik

    (Hamdani.2011:278-279)

    2.1.8.Materi Pelajaran

    Suhu dan Pengukurannya

    Suhu termasuk suatu besaran pokok. Suhu menyatakan derajat panas atau dinginnya

    suatu benda. Jika ditinjau dari segi energi kinetik, suhu didefinisikan sebagai ukuran energi

    kinetik rata-rata partikel dalam suatu benda.

    Perubahan sifat fisis zat karena dipanaskan disebut sifat termometrik zat. Misalnya

    perubahan volume zat cair, panjang logam, hambatan listrik logam, tekanan gas pada volume

    tetap dan warna kawat berpijar. Berdasarkan sifat termometrik zat inilah dibuat suatu alat

    untuk mengukur suatu benda disebut termometer.

    2.1.8.1 Termometer dan Pengukuran Suhu

    Termometer adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur suhu suatu benda atau

    sistem secara kuantitatif. Termometer dibuat berdasarkan sifat dasar suatu bahan yang

    berubah secara teratur tehadap suhu. Sifat dasar suatu bahan yang berubah secara teratur

    terhadap suhunya tersebut dinamakan sifat termometrik. Terdapat beberapa sifat termometrik

    bahan yang dapat digunakan untuk membuat termometer, di antaranya volume zat cair,

    panjang logam, hambatan listrik, gaya gerak listrik, dan warna pijar kawat.

    Pada dasarnya, bahan yang digunakan untuk membuat termometer mempunyai

    karakterstik linier, yaitu, hubungan sifat termometrik bahan adalah linier dengan suhu dan

    mengikuti persamaan dibawah ini.

  • 8/10/2019 mini riset Project Based Learning

    26/107

    15

    Dengan

    t = suhu

    x = sifat termometrik

    a,b = konstanta yang bergantung pada bahan yang digunakan

    1. Jenis jenis Termometer

    Karena terdapat beberapa sifat termometrik bahan, maka tentu termometer juga

    terdapat dalam beberapa jenis. Tabel di bawah ini menunjukkan jenis-jenis termometer.

    Tabel 2.1 Jenis-jenis termometer

    Termometer Sifat Termometrik Jangkauan Pengukuran (oC)

    Raksa Volume Zat Cair -39-500

    Gas Volume Tetap Tekanan Gas Pada Volume Tetap -270-1,500

    Hambatan Platina Hambatan Listrik -200-1,200

    Termokopel Gaya Gerak Listrik -250-1,500

    Pirometer Intensitas Cahaya Lebih dari 1.000

    2.8.2Kalibrasi Termometer

    Kalibrasi termometer adalah suatu kegiatan untuk menetapkan skala termometer

    dengan menggunakan tanda-tanda tertentu. Terdapat empat langkah untuk mengkalibrasi

    termometer, yaitu:

    1.

    Menentukan titik tetap bawah

    Biasanya titik tetap bawah suatu termoeter adalah titik beku (titik lebur) air murni

    pada tekanan atmosfer standar 1 atm, dan titik tetap bawah ini digunakan sebagai acuan

    pengukuran suhu terendah termometer tersebut. Sebagai contoh, titik tetap bawah termometer

    Celsius ditandai dengan skala nol (0oC).

    2. Menentukan titik tetap atas

    t (x) = ax + b

  • 8/10/2019 mini riset Project Based Learning

    27/107

    16

    Umumnya titik tetap atas suatu termometer adalah titik didih air murni pada tekanan 1

    atm dan titik tetap atas ini digunakan sebagai acuan pengukuran suhu tertinggi termometer

    tersebut. Sebagai contoh, titik tetap atas termometer Celsius ditandai dengan skala 100

    (100oC).

    3. Membagi ruang antara titik tetap bawah dan titik tetap atas thermometer tersebut

    menjadi beberapa bagian yang sama. Sebagia contoh, pada termometer Celsius dibagi

    menjadi 100 bagian dan tiap bagiannya adalah 1oC.

    4. Untuk memperoleh jangkauan pengukuran yang lebih baik, maka skala termometer

    dapat diperluas dengan menambahkan skala di bawah titik tetap bawah atau di atas titik tetap

    atas.

    skala perluasan

    titik didih (100oC)

    Skala utama

    Titik beku (0oC)

    Skala perluasan

    Gambar 2.1Kalibrasi skala termometer Celsius

    2.8.3Jenis-jenis Skala Termometer

    Dalam fisika, terdapat empat macam skala yang biasa digunakan dala pengukuran suhu,

    yaitu skala Celsius, Fahrenheit, Kelvin, dan Reamur. Berikut ini penjelasan tentang keempat

    skala termometer tersebut.

    a.

    Skala Celsius

    Pada skala Celsius, titik tetap bawah ditandai dengan 0oC dan titik tetap atas ditandai

    dengan 100oC. Skala ini diajukan oleh Anders Celsius (1701-1744) dengan menetapkan titik

    lebur es sebagai titik tetap bawah dan titik didih air sebagai titik tetap atas.

    a. Skala Fahrenheit

    Skala Fahrenheit diajukan oleh fisikawan Jerman, Daniel Gabriel Fahrenheit (1686-

    1736). Pada skala Fahrenheit, titik tetap bawah ditandai dengan 32oF dan titik tetap atas

    ditandai dengan 212o

    F. Fahrenheit menetapkan titik tetap atas dan titik tetap bawah

    berdasarkan titik beku dan titik didih air murni pada tekanan 1 atm.

  • 8/10/2019 mini riset Project Based Learning

    28/107

    17

    Hubungan skala Celsius dengan skala Fahrenheit dapat dinyatakan dengan persamaan

    sebagai berikut.

    Dengan

    TF= suhu dalam skala Fahrenheit

    TC= suhu dalam skala Celsius

    b. Skala Kelvin

    Skala kelvin diajukan oleh fisikawan Inggris , Lord William Thomson Kelvin (1824-1907).

    Pada skala Kelvin, titik tetap bawah ditandai dengan angka 273 K dan titik tetap atas ditandai

    dengan 373 K. Pengukuran suhu dalam skala Kelvin berdasarkan pada suhu mutlak nol.

    Energi kinetik dan laju partikel suatu zat berkurang dengan turunannya suhu dan saat

    suhu mencapai kira-kira -273,15oC gerak partikel-partikel tersebut berhenti, sehingga tidak

    ada lagi suhu yang dapat diukur. Suhu tersebut merupakan suhu terendah suatu benda dan

    disebut suhu nol mutlak, dan suhu terendah pada skala Kelvin ditandai dengan 0 K yang sama

    dengan -273,15oC.

    Hubungan skala Kelvin dengan skala Celsius dapat dinyatakan dengan persamaan

    sebagai berikut.

    Dengan

    TK= suhu dalam skala Kelvin

    c. Skala Reamur

    Pada skala Reamur, titik tetap bawah ditandai dengan angka 0oR dan titik tetap atas ditandai

    dengan 80oR. Hubungan skala Reamur dengan skala Celsius dapat dinyatakan dengan

    persamaan sebagai berikut.

    = 9 : 5

    TK= TC+ 273

    =

  • 8/10/2019 mini riset Project Based Learning

    29/107

    18

    Dengan

    TR= suhu dalam skala Reamur

    catatan

    hubungan skala Celsius, Reamur, Fahrenheit, dan Kelvin adalah:

    TC= 5/4 TR= 5/9 (TF32) = TK273

    2.2 Kerangka Konseptual

    Berbeda dengan model lain yang memberikan penekanan pada presentasi ide dan

    demonstrasi keterampilan, project based learning dimulai dengan dengan memunculkan

    pertanyaan penuntun dan membimbing peserta didik dalam sebuah proyek kolaboratif yang

    mengintegrasikan berbagai subjek(materi) dalam kurikulum.

    Proyek melibatkan pembelajar dalam investigasi konstruktif. Investigasi mungkin

    berupa proses desain, pengambilan keputusan, penemuan masalah, pemecahan masalah,

    discovery, atau proses pembangunan model. Akan tetapi, agar dapat disebut proyek

    memenuhi Pembelajaran Berbasis Proyek, aktivitas inti dari proyek itu harus meliputi

    transformasi dan konstruksi pengetahuan (dengan pengertian: pemahaman baru, atau

    keterampilan baru) pada pihak pembelajar. Jika pusat atau ini kegiatan proyek tidak

    menyajikan tingkat kesulitan bagi anak, ataudapat dilakukan dengan penerapan informasi

    atau ketermpilan yang siap dipelajari, proyek yang dimaksud adalah tak lebih dari sebuah

    latihan, dan bukan proyek Pembelajaran Berbasis Proyek.(Istarani.2011)

    Pembelajaran Berbasis Proyek juga menuntut siswa untuk mengembangkan

    keterampilan seperti kolaborasi dan refleksi. Menurut studi penelitian, Pembelajaran Berbasis

    Proyek membantu siswa untuk meningkatkan keterampilan sosial mereka, sering

    menyebabkan absensi berkurang dan lebih sedikit masalah disiplin di kelas. Siswa juga

    menjadi lebih percaya diri berbicara dengan kelompok orang termasuk orang dewasa.

    Pembelajaran Berbasis Proyek meningkatkan antusiasme untuk belajar. Ketika anak-

    anak bersemangat dan antusias tentang apa yang mereka pelajari, mereka sering mendapatkan

    lebih banyak teribat dalam subjek dan kemudian memperluas minat mereka untuk mata

    pelajaran lainnya. Antusias peserta didik cenderung untuk mempertahankan apa yang mereka

    pelajari, bukan melupakannya secepat mereka telah lulus tes.

  • 8/10/2019 mini riset Project Based Learning

    30/107

    19

    2.3 Hipotesis Penelitian

    Adapun hipotesis yang diajukan dalam penelitian adalah:

    Ho = Tidak ada pengaruh penggunaan model pembelajaran Project Based Learning

    terhadap hasil belajar siswa pada sub materi pokok Suhu dan Pengukurannya di kelas

    VII SMP Negeri 3 Percut Seituan T.P 2014/2015.

    Ha= Ada pengaruh penggunaan model pembelajaran Project Based Learning terhadap

    hasil belajar siswa pada sub materi pokok Suhu dan Pengukurannya di kelas VII SMP

    Negeri 3 Percut Seituan T.P 2014/2015.

    (Sudjana.2005.243)

  • 8/10/2019 mini riset Project Based Learning

    31/107

    20

    BAB III

    METODE PENELITIAN

    Metodologi penelitian adalah ilmu yang mempelajari tentang cara-cara yang digunakan

    untuk melakukan suatu penelitian, agar memperoleh hasil yang baik dan dapat di

    pertanggungjawabkan. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen yaitu

    perlakuan terhadap terhadap 2 kelompok yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol.

    3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

    Sesuai dengan judul penelitian ini, maka lokasi penelitian ini adalah di Kelas VII SMPNegeri 3 Percut Seituan yang akan dilaksanakan pada semester genap Tahun Pelajaran

    2014/2015.

    3.2 Populasi dan Sampel Penelitian

    3.2.1Populasi Penelitian

    Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas Kelas VII SMP Negeri 3

    Percut Seituan yang terdiri dari kelas paralel

    3.2.2Sampel Penelitian

    Sampel penelitian adalah sebagian dari populasi. Sampel dalam penelitian ini 2 kelas

    yang diambil secara cluster random sampling yaitu penerikan sampel dengan proses

    pengacakan yang disajikan sebagai 1 kelas eksperimen (X1) dengan model pembelajaran

    Project Base Learning dan 1 kelas kontrol (X2) dengan strategi pembelajaran konvensional.

    3.3

    Variabel Penelitian

    3.3.1Variabel Bebas (X)

    Yang menjadi variabel bebas (X) pada penelitian ini adalah Model Pembelajaran

    Berbasis Proyek ( Project Based Learning).

    3.3.2Variabel Terikat (Y)

    Variabel terikat (Y) dalam penelitian ini yaitu hasil belajar Fisika siswa Kelas VII

    SMP Negeri 3 Percut Seituan.

  • 8/10/2019 mini riset Project Based Learning

    32/107

    21

    3.4 Jenis dan Desain Penelitian

    3.4.1 Jenis Penelitian

    Jenis penelitian ini adalah quasi eksperimen yaitu penelitian yang dimaksudkan untuk

    mengetahui ada tidaknya akibat dari sesuatu yang dikenakan pada subjek yaitu siswa.

    Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan pada hasil belajar

    siswa yang diajarkan melalui model pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning)

    dengan pembelajaran konvensional.

    3.4.2 Desain Penelitian

    Penelitian ini melibatkan dua kelas yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol yang

    diberi perlakuan berbeda. Pada kelas eksperimen diberi perlakuan yaitu pengajaran dengan

    menggunakan Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Base Learning). Sedangkan

    pada kelas kontrol diberi perlakuan yaitu pengajaran dengan menggunakan pembelajaran

    konvensional.

    Untuk mengtahui hasil belajar siswa, yang diperoleh dengan menerapkan dua perlakuan

    tersebut maka pada siswa deberikan tes. Adapun rancangan penelitiannya sebagai berikut:

    Tabel 3.1 Desain Penelitian (Two group, pre-test, pos-test design)

    Kelas Tes awal/pretes Perlakuan Tes

    akhir/postes

    Eksperimen T1 X1 T2

    Kontrol T1 X2 T2

    Keterangan : T1= Pre test pada kelas eksperimen dan kelas kontrol

    T2= Pos-tes pada kelas eksperimen dan kelas kontrol

    X1= perlakuan yang diberi pada kelas eksperimen

    X2= perlakuan yang diberikan pada kelas kontrol

    Sesuai dengan tujuan penelitian, maka untuk mendapatkan data dilakukan penelitian

    dengan menggunakan quasi eksperimen yang bertujuan untuk melihat ada tidaknya akibat

  • 8/10/2019 mini riset Project Based Learning

    33/107

    22

    sesuatu yang dikenakan pada subjek didik. Dengan memberi perlakuan pada kelompok

    sampel penelitian yang dilakukan melalui Model Pembelajaran Berbasis Proyek.

    Agar kedua kelas homogen maka proses penelitian ini dilaksanakan melalui tahap

    berikut:

    1. Kedua kelas diberi tes awal

    2. Kedua kelas diberi materi yang sama

    3.

    Lama penyampaian materi harus sama

    4. Guru yang menyampaikan materi adalah sama, yaitu peneliti sendiri

    5. Perbedaan hanya terletak pada perlakuan yaitu pembelajaran menggunakan Model

    Pembelajaran Berbasis Proyek dan Pembelajaran Konvensional

    3.5 Prosedur Penelitian

    Adapun prosedur penelitian dibagi dalam beberapa langkah sebagai berikut:

    3.5.1. Tahap Persiapan

    a. Berdiskusi dengan dosen pembimbing.

    b. Menyusun instrument soal tes untuk memperoleh data tentang hasil belajar

    3.5.2. Tahap Pelaksanaan Penelitian

    a.

    Pengambilan sampel dari populasi

    b. Membagi sampel menjadi kelas kontrol dan kelas eksperimen. Kemudian kelas

    eksperimen dan kelas kontrol diberikan pretest dan mendapatkan data test awal.

    c. Melakukan pengolahan data pertes

    Yaitu uji normalitas,uji homogenitas, dan uji t 2 pihak

    d.

    Melakukan pengajaran pada kedua kelas

    Kelas eksperimen : diberi model pembelajaranProject Based Learning

    Kelas kontrol : diberi pembelajaran konvensional

    e. Melakukan postes

    Setelah pembelajaran selesai, penelitian akan melakukan postes untuk mengetahui

    kemampuan akhir siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.

    f.

    Melakukan pengolahan data postes uji t 1 pihak pada kelas eksperimen dan kelas

    kontrol untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh model pembelajaran Project Based

    Learning, kemudian melakukan uji hipotesis.

    g.

    Setelah uji hipotesis diambil kesimpulan

  • 8/10/2019 mini riset Project Based Learning

    34/107

    23

    Gambar 3.1 Prosedur Penelitian

    POPULASI

    SAMPEL

    Kelas Eksperimen Kelas Kontrol

    Pretest

    Pembelajaran KonvensioanlProject Based Learning

    Postes

    Pengolahan/Analisis Data

    Penarikan Kesimpulan

  • 8/10/2019 mini riset Project Based Learning

    35/107

    24

    3.6 Alat Pengumpul Data

    3.6.1 Tes

    Sebagai alat pengumpul data dalam penelitian ini adalah berupa test awal dan test

    akhir materi pelajaran yang diberikan kepada siswa. Bentuk test yang diberikan yaitu bentuk

    pilahan berganda yang terdiri dalam lima pilihan jawaban dengan jumlah soal 20 butir. Soal

    yang dijawab benar diberi skor 1 dan jika salah diberi 0. Alat pengumpul data sebelum

    digunakan terlebih dahulu dicari validitas, dengan menggunakan validitas isi, yang akan

    divalidkan 3 orang validator yang ahli dibidangnya.

    Tabel 3.2 Kisi-kisi Tes Hasil Belajar Materi Pokok Suhu dan Kalor

    NoSub Materi Pokok

    KemampuanJumlah

    C1 C2 C3 C4 C5 C6

    1 Pengertian suhu 1 1

    2 Pengukuran suhu 2 4 2

    3 Perbandingan skala

    pengukuran suhu

    6,

    103 7 4

    4 Konversi skala

    pengukuran suhu 5 8 9 3

    Jumlah 1 3 3 2 1 - 10

    Keterangan : C1=Pengetahuan/Ingatan C4=Analisis

    C2=Pemahaman C5=Sintesis

    C3=Aplikasi/Penerapan C

    6=Evaluasi

    3.6.2 Validitas Tes

    Sebelum digunakan instrumen ini terlebih dahulu diuji validitas tes. Validitas tes yang

    digunakan pada penelitian ini adalah validitas isi, yaitu derajat dimana suatu tes mengukur

    cakupan substansi yang ingin diukur. Tes ini disusun berdasarkan kurikulum, buku pegangan

    siswa/guru. Untuk mendapatkan validitas isi memerlukan dua aspek penting yaitu valid isi

    dan valid teknik samplingnya. Valid isi mencakup khususnya, hal-hal yang berkaitan dengan

    apakah item-item itu menggambarkan pengukuran cakupan yang ingin diukur. Sedangkan

  • 8/10/2019 mini riset Project Based Learning

    36/107

    25

    validitas sampling pada umumnya berkaitan dengan bagaimanakah baiknya suatu sampel tes

    merepresentasikan total cakupan isi.

    Validitas isi pada umumnya ditentukan melalui pertimbangan para ahli. Untuk

    memberikan gambaran bagaimana suatu tes divalidasi dengan menggunakan validitas isi,

    pertimbangan ahli tersebut dilakukan dengan cara sebagai berikut:

    Para ahli diminta untuk mengamati secara cermat semua item dalam tes yang hendak

    divalidasi, kemudian mereka diminta untuk mengoreksi semua item-item yang telah dibuat.

    Dan pada akhir perbaikan mereka juga diminta untuk memberikan pertimbangan tentang

    bagaimana suatu tes tersebut menggambarkan cakupan isi yang hendak diukur.

    3.7. Teknik Pengolahan data

    a. Tes Hasil Belajar

    Data skor pre-test sebelum perlakuan diperoleh dengan memanfaatkan jawaban siswa

    sekaligus untuk mengidentifikasikan tingkat pemahaman sebelum mengikuti kegiatan belajar.

    Data skor post-tes sesudah perlakuan diperoleh dengan memanfaatkan jawaban siswa

    sekaligus untuk mengidentifikasikan tingkat pemahaman sesudah mengikuti kegiatan belajar.

    b. Lembar Observasi

    Dalam pengumpulan data selama proses pembelajaran berlangsung juga akan dibantu

    oleh observer. Adapun perannya adalah mengamati aktivitas pembelajaran yang berpedoman

    pada lembar observasi yang disiapkan serta memberikan penilaian berdasarkan pengamatan

    yang dilakukan. Hasil observasi ini diserahkan kembali kepada peneliti untuk mengetahui

    sejauh mana ketercapaian pelajaran.

    3. 8. Teknik Analisis Data

    Setelah data diperoleh kemudian diolah dengan teknik analisis data sebagai berikut :

    3.8.1. Menghitung skor mentah.

    3.8.2. Menentukan nilai rata-rata dan simpangan baku.

    a)

    Menentukan nilai rata-rata

  • 8/10/2019 mini riset Project Based Learning

    37/107

    26

    N

    XiX (Sudjana 2001: 67)

    Keterangan: X= Mean (rata-rata) nilai siswa

    X= Jumlah nilai siswa

    N = Jumlah Sampel (siswa)

    b) Menentukan simpangan baku

    1

    )( 2

    N

    XXS

    i (Sudjana 2001: 93)

    3.8.3Melakukan Uji Normalitas

    Uji normalitas dalam penelitian ini menggunakan uji Liliefors, dengan langkah-langkah

    sebagai berikut :

    a. Mengubah data pengamatan X1, X2,....Xi menjadi angka baku Z1, Z2,....Zi dengan

    rumus :

    S

    XXZ i

    1 ( Sudjana, 2005 : 466)

    Keterangan : X = Rata-rata nilai hasil belajar

    S = Standar deviasi

    b. Menghitung proporsi Z1, Z2,....Ziyang lebih kecil atau sama dengan Zi. Proporsi ini

    dinyatakan dengan rumus :

    n

    ZyangZZZbanyaknyaZS ini

    ,....,)( 21

    c. Mencari harga mutlak dari selisih F(Z1)S( Zi)

    d. Mengambil harga yang paling besar diantara harga mutlak dari selisih tersebut yang

    disebut Lhitung. Selanjutnya pada taraf signifikan 05,0 dicari harga Ltabel pada

    daftar nilai kritis L untuk uji Liliefors.

    Lo < Ltabel maka sample berdistribusi normal

    Lo > Ltabelmaka sample tidak berdistribusi normal

  • 8/10/2019 mini riset Project Based Learning

    38/107

    27

    3.8.4Uji Homogenitas

    Uji Homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah sampel yang diambil varians

    homogen atau tidak, dengan rumus :

    2

    2

    2

    1

    S

    SFhitung ( Sudjana, 2005 : 249)

    Keterangan : S12 = Varians terbesar

    S22 = Varians terkecil

    Kriteria pengujiannya:

    Jika Fhitung < Ftabel maka kedua populasi mempunyai variansi sama

    Jika Fhitung > Ftabel maka kedua populasi tidak mempunyai varians yang sama

    Tolak Ho jika F )2,1(2/1 vvF dengan )2,1(2/1 vvF dari daftar distribusi F dengan peluang

    1/2 , sedangkan derajat kebebasan v1 dan v2 masing-masing sesuai dengan dk pembilang

    dengan penyebut dengan =0,10 ( adalah taraf nyata).

    3.8.5Uji Hipotesis (Uji t)

    Pengujian hipotesis dilakukan dengan dua cara yaitu :

    1. Uji kesamaan rata-rata pretest (uji t dua pihak)

    Uji t dua pihak digunakan untuk mengetahui kesamaan kemampuan awal siswa pada

    kedua kelompok sampel. Hipotesis yang diuji berbentuk :

    H0:1= 2Ha:

    1

    2

    Keterangan :

    1= 2: Kemampuan awal siswa pada kelas eksperimen sama dengan kemampuan awalsiswa pada kelas kontrol.

    1 2: Kemampuan awal siswa pada kelas eksperimen tidak sama dengan kemampuanawal siswa pada kelas kontrol.

  • 8/10/2019 mini riset Project Based Learning

    39/107

    28

    Bila data penelitian berdistribusi normal dan homogen maka untuk menguji hipotesis

    menggunakan uji t dengan rumus, yaitu :

    21

    21

    11

    nnS

    XXt

    ( Sudjana, 2005 : 239 )

    Dimana S adalah varians gabungan yang dihitung dengan rumus :

    2

    11

    21

    2

    22

    2

    112

    nn

    snsns

    Kriteria pengujian adalah : terima HO jika

    211

    211

    ttt dimana

    211

    t didapat

    dari daftar distribusi t dengan dk = n1 + n2 - 2 dan 5,0 . Untuk harga t lainnya HOditolak.

    Jika pengolahan data menunjukkan bahwa

    211

    211

    ttt , atau nilai t hitung

    yang diperoleh berada diantara

    211

    t dan

    211

    t , maka H0 diterima. Dapat diambil

    kesimpulan bahwa kemampuan awal siswa pada kelas eksperimen sama dengan kemampuan

    awal siswa pada kelas kontrol. Jika pengolahan data menunjukkan nilai t hitung tidak berada

    diantara

    211

    t dan

    211

    t , H0 ditolak dan Ha diterima, dapat diambil kesimpulan bahwa

    kemampuan awal siswa pada kelas eksperimen tidak sama dengan kemampuan awal siswa

    pada kelas kontrol.

    2. Uji kesamaan rata-rata posttest (uji t satu pihak)

    Uji t satu pihak digunakan untuk mengetahui pengaruh dari suatu perlakuan yaitu

    model pembelajaran berbasis proyek terhadap hasil belajar siswa. Hipotesis yang diuji

    berbentuk : H0:1= 2Ha:12

    Keterangan :

    1= 2: Hasil belajar siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol sama, berarti tidak adapengaruh model pembelajaran Project Based Learning(berbasis proyek).

  • 8/10/2019 mini riset Project Based Learning

    40/107

    29

    12: Hasil belajar siswa pada kelas eksperimen lebih besar dari kelas kontrol, berarti adapengaruh model pembelajaran Project Based Learning(berbasis proyek).

    Bila data penelitian berdistribusi normal dan homogen maka untuk menguji hipotesis

    menggunakan uji t dengan rumus, yaitu :

    21

    21

    11

    nnS

    XXt ( Sudjana, 2005 : 239 )

    Dimana S adalah varians gabungan yang dihitung dengan rumus :

    2

    11

    21

    2

    22

    2

    112

    nn

    snsns

    Keterangan :

    t = Distribusi t

    1= Ratarata hasil belajara fisika siswa kelas eksperimen2= Ratarata hasil belajara fisika siswa kelas kontroln1 = Jumlah siswa kelas eksperimen

    n2= Jumlah siswa kelas kontrol

    s12= Varians kelas eksperimen

    s22= Varians kelas kontrol

    s2= Varians dua kelas sampel

    Kriteria pengujiannya adalah : Terima H0, jika dimana didapat dari daftardistribusi t dengan peluang ( ) dan dk = n1+ n22 dan = 0,05. Untuk harga t lainnyaH0 ditolak.

    Jika pengolahan data menunjukkan bahwa , atau nilai t hitung yangdiperoleh lebih dari nilai , maka hipotesis H0ditolak dan Ha diterima. Dapat diambilkesimpulan bahwa hasil belajar fisika siswa pada kelas eksperimen (dengan menggunakan

  • 8/10/2019 mini riset Project Based Learning

    41/107

    30

    model pembelajaran berbasis proyek ) lebih besar dibandingkan hasil belajar fisika siswa

    pada kelas kontrol (dengan menggunakan pembelajaran konvensional), maka model

    pembelajaran berbasis proyek dikatakan berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.

    Jika pengolahan data menunjukkan bahwa , atau nilai t hitung yangdiperoleh kurang dari nilai , maka hipotesis H0 diterima. Dapat diambil kesimpulan

    bahwa hasil belajar fisika siswa pada kelas eksperimen (dengan menggunakan model

    pembelajaran berbasis proyek) sama dengan hasil belajar fisika siswa pada kelas kontrol

    (dengan menggunakan pembelajaran konvensional), maka model pembelajaran berbasis

    proyek dikatakan tidak berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.

  • 8/10/2019 mini riset Project Based Learning

    42/107

    31

    BAB IV

    HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    4.1. Hasil Penelitian

    4.1.1. Deskripsi Hasil Penelitian

    Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang melibatkan dua kelas yang

    diberi pendekatan pembelajaran yang berbeda yaitu kelas eksperimen yang diajar dengan

    Model Pembelajaran Project Based Learning, dan kelas kontrol diajar dengan Pembelajaran

    Konvensional. Oleh sebab itu, sebelum kedua kelas diterapkan perlakuan yang berbeda, maka

    pada kedua kelas terlebih dahulu diberikan pretes yang bertujuan untuk mengetahui

    kemampuan awal belajar siswa pada masing-masing kelas.

    A. Hasil Pretes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

    Adapun hasil pretes kedua kelompok sampel adalah sebagai berikut:

    Tabel 4.1. Hasil Pretes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

    Data nilai pretes kelas eksperimen Data nilai pretes kelas Kontrol

    No Nilai Frekuensi Rata-rata Nilai Frekuensi Rata-rata

    1 10 1

    44,00

    10 -

    43,00

    2 20 1 20 3

    3 30 4 30 3

    4 40 5 40 5

    5 50 4 50 5

    6 60 3 60 2

    7 70 1 70 2

    8 80 1 80 -

    9 90 - 90 -

    10 100 - 100 -

    Jumlah 20 Jumlah 20

  • 8/10/2019 mini riset Project Based Learning

    43/107

    32

    Setelah pada sampel diterapkan pembelajaran yang berbeda, dimana kelas eksperimen

    diterapkan Model Pembelajaran Project Based Learning dan dikelas kontrol diterapkan

    Pembelajaran Konvensional diperoleh hasil postes sebagai berikut :

    B. Hasil Postes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

    Adapun hasil postes kedua kelompok sampel adalah sebagai berikut

    Tabel 4.2. Hasil Postes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

    Data nilai postes kelas eksperimen Data nilai postes kelas Kontrol

    No Nilai Frekuensi Rata-rata Nilai Frekuensi Rata-rata

    1 10 -

    67,00

    10 -

    60,00

    2 20 1 20 -

    3 30 - 30 1

    4 40 - 40 2

    5 50 2 50 3

    6 60 4 60 5

    7 70 7 70 6

    8 80 5 80 3

    9 90 1 90 -

    10 100 - 100 -

    Jumlah 20 Jumlah 20

  • 8/10/2019 mini riset Project Based Learning

    44/107

    33

    4.1.2. Uji Persyaratan Analisis Data

    Uji persyaratan analisis data meliputi uji normalitas data pretes dan postes serta uji

    homogenitas data pretes dan postes. Pengujian normalitas data dilakukan menggunakan uji

    lilliefors, diperoleh bahwa nilai pretes dan postes kedua kelompok sampel memiliki data yang

    normal atau Lhitung< Ltabelpada taraf signifikan 0,05 dan n = 20. Hasil uji normalitas pretes

    dan postes kedua kelas adalah sebagai berikut, ( perhitungan pada lampiran 11 dan 12 )

    Tabel 4.3. Ringkasan Perhitungan Uji Normalitas Data Pretes dan Postes

    No Data Kelas Lhitung Ltabel Kesimpulan

    1

    Pre-Test

    Eksperimen 0,1293

    0,190

    Normal

    2 Kontrol 0,0271 Normal

    3

    Post-Test

    Eksperimen 0,1477 Normal

    4 Kontrol 0,0920 Normal

    Selanjutnya pengujian homogenitas dilakukan dengan menggunakan uji F untuk

    mengetahui apakah kelompok sampel berasal dari populasi yang homogen atau tidak. Dari

    hasil uji homogenitas diperoleh nilai Fhitung= 1,32 pada pretes, dan Fhitung= 1,73 pada postes.

    Sedangkan Ftabel = 1,82. Karena Fhitung < Ftabelmaka data pretes dan postes kedua sampel

    homogen. Secara ringkas hasil perhitungan uji homogenitas pretes dan postes kedua kelas

    sampel adalah : (perhitungannya pada lampiran 11 dan lampiran 12)

    Tabel 4.4. Uji Homogenitas Data Pretes dan Postes Kelas Eksperimen dan Kelas

    Kontrol

    Data SampelVarians

    PretesFhitung Ftabel Kesimpulan

    Pretes K. Eksperimen 367,1056 1,578 2,182 Homogen

  • 8/10/2019 mini riset Project Based Learning

    45/107

    34

    K.Kontrol 232,5625

    Postes

    K. Eksperimen 232,5625

    1,1631 Homogen

    K.Kontrol 199,9396

    Dari tabel 4.3. dan 4.4. di atas dapat disimpulkan bahwa data penelitian berdistribusi

    normal dan homogen, maka telah memenuhi persyaratan untuk dilakukan pengujian hipotesis

    penelitian. (perhitungannya pada lampiran 13 dan lampiran 14)

    4.1.3. Uji Hipotesis Data

    Untuk pengujian hipotesis dilakukan dengan uji beda t yaitu membedakan rata-rata

    hasil post-tes siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan tujuan untuk mengetahui ada

    tidaknya pengaruh Model Pembelajaran Project Based Learning dan Pembelajaran

    Konvensional terhadap hasil belajar fisika siswa pada sub materi pokok Suhu dan

    Pengukurannya di SMP Negeri 3 Percut Seituan T.A 2014/2015.

    Hasil pengujian hipotesis pada taraf signifikan 0,05 dan dk = 38, diperoleh thitung =

    1,810 sedangkan ttabel= 1,7915. Karena thitung> ttabelberarti Ha diterima atau Ho ditolak, makadapat disimpulkan Ada Pengaruh Model Pembelajaran Project Based Learning Pada Sub

    Materi Pokok Suhu dan Pengukurannya. Secara ringkas hasil perhitungan uji hipotesis tertera

    pada tabel 4.5. berikut (perhitungan pada lampiran 15 dan lampiran 16)

    Tabel 4.5. Ringkasan Perhitungan Uji t

    No Sampel Rata-rata thitung ttabel Kesimpulan

    1 K.Eksperimen 67,001,810 1,7915 Ada pengaruh

    2 K.Kontrol 60,00

    4.2. Pembahasan Hasil Penelitian

    Hasil penelitian ini menunjukkan adanya pengaruh pembelajaran pendektan

    kontekstual terhadap hasil belajar siswa pada sub materi Suhu dan Pengukurannya yang

    ditunjukkan dengan adanya peningkatan nilai hasil belajar siswa sebesar 10,44 %.

  • 8/10/2019 mini riset Project Based Learning

    46/107

    35

    Hasil penelitian ini bisa tercapai, karena model pembelajaran project based learning

    memiliki langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran. Langkah-langkah pembelajaran dalam

    model peningkatan kemampuan berpikir ini bisa membuat hasil belajar siswa meningkat

    apabila dilaksanakan sesuai dengan yang diharapkan.

  • 8/10/2019 mini riset Project Based Learning

    47/107

    36

    BAB V

    KESIMPULAN DAN SARAN

    Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dari hasil analis data pengujian hipotesis

    penelitian, penulis mengemukakan kesimpulan dan saran sebagai berikut:

    5.1. Kesimpulan

    1. Ratarata pretes kelas eksperimen sebelum diberikan pembelajaran adalah 44,00 dengan

    standard deviasi 19,16 dan setelah diberikan perlakuan dengan menggunakan Model

    Pembelajaran Project Based Learning diperoleh hasil belajar siswa (post-test) sebesar67,00 dengan standard deviasi 15,25. Hal ini menunjukkan bahwa ada peningkatan hasil

    belajar siswa setelah diberikan perlakuan.

    2. Rata rata pretes kelas kontrol sebelum diberikan pembelajaran adalah 43,00 dengan

    standard deviasi 15,25 dan setelah diberikan perlakuan dengan menggunakan

    pembelajaran konvensional diperoleh hasil belajar siswa (post-test) sebesar 60,00 dengan

    standard deviasi 14,14. Hal ini menunjukkan bahwa adanya peningkatan hasil belajarsiswa setelah diberikan perlakuan, namun peningkatannya lebih kecil dibandingkan

    dengan Model Pembelajaran Project Based Learning.

    3. Ada pengaruh yang signifikan dari Model Pembelajaran Project Based Learning terhadap

    hasil belajar siswa pada sub materi pokok Suhu dan Pengukurannya di kelas VII semester

    II SMP Negeri 3 Percut Seituan Tahun Ajaran 2014/2015 sebesar 10,44 %.

    5.2. Saran

    Berdasarkan hasil penelitian ini, maka diberikan beberapa saran antara lain:

    1. Bagi guru fisika yang ingin menerapkan Model Pembelajaran Project Based Learning

    sebaiknya menyediakan alokasi waktu tambahan agar keseluruhan langkah langkah

    pembelajarannya dapat terlaksana.

  • 8/10/2019 mini riset Project Based Learning

    48/107

    37

    2. Bagi mahasiswa calon guru yang ingin meneliti lebih lanjut dengan pendekatan yang

    sama pembelajaran yang menggunakan Model Pembelajaran Project Based Learning

    diharapkan dapat mengkondisikan waktu yang disediakan terkhusus pada tahap inkuiri

    dengan mengaitkan setiap materi pelajaran yang diberikan kepada siswa dengan konteks

    kehidupan sehari-hari siswa.

    3. Bagi mahasiswa calon guru yang ingin meneliti lebih lanjut dengan pendekatan

    pembelajaran yang sama diharapkan sebelum mengakhiri pembelajaran terlebih dahulu

    menyampaikan kesimpulan dari pembelajaran itu agar siswa dapat memahami

    pengetahuan yang sebenarnya tentang materi yang baru saja dipelajari oleh siswa.

    4. Bagi mahasiswa calon guru hendaknya lebih memahami bahwa Model Pembelajaran

    Project Based Learning sebagai salah satu upaya meningkatkan hasil belajar siswa.

  • 8/10/2019 mini riset Project Based Learning

    49/107

    38

    DAFTAR PUSTAKA

    Daryanto. 2010.Belajar dan Mengajar. Bandung: CV Yrama Widya

    Daryanto. 2014.Pendekatan Pembelajaran Saintifik Kurikulum2013.Yogyakarta: Gaya

    Media

    Istarani. 2011. 58 Model Pembelajaran Inovatif. Medan: Media Persada

    Ihasan,Fuad. 2008.Dasar-Dasar Kependidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta

    Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia

    Kamajaya. 2014.Fisika untuk kelas X SMA. Bandung: Grafindo

    Kunandar.2009. Guru Profesional. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada

    Sardiman. 2011.Interaksi dan Motivasi BelajarMengajar. Jakarta: Rajawali Pers

    Sunardi.2008.Fisika Bilingual Untuk SMA Kelas X. Bandung: Yrama Widya

    Sudjana. 2005.Metode Statistika. Bandung: Tarsito

    Wena, Made. 2009. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer. Jakarta: Bumi Aksara

  • 8/10/2019 mini riset Project Based Learning

    50/107

    39

    LAMPIRAN 1

    RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

    Mata Pelajaran : Fisika

    Kelas/Semester : VII/Dua

    Peminatan : MIA

    Materi Pokok : Suhu, Pemuaian dan Kalor

    Sub Materi Pokok : Suhu dan pengukurannya

    Alokasi Waktu : 1 x 40 menit

    A.

    Kompetensi Inti (KI)

    KI 3 : Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin

    tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan

    kejadian tampak mata

    KI 4 : Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai,

    merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca,

    menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah

    dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori

    B. Kompetensi Dasar

    3.7 Memahami konsep suhu dan penerapannya dalam mekanisme menjaga kestabilan suhu

    tubuh pada manusia dan hewan serta dalam kehidupan sehari-hari

    3.7.1 Melakukan percobaan untuk menyelidiki suhu dan perubahannya

    C. Indikator

    Melakukan percobaan pengukuran suhu

    Mengkonversikan skala pengukuran suhu ( Celcius, Reamur, Fahrenheit, dan

    Kelvin)

    D. Tujuan Pembelajaran

    Melalui proses mengamati, menanya, mencoba, menalar dan mengomunikasikan, peserta

    didik dapat:

    Mampu melakukan percobaan pengukuran suhu

  • 8/10/2019 mini riset Project Based Learning

    51/107

    40

    Mampu mengkonversikan skala pengukuran suhu( Celcius, Reamur, Fahrenheit,

    dan Kelvin)

    D. Materi Pembelajaran

    Suhu dan pengukurannya

    Suhu termasuk suatu besaran pokok. Suhu menyatakan derajat panas atau dinginnya suatu

    benda. Jika ditinjau dari segi energi kinetik, suhu didefinisikan sebagai ukuran energi kinetik

    rata-rata partikel dalam suatu benda.Termometer adalah suatu alat yang digunakan untuk

    mengukur suhu suatu benda atau sistem secara kuantitatif. Termometer dibuat berdasarkan

    sifat dasar suatu bahan yang berubah secara teratur tehadap suhu

    Jenis-jenis Skala Termometer

    Dalam fisika, terdapat empat macam skala yang biasa digunakan dala pengukuran suhu,

    yaitu skala Celsius, Fahrenheit, Kelvin, dan Reamur. Berikut ini penjelasan tentang keempat

    skala termometer tersebut.

    a. Skala Celsius

    Pada skala Celsius, titik tetap bawah ditandai dengan 0oC dan titik tetap atas ditandai

    dengan 100oC. Skala ini diajukan oleh Anders Celsius (1701-1744) dengan menetapkan titik

    lebur es sebagai titik tetap bawah dan titik didih air sebagai titik tetap atas.b.

    Skala Fahrenheit

    Skala Fahrenheit diajukan oleh fisikawan Jerman, Daniel Gabriel Fahrenheit (1686-

    1736). Pada skala Fahrenheit, titik tetap bawah ditandai dengan 32oF dan titik tetap atas

    ditandai dengan 212oF. Fahrenheit menetapkan titik tetap atas dan titik tetap bawah

    berdasarkan titik beku dan titik didih air murni pada tekanan 1 atm.

    Hubungan skala Celsius dengan skala Fahrenheit dapat dinyatakan dengan persamaan

    sebagai berikut.

    Dengan

    TF= suhu dalam skala Fahrenheit

    TC= suhu dalam skala Celsius

    c. Skala Kelvin

    = 9 : 5

  • 8/10/2019 mini riset Project Based Learning

    52/107

  • 8/10/2019 mini riset Project Based Learning

    53/107

    42

    Percobaan pengukuran suhu

    E. Metode Pembelajaran

    Ceramah

    Tanya jawab

    Demonstrasi

    Eksperimen

    Tugas

    F. Media, Alat dan Sumber Belajar

    Media : cetak dan elektronik (internet)

    Alat dan bahan : air dingin, air mineral, termometer, wadah

    Sumber Belajar : Buku Fisika SMP, Buku Fisika Penunjang Aktifitas Peserta

    didik dan hands out

  • 8/10/2019 mini riset Project Based Learning

    54/107

    43

    A. Langkah-langkah Pembelajaran

    Model Pembelajaran Project Based Learni ng

    Pertemuan I (1 x 40 menit)

    No

    Model Pembelajaran

    Project Based

    Learning

    Kegiatan Pembelajaran

    MetodeMedia/Alat/

    Bahan

    Alokasi

    Waktu

    Sumber

    BelajarGuru Siswa

    1. (Fase I)

    Penentuan

    pertanyaan mendasar

    Kegiatan Pendahuluan

    Mengucapkan salam

    pembuka dan

    mengabsen siswa

    Mengajukan

    pertanyaan berupa

    masalah :

    Bagaimana cara mengukur

    suhu?

    Menyampaikan

    tujuan

    Menjawab

    salam dan

    absen guru

    Mendengarkan

    dengan baik

    dan menjawab

    pertanyaan

    guru

    Peserta didik

    menyimak

    peragaan

    Ceramah

    Tanya

    Jawab

    Ceramah

    2 menit

    3 menit

  • 8/10/2019 mini riset Project Based Learning

    55/107

    44

    pembelajaran dan

    memotivasi siswa

    agar tertarik

    mengikuti proses

    pembelajaran

    Melaksanakan

    pretest

    pengukuran

    suhu

    Mendengar

    kan dengan

    baik

    2 menit

  • 8/10/2019 mini riset Project Based Learning

    56/107

    45

    2.

    Mendesain

    perencanaan

    proyek

    (Fase II)

    Kegiatan Inti

    Mengamati

    Menjelaskan

    materi suhu dan

    pengukurannya

    Memperlihatkan

    termometer, air

    dingin dan air biasa

    dengan

    mengatakan bahwa

    melalui percobaan

    ini kita dapat

    mengetahui berapa

    suhu dari air

    tersebut

    Mendengar

    kan dan

    mengamati

    dengan

    baik

    Siwamendiskusikan

    Mengenai suhu

    dan skala

    pengukuran

    suhu

    Ceramah

    Demonstras

    i

    spidol, white

    board

    dia buah

    wadah, air

    dingin, air

    biasa, termo-meter

    5 menit

    2 menit

    IPA

    TERPADU

    untuk

    SMP/MTs

    kelas VII

  • 8/10/2019 mini riset Project Based Learning

    57/107

    46

    Menyusun jadwal

    (Fase III)

    Memonitor peserta

    didik dan kemajuan

    proyek

    (Fase IV)

    Menanya

    Meminta siswa

    mengajukan

    pertanyaan

    mengenai alat dan

    bahan tersebut

    yang dapat dijawabdengan kata ya

    atau tidak

    Mencoba

    Membimbing

    siswa dalam

    pembentukan

    kelompok

    Membagi LKS

    pada setiap

    kelompok

    Menyimak

    dan

    merespondengan

    memberi

    pertanyaan

    yang

    sesuai

    dengan

    instruksi

    yang

    diberikan

    Membentu

    k

    kelompok

    Menerima

    Tanya

    jawab

    Ceramah

    Ceramah

    LKS

    2 menit

    2 menit

    2 menit

  • 8/10/2019 mini riset Project Based Learning

    58/107

    47

    Menguji hasil

    (Fase V)

    Membimbing

    siswa mempelajari

    cara pengukuran

    suhu melalui

    kegiatan LKS

    sesuai denganlangkah-langkah

    percobaan

    Mengasosiasi

    Membimbing

    siswa mencatat dan

    menganalisis hasil

    percobaan

    Membimbing

    LKS

    Melakukan

    percobaan

    dan

    berdiskusiuntuk

    menganalis

    is

    informasi

    dan

    mengambil

    data yang

    berhubung

    an dengan

    percobaan

    tersebut

    Menganali

    sis hasil

    penelitian

    Eksperimen

    Ceramah

    Ceramah

    10 menit

    2 menit

  • 8/10/2019 mini riset Project Based Learning

    59/107

    48

    Mengevaluasipengalaman

    (Fase VI)

    siswa membuat

    kesimpulan

    Meminta siswa

    menjelaskan hasil

    diskusi mereka

    Mengkomunikasikan

    Meriview hasil

    diskusi melalui

    tanya jawab.

    Menguatkan

    jawaban siswa dan

    memberikanpenjelasan yang

    benar tentang

    pengukuran suhu

    dalam skala

    Membuatkesimpula

    n

    Menjelask

    an hasil

    diskusi

    Menyimak

    dan

    merespon

    kegiatan

    tanya

    jawab

    Mendengar

    kan dan

    menyimak

    dengan

    baik

    Tanya

    jawab

    Tanyajawab

    Ceramah

    2 menit

    3 menit

    2 menit

    2 menit

  • 8/10/2019 mini riset Project Based Learning

    60/107

    49

    Celcius, Reamur,

    Fahrenheit, dan

    Kelvin

    3. Kegiatan Penutup

    Memberi tugas

    rumah

    Memberi salam

    Melaksanakan

    postest

    Mencatat

    tugas

    rumah

    Menjawab

    salam

    Ceramah 2 menit

    2 menit

  • 8/10/2019 mini riset Project Based Learning

    61/107

    50

    Model Pembelajaran Konvensional

    No.Model Pembelajaran

    Konvensional

    Kegiatan PembelajaranMetode

    Alat dan

    Bahan

    Alokasi

    WaktuGuru Siswa

    1.

    Menyampaikan tujuan

    pembelajaran

    (Fase I)

    Kegiatan Pendahuluan

    Mengucapkan salam pembuka dan

    mengabsen siswa

    Menyampaikan tujuan pembelajaran

    Melaksanakan pretest

    Menjawab salam

    dan mengabsen

    Mendengarkan

    dengan baik

    Ceramah

    Ceramah

    Spidol

    White board 1menit

    9 menit

    2.

    Menyajikan informasi

    (Fase II)

    Mengecek pemahaman

    dan memberikan umpan

    balik

    (Fase III)

    Kegiatan Inti

    Menjelaskan materi tentang suhu dan

    pengukurannya

    Memberikan kesempatan kepada siswa

    untuk bertanya tentang bagian yang

    belum dimengerti dari penjelasan materi

    Memberi soal latihan atau evaluasi.

    Mendengarkan

    penjelasan guru

    Bertanya tentang

    materi yang telah

    dijelaskan

    Ceramah

    Tanya jawab

    15 menit

    10 menit

  • 8/10/2019 mini riset Project Based Learning

    62/107

    51

    Mendengarkan dan

    mengerjakan soal

    Penugasan 2 menit

    3.

    Memberikan kesempatan

    latihan lanjutan

    (Fase IV)

    Kegiatan Penutup

    Membimbing siswa membuat kesimpulan

    serta memberikan soal latihan untuk

    dikerjakan di rumah.

    Mengucapkan salam

    Melakukan postest

    Membuat

    kesimpulan

    Menjawab salam

    Ceramah

    Penugasan

    Ceramah

    3 menit

    5 menit

  • 8/10/2019 mini riset Project Based Learning

    63/107

    52

    Penilaian

    1. Mekanisme dan prosedur

    Penilaian dilakukan dari proses dan hasil. Penilaian proses dilakukan melalui observasi

    kerja kelompok, kinerja presentasi, dan laporan tertulis. Sedangkan penilaian hasildilakukan melalui tes tertulis.

    2. Aspek dan Instrumen penilaian

    Instrumen observasi menggunakan lembar pengamatan dengan fokus utama pada

    aktivitas dalam kelompok, tanggungjawab, dan kerjasama.

    Instrumen kinerja presentasi menggunakan lembar pengamatan dengan fokus utama pada

    aktivitas peran serta, kualitas visual presentasi, dan isi presentasi

    Instrumen laporan praktik menggunakan rubrik penilaian dengan fokus utama pada

    kualitas visual, sistematika sajian data, kejujuran, dan jawaban pertanyaan.

    Instrumen tes menggunakan tes tertulis uraian dan/atau pilihan ganda

    3. Contoh Instrumen (Terlampir)

    Medan, November 2014

    Mengetahui Kepala SMP Negeri 3 Percut Seituan Peneliti,

    .................................. Evi Febrianne Naibaho

    NIP. NIM 4123321018

  • 8/10/2019 mini riset Project Based Learning

    64/107

    53

    a.

    Lembar Observasi dan kinerja presentasi

    LEMBAR PENGAMATAN OBSERVASI

    DAN KINERJA PRESENTASI

    Mata Pelajaran : IPA Terpadu

    Kelas/Program : VII/MIA

    Kompetensi : KD 3.7 dan 3.7.1

    No Nama Peserta didikObservasi Kinerja Presentasi Jml

    SkorNilaIAkt Tgjwb Kerjsm Prnsrt Visual Isi

    (1) (2) (3) (4) (5) (6)

    1.

    2.

    3.

    4.

    5.

    6.

    7.

    8.

    9.

    10.

  • 8/10/2019 mini riset Project Based Learning

    65/107

    54

    11.

    12.

    13.

    14.

    15.

    Keterangan pengisian skor

    4. Sangat tinggi

    3. Tinggi

    2. Cukup tinggi

    1. Kurang

  • 8/10/2019 mini riset Project Based Learning

    66/107

    55

    FORMAT PENILAIAN LAPORAN PRAKTIKUM

    (PORTOFOLIO)

    Mata Pelajaran : IPA Terpadu

    Kelas/Peminatan : VII/MIA

    Materi Pokok : Suhu dan Kalor

    Sub materi pokok : Suhu dan Pengukurannya

    No Nama Peserta didik

    Aspek Penilaian

    Skor

    rata-

    rata

    Nilai

    Visual

    Ketelitian

    Kejujuran

    Penyajian

    Data

    Bentuk

    Regresi

    Jawaban

    Pertanyaan

    1.

    2.

    3.

    4.

    5.

  • 8/10/2019 mini riset Project Based Learning

    67/107

  • 8/10/2019 mini riset Project Based Learning

    68/107

    57

    LAMPIRAN 2

    LEMBAR KERJA PRAKTIKTujuan:

    1. Membedakan suhu benda

    2. Menentukan konversi skala termometer

    A. Alat dan bahan:

    1. Baskom/gelas 2 buah

    2. Air hangat secukupnya

    3. Air dingin secukupnya

    4. Termometer

    B. Langkah kerja:

    1. Masukan tangan kiri ke baskom yang berisi air dingin!

    2. Masukan tangan kanan ke baskom yang berisi air es!

    C. Pertanyaan:

    1. Apa yang anda rasakan ketika tangan kiri dimasukan ke dalam air dingin?

    2. Apa yang anda rasakan ketika tangan kiri dimasukan ke dalam air es?

    3. Dapatkah tanganmu menentukan besarnya suhu air tersebut?

    Tangan hanya sebagai indera yang dapat merasakan panas atau dinginnya suatu

    zat. Untuk dapat mengetahui nilai atau besarnya suhu suatu zat diperlukan suatualat, yaitu

    1. Ukurlah suhu ketiga air tersebut menggunakan thermometer! Apa yang kamu

    amati?

    2. Masukkan hasilnya dalam table di bawah ini dan konversikan ke dalam skala

    Fahrenheit, reamur dan Kelvin!

    No Suhu air ( C) F R K

    1

    23

    4

    3.

    Buatlah kesimpulan dari kegiatan di atas!

  • 8/10/2019 mini riset Project Based Learning

    69/107

    58

    LAMPIRAN 3

    TABEL KISI-KISI INSTRUMEN

    Satuan Pendidikan : SMP

    Kelas/ Semester : VII/II

    Sub Materi Pokok : Suhu dan Pengukurannya

    NO JENJANG INDIKATOR SOAL KUNCI JAWABAN

    1 C1 Mampu mendefenisikan suhu Keadaan panas atau dinginnya sebuah bendadisebut ...

    a. kalor b. suhu

    c. derajat d. celcius

    Suhu adalah keadaan panas ataudinginnya sebuah benda.

    Jawaban: B

    2 C2 Mampu menyebutkan alat

    untuk mengukur suhu

    Alat yang digunakan untuk mengukur suhu .

    a. Barometer b. Termometerc. Alkhohol d. air raksa

    Alat untuk mengukur suhu adalah

    termometer.

    Jawaban: B

    3 C3 Mampu mengaitkan skala

    pengukuran Fahrenheit dengan

    Celcius

    Termometer Fahrenheit jika dibandingkan dengan

    termometer Celsius untuk mengukur suhu akan...

    a. Selalu memberikan nilai lebih tinggi

    b. Selalu memberikan nilai lebih rendah

    c. Selalu memberikan nilai sama

    d. Mungkin memberikan nilai sama

    Termometer Fahrenheit jika

    dibandingkan dengan termometer

    Celsius untuk mengukur suhu

    akan selalu memberikan nilai

    yang lebih tinggi.

    Jawaban: A4 C4 Mampu mengidentifikasi

    bahan pengisi termometer

    Salah satu kelebihan raksa dibandingkan alkohol

    sebagai pengisi thermometer adalah

    a. penghantar panas buruk c. Bening

    b. pemuaian tidak teratur d. harga lebih murah

    Raksa adalah bahan pengisi

    termometer yang paling murah.

    Jawaban: D

  • 8/10/2019 mini riset Project Based Learning

    70/107

    59

    5 C3 Mampu menghitung hasil

    konversi skala Fahrenheit ke

    skala Kelvin

    77 F adalah sama dengan ...........K

    a. 25 c. 298

    b. 278 d. 35

    K =x (77-32) + 273

    = 298 K

    Jawaban: C

    6 C2 Mampu menyebutkan

    perbandingan skala

    termometer

    Perbandingan skala termometer berikut ini yang

    benar adalah ... .

    a. C : R = 4 : 5

    b. C : F = 5 : 9

    d. C : (F32) = 5 : 9

    Perbandingan skla yang benar

    adalah:

    C : (F32) = 5 : 9Jawaban: D

    7 C3 Mampu menentukan

    persamaan hubungan antara

    suhu Kelvin dan suhu Celcius

    Persamaan hubungan antara suhu Kelvin dan suhu

    celsius yang benar adalah ... .

    a. Tk = Tc -273

    b. Tc = Tk + 273

    c. Tc = Tk/273

    d. Tc = Tk - 273

    Persamaan hubungan antara suhu

    Kelvin dan suhu celsius yang

    benar adalah

    Tc = Tk273

    Jawaban: D

    8 C4 Mampu mengkorelasikan es

    yang sedang mencair menurut

    termometer Fahrenheit

    Es yang sedang mencair menurut termometer

    Fahrenheit memiliki suhu ....

    a. 0F

    b. 32F

    c. 273F

    d. 212F

    Es yang sedang mencair menurut

    termometer Fahrenheit memiliki

    suhu 32F

    Jawaban: B

    9 C5 Mampu mneyimpulkan titik

    tetap yang digunakan sebagai

    titik tetap bawah dan atas skala

    Celcius

    Titik tetap yang digunakan sebagai titik tetap

    bawah dan atas skala Celcius adalah .

    a. suhu es yang sedang mencair dan suhu tubuh

    manusia sehat

    b. suhu es campur garam dan suhu air yang sedang

    Titik tetap yang digunakan

    sebagai titik tetap bawah dan atas

    skala Celcius adalah suhu es yang

    sedang mencair dan suhu air yang

    sedang mendidih pada tekanan

  • 8/10/2019 mini riset Project Based Learning

    71/107

    60

    mendidih pada tekanan normal

    c. suhu es campur garam dan suhu tubuh manusia

    sehat

    d. suhu es yang sedang mencair dan suhu air yang

    sedang mendidih pada tekanan normal

    normal

    Jawaban: D

    10 C2 Mampu memformulasikan

    perbandingan yang benar

    untuk skala Celcius : Reamur :

    Fahrenheit

    Perbandingan yang benar untuk skala Celcius :

    Reamur : Fahrenheit adalah....

    a. 4 : 5 : 9 (32)b. 5 : 4 : 9 (32)c. 9 (32) : 5 : 4d. 9 (32) : 4 : 5

    Perbandingan yang benar untuk

    skala Celcius : Reamur :

    Fahrenheit adalah 5 : 4 : 9 (32)Jawaban: C

  • 8/10/2019 mini riset Project Based Learning

    72/107

    61

    LAMPIRAN 4

    DATA MENTAH NILAI HASIL BELAJAR FISIKA SISWA

    NO.

    Urut

    KELAS EKSPERIMEN (I1) No.

    Urut

    KELAS KONTROL (I2)

    Kode

    siswa

    Pre-Test Post-Test XY Kode

    Siswa

    Pre-Test Post-Test XY

    X1 X12 Y1 Y1

    2 X2 X22

    Y2Y2

    2

    1 50 2500 60 36003000

    140

    160060

    3600 2400

    2 60 3600 80 64004800

    240

    160050

    2500 2000

    3 70 4900 50 25003500

    320

    40040

    1600 800

    4 80 6400 90 81007200