model psikoanalitis

Upload: panjie-ariek-indraswara

Post on 18-Jul-2015

447 views

Category:

Documents


14 download

TRANSCRIPT

STUDENT LEARNING OBJECTIVE 1. Mahasiswa mendiskusikan definisi model keperawatan 2. Mahasiswa mendiskusikan tokoh, focus, konsep utama, pandangan

penyimpangan perilaku, gejala yang muncul, implikasi keperawatan, proses terapeutik dan peran terapis dank lien dari konsep model Model psikoanlisa Model interpersonal Model sosial Model eksistensi Model terapi supportif Model medical Model perkembangan psikososial Model perkembangan kognitif Model perkembangan moral Model adaptasi stress stuard(stuard, 2009)

DEFINISI MODEL KEPERAWATAN Model adalah suatu cara mengorganisasikan kumpulan pengetahuan yang kompleks seperti konsep yang berhubungan dengan perilaku manusia(stuart, 2006). Model konseptual keperawatan merupakan suatu cara untuk memandang situasi dan kondisi pekerjaan yang melibatkan perawat di dalamnya. Model konseptual keperawatan memperlihatkan petunjuk bagi organisasi dimana perawat mendapatkan informasi agar mereka peka terhadap apa yang terjadi pada suatu saat dengan apa yang terjadi pada suatu saat juga dan tahu apa yang harus perawat kerjakan. Pendekatan keperawatan berdasarkan : a. teori sistem b. teori perkembangan c. teori interaksi d. pendekatan holistic e. pendekatan proses keperawatan Pandangan model keperawatan terhadap penyimapngan perilaku, asuhan keperawatan berfokus pada respon individu terhadap masalah kesehatan yang actual dan potensial, dengan berfokus pada : a. rentang sehat sakit b. teori dasar keperawatan c. tindakan keperawatan d. dampak atau hasil tindakan

A. MODEL PSIKOANALITIS (S. Freud, Ericson, Klein, Horney, FrommReich-mann, Menninger) Tokoh :

Model psikoanalisa ini ditokohi oleh Sigmund Freud. Pengikutnya adalah Erik Erikson (1963), Anna Freud (1966), Melanie Klein (1949), Karl Menninger (1963).

Merupakan model yang pertama dikemukakan oleh Sigmund Freud. Psikoanalisa meyakini bahwa penyimpangan perilaku pada usia dewasa berhubungan dengan perkembangan pada masa anak

Hipotesis psikoanalisis menyatakan bahwa tingkah laku manusia sebagian besar ditentukan oleh motif motif tak sadar, sehingga Freud dijuluki sebagai bapak penjelajah dan pembuat peta ketidaksadaran, manusia

Fokus Model ini berfokus pada perilaku yang menyimpang dan perkembangan manusia. Model ini menjelaskan bahwa gangguan jiwa dapt terjadi pada seseorang apabila ego(akal) tidak berfungsi dalam mengontrol id (kehendak nafsu atau insting). Ketidakmampuan seseorang dalam menggunakan akalnya (ego) untuk mematuhi tata tertib, peraturan, norma, agama(super ego/das uber ich), akan mendorong terjadinya penyimpangan perilaku (deviation of Behavioral). Faktor penyebab lain gangguan jiwa dalam teori ini adalah adanya konflik intrapsikis terutama pada masa anak-anak. Misalnya ketidakpuasan pada masa oral dimana anak tidak mendapatkan air susu secara sempurna, tidak adanya stimulus untuk belajar berkata- kata, dilarang dengan kekerasan untuk memasukkan benda pada mulutnya pada fase oral dan sebagainya. Hal ini akan menyebabkan traumatic yang membekas pada masa dewasa.

Konsep utama Model ini mejelaskan bahwa gangguan jiwa dapat terjadi pada seseorang apabila ego(akal) tidak berfungsi dalam

mengontrol id(kehendak nafsu/insting). Ketidakmampuan seseorang ich, akan dalam menggunakan akalnya(ego) untuk mematuhi tata tertib norma agama, (super ego/das uber mendorong terjadinya penyimpangan perilaku(deviation of behavior) 1. Id (das-es) Terletak dalam alam bawah sadar dan merupakan

dorongan-dorongan

primitive

yakno

dorongan-dorongan

yang belum dibentuk atau dipengaruhi oleh kebudayaan atau dorongan bawaan sejak lahir. id tidak membedakan antar pikiran dan perbuatan, antar yang nyata dan hanya dalam khayalan saja. Prinsip yang menyenangkan. 2. Ego Ego merupakan sebuah pengatur agar id dapat dipuaskan atau disalurkan dalam lingkungan social. System kerjanya pada lingkungan adalah realita (prinsip

nyata )untuk mengatur dorongan-dorongan id agar tidak melanggar nilai-nilai superego. 4-6 bln 3. Superego 3-6 tahun Superego, sebagai hati nurani anda, perangkat system nilai ( dipengaruhi pengalaman) yang menunjukan pada kebenaran dan kesalahan. 4. Mekanisme pertahanan ego Untuk menghadapi tekanan kecemasan yang ebrlebihan, system ego terpaksa mengambil tindakan ekstrim untuk menghilangkan tekanan itu. Dengan tujuan mempertahankan ego terhadap tekanan kecemasan

Perkembangan diri: Artinya gangguan jiwa dapat terjadi karena perkembangan seseorang ketika masih kecil/kanak kanak atau kasus yang terjadi adalah akibat masa lalu

Resolusi konflik perkembangan yang inadequate : Artinya gangguan jiwa terjadi karena seseorang tidak dapat menyelesaikan masalahnya di masa lalu dengan baik, sehingga muncul ketidakpuasan

Pandangan penyimpangan perilaku Perilaku didasarkan pada awal perkembangan dan resolusi konflik perkembangan yang tidak adekuat. Pertahanan ego tidak dapat mengontrol ansietas. Gejala timbul akibat upaya mengatasi ansietas dan berhubungan dengan konflik yang tidak terselesaikan. Paradigma terhadap penyimpangan perilaku yaitu bila tugas perkembangan tidak selesai maka akan terjadi penyimpangan. Bila terlalu fokus pada satu tahap perkembangan/sulit melewati tahap perkembangan maka akan menyebabkan kegelisahan (ansietas), kemudian terjadi penyimpangn perilaku dan akhirnya akan terjadi gangguan jiwa (neurosis). Penyimpangn perilaku merupakan representasi konflik internal (contoh : kompulsif cuci tangan karenadilabel tidak bersih pada masa anak).

Perilaku didasarkan pada awal perkembangan dan resolusi konflik perkembangan ysng tidak adekuat. Sebagai contoh : Penyimpangan perilaku pada usia dewasa berhubungan perkembangan pada masa anak. Setiap fase perkembangan mempunyai tugas perkembangan yang harus dicapai. Kegagalan tugas tumbuh kembang pada masa anak disertai denga ego defence yang tidak adekuat.

Ego tidak mampu nengontrol ansietas atau kecemasan dan konflik yang tidak terselesaikan Gejala timbul akibat upaya mengatasi ansietas dan

berhubungan dengan konflik yang tidak terselesaikan.

Gejala yang muncul Merupakan simbul dari konflik yang sedang dialami, dan merupakan usaha untuk mengatasi kecemasan , yang berhubungan dengan konflik yang tidak teratasi

Implikasi keperawatan Dengan menggunakan model ini perawat dapat berupaya melakukan pengkajian mengenai keadaan traumatic atau stressor yang dianggap bermakna pada masa lalunya(pernah disiksa orang tua, diperlakukn secara kasar, ditelantarkan, diperkosa pada masa anak ), dengan menggunakan pendekatan komunikasi terapeutik setelah terjalin trust Struktur kpribadian Memahami mekanisme pertahanan ego Menetapkan perilaku maladaptive Dasar menyusun rencana Mengubah perilaku dan membantu klien menerima diri

Proses terapeutik

Psikoanalisis menggunakan teknik asosiasi bebas dan analisis traumatik mimpi. Hal dan ini menginterpretasi area perilaku, masalah menggunakan transferens untuk memperbaiki pengalaman terdahulu, mengidentifikasi melalui interpretasi resistens pasien. Psikoanalisis menggunakan tekhnik asosiasi bebas dan analisis mimpi.Hal ini menginterpretasikan perilaku ,menggunakan transferens terdahulu untuk dan memperbaiki pengalaman area masalah traumatik melalui mengidentifikasi

interpretasi resistensi pasien(stuard,2006). Missal klien dibuat dalam keadaan ngantuk yang sangat. Dengancara demikian klien dapat mengungkapkan semua pikiran dan mimpinya Pendekatan psikoanalisa didasarkan pada Keyakinan bahwa gangguan perilaku b.d pengalaman ansietas yang tidak terselesaikan yang ditekan pada alam bawa sadar. Focus treatment Membantu pengalaman kealam sadar sehat trhdp ansietas Metode belajar koping yg

Asosiasi bebas Verbalisasi pikiran tanpa penyensoran tambahan Peran terapis dan klien

analisa mimpi menyediakan wawasan

Pasien mengungkapkan semua pemikiran dan mimpi serta mempertimbangkan interpretasi ahli terapi. Ahli terapi tetap mengupayakan perkembangan transferens dan menginterpretasi pikiran dan mimpi pasien dalam hal konflik, transferens, dan resistens.

Pasien menggunakn dan mengungkapkan semua pikiran dan mimpi serta mempertimbangkan interpretasi, active participant Ahli terapi tetap mengupayakan perkembangan tranferens dan menginterpretasi pikiran dan mimpi,pasien dalam hal konflik ,tranferens dan resistensi Peran klien dan terapis yaitu klien berperan aktif dan bebas mengungkapkan semua isi pikiran/mimpinya. Sedangkan terapis berperan seperti shadow person yaitu terapis bisa saja berperan tidak nampak di depan klien dengan melakukan terapi non verbal tidak menghambat hubungan bebas.

B. MODEL INTERPERSONAL (Sullivan, Peplau) Tokoh : Model ini ditokohi oleh Harry Stack Sullivan (1953), Gerald Klerman (1993), Hildegard Peplou (1952).

Fokus Metode ini berfokus pada pengalaman hubungan interpersonal. Konsep utama Menurut konsep model ini, kelainan jiwa seseorang bias muncul akibat adanya ancaman. Ancaman tersebut menimbulkan kecemasan (Anxiety). Ansietas timbul dan alami seseorang akibat adanya konflik saat berhubungan dengan orang lain (interpersonal). Menurut konsep ini perasaan takut seseorang didasari adanya ketakutan ditolak atau tidak diterima oleh orang sekitarnya. Contohnya adalah ketakutan seorang anak yang lahir tidak diinginkan oleh orang tuanya karena lahir cacat, dan keberadaannya tidak diterima oleh orang di sekitarnya. Tujuan terapi interpersonal yaitu mengurangi gejala

gangguan jiwa, meningkatkan fungsi sosial, meningkatkan hubungan sosial dengan orang lainsecara adaptif. Menurut konsep model ini, kelainan jiwa seseorang bisa muncul akibat adanya ancaman. Ancaman tersebut menimbulkan kecemasan(anxiety), ansietas timbul dan dialami seseorang akibat adanya konflik saat berhubungan dengan orang lain (interpersonal). Tidak mampu memenuhi kebutuhan /keamanan gangguan jiwa Sulivan merumuskan empat buah dalil sebagai dasar semua teorinya : 1. Dalil biologis 2. Fungsi manusia yang esensial 3. Pentingnya kecemasan 4. Dalil kelembutan hati Menurut sulivan semua manusia mempunyai tujuan utama yang dinamakan keadaan akhir(end states). Yang pertama adalah kebutuhan biologis : makanan, minuman, hawa, sex, dan sebagainya, yang menuntut kepuasan. Yang kedua adalah kebutuhan akan keamanan Berhubungan dengan kebutuhan budaya seperti penyesuaian norma sosial, nilai suatu kelompok tertentu seperti kebutuhan akan kedudukan dan hubungna dengan orang lain. Semua kebutuhan ini menjadi nyata sebagai perasaan tegang Ciri khas yang dipakai seseorang dalam usaha memenuhi kebutuhan itu dinamakan dinamisme(dynamism). Bila dinamisme itu berhasi dalam memuaskan suatu kebutuhan, maka ketegangan yang berhubungan dengan ketegangan itu akan tidak hilang. atau Keadaan ini dikatakantelah saja dapat suatu terintregasi, oleh akan dipuaskan, atau diselesaikan. Akan tetapi banyak kebutuhan hanya sebagian dipuaskan kebutuhan dinamisme. Pemuasan lengkap

keamanana sering terganggu oleh adanya kecemasan.

-

Menurut Sullivan

individu memandang orang lain sesuai

dengan yang ada pada dirinya. Sullivan menekankan besarnya pengaruh perkembangan masa anak-anak terhadap kesehatan jiwa individu. Kecemasan pertama yang sungguh-sungguh dialami sewaktu bayi pada saat merasakan kecemasan ibu. Selanjutnya kecemasan dihubungkan dengan penolakan/tidak direstui oleh orang-orang yang dekat/penting bagi individu. Jika anak hanya menerima stimulus penolakan atau kecemasan atau kritik, maka anak akan mengembangkan sistem diri yang negati Dalam proses interpersonal sulivan mengungkapkan bahwa perawat dank lien memiliki 4 tahap yaitu : 1. orientasi perawat dank lien melakukan kontrak awal dan terjadi proses pengumpulan data 2. identifikasi perawat memfasilitasi ekspresi perasaan klien dan melaksanakan askep 3. eksplorasai perawat member gambaran kondisi klien 4. resolusi perawat memandirikan klien

Pandangan penyimpangan perilaku Ansietas timbul dan dialami secara interpersonal. Rasa takut yang mendasar adalah takut terhadap penolakan. Seseorang membutuhkan rasa aman dan kepuasan yang diperoleh melalui hubungan interpersonal yang positif. Perilaku berkembang dari hubungan interpersonal, dimana ada pengaruh perkembangan pada masa kanak-kanak terhadap kesehatan jiwa individu.

Implikasi keperawatan Perawat mengembangkan hubungan terapeutik dengan pasien

Membantu dalam meningkatkan kemampuan interaksi Menerima fungsi independent dan interpersonal

Proses terapeutik Hubungan antara ahli terapi dan pasien membangun perasaan aman. Ahli terapi membantu pasien membina hubungan saling percaya Kemudian dan mendapatkan dibantu kepuasan untuk interpersonal. pasien

mengembangkan hubungan akrab di luar situasi terapi. Proses terapi menurut konsep ini adalh Build Feeling Security (berupaya membangun rasa aman pada klien), Trusting Relationship and interpersonal Satisfaction (menjalin hubungan yang saling percaya) dan membina kepuasan dalam bergaul dengan orang lain sehingga klien merasa berharga dan dihormati.

Proses terapi pada metode ini menggunakan Build Feeling Security, yaitu :

Berupaya membangun rasa aman bagi klien Trusting relationship and interpersonal satisfaction Menjalin hubungan saling percaya dan membina kepuasan dalam bergaul dengan orang lain sehingga klien merasa berharga dan dihormati.

-

Proses terapi menurut konsep ini adalah building feeling security (berupaya membangun rasa aman bagi klien), Trusting relationship and interpersonalsatisfactio(menjalin hubungan yang saling percaya)dan membina kepuasan dalam bergaul dengan orang lain sehingga klien merasa berharg adan dihormati (Iyus yosep,2010)

-

Klien akan belajar berhubungan interpersonal yang memuaskan dengan re-edukasi dan mengembangkan hubungan saling percaya

-

Hubungan antara ahli terapi dan pasien membangun perasaan aman.

-

Ahli terapi membantu pasien membina hubungan saling percaya dan mendapatkan kepuasan interpersonal, Mengoreksi pengalaman interpersonal dengan mengalami hubungan yang sehat dengan terapis, kemudian pasien dibantu untuk mengembangkan hubungan akrab di luar situasi terapi Langkah pertama Mengeksplorasi proses perkembangan klien Lengkah kedua Mengoreksi pengalaman interpersonal Langkah ketiga

Re-edukasi tentang pentingnya berhubungan dengan orang lain Mengembangka hubungan saling percaya Peran terapis dan klien Pasien menceritakan kecemasan dan perasaannya kepada ahli terapi. Ahli terapi menjalin hubungan akrab dengan pasien, menggunakan empati untuk merasakan perasaan pasien, dan menggunakan hubungan sebagai suatu pengalaman interpersonal korektif. Peran (berupaya perawat dalam terapi adalah mengenai share anxieties yang

melakukan

sharing

apa-apa

dirasakan klien, apa yang biasa dicemaskan oleh klien saat berhubungan dengan orang lain), therapist use empathy and relationship ( perawat berupaya bersikap empati dan turut

merasakan apa-apa yang dirasakan oleh klien). Perawat memberiakan respon verbal yang mendorong rasa aman klien dalam berhubungan dengan orang lain.

Pasien

menceritakan

kecemasan

dan

perasaannya

kepada ahli terapi. Ahli terapi menjalin hubungan akrab dengan pasien menggunakan empati untuk merasakan perasaan pasien, dan menggunakan hubungan sebagai suatu pengalaman interpersonal korektif Share anxiety(berupaya melakukan sharing mengenai apa-apa yang dirasakan klien, apa yang biasa dicemaskan klien saat berhubungan dengan orang lain) Therapist use empaty and relationship(perawat berupaya besikap empati dan turut merasakan apa yang dirasakan klien) Memberikan respon verbal yang mendorong rasa aman klien dalam berhubungan ddengan orang lain

C. MODEL SOSIAL (Szasz, Caplan) Tokoh : Model ini ditokohi oleh Thomas Szasz (1961) dan Gerald Caplan (1964).

Fokus Berfokus pada lingkungan sosial yang mempengaruhi individu dan pengalaman hidupnya. Pandangan sosial terhadap penyimpangan perilaku, kondisi sosial bertanggung jawab terhadap penyimpangan perilaku, perilaku yang dianggap

normal

pada

suatu

daerah

tertentu

mungkin

sebagai

penyimpangan pada daerah yang lain. caplan : Situasi social dapat mencetuskan gangguan jiwa. Situasi tersebut

dapat berupa : kemiskinan situasi keuangan tak stabil, pendidikan tidak adekuat, dapat dicegah kurang mampu mengatasi stress kurang support system. szas: Setiap individu bertanggung jawab terhadap perilakunya. Individu

mampu mengontrol untuk menyesuaikan perilakunya dengan yang diharapkan masyarakat.

Konsep utama Menurut konsep ini seseorang akan mengalami gangguan jiwa atau penyimpangan perilaku apabila banyaknya factor social dan factor lingkungan yang akan memicu munculnya stress pada seseorang ( social and environmental factors create stress, which cause anxiety and symptom). Menurut konsep model ini, seseorang akan mengalami

gangguan jiwa atau penyimpangan perilaku apabila banyaknya faktor sosial dan faktor lingkungan yang akan memicu munculnya stress pada seseorang(social and environtment factor create stress with cause anxiety aand symptom). Akumulasi stressor yang ada seperti macet, bising, tuntutan persaingan pekerjaan, harga barang yang mahal, persaingan kemewahan, iklim yang sangat dingin, ancaman penyakit, pulusi, sampah, akan mencetuskan stress pada ndividu

Pandangan penyimpangan perilaku

Faktor sosial dan lingkungan menimbulkan stress yang menyababkan ansietas, dan mengakibatkan timbulnya gejala. Perilaku yang tidak dapat diterima (menyimpang) diartikan secara sosial dan memenuhi kebutuhan sistem sosial. Pandangan terhadap penyimpangan perilaku yaitu perilaku menyimpang merupakan budaya, sedangkan perilaku noorma untuk suatu budaya berbeda untuk budaya yang lain. Menurut Szasz individu memenuhi ekspektasi sosial. Individu dengan label gangguan jiwa memenuhi ekspektasi sosial, apabila orang ini sembuh maka akan diterima oleh masyarakat, dengan kata lainindividu bertanggung jawab atas perilakunya, individu mampu mengontroluntuk menyesuaikan perilakunya sesuai dengan yang diharapkan masyarakat. Menurut Caplan penyimpangan perilaku biasanya dikarenakan oleh situasi sosial (misalnya kemiskinan, masalah keluarga, pendidikan rendah).

Implikasi keperawatan Model ini digunakan perawat untuk mengidentifikasi stressor eksternal pada pasien serta membantu pasien untuk merencanakan perubahan untuk meminimalkan/ memodifikasi stressor yang ada

Proses terapeutik Pasien dibantu untuk menghadapi sistem sosial. Intervensi krisis dapat digunakan. Manipulasi lingkungan dan menunjukkan dukungan khusus juga diterapkan. Dukungan kelompok sebaya dianjurkan. Proses terapi sosial yaitu Proses terapi Environment

manipulation and social support. Modifikasi lingkungan dan adanya dukungan social missal : rumah harus bersih, teratur, harum, tidak bising, ventilasi cukup, penataan alat dan perabot

yang teratur. Sedangkan menurut Szasz dalam proses terapi sosial klien bebas memilih (dirawat/di masyarakat), dan menurut Caplan proses terapi sosial menggunakan comunity based service.

Peran terapis dan klien Pasien secara aktif menyampaikan masalahnya kepada ahli terapi dan bekerja sama dengan ahli terapi untuk menyelesaikan masalahnya. Menggunakan sumber yang ada di masyarakat. Ahli terapi mengkaji sistem sosial pasien dan membantu pasien menggunakan sumber yang tersedia atau menciptakan sumber baru. Peran terapis dan klien dalam metode ini antara lain Klien menyampaikan masalah menggunakan sumber yang ada di masyarakat melibatkan teman sejawat, atasan, keluarga atau suami istri. Terapis berupaya menggali system social klien seperti suasana rumah, kantor, sekolah, masyarakat atau tempat kerja. Selain itu terapis menolong klien bila diminta melindungi klien dari pemaksaan, berinisiatif

mengungkapkan masalah, klien berhak menolak. Bila terapi selesai klien akan merasa puas dengan perubahan hidup. Pasien secara aktif menyampaikan masalah nya kepada ahli terapi dan bekerja sama dengan ahli terapi untuk menyelesaikan masalah nya menggunakan sumber yang ada dimasarakat. Ahli terapi mengkaji sistem sosial pasien dan membantu pasien menggunakan sumber yang tersedia atau menciptakan sumber baru jika dibutuhkan

D. MODEL EKSISTENSIAL (Peris, Glasser, Ellis, Rogers, Frankl) Tokoh : Model ini ditokohi oleh Frankl, Ellis (1989).

Fokus Fokusnya pada pengalaman individu here and now (masa lalu dan saat ini). Konsep utama Menurut teori model eksistensial gangguan perilaku atau gangguan jiwa terjadi bila individu gagal menemukan jati diri dan tujuan hidupnya. Penyimpangan perilaku terjadi jika individu putus hubungan dengan dirinya dan lingkungan. Keasingan akan dirinya dan lingkungan dapat terjadi karena hambatan atau larangan pada diri individu

Pandangan penyimpangan perilaku Hidup akan bermakna bila seseorang dapat mengalami dan menerima diri sepenuhnya. Penyimpangan perilaku terjadi jika individu gagal dalam upayanya menemukan dan menerima diri. Menjadi diri sendiri dapat dialami melalui hubungan murni dengan orang lain. Pandangan terhadap penyimpangan perilaku yaitu klien berada di luar (tidak menyatu) dari dirinya sendiri/ lingkungan. Klien tidak bebas memilih perilaku, menghindari kenyataan, menyerah pada tuntutan orang lain. Hidup akan bermakna bila seseorang dapat mengalami dan menerima diri sepenuhnya. Penyimpangan perilaku terjadi jika individu gagal dalam upayakan menemukan dan menerima diri. Menjadi diri sendiri dapat dialami melalui hubungan murni dengan orang lain Pengasingan terjadi karena ada pembatasan diri Individu tidak bebas memilih berbagai alternative perilaku

-

Perilaku menyimpang adalah cara untuk mencegah penerimaan social atau perilaku bertanggung jawab

Gejala yang muncul Individu tidak memiliki kebanggaan akan dirinya Membenci dirinya Mengalami gangguan body image Individu merasa putus asa, sedih, sepi, kurang kesadaran akan dirinya dan penerimaan diri yang mencegah partisipasi dan penghargaan pada hubungan dengan orang lain

Implikasi keperawatan Model ini digunakan perawat untuk membantu pasien dalam mengenali diri sendiri dan hal-hal yang terdapat didalamnya,serta mengidentifikasi tujuan hidup.

Proses terapeutik Individu dibantu untuk mengalami kemurnian hubungan. Terapi sering dilakukan dalam kelompok. Pasien dianjurkan untuk mengkaji dan menerima diri serta dibantu untuk mengendalikan perilakunya. Proses terapi eksistensial yaitu berfokus pada penemuan makna, mengajarkan pasien bahwa hidup adalah suatu pilihan. Proses terapi : Experience in relationship Mengupayakan individu agar berpengalaman bergaul dengan orang lain, memahami riwayat hidup orang lain yang dianggap sukses atau dianggap bias menjadi panutan Self assessment

Memperluas kesadaran diri dengan cara introspeksi Conducted in group Bergaul dengan kelompok social dan kemanusiaan Encourage to accept self and control behavior Mendorong untuk menerima jati dirinya sendiri dan menerima kritik atau feedback tentang perilakunya dari orang lain

-

Individu dibantu untuk mengalami kemudian hubungan.terapi sering dilakukan dalam kelompok pasien dianjurkan untuk mengakaji dan menerima diri serta dibantu untuk mengendalikan perilaku

-

Prinsip dalam proses terapinya adalah mengupayakan individu agar berpengalaman bergaul dengan orang lain:

1. Memahami riwayat hidup orang lainyang dianggap sukses atau dapat dianggap sebagai panutan (experience in relationship) 2. Memperluas assessment) 3. Bergaul dengan kelompok sosial dan kemanusiaan(conductionted in group) 4. mendorong untuk menerima menerima jatidirinya sendiri dan menerima kritik atau feed back tentang perilakunya dari orang lain(encouraged to accept self and control behavior) Focus Pengalaman penting masa kini dan keyakinan manusia untuk menemukan makna dari pengalamanya Terapi eksistensial Pasien harus mampu memilih secara bebas kesadaran diri dengan cara instrospeksi diri(self

Tujuan Kembali pada kesadaran diri klien Encounter Menerima dan memahami riwayat personal Peran terapis dan klien Pasien bertanggung tentang pasien jawab diri terhadap perilakunya Ahli Ahli dan terapi terapi pasien

berperan serta dalam suatu pengalaman yang berartiuntuk mempelajari membantu yang sebenarnya. nilai dan diri. mengenal situasi

mengklarifikasi

realitas

mengenalkan

tentang perasaan tulus dan kesadaran diri. Pasien bertanggung jawab terhadap perilakunya dan berperan serta dalam suatu pengalaman yang berarti untuk mempelajari tentang diri yang sebenarnya. terbuka dan hangat klien berperan serta dalam memperoleh pengalaman yang berarti untuk mempelajari dirinya dan mendapatkan feedback dari orang lain.misalnya melalui terapi aktivitas kelompok Ahli terapi membantu pasien mengenal nilai diri,

mengklarifikasi realitas situasi dan mengenalkan pasien tentang parasaan tulus dan kesadaran diri klien melalui feedback, kritik, saran atau reward dan punishment

E. MODEL TERAPI SUPPORTIF (Werman, Rockland) Tokoh : Model ini dikembangkan oleh Wermon, Rockland.

Fokus

Pada factor biopsikososial dan respon maladaptive Konsep utama Model ini disebut juga dengan model psikoterapi. Penyebab gangguan jiwa dalam konsep ini adalah: factor biopsikososial dan respon maladaptive saat ini. Aspek biologisnya menjadi masalah seperti: sering sakit maag, migraine, batuk-batuk. Aspek psikologisnya mengalami banyak keluhan seperti : mudah cemas, kurang percaya diri, perasaan bersalah, ragu-ragu, pemarah. Aspek sosialnya memiliki masalah seperti : susah bergaul, menarik diri, tidak disukai, bermusuhan, tidak mampu mendapatkan pekerjaan, dan sebagainya. Semua hal tersebut terakumulasi menjadi penyebab gangguan jiwa. Fenomena tersebut muncul akibat ketidakmamupan dalam beradaptasi pada masalah-masalah yang muncul saat ini dan tidak ada kaitannya dengan masa lalu. Penyebab gangguan jiwa dalam model ini adalah faktor biopsikososial dan respon maladaptive saat ini yang terakumulasi menjadi penyebab gangguan jiwa. Fenomena tersebut muncul akibat ketidakmamupan dalam beradaptasi pada masalah-masalah yang muncul saat ini dan tidak ada kaitannya dengan masa lalu. Mencegah gangguan yang akan datang dengan mengajarkan partisipan cara efektif menghadapi stress emosional yang meningkat dari krisi situasi atau perkembangan

Pandangan penyimpangan perilaku Masalah terjadi akibat faktor biopsikososial. Penekanan pada respon koping maladaptif saat ini. Pandangan terhadap penyimpangan perilaku yaitu percaya konsep id, ego dan superego memainkan peran terhadap kemampuan adaptif, fokus pada orientasi perilaku Masalah terjadi akibat faktor biopsikososial. Penekanan pada respon koping maladaptif saat ini

-

Percaya konsep id, ego, dan superego memainkan peran terhadap kemampuan adaptif

-

Focus pada orientasi perilaku

Gejala yang muncul Aspek biologis: sering sakit maag, migraine, batuk-batuk Aspek psikologisnya: mudah cemas, kurang percaya diri, perasaan bersalah, ragu-ragu, pemarah Aspek sosialnya : susah bergaul, menarik diri,tidak disukai, bermusuhan, sebagainya Individu tidak mampu beradaptasi dan menerima hasil dari apa yang telah diusahakan secara maksimal tidak mampu mendapatkan pekerjaan, dan

Implikasi keperawatan Model ini digunakan untuk membantu perawat dalam mengidentifikasi coping yang dimiliki dan biasa digunakan klien sehingga membimbing klien untuk menyiapkan koping yang adaptif.

Proses terapeutik Uji coba realitas dan tindakan peningkatan harga diri. Dukungan sosial diidentifikasi dan respon koping yang adaptif dikuatkan. Prinsip proses terapinya adalah menguatkan respon coping adaptif, yang individu diupayakan mengenal telebih dahulu kekuatan-kekuatan apa yang ada pada dirinya; kekuatan mana dapat dipakai alternative pemecahan masalahnya. Perawat membantu pasien dengan melibatkan sistem suport keluarga dan sosial yang berfokus pada kejadian saat ini,

kemudian melakukan klarifikasi dan penyelesaian masalah untuk mencegah adanya krisi. Uji coba realitas dan tindakan peningkatan harga diri.

Dukungan sosial diidentifikasi dan respons koping yang adaptif dikuatkan apa yang ada pada dirinya , kekuatan mana yang dapat dipakai alternative pemecahan masalahnya Prinsip terapinya adalah menguatkan respon koping adaptif, individu diupayakan mengenal terlebih dahulu kekuatankekuatan apa yang ada pada dirinya Eklektik Bentuk psikoterapi Prinsip terapi Membantu pasien Melibatkan system support Focus saat ini Klarifikasi dan penyelesaian masalah Mencegah krisis

Peran terapis dan klien Pasien terlibat secara aktif dalam pengobatan. Ahli terapi menjalin hubungan yang hangat dan empati dengan pasien. Peran klien dan terapis yaitu klien terlibat dalam identifikasi koping yang dimiliki dan biasa dipakai klien. Perawat berupaya menjalin hubungan yang hangat dan empatik dengan klien untuk menyiapkan koping klien yang adaptif. Pasien terlibat aktif dalam pengobatan, active participant, membangun otonomi, menceritakan pengalaman

-

Ahli terapi menjalin hubungan yang hangat dan empati dengan pasien, Membentu, meningkatkan fungsi social, meningkatkan kemampuan koping

F. MODEL MEDIKAL (Meyer, Kraeplin, Spitzer, Frances) Tokoh : Model ini dikembangkan oleh Meyer, Kraeplin. Menurut Aldoff Mayer biografi sangat penting untuk dipelajari agar dapat memahami individ secara keseluruhan dalam pemeriksaan psikiatrik yang meliputi : 1. Menentukan motif atau indikasi konsultasi dengan memusatkan perhatian gangguannya 2. Membuat daftar tentang semua reaksi, faktor dan jiwa 3. Mempelajari dengan seksama keadaan fisik, nerologi, genetic, dan sosial serta kolerasi antara variable ini dengan faktor-faktor kepribadiannya 4. Diagnosis banding 5. Merumuskan suatu rancangan pengobatan yang disesuaikan dengan tiap kasus ciri kepada riwayat hidup pasien(diperoleh melaluimempelajari biografinya) yang ada hubungan dengan

kepribadian yang jelas dan ada kaitannya dengan gangguan

Fokus Diagnose gangguan jiwa dan penatalaksanaaan berdasarkan diagnosa

Konsep utama

Menurut konsep ini gangguan jiwa cenderung muncul akibat multifactor yang kompleks meliputi: aspek fisik, genetic, lingkungan diagnostic, interpersonal. dan terapi factor harus somatic, sosial. lengkap somatiknya Sehingga melalui dan focus teknik penatalaksanaannya pemeriksaan penyakit,

farmakologik

Treatmen

diagnosa

memberi terapi medik/farmakoterapi (misalnya obat, ECT). Menurut model ini gangguan jiwa cenderung muncul akibat multifactor yang kompleks meliputi: aspek fisik, genetic, lingkungan dan faktor sosial Medikasi berarti suatu terapi langsung dengan obat psikotropik atau psikofarmako yaitu obat-obat yang mempunyai efek terapeutik langsung pada proses mental pasien karena efek obat tersebut pada otak. Dengan kata lain, obat yang diminum dapat secara langsung mempengaruhi aspek kejiwaan peminumnya. Namun perlu diingat bahwa gangguan jiwa yang disebabkan karena faktor psikogen atau sosial, pengguanaan psikotropik tidak akan mampu menyelesaikan masalahnya. Penggunaan obat hanyalah sekedar untuk membantu kearah penyelesaian atau penyesuaian diri yang lebih baik. Macam-macam obat : 1. Tranquilaizer Obat yamg mempunyia efek anti cemas, anti tegang, dan anti agitasi. Yang termasuk obat ini antara lain: diazepam, (valium), mogadon, dan sebagainya 2. Neuroleptika Obat yang mempunyai efek anti psikosa, antiskizofrenia, anti cemas, anti tegang, dan anti agitasi. Yang termasuk obat ini antara lain: taxilan, leponex, dll 3. Antidepresan Obat yang mempunyai efek anti depresi, anti tegang, anti cemas, anti agitasi. Yang termasuk obat ini adlah: trofanil, laroyl, tryptanol, dsb

4. Psikomimetik Obat yang menimbulkan gejala-gejalapsikosa terapi

reversible. Yang termasuk obat ini: meskalin, dan LSD

Pandangan penyimpangan perilaku Gangguan perilaku disebabkan oleh penyakit biologis. Gejalatimbul akibat kombinasi faktor-faktor fisiologis, genetik, lingkungan, dan sosial. Perilaku menyimpang berhubungan dengan toleransi pasien terhadap stress. Pandangan terhadap penyimpangan perilaku adalah

diperoleh karema adanya gangguan otak. Proses terapeutik pada model ini ada pengkajian, diagnosa dan treatment. Gangguan prilaku disebabkan oleh penyakit biologis(diperoleh karena adanya gangguan otak).gejala-gejala timbul akibat kombinasi faktor faktor fisiologis , genetik,lingkungan,dan sosial.Perilaku menyimpang berhubungan dengan toleransi pasien terhadap stress.

Implikasi keperawatan Model ini digunakan perawat dalam peran berkolaborasi dengan tim medis dalam melakukan prosedur diagnostikdan terapi jangka panjang Proses terapeutik Diagnosis penyakit didasarkan pada kondisi yang ada dan informasi historis serta pemeriksaan diagnostik. Pengobatan meliputi terapi somatik dan farmakologis selain berbagai teknik interpersonal. Diagnosis penyakit didasarkan pada kondisi yang ada dan informasi historis serta pemeriksaan diagnostik.pengobatan meliputi terapi somatik dan farmakologis selain berbagai tekhnik interpersonal

-

Proses terapi yang digunakan dalam model medical ini meliputi 3 hal yaitu: 1. Pengobatan : jangka pendek dan jangka panjang(jika diperlukan) 2. Terapi suportif (menitikberatkan pada mekanisme koping adaptif dari individu tersebut) 3. Insight oriented terapy: yaitu belajar metode mengatasi stressor yang datang

Peran terapis dan klien Pasien mengikuti program terapi yang dianjurkan dan melaporkan efek terapi kepada ahli terapi. Pasien menjalani terapi jangka panjang jika diperlukan. Ahli terapi menggunakan terapi somatik dan terapi interpersonal. Ahli terapi menegakkan diagnosis penyakit dan menentukan pendekatan terapeutik. Peran klien dan terapis antara lain klien patuh terhadap program terapi dan melaporkan efek terapi, sedangkan perawat berperan dalam berkolaborasi dengan tim medis dalam melakukan prosedur diagnostic dan terapi jangka panjang, therapist berperan dalam pemberian terapi, laporan mengenai dampak terapi, menentukan diagnose, dan menentukan jenis pendekatan terapi yang digunakan. Pasien mengikuti program terapi yang dianjurkan dan

melaporkan efek terapi kepada ahli terapi. Pasien menjalani terapi terapi jangka panjang jika diperlukan . Ahli terapi menggunakan pendekatam terapi somatik dan terapi obat,

interpesonal.Ahli terapi menegakkan diagnosis penyakit dan menentukan terapeutik. Member memformulasi treatmen

G. MODEL PERKEMBANGAN PSIKOSOSIAL Tokoh : Model ini dikembangkan oleh Erik Erikson (1902-1994) Fokus Pada tiap tahapan individu harus mampu melewatinya, jika terdapat tahapan yang tidak terlewati dengan sempurna hat tersebut dapat menyebabkan faktor tebentuknya gangguan jiwa

Konsep utama Erikson membuat sebuah bagan untuk mengurutkan 8 tahap secara terpisah mengenai perkembangan ego dalam psikososial yang biasa dikenal dengan istilah 8 tahap perkembangan manusia. Berdalil bahwa setiap tahap menghasilkan epigeneik Ericson berpendapat bahwa tiap tahap psikososial juga diertai oleh krisis. Perbedaan dlam setiap komponen kepribadian yang ada di dalam tiap-tiap krisis adalah sebuah masalah yang harus dipecahkan atau diselesaikan Menurut erikson 8 tahap perkembangan yang ada berlangsung dalam jangka waktu yang teratur maupun secara herarki, akan tetapi jika dalam tahap sebelumnya seseorang mengalami ketidakseimbangan seperti yang diinginkan maka pada tahap sesudahnya dapat berlangsung kembali guna memperbaikinya. Tahap perkembangan psikososial meliputi

1. Percaya VS tidak percaya (lahir-1 tahun atau bayi) Bila tahap ini tidak dilewati secara adekuat maka anak akan curiga, takut dan tidak percaya 2. Autonomi VS ragu-ragu dan malu(1-3 tahun atau todler) Orang tua yang tidak sepenuhnya mendukung anak pada tahap ini kemungkinan anak akan mengalami kepribadian ragu-ragu dan akan menjadi pemalu

3. Inisiatif VS rasa bersalah(4-5 tahun atau prasekolah) Perilaku anakpada tahap ini sealu merasa apa yang dilakukan berlawanan dengan orang tuanya, sehingga anak takut salah dan tidak memiliki inisiatif untuk dirinya 4. Industry VS inferior(6-11 tahun atau usia sekolah) Pada tahap ini secara garis besar perilaku anak dipengaruhi oleh guru dan sekolah. Kemudian ketidaksuksesan sekolah, keterampilan fisiik, dan mencari teman, bila tidak sebagai usaha anak bisa menimbulkan perasaan inferior pada anak 5. Identitas VS bingung peran atau difusi(12-20 tahun atau remaja) Anak bingung dengan peran,perasaan tidak adekuat, isolasi dan keragu-raguan terjadi pada tahap ini bila tidak terpenuhi dengan tepat 6. Intimasi VS isolasi(21-40 atau dewasa muda) Pada tahap ini individu akan merasa sendiri dan tidak mampu berbagi mengenai dirinya kepada orang lain, bila tidak terpenuhi dengan tepat. 7. Generatifitas VS absobsi diri atau stagnasi(41-65 tahun atau dewasa tengah) Bila tahap ini tidak dilalui dengan tepat maka individu akan menjadi pribadi yang individualis, tidak dapat mengurus diri sendiri, dan tidak peduli orang lain dan lingkungan 8. Integritas ego VS putus asa(65-meninggal atau dewasa akhir) Masalah dalam tahap ini menimbulkan perasaan putus asa karena kegagaln

Gejala yang muncul Gejala yang ditimbulkan tergantung pada tahap mana individu gagal untuk melewatinya, Misalnya pada usia 12-20 tahun Anak bingung dengan peran,perasaan tidak adekuat, isolasi dan keragu-raguan terjadi pada tahap ini bila tidak terpenuhi dengan tepat

H. MODEL PERKEMBANGAN KOGNITIF Tokoh : Teori Perkembangan Kognitif dikembangkan oleh Jean Piaget, seorang Psikolog Swiss yang hidup tahun1896-1980.

Fokus Bagaimana anak-anak dan remaja mendapatkan pengetahuan Konsep utama Teori ini membahas munculnya dan diperolehnya schemata skema tentang bagaimana seseorang mempersepsi lingkungannya dalam tahapan-tahapan perkembangan, saat seseorang memperoleh cara baru dalam merepresentasikan informasi secara mental. Teori ini digolongkan ke dalam konstruktivisme, yang berarti, tidak seperti teori nativisme (yang menggambarkan perkembangan kognitif sebagai pemunculan pengetahuan dan kemampuan bawaan), teori ini berpendapat bahwa kita membangun kemampuan kognitif kita melalui tindakan yang termotivasi dengan sendirinya terhadap lingkungan. Peaget menyebut teorinya sebagai episemologi, yang

didefinisikan sebagai penelitian tentang perolehan, modifikasi, dan perkembangan gagasan dan kemampuan abstrak atas dasar substrat yang diturunkan atau bioogis. Piaget menggambarkan empat stadium utama yang mengarah pada kemampuan orang dewasa untuk berfikir. Masing-masing stadium diperlukan untuk stadium selanjutnya yang terjadi kemudian. Ada 4 tahapan :

1. Stadium sensori motorik (0-2tahun) usia lahir-2 bln :

karakteristik : menggunakan reflek motorik dan sensori bawaan (menyedot, menggenggam, melihat) untuk berinteraksi dan berakomodasi dengan dunialuar usia 2- 5 bulan

karakteristik : reaksi sirkuler primer-mengordinasi aktivitas pada tubuhnya sendiri dan lima inderanya (mis; menghisap ibu jari) usia 6-9 bulan

karakteristik: reaksi sirkulasi sekunder mencari stimulus baru dalam lingkungan ; mulai mengantisipasi akibat perilakunya sendiri dan bertindak dan bertujuan mengubah lingkungan ; mulai perilaku bertujuan. Usia 9-1 tahun Karakteristik : menunjukan tanda awal parmanensi objek ; memiliki konsep yang samar-samar bahwa benda-benda ada terlepas dari dirinya sendiri; bermain bermain ciukba; meniru perilaku baru. Usia 1 tahun 18 bln 18 ulan 2 tahun Karakteristik: reaksi sirkular tersier-mencari pengalaman baru, menghasilkan perilaku baru pikiran simbolik-menggunakan perwakilan peristiwa dan objek simbolik; menunjukan tanda pemikiran (menggunakan satu permainan untuk meraih permainan lain) 2. Stadium preoprasional (2-7 tahun ) Pada tahap ini konsep stabil yang dibenuk, penalaran mental muncul, ego sentrisme mulai kuat dan kemudian melemah.pra: menjukan aktivitas bahwa mental pada yang tahap anak. initeori pieget : anak difokuskan menunjukan untuk pada pada keterbatasan pemikiran oprasional

memungkinkan

memikirkan

peristiwa-peristiwa atau pngalaman-pengalaman yang dialaminya. Pemikiran oprasional dibagi menjadi 2 sub tahap :

a. Sub tahap prakonseptual (2-4 tahun ) Pada tahap ini anak-anak mengembangkan kemampuan untuk menggambarkan atau membayangkan secra mental atau objek yang tidak ada(tidak terlihat) dengan sesuatu yang lain. Melalui pemikiran simbolik anak-anak prasekolah dapat mengorganisir dan memproses apa yang meraka ketahui.

b. Sub tahap intuitif (4-7 tahun) Dalam sub ini meskipun aktivitas mental tertentu terjadi ( seperi cara-cara mengelompokan, mengukur atau menghubungkan objekobjek) tetapi anak-anak belum begitu sadar mengeni prinsip-prinsip yang melandasi terbentuknya aktivitas tersebut.

c. Stadium operasional konkrit (7-11 tahun) Dinamakan demikian karena dalam periode ini anak bertindak dan beerja pada dunia benda dan peristiwa yang kongkret, nyata, dan dapat dipahami. Anak-anak dalam stadium ini mulai menggunakan proses berfikir logika yang terbatas dan mampu menghubungkan, mengurutkan, dan mengelompokan benda-benda didalam kelas-kelasnya berdasarkan karakteristik umum.

d. Periode eprasinal formal (usia 11 tahun sampai dewasa ) Adalah periode terakhir perkembangan kognitif dalam teori piaget. Karakteristik tahp ini adalah diperolehnya kemampuan untuk berfikir secara abstrak, menalar secara logis dan menarik kesimpulan dari informasi yang tersedia. Tahapan operasional konkrit (6-12 tahun) Proses-proses penting selama tahapan ini adalah: a. Pengurutankemampuan untuk mengurutan objek menurut ukuran, bentuk, atau ciri lainnya. Contohnya, bila diberi benda

berbeda ukuran, mereka dapat mengurutkannya dari benda yang paling besar ke yang paling kecil. b. Klasifikasikemampuan serangkaian karakteristik atau untuk benda lain, memberi menurut nama dan bahwa

mengidentifikasi ukurannya,

tampilannya,

termasuk

gagasan

serangkaian benda-benda dapat menyertakan benda lainnya ke dalam rangkaian tersebut. Anak tidak lagi memiliki keterbatasan logika berupa animisme (anggapan bahwa semua benda hidup dan berperasaan) c. Decenteringanak mulai mempertimbangkan beberapa aspek dari suatu permasalahan untuk bisa memecahkannya. Sebagai contoh anak tidak akan lagi menganggap cangkir lebar tapi pendek lebih sedikit isinya dibanding cangkir kecil yang tinggi. d. Reversibilityanak mulai memahami bahwa jumlah atau bendabenda dapat diubah, kemudian kembali ke keadaan awal. Untuk itu, anak dapat dengan cepat menentukan bahwa 4+4 sama dengan 8, 84 akan sama dengan 4, jumlah sebelumnya. e. Konservasimemahami bahwa kuantitas, panjang, atau jumlah benda-benda adalah tidak berhubungan dengan pengaturan atau tampilan dari objek atau benda-benda tersebut. Sebagai contoh, bila anak diberi cangkir yang seukuran dan isinya sama banyak, mereka akan tahu bila air dituangkan ke gelas lain yang ukurannya berbeda, air di gelas itu akan tetap sama banyak dengan isi cangkir lain. f. Penghilangan sifat Egosentrismekemampuan untuk melihat sesuatu dari sudut pandang orang lain (bahkan saat orang tersebut berpikir dengan cara yang salah). 4. Tahapan operasional formal Tahap operasional formal adalah periode terakhir perkembangan kognitif dalam teori Piaget. Tahap ini mulai dialami anak dalam usia sebelas tahun (saat pubertas) dan terus berlanjut sampai dewasa. Karakteristik tahap ini adalah diperolehnya

kemampuan untuk berpikir secara abstrak, menalar secara logis, dan menarik kesimpulan dari informasi yang tersedia. Dalam tahapan ini, seseorang dapat memahami hal-hal seperti cinta, bukti logis, dan nilai. Implikasi keperawatan

Mengidentifikasi adanya pikiran negative Teknik terapi kognitif

I. MODEL PERKEMBANGAN MORAL Tokoh : Teori Perkembangan Moral dikembangkan oleh Kohlberg. Moral adalah sikap dan keyakinan yang dipegang oleh seseorang mengenai apa yang benar. Menurut ilmuan-ilmuan yang membahasnya, seperti piaget dan Kohlberg (dalam Hetherington & parke, 1993), sebenarnya moral akan tumbuh dengan sendirinya pada anak yang normal. Berbeda halnya dengan newman & newman (2006) dilemma moral yang dialami anak-ank bukanlah tentang aborsi, plagiat, dan kekerasan lainya. Lebih dari itu dilemma moral yang terjadi pada anak adalah mengenai pemahaman bahwasanya berbohong, mencotek, mencuri,menyakiti orang lain dan memperolok anak-anak lain yang berbeda adalah salah secara moral. Fokus Menekankan bahwa perkembangan moral didasarkan terutama pada penalaran moral dan berkembang secara bertahap. Setiap tahapan merupakan dasar tahapan selanjutnya

Konsep utama Konsep kunci untuk memahami perkembangan moral, khususnya teori Kohlberg ialah internalisasi yakni perubahan perkembangan dari perilaku yang dikendalikan secara eksternal menjadi perilaku yang dikendalikan secara internal. Proses perkembangan moral dapat berlangsung melalui berbagai cara, sebagai berikut: 1. Pendidikan langsung : yaitu melalui penanaman pengertian tentang tingkah laku yang benar dan salah, atau baik dan buruk oleh orang tua, guru atau orang dewasa lainya dalam melakukan nilai-nilai moral . 2. Identifikasi : yaitu dengan cara mengidentifikasi atau meniru penampilan atau tingkah laku moral seseorang yang menjadi idolanya (orang tua, guru, kyai, artis atau orang dewasa lainya) 3. Proses coba-coba (trial &error) yaitu dengan cara mengembangkan tingkah laku moral secara coba-coba. Tingkah laku yang mendatangkan pujian atau penghargaan akan terus dikembangkan, sementara tingkah laku yang mendatangkan hukuman atau celaan akan dihentikan. Dalam membahas proses perkembangan moral ini, Lawrence kohlerg (Ronald duska dan mariellen Whelan, dalam dwija atmaka, 1984; abin samsudin M., 1999)mengklasifikasikan kedalam tiga tahapan yaitu : 1. Pra konvensional Orientasi hukuman/ punishment dan kepatuhan

Anak menilai baik-buruk, benar-salah, dari sudut dampak (hukuman atau ganjaran yang diterimanya dari yang mempunyai otoritas (yang membuat aturan) baik orang tua atau orang dewasa lainya. Disini anak mematuhi aturan orang tua agar terhindar dari hukuman. Orientasi relativis instrument

Perbuatan yang baik atau benar adalah yang berfungsi sebagai instrument (alat) untuk memenuhi kebutuhan atau kepuasan diri. Dalam halini sehubungan dengan orang lain dipandang sebagai hubungan orang dipasar (jual-beli) 2. Konvensional Orientasi kesepakatan antar-pribadi, atau orientasi anak manis (good boy/girl) Anak memandang suatu perbuatan itu baik, atau berharga baginya apabila dapat menyenangkan, membantu atau disetujui/diterima orang lain. Orientasi hukum dan ketertiban Perilaku yang baik adalah melaksanakan dan menunaikan tugas / kewajiban sendiri, menghormati otoritas, dan memlihara ketertiban social. 3. Pasca-konvensional Orientasi control social legalitas Perbuatan atau tindakan yang baik cenderung dirumuskan dalam kerangka hak-hak individual yang umum, dan dari segi aturan atau patokan yang telah diuji secara kritis, serta disepakati oleh seluruh masyrakat. Dengan demikian perbuatan yang baik itu adalah yang sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku Orientasi prinsip etika universal Kebenaran ditentukan oleh keputusan kata hati, sesuai dengan prinsip-prinsip etika yang logis, universalitas, dan konsistensi. Prinsipprinsip etika universalitas ini bersifat abstrak, seperti keadilan, kesamaan hak asasi manusia, dan penghormatan kepada martabat manusia.

Implikasi keperawatan

Kemampuan berfikir kritis tentang bagaiman seharusnya

Individu berperilaku kepada orang lain Respek terhadap kehidupan, kebebasan, dan keadilan membantu klien mencapai kematangan

J. MODEL ADAPTASI STRESS STUART Tokoh Dr. Gail Stuart adalh profesor tetap di College of Nursing dan profesor di College of Medicine di Departemen of Psychiatry and Behavioral Sciene pada Medical University of South California. Fokus 1. Faktor Predisposisi : semua kejadian, hal, atau peristiwa (baik biologis, psikologis dan atau sosial budaya) yang terjadi di sepanjang hidup manusia yang dapat meningkatkan risiko terjadinya gangguan jiwa pada manusia tersebut. a. Faktor Biologis; contoh : riwayat lahir kembar monozygot, memiliki garis keturunan penderita gangguan jiwa, cacat badan, status nutrisi, paparan racun dl. b. Faktor Psikologis; contoh : tingkat intelegensia, tingkat moral, tipe kepribadian, pengalaman yang tidak menyenangkan, konsep diri dll. c. Faktor Sosial Budaya; contoh : usia, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, status pernikahan, agama dan keyakinan, dukungan sosial dll. 2. Stresor Presipitasi : merupakan stimulus yang dipersepsikan oleh individu sebagai tantangan, ancaman, atau tuntutan dan membutuhkan energi ekstra/sangat besar untuk mengatasinya. Karakteristik stresor presipitasi adalah sifat, asal, waktu dan jumlah. a. Sifat Sifat stresor presipitasi di sini menunjukkan jenisnya (biologis, psikologis dan atau sosial budaya). Contoh dari masing

b. Asal Asal stresor presipitasi bisa berasal dari dalam individu (contoh : persepsi individu yang tidak baik tentang dirinya sendiri, orang lain dan lingkungannya; sakit fisik dll) dan atau dari luar individu (contoh : kurangnya c. Waktu Waktu terjadinya stresor bisa terjadi dalam waktu dekat, waktu yang cukup lama, dan atau terjadi secara berulang. d. Jumlah Jumlah stresor bisa satu atau lebih dari satu. 3. Penilaian terhadap stresor Merupakan reaksi individu terhadap stresor presipitasi yang dihadapinya. Reaksi ini bisa berupa reaksi kognitif (contoh : berpikir ingin bunuh diri, berkurangnya motivasi, konsentrasi atau tingat kesadaran dll), afektif (contoh : merasa sedih, merasa marah, tidak berdaya dll), fisiologis (contoh : perubahan pada tanda-tanda vital dan status fisiologis lainnya), perilaku (contoh : menolak untuk melakukan aktivitas sehari-hari, berbicara sendiri, sering komat-kamit dll), dan sosial (contoh : mengamuk, memukul orang lain, menarik diri dari pergaulan dll). Penilaian terhadap stresor ini merupakan data fokus yang bisa digunakan oleh perawat untuk menegakkan diagnosa keperawatan. 4. Sumber Koping Semua hal yang bisa dijadikan alat untuk membantu individu mengatasi stresornya secara konstruktif atau sebaliknya dapat menjadikan individu menggunakan mekanisme pemecahan masalah yang salah. Terdiri dari : kemampuan personal (bakat, kepandaian dll), dukungan sosial (punya sahabat sedikit atau banyak dll), aset materi (kekayaan, punya asuransi atau tidak dll), dan keyakinan positif (kepercayaan terhadap diri sendiri dan Tuhan, lebih berfokus kepada pengobatan daripada pencegahan dll). 5. Mekanisme koping : tiap upaya yang dilakukan untuk penatalaksanaan stres termasuk upaya penyelesaian masalah langsung (task oriented) dan mekanisme pertahanan ego yang digunakan untuk melindungi diri (ego oriented). Contoh Task Oriented : a) Meminta bantuan kepada orang lain dukungan sosial, pengalaman sosial yang tidak menyenangkan, dll).

b) Mengungkapkan perasaan sesuai yang dirasakan saat ini c) Mencari lebih banyak informasi yang berhubungan dengan masalah yang dihadapi d) Menyusun rencana untuk memecahkan masalah e) Meluruskan persepsi terhadap masalah Contoh Ego Oriented : a) Denial : menyangkal untuk melihat kenyataan yang tidak diinginkan dengan cara mengabaikan atau menolak kenyataan tersebut. b) Proyeksi : menyalahkan orang lain atas ketidakmampuan dirinya atau atas kesalahan yang dia perbuat. c) Represi : menekan ke alam bawah sadar dan sengaj melupakan pikiran, perasaan, dan pengalaman yang menyakitkan. d) Regresi : kemunduran dalam hal tingkah laku yang dilakukan seseorang dalam menghadapi stres. e) Rasionalisasi : berusaha memberi alasan yang masuk akal terhadap perbuatan yang dilakukannya. f) Pengalihan : memindahkan perasaan yang tidak menyenangkan dari seseorang atau obyek ke orang atau obyek lain yang biasanya lebih kurang berbahaya daripada obyek semula. g) Reaction Formation : mengembangkan pola sikap atau perilaku tertentu yang disadari tetapi berlawanan dengan perasaan dan keinginannya. h) Sublimasi : penyaluran rangsangan atau nafsu yang tidak tersalurkan ke dalam kegiatan lain. 6. Rentang respon koping Rentang respon manusia yang adaptif sampai maladaptif. Konsep Utama FAKTOR PREDISPOSISI PSIKOLOGIS BIOLOGIS Latar belakang genetik Status Nutrisi Kondisi kesehatan secara umum Sensitivits biologi Paparan terhadap Intelegensi Ketrampilan verbal Moral Kepribadian Pengalaman masa lalu Konsep diri Motivasi Pertahanan psikologi SOSIAL BUDAYA Usia Gender pendidikan Pendapatan Pekerjaan Status sosial Latar belakang budaya Agama dan keyakinan Keikutsertaan dalam politik Pengalaman sosial

K. MODEL PERILAKU Tokoh : Bandura, Pavlov, wolpe, skinner Dikembangkan oleh H.J. Eysenck, J. Wilpe dan B.F. Skinner. Terapi modifikasi perilaku dikembangkan dari teori belajar (learning theory). Belajar terjadi jika ada stimulus dan timbul respon, serta respon dikuatkan (reinforcement). Respon dikuatkan dengan cara pengulangan terhadap sesuatu hal dan pemberi reinforcement.

Pandangan penyimpangan perilaku Perilaku dipelajari, penyimpangan terjadi karena individu telah membentuk kebiasaan perilaku yang diinginkan. Karena perilaku dipelajari, perilaku juga dapat tidak dipelajari. Perilaku

menyimpang dapat treus terjadi karena dapat mengurangi ansietas. Jika demikian, perilaku lain yang mengurangi ansietas dapat menjadi pengganti.

Proses terapeutik Terapi adalah proses pendidikan. Penyimpangan tidak dihargai; perilaku yang lebih produktif dikuatkan. Terapi relaksasi dan latihan asertif adalah pendekatan perilaku Proses terapi

a. Desentisasi dan relaksasi Desentisasi dan relaksasi sering dilakukan bersama-sama. Klien dapat mengalami cemas dari yang ringan sampai yang berat, dan mempratekkan tehnik relaksasi b. Asertif training ; adalah belajat menggunakan kemampuan berdiri pada kekuatan dan hak sendiri tanpa menyinggung. c. Positif training Dipakai untuk mendorong perilaku sosial khususnya klien khronik yang dirawat, pengalaman yang menyenangkan akan mendorong pengalaman pada waktu yang akan datang. d. Self regulasi Dengan langkah-langkah sebagai berikut : 1 set standar ketrampilan self observasi Self evaluasi Self reinforcement Peran terapis dan klien Pasien mempraktikan ternik perilaku yang digunakan; melakukan pekerjaan rumah dan latihan penguatan . pasien membantu mengembangkan hierarki perilaku.

-

Ahli terapi mengajarkan pasien tentang pendekatan perilaku, membantu mengembangkan hierarki perilaku, dan menguatkan perilaku yang diinginkan

Daftar Pustaka :

1.

Keliat, Budi Anna;Panjaitan;Helena. 2005. Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa. Ed.2. Jakarta: EGC.

2. 3. 4.

Stuart, Gail W.2007.Buku Saku Keperawatan Jiwa. Jakarta : EGC. Suliswati, 2005. Konsep Dasar Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta : EGC Yosep,Iyus.2007. Keperawatan Jiwa. Jakarta: PT. Refika Aditama.

KONSEP MODEL KEPERAWATAN MHN (MENTAL HEALTH NURSING)

Oleh : Panji Arik Indraswara NIM. 0810720050

JURUSAN ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2011