model risiko audit dan komponennya
TRANSCRIPT
-
7/29/2019 Model Risiko Audit Dan Komponennya.
1/8
Tabel 9-2 Ilustrasi Perbedaan Bukti Asuransi
Siklus penjualan dan
penangihan
Siklus pembelian
dan pembayaran
Siklus penggajian
dan personalia
Siklus persediaan
dan pergudangan
Siklus peolehan
dan pembayaran
kembali modal
A
Penilaian auditor atas
ekspetaksi salah saji yang
material sebelum
mempetimbangkan
pengendalian inenal resiko
(inheren)
Memperkirakan
beberapa salah saji
(sedang)
Memperkirakan
banyak salah saji
(tinggi)
Memperkirakan
sedikit salah saji
(rendah)
Memperkirakan
banyak salah saji
(tinggi)
Memperkirakan
sedikit salah saji
(rendah)
B
Penilaian auditor ataskeaktifan pengendalian
internal untuk mencegah atau
mendeteksi salah saji yang
material (resiko pengendalian)
Keefektifan sedang
(sedang)
Keefektifan tinggi
(rendah)
Keefektifan tinggi
(rendah)
Keefektifan rendah
(tinggi)
Keefektifansedang
(sedang)
C
Kesediaan auditor untuk
membiarkan salah saji yang
material tetapi ada seelah
menyelasikan audit (risiko
audit yang dapat diterima)
Kesediaan rendah
(rendah)
Kesediaan rendah
(rendah)
Kesediaan rendah
(rendah)
Kesediaan rendah
(rendah)
Kesediaan rendah
(rendah)
D
Perencanaan luas bukti yang
akan dikumpulkan auditor
(resiko deteksi yang
direncanakan)
Level sedang
(sedang)
Level sedang
(sedang)
Level rendah
(tinggi)
Level tinggi
(rendah)
Level sedang
(sedang)
Model Risiko Audit Untuk Perencanaan
Auditor menangani risiko dalam merencanakan pegumpulan bukti audit terutama dengan
menerapkannmodel risiko audit. Model ini bersumber dari literatur profesional dalam SAS
110 (AU 350 ) tentang sampling audit serta dalam SAS 107( AU 312) tentang materialistas
dan risiko.
Model risiko audit membantu mremutuskan seberapa banyak dan jenis bukti apa yang
harus di kumpulkan dalam setiap siklusnya. Model ini biasanya dinyatakan sebagai berikut :
Di mana :
PDR = risiko deteksi yang di rencanakan ( planned detection risk )
AAR = risiko audit yang dapat diterima ( acceptable audit risk )
-
7/29/2019 Model Risiko Audit Dan Komponennya.
2/8
IR = risiko inheren( inherentrisk )
CR = risiko pengendalian( control risk )
Berikut ini kami sajikan sebuah contoh numeris untuk di bahas, walaupun tidak praktis
untuk mengukur seakurat seperti ditunjukkan angka-angka tersebut. Angka- angka yang
digunakan adalah untuk siklus persediaan dan pergudangan dalam tabel 9-2
IR = 100%
CR = 100%
AAR = 5%
PDR
= 0,05 atau 5%
JENIS JENIS RISIKO
Risiko deteksi yang di rencanakan ( planned detection risk ) adalah risiko bahwa bukti audit
untuk suatu segmen akan gagal mendeteksi salah saji yang melebihi salah saji yang dapat di
toleransi. ada dua hal penting yang harus di ketahui tentang risiko deteksi yang di
rencanakan.
Risiko deteksi yang direncanakan tergantung pada tiga faktor lain dalam model risiko
audit. Risiko ini akan merubah hanya jika auditor mengubah salah satu dari faktor-faktor
model risiko.
Risiko deteksi yang direncanakan menentukan jumlah bukti substansif yang
direncanakan akan dikumpulkan auditor, yang besarnya berlawanan dengan risiko deteksi
yang direncanakan. Jika risiko deteksiyang direncanakan dikurangi, auditor harus
mengumpulkan lebih banyak bukti untuk mencapai rencana pengurangan risiko itu. Sebagai
contoh dalam tabel 9-2(D), risiko deteksi yang direncanakan adalah rendah untuk
persediaan dan pergudangan, yang menyebabkan bukti yang direncanakan menjadi tinggi.
Hal sebaliknya berlaku untuk penggajian dan personalia.
Risiko inheren mengukur penilaian auditor atas kemungkinan adanya salah saji( kekeliruan
atau kecurangan) yang material dalam segmen, sebelum memperhitungkan keefektifan
-
7/29/2019 Model Risiko Audit Dan Komponennya.
3/8
pengendalian internal. Jika auditor menyimpulkan bahwa kemungkinan besar akan salah
saji, dengan mengabaikan pengendalian internal, auditor akan menyimpulkan bahwa risiko
inheren adalah tinggi. Pengendalian internal diabaikan dalam penetapan risiko inheren
karena pengendalian internal diperhitungkan secara terpisah dalam model risiko audit
sebagai risiko pengendalian. Dalam tabel 9-2, risiko inheren (A) dinilai tinggi untuk siklus
persediaan dan pergudangan, serta lebih rendah untuk pengggajain dan personalian serta
akuisisi dan pembayaran kembali modal. Penilaian seperti ini biasanya didasarkan pada
diskusi dengan manajemen, pengetahuan tentang perusahaan, serta hasil audit tahun-tahun
sebelumnya.
Risiko inheren berbanding terbalik dengan risiko deteksi yang direncanakan dan bersifat
langsung dengan bukti. Risiko inheren untuk persediaan dan pergudangan dalam tabel 9-2
adalah tinggi, sehingga menghasilkan risiko inheren lebih rendah.
Selain meningkatkan bukti audit untuk risiko inheren yang lebih tinggi dalam bidang audit
tertentu, auditor biasanya juga menugaskan staf yang lebih berpengalaman pada bidang itu
serta mereview pengujian audit yang telah selesai secara lebih menyeluruh.
Risiko pengendalian( control risk )mengukur penilaian auditor apakah salah saji yang
melebihi jumlah yang dapat di toleransi dalam suatu segmen akan dicegah atau terdeteksi
secara tepat waktu oleh pengendalian internal klien. Asumsikan auditor menyimpulkan
bahwa pengendalian internal sama sekali tidak efektif untuk mencegah atau mendeteksi
salah saji
Model risiko audit ini menunjukkan hubungan yang erat antara risiko inheren dan risiko
pengendalian. Sebagai contoh , risiko inheren sebesar 40 persen dan risiko pengendalian
sebesar 60 persen akan memiliki dampak yang sama terhadap risiko deteksi yang
direncanakan dan bukti yang direncanakan dengan risiko inheren sebesar 60 persen dan
risiko pengendalian sebesar 40 persen. Dalam kedua kasus tersebut, perkalian IR dengan CR
akan menghasilkan denomintator dalam model risiko audit sebesar 24 persen. SAS 107( AU
312) menyebut kombinasi risiko inheren dan risiko pengendalain ini risiko salah saji
material ( risk of material misstatement). Auditor dapat menggabungkan penilaian atas
risiko salah saji yang material atau dapat juga menilai risiko pengendalian secara terpisah.
Sebelum dapat menetapkan risiko pengendalian yang lebih kecil dari 100 persen, auditorharus memahami pengendalian internal yang ada, mengevaluasi seberapa baik
-
7/29/2019 Model Risiko Audit Dan Komponennya.
4/8
pengendalian tersebut berfungsi, serta menguji keefektifannya. Pemahaman atas
pengendalian internal ini dibutuhkan pada semua audit. Dua hal yang terakhir adlah
langkah-langkah dalam penilaian risiko pengendalian yang hanya diharuskan jika auditor
menilai risiko pengendalian di bawah maksimum.
Auditor perusahaan publik memilih untuk mengandalkan secara ekstensif pada
pengendalian, karena mereka harus menguji keefektifan pengendalian internal atas
pelaporan keuangan untuk memenuhi persyaratan UU Sarbanex- oxley. Apabila
pengendalian mungkin tidak efektif dan risiko inheren tinggi, penggunaan model risiko
audit akan menyebabkan auditor mengurangi risiko deteksi yang direncanakan sehingga
meningkatkan bukti yang direncanakan.
Risiko audt yang dapat diterima ( acceptable audit risk) adalah ukuran kesediaan auditor
untuk menerima bahwa laporan keuangan mungkin mengandung salah saji yang material
setelah audit selesai, dan pendapat wajar tanpa pengecualian telah dikeluarkan. Apabila
auditor memutuskan risiko audit yang dapat diterima yang lebih rendah, auditor ingin lebih
yakin bahwa laporan keuangan tidakdisalahsajikan secara material. Risiko nol berarti takin
sekali, dan risiko sebesar 100 persen berarti sama sekali tidak yakin.
Sering kali , auditor menyebut istilah audit assurance ( yang juga disebut assurance
keseluruhan atau tingkat assuranse) dan bukan risiko audit yang dapat diterima. Audit
assurance atau istilah-istilah lain yang sejenis merupakan pelengkap risiko audit yang dapat
diterima,nyaoitu satu dikurangi risiko audit yang dapat diterima. Dengan kata lain, risiko
audit sebesar 2 persen sama dengan audit assurance sebesar 98 persen.
Apabila digunakan model risiko audit, ada hubungan langsung antara risiko audit yang
dapat diterima dan risiko deteksi yang direncanakan, serta hubungan berbanding terbalik
antara risiko yang dapat diterima dan bukti yang direncanakan. Jika auditor memutuskan
untuk mengurangi risiko audit yang dapat diterima, risiko deteksi yang direncanakan juga
dikurangi, dan bukti yang direncanakan harus ditambah. Untuk klien dengan risiko audit
yang diterima lebih rendah, auditor sering kali juga menugaskan staf yang lebih
berpengalam atau mereview file audit dengan lebih cermat.
Perbedaan Antara Risiko-risiko dalam Model Risiko Audit
-
7/29/2019 Model Risiko Audit Dan Komponennya.
5/8
Ada perbedaan yang penting dalam hal bagaimana auditor menilai keempat faktor risiko
dalam model risiko audit. Untuk risiko audit yang dapat diterima, auditor memutuskan risiko
yang bersedia diambilkantor akuntan publik bahwa laporan keuangna disalahsajikan setelah
audit selesai, berdasarkan faktor-faktor yang terkait dengan klien tertentu. Risiko inheren
dan risiko pengendalian didasarkan pada ekspektasi atau prediksiauditor mengenai kondisi
klien
MENILAI RISIKO AUDIT YANG DAPAT DITERIMA
Auditor sebaiknya harus memutuskan risiko audit yng dapat diterima yang tepat bagi suatu
audit selama perencanaan audit. Pertama, auditor memutuskan risiko penugasan dan
kemudian menggunakan risiko penugasan ini untuk memodifikasi risiko audit yang dapat
diterima.
Risiko Penugasan ( engangement risk) adalah risiko bahwa auditor atau kantor akuntan
publik akan menderita kerugian setelah audit selesai, walaupun laporan audit sudah benar.
Perhatikan bahwa para auditor berbeda pendapattentang apakah risiko penugasan harus
dipertimbangkan dalam perencanaan audit. Mereka yang menentang memodifikasi bukti
untuk risiko penugasan berpendapat bahwa auditor tidak memberikan pendapat audit pada
tingkat assurance yang berbeda, sehingga auditor tidak perlu memberikan assurance yang
lebih tinggi atau lebih rendah hanya karena adanya risiko penugasan. Mereka yang
mendukung berpendapat bahwa tepat jika auditor mengumpulkan bukti tambahan,
menugaskan personil yang lebih berpengalaman, serta mereview audit secara secara lebih
menyeluruh pada audit yang sangat mungkin menimbulkan masalah hukum, atau tindakanlain yang mungkin berdampak buruk terhadap auditor, selama tingkat assurance tidak
dikurangi dibawah tingkat assurance yang cukup tinggi seperti bila risiko penugasan rendah.
Apabila auditor memodifikasi bukti untuk penugasan, hal itu dilakukan melalu pengendalian
risiko audit yang dapat diterima. Kami yakin bahwa risiko audit yang dapat diterima yang
cukup rendah memang selalu diinginkan, tetapi dalam beberapa situasi bahkan diperlukan
risiko yang lebih jauh rendah karena dari faktor- faktor penugasan.
-
7/29/2019 Model Risiko Audit Dan Komponennya.
6/8
Faktor- faktor yang mempengaruhi risiko audit yang dapat diterima
Derajat Ketergantungan Pemakai Eksternal pada Laporan Keuangan jika pemakai eksternal
sangat tergantung pada laporan keuangan, maka tepat untuk mengurangi risiko audit yang
dapat diterima. Ada beberapa faktor yang merupakan indikator yang baik mengenai derajat
ketergantungan pemakai ekstern pada laporan keuangan :
Ukuran klien. Secara umum semakin besar operasi klien, semakin luas pemakaianlaporan keuangan
Distribusi kepemilikan. Laporan keuangan perusahaan terbuka umumnya diandalkanoleh lebih banyak pemakai ketimbang laporan keuangan perusahaan tertutup
Sifat dan jumlah kewajiban. Apabila dala laporran keuangan terdapat kewajibanberjumlah besar, laporan keuangan tersebut kemungkinan besar akan
digunakansecara luas oleh kreditor aktual maupun calon kreditor, ketimbang
sekadar kewajiban berjumlah kecil.
Kemungkinan Bahwa klien akan Mengalami Kesulitan Keuangan Setelah Audit Di
keluarkan jika klien terpaksa mengajukan permohonan kebangkrutan atau menderita
kerugian yang besar etelah audit selesai,auditor menghadapi kemungkinan yang lebih besar
untuk membela mutu audit ketimbang jika klien tidak mengalami tekanan keuangan.
Memang sulit bagi auditor untuk memprediksi kegagalan keuangan sebelum hal itu terjadi,
tetapi ada beberapa faktor yang meruapakan indikator yang baikbahwa probobalitasnya
meningkkat :
Posisi likuiditas. Jika klien mengalami kekurangan kas serta modal kerja, hal inimengindikasikan ada masalah dalam membayar tagihan dimasa depan.
Laba(rugi) tahun-tahun sebelumnya.jika suatu perusahaan mengalami penurunanlaba atau kenaikan kerugian yang pesat selama beberapa tahun.
Metode pembiayaan pertumbuhan. Jika klien semakin mengandalkan utang sebagaalat pembiayaan,semakin besar risiko kesulitan keuangan jika keberhasilan operasi
klien menurun.
-
7/29/2019 Model Risiko Audit Dan Komponennya.
7/8
Sifat oprasi klien. Jenis bisnis tertentu memiliki risiko inheren yang lebih besar dariyang lainnya.
Kompetisi manajemen. Manajemen yang kompeten akan selalu waspada terhadappotensi kesulitan keuangan dan akan memodifikasi metode operasinya untuk
meminimalkan dampak masalah jangka pendek
Evaluasi Auditor Atas Integritas Manajemen sebagai bagian dari investigasi atas klien baru
dan evaluasi atas kelanjutan klien,jika klien memiliki integritas yang meragukan, auditor
mungkin akan menilai risiko audit yang dapat diterima lebih rendah.perusahaan yang
memiliki integritas yang rendah sering kali menjalankan urusan bisnisnya dengan cara yag
akhirnya menimbulkan konflik dengan para pemegang saham, pembuat peraturan,serta
pelanggan.
MENILAI RISIKO INHEREN
Pencantuman risiko inheren pada model risiko audit adalah salah satu konsep terpenting
dalam auditing.
Auditor harus menilai faktor-faktor yang menyebabkan risiko inheren dan memodifikasi
bukti audit untuk memperhitungkan faktor-fakor tersebut.adapun Faktor-fakor yang
mempengaruhi risiko inheren yaitu :
Sifat bisnis klien Hasil audit sebelumnya Penugasan awal versus penugasan berulang Pihak-pihak yang terkait Transaksi nonrutin Pertimbangan yang diperlukan untuk mencatat saldo akun dan transaksi dengan
tepat
Unsur- unsur populasi Faktor-faktor yang berkaitan dengan pelaporan keuangan yang curang Faktor-faktor yang berkaitan dengan mirapropriasi aktiva
-
7/29/2019 Model Risiko Audit Dan Komponennya.
8/8
DAFTAR ISI
Kata Pengantar...........................................................................................
Daftar Isi.................................................................................................
BAB 1 PENDAHULUAN.................................................................................
Latar Belakang.............................................................................................BAB 2 PEMBAHASAN.............................................................................
a
MATERIALITAS.................................................................................................................b MENETAPKAN PERTIMBANGAN PENDAHULUAN TENTANG
MATERIALITAS...............................................................................................................
c MENGALOKASIKAN PERTIMBANGAN PENDAHULUAN TENTANGMATERIALITAS...............................................................................................................
d MENGESTIMASI SALAH SAJI DAN MEMBANDINGKAN DENGAN PERTIMBANGANPENDAHULUAN...........................................................................................................
e RISIKO...........................................................................................................................f MENILAI RISIKO AUDIT YANG DAPAT DITERIMA...........................................................g MENILAI RISIKO INHEREN................................................................................................h HUBUNGAN RISIKO DENGAN BUKTI SERTA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
RISIKO...........................................................................................................................
i MENGEVALUASI HASIL..................................................................................................BAB 3 PENUTUP.............................................................................................
KESIMPULAN.................................................................................................................. SARAN............................................................................................................................