miskonsepsi ipa fisika siswa kelas v sd n ... ipa fisika kelas dilihat dari jenis kelamin siswa....

160
MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SD N SEMESTER 2 Se- KECAMATAN GAMPING SLEMAN SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Oleh : Aldika Sabdarey NIM : 121134223 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2016 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Upload: leque

Post on 10-Jun-2018

241 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SD N ... IPA Fisika kelas dilihat dari jenis kelamin siswa. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan metode survei. Populasi

MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SD N SEMESTER 2

Se- KECAMATAN GAMPING SLEMAN

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh :

Aldika Sabdarey

NIM : 121134223

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2016

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SD N ... IPA Fisika kelas dilihat dari jenis kelamin siswa. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan metode survei. Populasi

i

MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SD N SEMESTER 2

Se- KECAMATAN GAMPING SLEMAN

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh :

Aldika Sabdarey

NIM : 121134223

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2016

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SD N ... IPA Fisika kelas dilihat dari jenis kelamin siswa. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan metode survei. Populasi

ii

SKRIPSI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SD N ... IPA Fisika kelas dilihat dari jenis kelamin siswa. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan metode survei. Populasi

iii

SKRIPSI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SD N ... IPA Fisika kelas dilihat dari jenis kelamin siswa. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan metode survei. Populasi

iv

PERSEMBAHAN

Karya ini dipersembahkan untuk

Orang-orang tercinta yaitu

Jonathan Sutrisno dan Setyo Purwanti

Icabela Nugraheni

Totok Arriestian Wicaksono

Universitas Sanata Dharma

yang telah memberikan dukungan doa, cinta kasih, semangat,

dan materi sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini

dengan baik dan lancar.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SD N ... IPA Fisika kelas dilihat dari jenis kelamin siswa. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan metode survei. Populasi

v

MOTTO

“Melakukan perbuatan hari ini lebih baik daripada hari kemarin

dan perbuatan hari esok lebih baik daripada hari ini”

(Aldika Sabdarey)

“Perjalanan dari ribuan mil diawali dari satu langkah”

(Lao Tzu)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SD N ... IPA Fisika kelas dilihat dari jenis kelamin siswa. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan metode survei. Populasi

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini

tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan

dalam kutipan dan daftar referensi, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 8 September 2016

Peneliti,

Aldika Sabdarey

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SD N ... IPA Fisika kelas dilihat dari jenis kelamin siswa. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan metode survei. Populasi

vii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : Aldika Sabdarey

Nomor Mahasiswa : 121134223

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan

Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

“Miskonsepsi IPA Fisika siswa kelas V SD Semester 2 Se-kecamatan

Gamping Sleman”

beserta perangkat yang diperlukan. Dengan demikian saya memberikan kepada

perpustakaan Universitas Sanata Dharma hal untuk menyimpan, mengalihkan

dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan kata,

mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikan di internet atau media lain

untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal : 8 September 2016

Yang menyatakan

Aldika Sabdarey

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SD N ... IPA Fisika kelas dilihat dari jenis kelamin siswa. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan metode survei. Populasi

viii

ABSTRAK

MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SD N SEMESTER 2

Se- KECAMATAN GAMPING SLEMAN

Aldika Sabdarey

Universitas Sanata Dharma

2016

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya pemahaman konsep IPA

fisika pada siswa kelas V SD Negeri se-Kecamatan Gamping. Penelitian ini

bertujuan untuk mendeskripsikan miskonsepsi IPA fisika siswa kelas V SD

Negeri se-Kecamatan Gamping, Sleman dan mengetahui adanya perbedaan

miskonsepsi IPA Fisika kelas dilihat dari jenis kelamin siswa.

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan metode

survei. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri se-Kecamatan

Gamping yang menggunakan KTSP. Sampel dalam penelitian ini adalah 242

siswa yang ditetapkan dengan menggunakan ketentuan Krejcie dan Morgan.

Hasil penelitian menjelaskan bahwa siswa kelas V SD mengalami

miskonsepsi pada konsep hubungan antara gaya, gerak dan energi, pesawat

sederhana, sifat-sifat cahaya, suatu karya/model yang menerapkan sifat-sifat

cahaya, proses pembentukan tanah, dan struktur bumi. Miskonsepsi paling rendah

(8,25%) terjadi pada konsep suatu karya/model berprinsip pada sifat-sifat cahaya

dan miskonsepsi paling tinggi (54,53%) pada konsep pesawat sederhana. Selain

itu, diperoleh hasil tentang tidak adanya perbedaan miskonsepsi IPA Fisika kelas

V SD Negeri se-Kecamatan Gamping dilihat dari jenis kelamin siswa. Analisis

data dilakukan dengan uji Mann-Whitney. Peneliti memperoleh harga sig (2-

tailed) 0,231, karena lebih dari 0,05 maka artinya tidak ada perbedaan

Miskonsepsi IPA Fisika pada siswa kelas V SD Negeri se-Kecamatan Gamping

dilihat dari jenis kelamin siswa.

Kata kunci: Miskonsepsi, IPA Fisika, dan jenis kelamin

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SD N ... IPA Fisika kelas dilihat dari jenis kelamin siswa. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan metode survei. Populasi

ix

ABSTRACT

Misconception of physical science students of fifth grade semester 2 in

elementary school in Gamping district of Sleman

Aldika Sabdarey

Sanata Dharma University

2016

The research established due to the lack of understanding amongst fifth

grade students in Gamping district. The research was purposed to find out and

describe the misconception difference amongst the student based on the gender.

This research belong to quantitative observation. Survey methodology used

as the research’s instrument. The population of this research were those fifth

graders of all state elementary school in Gamping district, while the sample were

242 students chosen by using Krejcie and Morgan theory to analyze the data.

The result showed that the fifth graders experienced misconception in the

relationship between concept of motion, move and energy, simple machine, light’s

characteristic, soil formation process, and earth structure. The lowest percentage

showed by using the characteristic of light was 8,25%, while the highest

percentage was 54,53% by using simple machine concept. However, by using

Mann Whitney theory, there is no misconception difference based on gender. The

researcher obtained (2-tailed) 0,231. Because the (2-tailed) is more than 0,05, it

proves that there is no significant difference in misconception amongst fifth

graders of state elementary schools in Gamping district.

Keywords: misconception, Physics Science, gender

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SD N ... IPA Fisika kelas dilihat dari jenis kelamin siswa. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan metode survei. Populasi

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur peneliti panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah

memberikan rahmat dan berkat-Nya, sehingga skripsi yang berjudul

“Miskonsepsi IPA Fisika siswa kelas V SD N Semester 2 se-Kecamatan

Gamping Sleman” dapat peneliti selesaikan dengan baik.

Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. Peneliti menyadari bahwa tanpa

bimbingan, bantuan, dan dukungan dari berbagai pihak maka skripsi ini tidak

akan selesai dengan baik. Karena itu, dengan kesungguhan hati peneliti

mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah memberikan

bimbingan, bantuan, dan dukungan demi terlaksananya penelitian ini hingga

penyusunan skripsi.

Ucapan terimakasih ini peneliti sampaikan kepada:

1. Rohandi, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.

2. Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd., selaku Ketua Program Studi

Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

3. Apri Damai Sagita Krissandi, S.S., M.Pd selaku Wakil Ketua Program

Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

4. Maria Melani Ika Susanti, S.Pd., M.Pd. selaku dosen pembimbing I yang

telah memberikan kritik, saran, dorongan, waktu, pikiran, dan tenaga

untuk membimbing peneliti dalam menyelesaikan skripsi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SD N ... IPA Fisika kelas dilihat dari jenis kelamin siswa. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan metode survei. Populasi

xi

5. Kintan Limiansih, S.Pd., M.Pd. selaku dosen pembimbing II yang telah

memberikan kritik, saran, dorongan, waktu, pikiran, dan tenaga untuk

membimbing peneliti dalam menyelesaikan skripsi.

6. Validator yang telah memvalidasi perangkat instrumen penelitian yang

peneliti buat.

7. Seluruh SD Negeri se-Kecamatan Gamping yang telah mengijinkan

peneliti untuk melakukan penelitian.

8. Kedua orang tua Jonathan Sutrisno dan Setyo Purwanti yang telah

memberikan dukungan doa, cinta kasih, dan materi.

9. Kakak Icabela Nugraheni yang telah memberikan dukungan doa, cinta

kasih, dan semangat sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini

dengan baik dan lancar.

10. Totok Arriestian Wicaksono yang sudah menemani setiap proses

pembuatan skripsi, dari awal hingga akhirnya peneliti dapat

menyelesaikannya dengan baik. Terima kasih atas segala kesabaran,

semangat, dan dukungannya.

11. Teman-teman penelitian payung yang telah membantu dan memberikan

dukungan. Dan ini adalah perjuangan kita mahasiswa tingkat akhir yang

tidak terlupakan.

12. Teman-teman X - P G S D A d an CAPE (Cah PGSD E) yang tidak

dapat peneliti sebutkan satu persatu. Terima kasih atas segala bentuk

dukungan yang tak henti-hentinya hingga semester akhir ini.

13. Agatha Ceandy, Theresia Dian Nofitri, Tuti Aprilia sahabat yang selalu

memberikan kasih sayang dan semangat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SD N ... IPA Fisika kelas dilihat dari jenis kelamin siswa. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan metode survei. Populasi

xii

14. Segenap pihak yang tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu yang

turut memberikan bantuan dan dukungan. Peneliti berharap semoga

skripsi ini bermanfaat untuk berbagai pihak dunia pendidikan.

Peneliti menyadari bahwa penelitian ini masih banyak kekurangan

dan keterbatasan. Semoga penelitian ini bermanfaat bagi semua pihak.

Peneliti

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SD N ... IPA Fisika kelas dilihat dari jenis kelamin siswa. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan metode survei. Populasi

xiii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................. ii

HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... iv

HALAMAN MOTTO ...................................................................................... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .......................................................... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA

ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ......................................... vii

ABSTRAK ...................................................................................................... viii

ABSTRACT ...................................................................................................... ix

KATA PENGANTAR .................................................................................... x

DAFTAR ISI ................................................................................................... xiii

DAFTAR TABEL ........................................................................................... xv

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xvii

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................ 1

A. Latar Belakang Masalah ................................................. 1

B. Identifikasi Masalah ....................................................... 4

C. Batasan Masalah ........................................................... 4

D. Rumusan Masalah .......................................................... 6

E. Tujuan Penelitian .......................................................... 6

F. Manfaat Penelitian ......................................................... 6

G. Definisi Operasional ...................................................... 7

BAB II LANDASAN TEORI .................................................................. 9

A. Kajian Pustaka ............................................................. 9

1. Konsep ............................................................ 9

2. Konsepsi ........................................................... 10

3. Miskonsepsi .................................................... 11

4. Penyebab Miskonsepsi ..................................... 13

5. Hakikat Pembelajaran IPA ............................... 20

6. Tujuan Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar .... 22

7. Pembelajaran IPA di SD kelas V Semester...... 23

8. Jenis Kelamin .................................................. 34

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SD N ... IPA Fisika kelas dilihat dari jenis kelamin siswa. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan metode survei. Populasi

xiv

B. Penelitian Relevan ........................................................ 36

C. Kerangka Berpikir ....................................................... 43

D. Hipotesis Penelitian ...................................................... 44

BAB III METODE PENELITIAN ........................................................... 45

A. Jenis Penelitian ............................................................ 45

B. Tempat dan Waktu Penelitian ..................................... 46

C. Populasi dan Sampel .................................................. 47

1. Populasi .......................................................... 47

2. Sampel ............................................................ 48

D. Variabel Penelitian ..................................................... 51

E. Teknik Pengumpulan Data .......................................... 52

F. Instrumen Penelitian ................................................... 55

G. Teknik Pengujian Instrumen ....................................... 56

1. Uji Validitas ................................................... 56

2. Uji Reliabilitas ............................................... 63

H. Teknik Analisis Data .................................................. 65

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .......................... 70

A. Hasil Penelitian ................................................................. 70

1. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian .................................. 70

2. Deskripsi Responden Penelitian ................................... 72

3. Deskripsi Data Miskonsepsi IPA Fisika Siswa Kelas V

SD Negeri se-Kecamatan Gamping .............................. 74

4. Analisis Perbedaan Miskonsepsi Siswa Kelas V SD

Dilihat dari Jenis Kelamin Siswa ................................... 102

a) Uji Normalitas ........................................................ 102

b) Uji Homogenitas ..................................................... 103

c) Uji Hipotesis ........................................................... 104

B. Pembahasan ....................................................................... 105

BAB V PENUTUP ................................................................................... 108

A. Kesimpulan ....................................................................... 108

B. Keterbatasan Penelitian ..................................................... 109

C. Saran .................................................................................. 109

DAFTAR REFERENSI .................................................................................. 110

LAMPIRAN ..................................................................................................... 113

CURRICULUM VITAE ................................................................................... 142

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SD N ... IPA Fisika kelas dilihat dari jenis kelamin siswa. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan metode survei. Populasi

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Acuan Penentu Sampel Menurut Krejcie dan Morgan ................. 48

Tabel 3.2 Hasil Perhitungan Tabel Krejcie .................................................... 50

Tabel 3.3 Pedoman Wawancara .................................................................... 55

Tabel 3.4 Skala Likert ................................................................................... 57

Tabel 3.5 Ketentuan Pelaksanaan Instrumen ................................................ 58

Tabel 3.6 Hasil Uji Validitas Muka Soal Pilihan Ganda .............................. 60

Tabel 3.7 Hasil Uji Validitas Konstruk Soal Pilihan Ganda ......................... 62

Tabel 3.8 Koefisien Reliabilitas .................................................................... 64

Tabel 3.9 Reliabilitas Soal Pilihan Ganda .................................................... 64

Tabel 4.1 KD dan Nomor Item Soal Pilihan Ganda....................................... 74

Tabel 4.2 Data Miskonsepsi Siswa KD 5.1 ................................................... 75

Tabel 4.3 Data Miskonsepsi Siswa KD 5.2 ................................................... 79

Tabel 4.4 Data Miskonsepsi Siswa KD 6.1 ................................................... 86

Tabel 4.5 Data Miskonsepsi Siswa KD 6.2 ................................................... 93

Tabel 4.6 Data Miskonsepsi Siswa KD 7.1 ................................................... 96

Tabel 4.7 Data Miskonsepsi Siswa KD 7.2.................................................... 99

Tabel 4.8 Rekapitulasi Total Siswa yang Mengalami Miskonsepsi ............. 101

Tabel 4.9 Hasil Uji Normalitas ..................................................................... 103

Tabel 4.10 Hasil Uji Homogenitas ................................................................... 104

Tabel 4.11 Hasil Uji Hipotesis ........................................................................ 105

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SD N ... IPA Fisika kelas dilihat dari jenis kelamin siswa. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan metode survei. Populasi

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Prinsip Kerja Pengungkit Golongan I ........................................ 26

Gambar 2.2 Prinsip Kerja Pengungkit Golongan II ...................................... 26

Gambar 2.3 Prinsip Kerja Pengungkit Golongan III ..................................... 27

Gambar 2.4 Contoh Penggunaan Katrol Tetap ............................................. 28

Gambar 2.5 Katrol Bebas .............................................................................. 29

Gambar 2.6 Katrol Majemuk ........................................................................ 29

Gambar 2.7 Literature Map ........................................................................... 42

Gambar 3.1 Rumus Product Moment ............................................................ 61

Gambar 3.2 Rumus Cronbach-Alpha ............................................................ 63

Gambar 4.1 Diagram Batang Jenis Kelamin Siswa ...................................... 72

Gambar 4.2 Diagram Batang Siswa yang Mengalami Miskonsepsi ............. 73

Gambar 4.3 Hasil Miskonsepsi Siswa pada Soal Pilihan Ganda .................. 101

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SD N ... IPA Fisika kelas dilihat dari jenis kelamin siswa. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan metode survei. Populasi

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Izin Penelitian ................................................................... 114

Lampiran 2 Surat Keterangan Melakukan Penelitian ................................... 115

Lampiran 3 Data Jenis Kelamin Siswa SD Negeri Se-Kecamatan Gamping,

Kabupaten Sleman .................................................................... 116

Lampiran 4 Hasil Rekap Nilai Expert Judgement Soal Pilihan Ganda ......... 117

Lampiran 5 Hasil Uji Validitas Soal Pilihan Ganda ..................................... 126

Lampiran 6 Hasil Reliabilitas Soal Pilihan Ganda ........................................ 127

Lampiran 7 Data Siswa yang Mengalami Miskonsepsi ................................ 128

Lampiran 8 Instrumen Soal ........................................................................... 129

Lampiran 9 Kunci Jawaban ........................................................................... 136

Lampiran 10 Hasil Uji Normalitas .................................................................. 137

Lampiran 11 Hasil Uji Homogenitas .............................................................. 138

Lampiran 12 Hasil Uji Hipotesis ..................................................................... 139

Lampiran 13 Hasil Dokumentasi .................................................................... 140

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SD N ... IPA Fisika kelas dilihat dari jenis kelamin siswa. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan metode survei. Populasi

1

BAB I

PENDAHULUAN

Bab I ini akan menguraikan tentang beberapa hal diantaranya latar

belakang, identifikasi masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan

penelitian, manfaat penelitian, dan definisi operasional. Hal-hal tersebut

adalah sebagai berikut.

A. Latar Belakang Masalah

Peran pendidikan sangat penting untuk menciptakan kehidupan

yang cerdas, damai, terbuka, dan demokratis. Oleh karena itu, pembaruan

pendidikan harus selalu dilakukan untuk meningkatkan kualitas

pendidikan nasional (Nurhadi, 2003: 1). Menurut Education For All

Global Monitoring Report 2012 yang dikeluarkan oleh UNESCO,

pendidikan Indonesia berada di peringkat ke-64 untuk pendidikan di

seluruh dunia dari 120 negara. Pemerintah perlu meningkatkan kualitas

pendidikan sebagai upaya mewujudkan salah satu amanat Pembukaan

UUD RI 1945, yakni mencerdaskan kehidupan bangsa. Pemerintah perlu

membenahi sistem pendidikan nasional agar tujuan pendidikan nasional

yakni untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia

yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak

mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara

yang demokratis serta bertanggung jawab dapat tercapai (UU No. 20

Tahun 2003 Pasal 3 dalam Sanjaya, 2010: 65).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SD N ... IPA Fisika kelas dilihat dari jenis kelamin siswa. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan metode survei. Populasi

2

Pendidikan di Indonesia terdiri dari beberapa jenjang salah satunya

adalah pendidikan Sekolah Dasar (SD). Pendidikan Sekolah Dasar di

Indonesia meliputi delapan (8) mata pelajaran. Hal ini tercantum pada

Pemendiknas Nomor 22 Tahun 2006 yang menyatakan bahwa mata

pelajaran pada jenjang pendidikan Sekolah Dasar antara lain Pendidikan

Agama, Pendidikan Kewarganegaraan, Bahasa Indonesia, Matematika,

Seni Budaya dan Keterampilan, Pendidikan Jasmani Olahraga dan

Kesehatan, Ilmu Pengetahuan Sosial dan Ilmu Pengetahuan Alam.

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan mata pelajaran di SD

yang mencakup tentang alam sekitar yang diperoleh melalui serangkaian

proses ilmiah antara lain penyelidikan, penyusunan dan penyajian

gagasan-gagasan (Iskandar, dalam Anita, 2013: 31). IPA (sains) berupaya

membangkitkan minat manusia agar mau meningkatkan kecerdasan dan

pemahamannya tentang alam seisinya yang penuh dengan rahasia yang tak

habis-habisnya. Hal itu sejalan dengan kurikulum KTSP (Depdiknas,

2006) yang menyebutkan bahwa IPA berhubungan dengan cara mencari

tahu tentang alam secara sistematis, sehingga bukan hanya penguasaan

kumpulan pengetahuan yang berupa fakta, konsep, atau prinsip saja tetapi

juga merupakan suatu proses penemuan. Adanya Kurikulum Tingkat

Satuan Pendidikan akan membuat siswa mengaplikasikan teori yang ada

dalam pembelajaran IPA sehingga hasil pembelajaran tersebut dapat

terlihat jelas dalam kehidupan sehari-hari.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SD N ... IPA Fisika kelas dilihat dari jenis kelamin siswa. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan metode survei. Populasi

3

Konsep IPA penting dilaksanakan supaya siswa mengetahui benar

tentang konsep. Tujuannya agar dapat memahami materi dengan baik pula.

Namun, berdasarkan hasil wawancara dengan 5 (lima) orang guru di SD

Negeri Kecamatan Gamping, diperoleh informasi bahwa nilai siswa-siswa

pada mata pelajaran IPA dibawah KKM. Artinya, pemahaman konsep IPA

pada siswa masih rendah. Hal ini dapat menimbulkan miskonsepsi IPA

oleh siswa. Miskonsepsi adalah suatu konsep yang tidak sesuai dengan

konsep yang diakui oleh para ahli (Suparno, 2005: 8). Terjadinya

miskonsepsi ini juga dapat disebabkan oleh kemampuan siswa dalam

memahami suatu konsep (Suparno, 2005: 40).

Setiap siswa memiliki tingkat kemampuan yang berbeda-beda.

Salah satu faktor yang mempengaruhi kemampuan siswa adalah jenis

kelamin. Hal ini disampaikan oleh Hamalik (2007: 91) yang menjelaskan

bahwa tingkat intelegensi laki-laki dan perempuan berbeda. Anak laki-laki

(sebagai suatu kelompok) memperlihatkan variabilitas yang lebih besar

daripada anak perempuan dalam penyebaran intelegensi. Artinya, lebih

banyak anak laki-laki yang menunjukkan keunggulan dalam intelegensi

dibandingkan dengan anak perempuan. Sebagai contoh, dalam satu kelas

tidak semua anak laki-laki lemah dalam intelegensi tetapi pasti ada satu

anak laki-laki yang unggul daripada anak laki-laki lain.

Penelitian yang sama mengenai salah konsep atau miskonsepsi

sudah pernah dilakukan tiga (3) peneliti yaitu Anggraeni (2015), Pujayanto

(2009) Abdi dan Adi (2012). Berdasarkan 3 penelitian tersebut belum ada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SD N ... IPA Fisika kelas dilihat dari jenis kelamin siswa. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan metode survei. Populasi

4

yang membahas mengenai IPA Fisika secara keseluruhan. Maka dari itu

peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Miskonsepsi

IPA Fisika Siswa Kelas V SD Negeri Semester 2 se-Kecamatan Gamping,

Sleman”. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat diketahui miskonsepsi

yang terjadi pada siswa serta perbedaan miskonsepsi dilihat dari jenis

kelamin, sehingga nantinya dapat dilakukan penanganan-penanganan agar

miskonsepsi tersebut tidak berkelanjutan.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas terdapat beberapa masalah yang

mendasari penelitian ini yaitu sebagai berikut:

1. Rendahnya hasil belajar siswa selama proses pembelajaran IPA Fisika

pada siswa kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Gamping

Kabupaten Sleman.

2. Rendahnya pemahaman konsep IPA fisika pada siswa kelas V

semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Gamping Kabupaten Sleman.

C. Batasan Masalah

Sehubungan dengan keterbatasan waktu, peneliti membatasi lingkup

permasalahan penelitian. Dalam penelitian ini peneliti membatasi masalah

yang akan diteliti sebagai berikut.

1. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri semester 2

se-Kecamatan Gamping, Sleman.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SD N ... IPA Fisika kelas dilihat dari jenis kelamin siswa. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan metode survei. Populasi

5

2. Fokus penelitian pada miskonsepsi IPA Fisika.

3. Fokus penelitian pada perbedaan miskonsepsi IPA Fisika dilihat

dari jenis kelamin siswa.

4. Supaya materi tidak terlalu luas maka peneliti menggunakan

Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) sebagai

berikut.

a. Standar Kompetensi (SK)

5. Memahami hubungan antara gaya, gerak, dan energi, serta

fungsinya.

6. Menerapkan sifat-sifat cahaya melalui kegiatan membuat

suatu karya atau model.

7. Memahami perubahan yang terjadi di alam dan

hubungannya dengan penggunaan sumber.

b. Kompetensi Dasar (KD)

5.1 Mendeskripsikan hubungan antara gaya, gerak dan energi

melalui percobaan (gaya gravitasi, gaya gesek, gaya

magnet).

5.2 Menjelaskan pesawat sederhana yang dapat membuat

pekerjaan lebih mudah dan lebih cepat.

6.1 Mendeskripsikan sifat-sifat cahaya.

6.2 Membuat suatu karya/model, misalnya periskop atau lensa

dari bahan sederhana dengan menerapkan sifat-sifat cahaya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SD N ... IPA Fisika kelas dilihat dari jenis kelamin siswa. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan metode survei. Populasi

6

7.1 Mendeskripsikan proses pembentukan tanah karena

pelapukan.

7.3 Mendeskripsikan struktur bumi.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah di atas, maka rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah:

1. Bagaimanakah miskonsepsi IPA siswa kelas V semester 2 SD Negeri

se-Kecamatan Gamping?

2. Apakah ada perbedaan miskonsepsi IPA dilihat dari jenis kelamin

siswa kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Gamping?

E. Tujuan Penelitian

Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk:

1. Mendeskripsikan miskonsepsi IPA siswa kelas V SD semester 2 se-

Kecamatan Gamping.

2. Mengetahui ada tidaknya perbedaan miskonsepsi IPA dilihat dari jenis

kelamin siswa kelas V SD semester 2 se-Kecamatan Gamping.

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang

bermakna bagi:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SD N ... IPA Fisika kelas dilihat dari jenis kelamin siswa. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan metode survei. Populasi

7

1. Bagi guru

Penelitian ini dapat menjadi sumber pengetahuan atau

wawasan mengenai miskonsepsi serta masukan bagi guru agar

kedepannya lebih berhati-hati dan membaca berbagai macam

sumber dalam mengajar, sehingga miskonsepsi pada siswa dapat

diminimalisir.

2. Bagi Sekolah

Hasil penelitian ini dapat menjadi bahan masukan untuk

lebih meningkatkan kualitas pembelajaran.

3. Bagi peneliti

Penelitian ini dapat menambah wawasan, pengetahuan, dan

pengalaman tentang penelitian yang diteliti.

G. Definisi Operasional

Definisi operasional berisi tentang istilah-istilah yang digunakan

dalam penelitian ini. Definisi operasional yang digunakan dalam penelitian

ini antara lain:

1. Miskonsepsi adalah salah konsep yang di bawa seseorang atau konsep-

konsep yang salah yang menunjuk pada suatu konsep yang tidak sesuai

dengan pengertian ilmiah atau pengertian yang diterima para ahli dalam

bidang itu.

2. Ilmu Pengetahuan Alam adalah suatu ilmu pengetahuan yang tersusun

secara terbimbing tentang alam semesta dengan segala isinya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SD N ... IPA Fisika kelas dilihat dari jenis kelamin siswa. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan metode survei. Populasi

8

3. Miskonsepsi Ilmu Pengetahuan Alam adalah pemahaman yang salah

terhadapsuatu konsep IPA.

4. Siswa Kelas V SD adalah siswa yang sedang duduk ditingkatan kelas V

dengan rentang usia 10-11 tahun.

5. Gamping adalah salah satu kecamatan yang terletak di Kabupaten

Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dan berpusat di Dusun

Patukan, Kelurahan Ambarketawang.

6. Jenis kelamin adalah suatu konsep analisis yang digunakan untuk

mengidentifikasi perbedaan laki-laki dan perempuan dilihat dari sudut

biologis dan non biologis. Sudut pandang tersebut mencakup aspek

fisik, sosial, budaya, maupun psikologis.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SD N ... IPA Fisika kelas dilihat dari jenis kelamin siswa. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan metode survei. Populasi

9

BAB II

LANDASAN TEORI

Pada bagian ini berisi tentang kajian pustaka, hasil penelitian yang relevan,

kerangka berpikir, dan hipotesis penelitian.

A. Kajian Pustaka

Kajian pustaka merupakan uraian hasil pengkajian peneliti terhadap

berbagai referensi yang dijadikan acuan dalam penelitian. Penelitian ini

dapat mengkaji beberapa hal sebagai berikut.

1. Konsep

Konsep merupakan penyajian internal sekelompok stimulus,

konsep tidak dapat diamati, konsep harus disimpulkan dari perilaku

(Ratna, 2011: 62). Sedangkan Rosser (dalam Ratna, 2011: 63)

mengungkapkan bahwa konsep adalah suatu abstraksi yang mewakili

satu kelas objek, kejadian, kegiatan, atau hubungan yang mempunyai

atribut yang sama. Konsep adalah suatu abstraksi mental yang mewakili

satu kelas stimulus. Konsep merupakan dasar bagi proses mental yang

lebih tinggi untuk merumuskan prinsip dan generalisasi. Untuk

memecahkan masalah, seorang siswa harus mengetahui aturan-aturan

yang relevan dan aturan-aturan ini didasarkan pada konsep-konsep yang

diperolehnya (Dahar, 2002: 62).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SD N ... IPA Fisika kelas dilihat dari jenis kelamin siswa. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan metode survei. Populasi

10

Tidak jarang bahwa konsep siswa, meskipun tidak cocok dengan

konsep ilmiah, dapat bertahan lama dan sulit diperbaiki atau diubah selama

dalam pendidikan formal. Misalnya, konsep tentang massa dan berat yang

campur aduk. Karena dalam kehidupan sehari-hari mereka membeli beras

dalam kg, maka mereka mengatakan bahwa berat beras adalah 10 kg.

Padahal, sebenarnya yang benar adalah massa beras itu 10 kg, atau berat

beras itu 10 Newton (dalam Suparno, 2005: 3).

Menurut Djamarah (2011: 31), konsep dibedakan atas konsep konkret

dan konsep yang harus didefinisikan. Konsep konkret adalah pengertian

yang menunjuk pada objek-objek dalam lingkungan fisik. Sedangkan

konsep yang harus didefinisikan adalah konsep yang mewakili realitas

hidup, tetapi tidak langsung menunjuk pada realitas dalam lingkungan

hidup fisik, karena realitas itu tidak berbadan.

Berdasarkan berbagai pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa

konsep adalah suatu ide abstrak yang distimulus yaitu objek untuk

memecahkan masalah harus mengetahui konsep-konsep yang diperolehnya

kemudian memberikan arti dan pengalaman.

1. Konsepsi

Menurut Berg (dalam Suryanto, 2002: 13), pemahaman setiap murid

terhadap suatu konsep disebut dengan konsepsi. Contohnya jika dua kutub

magnet yang sama yaitu Utara dan Utara didekatkan, maka akan didapatkan

murid yang mempunyai pemahaman berbeda satu sama lain tentang konsep

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SD N ... IPA Fisika kelas dilihat dari jenis kelamin siswa. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan metode survei. Populasi

11

magnet tersebut. Ada yang memiliki pemahaman bahwa magnet saling

tolak menolak, ada juga murid yang memiliki pemahaman bahwa magnet

tidak mau menyatu, ada juga yang memiliki pemahaman magnet saling

mendorong atau memberi gaya.

Rustaman (2012: 26) menyebutkan bahwa konsepsi seseorang berbeda

dengan konsepsi orang yang lain. Konsepsi berasal dari kata to conceive

yang artinya cara menerima. Sementara Budi (1992: 114-115) menyatakan

bahwa konsepsi adalah sebagai kemampuan memahami konsep, baik yang

diperoleh dari indera maupun kondisi lingkungan.

Berdasarkan pendapat yang sudah disampaikan oleh ahli dapat

disimpulkan bahwa konsepsi adalah suatu pemahaman seseorang terhadap

konsep.

2. Miskonsepsi

Suparno (2005: 27) menyebutkan bahwa miskonsepsi terdapat pada

semua bidang sains, seperti fisika, bilogi, kimia, dan astronomi. Tidak ada

bidang sains yang dikecualikan dari miskonsepsi. Dalam penelitian ini,

peneliti akan membahas tentang miskonsepsi fisika. Dalam bidang fisika,

miskonsepsi meliputi semua subbidang yang ada, seperti mekanika, optika

dan gelombang, panas dan termodinamika, listrik dan magnet, fisika

modern, dan tata surya (Suparno, 2005: 28).

Konsep awal yang tidak sesuai dengan konsep ilmiah biasanya disebut

miskonsepsi atau salah konsep. Konsep awal itu mereka dapatkan sewaktu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SD N ... IPA Fisika kelas dilihat dari jenis kelamin siswa. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan metode survei. Populasi

12

berada di sekolah dasar, sekolah menengah, dari pengalaman dan

pengamatan di masyarakat atau dalam kehidupan sehari-hari. Miskonsepsi

atau salah konsep menunjuk pada suatu konsep yang tidak sesuai dengan

pengertian ilmiah atau pengertian yang diterima para pakar dalam bidang itu

(Suparno, 2005: 4). Misalnya, siswa berpendapat bahwa pada saat seseorang

mendorong mobil dan mobil belum bergerak, tidak ada gaya yang bekerja

pada mobil tersebut. Konsep tersebut salah karena meskipun mobil tidak

bergerak, pada mobil itu terjadi gaya yang diakibatkan oleh dorongan orang

tersebut.

Bentuk miskonsepsi dapat berupa konsep awal, kesalahan, hubungan

yang tidak benar antara konsep-konsep, gagasan intuitif atau pandangan

naif. Novak (dalam Suparno, 2005: 4), mendefinisikan miskonsepsi sebagai

suatu interpretasi konsep-konsep dalam suatu pernyataan yang tidak dapat

diterima.

Miskonsepsi adalah konsep awal yang mereka bawa terkadang tidak

sesuai atau bertentangan dengan konsep yang diterima para ahli atau konsep

awal yang tidak sesuai dengan konsep ilmiah (Suparno, 2005: 2).

Sedangkan menurut Tyas (2013: 12) miskonsepsi adalah suatu interpretasi

yang salah akan suatu konsep dan hubungan yang tidak benar antara

konsep-konsep. Brown (dalam Suparno, 2005: 4) menjelaskan miskonsepsi

sebagai suatu pandangan yang naif dan mendefinisikannya sebagai suatu

gagasan yang tidak sesuai dengan pengertian ilmiah yang sekarang diterima.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SD N ... IPA Fisika kelas dilihat dari jenis kelamin siswa. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan metode survei. Populasi

13

Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa miskonsepsi adalah

salah konsep yang dibawa seseorang atau konsep-konsep yang salah yang

menunjuk pada suatu konsep yang tidak sesuai dengan pengertian ilmiah

atau pengertian yang diterima para ahli dalam bidang itu.

3. Penyebab Miskonsepsi

Suparno (2005: 29) menyebutkan bahwa secara garis besar, penyebab

miskonsepsi dapat diringkas dalam lima kelompok, yaitu: siswa, guru, buku

teks, konteks, dan metode mengajar. Penyebab yang berasal dari siswa

terdiri dari berbagai hal seperti prakonsepsi awal, kemampuan, tahap

perkembangan, minat, cara berpikir, dan teman lain. Penyebab kesalahan

dari guru dapat berupa ketidakmampuan guru, kurangnya penguasaan

bahan, cara mengajar yang tidak tepat atau sikap guru dalam berelasi

dengan siswa yang kurang baik. Penyebab miskonsepsi dari buku teks

biasanya terdapat pada penjelasan atau uraian yang salah dalam buku

tersebut. Suparno (2005: 34-42) menjelaskan mengenai penyebab

miskonsepsi seperti berikut ini.

a. Siswa

1) Prakonsepsi atau Konsep Awal Siswa

Banyak siswa sudah mempunyai konsep awal atau prakonsepsi

tentang suatu bahan sebelum siswa mengikuti pelajaran formal di

bawah bimbingan guru. Konsep awal ini sering kali mengandung

miskonsepsi. Prakonsepsi ini biasanya diperoleh dari orangtua,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SD N ... IPA Fisika kelas dilihat dari jenis kelamin siswa. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan metode survei. Populasi

14

teman, sekolah awal, dan pengalaman di lingkungan siswa.

Prakonsepsi yang dimiliki siswa menunjukkan bahwa pikiran anak

sejak lahir tidak diam, tetapi terus aktif untuk memahami sesuatu.

Suparno (2005: 35) mengatakan bahwa miskonsepsi akan lebih

banyak lagi, jika yang mempengaruhi pembentukan konsep pada

anak tersebut mempunyai banyak miskonsepsi, seperti orangtua,

tetangga, teman, dan lain-lain. Dapat disimpulkan bahwa lingkungan

anak akan mempengaruhi pembentukan konsep anak.

2) Pemikiran Asosiatif Siswa

Menurut Arons (dalam Suparno, 2005: 35-36), asosiasi siswa

terhadap istilah-istilah sehari-hari kadang-kadang juga membuat

miskonsepsi. Contohnya, siswa mengasosiasikan gaya dengan aksi

atau gerakan. Gaya oleh banyak siswa dianggap selalu menyebabkan

gerakan. Maka jika siswa tidak melihat suatu benda bergerak,

mereka memastikan tidak ada gaya.

Marshall dan Gilmour (dalam Suparno, 2005:36), melaporkan

bahwa pengertian yang berbeda dari kata-kata antara siswa dan guru

juga dapat menyebabkan miskonsepsi. Kata dan istilah yang

digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran diasosiasikan lain

oleh siswa, karena dalam kehidupan mereka kata dan istilah itu

mempunyai arti lain. Misalnya, sewaktu guru menjelaskan tentang

atom sebagian dari molekul, anak yang mendengar langsung

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SD N ... IPA Fisika kelas dilihat dari jenis kelamin siswa. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan metode survei. Populasi

15

mengasosiasikannya dengan “plastik” karena di kehidupan mereka,

atom digunakan untuk menyebut plastik.

3) Pemikiran Humanistik

Siswa kerap kali memandang semua benda dari pandangan

manusiawi (Gilbert dalam Suparno, 2005: 36). Benda-benda dan

situasi dipikirkan dalam term pengalaman orang dan secara

manusiawi.

4) Reasoning yang Tidak Lengkap/Salah

Comins (dalam Suparno, 2005: 38) menyatakan bahwa

miskonsepsi juga disebabkan oleh reasoning atau penalaran siswa

yang tidak lengkap atau salah. Alasan yang tidak lengkap dapat

disebabkan karena informasi yang diperoleh atau data yang

didapatkan tidak lengkap. Akibatnya, siswa menarik kesimpulan

secara salah dan ini menyebabkan timbulnya miskonsepsi siswa,

sedangkan reasoning yang salah dapat juga terjadi karena logika

yang salah dalam mengambil kesimpulan atau dalam

menggeneralisasi, sehingga terjadi miskonsepsi.

5) Intuisi yang Salah

Intuisi yang salah dan perasaan siswa juga dapat menyebabkan

miskonsepsi. Intuisi adalah suatu perasaan dalam diri seseorang

yang secara spontan mengungkapkan sikap atau gagasannya tentang

sesuatu sebelum secara objektif dan rasional diteliti (Suparno, 2005:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SD N ... IPA Fisika kelas dilihat dari jenis kelamin siswa. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan metode survei. Populasi

16

38-39). Pemikiran intuitif ini sering membuat siswa tidak kritis dan

mengakibatkan miskonsepsi.

6) Tahap Perkembangan Kognitif Siswa

Suparno (2005: 39) menjelaskan bahwa perkembangan kognitif

siswa yang tidak sesuai dengan bahan yang digeluti dapat menjadi

penyebab adanya miskonsepsi siswa. Secara umum, siswa yang

masih di tahap operational concrete bila mempelajari suatu bahan

yang abstrak sulit menangkap dan sering salah mengerti tentang

konsep bahan tersebut. Dalam tahap perkembangan pemikiran

operational concrete, siswa baru dapat berpikir berdasarkan hal-hal

yang konkret, yang nyata dapat dilihat dengan indra.

7) Kemampuan Siswa

Kemampuan siswa juga mempunyai pengaruh pada

miskonsepsi siswa. Secara umum, siswa yang inteligensi matematis-

logisnya kurang tinggi, akan mengalami kesulitan dalam menangkap

konsep fisika, terlebih yang abstrak. Siswa yang IQ-nya rendah juga

dengan mudah melakukan miskonsepsi karena mereka dalam

mengonstruksi pengetahuan fisika tidak dapat mengonstruksi secara

lengkap dan utuh. Mereka tidak menangkap konsep yang benar dan

merasa bahwa itulah konsep yang benar, maka terjadi miskonsepsi

(Suparno, 2005: 41).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SD N ... IPA Fisika kelas dilihat dari jenis kelamin siswa. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan metode survei. Populasi

17

8) Minat Belajar

Secara umum dapat dikatakan, siswa yang berminat pada fisika

cenderung mempunyai miskonsepsi lebih rendah daripada siswa

yang tidak berminat pada fisika. Hal ini didasarkan pada siswa yang

tidak tertarik atau benci pada fisika, biasanya kurang berminat untuk

belajar fisika dan kurang memperhatikan penjelasan guru mengenai

pengertian fisika yang baru. Akibatnya, mereka akan lebih mudah

salah menangkap dan membentuk miskonsepsi.

Sedangkan siswa yang menyukai fisika biasanya lebih

menaruh perhatian kepada penjelasan guru. Mereka senang

mempelajari bahan fisika dari buku-buku secara lebih teliti dan

mendalam. Akibatnya, mereka dapat menangkap konsep fisika

dengan lebih lengkap dan mendalam.

b. Guru/Pengajar

Guru yang tidak menguasai bahan atau mengerti bahan fisika

secara tidak benar, akan menyebabkan siswa mendapatkan miskonsepsi.

Beberapa guru fisika tidak memahami konsep fisika dengan baik,

sehingga salah pengertian ini diteruskan kepada siswa (Arons dalam

Suparno, 2005: 42). Beberapa guru mengajarkan suatu bahan secara

keliru. Oleh karena siswa menganggapnya sebagai benar, maka siswa

memegang konsep itu kuat-kuat. Akibatnya, miskonsepsi siswa sangat

kuat dan sulit diperbaiki.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SD N ... IPA Fisika kelas dilihat dari jenis kelamin siswa. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan metode survei. Populasi

18

c. Buku Teks

Buku teks juga dapat menyebabkan miskonsepsi. Para peneliti

menemukan bahwa beberapa miskonsepsi datang dari buku teks (Lona

dalam Suparno, 2005: 44-45). Buku teks yang terlalu sulit bagi level

siswa yang sedang belajar dapat juga menumbuhkan miskonsepsi

karena mereka sulit menangkap isinya.

Selain buku teks, ada juga buku fiksi sains. Comins (dalam

Suparno, 2005: 46) mengatakan bahwa meski di satu sisi buku ini baik,

karena membuat anak senang membaca dan nantinya mempelajari

fisika, tetapi dalam banyak hal dapat juga menyesatkan dan

memunculkan miskonsepsi pada diri anak.

d. Konteks

1) Pengalaman

Pengalaman siswa dapat menyebabkan miskonsepsi. Sebagai

contoh kasus kekekalan energi. Dalam kehidupan sehari-hari, siswa

mengalami bahkan mereka akan merasa lelah setelah bekerja keras.

Motor akan kehabisan bahan bakar bila dipakai terlalu lama dan

bahan bakarnya tidak diisi kembali. Tampak bahwa energi hilang

dan tidak kekal. Di sini siswa berpikir tentang kekekalan energi

dalam pengertian yang terbatas dan tidak dalam pengertian yang

luas (Stavy dalam Suparno, 2005: 47).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SD N ... IPA Fisika kelas dilihat dari jenis kelamin siswa. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan metode survei. Populasi

19

2) Bahasa Sehari-hari

Beberapa miskonsepsi datang dari bahasa sehari-hari yang

mempunyai arti lain dengan bahasa fisika (Gilbert dalam Suparno,

2005: 48). Misalnya, dalam bahasa sehari-hari siswa mengerti dan

menggunakan istilah berat dengan satuan kg. Tetapi dalam Fisika,

berat adalah suatu gaya, dan satuan adalah Newton. Mereka telah

menggunakan istilah itu bertahun-tahun dan tetap menggunakan

istilah itu di luar sekolah, maka sangat sulit untuk mengubah

pengertian yang telah tertanam tersebut.

3) Teman Lain

Orang muda sangat senang belajar dalam kelompok bersama

teman-teman kelompoknya. Kelompok sering didominasi oleh

beberapa orang yang suaranya vokal. Bila siswa yang dominan atau

vokal itu mempunyai miskonsepsi, maka jelas mereka dapat

mempengaruhi siswa lain dalam hal miskonsepsi.

4) Keyakinan dan Ajaran Agama

Keyakinan atau agama siswa dapat juga menjadi penyebab

miskonsepsi dalam bidang fisika. Hal itu diungkapkan Commins

(dalam Suparno, 2005: 49) dalam meneliti miskonsepsi tentang

astronomi. Keyakinan ataupun ajaran agama yang diyakini secara

kurang tepat sering membuat siswa tidak dapat menerima penjelasan

ilmu pengetahuan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SD N ... IPA Fisika kelas dilihat dari jenis kelamin siswa. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan metode survei. Populasi

20

e. Metode Mengajar

Beberapa metode mengajar yang digunakan guru, terlebih yang

menekankan satu segi saja dari konsep bahan yang digeluti, meskipun

membantu siswa menangkap bahan, tetapi sering mempunyai dampak

jelek yaitu memunculkan miskonsepsi siswa. Menurut teori Gardner,

siswa akan lebih mudah menangkap bahan fisika bila fisika disajikan

dengan berbagai inteligensi yang kuat pada diri siswa (Suparno, 2004:

1).

4. Hakikat Pembelajaran IPA

IPA didefinisikan sebagai kumpulan pengetahuan yang tersusun secara

terbimbing. IPA (sains) berupaya membangkitkan minat manusia agar mau

meningkatkan kecerdasan dan pemahamannya tentang alam seisinya yang

penuh dengan rahasia yang tak habis-habisnya (Samatowa, 2010: 1). Conan

(dalam Samatowa, 2010: 1) mendefinisikan sains sebagai suatu deretan

konsep serta skema konseptual yang berhubungan satu sama lain, dan yang

tumbuh sebagai hasil eksperimentasi dan observasi, serta berguna untuk

diamati dan dieksperimentasikan lebih lanjut. Whitehead (dalam Samatowa,

2010: 1) menyatakan sains dibentuk karena pertemuan dua orde pengalaman.

Orde pertama didasarkan pada hasil observasi terhadap gejala/fakta (orde

observasi), dan kedua didasarkan pada konsep-konsep manusia mengenai

alam (orde konsepsional).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SD N ... IPA Fisika kelas dilihat dari jenis kelamin siswa. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan metode survei. Populasi

21

Darmojo (dalam Samatowa, 2010: 2) berpendapat bahwa IPA adalah

pengetahuan yang rasional dan objektif tentang alam semesta dengan segala

isinya. Selain itu Nash (dalam Samatowa, 2010: 3) menyatakan bahwa IPA itu

adalah suatu cara atau metode untuk mengamati alam. Nash juga menjelaskan

bahwa cara IPA mengamati dunia ini bersifat analisis, lengkap, cermat, serta

menghubungkannya antara suatu fenomena dengan fenomena lain, sehingga

keseluruhannya membentuk suatu perspektif yang baru tentang objek yang

diamatinya.

Pembelajaran IPA adalah interaksi antara komponen-komponen

pembelajaran dalam bentuk proses pembelajaran untuk mencapai tujuan yang

berbentuk kompetensi yang telah ditetapkan. Proses pembelajaran IPA terdiri

atas tiga tahap, yaitu tahap perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan

proses pembelajaran, dan nilai hasil pembelajaran (Wisudawati dan

Sulistyowati, 2014: 26).

Hakikat pembelajaran IPA yang didefinisikan sebagai ilmu tentang

alam yang dalam bahasa Indonesia disebut dengan ilmu pengetahuan alam,

dapat diklasifikasikan menjadi tiga bagian (Susanto, 2013: 167), yaitu:

a. Ilmu pengetahuan alam sebagai produk yaitu kumpulan hasil penelitian

yang telah ilmuwan lakukan dan sudah membentuk konsep yang telah

dikaji sebagai kegiatan empiris dan kegiatan analitis.

b. Ilmu pengetahuan alam sebagai proses yaitu untuk menggali dan

memahami pengetahuan tentang alam.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SD N ... IPA Fisika kelas dilihat dari jenis kelamin siswa. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan metode survei. Populasi

22

c. Ilmu pengetahuan alam sebagai sikap yaitu sikap ilmiah harus

dikembangkan dalam pembelajaran sains.

Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa IPA adalah

suatu ilmu pengetahuan yang tersusun secara terbimbing tentang alam semesta

dengan segala isinya.

5. Tujuan Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar

Di sekolah dasar, IPA atau Ilmu Pengetahuan Alam dikenal dengan

pembelajaran sains. Konsep IPA di sekolah dasar merupakan konsep

pembelajaran yang masih terpadu, karena belum dipisahkan secara

tersendiri.

Badan Nasional Standar Pendidikan (BSNP dalam Susanto, 2013:

171) menjelaskan tujuan pembelajaran IPA di sekolah dasar, yaitu untuk:

a) Memperoleh keyakinan terhadap Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan

keberadaan, keindahan, dan keteraturan alam ciptaan-Nya.

b) Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA

yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

c) Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif, dan kesadaran tentang

adanya hubungan yang saling memengaruhi antara IPA, lingkungan,

teknologi, dan masyarakat.

d) Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar,

memecahkan masalah, dan membuat keputusan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SD N ... IPA Fisika kelas dilihat dari jenis kelamin siswa. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan metode survei. Populasi

23

e) Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara,

menjaga, dan melestarikan lingkungan alam.

f) Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala

keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan.

g) Memperoleh bekal pengetahuan, konsep, dan keterampilan IPA sebagai

dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP.

6. Pembelajaran IPA di SD kelas V semester 2

Materi pembelajaran IPA di kelas V semester 2 merupakan materi

yang digunakan dalam penelitian ini. Peneliti akan menguraikan materi

yang digunakan yakni sebagai berikut.

a. Gaya

Standar Kompetensi

5. Memahami hubungan antara gaya, gerak, dan energy, serta fungsinya.

Kompetensi Dasar

5.1 Mendeskripsikan hubungan antara gaya, gerak dan energi melalui

percobaan (gaya gravitasi, gaya gesek, gaya magnet).

Indikator

5.1.1 Menyebutkan macam-macam gaya.

5.1.2 Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi gaya.

Materi Pokok

Gerakan mendorong atau menarik yang menyebabkan benda bergerak

disebut gaya. Gaya yang dikerjakan pada suatu benda akan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SD N ... IPA Fisika kelas dilihat dari jenis kelamin siswa. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan metode survei. Populasi

24

mempengaruhi benda tersebut. Gaya terhadap suatu benda dapat

mengakibatkan benda bergerak, berubah bentuk, dan berubah arah

(Sulistyanto, 2008: 89).

Azmiyawati (2008: 82-93) menyatakan ada beberapa macam gaya

yaitu.

1) Gaya Gravitasi

Sulistyanto dan Wiyono (2008: 98) mengatakan bahwa gravitasi

adalah gaya tarik-menarik yang terjadi antara semua partikel yang

mempunyai massa di alam semesta. Gravitasi menyebabkan benda

bergerak ke bawah. Buah yang jatuh dari pohonnya, air yang

mengalir dari tempat yang tinggi ke tempat yang rendah merupakan

beberapa peristiwa yang menunjukkan bahwa gravitasi

menyebabkan benda bergerak ke bawah.

2) Gaya Gesek

Asmiyawati dkk (2008: 84) menjelaskan gaya gesek merupakan

gaya yang menimbulkan hambatan ketika dua permukaan benda

saling bersentuhan. Misalnya, ketika seseorang mendorong kardus

terjadi gesekan antara permukaan kardus dengan lantai. Gaya

gesekan tersebut akan menghambat gerakan kardus.

3) Gaya Magnet

Gaya magnet dapat menyebabkan tertariknya benda-benda di

sekitarnya. Magnet mempunyai dua kutub. Pada keadaan bebas,

magnet akan selalu menunjuk ke arah utara dan selatan. Ujung

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SD N ... IPA Fisika kelas dilihat dari jenis kelamin siswa. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan metode survei. Populasi

25

magnet yang mengarah ke utara disebut kutub utara, sedangkan

ujung magnet yang mengarah ke selatan disebut kutub selatan.

Biasanya kedua ujung magnet diberi warna yang berbeda untuk

membedakan kedua ujung magnet itu.

b. Pesawat Sederhana

Standar Kompetensi

5. Memahami hubungan antara gaya, gerak, dan energi, serta fungsinya.

Kompetensi Dasar

5.2 Menjelaskan pesawat sederhana yang dapat membuat pekerjaan

lebih mudah dan lebih cepat.

Indikator

5.2.1 Mengidentifikasi ciri-ciri pesawat sederhana.

5.2.2 Menyebutkan contoh jenis tuas atau pengungkit jenis pertama.

5.2.3 Menyebutkan penerapan pesawat sederhana dalam kehidupan

sehari-hari.

5.2.4 Menjelaskan perbedaan pengungkit.

5.2.5 Menjelaskan fungsi bidang miring.

Materi Pokok

Semua jenis alat yang digunakan untuk memudahkan pekerjaan

manusia disebut pesawat. Kesederhanaan dalam penggunaannya

menyebabkan alat-alat tersebut dikenal dengan sebutan pesawat

sederhana (Sulistyanto, 2008: 109).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SD N ... IPA Fisika kelas dilihat dari jenis kelamin siswa. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan metode survei. Populasi

26

Pesawat sederhana dikelompokkan menjadi empat jenis, yaitu tuas,

bidang miring, katrol, dan roda berporos (Sulistyanto, 2008: 110-112).

1) Tuas

Tuas lebih dikenal dengan nama pengungkit. Berdasarkan

posisi atau kedudukan beban, titik tumpu, dan kuasa, tuas

digolongkan menjadi tiga, yaitu sebagai berikut:

a) Tuas golongan pertama

Pada tuas golongan pertama, kedudukan titik tumpu terletak

di antara beban dan kuasa.

b) Tuas golongan kedua

Pada tuas golongan kedua, kedudukan beban terletak di

antara titk tumpu dan kuasa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SD N ... IPA Fisika kelas dilihat dari jenis kelamin siswa. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan metode survei. Populasi

27

c) Tuas golongan ketiga

Pada tuas golongan ketiga, kedudukan kuasa terletak di

antara titk tumpu dan beban.

2) Bidang Miring

Bidang miring digunakan untuk memudahkan memindahkan

benda. Dengan bantuan bidang miring, gaya yang dikeluarkan

untuk mendorong benda menjadi lebih kecil daripada diangkat,

walaupun lintasan yang ditempuh menjadi lebih panjang.

Prinsip kerja bidang miring juga dapat ditemukan pada

beberapa perkakas, seperti kapak, pisau, obeng, sekrup, baut.

3) Katrol

Katrol merupakan roda yang berputar pada porosnya. Biasanya

pada katrol juga terdapat tali atau rantai sebagai penghubungnya.

Katrol digolongkan menjadi tiga, yaitu katrol tetap, katrol bebas,

dan katrol majemuk (Sulistyanto, 2008: 117).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SD N ... IPA Fisika kelas dilihat dari jenis kelamin siswa. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan metode survei. Populasi

28

a) Katrol Tetap

Katrol tetap adalah katrol yang tidak berubah posisinya

ketika digunakan untuk memindahkan benda. Contoh katrol

tetap adalah kerekan pada sumur timba atau katrol

pengangkat barang.

Pada gambar 2.4, katrol ditambatkan pada tempat

tertentu dan posisi katrol tidak berubah. Tali atau rantai

dililitkan pada lingkaran berlekuk. Pada ujung tali ditarik

kuasa ke bawah.

b) Katrol Bebas

Katrol bebas adalah katrol yang berubah posisinya

ketika digunakan untuk memindahkan benda. Katrol bebas

bisa kita temukan pada alat-alat pengangkat peti kemas di

pelabuhan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SD N ... IPA Fisika kelas dilihat dari jenis kelamin siswa. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan metode survei. Populasi

29

Pada gambar 2.5, menunjukkan bahwa pada katrol

bebas, beban digantungkan di tengah-tengah katrol. Salah

satu ujung talinya terikat, sedangkan pada tali lainnya dapat

ditarik ke atas.

c) Katrol Majemuk

Katrol majemuk merupakan perpaduan dari katrol tetap

dan katrol bebas.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SD N ... IPA Fisika kelas dilihat dari jenis kelamin siswa. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan metode survei. Populasi

30

Pada gambar 2.6 menunjukkan bahwa kedua katrol

dihubungkan dengan tali. Pada katrol majemuk, beban

dikaitkan pada katrol bebas. Salah satu ujung tali dikaitkan

pada penampang katrol tetap. Jika ujung tali yang lainnya

ditarik, maka beban akan terangkat beserta bergeraknya

katrol bebas ke atas.

4) Roda Berporos

Roda berporos merupakan roda yang di hubungkan dengan

sebuah poros yang dapat berputar bersama-sama. Contoh

penggunaan roda berporos terdapat pada roda sepeda, roda gerobak,

setir kapal, setir mobil.

c. Sifat-sifat Cahaya

Standar Kompetensi

6. Menerapkan sifat-sifat cahaya melalui kegiatan membuat suatu karya

atau model.

Kompetensi Dasar

6.1 Mendiskripsikan sifat-sifat cahaya.

Indikator

6.2.1 Mengetahui alat dan bahan yang digunakan untuk membuat

karya/model yang menerapkan sifat-sifat cahaya.

Materi Pokok

Benda-benda yang ada di sekitar kita dapat kita lihat apabila ada

cahaya yang mengenai benda tersebut. Cahaya yang mengenai benda

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SD N ... IPA Fisika kelas dilihat dari jenis kelamin siswa. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan metode survei. Populasi

31

akan dipantulkan oleh benda ke mata sehingga benda tersebut dapat

terlihat. Cahaya memiliki sifat merambat lurus, menembus benda

bening, dan dapat dipantulkan (Sulistyanto, 2008: 125).

d. Proses terbentuknya tanah

Standar Kompetensi

7. Memahami perubahan yang terjadi di alam dan hubungannya dengan

penggunaan sumber.

Kompetensi Dasar

6.1 Mendiskripsikan proses pembentukan tanah karena pelapukan.

Indikator

7.1.1 Menggolongkan jenis-jenis batuan.

7.1.2 Menjelaskan proses pembentukan tanah karena pelapukan.

Tanah berasal dari batuan. Batuan akan mengalami pelapukan menjadi

butiran-butiran yang sangat halus. Lama-kelamaan butiran-butiran halus

ini bertambah banyak dan terbentuklah tanah (Azmiyawati, 2008: 124).

Azmiyawati (2008: 125) mengungkapkan terdapat tiga jenis batuan yang

menyusun lapisan kerak bumi dilihat dari proses terbentuknya yaitu:

1) Batuan Beku (Batuan Magma/Vulkanik)

Batuan beku adalah batuan yang terbentuk dari magma yang

membeku.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SD N ... IPA Fisika kelas dilihat dari jenis kelamin siswa. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan metode survei. Populasi

32

2) Batuan Endapan (Batuan Sedimen)

Batuan endapan adalah batuan yang terbentuk dari endapan

hasil pelapukan batuan. Batuan ini dapat pula terbentuk dari batuan

yang terkikis atau dari endapan sisa-sisa binatang dan tumbuhan.

3) Batuan Malihan (Metamorf)

Batuan malihan (metamorf) berasal dari batuan sedimen yang

mengalami perubahan (metamorfosis). Batuan sedimen ini

mengalami perubahan karenamendapat panas dan tekanan dari

dalam Bumi. Jika mendapat panas terus menerus,batuan ini akan

berubah menjadi batuan malihan.

Proses Pembentukan Tanah karena Pelapukan Batuan

Batuan memerlukan waktu jutaan tahun untuk berubah menjadi tanah.

Batuan menjadi tanah karena pelapukan. Batuan dapat mengalami

pelapukan karena berbagai faktor, di antaranya cuaca dan kegiatan

makhluk hidup. Pelapukan yang disebabkan olehfaktor cuaca ini disebut

pelapukan fisika. Adapun makhluk hidup yang menyebabkan pelapukan,

misalnya pepohonan dan lumut. Pelapukan yang disebabkan oleh aktivitas

makhluk hidup ini disebut pelapukan biologi. (Azmiyawati, 2008: 128).

e. Susunan Bumi

Dalam susunan bumi, peneliti membahas tentang selimut bumi dan

lapisan penyusun bumi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SD N ... IPA Fisika kelas dilihat dari jenis kelamin siswa. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan metode survei. Populasi

33

1) Selimut Bumi

Berbicara tentang Bumi, kita tidak boleh melupakan selubung

udara yangmenyelimuti Bumi. Selubung udara itu disebut atmosfer.

Azmiyawati (2008: 139-140) mengungkapkan bahwa atmosfer

terdiri atas lapisan troposfer, stratosfer, mesosfer, dan termosfer.

Lapisan troposfer terbentang sejauh 10 km dari permukaan

bumi. Lapisan troposfer merupakan lapisan yang paling dekat

dengan bumi. Lapisan inilah yang memengaruhi cuaca.

Di atas lapisan troposfer terdapat lapisan stratosfer. Lapisan

stratosfer berjarak 10–50 km di atas permukaan bumi. Udara di

lapisan stratosfer sangat dingin dan tipis.

Lapisan di atas stratosfer yaitu mesosfer. Lapisan mesosfer

berjarak 50-80 km di atas permukaan bumi.

Lapisan di atas mesosfer yaitu lapisan termosfer. Lapisan

termosfer terbentang pada ketinggian 80–500 km di atas permukaan

bumi. Di lapisan ini terjadi efek cahaya yang disebut aurora.

Lapisan yang paling jauh dari permukaan bumi yaitu lapisan

eksosfer. Eksosfer ada di ketinggian 700 km di atas permukaan

bumi. Setelah lapisan eksosfer adalah angkasa luar. (Azmiyawati,

2008: 139-140).

2) Lapisan Penyusun Bumi

Azmiyawati (2008: 141) mengungkapkan ada tiga lapisan

penyusun Bumi yaitu:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SD N ... IPA Fisika kelas dilihat dari jenis kelamin siswa. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan metode survei. Populasi

34

a) Kerak

Kerak adalah lapisan terluar permukaan bumi yang berupa

batuan keras dan dingin setebal 15–60 km.

b) Selubung atau Mantel

Selubung atau mantel merupakan lapisan di bawah kerak

yang tebalnya mencapai 2.900 kilometer. Lapisan mantel

merupakan lapisan yang paling tebal. Lapisan ini terdiri atas

magmakental yang bersuhu 1.400°C–2.500°C.

c) Inti

Inti terdiri atas dua bagian, yaitu inti luar dan inti dalam.

Lapisan inti luar merupakan satu-satunya lapisan cair. Lapisan

ini mempunyai tebal ±2.255 kilometer, sedangkan lapisan inti

dalam setebal ±1.200 kilometer. Inti dalam merupakan bola

logam yang padat dan mampat, bersuhu sangat panas sekitar

4.500°C.

6. Jenis Kelamin

Jenis kelamin ada dua yaitu laki-laki dan perempuan. Menurut

Mutmainah (2006: 1) jenis kelamin adalah suatu konsep analisis yang

digunakan untuk mengidentifikasi perbedaan laki-laki dan perempuan

dilihat dari sudut non biologis, yaitu dari aspek sosial, budaya, maupun

psikologis. Berdasarkan Coate dan Frey (2007: 1) terdapat beberapa

pendekatan yang mempengaruhi perbedaan jenis kelamin, yaitu:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SD N ... IPA Fisika kelas dilihat dari jenis kelamin siswa. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan metode survei. Populasi

35

a. Pendekatan Struktural

Pendekatan ini menyatakan bahwa perbedaan antara laki-laki

dan perempuan disebabkan oleh sosialisasi awal terhadap pekerjaan

dan kebutuhan-kebutuhan peran lainnya. Sosialisasi awal

dipengaruhi oleh reward dan insentif yang dieberikan kepada

individu di dalam suatu profesi. Karena sifat dan pekerjaan yang

sedang dijalani membentuk perilaku melalui sistem reward dan

insentif, maka laki-laki dan perempuan akan merespon dan

mengembangkan nilai etis dan moral secara sama di lingkungan

yang sama.

b. Pendekatan Sosialisasi Gender

Pendekatan ini menyatakan bahwa pria dan wanita membawa

seperangkat nilai dan yang berbeda ke dalam suatu lingkungan kerja

maupun ke dalam suatu lingkungan belajar. Perbedaan nilai dan sifat

berdasarkan jenis kelamin ini akan mempengaruhi pria dan wanita

dalam membuat keputusan dan praktik.

Jenis kelamin manusia mempengaruhi perbedaan intelegensi

seseorang. Hamalik (2007: 91) menjelaskan bahwa tingkat intelegensi

laki-laki dan perempuan berbeda. Anak laki-laki (sebagai suatu

kelompok) memperlihatkan variabilitas yang lebih besar daripada anak

perempuan dalam penyebaran intelegensi. Artinya, lebih banyak anak

laki-laki yang lemah dalam intelegensi dibandingkan dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SD N ... IPA Fisika kelas dilihat dari jenis kelamin siswa. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan metode survei. Populasi

36

perempuan, namun banyak anak laki-laki yang menunjukkan

superioritas dalam intelegensi dibandingkan anak perempuan.

Berdasarkan penjelasan di atas tentang tingkat intelegensi

siswa laki-laki dan perempuan berbeda, perbedaan intelegensi tersebut

berpengaruh pada tingkat kemampuan siswa. Siswa yang kurang

memiliki kemampuan dalam mempelajari suatu konsep akan merasa

kesulitan dalam mempelajari konsep tersebut.

A. Penelitian Relevan

Peneliti menemukan beberapa penelitian yang relevan atau

mempunyai keterkaitan dengan judul penelitian. Penelitian tersebut antara

lain:

Penelitian pertama oleh Anggraeni (2015) dengan judul “Miskonsepsi

Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Kelas V di Sekolah Dasar”.

Jenis penelitian adalah deskriptif kuantitatif dan kualitatif. Penelitian ini

bertujuan untuk menemukan miskonsepsi di buku IPA, miskonsepsi saat

pembelajaran IPA, menentukan penyebab miskonsepsi dan persentase

miskonsepsi pada buku yang digunakan guru di dalam kelas saat

pembelajaran IPA kelas 5. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat

miskonsepsi pada buku teks yang digunakan guru, sehingga miskonsepsi

dibawa oleh guru ke dalam kelas saat pembelajaran berlangsung. Persentase

adanya miskonsepsi pada buku sebesar 5,45%, angka tersebut termasuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SD N ... IPA Fisika kelas dilihat dari jenis kelamin siswa. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan metode survei. Populasi

37

kategori kurang sekali sehingga perlu diperbaiki dengan pemilihan buku

secara selektif.

Penelitian tersebut relevan dengan yang dilakukan oleh peneliti karena

membahas mengenai miskonsepsi. Persamaan dengan penelitian ini adalah

materi IPA Fisika untuk kelas 5. Perbedaannya terletak pada subjek penelitian

yaitu guru kelas V, sedangkan penelitian ini untuk siswa kelas 5.

Penelitian kedua dilakukan oleh Pujayanto (2009) dengan judul “Profil

Miskonsepsi Siswa SD Pada Konsep Gaya dan Cahaya”. Penelitian ini

bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya miskonsepsi pada konsep Gaya dan

Cahaya yang dimiliki siswa kelas 5 SD. Penelitian ini menggunakan jenis

penelitian kuantitatif dan kualitataif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa

siswa memiliki miskonsepsi pada konsep Gaya dan Cahaya. Pada sebagian

besar konsep terjadi miskonsepsi dengan tingkatan yang berbeda-beda.

Persentase miskonsepsi pada penelitian ini lebih dari 30%.

Penelitian tersebut mendukung penelitian yang dilakukan peneliti,

karena membahas mengenai miskonsepi dan subjek penelitian ini adalah kelas

5 dengan materi Gaya dan Cahaya. Namun, penelitian ini memiliki perbedaan

dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti mengenai materi. Jika

penelitian ini hanya membahas mengenai Gaya dan Cahaya, maka penelitian

yang dilakukan oleh peneliti membahas keseluruhan materi kelas 5 semester 2

seperti gaya, pesawat sederhana, cahaya, sifat-sifat cahaya, proses

pembentukan tanah, dan struktur bumi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SD N ... IPA Fisika kelas dilihat dari jenis kelamin siswa. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan metode survei. Populasi

38

Penelitian yang ketiga dilakukan oleh Abdi dan Adi (2012) dengan

judul “Miskonsepsi siswa kelas V SDN Sidorejo Lor 04 Salatiga Tentang

Gaya Gravitasi dan Pembelajaran Remidiasinya”. Penelitian ini bertujuan

untuk mengidentifikasi miskonsepsi materi gaya gravitasi sampai dapat

dibedakan siswa-siswa yang mengalami miskonsepsi, tidak tahu konsep dan

menguasai konsep dengan baik; memberikan perbaikan atau remidiasi kepada

siswa yang mengalami miskonsepsi. Jenis penelitian ini adalah eksperimen

semu (quasi experiment). Instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini

adalah tes dan pedoman wawancara.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat miskonsepsi yang

dialami siswa pada masing-masing sub konsep. Peneliti mengambil penelitian

ini sebagai salah satu penelitian yang relevan karena membahas mengenai

miskonsepsi. Persamaan dalam penelitian ini dengan penelitian yang

dilakukan oleh peneliti adalah materi mengenai gaya gravitasi, subjek

penelitian yaitu siswa kelas 5 SD, dan instrumen pengambilan data yang

digunakan yaitu tes dan pedoman wawancara, sedangkan perbedaannya

adalah jenis penelitian yang digunakan yaitu eksperimen semu dan kuantitatif.

Penelitian yang keempat dilakukan oleh Winny dan Taufik (2009)

dengan judul “Identifikasi Miskonsepsi Materi IPBA di SMA Dengan

Menggunakan CRI (Certainly Oof Respons Index) Dalam Upaya Perbaikan

Urutan Pemberian Materi IPBA pada KTSP”. Penelitian ini bertujuan untuk

mengidentifikasi miskonsepsi materi IPBA di SMA dengan menggunakan

CRI. Subjek penelitian ini adalah siswa SMA kelas XI yang tersebar di tiga

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SD N ... IPA Fisika kelas dilihat dari jenis kelamin siswa. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan metode survei. Populasi

39

sekolah di Bandung, Jawa Barat. Pengumpulan data pada penelitian ini

menggunakan instrumen penelitian berupa tes dengan bentuk pilihan ganda.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan menggunakan CRI dapat

dengan mudah dibedakan siswa yang mengetahui konsep dengan baik,

mengalami miskonsepsi, maupun yang sama sekali tidak tahu konsep. Dari

keseluruhan konsep-konsep materi IPBA, cenderung banyak siswa yang

mengalami miskonsepsi dan tidak tahu mengenai materi IPBA dibanding

yang tahu konsep.

Penelitian tersebut mendukung penelitian yang dilakukan peneliti

karena membahas mengenai miskonsepsi. Persamaan dalam penelitian ini

dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah pengumpulan data yang

menggunakan instrumen tes pilihan ganda. Sedangkan perbedaannya adalah

subjek penelitian dan metode yang digunakan.

Penelitian kelima dilakukan oleh Nuyami (2014) yang berjudul

“Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Pair-Share Terhadap

Self-Efficacy Siswa SMP Ditinjau Berdasarkan Gender”. Tujuan penelitian ini

adalah untuk menganalisis (1) perbedaan self-efficacy siswa yang belajar

dengan model pembelajaran kooperatif tipe think-pair-self dan model

pembelajaran konvensional, (2) perbedaan self-efficacy siswa laki-laki dan

perempuan, (3) pengaruh interaksi model pembelajaran dan jenis kelamin, (4)

perbedaan self-efficacy yang belajar dengan model pembelajaran kooperatif

think-pair-spare dan model pembelajaran konvensional untuk siswa laki-laki,

(5) perbedaan self-efficacy yang belajar dengan model pembelajaran

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SD N ... IPA Fisika kelas dilihat dari jenis kelamin siswa. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan metode survei. Populasi

40

kooperatif think-pair-spare dan model pembelajaran konvensional untuk

siswa perempuan. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian quasy

eksperiment dengan rancangan Posttest Only Non-Equivalent Control Group

Design. Pengambilan sampel dilakukan menggunakan teknik simple random

sampling

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) terdapat perbedaan self-

efficacy siswa yang belajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe think-

pair-self dan model pembelajaran konvensional (F= 34,040; p<0,05), (2)

terdapat perbedaan self-efficacy siswa laki-laki dan perempuan (F= 132,871;

p<0,05), (3) terdapat pengaruh interaksi model pembelajaran dan jenis

kelamin terhadap self-efficacy (F=8,67, p,0,05), (4) terdapat perbedaan self-

efficacy yang belajar dengan model pembelajaran kooperatif think-pair-spare

dan model pembelajaran konvensional untuk siswa laki-laki (F= 18,962;

p<0,05), (5) terdapat perbedaan self-efficacy yang belajar dengan model

pembelajaran kooperatif think-pair-spare dan model pembelajaran

konvensional untuk siswa perempuan (F=15,141; p<0,05). Siswa yang belajar

dengan model pembelajaran kooperatif tipe think-pair-share,, self-efficacy

yang lebih baik dibandingkan siswa yang belajar dengan model pembelajaran

konvensional.

Penelitian tersebut relevan dengan penelitian yang dilakukan oleh

peneliti karena sama-sama menbahas perbedaan jenis kelamin. Persamaan

penelitian ini dengan pneleitian yang dilakukan peneliti adalah menggunakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SD N ... IPA Fisika kelas dilihat dari jenis kelamin siswa. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan metode survei. Populasi

41

teknik simple random sampling untuk pengambilan sampel. Perbedaannya

adalah subjek penelitian dan jenis penelitian.

Penelitian relevan yang dipakai dalam penelitian ini dapat dilihat pada

literature map yang tampak pada gambar 2.7.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SD N ... IPA Fisika kelas dilihat dari jenis kelamin siswa. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan metode survei. Populasi

42

Gambar 2.7 Literature Map Penelitian yang Relevan

Miskonsepsi Pembelajaran Ilmu

Pengetahuan Alam (IPA) Kelas V di

Sekolah Dasar

Anggraeni (2015)

Profil Miskonsepsi Siswa SD Pada

Konsep Gaya dan Cahaya

Pujayanto (2009)

Miskonsepsi siswa kelas V SDN

Sidorejo Lor 04 Salatiga Tentang Gaya

Gravitasi dan Pembelajaran

Remidiasinya

Abdi dan Adi (2012)

Identifikasi Miskonsepsi Materi IPBA di

SMA Dengan Menggunakan CRI

(Certainly Oof Respons Index) Dalam

Upaya Perbaikan Urutan Pemberian

Materi IPBA pada KTSP

Winny dan Taufik (2009)

Pengaruh Model Pembelajaran

Kooperatif Tipe Think-Pair-Share

Terhadap Self-Efficacy Siswa SMP

Ditinjau Berdasarkan Gender

Nuyami (2014)

Penelitian ini:

Miskonsepsi IPA Fisika

Siswa Kelas V Semester

2 SD Negeri se-

Kecamatan Gamping

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SD N ... IPA Fisika kelas dilihat dari jenis kelamin siswa. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan metode survei. Populasi

43

Berdasarkan gambar 2.7 dapat dijelaskan bahwa kelima penelitian

sebelumnya mendasari penelitian yang dilakukan oleh peneliti.

B. Kerangka Berpikir

IPA adalah ilmu pengetahuan yang mempunyai objek yang

menggunakan metode ilmiah. Ilmu Pengetahuan Alam juga merupakan

pengetahuan yang rasional dan objektif tentang alam semesta dengan segala

isinya. IPA tidak dapat dijadikan keberhasilan tingkat pemahaman siswa

terhadap suatu konsep materi yang diajarkan. Kenyataannya masih banyak

siswa yang mengalami miskonsepsi khususnya pada materi IPA Fisika yang

diajarkan. Miskonsepsi adalah salah konsep yang terjadi pada siswa.

Miskonsepsi yang diteliti bisa membantu permasalahan yang terjadi di

sekolah dasar untuk mengatasi miskonsepsi yang dialami siswa.

Berdasarkan penjelasan yang sudah disampaikan, maka untuk

menemukan miskonsepsi yang dilakukan siswa pada mata pelajaran IPA

Fisika kelas V SD terkait materi gaya, pesawat sederhana, sifat-sifat cahaya,

periskop, proses terbentuknya tanah, proses pembentuan tanah karena

pelapukan batuan, susunan bumi dan mengetahui perbedaan miskonsepsi

dilihat dari pekerjaan orang tua dilakukan penelitian. Penelitian ini berjudul

“Miskonsepsi IPA Fisika Siswa Kelas V SD Negeri Semester 2 se-Kecamatan

Gamping, Sleman”. Alat yang digunakan dalam penelitian yaitu tes pilihan

ganda. Dari hasil tes kemudian jawaban dianalisis untuk menemukan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SD N ... IPA Fisika kelas dilihat dari jenis kelamin siswa. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan metode survei. Populasi

44

miskonsepsi yang dilakukan siswa dan mengetahui perbedaan miskonsepsi

dilihat dari jenis kelamin siswa.

C. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan teori-teori dalam kajian pustaka dan kerangka berpikir,

maka hipotesis pada penelitian ini adalah :

1. Ada miskonsepsi IPA Fisika pada siswa kelas V SD Negeri semester 2 se-

Kecamatan Gamping, Sleman terjadi di konsep gaya, pesawat sederhana,

sifat-sifat cahaya, proses terbentuknya tanah karena pelapukan, struktur

bumi.

2. Tidak ada perbedaan miskonsepsi IPA Fisika dilihat dari jenis kelamin

siswa kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Gamping, Sleman.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SD N ... IPA Fisika kelas dilihat dari jenis kelamin siswa. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan metode survei. Populasi

45

BAB III

METODE PENELITIAN

Dalam bagian ini, akan dibahas beberapa hal mengenai jenis penelitian,

waktu dan tempat penelitian, populasi dan sampel, variabel penelitian, teknik

pengumpulan data, instrumen penelitian, teknik pengujian instrumen, dan yang

terakhir teknik analisis data.

A. Jenis Penelitian

Peneliti menggunakan jenis penelitian kuantitatif survei. Penelitian

kuantitatif merupakan penelitian berorientasi pada data-data empiris berupa

angka atau suatu fakta yang bisa dihitung (Mahdi dan Mujahidin, 2014: 104).

Penelitian survei adalah penelitian yang mengambil sampel dari satu populasi

dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok

(Sofian dan Tukiran, 2012: 3).

Berdasarkan pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa

penelitian kuantitatif survei adalah penelitian yang berupa angka yang bisa

dihitung yang diambil dari sampel dan menggunakan kuesioner. Penelitian

ini mengumpulkan data dari responden melalui tes tertulis. Penelitian

kuantitatif survei ini digunakan untuk mengetahui miskonsepsi IPA Fisika

pada siswa kelas V SD Negeri se-Kecamatan Gamping, Sleman dan

perbedaan miskonsepsi IPA Fisika dilihat dari jenis kelamin siswa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SD N ... IPA Fisika kelas dilihat dari jenis kelamin siswa. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan metode survei. Populasi

46

B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Peneliti melaksanakan penelitian di SD Negeri se-Kecamatan

Gamping Kabupaten Sleman. Penelitian dilakukan di kecamatan ini

karena sebagian besar siswa kesulitan menguasai konsep IPA pada suatu

materi. Pernyataan tersebut didasarkan atas hasil wawancara yang peneliti

lakukan dengan beberapa guru kelas V SD Negeri se-Kecamatan

Gamping. Pemilihan SD ini juga khusus sekolah yang menerapkan

Kurikulum KTSP atau Kurikulum 2006.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan mulai bulan Maret 2015 sampai

Januari 2016. Penelitian dimulai bulan Maret 2015 dengan menyusun

proposal awal, dilanjutkan pada bulan April 2015 mengurus surat ijin ke

kantor Kesatuan Bangsa serta dilanjutkan ke Badan Perencanaan

Pembangunan Daerah (BAPPEDA) setelah mengurus ijin ke BAPPEDA

dengan memberikan surat tembusan kepada Bapak Bupati Sleman, Dinas

Pendidikan dan Olahraga (DIPORA) Sleman, dan Kementrian Agama

Sleman. Peneliti sebelum menyerahkan surat ijin ke pihak Kecamatan

Gamping, UPT Kecamatan Gamping, dan SD Negeri Se-Kecamatan

Gamping, peneliti menyusun instrumen penelitian pada bulan April

2015. Bulan awal Mei 2015 peneliti memvalidasi soal instrumen kepada

validator dan melakukan revisi. Hasil validasi soal kemudian

diujicobakan di beberapa SD Negeri se-Kecamatan Gamping pada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SD N ... IPA Fisika kelas dilihat dari jenis kelamin siswa. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan metode survei. Populasi

47

pertengahan bulan Mei 2015. Peneliti melanjutkan penelitian pada akhir

bulan Mei sampai awal Juni 2015 untuk melakukan pengambilan data

pada 23 SD Negeri se-Kecamatan Gamping. Pengolahan data dilakukan

oleh peneliti pada bulan Juli-Agustus 2015, dilanjutkan penyusunan

laporan pada bulan September 2015 sampai Juli 2016, dan pada bulan

Agustus 2016 peneliti melakukan ujian skripsi dan melakukan revisi.

Jadwal penelitian tersebut memudahkan peneliti dalam

melaksanakan penelitian. Dengan jadwal tersebut, maka setiap langkah

yang dilaksanakan akan lebih terkendali dan terorganisir karena sudah

terjadwal sebelumnya.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi artinya jumlah keseluruhan suatu objek penelitian.

Nawawi (dalam Mahdi, 2014: 110) mengartikan populasi sebagai semua

objek penelitian yang bisa saja berwujud manusia, benda, hewan, tumbuh-

tumbuhan, gejala, nilai tes atau peristiwa sebagai sumber data yang

memiliki karakteristik tertentu didalam suatu penelitian. Populasi dalam

penelitian ini adalah siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri se-Kecamatan

Gamping, Sleman yang berjumlah 663 siswa

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki

oleh populasi (Mamang, 2010: 186). Sampel yang diambil dari populasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SD N ... IPA Fisika kelas dilihat dari jenis kelamin siswa. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan metode survei. Populasi

48

harus betul-betul representatif atau mewakili. Pengambilan sampel dalam

penelitian ini dihitung menggunakan tabel Krejcie dan Morgan dengan

taraf kepercayaan 95% dan kesalahan 5%. Untuk menentukan besar

sampel Krejcie dan Morgan, Fenandez (dalam Sumanto, 2014: 210)

memberikan acuan penentu sampel yang dapat dilihat dalam bentuk tabel

3.1. Krejcie dan Morgan.

Tabel 3.1. Acuan Penentu Sampel Menurut Krejcie dan Morgan

N S N S N S

10 10 220 140 1200 291

15 14 230 144 1300 297

20 19 240 148 1400 302

25 24 250 152 1500 306

30 28 260 155 1600 310

35 32 270 159 1700 313

40 36 280 162 1800 317

45 40 290 165 1900 320

50 44 300 169 2000 322

55 48 320 175 2200 327

60 52 340 181 2400 331

65 56 360 186 2600 335

70 59 380 191 2800 338

75 63 400 196 3000 341

80 66 420 201 3500 346

85 70 440 205 4000 351

90 73 460 210 4500 354

95 76 480 214 5000 357

100 80 500 217 6000 361

110 86 550 226 7000 364

120 92 600 234 8000 367

130 97 650 242 9000 368

140 103 700 248 10000 370

150 108 750 254 15000 377

160 113 800 260 20000 379

170 118 850 265 30000 380

180 123 900 269 40000 381

190 127 950 274 50000 382

200 132 1000 278 75000 382

210 136 1100 285 1000000 384

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SD N ... IPA Fisika kelas dilihat dari jenis kelamin siswa. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan metode survei. Populasi

49

Keterangan : N = Populasi

S = Sampel

Berdasarkan populasi penelitian yaitu 663 siswa, maka sampel yang

diambil dalam penelitian ini sebesar 242 siswa. Diambilnya sampel

penelitian sebesar 242 siswa karena populasi siswa SD Negeri se-

Kecamatan Gamping dekat dengan populasi 650 yang sudah ditetapkan

pada tabel Krejcie dan Morgan. Agar persentase pembagian sampel setiap

sekolah imbang, maka sampel ditentukan sebanding dengan banyaknya

subyek dalam tiap sekolah, yaitu dengan cara :

Keterangan :

SP : Sampel Penelitian

N : Jumlah siswa kelas V masing-masing SD

Jp : Jumlah polulasi siswa kelas V SD se-Kecamatan

Gamping

Jumlah sampel : Jumlah sampel sesuai dengan tabel krejcie

Hasil dari penghitungan dengan menggunakan rumus krejcie dapat

dilihat pada tabel 3.2.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SD N ... IPA Fisika kelas dilihat dari jenis kelamin siswa. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan metode survei. Populasi

50

Tabel 3.2. Hasil Penghitungan Tabel Krejcie

No Nama SD Rombongan

Belajar

Jumlah

Siswa Sampel Penelitian Pembulatan

1. SD N Gamping A 26 26 x 242 = 9,49663

663 9

2. SD N Mejing 1 A 31 31 x 242 = 11,31663

663 11

3. SD N Mejing 2

A 29 29 x 242 = 10,58

663 11

B 28 28 x 242 = 10,22

663 10

4. SD N Balecatur 1 A 37 37 x 242 = 13,50663

663 14

5. SD N Balecatur 2 A 23 23 x 242 = 8,39663

663 8

6. SD N

Kembangjitengan A 32

32 x 242 = 11,68 663

663 12

7. SD N Gamol A 25 25 x 242 = 9,12663

663 9

8. SD N Banyuraden A 17 17 x 242 = 6,2663

663 6

9. SD N Nogotirto

A 26 27 x 242 = 9,85663

663 10

B 26 25 x 242 = 9,12

663 9

10. SD N Demakijo 1

A 34 34 x 242 = 12,41

663 12

B 35 35 x 242 = 12,77

663 13

11. SD N Demakijo 2 A 34 34 x 242 = 12,41663

663 12

12. SD N Baturan 1 A 33 33 x 242 = 12,04 663

663 12

13. SD N Baturan 2 A 19 19 x 242 = 6,93663

663 7

14. SD N Jambon 1 A 13 13 x 242 = 4,74509

663 5

15. SD N Jambon 2 A 25 25 x 242 = 9,12 663

663 9

16. SD N Nyamplung A 16 16 x 242 = 5,84663

663

6

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SD N ... IPA Fisika kelas dilihat dari jenis kelamin siswa. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan metode survei. Populasi

51

17. SD N Patran A 31 31 x 242 = 11,31663

663 11

18. SD N Bedog A 20 20 x 242 =7,30663

663 7

19. SD N Tegalyoso A 27 27 x 242 = 9,85 663

663 10

20. SD N Nogosaren A 13 13 x 242 = 4,74 663

663 5

21. SD N Mayangan A 29 29 x 242 = 10,58 663

663 11

22. SD N Kanoman A 23 23 x 242 = 8,39 663

663 8

23. SD N Tuguran A 13 13 x 242 = 4,74 663

663 5

Jumlah 663 242

Setelah menentukan besar sampel pada masing-masing sekolah,

kemudian peneliti akan melanjutkan menggunakan teknik simple random

sampling yaitu cara pemilihan sampel dimana anggota dari populasi dipilih

satu persatu secara random (semua mendapatkan kesempatan yang sama

untuk dipilih) dimana jika sudah dipilih tidak akan dipilih lagi (Ronny,

2003: 139). Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan undian yang dibuat

dari kertas kecil bertuliskan nomor absen siswa sebagai nomor pada

populasi kemudian peneliti memilih kertas yang sudah digulung untuk

menentukan subjek penelitian pada sampel setiap sekolah.

D. Variabel Penelitian

Hadi (dalam Mahdi, 2014: 107) menyatakan variabel penelitian adalah

semua keadaan, faktor, kondisi, perlakuan, atau tindakan yang dapat

mempengaruhi hasil pengamatan. Variabel dalam penelitian ini terdiri dari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SD N ... IPA Fisika kelas dilihat dari jenis kelamin siswa. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan metode survei. Populasi

52

variabel bebas (independent) dan variabel terikat (dependent). Variabel bebas

adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya

atau timbulnya variabel terikat. Variabel terikat merupakan variabel yang

dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas

(Sugiyono, 2012: 39).

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa kedua

variabel yaitu variabel bebas dan variabel terikat saling mempengaruhi.

Variabel bebas (independent) dalam penelitian ini adalah jenis kelamin siswa,

sedangkan variabel terikatnya (dependent) adalah miskonsepsi siswa.

E. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian kuantitatif ini terdapat teknik pengumpulan yang

dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu wawancara, angket, observasi,

studi dokumenter (Sukmadinata, 2008: 216).

1. Wawancara

Wawancara adalah teknik pengumpulan data yang peneliti gunakan

selain observasi. Siregar (2010: 130) berpendapat bahwa “wawancara

merupakan proses memperoleh keterangan atau data untuk tujuan

penelitian dengan cara tanya jawab, sambil bertatap muka antara

pewawancara dengan responden dengan menggunakan alat yang

dinamakan panduan wawancara”. Senada dengan pendapat sebelumnya

Kunandar (2008: 157) mengungkapkan bahwa “Wawancara merupakan

pertanyaan-pertanyaan yang diajukan secara verbal kepada orang-orang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SD N ... IPA Fisika kelas dilihat dari jenis kelamin siswa. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan metode survei. Populasi

53

yang dianggap dapat memberikan informasi atau penjelasan hal-hal yang

dianggapperlu dan memiliki relevansi terhadap permasalahan penelitian

tindakan kelas.”

Berdasarkan pendapat kedua ahli tersebut dapat ditarik kesimpulan

bahwa teknik pengumpulan data wawancara adalah suatu proses

pengumpulan data yang dilakukan dengan cara bertanya jawab antara

peneliti dengan obyek yang akan diteliti untuk mendapatkan informasi

atau penjelasan. Wawancara yang dipakai dalam penelitian ini dengan

melakukan wawancara dengan 2 guru di SD Negeri se-Kecamatan

Gamping, untuk memperoleh data tentang pemahaman siswa secara

mendalam mengenai pemahaman konsep IPA. Selain melakukan

wawancara dengan guru, peneliti juga melakukan wawancara dengan

siswa untuk mengetahui pemahaman konsep IPA Fisika.

2. Studi Dokumentasi

Mahdi dan Mujahidin (2014: 119) mengatakan bahwa, studi

dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data yang mengharuskan

peneliti melakukan analisis terhadap dokumen-dokumen untuk

memperoleh data yang akan diperlukan dalam penelitian. Studi

dokumentasi adalah merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan

menghimbau dan menganalisis dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis,

gambar, maupun elektronik (Sukmadinata, 2010: 221). Berdasarkan

pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa studi dokumentasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SD N ... IPA Fisika kelas dilihat dari jenis kelamin siswa. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan metode survei. Populasi

54

adalah teknik pengumpulan data berupa dokumentasi tertulis, gambar

yang diambil dengan media elektronik.

Studi dokumentasi yang diperoleh peneliti dari UPT Kecamatan

Gamping yaitu data atau dokumen yang didapatkan dari hasil studi

dokumentasi berupa data sekolah se-Kecamatan Gamping Kabupaten

Sleman. Selain itu data yang diperoleh dari UPT Kecamatan Gamping

berupa alamat sekolah, nama kepala sekolah, dan jumlah siswa.

Dokumentasi yang diperoleh berupa beberapa foto peneliti saat

menunggui siswa dalam mengerjakan soal.

3. Tes

Taniredja (2011:49), bahwa tes merupakan cara yang dapat digunakan

dalam rangka pengukuran dan penilaian di bidang pendidikan, yang

berbentuk pemberian tugas atau serangkaian tugas baik berupa

pertanyaan-pertanyaan, sehingga dapat dihasilkan nilai yang

melambangkan prestasi siswa tersebut. Arikunto (dalam Sopiah dan

Sangadji (2010: 150) menyatakan tes adalah sederet pertanyaan atau

latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan,

pengetahuan intelegensi, kemampuan, atau bakat yang dimiliki oleh

individu kelompok. Dalam penelitian ini, responden diberi pertanyaan

yang harus dikerjakan. Pertanyaan yang diberikan berupa 20 soal pilihan

ganda dan 5 soal uraian. Hasil dan skor akan digunakan oleh peneliti

untuk analisis data.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SD N ... IPA Fisika kelas dilihat dari jenis kelamin siswa. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan metode survei. Populasi

55

F. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan menggunakan

fenomena-fenomena alam maupun sosial yang diamati (Sugiyono, 2011: 48).

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa pedoman wawancara,

dan instrumen tes.

1. Pedoman Wawancara

Arikunto (2010: 198) mengungkapkan bahwa wawancara

adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara untuk

memperoleh informasi dari terwawancara. Pedoman wawancara yang

digunakan peneliti dapat dilihat pada tabel 3.3.

Tabel 3.3 Pedoman Wawancara

No Pertanyaan

1. Bagaimana hasil pekerjaan siswa kelas V khususnya pada

pembelajaran IPA materi fisika semester 2?

2. Apakah guru menemui kendala dalam pemberian materi IPA fisika?

3. Apa saja kendala yang terjadi dalam pemberian materi IPA Fisika?

4. Apakah sering terjadi miskonsepsi pada siswa pada saat pemberian

materi IPA Fisika?

Pedoman wawancara pada tabel 3.3 dibuat untuk memudahkan

peneliti dalam mengetahui miskonsepsi pada pembelajaran IPA fisika

yang terjadi pada siswa. Pedoman wawancara akan digunakan peneliti

untuk mengetahui pemahaman siswa pada mata pelajaran IPA Fisika.

2. Instrumen Tes

Instrumen tes dalam penelitian ini digunakan untuk

mengetahui miskonsepsi IPA siswa kelas V SD Negeri se-Kecamatan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SD N ... IPA Fisika kelas dilihat dari jenis kelamin siswa. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan metode survei. Populasi

56

Gamping. Tes yang digunakan dalam penelitian ini berupa pilihan

ganda dan uraian. Djemari (2008: 67) berpendapat bahwa tes

merupakan salah satu cara untuk menaksir besarnya kemampuan

seseorang secara tidak langsung, yaitu melalui respons seseorang

terhadap stimulus atau pertanyaan. Menurut Arikunto (2006: 1) tes

adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang

digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi,

kemampuan, atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok.

Tes dalam penelitian ini dilakukan kepada sampel penelitian

dengan cara menjawab soal pilihan ganda dan uraian. Jumlah soal

awal yang dibuat oleh peneliti sejumlah jumlah 50 soal pilihan ganda

dan 9 soal uraian sebelum diberikan kepada validator.

G. Teknik Pengujian Instrumen

Instrumen penelitian yang akan digunakan harus melalui pengujian

validitas dan reliabilitas. Validitas meliputi tiga hal yaitu validitas isi, validitas

muka, dan validitas konstruk. Ketiga validitas ini akan dikenakan pada

instrumen tes. Sementara instrumen daftar cek tidak melalui uji validasi dan

reliabilitas.

1. Uji Validitas

Validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur itu mengukur

apa yang ingin diukur (Effendi, 2012: 125). Validitas dalam penelitian ini

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SD N ... IPA Fisika kelas dilihat dari jenis kelamin siswa. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan metode survei. Populasi

57

menggunakan validitas isi, validitas muka, dan validitas konstruk. Berikut

adalah penjelasan dari masing-masing validitas:

a. Validitas Isi

Validitas isi suatu alat pengukur ditentukan oleh sejauh mana

isi alat pengukur tersebut mewakili semua aspek yang dianggap

sebagai aspek kerangka konsep (Effendi, 2012: 129). Validitas isi pada

penelitian ini dilakukan menggunakan professional judgment.

Validitas isi diberikan oleh para ahli yang bidang keahliannya

berhubungan dengan penelitian ini. Instrumen yang divalidasi yaitu

berupa 50 soal pilihan ganda dan 11 soal uraian. Ahli yang dipilih

untuk melakukan validitas isi ada 2 dosen dari program studi

Pendidikan Fisika Universitas Sanata Dharma dan 2 guru kelas V

Sekolah Dasar.

Ahli memberikan nilai pada lembar penilaian yang diberikan.

Skala skor dalam lembar penilaian instrumen menggunakan skala

Likert. Skala Likert merupakan suatu skala untuk mengukur sikap

dengan skala ordinal (Subali, 2012: 74). Skala skor yang biasa

digunakan dalam Skala Likert dapat dilihat pada tabel 3.4:

Tabel 3.4 Skala Likert

Skor Keterangan

1 Tidak sesuai

2 Kurang sesuai

3 Ragu-ragu

4 Sesuai

5 Sangat sesuai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SD N ... IPA Fisika kelas dilihat dari jenis kelamin siswa. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan metode survei. Populasi

58

Dalam pengukuran menggunakan skala Likert, sering terjadi

kecenderungan ahli memilih kategori skor ragu-ragu. Untuk mengatasi

hal tersebut, maka dalam penelitian ini kategori skor ragu-ragu akan

dihapus, agar skor yang didapatkan jelas. Skala Likert yang digunakan

dalam penelitian ini menjadi sebagai berikut : Skor 1 : Tidak Sesuai,

Skor 2 : Kurang Sesuai, Skor 3 : Sesuai, Skor 4 : Sangat Sesuai.

Hasil akhir yang diperoleh dari ahli akan diakumulasi

kemudian dikategorikan menggunakan kriteria yang telah ditentukan.

Ketentuan pelaksanaan revisi terhadap instrumen diatur dalam tabel

3.5.

Tabel 3.5 Ketentuan Pelaksanaan Revisi Instrumen

Penilaian Kuantitatif Penilaian Kualitatif Keputusan

>3 Positif Tidak Revisi

>3 Negatif Revisi pada bagian

tertentu

<3 Positif Revisi

<3 Negatif Revisi

Tidak ada revisi berarti tidak mengubah soal, jawaban, dan

bahasa yang digunakan. Revisi pada bagian tertentu berarti mengubah

pada bagian tertentu misalnya bahasa yang digunakan. Revisi berarti

mengubah semua poin yang divalidasi seperti bahasa, soal, dan

jawaban.

Dalam penelitian ini yang ditunjuk sebagai ahli pertama untuk

menjadi validator adalah Prof. Dr. Paulus Suparno, SJ, M.S.T. Beliau

menilai cocok atau tidaknya soal yang digunakan untuk mendeteksi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SD N ... IPA Fisika kelas dilihat dari jenis kelamin siswa. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan metode survei. Populasi

59

adanya miskonsepsi pada siswa. Beliau ditunjuk menjadi validator

bagian miskonsepsi karena ahli dalam bidangnya yaitu sebagai dosen

Pendidikan Fisika serta penulis buku tentang miskonsepsi.

Ahli kedua yang dipilih untuk menjadi validator adalah Ir. Sri

Agustini Sulandari, M.Si. Beliau menilai bagian isi soal, yaitu menilai

cocok atau tidaknya soal yang dibuat dengan kunci jawaban. Beliau

ditunjuk menjadi validator bagian isi karena ahli dalam bidangnya

yaitu sebagai dosen Pendidikan Fisika.

Yang ketiga adalah guru Sekolah Dasar kelas V di Kabupaten

Sleman yaitu Ibu Ari Trisnawati, S.Pd. dan yang keempat adalah guru

Sekolah Dasar kelas V di Kabupaten Magelang yaitu Bapak Agustinus

Tarmadi, S.Pd. Beliau dikhususkan untuk menilai bahwa bahasa yang

digunakan dalam soal mudah dipahami siswa. Mereka ditunjuk karena

sekarang menjadi guru kelas V SD yang otomatis sehari-harinya

menggeluti dan lebih paham terhadap soal yang dibuat.

b. Validitas Muka

Validitas muka dilakukan untuk mengetahui bahwa soal tes

yang dibuat mudah dipahami oleh siswa. Validitas muka adalah tipe

validitas yang paling rendah signifikansinya karena hanya didasarkan

pada penilaian terhadap format penampilan (appearance) tes (Azwar,

2009: 46).

Validitas muka pada instrumen tes dilakukan di SD Negeri

Candiroto 1, Temanggung kelas V. Peneliti memilih SD tersebut

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SD N ... IPA Fisika kelas dilihat dari jenis kelamin siswa. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan metode survei. Populasi

60

karena setara dengan sampel penelitian yang dipilih yaitu kelas V yang

sudah mempelajari materi yang sama yaitu mata pelajaran IPA

semester 2. Peneliti kemudian melakukan wawancara kepada beberapa

siswa di SD tersebut mengenai instrumen tes yang sudah dikerjakan.

Berdasarkan soal yang telah dikerjakan oleh siswa ternyata masih

ditemukan beberapa soal pilihan ganda yang membingungkan siswa.

Berikut ini hasil validitas muka soal pilihan ganda yang terdapat pada

tabel 3.6.

Tabel 3.6 Hasil Validitas Muka Soal Pilihan Ganda

Tabel 3.6 di atas, merupakan hasil validitas muka soal pilihan

ganda yang menunjukkan bahwa terdapat beberapa item soal pilihan

ganda yang masih membingungkan siswa. Item soal yang dianggap

masih membingungkan siswa tersebut selanjutnya direvisi.

No Item Masukan dari siswa Keterangan

18 Pilihan ganda susah dipahami Bahasa sulit dipahami

sehingga peneliti

memperbaiki tata bahasa

agar siswa lebih mudah

memahami soal.

20 Pilihan ganda membingungkan

24 Pilihan ganda membingungkan

34 Kata-kata pada pilihan b dan d susah

dipahami

35 Tidak paham arti fisis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SD N ... IPA Fisika kelas dilihat dari jenis kelamin siswa. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan metode survei. Populasi

61

c. Validitas Konstruk

Validitas konstruk (construct) adalah kerangka suatu konsep

(Effendi, 2012: 126). Pendapat lain menyatakan bahwa validitas

konstruk adalah tipe validitas yang menunjukan sejauhmana tes

mengungkapkan suatu trait atau konstrak teoretik yang hendak

diukurnya (Allen & en, 1979 dalam Azwar, 2009: 48). Validitas

konstruk dalam penelitian ini dilakukan pada 40 siswa SD kelas V.

Validitas konstruk juga dilakukan kepada siswa yang pernah

mendapatkan materi mata pelajaran IPA semester 2 yaitu gaya,

pesawat sederhana, sifat-sifat cahaya, periskop, proses terbentuknya

tanah, proses pembentukan tanah karena pelapukan batuan, dan

susunan bumi.

Soal yang telah diujikan dihitung validitasnya dengan

menggunakan korelasi product moment. Rumus product moment dapat

dilihat pada gambar 3.1.

Gambar 3.1 Rumus Product Moment

Keterangan:

rxy= koefisien validitas

X= skor butir soal

Y = skor total

2222 )( YYnXXn

YXXYnrxy

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SD N ... IPA Fisika kelas dilihat dari jenis kelamin siswa. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan metode survei. Populasi

62

n= jumlah responden

Hasil uji validitas konstruk akan direkap menggunakan

Microsoft Excel dan dihitung menggunakan program SPSS Versi 20.

Hasil uji validitas konstruk soal pilihan ganda dapat dilihat pada tabel

3.7.

Tabel 3.7 Hasil Uji Validitas Konstruk Soal Pilihan Ganda

No. Butir Soal Pearson

Correlation Sig. (2-tailed) Hasil

1 -0,013 0,921 Tidak Valid

2 0,061 0,641 Tidak Valid

3 0,392** 0,002 Valid

4 0,457** 0,000 Valid

5 0,465** 0,000 Valid

6 0,188 0,150 Tidak Valid

7 0,209 0,110 Tidak Valid

8 0,309* 0,016 Valid

9 0,419** 0,001 Valid

10 0,396** 0,002 Valid

11 0,346** 0,007 Valid

12 0,392 0,002 Valid

13 0,161 0,219 Tidak Valid

14 0,425** 0,001 Valid

15 0,267* 0,039 Valid

16 0,182 0,163 Tidak Valid

17 0,226 0,083 Tidak Valid

18 0,341** 0,008 Valid

19 0,268* 0,039 Valid

20 0,224 0,086 Tidak Valid

21 0,403** 0,001 Valid

22 0,383** 0,003 Valid

23 0,339** 0,008 Valid

24 0,418** 0,001 Valid

25 0,483** 0,000 Valid

26 0,362** 0,004 Valid

27 0,511** 0,000 Valid

28 0,509** 0,000 Valid

29 0,171 0,193 Tidak Valid

30 0,204 0,117 Tidak Valid

31 -0,016 0,905 Tidak Valid

32 0,166 0,205 Tidak Valid

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SD N ... IPA Fisika kelas dilihat dari jenis kelamin siswa. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan metode survei. Populasi

63

No. Butir Soal Pearson

Correlation Sig. (2-tailed) Hasil

33 0,286* 0,027 Tidak Valid

34 0,234 0,072 Tidak Valid

35 0,334** 0,009 Valid

36 0,264* 0,041 Valid

37 0,523** 0,000 Valid

38 0,281* 0,030 Valid

Tabel di atas menunjukkan hasil uji validitas pilihan ganda

menggunakan program SPSS versi 20 for windows dan dapat

diperoleh 24 aitem soal pilihan ganda yang dinyatakan valid yaitu soal

3, 4, 5, 8, 9, 10, 11, 12, 14, 15, 18, 19, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28,

35, 36, 37, dan 38. Pada hasil uji validitas tersebut, peneliti akan

menggunakan 20 soal pilihan ganda untuk uji penelitian mewakili

masing-masing indikator yang sudah dibuat oleh peneliti.

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas menunjuk pada pengertian bahwa suatu instrumen cukup

dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena

instrumen sudah baik (Sangadji, 2010: 163). Reliabilitas adalah indeks yang

menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat

diandalkan (Effendi, 2012: 141).Menurut Purwanto (2008), untuk menguji

reliabilitas instrument non tes dapat menggunakan rumus Alpha Cronbanch.

Gambar 3.2 Rumus Cronbach-Alpha

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SD N ... IPA Fisika kelas dilihat dari jenis kelamin siswa. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan metode survei. Populasi

64

Keterangan :

r : Reliabilitas instrumen

k : Banyaknya aitem

∑σb2 : Jumlah Varian skor item

∑σt2 : Varian skor total

Tabel di atas adalah rumus untuk mencari reliabilitas instrumen.

Rumus tersebut digunakan karena pengujian dilakukan terhadap butir soal

pilihan ganda dan uraian yang telah dinyatakan valid. Hasil perhitungan

reliabilitas instrumen-instrumen ini dicocokkan dengan tabel koefisien

reliabilitas menurut Masidjo (2010: 243) yang dapat dilihat pada tabel 3.8.

Tabel 3.8 Koefisien Reliabilitas

Interval Koefisien Reliabilitas Kategori Reliabilitas

0,91 – 1,00 Sangat Tinggi

0,71 – 0,90 Tinggi

0,41 – 0,70 Cukup

0,21 – 0,40 Rendah

Negatif – 0,20 Sangat rendah

Tabel 3.8 merupakan koefisiensi reliabilitas untuk melihat kategori

reliabilitas soal pilihan ganda dan uraian yang sebelumnya sudah divalidasi.

Berikut hasil uji reliabilitas soal pilihan ganda dapat dilihat pada tabel 3.9.

Tabel 3.9 Reliabilitas Soal Pilihan Ganda

Cronbach Alpha Jumlah Item Kategori Keterangan

0,705 24 Tinggi Reliabel

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SD N ... IPA Fisika kelas dilihat dari jenis kelamin siswa. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan metode survei. Populasi

65

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa hasil soal pilihan ganda

menunjukkan bahwa soal valid dinyatakan reliabel. Hal tersebut dapat dilihat

dari koefisien reliabilitas yang diperoleh soal pilihan ganda sebesar 0,705.

H. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi

analisis deskriptif, merumuskan null hypothesis, mengorganisasi data,

menentukan taraf signifikansi, menguji normalitas skor tes, menguji

homogenitas skor tes, dan menguji hipotesis.

1. Analisis Deskriptif

Mahdi (2014: 120) mengungkapkan bahwa analisis deskriptif yaitu

menganalisis data dengan menyajikan hal-hal seperti distribusi frekuensi,

nilai mean, modus, median, standar deviasi, histogram, dan polygon.

Hasan (2004: 185) menyatakan bahwa analisis deskriptif ini menggunakan

satu variabel atau lebih tapi bersifat mandiri, oleh karena itu analisis ini

tidak berbentuk perbandingan atau hubungan.

Tujuan analisis deskriptif adalah untuk menganalisis jawaban siswa,

sehingga diperoleh data konsep-konsep yang mengalami miskonsepsi.

Analisis data dikelompokan berdasarkan nomor butir soal untuk

mengetahui miskonsepsi IPA. Miskonsepsi IPA juga dilihat dengan

analisis diskriptif berdasarkan hasil rata-rata jawaban siswa pada setiap

butir soal. Selain mendiskripsikan hasil jawaban siswa sesuai nomor butir

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SD N ... IPA Fisika kelas dilihat dari jenis kelamin siswa. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan metode survei. Populasi

66

soal, penelitian ini juga menganalisis miskonsepsi yang dilihat

berdasarkan jenis kelamin siswa.

2. Analisis Perbedaan Miskonsepsi Dilihat dari Jenis Kelamin Siswa

Analisis ini digunakan untuk mengetahui perbedaan miskonsepsi IPA

dilihat dari jenis kelamin dengan perhitungan menggunakan program

SPSS. Langkah yang dilakukan antara lain:

a. Merumuskan Null Hypothesis

Hipotesis nol (hypothesis null) tidak ada hubungan atau tidak

ada perbedaan antara satu variabel dengan variabel yang lain sehingga

dikatakan sebagai pernyataan netral (Mahdiyah, 2014:14). Hipotesis

statistik dalam penelitian ini dibuat berdasarkan pada rumusan

masalah yang kedua. Rumusan masalah yang kedua dalam penelitian

ini adalah “apakah ada perbedaan miskonsepsi IPA dilihat dari jenis

kelamin siswa kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan

Gamping”. Hipotesis statistik dalam penelitian ini adalah

H0 = tidak ada perbedaan miskonsepsi IPA fisika dilihat dari jenis

kelamin siswa kelas V semester 2 SD Negeri se- Kecamatan

Gamping. (µ1- µ2 = 0 atau µ1= µ2)

H1 = ada perbedaan miskonsepsi IPA fisika dilihat dari jenis

kelamin siswa kelas V semester 2 SD Negeri se- Kecamatan

Gamping.(µ1- µ2 ≠ 0 atau µ1≠ µ2)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SD N ... IPA Fisika kelas dilihat dari jenis kelamin siswa. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan metode survei. Populasi

67

b. Uji Normalitas Skor Tes

Uji normalitas skor dimaksudkan untuk mengetahui data yang

tersebar sesuai dengan kurva normal atau tidak. Uji normalitas skor

dilakukan dengan menggunakan Kolmogorov-Smirnov. Hipotesis

statistik dalam penelitian ini adalah

H0 = Sebaran data tidak sesuai dengan kurva normal atau data

tidak normal

H1 = Sebaran data sesuai dengan kurva normal atau data normal

Kriteria normalitas suatu data adalah

1) Jika harga sig (2-tailed) ≥ 0,05; H0 ditolak atau H1 gagal ditolak,

artinya sebaran data tes sesuai dengan kurva normal

2) Jika harga sig (2-tailed) < 0,05; H0 gagal ditolak atau H1 ditolak,

artinya sebaran data tes tidak sesuai dengan kurva normal

c. Uji Homogenitas Skor Tes

Uji homogenitas varians dilakukan dengan menggunakan uji F

(Fisher) dengan membandingkan varians data terbesar dengan varians

data terkecil. Penentuan homogenitas varians dilihat dari harga Fhitung

yang dibandingkan dengan Ftabel. Jika Ftabel> Fhitung serta signifikansi

lebih dari 0,05 maka varians data yang dianalisis homogen. Sebaliknya

jika Ftabel< Fhitung serta signifikansi kurang dari 0,05 maka varians data

yang dianalisis tidak homogen.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SD N ... IPA Fisika kelas dilihat dari jenis kelamin siswa. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan metode survei. Populasi

68

d. Menguji Hipotesis

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini bergantung pada hasil

uji normalitas data. Priyatno (2012: 137) mengungkapkan bahwa jika

data normal maka menggunakan statistic parametik yaitu uji

Independent Samples T-Test. Sedangkan jika data tidak normal maka

harus menggunakan metode statistik non parametik yaitu Two

Independent Samples Test dengan uji Mann Whitney. Taraf

signifikansi yang digunakan adalah 5% dengan uji dua pihak atau

kelompok data yakni jenis kelamin laki-laki dan jenis kelamin

perempuan. Pengujian hipotesis penelitian ini dilakukan dengan

bantuan SPSS 20.

Hipotesis yang digunakan dalam uji hipotesis adalah

H0 = tidak ada perbedaan miskonsepsi IPA fisika dilihat dari

jenis kelamin siswa kelas V semester 2 SD Negeri se-

Kecamatan Gamping. (µ1= µ2)

H1 = ada perbedaan miskonsepsi IPA fisika dilihat dari

jenis kelamin siswa kelas V semester 2 SD Negeri se-

Kecamatan Gamping. (µ1≠ µ2)

Kriteria pengambilan keputusan yang digunakan adalah:

a. Jika harga sig (2-tailed) ≥ 0,05; H0 ditolak atau H1 gagal ditolak,

artinya tidak ada perbedaan miskonsepsi IPA fisika dilihat dari

jenis kelamin siswa kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan

Gamping.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SD N ... IPA Fisika kelas dilihat dari jenis kelamin siswa. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan metode survei. Populasi

69

b. Jika harga sig (2-tailed) < 0,05; H0 gagal ditolak atau H1 ditolak,

artinya ada perbedaan miskonsepsi IPA fisika dilihat dari jenis

kelamin siswa kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan

Gamping.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 88: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SD N ... IPA Fisika kelas dilihat dari jenis kelamin siswa. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan metode survei. Populasi

70

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Dalam bagian ini, peneliti akan membahas mengenai hasil penelitian dan

pembahasan. Hasil penelitian berupa deskripsi data dan analisis data yang

dilakukan. Bagian pembahasan dijelaskan mengenai pemaknaan terhadap hasil

penelitian yang didapatkan, kemudian dikaitkan dengan hasil penelitian yang

relevan serta kajian teori.

A. Hasil Penelitian

1. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian

Pengumpulan data penelitian dilaksanakan di SD Negeri

wilayah UPT Kecamatan Gamping, Sleman. Penelitian ini menggunakan

kurikulum 2006 dengan jumlah keseluruhan 23 SD dan dipilih

berdasarkan ketersediaan sekolah yang bersangkutan dijadikan tempat

penelitian. Jumlah sampel dalam penelitian ini yaitu sebesar 663 siswa

kelas V. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui miskonsepsi IPA

Fisika pada siswa kelas V di SD N se-Kecamatan Gamping, Sleman.

Peneliti menyebar instrumen penelitian dengan memasuki satu

persatu SD yang menjadi sampel penelitian. Pada awalnya peneliti

menemui kepala sekolah untuk meminta izin melakukan penelitian.

Setelah itu, peneliti menemui wali kelas V untuk berkoordinasi tentang

pengambilan sampel dan cara pengerjaan instrumen penelitian. Peneliti

membagikan instrumen soal pada walikelas V SD Negeri se-Kecamatan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 89: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SD N ... IPA Fisika kelas dilihat dari jenis kelamin siswa. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan metode survei. Populasi

71

Gamping yang selanjutnya akan diberikan kepada responden untuk

dikerjakan. Instrumen soal dikerjakan dengan waktu 60 menit. Selama

pengerjaan instrumen, responden tidak diperbolehkan mencontek, membuka

buku, dan harus dalam pengawasan wali kelas. Instrumen pilihan ganda

dikerjakan dengan memberi tanda silang pada jawaban, kemudian memberi

tanda silang pada opsi yakin benar atau tidak yakin benar. Instrumen soal

uraian dikerjakan dengan cara menguraikan jawaban di lembar jawab. Saat

penitipan instrumen, peneliti bersepakat dengan wali kelas masing-masing

SD yang menjadi sampel penelitian, instrumen soal penelitian tersebut dapat

diambil kembali oleh peneliti.

Instrumen dalam penelitian ini digunakan untuk menguji materi

IPA Fisika kelas V semester 2. Instrumen yang digunakan sebelumnya sudah

melalui tahap validasi yang meliputi validitas isi, validitas muka, dan

validitas konstruk. Selain melalui uji validitas juga dilakukan uji reliabilitas

menggunakan cronbach alpha dan pengujian dilakukan dengan bantuan

SPSS 20. Berdasarkan uji reliabilitas soal pilihan ganda yang sudah valid

dinyatakan reliabel. Setelah uji validitas dan reliabilitas peneliti harus

memilih soal yang sudah dinyatakan valid dan harus melakukan revisi untuk

beberapa soal yang tidak valid karena terdapat indikator yang semua soalnya

tidak valid. Revisi dilakukan agar masing-masing indikator dapat mewakili

minimal satu soal sehingga diperoleh 20 soal pilihan ganda.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 90: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SD N ... IPA Fisika kelas dilihat dari jenis kelamin siswa. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan metode survei. Populasi

72

1. Deskripsi Responden Penelitian

Penelitian ini menggunakan instrumen soal pilihan ganda dan uraian

tentang IPA Fisika yang dikerjakan oleh 242 reponden yaitu siswa kelas V

SD negeri se-Kecamatan Gamping. Identitas dicantumkan pada instrumen

soal berupa nama siswa, nama SD, dan jenis kelamin yang diisi oleh

responden. Gambar 4.1 akan menjelaskan secara keseluruhan jumlah jenis

kelamin siswa kelas V SD negeri se-Kecamatan Gamping.

Gambar 4.1 Diagram Jenis Kelamin Siswa

Pada gambar 4.1 di atas menunjukkan bahwa jumlah sampel yang

digunakan dalam penelitian ini ada 242 siswa. Berdasarkan data yang telah

diperoleh dapat disimpulkan bahwa terdapat 137 siswa dengan jenis kelamin

laki-laki dan 105 siswa dengan jenis kelamin perempuan.

Berdasarkan total tersebut dapat digambarkan diagram batang jenis

kelamin siswa masing-masing SD kelas V SD Negeri se-Kecamatan

Gamping.

137

105

0

20

40

60

80

100

120

140

160

Jenis Kelamin Siswa

Laki-laki

Perempuan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 91: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SD N ... IPA Fisika kelas dilihat dari jenis kelamin siswa. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan metode survei. Populasi

73

Gambar 4.2 Diagram Batang Jenis Kelamin Siswa Masing-Masing SD

2. Deskripsi Miskonsepsi IPA Fisika Siswa Kelas V SD se-Kecamatan

Gamping

Data penelitian ini mengenai miskonsepsi IPA Fisika kelas V SD

semester 2 se-Kecamatan Gamping yang akan dideskripsikan. Deskripsi

data ini digunakan untuk mengetahui konsep siswa tentang KD yang

diujikan. Dalam bagian ini, data akan dideskripsikan per kompetensi dasar

yang sudah diujikan. Data yang akan dideskripsikan untuk mengetahui

adanya miskonsepsi. Banyaknya siswa yang mengalami miskonsepsi dapat

dilihat berdasarkan persentase siswa yang menjawab salah dan yakin benar

terhadap jawaban. Dari empat opsi jawaban yaitu a, b, c, dan d, ketiga

persentase jawaban salah dan yakin benar akan dijumlahkan. Pada tabel 4.2,

peneliti menuliskan KD beserta nomor item soal yang mewakili.

0%10%20%30%40%50%60%70%80%90%

100%

Laki-laki

Perempuan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 92: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SD N ... IPA Fisika kelas dilihat dari jenis kelamin siswa. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan metode survei. Populasi

74

Tabel 4.1 KD dan Nomor Item Soal Pilihan Ganda

K

KD beserta nomor item soal yang mewakili dituliskan untuk

memudahkan pembaca dalam memahami deskripsi data miskonsepsi pada

instrumen pilihan ganda. Deskripsi data untuk soal pilihan ganda disajikan

dan dianalisis berdasarkan Kompetensi Dasarnya. Terdapat 6 Kompetensi

Dasar (KD) yang akan dibahas, yaitu, KD 5.1, 5.2, 6.1, 6.2, 7.1, dan 7.3.

Jika dilihat berdasarkan KD, miskonsepsi dapat dilihat seperti berikut

ini.

a. KD 5.1 mendeskripsikan hubungan antara gaya gerak dan energi melalui

percobaan (gaya gravitasi, gaya gesek, gaya magnet).

Terdapat tiga soal yang mewakili dua indikator diberikan dan diujikan

kepada siswa untuk mengetahui konsep siswa tentang KD 5.1. Jawaban yang

didapatkan untuk jenis soal tertulis pilihan ganda tersaji dalam tabel 4.2.

No Kompetensi Dasar Item

1 5.1 Mendeskripsikan hubungan antara gaya, gerak

dan energi melalui percobaan (gaya gravitasi, gaya

gesek, gaya magnet).

1, 2, dan 3

2 5.2 Menjelaskan pesawat sederhana yang dapat

membuat pekerjaan lebih mudah dan lebih cepat.

4, 5, 6, 7, 8, dan 9

3 6.1 Mendeskripsikan sifat-sifat cahaya. 10, 11, 12, 13, 14,

dan 15

4 6.2 Membuat suatu karya/model, misalnya

periskop atau lensa dari bahan sederhana dengan

menerapkan sifat-sifat cahaya.

16 dan 17

5 7.1 Mendeskripsikan proses pembentukan tanah

karena pelapukan.

18 dan 19

6 7.3 Mendeskripsikan struktur bumi. 20

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 93: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SD N ... IPA Fisika kelas dilihat dari jenis kelamin siswa. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan metode survei. Populasi

75

Tabel 4.2 Data Miskonsepsi Siswa KD 5.1

No Indikator

Nomor

Butir

Soal

Kunci

Jawaban

Jawaban

Siswa

Jumlah Persentase Miskonsepsi

1 5.1.1

Menyebut

kan

macam-

macam

gaya

melalui

percobaan

1 C A. 1 21 8,66%

Yakin benar 18 7,43% √

Tidak yakin

benar

3 1,23%

B. 2 15 5,77%

Yakin benar 12 4,95% √

Tidak yakin

benar

2 0,82%

C. 3 195 80,5%

Yakin benar 193 79,7%

Tidak yakin

benar

2 0,82%

D. 4 9 3,71%

Yakin benar 7 2,89% √

Tidak yakin

benar

2 0,82%

2 5.1.2

Mengiden

tifikasi

faktor-

faktor

yang

mempeng

aruhi

gaya.

2 B A. Benda

memiliki

berat

20 8,26%

Yakin benar 20 8,26% √

Tidak yakin

benar

0 0%

B. Benda

cepat

mengalami

pelapukan

126 51,64%

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 94: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SD N ... IPA Fisika kelas dilihat dari jenis kelamin siswa. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan metode survei. Populasi

76

Yakin benar 114 47,10%

Tidak yakin

benar

11 4,54%

C. Benda

jatuh ke

bawah

26 10,74%

Yakin benar 26 10,74% √

Tidak yakin

benar

0 0%

D. Permukaan

air selalu

datar

67 27,6%

Yakin benar 62 25,61% √

Tidak yakin

benar

5 2,06%

3 D A. 1 32 13,22%

Yakin benar 28 11,57% √

Tidak yakin

benar

4 1,65%

B. 2 29 11,97%

Yakin benar 23 9,50% √

Tidak yakin

benar

6 2,47%

C. 3 59 24,38%

Yakin benar 53 21,90% √

Tidak yakin

benar

6 2,47%

D. 4 121 50,4%

Yakin benar 114 47,10%

Tidak yakin

benar

8 3,30%

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 95: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SD N ... IPA Fisika kelas dilihat dari jenis kelamin siswa. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan metode survei. Populasi

77

Pada tabel 4.2 di atas menunjukkan bahwa indikator 5.1.1 tentang

macam-macam gaya melalui percobaan diwakili satu soal. Terjadinya

miskonsepsi pada siswa SD kelas V se-Kecamatan Gamping dapat dilihat dari

pilihan jawaban siswa yang salah menurut keyakinannya bahwa jawaban yang

dipilih itu yakin benar.

Soal nomor 1:

“Penerapan gaya gravitasi ditunjukkan oleh nomor… .”

Jawaban soal penerapan gaya gravitasi ditunjukkan oleh nomor 3 dengan

pilihan ganda C yaitu air mengalir dari tempat yang tinggi ke tempat yang

rendah. Sebanyak 195 siswa dengan persentase yang tinggi yaitu 80,5%

mempunyai konsep yang benar. Siswa yang mengalami miskonsepsi pada soal

nomor 1 yaitu 20 dengan persentase 7,43% memilih pilihan A dengan

jawaban jarum kompas dapat menunjukkan arah utara dan selatan. Sedangkan

12 siswa dengan memilih pilihan B yaitu nomor 2 dengan jawaban Adi

mengerem sepedanya saat melewati turunan dengan persentase 4,95%, dan 7

siswa dengan memilih pilihan D dengan jawaban orang yang sedang berenang

dapat bergerak maju dengan persentase 2,89%.

Indikator 5.1.2 tentang faktor-faktor yang mempengaruhi gaya terdiri

dari dua soal.

Soal nomor 2 :

“Yang bukan termasuk pengaruh gaya gravitasi terhadap benda

adalah… .”

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 96: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SD N ... IPA Fisika kelas dilihat dari jenis kelamin siswa. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan metode survei. Populasi

78

Jawaban yang benar sesuai kunci pada soal nomor 2 adalah B yaitu benda

cepat mengalami pelapukan. Sebanyak 114 siswa dengan persentase 47,10%

menjawab dengan benar, terdapat 20 siswa memilih pilihan A dengan jawaban

benda memiliki berat dengan persentase 8,26%, 26 siswa memilih C dengan

jawaban benda jatuh ke bawah dengan persentase 10,74% dan 62 dengan

persentase 25,61% memilih D dengan jawaban permukaan air selalu datar.

Indikator 5.1.2 pada soal nomor 3:

“Yang bukan termasuk cara untuk memperbesar gaya gesek adalah…

.”

Jawaban benar D yaitu memperhalus permukaan benda. Siswa dengan

persentase 47,10% menjawab soal dengan benar yaitu memilih pilihan D.

Sebanyak 28 siswa dengan jawaban A yaitu melapisi permukaan benda

dengan persentase 11,57%. Sedangkan sebanyak 23 siswa dengan jawaban B

yaitu memperluas bidang permukaan dengan persentase 9,50%. Pada pilihan

C dengan jawaban member pula tau paku-paku pada sepatu sepak bola

terdapat 53 siswa dengan persentase 21,90% menjawab yakin benar.

b. KD 5.2 menjelaskan pesawat sederhana yang dapat membuat pekerjaan

lebih mudah dan lebih cepat

Untuk mengetahui konsep siswa tentang KD 5.2, siswa diuji dengan

memberikan 6 soal yang mewakili 3 indikator. Jawaban yang didapatkan

untuk jenis soal tertulis pilihan ganda tersaji dalam tabel 4.3 sebagai berikut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 97: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SD N ... IPA Fisika kelas dilihat dari jenis kelamin siswa. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan metode survei. Populasi

79

Tabel 4.3 Data Miskonsepsi Siswa KD 5.2

No Indikator

Nomor

Butir

Soal

Kunci

Jawaban

Jawaban

Siswa

Jumlah Presentase Miskonsepsi

1 5.2.1

Mengidentifi

kasi ciri-ciri

pesawat

sederhana.

4 A A. Beban

berada di

antara titik

tumpu dan

kuasa

143 59,08%

Yakin benar 134 55,37%

Tidak yakin

benar

9 3,71%

B. Titik

tumpu

berada di

antara

beban dan

kuasa

49 20,24%

Yakin benar 45 18,59% √

Tidak yakin

benar

4 1,65%

C. Kuasa

berada di

antara titik

tumpu dan

beban

29 11,97%

Yakin benar 21 8,67% √

Tidak yakin

benar

8 3,30%

D. Titik

tumpu,

beban, dan

kuasa

berada

pada satu

tempat

18 7,43%

Yakin benar 11 4,54% √

Tidak yakin

benar

7 2,89%

5 B A. I 73 30,16%

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 98: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SD N ... IPA Fisika kelas dilihat dari jenis kelamin siswa. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan metode survei. Populasi

80

Yakin benar 63 26,03% √

Tidak yakin

benar

10 4,13%

B. II 81 33,46%

Yakin benar 68 28,09%

Tidak yakin

benar

13 5,37%

C. III 73 30,16%

Yakin benar 60 24,79% √

Tidak yakin

benar

13 5,37%

D. IV 12 4,94%

Yakin benar 9 3,71% √

Tidak yakin

benar

3 1,23%

6 C A. I dan II 63 28,09%

Yakin benar 56 24,38% √

Tidak yakin

benar

9 3,71%

B. II dan III 46 18,48%

Yakin benar 41 16,42% √

Tidak yakin

benar

5 2,06%

C. III dan I 99 40,89%

Yakin benar 93 38,42%

Tidak yakin

benar

6 2,47%

D. IV dan III 31 12,80%

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 99: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SD N ... IPA Fisika kelas dilihat dari jenis kelamin siswa. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan metode survei. Populasi

81

Yakin benar 28 11,57% √

Tidak yakin

benar

3 1,23%

7

A

A. Katrol

yang

dipasang

pada

tempat

tertentu

dengan

posisi

tetap

213 88,01%

Yakin benar 204 84,2%

Tidak yakin

benar

9 3,71%

B. Katrol

yang dapat

bergerak

bebas dan

dapat

dipindah-

pindahkan

7 2,89%

Yakin benar 7 2,89% √

Tidak yakin

benar

0 0%

C. Gabungan

antara

katrol

tetap dan

katrol

lepas

4 1,65%

Yakin benar 4 1,65% √

Tidak yakin

benar

0 0%

D. Beberapa

roda katrol

yang

disusun

secara

berdampin

gan dalam

satu poros

15 6,18%

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 100: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SD N ... IPA Fisika kelas dilihat dari jenis kelamin siswa. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan metode survei. Populasi

82

Yakin benar 12 4,95% √

Tidak yakin

benar

3 1,23%

2 5.2.2

Menyebutkan

contoh jenis

tuas atau

pengungkit

jenis pertama

8 B A. Pertama 23 9,49%

Yakin benar 20 8,26% √

Tidak yakin

benar

3 1,23%

B. Kedua 184 75,99%

Yakin benar 172 71,04%

Tidak yakin

benar

12 4,95%

C. Ketiga 23 9,50%

Yakin benar 16 6,61% √

Tidak yakin

benar

7 2,89%

D. Keempat 6 2,47%

Yakin benar 5 2,06% √

Tidak yakin

benar

1 0,41%

3 5.2.3

Menyebutkan

penerapan

pesawat

sederhana

dalam

kehidupan

sehari-hari

9 D A. Pengungki

t

67 27,68%

Yakin benar 53 21,90% √

Tidak yakin

benar

14 5,78%

B. Roda dan

poros

59 24,37%

Yakin benar 49 20,24% √

Tidak yakin

benar

10 4,13%

C. Katrol 36 14,86%

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 101: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SD N ... IPA Fisika kelas dilihat dari jenis kelamin siswa. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan metode survei. Populasi

83

Yakin benar 27 11,15% √

Tidak yakin

benar

9 3,71%

D. Bidang

miring

77 31,80%

Yakin benar 68 28,09%

Tidak yakin

benar

9 3,71%

Tabel indikator 4.3. menunjukkan bahwa KD 5.2.1 tentang ciri-ciri

pesawat sederhana diwakili oleh 3 soal yaitu nomor 4, 5, dan 6. Terjadinya

miskonsepsi pada siswa kelas V se-Kecamatan Gamping dapat dilihat dari

jawaban siswa yang salah dan menurut keyakinannya bahwa jawaban yang

dipilih itu yakin benar.

Pada soal nomor 4:

“Posisi titik tumpu, beban, dan kuasa pada alat gerobak roda satu

(angkong) yaitu… .”

Sebanyak 143 siswa menjawab soal dengan benar yaitu A beban berada di

antara titik tumpu dan kuasa dengan persentase 55,39%. Siswa yang

mengalami miskonsepsi dengan persentase rendah pada soal nomor 4

sebanyak 32, 21 siswa yang menjawab soal dengan jawaban C yaitu kuasa

berada di antara titik tumpu dan beban dengan persentase 8,67% dan 11 siswa

menjawab soal dengan jawaban D yaitu titik tumpu, beban, dan kuasa berada

pada satu tempat dengan persentase 4,54%.

Pada soal nomor 5:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 102: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SD N ... IPA Fisika kelas dilihat dari jenis kelamin siswa. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan metode survei. Populasi

84

“Pada waktu menyapu, titik tumpu terletak pada bagian yang

bernomor… .”

Sebanyak 28,09% siswa menjawab soal dengan benar yaitu B dengan jumlah

68 siswa. Terdapat 63 siswa dengan persentase 26,03% memilih A dengan

jawaban I. Terdapat 69 siswa yang mengalami miskonsepsi dengan jawaban

yang salah yaitu 60 siswa menjawab C dengan persentase 24,79%, dan 9

siswa menjawab D dengan persentase 3,71%. Peneliti memilih 2 persentase

terendah dari jawaban keseluruhan siswa yang mengalami miskonsepsi.

Pada soal nomor 6:

“Bagian pada sekrup yang menggunakan prinsip kerja bidang miring

yaitu nomor… .”

Jawaban yang benar adalah C yaitu bagian sekrup nomor III dan I. Sebanyak

93 siswa dengan persentase 38,42% menjawab dengan benar. Terdapat 56

siswa memilih A yaitu I dan II dengan persentase 24,38%. Sedangkan 69

siswa mengalami miskonsepsi dengan persentase cukup rendah dan jawaban

yang salah yaitu 41 siswa menjawab B yaitu nomor II dan III dengan

persentase 16,42%, dan 28 siswa menjawab D yaitu nomo IV dan III dengan

persentase 11,57%.

Pada soal nomor 7:

“Ciri-ciri katrol tetap adalah… .”

Jawaban yang benar terdapat pada jawaban A yaitu katrol yang dipasang pada

tempat tertentu dengan posisi tetap. Siswa yang menjawab soal dengan benar

sebanyak 204 siswa dengan persentase 84,2%. Terdapat siswa yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 103: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SD N ... IPA Fisika kelas dilihat dari jenis kelamin siswa. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan metode survei. Populasi

85

mengalami miskonsepsi sebanyak 11 siswa yaitu 7 siswa menjawab B dengan

jawaban katrol yang dapat bergerak bebas dan dapat dipindah-pindahkan

dengan persentase 2,89%, sedangkan siswa yang mengalami miskonsepsi

dengan menjawab soal C yaitu gabungan antara katrol tetap dan katrol bebas

sebanyak 4 siswa dengan persentase 1,65%. Terdapat 4,95% atau 12 siswa

memilih D dengan jawaban beberapa roda katrol yang disusun secara

berdampingan dalam satu poros dan sebanyak 12 siswa.

Soal nomor 8:

“Contoh tuas dengan gambar seorang anak sedang mendorong gerobak

roda 1 termasuk contoh jenis tuas golongan… .”

Terdapat 172 siswa menjawab soal dengan benar yaitu jawaban B dengan

persentase 71,04%. Sebanyak 20 siswa dengan persentase 8,26% mimilih A

dengan jawaban pertama, sedangkan 23 siswa dengan persentase 9,50%

jawaban C ketiga, dan 5 siswa dengan persentase 2,06% menjawab D

keempat. Pada soal nomor 9 membahas tentang prinsip kerja pesawat

sederhana dalam kehidupan sehari-hari dengan contoh saat membuka kancing

baju. Jawaban soal pada nomor 9 adalah D yaitu bidang miring. Persentase

28,09% dengan siswa sebanyak 68 menjawab dengan benar dan meyakini

jawaban tersebut benar. Terdapat 53 siswa dengan persentase 21,90% memilih

A pengungkit. Sebanyak 49 siswa menjawab B yaitu roda berporos dengan

persentase 20,24%, dan 27 siswa menjawab C yaitu katrol dengan persentase

11,15%.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 104: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SD N ... IPA Fisika kelas dilihat dari jenis kelamin siswa. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan metode survei. Populasi

86

c. KD 6.1 mendeskripsikan sifat-sifat cahaya

Siswa diuji dengan memberikan 6 soal yang mewakili 2 indikator.

Jawaban yang didapatkan untuk jenis soal tertulis pilihan ganda tersaji dalam

tabel 4.4 sebagai berikut.

Tabel 4.4 Data Miskonsepsi Siswa KD 6.1

No Indikator

Nomor

Butir

Soal

Kunci

Jawaban

Jawaban

Siswa

Jumlah Presentase Miskonsepsi

1 6.1.1

Menyebut

kan sifat-

sifat

cahaya

10 A A. Peristiwa

penguraia

n cahaya

putih

menjadi

berbagai

cahaya

berwarna

105 43,37%

Yakin benar 93 38,42%

Tidak yakin

benar

12 4,95%

B. Peristiwa

terpantuln

ya cahaya

matahari

terhadap

bulir-bulir

air hujan

49 9,49%

Yakin benar 44 7,43% √

Tidak yakin

benar

5 2,06%

C. Peristiwa

terbiasnya

cahaya

putih oleh

air hujan

31 12,80%

Yakin benar 26 10,74% √

Tidak yakin

benar

5 2,06%

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 105: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SD N ... IPA Fisika kelas dilihat dari jenis kelamin siswa. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan metode survei. Populasi

87

D. Peristiwa

terpantuln

ya cahaya

putih

menjadi

berbagai

cahaya

berwarna

53 21,89%

Yakin benar 48 19,83% √

Tidak yakin

benar

5 2,06%

2

6.1.2

Menjelask

an sifat

bayangan

pada

cermin

11 B A. Lebih jauh 78 32,22%

Yakin benar 74 30,57% √

Tidak yakin

benar

4 1,65%

B. Sama 114 47,10%

Yakin benar 103 42,56%

Tidak yakin

benar

11 4,54%

C. Dekat 33 13,63%

Yakin benar 29 11,98% √

Tidak yakin

benar

4 1,65%

D. Sangat

dekat

13 5,36%

Yakin benar 9 3,71% √

Tidak yakin

benar

4 1,65%

12 D A. Bayangan

yang

arahnya

terbalik

terhadap

bendanya

42 17,35%

Yakin benar 35 14,46% √

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 106: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SD N ... IPA Fisika kelas dilihat dari jenis kelamin siswa. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan metode survei. Populasi

88

Tidak yakin

benar

7 2,89%

B. Bayangan

yang

letaknya

di depan

cermin

atau di

belakang

lensa

30 13,22%

Yakin benar 25 10,33% √

Tidak yakin

benar

7 2,89%

C. Bayangan

yang

terbentuk

oleh sinar-

sinar

pantul

31 12,80%

Yakin benar 27 11,15% √

Tidak yakin

benar

4 1,65%

D. Bayangan

yang dapat

kita lihat

dalam

cermin,

tetapi di

tempat

bayangan

tersebut

tidak

terdapat

cahaya

pantul

134 55,37%

Yakin benar 116 47,93%

Tidak yakin

benar

18 7,43%

13 A A. Semu,

tegak, dan

diperkecil

90 37,18%

Yakin benar 75 30,99%

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 107: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SD N ... IPA Fisika kelas dilihat dari jenis kelamin siswa. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan metode survei. Populasi

89

Tidak yakin

benar

15 6,19%

B. Semu,

tegak, dan

diperbesar

54 22,30%

Yakin benar 37 15,28% √

Tidak yakin

benar

17 7,02%

C. Nyata dan

terbalik

35 14,45%

Yakin benar 27 11,15% √

Tidak yakin

benar

8 3,30%

D. Nyata,

tegak, dan

diperkecil

51 21,06%

Yakin benar 49 20,24% √

Tidak yakin

benar

2 0,82%

14 C A. Semu,

tegak, dan

diperkecil

47 19,41%

Yakin benar 37 15,28% √

Tidak yakin

benar

10 4,13%

B. Nyata,

tegak, dan

diperkecil

48 19,83%

Yakin benar 41 16,94% √

Tidak yakin

benar

7 2,89%

C. Nyata dan

terbalik

81 33,47%

Yakin benar 70 28,93%

Tidak yakin

benar

11 4,54%

D. Semu,

tegak, dan

57 23,55%

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 108: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SD N ... IPA Fisika kelas dilihat dari jenis kelamin siswa. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan metode survei. Populasi

90

diperbesar

Yakin benar 49 20,24% √

Tidak yakin

benar

8 3,30%

15 C A. Garis

horizontal

40 16,52%

Yakin benar 33 13,63% √

Tidak yakin

benar

7 2,89%

B. Garis

vertical

52 21,48%

Yakin benar 32 13,22% √

Yakin tidak

benar

20 8,26%

C. Garis

normal

107 44,20%

Yakin benar 95 39,25%

Tidak yakin

benar

12 4,95%

D. Garis

lurus

41 16,93%

Yakin benar 34 14,04% √

Tidak yakin

benar

7 2,89%

Pada tabel 4.4 di atas menunjukkan bahwa soal nomor 10 mewakili

indikator 6.1.1 tentang sifat-sifat cahaya.

Pada soal nomor 10:

“Peristiwa terbentuknya pelangi setelah hujan menunjukkan adanya

dispersi cahaya. Dispersi cahaya adalah… .”

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 109: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SD N ... IPA Fisika kelas dilihat dari jenis kelamin siswa. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan metode survei. Populasi

91

93 siswa menjawab dengan benar yaitu pilihan A peristiwa penguraian

cahaya putih menjadi berbagai cahaya berwarna dengan persentase 38,42%.

Sedangkan 44 siswa menjawab B peristiwa terpantulnya cahaya matahari

terhadap bulir-bulir air hujan dengan persentase 7,43%. 26 siswa

mengalami miskonsepsi dengan jawaban C peristiwa terbiasnya cahaya

putih oleh air hujan yang memiliki persentase 10,74%. Terdapat 48 siswa

dengan persentase 19,83% menjawab D peristiwa terpantulnya cahaya putih

menjadi berbagai cahaya berwarna.

Pada indikator 6.1.2 mewakili 5 soal yang diujikan.

Soal nomor 11:

“Ketika seseorang sedang bercermin pada cermin datar, maka jarak

benda dengan cermin … dengan jarak bayangan dengan cermin.”

Jawaban yang benar pada soal ini adalah B yaitu sama. Terdapat 74 siswa

menjawab A lebih jauh dengan persentase 30,57%. Sebanyak 114 siswa

dengan persentase 42,56% menjawab benar yaitu B. Ada 29 siswa

menjawab pilihan C dengan persentase 11,98%, 9 siswa menjawab pilihan

D dengan persentase 3,71%.

Soal nomor 12:

“Yang dimaksud dengan bayangan maya adalah… .”

Jawaban yang benar pada soal ini adalah D yaitu bayangan yang dapat kita

lihat dalam cermin, tetapi di tempat bayangan tersebut tidak terdapat cahaya

pantul. Terdapat 116 siswa yang menjawab soal benar dengan persentase

47,93%, sedangkan terdapat 35 siswa mengalami miskonsepsi dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 110: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SD N ... IPA Fisika kelas dilihat dari jenis kelamin siswa. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan metode survei. Populasi

92

memilih A bayangan yang arahnya terbalik terhadap bendanya dengan

persentase 14,46%. Ada 25 siswa dengan persentase 10,33% menjawab soal

dengan pilihan B bayangan yang letaknya di depan cermin atau di belakang

lensa, dan 27 siswa dengan persentase 11,15% menjawab soal dengan

pilihan C bayangan yang terbentuk oleh sinar-sinar pantul.

Soal nomor 13:

“Sifat bayangan yang dibentuk oleh kaca spion pada mobil/motor

adalah… .”

Terdapat 75 siswa menjawab soal pilihan dengan benar yaitu A dengan

persentase 30,99%. Sedangkan 37 siswa menjawab pilihan B semu, tegak,

dan diperbesar dengan persentase 15,28%, 27 siswa dengan persentase

11,15% menjawab pilihan C nyata dan terbalik. Terdapat 49 siswa memilih

D nyata, tegak, dan diperkecil dengan persentase 20,24%.

Soal nomor 14:

“Sifat bayangan yang terbentuk jika benda dijauhkan dari cermin

cekung adalah… .”

Terdapat 70 siswa dengan persentase 28,93% menjawab soal dengan benar.

Sedangkan siswa yang mengalami miskonsepsi pada jawaban B nyata,

tegak, dan diperkecil ada 41 siswa dengan persentase 16,94%. 49 siswa

dengan persentase 20,24% mengakami miskonsepsi dengan memilih D

semu, tegak, dan diperbesar.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 111: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SD N ... IPA Fisika kelas dilihat dari jenis kelamin siswa. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan metode survei. Populasi

93

Pada indikator 6.2.2 soal nomor 15:

“Jika cahaya merambat dari zat yang rapat ke zat yang kurang rapat,

maka cahaya akan dibiaskan mendekati… .”

95 siswa dengan persentase 39,25% menjawab pilihan soal C yang

sesuai. Jumlah siswa yang mengalami miskonsepsi pada pilihan A garis

horizontal dengan persentase 13,63%. Pada pilihan jawaban B garis vertikal

terdapat 32 siswa dengan persentase 13,22%, dan 34 siswa dengan

persentase 14,04% menjawab D garis lurus.

d. KD 6.2 membuat suatu karya/model, misalnya periskop atau lensa dari

bahan sederhana dengan menerapkan sifat-sifat cahaya

Untuk mengetahui konsep siswa tentang KD 6.2, siswa diuji dengan

memberikan 2 soal yang mewakili 1 indikator. Jawaban yang didapatkan

untuk jenis soal tertulis pilihan ganda tersaji dalam tabel 4.5 sebagai berikut.

Tabel 4.5 Data Miskonsepsi Siswa KD 6.2

No Indikator

Nomor

Butir

Soal

Kunci

Jawaban

Jawaban

Siswa

Jumlah Presentase Miskonsepsi

1 6.2.1

Mengetahui

alat dan

bahan yang

digunakan

untuk

membuat

karya/model

yang

menerapkan

sifat-sifat

cahaya

16 B A. Lup 56 23,13%

Yakin

benar

51 21,07% √

Tidak yakin

benar

5 2,06%

B. Perisko

p

109 45,03%

Yakin

benar

101 41,73%

Tidak yakin

benar

8 3,30%

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 112: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SD N ... IPA Fisika kelas dilihat dari jenis kelamin siswa. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan metode survei. Populasi

94

C. Kacama

ta

27 11,15%

Yakin

benar

23 9,50% √

Tidak yakin

benar

4 1,65%

D. Mikros

kop

45 18,59%

Yakin

benar

38 15,70% √

Tidak yakin

benar

7 2,89%

17 A A.Bola

lampu

216 89,25%

Yakin

benar

209 86,36%

Tidak yakin

benar

7 2,89%

A. Kardus 11 4,54%

Yakin

benar

10 4,13% √

Tidak yakin

benar

1 0,41%

B. Karet

gelang

7 2,88%

Yakin

benar

4 1,65% √

Tidak yakin

benar

3 1,23%

C. Air 6 2,47%

Yakin

benar

6 2,47% √

Tidak yakin

benar

0 0%

Tabel 4.5 menunjukkan bahwa indikator 6.2.1 tentang alat dan bahan

yang digunakan untuk membuat karya/model yang menerapkan sifat-sifat

cahaya diwakili oleh 2 soal yaitu soal nomor 16 dan 17. Terjadinya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 113: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SD N ... IPA Fisika kelas dilihat dari jenis kelamin siswa. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan metode survei. Populasi

95

miskonsepsi pada siswa kelas V SD Negeri se-Kecamatan Gamping dapat

dilihat dari pilihan jawaban siswa yang salah menurut keyakinannya bahwa

jawaban yang dipilih itu benar.

Soal yang terdapat pada nomor 16:

“Alat yang arah pandangannya dapat dibelokkan sehingga

benda/objek yang dilihat tidak harus berada di depan mata disebut… .”

Periskop terdapat pada pilihan B. Berdasarkan hasil jawaban, terdapat 101

siswa dengan persentase 41,73% yang mempunyai jawaban benar dan

menjawab dengan yakin benar. Selain itu, terdapat 51 siswa dengan

persentase 21,07% menjawab A lup. Ada 23 siswa dengan persentase

9,50% menjawab pilihan C dengan jawaban kacamata, dan 38 siswa dengan

persentase 15,70% menjawab pilihan D yaitu mikroskop.

Soal nomor 17 ini membahas tentang bahan utama pada pembuatan

kaca pembesar sederhana dengan jawaban A yaitu bola lampu. Sebanyak

209 siswa atau 86,36% menjawab pertanyan dengan benar dan sesuai

dengan konsep. Sedangkan terdapat 10 siswa yang mengalami miskonsepi

pada soal nomor 17 dengan memilih B yaitu kardus. Sedangkan 4 siswa

dengan persentase 1,65% memilih C karet gelang, dan 6% siswa menjawab

D air dengan persentase 2,47%.

D. KD 7.1 mendeskripsikan proses pembentukan tanah karena pelapukan

Siswa diuji dengan memberikan 2 soal yang mewakili 2 indikator

untuk mengetahui konsep siswa tentang KD 7.1. Jawaban yang didapatkan

untuk jenis soal tertulis pilihan ganda tersaji pada tabel 4.6 berikut ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 114: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SD N ... IPA Fisika kelas dilihat dari jenis kelamin siswa. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan metode survei. Populasi

96

Tabel 4.6 Data Miskonsepsi Siswa KD 7.1

No Indikator

Nomor

Butir

Soal

Kunci

Jawaban

Jawaban

Siswa

Jumlah Presentase Miskonsepsi

1 7.1.1

Menggolong

kan jenis-

jenis batuan

18 B A. 1,2,

dan 3

59 24,37%

Yakin

benar

48 19,83% √

Tidak yakin

benar

11 4,54%

B. 1, 2,

dan 4

94 38,83%

Yakin

benar

82 33,88%

Tidak yakin

benar

12 4,95%

C. 2, 3,

dan 4

60 24,78%

Yakin

benar

48 19,83% √

Tidak yakin

benar

12 4,95%

D. 1, 3,

dan 5

26 10,73%

Yakin

benar

18 7,43% √

Tidak yakin

benar

8 3,30%

2 7.1.2

Menjelaskan

proses

pembentukan

tanah karena

pelapukan

19 A A. Proses

pelapu

kan

batuan

karena

pengar

uh

suhu,

hujan,

dan

angin

145 59,91%

Yakin

benar

128 52,89%

Tidak yakin

benar

17 7,02%

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 115: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SD N ... IPA Fisika kelas dilihat dari jenis kelamin siswa. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan metode survei. Populasi

97

B. Pelapu

kan

yang

terjadi

karena

peran

makhlu

k hidup

32 13,21%

Yakin

benar

26 10,74% √

Tidak yakin

benar

6 2,47%

C. Pelapuk

an yang

mengha

silkan

perubah

an zat

38 15,70%

Yakin

benar

28 11,57% √

Tidak yakin

benar

10 4,13%

D. Proses

pelapuk

an

batuan

karena

hujan

deras

dan arus

air

24 9,91%

Yakin

benar

17 7,02% √

Tidak yakin

benar

7 2,89%

Tabel 4.6 menunjukkan indikator 7.1.1 tentang jenis batuan dan

diwakili oleh 1 soal yaitu soal nomor 18. Pada tabel tersebut dapat dilihat

adanya miskonsepsi siswa kelas V SD Negeri se-Kecamatan Gamping dengan

jawaban siswa yang salah dan menurut keyakinan yang dipilih adalah jawaban

tersebut yakin benar.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 116: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SD N ... IPA Fisika kelas dilihat dari jenis kelamin siswa. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan metode survei. Populasi

98

Soal nomor 18:

“Pernyataan yang merupakan ciri-ciri batuan basal adalah… .”

Jawaban yang benar adalah B yaitu nomor 1, 2, dan 4 dan sebanyak 82

siswa atau 33,88% menjawab benar dan sesuai konsep. Terdapat beberapa

siswa yang mengalami miskonsepsi yaitu 48 siswa dengan persentase 19,83%

menjawab A yaitu nomor 1, 2, dan 3. Sedangkan 48 siswa dengan persentase

19,83% siswa menjawab pilihan C momor 2, 3, dan 4. 7,43% dengan jumlah

18 siswa menjawab D nomor 1, 3, dan 5.

Tabel 4.6 menunjukkan bahwa indikator 7.1.2 tentang proses

pembentukan tanah karena pelapukan diwakili oleh 1 soal yaitu soal nomor

19. Terjadinya miskonsepsi pada siswa kelas V SD se-Kecamatan Gamping

dapat dilihat dari jawaban siswa yang salah den menurut keyakinannya bahwa

jawaban yang dipilih adalah yakin benar.

Soal nomor 19:

“Pelapukan fisis adalah… .”

Sebanyak 128 siswa atau 52,89% menjawab A dengan keyakinannya benar

dan sesuai dengan konsep. 26 siswa menjawab B pelapukan yang terjadi

karena peran makhluk hidup dengan persentase 10,74%. Sedangkan 28 siswa

dengan persentase 11,57% menjawab C pelapukan yang menghasilkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 117: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SD N ... IPA Fisika kelas dilihat dari jenis kelamin siswa. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan metode survei. Populasi

99

perubahan zat mineral pembentukan batuan, dan 17 siswa dengan persentase

7,02% menjawab D proses pelapukan batuan karena hujan deras dan arus air.

E. KD 7.3 mendeskripsikan struktur bumi

Untuk mengetahui konsep siswa tentang KD 7.3, siswa diuji dengan

memberikan 1 soal yang mewakili 1 indikator. Jawaban yang didapatkan

untuk jenis soal tertulis pilihan ganda tersaji dalam tabel 4.7 sebagai berikut.

Tabel 4.7 Data Miskonsepsi Siswa KD 7.2

No Indikator

Nomor

Butir

Soal

Kunci

Jawaban

Jawaban

Siswa

Jumlah Presentase Miskonsepsi

1 7.3.1

Mendeskripsik

an struktur

permukaan

bumi

20 D A. Inti dalam

bumi,

kerak

bumi,

mantel

bumi, inti

luar bumi

44 18,17%

Yakin benar 39 16,11% √

Tidak yakin

benar

5 2,06%

B. Kerak

bumi,

mantel

bumi, inti

dalam

bumi, inti

luar bumi

32 13,22%

Yakin benar 28 11,57% √

Tidak yakin

benar

4 1,65%

C. Inti dalam

bumi, inti

luar bumi,

kerak

bumi,

mantel

bumi

35 14,45%

Yakin benar 29 11,98% √

Tidak yakin 6 2,47%

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 118: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SD N ... IPA Fisika kelas dilihat dari jenis kelamin siswa. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan metode survei. Populasi

100

benar

D. Inti dalam

bumi, inti

luar bumi,

mantel

bumi,

kerak bumi

127 52,47%

Yakin benar 122 50,41%

Tidak yakin

benar

5 2,06%

Tabel diatas menunjukkan indikator 7.3.1 tentang struktur permukaan

bumi yang terdiri dari 1 soal yaitu soal nomor 20. Terjadinya miskonsepsi

pada siswa kelas V SD Negeri se-Kecamatan Gamping dapat dilihat dari

pilihan jawaban siswa yang salah namun diyakini benar.

Soal nomor 20:

“Urutan lapisan bumi dari yang paling dalam adalah… .”

Terdapat 122 siswa dengan persentase 50,41% menjawab pilihan D yang

sesuai dengan konsep yaitu inti dalam bumi, inti luar bumi, mantel bumi,

kerak bumi. Terdapat beberapa siswa yang mengalami miskonsepsi menjawab

soal. 39 siswa dengan persentase 16,11% menjawab A inti dalam bumi, kerak

bumi, mantel bumi, inti luar bumi. Pada jawaban B dengan urutan lapisan

penyusun bumi dari dalam adalah kerak bumi, mantel bumi, inti dalam bumi,

into luar bumi terdapat 28 siswa dengan persentase 11,57%. Sedangkan 29

siswa dengan persentase 11,98% menjawab C inti dalam bumi, inti luar bumi,

kerak bumi, mantel bumi.

Apabila hasil miskonsepsi siswa yang terjadi pada soal pilihan ganda

disajikan dalam bentuk grafik dapat dilihat pada gambar 4.3 sebagai berikut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 119: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SD N ... IPA Fisika kelas dilihat dari jenis kelamin siswa. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan metode survei. Populasi

101

Gambar 4.3 Hasil Miskonsepsi Siswa pada Soal Pilihan Ganda

Sedangkan jawaban siswa yang mengalami miskonsepsi pada setiap butir

soal dapat dilihat melalui rekapitulasi total siswa yang mengalami

miskonsepsi pada tabel 4.8 berikut ini.

Tabel 4.8 Rekapitulasi Total Siswa yang Mengalami Miskonsepsi

No Indikator No

Soal

Miskonsepsi

Jumlah Persentase

1. 5.1.1 Menyebutkan macam-macam

gaya melalui percobaan

1 37 15,27%

2. 5.1.2 Mengidentifikasi factor-faktor

yang mempengaruhi gaya

2 108 44,61%

3 104 42,97%

3. 5.2.1 Mengidentifikasi ciri-ciri pesawat

sederhana

4 77 31,8%

5 132 54,53%

6 125 52,37%

7 23 9,49%

4. 5.2.2 Menyebutkan contoh jenis tuas

atau pengungkit jenis pertama

8 41 16,93%

5. 5.2.3 Menyebutkan penerapan pesawat

sederhana dalam kehidupan sehari-hari

9 129 53,29%

6. 6.1.1 Menyebutkan sifat-sifat cahaya 10 118 38%

7. 6.1.2 Menjelaskan sifat bayangan pada

cermin

11 112 46,26%

12 87 35,94%

13 113 46,67%

14 127 52,46%

0

10

20

30

40

50

60

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

Pe

rse

nta

se

Nomor Soal

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 120: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SD N ... IPA Fisika kelas dilihat dari jenis kelamin siswa. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan metode survei. Populasi

102

15 99 40,89%

8. 6.2.1 Mengetahui alat dan bahan yang

digunakan untuk membuat karya/model

yang menerapkan sifat-sifat cahaya

16 112 46,27%

17 20 8,25%

10. 7.1.1 Menggolongkan jenis-jenis batuan 18 114 47,09%

11. 7.1.2 Menjelaskan proses pembentukan

tanah karena pelapukan

19 71 29,33%

12 7.3.1 Mendeskripsikan struktur

permukaan bumi

20 96 39,66%

Tabel 4.8 di atas menjelaskan bahwa adanya miskonsepsi siswa

terhadap setiap nomor soal yang dijawab. Pada indikator 6.2.1 mengenai

konsep alat dan bahan untuk membuat karya/model sifat-sifat cahaya terdapat

20 siswa dengan persentase 8,25% mengalami miskonsepsi paling rendah.

Sedangkan pada indikator 5.2.1 mengenai konsep pesawat sederhana terdapat

132 siswa dengan persentase 54,53% mengalami miskonsepsi paling tinggi.

3. Analisis Perbedaan Miskonsepsi Siswa kelas V SD dilihat dari Jenis

Kelamin Siswa

Peneliti akan melakukan uji persyaratan analisis yang terdiri dari uji

normalitas dan uji homogenitas. Uji persyaratan analisis ini peneliti

menggunakan SPSS versi 20. Uji persyaratan analisis akan diuraikan

sebagai berikut.

a. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui sebaran data

berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas data dilakukan dengan

menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov yang dibantu program SPSS 20.

Data yang digunakan adalah data miskonsepsi IPA Fisika kelas V SD N

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 121: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SD N ... IPA Fisika kelas dilihat dari jenis kelamin siswa. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan metode survei. Populasi

103

se-Kecamatan Gamping. Taraf signifikansi yang digunakan adalah 0,05.

Berikut hasil uji normalitas yang dapat dilihat pada tabel 4.9.

Tabel 4.9 Hasil Uji Normalitas Jenis Kelamin dan Nilai

One-Sample Kolmogorov-Smirnov test

No Variabel Nilai Sig. (2-tailed) Keterangan

1 Jenis Kelamin 0,000 Data tidak terdistribusi normal

2 Nilai 0,10 Data terdistribusi normal

Tabel 4.9 merupakan hasil uji normalitas pada instrumen soal

pilihan ganda dengan menggunakan Kolmogorov-Smirnov. Tabel

tersebut memperlihatkan sig (2-tailed) pada variabel jenis kelamin

adalah 0,000, maka data dikatakan tidak terdistribusi normal karena nilai

signifikansinya kurang dari taraf signifikansi ɑ = 0,05. Pada variabel

nilai memperlihatkan sig (2-tailed) adalah 0,10, maka data dapat

dikatakan normal karena nilai signifikansinya lebih besar dari taraf

signifikansi ɑ = 0,05. Karena data tidak terdistribusi normal, maka

peneliti melakukan pemilihan perhitungan dengan menguji hipotesis

menggunakan Mann-Whitney.

b. Uji Homogenitas

Uji homogenitas dilakukan untuk membuktikan adanya kesamaan

variansi populasi atau data variabel homogen atau tidak. Data yang

dapat dikatakan homogen bila nilai disignifikasi lebih dari 0,05. Uji

homogenitas didasarkan pada Levene Statistic dilakukan dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 122: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SD N ... IPA Fisika kelas dilihat dari jenis kelamin siswa. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan metode survei. Populasi

104

menggunakan SPSS versi 20. Hasil uji homogenitas dapat dilihat

sebagai berikut.

Tabel 4.10 Hasil Uji Homogenitas

Uji Statistik Levene

Statistic

Sig. Keterangan

One Way

ANOVA

0,240 0,965 Homogen

Tabel 4.10 menunjukkan hasil uji homogenitas yang menyatakan

bahwa nilai Levene Statistic adalah 0,240 dengan nilai signifikansi

sebesar 0,965. Hal ini menunjukkan bahwa nilai signifikansinya lebih

besar dari taraf signifikansi ɑ = 0,05. Hasil uji homogenitas pada data

yang telah diuji dapat dikatakan bahwa dua kelompok data yaitu laki-

laki dan perempuan memiliki variansi yang sama.

4. Uji Hipotesis

Uji hipotesis merupakan langkah selanjutnya yang harus ditempuh

dari penelitian ini. Hipotesis dalam penelitian ini merupakan jawaban

sementara yang harus diuji kebenarannya secara empirik. Uji hipotesis

dilakukan dengan menggunakan uji Mann-Whitney Test pada SPSS 20. Uji

hipotesis dengan menggunakan Mann-Whitney Test dilakukan untuk

mengetahui perbedaan miskonsepsi IPA Fisika dilihat dari jenis kelamin

siswa kelas V SD Negeri semester 2 se-Kecamatan Gamping. Hasil uji

hipotesis dapat dilihat pada tabel 4.11 sebagai berikut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 123: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SD N ... IPA Fisika kelas dilihat dari jenis kelamin siswa. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan metode survei. Populasi

105

Tabel 4.11 Hasil Uji Hipotesis

Uji Statistik Sig. (2-tailed) Keterangan

Mann-Whitney Test 0,231 Tidak ada perbedaan

Tabel 4.10 menunjukkan hasil hipotesis yang telah di uji

dengan Mann-Whitney Test yang menunjukkan bahwa harga sig (2-tailed)

adalah 0,231. Hal ini menunjukkan bahwa harga signifikansinya lebih

besar dari 0,05. Berdasarkan hasil yang didapat peneliti dapat disimpulkan

bahwa H0 diterima atau H1 ditolak, artinya tidak ada perbedaan

miskonsepsi IPA Fisika dilihat dari jenis kelamin siswa kelas V SD Negeri

semester 2 se-Kecamatan Gamping. Peneliti melakukan uji hipotesis

menggunakan Mann-Whitney Test untuk menguji dua pembeda jenis

kelamin yaitu laki-laki dan perempuan.

E. Pembahasan

Penelitian yang dilakukan pada siswa kelas V di SD Negeri se-

Kecamatan Gamping bertujuan untuk mendeskripsikan adanya miskonsepsi

yang dialami siswa. Data analisis tersebut diperoleh dari hasil tes tertulis

berupa pilihan ganda. Berdasarkan jawaban yang telah ditulis oleh siswa

terdapat siswa yang mengalami miskonsepsi di semua konsep. Miskonsepsi

paling rendah terdapat pada konsep karya/model dengan menerapkan sifat-

sifat cahaya terdapat 20 siswa dengan persentase 8,25%, sedangkan

miskonsepsi paling tinggi terdapat pada konsep pesawat sederhana terdapat

132 siswa dengan persentase 54,53%. Dari hasil analisis data, terlihat ada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 124: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SD N ... IPA Fisika kelas dilihat dari jenis kelamin siswa. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan metode survei. Populasi

106

siswa yang mengalami miskonsepsi IPA Fisika pada setiap soal pilihan ganda

yang diujikan. Ada beberapa konsep yang membuat siswa mengalami

miskonsepsi terbesar yaitu pada konsep pesawat sederhana dan miskonsepsi

terkecil pada konsep suatu karya/model dengan menerapkan sifat-sifat cahaya.

Penelitian yang dilakukan peneliti setara dengan penelitian yang

dilakukan oleh Pujayanto (2009) bahwa siswa mengalami miskonsepsi pada

konsep cahaya. Pada penelitian ini materi tentang cahaya mengalami

miskonsepsi tetapi kebanyakan siswa mengalami miskonsepsi pada konsep

pesawat sederhana. Sebagian besar konsep memiliki miskonsepsi dengan

tingkatan yang berbeda-beda.

Miskonsepsi menurut Suparno (2005: 8) adalah suatu konsep yang

tidak sesuai dengan konsep yang diakui para ahli. Siswa yang dikatakan

mengalami miskonsepsi dapat dilihat dari pilihan jawaban siswa yang salah

namun, menurut keyakinannya bahwa jawaban yang dipilih itu yakin benar.

Selain untuk mendeskripsikan adanya miskonsepsi yang dialami

siswa, penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui miskonsepsi yang

dialami siswa melalui perbedaan jenis kelamin. Dari hasil analisis data

melalui uji normalitas jenis kelamin siswa menggunakan Mann-Whitney Test

dapat diketahui bahwa tidak ada perbedaan miskonsepsi IPA fisika dilihat dari

jenis kelamin siswa karena data yang diperoleh tidak signifikan karena harga

sig(2-tailed) adalah 0,231. Hal ini menunjukkan bahwa harga signifikansinya

lebih besar dari 0,05.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 125: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SD N ... IPA Fisika kelas dilihat dari jenis kelamin siswa. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan metode survei. Populasi

107

Menurut Hamalik (2007: 91) menjelaskan bahwa tingkat intelegensi

laki-laki dan perempuan berbeda. Anak laki-laki (sebagai suatu kelompok)

memperlihatkan variabilitas yang lebih besar daripada anak perempuan dalam

penyebaran intelegensi. Artinya, lebih banyak anak laki-laki yang lemah

dalam intelegensi dibandingkan dengan perempuan, namun banyak anak laki-

laki yang menunjukkan superioritas dalam intelegensi dibandingkan anak

perempuan.

Namun, pada penelitian ini diperoleh hasil laki-laki dan perempuan

memiliki potensi yang sama yaitu mengalami miskonsepsi. Hal ini terjadi

bahwa penyebab miskonsepsi tidak datang dari siswa itu sendiri, tetapi dari

guru/pengajar dan buku teks (Suparno: 2005: 42-45). Disekolah, sosialisasi

awal sama, perlakuan guru terhadap siswa laki-laki dan perempuan sama yaitu

memberikan reward dan insentif. Jadi miskonsepsi yang dialami dapat

dipengaruhi dari guru yang selama ini mengajar dan buku yang digunakan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 126: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SD N ... IPA Fisika kelas dilihat dari jenis kelamin siswa. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan metode survei. Populasi

108

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan terhadap hasil analisis data

penelitian terkait miskonsepsi IPA fisika siswa kelas V SD Negeri se-

Kecamatan Gamping Kabupaten Sleman maka dapat diambil kesimpulan

bahwa:

1. Siswa kelas V SD Negeri se-Kecamatan Gamping mengalami miskonsepsi

pada materi IPA fisika yang diajarkan pada semester 2 yaitu pada konsep

tentang gaya, pesawat sederhana, cahaya, cermin, batuan, pelapukan, dan

struktur bumi. Miskonsepsi paling tinggi terjadi pada konsep pesawat

sederhana dengan persentase 54,53%, sedangkan miskonsepsi paling

rendah terjadi pada konsep suatu karya/model berprinsip pada sifat-sifat

cahaya.

2. Tidak ada perbedaan miskonsepsi IPA fisika yang dapat terlihat dari jenis

kelamin siswa kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Gamping. Dari

hasil analisis diperoleh harga sig (2-tailed) adalah 0,231. Harga sig (2-

tailed) yang didapatkan lebih dari 0,05 maka artinya tidak ada perbedaan

miskonsepsi IPA Fisika pada siswa kelas V SD Negeri se-Kecamatan

Gamping dilihat dari jenis kelamin siswa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 127: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SD N ... IPA Fisika kelas dilihat dari jenis kelamin siswa. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan metode survei. Populasi

109

B. Keterbatasan penelitian

Berikut ini adalah keterbatasan yang dialami selama melakukan penelitian:

1. Keterbatasan waktu dalam mengawasi siswa saat mengerjakan soal

sehingga peneliti tidak bisa mengawasi siswa secara langsung. Akibatnya,

jawaban siswa tidak dapat dijamin bahwa itu jawaban siswa sendiri.

2. Peneliti hanya mengetahui miskonsepsi siswa dari jawaban-jawaban siswa

dan peneliti tidak mengetahui alasan-alasan miskonsepsi yang terjadi pada

siswa.

C. Saran

Berdasarkan hasil kesimpulan yang diperoleh, maka penelitian menyampaikan

beberapa saran untuk mengatasi permasalahan tentang miskonsepsi yang

dialami siswa. Diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Pada penelitian selanjutnya, diharapkan peneliti dapat mengawasi siswa

saat mengerjakan soal yang diujikan, supaya peneliti dapat mengetahui

kejujuran siswa.

2. Bagi penelitian selanjutnya terutama penelitian mengenai miskonsepsi

sebaiknya dalam penyusunan instrumen tes berupa soal pilihan ganda

disertai alasan siswa memilih salah satu jawaban pilihan ganda. Hal ini

nantinya dapat mempermudah peneliti dalam menganalisis jawaban siswa

dan mendeteksi kesalahan yang dialami oleh siswa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 128: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SD N ... IPA Fisika kelas dilihat dari jenis kelamin siswa. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan metode survei. Populasi

110

DAFTAR REFERENSI

Ahmadi, R. (2014). Pengantar pendidikan: asas & filsafat Pendidikan. Yogyakarta:

AR-RUZZ MEDIA.

Arifin, Z. (2012). Evaluasi pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Arikunto, S. (2010). Prosedur penelitian: suatu pendekatan praktik. Jakarta: PT.

Rineka Cipta.

Azwar, S. (2009). Reliabilitas dan validitas. Yogakarta: Pustaka Pelajar.

Bahri. (2011). Psikologi belajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Blaseman & Mappa. (2011). Teori belajar orang dewasa. Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya.

Budi, K. (1992). Pemahaman konsep gaya dan beberapa salah konsepsi yang terjadi,

Widya Dharma, Vol. 3, No 1, halaman 113-130.

Djamarah. (2011). Psikologi pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Dahar, R. W. (2011). Teori-teori belajar dan pembelajaran. Bandung: Penerbit

Erlangga.

Effendi, S & T. (2012). Metode penelitian survei. Jakarta: LP3ES.

Emir. (2008). Metodologi penelitian pendidikan kuantitatif dan kualitatif. Jakarta: PT.

Raja Grafindo Persada.

Hamalik, O. (2005). Perencanaan pembelajaran berdasarkan pendekatan sistem.

Jakarta: PT Bumi Aksara

Iskandar, S. M. (2001). Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam. Bandung: Cv. Maulana.

Kontur, R. (2003). Metode penelitian untuk penulisan skripsi dan tesis. Jakarta: CV

Teruna Grafica.

Kunandar. (2008). Langkah mudah penelitian tindakan kelas sebagai pengembangan

profesi guru. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 129: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SD N ... IPA Fisika kelas dilihat dari jenis kelamin siswa. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan metode survei. Populasi

111

Mahmud. (2011). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: CV Pustaka Setia.

Mulyasa, E. (2007). Kurikulum tingkat satuan pendidikan. Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya.

Purwanto. (2009). Evaluasi hasil belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Rochman, A & A, W. (2012). Miskonsepsi siswa kelas V SDN

Sidorejo Lor 04 Salatiga tentang gaya gravitasi & pembelajaran remediasinya, 2

(10): 376-381.

Samatowa, U. (2010). Pembelajaran IPA di sekolah dasar. Jakarta: Indeks.

Sangadji, E & S. (2010). Metodologi Penelitian- Pendekatan Praktis dalam

Penelitian. Yogyakarta: ANDI OFFSET.

Sugiyono. (2011). Metode penelitian pendidikan (pendekatan kuantitatif, kualitatif,

dan R&D). Bandung: ALFABETA.

Sugiyono. (2012). Metodologi Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:

ALFABETA.

Suharsaputra, U. (2008). Metodologi penelitian kuantitatif, kualitatif, dan tindakan.

Bandung: Refika ADITAMA.

Sukmadinata, N. (2008). Metode penelitian pendidikan. Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya.

Sumanto. (2014). Statistika Terapan. Yogyakarta: CAPS.

Suparno, P. (2005). Miskonsepsi dan perubahan konsep dalam pendidikan fisika.

Jakarta: PT.Grasindo.

Susetyo, B. (2010). Statistika untuk analisis data penelitian. Bandung: Refika

ADITAMA.

Sutoya, A. (2012). Pemahaman individu. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Triwiyanto, T. (2014). Pengantar pendidikan. Jakarta: Budi Aksara.

Widiyoko, S. (2009). Evaluasi program pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 130: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SD N ... IPA Fisika kelas dilihat dari jenis kelamin siswa. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan metode survei. Populasi

112

NN. http://hukum.unsrat.ac.id/uu/uu_13_03.htm Diakses pada hari, Kamis, 9 Juli

2015, Pukul 21.23 WIB.

Kemenag. (2003). http://kemenag.go.id/file/dokumen/UU2003.pdf Diakses pada hari

Kamis, 9 Juli 2015 pukul 20.23 WIB.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 131: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SD N ... IPA Fisika kelas dilihat dari jenis kelamin siswa. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan metode survei. Populasi

113

LAMPIRAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 132: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SD N ... IPA Fisika kelas dilihat dari jenis kelamin siswa. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan metode survei. Populasi

114

LAMPIRAN 1

Surat Izin Penelitian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 133: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SD N ... IPA Fisika kelas dilihat dari jenis kelamin siswa. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan metode survei. Populasi

115

LAMPIRAN 2

Surat Keterangan Melakukan Penelitian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 134: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SD N ... IPA Fisika kelas dilihat dari jenis kelamin siswa. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan metode survei. Populasi

116

LAMPIRAN 3

Data Jenis Kelamin Siswa SD Negeri

Se-Kecamatan Gamping, Kabupaten Sleman

No Nama SD Jumlah Sampel

Penelitian

Laki-laki Perempuan

1 SD N Nogosaren 5 3 2

2 SD N Bedog 7 5 2

3 SD N Patran 11 7 4

4 SD N Demakijo I 25 10 15

5 SD N Kanoman 8 4 4

6 SD N Mejing 2 21 10 11

7 SD N Tuguran 5 4 1

8 SD N Jambon I 5 2 3

9 SD N Tegalyoso 10 5 5

10 SD N Mayangan 11 4 7

11 SD N Balecatur 2 8 5 3

12 SD N Balecatur 1 14 8 6

13 SD N Banyuraden 6 3 3

14 SD N Jambon 2 9 7 2

15 SD N Baturan 2 7 4 3

16 SD N Nyamplung 6 4 2

17 SD N Gamol 9 8 1

18 SD N Kembangjitengan 12 8 4

19 SD N Demakijo 2 12 9 3

20 SD N Nogotirto 19 10 9

21 SD N Baturan 1 12 6 6

22 SD N Gamping 9 5 4

23 SD N Mejing 1 11 6 5

Jumlah 242 137 105

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 135: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SD N ... IPA Fisika kelas dilihat dari jenis kelamin siswa. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan metode survei. Populasi

117

LAMPIRAN 4

Hasil Rekap Nilai Expert Judgement

Soal Pilihan Ganda

No.

Soal

Validator Rata-

rata Komentar, Saran, Perbaikan

1 2 3 4

1

3

4

3

2

3

Validator 1

-

Validator 2

-

Validator 3

Bagian indikator disajikan gambar siswa dapat

menyebutkan macam-macam gaya

Validator 4

Pilihan jawaban diganti menjadi induksi, elektro

magnet, dan gosok.

2

3

4

2

2

2.75

Validator 1

Kalimat yang digunakan untuk pertanyaan jelek butuh

subjek, dan mengganti alternatif pegasnya

Validator 2

Percobaan diganti dengan peristiwa

Validator 3

Tolong diperbaiki soalnya, misalnya roda yang

digelindingkan akan berhenti hal ini terjadi karena

Validator 4

Pernyataannya sudah jelas, tidak memerlukan

“percobaan”, karena itu ada dalam kehidupan sehari-

hari.

3

2

4

2

4

3

Validator 1

Pernyataan nomor 1 dan 3 jelek, sulit dilihat

miskonsepsinya karena ada yang benar dan ada yang

salah.

Validator 2

-

Validator 3

Bagian indikator = disajikan contoh peristiwa siswa dapat mengelompokan salah satu jenis gaya

Validator 4

-

4

3

4

4

3

3.5

Validator 1

Kalimat soalnya tidak baik

Validator 2

-

Validator 3

-

Validator 4

-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 136: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SD N ... IPA Fisika kelas dilihat dari jenis kelamin siswa. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan metode survei. Populasi

118

5

2

4

4

3

3.25

Validator 1

Pernyataan pada nomor 1 membingungkan karena

mempunyai 2 kemungkinan dapat benar dapat tidak

No.

Soal

Validator Rata-

rata Komentar, Saran, Perbaikan 1 2 3 4

Validator 2

-

Validator 3

-

Validator 4

-

6

1

4

1

4

2.5

Validator 1

Pernyataan dapat benar semua pada pilihan, dapaat membuat siswa pandai bingung.

Validator 2

-

Validator 3

Tolong soal diperbaiki memakai misalnya gerobak

yang di dorong bergerak karena apa….

Validator 4

-

7

1

4

4

3

3

Validator 1

Perlu ada gambar dan membingungkan

Validator 2

-

Validator 3

Bagian indikator = disajikan sifat-sifat roda siswa

dapat mengidentifikasi ciri-ciri pesawat sederhana

Validator 4

-

8

3

4

4

2

3.25

Validator 1

-

Validator 2

-

Validator 3

-

Validator 4

-

9

4

4

4

2

3.5

Validator 1

-

Validator 2

-

Validator 3

-

Validator 4

Sebaiknya antara soal dan jawaban tidak mengandung

kata yang sama nomer 8 dan 9. Soal diganti

menjadi:

Gambar disamping adalah pengungkit jenis 2

cirinya

Adalah

10

3

4

4

4

3.75

Validator 1

Soal penting atau tidak diberikan.

Validator 2

-

Validator 3

-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 137: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SD N ... IPA Fisika kelas dilihat dari jenis kelamin siswa. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan metode survei. Populasi

119

No.

Soal

Validator Rata-

rata Komentar, Saran, Perbaikan

1 2 3 4

Validator 4

-

11

3

4

4

1

3

Validator 1

Gambar tidak jelas

Validator 2

-

Validator 3

Bagian indikator = disajikan gambar skrup siswa dapat mengidentifikasi ciri-ciri pesawat sederhana

Validator 4

Apakah no. 2 tidak memakai prinsip bidang miring?

Kasat mata sudah terlihat jelas. Pilihan jawaban

ditambahi, menjadi:

a. I & IV

b. II & I

c. III & II

d. IV & III

12

3

4

4

4

3.75

Validator 1

-

Validator 2

-

Validator 3

-

Validator 4

-

13

4

4

4

4

4

Validator 1

-

Validator 2

-

Validator 3

-

Validator 4

-

14

4

4

4

3

3.75

Validator 1

-

Validator 2

-

Validator 3

-

Validator 4

-

15

4

4

4

4

4

Validator 1

-

Validator 2

-

Validator 3

-

Validator 4

-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 138: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SD N ... IPA Fisika kelas dilihat dari jenis kelamin siswa. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan metode survei. Populasi

120

No.

Soal

Validator Rata-

rata Komentar, Saran, Perbaikan

1 2 3 4

16

3

4

4

3

3.5

Validator 1

Belum tentu semua anak tahu pemecah kemiri seperti

apa

Validator 2

-

Validator 3

-

Validator 4

-

17

1

4

4

2

2.75

Validator 1

Salah dalam menulis kunci jawaban

Validator 2

Kunci jawaban diganti C bukan B

Validator 3

-

Validator 4

Apa iya jawabannya B?

18

2

4

3

-

2.5

Validator 1

Gambar tidak jelas

Validator 2

-

Validator 3

Bagian indikator disajikan gambar siswa dapat

menyebutkan penerapan pesawat sederhana dalam

kehidupan sehari-hari

Gambar kurang jelas

Validator 4

Pilihan jawaban membingungkan. Pemotong kuku ada

2 prinsip bidang miring & pengungkit.

19

1

-

4

3

3

Validator 1

Membingungkan

Validator 2

Kunci jawaban diganti B bukan A

Validator 3

-

Validator 4

-

20

2

4

4

4

3.5

Validator 1

Kalimat membingungkan siswa, dapat terjadi salah

jawab karena kalimatnya.

Validator 2

-

Validator 3

-

Validator 4

-

21

1

-

4

1

0.5

Validator 1

Membingungkan

Validator 2

-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 139: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SD N ... IPA Fisika kelas dilihat dari jenis kelamin siswa. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan metode survei. Populasi

121

No.

Soal

Validator Rata-

rata Komentar, Saran, Perbaikan

1 2 3 4

Validator 3

-

Validator 4

Soal sama dengan no. 19

22

1

-

4

1

0.5

Validator 1

Membingungkan

Validator 2

-

Validator 3

-

Validator 4

Soal sama dengan no. 19

23

3

4

4

4

3.75

Validator 1

-

Validator 2

-

Validator 3

-

Validator 4

-

24

3

4

4

3

3.5

Validator 1

Kalimat harus diperbaiki

Validator 2

-

Validator 3

-

Validator 4

-

25

3

4

4

4

3.75

Validator 1

-

Validator 2

-

Validator 3

-

Validator 4

-

26

4

4

4

4

4

Validator 1

-

Validator 2

-

Validator 3

-

Validator 4

-

27

4

4

4

3

3.75

Validator 1

-

Validator 2

-

Validator 3

-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 140: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SD N ... IPA Fisika kelas dilihat dari jenis kelamin siswa. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan metode survei. Populasi

122

No.

Soal

Validator Rata-

rata Komentar, Saran, Perbaikan

1 2 3 4

Validator 4

-

28

1

-

4

4

3.25

Validator 1

Membingungkan

Validator 2

Kunci jawaban A bukan C

Validator 3

-

Validator 4

-

29

4

4

3

2

3.25

Validator 1

-

Validator 2

-

Validator 3

Tolong diperjelas untuk kata-kata batas pandang

apakah terlalu kecil atau terlalu jauh

Validator 4

Bahasa kiasan kurang tepat untuk anak. Diganti menjadi: “untuk melihat benda angkasa ….

30

1

4

4

2

2.75

Validator 1

Tergantung siapa yang mengajarkan, dengan apa

mereka membuatnya.

Validator 2

-

Validator 3

-

Validator 4

-

31

3

4

4

3

3.5

Validator 1

-

Validator 2

-

Validator 3

-

Validator 4

-

32

4

4

4

2

3.5

Validator 1

-

Validator 2

-

Validator 3

-

Validator 4

-

33

3

4

4

4

3.75

Validator 1

-

Validator 2

-

Validator 3

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 141: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SD N ... IPA Fisika kelas dilihat dari jenis kelamin siswa. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan metode survei. Populasi

123

No.

Soal

Validator Rata-

rata Komentar, Saran, Perbaikan

1 2 3 4

-

Validator 4

-

34

4

4

4

3

3.75

Validator 1

-

Validator 2

-

Validator 3

-

Validator 4

-

35

4

4

3

4

3.75

Validator 1

-

Validator 2

-

Validator 3

-

Validator 4

-

36

4

4

4

3

3.75

Validator 1

-

Validator 2

-

Validator 3

-

Validator 4

-

37

4

4

4

3

3.75

Validator 1

-

Validator 2

Diganti hurufnya

Validator 3

-

Validator 4

-

38

3

4

4

3

3.75

Validator 1

-

Validator 2

-

Validator 3

-

Validator 4

-

39

1

4

4

4

3.25

Validator 1

Dalam buku ada 4 jenis penyusun tanah, diperhatikan

lagi.

Validator 2

-

Validator 3

-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 142: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SD N ... IPA Fisika kelas dilihat dari jenis kelamin siswa. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan metode survei. Populasi

124

No.

Soal

Validator Rata-

rata Komentar, Saran, Perbaikan

1 2 3 4

Validator 4

-

40

4

4

4

4

4

Validator 1

-

Validator 2

-

Validator 3

-

Validator 4

-

41

4

4

4

4

4

Validator 1

-

Validator 2

-

Validator 3

-

Validator 4

-

42

4

4

4

3

3.75

Validator 1

-

Validator 2

-

Validator 3

-

Validator 4

Dapat digunakan sebagai bahan bangunan.

43

3

4

3

4

3.5

Validator 1

-

Validator 2

-

Validator 3

Tanah yang memiliki susunan tanah yang sangat rapat

sehingga perbedaan udara dan air pada tanah kurang

baik disebut tanah

Validator 4

-

44

3

4

4

4

3.75

Validator 1

-

Validator 2

-

Validator 3

-

Validator 4

-

45

4

4

4

4

4

Validator 1

-

Validator 2

-

Validator 3

-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 143: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SD N ... IPA Fisika kelas dilihat dari jenis kelamin siswa. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan metode survei. Populasi

125

No.

Soal

Validator Rata-

rata Komentar, Saran, Perbaikan

1 2 3 4

Validator 4

-

46

3

4

4

3

3.75

Validator 1

-

Validator 2

-

Validator 3

-

Validator 4

-

47

3

4

4

3

3.5

Validator 1

-

Validator 2

-

Validator 3

-

Validator 4

Item a bisa diganti item jawaban “digunakan untuk

membuat kerajinan gerabah”. Karena sudah digunakan

di soal no. 43

48

4

4

4

3

3.75

Validator 1

-

Validator 2

-

Validator 3

-

Validator 4

Pasir dalam ingatan anak terutama Sleman yang lereng

merapi identic dengan fungsi sebagai bahan bangunan

49

4

4

4

3

3.75

Validator 1

-

Validator 2

-

Validator 3

Bagian indikator disajikan gambar lapisan bumi, siswa

dapat mendiskripsikan struktur permukaan bumi

Validator 4

“Gambar di atas menunjukkan lapisan penyusun

bumi” dihapus. Soal diganti menjadi: “Urutan lapisan

penyusun bumi dari yang paling dalam sesuai gambar

di atas adalah”.

50

4

4

4

4

3

Validator 1

-

Validator 2

-

Validator 3

Bagian indikator sidajikan gambar bagan gunung siswa dapat mendiskripsikan struktur permukaan bumi

Validator 4

-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 144: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SD N ... IPA Fisika kelas dilihat dari jenis kelamin siswa. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan metode survei. Populasi

126

LAMPIRAN 5

Hasil Uji Validitas Soal Pilihan Ganda

CORRELATIONS

/VARIABLES=total aitem1 aitem2 aitem3 aitem4 aitem5 aitem6 aitem7 aitem8

aitem9 aitem10 aitem11 aitem12 aitem13 aitem14 aitem15 aitem16 aitem17

aitem18 aitem19 aitem20 aitem21 aitem22 aitem23 aitem24 aitem25 aitem26

aitem27 aitem28 aitem29 aitem30

aitem31 aitem32 aitem33 aitem34 aitem35 aitem36 aitem37 aitem38

/PRINT=TWOTAIL NOSIG

/MISSING=PAIRWISE.

Correlations

total aitem

1 aitem

2 aitem

3 aitem

4 aitem

5 aitem

6 aitem

7 aitem

8 aitem

9

total Pearson Correlation

1 -.013 .061 ,392** ,457** ,465** .188 .209 ,309* ,419**

Sig. (2-tailed)

.921 .641 .002 .000 .000 .150 .110 .016 .001

N 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60

aitem

10 aitem

11 aitem

12 aitem

13 aitem

14 aitem

15 aitem

16 aitem

17 aitem

18 aitem

19

total Pearson Correlation

,396** ,346** ,392** .161 ,425** ,267* .182 .226 ,341** ,268*

Sig. (2-tailed)

.002 .007 .002 .219 .001 .039 .163 .083 .008 .039

N 60 60 59 60 60 60 60 60 60 60

aitem

20 aitem

21 aitem

22 aitem

23 aitem

24 aitem

25 aitem

26 aitem

27 aitem

28 aitem

29

total Pearson Correlation

.224 ,403** ,383** ,339** ,418** ,483** ,362** ,511** ,509** .171

Sig. (2-tailed)

.086 .001 .003 .008 .001 .000 .004 .000 .000 .193

N 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60

aitem

30 aitem

31 aitem

32 aitem3

3 aitem

34 aitem

35 aitem

36 aitem

37 aitem

38

total Pearson Correlation

.204 -.016 .166 ,286* .234 ,334** ,264* ,523** ,281*

Sig. (2-tailed)

.117 .905 .205 .027 .072 .009 .041 .000 .030

N 60 60 60 60 60 60 60 60 60

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 145: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SD N ... IPA Fisika kelas dilihat dari jenis kelamin siswa. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan metode survei. Populasi

127

LAMPIRAN 6

Hasil Reliabilitas Soal Pilihan Ganda

RELIABILITY

/VARIABLES=total aitem1 aitem2 aitem3 aitem4 aitem5 aitem6 aitem7 aitem8

aitem9 aitem10 aitem11 aitem12 aitem13 aitem14 aitem15 aitem16 aitem17

aitem18 aitem19 aitem20 aitem21 aitem22 aitem23 aitem24 aitem25 aitem26

aitem27 aitem28 aitem29 aitem30

aitem31 aitem32 aitem33 aitem34 aitem35 aitem36 aitem37 aitem38

/SCALE('ALL VARIABLES') ALL

/MODEL=ALPHA.

Reliability

Scale: ALL VARIABLES

Case Processing Summary

N %

Cases

Valid 59 98,3

Excludeda 1 1,7

Total 60 100,0

a. Listwise deletion based on all variables in the

procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha

N of Items

,705 39

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 146: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SD N ... IPA Fisika kelas dilihat dari jenis kelamin siswa. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan metode survei. Populasi

128

LAMPIRAN 7

Data Siswa yang Mengalami Miskonsepsi

No Soal Jumlah Siswa yang Mengalami Miskonsepsi Persentase

1 37 15,27%

2 108 44,61%

3 104 42,97%

4 77 31,80%

5 132 54,53%

6 125 52,37%

7 23 9,49%

8 41 16,93%

9 129 53,29%

10 118 38%

11 112 46,26%

12 87 35,94%

13 113 46,67%

14 127 52,46%

15 99 40,89%

16 112 46,27%

17 20 8,25%

18 114 47,09%

19 71 29,33%

20 96 39,66%

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 147: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SD N ... IPA Fisika kelas dilihat dari jenis kelamin siswa. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan metode survei. Populasi

129

LAMPIRAN 8

Instrumen Soal

Isilah identitas di bawah ini dengan lengkap!

Identitas Siswa

Nama : ......................................................................................

Umur : ......................................................................................

Jenis kelamin : ......................................................................................

Nama Sekolah : ......................................................................................

Identitas Orang tua

Nama Orang tua : ......................................................................................

Pekerjaan Orang tua : ......................................................................................

Pendidikan terakhir Orang tua : ......................................................................................

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 148: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SD N ... IPA Fisika kelas dilihat dari jenis kelamin siswa. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan metode survei. Populasi

130

Prosedur Pengerjaan Soal

1. Siswa yang mengerjakan soal harus sesuai dengan nama siswa yang terpilih

dalam undian.

2. Guru dimohon untuk mengawasi siswa dalam mengerjakan soal.

3. Guru tidak boleh membantu siswa dalam mengerjakan soal.

4. Guru dimohon untuk menyampaikan prosedur pengerjaan soal kepada

siswa.

5. Soal tidak boleh dibawa pulang

6. Lembar soal dan lembar jawab yang telah dikerjakan siswa harus

dimasukkan kedalam amplop.

7. Waktu pengerjaan soal: 90 menit

8. Siswa dalam mengerjakan soal tidak boleh membuka buku paket atau

catatan sejenisnya.

9. Siswa dalam mengerjakan soal tidak boleh melihat pekerjaan teman

(mencontek).

10. Siswa mengerjakan soal harus menggunakan bolpoin.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 149: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SD N ... IPA Fisika kelas dilihat dari jenis kelamin siswa. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan metode survei. Populasi

131

Nama : .................................

Kelas : .................................

Sekolah : .................................

I. Berilah tanda silang (X) pada

huruf a, b, c, atau d pada

jawaban yang benar.

II. Lingkarilah point yakin atau

tidak yakin di bawah

jawaban!

Yakin Benar : (jika

kamu yakin dengan

jawaban yang kamu pilih)

Tidak Yakin Benar : (jika

kamu tidak yakin dengan

jawaban yang kamu pilih)

1. Perhatikan pernyataan

berikut!

1. Jarum kompas dapat

menunjukkan arah utara

dan selatan.

2. Adi mengerem sepedanya

saat melewati turunan.

3. Air mengalir dari tempat

yang tinggi ke tempat yang

rendah.

4. Orang yang sedang

berenang dapat bergerak

maju

Penerapan gaya gravitasi

ditunjukkan oleh nomor ... .

a. 1

b. 2

c. 3

d. 4

Yakin Benar

Tidak Yakin Benar

2. Yang bukan termasuk

pengaruh gaya gravitasi

terhadap benda adalah ... .

a. Benda memiliki berat

b. Benda cepat mengalami

pelapukan

c. Benda jatuh ke bawah

d. Permukaan air selalu

datar

Yakin Benar

Tidak Yakin Benar

3. Perhatikan pernyataan di

bawah ini!

1. Melapisi permukaan

benda dengan karet

2. Memperluas bidang

permukaan

3. Memberi pul atau paku-

paku pada sepatu sepak

bola

4. Memperhalus permukaan

benda

Yang bukan termasuk cara

untuk memperbesar gaya

gesek adalah ... .

a. 1

b. 2

c. 3

d. 4

Yakin Benar

Tidak Yakin Benar

4. Perhatikan gambar berikut!

Posisi titik tumpu, beban, dan

kuasa pada alat di atas yaitu

... .

a. beban berada di antara

titik tumpu dan kuasa

b. titik tumpu berada di

antara beban dan kuasa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 150: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SD N ... IPA Fisika kelas dilihat dari jenis kelamin siswa. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan metode survei. Populasi

132

c. kuasa berada di antara

titik tumpu dan beban

d. titik tumpu, beban, dan

kuasa berada pada satu

tempat

Yakin Benar

Tidak Yakin

Benar

5. Perhatikan gambar berikut!

Pada waktu menyapu, titik

tumpu terletak pada bagian

yang bernomor ... .

a. I

b. II

c. III

d. IV

Yakin Benar

Tidak Yakin

Benar

6. Perhatikan gambar berikut!

Bagian pada sekrup yang

menggunakan prinsip kerja

bidang miring yaitu nomor …

.

a. I dan II

b. II dan III

c. III dan I

d. IV dan III

Yakin Benar

Tidak Yakin

Benar

7. Berikut ini salah satu ciri-ciri

katrol tetap adalah ... .

a. katrol yang dipasang pada

tempat tertentu dengan posisi

tetap

b. katrol yang dapat bergerak

bebas dan dapat dipindah-

pindahkan

c. gabungan antara katrol tetap

dan katrol lepas

d. beberapa roda katrol yang

disusun secara berdampingan

dalam satu poros

Yakin Benar

Tidak Yakin

Benar

8. Perhatikan gambar berikut!

Gambar di atas adalah contoh

jenis tuas golongan … .

a. pertama

b. kedua

c. ketiga

d. keempat

Yakin Benar

Tidak Yakin

Benar

9. Saat membuka kancing baju,

kita menggunakan prinsip

kerja pesawat sederhana

berupa ... .

a. pengungkit

b. roda dan poros

c. katrol

IV

V

I

III

II

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 151: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SD N ... IPA Fisika kelas dilihat dari jenis kelamin siswa. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan metode survei. Populasi

133

d. bidang miring

Yakin Benar

Tidak Yakin

Benar

10. Peristiwa terbentuknya

pelangi setelah hujan

menunjukkan adanya dispersi

cahaya. Dispersi cahaya

adalah ... .

a. peristiwa penguraian

cahaya putih menjadi

berbagai cahaya berwarna

b. peristiwa terpantulnya

cahaya matahari terhadap

bulir-bulir air hujan

c. peristiwa terbiasnya

cahaya putih oleh air

hujan

d. peristiwa terpantulnya

cahaya putih menjadi

berbagai cahaya berwarna

Yakin Benar

Tidak Yakin

Benar

11. Ketika seseorang sedang

bercermin pada cermin datar,

maka jarak benda dengan

cermin …. dengan jarak

bayangan dengan cermin.

a. lebih jauh

b. sama

c. dekat

d. sangat dekat

Yakin Benar

Tidak Yakin

Benar

12. Yang dimaksud dengan

bayangan maya adalah ... .

a. bayangan yang arahnya

terbalik terhadap

bendanya

b. bayangan yang letaknya

di depan cermin atau di

belakang lensa

c. bayangan yang terbentuk

oleh sinar-sinar pantul

d. bayangan yang dapat kita

lihat dalam cermin, tetapi

di tempat bayangan

tersebut tidak terdapat

cahaya pantul

Yakin Benar

Tidak Yakin

Benar

13. Sifat bayangan yang dibentuk

oleh kaca spion pada

mobil/motor adalah… .

a. semu, tegak, dan

diperkecil

b. semu, tegak, dan

diperbesar

c. nyata dan terbalik

d. nyata, tegak, dan

diperkecil

Yakin Benar

Tidak Yakin

Benar

14. Sifat bayangan yang

terbentuk jika benda

dijauhkan dari cermin cekung

adalah… .

a. semu, tegak, dan

diperkecil

b. nyata, tegak, dan

diperkecil

c. nyata dan terbalik

d. semu, tegak, dan

diperbesar

Yakin Benar

Tidak Yakin

Benar

15. Jika cahaya merambat dari

zat yang rapat ke zat yang

kurang rapat, maka cahaya

akan dibiaskan mendekati …

.

a. garis horizontal

b. garis vertikal

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 152: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SD N ... IPA Fisika kelas dilihat dari jenis kelamin siswa. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan metode survei. Populasi

134

c. garis normal

d. garis lurus

Yakin Benar

Tidak Yakin

Benar

16. Alat yang arah pandangannya

dapat dibelokkan sehingga

benda/objek yang dilihat

tidak harus berada di depan

mata disebut … .

a. lup

b. periskop

c. kacamata

d. mikroskop

Yakin Benar

Tidak Yakin

Benar

17. Bahan utama pada pembuatan

kaca pembesar sederhana

adalah … .

a. bola lampu

b. kardus

c. karet gelang

d. air

Yakin Benar

Tidak Yakin

Benar

18. Perhatikan ciri-ciri batuan di

bawah ini.

a. memiliki warna hijau

keabu-abuan

b. berasal dari magma

c. berasal dari endapan hasil

pelapukan batuan tanah

d. memiliki rongga-rongga

kecil terdiri dari butiran-

butiran kapur yang halus

Pernyataan di atas yang

merupakan ciri-ciri dari

batuan basal adalah ... .

a. 1, 2, dan 3

b. 1, 2, dan 4

c. 2, 3, dan 4

d. 1, 3, dan 5

Yakin Benar

Tidak Yakin

Benar

19. Pelapukan fisis adalah ... .

a. proses pelapukan batuan

karena pengaruh suhu,

hujan, dan angin

b. pelapukan yang terjadi

karena peran makhluk

hidup

c. pelapukan yang

menghasilkan perubahan

zat mineral pembentuk

batuan

d. proses pelapukan batuan

karena hujan deras dan

arus air

Yakin Benar

Tidak Yakin

Benar

20. Perhatikan gambar berikut!

Gambar di atas menunjukkan

lapisan penyusun bumi.

Urutan lapisan penyusun

bumi dari yang paling dalam

adalah ... .

a. inti dalam bumi, kerak

bumi, mantel bumi, inti

luar bumi

b. kerak bumi, mantel bumi,

inti dalam bumi, inti luar

bumi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 153: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SD N ... IPA Fisika kelas dilihat dari jenis kelamin siswa. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan metode survei. Populasi

135

c. inti dalam bumi, inti luar

bumi, kerak bumi, mantel

bumi

d. inti dalam bumi, inti luar

bumi, mantel bumi, kerak

bumi

Yakin benar

Tidak Yakin Benar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 154: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SD N ... IPA Fisika kelas dilihat dari jenis kelamin siswa. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan metode survei. Populasi

136

LAMPIRAN 9

Kunci Jawaban

1. C 11. B

2. B 12. D

3. D 13. A

4. A 14. C

5. B 15. C

6. C 16. B

7. A 17. A

8. B 18. B

9. D 19. A

10. A 20. D

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 155: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SD N ... IPA Fisika kelas dilihat dari jenis kelamin siswa. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan metode survei. Populasi

137

LAMPIRAN 10

Hasil Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

jenis_kelamin skor_total

N 242 242

Normal Parametersa,b Mean 1.42 52.79

Std. Deviation .494 13.904

Most Extreme Differences

Absolute .383 .104

Positive .383 .104

Negative -.298 -.075

Kolmogorov-Smirnov Z 5.966 1.622

Asymp. Sig. (2-tailed) .000 .010

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 156: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SD N ... IPA Fisika kelas dilihat dari jenis kelamin siswa. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan metode survei. Populasi

138

LAMPIRAN 11

Hasil Uji Homogenitas

Descriptives

skor_total

N Mean Std.

Deviation

Std. Error 95% Confidence Interval for

Mean

Minimu

m

Maximu

m

Lower Bound Upper Bound

laki-laki 141 52.02 13.771 1.160 49.73 54.31 25 85

Perempu

an 101 53.86 14.087 1.402 51.08 56.64 20 85

Total 242 52.79 13.904 .894 51.03 54.55 20 85

ANOVA

skor_total

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 199.256 1 199.256 1.031 .311

Within Groups 46392.996 240 193.304

Total 46592.252 241

Test of Homogeneity of Variances

skor_total

Levene Statistic df1 df2 Sig.

.002 1 240 .965

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 157: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SD N ... IPA Fisika kelas dilihat dari jenis kelamin siswa. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan metode survei. Populasi

139

LAMPIRAN 12

Hasil Uji Hipotesis

Mann-Whitney Test

Ranks

jenis_kelamin N Mean Rank Sum of Ranks

skor_total

laki-laki 141 116.97 16492.50

Perempuan 101 127.83 12910.50

Total 242

Test Statisticsa

skor_total

Mann-Whitney U 6481.500

Wilcoxon W 16492.500

Z -1.197

Asymp. Sig. (2-tailed) .231

a. Grouping Variable: jenis_kelamin

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 158: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SD N ... IPA Fisika kelas dilihat dari jenis kelamin siswa. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan metode survei. Populasi

140

LAMPIRAN 13

Hasil Dokumentasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 159: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SD N ... IPA Fisika kelas dilihat dari jenis kelamin siswa. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan metode survei. Populasi

141

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 160: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SD N ... IPA Fisika kelas dilihat dari jenis kelamin siswa. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan metode survei. Populasi

142

CURRICULUM VITAE

Aldika Sabdarey merupakan anak

kedua dari pasangan Setyo Purwanti dan

Sutrisno. Lahir di Temanggung pada tanggal

08 Juli 1994. Pendidikan awal dimulai dari

Taman Kanak-kanak Masehi Parakan tahun

1999-2000. Pendidikan dilanjutkan ke jenjang

Sekolah Dasar Masehi Parakan tahun 2000-

2006.

Penulis melanjutkan pendidikan di Sekolah Menengah Pertama

Masehi Parakan pada tahun 2006 dan lulus pada tahun

2009.Selanjutnya penulis melanjutkan pendidikan di Sekolah

Menengah Kejuruan Akuntansi 17 Parakan pada tahun 2009 dan lulus

pada tahun 2012. Penulis melanjutkan pendidikan di Program Studi

Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma pada

tahun 2012.

No Nama Kegiatan Tahun Peran

1. Program Pengembangan Kepribadian

Mahasiswa I Universitas Sanata Dharma

2012 Peserta

2. Program Pengembangan Kepribadian

Mahasiswa II Universitas Sanata Dharma

2012 Peserta

3. Penguasaan Bahasa Inggris Aktif 2014 Peserta

4. English Club Program For 4 Semester 2014 Peserta

5. Kursus Mahir Dasar Pramuka (KMD) 2012 Peserta

6. Inisiasi Fakultas (Infisa) 2012 Peserta

7. Seminar Stadium Generale 2013 Peserta

8. UNA Seminar and Workshop on Anti Bias 2012 Peserta

9. Seminar for Stadium Generale 2013 Peserta

10. Inisiasi Sanata Dharma 2012 Peserta

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI