miskonsepsi ipa fisika siswa kelas v sd n ... ipa fisika kelas dilihat dari jenis kelamin siswa....
TRANSCRIPT
MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SD N SEMESTER 2
Se- KECAMATAN GAMPING SLEMAN
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh :
Aldika Sabdarey
NIM : 121134223
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SD N SEMESTER 2
Se- KECAMATAN GAMPING SLEMAN
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh :
Aldika Sabdarey
NIM : 121134223
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
SKRIPSI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
SKRIPSI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
PERSEMBAHAN
Karya ini dipersembahkan untuk
Orang-orang tercinta yaitu
Jonathan Sutrisno dan Setyo Purwanti
Icabela Nugraheni
Totok Arriestian Wicaksono
Universitas Sanata Dharma
yang telah memberikan dukungan doa, cinta kasih, semangat,
dan materi sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini
dengan baik dan lancar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
MOTTO
“Melakukan perbuatan hari ini lebih baik daripada hari kemarin
dan perbuatan hari esok lebih baik daripada hari ini”
(Aldika Sabdarey)
“Perjalanan dari ribuan mil diawali dari satu langkah”
(Lao Tzu)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini
tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan
dalam kutipan dan daftar referensi, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 8 September 2016
Peneliti,
Aldika Sabdarey
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Aldika Sabdarey
Nomor Mahasiswa : 121134223
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
“Miskonsepsi IPA Fisika siswa kelas V SD Semester 2 Se-kecamatan
Gamping Sleman”
beserta perangkat yang diperlukan. Dengan demikian saya memberikan kepada
perpustakaan Universitas Sanata Dharma hal untuk menyimpan, mengalihkan
dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan kata,
mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikan di internet atau media lain
untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal : 8 September 2016
Yang menyatakan
Aldika Sabdarey
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRAK
MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SD N SEMESTER 2
Se- KECAMATAN GAMPING SLEMAN
Aldika Sabdarey
Universitas Sanata Dharma
2016
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya pemahaman konsep IPA
fisika pada siswa kelas V SD Negeri se-Kecamatan Gamping. Penelitian ini
bertujuan untuk mendeskripsikan miskonsepsi IPA fisika siswa kelas V SD
Negeri se-Kecamatan Gamping, Sleman dan mengetahui adanya perbedaan
miskonsepsi IPA Fisika kelas dilihat dari jenis kelamin siswa.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan metode
survei. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri se-Kecamatan
Gamping yang menggunakan KTSP. Sampel dalam penelitian ini adalah 242
siswa yang ditetapkan dengan menggunakan ketentuan Krejcie dan Morgan.
Hasil penelitian menjelaskan bahwa siswa kelas V SD mengalami
miskonsepsi pada konsep hubungan antara gaya, gerak dan energi, pesawat
sederhana, sifat-sifat cahaya, suatu karya/model yang menerapkan sifat-sifat
cahaya, proses pembentukan tanah, dan struktur bumi. Miskonsepsi paling rendah
(8,25%) terjadi pada konsep suatu karya/model berprinsip pada sifat-sifat cahaya
dan miskonsepsi paling tinggi (54,53%) pada konsep pesawat sederhana. Selain
itu, diperoleh hasil tentang tidak adanya perbedaan miskonsepsi IPA Fisika kelas
V SD Negeri se-Kecamatan Gamping dilihat dari jenis kelamin siswa. Analisis
data dilakukan dengan uji Mann-Whitney. Peneliti memperoleh harga sig (2-
tailed) 0,231, karena lebih dari 0,05 maka artinya tidak ada perbedaan
Miskonsepsi IPA Fisika pada siswa kelas V SD Negeri se-Kecamatan Gamping
dilihat dari jenis kelamin siswa.
Kata kunci: Miskonsepsi, IPA Fisika, dan jenis kelamin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
ABSTRACT
Misconception of physical science students of fifth grade semester 2 in
elementary school in Gamping district of Sleman
Aldika Sabdarey
Sanata Dharma University
2016
The research established due to the lack of understanding amongst fifth
grade students in Gamping district. The research was purposed to find out and
describe the misconception difference amongst the student based on the gender.
This research belong to quantitative observation. Survey methodology used
as the research’s instrument. The population of this research were those fifth
graders of all state elementary school in Gamping district, while the sample were
242 students chosen by using Krejcie and Morgan theory to analyze the data.
The result showed that the fifth graders experienced misconception in the
relationship between concept of motion, move and energy, simple machine, light’s
characteristic, soil formation process, and earth structure. The lowest percentage
showed by using the characteristic of light was 8,25%, while the highest
percentage was 54,53% by using simple machine concept. However, by using
Mann Whitney theory, there is no misconception difference based on gender. The
researcher obtained (2-tailed) 0,231. Because the (2-tailed) is more than 0,05, it
proves that there is no significant difference in misconception amongst fifth
graders of state elementary schools in Gamping district.
Keywords: misconception, Physics Science, gender
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur peneliti panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan berkat-Nya, sehingga skripsi yang berjudul
“Miskonsepsi IPA Fisika siswa kelas V SD N Semester 2 se-Kecamatan
Gamping Sleman” dapat peneliti selesaikan dengan baik.
Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. Peneliti menyadari bahwa tanpa
bimbingan, bantuan, dan dukungan dari berbagai pihak maka skripsi ini tidak
akan selesai dengan baik. Karena itu, dengan kesungguhan hati peneliti
mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah memberikan
bimbingan, bantuan, dan dukungan demi terlaksananya penelitian ini hingga
penyusunan skripsi.
Ucapan terimakasih ini peneliti sampaikan kepada:
1. Rohandi, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.
2. Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd., selaku Ketua Program Studi
Pendidikan Guru Sekolah Dasar.
3. Apri Damai Sagita Krissandi, S.S., M.Pd selaku Wakil Ketua Program
Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar.
4. Maria Melani Ika Susanti, S.Pd., M.Pd. selaku dosen pembimbing I yang
telah memberikan kritik, saran, dorongan, waktu, pikiran, dan tenaga
untuk membimbing peneliti dalam menyelesaikan skripsi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
5. Kintan Limiansih, S.Pd., M.Pd. selaku dosen pembimbing II yang telah
memberikan kritik, saran, dorongan, waktu, pikiran, dan tenaga untuk
membimbing peneliti dalam menyelesaikan skripsi.
6. Validator yang telah memvalidasi perangkat instrumen penelitian yang
peneliti buat.
7. Seluruh SD Negeri se-Kecamatan Gamping yang telah mengijinkan
peneliti untuk melakukan penelitian.
8. Kedua orang tua Jonathan Sutrisno dan Setyo Purwanti yang telah
memberikan dukungan doa, cinta kasih, dan materi.
9. Kakak Icabela Nugraheni yang telah memberikan dukungan doa, cinta
kasih, dan semangat sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini
dengan baik dan lancar.
10. Totok Arriestian Wicaksono yang sudah menemani setiap proses
pembuatan skripsi, dari awal hingga akhirnya peneliti dapat
menyelesaikannya dengan baik. Terima kasih atas segala kesabaran,
semangat, dan dukungannya.
11. Teman-teman penelitian payung yang telah membantu dan memberikan
dukungan. Dan ini adalah perjuangan kita mahasiswa tingkat akhir yang
tidak terlupakan.
12. Teman-teman X - P G S D A d an CAPE (Cah PGSD E) yang tidak
dapat peneliti sebutkan satu persatu. Terima kasih atas segala bentuk
dukungan yang tak henti-hentinya hingga semester akhir ini.
13. Agatha Ceandy, Theresia Dian Nofitri, Tuti Aprilia sahabat yang selalu
memberikan kasih sayang dan semangat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
14. Segenap pihak yang tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu yang
turut memberikan bantuan dan dukungan. Peneliti berharap semoga
skripsi ini bermanfaat untuk berbagai pihak dunia pendidikan.
Peneliti menyadari bahwa penelitian ini masih banyak kekurangan
dan keterbatasan. Semoga penelitian ini bermanfaat bagi semua pihak.
Peneliti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... iv
HALAMAN MOTTO ...................................................................................... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .......................................................... vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA
ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ......................................... vii
ABSTRAK ...................................................................................................... viii
ABSTRACT ...................................................................................................... ix
KATA PENGANTAR .................................................................................... x
DAFTAR ISI ................................................................................................... xiii
DAFTAR TABEL ........................................................................................... xv
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xvii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................ 1
A. Latar Belakang Masalah ................................................. 1
B. Identifikasi Masalah ....................................................... 4
C. Batasan Masalah ........................................................... 4
D. Rumusan Masalah .......................................................... 6
E. Tujuan Penelitian .......................................................... 6
F. Manfaat Penelitian ......................................................... 6
G. Definisi Operasional ...................................................... 7
BAB II LANDASAN TEORI .................................................................. 9
A. Kajian Pustaka ............................................................. 9
1. Konsep ............................................................ 9
2. Konsepsi ........................................................... 10
3. Miskonsepsi .................................................... 11
4. Penyebab Miskonsepsi ..................................... 13
5. Hakikat Pembelajaran IPA ............................... 20
6. Tujuan Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar .... 22
7. Pembelajaran IPA di SD kelas V Semester...... 23
8. Jenis Kelamin .................................................. 34
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
B. Penelitian Relevan ........................................................ 36
C. Kerangka Berpikir ....................................................... 43
D. Hipotesis Penelitian ...................................................... 44
BAB III METODE PENELITIAN ........................................................... 45
A. Jenis Penelitian ............................................................ 45
B. Tempat dan Waktu Penelitian ..................................... 46
C. Populasi dan Sampel .................................................. 47
1. Populasi .......................................................... 47
2. Sampel ............................................................ 48
D. Variabel Penelitian ..................................................... 51
E. Teknik Pengumpulan Data .......................................... 52
F. Instrumen Penelitian ................................................... 55
G. Teknik Pengujian Instrumen ....................................... 56
1. Uji Validitas ................................................... 56
2. Uji Reliabilitas ............................................... 63
H. Teknik Analisis Data .................................................. 65
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .......................... 70
A. Hasil Penelitian ................................................................. 70
1. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian .................................. 70
2. Deskripsi Responden Penelitian ................................... 72
3. Deskripsi Data Miskonsepsi IPA Fisika Siswa Kelas V
SD Negeri se-Kecamatan Gamping .............................. 74
4. Analisis Perbedaan Miskonsepsi Siswa Kelas V SD
Dilihat dari Jenis Kelamin Siswa ................................... 102
a) Uji Normalitas ........................................................ 102
b) Uji Homogenitas ..................................................... 103
c) Uji Hipotesis ........................................................... 104
B. Pembahasan ....................................................................... 105
BAB V PENUTUP ................................................................................... 108
A. Kesimpulan ....................................................................... 108
B. Keterbatasan Penelitian ..................................................... 109
C. Saran .................................................................................. 109
DAFTAR REFERENSI .................................................................................. 110
LAMPIRAN ..................................................................................................... 113
CURRICULUM VITAE ................................................................................... 142
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Acuan Penentu Sampel Menurut Krejcie dan Morgan ................. 48
Tabel 3.2 Hasil Perhitungan Tabel Krejcie .................................................... 50
Tabel 3.3 Pedoman Wawancara .................................................................... 55
Tabel 3.4 Skala Likert ................................................................................... 57
Tabel 3.5 Ketentuan Pelaksanaan Instrumen ................................................ 58
Tabel 3.6 Hasil Uji Validitas Muka Soal Pilihan Ganda .............................. 60
Tabel 3.7 Hasil Uji Validitas Konstruk Soal Pilihan Ganda ......................... 62
Tabel 3.8 Koefisien Reliabilitas .................................................................... 64
Tabel 3.9 Reliabilitas Soal Pilihan Ganda .................................................... 64
Tabel 4.1 KD dan Nomor Item Soal Pilihan Ganda....................................... 74
Tabel 4.2 Data Miskonsepsi Siswa KD 5.1 ................................................... 75
Tabel 4.3 Data Miskonsepsi Siswa KD 5.2 ................................................... 79
Tabel 4.4 Data Miskonsepsi Siswa KD 6.1 ................................................... 86
Tabel 4.5 Data Miskonsepsi Siswa KD 6.2 ................................................... 93
Tabel 4.6 Data Miskonsepsi Siswa KD 7.1 ................................................... 96
Tabel 4.7 Data Miskonsepsi Siswa KD 7.2.................................................... 99
Tabel 4.8 Rekapitulasi Total Siswa yang Mengalami Miskonsepsi ............. 101
Tabel 4.9 Hasil Uji Normalitas ..................................................................... 103
Tabel 4.10 Hasil Uji Homogenitas ................................................................... 104
Tabel 4.11 Hasil Uji Hipotesis ........................................................................ 105
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Prinsip Kerja Pengungkit Golongan I ........................................ 26
Gambar 2.2 Prinsip Kerja Pengungkit Golongan II ...................................... 26
Gambar 2.3 Prinsip Kerja Pengungkit Golongan III ..................................... 27
Gambar 2.4 Contoh Penggunaan Katrol Tetap ............................................. 28
Gambar 2.5 Katrol Bebas .............................................................................. 29
Gambar 2.6 Katrol Majemuk ........................................................................ 29
Gambar 2.7 Literature Map ........................................................................... 42
Gambar 3.1 Rumus Product Moment ............................................................ 61
Gambar 3.2 Rumus Cronbach-Alpha ............................................................ 63
Gambar 4.1 Diagram Batang Jenis Kelamin Siswa ...................................... 72
Gambar 4.2 Diagram Batang Siswa yang Mengalami Miskonsepsi ............. 73
Gambar 4.3 Hasil Miskonsepsi Siswa pada Soal Pilihan Ganda .................. 101
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Izin Penelitian ................................................................... 114
Lampiran 2 Surat Keterangan Melakukan Penelitian ................................... 115
Lampiran 3 Data Jenis Kelamin Siswa SD Negeri Se-Kecamatan Gamping,
Kabupaten Sleman .................................................................... 116
Lampiran 4 Hasil Rekap Nilai Expert Judgement Soal Pilihan Ganda ......... 117
Lampiran 5 Hasil Uji Validitas Soal Pilihan Ganda ..................................... 126
Lampiran 6 Hasil Reliabilitas Soal Pilihan Ganda ........................................ 127
Lampiran 7 Data Siswa yang Mengalami Miskonsepsi ................................ 128
Lampiran 8 Instrumen Soal ........................................................................... 129
Lampiran 9 Kunci Jawaban ........................................................................... 136
Lampiran 10 Hasil Uji Normalitas .................................................................. 137
Lampiran 11 Hasil Uji Homogenitas .............................................................. 138
Lampiran 12 Hasil Uji Hipotesis ..................................................................... 139
Lampiran 13 Hasil Dokumentasi .................................................................... 140
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
Bab I ini akan menguraikan tentang beberapa hal diantaranya latar
belakang, identifikasi masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan
penelitian, manfaat penelitian, dan definisi operasional. Hal-hal tersebut
adalah sebagai berikut.
A. Latar Belakang Masalah
Peran pendidikan sangat penting untuk menciptakan kehidupan
yang cerdas, damai, terbuka, dan demokratis. Oleh karena itu, pembaruan
pendidikan harus selalu dilakukan untuk meningkatkan kualitas
pendidikan nasional (Nurhadi, 2003: 1). Menurut Education For All
Global Monitoring Report 2012 yang dikeluarkan oleh UNESCO,
pendidikan Indonesia berada di peringkat ke-64 untuk pendidikan di
seluruh dunia dari 120 negara. Pemerintah perlu meningkatkan kualitas
pendidikan sebagai upaya mewujudkan salah satu amanat Pembukaan
UUD RI 1945, yakni mencerdaskan kehidupan bangsa. Pemerintah perlu
membenahi sistem pendidikan nasional agar tujuan pendidikan nasional
yakni untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia
yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara
yang demokratis serta bertanggung jawab dapat tercapai (UU No. 20
Tahun 2003 Pasal 3 dalam Sanjaya, 2010: 65).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
Pendidikan di Indonesia terdiri dari beberapa jenjang salah satunya
adalah pendidikan Sekolah Dasar (SD). Pendidikan Sekolah Dasar di
Indonesia meliputi delapan (8) mata pelajaran. Hal ini tercantum pada
Pemendiknas Nomor 22 Tahun 2006 yang menyatakan bahwa mata
pelajaran pada jenjang pendidikan Sekolah Dasar antara lain Pendidikan
Agama, Pendidikan Kewarganegaraan, Bahasa Indonesia, Matematika,
Seni Budaya dan Keterampilan, Pendidikan Jasmani Olahraga dan
Kesehatan, Ilmu Pengetahuan Sosial dan Ilmu Pengetahuan Alam.
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan mata pelajaran di SD
yang mencakup tentang alam sekitar yang diperoleh melalui serangkaian
proses ilmiah antara lain penyelidikan, penyusunan dan penyajian
gagasan-gagasan (Iskandar, dalam Anita, 2013: 31). IPA (sains) berupaya
membangkitkan minat manusia agar mau meningkatkan kecerdasan dan
pemahamannya tentang alam seisinya yang penuh dengan rahasia yang tak
habis-habisnya. Hal itu sejalan dengan kurikulum KTSP (Depdiknas,
2006) yang menyebutkan bahwa IPA berhubungan dengan cara mencari
tahu tentang alam secara sistematis, sehingga bukan hanya penguasaan
kumpulan pengetahuan yang berupa fakta, konsep, atau prinsip saja tetapi
juga merupakan suatu proses penemuan. Adanya Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan akan membuat siswa mengaplikasikan teori yang ada
dalam pembelajaran IPA sehingga hasil pembelajaran tersebut dapat
terlihat jelas dalam kehidupan sehari-hari.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
Konsep IPA penting dilaksanakan supaya siswa mengetahui benar
tentang konsep. Tujuannya agar dapat memahami materi dengan baik pula.
Namun, berdasarkan hasil wawancara dengan 5 (lima) orang guru di SD
Negeri Kecamatan Gamping, diperoleh informasi bahwa nilai siswa-siswa
pada mata pelajaran IPA dibawah KKM. Artinya, pemahaman konsep IPA
pada siswa masih rendah. Hal ini dapat menimbulkan miskonsepsi IPA
oleh siswa. Miskonsepsi adalah suatu konsep yang tidak sesuai dengan
konsep yang diakui oleh para ahli (Suparno, 2005: 8). Terjadinya
miskonsepsi ini juga dapat disebabkan oleh kemampuan siswa dalam
memahami suatu konsep (Suparno, 2005: 40).
Setiap siswa memiliki tingkat kemampuan yang berbeda-beda.
Salah satu faktor yang mempengaruhi kemampuan siswa adalah jenis
kelamin. Hal ini disampaikan oleh Hamalik (2007: 91) yang menjelaskan
bahwa tingkat intelegensi laki-laki dan perempuan berbeda. Anak laki-laki
(sebagai suatu kelompok) memperlihatkan variabilitas yang lebih besar
daripada anak perempuan dalam penyebaran intelegensi. Artinya, lebih
banyak anak laki-laki yang menunjukkan keunggulan dalam intelegensi
dibandingkan dengan anak perempuan. Sebagai contoh, dalam satu kelas
tidak semua anak laki-laki lemah dalam intelegensi tetapi pasti ada satu
anak laki-laki yang unggul daripada anak laki-laki lain.
Penelitian yang sama mengenai salah konsep atau miskonsepsi
sudah pernah dilakukan tiga (3) peneliti yaitu Anggraeni (2015), Pujayanto
(2009) Abdi dan Adi (2012). Berdasarkan 3 penelitian tersebut belum ada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
yang membahas mengenai IPA Fisika secara keseluruhan. Maka dari itu
peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Miskonsepsi
IPA Fisika Siswa Kelas V SD Negeri Semester 2 se-Kecamatan Gamping,
Sleman”. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat diketahui miskonsepsi
yang terjadi pada siswa serta perbedaan miskonsepsi dilihat dari jenis
kelamin, sehingga nantinya dapat dilakukan penanganan-penanganan agar
miskonsepsi tersebut tidak berkelanjutan.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas terdapat beberapa masalah yang
mendasari penelitian ini yaitu sebagai berikut:
1. Rendahnya hasil belajar siswa selama proses pembelajaran IPA Fisika
pada siswa kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Gamping
Kabupaten Sleman.
2. Rendahnya pemahaman konsep IPA fisika pada siswa kelas V
semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Gamping Kabupaten Sleman.
C. Batasan Masalah
Sehubungan dengan keterbatasan waktu, peneliti membatasi lingkup
permasalahan penelitian. Dalam penelitian ini peneliti membatasi masalah
yang akan diteliti sebagai berikut.
1. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri semester 2
se-Kecamatan Gamping, Sleman.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
2. Fokus penelitian pada miskonsepsi IPA Fisika.
3. Fokus penelitian pada perbedaan miskonsepsi IPA Fisika dilihat
dari jenis kelamin siswa.
4. Supaya materi tidak terlalu luas maka peneliti menggunakan
Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) sebagai
berikut.
a. Standar Kompetensi (SK)
5. Memahami hubungan antara gaya, gerak, dan energi, serta
fungsinya.
6. Menerapkan sifat-sifat cahaya melalui kegiatan membuat
suatu karya atau model.
7. Memahami perubahan yang terjadi di alam dan
hubungannya dengan penggunaan sumber.
b. Kompetensi Dasar (KD)
5.1 Mendeskripsikan hubungan antara gaya, gerak dan energi
melalui percobaan (gaya gravitasi, gaya gesek, gaya
magnet).
5.2 Menjelaskan pesawat sederhana yang dapat membuat
pekerjaan lebih mudah dan lebih cepat.
6.1 Mendeskripsikan sifat-sifat cahaya.
6.2 Membuat suatu karya/model, misalnya periskop atau lensa
dari bahan sederhana dengan menerapkan sifat-sifat cahaya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
7.1 Mendeskripsikan proses pembentukan tanah karena
pelapukan.
7.3 Mendeskripsikan struktur bumi.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah di atas, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah:
1. Bagaimanakah miskonsepsi IPA siswa kelas V semester 2 SD Negeri
se-Kecamatan Gamping?
2. Apakah ada perbedaan miskonsepsi IPA dilihat dari jenis kelamin
siswa kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Gamping?
E. Tujuan Penelitian
Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk:
1. Mendeskripsikan miskonsepsi IPA siswa kelas V SD semester 2 se-
Kecamatan Gamping.
2. Mengetahui ada tidaknya perbedaan miskonsepsi IPA dilihat dari jenis
kelamin siswa kelas V SD semester 2 se-Kecamatan Gamping.
F. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang
bermakna bagi:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
1. Bagi guru
Penelitian ini dapat menjadi sumber pengetahuan atau
wawasan mengenai miskonsepsi serta masukan bagi guru agar
kedepannya lebih berhati-hati dan membaca berbagai macam
sumber dalam mengajar, sehingga miskonsepsi pada siswa dapat
diminimalisir.
2. Bagi Sekolah
Hasil penelitian ini dapat menjadi bahan masukan untuk
lebih meningkatkan kualitas pembelajaran.
3. Bagi peneliti
Penelitian ini dapat menambah wawasan, pengetahuan, dan
pengalaman tentang penelitian yang diteliti.
G. Definisi Operasional
Definisi operasional berisi tentang istilah-istilah yang digunakan
dalam penelitian ini. Definisi operasional yang digunakan dalam penelitian
ini antara lain:
1. Miskonsepsi adalah salah konsep yang di bawa seseorang atau konsep-
konsep yang salah yang menunjuk pada suatu konsep yang tidak sesuai
dengan pengertian ilmiah atau pengertian yang diterima para ahli dalam
bidang itu.
2. Ilmu Pengetahuan Alam adalah suatu ilmu pengetahuan yang tersusun
secara terbimbing tentang alam semesta dengan segala isinya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
3. Miskonsepsi Ilmu Pengetahuan Alam adalah pemahaman yang salah
terhadapsuatu konsep IPA.
4. Siswa Kelas V SD adalah siswa yang sedang duduk ditingkatan kelas V
dengan rentang usia 10-11 tahun.
5. Gamping adalah salah satu kecamatan yang terletak di Kabupaten
Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dan berpusat di Dusun
Patukan, Kelurahan Ambarketawang.
6. Jenis kelamin adalah suatu konsep analisis yang digunakan untuk
mengidentifikasi perbedaan laki-laki dan perempuan dilihat dari sudut
biologis dan non biologis. Sudut pandang tersebut mencakup aspek
fisik, sosial, budaya, maupun psikologis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
BAB II
LANDASAN TEORI
Pada bagian ini berisi tentang kajian pustaka, hasil penelitian yang relevan,
kerangka berpikir, dan hipotesis penelitian.
A. Kajian Pustaka
Kajian pustaka merupakan uraian hasil pengkajian peneliti terhadap
berbagai referensi yang dijadikan acuan dalam penelitian. Penelitian ini
dapat mengkaji beberapa hal sebagai berikut.
1. Konsep
Konsep merupakan penyajian internal sekelompok stimulus,
konsep tidak dapat diamati, konsep harus disimpulkan dari perilaku
(Ratna, 2011: 62). Sedangkan Rosser (dalam Ratna, 2011: 63)
mengungkapkan bahwa konsep adalah suatu abstraksi yang mewakili
satu kelas objek, kejadian, kegiatan, atau hubungan yang mempunyai
atribut yang sama. Konsep adalah suatu abstraksi mental yang mewakili
satu kelas stimulus. Konsep merupakan dasar bagi proses mental yang
lebih tinggi untuk merumuskan prinsip dan generalisasi. Untuk
memecahkan masalah, seorang siswa harus mengetahui aturan-aturan
yang relevan dan aturan-aturan ini didasarkan pada konsep-konsep yang
diperolehnya (Dahar, 2002: 62).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
Tidak jarang bahwa konsep siswa, meskipun tidak cocok dengan
konsep ilmiah, dapat bertahan lama dan sulit diperbaiki atau diubah selama
dalam pendidikan formal. Misalnya, konsep tentang massa dan berat yang
campur aduk. Karena dalam kehidupan sehari-hari mereka membeli beras
dalam kg, maka mereka mengatakan bahwa berat beras adalah 10 kg.
Padahal, sebenarnya yang benar adalah massa beras itu 10 kg, atau berat
beras itu 10 Newton (dalam Suparno, 2005: 3).
Menurut Djamarah (2011: 31), konsep dibedakan atas konsep konkret
dan konsep yang harus didefinisikan. Konsep konkret adalah pengertian
yang menunjuk pada objek-objek dalam lingkungan fisik. Sedangkan
konsep yang harus didefinisikan adalah konsep yang mewakili realitas
hidup, tetapi tidak langsung menunjuk pada realitas dalam lingkungan
hidup fisik, karena realitas itu tidak berbadan.
Berdasarkan berbagai pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa
konsep adalah suatu ide abstrak yang distimulus yaitu objek untuk
memecahkan masalah harus mengetahui konsep-konsep yang diperolehnya
kemudian memberikan arti dan pengalaman.
1. Konsepsi
Menurut Berg (dalam Suryanto, 2002: 13), pemahaman setiap murid
terhadap suatu konsep disebut dengan konsepsi. Contohnya jika dua kutub
magnet yang sama yaitu Utara dan Utara didekatkan, maka akan didapatkan
murid yang mempunyai pemahaman berbeda satu sama lain tentang konsep
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
magnet tersebut. Ada yang memiliki pemahaman bahwa magnet saling
tolak menolak, ada juga murid yang memiliki pemahaman bahwa magnet
tidak mau menyatu, ada juga yang memiliki pemahaman magnet saling
mendorong atau memberi gaya.
Rustaman (2012: 26) menyebutkan bahwa konsepsi seseorang berbeda
dengan konsepsi orang yang lain. Konsepsi berasal dari kata to conceive
yang artinya cara menerima. Sementara Budi (1992: 114-115) menyatakan
bahwa konsepsi adalah sebagai kemampuan memahami konsep, baik yang
diperoleh dari indera maupun kondisi lingkungan.
Berdasarkan pendapat yang sudah disampaikan oleh ahli dapat
disimpulkan bahwa konsepsi adalah suatu pemahaman seseorang terhadap
konsep.
2. Miskonsepsi
Suparno (2005: 27) menyebutkan bahwa miskonsepsi terdapat pada
semua bidang sains, seperti fisika, bilogi, kimia, dan astronomi. Tidak ada
bidang sains yang dikecualikan dari miskonsepsi. Dalam penelitian ini,
peneliti akan membahas tentang miskonsepsi fisika. Dalam bidang fisika,
miskonsepsi meliputi semua subbidang yang ada, seperti mekanika, optika
dan gelombang, panas dan termodinamika, listrik dan magnet, fisika
modern, dan tata surya (Suparno, 2005: 28).
Konsep awal yang tidak sesuai dengan konsep ilmiah biasanya disebut
miskonsepsi atau salah konsep. Konsep awal itu mereka dapatkan sewaktu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
berada di sekolah dasar, sekolah menengah, dari pengalaman dan
pengamatan di masyarakat atau dalam kehidupan sehari-hari. Miskonsepsi
atau salah konsep menunjuk pada suatu konsep yang tidak sesuai dengan
pengertian ilmiah atau pengertian yang diterima para pakar dalam bidang itu
(Suparno, 2005: 4). Misalnya, siswa berpendapat bahwa pada saat seseorang
mendorong mobil dan mobil belum bergerak, tidak ada gaya yang bekerja
pada mobil tersebut. Konsep tersebut salah karena meskipun mobil tidak
bergerak, pada mobil itu terjadi gaya yang diakibatkan oleh dorongan orang
tersebut.
Bentuk miskonsepsi dapat berupa konsep awal, kesalahan, hubungan
yang tidak benar antara konsep-konsep, gagasan intuitif atau pandangan
naif. Novak (dalam Suparno, 2005: 4), mendefinisikan miskonsepsi sebagai
suatu interpretasi konsep-konsep dalam suatu pernyataan yang tidak dapat
diterima.
Miskonsepsi adalah konsep awal yang mereka bawa terkadang tidak
sesuai atau bertentangan dengan konsep yang diterima para ahli atau konsep
awal yang tidak sesuai dengan konsep ilmiah (Suparno, 2005: 2).
Sedangkan menurut Tyas (2013: 12) miskonsepsi adalah suatu interpretasi
yang salah akan suatu konsep dan hubungan yang tidak benar antara
konsep-konsep. Brown (dalam Suparno, 2005: 4) menjelaskan miskonsepsi
sebagai suatu pandangan yang naif dan mendefinisikannya sebagai suatu
gagasan yang tidak sesuai dengan pengertian ilmiah yang sekarang diterima.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa miskonsepsi adalah
salah konsep yang dibawa seseorang atau konsep-konsep yang salah yang
menunjuk pada suatu konsep yang tidak sesuai dengan pengertian ilmiah
atau pengertian yang diterima para ahli dalam bidang itu.
3. Penyebab Miskonsepsi
Suparno (2005: 29) menyebutkan bahwa secara garis besar, penyebab
miskonsepsi dapat diringkas dalam lima kelompok, yaitu: siswa, guru, buku
teks, konteks, dan metode mengajar. Penyebab yang berasal dari siswa
terdiri dari berbagai hal seperti prakonsepsi awal, kemampuan, tahap
perkembangan, minat, cara berpikir, dan teman lain. Penyebab kesalahan
dari guru dapat berupa ketidakmampuan guru, kurangnya penguasaan
bahan, cara mengajar yang tidak tepat atau sikap guru dalam berelasi
dengan siswa yang kurang baik. Penyebab miskonsepsi dari buku teks
biasanya terdapat pada penjelasan atau uraian yang salah dalam buku
tersebut. Suparno (2005: 34-42) menjelaskan mengenai penyebab
miskonsepsi seperti berikut ini.
a. Siswa
1) Prakonsepsi atau Konsep Awal Siswa
Banyak siswa sudah mempunyai konsep awal atau prakonsepsi
tentang suatu bahan sebelum siswa mengikuti pelajaran formal di
bawah bimbingan guru. Konsep awal ini sering kali mengandung
miskonsepsi. Prakonsepsi ini biasanya diperoleh dari orangtua,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
teman, sekolah awal, dan pengalaman di lingkungan siswa.
Prakonsepsi yang dimiliki siswa menunjukkan bahwa pikiran anak
sejak lahir tidak diam, tetapi terus aktif untuk memahami sesuatu.
Suparno (2005: 35) mengatakan bahwa miskonsepsi akan lebih
banyak lagi, jika yang mempengaruhi pembentukan konsep pada
anak tersebut mempunyai banyak miskonsepsi, seperti orangtua,
tetangga, teman, dan lain-lain. Dapat disimpulkan bahwa lingkungan
anak akan mempengaruhi pembentukan konsep anak.
2) Pemikiran Asosiatif Siswa
Menurut Arons (dalam Suparno, 2005: 35-36), asosiasi siswa
terhadap istilah-istilah sehari-hari kadang-kadang juga membuat
miskonsepsi. Contohnya, siswa mengasosiasikan gaya dengan aksi
atau gerakan. Gaya oleh banyak siswa dianggap selalu menyebabkan
gerakan. Maka jika siswa tidak melihat suatu benda bergerak,
mereka memastikan tidak ada gaya.
Marshall dan Gilmour (dalam Suparno, 2005:36), melaporkan
bahwa pengertian yang berbeda dari kata-kata antara siswa dan guru
juga dapat menyebabkan miskonsepsi. Kata dan istilah yang
digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran diasosiasikan lain
oleh siswa, karena dalam kehidupan mereka kata dan istilah itu
mempunyai arti lain. Misalnya, sewaktu guru menjelaskan tentang
atom sebagian dari molekul, anak yang mendengar langsung
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
mengasosiasikannya dengan “plastik” karena di kehidupan mereka,
atom digunakan untuk menyebut plastik.
3) Pemikiran Humanistik
Siswa kerap kali memandang semua benda dari pandangan
manusiawi (Gilbert dalam Suparno, 2005: 36). Benda-benda dan
situasi dipikirkan dalam term pengalaman orang dan secara
manusiawi.
4) Reasoning yang Tidak Lengkap/Salah
Comins (dalam Suparno, 2005: 38) menyatakan bahwa
miskonsepsi juga disebabkan oleh reasoning atau penalaran siswa
yang tidak lengkap atau salah. Alasan yang tidak lengkap dapat
disebabkan karena informasi yang diperoleh atau data yang
didapatkan tidak lengkap. Akibatnya, siswa menarik kesimpulan
secara salah dan ini menyebabkan timbulnya miskonsepsi siswa,
sedangkan reasoning yang salah dapat juga terjadi karena logika
yang salah dalam mengambil kesimpulan atau dalam
menggeneralisasi, sehingga terjadi miskonsepsi.
5) Intuisi yang Salah
Intuisi yang salah dan perasaan siswa juga dapat menyebabkan
miskonsepsi. Intuisi adalah suatu perasaan dalam diri seseorang
yang secara spontan mengungkapkan sikap atau gagasannya tentang
sesuatu sebelum secara objektif dan rasional diteliti (Suparno, 2005:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
38-39). Pemikiran intuitif ini sering membuat siswa tidak kritis dan
mengakibatkan miskonsepsi.
6) Tahap Perkembangan Kognitif Siswa
Suparno (2005: 39) menjelaskan bahwa perkembangan kognitif
siswa yang tidak sesuai dengan bahan yang digeluti dapat menjadi
penyebab adanya miskonsepsi siswa. Secara umum, siswa yang
masih di tahap operational concrete bila mempelajari suatu bahan
yang abstrak sulit menangkap dan sering salah mengerti tentang
konsep bahan tersebut. Dalam tahap perkembangan pemikiran
operational concrete, siswa baru dapat berpikir berdasarkan hal-hal
yang konkret, yang nyata dapat dilihat dengan indra.
7) Kemampuan Siswa
Kemampuan siswa juga mempunyai pengaruh pada
miskonsepsi siswa. Secara umum, siswa yang inteligensi matematis-
logisnya kurang tinggi, akan mengalami kesulitan dalam menangkap
konsep fisika, terlebih yang abstrak. Siswa yang IQ-nya rendah juga
dengan mudah melakukan miskonsepsi karena mereka dalam
mengonstruksi pengetahuan fisika tidak dapat mengonstruksi secara
lengkap dan utuh. Mereka tidak menangkap konsep yang benar dan
merasa bahwa itulah konsep yang benar, maka terjadi miskonsepsi
(Suparno, 2005: 41).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
8) Minat Belajar
Secara umum dapat dikatakan, siswa yang berminat pada fisika
cenderung mempunyai miskonsepsi lebih rendah daripada siswa
yang tidak berminat pada fisika. Hal ini didasarkan pada siswa yang
tidak tertarik atau benci pada fisika, biasanya kurang berminat untuk
belajar fisika dan kurang memperhatikan penjelasan guru mengenai
pengertian fisika yang baru. Akibatnya, mereka akan lebih mudah
salah menangkap dan membentuk miskonsepsi.
Sedangkan siswa yang menyukai fisika biasanya lebih
menaruh perhatian kepada penjelasan guru. Mereka senang
mempelajari bahan fisika dari buku-buku secara lebih teliti dan
mendalam. Akibatnya, mereka dapat menangkap konsep fisika
dengan lebih lengkap dan mendalam.
b. Guru/Pengajar
Guru yang tidak menguasai bahan atau mengerti bahan fisika
secara tidak benar, akan menyebabkan siswa mendapatkan miskonsepsi.
Beberapa guru fisika tidak memahami konsep fisika dengan baik,
sehingga salah pengertian ini diteruskan kepada siswa (Arons dalam
Suparno, 2005: 42). Beberapa guru mengajarkan suatu bahan secara
keliru. Oleh karena siswa menganggapnya sebagai benar, maka siswa
memegang konsep itu kuat-kuat. Akibatnya, miskonsepsi siswa sangat
kuat dan sulit diperbaiki.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
c. Buku Teks
Buku teks juga dapat menyebabkan miskonsepsi. Para peneliti
menemukan bahwa beberapa miskonsepsi datang dari buku teks (Lona
dalam Suparno, 2005: 44-45). Buku teks yang terlalu sulit bagi level
siswa yang sedang belajar dapat juga menumbuhkan miskonsepsi
karena mereka sulit menangkap isinya.
Selain buku teks, ada juga buku fiksi sains. Comins (dalam
Suparno, 2005: 46) mengatakan bahwa meski di satu sisi buku ini baik,
karena membuat anak senang membaca dan nantinya mempelajari
fisika, tetapi dalam banyak hal dapat juga menyesatkan dan
memunculkan miskonsepsi pada diri anak.
d. Konteks
1) Pengalaman
Pengalaman siswa dapat menyebabkan miskonsepsi. Sebagai
contoh kasus kekekalan energi. Dalam kehidupan sehari-hari, siswa
mengalami bahkan mereka akan merasa lelah setelah bekerja keras.
Motor akan kehabisan bahan bakar bila dipakai terlalu lama dan
bahan bakarnya tidak diisi kembali. Tampak bahwa energi hilang
dan tidak kekal. Di sini siswa berpikir tentang kekekalan energi
dalam pengertian yang terbatas dan tidak dalam pengertian yang
luas (Stavy dalam Suparno, 2005: 47).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
2) Bahasa Sehari-hari
Beberapa miskonsepsi datang dari bahasa sehari-hari yang
mempunyai arti lain dengan bahasa fisika (Gilbert dalam Suparno,
2005: 48). Misalnya, dalam bahasa sehari-hari siswa mengerti dan
menggunakan istilah berat dengan satuan kg. Tetapi dalam Fisika,
berat adalah suatu gaya, dan satuan adalah Newton. Mereka telah
menggunakan istilah itu bertahun-tahun dan tetap menggunakan
istilah itu di luar sekolah, maka sangat sulit untuk mengubah
pengertian yang telah tertanam tersebut.
3) Teman Lain
Orang muda sangat senang belajar dalam kelompok bersama
teman-teman kelompoknya. Kelompok sering didominasi oleh
beberapa orang yang suaranya vokal. Bila siswa yang dominan atau
vokal itu mempunyai miskonsepsi, maka jelas mereka dapat
mempengaruhi siswa lain dalam hal miskonsepsi.
4) Keyakinan dan Ajaran Agama
Keyakinan atau agama siswa dapat juga menjadi penyebab
miskonsepsi dalam bidang fisika. Hal itu diungkapkan Commins
(dalam Suparno, 2005: 49) dalam meneliti miskonsepsi tentang
astronomi. Keyakinan ataupun ajaran agama yang diyakini secara
kurang tepat sering membuat siswa tidak dapat menerima penjelasan
ilmu pengetahuan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
e. Metode Mengajar
Beberapa metode mengajar yang digunakan guru, terlebih yang
menekankan satu segi saja dari konsep bahan yang digeluti, meskipun
membantu siswa menangkap bahan, tetapi sering mempunyai dampak
jelek yaitu memunculkan miskonsepsi siswa. Menurut teori Gardner,
siswa akan lebih mudah menangkap bahan fisika bila fisika disajikan
dengan berbagai inteligensi yang kuat pada diri siswa (Suparno, 2004:
1).
4. Hakikat Pembelajaran IPA
IPA didefinisikan sebagai kumpulan pengetahuan yang tersusun secara
terbimbing. IPA (sains) berupaya membangkitkan minat manusia agar mau
meningkatkan kecerdasan dan pemahamannya tentang alam seisinya yang
penuh dengan rahasia yang tak habis-habisnya (Samatowa, 2010: 1). Conan
(dalam Samatowa, 2010: 1) mendefinisikan sains sebagai suatu deretan
konsep serta skema konseptual yang berhubungan satu sama lain, dan yang
tumbuh sebagai hasil eksperimentasi dan observasi, serta berguna untuk
diamati dan dieksperimentasikan lebih lanjut. Whitehead (dalam Samatowa,
2010: 1) menyatakan sains dibentuk karena pertemuan dua orde pengalaman.
Orde pertama didasarkan pada hasil observasi terhadap gejala/fakta (orde
observasi), dan kedua didasarkan pada konsep-konsep manusia mengenai
alam (orde konsepsional).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
Darmojo (dalam Samatowa, 2010: 2) berpendapat bahwa IPA adalah
pengetahuan yang rasional dan objektif tentang alam semesta dengan segala
isinya. Selain itu Nash (dalam Samatowa, 2010: 3) menyatakan bahwa IPA itu
adalah suatu cara atau metode untuk mengamati alam. Nash juga menjelaskan
bahwa cara IPA mengamati dunia ini bersifat analisis, lengkap, cermat, serta
menghubungkannya antara suatu fenomena dengan fenomena lain, sehingga
keseluruhannya membentuk suatu perspektif yang baru tentang objek yang
diamatinya.
Pembelajaran IPA adalah interaksi antara komponen-komponen
pembelajaran dalam bentuk proses pembelajaran untuk mencapai tujuan yang
berbentuk kompetensi yang telah ditetapkan. Proses pembelajaran IPA terdiri
atas tiga tahap, yaitu tahap perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan
proses pembelajaran, dan nilai hasil pembelajaran (Wisudawati dan
Sulistyowati, 2014: 26).
Hakikat pembelajaran IPA yang didefinisikan sebagai ilmu tentang
alam yang dalam bahasa Indonesia disebut dengan ilmu pengetahuan alam,
dapat diklasifikasikan menjadi tiga bagian (Susanto, 2013: 167), yaitu:
a. Ilmu pengetahuan alam sebagai produk yaitu kumpulan hasil penelitian
yang telah ilmuwan lakukan dan sudah membentuk konsep yang telah
dikaji sebagai kegiatan empiris dan kegiatan analitis.
b. Ilmu pengetahuan alam sebagai proses yaitu untuk menggali dan
memahami pengetahuan tentang alam.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
c. Ilmu pengetahuan alam sebagai sikap yaitu sikap ilmiah harus
dikembangkan dalam pembelajaran sains.
Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa IPA adalah
suatu ilmu pengetahuan yang tersusun secara terbimbing tentang alam semesta
dengan segala isinya.
5. Tujuan Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar
Di sekolah dasar, IPA atau Ilmu Pengetahuan Alam dikenal dengan
pembelajaran sains. Konsep IPA di sekolah dasar merupakan konsep
pembelajaran yang masih terpadu, karena belum dipisahkan secara
tersendiri.
Badan Nasional Standar Pendidikan (BSNP dalam Susanto, 2013:
171) menjelaskan tujuan pembelajaran IPA di sekolah dasar, yaitu untuk:
a) Memperoleh keyakinan terhadap Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan
keberadaan, keindahan, dan keteraturan alam ciptaan-Nya.
b) Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA
yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
c) Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif, dan kesadaran tentang
adanya hubungan yang saling memengaruhi antara IPA, lingkungan,
teknologi, dan masyarakat.
d) Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar,
memecahkan masalah, dan membuat keputusan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
e) Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara,
menjaga, dan melestarikan lingkungan alam.
f) Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala
keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan.
g) Memperoleh bekal pengetahuan, konsep, dan keterampilan IPA sebagai
dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP.
6. Pembelajaran IPA di SD kelas V semester 2
Materi pembelajaran IPA di kelas V semester 2 merupakan materi
yang digunakan dalam penelitian ini. Peneliti akan menguraikan materi
yang digunakan yakni sebagai berikut.
a. Gaya
Standar Kompetensi
5. Memahami hubungan antara gaya, gerak, dan energy, serta fungsinya.
Kompetensi Dasar
5.1 Mendeskripsikan hubungan antara gaya, gerak dan energi melalui
percobaan (gaya gravitasi, gaya gesek, gaya magnet).
Indikator
5.1.1 Menyebutkan macam-macam gaya.
5.1.2 Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi gaya.
Materi Pokok
Gerakan mendorong atau menarik yang menyebabkan benda bergerak
disebut gaya. Gaya yang dikerjakan pada suatu benda akan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
mempengaruhi benda tersebut. Gaya terhadap suatu benda dapat
mengakibatkan benda bergerak, berubah bentuk, dan berubah arah
(Sulistyanto, 2008: 89).
Azmiyawati (2008: 82-93) menyatakan ada beberapa macam gaya
yaitu.
1) Gaya Gravitasi
Sulistyanto dan Wiyono (2008: 98) mengatakan bahwa gravitasi
adalah gaya tarik-menarik yang terjadi antara semua partikel yang
mempunyai massa di alam semesta. Gravitasi menyebabkan benda
bergerak ke bawah. Buah yang jatuh dari pohonnya, air yang
mengalir dari tempat yang tinggi ke tempat yang rendah merupakan
beberapa peristiwa yang menunjukkan bahwa gravitasi
menyebabkan benda bergerak ke bawah.
2) Gaya Gesek
Asmiyawati dkk (2008: 84) menjelaskan gaya gesek merupakan
gaya yang menimbulkan hambatan ketika dua permukaan benda
saling bersentuhan. Misalnya, ketika seseorang mendorong kardus
terjadi gesekan antara permukaan kardus dengan lantai. Gaya
gesekan tersebut akan menghambat gerakan kardus.
3) Gaya Magnet
Gaya magnet dapat menyebabkan tertariknya benda-benda di
sekitarnya. Magnet mempunyai dua kutub. Pada keadaan bebas,
magnet akan selalu menunjuk ke arah utara dan selatan. Ujung
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
magnet yang mengarah ke utara disebut kutub utara, sedangkan
ujung magnet yang mengarah ke selatan disebut kutub selatan.
Biasanya kedua ujung magnet diberi warna yang berbeda untuk
membedakan kedua ujung magnet itu.
b. Pesawat Sederhana
Standar Kompetensi
5. Memahami hubungan antara gaya, gerak, dan energi, serta fungsinya.
Kompetensi Dasar
5.2 Menjelaskan pesawat sederhana yang dapat membuat pekerjaan
lebih mudah dan lebih cepat.
Indikator
5.2.1 Mengidentifikasi ciri-ciri pesawat sederhana.
5.2.2 Menyebutkan contoh jenis tuas atau pengungkit jenis pertama.
5.2.3 Menyebutkan penerapan pesawat sederhana dalam kehidupan
sehari-hari.
5.2.4 Menjelaskan perbedaan pengungkit.
5.2.5 Menjelaskan fungsi bidang miring.
Materi Pokok
Semua jenis alat yang digunakan untuk memudahkan pekerjaan
manusia disebut pesawat. Kesederhanaan dalam penggunaannya
menyebabkan alat-alat tersebut dikenal dengan sebutan pesawat
sederhana (Sulistyanto, 2008: 109).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
Pesawat sederhana dikelompokkan menjadi empat jenis, yaitu tuas,
bidang miring, katrol, dan roda berporos (Sulistyanto, 2008: 110-112).
1) Tuas
Tuas lebih dikenal dengan nama pengungkit. Berdasarkan
posisi atau kedudukan beban, titik tumpu, dan kuasa, tuas
digolongkan menjadi tiga, yaitu sebagai berikut:
a) Tuas golongan pertama
Pada tuas golongan pertama, kedudukan titik tumpu terletak
di antara beban dan kuasa.
b) Tuas golongan kedua
Pada tuas golongan kedua, kedudukan beban terletak di
antara titk tumpu dan kuasa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
c) Tuas golongan ketiga
Pada tuas golongan ketiga, kedudukan kuasa terletak di
antara titk tumpu dan beban.
2) Bidang Miring
Bidang miring digunakan untuk memudahkan memindahkan
benda. Dengan bantuan bidang miring, gaya yang dikeluarkan
untuk mendorong benda menjadi lebih kecil daripada diangkat,
walaupun lintasan yang ditempuh menjadi lebih panjang.
Prinsip kerja bidang miring juga dapat ditemukan pada
beberapa perkakas, seperti kapak, pisau, obeng, sekrup, baut.
3) Katrol
Katrol merupakan roda yang berputar pada porosnya. Biasanya
pada katrol juga terdapat tali atau rantai sebagai penghubungnya.
Katrol digolongkan menjadi tiga, yaitu katrol tetap, katrol bebas,
dan katrol majemuk (Sulistyanto, 2008: 117).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
a) Katrol Tetap
Katrol tetap adalah katrol yang tidak berubah posisinya
ketika digunakan untuk memindahkan benda. Contoh katrol
tetap adalah kerekan pada sumur timba atau katrol
pengangkat barang.
Pada gambar 2.4, katrol ditambatkan pada tempat
tertentu dan posisi katrol tidak berubah. Tali atau rantai
dililitkan pada lingkaran berlekuk. Pada ujung tali ditarik
kuasa ke bawah.
b) Katrol Bebas
Katrol bebas adalah katrol yang berubah posisinya
ketika digunakan untuk memindahkan benda. Katrol bebas
bisa kita temukan pada alat-alat pengangkat peti kemas di
pelabuhan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
Pada gambar 2.5, menunjukkan bahwa pada katrol
bebas, beban digantungkan di tengah-tengah katrol. Salah
satu ujung talinya terikat, sedangkan pada tali lainnya dapat
ditarik ke atas.
c) Katrol Majemuk
Katrol majemuk merupakan perpaduan dari katrol tetap
dan katrol bebas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
Pada gambar 2.6 menunjukkan bahwa kedua katrol
dihubungkan dengan tali. Pada katrol majemuk, beban
dikaitkan pada katrol bebas. Salah satu ujung tali dikaitkan
pada penampang katrol tetap. Jika ujung tali yang lainnya
ditarik, maka beban akan terangkat beserta bergeraknya
katrol bebas ke atas.
4) Roda Berporos
Roda berporos merupakan roda yang di hubungkan dengan
sebuah poros yang dapat berputar bersama-sama. Contoh
penggunaan roda berporos terdapat pada roda sepeda, roda gerobak,
setir kapal, setir mobil.
c. Sifat-sifat Cahaya
Standar Kompetensi
6. Menerapkan sifat-sifat cahaya melalui kegiatan membuat suatu karya
atau model.
Kompetensi Dasar
6.1 Mendiskripsikan sifat-sifat cahaya.
Indikator
6.2.1 Mengetahui alat dan bahan yang digunakan untuk membuat
karya/model yang menerapkan sifat-sifat cahaya.
Materi Pokok
Benda-benda yang ada di sekitar kita dapat kita lihat apabila ada
cahaya yang mengenai benda tersebut. Cahaya yang mengenai benda
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
akan dipantulkan oleh benda ke mata sehingga benda tersebut dapat
terlihat. Cahaya memiliki sifat merambat lurus, menembus benda
bening, dan dapat dipantulkan (Sulistyanto, 2008: 125).
d. Proses terbentuknya tanah
Standar Kompetensi
7. Memahami perubahan yang terjadi di alam dan hubungannya dengan
penggunaan sumber.
Kompetensi Dasar
6.1 Mendiskripsikan proses pembentukan tanah karena pelapukan.
Indikator
7.1.1 Menggolongkan jenis-jenis batuan.
7.1.2 Menjelaskan proses pembentukan tanah karena pelapukan.
Tanah berasal dari batuan. Batuan akan mengalami pelapukan menjadi
butiran-butiran yang sangat halus. Lama-kelamaan butiran-butiran halus
ini bertambah banyak dan terbentuklah tanah (Azmiyawati, 2008: 124).
Azmiyawati (2008: 125) mengungkapkan terdapat tiga jenis batuan yang
menyusun lapisan kerak bumi dilihat dari proses terbentuknya yaitu:
1) Batuan Beku (Batuan Magma/Vulkanik)
Batuan beku adalah batuan yang terbentuk dari magma yang
membeku.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
2) Batuan Endapan (Batuan Sedimen)
Batuan endapan adalah batuan yang terbentuk dari endapan
hasil pelapukan batuan. Batuan ini dapat pula terbentuk dari batuan
yang terkikis atau dari endapan sisa-sisa binatang dan tumbuhan.
3) Batuan Malihan (Metamorf)
Batuan malihan (metamorf) berasal dari batuan sedimen yang
mengalami perubahan (metamorfosis). Batuan sedimen ini
mengalami perubahan karenamendapat panas dan tekanan dari
dalam Bumi. Jika mendapat panas terus menerus,batuan ini akan
berubah menjadi batuan malihan.
Proses Pembentukan Tanah karena Pelapukan Batuan
Batuan memerlukan waktu jutaan tahun untuk berubah menjadi tanah.
Batuan menjadi tanah karena pelapukan. Batuan dapat mengalami
pelapukan karena berbagai faktor, di antaranya cuaca dan kegiatan
makhluk hidup. Pelapukan yang disebabkan olehfaktor cuaca ini disebut
pelapukan fisika. Adapun makhluk hidup yang menyebabkan pelapukan,
misalnya pepohonan dan lumut. Pelapukan yang disebabkan oleh aktivitas
makhluk hidup ini disebut pelapukan biologi. (Azmiyawati, 2008: 128).
e. Susunan Bumi
Dalam susunan bumi, peneliti membahas tentang selimut bumi dan
lapisan penyusun bumi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
1) Selimut Bumi
Berbicara tentang Bumi, kita tidak boleh melupakan selubung
udara yangmenyelimuti Bumi. Selubung udara itu disebut atmosfer.
Azmiyawati (2008: 139-140) mengungkapkan bahwa atmosfer
terdiri atas lapisan troposfer, stratosfer, mesosfer, dan termosfer.
Lapisan troposfer terbentang sejauh 10 km dari permukaan
bumi. Lapisan troposfer merupakan lapisan yang paling dekat
dengan bumi. Lapisan inilah yang memengaruhi cuaca.
Di atas lapisan troposfer terdapat lapisan stratosfer. Lapisan
stratosfer berjarak 10–50 km di atas permukaan bumi. Udara di
lapisan stratosfer sangat dingin dan tipis.
Lapisan di atas stratosfer yaitu mesosfer. Lapisan mesosfer
berjarak 50-80 km di atas permukaan bumi.
Lapisan di atas mesosfer yaitu lapisan termosfer. Lapisan
termosfer terbentang pada ketinggian 80–500 km di atas permukaan
bumi. Di lapisan ini terjadi efek cahaya yang disebut aurora.
Lapisan yang paling jauh dari permukaan bumi yaitu lapisan
eksosfer. Eksosfer ada di ketinggian 700 km di atas permukaan
bumi. Setelah lapisan eksosfer adalah angkasa luar. (Azmiyawati,
2008: 139-140).
2) Lapisan Penyusun Bumi
Azmiyawati (2008: 141) mengungkapkan ada tiga lapisan
penyusun Bumi yaitu:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
a) Kerak
Kerak adalah lapisan terluar permukaan bumi yang berupa
batuan keras dan dingin setebal 15–60 km.
b) Selubung atau Mantel
Selubung atau mantel merupakan lapisan di bawah kerak
yang tebalnya mencapai 2.900 kilometer. Lapisan mantel
merupakan lapisan yang paling tebal. Lapisan ini terdiri atas
magmakental yang bersuhu 1.400°C–2.500°C.
c) Inti
Inti terdiri atas dua bagian, yaitu inti luar dan inti dalam.
Lapisan inti luar merupakan satu-satunya lapisan cair. Lapisan
ini mempunyai tebal ±2.255 kilometer, sedangkan lapisan inti
dalam setebal ±1.200 kilometer. Inti dalam merupakan bola
logam yang padat dan mampat, bersuhu sangat panas sekitar
4.500°C.
6. Jenis Kelamin
Jenis kelamin ada dua yaitu laki-laki dan perempuan. Menurut
Mutmainah (2006: 1) jenis kelamin adalah suatu konsep analisis yang
digunakan untuk mengidentifikasi perbedaan laki-laki dan perempuan
dilihat dari sudut non biologis, yaitu dari aspek sosial, budaya, maupun
psikologis. Berdasarkan Coate dan Frey (2007: 1) terdapat beberapa
pendekatan yang mempengaruhi perbedaan jenis kelamin, yaitu:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
a. Pendekatan Struktural
Pendekatan ini menyatakan bahwa perbedaan antara laki-laki
dan perempuan disebabkan oleh sosialisasi awal terhadap pekerjaan
dan kebutuhan-kebutuhan peran lainnya. Sosialisasi awal
dipengaruhi oleh reward dan insentif yang dieberikan kepada
individu di dalam suatu profesi. Karena sifat dan pekerjaan yang
sedang dijalani membentuk perilaku melalui sistem reward dan
insentif, maka laki-laki dan perempuan akan merespon dan
mengembangkan nilai etis dan moral secara sama di lingkungan
yang sama.
b. Pendekatan Sosialisasi Gender
Pendekatan ini menyatakan bahwa pria dan wanita membawa
seperangkat nilai dan yang berbeda ke dalam suatu lingkungan kerja
maupun ke dalam suatu lingkungan belajar. Perbedaan nilai dan sifat
berdasarkan jenis kelamin ini akan mempengaruhi pria dan wanita
dalam membuat keputusan dan praktik.
Jenis kelamin manusia mempengaruhi perbedaan intelegensi
seseorang. Hamalik (2007: 91) menjelaskan bahwa tingkat intelegensi
laki-laki dan perempuan berbeda. Anak laki-laki (sebagai suatu
kelompok) memperlihatkan variabilitas yang lebih besar daripada anak
perempuan dalam penyebaran intelegensi. Artinya, lebih banyak anak
laki-laki yang lemah dalam intelegensi dibandingkan dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
perempuan, namun banyak anak laki-laki yang menunjukkan
superioritas dalam intelegensi dibandingkan anak perempuan.
Berdasarkan penjelasan di atas tentang tingkat intelegensi
siswa laki-laki dan perempuan berbeda, perbedaan intelegensi tersebut
berpengaruh pada tingkat kemampuan siswa. Siswa yang kurang
memiliki kemampuan dalam mempelajari suatu konsep akan merasa
kesulitan dalam mempelajari konsep tersebut.
A. Penelitian Relevan
Peneliti menemukan beberapa penelitian yang relevan atau
mempunyai keterkaitan dengan judul penelitian. Penelitian tersebut antara
lain:
Penelitian pertama oleh Anggraeni (2015) dengan judul “Miskonsepsi
Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Kelas V di Sekolah Dasar”.
Jenis penelitian adalah deskriptif kuantitatif dan kualitatif. Penelitian ini
bertujuan untuk menemukan miskonsepsi di buku IPA, miskonsepsi saat
pembelajaran IPA, menentukan penyebab miskonsepsi dan persentase
miskonsepsi pada buku yang digunakan guru di dalam kelas saat
pembelajaran IPA kelas 5. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat
miskonsepsi pada buku teks yang digunakan guru, sehingga miskonsepsi
dibawa oleh guru ke dalam kelas saat pembelajaran berlangsung. Persentase
adanya miskonsepsi pada buku sebesar 5,45%, angka tersebut termasuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
kategori kurang sekali sehingga perlu diperbaiki dengan pemilihan buku
secara selektif.
Penelitian tersebut relevan dengan yang dilakukan oleh peneliti karena
membahas mengenai miskonsepsi. Persamaan dengan penelitian ini adalah
materi IPA Fisika untuk kelas 5. Perbedaannya terletak pada subjek penelitian
yaitu guru kelas V, sedangkan penelitian ini untuk siswa kelas 5.
Penelitian kedua dilakukan oleh Pujayanto (2009) dengan judul “Profil
Miskonsepsi Siswa SD Pada Konsep Gaya dan Cahaya”. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya miskonsepsi pada konsep Gaya dan
Cahaya yang dimiliki siswa kelas 5 SD. Penelitian ini menggunakan jenis
penelitian kuantitatif dan kualitataif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
siswa memiliki miskonsepsi pada konsep Gaya dan Cahaya. Pada sebagian
besar konsep terjadi miskonsepsi dengan tingkatan yang berbeda-beda.
Persentase miskonsepsi pada penelitian ini lebih dari 30%.
Penelitian tersebut mendukung penelitian yang dilakukan peneliti,
karena membahas mengenai miskonsepi dan subjek penelitian ini adalah kelas
5 dengan materi Gaya dan Cahaya. Namun, penelitian ini memiliki perbedaan
dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti mengenai materi. Jika
penelitian ini hanya membahas mengenai Gaya dan Cahaya, maka penelitian
yang dilakukan oleh peneliti membahas keseluruhan materi kelas 5 semester 2
seperti gaya, pesawat sederhana, cahaya, sifat-sifat cahaya, proses
pembentukan tanah, dan struktur bumi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
Penelitian yang ketiga dilakukan oleh Abdi dan Adi (2012) dengan
judul “Miskonsepsi siswa kelas V SDN Sidorejo Lor 04 Salatiga Tentang
Gaya Gravitasi dan Pembelajaran Remidiasinya”. Penelitian ini bertujuan
untuk mengidentifikasi miskonsepsi materi gaya gravitasi sampai dapat
dibedakan siswa-siswa yang mengalami miskonsepsi, tidak tahu konsep dan
menguasai konsep dengan baik; memberikan perbaikan atau remidiasi kepada
siswa yang mengalami miskonsepsi. Jenis penelitian ini adalah eksperimen
semu (quasi experiment). Instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini
adalah tes dan pedoman wawancara.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat miskonsepsi yang
dialami siswa pada masing-masing sub konsep. Peneliti mengambil penelitian
ini sebagai salah satu penelitian yang relevan karena membahas mengenai
miskonsepsi. Persamaan dalam penelitian ini dengan penelitian yang
dilakukan oleh peneliti adalah materi mengenai gaya gravitasi, subjek
penelitian yaitu siswa kelas 5 SD, dan instrumen pengambilan data yang
digunakan yaitu tes dan pedoman wawancara, sedangkan perbedaannya
adalah jenis penelitian yang digunakan yaitu eksperimen semu dan kuantitatif.
Penelitian yang keempat dilakukan oleh Winny dan Taufik (2009)
dengan judul “Identifikasi Miskonsepsi Materi IPBA di SMA Dengan
Menggunakan CRI (Certainly Oof Respons Index) Dalam Upaya Perbaikan
Urutan Pemberian Materi IPBA pada KTSP”. Penelitian ini bertujuan untuk
mengidentifikasi miskonsepsi materi IPBA di SMA dengan menggunakan
CRI. Subjek penelitian ini adalah siswa SMA kelas XI yang tersebar di tiga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
sekolah di Bandung, Jawa Barat. Pengumpulan data pada penelitian ini
menggunakan instrumen penelitian berupa tes dengan bentuk pilihan ganda.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan menggunakan CRI dapat
dengan mudah dibedakan siswa yang mengetahui konsep dengan baik,
mengalami miskonsepsi, maupun yang sama sekali tidak tahu konsep. Dari
keseluruhan konsep-konsep materi IPBA, cenderung banyak siswa yang
mengalami miskonsepsi dan tidak tahu mengenai materi IPBA dibanding
yang tahu konsep.
Penelitian tersebut mendukung penelitian yang dilakukan peneliti
karena membahas mengenai miskonsepsi. Persamaan dalam penelitian ini
dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah pengumpulan data yang
menggunakan instrumen tes pilihan ganda. Sedangkan perbedaannya adalah
subjek penelitian dan metode yang digunakan.
Penelitian kelima dilakukan oleh Nuyami (2014) yang berjudul
“Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Pair-Share Terhadap
Self-Efficacy Siswa SMP Ditinjau Berdasarkan Gender”. Tujuan penelitian ini
adalah untuk menganalisis (1) perbedaan self-efficacy siswa yang belajar
dengan model pembelajaran kooperatif tipe think-pair-self dan model
pembelajaran konvensional, (2) perbedaan self-efficacy siswa laki-laki dan
perempuan, (3) pengaruh interaksi model pembelajaran dan jenis kelamin, (4)
perbedaan self-efficacy yang belajar dengan model pembelajaran kooperatif
think-pair-spare dan model pembelajaran konvensional untuk siswa laki-laki,
(5) perbedaan self-efficacy yang belajar dengan model pembelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
kooperatif think-pair-spare dan model pembelajaran konvensional untuk
siswa perempuan. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian quasy
eksperiment dengan rancangan Posttest Only Non-Equivalent Control Group
Design. Pengambilan sampel dilakukan menggunakan teknik simple random
sampling
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) terdapat perbedaan self-
efficacy siswa yang belajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe think-
pair-self dan model pembelajaran konvensional (F= 34,040; p<0,05), (2)
terdapat perbedaan self-efficacy siswa laki-laki dan perempuan (F= 132,871;
p<0,05), (3) terdapat pengaruh interaksi model pembelajaran dan jenis
kelamin terhadap self-efficacy (F=8,67, p,0,05), (4) terdapat perbedaan self-
efficacy yang belajar dengan model pembelajaran kooperatif think-pair-spare
dan model pembelajaran konvensional untuk siswa laki-laki (F= 18,962;
p<0,05), (5) terdapat perbedaan self-efficacy yang belajar dengan model
pembelajaran kooperatif think-pair-spare dan model pembelajaran
konvensional untuk siswa perempuan (F=15,141; p<0,05). Siswa yang belajar
dengan model pembelajaran kooperatif tipe think-pair-share,, self-efficacy
yang lebih baik dibandingkan siswa yang belajar dengan model pembelajaran
konvensional.
Penelitian tersebut relevan dengan penelitian yang dilakukan oleh
peneliti karena sama-sama menbahas perbedaan jenis kelamin. Persamaan
penelitian ini dengan pneleitian yang dilakukan peneliti adalah menggunakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
teknik simple random sampling untuk pengambilan sampel. Perbedaannya
adalah subjek penelitian dan jenis penelitian.
Penelitian relevan yang dipakai dalam penelitian ini dapat dilihat pada
literature map yang tampak pada gambar 2.7.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
Gambar 2.7 Literature Map Penelitian yang Relevan
Miskonsepsi Pembelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam (IPA) Kelas V di
Sekolah Dasar
Anggraeni (2015)
Profil Miskonsepsi Siswa SD Pada
Konsep Gaya dan Cahaya
Pujayanto (2009)
Miskonsepsi siswa kelas V SDN
Sidorejo Lor 04 Salatiga Tentang Gaya
Gravitasi dan Pembelajaran
Remidiasinya
Abdi dan Adi (2012)
Identifikasi Miskonsepsi Materi IPBA di
SMA Dengan Menggunakan CRI
(Certainly Oof Respons Index) Dalam
Upaya Perbaikan Urutan Pemberian
Materi IPBA pada KTSP
Winny dan Taufik (2009)
Pengaruh Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe Think-Pair-Share
Terhadap Self-Efficacy Siswa SMP
Ditinjau Berdasarkan Gender
Nuyami (2014)
Penelitian ini:
Miskonsepsi IPA Fisika
Siswa Kelas V Semester
2 SD Negeri se-
Kecamatan Gamping
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
Berdasarkan gambar 2.7 dapat dijelaskan bahwa kelima penelitian
sebelumnya mendasari penelitian yang dilakukan oleh peneliti.
B. Kerangka Berpikir
IPA adalah ilmu pengetahuan yang mempunyai objek yang
menggunakan metode ilmiah. Ilmu Pengetahuan Alam juga merupakan
pengetahuan yang rasional dan objektif tentang alam semesta dengan segala
isinya. IPA tidak dapat dijadikan keberhasilan tingkat pemahaman siswa
terhadap suatu konsep materi yang diajarkan. Kenyataannya masih banyak
siswa yang mengalami miskonsepsi khususnya pada materi IPA Fisika yang
diajarkan. Miskonsepsi adalah salah konsep yang terjadi pada siswa.
Miskonsepsi yang diteliti bisa membantu permasalahan yang terjadi di
sekolah dasar untuk mengatasi miskonsepsi yang dialami siswa.
Berdasarkan penjelasan yang sudah disampaikan, maka untuk
menemukan miskonsepsi yang dilakukan siswa pada mata pelajaran IPA
Fisika kelas V SD terkait materi gaya, pesawat sederhana, sifat-sifat cahaya,
periskop, proses terbentuknya tanah, proses pembentuan tanah karena
pelapukan batuan, susunan bumi dan mengetahui perbedaan miskonsepsi
dilihat dari pekerjaan orang tua dilakukan penelitian. Penelitian ini berjudul
“Miskonsepsi IPA Fisika Siswa Kelas V SD Negeri Semester 2 se-Kecamatan
Gamping, Sleman”. Alat yang digunakan dalam penelitian yaitu tes pilihan
ganda. Dari hasil tes kemudian jawaban dianalisis untuk menemukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
miskonsepsi yang dilakukan siswa dan mengetahui perbedaan miskonsepsi
dilihat dari jenis kelamin siswa.
C. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan teori-teori dalam kajian pustaka dan kerangka berpikir,
maka hipotesis pada penelitian ini adalah :
1. Ada miskonsepsi IPA Fisika pada siswa kelas V SD Negeri semester 2 se-
Kecamatan Gamping, Sleman terjadi di konsep gaya, pesawat sederhana,
sifat-sifat cahaya, proses terbentuknya tanah karena pelapukan, struktur
bumi.
2. Tidak ada perbedaan miskonsepsi IPA Fisika dilihat dari jenis kelamin
siswa kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Gamping, Sleman.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
BAB III
METODE PENELITIAN
Dalam bagian ini, akan dibahas beberapa hal mengenai jenis penelitian,
waktu dan tempat penelitian, populasi dan sampel, variabel penelitian, teknik
pengumpulan data, instrumen penelitian, teknik pengujian instrumen, dan yang
terakhir teknik analisis data.
A. Jenis Penelitian
Peneliti menggunakan jenis penelitian kuantitatif survei. Penelitian
kuantitatif merupakan penelitian berorientasi pada data-data empiris berupa
angka atau suatu fakta yang bisa dihitung (Mahdi dan Mujahidin, 2014: 104).
Penelitian survei adalah penelitian yang mengambil sampel dari satu populasi
dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok
(Sofian dan Tukiran, 2012: 3).
Berdasarkan pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa
penelitian kuantitatif survei adalah penelitian yang berupa angka yang bisa
dihitung yang diambil dari sampel dan menggunakan kuesioner. Penelitian
ini mengumpulkan data dari responden melalui tes tertulis. Penelitian
kuantitatif survei ini digunakan untuk mengetahui miskonsepsi IPA Fisika
pada siswa kelas V SD Negeri se-Kecamatan Gamping, Sleman dan
perbedaan miskonsepsi IPA Fisika dilihat dari jenis kelamin siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Peneliti melaksanakan penelitian di SD Negeri se-Kecamatan
Gamping Kabupaten Sleman. Penelitian dilakukan di kecamatan ini
karena sebagian besar siswa kesulitan menguasai konsep IPA pada suatu
materi. Pernyataan tersebut didasarkan atas hasil wawancara yang peneliti
lakukan dengan beberapa guru kelas V SD Negeri se-Kecamatan
Gamping. Pemilihan SD ini juga khusus sekolah yang menerapkan
Kurikulum KTSP atau Kurikulum 2006.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan mulai bulan Maret 2015 sampai
Januari 2016. Penelitian dimulai bulan Maret 2015 dengan menyusun
proposal awal, dilanjutkan pada bulan April 2015 mengurus surat ijin ke
kantor Kesatuan Bangsa serta dilanjutkan ke Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah (BAPPEDA) setelah mengurus ijin ke BAPPEDA
dengan memberikan surat tembusan kepada Bapak Bupati Sleman, Dinas
Pendidikan dan Olahraga (DIPORA) Sleman, dan Kementrian Agama
Sleman. Peneliti sebelum menyerahkan surat ijin ke pihak Kecamatan
Gamping, UPT Kecamatan Gamping, dan SD Negeri Se-Kecamatan
Gamping, peneliti menyusun instrumen penelitian pada bulan April
2015. Bulan awal Mei 2015 peneliti memvalidasi soal instrumen kepada
validator dan melakukan revisi. Hasil validasi soal kemudian
diujicobakan di beberapa SD Negeri se-Kecamatan Gamping pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
pertengahan bulan Mei 2015. Peneliti melanjutkan penelitian pada akhir
bulan Mei sampai awal Juni 2015 untuk melakukan pengambilan data
pada 23 SD Negeri se-Kecamatan Gamping. Pengolahan data dilakukan
oleh peneliti pada bulan Juli-Agustus 2015, dilanjutkan penyusunan
laporan pada bulan September 2015 sampai Juli 2016, dan pada bulan
Agustus 2016 peneliti melakukan ujian skripsi dan melakukan revisi.
Jadwal penelitian tersebut memudahkan peneliti dalam
melaksanakan penelitian. Dengan jadwal tersebut, maka setiap langkah
yang dilaksanakan akan lebih terkendali dan terorganisir karena sudah
terjadwal sebelumnya.
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi artinya jumlah keseluruhan suatu objek penelitian.
Nawawi (dalam Mahdi, 2014: 110) mengartikan populasi sebagai semua
objek penelitian yang bisa saja berwujud manusia, benda, hewan, tumbuh-
tumbuhan, gejala, nilai tes atau peristiwa sebagai sumber data yang
memiliki karakteristik tertentu didalam suatu penelitian. Populasi dalam
penelitian ini adalah siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri se-Kecamatan
Gamping, Sleman yang berjumlah 663 siswa
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki
oleh populasi (Mamang, 2010: 186). Sampel yang diambil dari populasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
harus betul-betul representatif atau mewakili. Pengambilan sampel dalam
penelitian ini dihitung menggunakan tabel Krejcie dan Morgan dengan
taraf kepercayaan 95% dan kesalahan 5%. Untuk menentukan besar
sampel Krejcie dan Morgan, Fenandez (dalam Sumanto, 2014: 210)
memberikan acuan penentu sampel yang dapat dilihat dalam bentuk tabel
3.1. Krejcie dan Morgan.
Tabel 3.1. Acuan Penentu Sampel Menurut Krejcie dan Morgan
N S N S N S
10 10 220 140 1200 291
15 14 230 144 1300 297
20 19 240 148 1400 302
25 24 250 152 1500 306
30 28 260 155 1600 310
35 32 270 159 1700 313
40 36 280 162 1800 317
45 40 290 165 1900 320
50 44 300 169 2000 322
55 48 320 175 2200 327
60 52 340 181 2400 331
65 56 360 186 2600 335
70 59 380 191 2800 338
75 63 400 196 3000 341
80 66 420 201 3500 346
85 70 440 205 4000 351
90 73 460 210 4500 354
95 76 480 214 5000 357
100 80 500 217 6000 361
110 86 550 226 7000 364
120 92 600 234 8000 367
130 97 650 242 9000 368
140 103 700 248 10000 370
150 108 750 254 15000 377
160 113 800 260 20000 379
170 118 850 265 30000 380
180 123 900 269 40000 381
190 127 950 274 50000 382
200 132 1000 278 75000 382
210 136 1100 285 1000000 384
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
Keterangan : N = Populasi
S = Sampel
Berdasarkan populasi penelitian yaitu 663 siswa, maka sampel yang
diambil dalam penelitian ini sebesar 242 siswa. Diambilnya sampel
penelitian sebesar 242 siswa karena populasi siswa SD Negeri se-
Kecamatan Gamping dekat dengan populasi 650 yang sudah ditetapkan
pada tabel Krejcie dan Morgan. Agar persentase pembagian sampel setiap
sekolah imbang, maka sampel ditentukan sebanding dengan banyaknya
subyek dalam tiap sekolah, yaitu dengan cara :
Keterangan :
SP : Sampel Penelitian
N : Jumlah siswa kelas V masing-masing SD
Jp : Jumlah polulasi siswa kelas V SD se-Kecamatan
Gamping
Jumlah sampel : Jumlah sampel sesuai dengan tabel krejcie
Hasil dari penghitungan dengan menggunakan rumus krejcie dapat
dilihat pada tabel 3.2.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
Tabel 3.2. Hasil Penghitungan Tabel Krejcie
No Nama SD Rombongan
Belajar
Jumlah
Siswa Sampel Penelitian Pembulatan
1. SD N Gamping A 26 26 x 242 = 9,49663
663 9
2. SD N Mejing 1 A 31 31 x 242 = 11,31663
663 11
3. SD N Mejing 2
A 29 29 x 242 = 10,58
663 11
B 28 28 x 242 = 10,22
663 10
4. SD N Balecatur 1 A 37 37 x 242 = 13,50663
663 14
5. SD N Balecatur 2 A 23 23 x 242 = 8,39663
663 8
6. SD N
Kembangjitengan A 32
32 x 242 = 11,68 663
663 12
7. SD N Gamol A 25 25 x 242 = 9,12663
663 9
8. SD N Banyuraden A 17 17 x 242 = 6,2663
663 6
9. SD N Nogotirto
A 26 27 x 242 = 9,85663
663 10
B 26 25 x 242 = 9,12
663 9
10. SD N Demakijo 1
A 34 34 x 242 = 12,41
663 12
B 35 35 x 242 = 12,77
663 13
11. SD N Demakijo 2 A 34 34 x 242 = 12,41663
663 12
12. SD N Baturan 1 A 33 33 x 242 = 12,04 663
663 12
13. SD N Baturan 2 A 19 19 x 242 = 6,93663
663 7
14. SD N Jambon 1 A 13 13 x 242 = 4,74509
663 5
15. SD N Jambon 2 A 25 25 x 242 = 9,12 663
663 9
16. SD N Nyamplung A 16 16 x 242 = 5,84663
663
6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
17. SD N Patran A 31 31 x 242 = 11,31663
663 11
18. SD N Bedog A 20 20 x 242 =7,30663
663 7
19. SD N Tegalyoso A 27 27 x 242 = 9,85 663
663 10
20. SD N Nogosaren A 13 13 x 242 = 4,74 663
663 5
21. SD N Mayangan A 29 29 x 242 = 10,58 663
663 11
22. SD N Kanoman A 23 23 x 242 = 8,39 663
663 8
23. SD N Tuguran A 13 13 x 242 = 4,74 663
663 5
Jumlah 663 242
Setelah menentukan besar sampel pada masing-masing sekolah,
kemudian peneliti akan melanjutkan menggunakan teknik simple random
sampling yaitu cara pemilihan sampel dimana anggota dari populasi dipilih
satu persatu secara random (semua mendapatkan kesempatan yang sama
untuk dipilih) dimana jika sudah dipilih tidak akan dipilih lagi (Ronny,
2003: 139). Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan undian yang dibuat
dari kertas kecil bertuliskan nomor absen siswa sebagai nomor pada
populasi kemudian peneliti memilih kertas yang sudah digulung untuk
menentukan subjek penelitian pada sampel setiap sekolah.
D. Variabel Penelitian
Hadi (dalam Mahdi, 2014: 107) menyatakan variabel penelitian adalah
semua keadaan, faktor, kondisi, perlakuan, atau tindakan yang dapat
mempengaruhi hasil pengamatan. Variabel dalam penelitian ini terdiri dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
variabel bebas (independent) dan variabel terikat (dependent). Variabel bebas
adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya
atau timbulnya variabel terikat. Variabel terikat merupakan variabel yang
dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas
(Sugiyono, 2012: 39).
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa kedua
variabel yaitu variabel bebas dan variabel terikat saling mempengaruhi.
Variabel bebas (independent) dalam penelitian ini adalah jenis kelamin siswa,
sedangkan variabel terikatnya (dependent) adalah miskonsepsi siswa.
E. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian kuantitatif ini terdapat teknik pengumpulan yang
dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu wawancara, angket, observasi,
studi dokumenter (Sukmadinata, 2008: 216).
1. Wawancara
Wawancara adalah teknik pengumpulan data yang peneliti gunakan
selain observasi. Siregar (2010: 130) berpendapat bahwa “wawancara
merupakan proses memperoleh keterangan atau data untuk tujuan
penelitian dengan cara tanya jawab, sambil bertatap muka antara
pewawancara dengan responden dengan menggunakan alat yang
dinamakan panduan wawancara”. Senada dengan pendapat sebelumnya
Kunandar (2008: 157) mengungkapkan bahwa “Wawancara merupakan
pertanyaan-pertanyaan yang diajukan secara verbal kepada orang-orang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
yang dianggap dapat memberikan informasi atau penjelasan hal-hal yang
dianggapperlu dan memiliki relevansi terhadap permasalahan penelitian
tindakan kelas.”
Berdasarkan pendapat kedua ahli tersebut dapat ditarik kesimpulan
bahwa teknik pengumpulan data wawancara adalah suatu proses
pengumpulan data yang dilakukan dengan cara bertanya jawab antara
peneliti dengan obyek yang akan diteliti untuk mendapatkan informasi
atau penjelasan. Wawancara yang dipakai dalam penelitian ini dengan
melakukan wawancara dengan 2 guru di SD Negeri se-Kecamatan
Gamping, untuk memperoleh data tentang pemahaman siswa secara
mendalam mengenai pemahaman konsep IPA. Selain melakukan
wawancara dengan guru, peneliti juga melakukan wawancara dengan
siswa untuk mengetahui pemahaman konsep IPA Fisika.
2. Studi Dokumentasi
Mahdi dan Mujahidin (2014: 119) mengatakan bahwa, studi
dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data yang mengharuskan
peneliti melakukan analisis terhadap dokumen-dokumen untuk
memperoleh data yang akan diperlukan dalam penelitian. Studi
dokumentasi adalah merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan
menghimbau dan menganalisis dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis,
gambar, maupun elektronik (Sukmadinata, 2010: 221). Berdasarkan
pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa studi dokumentasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
adalah teknik pengumpulan data berupa dokumentasi tertulis, gambar
yang diambil dengan media elektronik.
Studi dokumentasi yang diperoleh peneliti dari UPT Kecamatan
Gamping yaitu data atau dokumen yang didapatkan dari hasil studi
dokumentasi berupa data sekolah se-Kecamatan Gamping Kabupaten
Sleman. Selain itu data yang diperoleh dari UPT Kecamatan Gamping
berupa alamat sekolah, nama kepala sekolah, dan jumlah siswa.
Dokumentasi yang diperoleh berupa beberapa foto peneliti saat
menunggui siswa dalam mengerjakan soal.
3. Tes
Taniredja (2011:49), bahwa tes merupakan cara yang dapat digunakan
dalam rangka pengukuran dan penilaian di bidang pendidikan, yang
berbentuk pemberian tugas atau serangkaian tugas baik berupa
pertanyaan-pertanyaan, sehingga dapat dihasilkan nilai yang
melambangkan prestasi siswa tersebut. Arikunto (dalam Sopiah dan
Sangadji (2010: 150) menyatakan tes adalah sederet pertanyaan atau
latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan,
pengetahuan intelegensi, kemampuan, atau bakat yang dimiliki oleh
individu kelompok. Dalam penelitian ini, responden diberi pertanyaan
yang harus dikerjakan. Pertanyaan yang diberikan berupa 20 soal pilihan
ganda dan 5 soal uraian. Hasil dan skor akan digunakan oleh peneliti
untuk analisis data.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
F. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan menggunakan
fenomena-fenomena alam maupun sosial yang diamati (Sugiyono, 2011: 48).
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa pedoman wawancara,
dan instrumen tes.
1. Pedoman Wawancara
Arikunto (2010: 198) mengungkapkan bahwa wawancara
adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara untuk
memperoleh informasi dari terwawancara. Pedoman wawancara yang
digunakan peneliti dapat dilihat pada tabel 3.3.
Tabel 3.3 Pedoman Wawancara
No Pertanyaan
1. Bagaimana hasil pekerjaan siswa kelas V khususnya pada
pembelajaran IPA materi fisika semester 2?
2. Apakah guru menemui kendala dalam pemberian materi IPA fisika?
3. Apa saja kendala yang terjadi dalam pemberian materi IPA Fisika?
4. Apakah sering terjadi miskonsepsi pada siswa pada saat pemberian
materi IPA Fisika?
Pedoman wawancara pada tabel 3.3 dibuat untuk memudahkan
peneliti dalam mengetahui miskonsepsi pada pembelajaran IPA fisika
yang terjadi pada siswa. Pedoman wawancara akan digunakan peneliti
untuk mengetahui pemahaman siswa pada mata pelajaran IPA Fisika.
2. Instrumen Tes
Instrumen tes dalam penelitian ini digunakan untuk
mengetahui miskonsepsi IPA siswa kelas V SD Negeri se-Kecamatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
Gamping. Tes yang digunakan dalam penelitian ini berupa pilihan
ganda dan uraian. Djemari (2008: 67) berpendapat bahwa tes
merupakan salah satu cara untuk menaksir besarnya kemampuan
seseorang secara tidak langsung, yaitu melalui respons seseorang
terhadap stimulus atau pertanyaan. Menurut Arikunto (2006: 1) tes
adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang
digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi,
kemampuan, atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok.
Tes dalam penelitian ini dilakukan kepada sampel penelitian
dengan cara menjawab soal pilihan ganda dan uraian. Jumlah soal
awal yang dibuat oleh peneliti sejumlah jumlah 50 soal pilihan ganda
dan 9 soal uraian sebelum diberikan kepada validator.
G. Teknik Pengujian Instrumen
Instrumen penelitian yang akan digunakan harus melalui pengujian
validitas dan reliabilitas. Validitas meliputi tiga hal yaitu validitas isi, validitas
muka, dan validitas konstruk. Ketiga validitas ini akan dikenakan pada
instrumen tes. Sementara instrumen daftar cek tidak melalui uji validasi dan
reliabilitas.
1. Uji Validitas
Validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur itu mengukur
apa yang ingin diukur (Effendi, 2012: 125). Validitas dalam penelitian ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
menggunakan validitas isi, validitas muka, dan validitas konstruk. Berikut
adalah penjelasan dari masing-masing validitas:
a. Validitas Isi
Validitas isi suatu alat pengukur ditentukan oleh sejauh mana
isi alat pengukur tersebut mewakili semua aspek yang dianggap
sebagai aspek kerangka konsep (Effendi, 2012: 129). Validitas isi pada
penelitian ini dilakukan menggunakan professional judgment.
Validitas isi diberikan oleh para ahli yang bidang keahliannya
berhubungan dengan penelitian ini. Instrumen yang divalidasi yaitu
berupa 50 soal pilihan ganda dan 11 soal uraian. Ahli yang dipilih
untuk melakukan validitas isi ada 2 dosen dari program studi
Pendidikan Fisika Universitas Sanata Dharma dan 2 guru kelas V
Sekolah Dasar.
Ahli memberikan nilai pada lembar penilaian yang diberikan.
Skala skor dalam lembar penilaian instrumen menggunakan skala
Likert. Skala Likert merupakan suatu skala untuk mengukur sikap
dengan skala ordinal (Subali, 2012: 74). Skala skor yang biasa
digunakan dalam Skala Likert dapat dilihat pada tabel 3.4:
Tabel 3.4 Skala Likert
Skor Keterangan
1 Tidak sesuai
2 Kurang sesuai
3 Ragu-ragu
4 Sesuai
5 Sangat sesuai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
Dalam pengukuran menggunakan skala Likert, sering terjadi
kecenderungan ahli memilih kategori skor ragu-ragu. Untuk mengatasi
hal tersebut, maka dalam penelitian ini kategori skor ragu-ragu akan
dihapus, agar skor yang didapatkan jelas. Skala Likert yang digunakan
dalam penelitian ini menjadi sebagai berikut : Skor 1 : Tidak Sesuai,
Skor 2 : Kurang Sesuai, Skor 3 : Sesuai, Skor 4 : Sangat Sesuai.
Hasil akhir yang diperoleh dari ahli akan diakumulasi
kemudian dikategorikan menggunakan kriteria yang telah ditentukan.
Ketentuan pelaksanaan revisi terhadap instrumen diatur dalam tabel
3.5.
Tabel 3.5 Ketentuan Pelaksanaan Revisi Instrumen
Penilaian Kuantitatif Penilaian Kualitatif Keputusan
>3 Positif Tidak Revisi
>3 Negatif Revisi pada bagian
tertentu
<3 Positif Revisi
<3 Negatif Revisi
Tidak ada revisi berarti tidak mengubah soal, jawaban, dan
bahasa yang digunakan. Revisi pada bagian tertentu berarti mengubah
pada bagian tertentu misalnya bahasa yang digunakan. Revisi berarti
mengubah semua poin yang divalidasi seperti bahasa, soal, dan
jawaban.
Dalam penelitian ini yang ditunjuk sebagai ahli pertama untuk
menjadi validator adalah Prof. Dr. Paulus Suparno, SJ, M.S.T. Beliau
menilai cocok atau tidaknya soal yang digunakan untuk mendeteksi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
adanya miskonsepsi pada siswa. Beliau ditunjuk menjadi validator
bagian miskonsepsi karena ahli dalam bidangnya yaitu sebagai dosen
Pendidikan Fisika serta penulis buku tentang miskonsepsi.
Ahli kedua yang dipilih untuk menjadi validator adalah Ir. Sri
Agustini Sulandari, M.Si. Beliau menilai bagian isi soal, yaitu menilai
cocok atau tidaknya soal yang dibuat dengan kunci jawaban. Beliau
ditunjuk menjadi validator bagian isi karena ahli dalam bidangnya
yaitu sebagai dosen Pendidikan Fisika.
Yang ketiga adalah guru Sekolah Dasar kelas V di Kabupaten
Sleman yaitu Ibu Ari Trisnawati, S.Pd. dan yang keempat adalah guru
Sekolah Dasar kelas V di Kabupaten Magelang yaitu Bapak Agustinus
Tarmadi, S.Pd. Beliau dikhususkan untuk menilai bahwa bahasa yang
digunakan dalam soal mudah dipahami siswa. Mereka ditunjuk karena
sekarang menjadi guru kelas V SD yang otomatis sehari-harinya
menggeluti dan lebih paham terhadap soal yang dibuat.
b. Validitas Muka
Validitas muka dilakukan untuk mengetahui bahwa soal tes
yang dibuat mudah dipahami oleh siswa. Validitas muka adalah tipe
validitas yang paling rendah signifikansinya karena hanya didasarkan
pada penilaian terhadap format penampilan (appearance) tes (Azwar,
2009: 46).
Validitas muka pada instrumen tes dilakukan di SD Negeri
Candiroto 1, Temanggung kelas V. Peneliti memilih SD tersebut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
karena setara dengan sampel penelitian yang dipilih yaitu kelas V yang
sudah mempelajari materi yang sama yaitu mata pelajaran IPA
semester 2. Peneliti kemudian melakukan wawancara kepada beberapa
siswa di SD tersebut mengenai instrumen tes yang sudah dikerjakan.
Berdasarkan soal yang telah dikerjakan oleh siswa ternyata masih
ditemukan beberapa soal pilihan ganda yang membingungkan siswa.
Berikut ini hasil validitas muka soal pilihan ganda yang terdapat pada
tabel 3.6.
Tabel 3.6 Hasil Validitas Muka Soal Pilihan Ganda
Tabel 3.6 di atas, merupakan hasil validitas muka soal pilihan
ganda yang menunjukkan bahwa terdapat beberapa item soal pilihan
ganda yang masih membingungkan siswa. Item soal yang dianggap
masih membingungkan siswa tersebut selanjutnya direvisi.
No Item Masukan dari siswa Keterangan
18 Pilihan ganda susah dipahami Bahasa sulit dipahami
sehingga peneliti
memperbaiki tata bahasa
agar siswa lebih mudah
memahami soal.
20 Pilihan ganda membingungkan
24 Pilihan ganda membingungkan
34 Kata-kata pada pilihan b dan d susah
dipahami
35 Tidak paham arti fisis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
c. Validitas Konstruk
Validitas konstruk (construct) adalah kerangka suatu konsep
(Effendi, 2012: 126). Pendapat lain menyatakan bahwa validitas
konstruk adalah tipe validitas yang menunjukan sejauhmana tes
mengungkapkan suatu trait atau konstrak teoretik yang hendak
diukurnya (Allen & en, 1979 dalam Azwar, 2009: 48). Validitas
konstruk dalam penelitian ini dilakukan pada 40 siswa SD kelas V.
Validitas konstruk juga dilakukan kepada siswa yang pernah
mendapatkan materi mata pelajaran IPA semester 2 yaitu gaya,
pesawat sederhana, sifat-sifat cahaya, periskop, proses terbentuknya
tanah, proses pembentukan tanah karena pelapukan batuan, dan
susunan bumi.
Soal yang telah diujikan dihitung validitasnya dengan
menggunakan korelasi product moment. Rumus product moment dapat
dilihat pada gambar 3.1.
Gambar 3.1 Rumus Product Moment
Keterangan:
rxy= koefisien validitas
X= skor butir soal
Y = skor total
2222 )( YYnXXn
YXXYnrxy
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
n= jumlah responden
Hasil uji validitas konstruk akan direkap menggunakan
Microsoft Excel dan dihitung menggunakan program SPSS Versi 20.
Hasil uji validitas konstruk soal pilihan ganda dapat dilihat pada tabel
3.7.
Tabel 3.7 Hasil Uji Validitas Konstruk Soal Pilihan Ganda
No. Butir Soal Pearson
Correlation Sig. (2-tailed) Hasil
1 -0,013 0,921 Tidak Valid
2 0,061 0,641 Tidak Valid
3 0,392** 0,002 Valid
4 0,457** 0,000 Valid
5 0,465** 0,000 Valid
6 0,188 0,150 Tidak Valid
7 0,209 0,110 Tidak Valid
8 0,309* 0,016 Valid
9 0,419** 0,001 Valid
10 0,396** 0,002 Valid
11 0,346** 0,007 Valid
12 0,392 0,002 Valid
13 0,161 0,219 Tidak Valid
14 0,425** 0,001 Valid
15 0,267* 0,039 Valid
16 0,182 0,163 Tidak Valid
17 0,226 0,083 Tidak Valid
18 0,341** 0,008 Valid
19 0,268* 0,039 Valid
20 0,224 0,086 Tidak Valid
21 0,403** 0,001 Valid
22 0,383** 0,003 Valid
23 0,339** 0,008 Valid
24 0,418** 0,001 Valid
25 0,483** 0,000 Valid
26 0,362** 0,004 Valid
27 0,511** 0,000 Valid
28 0,509** 0,000 Valid
29 0,171 0,193 Tidak Valid
30 0,204 0,117 Tidak Valid
31 -0,016 0,905 Tidak Valid
32 0,166 0,205 Tidak Valid
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
No. Butir Soal Pearson
Correlation Sig. (2-tailed) Hasil
33 0,286* 0,027 Tidak Valid
34 0,234 0,072 Tidak Valid
35 0,334** 0,009 Valid
36 0,264* 0,041 Valid
37 0,523** 0,000 Valid
38 0,281* 0,030 Valid
Tabel di atas menunjukkan hasil uji validitas pilihan ganda
menggunakan program SPSS versi 20 for windows dan dapat
diperoleh 24 aitem soal pilihan ganda yang dinyatakan valid yaitu soal
3, 4, 5, 8, 9, 10, 11, 12, 14, 15, 18, 19, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28,
35, 36, 37, dan 38. Pada hasil uji validitas tersebut, peneliti akan
menggunakan 20 soal pilihan ganda untuk uji penelitian mewakili
masing-masing indikator yang sudah dibuat oleh peneliti.
2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas menunjuk pada pengertian bahwa suatu instrumen cukup
dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena
instrumen sudah baik (Sangadji, 2010: 163). Reliabilitas adalah indeks yang
menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat
diandalkan (Effendi, 2012: 141).Menurut Purwanto (2008), untuk menguji
reliabilitas instrument non tes dapat menggunakan rumus Alpha Cronbanch.
Gambar 3.2 Rumus Cronbach-Alpha
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
Keterangan :
r : Reliabilitas instrumen
k : Banyaknya aitem
∑σb2 : Jumlah Varian skor item
∑σt2 : Varian skor total
Tabel di atas adalah rumus untuk mencari reliabilitas instrumen.
Rumus tersebut digunakan karena pengujian dilakukan terhadap butir soal
pilihan ganda dan uraian yang telah dinyatakan valid. Hasil perhitungan
reliabilitas instrumen-instrumen ini dicocokkan dengan tabel koefisien
reliabilitas menurut Masidjo (2010: 243) yang dapat dilihat pada tabel 3.8.
Tabel 3.8 Koefisien Reliabilitas
Interval Koefisien Reliabilitas Kategori Reliabilitas
0,91 – 1,00 Sangat Tinggi
0,71 – 0,90 Tinggi
0,41 – 0,70 Cukup
0,21 – 0,40 Rendah
Negatif – 0,20 Sangat rendah
Tabel 3.8 merupakan koefisiensi reliabilitas untuk melihat kategori
reliabilitas soal pilihan ganda dan uraian yang sebelumnya sudah divalidasi.
Berikut hasil uji reliabilitas soal pilihan ganda dapat dilihat pada tabel 3.9.
Tabel 3.9 Reliabilitas Soal Pilihan Ganda
Cronbach Alpha Jumlah Item Kategori Keterangan
0,705 24 Tinggi Reliabel
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa hasil soal pilihan ganda
menunjukkan bahwa soal valid dinyatakan reliabel. Hal tersebut dapat dilihat
dari koefisien reliabilitas yang diperoleh soal pilihan ganda sebesar 0,705.
H. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi
analisis deskriptif, merumuskan null hypothesis, mengorganisasi data,
menentukan taraf signifikansi, menguji normalitas skor tes, menguji
homogenitas skor tes, dan menguji hipotesis.
1. Analisis Deskriptif
Mahdi (2014: 120) mengungkapkan bahwa analisis deskriptif yaitu
menganalisis data dengan menyajikan hal-hal seperti distribusi frekuensi,
nilai mean, modus, median, standar deviasi, histogram, dan polygon.
Hasan (2004: 185) menyatakan bahwa analisis deskriptif ini menggunakan
satu variabel atau lebih tapi bersifat mandiri, oleh karena itu analisis ini
tidak berbentuk perbandingan atau hubungan.
Tujuan analisis deskriptif adalah untuk menganalisis jawaban siswa,
sehingga diperoleh data konsep-konsep yang mengalami miskonsepsi.
Analisis data dikelompokan berdasarkan nomor butir soal untuk
mengetahui miskonsepsi IPA. Miskonsepsi IPA juga dilihat dengan
analisis diskriptif berdasarkan hasil rata-rata jawaban siswa pada setiap
butir soal. Selain mendiskripsikan hasil jawaban siswa sesuai nomor butir
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
soal, penelitian ini juga menganalisis miskonsepsi yang dilihat
berdasarkan jenis kelamin siswa.
2. Analisis Perbedaan Miskonsepsi Dilihat dari Jenis Kelamin Siswa
Analisis ini digunakan untuk mengetahui perbedaan miskonsepsi IPA
dilihat dari jenis kelamin dengan perhitungan menggunakan program
SPSS. Langkah yang dilakukan antara lain:
a. Merumuskan Null Hypothesis
Hipotesis nol (hypothesis null) tidak ada hubungan atau tidak
ada perbedaan antara satu variabel dengan variabel yang lain sehingga
dikatakan sebagai pernyataan netral (Mahdiyah, 2014:14). Hipotesis
statistik dalam penelitian ini dibuat berdasarkan pada rumusan
masalah yang kedua. Rumusan masalah yang kedua dalam penelitian
ini adalah “apakah ada perbedaan miskonsepsi IPA dilihat dari jenis
kelamin siswa kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan
Gamping”. Hipotesis statistik dalam penelitian ini adalah
H0 = tidak ada perbedaan miskonsepsi IPA fisika dilihat dari jenis
kelamin siswa kelas V semester 2 SD Negeri se- Kecamatan
Gamping. (µ1- µ2 = 0 atau µ1= µ2)
H1 = ada perbedaan miskonsepsi IPA fisika dilihat dari jenis
kelamin siswa kelas V semester 2 SD Negeri se- Kecamatan
Gamping.(µ1- µ2 ≠ 0 atau µ1≠ µ2)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
b. Uji Normalitas Skor Tes
Uji normalitas skor dimaksudkan untuk mengetahui data yang
tersebar sesuai dengan kurva normal atau tidak. Uji normalitas skor
dilakukan dengan menggunakan Kolmogorov-Smirnov. Hipotesis
statistik dalam penelitian ini adalah
H0 = Sebaran data tidak sesuai dengan kurva normal atau data
tidak normal
H1 = Sebaran data sesuai dengan kurva normal atau data normal
Kriteria normalitas suatu data adalah
1) Jika harga sig (2-tailed) ≥ 0,05; H0 ditolak atau H1 gagal ditolak,
artinya sebaran data tes sesuai dengan kurva normal
2) Jika harga sig (2-tailed) < 0,05; H0 gagal ditolak atau H1 ditolak,
artinya sebaran data tes tidak sesuai dengan kurva normal
c. Uji Homogenitas Skor Tes
Uji homogenitas varians dilakukan dengan menggunakan uji F
(Fisher) dengan membandingkan varians data terbesar dengan varians
data terkecil. Penentuan homogenitas varians dilihat dari harga Fhitung
yang dibandingkan dengan Ftabel. Jika Ftabel> Fhitung serta signifikansi
lebih dari 0,05 maka varians data yang dianalisis homogen. Sebaliknya
jika Ftabel< Fhitung serta signifikansi kurang dari 0,05 maka varians data
yang dianalisis tidak homogen.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
d. Menguji Hipotesis
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini bergantung pada hasil
uji normalitas data. Priyatno (2012: 137) mengungkapkan bahwa jika
data normal maka menggunakan statistic parametik yaitu uji
Independent Samples T-Test. Sedangkan jika data tidak normal maka
harus menggunakan metode statistik non parametik yaitu Two
Independent Samples Test dengan uji Mann Whitney. Taraf
signifikansi yang digunakan adalah 5% dengan uji dua pihak atau
kelompok data yakni jenis kelamin laki-laki dan jenis kelamin
perempuan. Pengujian hipotesis penelitian ini dilakukan dengan
bantuan SPSS 20.
Hipotesis yang digunakan dalam uji hipotesis adalah
H0 = tidak ada perbedaan miskonsepsi IPA fisika dilihat dari
jenis kelamin siswa kelas V semester 2 SD Negeri se-
Kecamatan Gamping. (µ1= µ2)
H1 = ada perbedaan miskonsepsi IPA fisika dilihat dari
jenis kelamin siswa kelas V semester 2 SD Negeri se-
Kecamatan Gamping. (µ1≠ µ2)
Kriteria pengambilan keputusan yang digunakan adalah:
a. Jika harga sig (2-tailed) ≥ 0,05; H0 ditolak atau H1 gagal ditolak,
artinya tidak ada perbedaan miskonsepsi IPA fisika dilihat dari
jenis kelamin siswa kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan
Gamping.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
b. Jika harga sig (2-tailed) < 0,05; H0 gagal ditolak atau H1 ditolak,
artinya ada perbedaan miskonsepsi IPA fisika dilihat dari jenis
kelamin siswa kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan
Gamping.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Dalam bagian ini, peneliti akan membahas mengenai hasil penelitian dan
pembahasan. Hasil penelitian berupa deskripsi data dan analisis data yang
dilakukan. Bagian pembahasan dijelaskan mengenai pemaknaan terhadap hasil
penelitian yang didapatkan, kemudian dikaitkan dengan hasil penelitian yang
relevan serta kajian teori.
A. Hasil Penelitian
1. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian
Pengumpulan data penelitian dilaksanakan di SD Negeri
wilayah UPT Kecamatan Gamping, Sleman. Penelitian ini menggunakan
kurikulum 2006 dengan jumlah keseluruhan 23 SD dan dipilih
berdasarkan ketersediaan sekolah yang bersangkutan dijadikan tempat
penelitian. Jumlah sampel dalam penelitian ini yaitu sebesar 663 siswa
kelas V. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui miskonsepsi IPA
Fisika pada siswa kelas V di SD N se-Kecamatan Gamping, Sleman.
Peneliti menyebar instrumen penelitian dengan memasuki satu
persatu SD yang menjadi sampel penelitian. Pada awalnya peneliti
menemui kepala sekolah untuk meminta izin melakukan penelitian.
Setelah itu, peneliti menemui wali kelas V untuk berkoordinasi tentang
pengambilan sampel dan cara pengerjaan instrumen penelitian. Peneliti
membagikan instrumen soal pada walikelas V SD Negeri se-Kecamatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
Gamping yang selanjutnya akan diberikan kepada responden untuk
dikerjakan. Instrumen soal dikerjakan dengan waktu 60 menit. Selama
pengerjaan instrumen, responden tidak diperbolehkan mencontek, membuka
buku, dan harus dalam pengawasan wali kelas. Instrumen pilihan ganda
dikerjakan dengan memberi tanda silang pada jawaban, kemudian memberi
tanda silang pada opsi yakin benar atau tidak yakin benar. Instrumen soal
uraian dikerjakan dengan cara menguraikan jawaban di lembar jawab. Saat
penitipan instrumen, peneliti bersepakat dengan wali kelas masing-masing
SD yang menjadi sampel penelitian, instrumen soal penelitian tersebut dapat
diambil kembali oleh peneliti.
Instrumen dalam penelitian ini digunakan untuk menguji materi
IPA Fisika kelas V semester 2. Instrumen yang digunakan sebelumnya sudah
melalui tahap validasi yang meliputi validitas isi, validitas muka, dan
validitas konstruk. Selain melalui uji validitas juga dilakukan uji reliabilitas
menggunakan cronbach alpha dan pengujian dilakukan dengan bantuan
SPSS 20. Berdasarkan uji reliabilitas soal pilihan ganda yang sudah valid
dinyatakan reliabel. Setelah uji validitas dan reliabilitas peneliti harus
memilih soal yang sudah dinyatakan valid dan harus melakukan revisi untuk
beberapa soal yang tidak valid karena terdapat indikator yang semua soalnya
tidak valid. Revisi dilakukan agar masing-masing indikator dapat mewakili
minimal satu soal sehingga diperoleh 20 soal pilihan ganda.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
1. Deskripsi Responden Penelitian
Penelitian ini menggunakan instrumen soal pilihan ganda dan uraian
tentang IPA Fisika yang dikerjakan oleh 242 reponden yaitu siswa kelas V
SD negeri se-Kecamatan Gamping. Identitas dicantumkan pada instrumen
soal berupa nama siswa, nama SD, dan jenis kelamin yang diisi oleh
responden. Gambar 4.1 akan menjelaskan secara keseluruhan jumlah jenis
kelamin siswa kelas V SD negeri se-Kecamatan Gamping.
Gambar 4.1 Diagram Jenis Kelamin Siswa
Pada gambar 4.1 di atas menunjukkan bahwa jumlah sampel yang
digunakan dalam penelitian ini ada 242 siswa. Berdasarkan data yang telah
diperoleh dapat disimpulkan bahwa terdapat 137 siswa dengan jenis kelamin
laki-laki dan 105 siswa dengan jenis kelamin perempuan.
Berdasarkan total tersebut dapat digambarkan diagram batang jenis
kelamin siswa masing-masing SD kelas V SD Negeri se-Kecamatan
Gamping.
137
105
0
20
40
60
80
100
120
140
160
Jenis Kelamin Siswa
Laki-laki
Perempuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
Gambar 4.2 Diagram Batang Jenis Kelamin Siswa Masing-Masing SD
2. Deskripsi Miskonsepsi IPA Fisika Siswa Kelas V SD se-Kecamatan
Gamping
Data penelitian ini mengenai miskonsepsi IPA Fisika kelas V SD
semester 2 se-Kecamatan Gamping yang akan dideskripsikan. Deskripsi
data ini digunakan untuk mengetahui konsep siswa tentang KD yang
diujikan. Dalam bagian ini, data akan dideskripsikan per kompetensi dasar
yang sudah diujikan. Data yang akan dideskripsikan untuk mengetahui
adanya miskonsepsi. Banyaknya siswa yang mengalami miskonsepsi dapat
dilihat berdasarkan persentase siswa yang menjawab salah dan yakin benar
terhadap jawaban. Dari empat opsi jawaban yaitu a, b, c, dan d, ketiga
persentase jawaban salah dan yakin benar akan dijumlahkan. Pada tabel 4.2,
peneliti menuliskan KD beserta nomor item soal yang mewakili.
0%10%20%30%40%50%60%70%80%90%
100%
Laki-laki
Perempuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
Tabel 4.1 KD dan Nomor Item Soal Pilihan Ganda
K
KD beserta nomor item soal yang mewakili dituliskan untuk
memudahkan pembaca dalam memahami deskripsi data miskonsepsi pada
instrumen pilihan ganda. Deskripsi data untuk soal pilihan ganda disajikan
dan dianalisis berdasarkan Kompetensi Dasarnya. Terdapat 6 Kompetensi
Dasar (KD) yang akan dibahas, yaitu, KD 5.1, 5.2, 6.1, 6.2, 7.1, dan 7.3.
Jika dilihat berdasarkan KD, miskonsepsi dapat dilihat seperti berikut
ini.
a. KD 5.1 mendeskripsikan hubungan antara gaya gerak dan energi melalui
percobaan (gaya gravitasi, gaya gesek, gaya magnet).
Terdapat tiga soal yang mewakili dua indikator diberikan dan diujikan
kepada siswa untuk mengetahui konsep siswa tentang KD 5.1. Jawaban yang
didapatkan untuk jenis soal tertulis pilihan ganda tersaji dalam tabel 4.2.
No Kompetensi Dasar Item
1 5.1 Mendeskripsikan hubungan antara gaya, gerak
dan energi melalui percobaan (gaya gravitasi, gaya
gesek, gaya magnet).
1, 2, dan 3
2 5.2 Menjelaskan pesawat sederhana yang dapat
membuat pekerjaan lebih mudah dan lebih cepat.
4, 5, 6, 7, 8, dan 9
3 6.1 Mendeskripsikan sifat-sifat cahaya. 10, 11, 12, 13, 14,
dan 15
4 6.2 Membuat suatu karya/model, misalnya
periskop atau lensa dari bahan sederhana dengan
menerapkan sifat-sifat cahaya.
16 dan 17
5 7.1 Mendeskripsikan proses pembentukan tanah
karena pelapukan.
18 dan 19
6 7.3 Mendeskripsikan struktur bumi. 20
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
Tabel 4.2 Data Miskonsepsi Siswa KD 5.1
No Indikator
Nomor
Butir
Soal
Kunci
Jawaban
Jawaban
Siswa
Jumlah Persentase Miskonsepsi
1 5.1.1
Menyebut
kan
macam-
macam
gaya
melalui
percobaan
1 C A. 1 21 8,66%
Yakin benar 18 7,43% √
Tidak yakin
benar
3 1,23%
B. 2 15 5,77%
Yakin benar 12 4,95% √
Tidak yakin
benar
2 0,82%
C. 3 195 80,5%
Yakin benar 193 79,7%
Tidak yakin
benar
2 0,82%
D. 4 9 3,71%
Yakin benar 7 2,89% √
Tidak yakin
benar
2 0,82%
2 5.1.2
Mengiden
tifikasi
faktor-
faktor
yang
mempeng
aruhi
gaya.
2 B A. Benda
memiliki
berat
20 8,26%
Yakin benar 20 8,26% √
Tidak yakin
benar
0 0%
B. Benda
cepat
mengalami
pelapukan
126 51,64%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
Yakin benar 114 47,10%
Tidak yakin
benar
11 4,54%
C. Benda
jatuh ke
bawah
26 10,74%
Yakin benar 26 10,74% √
Tidak yakin
benar
0 0%
D. Permukaan
air selalu
datar
67 27,6%
Yakin benar 62 25,61% √
Tidak yakin
benar
5 2,06%
3 D A. 1 32 13,22%
Yakin benar 28 11,57% √
Tidak yakin
benar
4 1,65%
B. 2 29 11,97%
Yakin benar 23 9,50% √
Tidak yakin
benar
6 2,47%
C. 3 59 24,38%
Yakin benar 53 21,90% √
Tidak yakin
benar
6 2,47%
D. 4 121 50,4%
Yakin benar 114 47,10%
Tidak yakin
benar
8 3,30%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
Pada tabel 4.2 di atas menunjukkan bahwa indikator 5.1.1 tentang
macam-macam gaya melalui percobaan diwakili satu soal. Terjadinya
miskonsepsi pada siswa SD kelas V se-Kecamatan Gamping dapat dilihat dari
pilihan jawaban siswa yang salah menurut keyakinannya bahwa jawaban yang
dipilih itu yakin benar.
Soal nomor 1:
“Penerapan gaya gravitasi ditunjukkan oleh nomor… .”
Jawaban soal penerapan gaya gravitasi ditunjukkan oleh nomor 3 dengan
pilihan ganda C yaitu air mengalir dari tempat yang tinggi ke tempat yang
rendah. Sebanyak 195 siswa dengan persentase yang tinggi yaitu 80,5%
mempunyai konsep yang benar. Siswa yang mengalami miskonsepsi pada soal
nomor 1 yaitu 20 dengan persentase 7,43% memilih pilihan A dengan
jawaban jarum kompas dapat menunjukkan arah utara dan selatan. Sedangkan
12 siswa dengan memilih pilihan B yaitu nomor 2 dengan jawaban Adi
mengerem sepedanya saat melewati turunan dengan persentase 4,95%, dan 7
siswa dengan memilih pilihan D dengan jawaban orang yang sedang berenang
dapat bergerak maju dengan persentase 2,89%.
Indikator 5.1.2 tentang faktor-faktor yang mempengaruhi gaya terdiri
dari dua soal.
Soal nomor 2 :
“Yang bukan termasuk pengaruh gaya gravitasi terhadap benda
adalah… .”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
Jawaban yang benar sesuai kunci pada soal nomor 2 adalah B yaitu benda
cepat mengalami pelapukan. Sebanyak 114 siswa dengan persentase 47,10%
menjawab dengan benar, terdapat 20 siswa memilih pilihan A dengan jawaban
benda memiliki berat dengan persentase 8,26%, 26 siswa memilih C dengan
jawaban benda jatuh ke bawah dengan persentase 10,74% dan 62 dengan
persentase 25,61% memilih D dengan jawaban permukaan air selalu datar.
Indikator 5.1.2 pada soal nomor 3:
“Yang bukan termasuk cara untuk memperbesar gaya gesek adalah…
.”
Jawaban benar D yaitu memperhalus permukaan benda. Siswa dengan
persentase 47,10% menjawab soal dengan benar yaitu memilih pilihan D.
Sebanyak 28 siswa dengan jawaban A yaitu melapisi permukaan benda
dengan persentase 11,57%. Sedangkan sebanyak 23 siswa dengan jawaban B
yaitu memperluas bidang permukaan dengan persentase 9,50%. Pada pilihan
C dengan jawaban member pula tau paku-paku pada sepatu sepak bola
terdapat 53 siswa dengan persentase 21,90% menjawab yakin benar.
b. KD 5.2 menjelaskan pesawat sederhana yang dapat membuat pekerjaan
lebih mudah dan lebih cepat
Untuk mengetahui konsep siswa tentang KD 5.2, siswa diuji dengan
memberikan 6 soal yang mewakili 3 indikator. Jawaban yang didapatkan
untuk jenis soal tertulis pilihan ganda tersaji dalam tabel 4.3 sebagai berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
Tabel 4.3 Data Miskonsepsi Siswa KD 5.2
No Indikator
Nomor
Butir
Soal
Kunci
Jawaban
Jawaban
Siswa
Jumlah Presentase Miskonsepsi
1 5.2.1
Mengidentifi
kasi ciri-ciri
pesawat
sederhana.
4 A A. Beban
berada di
antara titik
tumpu dan
kuasa
143 59,08%
Yakin benar 134 55,37%
Tidak yakin
benar
9 3,71%
B. Titik
tumpu
berada di
antara
beban dan
kuasa
49 20,24%
Yakin benar 45 18,59% √
Tidak yakin
benar
4 1,65%
C. Kuasa
berada di
antara titik
tumpu dan
beban
29 11,97%
Yakin benar 21 8,67% √
Tidak yakin
benar
8 3,30%
D. Titik
tumpu,
beban, dan
kuasa
berada
pada satu
tempat
18 7,43%
Yakin benar 11 4,54% √
Tidak yakin
benar
7 2,89%
5 B A. I 73 30,16%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
Yakin benar 63 26,03% √
Tidak yakin
benar
10 4,13%
B. II 81 33,46%
Yakin benar 68 28,09%
Tidak yakin
benar
13 5,37%
C. III 73 30,16%
Yakin benar 60 24,79% √
Tidak yakin
benar
13 5,37%
D. IV 12 4,94%
Yakin benar 9 3,71% √
Tidak yakin
benar
3 1,23%
6 C A. I dan II 63 28,09%
Yakin benar 56 24,38% √
Tidak yakin
benar
9 3,71%
B. II dan III 46 18,48%
Yakin benar 41 16,42% √
Tidak yakin
benar
5 2,06%
C. III dan I 99 40,89%
Yakin benar 93 38,42%
Tidak yakin
benar
6 2,47%
D. IV dan III 31 12,80%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
Yakin benar 28 11,57% √
Tidak yakin
benar
3 1,23%
7
A
A. Katrol
yang
dipasang
pada
tempat
tertentu
dengan
posisi
tetap
213 88,01%
Yakin benar 204 84,2%
Tidak yakin
benar
9 3,71%
B. Katrol
yang dapat
bergerak
bebas dan
dapat
dipindah-
pindahkan
7 2,89%
Yakin benar 7 2,89% √
Tidak yakin
benar
0 0%
C. Gabungan
antara
katrol
tetap dan
katrol
lepas
4 1,65%
Yakin benar 4 1,65% √
Tidak yakin
benar
0 0%
D. Beberapa
roda katrol
yang
disusun
secara
berdampin
gan dalam
satu poros
15 6,18%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
Yakin benar 12 4,95% √
Tidak yakin
benar
3 1,23%
2 5.2.2
Menyebutkan
contoh jenis
tuas atau
pengungkit
jenis pertama
8 B A. Pertama 23 9,49%
Yakin benar 20 8,26% √
Tidak yakin
benar
3 1,23%
B. Kedua 184 75,99%
Yakin benar 172 71,04%
Tidak yakin
benar
12 4,95%
C. Ketiga 23 9,50%
Yakin benar 16 6,61% √
Tidak yakin
benar
7 2,89%
D. Keempat 6 2,47%
Yakin benar 5 2,06% √
Tidak yakin
benar
1 0,41%
3 5.2.3
Menyebutkan
penerapan
pesawat
sederhana
dalam
kehidupan
sehari-hari
9 D A. Pengungki
t
67 27,68%
Yakin benar 53 21,90% √
Tidak yakin
benar
14 5,78%
B. Roda dan
poros
59 24,37%
Yakin benar 49 20,24% √
Tidak yakin
benar
10 4,13%
C. Katrol 36 14,86%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
Yakin benar 27 11,15% √
Tidak yakin
benar
9 3,71%
D. Bidang
miring
77 31,80%
Yakin benar 68 28,09%
Tidak yakin
benar
9 3,71%
Tabel indikator 4.3. menunjukkan bahwa KD 5.2.1 tentang ciri-ciri
pesawat sederhana diwakili oleh 3 soal yaitu nomor 4, 5, dan 6. Terjadinya
miskonsepsi pada siswa kelas V se-Kecamatan Gamping dapat dilihat dari
jawaban siswa yang salah dan menurut keyakinannya bahwa jawaban yang
dipilih itu yakin benar.
Pada soal nomor 4:
“Posisi titik tumpu, beban, dan kuasa pada alat gerobak roda satu
(angkong) yaitu… .”
Sebanyak 143 siswa menjawab soal dengan benar yaitu A beban berada di
antara titik tumpu dan kuasa dengan persentase 55,39%. Siswa yang
mengalami miskonsepsi dengan persentase rendah pada soal nomor 4
sebanyak 32, 21 siswa yang menjawab soal dengan jawaban C yaitu kuasa
berada di antara titik tumpu dan beban dengan persentase 8,67% dan 11 siswa
menjawab soal dengan jawaban D yaitu titik tumpu, beban, dan kuasa berada
pada satu tempat dengan persentase 4,54%.
Pada soal nomor 5:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
“Pada waktu menyapu, titik tumpu terletak pada bagian yang
bernomor… .”
Sebanyak 28,09% siswa menjawab soal dengan benar yaitu B dengan jumlah
68 siswa. Terdapat 63 siswa dengan persentase 26,03% memilih A dengan
jawaban I. Terdapat 69 siswa yang mengalami miskonsepsi dengan jawaban
yang salah yaitu 60 siswa menjawab C dengan persentase 24,79%, dan 9
siswa menjawab D dengan persentase 3,71%. Peneliti memilih 2 persentase
terendah dari jawaban keseluruhan siswa yang mengalami miskonsepsi.
Pada soal nomor 6:
“Bagian pada sekrup yang menggunakan prinsip kerja bidang miring
yaitu nomor… .”
Jawaban yang benar adalah C yaitu bagian sekrup nomor III dan I. Sebanyak
93 siswa dengan persentase 38,42% menjawab dengan benar. Terdapat 56
siswa memilih A yaitu I dan II dengan persentase 24,38%. Sedangkan 69
siswa mengalami miskonsepsi dengan persentase cukup rendah dan jawaban
yang salah yaitu 41 siswa menjawab B yaitu nomor II dan III dengan
persentase 16,42%, dan 28 siswa menjawab D yaitu nomo IV dan III dengan
persentase 11,57%.
Pada soal nomor 7:
“Ciri-ciri katrol tetap adalah… .”
Jawaban yang benar terdapat pada jawaban A yaitu katrol yang dipasang pada
tempat tertentu dengan posisi tetap. Siswa yang menjawab soal dengan benar
sebanyak 204 siswa dengan persentase 84,2%. Terdapat siswa yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
mengalami miskonsepsi sebanyak 11 siswa yaitu 7 siswa menjawab B dengan
jawaban katrol yang dapat bergerak bebas dan dapat dipindah-pindahkan
dengan persentase 2,89%, sedangkan siswa yang mengalami miskonsepsi
dengan menjawab soal C yaitu gabungan antara katrol tetap dan katrol bebas
sebanyak 4 siswa dengan persentase 1,65%. Terdapat 4,95% atau 12 siswa
memilih D dengan jawaban beberapa roda katrol yang disusun secara
berdampingan dalam satu poros dan sebanyak 12 siswa.
Soal nomor 8:
“Contoh tuas dengan gambar seorang anak sedang mendorong gerobak
roda 1 termasuk contoh jenis tuas golongan… .”
Terdapat 172 siswa menjawab soal dengan benar yaitu jawaban B dengan
persentase 71,04%. Sebanyak 20 siswa dengan persentase 8,26% mimilih A
dengan jawaban pertama, sedangkan 23 siswa dengan persentase 9,50%
jawaban C ketiga, dan 5 siswa dengan persentase 2,06% menjawab D
keempat. Pada soal nomor 9 membahas tentang prinsip kerja pesawat
sederhana dalam kehidupan sehari-hari dengan contoh saat membuka kancing
baju. Jawaban soal pada nomor 9 adalah D yaitu bidang miring. Persentase
28,09% dengan siswa sebanyak 68 menjawab dengan benar dan meyakini
jawaban tersebut benar. Terdapat 53 siswa dengan persentase 21,90% memilih
A pengungkit. Sebanyak 49 siswa menjawab B yaitu roda berporos dengan
persentase 20,24%, dan 27 siswa menjawab C yaitu katrol dengan persentase
11,15%.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
c. KD 6.1 mendeskripsikan sifat-sifat cahaya
Siswa diuji dengan memberikan 6 soal yang mewakili 2 indikator.
Jawaban yang didapatkan untuk jenis soal tertulis pilihan ganda tersaji dalam
tabel 4.4 sebagai berikut.
Tabel 4.4 Data Miskonsepsi Siswa KD 6.1
No Indikator
Nomor
Butir
Soal
Kunci
Jawaban
Jawaban
Siswa
Jumlah Presentase Miskonsepsi
1 6.1.1
Menyebut
kan sifat-
sifat
cahaya
10 A A. Peristiwa
penguraia
n cahaya
putih
menjadi
berbagai
cahaya
berwarna
105 43,37%
Yakin benar 93 38,42%
Tidak yakin
benar
12 4,95%
B. Peristiwa
terpantuln
ya cahaya
matahari
terhadap
bulir-bulir
air hujan
49 9,49%
Yakin benar 44 7,43% √
Tidak yakin
benar
5 2,06%
C. Peristiwa
terbiasnya
cahaya
putih oleh
air hujan
31 12,80%
Yakin benar 26 10,74% √
Tidak yakin
benar
5 2,06%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
D. Peristiwa
terpantuln
ya cahaya
putih
menjadi
berbagai
cahaya
berwarna
53 21,89%
Yakin benar 48 19,83% √
Tidak yakin
benar
5 2,06%
2
6.1.2
Menjelask
an sifat
bayangan
pada
cermin
11 B A. Lebih jauh 78 32,22%
Yakin benar 74 30,57% √
Tidak yakin
benar
4 1,65%
B. Sama 114 47,10%
Yakin benar 103 42,56%
Tidak yakin
benar
11 4,54%
C. Dekat 33 13,63%
Yakin benar 29 11,98% √
Tidak yakin
benar
4 1,65%
D. Sangat
dekat
13 5,36%
Yakin benar 9 3,71% √
Tidak yakin
benar
4 1,65%
12 D A. Bayangan
yang
arahnya
terbalik
terhadap
bendanya
42 17,35%
Yakin benar 35 14,46% √
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
Tidak yakin
benar
7 2,89%
B. Bayangan
yang
letaknya
di depan
cermin
atau di
belakang
lensa
30 13,22%
Yakin benar 25 10,33% √
Tidak yakin
benar
7 2,89%
C. Bayangan
yang
terbentuk
oleh sinar-
sinar
pantul
31 12,80%
Yakin benar 27 11,15% √
Tidak yakin
benar
4 1,65%
D. Bayangan
yang dapat
kita lihat
dalam
cermin,
tetapi di
tempat
bayangan
tersebut
tidak
terdapat
cahaya
pantul
134 55,37%
Yakin benar 116 47,93%
Tidak yakin
benar
18 7,43%
13 A A. Semu,
tegak, dan
diperkecil
90 37,18%
Yakin benar 75 30,99%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
Tidak yakin
benar
15 6,19%
B. Semu,
tegak, dan
diperbesar
54 22,30%
Yakin benar 37 15,28% √
Tidak yakin
benar
17 7,02%
C. Nyata dan
terbalik
35 14,45%
Yakin benar 27 11,15% √
Tidak yakin
benar
8 3,30%
D. Nyata,
tegak, dan
diperkecil
51 21,06%
Yakin benar 49 20,24% √
Tidak yakin
benar
2 0,82%
14 C A. Semu,
tegak, dan
diperkecil
47 19,41%
Yakin benar 37 15,28% √
Tidak yakin
benar
10 4,13%
B. Nyata,
tegak, dan
diperkecil
48 19,83%
Yakin benar 41 16,94% √
Tidak yakin
benar
7 2,89%
C. Nyata dan
terbalik
81 33,47%
Yakin benar 70 28,93%
Tidak yakin
benar
11 4,54%
D. Semu,
tegak, dan
57 23,55%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
diperbesar
Yakin benar 49 20,24% √
Tidak yakin
benar
8 3,30%
15 C A. Garis
horizontal
40 16,52%
Yakin benar 33 13,63% √
Tidak yakin
benar
7 2,89%
B. Garis
vertical
52 21,48%
Yakin benar 32 13,22% √
Yakin tidak
benar
20 8,26%
C. Garis
normal
107 44,20%
Yakin benar 95 39,25%
Tidak yakin
benar
12 4,95%
D. Garis
lurus
41 16,93%
Yakin benar 34 14,04% √
Tidak yakin
benar
7 2,89%
Pada tabel 4.4 di atas menunjukkan bahwa soal nomor 10 mewakili
indikator 6.1.1 tentang sifat-sifat cahaya.
Pada soal nomor 10:
“Peristiwa terbentuknya pelangi setelah hujan menunjukkan adanya
dispersi cahaya. Dispersi cahaya adalah… .”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
93 siswa menjawab dengan benar yaitu pilihan A peristiwa penguraian
cahaya putih menjadi berbagai cahaya berwarna dengan persentase 38,42%.
Sedangkan 44 siswa menjawab B peristiwa terpantulnya cahaya matahari
terhadap bulir-bulir air hujan dengan persentase 7,43%. 26 siswa
mengalami miskonsepsi dengan jawaban C peristiwa terbiasnya cahaya
putih oleh air hujan yang memiliki persentase 10,74%. Terdapat 48 siswa
dengan persentase 19,83% menjawab D peristiwa terpantulnya cahaya putih
menjadi berbagai cahaya berwarna.
Pada indikator 6.1.2 mewakili 5 soal yang diujikan.
Soal nomor 11:
“Ketika seseorang sedang bercermin pada cermin datar, maka jarak
benda dengan cermin … dengan jarak bayangan dengan cermin.”
Jawaban yang benar pada soal ini adalah B yaitu sama. Terdapat 74 siswa
menjawab A lebih jauh dengan persentase 30,57%. Sebanyak 114 siswa
dengan persentase 42,56% menjawab benar yaitu B. Ada 29 siswa
menjawab pilihan C dengan persentase 11,98%, 9 siswa menjawab pilihan
D dengan persentase 3,71%.
Soal nomor 12:
“Yang dimaksud dengan bayangan maya adalah… .”
Jawaban yang benar pada soal ini adalah D yaitu bayangan yang dapat kita
lihat dalam cermin, tetapi di tempat bayangan tersebut tidak terdapat cahaya
pantul. Terdapat 116 siswa yang menjawab soal benar dengan persentase
47,93%, sedangkan terdapat 35 siswa mengalami miskonsepsi dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
memilih A bayangan yang arahnya terbalik terhadap bendanya dengan
persentase 14,46%. Ada 25 siswa dengan persentase 10,33% menjawab soal
dengan pilihan B bayangan yang letaknya di depan cermin atau di belakang
lensa, dan 27 siswa dengan persentase 11,15% menjawab soal dengan
pilihan C bayangan yang terbentuk oleh sinar-sinar pantul.
Soal nomor 13:
“Sifat bayangan yang dibentuk oleh kaca spion pada mobil/motor
adalah… .”
Terdapat 75 siswa menjawab soal pilihan dengan benar yaitu A dengan
persentase 30,99%. Sedangkan 37 siswa menjawab pilihan B semu, tegak,
dan diperbesar dengan persentase 15,28%, 27 siswa dengan persentase
11,15% menjawab pilihan C nyata dan terbalik. Terdapat 49 siswa memilih
D nyata, tegak, dan diperkecil dengan persentase 20,24%.
Soal nomor 14:
“Sifat bayangan yang terbentuk jika benda dijauhkan dari cermin
cekung adalah… .”
Terdapat 70 siswa dengan persentase 28,93% menjawab soal dengan benar.
Sedangkan siswa yang mengalami miskonsepsi pada jawaban B nyata,
tegak, dan diperkecil ada 41 siswa dengan persentase 16,94%. 49 siswa
dengan persentase 20,24% mengakami miskonsepsi dengan memilih D
semu, tegak, dan diperbesar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
Pada indikator 6.2.2 soal nomor 15:
“Jika cahaya merambat dari zat yang rapat ke zat yang kurang rapat,
maka cahaya akan dibiaskan mendekati… .”
95 siswa dengan persentase 39,25% menjawab pilihan soal C yang
sesuai. Jumlah siswa yang mengalami miskonsepsi pada pilihan A garis
horizontal dengan persentase 13,63%. Pada pilihan jawaban B garis vertikal
terdapat 32 siswa dengan persentase 13,22%, dan 34 siswa dengan
persentase 14,04% menjawab D garis lurus.
d. KD 6.2 membuat suatu karya/model, misalnya periskop atau lensa dari
bahan sederhana dengan menerapkan sifat-sifat cahaya
Untuk mengetahui konsep siswa tentang KD 6.2, siswa diuji dengan
memberikan 2 soal yang mewakili 1 indikator. Jawaban yang didapatkan
untuk jenis soal tertulis pilihan ganda tersaji dalam tabel 4.5 sebagai berikut.
Tabel 4.5 Data Miskonsepsi Siswa KD 6.2
No Indikator
Nomor
Butir
Soal
Kunci
Jawaban
Jawaban
Siswa
Jumlah Presentase Miskonsepsi
1 6.2.1
Mengetahui
alat dan
bahan yang
digunakan
untuk
membuat
karya/model
yang
menerapkan
sifat-sifat
cahaya
16 B A. Lup 56 23,13%
Yakin
benar
51 21,07% √
Tidak yakin
benar
5 2,06%
B. Perisko
p
109 45,03%
Yakin
benar
101 41,73%
Tidak yakin
benar
8 3,30%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
C. Kacama
ta
27 11,15%
Yakin
benar
23 9,50% √
Tidak yakin
benar
4 1,65%
D. Mikros
kop
45 18,59%
Yakin
benar
38 15,70% √
Tidak yakin
benar
7 2,89%
17 A A.Bola
lampu
216 89,25%
Yakin
benar
209 86,36%
Tidak yakin
benar
7 2,89%
A. Kardus 11 4,54%
Yakin
benar
10 4,13% √
Tidak yakin
benar
1 0,41%
B. Karet
gelang
7 2,88%
Yakin
benar
4 1,65% √
Tidak yakin
benar
3 1,23%
C. Air 6 2,47%
Yakin
benar
6 2,47% √
Tidak yakin
benar
0 0%
Tabel 4.5 menunjukkan bahwa indikator 6.2.1 tentang alat dan bahan
yang digunakan untuk membuat karya/model yang menerapkan sifat-sifat
cahaya diwakili oleh 2 soal yaitu soal nomor 16 dan 17. Terjadinya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
miskonsepsi pada siswa kelas V SD Negeri se-Kecamatan Gamping dapat
dilihat dari pilihan jawaban siswa yang salah menurut keyakinannya bahwa
jawaban yang dipilih itu benar.
Soal yang terdapat pada nomor 16:
“Alat yang arah pandangannya dapat dibelokkan sehingga
benda/objek yang dilihat tidak harus berada di depan mata disebut… .”
Periskop terdapat pada pilihan B. Berdasarkan hasil jawaban, terdapat 101
siswa dengan persentase 41,73% yang mempunyai jawaban benar dan
menjawab dengan yakin benar. Selain itu, terdapat 51 siswa dengan
persentase 21,07% menjawab A lup. Ada 23 siswa dengan persentase
9,50% menjawab pilihan C dengan jawaban kacamata, dan 38 siswa dengan
persentase 15,70% menjawab pilihan D yaitu mikroskop.
Soal nomor 17 ini membahas tentang bahan utama pada pembuatan
kaca pembesar sederhana dengan jawaban A yaitu bola lampu. Sebanyak
209 siswa atau 86,36% menjawab pertanyan dengan benar dan sesuai
dengan konsep. Sedangkan terdapat 10 siswa yang mengalami miskonsepi
pada soal nomor 17 dengan memilih B yaitu kardus. Sedangkan 4 siswa
dengan persentase 1,65% memilih C karet gelang, dan 6% siswa menjawab
D air dengan persentase 2,47%.
D. KD 7.1 mendeskripsikan proses pembentukan tanah karena pelapukan
Siswa diuji dengan memberikan 2 soal yang mewakili 2 indikator
untuk mengetahui konsep siswa tentang KD 7.1. Jawaban yang didapatkan
untuk jenis soal tertulis pilihan ganda tersaji pada tabel 4.6 berikut ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
Tabel 4.6 Data Miskonsepsi Siswa KD 7.1
No Indikator
Nomor
Butir
Soal
Kunci
Jawaban
Jawaban
Siswa
Jumlah Presentase Miskonsepsi
1 7.1.1
Menggolong
kan jenis-
jenis batuan
18 B A. 1,2,
dan 3
59 24,37%
Yakin
benar
48 19,83% √
Tidak yakin
benar
11 4,54%
B. 1, 2,
dan 4
94 38,83%
Yakin
benar
82 33,88%
Tidak yakin
benar
12 4,95%
C. 2, 3,
dan 4
60 24,78%
Yakin
benar
48 19,83% √
Tidak yakin
benar
12 4,95%
D. 1, 3,
dan 5
26 10,73%
Yakin
benar
18 7,43% √
Tidak yakin
benar
8 3,30%
2 7.1.2
Menjelaskan
proses
pembentukan
tanah karena
pelapukan
19 A A. Proses
pelapu
kan
batuan
karena
pengar
uh
suhu,
hujan,
dan
angin
145 59,91%
Yakin
benar
128 52,89%
Tidak yakin
benar
17 7,02%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
B. Pelapu
kan
yang
terjadi
karena
peran
makhlu
k hidup
32 13,21%
Yakin
benar
26 10,74% √
Tidak yakin
benar
6 2,47%
C. Pelapuk
an yang
mengha
silkan
perubah
an zat
38 15,70%
Yakin
benar
28 11,57% √
Tidak yakin
benar
10 4,13%
D. Proses
pelapuk
an
batuan
karena
hujan
deras
dan arus
air
24 9,91%
Yakin
benar
17 7,02% √
Tidak yakin
benar
7 2,89%
Tabel 4.6 menunjukkan indikator 7.1.1 tentang jenis batuan dan
diwakili oleh 1 soal yaitu soal nomor 18. Pada tabel tersebut dapat dilihat
adanya miskonsepsi siswa kelas V SD Negeri se-Kecamatan Gamping dengan
jawaban siswa yang salah dan menurut keyakinan yang dipilih adalah jawaban
tersebut yakin benar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
Soal nomor 18:
“Pernyataan yang merupakan ciri-ciri batuan basal adalah… .”
Jawaban yang benar adalah B yaitu nomor 1, 2, dan 4 dan sebanyak 82
siswa atau 33,88% menjawab benar dan sesuai konsep. Terdapat beberapa
siswa yang mengalami miskonsepsi yaitu 48 siswa dengan persentase 19,83%
menjawab A yaitu nomor 1, 2, dan 3. Sedangkan 48 siswa dengan persentase
19,83% siswa menjawab pilihan C momor 2, 3, dan 4. 7,43% dengan jumlah
18 siswa menjawab D nomor 1, 3, dan 5.
Tabel 4.6 menunjukkan bahwa indikator 7.1.2 tentang proses
pembentukan tanah karena pelapukan diwakili oleh 1 soal yaitu soal nomor
19. Terjadinya miskonsepsi pada siswa kelas V SD se-Kecamatan Gamping
dapat dilihat dari jawaban siswa yang salah den menurut keyakinannya bahwa
jawaban yang dipilih adalah yakin benar.
Soal nomor 19:
“Pelapukan fisis adalah… .”
Sebanyak 128 siswa atau 52,89% menjawab A dengan keyakinannya benar
dan sesuai dengan konsep. 26 siswa menjawab B pelapukan yang terjadi
karena peran makhluk hidup dengan persentase 10,74%. Sedangkan 28 siswa
dengan persentase 11,57% menjawab C pelapukan yang menghasilkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
perubahan zat mineral pembentukan batuan, dan 17 siswa dengan persentase
7,02% menjawab D proses pelapukan batuan karena hujan deras dan arus air.
E. KD 7.3 mendeskripsikan struktur bumi
Untuk mengetahui konsep siswa tentang KD 7.3, siswa diuji dengan
memberikan 1 soal yang mewakili 1 indikator. Jawaban yang didapatkan
untuk jenis soal tertulis pilihan ganda tersaji dalam tabel 4.7 sebagai berikut.
Tabel 4.7 Data Miskonsepsi Siswa KD 7.2
No Indikator
Nomor
Butir
Soal
Kunci
Jawaban
Jawaban
Siswa
Jumlah Presentase Miskonsepsi
1 7.3.1
Mendeskripsik
an struktur
permukaan
bumi
20 D A. Inti dalam
bumi,
kerak
bumi,
mantel
bumi, inti
luar bumi
44 18,17%
Yakin benar 39 16,11% √
Tidak yakin
benar
5 2,06%
B. Kerak
bumi,
mantel
bumi, inti
dalam
bumi, inti
luar bumi
32 13,22%
Yakin benar 28 11,57% √
Tidak yakin
benar
4 1,65%
C. Inti dalam
bumi, inti
luar bumi,
kerak
bumi,
mantel
bumi
35 14,45%
Yakin benar 29 11,98% √
Tidak yakin 6 2,47%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
benar
D. Inti dalam
bumi, inti
luar bumi,
mantel
bumi,
kerak bumi
127 52,47%
Yakin benar 122 50,41%
Tidak yakin
benar
5 2,06%
Tabel diatas menunjukkan indikator 7.3.1 tentang struktur permukaan
bumi yang terdiri dari 1 soal yaitu soal nomor 20. Terjadinya miskonsepsi
pada siswa kelas V SD Negeri se-Kecamatan Gamping dapat dilihat dari
pilihan jawaban siswa yang salah namun diyakini benar.
Soal nomor 20:
“Urutan lapisan bumi dari yang paling dalam adalah… .”
Terdapat 122 siswa dengan persentase 50,41% menjawab pilihan D yang
sesuai dengan konsep yaitu inti dalam bumi, inti luar bumi, mantel bumi,
kerak bumi. Terdapat beberapa siswa yang mengalami miskonsepsi menjawab
soal. 39 siswa dengan persentase 16,11% menjawab A inti dalam bumi, kerak
bumi, mantel bumi, inti luar bumi. Pada jawaban B dengan urutan lapisan
penyusun bumi dari dalam adalah kerak bumi, mantel bumi, inti dalam bumi,
into luar bumi terdapat 28 siswa dengan persentase 11,57%. Sedangkan 29
siswa dengan persentase 11,98% menjawab C inti dalam bumi, inti luar bumi,
kerak bumi, mantel bumi.
Apabila hasil miskonsepsi siswa yang terjadi pada soal pilihan ganda
disajikan dalam bentuk grafik dapat dilihat pada gambar 4.3 sebagai berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
Gambar 4.3 Hasil Miskonsepsi Siswa pada Soal Pilihan Ganda
Sedangkan jawaban siswa yang mengalami miskonsepsi pada setiap butir
soal dapat dilihat melalui rekapitulasi total siswa yang mengalami
miskonsepsi pada tabel 4.8 berikut ini.
Tabel 4.8 Rekapitulasi Total Siswa yang Mengalami Miskonsepsi
No Indikator No
Soal
Miskonsepsi
Jumlah Persentase
1. 5.1.1 Menyebutkan macam-macam
gaya melalui percobaan
1 37 15,27%
2. 5.1.2 Mengidentifikasi factor-faktor
yang mempengaruhi gaya
2 108 44,61%
3 104 42,97%
3. 5.2.1 Mengidentifikasi ciri-ciri pesawat
sederhana
4 77 31,8%
5 132 54,53%
6 125 52,37%
7 23 9,49%
4. 5.2.2 Menyebutkan contoh jenis tuas
atau pengungkit jenis pertama
8 41 16,93%
5. 5.2.3 Menyebutkan penerapan pesawat
sederhana dalam kehidupan sehari-hari
9 129 53,29%
6. 6.1.1 Menyebutkan sifat-sifat cahaya 10 118 38%
7. 6.1.2 Menjelaskan sifat bayangan pada
cermin
11 112 46,26%
12 87 35,94%
13 113 46,67%
14 127 52,46%
0
10
20
30
40
50
60
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Pe
rse
nta
se
Nomor Soal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
15 99 40,89%
8. 6.2.1 Mengetahui alat dan bahan yang
digunakan untuk membuat karya/model
yang menerapkan sifat-sifat cahaya
16 112 46,27%
17 20 8,25%
10. 7.1.1 Menggolongkan jenis-jenis batuan 18 114 47,09%
11. 7.1.2 Menjelaskan proses pembentukan
tanah karena pelapukan
19 71 29,33%
12 7.3.1 Mendeskripsikan struktur
permukaan bumi
20 96 39,66%
Tabel 4.8 di atas menjelaskan bahwa adanya miskonsepsi siswa
terhadap setiap nomor soal yang dijawab. Pada indikator 6.2.1 mengenai
konsep alat dan bahan untuk membuat karya/model sifat-sifat cahaya terdapat
20 siswa dengan persentase 8,25% mengalami miskonsepsi paling rendah.
Sedangkan pada indikator 5.2.1 mengenai konsep pesawat sederhana terdapat
132 siswa dengan persentase 54,53% mengalami miskonsepsi paling tinggi.
3. Analisis Perbedaan Miskonsepsi Siswa kelas V SD dilihat dari Jenis
Kelamin Siswa
Peneliti akan melakukan uji persyaratan analisis yang terdiri dari uji
normalitas dan uji homogenitas. Uji persyaratan analisis ini peneliti
menggunakan SPSS versi 20. Uji persyaratan analisis akan diuraikan
sebagai berikut.
a. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui sebaran data
berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas data dilakukan dengan
menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov yang dibantu program SPSS 20.
Data yang digunakan adalah data miskonsepsi IPA Fisika kelas V SD N
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
se-Kecamatan Gamping. Taraf signifikansi yang digunakan adalah 0,05.
Berikut hasil uji normalitas yang dapat dilihat pada tabel 4.9.
Tabel 4.9 Hasil Uji Normalitas Jenis Kelamin dan Nilai
One-Sample Kolmogorov-Smirnov test
No Variabel Nilai Sig. (2-tailed) Keterangan
1 Jenis Kelamin 0,000 Data tidak terdistribusi normal
2 Nilai 0,10 Data terdistribusi normal
Tabel 4.9 merupakan hasil uji normalitas pada instrumen soal
pilihan ganda dengan menggunakan Kolmogorov-Smirnov. Tabel
tersebut memperlihatkan sig (2-tailed) pada variabel jenis kelamin
adalah 0,000, maka data dikatakan tidak terdistribusi normal karena nilai
signifikansinya kurang dari taraf signifikansi ɑ = 0,05. Pada variabel
nilai memperlihatkan sig (2-tailed) adalah 0,10, maka data dapat
dikatakan normal karena nilai signifikansinya lebih besar dari taraf
signifikansi ɑ = 0,05. Karena data tidak terdistribusi normal, maka
peneliti melakukan pemilihan perhitungan dengan menguji hipotesis
menggunakan Mann-Whitney.
b. Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan untuk membuktikan adanya kesamaan
variansi populasi atau data variabel homogen atau tidak. Data yang
dapat dikatakan homogen bila nilai disignifikasi lebih dari 0,05. Uji
homogenitas didasarkan pada Levene Statistic dilakukan dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
menggunakan SPSS versi 20. Hasil uji homogenitas dapat dilihat
sebagai berikut.
Tabel 4.10 Hasil Uji Homogenitas
Uji Statistik Levene
Statistic
Sig. Keterangan
One Way
ANOVA
0,240 0,965 Homogen
Tabel 4.10 menunjukkan hasil uji homogenitas yang menyatakan
bahwa nilai Levene Statistic adalah 0,240 dengan nilai signifikansi
sebesar 0,965. Hal ini menunjukkan bahwa nilai signifikansinya lebih
besar dari taraf signifikansi ɑ = 0,05. Hasil uji homogenitas pada data
yang telah diuji dapat dikatakan bahwa dua kelompok data yaitu laki-
laki dan perempuan memiliki variansi yang sama.
4. Uji Hipotesis
Uji hipotesis merupakan langkah selanjutnya yang harus ditempuh
dari penelitian ini. Hipotesis dalam penelitian ini merupakan jawaban
sementara yang harus diuji kebenarannya secara empirik. Uji hipotesis
dilakukan dengan menggunakan uji Mann-Whitney Test pada SPSS 20. Uji
hipotesis dengan menggunakan Mann-Whitney Test dilakukan untuk
mengetahui perbedaan miskonsepsi IPA Fisika dilihat dari jenis kelamin
siswa kelas V SD Negeri semester 2 se-Kecamatan Gamping. Hasil uji
hipotesis dapat dilihat pada tabel 4.11 sebagai berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
Tabel 4.11 Hasil Uji Hipotesis
Uji Statistik Sig. (2-tailed) Keterangan
Mann-Whitney Test 0,231 Tidak ada perbedaan
Tabel 4.10 menunjukkan hasil hipotesis yang telah di uji
dengan Mann-Whitney Test yang menunjukkan bahwa harga sig (2-tailed)
adalah 0,231. Hal ini menunjukkan bahwa harga signifikansinya lebih
besar dari 0,05. Berdasarkan hasil yang didapat peneliti dapat disimpulkan
bahwa H0 diterima atau H1 ditolak, artinya tidak ada perbedaan
miskonsepsi IPA Fisika dilihat dari jenis kelamin siswa kelas V SD Negeri
semester 2 se-Kecamatan Gamping. Peneliti melakukan uji hipotesis
menggunakan Mann-Whitney Test untuk menguji dua pembeda jenis
kelamin yaitu laki-laki dan perempuan.
E. Pembahasan
Penelitian yang dilakukan pada siswa kelas V di SD Negeri se-
Kecamatan Gamping bertujuan untuk mendeskripsikan adanya miskonsepsi
yang dialami siswa. Data analisis tersebut diperoleh dari hasil tes tertulis
berupa pilihan ganda. Berdasarkan jawaban yang telah ditulis oleh siswa
terdapat siswa yang mengalami miskonsepsi di semua konsep. Miskonsepsi
paling rendah terdapat pada konsep karya/model dengan menerapkan sifat-
sifat cahaya terdapat 20 siswa dengan persentase 8,25%, sedangkan
miskonsepsi paling tinggi terdapat pada konsep pesawat sederhana terdapat
132 siswa dengan persentase 54,53%. Dari hasil analisis data, terlihat ada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
siswa yang mengalami miskonsepsi IPA Fisika pada setiap soal pilihan ganda
yang diujikan. Ada beberapa konsep yang membuat siswa mengalami
miskonsepsi terbesar yaitu pada konsep pesawat sederhana dan miskonsepsi
terkecil pada konsep suatu karya/model dengan menerapkan sifat-sifat cahaya.
Penelitian yang dilakukan peneliti setara dengan penelitian yang
dilakukan oleh Pujayanto (2009) bahwa siswa mengalami miskonsepsi pada
konsep cahaya. Pada penelitian ini materi tentang cahaya mengalami
miskonsepsi tetapi kebanyakan siswa mengalami miskonsepsi pada konsep
pesawat sederhana. Sebagian besar konsep memiliki miskonsepsi dengan
tingkatan yang berbeda-beda.
Miskonsepsi menurut Suparno (2005: 8) adalah suatu konsep yang
tidak sesuai dengan konsep yang diakui para ahli. Siswa yang dikatakan
mengalami miskonsepsi dapat dilihat dari pilihan jawaban siswa yang salah
namun, menurut keyakinannya bahwa jawaban yang dipilih itu yakin benar.
Selain untuk mendeskripsikan adanya miskonsepsi yang dialami
siswa, penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui miskonsepsi yang
dialami siswa melalui perbedaan jenis kelamin. Dari hasil analisis data
melalui uji normalitas jenis kelamin siswa menggunakan Mann-Whitney Test
dapat diketahui bahwa tidak ada perbedaan miskonsepsi IPA fisika dilihat dari
jenis kelamin siswa karena data yang diperoleh tidak signifikan karena harga
sig(2-tailed) adalah 0,231. Hal ini menunjukkan bahwa harga signifikansinya
lebih besar dari 0,05.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
Menurut Hamalik (2007: 91) menjelaskan bahwa tingkat intelegensi
laki-laki dan perempuan berbeda. Anak laki-laki (sebagai suatu kelompok)
memperlihatkan variabilitas yang lebih besar daripada anak perempuan dalam
penyebaran intelegensi. Artinya, lebih banyak anak laki-laki yang lemah
dalam intelegensi dibandingkan dengan perempuan, namun banyak anak laki-
laki yang menunjukkan superioritas dalam intelegensi dibandingkan anak
perempuan.
Namun, pada penelitian ini diperoleh hasil laki-laki dan perempuan
memiliki potensi yang sama yaitu mengalami miskonsepsi. Hal ini terjadi
bahwa penyebab miskonsepsi tidak datang dari siswa itu sendiri, tetapi dari
guru/pengajar dan buku teks (Suparno: 2005: 42-45). Disekolah, sosialisasi
awal sama, perlakuan guru terhadap siswa laki-laki dan perempuan sama yaitu
memberikan reward dan insentif. Jadi miskonsepsi yang dialami dapat
dipengaruhi dari guru yang selama ini mengajar dan buku yang digunakan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan terhadap hasil analisis data
penelitian terkait miskonsepsi IPA fisika siswa kelas V SD Negeri se-
Kecamatan Gamping Kabupaten Sleman maka dapat diambil kesimpulan
bahwa:
1. Siswa kelas V SD Negeri se-Kecamatan Gamping mengalami miskonsepsi
pada materi IPA fisika yang diajarkan pada semester 2 yaitu pada konsep
tentang gaya, pesawat sederhana, cahaya, cermin, batuan, pelapukan, dan
struktur bumi. Miskonsepsi paling tinggi terjadi pada konsep pesawat
sederhana dengan persentase 54,53%, sedangkan miskonsepsi paling
rendah terjadi pada konsep suatu karya/model berprinsip pada sifat-sifat
cahaya.
2. Tidak ada perbedaan miskonsepsi IPA fisika yang dapat terlihat dari jenis
kelamin siswa kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Gamping. Dari
hasil analisis diperoleh harga sig (2-tailed) adalah 0,231. Harga sig (2-
tailed) yang didapatkan lebih dari 0,05 maka artinya tidak ada perbedaan
miskonsepsi IPA Fisika pada siswa kelas V SD Negeri se-Kecamatan
Gamping dilihat dari jenis kelamin siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
B. Keterbatasan penelitian
Berikut ini adalah keterbatasan yang dialami selama melakukan penelitian:
1. Keterbatasan waktu dalam mengawasi siswa saat mengerjakan soal
sehingga peneliti tidak bisa mengawasi siswa secara langsung. Akibatnya,
jawaban siswa tidak dapat dijamin bahwa itu jawaban siswa sendiri.
2. Peneliti hanya mengetahui miskonsepsi siswa dari jawaban-jawaban siswa
dan peneliti tidak mengetahui alasan-alasan miskonsepsi yang terjadi pada
siswa.
C. Saran
Berdasarkan hasil kesimpulan yang diperoleh, maka penelitian menyampaikan
beberapa saran untuk mengatasi permasalahan tentang miskonsepsi yang
dialami siswa. Diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Pada penelitian selanjutnya, diharapkan peneliti dapat mengawasi siswa
saat mengerjakan soal yang diujikan, supaya peneliti dapat mengetahui
kejujuran siswa.
2. Bagi penelitian selanjutnya terutama penelitian mengenai miskonsepsi
sebaiknya dalam penyusunan instrumen tes berupa soal pilihan ganda
disertai alasan siswa memilih salah satu jawaban pilihan ganda. Hal ini
nantinya dapat mempermudah peneliti dalam menganalisis jawaban siswa
dan mendeteksi kesalahan yang dialami oleh siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
DAFTAR REFERENSI
Ahmadi, R. (2014). Pengantar pendidikan: asas & filsafat Pendidikan. Yogyakarta:
AR-RUZZ MEDIA.
Arifin, Z. (2012). Evaluasi pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Arikunto, S. (2010). Prosedur penelitian: suatu pendekatan praktik. Jakarta: PT.
Rineka Cipta.
Azwar, S. (2009). Reliabilitas dan validitas. Yogakarta: Pustaka Pelajar.
Bahri. (2011). Psikologi belajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Blaseman & Mappa. (2011). Teori belajar orang dewasa. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
Budi, K. (1992). Pemahaman konsep gaya dan beberapa salah konsepsi yang terjadi,
Widya Dharma, Vol. 3, No 1, halaman 113-130.
Djamarah. (2011). Psikologi pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Dahar, R. W. (2011). Teori-teori belajar dan pembelajaran. Bandung: Penerbit
Erlangga.
Effendi, S & T. (2012). Metode penelitian survei. Jakarta: LP3ES.
Emir. (2008). Metodologi penelitian pendidikan kuantitatif dan kualitatif. Jakarta: PT.
Raja Grafindo Persada.
Hamalik, O. (2005). Perencanaan pembelajaran berdasarkan pendekatan sistem.
Jakarta: PT Bumi Aksara
Iskandar, S. M. (2001). Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam. Bandung: Cv. Maulana.
Kontur, R. (2003). Metode penelitian untuk penulisan skripsi dan tesis. Jakarta: CV
Teruna Grafica.
Kunandar. (2008). Langkah mudah penelitian tindakan kelas sebagai pengembangan
profesi guru. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
Mahmud. (2011). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: CV Pustaka Setia.
Mulyasa, E. (2007). Kurikulum tingkat satuan pendidikan. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
Purwanto. (2009). Evaluasi hasil belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Rochman, A & A, W. (2012). Miskonsepsi siswa kelas V SDN
Sidorejo Lor 04 Salatiga tentang gaya gravitasi & pembelajaran remediasinya, 2
(10): 376-381.
Samatowa, U. (2010). Pembelajaran IPA di sekolah dasar. Jakarta: Indeks.
Sangadji, E & S. (2010). Metodologi Penelitian- Pendekatan Praktis dalam
Penelitian. Yogyakarta: ANDI OFFSET.
Sugiyono. (2011). Metode penelitian pendidikan (pendekatan kuantitatif, kualitatif,
dan R&D). Bandung: ALFABETA.
Sugiyono. (2012). Metodologi Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:
ALFABETA.
Suharsaputra, U. (2008). Metodologi penelitian kuantitatif, kualitatif, dan tindakan.
Bandung: Refika ADITAMA.
Sukmadinata, N. (2008). Metode penelitian pendidikan. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
Sumanto. (2014). Statistika Terapan. Yogyakarta: CAPS.
Suparno, P. (2005). Miskonsepsi dan perubahan konsep dalam pendidikan fisika.
Jakarta: PT.Grasindo.
Susetyo, B. (2010). Statistika untuk analisis data penelitian. Bandung: Refika
ADITAMA.
Sutoya, A. (2012). Pemahaman individu. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Triwiyanto, T. (2014). Pengantar pendidikan. Jakarta: Budi Aksara.
Widiyoko, S. (2009). Evaluasi program pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
NN. http://hukum.unsrat.ac.id/uu/uu_13_03.htm Diakses pada hari, Kamis, 9 Juli
2015, Pukul 21.23 WIB.
Kemenag. (2003). http://kemenag.go.id/file/dokumen/UU2003.pdf Diakses pada hari
Kamis, 9 Juli 2015 pukul 20.23 WIB.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
LAMPIRAN 1
Surat Izin Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
LAMPIRAN 2
Surat Keterangan Melakukan Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
LAMPIRAN 3
Data Jenis Kelamin Siswa SD Negeri
Se-Kecamatan Gamping, Kabupaten Sleman
No Nama SD Jumlah Sampel
Penelitian
Laki-laki Perempuan
1 SD N Nogosaren 5 3 2
2 SD N Bedog 7 5 2
3 SD N Patran 11 7 4
4 SD N Demakijo I 25 10 15
5 SD N Kanoman 8 4 4
6 SD N Mejing 2 21 10 11
7 SD N Tuguran 5 4 1
8 SD N Jambon I 5 2 3
9 SD N Tegalyoso 10 5 5
10 SD N Mayangan 11 4 7
11 SD N Balecatur 2 8 5 3
12 SD N Balecatur 1 14 8 6
13 SD N Banyuraden 6 3 3
14 SD N Jambon 2 9 7 2
15 SD N Baturan 2 7 4 3
16 SD N Nyamplung 6 4 2
17 SD N Gamol 9 8 1
18 SD N Kembangjitengan 12 8 4
19 SD N Demakijo 2 12 9 3
20 SD N Nogotirto 19 10 9
21 SD N Baturan 1 12 6 6
22 SD N Gamping 9 5 4
23 SD N Mejing 1 11 6 5
Jumlah 242 137 105
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
LAMPIRAN 4
Hasil Rekap Nilai Expert Judgement
Soal Pilihan Ganda
No.
Soal
Validator Rata-
rata Komentar, Saran, Perbaikan
1 2 3 4
1
3
4
3
2
3
Validator 1
-
Validator 2
-
Validator 3
Bagian indikator disajikan gambar siswa dapat
menyebutkan macam-macam gaya
Validator 4
Pilihan jawaban diganti menjadi induksi, elektro
magnet, dan gosok.
2
3
4
2
2
2.75
Validator 1
Kalimat yang digunakan untuk pertanyaan jelek butuh
subjek, dan mengganti alternatif pegasnya
Validator 2
Percobaan diganti dengan peristiwa
Validator 3
Tolong diperbaiki soalnya, misalnya roda yang
digelindingkan akan berhenti hal ini terjadi karena
Validator 4
Pernyataannya sudah jelas, tidak memerlukan
“percobaan”, karena itu ada dalam kehidupan sehari-
hari.
3
2
4
2
4
3
Validator 1
Pernyataan nomor 1 dan 3 jelek, sulit dilihat
miskonsepsinya karena ada yang benar dan ada yang
salah.
Validator 2
-
Validator 3
Bagian indikator = disajikan contoh peristiwa siswa dapat mengelompokan salah satu jenis gaya
Validator 4
-
4
3
4
4
3
3.5
Validator 1
Kalimat soalnya tidak baik
Validator 2
-
Validator 3
-
Validator 4
-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
5
2
4
4
3
3.25
Validator 1
Pernyataan pada nomor 1 membingungkan karena
mempunyai 2 kemungkinan dapat benar dapat tidak
No.
Soal
Validator Rata-
rata Komentar, Saran, Perbaikan 1 2 3 4
Validator 2
-
Validator 3
-
Validator 4
-
6
1
4
1
4
2.5
Validator 1
Pernyataan dapat benar semua pada pilihan, dapaat membuat siswa pandai bingung.
Validator 2
-
Validator 3
Tolong soal diperbaiki memakai misalnya gerobak
yang di dorong bergerak karena apa….
Validator 4
-
7
1
4
4
3
3
Validator 1
Perlu ada gambar dan membingungkan
Validator 2
-
Validator 3
Bagian indikator = disajikan sifat-sifat roda siswa
dapat mengidentifikasi ciri-ciri pesawat sederhana
Validator 4
-
8
3
4
4
2
3.25
Validator 1
-
Validator 2
-
Validator 3
-
Validator 4
-
9
4
4
4
2
3.5
Validator 1
-
Validator 2
-
Validator 3
-
Validator 4
Sebaiknya antara soal dan jawaban tidak mengandung
kata yang sama nomer 8 dan 9. Soal diganti
menjadi:
Gambar disamping adalah pengungkit jenis 2
cirinya
Adalah
10
3
4
4
4
3.75
Validator 1
Soal penting atau tidak diberikan.
Validator 2
-
Validator 3
-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
No.
Soal
Validator Rata-
rata Komentar, Saran, Perbaikan
1 2 3 4
Validator 4
-
11
3
4
4
1
3
Validator 1
Gambar tidak jelas
Validator 2
-
Validator 3
Bagian indikator = disajikan gambar skrup siswa dapat mengidentifikasi ciri-ciri pesawat sederhana
Validator 4
Apakah no. 2 tidak memakai prinsip bidang miring?
Kasat mata sudah terlihat jelas. Pilihan jawaban
ditambahi, menjadi:
a. I & IV
b. II & I
c. III & II
d. IV & III
12
3
4
4
4
3.75
Validator 1
-
Validator 2
-
Validator 3
-
Validator 4
-
13
4
4
4
4
4
Validator 1
-
Validator 2
-
Validator 3
-
Validator 4
-
14
4
4
4
3
3.75
Validator 1
-
Validator 2
-
Validator 3
-
Validator 4
-
15
4
4
4
4
4
Validator 1
-
Validator 2
-
Validator 3
-
Validator 4
-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
No.
Soal
Validator Rata-
rata Komentar, Saran, Perbaikan
1 2 3 4
16
3
4
4
3
3.5
Validator 1
Belum tentu semua anak tahu pemecah kemiri seperti
apa
Validator 2
-
Validator 3
-
Validator 4
-
17
1
4
4
2
2.75
Validator 1
Salah dalam menulis kunci jawaban
Validator 2
Kunci jawaban diganti C bukan B
Validator 3
-
Validator 4
Apa iya jawabannya B?
18
2
4
3
-
2.5
Validator 1
Gambar tidak jelas
Validator 2
-
Validator 3
Bagian indikator disajikan gambar siswa dapat
menyebutkan penerapan pesawat sederhana dalam
kehidupan sehari-hari
Gambar kurang jelas
Validator 4
Pilihan jawaban membingungkan. Pemotong kuku ada
2 prinsip bidang miring & pengungkit.
19
1
-
4
3
3
Validator 1
Membingungkan
Validator 2
Kunci jawaban diganti B bukan A
Validator 3
-
Validator 4
-
20
2
4
4
4
3.5
Validator 1
Kalimat membingungkan siswa, dapat terjadi salah
jawab karena kalimatnya.
Validator 2
-
Validator 3
-
Validator 4
-
21
1
-
4
1
0.5
Validator 1
Membingungkan
Validator 2
-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
No.
Soal
Validator Rata-
rata Komentar, Saran, Perbaikan
1 2 3 4
Validator 3
-
Validator 4
Soal sama dengan no. 19
22
1
-
4
1
0.5
Validator 1
Membingungkan
Validator 2
-
Validator 3
-
Validator 4
Soal sama dengan no. 19
23
3
4
4
4
3.75
Validator 1
-
Validator 2
-
Validator 3
-
Validator 4
-
24
3
4
4
3
3.5
Validator 1
Kalimat harus diperbaiki
Validator 2
-
Validator 3
-
Validator 4
-
25
3
4
4
4
3.75
Validator 1
-
Validator 2
-
Validator 3
-
Validator 4
-
26
4
4
4
4
4
Validator 1
-
Validator 2
-
Validator 3
-
Validator 4
-
27
4
4
4
3
3.75
Validator 1
-
Validator 2
-
Validator 3
-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
No.
Soal
Validator Rata-
rata Komentar, Saran, Perbaikan
1 2 3 4
Validator 4
-
28
1
-
4
4
3.25
Validator 1
Membingungkan
Validator 2
Kunci jawaban A bukan C
Validator 3
-
Validator 4
-
29
4
4
3
2
3.25
Validator 1
-
Validator 2
-
Validator 3
Tolong diperjelas untuk kata-kata batas pandang
apakah terlalu kecil atau terlalu jauh
Validator 4
Bahasa kiasan kurang tepat untuk anak. Diganti menjadi: “untuk melihat benda angkasa ….
30
1
4
4
2
2.75
Validator 1
Tergantung siapa yang mengajarkan, dengan apa
mereka membuatnya.
Validator 2
-
Validator 3
-
Validator 4
-
31
3
4
4
3
3.5
Validator 1
-
Validator 2
-
Validator 3
-
Validator 4
-
32
4
4
4
2
3.5
Validator 1
-
Validator 2
-
Validator 3
-
Validator 4
-
33
3
4
4
4
3.75
Validator 1
-
Validator 2
-
Validator 3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
No.
Soal
Validator Rata-
rata Komentar, Saran, Perbaikan
1 2 3 4
-
Validator 4
-
34
4
4
4
3
3.75
Validator 1
-
Validator 2
-
Validator 3
-
Validator 4
-
35
4
4
3
4
3.75
Validator 1
-
Validator 2
-
Validator 3
-
Validator 4
-
36
4
4
4
3
3.75
Validator 1
-
Validator 2
-
Validator 3
-
Validator 4
-
37
4
4
4
3
3.75
Validator 1
-
Validator 2
Diganti hurufnya
Validator 3
-
Validator 4
-
38
3
4
4
3
3.75
Validator 1
-
Validator 2
-
Validator 3
-
Validator 4
-
39
1
4
4
4
3.25
Validator 1
Dalam buku ada 4 jenis penyusun tanah, diperhatikan
lagi.
Validator 2
-
Validator 3
-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
No.
Soal
Validator Rata-
rata Komentar, Saran, Perbaikan
1 2 3 4
Validator 4
-
40
4
4
4
4
4
Validator 1
-
Validator 2
-
Validator 3
-
Validator 4
-
41
4
4
4
4
4
Validator 1
-
Validator 2
-
Validator 3
-
Validator 4
-
42
4
4
4
3
3.75
Validator 1
-
Validator 2
-
Validator 3
-
Validator 4
Dapat digunakan sebagai bahan bangunan.
43
3
4
3
4
3.5
Validator 1
-
Validator 2
-
Validator 3
Tanah yang memiliki susunan tanah yang sangat rapat
sehingga perbedaan udara dan air pada tanah kurang
baik disebut tanah
Validator 4
-
44
3
4
4
4
3.75
Validator 1
-
Validator 2
-
Validator 3
-
Validator 4
-
45
4
4
4
4
4
Validator 1
-
Validator 2
-
Validator 3
-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
No.
Soal
Validator Rata-
rata Komentar, Saran, Perbaikan
1 2 3 4
Validator 4
-
46
3
4
4
3
3.75
Validator 1
-
Validator 2
-
Validator 3
-
Validator 4
-
47
3
4
4
3
3.5
Validator 1
-
Validator 2
-
Validator 3
-
Validator 4
Item a bisa diganti item jawaban “digunakan untuk
membuat kerajinan gerabah”. Karena sudah digunakan
di soal no. 43
48
4
4
4
3
3.75
Validator 1
-
Validator 2
-
Validator 3
-
Validator 4
Pasir dalam ingatan anak terutama Sleman yang lereng
merapi identic dengan fungsi sebagai bahan bangunan
49
4
4
4
3
3.75
Validator 1
-
Validator 2
-
Validator 3
Bagian indikator disajikan gambar lapisan bumi, siswa
dapat mendiskripsikan struktur permukaan bumi
Validator 4
“Gambar di atas menunjukkan lapisan penyusun
bumi” dihapus. Soal diganti menjadi: “Urutan lapisan
penyusun bumi dari yang paling dalam sesuai gambar
di atas adalah”.
50
4
4
4
4
3
Validator 1
-
Validator 2
-
Validator 3
Bagian indikator sidajikan gambar bagan gunung siswa dapat mendiskripsikan struktur permukaan bumi
Validator 4
-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
126
LAMPIRAN 5
Hasil Uji Validitas Soal Pilihan Ganda
CORRELATIONS
/VARIABLES=total aitem1 aitem2 aitem3 aitem4 aitem5 aitem6 aitem7 aitem8
aitem9 aitem10 aitem11 aitem12 aitem13 aitem14 aitem15 aitem16 aitem17
aitem18 aitem19 aitem20 aitem21 aitem22 aitem23 aitem24 aitem25 aitem26
aitem27 aitem28 aitem29 aitem30
aitem31 aitem32 aitem33 aitem34 aitem35 aitem36 aitem37 aitem38
/PRINT=TWOTAIL NOSIG
/MISSING=PAIRWISE.
Correlations
total aitem
1 aitem
2 aitem
3 aitem
4 aitem
5 aitem
6 aitem
7 aitem
8 aitem
9
total Pearson Correlation
1 -.013 .061 ,392** ,457** ,465** .188 .209 ,309* ,419**
Sig. (2-tailed)
.921 .641 .002 .000 .000 .150 .110 .016 .001
N 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60
aitem
10 aitem
11 aitem
12 aitem
13 aitem
14 aitem
15 aitem
16 aitem
17 aitem
18 aitem
19
total Pearson Correlation
,396** ,346** ,392** .161 ,425** ,267* .182 .226 ,341** ,268*
Sig. (2-tailed)
.002 .007 .002 .219 .001 .039 .163 .083 .008 .039
N 60 60 59 60 60 60 60 60 60 60
aitem
20 aitem
21 aitem
22 aitem
23 aitem
24 aitem
25 aitem
26 aitem
27 aitem
28 aitem
29
total Pearson Correlation
.224 ,403** ,383** ,339** ,418** ,483** ,362** ,511** ,509** .171
Sig. (2-tailed)
.086 .001 .003 .008 .001 .000 .004 .000 .000 .193
N 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60
aitem
30 aitem
31 aitem
32 aitem3
3 aitem
34 aitem
35 aitem
36 aitem
37 aitem
38
total Pearson Correlation
.204 -.016 .166 ,286* .234 ,334** ,264* ,523** ,281*
Sig. (2-tailed)
.117 .905 .205 .027 .072 .009 .041 .000 .030
N 60 60 60 60 60 60 60 60 60
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
127
LAMPIRAN 6
Hasil Reliabilitas Soal Pilihan Ganda
RELIABILITY
/VARIABLES=total aitem1 aitem2 aitem3 aitem4 aitem5 aitem6 aitem7 aitem8
aitem9 aitem10 aitem11 aitem12 aitem13 aitem14 aitem15 aitem16 aitem17
aitem18 aitem19 aitem20 aitem21 aitem22 aitem23 aitem24 aitem25 aitem26
aitem27 aitem28 aitem29 aitem30
aitem31 aitem32 aitem33 aitem34 aitem35 aitem36 aitem37 aitem38
/SCALE('ALL VARIABLES') ALL
/MODEL=ALPHA.
Reliability
Scale: ALL VARIABLES
Case Processing Summary
N %
Cases
Valid 59 98,3
Excludeda 1 1,7
Total 60 100,0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of Items
,705 39
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
128
LAMPIRAN 7
Data Siswa yang Mengalami Miskonsepsi
No Soal Jumlah Siswa yang Mengalami Miskonsepsi Persentase
1 37 15,27%
2 108 44,61%
3 104 42,97%
4 77 31,80%
5 132 54,53%
6 125 52,37%
7 23 9,49%
8 41 16,93%
9 129 53,29%
10 118 38%
11 112 46,26%
12 87 35,94%
13 113 46,67%
14 127 52,46%
15 99 40,89%
16 112 46,27%
17 20 8,25%
18 114 47,09%
19 71 29,33%
20 96 39,66%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
129
LAMPIRAN 8
Instrumen Soal
Isilah identitas di bawah ini dengan lengkap!
Identitas Siswa
Nama : ......................................................................................
Umur : ......................................................................................
Jenis kelamin : ......................................................................................
Nama Sekolah : ......................................................................................
Identitas Orang tua
Nama Orang tua : ......................................................................................
Pekerjaan Orang tua : ......................................................................................
Pendidikan terakhir Orang tua : ......................................................................................
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
130
Prosedur Pengerjaan Soal
1. Siswa yang mengerjakan soal harus sesuai dengan nama siswa yang terpilih
dalam undian.
2. Guru dimohon untuk mengawasi siswa dalam mengerjakan soal.
3. Guru tidak boleh membantu siswa dalam mengerjakan soal.
4. Guru dimohon untuk menyampaikan prosedur pengerjaan soal kepada
siswa.
5. Soal tidak boleh dibawa pulang
6. Lembar soal dan lembar jawab yang telah dikerjakan siswa harus
dimasukkan kedalam amplop.
7. Waktu pengerjaan soal: 90 menit
8. Siswa dalam mengerjakan soal tidak boleh membuka buku paket atau
catatan sejenisnya.
9. Siswa dalam mengerjakan soal tidak boleh melihat pekerjaan teman
(mencontek).
10. Siswa mengerjakan soal harus menggunakan bolpoin.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
131
Nama : .................................
Kelas : .................................
Sekolah : .................................
I. Berilah tanda silang (X) pada
huruf a, b, c, atau d pada
jawaban yang benar.
II. Lingkarilah point yakin atau
tidak yakin di bawah
jawaban!
Yakin Benar : (jika
kamu yakin dengan
jawaban yang kamu pilih)
Tidak Yakin Benar : (jika
kamu tidak yakin dengan
jawaban yang kamu pilih)
1. Perhatikan pernyataan
berikut!
1. Jarum kompas dapat
menunjukkan arah utara
dan selatan.
2. Adi mengerem sepedanya
saat melewati turunan.
3. Air mengalir dari tempat
yang tinggi ke tempat yang
rendah.
4. Orang yang sedang
berenang dapat bergerak
maju
Penerapan gaya gravitasi
ditunjukkan oleh nomor ... .
a. 1
b. 2
c. 3
d. 4
Yakin Benar
Tidak Yakin Benar
2. Yang bukan termasuk
pengaruh gaya gravitasi
terhadap benda adalah ... .
a. Benda memiliki berat
b. Benda cepat mengalami
pelapukan
c. Benda jatuh ke bawah
d. Permukaan air selalu
datar
Yakin Benar
Tidak Yakin Benar
3. Perhatikan pernyataan di
bawah ini!
1. Melapisi permukaan
benda dengan karet
2. Memperluas bidang
permukaan
3. Memberi pul atau paku-
paku pada sepatu sepak
bola
4. Memperhalus permukaan
benda
Yang bukan termasuk cara
untuk memperbesar gaya
gesek adalah ... .
a. 1
b. 2
c. 3
d. 4
Yakin Benar
Tidak Yakin Benar
4. Perhatikan gambar berikut!
Posisi titik tumpu, beban, dan
kuasa pada alat di atas yaitu
... .
a. beban berada di antara
titik tumpu dan kuasa
b. titik tumpu berada di
antara beban dan kuasa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
132
c. kuasa berada di antara
titik tumpu dan beban
d. titik tumpu, beban, dan
kuasa berada pada satu
tempat
Yakin Benar
Tidak Yakin
Benar
5. Perhatikan gambar berikut!
Pada waktu menyapu, titik
tumpu terletak pada bagian
yang bernomor ... .
a. I
b. II
c. III
d. IV
Yakin Benar
Tidak Yakin
Benar
6. Perhatikan gambar berikut!
Bagian pada sekrup yang
menggunakan prinsip kerja
bidang miring yaitu nomor …
.
a. I dan II
b. II dan III
c. III dan I
d. IV dan III
Yakin Benar
Tidak Yakin
Benar
7. Berikut ini salah satu ciri-ciri
katrol tetap adalah ... .
a. katrol yang dipasang pada
tempat tertentu dengan posisi
tetap
b. katrol yang dapat bergerak
bebas dan dapat dipindah-
pindahkan
c. gabungan antara katrol tetap
dan katrol lepas
d. beberapa roda katrol yang
disusun secara berdampingan
dalam satu poros
Yakin Benar
Tidak Yakin
Benar
8. Perhatikan gambar berikut!
Gambar di atas adalah contoh
jenis tuas golongan … .
a. pertama
b. kedua
c. ketiga
d. keempat
Yakin Benar
Tidak Yakin
Benar
9. Saat membuka kancing baju,
kita menggunakan prinsip
kerja pesawat sederhana
berupa ... .
a. pengungkit
b. roda dan poros
c. katrol
IV
V
I
III
II
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
133
d. bidang miring
Yakin Benar
Tidak Yakin
Benar
10. Peristiwa terbentuknya
pelangi setelah hujan
menunjukkan adanya dispersi
cahaya. Dispersi cahaya
adalah ... .
a. peristiwa penguraian
cahaya putih menjadi
berbagai cahaya berwarna
b. peristiwa terpantulnya
cahaya matahari terhadap
bulir-bulir air hujan
c. peristiwa terbiasnya
cahaya putih oleh air
hujan
d. peristiwa terpantulnya
cahaya putih menjadi
berbagai cahaya berwarna
Yakin Benar
Tidak Yakin
Benar
11. Ketika seseorang sedang
bercermin pada cermin datar,
maka jarak benda dengan
cermin …. dengan jarak
bayangan dengan cermin.
a. lebih jauh
b. sama
c. dekat
d. sangat dekat
Yakin Benar
Tidak Yakin
Benar
12. Yang dimaksud dengan
bayangan maya adalah ... .
a. bayangan yang arahnya
terbalik terhadap
bendanya
b. bayangan yang letaknya
di depan cermin atau di
belakang lensa
c. bayangan yang terbentuk
oleh sinar-sinar pantul
d. bayangan yang dapat kita
lihat dalam cermin, tetapi
di tempat bayangan
tersebut tidak terdapat
cahaya pantul
Yakin Benar
Tidak Yakin
Benar
13. Sifat bayangan yang dibentuk
oleh kaca spion pada
mobil/motor adalah… .
a. semu, tegak, dan
diperkecil
b. semu, tegak, dan
diperbesar
c. nyata dan terbalik
d. nyata, tegak, dan
diperkecil
Yakin Benar
Tidak Yakin
Benar
14. Sifat bayangan yang
terbentuk jika benda
dijauhkan dari cermin cekung
adalah… .
a. semu, tegak, dan
diperkecil
b. nyata, tegak, dan
diperkecil
c. nyata dan terbalik
d. semu, tegak, dan
diperbesar
Yakin Benar
Tidak Yakin
Benar
15. Jika cahaya merambat dari
zat yang rapat ke zat yang
kurang rapat, maka cahaya
akan dibiaskan mendekati …
.
a. garis horizontal
b. garis vertikal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
134
c. garis normal
d. garis lurus
Yakin Benar
Tidak Yakin
Benar
16. Alat yang arah pandangannya
dapat dibelokkan sehingga
benda/objek yang dilihat
tidak harus berada di depan
mata disebut … .
a. lup
b. periskop
c. kacamata
d. mikroskop
Yakin Benar
Tidak Yakin
Benar
17. Bahan utama pada pembuatan
kaca pembesar sederhana
adalah … .
a. bola lampu
b. kardus
c. karet gelang
d. air
Yakin Benar
Tidak Yakin
Benar
18. Perhatikan ciri-ciri batuan di
bawah ini.
a. memiliki warna hijau
keabu-abuan
b. berasal dari magma
c. berasal dari endapan hasil
pelapukan batuan tanah
d. memiliki rongga-rongga
kecil terdiri dari butiran-
butiran kapur yang halus
Pernyataan di atas yang
merupakan ciri-ciri dari
batuan basal adalah ... .
a. 1, 2, dan 3
b. 1, 2, dan 4
c. 2, 3, dan 4
d. 1, 3, dan 5
Yakin Benar
Tidak Yakin
Benar
19. Pelapukan fisis adalah ... .
a. proses pelapukan batuan
karena pengaruh suhu,
hujan, dan angin
b. pelapukan yang terjadi
karena peran makhluk
hidup
c. pelapukan yang
menghasilkan perubahan
zat mineral pembentuk
batuan
d. proses pelapukan batuan
karena hujan deras dan
arus air
Yakin Benar
Tidak Yakin
Benar
20. Perhatikan gambar berikut!
Gambar di atas menunjukkan
lapisan penyusun bumi.
Urutan lapisan penyusun
bumi dari yang paling dalam
adalah ... .
a. inti dalam bumi, kerak
bumi, mantel bumi, inti
luar bumi
b. kerak bumi, mantel bumi,
inti dalam bumi, inti luar
bumi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
135
c. inti dalam bumi, inti luar
bumi, kerak bumi, mantel
bumi
d. inti dalam bumi, inti luar
bumi, mantel bumi, kerak
bumi
Yakin benar
Tidak Yakin Benar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
136
LAMPIRAN 9
Kunci Jawaban
1. C 11. B
2. B 12. D
3. D 13. A
4. A 14. C
5. B 15. C
6. C 16. B
7. A 17. A
8. B 18. B
9. D 19. A
10. A 20. D
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
137
LAMPIRAN 10
Hasil Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
jenis_kelamin skor_total
N 242 242
Normal Parametersa,b Mean 1.42 52.79
Std. Deviation .494 13.904
Most Extreme Differences
Absolute .383 .104
Positive .383 .104
Negative -.298 -.075
Kolmogorov-Smirnov Z 5.966 1.622
Asymp. Sig. (2-tailed) .000 .010
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
138
LAMPIRAN 11
Hasil Uji Homogenitas
Descriptives
skor_total
N Mean Std.
Deviation
Std. Error 95% Confidence Interval for
Mean
Minimu
m
Maximu
m
Lower Bound Upper Bound
laki-laki 141 52.02 13.771 1.160 49.73 54.31 25 85
Perempu
an 101 53.86 14.087 1.402 51.08 56.64 20 85
Total 242 52.79 13.904 .894 51.03 54.55 20 85
ANOVA
skor_total
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 199.256 1 199.256 1.031 .311
Within Groups 46392.996 240 193.304
Total 46592.252 241
Test of Homogeneity of Variances
skor_total
Levene Statistic df1 df2 Sig.
.002 1 240 .965
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
139
LAMPIRAN 12
Hasil Uji Hipotesis
Mann-Whitney Test
Ranks
jenis_kelamin N Mean Rank Sum of Ranks
skor_total
laki-laki 141 116.97 16492.50
Perempuan 101 127.83 12910.50
Total 242
Test Statisticsa
skor_total
Mann-Whitney U 6481.500
Wilcoxon W 16492.500
Z -1.197
Asymp. Sig. (2-tailed) .231
a. Grouping Variable: jenis_kelamin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
140
LAMPIRAN 13
Hasil Dokumentasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
141
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
142
CURRICULUM VITAE
Aldika Sabdarey merupakan anak
kedua dari pasangan Setyo Purwanti dan
Sutrisno. Lahir di Temanggung pada tanggal
08 Juli 1994. Pendidikan awal dimulai dari
Taman Kanak-kanak Masehi Parakan tahun
1999-2000. Pendidikan dilanjutkan ke jenjang
Sekolah Dasar Masehi Parakan tahun 2000-
2006.
Penulis melanjutkan pendidikan di Sekolah Menengah Pertama
Masehi Parakan pada tahun 2006 dan lulus pada tahun
2009.Selanjutnya penulis melanjutkan pendidikan di Sekolah
Menengah Kejuruan Akuntansi 17 Parakan pada tahun 2009 dan lulus
pada tahun 2012. Penulis melanjutkan pendidikan di Program Studi
Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma pada
tahun 2012.
No Nama Kegiatan Tahun Peran
1. Program Pengembangan Kepribadian
Mahasiswa I Universitas Sanata Dharma
2012 Peserta
2. Program Pengembangan Kepribadian
Mahasiswa II Universitas Sanata Dharma
2012 Peserta
3. Penguasaan Bahasa Inggris Aktif 2014 Peserta
4. English Club Program For 4 Semester 2014 Peserta
5. Kursus Mahir Dasar Pramuka (KMD) 2012 Peserta
6. Inisiasi Fakultas (Infisa) 2012 Peserta
7. Seminar Stadium Generale 2013 Peserta
8. UNA Seminar and Workshop on Anti Bias 2012 Peserta
9. Seminar for Stadium Generale 2013 Peserta
10. Inisiasi Sanata Dharma 2012 Peserta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI