modal pendirian apotik
Embed Size (px)
TRANSCRIPT
-
7/25/2019 modal pendirian apotik
1/41
Business Plan ApotekSYAH FARMA
Program Pendidikan Profesi Apoteker Periode 102
18
BAB 2
SISTEM MANAJEMEN
2.1 Modal
Modal merupakan hal yang vital dan dipertimbangkan dalam berdirinya
sebuah Apotek. Modal yang dibutuhkan untuk pendirian Apotek diusahakan
tidak terlalu besar namun juga tidak terlalu kecil. Modal yang terlalu besar
akan membebani Apoteker sehingga hanya fokus untuk mencari keuntungan
semata. Sedangkan modal yang terlalu kecil kemungkinan tidak akan mampu
untuk memenuhi stok yang dibutuhkan Apotek dan untuk menyediakan
fasilitas yang ada di Apotek. Modal awal pendirian ApotekSYAH FARMA
berasal dari aset pribadi milik orang tua.
2.2 Rencana Pasar dan Strategi
Perencanaan dan persiapan yang matang sangat diperlukan dalam
pendirian dan pengembangan suatu apotek, jadi perlunya memperhatikan
aspek pasar dan aspek sosial agar dapat memprediksi bagaimana kesempatan
suatu apotek untuk dapat berkembang dan maju. Aspek sosial yang meliputi
kondisi masyarakat sekitar seperti pola hidup dan tingkat sosial masyarakat
menjadi pertimbangan dalam mengambil kebijakan atau keputusan usaha
apotek, misalnya dalam pengadaan item obat dan penetapan harga obat.
Produk-produk yang disediakan disesuaikan untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat sekitar (Daftar Obat Esensial Nasional {DOEN}, pola penyakit,
pola peresepan, dan keadaan ekonomi konsumen) serta disesuaikan dengan
anggaran yang dimiliki. Produk yang ditawarkan oleh apotek SYAHFARMA antara lain obat-obatan (obat modern dan obat tradisional),
suplemen, alat kesehatan, dan produk kesehatan lainnya (misal: bedak, sabun,
kosmetik).
ApotekSYAH FARMA didirikan di Jalan Kampung Bugis kelurahan
Kenali Besar kecamatan Kota Baru, Jambi. Tempat ini merupakan lokasi
yang strategis karena berada di pinggir jalan raya yang dekat dengan Rumah
Sakit dan dekat dengan pemukiman warga padat penduduk. Target pasar dari
-
7/25/2019 modal pendirian apotik
2/41
Business Plan ApotekSYAH FARMA
Program Pendidikan Profesi Apoteker Periode 102
19
apotekSYAH FARMA diperkirakan dari berbagai kalangan, yakni kalangan
menengah hingga ke atas. Hal ini menjadi kekuatan apotek dalam
mendapatkan pangsa pasar.
Apotek SYAH FARMA sebagai apotek yang baru, akan
menitikberatkan dalam bidang pelayanan. Layanan jasa yang diberikan adalah
konseling sebagai pusat informasi obat (PIO) dan pemberian komunikasi,
informasi dan edukasi (KIE) pada saat penyerahan obat. Layanan jasa dapat
dilakukan secara langsung di apotek maupun secara tidak langsung melalui
telepon. Layanan ini juga dilengkapi dengan pencatatan pengobatan pasien
dengan kriteria tertentu (Patient Medication Record).
Dalam meningkatkan daya saing, apotekSYAH FARMA memberikan
layanan menerima pemesanan obat melalui telepon, dan layanan obat ke
rumah pasien disertai KIE. Selain itu, di ruang tunggu apotek juga disediakan
majalah dan leaflet kesehatan untuk meningkatan pengetahuan kesehatan
pasien.
Apotek memerlukan promosi ketika awal mula berdiri karena belum
dikenal masyarakat sekitar dan dokter yang praktek di sekitar, sehingga
memerlukan waktu untuk dikenal dan diberi kepercayaan oleh masyarakat
sekitar. Promosi yang akan dilakukan adalah memberikan kartu nama pada
pasien atau konsumen yang berkunjung ke apotek SYAH FARMA dan
membuka relasi dengan dokter praktek di sekitar.
Seorang apoteker harus mampu berkomunikasi dan bekerja sama
dengan tenaga kesehatan lain, termasuk kepada dokter. Untuk mencapai
target pasar, perlu diketahui pola penyakit masyarakat sekitar apotek. Hal ini
dapat diketahui melalui bekerja sama dengan dokter sekitar apotek. Kerjasama dengan dokter di sekitar apotek juga dapat dilakukan dengan bertukar
informasi tentang obat-obat yang sering diresepkan dokter di sekitar apotek,
sehingga pasien yang berkunjung ke dokter tersebut dapat dengan mudah
memperoleh obat yang diresepkan.
Dalam perencanaan jangka datang, apotek SYAH FARMA akan
mengadakan kerjasama dengan dokter untuk melakukan praktek satu atap,
sehingga memudahkan akses pasien untuk mendapatkan pengobatan.
-
7/25/2019 modal pendirian apotik
3/41
Business Plan ApotekSYAH FARMA
Program Pendidikan Profesi Apoteker Periode 102
20
2.3 Prasarana dan Sarana
Sarana dalam menunjang kegiatan operasional dan pelayanan apotek
SYAH FARMA, antara lain :
2.3.1. Kelengkapan bangunan apotekSYAH FARMA
Lantai : Keramik
Dinding : Tembok
Sumber air : PDAM
Sumber listrik : PLN
Ventilasi : Kipas angin dan AC
Sanitasi : Kamar mandi
Komunikasi : Telepon dan Fax
2.3.2. Tata Ruang Apotek
Ruang dan peralatan apotek SYAH FARMA diatur sedemikian
rupa sehingga dapat menimbulkan rasa nyaman, bagi setiap pengunjung.
Adapun tata ruangnya adalah sebagai berikut :
2.3.2.1. Ruang tunggu.
Pada ruangan ini terdapat kursi tunggu yang nyaman, rak
bahan bacaan (majalah kesehatan dan koran), brosur produk,
poster informatif, tempat sampah, dan papan informasi
berukuran 60 40 cm berisi identitas apotek (nama apotek,
alamat dan nomor telepon, nama apoteker pengelola apotek,
SIA, dan SIPA). Disini nanti juga akan dilengkapi dengan
lemari pendingin yang berisi minuman.
2.3.2.2. Ruang Pelayanan
Kegiatan penerimaan resep, pembayaran dan penyerahanobat dilakukan di ruang pelayanan. Ruang pelayanan dibuat
senyaman mungkin dan ditata dengan dengan baik agar
pelayanan dapat dilakukan secara efektif dan efisien. Ketika
obat diserahkan oleh apoteker, dilakukan pemberian
komunikasi, informasi, dan edukasi (KIE) kepada pasien.
-
7/25/2019 modal pendirian apotik
4/41
Business Plan ApotekSYAH FARMA
Program Pendidikan Profesi Apoteker Periode 102
21
2.3.2.3. Ruang Apoteker
Pada ruangan ini terdapat meja kerja apoteker tempat
meletakkan dokumen-dokumen administrasi keperluan apotek
untuk keperluan pengadaan dan lain-lain. Selain itu di meja
tersebut terdapat juga literatur-literatur untuk menunjang
pelayanan di apotek.
2.3.2.4. Ruang peracikan
Pada ruangan ini terdapat meja peracikan, peralatan
peracikan, lemari penyimpanan obat, lemari narkotika-
psikotropika, lemari penyimpanan peralatan peracikan, lemari
penyimpanan bahan obat dan bahan pembantu dalam peracikan
serta lemari es untuk obat yang harus disimpan pada suhu
dingin. Dalam ruangan ini dilakukan kegiatan mulai dari
penyiapan obat, peracikan, pengemasan, dan pemberian etiket.
Selain itu, juga terdapat wastafel untuk mencuci peralatan
peracikan.
Berdasarkan KepMenKes No.1322/MENKES/X/2002
Bab I pasal 1, yang dimaksud perlengkapan apotek adalah
semua peralatan yang digunakan untuk melaksanakan
pengelolaan apotek, dan merupakan sarana penunjang kegiatan
di apotek. Perlengkapan yang terdapat di apotek SYAH
FARMAmeliputi :
A. Alat pembuatan, pengolahan, dan peracikan :
a. Timbangan milligram dan gram dengan anak timbangan
masing-masing 1 (satu) set yang ditera setiap 1 tahun.b. Mortir dan stamper 2 set dengan ukuran yang berbeda
(besar dan kecil)
c. Gelas ukur 10 ml dan 100 ml masing-masing 1 (satu)
buah.
d. Corong 1 (dua) buah.
e. Spatel/sendok logam, porselen, dan tanduk.
f. Ayakan.
-
7/25/2019 modal pendirian apotik
5/41
Business Plan ApotekSYAH FARMA
Program Pendidikan Profesi Apoteker Periode 102
22
g. Batang pengaduk dan sudip.
h. Rak Tempat pengeringan alat
i. Termometer 1 buah.
B. Perlengkapan dan alat perbekalan farmasi
a. Etalase kaca untuk obat bebas, obat bebas terbatas, obat
tradisional, alkes kosmetik..
b. Lemari/rak kayu untuk menyimpan obat dan menata obat
c. Lemari untuk menyimpan arsip
d. Lemari khusus penyimpanan narkotika dan psikotropika
yang terbuat dari kayu berukuran 40 80 100 cm dan
dibagi menjadi dua bagian yang masing-masing memiliki
kunci yang berbeda. Tempat penyimpanan narkotika dan
psikotropika dipisahkan dengan tempat penyimpanan
obat yang lain. Tempat khusus yang dimaksud berupa
dua buah tempat yang terpisah atau satu tempat yang
terbagi dua dan tiap bagian mempunyai daun pintu dan
kunci-kunci tersendiri. Bagian pertama untuk
menyimpan persediaan narkotika/psikotropika, bagian
lainnya untuk menyimpan narkotika/psikotropika untuk
keperluan sehari-hari (Permenkes no. 28 th 1978)
e. Lemari es untuk menyimpan obat-obat yang harus
disimpan pada suhu dingin.
A. Bahan pengemas dan pembungkus
a. Bahan pengemas yang terdiri dari plastik pembungkus,
plastik klip, tempat bedak, botol plastik, kantong plastik,kertas perkamen, pot plastik, botol, dan tube.
b. Etiket obat dibedakan menjadi dua macam yaitu etiket
warna putih dan etiket warna biru. Etiket warna putih
untuk sediaan obat dalam. Sedangkan etiket warna biru
untuk sediaan obat luar.
B. Alat-alat Administrasi meliputi :
a. Blanko surat pesanan obat non narkotika
-
7/25/2019 modal pendirian apotik
6/41
Business Plan ApotekSYAH FARMA
Program Pendidikan Profesi Apoteker Periode 102
23
b. Blanko surat pesanan narkotika
c. Blanko surat pesanan psikotropika
d. Blanko tanda terima faktur
e. Blanko Kartu Stok Obat dan Gudang
f. Blanko salinan resep
g. Kuitansi
h. Nota Penjualan
i. Tempat penyimpanan faktur.
j. Buku katalog obat dan daftar harga
k. Bukudefectadan buku daftar batas kadaluarsa.
l. Buku pencatatan narkotika dan psikotropika.
m. Buku keuangan apotek : buku penjualan obat non resep,
buku penjualan obat dengan resep.
n. Buku penerimaan kas
o. Buku pengeluaran kas
p. Form laporan penggunaan obat narkotika dan
psikotropika.
q. Kalkulator.
r. Stempel apotek.
s. Alat-alat tulis, steples, dan alat administrasi lainnya.
t. Buku-buku, meliputi: Farmakope Indonesia edisi IV,
kumpulan peraturan perundang-undangan yang
berhubungan dengan apotek, ISO Indonesia, MIMS, dan
buku acuan lain.
2.4 Penampilan (Performance)
Penampilan fisik dari suatu apotek akan membentuk gambaran
tersendiri pada masyarakat tentang jati diri dari apotek tersebut. Kondisi
apotek yang bersih, rapi, pemilihan warna cat tembok apotek yang tepat,
penataan ruangan yang memadai, sanitasi, ketersediaan obat-obatan dan alat
kesehatan yang ada di apotek merupakan komponen penting yang akan
-
7/25/2019 modal pendirian apotik
7/41
Business Plan ApotekSYAH FARMA
Program Pendidikan Profesi Apoteker Periode 102
24
mempengaruhi minat masyarakat dan menimbulkan kepuasan terhadap
pelayanan apotek.
Tampak luar bangunan apotek didesain dengan gaya modern
menggunakan pilihan warna putih dikombinasi dengan biru sebagai cat
tembok apotek sehingga menimbulkan kesan menarik, bersih dan lebih segar.
Lantai apotek digunakan keramik berwarna putih. Pada bagian depan apotek
terdapat neonbox bertuliskan apotek SYAH FARMA. Neonbox tersebut
tergantung pada tiang dan posisinya mengarah ke jalan utama. Di bagian luar
ruangan terdapat papan penanda dengan latar belakang putih dan tulisan
berwarna Ungu Tua bertuliskan nama apotek, jam kerja apotek, alamat dan
nomor telepon apotek, serta motto apotek. Papan tersebut menempel pada
bagian luar dinding apotek, dilengkapi dengan warna yang menarik dan
lampu dengan tingkat terang yang memadai.
Untuk penataan obat-obatan, Obat OTC dikelompokkan berdasarkan
bentuk sediaan dan kelas terapi kemudian disusun berdasarkan abjad pada
etalase yang mudah dilihat dari luar. Obat ethical disusun menurut kelas
terapi dan bentuk sediaan, kemudian disusun berdasarkan abjad.
Selain itu, area kerja di apotek juga dilakukan pembagian meliputi area
penerimaan pasien (atau resep), pengambilan obat dan pemberian etiket,
peracikan, konseling, ruang tunggu pasien antara lain:
2.4.1. Pada area depan, diletakkan produk-produk OTC serta alkes lain yang
diletakkan pada etalase kaca. Penataan produk OTC disusun menurut
bentuk sediaan dan kelas terapi kemudian disusun menurut abjad. Di
bagian depan juga tampak bagian penerimaan resep, kasir dan
penyerahan obat2.4.2. Pada area peracikan dan pengambilan obat terdapat meja besar yang
dilengkapi dengan etiket (biru dan putih), copy resep, kuitansi, plastik
klip ukuran (10x7cm), (8x5cm), (6x4cm), plastik ukuran (9x20cm),
(12x25cm), (14x33cm) dan berbagai alat tulis.
2.4.3. Pada area peracikan dilengkapi dengan berbagai perlengkapan
meracik seperti mortir, stamper, sudip, kertas perkamen, cangkang
kapsul, aquades, botol semprot, sendok takar, plastik klip dan lain-lain.
-
7/25/2019 modal pendirian apotik
8/41
Business Plan ApotekSYAH FARMA
Program Pendidikan Profesi Apoteker Periode 102
25
2.4.4. Pada area konseling akan disediakan meja dan kursi yang letaknya
cukupprivatsehingga memudahkan untuk melakukan konseling. Pada
area konseling disediakan pula alat peraga, brosur, dan literatur yang
mendukung untuk konseling. Pada masa yang akan datang diinginkan
disediakan teknologi komputer yang digunakan untuk menyimpan
data pasien yang berkonsultasi dan memudahkan akses terhadap
literatur penunjang yang dibutuhkan.
2.4.5. Pada area ruang tunggu, disediakan kursi tunggu, bahan bacaan (koran
dan majalah kesehatan), berbagai macam poster informatif tentang
kesehatan.
2.4.6. Pada rak-rak dan lemari penyimpanan obat, obat disusun secara rapi.
berdasarkan bentuk sediaan kemudian disusun menurut abjad. Obat
disimpan pada temperatur yang sesuai guna menjamin stabilitas obat.
2.4.7. Mushola dan toilet
2.4.8. Tempat parkir yang memadai.
2.5 Ketenagaan (Practice Teamwork)
Pada awal pembukaan, apotekSYAH FARMA dikelola oleh Apoteker
Pengelola Apotek (APA) sekaligus Pemilik Sarana Apotek (PSA), 1 orang
Apoteker Pendamping, 1 orang Asisten Apoteker (AA) dan 1 orang staff
Administrasi dan 1 orang serabutan/juru racik. Apotek buka setiap hari senin-
sabtu pukul 08.00-22.00 WIB, hari minggu dan hari libur nasional tidak
beroperasi. Jam kerja terdiri dari 2 shift, shift pagi mulai pukul 08.00-15.00
sedangkan shift malam mulai pukul 15.00-22.00 WIB. Untuk apoteker
pendamping, satu staff Administrasi dan satu asisten apoteker melayanipasien pada shift pagi mulai bekerja pukul 08.00-15.00, sedangkan shift
malam mulai pukul 15.00-22.00 dilayani oleh APA dan satu pegawai
serabutan. Seluruh pegawai apotek SYAH FARMA dibina dan diarahkan
agar selalu bekerja dengan baik dan penuh tanggung jawab sesuai dengan
kewajiban dan wewenangnya serta bersikap ramah kepada konsumen.
Adapun tugas dari masing-masing personel di apotekSYAH FARMAadalah
sebagai berikut :
-
7/25/2019 modal pendirian apotik
9/41
Business Plan ApotekSYAH FARMA
Program Pendidikan Profesi Apoteker Periode 102
26
2.5.1. Apoteker Pengelola Apotek (APA)
2.5.1.1. Sebagai pemimpin apotek yang mengelola, mengkoordinasi,
serta mengawasi seluruh kegiatan pelayanan kefarmasian di
apotek.
2.5.1.2. Memberikan kegiatan pelayanan kefarmasian baik pelayanan
obat dengan resep maupun non resep, alkes, dan PKRT.
2.5.1.3. Memberikan pelayanan komunikasi, Informasi, dan Edukasi
(KIE) pada masyarakat.
2.5.1.4. Memberikan kesejahteraan pegawai dan membina hubungan
yang baik dengan para pegawai, PBF, dokter, dan tenaga medis
lainnya.
2.5.1.5. Bertanggung jawab terhadap pengadaan, penataan,
administrasi, dan pelaporan apotek.
2.5.1.6. Melakukan pengontrolan harga dan tanggal kadaluarsa obat
pada saat pembelian obat.
2.5.1.7. Mencatat dan memeriksa perbekalan farmasi yang mendekati
batas untuk dipesan kembali, mengontrol obat-obat yang
mendekati kadaluarsa.
2.5.1.8. Melakukan kegiatan administrasi harian, seperti melakukan
pembukuan harian, melakukan pencatatan kartu stok, dan lain-
lain.
2.5.1.9. Melakukan evaluasi baik tentang hasil yang dicapai apotek,
kinerja karyawan dan langkah-langkah yang perlu diambil
demi kemajuan apotek.
2.5.2. Apoteker Pendamping (Aping)Tugas dari apoteker pendamping hampir sama dengan APA.
Semua bentuk kegiatan dari poin 2.5.1.1 sampai 2.5.1.8 di atas juga
dilakukan oleh Aping, namun khusus untuk poin 2.5.1.9 yang
menyangkut evaluasi dan bentuk langkah yang diambil demi kemajuan
apotek Aping hanya akan memberikan penilaian dan rekomendasi.
Keputusan langkah-langkah yang diambil selanjutnya akan diambil oleh
APA karena APA disini adalah penanggung jawab utama sekaligus
-
7/25/2019 modal pendirian apotik
10/41
Business Plan ApotekSYAH FARMA
Program Pendidikan Profesi Apoteker Periode 102
27
pemilik sarana apotek. Pada intinya, Aping bertugas membantu APA
untuk melaksanakan tugas manajerial dan pelayanan yang dilakukan
APA.
2.5.3. Asisten Apoteker (AA)
2.5.3.1. Membantu apoteker dalam meracik obat dan pengambilan obat
untuk pasien.
2.5.3.2. Membantu mengecek kebenaran barang yang diterima saat
penerimaan perbekalan farmasi dan memastikan keabsahannya,
pengontrolan harga, dan tanggal kadaluarsa.
2.5.3.3. Menerima barang pesanan, memeriksa dan mencatat ke dalam
buku pembelian (komputer) dan menjaga agar daftar harga
tetapup to date.
2.5.3.4. Menyusun, membendel dan menyimpan resep dengan baik
2.5.3.5. Melayani pembelian produk OTC dan melayani proses
pembayaran.
2.5.3.6. Mencatat dan memeriksa perbekalan farmasi yang mendekati
batas untuk dipesan kembali, mengontrol obat-obat yang
mendekati batas kadaluarsa.
2.5.3.7. Ikut serta dalam peningkatan kemajuan apotek.
2.5.4. Staff administrasi
2.5.4.1. Melakukan kegiatan administrasi harian, seperti melakukan
pembukuan harian, melakukan pencatatan kartu stok, dan lain-
lain.
2.5.5. Pembantu umum/juru resep
2.5.5.1. Membantu APA, Aping dan AA dalam melayani resep daridokter yakni meracik dan mempersiapkan resep di bawah
pengawasan APA dan Aping.
2.5.5.2. Melayani pembelian produk OTC dan melayani proses
pembayaran.
2.5.5.3. Mengantarkan obat ke pasien yang menginginkan obatnya
diantar.
-
7/25/2019 modal pendirian apotik
11/41
Business Plan ApotekSYAH FARMA
Program Pendidikan Profesi Apoteker Periode 102
28
2.5.5.4. Membelikan obat yang dibutuhkan ke apotek lain jika tidak
tersedia di apotek
2.5.5.5. Mencatat dan memeriksa perbekalan farmasi yang mendekati
batas untuk dipesan kembali, mengontrol obat-obat yang
mendekati batas kadaluarsa.
2.5.5.6. Ikut serta dalam peningkatan kemajuan apotek
Gambar 2.1Struktur Organisasi ApotekSYAH FARMA
Gambar 2.2Pembagianshiftkerja ApotekSYAH FARMA
APA/PSA
APING
Pembantu umum/jururesep
Asisten Apoteker
Staff Administrasi
Apotek Syah Farma
ShiftMalam
15.00-22.00
ShiftPagi
08-15.00
ApotekerPendamping
Asisten Apoteker
Apoteker PengelolaApotek
Pembantu Umum /
Juru resep
Staff Administrasi Ada
-
7/25/2019 modal pendirian apotik
12/41
Business Plan ApotekSYAH FARMA
Program Pendidikan Profesi Apoteker Periode 102
29
2.6 Proses
Proses kegiatan di apotek harus dilakukan dengan sebaik mungkin.
Setiap satuan kegiatan baik menyangkut pelayanan dan pengelolaan apotek
harus ada standar operasional prosedur (SOP) yang harus diikuti dan dipatuhi
oleh semua anggota organisasi. SOP yang ditetapkan antara lain tentang
pengelolaan obat dan alkes (termasuk pemesanan, penerimaan, dan
penyimpanan barang), pelayanan resep dan non resep, serta pelayanan
konseling dan pemberian informasi obat.
Pengorganisasian dan job description masing-masing karyawan harus
terbagi secara jelas. Hal ini bertujuan untuk memperkecil tingkat kesalahan
dan kerugian bagi apotek dipandang dari segi bisnis dan profesi. Selain itujob
description secara teknis diperlukan untuk membantu masing-masing
karyawan melakukan apa yang menjadi kewajibannya secara terarah dan
tidak mengganggu karyawan yang lain. Melalui pembagian kerja yang jelas,
diharapkan masing-masing karyawan dapat berkontribusi terhadap kemajuan
apotek.
Dalam perjalanannya ketika apotek telah didirikan, diharapkan
melakukan monitoring dan evaluasi kerja secara rutin. Hal ini bertujuan untuk
terus melakukan perbaikan kinerja secara terus menerus. Evaluasi dapat
dilakukan secara tertulis atau dilakukan dengan mengajak seluruh karyawan
apotek berdiskusi bersama mengenai hal-hal yang perlu ditingkatkan dan
upaya peningkatannya.
2.7 Rencana Manajemen
2.7.1 Finansial
Penetapan harga jual sediaan farmasi dan alat kesehatan diApotekSYAH FARMAdilakukan dengan memperhatikan faktor biaya
seperti biaya profesi apoteker, gaji pegawai, biaya untuk wadah/label
serta biaya lain yang dikeluarkan secara tidak langsung seperti biaya
pemakaian keperluan kantor dan apotek. Selain itu ada faktor non-biaya
misalnya persaingan usaha. Harga jual obat harus mempertimbangkan
harga jual obat di apotek sekitarnya. Bila apotek tidak memiliki
kelebihan dibanding apotek pesaingnya, misalnya tempat yang nyaman,
-
7/25/2019 modal pendirian apotik
13/41
Business Plan ApotekSYAH FARMA
Program Pendidikan Profesi Apoteker Periode 102
30
pelayanan yang memuaskan, barang yang lengkap, maka apotek tidak
dapat menetapkan harga yang lebih tinggi dari apotek pesaingnya.
Selain itu harus dibedakan harga antara obat dengan resep dokter, obat
non resep dan obat bebas
Perencanaan pemberian harga di ApotekSYAH FARMA adalah
sebagai berikut:
a. Harga untuk kosmetik, alat kesehatan, obat tradisional adalah harga
netto apotek (HNA) + PPn 10% + laba 10 %
b. Harga untuk obat bebas adalah harga netto apotek (HNA) + PPn
10% + laba 10 %
c. Harga untuk obat keras (OWA) dengan pelayanan non resep adalah
harga netto apotek (HNA) + PPn 10% + laba 15 %
d. Harga untuk obat dengan pelayanan resep non racikan adalah harga
netto apotek (HNA) + PPn 10% + laba 15 % + embalage
e. Harga untuk obat dengan pelayanan resep racikan adalah harga netto
apotek (HNA) + PPn 10% + laba 15 % + jasa resep + embalage
Jasa Resep :
Tabel 2.1Biaya Jasa Resep
Jasa Wadah Jasa Peracikan
Puyer 100 / bungkus 4.000
Bedak 1000/dos bedak 4.000
Salep 1000/tube 4.000
Kapsul
1 25 200 / kapsul 2.000
25 50 200 / kapsul 3.000
> 50 200 / kapsul 4.000
Embalage Resep : - 1-3 R/ per lembar : Rp 2.000 / lembar
- Lebih dari 3 R/ per lembar : Rp 2.000 / lembar
Harga yang telah ditetapkan bersifat fleksibel dimana presentase
laba yang diinginkan menurun apabila harga netto obat meningkat. Mark
upyang lebih besar ditambahkan pada harga netto obat yang lebih murah
danmark upyang lebih kecil ditambahkan pada produk yang lebih mahal.
Semua itu dimaksudkan untuk pengendalian harga obat agar tetap
bersaing dan terjangkau masyarakat.
-
7/25/2019 modal pendirian apotik
14/41
Business Plan ApotekSYAH FARMA
Program Pendidikan Profesi Apoteker Periode 102
31
2.7.1.1 Neraca Awal
Tabel 2.2 Neraca Awal Apotek SYAH FARMA Per Januari 2018Aktiva Passiva
Aktiva LancarKas
Persediaan awal obat&alkes
Suplai kantor
Suplai apotek
Aktiva Tetap
Inventaris apotek
Inventaris kantor
Inventaris Gedung
Inventaris Kendaraan
10.000.000,-
39.000.000,-
2.000.000,-
4.000.000,-
13.000.000,-
15.000.000,-
80.000.000,-
17.000.000,-
ModalModal 180.000.000
180.000.000,- 180.000.000,-
-
7/25/2019 modal pendirian apotik
15/41
Business Plan ApotekSYAH FARMA
Program Pendidikan Profesi Apoteker Periode 102
32
Dengan rincian sebagai berikut:
Tabel 2.3Rincian AktivaNo Keterangan Nilai (Rp) Total
1 Kas 12.000.000,-
2 Inventaris kantora. Papan nama apotek + lampu 960.000
b. Kursi tunggu 300.000
c. Etalase 1.500.000
d. Lemari dan rak kayu 6.000.000
e. Meja + kursi 1.000.000
f. Komputer +printer 3.500.000
g. Lemari es 750.000
h. Telepon 350.000
i. Lampu 100.000
j. Jam dinding 50.000
k. Tempat sampah + alat kebersihan + keset 100.000l. Kipas angin (2) 300.000
m. Kalkulator 90.00015.000.000,-
3 Inventaris apotek
a.Stamper dan mortir (2 buah) 200.000
b. Timbangan gram dan milligram 2.000.000
c.Stempel apotek 300.000
d. Lemari pendingin 2.000.000
e.Alat-alat gelas 500.000
f. Rak obat dan lemari obat 2.000.000g. Lemari khusus narkotika dan
psikotropika
1.000.000
H. literatur 600.000
I. Etalase kaca (3 buah) 3.000.000
J. Televisi 14 1.400.000
13.000.000,-
4 Inventaris Kendaraan 17.000.000,-
7. Inventaris Gedung 80.000.000,-
TOTAL 125.000.000,-
-
7/25/2019 modal pendirian apotik
16/41
Business Plan ApotekSYAH FARMA
Program Pendidikan Profesi Apoteker Periode 102
33
2.7.1.2 Analisis Break Even
A. Biaya tetap
Tabel 2.4Biaya Tetap Apotek
Biaya 1 Bulan (Rp) 1 Tahun (Rp) Total (Rp)Gaji karyawan + THRAPA
Apoteker PendampingStaff AdministrasiAsisten Apoteker
Juru racik/kurir
2.250.000,-2.000.000,-
750.000,-750.000,-
500.000,-
29.250.000,-26.000.000,-
9.750.000,-9.750.000,-
6.500.000,-
81.250.000,-
Biaya listrikBiaya air
Biaya telepon
10.000.000,-10.000.000,-
10.000.000,-
30.000.000,-
Biaya pemeliharaan apotek 3.500.000,- 3.500.000,-
Biaya pajak (PBB, Pajak Iklan) 4.000.000,- 4.000.000,-
Biaya penyusutan (25%)a. Penyusutan inventaris kantorb. Penyusutan inventaris gedungc. Penyusutan inventaris apotekd. Penyusutan inventaris kendaraan
3.750.00020.000.000
3.250.0004.250.000
31.250.000,-
TOTAL BIAYA TETAP 150.000.000,-
Biaya gaji dalam 1 tahun dihitung 13 bulan dimana ditambahkan 1
bulan dengan THR (tahun baru dan hari raya keagamaan) sebesar 1 gaji.
Sedangkan asumsi biaya listrik, telepon, air di anggap sebagai biaya tetap
meskipun ada perubahan-perubahan dari bulan ke bulan (semi tetap) tetapi
di anggap tidak bermakna.
a. Perhitungan batas laba rugi/break event pointtahun pertama
Asumsi biaya variabel adalah 80% dari total pendapatan
meliputi:
i. Harga Pokok Penjualan (HPP)
ii. Biaya promosi
iii.Biayaserviceapotek
iv. Biaya pemakaian keperluan apotek dan kantor
-
7/25/2019 modal pendirian apotik
17/41
Business Plan ApotekSYAH FARMA
Program Pendidikan Profesi Apoteker Periode 102
34
v. Biaya transportasi
BEP =
p
vF
1
= 100/801
,000.000.150
Rp
= Rp 750.000.000,- /tahun
= Rp 62.500.000,- /bulan, 1 bulan = 30 hari
= Rp 2.083.300,- /hari.
Dengan hasil penjualan Rp. 62.500.000 per bulan, maka Apotek
SYAH Farma tidak mendapat untung maupun rugi. Sedangkan jika
diinginkan keuntungan bersih sebesar Rp. 24.000.000,00 pada tahun
pertama maka :
Perkiraan laba tahun pertama = Rp 24.000.000,-
P/unit = Rp 50.000,-
dimana P adalah pasien membelanjakan uangnya dari resep
ataupun swamedikasi
VC = 80% P
FC = Rp 150.000.000,-
BEP = FC/RPM
= Rp 150.000.000,-/ 0.2
= Rp 750.000.000,- /tahun
Kontribusi = 20% x 50.000 = Rp. 10.000,-
BEP dalam unit = FC/kontribusi
= Rp 150.000.000,-/ Rp 10.000,-
= 15.000 unit
Rekonsiliasi ( BEP ) : P = Rp 750.000.000,-
VC (80%P) = Rp 600.000.000,-
PM = Rp 150.000.000,-
FC = Rp 150.000.000,-
L = Rp 0,-
Penjualan (omzet) = FC + VC pada P + Laba
= Rp. 150.000.000 + 80% P + Rp. 24.000.000
-
7/25/2019 modal pendirian apotik
18/41
Business Plan ApotekSYAH FARMA
Program Pendidikan Profesi Apoteker Periode 102
35
20 % P = Rp. 174.000.000
P = Rp. 870.000.000,-/tahun
Jumlah pasien dalam 1 tahun = Rp 870.000.000,-/50.000 = 17.400
pasien
Pemeriksaan Hasil : Selisih dari BEP = Omzet BEP
= Rp. 120.000.000,-
Laba = RPM x selisih dari BEP
= 20% x Rp. 120.000.000,-
= Rp. 24.000.000,-
TC = FC + VC
= Rp. 150.000.000,- + 80% P
= Rp. 846.000.000,-
Gambaran data di atas bisa diamati pada grafikbreak evenberikut:
Gambar 2.3Break Even ChartApotek Pada Tahun Pertama
870
846
750
150
15000 17400
-
7/25/2019 modal pendirian apotik
19/41
Business Plan ApotekSYAH FARMA
Program Pendidikan Profesi Apoteker Periode 102
36
Keterangan :< 15000 pasien : rugi
> 15000 pasien : untung
Tabel 2.5PerhitunganVariable cost,Fixed Cost, Total Costdan Laba/RugiApotek Berdasarkan Perkiraan Jumlah Pasien
Unit 1000 Px 2000 Px 10000 Px 15000 Px 17400 Px 20000 Px
VC 40.000 40.000 40.000 40.000 40.000 40.000
FC 150.000 75.000 15.000 10.000 8.620 7.500
TC 190.000 115.000 55.000 50.000 48.260 47.500
P 50.000 50.000 50.000 50.000 50.000 50.000
L/R (140.000) (20.000) (5.000) 0 (BE) 1.740 2.500
Gambar 2.4Grafik Break Even untuk analisa 1 unit
TotalCost(da
lam
ribuan)
10 15 17,4
-
7/25/2019 modal pendirian apotik
20/41
Business Plan ApotekSYAH FARMA
Program Pendidikan Profesi Apoteker Periode 102
37
b. Target Pendapatan (dalam 1 tahun)
Jika diinginkan keuntungan sebesar Rp. 24.000.000,-/tahun maka
hasil penjualan harus mencapai penghasilan sebesar :
Target penjualan setahun =
penjualanvolume
variabelbiaya-1
keuntungantetapBiaya
= 150.000.000,- + 24.000.000
1- ( 80/100)
= Rp. 870.000.000,-/tahun
= Rp. 72.500.000,-/bulan, 1 bulan = 30 hari
= Rp 2.416.000,-/hari
Asumsi penjualan per hari :
Target penjualan per hari Rp 2.416.000,-
13 lembar resep @ Rp 50.000,- Rp 650.000,-
OWA Rp 800.000,-
non resep dan non obat Rp 966.000,-Target total pendapatan per hari Rp 2.416.000,-
Target total pendapatan per bulan Rp72.500.000,-
( 1 bulan = 30 hari)
Omzet 1 tahun Rp 870.000.000,-
P unit merupakan rata-rata per pasien baik resep dan swamedikasi
yang dibelanjakan untuk obat. Omzet apotek per hari sebesar Rp.
2.416.000,-. Berdasarkan prediksi yang telah dibuat, maka jumlah
pasien yang dapat dilayani dalam satu hari adalah Rp. 2.416.000,-
/Rp. 50.000,- = 48 pasien, dalam satu tahun adalah Rp.
870.000.000,-/Rp. 50.000,- = 17.400 pasien. Maka perencanaan
strategik yang telah dibuat sudah sesuai dengan prediksi awal.
Rekonsiliasi
Penjualan Rp. 870.000.000,-
Biaya variabel (80%) Rp 696.000.000,-
-
7/25/2019 modal pendirian apotik
21/41
Business Plan ApotekSYAH FARMA
Program Pendidikan Profesi Apoteker Periode 102
38
Pendapatan marginal Rp. 174.000.000,-
Biaya tetap Rp. 150.000.000,-
Laba per tahun sebelum pajak Rp. 24.000.000,-
2.7.1.3 Perhitungan Pajak
A. Pajak Penghasilan (PPh) Apotek
Sesuai ketentuan PP RI No.46 tanggal 12 juni 2013 dan
diberlakukan per 1 juli 2013. WP orang pribadi yang bersifat final
adalah pendapatan bruto tidak melebihi Rp. 4.800.000.000,- (4,8M)
dalam 1 tahun, pajak penghasilan dihitung berdasarkan tarif 1% dari
pendapatan bruto yang dibayar tiap bulan (dari omzet bulanan) dan hal
ini tidak berkaitan dengan PPN.
PPh akhir yang terutang disetor paling lambat tanggal 15 bulan
berikutnya setelah masa pajak berakhir serta menggunakan SSP dengan
kode MAP 411128.420 dilaporkan paling lambat tanggal 20 setelah
masa pajak berakir. Jadi Apotek SYAH Farma membayar pajak
penghasilan pada bulan Februari (dari nilaiCash Budgeting) sebesar:
1% x Rp. 870.000.000,- = Rp. 8.700.000,-
B. Pajak Pertambahan Nilai (PPN)
Apotek memiliki omzet Rp. 4.800.000.000,- per tahun (Apotek
SYAH Farma memiliki omzet sebesar Rp. 870.000.000,-), sehingga
apotek tidak diwajibkan membayar PPN setiap bulan sejumlah Pajak
Keluaran (PK) dikurangi Pajak Masukan (PM).
D. Analisis Laporan Keuangan
a. Return On Equity (ROE)
Return of Equity (ROE) atau perolehan atas modal sendiri
digunakan untuk mengukur apakah dana yang diinvestasikan
dalam apotek oleh PSA/APA telah digunakan secara efektif
ROE = 100%xModal
Laba
= 100%x000.000.180Rp
000.000.24Rp
,-
,-
= 13,3 %
-
7/25/2019 modal pendirian apotik
22/41
Business Plan ApotekSYAH FARMA
Program Pendidikan Profesi Apoteker Periode 102
39
Keterangan : menurut pengalaman, ROE minimal 18% untuk
apotek (Seto dkk., 2012). ROE Apotek SYAH FARMA selama
12 bulan pertama sebesar 13,3 % sehingga ROE tersebut tidak
memenuhi persyaratan.
b. Return On Assets (ROA)
Return of Assets (ROA) atau perolehan atas harta
digunakan untuk mengukur apakah semua dana yang tersedia oleh
apoteker baik hutang maupun modal telah digunakan secara
efektif :
ROA = 100%x
Modal
Laba
= 100%x000.000.180Rp
000.000.24Rp
,-
,-
= 13,3 %
Keterangan : menurut pengalaman, ROA minimal 12% untuk
apotek (Seto dkk., 2012). ROA ApotekSYAH FARMA selama
12 bulan pertama sebesar 13,3 % sehingga ROA tersebut telah
memenuhi persyaratan.
-
7/25/2019 modal pendirian apotik
23/41
Business Plan ApotekSYAH FARMA
Program Pendidikan Profesi Apoteker Periode 102
40
Tabel 2.6 Laporan Laba Rugi Proforma Apotek SYAH Farma
(Per 31 Desember 2018)
Penjualan
HPP (78%)Laba kotor
Gaji karyawan (+ THR)- APA- Apoteker pendimping- Staff Administrasi
- Asisten Apoteker- Juru resepBiaya listrik, telepon, PAMBiaya pemeliharaan apotekBiaya pajak PBB
Biaya pajak ReklameBiaya penyusutan
Biaya Suplai KantorBiaya Suplai ApotekBiaya bahan bakar kendaraan
Biaya servis kendaraanBiaya promosi
Biaya serba serbi
Laba
870.000.000,-
678.600.000,-
29.250.000,-26.000.000,-
9.750.000,-
9.750.000,-6.500.000,-
30.000.000,-3.500.000,-2.000.000,-
2.000.000,-31.250.000,-
2.000.000,-4.000.000,-4.500.000,-
2.500.000,-2.000.000,-
2.400.000,-
191.400.000,-
167.400.000,- _24.000.000,-
2.7.1.4 Perencanaan Keuangan Jangka Pendek
Perencanaan keuangan jangka pendek dibutuhkan karena
kas tidak mengalir masuk dan keluar pada tingkat yang tetap,
selalu berubah-ubah dari waktu ke waktu. Hal ini disebabkan
karena penjualan, pembelian obat dan biaya-biaya yang berubah.
Pada awal pembukaan, apotek SYAH FARMA akan menyusun
anggaran kas 3 bulan pertama yaitu Januari sampai dengan maret
2018 sebagai berikut :
A. Untuk mendapatkan laba Rp 24.000.000,-/tahun
(Rp .2000.000,-/bulan), maka taksiran penjualan per bulan
untuk bulan Januari s.d. juni 2018 adalah sebagai berikut :
-
7/25/2019 modal pendirian apotik
24/41
Business Plan ApotekSYAH FARMA
Program Pendidikan Profesi Apoteker Periode 102
41
Tabel 2.7Taksiran Penjualan 6 Bulan Pertama
Asumsi omzet setahun adalah Rp 870.000.000,- berarti dalam
6 bulan pertama, omzet minimal yang harus diperoleh adalah
Rp 435.000.000,-
B. Penjualan di apotek 100% tunai
Harga Pokok Penjualan (HPP)
Tabel 2.8Taksiran Harga Penjualan dan Pembelian Obat per Bulan
JenisTaksiran penjualan
per bulan(Rp)
Faktor Jual Harga Beli(Rp)
Obat resep 19.500.000 1,30 15.000.000
Obat keras (OWA) 24.000.000 1,30 18.461.000
Obat non resep dannon obat
28.980.000 1,25 23.184.000
Total 72.480.000 56.645.000
HPP = 100%xPenjualanTotal
BeliHargaTotal
= 100%x,-72.480.000Rp
,-57.384.000Rp
= 78,15 = 78%
C. Pembelian obat dengan harga pokok 78% dilakukan satu bulan
sebelum taksiran penjualan, pembayaran dilakukan secara
tunai.
D. Pembelian obat-obat yang diperlukan untuk penjualan Bulan
Januari 2018 adalah 78% x Rp 50.000.000,- = Rp 39.000.000,-
Bulantahun 2015 Taksiran(Rp)
Januari 50.000.000,-
Februari 68.000.000,-
Maret 73.000.000,-
April 77.500.000,-
Mei 81.500.000,-
Juni 85.000.000,-
-
7/25/2019 modal pendirian apotik
25/41
Business Plan ApotekSYAH FARMA
Program Pendidikan Profesi Apoteker Periode 102
42
E. Biaya penyusutan inventaris selama 6 bulan sebesar 25% dari
harga perolehan :
i. Inventaris apotek : Rp 1.625.000,-
ii. Inventaris kendaraan : Rp 2.125.000,-
iii.Inventaris gedung : Rp 10.000.000,-
iv. Inventaris kantor : Rp 1.875.000,-
Total : Rp 15.625.000,-
F. Pemakaian suplai apotek per bulan : Rp 333.000,-
Pemakaian suplai apotek per 6 bulan : Rp 1.998.000,-
G. Pemakaian suplai kantor per bulan : Rp 167.000,-
Pemakaian suplai kantor per 6 bulan : Rp 1.002.000,-
H. Biaya gaji per 6 bulan : Rp 40.625.000,-
I. Biaya operasional lainnya per tahun :
i. Biaya listrik, telepon, PAM : Rp 30.000.000,-
ii. Biaya pemeliharaan Apotek : Rp 3.500.000,-
iii. Biaya pajak PBB : Rp 2.000.000,-
iv. Biaya pajak reklame : Rp 2.000.000,-
v. Biaya servis kendaraan : Rp 2.500.000,-
vi. Biaya bahan bakar kendaraan : Rp 4.500.000,-
vii. Biaya promosi : Rp 2.000.000,-
viii. Biaya serba-serbi : Rp 2.400.000,-
Total : Rp 48.900.000,-
Biaya per bulan : Rp 4.075.000,-
Biaya operasional per 6 bulan : Rp 24.450.000,-
J. Saldo kas akhir bulan Desember 2014 adalah Rp 10.000.000,-.K. Bila kas melebihi jumlah minimal, kelebihannya untuk
mengembangkan usaha dan apabila kurang akan
meminjam/utang bank dengan kelipatan Rp. 1.000.000,-
-
7/25/2019 modal pendirian apotik
26/41
Business Plan Apotek SYAH FARMA
Program Pendidikan Profesi Apoteker FFUA Periode 102
43
Laporan Laba Rugi Proforma
Tabel 2.9 Laporan Laba Rugi Proforma Apotek SYAH FARMA Bulan
Januari s.d. Juni 2018
Penjualan Rp 435.000.000,-HPP (78%) Rp 339.300.000,- _ Laba kotor Rp 95.700.000,-Biaya Gaji Rp 40.625.000,-Biaya operasional Rp 24.450.000,-
Biaya penyusutan Rp 15.625.000,-Biaya pemakaian Rp 3.000.000,- +
Rp 83.700.000,- _Laba apotek (sebelum pajak) Rp 12.000.000,-
Simpulan : bahwa selama periode waktu 6 bulan
(Januari s.d. juni 2018), diprediksi Apotek SYAH
FARMA akan memperoleh laba sebesar Rp 12.000.000,-
(sebelum pajak).
Dari neraca awal dan anggaran kas dapat dievaluasi
perubahan-perubahan dari perkiraan-perkiraan Apotek
SYAH FARMAyang dapat dihitung sebagai berikut :
Dari neraca awal dan anggaran kas dapat dievaluasi
perubahan-perubahan dari perkiraan-perkiraan Apotek
Syah Pharmayang dapat dihitung sebagai berikut :
a. Kas Apotek bertambah menjadi Rp 79.625.000,-
dari kas awal Rp. 10.000.000,-
b. Persediaan obat :
Stok awal Rp 39.000.000,-
Pembelian Rp 368.160.000,- +Obat yang dapat dijual Rp 417.160.000,-
Harga pokok penjualan Rp 339.300.000,-
Stok akhir Rp 67.860.000,-
c. Hutang Usaha :
Hutang Awal Rp 0,-
Pembelian (kredit) Rp258.180.000,-+
Jumlah Hutang Rp258.180.000,-
-
7/25/2019 modal pendirian apotik
27/41
Business Plan Apotek SYAH FARMA
Program Pendidikan Profesi Apoteker FFUA Periode 102
44
Pembayaran Hutang Rp 190.320.000,-
Akhir Rp 67.860.000,-
d. Suplai kantor :
Awal Rp 2.000.000,-
Pemakaian Rp 1.002.000,-
Akhir Rp 998.000,-
e. Suplai apotek :
Awal Rp 4.000.000,-
Pemakaian Rp 1.998.000,-
Akhir Rp 2.002.000,-
f. Aktiva tetap :
Aktiva tetap awal Rp 125.000.000,-
Penyusutan Rp 15.625.000,- _
Aktiva tetap akhir Rp 109.375.000,-
g. Modal
Awal Rp 180.000.000,-
Laba Rp 12.000.000,- +
Akhir Rp 192.000.000,-
h. Hutang Bank :
Hutang Bank Awal Rp 0,-
Pinjaman Kumulatif Rp 14.000.000,- +
Hutang Bank Rp 14.000.000,-
Pembayaran Hutang Rp 14.000.000,- _
Hutang Bank Akhir Rp 0,-
-
7/25/2019 modal pendirian apotik
28/41
Business Plan ApotekSYAH FARMA
Program Pendidikan Profesi Apoteker Periode 102
45
Tabel 2.10 Neraca Proforma Apotek Syah Pharma Per 30 Juni 2018
Aktiva Pasiva
Kas
Persediaan obat
Aktiva Tetap
Suplai apotek
Suplai kantor
Rp 79.625.000,-
Rp 67.860.000,-Rp109.375.000,-
Rp 2.002.000,-
Rp 998.000,-
Modal APA
Hutang UsahaHutang Bank
Rp 192.000.000,-
Rp 67.860.000,-Rp 0,-
Total Aktiva Rp 259.860.000,- Total Passiva Rp 259.860.000,-
2.7.2 Perbekalan Kefarmasian
2.7.2.1 Pengadaan Tahap Awal
Adapun perbekalan farmasi yang akan disediakan pada awal
pembukaan apotekSYAH FARMA, meliputi :
A. Obat (obat bebas, obat bebas terbatas, obat keras, Obat Wajib
Apotek, baik bentuk paten maupun generik), obat golongan
narkotika dan psikotropika, obat tradisional (jamu, OHT, dan
fitofarmaka), bahan obat (seperti: alkohol), bahan bantu
peracikan (seperti: glukosa, cangkang kapsul, vaselin,
sacharum lactis), vitamin dan suplemen makanan.
B. Alatalat kesehatan, seperti: alat tes kehamilan (test pack),
alat kontrasepsi non hormonal (kondom), termometer, kasa
steril, plester, kapas, jarum suntik, spuit injeksi, masker,
breast pump, dan lain-lain.
C. Kosmetik, seperti: sunblock, body lotion, cairan antiseptik,
bedak, sabun, sampo, dan lain-lain.
D. Perbekalan kesehatan rumah tangga (PKRT), seperti: produk
dan peralatan bayi, popok bayi dan dewasa, pembalut, sikat
gigi, pasta gigi, dan lain-lain.
Untuk pengadaan tahap awal, karena pihak PBF belum tahu
keberadaan apotekSYAH FARMAyang merupakan apotek baru,
maka pihak apotek atau APA datang langsung ke PBF dengan
membawa SP rangkap dua dan berisi nama barang dan jumlah
barang yang dipesan, dan fotokopi SIA (bila diperlukan). Apabila
ternyata jumlah pemesanan belum mencukupi kuota minimal
-
7/25/2019 modal pendirian apotik
29/41
Business Plan ApotekSYAH FARMA
Program Pendidikan Profesi Apoteker Periode 102
46
faktur, apotek SYAH FARMA melakukan pengadaan dengan
bekerja sama dengan apotek lain. Untuk pemesanan awal
dilakukan secara tunai.
Untuk pengadaan narkotika hanya dapat dilakukan di PBF
Kimia Farma dengan menggunakan SP khusus narkotika yang
dibuat oleh Kimia Farma. SP ini dibuat rangkap empat, tiga
lembar diserahkan ke PBF Kimia Farma dan satu lembar untuk
arsip apotek. SP narkotika ini hanya memuat satu macam sediaan
untuk satu lembarnya dan memuat nama APA, alamat rumah
APA, nomor SIPA, jenis narkotika yang dipesan, dan tanda
tangan APA sebagai pemesan.
Sedangkan, untuk pengadaan psikotropika menggunakan
SP khusus psikotropika, SP ini rangkap dua yang berisi nama
APA, alamat rumah APA, nomor SIPA, tanda tangan APA
sebagai pemesan, nama PBF yang dituju dan alamatnya, serta
jenis psikotropika yang dipesan. Untuk satu lembar SP
psikotropika dapat digunakan untuk memesan lebih dari satu jenis
psikotropika.
2.7.2.2 Perencanaan Selanjutnya
Untuk pengadaan selanjutnya, perencanaan pengadaan
perbekalan apotek SYAH FARMA dilakukan sendiri oleh
Apoteker dibantu oleh AA dengan memperhatikan hal-hal sebagai
berikut :
A. Pencatatan pada buku defektaB. Kecepatan penjualan atau pergerakan produk (fast/slow/dead
moving)
C. Besarnya anggaran yang tersedia atau omzet apotek sesuai
periode pesanan
D. Obat-obat yang sering diresepkan oleh dokter
E. PBF, berupa nilai kecukupan faktur pesanan
F. Pola penyakit yang umum terjadi di masyarakat
-
7/25/2019 modal pendirian apotik
30/41
Business Plan ApotekSYAH FARMA
Program Pendidikan Profesi Apoteker Periode 102
47
G. Informasi obat baru terutama obat bebas dan bebas terbatas
yang sering diiklankan di berbagai media.
2.7.2.3 Prosedur Pengadaan
Prosedur pengadaan perbekalan farmasi apotek SYAH
FARMAyaitu:
A. Memeriksa obat yang sudah habis atau tinggal sedikit
(diketahui melalui kartu stok pada setiap obat), dicatat di buku
daftar obat habis dan dilihat bagaimana mobilitas obat tersebut
(termasukfast/slow/dead moving product)
B. Melakukan pemeriksaan pembelian obat tersebut dari PBF
mana beserta satuan kemasan dan harganya untuk
memperkirakan harga pembelian dan PBF yang akan
dihubungi.
C. Menyesuaikan dengan keuangan apotek untuk menentukan
prioritas dan jumlah pemesanan.
D. Menentukan pesanan obat yang meliputi jenis obat (termasuk
di dalamnya bentuk sediaan dan dosis), jumlah obat, dan nama
PBF yang dituju.
E. Menulis di blanko Surat Pesanan (SP) :
a. Surat pesanan obat dan alat kesehatan
Dibuat rangkap dua (masing-masing untuk PBF dan
arsip apotek)
Nomer urut SP yang telah tercetak di buku SP
berguna untuk memudahkan pemeriksaan kembali SP yang
telah kita berikan pada PBF bila terjadi masalah. Ditulisnama dan alamat PBF, jenis dan jumlah obat yang dipesan.
b. Surat Pesanan Narkotika
Diperoleh dari PBF Kimia Farma, dibuat rangkap
empat (tiga untuk PBF Kimia Farma dan satu untuk arsip
apotek)
-
7/25/2019 modal pendirian apotik
31/41
Business Plan ApotekSYAH FARMA
Program Pendidikan Profesi Apoteker Periode 102
48
Ditulis nomor urut lembar SP, nama, alamat dan
jabatan APA sebagai pemesan, jenis dan jumlah yang
dipesan serta tujuan penggunaan.
Satu lembar SP hanya dapat digunakan untuk
memesan satu jenis Narkotika.
c. Surat Pesanan Psikotropika
i. Dibuat rangkap dua (masing-masing untuk PBF dan arsip
apotek)
ii. Ditulis Nomor urut lembar SP, nama, alamat dan jabatan
APA sebagai pemesan, nama dan alamat PBF, jenis dan
jumlah yang dipesan.
iii.Satu lembar SP dapat digunakan untuk memesan lebih
dari satu jenis psiktropika (dengan catatan PBFnya sama)
iv. SP ditandatangani oleh APA dan diberi stempel apotek
v. Pemesanan dapat dilakukan melalui sales PBF yang
datang setiap hari ke apotek atau dengan menelpon PBF
yang bersangkutan.
2.7.2.4 Prosedur Penerimaan
Prosedur penerimaan perbekalan farmasi di apotek SYAH
FARMAyaitu:
A. Diperiksa keabsahan faktur meliputi :
a. Nama, alamat, dan nomor telepon PBF
b. Tanda tangan penanggung jawab PBF
c. Stempel PBFBila tidak ada maka dikembalikan
B. Dicocokkan antara SP dengan faktur meliputi
a. Nama PBF
b. Jenis obat yang dipesan
c. Jumlah obat yang dipesan
d. Harga obat yang dipesan
-
7/25/2019 modal pendirian apotik
32/41
Business Plan ApotekSYAH FARMA
Program Pendidikan Profesi Apoteker Periode 102
49
Bila tidak sesuai, ditanyakan kepada kurir yang
membawa barang/obat dan harus disesuaikan.
C. Dicocokkan antara isi faktur dan perbekalan farmasi yang
datang meliputi :
a. Jenis perbekalan farmasi yang dipesan
b. Jumlah perbekalan farmasi yang dipesan
c. Nomorbatch
d. Expired date (ED)
e. Kemasan
f. Bentuk sediaan
g. Kekuatan
Bila jenis, jumlah, bentuk sediaan, kekuatan, kemasan,
tanggal kadaluarsa dan nomor batch perbekalan farmasi tidak
sama dengan yang tercantum pada faktur, maka dikembalikan
dan ditukar sesuai yang tertera pada faktur dan SP.
D. Perbekalan farmasi diperiksa kondisi fisiknya antara lain :
a. Wadahnya harus baik dan tertutup rapat
b. Kondisi sediaan tidak rusak (bentuk, warna, bau)
c. Tanggal kadaluarsa masih jauh
Bila rusak atau tanggal kadaluarsa sudah dekat,
dikembalikan kepada PBF atau ditukar.
E. Setelah pemeriksaan dan pencocokan selesai, faktur
ditandatangani pihak apotek dan diberi stempel apotek. Faktur
asli diberikan kepada PBF dan salinannya disimpan sebagai
arsip apotek.2.7.2.5 Prosedur Pembayaran
Prosedur pembayaran obat di Apotek SYAH FARMA
dapat dilakukan dengan dua cara sebagai berikut :
A. Pembayaran secara tunai (Cash on Delivery)
Pihak PBF mengirim barang ke apotek dan dilakukan
pemeriksaan barang sesuai prosedur penerimaan barang :
-
7/25/2019 modal pendirian apotik
33/41
Business Plan ApotekSYAH FARMA
Program Pendidikan Profesi Apoteker Periode 102
50
a. Jika barang sudah sesuai pesanan, dapat dilakukan
pembayaran
b. Jika tidak sesuai pesanan, dikonfirmasi ke pengirim atau
retur
c. Setelah pembayaran, faktur asli yang ditandatangani pihak
PBF dan salinannya akan langsung diberikan kepada
penerima barang di apotek.
B. Pembayaran secara kredit
Pihak PBF mengirim barang ke apotek dan dilakukan
pemeriksaan barang sesuai prosedur penerimaan barang :
a. Jika barang sudah sesuai pesanan, faktur ditandatangani
petugas penerima dan diberi stempel apotek. Faktur asli
dibawa oleh PBF, apotek membawa faktur copy, catat
nomor faktur, dan jumlah yang harus dibayar pada buku
pembelian, kemudian faktur copy tersebut disimpan pada
odner faktur pembelian sesuai dengan bulannya dan urut
seperti pada urutan buku pembelian.
b. Jika tidak sesuai pesanan, dikonfirmasi ke pengirim atau
retur
c. Beberapa hari sebelum waktu jatuh tempo pembayaran,
PBF akan datang ke apotek, selanjutnya:
i. Faktur asli diserahkan kepada apotek
ii. Apotek membuat tanda terima faktur (rangkap dua) yang
ditandatangani apoteker dan diberi stempel apotek
d. Tanda terima faktur asli diserahkan kepada PBF sebagaibukti penagihan kepada apotek pada waktu jatuh tempo.
Jika pada faktur terdapat CN (Credit Nota), yaitu barang
dikembalikan (misalnya karena tidak sesuai pesanan) maka
tanda terima faktur harus dilakukan penyesuaian jumlah
uang yang harus dibayar ke PBF
-
7/25/2019 modal pendirian apotik
34/41
Business Plan ApotekSYAH FARMA
Program Pendidikan Profesi Apoteker Periode 102
51
e. Salinan tanda terima faktur disatukan dengan faktur asli
untuk diarsip pada buku kas keluar dan faktur asli disimpan
pada order kas keluar sesuai dengan bulannya.
f. Pada tanggal pembayaran yang telah disepakati, tagihan
dibayar apotek kepada petugas PBF yang datang ke apotek :
i. Tanda terima faktur asli diserahkan kembali ke apotek
ii. Pada faktur asli diberi tanda lunas serta tanda tangan dan
nama terang petugas PBF, dan disimpan kembali sebagai
arsip apotek.
2.7.2.6 Perencanaan Penataan dan Penyimpanan Perbekalan
Farmasi
Penataan perbekalan farmasi merupakan faktor penentu
kelancaran kegiatan operasional di apotek. Adapun maksud dan
tujuan penataan dan penyimpanan di apotek adalah :
A. Penggunaan ruang yang optimum dari ruang yang tersedia
B. Mengurangi kehilangan waktu dan energi karena gerak selama
pelayanan
C. Memudahkan pekerjaan dan pengambilan barang
D. Memberikan kenyamanan kepada pasien/klien
E. Mengurangi biaya pemeliharaan
F. Untuk menjamin stabilitas obat.
Penataan dan penyimpanan perbekalan farmasi di Apotek
SYAH FARMAdiatur berdasarkan :
A. Penggolongan obat
Obat bebas, bebas terbatas, obat tradisional, kosmetika,beberapa alat kesehatan dan PKRT diletakkan pada etalase di
bagian depan apotek agar konsumen bebas memilih sesuai
keinginannya. Penataannya dilakukan berdasarkan bentuk
sediaan, kelas terapi, dan alfabetis. Lay out diusahakan
seefektif mungkin untuk menarik perhatian konsumen dan
mempermudah pengambilan produk.
-
7/25/2019 modal pendirian apotik
35/41
Business Plan ApotekSYAH FARMA
Program Pendidikan Profesi Apoteker Periode 102
52
a. Obat keras baik generik maupun non generik diletakkan
pada lemari pelayanan di ruang peracikan. Bentuk dan
ketinggian lemari dirancang sesuai dengan kapasitas
personel apotek. Penataan dibedakan atas bentuk sediaan
dan alfabetis. Sedangkan untuk obat-obat yang memiliki
resiko tinggi dan indeks terapinya sempit, penyimpanannya
disendirikan berdasarkan kelas terapi kemudian disusun
menurut abjad.
b. Alat kesehatan seperti spuit injeksi diletakkan pada tempat
yang sama di ruang peracikan.
c. Obat narkotika dan psikotropika masing-masing diletakkan
pada lemari khusus berukuran 100 x 80 x 40 cm dengan 2
lapis pintu dan dengan dua kunci yang berbeda. Pintu
pertama sebagai lemari pelayanan dan pintu kedua sebagai
gudang. Lemari diletakkan didalam ruang peracikan dalam
kondisi terkunci pada tempat yang tidak terlihat umum dan
tidak mudah dipindahkan.
B. Bentuk sediaan
Likuida : obat dalam (sirup, elixir, suspensi, emulsi, dry
Syrup, dan obat luar (tetes mata, inhaler)
Semisolida : salep, krim, gel, ointment
Solida : tablet, kaplet, kapsul
C. Kelas terapi
Tujuan penataan ini adalah untuk menghindari kesalahan
pengambilan obat karena nama maupun kemasan yang hampirsama, selain itu juga untuk memudahkan pemilihan obat jika
terjadi substitusi terapetik. Untuk obat - obat yang beresiko
tinggi yaitu yang mempunyai indeks terapi sempit seperti
antihipertensi, obat jantung, dan antidiabetes, penataannya
disendirikan berdasarkan kelas terapinya, kemudian disusun
secara alfabetis.
-
7/25/2019 modal pendirian apotik
36/41
Business Plan ApotekSYAH FARMA
Program Pendidikan Profesi Apoteker Periode 102
53
D. Stabilitas Obat (Obat yang disimpan di lemari pendingin)
Di dalam lemari pendingin disimpan sediaan yang tidak
stabil pada suhu kamar atau membutuhkan suhu penyimpanan
yang rendah, antara lain suppositoria, ovula, sediaan dengan
bakteri Lacto bacillus, tablet salut gula dan selaput, sirup,
beberapa sediaan injeksi, dan lain-lain.
E. MetodeFEFOdan FIFO
Metode penataan berdasarkan First Expired First Out
(FEFO) yaitu jika obat yang baru diterima atau diterima
belakangan waktu kadaluarsanya lebih pendek diletakkan di
depan untuk dikeluarkan terlebih dahulu. Juga menggunakan
metodeFirst In First Out(FIFO) yaitu obat yang datang lebih
dulu dikeluarkan terlebih dahulu, hal ini untuk menghindari
obat kadaluarsa.
F. Alfabetis
Penataan dan penyimpanan obat dan perbekalan farmasi
lainnya setelah ditata berdasarkan bentuk sediaan kemudian
ditata secara alfabetis sehingga memudahkan pengambilan.
Untuk obat-obat yang memiliki indeks terapi sempit dan
beresiko tinggi apabila tertukar seperti obat diabetes mellitus,
antihipertensi, dan jantung penyimpanannya dikelompokkan
berdasarkan kelas terapi lalu disusun menurut alfabetis.
Dengan sistem penataan seperti ini, diharapkan akan
lebih memudahkan pemilihan obat yang sesuai dengan
kebutuhan, serta menghindari kesalahan pemberian obat yang
dapat berakibat fatal.
Penataan dan penyimpanan sediaan farmasi juga harus
memperhatikan faktor lingkungan untuk menjaga stabilitas
obat. Faktor lingkungan yang diperhatikan dalam penataaan
dan penyimpanan obat adalah sinar matahari, suhu, dan
kelembaban. Diusahakan obat-obat tidak terkena sinar
matahari langsung, suhu dijaga dengan sirkulasi yang cukup,
-
7/25/2019 modal pendirian apotik
37/41
Business Plan ApotekSYAH FARMA
Program Pendidikan Profesi Apoteker Periode 102
54
dan lemari penyimpanan dijauhkan dari kamar mandi karena
kelembaban yang relatif tinggi di sekitar kamar mandi.
2.7.3 Administrasi dan Pelaporan
2.7.3.1 Administrasi Apotek
Untuk ketertiban dan keteraturan dalam pelaksanaan
kegiatan, apotek SYAH FARMA melengkapi sistem
administrasinya dengan melakukan pencatatan yang meliputi :
A. Pencatatan persediaan
Pencatatan sediaan farmasi meliputi pencatatan pada
kartu stok gudang dan pencatatan pada kartu stok apotek di
lemari peracikan ataupun etalase.
Prosedur pencatatan sediaan farmasi :
a. Dilakukan pencatatan pada kartu stok gudang untuk sediaan
farmasi yang baru datang meliputi nama PBF, tanggal
kadaluarsa, nomor batch, satuan kemasan, harga satuan,
jumlah persediaan, jumlah pengeluaran ke lemari, sisa dan
paraf pengarsip. Untuk obat-obat narkotika dan psikotropika
disimpan dilemari khusus, yang terdiri dari dua pintu
dipisahkan antara stok gudang dan stok harian.
b. Dilakukan pencatatan pada kartu stok apotek untuk obat
yang dimasukkan, tanggal pemasukan obat serta jumlah
stok pada lemari obat. Setiap pengeluaran sediaan farmasi
dari etalase/lemari peracikan dilakukan pencatatan pada
kartu stok apotek sehingga setiap saat dapat dipantaujumlah yang keluar dan jumlah yang masih ada.
B. Pencatatan pada buku defekta
Pencatatan sediaan farmasi yang habis, tidak ada atau
stok tinggal sedikit dilakukan pada buku defekta sehingga
memudahkan pengecekan perbekalan farmasi yang harus
dipesan pada pihak PBF. Pencatatan dilakukan setiap kali
ditemukan adanya sediaan farmasi yang habis, tidak ada atau
-
7/25/2019 modal pendirian apotik
38/41
Business Plan ApotekSYAH FARMA
Program Pendidikan Profesi Apoteker Periode 102
55
stok tinggal sedikit. Hal ini dilakukan untuk mencegah
terjadinyastock-out(barang habis saat ada permintaan).
C. Pencatatan pembelian
Pencatatan pembelian dilakukan untuk pembelian yang
dilakukan meliputi pencatatan obat yang datang, nomor faktur,
nominal pembelian. Catatan diarsip dalam buku tersendiri yang
dikelompokkan menurut bulan pembelian.
D. Pencatatan tanggal kadaluarsa
Pencatatan ini dilakukan pada buku tersendiri. Dibuat
pengelompokan berdasar bulan dan tahunexpired datemasing-
masing item sediaan farmasi yang masih ada.
E. Pencatatan penjualan harian
Pencatatan penjualan harian dilakukan pada buku
tersendiri, kemudian direkap kembali dengan pencatatan pada
komputer, dipisahkan antara file penjualan untuk non resep
(misalnya obat wajib apotek, alat kesehatan, kosmetik, obat
tradisional, obat bebas dan obat bebas terbatas tanpa resep dan
komoditi lainnya) danfilepenjualan dengan resep dokter.
F. Pencatatan narkotika dan psikotropika
Tiap pengeluaran obat narkotika dan psikotropika harus
dicatat dalam catatan pengeluaran narkotika dan psikotropika
berisi tanggal, nomor resep, nama dan alamat pasien, nama dan
alamat dokter pemberi resep, jumlah serta sisa yang ada di
persediaan. Hal ini untuk memudahkan pengawasan dan
pelaporan pemakaian narkotika/psikotropika tiap bulannya.G. Pencatatan keuangan
Pencatatan keuangan meliputi pengeluaran kas,
pemasukan kas, serta pembelian. Pengeluaran kas meliputi
pengadaan obat secara tunai dan kredit, biaya-biaya (listrik, air,
telepon, gaji karyawan, perlengkapan apotek, dan lain-lain).
Semua bukti pengeluaran diarsipkan dan pengeluaran total
dijumlah tiap bulannya. Pemasukan kas meliputi penjualan
-
7/25/2019 modal pendirian apotik
39/41
Business Plan ApotekSYAH FARMA
Program Pendidikan Profesi Apoteker Periode 102
56
obat dengan resep dan non resep, penjualan alat kesehatan, dan
komoditas lainnya. Tiap hari transaksi yang terjadi serta
jumlah uang yang masuk dan yang ada dicatat dalam buku
tersendiri, kemudian tiap bulannya dipindahkan ke dalam buku
penerimaan kas.
H. Pencatatan pengobatan pasien (PMR)
Data masukan berasal dari pencatatan penjualan yang
meliputi data pasien, tanggal penjualan, nomor resep,
keterangan dokter, nama obat, dan aturan pakai. PMR di
apotek SYAH FARMA menggunakan sistem dua kartu, yaitu
buku rekam pengobatan pasien yang diberikan kepada pasien
dan kartu PMR untuk disimpan di apotek.
I. Pencatatan lain-lain
a. Nota, digunakan sebagai bukti untuk penjualan tanpa resep..
b. Kuitansi, digunakan untuk bukti penjualan dengan resep.
c. Turunan resep, diberikan pada pasien yang membeli resep
sebagian atau apabila ada permintaan dari pasien.
d. Etiket, digunakan dalam pelayanan resep untuk memberikan
keterangan bagi pasien terhadap obat yang diserahkan,
berisi informasi pemakaian obat, nama pasien, tanggal, dan
nomor resep.
e. Form pemberian informasi, digunakan untuk memberikan
informasi tertulis tentang cara pemakaian obat serta hal-hal
yang perlu diperhatikan oleh pasien selama terapi obat.
Pengelolaan keuangan dilakukan dengan melihat setiappencatatan dalam laporan keuangan harian dan bulanan.
Pengeluaran keuangan harus disertai tanda bukti transaksi
seperti nota sehingga proses administrasinya teratur dan benar.
2.7.3.2 Pelaporan Apotek
Pelaporan digunakan untuk obat narkotika dan psikotropika
yang dilakukan tiap bulan sebelum tanggal 10 pada bulan
berikutnya dengan menggunakan form software SIPNAP (Sistem
-
7/25/2019 modal pendirian apotik
40/41
Business Plan ApotekSYAH FARMA
Program Pendidikan Profesi Apoteker Periode 102
57
Pelaporan Narkotika dan Psikotropika). Pelaporan ini dibuat 4
rangkap, ditujukan kepada Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jambi,
dan Kepala Balai Besar POM Jambi, serta satu rangkap digunakan
sebagai arsip apotek.
Selain pelaporan narkotika dan psikotropika, pelaporan
Pajak Penghasilan (PPh) apotek dilakukan setiap bulannya
menggunakan SSP (Surat Setoran Pajak) dari kantor pajak dengan
menggunakan dasar perhitungan dari laporan Laba/Rugi ditahun
sebelumnya. Pembayaran pajak dilakukan di kantor pos atau bank
yang ditunjuk paling lambat tanggal 15 di bulan berikutnya dan
lapor apabila sudah bayar ke kantor pajak paling lambat tanggal 20-
nya. (Apabila terlambat dalam melakukan pembayaran maka akan
diberikan sanksi berupa denda biaya bunga perhari dan apabila
terlambat melaporkan ke Kantor Pajak maka akan diberi sanksi
dalam jumlah tertentu).
2.8 Rencana Pengembangan
2.8.1 Sumber Daya Manusia (SDM)
Peningkatan kualitas SDM akan sangat berpengaruh terhadap
kelangsungan hidup apotek. Langkah yang dapat ditempuh adalah
dengan mengikutsertakan karyawan dalam berbagai seminar kesehatan
dan kefarmasian. Hal ini dimaksudkan agar karyawan mengikuti
perkembangan dunia kesehatan dan kefarmasian di masyarakat sehingga
diharapkan kualitas pelayanan yang dilakukan apotek meningkat.
Selain itu, kinerja karyawan perlu dilakukan evaluasi selamaperiode waktu tertentu. Evaluasi ini terkait dengan jumlah penjualan dan
pencapaian target penjualan apotek dalam periode waktu tertentu.
Volume penjualan yang tinggi secara tidak langsung mengindikasikan
kepuasan konsumen dengan sistem pelayanan yang diberikan apotek.
Bila hal ini tercapai, maka diberikan rewardbagi para karyawan sebagai
motivator untuk terus meningkatkan kualitas kinerjanya.
-
7/25/2019 modal pendirian apotik
41/41
Business Plan ApotekSYAH FARMA
Program Pendidikan Profesi Apoteker Periode 102
Pengembangan SDM juga diwujudkan dengan penambahan
personel apotek, yaitu pembantu umum. Dengan penambahan personel
ini, diharapkan meningkatkan profesionalitas apotek dalam melakukan
pelayanan kefarmasian di masyarakat.
2.8.2 Manajemen dan Pelayanan
Seiring dengan kemajuan dan berkembangnya suatu apotek, maka
manajemen suatu apotek akan semakin berkembang. Salah satu
pengembangan apotek SYAH FARMA adalah penerapan adanya SOP
(Standard Operating Procedure). Dengan adanya SOP, alur manajemen
serta pelayanan akan lebih teratur dan kualitas manajerial serta pelayanan
yang ada di apotek akan terjaga.
Pelayanan di apotek SYAH FARMA tidak hanya berupa pelayanan
resep dan non resep, tetapi juga pelayanan jasa yang berupa Konseling,
Edukasi, dan Informasi (KIE) yang berorientasi pada kualitas hidup
pasien (patient oriented). Selain itu, apotek SYAH FARMA juga
melayani pemesanan perbekalan farmasi via telepon dan jasa
pengantaran perbekalan farmasi dengan memberikan penjelasan pada
lembar informasi pasien.
Evaluasi terhadap kegiatan apotek akan dilakukan setiap akhir
bulan untuk mengevaluasi kinerja apotek dan SDM yang berperan di
dalamnya. Evaluasi tersebut dilakukan untuk mengetahui kekurangan
apotek yang harus diperbaiki untuk meningkatkan pelayanan di apotek
serta meningkatkan kepuasan konsumen.