mochammad maulana i

9
PEMIKIRAN FILSUF “MAURICE MERLEAU- PONTY” MOHAMMAD MAULANA I. 16060484143 IKOR 2016 C

Upload: afan-rizaldi

Post on 12-Apr-2017

20 views

Category:

Education


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Mochammad maulana i

P E M I K I R A N F I L S U F“ M AU R I C E M E R L E AU -

P O N T Y ”

M O H A M M A D M AU L A N A I .1 6 0 6 0 4 8 4 1 4 3I KO R 2 0 1 6 C

Page 2: Mochammad maulana i

RIWAYAT HIDUP MERLEAU-PONTY (1908-1961)

• Maurice merlau-ponty lahir di rochefort-sur-mer pada tahun 1808.  dari tahun 1926 sampai 1930 ia belajar di Ecole normale superieure,  dimana Sartre termasuk sahabatnya. Pada tahun 1930 ia memperoleh aggregation de philosophie yang membuka kemungkinan mengajar filsafat di Lycee . ia menjadi guru filsafat di salah satu lycee di beauvais sampai tahun 1933.

• Pada tahun 1945 ia memperoleh gelar “Doktor Negara” atas dasar tesis kecil “la structure du comportemen” (struktur tingkah laku) dan tesis besar “la phenomenology de la perception” [Fenomenologi persepsi]

• Pada tahun 1949 ia dipanggil ke universitas Sorbonne di paris, dimana ia mengajar psikologi dan pedagogi. Pengangkatannya sebagai professor di Colledge De France pada awal tahun 1953 dapat dinilai sebagai pengakuan terhadap kualitasnya sebagai filsuf. Pada kesempatan pelantikannya ia mengucapkan suatu pidato pengikukan yang menjadi mashur, berjudul “Eloge de la philosophy” (1953) (pujian terhadap filsafat).

Page 3: Mochammad maulana i

SIAPAKAH MERLEAU-PONTY ITU?

• Merleau-ponty adalah fenomenolog yang paling besar dan paling murni dalam filsafat prancis. Tetapi yang menarik perhatian adalah baha pada dia sudah timbul cikal bakal persoalan-persoalan filsafat yang akan dating seperti strukturalis dan psikoanalisis (lacan).• Kata dari merleau-ponty itu sendiri yakni “semua kesadaran dalah

persepsi dunia yang dirasakan adalah dasar selalu mensyaratkan semua rasionalitas, semua nilai, dan semua eksistensi”

Page 4: Mochammad maulana i

MERLEAU-PONTYPENGALAMAN DAN PENGETAHUAN

• Pengalaman hidup adalah sebelum refleksi abstrak, itu adalah pra-tematik• kita hidup, tapi tidak secara eksplisit memikirkan dan menghitung apa yang

kita lakukan• Saya biasanya melaksanakan tugas, dan saya tidak merefleksikan tugas. ke

tangan keterlibatan adalah primordial, tanah pengalaman yang membuat refleksi

• setiap kali kita merenungkan intelektual pada expereince, kita harus kembali ke dunia hidup dari pengalaman kami sebelum refleksi yang dilakukan

Page 5: Mochammad maulana i

TITIK TOLAK PEMIKIRAN : MASALAH DUALISME

• Masalah dualisme, pemisahan jiwa dan badan menjadi masalah abadi dalam dunia filsafat. Perbincangan filosofis mengenai dualisme terus mewarnai tradisi filsafat Barat sampai saat ini.

• Ada tendensi untuk membuat pemisahan yang tegas, misalnya di awal masa modern, Rene Descartes, merumuskan manusia sebagai l’homme machine (manusia mesin), di mana badan dikemudikan oleh substansi lain, yaitu jiwa.

• Hasil akhir pemikiran tentang dualisme ini berkisar pada dua kemungkinan, yaitu mengasalkan manusia pada materi (realisme) atau mengasalkan manusia pada kesadaran (idealisme). Maurice Merleau-Ponty berusaha mengatasi masalah dualisme melalui suatu usaha sistematis dan metodis.

Page 6: Mochammad maulana i

FENOMENOLOGI SEBAGAI METODE• Ponty berangkat dari intensionalitas Husserl yang menunjukkan hubungan antara

kesadaran dengan objek. Pada Ponty ia berupaya untuk melukiskan kaitan subjek dengan dunianya, subjek dengan dunia bersifat prarefleksif, artinya mendahului segala refleksi dan kesadaran, yang akan sangat berhubungan dengan taraf eksistensi.

• Fenomenologi merupakan metode yang berusaha melukiskan apa yang tampak secara langsung bagi kesadaran, yaitu fenomen. Menurut Husserl kesadaran itu mampu menangkap dunia secara langsung karena kesadaran selalu terarah pada dunia.

• Menurut Merleau-Ponty intensionalitas dipahami sebagai relasi ontologis pada taraf eksistensial, yaitu menyangkut totalitas cara berada manusia di dunianya, sementara Husserl menempatkan intensionalitas pada pengenalan epistemologis.

Page 7: Mochammad maulana i

TUBUH DAN PERSEPSI• Presepsi oleh Ponty diartikan meliputi seluruh hubungan kita

dengan dunia, khususnya pada taraf indrawi. Presepsi adalah jalan masuk kepada kebenaran, karena itu presepsi memiliki prioritas terhadap rasio.

• Tubuh bukanlah alat yang dapat dipakai oleh subjek. Tubuh dan subjek bukan merupakan dua hal, tetapi tubuh sendiri adalah subjek. Tubuh dalam berbagai konteks akan memperlihatkan makna, dan persepsi adalah tarap paling mendasar di mana hal tersebut tampak.

• Merleau-Ponty menggunakan sebuah ilustrasi tangan-kaki hantu (phantom limb), suatu gejala aneh yang dialami oleh seorang pasien yang tangan dan kakinya diamputasi tetapi tetap merasakan adanya penginderaan pada bagain yang telah diamputasi itu.

Page 8: Mochammad maulana i

AMBIGUITAS ETRE-AU-MONDE• Konsep ambiguitas dituangkan dalam bukunya “Une Philosophie de l’

ambiguite”, dunia di mana kita hidup atau realitas yang kita alami tidak pernah dapat direduksi kepada satu arti saja.• Menurut Merleau-Ponty, Etre-au-monde sebagai cara mengadaku di

dunia mengandung paradoks. Paradoks ini terlihat dari pertautan antara en-soi (benda) dan pour-soi (kesadaran murni) yang terjadi secara dialekstis.• Merleau-Ponty menggunakan sebuah ilustrasi tentang tubuh yang

“mengalami penginderaan ganda”. Jika aku menyentuh tangan kananku dengan tangan kiriku, maka tangan kananku bertindak sebagai pihak yang “disentuh” (sebagai obyek) sedang tangan kiriku sebagai yang “menyentuh” (subyek).

Page 9: Mochammad maulana i

KESIMPULAN• Fenomenologi yang dipakai oleh Merleau-Ponty pada dasarnya

berbeda dengan Edmund Husserl. Fenomenologi yang digunakan oleh merleau-ponty adalah fenomenologi yang bersifat ontologism karena disana melibatkan manusia sebagai objek yang memahami segala sesuatu untuk sampai pada tarap eksistensialis yang dihayati, bukan eksistensialis yang di deskripsikan.• Seperti kita melihat batu, maka otomatis seluruh badan kita

akan mengikuti atau berbarengan sehingga kita tidak tersandung oleh batu tersebut. Dari sini kita bisa melihat bahwa apa yang namanya pikiran dan tubuh itu merupakan suatu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.