model pembelajaran terpadu connected & sequence
TRANSCRIPT
MODUL BELAJAR
PENGEMBANGAN KURIKULUM
TEMATIK
MODEL PEMBELAJARAN TERPADU
CONNECTED & SEQUENCE
Ratna Hidayah, M. Pd.
&
Laksmi Evasufi Widi Fajari, M. Pd.
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret
2021
i
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa akhirnya penulis
dapat menyusun modul dengan baik dan tepat waktu. Modul ini
mengangkat topik Model Pembelajaran Terpadu Connected dan
Sequence untuk mata kuliah Pengembangan Kurikulum Tematik
di semester 2 tahun ajaran 2021/2022 di Program Studi
Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Sebelas Maret.
Setelah membaca modul ini, diharapkan peserta didik mampu
menguasai konsep model pembelajaran terpadu connected dan
sequence. Oleh karenanya, bacalah dengan cermat seluruh isi
modul ini agar Anda dapat menguasai materi dengan baik dan
berhasil mencapai tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan.
Akhir kata, semoga modul ini bermanfaat untuk bagi semua
pihak.
Kebumen, Maret 2021
Dosen Mata Kuliah
Pengembangan Kurikulum Tematik
ii
DAFTAR ISI
Kata pengantar ............................................................... i
Isi bahasan .................................................................... ii
Tujuan pembelajaran ...................................................... 1
Pengertian Model Pembelajaran Terpadu
Connected ...................................................................... 2
Karakteristik Model Pembelajaran Terpadu
Connected ...................................................................... 3
Langkah-langkah Model Pembelajaran Terpadu
Connected ...................................................................... 5
Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Terpadu
Connected ...................................................................... 7
Pengertian Model Pembelajaran Terpadu Sequence ......... 9
Karakteristik Model Pembelajaran Terpadu Sequence ... 11
Langkah-langkah Model Pembelajaran Terpadu
Sequence ...................................................................... 13
Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Terpadu
Sequence ...................................................................... 15
Referensi ..................................................................... 16
1
KURIKULUM TEMATIK
Isi bahasan
1. Pengertian Model Pembelajaran Terpadu Connected
2. Karakteristik Model Pembelajaran Terpadu Connected
3. Langkah-langkah Model Pembelajaran Terpadu Connected
4. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Terpadu
Connected
5. Pengertian Model Pembelajaran Terpadu Sequence
6. Karakteristik Model Pembelajaran Terpadu Sequence
7. Langkah-langkah Model Pembelajaran Terpadu Sequence
8. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Terpadu
Sequence
TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah membaca modul ini, diharapkan peserta mampu:
1. Menjelaskan pengertian model pembelajaran terpadu connected
2. Menjelaskan karakteristik model pembelajaran terpadu
connected
3. Mengidentifikasi langkah-langkah model pembelajaran terpadu
connected
4. Menganalisis kelebihan dan kekurangan model pembelajaran
terpadu connected
5. Menjelaskan pengertian model pembelajaran terpadu sequence
6. Menjelaskan karakteristik model pembelajaran terpadu
sequence
7. Mengidentifikasi langkah-langkah model pembelajaran terpadu
sequence
8. Menganalisis kelebihan dan kekurangan model pembelajaran
terpadu sequence
2
1. Pengertian Model Pembelajaran Terpadu Connected
Pembelajaran terpadu model keterhubungan
merupakan model integrasi inter bidang studi. Model ini
mengorganisasikan atau mengintegrasikan satu konsep,
keterampilan, atau kemampuan yang ditumbuhkembangkan
dalam suatu pokok bahasan atau sub pokok bahasan yang
dikaitkan dengan konsep, keterampilan atau kemampuan pada
pokok basan atau subpokok bahasan lain dalam suatu bidang
studi. Menurut Saud (2016) pembelajaran terpadu model
keterhubungan adalah model pembelajaran terpadu yang
secara sengaja diusahakan untuk menghubungkan satu konsep
dengan konsep lain, satu topik dengan topik lain, satu
keterampilan dengan keterampilan lain, tugas-tugas yang
dilakukan dalam satu hari dengan tugas-tugas yang dilakukan
dihari berikutnya, bahkan ide ide yang dipelajari dalam satu
semester dengan ide-ide yang akan dipelajari pada semester
berikutnya di dalam satu mata pelajaran.
Model connected dilandasi oleh anggapan bahwa butir-
butir pembelajaran dapat dipayungkan pada induk mata
pelajaran tertentu. Butir-butir pembelajaran seperti: kosakata,
struktur, membaca, dan mengarang misalnya, dapat
dipayungkan pada mata pelajaran Bahasa dan Sastra
Indonesia. Penguasaan butir-butir pembelajaran tersebut
merupakan keutuhan dalam membentuk kemampuan
berbahasa dan bersastra. Hanya saja pembentukan
pemahaman, keterampilan, dan pengalaman secara utuh
tersebut tidak berlangsung secara otomatis. Karena itu, guru
harus menata butir-butir pembelajaran dan proses
pembelajarannya secara terpadu (Rusydi & Abdillah, 2018).
Kekuatan pembelajaran terpadu model keterhubungan
terletak pada adanya hubungan terkait antara satu konsep
dengan konsep lain, satu topik dengan topik lain dalam satu
3
bidang ilmu. Dengan merencanakan secara eksplisit tentang
keterkaitan tersebut, peserta didik diharapkan dapat
membangun pemahamannya tentang keterkaitan antara
konsep atau topik yang dipelajarinya secara komprehensif,
lebih rinci dan mendalam. Oleh karenanya, kebermaknaan
pembelajaran melalui model pembelajaran ini dapat tercapai
secara optimal. Dengan keterkaitan ide-ide eksplisit yang
direncanakan dalam satu bidang ilmu, memberi kemampuan
bagi peserta didik untuk memeriksa kembali, melakukan
konseptualisasi ulang, mengedit dan mengasimilasi ide-ide
tersebut secara bertahap (Mardianto, 2011).
Berdasarkan uraian pengertian model pembelajaran terpadu tipe
fragmented menurut pendapat ahli di atas, simpulkan model
pembelajaran terpadu tipe fragmented Anda!
2. Karakteristik Model Pembelajaran Terpadu Connected
Ilustrasi model connected
4
Implementasi pembelajaran terpadu model Connected
dikembangkan dalam bahasa dan sastra Indonesia secara
terpadu di Sekolah Dasar. Di dalam pembelajaran bahasa dan
sastra secara terpadu, yaitu pembelajaran kemampuan
berbahasa yang meliputi aspek mendengarkan, aspek
berbicara, aspek membaca dan aspek menulis dipayungkan
kepada pembelajaran apresiasi sastra.
a. aspek mendengarkan: mengidentifikasi unsur cerita rakyat
yang didengarnya
b. aspek berbicara: memerankan tokoh drama dengan lafal,
intonasi, dan ekspresi yang tepat
c. aspek membaca: menyimpulkan isi cerita dalam beberapa
kalimat
d. aspek menulis: menulis dialog sederhana dua atau tiga
tokoh dengan memperhatikan isi serta perannya.
Adapun langkah-langkah pembelajaran yang dapat
ditempuh (1) siswa mendengarkan cerita dan mengidentifikasi
unsur-unsur ceritanya, (2) siswa membaca cerita dan
menyimpulkan isi ceritanya, (3) siswa menulis dialog dua atau
tiga tokoh cerita sesuai dengan isi ceritanya, kemudian (4)
siswa berlatih berbicara dengan memerankan tokoh ceritanya.
Berdasarkan uraian contoh implementasi model pembelajaran
terpadu tipe connected di atas, simpulkan karakteristik model
pembelajaran terpadu tipe connected menurut Anda!
5
3. Langkah-langkah Model Pembelajaran Terpadu Connected
Sintaks (pola urutan) dari model pembelajaran terpadu
tipe connected (terhubung) menurut Prabowo (2000:11 – 14)
sebagai berikut :
1. Tahap Perencanaan :
a. Menentukan tujuan pembelajaran umum
b. Menentukan tujuan pembelajaran khusus
2. Langkah-langkah yang ditempuh oleh guru :
a. Menyampaikan konsep pendukung yang harus
dikuasai siswa (materi prasyarat)
b. Menyampaikan konsep-konsep yang hendak dikuasai
oleh siswa
c. Menyampaikan keterampilan proses yang dapat
dikembangkan
d. Menyampaikan alat dan bahan yang akan digunakan
/ dibutuhkan
e. Menyampaikan pertanyaan kunci
3. Tahap Pelaksanaan, meliputi :
a. Pengelolaan kelas (dengan membagi kelas kedalam
beberapa kelompok)
b. Kegiatan proses
c. Kegiatan pencatatan data
d. Diskusi secara klasikal
4. Evaluasi, meliputi :
Evaluasi proses , berupa: (11) Ketepatan hasil pengamatan;
(2) Ketepatan dalam penyusunan alat dan bahan; (3)
Ketepatan siswa saat menganalisis data.
Evaluasi produk: penguasaan siswa terhadap konsep-
konsep / materi sesuai dengan tujuan pembelajaran khusus
yang telah ditetapkan.
Evaluasi psikomotor: kemampuan penguasaan siswa
terhadap penggunaan alat ukur.
6
Dalam menerapkan pembelajaran terpadu model
keterhubungan perlu diperhatikan beberapa hal sebagaimana
dijelaskan Mardianto (2011:54) sebagai berikut:
a. Tidak semua konsep dalam pokok bahasan perlu
dikaitkan. Pilihan secara cermat untuk mengembangkan
ide-ide eksplisit atau nyata sebagai fokus belajarnya.
b. Ide-ide eksplisit dikembangkan dengan
mempertimbangkan karakteristik bidang ilmu,
karakteristik peserta didik (tingkat perkembangan, gaya
belajar), minat dan lingkungan dan lokasi setempat.
c. Sebelum memilih fokus pembelajaran, telaah kurikulum
secara rinci untuk mengembangkan ide-ide eksplisit untuk
keterkaitan hubungan antara konsep, topik dan unit.
d. Dimungkinkan mengaitkan konsep dalam kompetensi
dasar di semester sebelumnya.
e. Kembangkan keterkairan antara konsep dengan lain,
topik dengan topik lain agar pembelajaran menjadi lebih
rinci dan mendalam.
f. Perhatikan pemilihan aktivitas belahar agar pengetaguan
dan keterampilan serta sikap yang dipelajaru memiliki
kebermaknaan bagi peserta didik.
Berdasarkan uraian langkah-langkah model pembelajaran
terpadu tipe connected menurut pendapat ahli di atas,
simpulkan langkah-langkah model pembelajaran terpadu tipe
connected!
7
4. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Terpadu
Connected
Fogarty (1991) memaparkan kelebihan dan kelemahan
pembelajaran terpadu model keterhubungan sebagai berikut:
a. Dengan pengintegrasian ide-ide interbidang studi maka
peserta didik mempunyai gambaran yang luas
sebagaimana suatu bidang studi yang terfokus pada suatu
aspek tertentu.
b. Peserta didik dapat mengembangkan konsep-konsep kunci
secara terus menerus, sehingga terjadilah proses
internalisasi.
c. Mengintegrasikan ide-ide dalam interbidang studi
memungkinkan peserta didik mengkaji,
mengkonsepstualisasi, memperbaiki serta mengasimilasi
ide-ide dalam memecahkan masalah.
Di sisi lain, kelemahan pembelajaran terpadu model
keterhubungan adalah sebagai berikut:
a. Masih kelihatan terpisahnya interbidang studi.
b. Tidak mendorong guru untuk bekerja secara tim sehingga
isi pelajaran tetap fokus tanpa merentangkan konsep-
konsep serta ide-ide antarbidang studi.
c. Dalam memadukan ide-ide pada satu bidang studi, maka
usaha untuk mengembangkan keterhubungan antar bidang
studi menjadi terabaikan.
Sementara itu menurut Trianto (2012) kelebihan
pembelajaran terpadu model keterhubungan adalah sebagai
berikut:
a. Dengan adanya hubungan atau kaitan antara gagasan di
dalam satu bidang studi, peserta didik mempunyai
gambaran yang lebih komprehensif dari beberapa aspek
tertentu secara lebih mendalam.
8
b. Konsep-konsep kunci dikembangkan dengan waktu yang
cukup sehingga lebih dapat dicerna oleh peserta didik.
c. Kaitan-kaitan dengan sejumlah gagasan di dalam satu
bidang studi memungkinkan peserta siswa untuk dapat
mengkonseptualisasi kembali dan mengasimilasi gagasan
secara bertahap.
d. Pembelajaran model ini tidak menganggu kurikulum yang
sedang berlaku.
Sedangkan kelemahan pembelajaran terpadu model
keterhubungan adalah berbagai bidang studi masih tetap
terpisah dan nampak tidak ada hubungan meskipun
hubungan-hubungan itu telah disusun secara eksplisit di dalam
satu bidang studi.
Selanjutnya menurut Hernawan dan Resmini (2005)
kelebihan pembelajaran terpadu model keterhubungan adalah:
a. Dengan mengaitkan ide-ide dalam satu mata pelajaran,
siswa memiliki keuntungan gambaran yang besar seperti
halnya suatu mata pelajaran yang terfokus pada satu
aspek.
b. Konsep-konsep kunci dikembangkan siswa secara terus
menerus sehingga terjadi internalisasi.
c. Mengaitkan ide-ide dalam suatu mata pelajaran
memungkinkan siswa mengkaji, mengkonseptualisasi,
memperbaiki, dan mengasimilasi ide secara berangsur-
angsur dan memudahkan transfer atau pemindahan ide-
ide tersebut dalam memecahkan masalah.
Kelemahan model pembelajaran keterhubungan
adalah:
a. Berbagai mata pelajaran di dalam model ini tetap terpisah
dan nampak tidak terkait, walaupun hubungan dibuat
secara eksplisit antara mata pelajaran (interdisiplin).
9
b. Guru tidak didorong untuk bekerja secara bersama-sama
sehingga isi pelajaran tetap terfokus tanpa merentangkan
konsep-konsep dan ide-ide antara mata pelajaran.
c. Usaha-usaha yang terkonsentrasi untuk mengintregrasikan
ide-ide dalam suatu mata pelajaran dapat mengabaikan
kesempatan untuk mengembangkan hubungan yang lebih
global dengan mata pelajaran lain.
Berdasarkan uraian kelebihan dan kelemahan model
pembelajaran terpadu tipe connected menurut pendapat ahli di
atas, simpulkan kelebihan dan kelemahan model pembelajaran
terpadu tipe connected menurut Anda!
1. Pengertian Model Pembelajaran Terpadu Tipe Sequence
Model sequenced merupakan model pemaduan topik-
topik antar mata pelajaran yang berbeda secara paralel. Isi
cerita dalam roman sejarah, misalnya; topik pembahasannya
secara paralel atau dalam jam yang sama dapat dipadukan
dengan ikhwal sejarah perjuangan bangsa, karakteristik
kehidupan sosial masyarakat pada periode tertentu maupun
topik yang menyangkut perubahan makna kata. Topik-topik
10
tersebut dapat dipadukan pembelajarannya pada alokasi jam
yang sama (Rusydi & Abdillah, 2018).
Gambar di samping
menunjukkan bahwa
model sequenced
diibaratkan seperti
eyeglasses (kaca mata),
yang berarti konten
internal yang bervariasi
dibingkai oleh konsep yang berkaitan. Lensa menggambarkan
dua materi pelajaran yang berbeda. Kedua lensa sejajar karena
kedua materi pelajaran ini akan diajarkan secara paralel,
dimana isi materi pelajaran tersebut telah diurutkan terlebih
dahulu. Mata pelajaran yang terpisah ini dibingkai oleh
konsep yang berkaitan yang menaungi topik atau mata
pelajaran tersebut.
Ilustrasi model sequence
Model Sequenced adalah model pembelajaran terpadu
yang menekankan pada urutan karena adanya persamaan-
persamaan konsep, walaupun mata pelajarannya berbeda
(Forgarty, 1991). Hamalik (2008), menyatakan bahwa model
sequenced adalah susunan atau urutan pengelompokan
kegiatan atau langkah-langkah yang dilakukan dalam
perencanaan kurikulum dengan lebih mengacu pada ”kapan”
11
dan ”di mana” pokok-pokok bahasan tersebut ditempatkan
dan dilaksanakan.
Berdasarkan uraian pengertian model pembelajaran terpadu tipe
sequence di atas, carilah beberapa referensi lain dan simpulkan
pengertian model pembelajaran terpadu tipe sequence menurut
Anda!
2. Karakteristik Model Pembelajaran Terpadu Tipe Sequence
Contoh pembelajaran sequenced
12
Gambar di atas merupakan contoh pembelajaran yang
menggunakan model sequenced. Gambar tersebut
menunjukkan bagaimana semulanya mata pelajaran Seni
Bahasa dan Sosial memiliki daftar topik yang mungkin saja
daftar tersebut berdasarkan urutan dalam buku teks yang
tersedia. Namun, ketika menggunakan model sequenced
urutan topik yang akan diajarkan menjadi berubah.
Contohnya, urutan pertama pada mata pelajaran Seni Bahasa
adalah “Robin Hood” dan pada mata pelajaran Sosial adalah
“Revolusi Perang”. Ketika topik-topik diatur ulang dan
diurutkan maka hasilnya menjadi pada urutan pertama topik
yang akan diajarkan yakni Robin Hood dan Abad
Pertengahan, karena Robin Hood ini adalah sebuah cerita
rakyat Inggris yang menurut catatan terjadi di abad
pertengahan, sehingga sembari guru mengajarkan mengenai
Abad Pertengahan, belajar seni bahasa mengenai Robin Hood
dapat diajarkan secara paralel.
Berdasarkan contoh di atas maka dapat disimpulkan
bahwa ciri-ciri model sequenced, antara lain:
a. Berpusat pada anak. Siswa lebih mudah memahami
konsep karena adanya mata pelajaran yang saling
berkaitan.
b. Konsep dari berbagai bidang studi disajikan dalam suatu
proses pembelajaran.
c. Guru bidang studi melakukan kerjasama dengan partner
untuk mengurutkan konsep-konsep yang sama, yang akan
diajarkan pada siswa.
d. Topik atau unit pada satu mata pelajaran disusun dan
diurutkan bertepatan dengan unit mata pelajaran lain.
e. Ide atau konsep yang sama pada satu mata pelajaran
diajarkan juga pada mata pelajaran lain, walaupun tetap
pada pengajaran yang terpisah.
13
Berdasarkan uraian karakteristik model pembelajaran terpadu
tipe sequenced di atas, carilah beberapa referensi, kemudian
tambahkan karakteristik model pembelajaran terpadu tipe
sequence pada kolom berikut ini!
3. Langkah-langkah Model Pembelajaran Terpadu Tipe
Sequence
Model sequenced berguna pada tahap awal proses
integrasi, menggunakan dua bidang disiplin yang mudah
dikaitkan satu sama lain. Guru harus bekerja dengan seorang
mitra, mulai dari membuat daftar isi kurikuler secara terpisah.
Kemudian, tim mencoba menyulap potongan-potongan konten
yang terpisah menjadi "cocok" atau urutan beberapa hal
bersinggungan. Guru mencoba menyamakan konten yang
berbeda untuk membuat lebih masuk akal bagi para siswa yang
belajar kedua bidang disiplin ilmu tersebut. Dalam model ini,
kedua disiplin ilmu tetap murni. Penekanan khusus masih
dalam domain materi pelajaran, tetapi siswa mendapatkan
manfaat dari konten yang terkait.
Untuk mengaplikasikan model sequence pada proses
pembelajaran di sekolah, langkah-langkah pengembangan
dapat dilakukan, sebagai berikut:
14
a. Menganalisis isi kurikulum.
b. Think Back (Re-design): Memilih dua mata pelajaran sejenis
dan mengurutkan topik atau konsep dari masing-masing
mata pelajaran dengan periode waktu yang sejajar.
c. Think Ahead (Design): Memikirkan urutan yang logis dari
kedua mata pelajaran dan menempatkan ke dalam urutan
yang tepat.
d. Think Again (Refine): Mendesain atau meredesain unit,
topik, atau konsep dari kedua mata pelajaran yang secara
logis dapat diajarkan dengan periode waktu yang sejajar.
Berdasarkan uraian langkah model pembelajaran terpadu tipe
sequenced di atas, carilah beberapa referensi, kemudian
simpulkan langkah penerapan model pembelajaran terpadu tipe
sequence pada kolom berikut ini!
15
4. Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran Terpadu
Tipe Sequence
Melalui penataan ulang urutan topik, bab, dan unit;
guru dapat menetapkan prioritas kurikuler, ini lebih baik
daripada harus mengikuti urutan yang ditetapkan oleh redaksi
buku teks. Dengan cara ini, guru dapat membuat keputusan
penting mengenai isi materi pelajaran yang akan diajarkan.
Dari sudut pandang siswa, pengurutan yang disengaja pada
topik yang berhubungan antar disiplin ilmu dapat membantu
siswa memahami pelajaran mereka baik pada subjek maupun
konten. Pengintegrasian dapat membantu transfer ilmu. Ketika
siswa melihat guru pada area konten yang berbeda, ruangan
yang berbeda, periode yang berbeda, membuat pokok-pokok
yang sama, maka siswa dapat memperkuat pengetahuannya
dan mendapat pembelajaran yang lebih bermakna.
Sebuah kelemahan dari model sequenced adalah
diperlukan kompromi untuk membentuk model. Guru harus
mengalah pada otonomi dalam membuat urutan kurikulum
karena guru bermitra dengan yang lain, artinya guru tidak
boleh menang sendiri atau mementingkan diri sendiri namun
guru harus banyak mengalah karena dalam penggunaan model
ini melibatkan dua guru yang bermitra. Untuk urutan yang
sesuai dengan kejadian-kejadian yang terakhir membutuhkan
kerjasama yang berkelanjutan dan fleksibilitas yang tinggi dari
semua orang yang area kontennya terlibat. Hal ini tidak
semudah kedengarannya. Namun, dalam waktu yang sangat
singkat, bahkan dengan hanya satu sore bersama, mitra guru
dapat dengan mudah melakukan beberapa penataan ulang dan
pengurutan sebagai langkah awal. Jika usaha pertama ini
dalam menghubungkan dua area subjek berhasil, maka dua
guru dapat mencoba mengurutkan lebih banyak unit untuk
pengajaran paralel.
16
Berdasarkan uraian kelebihan dan kelemahan model
pembelajaran terpadu tipe sequence menurut pendapat ahli di
atas, simpulkan kelebihan dan kelemahan model pembelajaran
terpadu tipe sequence menurut Anda!
REFERENSI
Fogarty, R. 1991. How to Integrate the Curricula. Illinios: Skylight
Publishing Inc.
Rusydi, A., & Abdillah. 2018. Pembelajaran Terpadu
(Karakteristik, Landasan, Fungsi, Prinsip & Model). Medan:
Lembaga Peduli Pengembangan Pendidikan Indonesia.
Trianto. 2012. Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta: PT Bumi
Aksara.
Saud, U. S, Rukmana, A dan Resmini, N. 2006. Pembelajaran
Terpadu. Bandung: UPI Press.
Mardianto. 2011. Pembelajaran Tematik. Medan: Perdana
Publishing.
Hernawan, A. H & Resmini, N. 2005. Pembelajaran Terpadu.
Jakarta: Universitas Terbuka.