misoprostol vs catheter foley

20
Progress of labor in women induced with misoprostol versus the Foley catheter oleh : Rahma Yanti Daud, S.ked Pembimbing : Dr. dr. Hermanus Suhartono, Sp.OG, K

Upload: rahma-elfshinee

Post on 28-Jan-2016

26 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

pressentasi

TRANSCRIPT

Page 1: Misoprostol vs Catheter Foley

Progress of labor in women induced with misoprostol versus the Foley

catheter

oleh :Rahma Yanti Daud, S.ked

Pembimbing :Dr. dr. Hermanus Suhartono, Sp.OG, K

Page 2: Misoprostol vs Catheter Foley

Untuk memperkirakan dan membandingkan

durasi kemajuan persalinan pada wanita yang diinduksi dengan misoprostol vs Foley kateter ditambah oksitosin.

TUJUAN

Page 3: Misoprostol vs Catheter Foley

STUDI DESAIN

penelitian studi

kelompok 617

kehamilan

misoprostol (n=503)

Foley kateter

(n=114)

Page 4: Misoprostol vs Catheter Foley

Induksi persalinan semakin sering digunakan

dan terus meningkat Foley kateter dan misoprostol adalah 2

metode umum induksi persalinan di Amerika Serikat ketika serviks belum matang.

introduction

Tindakan foley kateter dengan dilatasi serviks secara mekanis

Misoprostol, prostaglandin sintetik E1, merangsang dengan biokimia pada serviks dan memicu kontraksi rahim.

Page 5: Misoprostol vs Catheter Foley

Melakukan penelitian kelompok retrospektif persalinan

tunggal presentasi kepala dari 2004-2008 Washington University School of

Medicine Human Research Protection Office. Inklusi Wanita yang memenuhi syarat saat mereka menjalani induksi persalinan dan menyelesaikan tahap pertama. Eksklusi sesar dalam persalinan sebelumnya, yang mendaftar pada persalinan spontan, atau diketahui memiliki anomali janin.

BAHAN DAN METODE

Page 6: Misoprostol vs Catheter Foley

inklusi

obat-obatan, Jenis onset persalinan, indikasi untuk induksi, metode induksi persalinan, berapakali pemeriksaan serviks, dilatasi

serviks (0-10 cm), stasiun kepala janin dan modus persalinan. Induksi persalinan tanpa indikasi obstetri atau medis diklasifikasikan

sebagai elektif. Tanggal Kehamilan pada periode menstruasi terakhir dan dikonfirmasi

dengan USG pada trimester pertama atau kedua menggunakan kriteria standar.

eksklusi

wanita yang diinduksi dengan kombinasi misoprostol dan Foley kateter atau dengan jenis lain dari

prostaglandin.

Lanjutan …

Page 7: Misoprostol vs Catheter Foley

Pemeriksaan serviks dilakukan secara berkala,

biasanya setiap 2 jam. Wanita yang menjalani induksi dengan misoprostol menerima 25 mcg per vaginam setiap 4 jam sampai pematangan serviks dicapai. Oksitosin kemudian mulai diperlukan, setelah setidaknya 4 jam dari ketika misoprostol terakhir ditempatkan. oksitosin diberikan berdasarkan protocol standar institusi mulai dari 2 miliunit per menit dan meningkat 2 miliunit setiap 20 menit sampai kontraksi uterus yang teratur terjadi.

Misoprostol

Page 8: Misoprostol vs Catheter Foley

kateter Foley digunakan untuk induksi, itu

ditempatkan tanpa melihat atau di bawah visualisasi langsung dengan bantuan spekulum. Balon digelembungkan sampai 60 cc dan kateter ditempelkan di bawah traksi ke paha wanita. Oksitosin biasanya dimulai pada waktu yang sama dan dititrasi sampai kontraksi biasa terjadi. Foley kateter diperiksa secara berkala sampai dikeluarkan. Pemberian oksitosin bersamaan hingga kontraksi regular didapatkan

Kateter foley

Page 9: Misoprostol vs Catheter Foley

Dari 5388 wanita (2004-2008)

617 diinduksi dengan Misoprostol (n=503) Foley kateter (n=114).

HASIL

Page 10: Misoprostol vs Catheter Foley
Page 11: Misoprostol vs Catheter Foley

Total durasi persalinan tidak berbeda secara

signifikan dalam wanita yang diinduksi dengan misoprostol dibandingkan dengan kateter Foley

HASIL

durasi median dari 1 sampai 10 cm: 12 vs 14,2 jam, P=19.

Kemajuan 1-4 cm lebih cepat dengan kateter Foley (median: 3,4 vs 5,6 jam, P <0,01),

meskipun kemajuan foley catheter dari 4 sampai 10 cm lebih lambat (median: 6,3 vs 3,6 jam, P <0,01)

Page 12: Misoprostol vs Catheter Foley
Page 13: Misoprostol vs Catheter Foley

transisi dari laten ke aktif pada pelebaran sekitar 4 cm serviks untuk misoprostol dan sekitar 6 cm untuk Foley kateter.

Keseluruhan, 265 wanita nulipara diinduksi dengan misoprostol dan 49 diinduksi dengan kateter Foley. Indikasi untuk induksi elektif dengan misoprostol lebih disukai dibandingkan dengan kateter Foley ( (70/265 [28,8%] vs 4/49 [12,1%]).

Page 14: Misoprostol vs Catheter Foley
Page 15: Misoprostol vs Catheter Foley

Sebanyak 238 wanita multipara diinduksi dengan misoprostol dan 65 dengan kateter Foley. total durasi persalinan hampir

sama pada wanita nulipara baik diinduksi dengan misoprostol atau kateter Foley (15,2 vs 13,1 jam, P=.48), durasi persalinan terutama lebih pendek antara wanita multipara diinduksi dengan misoprostol (11,7 vs 17,1 jam, P=03).

Page 16: Misoprostol vs Catheter Foley
Page 17: Misoprostol vs Catheter Foley

Foley kateter dikaitkan dengan lebih cepat dilatasi serviks awal, tetapi transisi ke persalinan fase aktif terjadi lebih lama dibandingkan dengan misoprostol.

persalinan aktif tidak mulai sampai sekitar 6 cm dilatasi serviks dengan kateter Foley dan sekitar 4 cm dengan misoprostol

total durasi dari induksi untuk kelahiran tidak berbeda secara signifikan antara perempuan yang diinduksi dengan ke 2 metode

KOMENTAR

Page 18: Misoprostol vs Catheter Foley

Bertindak mekanis, kateter Foley cepat melebarkan leher rahim

misoprostol menaikkann secara bertahap serviks dengan memfasilitasi pembukaan serviks.

Implikasi praktis dari penelitian ini adalah bahwa diagnosis gagal induksi atau kemajuan gagal persalinan harus dilakukan dengan hati-hati sebelum dilatasi serviks 6 cm pada wanita yang diinduksi dengan kateter Foley.

Page 19: Misoprostol vs Catheter Foley

Kesimpulannya, kami menemukan bahwa

kateter Foley dikaitkan dengan lebih cepat dilatasi serviks awal, tetapi transisi ke fase aktif terjadi lebih lama dibandingkan dengan misoprostol. Fase yang aktif tidak terjadi sampai sekitar 6 cm pada dilatasi serviks dengan kateter Foley dan sekitar 4 cm dengan misoprostol.

Page 20: Misoprostol vs Catheter Foley

TERIMA KASIH