minnesota multiphasic personality inventiry

2
Minnesota Multiphasic Personality Inventiry (MMPI) MMPI dikemban gka n pada tah un 1937 oleh Star ke Hat ha way (psychologist), dan J. Charnley McKinley (psychiatrics)  Tes in i tela h dipe rbaharui dan se karang d inamakan de ngan MMPI-2  Test ini terdiri lebih dari 500 state ment s sepe rti “I worry about sex matter”,”I some time s tease animal di mana subj ect harus meresp on dengan “true”, “false”, atau “cannot say”  Tes ini bisa men ggunaka n kartu atau bookle t, dan severa l computer programs exist to process responses MMPI member nilai pada 10 standard clinical scales, yang semuanya itu diperoleh secara empiris (contohnya: homogenous criterion groups of psychiatric patient from normal control subject.  Tes yang di gunakan ya ng saat ini m erupaka n hasil rev isi yang dil akukan pada tahun 1989, seh ingg a dis ebu t jug a MMPI-2. Re visi ini dil akuk an karena pada saat itu klinisi serta peneliti mulai mempertanyakan akurasi MMPI. Dalam versi yang baru, banyak pertanyaan yang dihilangkan atau dig ant i kat a-ka tanya, dan beb erapa pertanyaan baru dit amb ahk an. Selain itu skala validiltas baru juga digunakan. MMPI-2 terdiri dari 567 pertanyaan yang harus diselesaikan dalam waktu 60 sampai 90 menit. Te s tersebu t kemudian akan dinilai serta diinterpretasi oleh seseorang psikolog klinis atau psikiater yang sudah mendapat ka n pe lat ih an kh usus MMPI . Namun MMPI se ba ik nya digunakan bersama dengan alat penilaian lainnya. Tes ini didesain untuk individu berusia 18 tahun ke atas. MMPI memiliki 10 skala yang digunakan untuk mengindikasi kondisi psik otik yang ber bed a. Perlu dii ngat , ban yak kon dis i yang tumpang tindih. Skala 1 Hi po kondriasis: Skala ini di gunakan untuk menilai gejala hi pokondria , kece ndura ngan meras aka n gejala fi si k kar ena stress emosional. Skala 2 Depresi: Skala ini pada awalnya digunakan unruk mengidentifikasi depresi yang dikarakteristikkan dengan tidak adanya harapan dan ketidakpuasan secara umum terhadap situasi hidup. Skor yang sang at tin ggi dap at me ngi ndi kasi kan dep res i, sed ang kan sko r menengah menunjukkan ketidakpuasan dalam hidup.

Upload: nita-andriyani

Post on 05-Apr-2018

221 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Minnesota Multiphasic Personality Inventiry

 

Minnesota Multiphasic Personality Inventiry (MMPI)

• MMPI dikembangkan pada tahun 1937 oleh Starke Hathaway

(psychologist), dan J. Charnley McKinley (psychiatrics)

•  Tes ini telah diperbaharui dan sekarang dinamakan dengan MMPI-2

•  Test ini terdiri lebih dari 500 statements seperti “I worry about sex

matter”,”I sometimes tease animal di mana subject harus merespon

dengan “true”, “false”, atau “cannot say”

•  Tes ini bisa menggunakan kartu atau booklet, dan several computer

programs exist to process responses

• MMPI member nilai pada 10 standard clinical scales, yang semuanya itu

diperoleh secara empiris (contohnya: homogenous criterion groups of 

psychiatric patient from normal control subject.

•  Tes yang digunakan yang saat ini merupakan hasil revisi yang dilakukan

pada tahun 1989, sehingga disebut juga MMPI-2. Revisi ini dilakukan

karena pada saat itu klinisi serta peneliti mulai mempertanyakan akurasi

MMPI. Dalam versi yang baru, banyak pertanyaan yang dihilangkan atau

diganti kata-katanya, dan beberapa pertanyaan baru ditambahkan.

Selain itu skala validiltas baru juga digunakan.

• MMPI-2 terdiri dari 567 pertanyaan yang harus diselesaikan dalam waktu

60 sampai 90 menit. Tes tersebut kemudian akan dinilai serta

diinterpretasi oleh seseorang psikolog klinis atau psikiater yang sudah

mendapatkan pelatihan khusus MMPI. Namun MMPI sebaiknya

digunakan bersama dengan alat penilaian lainnya. Tes ini didesain untuk

individu berusia 18 tahun ke atas.

• MMPI memiliki 10 skala yang digunakan untuk mengindikasi kondisi

psikotik yang berbeda. Perlu diingat, banyak kondisi yang tumpang

tindih.

• Skala 1 – Hipokondriasis: Skala ini digunakan untuk menilai gejala

hipokondria, kecendurangan merasakan gejala fisik karena stress

emosional.

• Skala 2 – Depresi: Skala ini pada awalnya digunakan unruk

mengidentifikasi depresi yang dikarakteristikkan dengan tidak adanya

harapan dan ketidakpuasan secara umum terhadap situasi hidup. Skor

yang sangat tinggi dapat mengindikasikan depresi, sedangkan skor

menengah menunjukkan ketidakpuasan dalam hidup.

Page 2: Minnesota Multiphasic Personality Inventiry

 

• Skala 3 – Histeria: Skala ini didesain untuk mengidentifikasi orang yang

menunjukkan histeria pada situasi-situasi yang banyak tekanan. Orang-

orang dengan pendidikan tinggi atau tingkat sosial yang lebih tinggi

biasanya mendapatkan skor yang lebih tinggi. Perempuan juga biasanya

mendapatkan skor yang lebih tinggi dari pria.

• Skala 4 – Penyimpangan Psikopatik: Skala ini digunakan untuk

mengidentifikasi penyimpangan sosial, penolakan terhadap otoritas, dan

amoralitas. Skala ini dapat digunakan untuk mengukur tingkat

ketidapatuhan. Skor yang tinggi menunjukkan sesorang yang cenderung

memberontak atau melawan, sedangkan skor rendah menunjukkan

seseorang yang cenderung penurut. Jadi, skala ini biasanya digunakan

untuk mendiagnosis ada/tidaknya penyimpangan kepribadian.

• Skala 5 – Maskulinitas/Femininitas: Skala ini awalnya dibuat untuk

mengidentifikasi kecenderungan homoseksualitas seseorang, namun

ternyata kurang efektif. Skor yang tinggi berkaitan dengan beberapa

faktor termasuk inteligensia, status sosio-ekonomi, dan pendidikan.

Perempuan biasanya mendapatkan skor yang rendah.

• Skala6 – Paranoid: Skala ini dikembangkan untuk mengidentifikasi

pasien dengan gejala paranoid seperti curiga, sensitivitas yang

berlebihan, merasa dirinya hebat, atau sikap yang kaku. Orang yang

memiliki skor tinggi cenderung memiliki gejala paranoid.

• Skala 7 – Psikastenia: Label diagnostik ini sekarang tidak lagi digunakan,

dan gejala yang dideksripsikan pada skala ini lebih merefleksikan gejala

gangguan obsesif-kompulsif. Skala ini pada awalnya digunakan untuk

mengukur rasa ragu yang berlebihan, kompulsi, obsesi, dan rasa takut

yang tidak berdasar.

• Skala 8 – Skizofrenia: Skala ini mulanya dikembangkan untuk

mengidentifikasi pasien skizofrenia, namun juga dapat menggamparkan

proses pikir yang tidak biasa, alienasi sosial, hubungan keluarga yang

buruh, kesulitan konsentrasi dan kontrol impuls, mempertanyakan

identitas dan harga diri, serta kesulitan seksual. Skala ini memang sulit

untuk diinterpretasi.

• Skala 9 - Hipomania: Skala ini dikembangkan untuk mengidentifikasi

karakteristik hipomania seperti mood yang meningkat, wicara dan

aktivitas motorik yang cepat, iritabiiltas, loncatan ide-ide, dan periode

depresi singkat.

• Skala10 – Introversi sosial: Skala ini dikembangkan untuk menilai

kecendurangan seseorang untuk menarik diri dari kontak sosial dan

tanggung jawab.