model kemp

21
Model Kemp Menurut Morisson, Ross, dan Kemp (2004), model desain sistem pembelajaran ini akan membantu pendidik sebagai perancang program atau kegiatan pembelajaran dalam memahami kerangka teori dengan lebih baik dan menerapakan teori tersebut untuk menciptakan aktivitas pembelajaran yang lebih efektif dan efisien. Desain pembelajaran model Kemp dapat dijelaskan dengan sebuah bagan berikut: 12

Upload: yamniyunus14

Post on 18-Jul-2016

25 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Model Kemp

Model Kemp Menurut Morisson, Ross, dan Kemp (2004), model desain sistem pembelajaran ini akan membantu pendidik sebagai perancang program atau kegiatan pembelajaran dalam memahami kerangka teori dengan lebih baik dan menerapakan teori tersebut untuk menciptakan aktivitas pembelajaran yang lebih efektif dan efisien. Desain pembelajaran model Kemp dapat dijelaskan dengan sebuah bagan berikut:

12

Page 2: Model Kemp

Gambar Model Desain Pembelajaran Kemp (Morrison, Ross & Kemp 2004 :29) Secara singkat, menurut model ini terdapat beberapa langkah, yaitu: a) Menentukan tujuan dan daftar topik, menetapkan tujuan umum untuk pembelajaran tiap topiknya;

b) Menganalisis karakteristik peserta didik, untuk siapa pembelajaran tersebut didesain;

c) Menetapkan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dengan syarat dampaknya dapat dijadikan tolok ukur perilaku peserta didik;

d) Menentukan isi materi pelajar yang dapat mendukung tiap tujuan;

e) Pengembangan penilaian awal untuk menentukan latar belakang peserta didik dan pemberian level pengetahuan terhadap suatu topik;

f) Memilih aktivitas dan sumber pembelajaran yang menyenangkan atau menentukan strategi pembelajaran, jadi peserta didik akan mudah menyelesaikan tujuan yang diharapkan;

g) Mengkoordinasi dukungan pelayanan atau sarana penunjang yang meliputi personalia, fasilitas-fasilitas, perlengkapan, dan jadwal untuk melaksanakan rencana pembelajaran;

h) Mengevaluasi pembelajaran peserta didik dengan syarat mereka menyelesaikan pembelajaran serta melihat kesalahan-kesalahan dan peninjauan kembali beberapa fase dari perencanaan yang membutuhkan perbaikan yang terus menerus, evaluasi yang dilakukan berupa evaluasi formatif dan evaluasi sumatif.

Jerol E. Kemp berasal dari California State Univercity di Sanjose. Kemp mengembangkan model desain instruksional yang paling awal bagi pendidikan. Model Kemp memberikan bimbingan keada para siswanya untuk berpikir tentang masalah – masalah umum dan tujuan –tujuan pembelajaran. Model ini juga mengarahkan para pengembang desain instruksional untuk melihat karakteristik para siswa serta menentukan tujuan- tujuan belajar yang tepat. Langkah berikutnya adalah spesifikasi isi pelajaran dan mengembangkan pretest dari tujuan – tujuan yang telah ditetapkan. Selanjutnya adalah menetapkan strategi dan langkah – langkah dalam kegiatan belajar mengajar serta sumber- sumber belajar yang akan digunakan. Selanjutnya , materi / isi (content) kemudian di evaluasi atas dasar tujuan – tujuan yang telah di rumuska. Langkah berikutnya adalah melakukan identifikasi dan revisi didasarkan atas hasol- hasil evaluasi.

Perencanaan desain pembelajaran model Kemp dapat digunakan pada tingkat sekolah dasar, sekolah lanjutan, maupun perguruan tinggi.

Desain Pembelajaran Model Kemp ini dirancang untuk menjawab tiga pertanyaan, yakni :

1. Apa yang harus di pelajari siswa (tujuan pembelajaran )2. Apa atau bagaimana prosedur,dan sumber- sumber belajar apa yang tepat untuk mencapai hasil belajar

yang diinginkan (kegiatan, media, dan sumber belajar yang digunakan).3. Bagaimana kita tahu bahwa hasil belajar yang diharapkan telah tercapai (evaluasi)

Langkah – langkah pengembangan desain pembelajaran model Kemp, terdiri dari delapan langkah, yakni :

1. Menentukan tujuan instruksional umum (TIU) atau kompetensi dasar, yaitu tujuan umum yang ingin di capai dalam mengajarkan masing- masing pokok bahasan.

Page 3: Model Kemp

2. Membuat analisis tentang karakteristik siswa. Analisis ini diperlukan antara lain untuk mengetahui apakah latar belakang pendidikan dan sosial budaya siswa memungkinkan untuk mengikuti program , serta langkah- langkah apa yang perlu diambil.

3. Menentukan tujuan instruksional secara spesifik, operasional, dan terukur (dalam KTSP adalah indikator). Dengan demikian, siswa akan tahu apa yang harus dikerjakan, bagaimana mengerjakannya, dan apa ukurannya bahwa ia telah berhasil. Bagi guru, rumusan itu akan berguan dalam menyusun tes kemampuan /keberhasilan dan pemilihan materi/bahan belajar yang sesuai.

4. Menentukan materi/ bahan ajar yang sesuai dengan tujuan instruksional khusus (indikator) yang telah dirumuskan. Masalah yang sering kali dihadapi guru- guru adalah begitu banyakknya materi pelajaran yang harus diajarkan dengan waktu yang terbatas. Demikian juga, timbul kesulitan dalam mengorganisasikan materi/ bahan ajar yang akan disajikan kepada para siswa. Dalam hal ini diperlukan ketepatan guru dalam memilih dan memilah sumber belajar, materi, media,dan prosedur pembelajaran yang akan digunakan.

5. Menetapkan penjajagan atau tes awal (preassesment). Ini diperlukan untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan awal siswa dalam memenuhi prasyarat belajar yang dituntut untuk mengikuti program pembelajaran yang akan dilaksanakan. Dengan demikian, guru dapat memilih materi yang diperlukan tanpa harus menyajikan yang tidak perlu, sehingga siswa tidak menjadi bosan.

6. Menentukan strategi belajar mengajar, media dan sumber belajar. Kriteria umum untuk pemilihan strategi pembelajaran yang sesuai dengan tujuan instruksional khusus (indikator) tersebut, adalah efisiensi, keefektifan, ekonomis, kepraktisan, melalui suatu analisis alternatif.

7. Mengoordinasikan sarana penunjang yang diperlukan meliputi biaya, fasilitas, peralatan, waktu, dan tenaga.

8. Mengadakan evaluasi. Evaluasi ini sangat perlu untuk mengontroldan mengkaji keberhasilan program secara keseluruhan, yaitu siswa, program pembelajaran, alat evaluasi (tes), dan metode/strategi yang digunakan.Semua komponen diatas saling berhubungan satu dengan yang lainnya, bila adanya perubahan atau data yang bertentangan pada salah satu komponen mengakibatkan pengaruh pada komponen lainnya. Dalam lingkaran model Kemp menunjukkan kemungkinan revisi tiap komponen bila diperlukan. Revisi dilakukan dengan data pada komponen sebelumnya maupun sesudahnya. Berbeda dengan pendekatan sistem dalam pembelajaran, perencanaan desain pembelajaran ini bisa dimulai dari komponen mana saja, jadi perencanaan desain boleh dimulai dengan merencanakan pokok bahasan terlebih dahulu, atau mungkin dengan evaluasi. Komponen mama yang di dahulukan serta di prioritaskan yang dipilih bergantung kepada data apa yang sudah siap, tersedia, situasi,dan kondisi sekolah,atau bergantung pada pembuat perencanaan itu sendiri.

1. Pokok Bahasan dan Tujuan Umum (Goals, Topic, and General Purposes)

Pengertian Goals, Topic, and General Purposes jika dipadukan menjadi satu pengertian adalah “tujuan umum”. Dalam prosedur pengembangan pembelajaran biasa disebut tujuan instruksional umum.

Pokok Bahasan

Pokok bahasan menjadi dasar dalam pembelajaran dan menggambarkan ruang kingcup pembelajaran itu sendiri. Pada Sekolah Dasar kelas rendah, tema atau topic bahasan biasanya lebijh sederhana umumnya nyata pada pengalaman siswa sehari-hari. Sedangkan untuk kelas tinggi biasanya pokok bahasan disesuaikan dengan SK dan KD yang telah dikeluarkan oleh BSNP.

Tujuan Pembelajaran Umum

Page 4: Model Kemp

Tujauna pembelajaran umum (dalam, Rusman, 2011: 170) adalah tujuan pembelajaran yang sifatnya masih umum dan belum dapat menggambarkan tingkah laku yang lebih spesifik. Tujuan pembelajaran umum dapat dilihat dari setiap pokok bahasan suatu mata pelajaran yang ada di dalam silabus atau kurikulum.

Biasanya tujmuan umum ditandai dengan kata “memahami”,”mengetahui” dan sebagainya. Kata kerja semacam itu tidak operasional dan sukar menentukan criteria dan spesifikasinya, sehingga susah untuk diukur.

2. Karakteristik Siswa (Learner Characteristic)

Tujuan mengetahui karakteristik siswa adalah untuk mengukur, apakah siswa akan mencapai tujuan belajar atau tidak.

Contoh:

Sasaran                             : Siswa Sekolah

Jumlah Siswa                   : 30

Kemampuan Membaca    : 12-14

Kematangan                     : cukup menguasai cara balajar inquiri discovery

3. Tujuan Pembelajaran Khusus (Learning Objective)

Tujuan pembelajaran khusus merupakan penjabaran dari tujuan pembelajaran umum. Tujuan ini dirumuskan oleh guru dengan maksud agar tujuan pembelajaran tersebut lebih spesifik dan mudah diukur tingkat ketercapaiannya.

Dalam menyusun tujuan pembelajaran khusus seorang guru harus memperhatikan beberapa criteria penyusunan tujuan pembelajaran khusus yang baik, yaitu menggunakan kata kerja operasional, dirumuskan dalam bentuk hasil belajar, dalam bentuk kegiatan dan perilaku siswa, harus mengandung satu kemampuan, sebagaimana penyusunan indicator.

Tujuan merupakan dasar untuk mengukur keberhasilan pemebelajaran dan juga menjadi landasan untuk menentukan materi, stretategi, media dan evaluasi pembelajaran.

4. Klasifikasi Tujuan Pembelajaran

Klasifikasi tujuan terdiri dari tiga domain atau skema, yaitu:

1. Domain Kognitif, yaitu menenkankan pada aspek intelektual dan memiliki jenjang dari rendah samapai tinggi, yaitu 1) Pengetahuan menitiberatkan pada sapek ingatan terhadap materi yang telah dipelajarai mulai dari fakta sampai teori. 2) Pemahaman tingkat awal untuk dapat menjelaskan suatu konsep. 3) Aplikasi, yaitu kemampuan menggunakan bahan yang telah dipelajari kedalam situasi yang nyata. 4) Analisis, kemampuan dalam merinci bahan menjadi bagian-bagian yang mudah dimengerti. 5) Sintesis, kemampuan mengombinasi bagian-bagian menjadi sesuatu yang baru. 6) Evaluasi, kemampuan untuk mempertimbangkan nilai berdasarkan criteria tertentu.

Page 5: Model Kemp

2. Domain Afektif, yaitu menekankan pada sikap, perasaan, emosi, dan karakterisitik moral yang diperlukan untuk kehidupan di masyarakat. Domain afektif memiliki lima tingkatan yaitu: 1) Penerimaan, misalnya kemampuan siswa untuk mendengarkan materi pelajaran yang disampaikan oleh guru dan melihat perasaan, antusiasme,dan semangat belajar siswa. 2) responding, kemampuan siswa untuk menerima timbale balik positif terhadap lingkungan dalam pembelajaran. 3) Penilaian, yaitu penerimaan terhadap nilai-nilai yang ditanamkan dalam pembelajaran, membuat pertimbangan terhadap berbagai nilai untuk diyakinkan dan diaplikasikan. 4) Pengorganisasian, yaitu kemampuan siswa dalam hal mengorganisasikan suatu siste nilai, dan 5) Karakterisasi, yaitu pengembangan dan internalisasi dari tingkatan pengorganisasian terhadap representasi kehidupan secara luas.

3. Domain Psikomotor, yaitu domain yang menekankan pada gerakan-gerakan fisik, kecakapan fisik, keterampilan fisik halus maupun kasar. Domain ini lebih menekankan pada mata pelajaran yang berhubungan dengan kemampuan keterampilan seseorang. Ada enam tingkatan yaitu persepsi, kesiapan, gerakan terbimbing, gerakan mekanis terpola, gerakan respon kompleks, penyesuaian pola gerak, dan keterampilan matural.Tujuan itu bertahap (dalam, Rusman, 2011: 174) dari mudah (rendah), sedang, sulit (tinggi).

Kelebihan dan keterbatasan tujuan.

A. Kelebihan

1) Memberi tahu siswa tentang apa yang harus dicapainya.

2) Menolong guru untuk berpikir lebih spesifik, mempermudah, mengatur, dan menyusun sistematika pelajaran.

3) Menunujukan macam dan ragam dari kegiatan yang diharapkan dari keberhasilan belajar.

4)  Menjadi dasar evaluasi, baik terhadap hasil belajar siswa maupun untuk mengukur keefektifan program instruksional.

B. Keterbatasan

1)      Kebanyakan tujuan hanya bertujuan untuk tingkat penguasaan pengetahuan (ranah kognitif).

2)      Tujuan psikomotor dan kognitif lebihn mudah untuk diketahui, tetapi tujuan afektif sulit dinyatakan tujuan maupun cara mengukurnya.

3)      Menyusun struktukr pelajaran tertentu seperti matematika, ilmu pengetahuan alam dan pelajaran bahasa lebih mudah dibandingkan dengan seni, ilmu0ilmu social dan humanistis.

4)      Dengan menetapkan ukuran suatu tujuan, rasanya pendekatan belajar kurang manusiawi, dan mengnggap bahwa prosedur pendidikan terlalu mekanis dan tidak personal.

5)      Dengan menetapkan ukuran suatu tujuan, rasanya pendekatan belajar kurang manusiawi, dan menganggap bahwa prosedur pendidikan terlalu makanis dan tidak professional.

5. Materi/Bahan Pelajaran (Subject Content)

Subject Content adalah materi atau isi pokok bahasan.Hal ini harus berkaitan dengan tujuan yang telah ditatapkan.Jadi, bila siswa diajarkan tentang fakta dan konsep, harus ada penerapannya tidak hanya

Page 6: Model Kemp

berhenti sampai prinsip.Untuk menyusun materi pokok bahan ajar biasanya kita buat pertanyaan-pertanyaan seperti berikut ini.

1. Apakah spesifikasi pokok bahasan?2. Fakta-fakta, konsep-konsep, dan prinsip-prinsip apa yang berhubungan dengan pokok bahasan?3. Langkah-langkag apa yang ditempuh dari prosedur yang berkaitan dengan pokok bahasan?4. Teknik apa yang diperlukan falam melakukan suatu keterampilan?

Pokok bahasan yang diajarkan hendaknya berkaitan dengan kebutuhan siswa.Untukm pokok bahsan yang terikat oleh urut kegiatan tertentu, seperti pada pelajaran keterampilan, sistematika penyampaian, isi mengikuti langkah-langkah yang sudah ditentukan urutannya(step by step), yang disebut task analysis.

Contoh:

1. Mempelajari materi pokok bahasan dari buku teks yang dianjurkan seperti berikut ini:1. Daniel Bell, Toward the World 20002. Arthur Clarks, Profiles of the Future3. Don Faben, Dynamics of Change4. Robert Heilbroner, The Future of History5. Herman Khan and Anthony Weiner, The Year 20006. Kemungkinan yang akan berubah atau berkembang di masa depan (menjadi beberapa subpokok bahasan)

sebagai berikut:1. Perubahan tingkah laku2. Penggunaan tanah3. Prioritas kedokteran4. Pengawasan cuaca5. Prioritas dalam masyarakat6. Perkembangan kota

6. Penjajakan terhadap Siswa (Preassessment)

Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk menguji, apakah [erencanaan yang telah disusun pada empat langkah dapat diteruskan ke langkah selanjutnya, yaitu kegiatan pembelajaran(teaching, learning activities and resource).Jadi preassessment adalah menguji cobakan rencana pokok bahasan, tujuan belajar, dari rencana isi. Data dari hasil preassessment kemudian diolah untuk disimpulkan menjadi:

1. Apakah tujuan belajar yang telah ditentukan mungkin dapat dicapai dengan kondisi dan situasi siswa seperti data yang didapatkanoleh karakteristik siswa (langkah kedua)

2. Apakah siswa berminat terhadap pokok bahasan sesuai dengan tujuan belajar (langkah ketiga)3. Apakah yang perlu diajarkan dan apa yang tidak sesuai dengan perencanaan isi pokok bahasan (langkah

keempat)Bila hasil preassessment tidak dapat memenuhi hal di atas, maka perencanaan desain perlu direvisi.

7. Kegiatan Belajar Mengajar dan Media (Teaching/Learning Activities and Resource)

Menurut B.F Skinner dan kawan-kawan ada sepuluh prinsip belajar, yaitu:

1. Persiapan belajar (prelearning preparation)1. Minimal sebelum belajar kita tahu tujuan belajar itu apa, apa yang menjadi pendahuluan belajar atau

syarat-syarat sehingga nanti akan dicapai tujuan maksimal.2. 2.      Motivasi (motivation)

Page 7: Model Kemp

1. Berdasarkan pengalaman siswa, mana yang disukai siswa agar perhatian belajar dapat meningkat.2. 3.      Perbedaan individual (individual differences)1. Membuat desain berdasarkan pengalaman belajar siswa yang menyangkut empat segi, yaitu penentuan

kecepatan belajar, penentuan tingkat, penentuan kemampuan, dan bahan pelajaran apa (materi) yang palin tepat.

2. Kondisi pembelajaran (instructional condition)1. Belajar akan berhasil apabila tujuannya sudah jelas2. Belajar juga akan lebih mudah apabila materi yang dipelajari juda teratur mulai dari yang mudah

dipelajari hingga ke hal yang kompleks.Kegiatan Belajar Mengajar

Tiga jenis kegiatan belajar-mengajar adalah:

1. Pembelajaran Klasikal (group presentation)

Pengajaran klasikal adalah kegiatan penyampaian pelajaran kepada sejumlah siswa. Kegiatan ini biasanya dilakukan oleh pengajar dengan berceramah didepan kelas. Kegiatan ini dianggap baik apabila siswa aktif berpartisipasi dalam pembelajaran, keaktifan itu digolongkan menjadi tiga kategori, yaitu 1) actve interaction with the instructor siswa bertanya dan pengajar menjawab atau siswa lain berkonsultasi sesudah pengajar. 2) working at the student’s seat, siswa mencatat apa yang diajarkan atau mengerjakan tugas yang diberikan. 3) other mental participation, siswa juga berpikir tentang ap yang dikemukakan dan mempersiapkan bahan pertanyaan yang akan ditanyakan.

2. Belajar Mandiri (individual learning)

Bentuk belajar mandiri adalah self instruction (modul), independent study, self paced learning. selain itu ada pula bentuk belajar mandiri, seperti student contracts, textbook, dll.

8. Interaksi antara guru dan siswa (interaction between teacher and student)

Pertemuan tatap muka antara beberapa siwa dalam satu kelompok dan pengajar menjadi tekanan disini, seperi beridskusi, tukar-menukar pikiran, memecahkan masalah bersama tentang hasil belajar dari pengajaran klasik, dan belajar mandiri.

Kegiatan Pembelajaran

Pendahuluan

Pendahuluan merupakan kegiatan awal dalam suatu pertemuan pembelajaran yang ditujukan membangkitkan motivasi dan memfokuskan perhatian peserta didik untuk berpartisi aktif dalam pembelajaran.

Inti

Proses pembelajaran untuk mencapai kompetensi dasar. Kegiatan pembelajaran dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenagkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minta, dan perkembangan fisik serta mental peserta didik.

Penutup

Page 8: Model Kemp

Merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengakhiri aktivitas pembelajaran yang dilakukan dalam bentuk rangkuman atau kesimpulan, penilaian dan refleksi, umpan balik, dan tindak-lanjut.

Kesimpulan :

1. Hal-hal apa saja yang diperlukan untuk diajarkan kepada siswa.2. Hal-hal apa saja yang perlu dipelajari oleh siswa untuk belajar mandiri sesuai kemampuan.3. Hal-hal apa saja yang harus dibicarakan bersama dan memerlukan interaksi aktif antara siswa dengan

pengajar dan antara siswa dengan siswa.Media Pembelajaran (Instructional Resource)

Bagaimana memeilih media? Ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan dalam pemilihan media, yaitu:

1. Apakah media itu akan dipergunakan klasikal atau belajar sendiri?2. Apakah media visual yang akan ditampilkan diam atau bergerak?3. Jika media visual diam, apakah didisplay atau diproyeksikan?4. Jika bergrak, apakah berupa film atau video tape?5. Apakah media visual akan dilengkapi dengan rekaman suara yang terpisah atau terpadu tetapi dalam

bentuk variasi?6. Jika mempergunakan lebih dari satu media sekaligus bagaimana cara mempergunakannya?7. Apakah media itu akan dipergunakan oleh pengajar atau oleh siswa?8. Jika akan memutar film, proyektor yang akan dipergunakan film 8mm atau 16mm?9. Juga memprhatikan biaya?10. Pelayanan penunjang (support service)

Pelayanan penunjang tersebut bisa berupa petugas, dana, fasilitas, peralatan, teknisi, staf administrasi dan lain-lain. Pelayanan penunjang di gunakan mulai dari awal penyusunan desain sampai dengN BERkhirnya proses belajar-mengajar. Adapun petuas yang menunjang mulai dari perencanaan desain sampai dengan tuntasnya pelaksanaan program secara menyeluruh dan lengkap, yaitu:

1. Tenaga ahli dan pembantu2. Tenaga ahli seperti  satu orang pengajar, 1 orang perancang, satu orang ahli media.3. Tenaga pembantu seperti asisten pengajar, juru foto, graphic  artist, kepala bagian perpustakaan, teknisi,

asisten laboratorium, tenaga administrasi, pesuruh.1. Pengadaan bahan1. bahan-bahan tersebut dapat berupa bahan untuk grafis, rekaman suara, cetak, praktikum laboratorium,

buku teks, fotografi, dan  lain-lainfasilitas

1. Ruang (kelas) unuk kelompok besar, kelompok kecil, untuk belajar mandiri (carrel) dan ruang proyeksi.2. Perpustakaan.3. Peralatan

Pemilihan peralatan hendaknya berdasarkan efiiensi dan di usahakan semurah-murahnya. Peralatan bisa berupa proyektor, tape recorder, camera, alat-alat laboratorium, alat-alat kantor, dan lain-lain.

1. Penjadwalan waktuUntuk seluruh kegiatan hendaknya di buat jadwal yang mengatur waktu setiap kegiatan proses belajar-mengajar, seperti:

1. Jadwal pengajaran atau jadwal belajar, termasuk asisten

Page 9: Model Kemp

2. Jadwal pemakaian ruangan1. Jadwal dan daftar peminjaman alat-alat dan buku teks, untuk melayani pengajar atau siswa.2. Pemasangan atau instalasi peralatan, display, dan lain-lain.3. Evaluasi

Ukuran pencapaian  (standart of achievment)

Sekurang-kurangnya ada dua macam cara mengukur pencapaian hasil belajar siswa, yitu dengan:

1. Norm Referenced Testing, yaitu di kategorikan orang sebagai cara lama karena pencapaian siswa ukurannya sangat relatif. Hasil belajar relatif kurang  ada alasan yang kuat untuk di katakan baku karena hasil belajar seseorang siswa hanya di bedakan dengan hasil yang di capai oleh teman sekelasnya atau rata-rata pada satu sekolah di bandingkan dengan hasil rata-rata dengan sekolah lain.

2. Criterion Referenced Testing, adalah cara yang di kehendaki dalam rangka proses belajar-mengajar dengan mempergunakan desain sistem instruksional. Sebab dengan cara penilaian ini tiap siswa di tuntut untuk dapat mencapai tujuan belajar yang telah di tentukan dengan jelas sebelum siswa melakukan kegiatan belajarnya.penguasaan belajar tuntas (mastery learning)pada dasarnya yaitu tiap siswa di harapkan dapat mencapai seluruh tujuan belajar yang telah di tentukan sebelumnya dengan jelas dan rinci.Menilai tujuan Belajar Kognitif

Tes tertulis bisa berbentuk tes objektif dan tes esai. Macam tes objektif biasanya dapat berupa: benar-salah (true-false), menjodohkan (matching), mengisi jawaban pendek (short answer), dan multiple choice. Tes esay umumnya di pergunakan untuk mengukur kemampuan siswa dalam mengukur, menghubungkan, mengintegrasi, dan menilai suatu ide.

Menilai Tujuan Belajar

Tujuan belajar Psikomotor bersifat keterampilan (motor skill). Jadi tujuan belajarnya adalah siswa dapat atau terampil mengerjakan sesuatu.

Menilai Tujuan Belajar Afektif

Menilai tujuan belajar siswa yang berhubungan dengan sikap dan nilai, perlu di kumpulkan data siswa dengan berbagai cara misalnya:

a. Meneliti tingkah laku siswa

b.Mendengarkan pendapat dan komentar siswa

c.Meneliti hasil kuesioner yang telah diisi oleh siswa

d. Mengajuakan pertanyaan tertulis dengan bentuk multiple choice

e. Mengajuakan pertanyaan tertulis dengan jawaban rentang (ranting scale)

Kelebihan Model Kemp

Model pembelajaran kemp ini, di setiap melakukan langkah atau prosedur terdapat revisi terlebih dahulu gunanya untuk menuju ke tahap berikutnya. Tujuannya adalah apabila terdapat kekurangan  atau

Page 10: Model Kemp

kesalahan di tahap tersebut, dapat di lakukan perbaikan terlebih dahulu sebelum melangkah ke tahap berikutnya.

Kekurangan Model Kemp

Model pembelajaran Jerold E. Kemp ini agak condong ke pembelajaran klasikal atau pembelajaran di kelas. Oleh karena itu, peran guru di sini mempunyai pengaruh besar, karena mereka di tuntut dalam rangka program pengajaran, instrumen evaluasi, dan strategi pembelajaran.

DAFTAR PUSTAKA

Rusman. 2011. Model-Model Pembelajaran. Bandung: PT RajaGrafindo Persada.

Afandi, Muhammad dan Badarudin. 2011. Perencanaan Pembelajaran.di Sekolah Dasar.Bandung: Alfabeta

http://putrawijilsetyana.wordpress.com/2013/04/02/model-pembelajaran-kemp/

Model Pembelajaran Menurut Jerol's E Kemp

PEMBAHASAN

A.  Hakikat Perencanaan Pembelajaran

Perencanaan pembelajaran berasal dari dua kata, yakni kata perencanaan dan kata pembelajaran. Perencanaan berasal dari kata rencana yaitu pengambilan keputusantentang apa yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan. Dengan demikian, proses suatu perencanaan harus dimulai dari penetapan tujuan yang akan dicapai melalui analisiskebutuhan serta dokumen yang lengkap, kemudian menetapkan langkah-langkah yangharus dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut.

Setiap perencanaan minimal harus memiliki empat unsur sebagai berikut:

1.    Adanya tujuan yang harus dicapai

2.    Adanya strategi untuk mencapai tujuan

3.    Sumber daya yang dapat mendukung

4.    Implementasi setiap keputusan

Sedangkan pembelajaran dapat diartikan sebagai proses kerjasama antara guru dansiswa dalam memanfaatkan segala potensi dan sumber yang ada baik potensi yang bersumber dari dalam diri siswa itu sendiri seperti minat, bakan dan kemampuan dasar yang dimiliki termasuk daya belajar maupun potensi yang ada diluar diri siswa seperti lingkungan, sarana dan sumber belajar sebgai upaya untuk mencapai tujuan belajar tertentu.

Page 11: Model Kemp

Dari kedua makna tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa perencanaan pembelajaran adalah proses pengambilan keputusan hasil berfikir secara rasional tentang sasaran dan tujuan pembelajaran tertentu, yakni perubahan perilaku serta rangkaian kegiatan yang harus dilakukan sebagai upaya pencapaian tujuan tersebut dengan memanfaatkan segala potensi dan sumber belajar yang ada. Hasil akhir dari proses pengambilan keputusan tersebut adalah tersusunnya dokumen yang berisi tentang hal-haldiatas, sehingga selanjutnya dokumen tersebut dapat dijadikan sebagai acuan dan pedoman dalam melaksanakan proses pembelajaran.

Perencanaan pembelajaran juga dapat didefinisikan sebagai proses penerjemahankurikulum yang berlaku menjadi program-program pembelajaran yang selanjutnya dapatdijadikan pedoman oleh guru dalam penyelenggaraan proses pembelajaran.

B.  Pentingnya Perencanaan Pembelajaran

Perencanaan pembelajaran dibutuhkan disebabkan beberapa hal, sebagai berikut :

1.    Pembelajaran adalah proses yang bertujuan. Sesederhana apa pun proses pembelajaranyang dibangun oleh guru, proses tersebut diarahkan untuk mencapai suatu tujuan.

2.    Pembelajaran adalah proses kerjasama. Proses pembelajaran minimal akan melibatkanguru dan siswa.

3.    Proses pembelajaran adalah proses yang kompleks. Pembelajaran bukan hanya sekedar menyampaikan materi pelajaran, akan tetapi suatu proses pembentukan perilaku siswa.

4.    Proses pembelajaran akan efektif manakala memanfaatkan berbagai sarana dan prasarana yang tersedia termasuk memanfaatkan berbagai sumber belajar.

C.  Manfaat dan Fungsi Perencanaan

Ada beberapa manfaat yang dapat kita petik dari perencanaan pembelajaran, yaitusebagai berikut :

1.    Melalui proses yang matang, kita akan terhindar dari keberhasilan yang bersifat untung-untungan.

2.    Sebagai alat untuk memecahkan masalah, dengan perencanaan yang matang guruakan dengan mudah mengantisipasi berbagai masalah yang mungkin timbul.

3.    Untuk memanfaatkan berbagai sumber belajar secara tepat.

4.    Perencanaan akan dapat membuat pembelajaran berlangsung secara sistematis artinya, proses pembelajaran tidak akan berlangsung seadanya, akan tetapi akan berlangsung secara terarah dan terorganisir.

D.  Perencanaan Pembelajaran Kemp

Perencanaan Pembelajaran Kemp Jerols E. Kemp dari California State University di Sanjose mengembangkan model Pengembangan Instruksional yang paling awal bagi pendidikan. Model pembelajaran Kemp memberikan bimbingan kepada para pemakainya untuk berfikir tentang masalah-masalah umum dan tujuan-tujuan pengajaran.

Page 12: Model Kemp

Menurut Kemp, desain pembelajaran terdiri dari banyak bagian dan fungsi yang saling berhubungan dan harus dikerjakan secara logis agar mencapai apa yang diinginkan. Model desain sistem instruksional yang dikembangkan oleh kemp merupakan model yang berbentuk lingkaran. Model berbentuk lingkaran menunjukan adanya proses kontinyu dalam menerapkandesain sistem pembelajaran. Menurut kemp langkah tiap-tiap pengembangan berhubungan langsung dengan aktivitas revisi. Pengembangan perangkat ini dimulai dari titik manapun sesuai di dalam siklus tersebut. Pengembangan model Kemp memberi kesempatan kepada para pengembang untuk dapat memulai dari komponen manapun. Namun, karena kurikulumyang berlaku secara nasional di Indonesia dan berorientasi pada tujuan, maka seharusnya proses pengembangan itu dimulai dari tujuan.

E.   Langkah-Langkah Perencanaan Pembelajaran Kemp

Skema hubungan tiap-tiap langkah dalam Perencanaan Pembelajaran Kemp. Pada dasarnya, perencanaan dalam desain pembelajaran terdiri atas delapan langkah:

1.    Menentukan Topic dan Tujuan instruksional Umum (Goal, Topic and general Purpose).

Menentukan topik dan tujuan instruksional umum untuk pembelajaran tiap pokok-pokok bahasan. Sebuah perencanaan harus menentukan topik utama, begitu pula dengan perencanaan kemp, topik tersebut akan menjadi cakupan program pembelajaran yang dibuat. Topik biasanya disusun secara logis, paling simpel, dan konkret sehingga orang dapat langsung melihat gambaran dari rencana program pembelajaran tersebut. Topik dapat disusun berdasarkan pengalaman yang didapatatau pemikiran yang menjadi dasar sesuatu yang akan dibuat.

2.    Menganalisis karakteristik pelajar (Learning Characteristic)

Ketika mendesain sebuah rencana pembelajaran kemp, kita harus memutuskankarakteristik dari siswa karena dengan mengetahui karakteristik tersebut sangat membantu dalam membuat perencanaan pembelajaran.Analisis ini diperlukan antara lain untuk mengetahui, apakah latar belakang pendidikan, dan sosial budaya siswa memungkinkan untuk mengikuti program, dan langkah-langkah apa yang perlu diambil.

3.    Tujuan Pembelajaran (Learning Objective)

Menetapkan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dapat dijadikan tolak ukur  perilaku pelajar. Dengan demikian, siswa akan mengetahui apa yang harusdikerjakannya, dan apa ukurannya dia telah berhasil. Dari segi pengajar, rumusan ituakan berguna dalam menyusun tes kemampuan/keberhasilan dan pemilihan materi yang sesuai.

4.    Menentukan Isi Meteri (Subject Content)

Menentukan isi meteri pelajaran yang dapat mendukung tiap tujuan. Isi materi pelajaran memberikan inti informasi yang diperlukan dalam pokok bahasan. Informasimenumbuhkan pengetahuan yang merupakan tata hubungan antara rincian fakta. Hasilakhirnya adalah pemikiran intelektual dan pemahaman.

5.    Menetapkan Pengajaran Awal (Pre-Assesment)

Langkah ini diperlukan untuk mengetahui sejauh mana siswa telah memenuhi persyaratan belajar yang dituntut untuk mengikuti program yang bersangkutan sertauntuk pemahaman siswa terhadap materi yang akan diberikan.

Page 13: Model Kemp

Dalam pelaksanaannya, pre-assesment tidak selalu harus dilakukan dengan konsep formal. Misalnya saja kita dapat bertanya langsung pada siswa di dalam kelas. Kita dapat bertanya berapa banyak di antara mereka yang telah mengerti dengan materi yangakan diberikan.

6.    Aktivitas Belajar Mengajar (Teaching/ learning activities resources)

Tahapan selanjutnya dari model pembelajaran adalah aktifitas belajar–mengajar.Pada tahapan ini dijelaskan tentang bentuk – bentuk dari kegiatan belajar yang efektif dan media–media yang dapat dijadikan sebagai sumber belajar. Dalam kegiatan pembelajaran ada tiga alternatif pembelajaran yaitu group presentation, individualized learning, dan interaction between teacher and student. Dalam melakukan proses pembelajaran hendaknya kita memilih alternatif kegiatan yang paling efektif dan sesuai dengan keadaan siswa. Memilih aktivitas pembelajaran dan sumber pembelajaran yang menyenangkan atau menentukanstrategi belajar-mengajar, jadi siswa akan mudah menyelesaikan tujuan yang diharapkan.

Umumnya para guru dapat mendesain pembelajaran dengan bantuan buku manual. Namun hal itu hanya terbatas pada pembelajaran yang bersifat tradisional saja. Padahal ilmu pendidikan senantiasa berkembang dan terus mengeluarkan produk  – produk baru yang lebih canggih lagi. Dari sinilah masalah muncul, karena para guru tidak menguasai produk–produk baru tersebut. Di sinilah peran seorang pendesain diperlukan. Sumber pembelajaran juga merupakan komponen terpenting yang tidak boleh kita lupakan dalam media pembelajaran.

Hendaknya kita memilih media yang cocok dengan kondisi dan materi yang akan diberikan. Media yang baik dapat memotifasi siswa dan dapat menjelaskan materi secara efektif serta mengilustrasikan isi materi. Media yang digunakan dapat bermacam – macam. Media yang digunakan dapat berupa media cetak, media audio, media visual, dan media audio visual yang terpenting media itu dapat menunjang kegiatan personal maupun kelompok.

7.    Sarana Penunjang (Support Service)

Mengkoordinasi dukungan pelayanan atau sarana penunjang yang meliputi biaya, fasilitas, peralatan, waktu dan lainnya.

1)   Biaya

Dana merupakan hal yang amat krusial dalam pengembangan pendidikan.Semua program baru yang akan dipakai tentunya memerlukan dana untuk memulainya. Sekolah yang ingin mengembangkan program pendidikannya misalnya saja dengan membuat inovasi baru, penelitian, dan pengembangan memerlukan biaya untuk menjalankannya. Pemanfaatan biaya dilakukan ketikamasa pengembangan dan selama pemakaian peralatan.

2)   Fasilitas

Proses pembelajaran tentunya membutuhkan fasilitas yang memadai untuk keberlangsungannya proses belajar-mengajar. Dalam kegiatan presentasi, kitamembutuhkan proyektor audio visual, sound sistem, papan tulis dan perlengkapanlainnya.

3)   Peralatan

Page 14: Model Kemp

Dalam menjalankan program yang telah dijalankan tentunya kita memerlukan beberapa peralatan untuk menunjang kegiatan tersebut.

4)   Waktu

Dalam menentukan program hendaknya kita memperhatikan jadwal dan waktuyang tepat.

8.    Evaluasi (Evaluation)

Mengevaluasi pembelajaran siswa dengan syarat mereka menyelesaikan pembelajaran serta melihat kesalahan-kesalahan dan peninjauan kembali beberapafase dari perencanaan yang membutuhkan perbaikan. Evaluasi harus sejalan dengantujuan awal pembelajaran. Selanjutnya tujuan awal pembelajaran akan berperansebagai acuan dari evaluasi. Proses evaluasi ini berfungsi untuk mengukur hasiloutcome dari pembelajaran yang telah dilakukan. Selain itu proses evaluasi juga berfungsi untuk mengukur tingkat keberhasilan program pembelajaran yang telahdidesain. Dari proses evaluasi ini kita dapat melihat perbandingan siswa yang lulusdan tidak lulus. Jika perbandingan siswa yang lulus lebih banyak dibandingkan siswayang tidak lulus maka pembelajaran ini dianggap berhasil.

F.   Kelemahan dan Kelebihan Perencanaan Pembelajaran Kemp

1.    Kelebihan

Dalam Model Pembelajaran Kemp ini di setiap melakukan langkah atau prosedur terdapat revisi terlebih dahulu untuk menuju ke tahap berikutnya, sehingga apabila terdapat kekurangan atau kesalahan ditahap tersebut, dapat dilakukan perbaikan terlebih dahulu barulah dapat melangkah ke tahap berikutnya. Sedangkan,

2.    Kelemahan

Dari Model Pembelajaran Jerols E. Kemp ini agak condong ke pembelajaran klasikal atau pembelajaran di kelas, sehingga peran guru disini mempunyai pengaruh yang besar, karena guru dituntut dalam rangka program pengajaran, instrument evaluasi, dan strategi pengajaran. Untuk lebih jelas, kami menyimpulkan kelemahan serta kelebihan model pembelajaran kemp dengan model pembelajaran lain dalam bentuk tabel berikut.

Kelebihan Model Pembelajaran Kemp Dari Model Pembelajaran Lain

Kelemahan Model Pembelajaran Kemp Dari Model Pembelajaran Lain

Page 15: Model Kemp

1.    Model Pembelajaran kemp berbentuk lingkaran dan ketika akan melakukan langkah-langkah selanjutnya selalu dilakukan revisi terlebih dahulu.

2.    Model Pembelajaran Kemp berbentuk siklus yang memberi kemungkinan bagi penggunanya untuk memulai kegiatan desain sistem pembelajaran dari fase manapun.

3.    Model pembelajaran kemp berfokus pada perencanaan kurikulum dengan pendekatan tradisional/klasik.

1.    Untuk model pembelajaran lain, revisihanya dilakukan setelah evaluasi pembelajaran.

2.    Untuk model pembelajaran lain, langkah awal dalam proses pembelajaran sudah ditetapkan.

3.    Model briggs diterapkan pada kurikulumyang baru, terdapat tim prmantau yang ikutdalam menyusun perencanaan pembelajaran

PENUTUP

Kesimpulan

Perencanaan pembelajaran adalah proses pengambilan keputusan hasil berfikir secara rasional tentang sasaran dan tujuan pembelajaran tertentu, yakni perubahan perilaku serta rangkaian kegiatan yang harus dilakukan sebagai upaya pencapaian tujuantersebut dengan memanfaatkan segala potensi dan sumber belajar yang ada.Jerols E. Kemp mengembangkan model Pengembangan Instruksional yang palingawal bagi pendidikan.

Model Kemp memberikan bimbingan kepada para pemakainyauntuk berfikir tentang masalah-masalah umum dan tujuan-tujuan pengajaran. Menurutkemp pengembangan desain sistem pembelajaran terdiri atas komponen-komponen, yangdikembangkan sesuai dengan kebutuhan, tujuan dan berbagai kendala yang timbul. Langkah tiap-tiap pengembangan berhubungan langsung dengan aktivitas revisi. Pengambangan perangkat ini dimulai dari titik manapun sesuai di dalam siklus tersebut.

Pengembangan model Kemp memberi kesempatan kepada para pengembang untuk dapatmemulai dari komponen manapun.Langkah-Langkah Perencanaan Pembelajaran Kemp :

1.    Daftar Topic dan Tujuan Umum (Goal, topic and General purpose).

2.    Menganalisis karakteristik pelajar (Learning Characteristic).

3.    Tujuan Pembelajaran (Learning Objective).

4.    Menentukan Isi Meteri (Subject Content).

5.    Menetapkan pengajaran awal (Pre-Assesment).

Page 16: Model Kemp

6.    Aktivitas Belajar Mengajar (Teaching/ learning activities resources).

7.    Sarana Penunjang (Support Service).

8.    Evaluasi (Evaluation)

Model perencanaan pembelajaran kemp mempunyai kelebihan serta kekurangan.Kelebihan dalam Model Pembelajaran Kemp ini di setiap melakukan langkah atau prosedur terdapat revisi terlebih dahulu untuk menuju ke tahap berikutnya. Sedangkan Kelemahan dari Model Pembelajaran Jerols E. Kemp ini agak condong ke pembelajaranklasikal atau pembelajaran di kelas, sehingga peran guru disini mempunyai pengaruhyang besar, karena guru dituntut dalam rangka program pengajaran, instrument evaluasi,dan strategi pengajaran

Diposkan oleh joni nadi   di 22.24

http://nadisamawa.blogspot.com/2013/01/model-pembelajaran-menurut-jerols-e-kemp.html