miopia gerger

29
LAPORAN KASUS Identitas Penderita Nama : An. AS Umur : 11 tahun Jenis Kelamin : Perempuan Suku : Sunda Agama : Islam Status : Belum menikah Pekerjaan : Pelajar Alamat : Jalan Manunggal no.35 kecamatan bogor barat Tanggal Pemeriksaan : 8 Oktober 2013 Anamnesis Keluhan utama: kedua mata terasa kabur a. Riwayat penyakit sekarang Pasien datang dengan keluhan mata terasa kabur sejak lebih kurang satu tahun yang lalu. Mata kabur timbul secara perlahan, awalnya mata kabur dirasakan tidak terlalu mengganggu yang kemudian lama – kelamaan dirasakan pasien mengganggu kegiatan hariannya seperti membaca dan melihat papan tulis saat di sekolah. Pasien juga mengeluhkan mata terasa kabur jika membaca agak jauh tetapi lebih jelas waktu baca dekat. b. Riwayat penyakit dahulu Riwayat sakit mata sebelumnya dan terkena benda asing pada mata disangkal. 1

Upload: ricksando-siregar

Post on 11-Dec-2015

287 views

Category:

Documents


8 download

DESCRIPTION

medicina

TRANSCRIPT

Page 1: Miopia gerger

LAPORAN KASUS

Identitas Penderita

Nama : An. AS

Umur : 11 tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Suku : Sunda

Agama : Islam

Status : Belum menikah

Pekerjaan : Pelajar

Alamat : Jalan Manunggal no.35 kecamatan bogor barat

Tanggal Pemeriksaan : 8 Oktober 2013

Anamnesis

Keluhan utama: kedua mata terasa kabur

a. Riwayat penyakit sekarang

Pasien datang dengan keluhan mata terasa kabur sejak lebih kurang satu tahun

yang lalu. Mata kabur timbul secara perlahan, awalnya mata kabur dirasakan tidak

terlalu mengganggu yang kemudian lama – kelamaan dirasakan pasien

mengganggu kegiatan hariannya seperti membaca dan melihat papan tulis saat di

sekolah. Pasien juga mengeluhkan mata terasa kabur jika membaca agak jauh

tetapi lebih jelas waktu baca dekat.

b. Riwayat penyakit dahulu

Riwayat sakit mata sebelumnya dan terkena benda asing pada mata disangkal.

c. Riwayat pengobatan

Pasien belum pernah berobat sebelumnya, riwayat memakai kacamata disangkal.

d. Riwayat kebiasaan

Pasien mengatakan bahwa ia hobi bermain komputer hingga berjam-jam tanpa

istirahat.

1

Page 2: Miopia gerger

Pemeriksaan Fisik

Keadaan umum : Baik

Kesadaran : Compos Mentis

Tanda vital

Takanan darah : 120/80 mmHg

Nadi : 80x/menit

Suhu : Afebris

Pernafasan : 16x/menit

Kepala : Normocephali

Mata : ( Lihat Status Oftalmologi)

Telinga : Normotia, tidak ada serumen maupuin sekret

Hidung : Normosepta, tidak ada deviasi septum

Mulut : Bibir tidak kering maupun sioanosis

Tenggorokan : Tidak hiperemis, T1-T1 tenang

Leher : KGB dan Tiroid tidak teraba membesar

Thoraks

Jantung : Bunyi jantung I dan II regular, murmur (-), gallop (-)

Paru : Suara nafas vesikuler, tidak ditemukan ronkhi atau

wheezing

Abdomen : Supel, tidak ditemukan nyeri tekan, hepar dan lien

tidak teraba

Bising usus normal

Ekstremitas : Keempat ekstremitas hanga dan tidak oedem

IV. Status Oftalmologi

OD OS

Visus 1,0 f 0,5 f

Kedudukan Bola Mata

Posisi Orthoforia Orthoforia

Eksoftalmus - -

Enoftalmus - -

2

Page 3: Miopia gerger

Pergerakan Bola Mata

Supersilia

Alopesia - -

Palpebra Superior

Edema - -

Spasme - -

Hiperemis - -

Benjolan - -

Ulkus - -

Fistel - -

Hordeolum - -

Khalazion - -

Ptosis - -

Palpebra Inferior

Edema - -

Hiperemis - -

Benjolan - -

Ulkus - -

Fistel - -

Hordeolum - -

Khalazion - -

Margo Palpebra Superior et Silia

Edema - -

Hiperemis - -

Ektropion - -

Entropion - -

Sekret - -

3

Page 4: Miopia gerger

Benjolan - -

Trikasis - -

Madarosis - -

Ulkus - -

Fistel - -

Margo Palpebra Inferior et Silia

Edema - -

Hiperemis - -

Ektropion - -

Entropion - -

Sekret - -

Benjolan - -

Trikasis - -

Madarosis - -

Ulkus - -

Fistel - -

Area Kelenjar Lakrimalis

Edema - -

Hiperemis - -

Fistel - -

Benjolan - -

Punctum Lakrimalis

Edema - -

Hiperemis - -

Fistel - -

Epikantus - -

Konjungtiva Tarsalis Superior

Kemosis - -

Hiperemis - -

4

Page 5: Miopia gerger

Anemis - -

Folikel - -

Papil - -

Lithiasis - -

Simblefron - -

Konjungtiva Tarsalis Inferior

Kemosis - -

Hiperemis - -

Anemis - -

Folikel - -

Papil - -

Lithiasis - -

Simblefron - -

Konjungtiva Forniks Superior et Inferior

Kemosis - -

Hiperemis - -

Folikel - -

Simbleferon - -

Konjungtiva Bulbi

Kemosis - -

Pterigium - -

Pinguekula - -

Flikten - -

Simbleferon - -

Injeksi Konjungtiva - -

Injeksi Silier - -

Injeksi Episklera - -

Perdarahan

Subkonjungtiva- -

5

Page 6: Miopia gerger

Kornea

Kejernihan + +

Edema - -

Ulkus - -

Flikten - -

Macula - -

Leukoma - -

Leukoma adherens - -

Stafiloma - -

Neovaskularisasi - -

Pigmen iris - -

Bekas jahitan - -

Tes fluoresin - -

Tes sensibilitas + +

Tes placid Tidak dilakukan Tidak dilakukan

Limbus Kornes

Arkus Senilis - -

Bekas Jahitan - -

Sklera

Sklera biru - -

Episkleritis - -

Skleritis - -

COA

Kejernihan Jernih Jernih

Iris

Warna Cokelat Cokelat

Kripta Nyata Nyata

Pupil

Bentuk Bulat Bulat

6

Page 7: Miopia gerger

Ukuran 3mm 3mm

Isokoria Isokor Isokor

RCL + +

RCTL + +

Lensa

Kejernihan Jernih Jernih

Vitreus Humour

Kejernihan Jernih Jernih

Funduskopi

Funduskopi Tidak ada kelainan Tidak ada kelianan

Tekanan Intra Okuler

Palpasi Normal Normal

Tonometer Schiotz Tidak dilakukan Tidak dilakukan

Pemeriksaan Penunjang

Dengan menggunakan kartu Snellen ditemukan :

VOD : 0,2 C-3,50 1,0

VOS : 0,25 C-3,00 1,0

Resume

Pasien perempuan berumur 11 tahun datang dengan keluhan mata terasa kabur sejak

lebih kurang satu tahun yang lalu. Mata kabur timbul secara perlahan, awalnya mata

kabur dirasakan tidak terlalu mengganggu yang kemudian lama – kelamaan dirasakan

pasien mengganggu kegiatan hariannya seperti membaca dan melihat papan tulis saat

di sekolah. Pasien juga mengeluhkan mata terasa kabur jika membaca agak jauh tetapi

lebih jelas waktu baca dekat. Pasien memiliki kebiasaan bermain computer berjam-

jam. Pada pemeriksaan dengan kartu snelen didapatkan VOD : 0,2 C-3,50 ; VOS :

0,25 C-3,00

7

Page 8: Miopia gerger

Diagnosis :

ODS Miopia moderate

Penatalaksanaan :

Autogentonic eye drop 4 tetes/hari ODS

Vitanorm tab 2x1

Koreksi dengan kacamata spheris negative monofocal dengan kekuatan lensa

OD : -3,50

OS : -3,00

Prognosis

ODS : Ad vitam : ad bonam

Ad visam : dubia ad bonam

BAB I

PENDAHULUAN

8

Page 9: Miopia gerger

Mata secara optik dapat disamakan dengan sebuah kamera fotografi biasa. Mata

mempunyai susunan lensa, sistem difragma yang dapat berubah-ubah (pupil) dan

retina yang dapat disamakan dengan film. Susunan lensa mata terdiri atas empat

perbatasan refraksi : (1) perbatasan antara permukaan anterior kornea dan udara, (2)

permukaan antara permukaan anterior kornea dan humor aqueous, (3) perbatasan

antara humor aqueous dan permukaan anterior lensa kristalina dan (4) perbatasan

antara permukaan posterior lensa dan vitrous humor.

Dikenal beberapa titik di dalam bidang refraksi, seperti pungtum proksimum

merupakan titik terdekat dimana seseorang masih dapat melihat dengan jelas.

Pungtum remotum adalah titik terjauh dimana seseorang masih dapat melihat dengan

jelas, titik ini merupakan titik dalam ruang yang berhubungan dengan retina atau

faveola bila mata istirahat. Pada emetropia pungtum remotum terletak di depan mata

sedang pada mata hipermetropia titik semu dibelakang mata.

Hasil pembiasan sinar pada mata ditentukan oleh media penglihatan yang

terdiri atas kornea, iris, pupil, retina, cairan mata, lensa, benda kaca dan panjangnya

bola mata. Pada orang normal susunan pembiasan oleh media penglihatan dan

panjangnya bola mata demikian seimbang sehingga bayangan benda setelah melalui

media penglihatan dibiaskan tepat di daerah makula lutea. Mata yang normal disebut

sebagai mata emetropia dan akan menempatkan bayangan benda tepat di retinanya

pada keadaan mata tidak melakukan akomodasi atau istirahat melihat jauh.

Keseimbangan dalam pembiasan sebagian besar ditentukan oleh dataran depan

dan kelengkungan kornea dan panjangnya bola mata. Kornea mempunyai daya

pembiasan sinar terkuat dibanding bagian mata lainnya. Lensa memegang peranan

membiaskan sinar terutama pada saat melakukan akomodasi atau bila melihat benda

yang dekat. Panjang bola mata seseorang dapat berbeda-beda. Bila terdapat kelainan

pembiasan sinar oleh kornea (mendatar, mencembung) atau adanya perubahan

panjang (lebih panjang, lebih pendek) bola mata maka sinar normal tidak dapat

terfokus pada makula. Keadaan ini disebut sebagai emetropia yang dapat berupa

miopia, hipermetropia atau astigmat.

9

Page 10: Miopia gerger

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi

Miopia berasal dari bahasa latin μυωπία, muōpia, “nearsightedness”. Miopia adalah

mata dengan daya lensa positif lebih kuat sehingga sinar yang sejajar atau datang dari

tak terhingga difokuskan didepan retina.

2.2 Klasifikasi

Menurut penyebabnya, miopia dibagi menjadi :

1. Miopia aksialis

Oleh karena jarak anterior dan posterior terlalu panjang. Normal jarak ini 23

mm. Pada miopia 3 D = 24mm, miopia IOD = 27mm. Dapat merupakan kelainan

congenital ataupun akwisita, juga ada faktor herediter. Yang congenital didapatkan

pada markoftalmus, sedangkan yang akwisita terjadi :

a. Bila anak membaca terlalu dekat, maka ia harus berkonvergensi

berlebihan, muskulus rectus internus berkontraksi berlebihan, bola mata

terjepit oleh otot-otot mata luar yang menyebabkan polus posterior mata ,

tempat yang paling lemah dari bola mata, memanjang.

b. Muka yang lebar juga menyebabkan konvergensi yang berlebihan bila

hendak mengerjakan pekerjaan dekat, sehingga menimbulkan hal yang

seperti diatas.

c. Bendungan , peradangan atau kelemahan dari lapisan yang mengelilingi

bola mata, disertai dengan tekanan yang tinggi disebabkan oleh penuhnya

vena dari kepala, akibat membungkuk dapat menyebabkan tekanan pula

pada bola mata, sehingga polus posterior menjadi memanjang.

Pada orang dengan miopia 6 dioptri, punctum remotumnya 100/6 = 15cm. jadi

harus membaca pada jarak yang sangat dekat sehingga ia harus mengadakan

konvergensi yang berlebihan. Akibatnya polus posterior mata lebih

memanjang dan miopia nya bertambah. Jadi didapatkan suatu lingkaran setan

antara miopia yang tinggi dan konvergensi. Semakin lama miopia nya semakin

progresif.

10

Page 11: Miopia gerger

2. Miopia pembiasan

Penyebabnya dapat terletak pada :

a. Kornea

Congenital : keratokonus dan keratoglobus

Akwisita : keratektasia, karena menderita keratitis kornea menjadi lemah.

Oleh karena tekanan intraokuler, kornea menonjol kedepan

b. Lensa

Lensa terlepas dari zonula zinii, pada luksasi lensa atau subluksasi lensa,

oleh kekenyalannya sendiri lensa menjadi lebih cembung. Pada katarak

imatur, akibat masuknya humor akueus, lensa mennjadi cembung

c. Cairan mata

Pada penderita diabetes mellitus yang tak diobati, kadar gula dari humor

akueus meninggi menyebabkan daya biasnya ikut meninggi.

Berdasar tinggi dioptri nya :

1. Miopia sangat ringan : 1 dioptri

2. Miopia ringan : 1-3 dioptri

3. Miopia sedang : 3-6 dioptri

4. Miopia tinggi : 6-10 dioptri

5. Miopia sangat tinggi : >10 dioptri

Berdasar klinis dibedakan :

a. Miopia stasioner, miopia simpleks, miopia fisiologik

Timbul pada umur masih muda, kemudian berhenti. Dapat juga naik sedikit pada

waktu atau segera setelah pubertas, atau didapat kenaikan sedikit sampai umur 20

tahun. Besar dioptri nya kurang dari -5D atau -6D. Tajam penglihatan dengan

koreksi yang sesuai dapat mencapai keadaan normal.

b. Miopia progresif

Dapat ditemukan pada semua umur dan dimulai sejak lahir. Kelainan mencapai

puncaknya sewaktu masih remaja, bertambah terus sampai umur 25 tahun atau

lebih. Besar dioptri melebihi 6 dioptri.

11

Page 12: Miopia gerger

c. Miopia maligna

Miopia progresif yang lebih ekstrim. Miopia progresif dan miopia maligna disebut

juga miopia patologik atau degenerative, karena disertai degenerasi koroid dan

bagian lain pada mata.

Miopia kadang-kadang dibagi berdasarkan usia terjadinya miopia, yaitu:

1. Kongenital miopia atau infantil miopia, muncul pada saat lahir dan menetap

selama masa infant.

2. Miopia onset usia muda, terjadi sebelum usia 20 tahun

Miopia masa sekolah, biasanya terjadi pada masa anak-anak, ketika usia

sekolah. Bentuk miopia ini diakibatkan penggunaan mata untuk bekerja secara

dekat selama masa sekolah.

3. Miopia onset usia tua

Miopia onset usia dewasa awal, terjadi antara usia 20 dan 40 tahun.

Miopia onset usia dewasa akhir, terjadi setelah usia 40 tahun.

Miopia juga dapat dibagi berdasarkan gambaran klinisnya, yaitu :

a. Miopia simple, lebih sering daripada tipe-tipe miopia lainnya dan di cirikan

dengan mata yang terlalu panjang untuk tenaga optiknya (yang ditentukan dengan

kornea dan lensa kristal) atau optik terlalu kuat dibandingkan panjang aksisnya.

b. Miopia nocturnal, night miopia atau twilight miopia, merupakan keadaan dimana

mata mempunyai kesulitan untuk melihat pada area dengan cahaya kurang, namun

penglihatan pada siang hari normal.

c. Pseudomiopia, terganggunya penglihatan jauh yang diakibatkan oleh spasma otot

siliar.

d. Miopia yang didapat, terjadi karena terkena bahan farmasi, peningkatan level gula

darah, sklerosis nukleus atau kondisi anomali lainnya.

e. Nearwork Induced Transient Myopia (NITM)

2.3 Patogenesis

Refraksi :

Penyebab miopia tersering adalah karena mata yang terlalu panjang,

penjelasan etiologik harus bisa menjelaskan pemanjangan aksial tersebut. Sampai saat

12

Page 13: Miopia gerger

ini, tidak ada teori yang bisa menjelaskan secara baik pemanjangan ini. Pada

pertengahan tahun 1900, para ahli mata percaya miopia merupakan penyakit

keturunan dan pengaruh bekerja secara dekat terhadap terjadinya miopia tampaknya

terjadi secara insedental.

Ada dua mekanisme dasar yang menyebabkan miopia : kehilangan bentuk

(juga dikenal dengan kehilangan pola) dan defokus optik. Kehilangan bentuk terjadi

jika kualitas gambar pada retina menurun, defokus optik terjadi jika sinar difokuskan

di depan atau dibelakang retina. Beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya

miopia adalah :

Kombinasi faktor genetik dan lingkungan : “kelemahan genetik” terhadap faktor

lingkungan dikatakan merupakan salah satu penjelasan berbedanya miopia antara

individu atau populasi. Namun jika terjadi perubahan lingkungan – adanya televisi

dan komputer- dapat mengubah insiden dari miopia. Sehingga dapat disimpulkan

beberapa orang-dipengaruhi oleh genetik-memiliki resiko tinggi menjadi miopia

jika dipengaruhi kondisi lingkungan modern dengan banyak bekerja secara dekat.

Faktor genetik : banyaknya variasi miopia pada etnik tertentu merupakan bukti

tambahan yang mendukung pengaruh genetik pada terjadinya miopia. Peneliti

juga menemukan adanya kerusakan pada gen PAX6 berhubungan dengan terjadi

miopia pada penelitian menggunakan orang kembar. Faktor genetik dapat bekerja

melalui berbagai cara biokimia untuk menyebabkan miopia, lemahnya atau

hancurnya jaringan ikat merupakan salah satu yang penting. Faktor genetik

termasuk keturunan, peningkatan kelemahan terhadap pengaruh lingkungan dan

fakta bahwa seseorang tidak menderita miopia pada situasi tertentu merupakan

indikasi faktor keturunan berpengaruh pada setiap kasus.

Faktor lingkungan : teori lain menduga mata menjadi tegang diakibatkan kerja

tambahan secara terus-menerus secara dekat dan menetap pada posisi dekat dan

latihan mata dapat melonggarkan otot siliar dan memperbaiki kemampuan untuk

melihat jauh.

2.4 Epidemologi

Prevalensi secara global terhadap gangguan refraksi diperkirakan sebanyak 800 juta

sampai 2.3 miliar. Insiden dari miopia dalam sampel populasi berbeda-beda dan

dipengaruhi oleh usia, negara, jenis kelamin, ras, etnik, pekerjaan, lingkungan dan

faktor lainnya. Pada daerah tertentu yaitu Cina, India dan Malaysia, lebih dari 41%

13

Page 14: Miopia gerger

populasi dewasa menderita miopia sampai 1 dioptri dan lebih dari 80% populasi

dewasa menderita miopia sampai 0.5 dioptri. Penelitian terbaru di Inggris terhadap

siswa yang baru lulus mendapatkan 50% orang Inggris kulit putih dan 53.4% siswa

Asia-Inggris menderita miopia. Di Australia, prevalensi miopia secara keseluruhan

(lebih dari 0.5 dioptri) diperkirakan sebesar 17%. Sedangkan prevalensi miopia di

Amerika sebesar 20%. Perbedaan etnik dan ras juga mempengaruhi prevalensi dari

miopia. Prevalensi miopia dilaporkan sebesar 70-90% pada beberapa Negara Asia,

30-40% di Eropa dan Amerika serta 10-20% di Afrika. Beberapa penelitian

menunjukkan insiden miopia bertambah dengan meningkatkannya tingkat pendidikan

dan adanya hubungan antara miopia dan IQ. Menurut Arthur Jensen, penderita miopia

memiliki IQ 7-8 lebih tinggi dibandingkan bukan penderita miopia. Karakteristik

personal lainnya seperti, penghargaan diri, pencapaian sekolah, waktu yang

dihabiskan untuk membaca, kemampuan bahasa dan waktu yang dihabiskan untuk

kegiatan olahraga berhubungan dengan munculnya miopia pada beberapa penelitian.

2.5 Tanda dan Gejala Klinis

Gejala subjektif miopia antara lain:

a. Kabur bila melihat jauh.

b. Membaca atau melihat benda kecil harus dari jarak dekat.

c. Lekas lelah bila membaca (karena konvergensi yang tidak sesuai dengan

akomodasi).

d. Astenovergens

Gejala objektif miopia antara lain:

1. Miopia simpleks :

a) Pada segmen anterior ditemukan bilik mata yang dalam dan pupil yang relatif

lebar. Kadang-kadang ditemukan bola mata yang agak menonjol.

b) Pada segmen posterior biasanya terdapat gambaran yang normal atau dapat

disertai kresen miopia (myopic cresent) yang ringan di sekitar papil saraf

optik.

2. Miopia patologik :

a) Gambaran pada segmen anterior serupa dengan miopia simpleks.

b) Gambaran yang ditemukan pada segmen posterior berupa kelainan-kelainan

pada.

14

Page 15: Miopia gerger

1. Badan kaca : dapat ditemukan kekeruhan berupa pendarahan atau

degenerasi yang terlihat sebagai floaters, atau benda-benda yang

mengapung dalam badan kaca. Kadang-kadang ditemukan ablasi badan

kaca yang dianggap belum jelas hubungannya dengan keadaan miopia.

2. Papil saraf optik : terlihat pigmentasi peripapil, kresen miopia, papil

terlihat lebih pucat yang meluas terutama ke bagian temporal. Kresen

miopia dapat ke seluruh lingkaran papil sehingga seluruh papil dikelilingi

oleh daerah koroid yang atrofi dan pigmentasi yang tidak teratur.

3. Makula : berupa pigmentasi di daerah retina, kadang-kadang ditemukan

perdarahan subretina pada daerah makula.

4. Retina bagian perifer : berupa degenersi kista retina bagian perifer.

5. Seluruh lapisan fundus yang tersebar luas berupa penipisan koroid dan

retina. Akibat penipisan ini maka bayangan koroid tampak lebih jelas dan

disebut sebagai fundus tigroid.

2.6 Pemeriksaan Penunjang

Pada pemeriksaan funduskopi terdapat miopik kresen yaitu gambaran bulan sabit

yang terlihat pada polus posterior fundus mata miopia, sklera oleh koroid. Pada mata

dengan miopia tinggi akan terdapat pula kelainan pada fundus okuli seperti degenerasi

makula dan degenerasi retina bagian perifer. Streak retinoskopi dan Auto refraksi

merupakan pemeriksaan penunjang lain yang dapat menunjang diagnosis dari miopia.

2.7 Diagnosis dan Diagnosis Banding

Diagnosis miopia ditegakkan secara subyektif dan obyektif. Menegakkan diagnosis

secara subyektif melalui gejala klinis pada miopia dan menggunakan cara trial and

error. Diagnosis secara obyektif menggunakan pemeriksaan penunjang berupa

funduskopi, streak retinoskopi dan autorefraksi. Diagnosis banding dari miopia adalah

hipermetropi, astigmatisma, dan kelainan pada segmen belakang mata

2.8 Penanganan

a. Pengobatan pasien dengan miopia adalah dengan memberikan kacamata sferis

negatif terkecil yang memberikan ketajaman penglihatan maksimal. Sebagai

contoh bila pasien dikoreksi dengan -3.0 memberikan tajam penglihatan 6/6, dan

15

Page 16: Miopia gerger

demikian juga bila diberikan S-3.25, maka sebaiknya diberikan lensa koreksi -3.0

agar untuk memberikan istirahat mata dengan baik sesudah dikoreksi.

b. Selain kacamata, lensa kontak juga alat koreksi yang cukup banyak dipergunakan.

Lensa kontak merupakan lensa tipis yang diletakkan di dataran depan kornea

untuk memperbaiki kelainan refraksi dan pengobatan. Lensa ini mempunyai

diameter 8-10 mm, nyaman dipakai karena terapung pada kornea seperti kertas

yang terapung pada air. Agar lensa kontak terapung baik pada permukaan kornea

maka permukaan belakang berbentuk sama dengan permukaan kornea. Permukaan

belakang lensa atau base curve dibuat steep (cembung kuat), flat (agak datar)

ataupun  normal untuk dapat menempel secara longgar sesuai dengan

kecembungan kornea. Perlekatan longgar ini akan memberikan kesempatan air

mata dengan mudah masuk diantara lensa kontak dan kornea. Air mata ini

diperlukan untuk membawa makanan seperti oksigen. Keuntungan dibandingkan

dengan kaca mata biasa antara lain: Pembesaran yang terjadi tidak banyak berbeda

dibanding bayangan normal dan lapang pandangan menjadi lebih luas karena tidak

banyak terdapat gangguan tepi bingkai pada kaca mata.

c. Astringen tetes mata.

d. Tablet yang mengandung billbery.

e. Operasi :

1. LASIK : Laser Assisted Insitu Keratomileusis.

Salah satu terapi pembedahan yang cukup populer adalah dengan cara LASIK

atau bedah dengan sinar laser. Definisi LASIK menurut catatan dari Gading

Laser Sight Centre, Jakarta : LASIK adalah salah satu teknik tindakan bedah

refraksi yang menggunakan laser sebagai alat bantu koreksi kelainan refraksi

(pembiasan) pada miopia, hipermetropia, dan astigmatis. LASIK menurut

Rico Hallen : LASIK adalah prosedur yang mengubah bentuk kornea secara

permanen, mencakup hingga bagian depan mata dengan menggunakan

excimer laser.

Untuk dapat menjalani prosedur LASIK perlu diperhatikan beberapa hal,

yaitu:

a. Ingin terbebas dari kacamata dan lensa kontak.

b. Kelainan refraksi:

Miopia sampai -1.00 sampai dengan - 13.00 dioptri.

16

Page 17: Miopia gerger

Hipermetropia + 1.00 sampai dengan + 4.00 dioptri.

Astigmatisme 1.00 sampai dengan 5.00 dioptri.

c. Usia minimal 18 tahun.

d. Tidak sedang hamil atau menyusui.

e. Tidak mempunyai riwayat penyakit autoimun.

f. Mempunyai ukuran kacamata/ lensa kontak yang stabil selama paling

tidak 6 (enam) bulan.

g. Tidak ada kelainan mata, yaitu infeksi, kelainan retina saraf mata,

katarak, glaukoma dan ambliopia.

h. Telah melepas lensa kontak (Soft contact lens) selama 14 hari atau 2

(dua) minggu dan 30 (tiga puluh) hari untuk lensa kontak (hard contact

lens).

Adapun kontraindikasi dari tindakan LASIK antara lain:

a. Usia < 18 tahun / usia dibawah 18 tahun dikarenakan refraksi belum

stabil.

b. Sedang hamil atau menyusui.

c. Kelainan kornea atau kornea terlalu tipis.

d. Riwayat penyakit glaukoma.

e. Penderita diabetes mellitus.

f. Mata kering

g. Penyakit : autoimun, kolagen.

h. Pasien Monokular.

i. Kelainan retina atau katarak.

Sebelum menjalani prosedur LASIK, ada baiknya pasien melakukan

konsultasi atau pemeriksaan dengan dokter spesialis mata untuk dapat

mengetahui dengan pasti mengenai prosedur / tindakan LASIK baik dari

manfaat ataupun kemungkinan komplikasi yang dapat terjadi. Setelah

melakukan konsultasi / pemeriksaan oleh dokter spesialis mata, kemudian

mata anda akan diperiksa secara seksama dan teliti dengan menggunakan

peralatan yang berteknologi tinggi (computerized) dan mutakhir sehingga

dapat diketahui apakah seseorang layak untuk menjalankan tindakan LASIK.

17

Page 18: Miopia gerger

Persiapan calon pasien LASIK:

a. Pemeriksaan refraksi, slit lamp, tekanan bola mata dan finduskopi.

b. Pemeriksan topografi kornea / keratometri / pakhimetri Orbscan.

c. Analisa aberometer Zy Wave, mengukur aberasi kornea sehingga bisa

dilakukan Custumize LASIK.

d. Menilai kelayakan tindakan untuk menghindari komplikasi.

Sebagian besar pasien yang telah melakukan prosedur atau tindakan

LASIK menunjukan hasil yang sangat memuaskan, akan tetapi sebagaimana

seperti pada semua prosedur atau tindakan medis lainnya, kemungkinan

adanya resiko akibat dari prosedur atau tindakan LASIK dapat terjadi oleh

sebagian kecil dari beberapa pasien.

Keuntungan dari operasi LASIK adalah :

• Dapat menghilangkan ketergantungan pada pemakaian kacamata atau

lensa kontak bagi penderita kelainan refraksi (miopi, astigmatisma dan

hipermetropi).

• Operasi singkat.

• Tanpa rasa sakit.

• Tidak memerlukan rawat inap.

• Tidak perlu disuntik, tapi cukup menggunakan anastesi melalui tetes mata.

• Penyembuhan berjalan relatif cepat dan penglihatan pun cepat membaik.

• Memiliki tingkat keberhasilan hingga 90% (Prof Ion Constable dari Lions

Eye Institute Australia).

• Sangat sedikit orang yang mengeluh kembali setelah melakukan operasi

ini.

Kekurangan operasi LASIK adalah :

• Biaya operasi mahal, sekitar 15-20 juta untuk satu kali operasi.

• Pasien tetap sadar selama operasi berlangsung.

• Dapat terjadi kemungkinan kelebihan atau kekurangan refraksi.

• Setelah operasi mata mungkin saja terasa berpasir dan sensitif terhadap

cahaya.

18

Page 19: Miopia gerger

• Dua minggu setelah operasi tidak diizinkan untuk berenang atau

melakukan aktifitas ekstrim yang bisa membuat mata iritasi.

• Bila operasi tidak berjalan sempurna pasien bisa saja kehilangan

penglihatannya.

2. Phakic + IOL : anterior chamber lens clip

3. CLE (Clear Lens Extraction) + IOL

4. Laser diode/Argon : jika ada hole/break pada ora serata retina

2.9 Prognosis

Selama bertahun-tahun, banyak pengobatan yang dilakukan untuk mencegah atau

memperlambat progresi miopia, antara lain dengan :

1. Koreksi penglihatan dengan bantuan kacamata.

2. Pemberian tetes mata atropin.

3. Menurunkan tekanan dalam bola mata.

4. Penggunaan lensa kontak kaku : memperlambat perburukan rabun dekat pada

anak.

5. Latihan penglihatan : kegiatan merubah fokus jauh – dekat.

Penyulit yang dapat timbul pada pasien dengan miopia adalah terjadinya ablasi

retina dan juling. Juling biasanya esotropia atau juling ke dalam akibat mata

berkonvergensi terus-menerus. Bila terdapat juling keluar mungkin fungsi satu mata

telah berkurang atau terdapat ambliopia.

19

Page 20: Miopia gerger

DAFTAR PUSTAKA

1. Ilyas S, Tanzil M, Salamun dkk. Sari Ilmu Penyakit Mata. Jakarta : Balai

Penerbit FKUI, 2003:5.

2. Bandung Eye Cantre. Minus Tinggi dan Komlikasi Mata.

http://www.bandungeyecentre.com/index.php.

3. Tanjung H. Perbedaan Rata-rata Rigiditas Okuler pada Miopia dan

Hipermetropia RSUP H. Adam Malik Medan. Medan: USU Digital Library,

2003:2-3.

4. Wijana, Nana S.D. Ilmu Penyakit Mata. Abadi Tegal, Jakarta:1993. Hal 255-

56.

5. Linstorm RL, Hardten DR, Chu YR. Laser In Situ Keratomileusis (LASIK) for

the Treatment of Low, Moderate dan High

Miopia.http://biblioteca.universia.net/irARecurso.

20