mkakalah konsep agama.docx
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pembahasan tentang hubungan manusia dan agama, sejak dahulu, merupakan
topik yang sangat menarik bagi para pemikir dan cendekiawan. Mungkin hal itu
disebabkan oleh fakta sejarah umat manusia dengan suku bangsanya yang beragam
bercerita kepada kita akan keterkaitan makhluk Tuhan ini dengan agama. Umat
manusia secara umum meyakini adanya Tuhan yang menciptakan alam dan wajib
untuk dipuja dan disembah. Keyakinan yang demikian itu merupakan asas dan pokok
dari sebuah agama. Namun, lepas dari semua definisi yang ada di atas maupun
definisi lain yang dikemukakan oleh para pemikir dunia lainnya, kita meyakini bahwa
agama adalah kepercayaan akan adanya Tuhan yang menurunkan wahyu kepada para
nabi-Nya untuk umat manusia demi kebahagiaannya di dunia dan akhirat. Dari sini,
kita bisa menyatakan bahwa agama memiliki tiga bagian yang tidak terpisah, yaitu
akidah (kepercayaan hati), syari'at (perintah-perintah dan larangan Tuhan) dan akhlak
(konsep untuk meningkatkan sisi rohani manusia untuk dekat kepada-Nya). Meskipun
demikian, tidak bisa kita pungkiri bahwa asas terpenting dari sebuah agama adalah
keyakinan akan adanya Tuhan yang harus disembah.
Manusia merasa berhak untuk mengetahui apa-apa yang ada disekitarnya. la
merasa bahwa itu merupakan haknya yang tidak akan pernah ia berikan kepada
siapapun dengan harga berapapun juga. Saat mendengar suara ketukan pintu
rumahnya atau saat mendengar suara teriakan orang yang meminta pertolongan ia
1
merasa berhak untuk mengetahui siapa yang berada di balik pintu dan apa yang terjadi
pada orang yang berteriak tadi. Hal ini terjadi karena manusia didaptakan Tuhan
dengan dibekali rasa ingin tahu. Perasaan inilah yang mendorongnya untuk
mengetahui realitas yang ada di sekitarnya dan melakukan banyak eksperlmen demi
menyingkap tabir misteri yang menyelimuti alam secara umum. Ilmu pengetahuan
dan teknologi yang berhasil dicapai oleh umat manusia adalah berkat rasa
keingintahuannya ini. Manusia yang telah mengetahui ia berada di alam ini bertanya,
"Dari manakah aku berasa!?" "Untuk apakah aku berada di dunia?" dan "Setelah alam
ini, ke manakah aku akan pergi?" Pertanyaan-pertanyaan ini ada di lubuk setiap
insan, karena ia muncui dari fitrah manusia. Dari sinilah muncul berbagai agama
sesat, seperti penyembahan berhala, petuhanan matahari, angin, api, dan semisalnya,
dan hal ini tidak berarti bahwa masalah ketuhanan bukan sebuah masalah fitri, seperti
di atas. Sebab, kesalahan tadi tidak bersumber dari fitrah, tapi dari manusia itu sendiri
yang salah dalam menerapkan sifat ketuhanan pada selain Tuhan yang sebenarnya.
Sama seperti rasa sakit perut yang dirasakan oleh seseorang. Rasa sakit tersebut
adalah benar karena ia merasakannya sendiri. Hanya saja, ia bisa salah dalam
mendiagnosa rasa sakitnya. Rasa sakit itu bisa jadi ia anggap maag, padahal mungkin
sesungguhnya usus buntu atau penyakit perut lainnya. Agama adalah sebuah wadah
tempat manusia menjadikan kehidupannya penuh arti. Agamalah yang mendorong
manusia membangun kepribadiannya. Bukankah dalam ajaran agama Islam, selain
diperintahkan untuk menerima kenyataan yang ada, kita juga dipe-rintahkan untuk
melakukan perombakan demi perbalkan keadaan kita? "Sesungguhnya Allah tidak
akan mengubah keadaan suatu kaum sampai mereka mengubah keadaan mereka
sendiri" (Q.S. Al-Ra'd: 11).
2
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penyusun merumuskan rumusan masalah
sebagai berikut.
1. Apa yang dimaksud dengan agama secara umum?
2. Apa yang dimaksud dengan agama Islam ?
3. Apa perbedaan konsep agama Islam dengan agama yang lain?
4. Apa dasar-dasar dari agam Islam?
5. Apakah peran dari agama Islam bagi manusia?
1.3 Tujan Penulisan
Penulisan karya ilmiah ini memiliki tujuan :
a. Untuk mengetahui konsep agama khususnya agama Islam
b. Untuk mengetahui perbedaan konsep agama Islam dengan agama yang lain
c. Untuk mengetahui dasar-dasar dari agama Islam
d. Untuk mengetahui fungsi dari agama Islam bagi kehidupan manusia
3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Agama
Pengertian agama secara istilah adalah sesuatu yang membawa peraturan yang
merupakan hukum yang harus dipatuhi, menguasai diri seseorang dan membuat ia
tunduk dan patuh kepada Tuhan dengan menjalankan ajaran dien itu, membawa
kewajiban-kewajiban yang kalau tidak dijalankan menjadi utang.kewajiban dan
kepatuhan membawa faham pembalasan, menjalankan mendapat baik,
mengingkarinya memperoleh balasan buruk. Agama adalah sebuah koleksi
terorganisir dari kepercayaan, sistem budaya, dan pandangan dunia yang
menghubungkan manusia dengan tatanan/perintah dari kehidupan.[note 1] Banyak
agama memiliki narasi, simbol, dan sejarah suci yang dimaksudkan untuk
menjelaskan makna hidup dan / atau menjelaskan asal usul kehidupan atau alam
semesta. Dari keyakinan mereka tentang kosmos dan sifat manusia, orang
memperoleh moralitas, etika, hukum agama atau gaya hidup yang disukai. Menurut
beberapa perkiraan, ada sekitar 4.200 agama di dunia.
Banyak agama yang mungkin telah mengorganisir perilaku, kependetaan,
definisi tentang apa yang merupakan kepatuhan atau keanggotaan, tempat-tempat
suci, dan kitab suci. Praktek agama juga dapat mencakup ritual, khotbah, peringatan
atau pemujaan tuhan, dewa atau dewi, pengorbanan, festival, pesta, trance, inisiasi,
jasa penguburan, layanan pernikahan, meditasi, doa, musik, seni, tari, masyarakat
layanan atau aspek lain dari budaya manusia. Agama juga mungkin mengandung
mitologi. Manusia memiliki kemampuan terbatas, kesadaran dan pengakuan akan
4
keterbatasannnya menjadikan keyakinan bahwa ada sesuatu yang luar biasa diluar
dirinya. Sesuatu yang luar biasa itu tentu berasal dari sumber yang luar biasa juga.
Dan sumber yang luar biasa itu ada bermacam-macam sesuai dengan bahasa
manusianya sendiri. Misal Tuhan, Dewa, God, Syang-ti, Kami-Sama dan lain-lain
atau hanya menyebut sifat-Nya saja seperti Yang Maha Kuasa, Ingkang Murbeng
Dumadi, De Weldadige dll. Keyakinan ini membawa manusia untuk mencari
kedekatan diri kepada Tuhan dengan cara menghambakan diri, yaitu: menerima
segala kepastian yang menimpa diri dan sekitarnya dan yakin berasal dari Tuhan
menaati segenap ketetapan, aturan, hukum dll yang diyakini berasal dari tuhan
Dengan demikian diperoleh keterangan yang jelas, bahwa agama itu penghambaan
manusia kepada Tuhannya. Dalam pengertian agama terdapat 3 unsur, ialah manusia,
penghambaan dan Tuhan. Maka suatu paham atau ajaran yang mengandung ketiga
unsur pokok pengertian tersebut dapat disebut agama.
Pengertian dan definisi agama menurut para ahli :
1. Agama menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah sistem yang mengatur tata
keimanan (kepercayaan) dan peribadatan kepada Tuhan Yang Mahakuasa serta tata
kaidah yang berhubungan dengan pergaulan manusia dan manusia serta
lingkungannya.
2. Émile Durkheim mengatakan bahwa agama adalah suatu sistem yang terpadu yang
terdiri atas kepercayaan dan praktik yang berhubungan dengan hal yang suci. Kita
sebagai umat beragama semaksimal mungkin berusaha untuk terus meningkatkan
keimanan kita melalui rutinitas beribadah, mencapai rohani yang sempurna
kesuciannya.
5
3. Tajdab,dkk (1994:37) menyatakan bahwa agama berasala dari kata a, berate tidak dan
gama, berarti kacau, kocar-kacir. Jadi, agama artinya tidak kacau, tidak kocar-kacir,
dan/atau teratur. Maka, istilah agama merupakan suatu kepercayaan yang
mendatangkan kehidupan yang teratur dan tidak kacau serta mendatangkan
kesejahteraan dan keselamatan hidup manusia.
4. Menurut A.M. saefuddin (1987), menyatakan bahwa agama merupakan kebutuhan
manusia yang paling esensial yang besifat universal. Karena itu, agama merupakan
kesadaran spiritual yang di dalamnya ada satu kenyataan di luar kenyataan yang
namfak ini, yaitu bahwa manusia selalu mengharap belas kasihan-Nya, bimbingan-
Nya, serta belaian-Nya, yang secara ontologis tidak bisa diingkari, walaupun oleh
manusia yang mengingkari agama (komunis) sekalipun.
5. Menurut Sutan Takdir Alisyahbana (1992), agama adalah suatu system kelakuan dan
perhubungan manusia yang pokok pada perhubungan manusia dengan rahasia
kekuasaan dan kegaiban yang tiada terhingga luasnya, dan dengan demikian member
arti kepada hidupnya dan kepada alam semesta yang mengelilinginya.
6. Menurut Sidi Gazalba (1975), menyatakan bahwa religi (agama) adalah kecendrungan
rohani manusia, yang berhubungan dengan alam semesta, nilai yang meliputi
segalanya, makna yang terakhir, hakekat dari semuanya itu.
2.2 Pengertian Agama Islam
Islam menurut bahasa, islam memiliki arti ; selamat, kedamaian, sentausa,
sedangkan dalam istilah syar'i islam berserah diri, tunduk patuh, dengan kesadaraan
yang tinggi tanpa paksaan. Sedangkan islam secara makna, maka akan menjadi sangat
luas jika dikaitkan dengan beberapa arti di atas.
6
Makna dalam arti kata selamat, maka islam adalah jalan hidup (way of life)
satu-satunya yang paling selamat mengantarkan manusia sampai tujuan
akhirnya..yaitu kehidupan akhirat. Dalam konteks perjalanan, tujuan hanya dapat
dicapai melalui jalan yang ditempuh. Sedangkan sebuah jalan, ia memiliki cara dan
aturan.
Akhirat adalah tujuan akhir dari perjalanan manusia, cara yang terbaik adalah
cara Rasulullah, dan aturan yang digunakan adalah berdasarkan Al Quran dan
Sunnah, dan islam adalah bentuk dari gabungan antara aturan dan cara tersebut (Al
Quran & Sunnah + Cara Rasulullah) yang membetuk jalan yang paling selamat untuk
mencapai tujuan akhir dari perjalanan manusia.
Makna kedamaian, adalah dengan mengikuti jalan islam untuk mencapai
tujuan, seseorang pasti akan mendapatkan kedamaian dalam menjalani kehidupanya.
Damai dalam konteks internal (dari sisi dirinya sendiri) dan dalam konteks eksternal
(dalam hubungan bermasyarakat). Islam adalah agama yang menyukai kedamaian,
kecuali jika hak Allah, dan hak azai manusia dihina dan di dzholimi, maka Islam
dalam ajarannya menganjurkan untuk melakukan tindakan yang proporsional dan
sesuai dengan perlakuan tersebut.
Makna sentausa, hanya akan dicapai jika ada keselamatan dan kedamaian, ini
juga merupakan arti dalam islam yang berkaitan dengan 2 makna di atas. yang
berkaitan dengan pelaksanaan islam secara internal (diri sendiri) maupun external
(lingkungan, masyarakat, dll). Makna berserah diri, adalah ketika seseorang
menyerahkan seluruh jalan hidupnya (tunduk patuh) sesuai dengan aturan-aturan
7
(syariat) dalam islam. Pendekatan untuk memahami hal ini bisa kita pahami melalui
uraian singkat berikut.
Pengertian Islam secara etimologi adalah sebagai berikut : Islam itu berasal dari
bahsa Arab, dari bentuk masdar (isim masdar, dalam istilah ilmu sharaf) yaitu
“penyerahan diri (menyerahkan diri)”.
Sedangkan pengertian Islam secara istilah adalah sebagai berikut : Islam adalah
agama yang mengatur manusia agar menjadi selamat, sejahtera, aman, damai,d an
menyerahkan diri kepada Allah, patuh dan tunduk kepada-Nya serta mau beribadah
dengan penuh kesadaran dan keikhlasan. Secara kongkrit pengertian agama Islam
menurut istilah adalah sebagai berikut :
Agama Islam yang diturunkan oleh Allah kepada Nabi Muhammad SAW yang
disiarkan dengan dakwah ke seluruh penjuru dunia, memberikan petanda bahwa Islam
diperuntukkan bagi semua manusia yang berada di muka bumi. Kesempurnaan,
keuniversilan dan kecocokan ajaran Islam dalam kehidupan manusia baik kehidupan
masa lalu, masa sekarang, maupun masa yang akan datang jelas memberikan
pandangan yang luas kepada manusia bahwa Islam mempunyai konsepsi yang
matang, terarah dan sesuai dengan perkembangan zaman yang sebagian besar ditandai
dengan akselerasi peradaban, rekayasa industri dan teknologi.aksioma yang dapat
diterima bahwa Islam pada prinsipnya adalah agama yang mengatur manusia di dunia
agar memenuhi perintah Tuhannya dan selalu mentaatinya, dan tunduk serta tawakal
untuk mencapai tingkatan takwa yang sesungguhnya.
8
Secara langsung maupun tidak langsung alam semesta adalah islam, dalam arti
kata alam semesta menyerahkan diri kepada Sunnatullah atau ‘hukum alam’, seperti
matahari terbit dari timur dan terbenam di barat yang berlaku sepanjang zaman
karena dia menyerah (islam) kepada sunatullah yang telah ditetapkan oleh Allah
SWT.
Ditegaskan dalam al-Quran Surat Ali ‘Imran (3): 83:
Artinya: “Maka apakah mereka mencari agama yang lain dari agama Allah,
padahal kepada-Nyalah (mereka) menyerah diri, segala apa yang (ada) di langit
dan di bumi, baik dengan suka maupun terpaksa. Dan hanya kepada Allahlah
mereka kembali (mati).” (QS. Ali ‘Imran [3]: 83).
Dengan demikian Islam mengandung pengertian serangkaian peraturan yang
didasarkan pada wahyu yang diturunkan oleh Allah Swt. kepada para nabi/rasul untuk
ditaati dalam rangka memelihara keselamatan, kesejahteraan, dan perdamaian bagi
umat manusia yang termaktub dalam kitab suci. Islam merupakan satu-satunya agama
yang diturunkan oleh Allah Swt. kepada manusia melalui para nabi/rasul-Nya mulai
dari Nabi Adam a.s. hingga Nabi Muhammad saw.
2.3 Perbedaan Konsep Agama Islam Dengan Agama Yang Lain
9
Dalam konsep Islam, Tuhan diyakini sebagai Zat Maha Tinggi Yang Nyata dan
Esa, Pencipta Yang Maha Kuat dan Maha Tahu, Yang Abadi, Penentu Takdir, dan
Hakim bagi semesta alam. Islam menitik beratkan konseptualisasi Tuhan sebagai
Yang Tunggal dan Maha Kuasa (tauhid). Dia itu wahid dan Esa (ahad), Maha
Pengasih dan Maha Kuasa. Menurut al-Qur’an terdapat 99 Nama Allah (asma’ul
husna artinya: “nama-nama yang paling baik”) yang mengingatkan setiap sifat-sifat
Tuhan yang berbeda. Semua nama tersebut mengacu pada Allah, nama Tuhan Maha
Tinggi dan Maha Luas. Di antara 99 nama Allah tersebut, yang paling terkenal dan
paling sering digunakan adalah “Maha Pengasih” (ar-rahman) dan “Maha Penyayang”
(ar-rahim).
Konsep Tuhan dalam Islam telah memperlihatkan pola pikir yang berbeda
dengan konsep Tuhan dalam agama lain seperti Kristen, Yahudi, Budha, Hindu
maupun dengan konsep Tuhan dalam tren pluralisme agama. Kedua kalangan ini
sama-sama menghadapi perbedaan konsep teologis dengan konsep teologis dalam
Islam. Kalangan non muslim membangun konsep Tuhan di atas landasan yang
berbeda, sedangkan kalangan pluralis membangun doktrinnya di atas keraguan-raguan
dengan meragukan kebenaran yang seharusnya diyakini.
Konsep Tuhan Dalam Islam dan Berbagai Agama Lainnya
Beberapa sarjana barat menyatakan bahwa Muhammad juga menggunakan
istilah Allah dalam berkomunikasi dengan pagan Arab dan Yahudi atau Nasrani untuk
menegakkan dasar umum dalam memahami nama Tuhan, sebuah klaim Gerhard
Böwering menyatakan keraguan.
10
Konsep Tuhan dalam Islam vs tuhan dalam Arab pra-Islam
Ketika membandingkan politeisme Arab pra-Islam, Tuhan dalam Islam tidak
memiliki teman dan sekutu maupun pertalian antara Tuhan dengan Jin. [17] Arab
pagan pra-Islam bermula dengan adanya berhala yang dibawa ke tanah Arab oleh
‘Amr bin Luhay. Mereka lalu mencampur-adukkan antara monoteisme yang dibawa
Ibrahim dan paganisme. Mereka percaya takdir yang kabur, kuat, dan tidak dapat
ditawar-tawar melebihi apa yang manusia tidak dapat kendalikan. Paham ini diganti
dengan gagasan Islam Tuhan Yang Maha Pemurah namun Maha Kuasa.
Tuhan dalam Islam vs Tuhan dalam Yahudi
Menurut Francis Edwards Peters, “Al-Qur’an menuntut Muslim untuk beriman,
dan sejarawan menyetujui bahwa Muhammad and pengikutnya menyembah Tuhan
yang sama dengan Tuhan Yahudi [lihat Al-Qur'an Surah Al-'Ankabut[29]:46]. Allah
Al-Qur’an adalah Tuhan Pencipta yang sama yang mengadakan perjanjian dengan
Ibrahim”. Peters menyatakan bahwa al-Qur’an menggambarkan Allah lebih kuat dan
luas daripada Yahweh, dan sebagai Tuhan alam semesta, tidak seperti Yahweh yang
hanya lebih dekat pada orang-orang Israel.[9] Menurut Encyclopedia Britannica (lihat
juga bagian di bawah untuk perbandingan kasih Tuhan dalam Islam dan Kristen) :
Tuhan, dikatakan dalam al-Qur’an, “mencintai yang berbuat baik,” dan dua bagian
dalam al-Qur’an mengekspresikan sebuah kasih yang saling mengerti antara Tuhan
dan manusia, namun Yudeo-Kristen mengajarkan “cintai Tuhan dengan segenap
hatimu” tidak dirumuskan dalam Islam. Tekanan ini lebih pada kebebasan kehendak
11
Tuhan, sehingga setiap orang harus berserah diri. Yang paling utama, “menyerahkan
diri kepada Allah” (Islam) merupakan agama itu sendiri.
Tuhan dalam Islam vs Tuhan dalam Kristen
Islam dengan tegas menolak kepercayaan Kristen bahwa Tuhan itu tiga pribadi
dalam satu hakekat (lihat Tritunggal). Dalam konsepsi Islam tentang Tuhan, tidak ada
kesetaraan antara Tuhan dan ciptaan. Kehadiran Tuhan dipercaya ada dimanapun, dan
tidak menjelma sebagai siapapun atau apapun.
Kristen Barat merasa Islam sebagai agama kafir selama Perang Salib pertama
dan kedua. Muhammad dipandang sebagai setan atau tuhan palsu yang disembah
bersama Apollyon dan Termangant dalam trinitas yang tidak suci. Pandangan
tradisional Kristen adalah bahwa Nabi Muhammad SAW sama dengan Tuhannya
Yesus.
Dalam Islam “Al-Qur’an dengan tegas dan lugas mengatakan bahwa: tiada
Tuhan selain Allah, titik. Konsep tauhid dalam Al-Qur’an tidak pernah menyatakan
bahwa Tuhan Pencipta itu adalah Tuhan dari segala tuhan. Sedangkan dalam agama-
agama lainnya keesaan Tuhan itu kadang tidak dinyatakan secara konsisten.”.
Perbedaan agama Yahudi dan Nasrani juga dengan jelas dinyatakan dalam Al-Qur’an,
“Dan orang-orang Yahudi serta Nasrani mengatakan: ‘Kami adalah anak-anak Allah
dan kekasih-Nya.’” (Q.S. Al-Maidah: 18). Yang dimaksud dengan kalimat “Kami
adalah anak-anak Allah dan kekasih-Nya”, menurut Imam Ibnu Al-Jauzi adalah Uzair
dan Isa a.s.
12
Sebagai agama terakhir, Islam (din al-Islam) memiliki kedudukan yang
istimewa dari agama samawi sebelumnya, yaitu:
1. Penyempurna dari agama samawiyah sebelum Nabi Muhammad saw. Yang
terbatas oleh ruang dan waktu serta pengikut tertentu. Islam yang dibawa oleh
Nabi Muhammad saw. bersifat universal tanpa terbatas oleh ruang dan waktu,
untuk siapa saja, kapan saja dan di manapun manusia berada. Dalam al-Quran
ditegaskan:
Artinya: “Muhammad itu bukan sekali-kali bapak dari seorang lelaki di antara kamu, tetapi dia adalah Rasulullah dan penutup nabi-nabi.” (QS. al-
Ahzab (33): 40.(
Di ayat lain Allah Swt. menyatakan:
Artinya: “Dan tidaklah Kami mengutus kamu (Muhammad) melainkan (menjadi Rasul) untuk umat manusia seluruhnya.” (QS. Saba’ (34): 28).
Allah Swt. juga menegaskan:
المائدة( )
Artinya: “Pada hari ini telah Aku sempurnakan bagimu agamamu dan telah aku cukupkan nikmat-Ku untukmu dan Aku pilih (ridla) Islam sebagai agamamu.” (QS. al-Maidah (5): 3).
13
2. Islam mengontrol ajaran-ajaran pokok dari agama samawi yang ada sekarang
ini. Agama samawi yang masih ada hingga sekarang (Yahudi dan Nasrani) sudah
mengalami perubahan yang cukup berarti, terutama menyangkut konsep
ketuhanannya. Hal ini ditegaskan dalam QS. at-Taubah (9): 30:
Artinya: “Orang-orang Yahudi berkata: "Uzair itu putera Allah" dan orang-orang Nasrani berkata: "Al-Masih itu putera Allah". Demikianlah itu ucapan mereka dengan mulut mereka, mereka meniru perkataan orang-orang kafir yang terdahulu. Dilaknati Allah mereka, bagaimana mereka sampai berpaling?” (QS. al-Taubah [9]: 30).
Ajaran mereka ini dikontrol oleh Islam melalui fiman Allah Swt.:
Artinya:“Katakanlah: (Dia lah Allah Yang Maha Esa), Allah adalah Tuhan bergantung kepadaNya segala sesuatu. Dan tiadalah beranak dan tiada pula diperanakan. Dan tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan Dia.” (QS. al-Ikhlas [112]: 1-4). (Bandingkan dengan QS. al-Anbiya [21]: 25 dan QS. al-Nahl [16]: 2).
3. Islam mengakui semua para nabi/rasul terdahulu sebelum Nabi Muhammad tanpa
membedakan satu sama lain karena ajarannya sama, yaitu tauhid. Yang
membedakan di antara mereka adalah dalam hal pelaksanaan hukum (syariah).
Terkait dengan ini Allah Swt. menegaskan:
Artinya: “Kami tidak membeda-bedakan antara seorang pun (dengan yang lain) dari rasul-rasul-Nya dengan menyatakan: Kami dengar dan taat.” (QS.Al-Baqarah [2]: 285).
2.4 Dasar-Dasar Agama Islam
14
Untuk mengetahui dasar-dasar Islam secara singkat dapat dikemukakan disini
beberapa ayat al-Quran yang dapat memberikan gambaran makna dan pemahaman
tentang Islam. Jika kita mengkaji al-Quran, dapat ditemukan bahwa kata Islam disebut
sebanyak 8 kali dalam al-Quran. Dari 8 ayat ini sebenarnya ada empat dasar yang
dapat menjelaskan pemahaman kita tentang Islam, yaitu:
1. Islam adalah agama yang benar di sisi Allah.
Maksudnya adalah bahwa Islam merupakan satu-satunya agama yang diakui
kebenarannya oleh Allah. Allah hanya menurunkan satu agama kepada umat
manusia sejak zaman Nabi Adam a.s. hingga Nabi Muhammad saw., karena
itulah maka Allah hanya mengakui Islam sebagai agama yang benar. Semua
agama yang diajarkan oleh nabi-nabi sebelum Muhammad juga disebut Islam.
Ketika Allah menurunkan Islam kepada Nabi Muhammad saw, agama-agama
Islam sebelumnya sudah tidak ada lagi. Kalaupun ada, ajarannya sudah mulai
berubah dari prinsip utamanya, tauhid. Karena itulah, sejak diutusnya Nabi
Muhammad saw. Allah hanya mengakui satu agama Islam, yakni Islam yang
dibawa dan diajarkan oleh Nabi Muhammad saw.
Hal ini ditegaskan dalam al-Quran sebagai berikut:
Artinya: “Sesungguhnya agama (yang diridoi) di sisi Allah hanyalah Islam.”
(QS. Ali ‘Imran [3]:19).
2. Agama selain Islam tidak akan diterima di sisi Allah
15
Maksudnya adalah bahwa Allah tidak akan menerima seseorang yang memeluk agama
selain Islam, seperti Kristen, Hindu, Buddha, dan lain-lainnya. Semua yang dilakukan oleh
penganut agama selain Islam dalam rangka pengamalan agamanya akan sia-sia, karena tidak
akan diperhitungkan oleh Allah SWT sebagai amal baiknya. Allah menegaskan hal ini dengan
firman-Nya:
Artinya: “Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu)daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi.” (QS. Ali ‘Imran [3]: 85).
3. Islam adalah agama yang sempurna
Maksudnya adalah bahwa Islam yang diturunkan kepada Nabi Muhammad
adalah agama yang paling sempurna, karena ajarannya meliputi semua ajaran
yang pernah diturunkan oleh Allah kepada para nabi sebelum Muhammad. Ajaran
agama Islam juga meliputi berbagai aspek kehidupan manusia, mulai aspek ibadah
dan muamalah hingga aspek-aspek lainnya.
Kesempurnaan Islam ini ditegaskan dalam al-Quran:
Artinya: “Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Kucukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Kuridoi Islam itu jadi agama bagimu.” (QS. al-Maidah [5]: 3).
4. Islam adalah agama hidayah Allah
Maksudnya adalah bahwa orang yang memeluk atau menganur agama
Islam bukan semata-mata atas kehendaknya sendiri, melainkan atas petunjuk atau
16
hidayah dari Allah Swt. Sebaliknya, orang yang tidak dapat memeluk Islam juga
bukan karena semata-mata pengaruh orang lain, tetapi karena Allah memang
sengaja menyesatkan orang tersebut.
Allah Swt. berfirman:
Artinya: “Barang siapa yang Allah menghendaki akan memberikan kepadanya petunjuk, niscaya Dia melapangkan dadanya untuk (memeluk agama) Islam. Dan barang siapa yang dikehendaki Allah kesesatannya, niscaya Allah menjadikan dadanya sesak lagi sempit, seolah-olah ia sedang mendaki langit. Begitulah Allah menimpakan siksa kepada orang-orang yang tidak beriman.” (QS. al-An’am [6]: 125).
2.5 Peran Agama (Islam) Bagi Manusia
Agama mempunyai peraturan yang mutlak berlaku bagi segenap manusia dan
bangsa, dalam semua tempat dan waktu, yang dibuat oleh sang pencipta alam semesta
sehingga peraturan yang dibuat-Nya betul-betul adil. Secara terperinci agama memiliki
peranan yang bisa dilihat dari: aspek keagamaan (religius), kejiwaan (psikologis),
kemasyarakatan (sosiologis), hakikat kemanusiaan (human nature), asal usulnya
(antropologis) dan moral (ethics).
Namun apabila agama dipahami sebatas apa yang tertulis dalam teks kitab suci,
maka yang muncul adalah pandangan keagamaan yang literalis, yang menolak sikap kritis
terhadap teks dan interpretasinya serta menegasikan perkembangan historis dan
sosiologis. Sebaliknya, jika bahasa agama dipahami bukan sekedar sebagai explanative
17
and descriptive language, tetapi juga syarat dengan performatif dan expresif language,
maka agama akan disikapi secara dinamis dan kontekstual sesuai dengan persoalan dan
kenyataan yang ada dalam kehidupan manusia yang terus berkembang. Setiap agama
memiliki watak transformatif, berusaha menanamkan nilai baru dan mengganti nilai-nilai
agama lama yang bertentangan dengan ajaran agama.
Dari aspek religius, agama menyadarkan manusia, siapa penciptanya. Faktor
keimanan juga mempengaruhi karena iman adalah dasar agama. Secara antropologis,
agama memberitahukan kepada manusia tentang siapa, dari mana, dan mau ke mana
manusia. Dari segi sosiologis, agama berusaha mengubah berbagai bentuk kegelapan,
kebodohan, kemiskinan dan keterbelakangan. Agama juga menghubungkan masalah
ritual ibadah dengan masalah sosial. Secara psikologis, agama bisa menenteramkan,
menenangkan, dan membahagiakan kehidupan jiwa seseorang. Dan secara moral, agama
menunjukkan tata nilai dan norma yang baik dan buruk, dan mendorong manusia
berperilaku baik (akhlaq mahmudah).
Dari segi pragmatisme, seseorang menganut suatu agama adalah disebabkan oleh
fungsinya. Bagi kebanyakan orang, agama itu berfungsi untuk menjaga kebahagiaan
hidup. Tetapi dari segi sains sosial, fungsi agama mempunyai dimensi yang lain seperti
apa yang diuraikan di bawah ini:
Memberi pandangan dunia kepada satu-satu budaya manusia.
Agama dikatakan memberi pandangan dunia kepada manusia karena ia senantiasa
memberi penerangan kepada dunia (secara keseluruhan), dan juga kedudukan manusia di
dalam dunia. Penerangan dalam masalah ini sebenarnya sulit dicapai melalui indra
manusia, melainkan sedikit penerangan daripada falsafah. Contohnya, agama Islam
18
menerangkan kepada umatnya bahwa dunia adalah ciptaan Allah dan setiap manusia
harus menaati Allah.
Menjawab berbagai pertanyaan yang tidak mampu dijawab oleh manusia.
Sebagian pertanyaan yang senantiasa ditanya oleh manusia merupakan pertanyaan
yang tidak terjawab oleh akal manusia sendiri. Contohnya pertanyaan kehidupan setelah
mati, tujuan hidup, soal nasib dan sebagainya. Bagi kebanyakan manusia, pertanyaan-
pertanyaan ini sangat menarik dan perlu untuk menjawabnya. Maka, agama itulah
fungsinya untuk menjawab soalan-soalan ini.
Memainkan fungsi peranan sosial.
Agama merupakan satu faktor dalam pembentukan kelompok manusia. Ini adalah
karena sistem agama menimbulkan keseragaman bukan saja kepercayaan yang sama,
melainkan tingkah laku, pandangan dunia dan nilai yang sama.
Memberi rasa kemitraan kepada sesuatu kelompok manusia.
Kebanyakan agama di dunia ini menyarankan kepada kebaikan. Dalam ajaran
agama sendiri sebenarnya telah menggariskan kode etika yang wajib dilakukan oleh
penganutnya. Maka ini dikatakan agama memainkan fungsi peranan sosial.
19
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Berdasarkan uraian sebelumnya, Penulis dapat menyimpulkan sebagai berikut :
1. Agama adalah sistem yang mengatur tata keimanan (kepercayaan) dan
peribadatan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa serta tata kaidah yang berhubungan
dengan pergaulan manusia dan manusia serta lingkungannya.
20
2. Islam adalah agama yang mengatur manusia agar menjadi selamat, sejahtera,
aman, damai,d an menyerahkan diri kepada Allah, patuh dan tunduk kepada-Nya
serta mau beribadah dengan penuh kesadaran dan keikhlasan.
3. Konsep Tuhan dalam Islam telah memperlihatkan pola pikir yang berbeda dengan
konsep Tuhan dalam agama lain seperti Kristen, Yahudi, Budha, Hindu maupun
dengan konsep Tuhan dalam tren pluralisme agama. Kedua kalangan ini sama-
sama menghadapi perbedaan konsep teologis dengan konsep teologis dalam Islam.
4. Islam adalah agama yang benar di sisi Allah, Agama selain Islam tidak akan
diterima di sisi Allah, Islam adalah agama yang sempurna, Islam adalah agama
hidayah Allah.
5. Agama dikatakan memberi pandangan dunia kepada manusia karena ia senantiasa
memberi penerangan kepada dunia (secara keseluruhan), dan juga kedudukan
manusia di dalam dunia.
3.2 SARAN
Sesuai dengan kesimpulan di atas, penulis mengharapkan agar umat Islam dapat
lebih mengetahui tentang konsep dari agama itu sendiri dan dengan begitu dapat
mempertebal iman kita kedepannya.
DAFTAR PUSTAKA
http://artikelislamiblog.blogspot.com/2013/02/pengertian-agama-islam.html
https://www.facebook.com/ZikirAlMaksuratt/posts/676116512436293
http://id.wikipedia.org/wiki/Tuhan_dalam_Islam
http://id.wikipedia.org/wiki/Agama
21
http://www.al-shia.org/html/id/service/maqalat/Manusia&Agama.htm
http://www.abstrak.web.id/contoh-makalah/
https://dewaarka.wordpress.com/2009/04/20/kerangka-makalah/
http://mughits-sumberilmu.blogspot.com/2011/10/pengertian-agama.html
http://jurnalapapun.blogspot.com/2014/03/pengertian-dan-definisi-agama-menurut.html
http://dhani09bustomi.blogspot.com/2012/09/f.html
http://jagatbiru.blogspot.com/2011/10/perbedaan-konsep-tuhan-dalam-islam-dan.html
Kata Pengantar
Puji syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan taufik,
hidayah, serta inayahnya sehingga kita semua masih bisa beraktivitas sebagaimana seperti
biasanya termasuk juga dengan saya sebagai penulis dari makalah ini, hingga dapat
menyelesaikan sebuah makalah yang berjudul “Konsep Agama”.
Makalah ini berisi mengenai konsep agama, khususnya agama Islam dari
pengertiannya hingga fungsi agama Islam itu sendiri dalam membimbing manusia ke dalam
22
jalan yang benar. Makalah ini disusun agar para pembaca bisa menambah wawasan serta
memperluas ilmu agama Islam yang disajikan dalam sebuah makalah yang ringkas, sehingga
mudah dibaca dan dipahami oleh para pembaca.
Penulis juga tak lupa mengucapkan banyak terima kasih kepada bapak dosen yang
telah membimbing penulis sehingga dapat membuat makalah ini sesuai dengan ketentuan
yang berlaku hingga menjadi sebuah makalah yang baik dan benar.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca serta memperluas wawasan
mengenai konsep agama Islam itu sendiri, serta seluk beluknya. Dan tidak lupa pula penulis
mohon maaf atas kekurangan yang ada dalam makalah ini dan mengharapkan kritik dan saran
untuk perbaikan di masa yang akan datang. Terima kasih.
Jambi, 5 Maret 2015
Penyususn
Febrian Dimas Adi Nugraha
23