modul 1 anthropometri
TRANSCRIPT
PRAKTIKUM PERANCANGAN KERJA DAN ERGONOMI MODUL 1
PRAKTIKUM PERANCANGAN KERJAAN ERGONOMIANTROPOMETRI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Dalam lingkungan kerja berbagai faktor dapat mempengaruhi
jalannya suatu pekerjaan. Faktor-fator ini perlu diperhatikan bukan hanya
karena bersifat wajar dan manusiawi, tetapi karena apabila tidak
diperhatikan akan dapat menimbulkan barbagai kerugian, sebaliknya
apabila diperhatikan dan diatur dengan baik, maka dapat memberikan
keuntungan bagi perusahaan.
Salah satu faktor yang mempengaruhi suatu pekerjaan adalah
komponen penyusun dari sistem kerja tersebut. Untuk itu dalam
perancangan sistem kerja yang melibatkan manusia harus diperhatikan
kelebihan dan kekurangan dari manusia itu sendiri baik dari segi fisik
maupun psikologisnya. Kelebihan dan kekurangan manusia dari segi fisik
harus dapat disesuaikan dengan komponen dari sistem kerja yang berupa
fasilitas kerja dan tempat kerjanya. Penyesuaian komponen sistem kerja
terhadap fisik manusia yang menggunakan komponen tersebut akan sangat
membantu kerja manusia tersebut, sehingga sistem akan berjalan optimal.
Untuk itulah diperlukan suatu pengukuran antropometri.
Pengukuran Antropometri merupakan pengukuran yang dilakukan
terhadap dimensi-dimensi tubuh manusia. Hasil dari pengukuran ini
kemudian dapat diaplikasikan pada sistem kerja yang melibatkan manusia
saaat melakukan interaksi dengan komponen sistem kerja tersebut baik
secara langsung maupun tidak langsung. Dalam melakukan perancangan
suatu fasilitas dan tempat kerja dalam suatu sistem diperlukan
pengetahuan tentang Ergonomi dan Antropometri untuk dapat
menghasilkan suatu rancangan yang tepat dan optimal dengan
memanfaatkan data-data pengukuran dimensi tubuh manusia yang akan
berinteraksi dengan fasilitas dan tempat kerja tersebut.
1.2Tujuan Praktikum
1.2.1 Tujuan Umum
Tujuan praktikum secara umum adalah untuk:
LABORATORIUM PERANCANGAN KERJA DAN ERGONOMIJURUSAN TEKNIK MESIN – PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI – UNIVERSITAS BRAWIJAYA 1
PRAKTIKUM PERANCANGAN KERJA DAN ERGONOMI MODUL 1
PRAKTIKUM PERANCANGAN KERJAAN ERGONOMIANTROPOMETRI
1. Dapat menerapkan prinsip-prinsip Ergonomi dalam merancang fasilitas
dan tempat kerja yang optimum untuk kelancaran sistem kerja,
2. Memahami keterbatasan dan kelebihan manusia dari sisi Antropometri
serta mampu menggunakannya untuk mengoptimalkan sistem kerja,
3. Mampu menganalisis, menilai dan memperbaiki serta merancang suatu
fasilitas dan tempat kerja,
4. Memahami alat-alat yang digunakan dalam pengukuran Anthopometri,
5. Dapat mengaplikasikan ilmu Ergonomi pada dunia kerja nantinya,
6. Mengetahui betapa pentingnya perancangan fasilitas dan tempat kerja
yang ergonomis untuk menghindari kecelakaan dan rasa sakit pada saat
bekerja.
1.2.2 Tujuan Khusus
Sedangkan tujuan khusus dari praktikum ini adalah:
1. Mampu mengukur dimensi-dimensi tubuh manusia sesuai Antropometri,
2. Dapat menganalisis dan merancang suatu komponen sistem kerja
(fasilitas dan tempat kerja) yang sesuai dengan ukuran dimensi tubuh
manusia dari hasil simulasi kerja.
LABORATORIUM PERANCANGAN KERJA DAN ERGONOMIJURUSAN TEKNIK MESIN – PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI – UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2
PRAKTIKUM PERANCANGAN KERJA DAN ERGONOMI MODUL 1
PRAKTIKUM PERANCANGAN KERJAAN ERGONOMIANTROPOMETRI
BAB II
DASAR TEORI
2.1Latar Belakang Historis
Ergonomi berasal dari bahasa Yunani yaitu Ergo yang berarti kerja
dan Nomos yang berarti hukum. Dengan demikian Ergonomi dimaksudkan
sebagai disiplin keilmuan yang mempelajari manusia dalam kaitannya
dengan pekerjaannya. Fokus perhatian dari Ergonomi ialah berkaitan erat
dengan aspek-aspek manusia di dalam perencanaan “man-made objects”
dan lingkungan kerja. Pendekatan ergonomi akan ditekankan pada
penelitian kemampuan keterbatasan manusia baik secara fisik maupun
mental psikologis dan interaksinya dalam sistem manusia - mesin yang
integral. Secara sistematis pendekatan ergonomi kemudian akan
memanfaatkan informasi tersebut utuk tujuan rancang bangun, sehingga
akan tercipta produk, sistem atau lingkungan kerja yang lebih sesuai
dengan manusia.
Maksud dan tujuan utama dari pendekatan disiplin ergonomi
diarahkan pada upaya memperbaiki performansi kerja manusia seperti
menambah kecepatan kerja, akurasi, keselamatan kerja, disamping untuk
mengurangi datangnya kelelahan yang terlalu cepat. Disiplin ergonomi
dapat pula memperbaiki pendayagunaan sumber daya manusia serta
meminimalkan kerusakan peralatan yang disebabkan kesalahan manusia
(human errors).
Analisis dan penelitian ergonomi meliputi hal-hal yang berkaitan
dengan:
1. Anatomi (struktur), fisiologi (bekerjanya), dan anthropometri (ukuran)
tubuh manusia.
2. Psikologi yang fisiologis mengenai berfungsinya otak dan system syaraf
yang berperan dalam tingkah laku manusia.
3. Kondisi-kondisi kerja yang dapat mencederai baik dalam waktu yang
pendek maupun panjang ataupun membuat celaka manusia dan
LABORATORIUM PERANCANGAN KERJA DAN ERGONOMIJURUSAN TEKNIK MESIN – PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI – UNIVERSITAS BRAWIJAYA 3
PRAKTIKUM PERANCANGAN KERJA DAN ERGONOMI MODUL 1
PRAKTIKUM PERANCANGAN KERJAAN ERGONOMIANTROPOMETRI
sebaliknya ialah kondisi-kondisi kerja yang dapat membuat nyaman kerja
manusia.
Dengan memperhatikan hal-hal tersebut maka penelitian dan
pengembangan ergonomis akan memerlukan dukungan berbagai disiplin
keilmuan seperti psikologi, anthropologi, faal/anatomi, dan teknologi
(engineering).
2.2Interaksi Manusia dan Mesin Dalam Sistem Produksi
Suatu sistem akan terjadi dalam suatu lingkungan yang akan
memberi batasan, dan perubahan-perubahan yang timbul dalam lingkungan
ini akan mempengaruhi elemen-elemen sistem tersebut. Pemecahan
masalah dalam hal ini harus dianalisis dengan melihat keterkaitan antara
satu system dengan sistem lainnya.
Dengan “mesin” maka disini akan diartikan secara luas, yaitu
mencakup semua objek fisik seperti mesin, peralatan, perlengkapan dan
fasilitas serta benda-benda ytang biasanya dipergunakan manusia dalam
melaksanakan kegiatannya. Arus informasi dan arahnya dalam hal ini bisa
digambarkan sebagai berikut:
1. Display Instrument, akan mencatat dan memberikan informasi mengenai
perkembangan kegiatan produksi yang berlangsung; operator kemudian
menyerap informasi ini secara visual dan atau secara dan mencoba
mengintrepertasikannya (persepsi) secara seksama. Berdasarkan
intrepertasi yang dilakukan serta pengetahuan yang sebelumnya sudah
dimiliki maka operator (manusia) kemudian mencoba membuat
keputusan.
2. Langkah berikutnya, operator mencoba mengkomunikasikan keputusan
yang telah diambilnya ke mesin dengan menggunakan mekanisme
control. Instrumen control selanjutnya memberikan gambaran (display)
mengenai hasil dan tindakan yang telah dilakukan oleh operator, dan
selanjutnya system kerja kan memberikan proses kegiatan produksi
sesuai program yang diberikan oleh operator tersebut. Demikian
seterusnya siklus ini selamanya akan berlangsung.
LABORATORIUM PERANCANGAN KERJA DAN ERGONOMIJURUSAN TEKNIK MESIN – PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI – UNIVERSITAS BRAWIJAYA 4
PRAKTIKUM PERANCANGAN KERJA DAN ERGONOMI MODUL 1
PRAKTIKUM PERANCANGAN KERJAAN ERGONOMIANTROPOMETRI
Gambar 4.1 Pengukuran Struktur Dimensi Tubuh dalam Posisi BerdiriSumber : Wignjosoebroto (2000)
Dari sistem manusia-mesin yang dimodalkan secara sederhana diatas
tampak bahwa problematic ergonomi akan tampak dalam hal persepsi yang
diambil oleh manusia (operator) dari instrument display (mesin) dan
handing operations yang dilaksanakan operator ada saat menangani
mekanisme control dari mesin. Dengan demikian perancangan “interface”
dari system manusia-mesin perlu memperhatikan secara kelebihan,
kekurangan ataupun keterbatasan manusia pada saat mereka harus
berinteraksi dalam hubungan kerja manusia-mesin (fasilitas Produksi).
2.3Antropometri dan Aplikasinya dalam Perancangan Fasilitas Kerja
Istilah anthropometri berasal dari “anthro” yang berarti manusia dan
“metri” yang berarti ukuran. Secara definitive anthropometri dapat
dinyatakan sebagai satu studi yang berkaitan dengan pengukuran dimensi
tubuh manusia. Anthropometri secara luas akan digunakan sebagai
pertimbangan-pertimbangan ergonomis dalam memerlukan interaksi
manusia. Data anthropometri yang berhasil diperoleh akan diaplikasikan
secara luas antara lain dalam hal:
1. Perancangan area kerja (work station, interior mobil. dan lain-lain)
2. Perancangan peralatan kerja seperti mesin, equipment, perkakas (tools),
dan sebagainya.
3. Perancangan produk-produk konsumtif seperti pakaian, kursi/meja
computer, dan lain-lain.
4. Perancangan lingkungan kerja fisik.
LABORATORIUM PERANCANGAN KERJA DAN ERGONOMIJURUSAN TEKNIK MESIN – PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI – UNIVERSITAS BRAWIJAYA 5
PRAKTIKUM PERANCANGAN KERJA DAN ERGONOMI MODUL 1
PRAKTIKUM PERANCANGAN KERJAAN ERGONOMIANTROPOMETRI
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data anthropometri akan
menentukan bentuk, ukuran dan dimensi yang tepat yang berkaitan dengan
produk yang dirancang dan manusia yang akan
mengoperasikan/menggunakan produk tersebut. Dalam kaitan ini maka
perancang produk harus mampu mengakomodasikan dimensi tubuh dari
populasi terbesar yang akan menggunakan produk hasil rancangannya
tersebut. Kemampuan penyesuaian (Adjustability) suatu produk merupakan
suatu prasarat yang amat penting dalam proses perancangannya terutama
untuk produk-produk yang berorientasi ekspor.
2.4Data Antropometri dan Pengukurannya
2.4.1 Macam Antropometri
Pengukuran dimensi tubuh manusia terbagi menjadi 2, yaitu:
1. Antropometri Statis
Dimensi yang dapat diukur pada antropometri statis diambil secara linier
atau lurus dan dilakukan pada permukaan tubuh. Agar hasil pengukuran
representatif, maka pengukuran harus dilakukan dengan metode
tertentu berbagai individu dan tubuh harus dalam keadaan diam.
Manusia pada umumnya akan berbeda-beda dalam hal bentuk dan
dimensi ukuran tubuhnya. Disini ada beberapa factor yang akan
mempengaruhi ukuran tubuh manusia. Sehingga sudah semestinya
seorang perancang produk harus memperhatikan faktor-faktor tersebut
yang antara lain adalah:
1. Umur, secara umum dimensi tubuh manusia akan tumbuh dan
bertambah besar seiring dengan bertambahnya umur yaitu sejak
awal kelahirannya sampai dengan umur sekitar 20 tahunan.
2. Jenis Kelamin, dimensi ukuran tubuh laki-laki umumnya akan lebih
besar dibandingkan dengan wanita, terkecuali untuk beberapa bagian
tubuh tertentu seperti pinggul, dan sebagainya.
3. Suku Bangsa, setiap suku bangsa ataupun kelompok etnik akan
memilki karakteristik fisik yang akan berbeda satu dengan yang
lainnya. berikut adalah berbagai macam suku bangsa (5 tahun dan 95
persentil) tertentu.
LABORATORIUM PERANCANGAN KERJA DAN ERGONOMIJURUSAN TEKNIK MESIN – PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI – UNIVERSITAS BRAWIJAYA 6
PRAKTIKUM PERANCANGAN KERJA DAN ERGONOMI MODUL 1
PRAKTIKUM PERANCANGAN KERJAAN ERGONOMIANTROPOMETRI
Gambar 4.2 Perbedaan Tinggi Tubuh Berbagai Suku Bangsa dalamPosisi Berdiri Tegak
Sumber : Wignjosoebroto (2000)
Catatan :1. Amerika 6. Italia (militer)2. Inggris 7. Perancis (militer)3. Swedia 8. Jepang (militer)4. Jepang 9. Turki (militer)5. Amerika (pilot)
4. Posisi Duduk, sikap (posture) ataupun posisi tubuh akan berpengaruh
terhadap ukuran tubuh. Oleh sebab itu, posisi tubuh standart harus
diterapkan untuk survei pengukuran. Dalam kaitan dengan posisi
dikenal dengan 2 cara pengukuran:
a. Pengukuran dimensi struktur tubuh (structural body dimension)
Disini tubuh diukur dalam berbagai posisi standar dan tak bisa
bergerak (tetap gerak resiu. Istilah lain pengukuran tubuh dengan
cara ini dikenal dengan “static anthropometri”. Dimensi tubuh
yang diukur dengan posisi tetap anatara lain meliputi berat badan,
tinggi tubuh dalam posisi berdiri, maupun duduk, ukuran kepala,
tinggi/panjang lutut pada saat posisi berdiri/duduk, panjang
lengan dan sebagainya.
LABORATORIUM PERANCANGAN KERJA DAN ERGONOMIJURUSAN TEKNIK MESIN – PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI – UNIVERSITAS BRAWIJAYA 7
PRAKTIKUM PERANCANGAN KERJA DAN ERGONOMI MODUL 1
PRAKTIKUM PERANCANGAN KERJAAN ERGONOMIANTROPOMETRI
Gambar 4.3 Pengukuran Struktur Dimensi Tubuh dalam Posisi Berdiridan Duduk Tegap
Sumber : Wignjosoebroto (2000)
b. Pengukuran dimensi funfsional tubuh (Functional body dimension)
Disini pengukuran dilakukan terhadap posisi tubuh pada saat
berfungsi melakukan gerakan-gerakan tertentu yang berkaitan
dengan kegiatan yang harus diseleaikan. Hal pokok yang
ditekankan dalam pengukuran dimensi fungsional tubuh ini
adalah mendapatkan ukuran tubuh yang nantinya akan berkaitan
erat dengan gerakan-gerakan nyata yang diperlukan untuk
melaksanakan kegiatan-kegiatan tertentu.
Gambar 4.4 Pengukuran Fungsional Dimensi Tubuh dalam Posisi Berdiridan Duduk Tegap
Sumber : Wignjosoebroto (2000)
2. Antropometri Dinamis
LABORATORIUM PERANCANGAN KERJA DAN ERGONOMIJURUSAN TEKNIK MESIN – PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI – UNIVERSITAS BRAWIJAYA 8
PRAKTIKUM PERANCANGAN KERJA DAN ERGONOMI MODUL 1
PRAKTIKUM PERANCANGAN KERJAAN ERGONOMIANTROPOMETRI
Pengukuran antropometri dinamis berhubungan dengan pengukuran
keadaan dan ciri-ciri fisik manusia dalam keadaan bergerak atau dalam
keadaaan yang mungkin terjadi bila seseorang bekerja melakukan
kegiatan-kegiatan.
Salah satu usaha untuk mendapatkan informasi banyak dilakukan
melalui penyelidikan dan pembahasan. Dalam penyelidikan itu terdapat
empat kelompok besar sebagai berikut:
a. Penyelidikan tentang tampilan (display)
b. Display merupakan suatu perangkat antara (interface) yang mampu
menyajikan informasi tentang keadaan lingkungan dan
mengonsumsikan pada manusia dalam bentuk tanda, angka, dan
lambang.
c. Penyelidikan mengenai hasil kerja manusia dan proses pengendalian.
d. Dalam hal ini diselidiki tentang aktivitas manusia ketika bekerja dan
kemudia mempelajari cara mengukur dari setiap aktivitas tersebut.
e. Penyelidikan mengenai tempat kerja.
f. Agar diperoleh tempat kerja yang baik, dalam arti kata sesuai dengan
kemampuan dan keterbatasan manusia, maka ukuran tersebut harus
sesuai dengan tubuh manusia.
g. Penyelidikan mengenai lingkungan kerja.
h. Yang dimaksud dengan lingkungan fisik di sini meliputi ruangan dan
fasilitas yang biasa digunakan oleh manusia, serta kondisi lingkungan
kerja, yang kedua-duanya banyak memengaruhi tingkah laku
manusia.
Selain faktor-faktor tersebut di atas masih ada pula beberapa faktor
lain yang mempengaruhi variabilitas ukuran tubuh manusia seperti:
a. Cacat Tubuh, dimana data anthropometri disini akan diperlukan untuk
perancangan produk bagi orang-orang cacat (kursi roda, kaki/tangan
palsu).
b. Ketebalan pakaian yang digunakan, dimana factor iklim yang berbeda
akan memberikan variasi yang berbeda-beda pula bentuk rancangan
dan spesifikasi pakaian dengan demikian dimensi tubuh orang pun
berbeda-beda dari satu tempat dengan tempat yang lain.
LABORATORIUM PERANCANGAN KERJA DAN ERGONOMIJURUSAN TEKNIK MESIN – PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI – UNIVERSITAS BRAWIJAYA 9
PRAKTIKUM PERANCANGAN KERJA DAN ERGONOMI MODUL 1
PRAKTIKUM PERANCANGAN KERJAAN ERGONOMIANTROPOMETRI
c. Kehamilan (Pregnancy), dimana kondisi semacam ini jelas akan
mempengaruhi bentuk dan ukuran tubuh (khusus perempuan).
Akhirnya, segmentasi dari populasi yang ingin dituju dari rancangan
suatu produk selalu berhasil diidientifikasi sebaik-baiknya berdasarkan
factor-faktor seperti yang telah diuraikan; namun adanya variasi ukuran
bukan tidak mungkin bisa tetap dijumpai. Permasalahan variasi ukuran
sebenarnya akan mudah diatasi dengan cara meranvang produk yang
“mampu suai” (adjustable) dalam suatu rentang dimensi ukuran
pemakaiannya.
2.4.2 Penggunaan Data Antropometri
“The Fallacy of the Average Man or Average Woman” mengatakan
bahwa merupakan suatu kesalahan dalam perancangan suatu tempat kerja
ataupun produk jika berdasar pada dimensi yang hipotesis yaitu
menganggap bahwa semua dimensi adalah merupakan rata-rata. Walaupun
hanya penggunaan satu dimensi saja, maka penggunaan rata-rata (50
persentil) dalam penyesuaian pemasangan suatu alat kontrol akan
menghasilkan bahwa 50% populasi akan tidak mampu menjangkaunya.
Selain dari itu, jika seseorang mempunyai dimensi pada rata-rata populasi,
katakanlah tinggi badan, maka belum tentu bahwa dia berada pada rata-
rata populasi untuk dimensi lainnya.
LABORATORIUM PERANCANGAN KERJA DAN ERGONOMIJURUSAN TEKNIK MESIN – PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI – UNIVERSITAS BRAWIJAYA 10
PRAKTIKUM PERANCANGAN KERJA DAN ERGONOMI MODUL 1
PRAKTIKUM PERANCANGAN KERJAAN ERGONOMIANTROPOMETRI
Tabel 4.1 Dimensi untuk orang Inggris dewasa usia 19-65 tahun
Sumber : Nurmianto (2003)
LABORATORIUM PERANCANGAN KERJA DAN ERGONOMIJURUSAN TEKNIK MESIN – PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI – UNIVERSITAS BRAWIJAYA 11
PRAKTIKUM PERANCANGAN KERJA DAN ERGONOMI MODUL 1
PRAKTIKUM PERANCANGAN KERJAAN ERGONOMIANTROPOMETRI
Tabel 4.2 Dimensi untuk masyarakat Hongkong, dewasa, dapat diekivalensikan sementara untuk masyarakat Indonesia (kesamaan etnis
Asia)
Sumber : Nurmianto (2003)
LABORATORIUM PERANCANGAN KERJA DAN ERGONOMIJURUSAN TEKNIK MESIN – PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI – UNIVERSITAS BRAWIJAYA 12
PRAKTIKUM PERANCANGAN KERJA DAN ERGONOMI MODUL 1
PRAKTIKUM PERANCANGAN KERJAAN ERGONOMIANTROPOMETRI
Tabel 4.3 Anthropometri masyarakat Indonesia yang di dapat dari interpolasi masyarakat British dam Hongkong terhadap masyarakat
Indonesia serta istilah dimensinya
Sumber : Nurmianto (2003)
Adapun pendekatan dalam penggunaan data anthropometri di atas
adalah sebagai berikut:
1. Pilihlah standar deviasi yang sesuai untuk perancangan yang dimaksud
2. Carilah data pada rata-rata dan distribusi dari dimensi yang dimaksud
untuk populasi yang sesuai
3. Pilihlah nilai persentil yang sesuai sebagai dasar perancangan
4. Pilihlah jenis kelamin yang sesuai.
LABORATORIUM PERANCANGAN KERJA DAN ERGONOMIJURUSAN TEKNIK MESIN – PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI – UNIVERSITAS BRAWIJAYA 13
PRAKTIKUM PERANCANGAN KERJA DAN ERGONOMI MODUL 1
PRAKTIKUM PERANCANGAN KERJAAN ERGONOMIANTROPOMETRI
Gambar 4.5 Anthropometri TanganSumber: Nurmianto (2003)
Tabel 4.4 Anthropometri telapak tangan orang Indonesia yang didapat dari interpolasi data pheasant (1986) Suma’mur (1989) dan Nurmianto (1991)
Sumber: Nurmianto (2003)
LABORATORIUM PERANCANGAN KERJA DAN ERGONOMIJURUSAN TEKNIK MESIN – PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI – UNIVERSITAS BRAWIJAYA 14
PRAKTIKUM PERANCANGAN KERJA DAN ERGONOMI MODUL 1
PRAKTIKUM PERANCANGAN KERJAAN ERGONOMIANTROPOMETRI
Gambar 4.6 Anthropometri KepalaSumber : Nurmianto (2003)
Tabel 4.5 Anthropometri kepala orang Indonesia yang didapat dari interpolasi data pheasant (1986) Suma’mur (1989) dan Nurmianto (1991)
Sumber : Nurmianto (2003)
Gambar 4.7 Anthropometri KakiSumber : Nurmianto (2003)
LABORATORIUM PERANCANGAN KERJA DAN ERGONOMIJURUSAN TEKNIK MESIN – PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI – UNIVERSITAS BRAWIJAYA 15
PRAKTIKUM PERANCANGAN KERJA DAN ERGONOMI MODUL 1
PRAKTIKUM PERANCANGAN KERJAAN ERGONOMIANTROPOMETRI
Tabel 4.6 Anthropometri kaki orang Indonesia yang didapat dari interpolasi data pheasant (1986) Suma’mur (1989) dan Nurmianto (1991)
Sumber: Nurmianto (2003)
2.5 Aplikasi Distribusi Normal dalam Penetapan Data Antropometri
Ukuran tubuh dapat diperoleh dari pengukuran secara individu,
seperti untuk produk job order. Situasi menjadi berubah saat lebih banyak
lagi produk standar yang bisa dibuat untuk dioperasikan oleh banyak orang.
Permasalahan yang timbul adalah ukuran siapa yang akan dipilih sebagai
acuan untuk mewakili poulasi yang ada, mengingat akan bervariasinya
ukuran individu yang ada pada populasi yang menjadi target bersaran
produk tersebut.
Persoalan yang muncul dalam penetapan data antropometri akan
terletak pada kemampuan dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut
ini:
a. Berapa besar sampel pengukuran yang diambil untuk penetapan data
antropometri tersebut?
b. Haruskah setiap sampel dibatasi per kelompok (segmentasi) yang
homogen?
c. Apakah sudah tersedia data antropometri untuk populasi tertentu yang
nantinya akan menjadi target populasi?
d. Bagaimana kita bisa memberikan toleransi perbedaan-perbedaan yang
mungkin akan dijumpai dari data yang tersedia dengan populasi yang
akan dihadapi?
LABORATORIUM PERANCANGAN KERJA DAN ERGONOMIJURUSAN TEKNIK MESIN – PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI – UNIVERSITAS BRAWIJAYA 16
PRAKTIKUM PERANCANGAN KERJA DAN ERGONOMI MODUL 1
PRAKTIKUM PERANCANGAN KERJAAN ERGONOMIANTROPOMETRI
Seperti yang telah diuraikan sebelumnya, problem tersebut akan
lebih mudah diatasi bilamana kita mampu merancang produk yang memiliki
fleksibilitas dan sifat mampu suai (adjustable) dengan suatu rentang ukuran
tertentu.
Untuk penetapan data antropometri ini, pemakaian distribusi normal
akan umum diterapkan. Dalam statistik, distribusi nornal dapat
diformulasikan berdasarkan harga rata-rata (x) dan simpangan baku (σ) dari
data yang ada. Dari nilai yang ada tersebut maka persentil dapat ditetapkan
sesuai dengan tabel probalititas distribusi normal. Dengan persentil maka
yang dimaksud di sini adalah nilai yang menunjukkan persentase tertentu
dari orang yang memiliki ukuran pada/di bawah nilai tersebut.
Gambar 4.8 Distribusi Normal Dengan Data Antropometri Persentil 95Sumber : Wignjosoebroto (2000)
Persentil 95 akan menunjukkan 95% populasi akan berada di bawah
ukuran tersebut, sedangkan persentil 5 akan menunjukkan 5% populasi
akan berada pada/di bawah ukuran itu. Dalam antropometri anmgka 95th
akan menggambarkan ukuran manusia yang terbesar dan 5th persentil akan
menunjukkan ukuran terkecil. Bilamana diharapkan ukuran yang mampu
mengakomodasikan 95% dari populasi yang ada, maka diambil rentang 2,5 th
– 97,5th persentil sebagai batasnya.
Pemakaian nilai-nilai persentil yang umum diaplikasikan dalam
perhitungan data antropometridapat dijelaskan seperti berikut:
LABORATORIUM PERANCANGAN KERJA DAN ERGONOMIJURUSAN TEKNIK MESIN – PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI – UNIVERSITAS BRAWIJAYA 17
PRAKTIKUM PERANCANGAN KERJA DAN ERGONOMI MODUL 1
PRAKTIKUM PERANCANGAN KERJAAN ERGONOMIANTROPOMETRI
Tabel. 4.7 Macam Persentil dan Cara Perhitungan dalam Distribusi Normal
Persent
il
Perhitunga
n
1-st X – 2,325 σ x
2,5-th X – 1,96 σ x
5-th X – 1,645 σ x
10-th X – 1,28 σ x
50-th X
90-th X + 1,28 σ x
95-th X + 1,645 σ
x
97,5-th X + 1,96 σ x
99-th X + 2,325 σ
x
Sumber : Wignjosoebroto (2000)
2.6 Aplikasi Data Antropometri dalam Perancangan Produk atau
Fasilitas Kerja
Data antropometri yang menyajikan data ukuran dari berbagai
macam anggota tubuh manusia dalam persentil tertentu akan memberikan
manfaat pada saat suatu rancangan produk/fasilitas kerja akan dibuat.
Agar rancangan suatu produk nantinya bisa sesuai dengan ukuran
tubuh manusia yang yang akan mengoperasikannya, maka prinsip-prinsip
apa yang harus diambil dalam aplikasi data antropometri tersebut harus
ditetapkan terlebih dulu seperti diuraikan berikut ini:
1. Prinsip Perancangan Produk Bagi Individu dengan Ukuran yang Ekstrim
Rancangan produk dibuat agar bisa memenuhi dua sasaran produk,
yaitu:
a. Bisa sesuai untuk ukuran tubuh manusia yang mengikuti klasifikasi
ekstrim dalam arti terlalu besar/kecil bila dibandingkan rata-ratanya.
b. Tetap bisa digunakan untuk memenuhi ukuran tubuh yang lain
(mayoritas dari populasi yang ada)
LABORATORIUM PERANCANGAN KERJA DAN ERGONOMIJURUSAN TEKNIK MESIN – PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI – UNIVERSITAS BRAWIJAYA 18
PRAKTIKUM PERANCANGAN KERJA DAN ERGONOMI MODUL 1
PRAKTIKUM PERANCANGAN KERJAAN ERGONOMIANTROPOMETRI
Agar bisa memenuhi sasaran pokok tersebut, maka ukuran yang
diaplikasikan ditetapkan dengan cara:
a. Untuk dimensi minimum yang harus ditetapkan dari suatu rancangan
produk umumnya didasarkan pada nilai persentil yang terbesar
(persentil 90, 95, 99). Contoh pada penetapan ukuran minimal dari
lebar dan tinggi pintu darurat.
b. Untuk dimensi maksimal yang harus ditetapkan diambil berdasarkan
nilai dari persentil yang paling rendah (persentil 1, 5, 10). Contoh
penetapan jarak jangkau dari suatu mekanisme kontrol yang harus
dioperasikan pekerja.
Secara umum, aplikasi data antropometri untuk perancangan produk
(fasilitas kerja akan menetapkan nilai persentil 5 untuk maksimal dan
persentil 95 untuk dimensi minimumnya)
2. Prinsip Perancangan Produk yang Bisa Dioperasikan di Antara Rentang
Ukuran Tertentu
Di sini rancangan suatu produk bisa diubah-ubah ukurannya sesuai
ukuran tubuh orang yang mengoperasikannya. Contoh perancangan
kursi mobil yang letaknya bisa digeser maju/mundur dan sudut
sandarannya juga bisa diubah sesuai keinginan. Untuk itu data
antropometri yang umum diaplikasikan dalam rentang persentil 5 hingga
persentil 95.
3. Prinsip Perancangan Produk dengan Ukuran Rata-rata
Problem pokok yang dihadapi dalam hal ini adalah sedikitnya manusia
yang berbeda dalam ukuran rata-rata. Maka di sini dirancang produk
untuk mereka yang berukuran sekitar rata-rata, sedangkan yang
memiliki ukuran ekstrim akan dibuat rancangan sendiri.
Ada beberapa saran/rekomendasi untuk proses perancangan
produk/fasilitas kerja, antara lain:
a. Pertama harus ditetapkan anggota tubuh yang nantinya akan
difungsikan untuk mengoperasikan rancangan tersebut.
b. Tentukan dimensi tubuh yang penting dalam proses perancangan
tersebut, dalam hal ini juga diperhatikan apakah harus menggunakan
data stuctural body dimension atau functional body dimension.
LABORATORIUM PERANCANGAN KERJA DAN ERGONOMIJURUSAN TEKNIK MESIN – PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI – UNIVERSITAS BRAWIJAYA 19
PRAKTIKUM PERANCANGAN KERJA DAN ERGONOMI MODUL 1
PRAKTIKUM PERANCANGAN KERJAAN ERGONOMIANTROPOMETRI
c. Tentukan populasi terbesar yang harus diantisipasi, diakomodasikan,
dan menjadi target utama pemakai rancangan produk tersebut.
Dikenal dengan “market segmentation” seperti peralatan rumah
tangga fan produk mainan anak-anak, dan lain-lain.
d. Tentukan prinsip ukuran yang harus diikuti semisal apakah rancangan
tersebut untuk ukuran individual yang ekstrim, rentang ukuran yang
fleksibel ataukah ukuran rata-rata.
e. Pilih persentase populasi yang diikuti, persentil 90, 95, atau 99, atau
nilai persentil lain yang dikehendaki.
f. Untuk setiap dimensi tubuh yang telah diidentifikasikan selanjutnya
pilih/tetapkan nilai ukurannya dari tabel data antropometri yang
sesuai. Aplikasikan data tersebut dan tambahkan faktor allowance
bila diperlukan, seperti faktor tebalnya pakaian yang harus dikenakan
oleh operator, pemakaian sarung tangan, dan lain-lain.
Selanjutnya untuk memperjelas mengenai data anthropometri untuk
bisa diplikasikan dalam berbagai rancangan produk ataupun fasilitas kerja,
maka gambar berikut akan memberikan informasi tentang berbagai macam
anggota tubuh yang perlu diukur.
Gambar 4.9 Data Anthropometri yang Diperlukan untuk PerancanganProduk/Fasilitas Kerja
LABORATORIUM PERANCANGAN KERJA DAN ERGONOMIJURUSAN TEKNIK MESIN – PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI – UNIVERSITAS BRAWIJAYA 20
PRAKTIKUM PERANCANGAN KERJA DAN ERGONOMI MODUL 1
PRAKTIKUM PERANCANGAN KERJAAN ERGONOMIANTROPOMETRI
Sumber: Wignjosoebroto (2000)
Keterangan :
1 : dimensi tinggi tubuh dalam posisis tegak (dari lantai s.d. ujung kepala)
2 : tinggi mata dalam posisi berdiri tegak
3 : tinggi bahu dalam posisi berdiri tegak
4 : tinggi siku dalam posisi berdiri tegak (siku tegak lurus)
5 : tinggi kepalan tangan yang terjulur lepas dalam posisi berdiri tegak
(dalam gambar tidak ditunjukkan)
6 : tinggi tubuh dalam posisi duduk (diukur dari alas tempat duduk/pantat
sampai dengan kepala)
7 : tinggi mata dalam posisi duduk
8 : tinggi bahu dalam posisi duduk
9 : tinggi siku dalam posisi duduk (siku tegak lurus)
10: tebal/lebar paha
11: panjang paha yang diukur dari pantat s.d. ujung lutut
12: panjang paha yang diukur dari pantat s.d. bagian belakang dari
lutut/betis
13: tinggi lutut yang bisa diukur baik dalam posisi berdiri ataupun duduk
14: tinggi tubuh dalam posisi duduk yang diukur dari lantai sampai dengan
paha
15: lebar dari bahu (bisa diukur dalam posisi berdiri ataupun duduk)
16: lebar pinggul/pantat
17: lebar dari dada dalam keadaan membusung (tidak tampat ditunjukkan
dalam gambar)
18: lebar perut
19: panjang siku yang diukur dari siku sampai dengan ujung jari-jari dalam
posisi siku tegak lurus
20: lebar kepala
21: panjang tangan diukur dari pergelangan sampai dengan ujung jari
22: lebar telapak tangan
LABORATORIUM PERANCANGAN KERJA DAN ERGONOMIJURUSAN TEKNIK MESIN – PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI – UNIVERSITAS BRAWIJAYA 21
PRAKTIKUM PERANCANGAN KERJA DAN ERGONOMI MODUL 1
PRAKTIKUM PERANCANGAN KERJAAN ERGONOMIANTROPOMETRI
23: lebar tangan dalam posisi tangan terbentang lebar-lebar kesamping kiri-
kanan (tidak ditunjukkan dalam gambar)
24: tinggi jangkauan tangan dalam posisi berdiri tegak, diukur dari lantai
sampai dengan telapak tangan yang terjamgkau lurus ke atas (vertikal)
25: tinggi jangkauan tangan dalam posisi duduk tegak, diukur seperti halnya
no.24 tetapi dalam posisi duduk (tidak ditunjukkan dalam gambar)
26: jarak jangkauan tangan yang terjulur ke depan diukur dari bahu sampai
ujung jari tangan
Data Anthropometri dibuat sesuai dengan ukuran tubuh laki-laki dan
perempuan, harga rata-rata, standard deviasi, serta persentil tertentu (5-
th,95-th,dan sebagainya).
2.7 Aspek-Aspek Ergonomi dalam Perancangan Stasiun Kerja
Kegiatan manufakturing didefinisikan sebagai satu unit atau
kelompok kerja yang berkaitan dengan berbagai macam proses kerja untuk
merubah bahan baku menjadi produk akhir yang dikehendaki. Kegiatan
masing-masing unit kerja ini akan berlangsung di suatu lokasi kerja atau
stasiun kerja. Dalam industri manufakturing, stasiun kerja merupakan lokasi
dimana suatu operasi produksi akan mengambil tempat yang menurut
James A. Aple dalam bukunya “Plant Layout and Material Handling”
didefinisikan sebagai:
”… the space accipied by a machine or work bench, necessary auxilary equipment, and the operator; or it may contain a group of smaller or a group of similar machines, and may require more than one operator or it maybe merely a piece of floor space where an operator works a longside a conveyor, as in assembly operations. ”
Problematika utama dari suatu stasiun kerja adalah pengaturan
komponen-komponen yang terlibat dalam kegiatan produksi yaitu
menyangkut material (bahan baku, produk jadi, dan scrap), mesin/peralatan
kerja, perkakas-perkakas pembantu, fasilitas-fasilitas penunjang (utilitas),
lingkungan fisik kerja dan manusia pelaksana kerja (operator). Ukuran
sukses dari suatu sistem produksi dalam industri biasanya dinyatakan
dalam bentuk besarnya produktivitas atau besarnya rasio output per input
yang dihasilkan. Dalam hal ini performans kerja manusia merupakan faktor
utama yang menentukan usaha peningkatan produktivitas industri. Konsep
LABORATORIUM PERANCANGAN KERJA DAN ERGONOMIJURUSAN TEKNIK MESIN – PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI – UNIVERSITAS BRAWIJAYA 22
PRAKTIKUM PERANCANGAN KERJA DAN ERGONOMI MODUL 1
PRAKTIKUM PERANCANGAN KERJAAN ERGONOMIANTROPOMETRI
pengalaman terdahulu tentang sistem produksi lebih menitikberatkan pada
faktor-faktor komponen perangkat keras seperti mesin, material, dan hanya
sedikit sekali pemikiran yang diberikan terhadap komponen manusia
(operator) seperti:
1. Apa yang seharusnya operator lakukan
2. Bagaimana seharusnya operator melaksanakan pekerjaan tersebut
3. Dimana seharusnya kegiatan kerja diselenggarakan
Apa, bagaimana, dan dimana pekerjaan akan diselenggarakan akan
merujuk pada konsep pemilihan alternatif metode kerja yang efektif-efisien
dan pengaturan lingkungan kerja fisik yang layak. Terciptanya pendekatan
ergonomis dimana suatu sistem bisa dirancang untuk melaksanakan
kegiatan kerja tertentu dengan didukung oleh keserasian hubungan antara
manusia dengan sistem kerja yang dikendalikannya (man-machine system).
Sistem kerja yang dimaksud adalah sistem kerja yang melibatkan
komponen-komponen kerja seperti mesin atau peralatan dan lingkungan
fisik kerja (temperatur, pencahayaan, kebisingan, dan lain-lain) dimana
kegiatan tersebut berlangsung. Pendekatan ergonomis akan membawa
manusia ke dalam suatu rancangan sistem kerja (man-made objects)
sehingga manusia akan dapat menggunakannya secara efektif, efisien, dan
nyaman. Apabila peralatan atau sistem kerja dirancang secara tidak benar
(tanpa mempertimbangkan aspek-aspek ergonomis) maka bisa
menyebabkan pekerja tidak mampu melaksanakan tugasnya secara tepat
atau kesslahan-kesalahan dalam perolehan hasil akhirnya.
2.7.1 Macam Disiplin dan Keahlian Kerja yang Terkait dengan
Perancangan Stasiun Kerja
Perancangan stasiun kerja dalam industri haruslah
mempertimbangkan banyak aspek yang berasal dari berbagai disiplin atau
spesialisasi keahlian yang ada. Secara skematis digambarkan sebagai
berikut:
LABORATORIUM PERANCANGAN KERJA DAN ERGONOMIJURUSAN TEKNIK MESIN – PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI – UNIVERSITAS BRAWIJAYA 23
Perancangan Stasiun Kerja
Hubungan dan Perilaku Manusia
Pengukuran Waktu Kerja
Studi Metode Kerja
Anthropologi Fisik Tata Letak Fasilitas dan Pengaturan Ruang Kerja
Maintainbility
Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Work Physicology dan Biomechanics
PRAKTIKUM PERANCANGAN KERJA DAN ERGONOMI MODUL 1
PRAKTIKUM PERANCANGAN KERJAAN ERGONOMIANTROPOMETRI
Gambar 4.10 Disiplin dan Keahlian yang Terkait dengan Perancangan Stasiun Kerja
Sumber: Wignjosoebroto (2000)
Dalam perancangan stasiun kerja, aspek awal yang harus
diperhatikan adalah yang menyangkut perbaikan-perbaikan metode atau
cara kerja - dengan menekankan pada prinsip-prinsip ekonomi gerakan (the
Principles of Motion Economy) – dengan tujuan pokoknya adalah
meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja. Aspek kedua yang menjadi
pertimbangan adalah kebutuhan akan data yang menyangkut dimensi
tubuh manusia (anthropometric data). Data anthropometri ini terutama
sekali akan menunjang di dalam proses perancangan produk dengan tujuan
untuk mencari keserasian hubungan antara produk dan manusia yang
memakainya. Aspek ketiga yang perlu dipertimbangkan adalah berkaitan
dengan pengaturan tata letak fasilitas kerja yang diperlukan dalam suatu
kegiatan. Pengaturan fasilitas kerja pada prinsipnya bertujuan untuk
mencari gerakan-gerakan kerja yang efisien seperti halnya dengan
pengaturan gerakan material handling.
Pertimbangan selanjutnya adalah menyangkut pengukuran energi
(energy cost) yang harus dikeluarkan untuk melaksanakan aktivitas
tertentu. Beban kerja - baik beban statis maupun dinamis – akan diukur
berdasarkan parameter-parameter fisiologis seperti volume oksigen yang
dikonsumsikan, detak jantung, dan lain-lain. Data fisiologis ini akan memiliki
implikasi di dalam perancangan stasiun kerja disamping juga bermanfaat
dalam hal penjadwalan kerja (penyusunan waktu istirahat), mengurangi
stress akibat beban kerja yang terlalu berlebihan, dan lain-lain. Aktivitas
LABORATORIUM PERANCANGAN KERJA DAN ERGONOMIJURUSAN TEKNIK MESIN – PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI – UNIVERSITAS BRAWIJAYA 24
PRAKTIKUM PERANCANGAN KERJA DAN ERGONOMI MODUL 1
PRAKTIKUM PERANCANGAN KERJAAN ERGONOMIANTROPOMETRI
pengukuran energi berkaitan erat dengan disiplin physicology atau bio-
mechanis.
Aspek kelima berhubungan dengan masalah keselamatan dan
kesehatan kerja. Persyaratan Undang-Undang Keselamatan dan Kesehatan
Kerja mengharuskan areal kerja bebas dari kondisi-kondisi yang memiliki
potensi bahaya. Selain itu juga perancangan lingkungan fisik seperti
pengaturan temperatur, pencahayaan, kebisingan, getaran, dan lain-lain
merupakan titik sentral perhatian dari aspek kelima ini. Selanjutnya, ketiga
aspek yang terakhir yaitu hubungan dan perilaku manusia, pengukuran
waktu kerja mainability akan berkepentingan dengan perancangan serta
pengukuran kerja dengan tujuan untuk memperbaiki motivasi dan
performans kerja.
2.7.2 Pendekatan Ergonomis dalam Perancangan Stasiun Kerja
Secara ideal perancangan stasiun kerja haruslah disesuaikan peranan
dan fungsi pokok dari komponen-komponen sistem kerja yang terlibat yaitu,
manusia, peralatan/mesin, dan lingkungan fisik kerja. Peranan manusia
dalam hal ini akan didasarkan pada kemampuan dan keterbatasannya
terutama yang berkaitan dengan aspek pengamatan, kognitif, fisik ataupun
psikologisnya. Demikian juga peranan dan fungsi mesin/peralatan
seharusnya ikut menunjang manusia (operator) dalam melaksanakan tugas
yang ditentukan. Mesin/peralatan kerja juga berfungsi menambah
kemampuan manusia, tidak menimbulkan stress tambahan akibat beban
kerja dan membantu melaksanakan kerja-kerja tertentu yang dibutuhkan
tetapi berada di atas kapasitas/kemampuan yang dimiliki manusia. Peranan
dan fungsi dari lingkungan fisik kerja akan berkaitan dengan usaha-usaha
menciptakan kondisi-kondisi kerja yang akan menjamin manusia dan mesin
agar dapat berfungsi pada kapasitas maksimalnya.
Berkaitan dengan perancangan areal/stasiun kerja dalam industri,
maka ada beberapa aspek ergonomis yang harus dipertimbangkan sebagai
berikut:
1. Sikap dan Posisi Kerja
LABORATORIUM PERANCANGAN KERJA DAN ERGONOMIJURUSAN TEKNIK MESIN – PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI – UNIVERSITAS BRAWIJAYA 25
PRAKTIKUM PERANCANGAN KERJA DAN ERGONOMI MODUL 1
PRAKTIKUM PERANCANGAN KERJAAN ERGONOMIANTROPOMETRI
Beberapa jenis pekerjaan akan menentukan sikap dan posisi tertentu
yang kadang-kadang cenderung tidak mengenakkan. Hal ini tentu saja
akan mengakibatkan pekerja cepat lelah, membuat banyak kesalahan,
atau menderita cacat tubuh. Untuk menghindari sikap dan posisi kerja
yang kurang favourable ini pertimbangan-pertimbangan rgonomis
antaralain menyarankan hal-hal seperti :
a. Mengurangi keharusan operator untuk bekerja dengan sikap dan
posisi membungkuk dengan frekuensi kegiatan yang sering /jangka
waktu lama
b. Operator tidak seharusnya menggunakan jarak jangkauan maksimal
yang bisa dilakukan. Pengaturan posisi kerja dalam hal ini dilakukan
dalam jangkauan normal.
c. Operator tidak seharusnya duduk/berdiri pada saat bekerja untuk
waktu yang lama dengan kepala, leher, dada atau kaki berada dalam
posisi miring. Sedapat mungkin menghindari cara kerja yang
memaksa operator harus bekerja dengan posisi telentang atau
tengkurap.
d. Operator tidak seharusnya dipaksa bekerja dalam frekuensi atau
periode waktu yang lama dengann tangan atau lengan berada dalam
posisi di atas level siku yang normal.
Penetapan sikap dan posisi kerja sesuai dengan pertimbangan-
pertimbangan tersebut di atas pada dasarnya bertujuan memberikan
kenyamanan pada pekerja dengan memperhatikan sikap dan posisi kerja
yang mereka senangi.
2. Antropometri dan Dimensi Ruang Kerja
Antropometri pada dasarnya akan menyangkut ukuran fisik/fungsi dari
tubuh manusia, termasuk disini ukuran linier berat, volume, ruang ferak,
dan lain-lain. Persyaratan ergonomis mensyaratkan agar supaya
peralatan dan fasilitas kerja sesuai dengan orang yang menggunakannya
khususnya yang menyangkut dimensi ukuran tubuh. Dalam menentukan
ukuran maksimal atau minimum biasanya digunakan data antropometri
antara 5th dan 95th persentil. Untuk perencanaan stasiun kerja data
antropometri akan bermanfaat baik di dalam memilih fasilitas-fasilitas
kerja yang sesuai dimensinya dengan ukuran tubuh operator, maupun di
LABORATORIUM PERANCANGAN KERJA DAN ERGONOMIJURUSAN TEKNIK MESIN – PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI – UNIVERSITAS BRAWIJAYA 26
PRAKTIKUM PERANCANGAN KERJA DAN ERGONOMI MODUL 1
PRAKTIKUM PERANCANGAN KERJAAN ERGONOMIANTROPOMETRI
dalam merencanakan dimensi ruang kerja itu sendiri. Dimensi ruang kerja
akan dipengaruhi oleh dua hal pokok yaitu situasi fisik dan situasi kerja
yang ada. Di dalam menentukan dimensi ruang kerja perlu diperhatikan
antara jarak jangkau yang bisa dilakukann oleh operator, batassan-
batasan ruang gerak yang enak dan cukup memberikan keleluasaan
gerak operator dann kebutuhan area minimum yang harus dipenuhi
untuk kegiatan-kegiatan tertentu.
3. Kondisi Lingkungan Kerja
Adanya lingkungan kerja fisik yang bising, panas, bergetar, atau atmosfir
yang tercemar akan memberikan dampak negatif terhadap performance
maupun moral/ motivasi kerja operator. Suara-suara bising yang tidak
terkendali tidak saja merusak pendengaran manusia akan tetapi bisa juga
berinterferensi dengan system komunikasi suara yang dipakai di
industry/pabrik yang berguna untuk signal peringatan untuk kondisi-
kondisi darurat. Getaran- getaran tak terkendali dari mesin bisa pula
mempengaruhi performansi kerja mesin yang lain, disamping juga
menimbulkan gangguan stress bagi manusia. Adalah satu hal yang
sangat penting untuk mempertimbangkan seluruh aspek lingkungan fisik
kerja yang memiliki potensi bahaya pada saat proses perancangan
stasiun kerja dan sistem pengendalian.
4. Efisiensi Ekonomi Gerakan dan Pengaturan Fasilitas Kerja
Perancangan system kerja haruslah memperhatikan prosedur-prosedur
untuk mengekonomisasikan gerakan-gerakan kerja sehingga dapat
memperbaiki efisiensi dan mengurangi kelelahan kerja. Berikut akan
diuraikan beberapa ketentuan-ketentuan pokok yang berkaitan dengan
prinsip-prinsip ekonomi gerakan yang perlu dipertimbangkan dalam
perancangan stasiun kerja:
LABORATORIUM PERANCANGAN KERJA DAN ERGONOMIJURUSAN TEKNIK MESIN – PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI – UNIVERSITAS BRAWIJAYA 27
PRAKTIKUM PERANCANGAN KERJA DAN ERGONOMI MODUL 1
PRAKTIKUM PERANCANGAN KERJAAN ERGONOMIANTROPOMETRI
Gambar 4.11 Pengorganisasian Fasilitas Kerja dalam Sbuah Stasiun KerjaSumber : Wignjosoebroto (2000)
a. Organisasi fasilitas kerja sehingga operator secara mudah akan
mengetahui lokasi penempatan material, spareparts, peralatan kerja,
mekanisme control/display dan lain-lain yang dibutuhkan tanpa harus
mencari-cari.
b. Buat rancangan fasilitas kerja (mesin, meja, kursi) dengan dimensi
yang sesuai dengan data antropometri dalam range 5th-95th percentile
agar operator bisa bekerja dengan leluasa dan tidak cepat lelah.
Gambar 4.12 Dimensi Standard dari Normal dan Maksimum Area Kerja dalam Suatu Bidang Horizontal untuk Operator Wanita dan Pria
Sumber : Wignjosoebroto (2000)
c. Atur suplai/pengiriman material ataupun peralatan perkakas secara
teratur ke stasiun-stasiun kerja yang membutuhkan. Disini operator
LABORATORIUM PERANCANGAN KERJA DAN ERGONOMIJURUSAN TEKNIK MESIN – PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI – UNIVERSITAS BRAWIJAYA 28
PRAKTIKUM PERANCANGAN KERJA DAN ERGONOMI MODUL 1
PRAKTIKUM PERANCANGAN KERJAAN ERGONOMIANTROPOMETRI
tidak seharusnya membuang waktu dan energy untuk mengambil
material/peralatan perkakas kerja yang dibutuhkan.
d. Bakukan rancangan lokasi dari peralatan kerja untuk model atau tipe
yang sama.
Gambar 4.13 Rancangan Sistem Kendali yang Konsisten dari Satu Produkke Produk yang Lain
Sumber : Wignjosoebroto (2000)
e. Buat rancangan kegiatan kerja, sehingga akan terjadi keseimbangan
kerja antara tangan kanan dan tangan kiri.
Gambar 4.14 Distribusi Beban Kegiatan antara Tangan dan Kaki Guna Mengoperasikan Suatu Peralatan Kerja
Sumber: Wignjosoebroto (2000)
f. Atur tata letak fasilitas pabrik sesuai dengan aliran proses
produksinya, dengan mengatur letak mesin atau fasilitas kerja
berdasarkan konsep machine-after-machine yang disesuaikan dengan
prosees yang ada.
g. Kombinasikan dua atau lebih peralatan kerja sehingga akan
memperketat proses kerja.
LABORATORIUM PERANCANGAN KERJA DAN ERGONOMIJURUSAN TEKNIK MESIN – PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI – UNIVERSITAS BRAWIJAYA 29
PRAKTIKUM PERANCANGAN KERJA DAN ERGONOMI MODUL 1
PRAKTIKUM PERANCANGAN KERJAAN ERGONOMIANTROPOMETRI
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
1.1Diagram Alir Praktikum
1.2Peralatan dan Bahan Praktikum
1.3Prosedur Praktikum
LABORATORIUM PERANCANGAN KERJA DAN ERGONOMIJURUSAN TEKNIK MESIN – PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI – UNIVERSITAS BRAWIJAYA 30
PRAKTIKUM PERANCANGAN KERJA DAN ERGONOMI MODUL 1
PRAKTIKUM PERANCANGAN KERJAAN ERGONOMIANTROPOMETRI
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1Pengumpulan Data
Data yang diambil adalah data pengamatan yang berasal dari data
pengamatan kelompok Ergo 4 dan data pengamatan kelompok Ergo 6, baik
pria maupun wanita.
Tabel 4.8 Data Pengamatan Ukuran Dimensi PriaDimen
siAji Badu Wilda
nErdy Yocky Dody
D 1 169 168 165 162 169 162.5D 2 159.5 158 156.5 151 162 147D 3 140 139.5 137 136 142 132D 4 102.5 101.5 101.5 99.5 103.5 96D 5 65.5 66.5 67 69 74 64D 6 87 86.5 85 124.5 134 122.5D 7 72 74.5 74 74 85 77D 8 56.5 60 59 58 68 55D 9 16.5 23.5 23 24 33 24
D 10 13.5 13 12 14 23 16D 11 59 59 55 59 63 57D 12 53 51 47 47 51 49D 13 54 56 50 52 53 50
LABORATORIUM PERANCANGAN KERJA DAN ERGONOMIJURUSAN TEKNIK MESIN – PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI – UNIVERSITAS BRAWIJAYA 31
PRAKTIKUM PERANCANGAN KERJA DAN ERGONOMI MODUL 1
PRAKTIKUM PERANCANGAN KERJAAN ERGONOMIANTROPOMETRI
D 14 45 45 42 41 35 37D 15 45 43.5 41 47 55 46D 16 41 37 33.5 35.5 53 40D 17 31.5 33 30 35 43 38D 18 30 26.5 25 28 45 34D 19 47 49 48 46.5 53 46.5D 20 17 18 16 17 17 16D 21 18 19 21 18 21 19D 22 9.5 8.5 10 8.5 9 8D 23 174 177 176 174 177 168D 24 217 214.5 212.5 205 198.5 189.5D 25 176 177.5 170.5 170 174 159.5D 26 71 71 74 85 85 81
Sumber: Data Pengamatan
Tabel 4.9 Data Pengamatan Ukuran Dimensi WanitaDimen
siEcha Shela Adel Debri
naRara
D 1 159 159 145.5 163 152D 2 148 148 135.5 151 140D 3 129 131 121 136 126D 4 94 97 89 101 89D 5 61.5 65.5 59 69 62D 6 122 123.5 78.5 83 78D 7 71 72.5 66 71 69D 8 56 58 52 55 57D 9 17.5 23 23 21.5 18
D 10 12 12 10.5 11 11D 11 56 57 49 58 53D 12 46.5 47 42 49 47D 13 51 49 46 59 45D 14 41 40 38.5 47.5 39D 15 42 40 38 36 37.5D 16 34.5 37 37 37 34.5D 17 34.5 30 30 30.5 28D 18 38 26 28 24 24D 19 45.5 42 39 44 40D 20 16 16 14 15 16D 21 19 18 16 19.5 16.5D 22 8 7 7 9.5 7.5D 23 173 160 144 165 151D 24 194 187.5 182 208 188D 25 164 157 146.5 168.5 122
LABORATORIUM PERANCANGAN KERJA DAN ERGONOMIJURUSAN TEKNIK MESIN – PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI – UNIVERSITAS BRAWIJAYA 32
PRAKTIKUM PERANCANGAN KERJA DAN ERGONOMI MODUL 1
PRAKTIKUM PERANCANGAN KERJAAN ERGONOMIANTROPOMETRI
D 26 84 76 64 70 67Sumber: Data Pengamatan
Selain data pengamatan, data lain yang dikumpulkan adalah data
mengenai ukuran becak, dimana becak yang diukur disesuaikan dengan
dimensi manusia yang didapat dari data pengamatan sebelumnya.
Gambar 4.15 BecakTabel 4.10 Data Pengamatan Ukuran Becak
NO
.
NAMA BAGIAN DIMENSI UKURAN
(cm)1 A (jarak dari tanah ke stang kemudi) D3 103
2 B(jarak pijakan kaki penumpang ke kursi) D14 34
3 C (lebar kursi penumpang dari depan ke
belakang)
D12 36
4 D(tinggi sandaran penumpang) D8 40
5 E(jarak kursi penumpang ke atap becak) D6 86
6 F (lebar kursi penumpang kiri ke kanan) D16 71
7 G(lebar sandaran kursi) D15 63
8 H (panjang dari sandaran punggung ke ujung
becak)
D11 56
9 I (panjang sandaran tangan penumpang, lebar
kira-kira 11 cm)
D19 51
10 J(tinggi dari kursi ke sandaran tangan
penumpang)
D9 15
11 K (jarak dari ujung penutup becak-stang kemudi) D26 93
12 L(sadel ke pedal kanan) D4 86
13 M (sadel ke pedal kiri) D13 51
14 N(dari stang kemudi ke tengah sadel ) D26 41
15 O(tinggi dari sadel ke atas(lurus dengan atap
becak))
D7 40
17 P(lebar dari ujung dan kursi penumpang ke ujung
becak)
D11-
D12
23
18 Q(panjang stang kemudi) D15 78
19 R(jarak rem ke sadel) D4 62
Sumber: Data Pengamatan
Keterangan: N (sadel) = jarak dari ke ujung belakang 51 cm, ke titik tengah 41 cm, ke ujung depan sadel 29.
LABORATORIUM PERANCANGAN KERJA DAN ERGONOMIJURUSAN TEKNIK MESIN – PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI – UNIVERSITAS BRAWIJAYA 33
PRAKTIKUM PERANCANGAN KERJA DAN ERGONOMI MODUL 1
PRAKTIKUM PERANCANGAN KERJAAN ERGONOMIANTROPOMETRI
4.2Pengolahan dan Analisis Data
4.2.1 Uji Kenormalan Data
Untuk pengolahan data, data pengamatan yang sudah ada di uji
kenormalannya terlebih dahulu, sebelum dilakukan pengolahan selanjutnya.
4.2.1.1 Uji Kenormalan Data Pria
Berikut ini adalah hasil pengujian kenormalan data pria dengan
menggunakan Software SPSS 16.0.
Tabel 4.11 Tests of Normality Pria
DimensiKolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic Df Sig. Statistic df Sig.Ukuran D 1 .242 6 .200* .848 6 .152
D 2 .226 6 .200* .937 6 .638D 3 .189 6 .200* .961 6 .827D 4 .277 6 .167 .894 6 .342D 5 .242 6 .200* .899 6 .369D 6 .306 6 .083 .796 6 .054D 7 .300 6 .098 .790 6 .048D 8 .282 6 .146 .853 6 .167D 9 .333 6 .036 .863 6 .200D 10 .289 6 .129 .783 6 .041D 11 .283 6 .143 .921 6 .514D 12 .209 6 .200* .907 6 .415D 13 .190 6 .200* .934 6 .614D 14 .183 6 .200* .905 6 .406D 15 .271 6 .192 .891 6 .323D 16 .276 6 .170 .852 6 .164D 17 .174 6 .200* .940 6 .657D 18 .243 6 .200* .848 6 .153D 19 .230 6 .200* .801 6 .060D 20 .254 6 .200* .866 6 .212D 21 .263 6 .200* .823 6 .093D 22 .214 6 .200* .958 6 .804D 23 .294 6 .114 .808 6 .069D 24 .224 6 .200* .923 6 .528D 25 .257 6 .200* .879 6 .265D 26 .218 6 .200* .831 6 .110
Sumber: Print Out SPSS 16
LABORATORIUM PERANCANGAN KERJA DAN ERGONOMIJURUSAN TEKNIK MESIN – PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI – UNIVERSITAS BRAWIJAYA 34
PRAKTIKUM PERANCANGAN KERJA DAN ERGONOMI MODUL 1
PRAKTIKUM PERANCANGAN KERJAAN ERGONOMIANTROPOMETRI
Analisis data:
1. H0 : Data berdistribusi normal
H1 : Data tidak berdistribusi normal
2. Taraf signifikansi α = 0,05
3. Kriteria Pengujian
Jika nilai Sig. ≥ α/2 maka H0 diterima
Jika nilai Sig. < α/2 maka H0 ditolak
4. Keputusan
Karena semua nilai Sig. ≥ α/2 maka H0 diterima, artinya data
berdistribusi normal
Uji ini menguji apakah data yang diuji berdistribusi normal atau tidak.
Dari tabel Test of Normality diketahui nilai Sig. diatas nilai α ( 0.05), maka
data dapat dinyatakan normal.
4.2.1.2 Uji Kenormalan Data Wanita
Berikut ini adalah hasil pengujian kenormalan data pria dengan
menggunakan Software SPSS 16.0.
Tabel 4.12 Tests of Normality Wanita
Dimensi
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-WilkStatistic df Sig. Statistic df Sig.
Ukuran D 1 .242 6 .200* .848 6 .152D 2 .226 6 .200* .937 6 .638D 3 .189 6 .200* .961 6 .827D 4 .277 6 .167 .894 6 .342D 5 .242 6 .200* .899 6 .369D 6 .306 6 .083 .796 6 .054D 7 .300 6 .098 .790 6 .048D 8 .282 6 .146 .853 6 .167D 9 .333 6 .036 .863 6 .200D 10 .289 6 .129 .783 6 .041D 11 .283 6 .143 .921 6 .514D 12 .209 6 .200* .907 6 .415D 13 .190 6 .200* .934 6 .614D 14 .183 6 .200* .905 6 .406D 15 .271 6 .192 .891 6 .323D 16 .276 6 .170 .852 6 .164D 17 .174 6 .200* .940 6 .657D 18 .243 6 .200* .848 6 .153D 19 .230 6 .200* .801 6 .060
LABORATORIUM PERANCANGAN KERJA DAN ERGONOMIJURUSAN TEKNIK MESIN – PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI – UNIVERSITAS BRAWIJAYA 35
PRAKTIKUM PERANCANGAN KERJA DAN ERGONOMI MODUL 1
PRAKTIKUM PERANCANGAN KERJAAN ERGONOMIANTROPOMETRI
D 20 .254 6 .200* .866 6 .212D 21 .263 6 .200* .823 6 .093D 22 .214 6 .200* .958 6 .804D 23 .294 6 .114 .808 6 .069D 24 .224 6 .200* .923 6 .528D 25 .257 6 .200* .879 6 .265D 26 .218 6 .200* .831 6 .110
Sumber : Print Out SPSS 16
Analisis Data:
1. H0 : Data berdistribusi normal
H1 : Data tidak berdistribusi normal
2. Taraf signifikansi α = 0,05
3. Kriteria Pengujian
Jika nilai Sig. ≥ α/2 maka H0 diterima
Jika nilai Sig. < α/2 maka H0 ditolak
4. Keputusan
Karena semua nilai Sig. ≥ α/2 maka H0 diterima, artinya data
berdistribusi normal
Uji ini menguji apakah data yang diuji berdistribusi normal atau tidak.
Dari tabel Test of Normality diketahui nilai Sig. diatas nilai α ( 0.05), maka
data dapat dinyatakan normal.
4.2.2 Uji Keseragaman
4.2.2.1 Uji Keseragaman Data Dimensi Pria
Berikut ini adalah hasil pengujian keseragaman data pria dengan
menggunakan software SPSS 16.0
Tabel 4.13 Uji Keseragaman Data Dimensi Pria
Dimensi Rata-rataStandard deviasi BKA BKB
Nilai Maksim
Nilai Minimal Keterangan
D 1 165,92 3,20 175,52 156,32 169,00 162,00 Data Seragam
D 2 155,67 5,62 172,52 138,81 162,00 147,00 Data Seragam
D 3 137,75 3,55 148,39 127,11 142,00 132,00 Data Seragam
D 4 100,75 2,68 108,79 92,71 103,50 96,00 Data Seragam
D 5 67,67 3,52 78,22 57,12 74,00 64,00 Data Seragam
D 6 106,58 22,71 174,71 38,45 134,00 85,00 Data Seragam
D 7 76,08 4,65 90,04 62,13 85,00 72,00 Data Seragam
D 8 59,42 4,57 73,11 45,72 68,00 55,00 Data Seragam
D 9 24,00 5,26 39,79 8,21 33,00 16,50 Data Seragam
D 10 15,25 4,02 27,32 3,18 23,00 12,00 Data Seragam
LABORATORIUM PERANCANGAN KERJA DAN ERGONOMIJURUSAN TEKNIK MESIN – PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI – UNIVERSITAS BRAWIJAYA 36
PRAKTIKUM PERANCANGAN KERJA DAN ERGONOMI MODUL 1
PRAKTIKUM PERANCANGAN KERJAAN ERGONOMIANTROPOMETRI
D 11 58,67 2,66 66,64 50,69 63,00 55,00 Data Seragam
D 12 49,67 2,42 56,93 42,40 53,00 47,00 Data Seragam
D 13 52,50 2,35 59,54 45,46 56,00 50,00 Data Seragam
D 14 40,83 4,12 53,19 28,48 45,00 35,00 Data Seragam
D 15 46,25 4,77 60,57 31,93 55,00 41,00 Data Seragam
D 16 40,00 6,95 60,85 19,15 53,00 33,50 Data Seragam
D 17 35,08 4,78 49,42 20,75 43,00 30,00 Data Seragam
D 18 31,42 7,35 53,47 9,36 45,00 25,00 Data Seragam
D 19 48,33 2,48 55,78 40,88 53,00 46,50 Data Seragam
D 20 16,83 0,75 19,09 14,58 18,00 16,00 Data Seragam
D 21 19,33 1,37 23,43 15,23 21,00 18,00 Data Seragam
D 22 8,92 0,74 11,12 6,71 10,00 8,00 Data Seragam
D 23 174,33 3,39 184,49 164,17 177,00 168,00 Data Seragam
D 24 206,17 10,63 238,05 174,28 217,00 189,50 Data Seragam
D 25 171,25 6,47 190,66 151,84 177,50 159,50 Data Seragam
D 26 77,83 6,65 97,77 57,90 85,00 71,00 Data SeragamSumber: Printout Excell
Dari tabel pengujian keseragaman data dimensi pria diketahui bahwa
semua data seragam, karena data tidak melampaui batas kontrol atas dan
batas kontrol bawah.
4.2.2.2 Uji Keseragaman Data Dimensi Wanita
Berikut ini adalah hasil pengujian keseragaman data wanita dengan
menggunakan software SPSS 16.0.
Tabel 4.14 Uji Keseragaman Data Dimensi Pria
Dimensi Rata-rataStandard deviasi BKA BKB
Nilai Maksim
al
Nilai Minimal Keterangan
D 1 155,7 6,94 176,53 134,87 163 145,5 Data Seragam
D 2 144,5 6,48 163,94 125,06 151 135,5 Data Seragam
D 3 128,6 5,59 145,38 111,82 136 121 Data Seragam
D 4 94 5,20 109,59 78,41 101 89 Data Seragam
D 5 63,4 3,90 75,09 51,71 69 59 Data Seragam
D 6 97 23,59 167,78 26,22 123,5 78 Data Seragam
D 7 69,9 2,51 77,43 62,37 72,5 66 Data Seragam
D 8 55,6 2,30 62,51 48,69 58 52 Data Seragam
D 9 20,6 2,68 28,64 12,56 23 17,5 Data Seragam
D 10 11,3 0,67 13,31 9,29 12 10,5 Data Seragam
D 11 54,6 3,65 65,54 43,66 58 49 Data Seragam
D 12 46,3 2,59 54,07 38,53 49 42 Data Seragam
D 13 50 5,57 66,70 33,30 59 45 Data Seragam
D 14 41,2 3,65 52,15 30,25 47,5 38,5 Data Seragam
D 15 38,7 2,33 45,70 31,70 42 36 Data Seragam
LABORATORIUM PERANCANGAN KERJA DAN ERGONOMIJURUSAN TEKNIK MESIN – PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI – UNIVERSITAS BRAWIJAYA 37
PRAKTIKUM PERANCANGAN KERJA DAN ERGONOMI MODUL 1
PRAKTIKUM PERANCANGAN KERJAAN ERGONOMIANTROPOMETRI
D 16 36 1,37 40,11 31,89 37 34,5 Data Seragam
D 17 30,6 2,38 37,75 23,45 34,5 28 Data Seragam
D 18 28 5,83 45,49 10,51 38 24 Data Seragam
D 19 42,1 2,70 50,21 33,99 45,5 39 Data Seragam
D 20 15,4 0,89 18,08 12,72 16 14 Data Seragam
D 21 17,8 1,52 22,37 13,23 19,5 16 Data Seragam
D 22 7,8 1,04 10,91 4,69 9,5 7 Data Seragam
D 23 158,6 11,41 192,84 124,36 173 144 Data Seragam
D 24 191,9 9,95 221,76 162,04 208 182 Data Seragam
D 25 151,6 18,51 207,13 96,07 168,5 122 Data Seragam
D 26 72,2 7,95 96,05 48,35 84 64 Data SeragamSumber: Printout Excell
Dari tabel pengujian keseragaman data dimensi wanita diketahui
bahwa semua data seragam, karena data tidak melampaui batas kontrol
atas dan batas kontrol bawah.
4.2.3 Uji Beda Dua Rata-rata
4.2.3.1 Uji Beda Dua Rata-rata Dimensi Data Pengamatan Pria
dengan Rata-rata Dimensi Pria Inggris
Berikut ini adalah hasil pengujian beda dua rata-rata dimensi data
pengamatan pria dengan rata-rata dimensi pria Inggris.
Tabel 4.15 Independent Samples TestLevene's Test for
Equality of Variances t-test for Equality of Means
F Sig. t DfSig. (2-tailed)
Mean Differenc
e
Std. Error Differenc
e
95% Confidence Interval of the
Difference
Lower Upper
UKURAN Equal variances assumed .010 .921 .091
50 .928 1.44231 15.91089 -30.51567 33.40028
Equal variances not assumed
.091
49.998
.928 1.44231 15.91089 -30.51570 33.40032
Analisis Data :
Pengujian ini menguji apakah rata-rata dimensi data pengamatan pria dan
rata-rata dimensi pria Inggris mempunyai rata-rata yang sama. Untuk uji t
diasumsikan atau dihipotesiskan sebagai berikut :
H0 : rata-rata dimensi data pengamatan pria dan rata-rata dimensi pria
Inggris mempunyai rata-rata yang sama
H1 : rata-rata dimensi data pengamatan pria dan rata-rata dimensi pria
Inggris mempunyai rata-rata yang tidak sama
LABORATORIUM PERANCANGAN KERJA DAN ERGONOMIJURUSAN TEKNIK MESIN – PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI – UNIVERSITAS BRAWIJAYA 38
PRAKTIKUM PERANCANGAN KERJA DAN ERGONOMI MODUL 1
PRAKTIKUM PERANCANGAN KERJAAN ERGONOMIANTROPOMETRI
Dari hasil pengujian diketahui bahwa nilai Sig ( 2- tailed) ( 0.928)
lebih besar daripada 0.05 (nilai Signifikansi). Jadi dari hasil analisis tersebut
dapat disimpulkan bahwa rata-rata dimensi data pengamatan pria dan rata-
rata dimensi pria Inggris mempunyai rata-rata yang sama (tidak terdapat
perbedaan).
4.2.3.2 Uji Beda Dua Rata-rata Dimensi Data Pengamatan Wanita
dengan Rata-rata Dimensi Wanita Inggris
Berikut ini adalah hasil pengujian beda dua rata-rata dimensi data
pengamatan wanita dengan rata-rata dimensi wanita Inggris.
Tabel 4.15 Independent Samples TestLevene's Test for
Equality of Variances t-test for Equality of Means
F Sig. t DfSig. (2-tailed)
Mean Differenc
e
Std. Error Differenc
e
95% Confidence Interval of the
Difference
Lower Upper
UKURAN Equal variances assumed .028 .868 .037
50 .971 .53462 14.63178 -28.85418 29.92341
Equal variances not assumed
.037
49.980
.971 .53462 14.63178 -28.85447 29.92370
Analisis Data :
Pengujian ini menguji apakah rata-rata dimensi data pengamatan wanita
dan rata-rata dimensi wanita Inggris mempunyai rata-rata yang sama.
Untuk uji t diasumsikan atau dihipotesiskan sebagai berikut :
H0 : rata-rata dimensi data pengamatan wanita dan rata-rata dimensi
wanita Inggris mempunyai rata-rata yang sama
H1 : rata-rata dimensi data pengamatan wanita dan rata-rata dimensi
wanita Inggris mempunyai rata-rata yang tidak sama
Dari hasil pengujian diketahui bahwa nilai Sig ( 2- tailed) ( 0.971)
lebih besar daripada 0.05 (nilai Signifikansi). Jadi dari hasil analisis tersebut
dapat disimpulkan bahwa rata-rata dimensi data pengamatan wanita dan
rata-rata dimensi wanita Inggris mempunyai rata-rata yang sama (tidak
terdapat perbedaan)
LABORATORIUM PERANCANGAN KERJA DAN ERGONOMIJURUSAN TEKNIK MESIN – PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI – UNIVERSITAS BRAWIJAYA 39
PRAKTIKUM PERANCANGAN KERJA DAN ERGONOMI MODUL 1
PRAKTIKUM PERANCANGAN KERJAAN ERGONOMIANTROPOMETRI
4.2.3.3 Uji Beda Dua Rata-rata Dimensi Data Pengamatan Pria
dengan Rata-rata Dimensi Pria Indonesia
Berikut ini adalah hasil pengujian beda dua rata-rata dimensi data
pengamatan pria dengan rata-rata dimensi pria Indonesia.
Tabel 4.15 Independent Samples TestLevene's Test for
Equality of Variances t-test for Equality of Means
F Sig. t DfSig. (2-tailed)
Mean Differenc
e
Std. Error Differenc
e
95% Confidence Interval of the
Difference
Lower Upper
UKURAN Equal variances assumed .323 .573 .447
50 .657 6.80769 15.24174 -23.80623 37.42162
Equal variances not assumed
.447
49.534
.657 6.80769 15.24174 -23.81337 37.42875
Analisa Data :
Pengujian ini menguji apakah rata-rata dimensi data pengamatan pria dan
rata-rata dimensi pria Indonesia mempunyai rata-rata yang sama. Untuk uji
t diasumsikan atau dihipotesiskan sebagai berikut :
H0 : rata-rata dimensi data pengamatan pria dan rata-rata dimensi pria
Indonesia mempunyai rata-rata yang sama
H1 : rata-rata dimensi data pengamatan pria dan rata-rata dimensi pria
Indonesia mempunyai rata-rata yang tidak sama
Dari hasil pengujian diketahui bahwa nilai Sig ( 2- tailed) ( 0.657)
lebih besar daripada 0.05 (nilai Signifikansi). Jadi dari hasil analisis tersebut
dapat disimpulkan bahwa rata-rata dimensi data pengamatan pria dan rata-
rata dimensi pria Indonesia mempunyai rata-rata yang sama (tidak terdapat
perbedaan).
4.2.3.4 Uji Beda Dua Rata-rata Dimensi Data Pengamatan Wanita
dengan Rata-rata Dimensi Wanita Indonesia
Berikut ini adalah hasil pengujian beda dua rata-rata dimensi data
pengamatan wanita dengan rata-rata dimensi wanitaIndonesia.
LABORATORIUM PERANCANGAN KERJA DAN ERGONOMIJURUSAN TEKNIK MESIN – PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI – UNIVERSITAS BRAWIJAYA 40
PRAKTIKUM PERANCANGAN KERJA DAN ERGONOMI MODUL 1
PRAKTIKUM PERANCANGAN KERJAAN ERGONOMIANTROPOMETRI
Tabel 4.15 Independent Samples TestLevene's Test for
Equality of Variances t-test for Equality of Means
F Sig. t DfSig. (2-tailed)
Mean Differenc
e
Std. Error Differenc
e
95% Confidence Interval of the
Difference
Lower Upper
UKURAN Equal variances assumed .158 .693 .227
50 .821 3.26154 14.34586 -25.55298 32.07606
Equal variances not assumed
.227
49.814
.821 3.26154 14.34586 -25.55565 32.07873
Analisis Data :
Pengujian ini menguji apakah rata-rata dimensi data pengamatan wanita
dan rata-rata dimensi wanita Indonesia mempunyai rata-rata yang sama.
Untuk uji t diasumsikan atau dihipotesiskan sebagai berikut :
H0 : rata-rata dimensi data pengamatan wanita dan rata-rata dimensi
wanita Indonesia mempunyai rata-rata yang sama
H1 : rata-rata dimensi data pengamatan wanita dan rata-rata dimensi
wanita Indonesia mempunyai rata-rata yang tidak sama
Dari hasil pengujian diketahui bahwa nilai Sig ( 2- tailed) ( 0.821)
lebih besar daripada 0.05 (nilai Signifikansi). Jadi dari hasil analisis tersebut
dapat disimpulkan bahwa rata-rata dimensi data pengamatan wanita dan
rata-rata dimensi wanita Indonesia mempunyai rata-rata yang sama (tidak
terdapat perbedaan).
4.2.4 Perhitungan Persentil Dimensi
4.2.4.1 Persentil dari Tiap Dimensi Data Pengamatan Pria
Berikut ini adalah tabel perhitungan nilai persentil dari tiap dimensi
data pengamatan pria.
Tabel 4.19 Persentil Tiap Dimensi Data Pengamatan Pria
Dimen
si
Rata-
rata
Sandard
deviasi
persentil
5
persentil
10
Persen
til 50
persentil
90
persentil
95D 1 165,92 3,20 160,65 161,82 165,92 170,01 171,18
D 2 155,67 5,62 146,42 148,48 155,67 162,86 164,91
D 3 137,75 3,55 131,92 133,21 137,75 142,29 143,58
D 4 100,75 2,68 96,34 97,32 100,75 104,18 105,16
D 5 67,67 3,52 61,88 63,17 67,67 72,17 73,45
D 6 106,58 22,71 69,23 77,51 106,58 135,65 143,94
D 7 76,08 4,65 68,43 70,13 76,08 82,04 83,74
D 8 59,42 4,57 51,91 53,57 59,42 65,26 66,93
LABORATORIUM PERANCANGAN KERJA DAN ERGONOMIJURUSAN TEKNIK MESIN – PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI – UNIVERSITAS BRAWIJAYA 41
PRAKTIKUM PERANCANGAN KERJA DAN ERGONOMI MODUL 1
PRAKTIKUM PERANCANGAN KERJAAN ERGONOMIANTROPOMETRI
D 9 24,00 5,26 15,34 17,26 24,00 30,74 32,66
D 10 15,25 4,02 8,63 10,10 15,25 20,40 21,87
D 11 58,67 2,66 54,29 55,26 58,67 62,07 63,04
D 12 49,67 2,42 45,68 46,57 49,67 52,77 53,65
D 13 52,50 2,35 48,64 49,50 52,50 55,50 56,36
D 14 40,83 4,12 34,06 35,56 40,83 46,11 47,61
D 15 46,25 4,77 38,40 40,14 46,25 52,36 54,10
D 16 40,00 6,95 28,57 31,10 40,00 48,90 51,43
D 17 35,08 4,78 27,22 28,97 35,08 41,20 42,95
D 18 31,42 7,35 19,32 22,01 31,42 40,83 43,51
D 19 48,33 2,48 44,25 45,15 48,33 51,51 52,42
D 20 16,83 0,75 15,60 15,87 16,83 17,80 18,07
D 21 19,33 1,37 17,09 17,58 19,33 21,08 21,58
D 22 8,92 0,74 7,71 7,97 8,92 9,86 10,13
D 23 174,33 3,39 168,76 170,00 174,33 178,67 179,90
D 24 206,17 10,63 188,68 192,56 206,17 219,77 223,65
D 25 171,25 6,47 160,61 162,97 171,25 179,53 181,89
D 26 77,83 6,65 66,90 69,33 77,83 86,34 88,77
Sumber: Printout Excell
Contoh Perhitungan:
Persentil 5 untuk D1
= X – 1,645σ
= 165,92 – 1,645(3,20)
= 160,65
Persentil 10 untuk D1
= X – 1,28σ
= 165,92 – 1,28(3,20)
= 161,82
Persentil 50 untuk D1
= X
= 165,92
Persentil 90 untuk D1
= X + 1,28σ
= 165,92 + 1,28(3,20)
= 170,01
LABORATORIUM PERANCANGAN KERJA DAN ERGONOMIJURUSAN TEKNIK MESIN – PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI – UNIVERSITAS BRAWIJAYA 42
PRAKTIKUM PERANCANGAN KERJA DAN ERGONOMI MODUL 1
PRAKTIKUM PERANCANGAN KERJAAN ERGONOMIANTROPOMETRI
Persentil 95 untuk D1
= X + 1,645σ
= 165,92 + 1,645(3,20)
= 171,18
4.2.4.2 Persentil dari Tiap Dimensi Data Pengamatan Wanita
Berikut ini adalah tabel perhitungan nilai persentil dari tiap dimensi
data pengamatan pria.
Tabel 4.20 Persentil Tiap Dimensi Data Pengamatan Wanita
Dimen
si
Rata-
rata
Standard
deviasi
persentil
5
persentil
10
persen
til 50
persentil
90
persentil
95D 1 155,7 6,94 144,28 146,81 155,7 164,59 167,12
D 2 144,5 6,48 133,84 136,20 144,5 152,80 155,16
D 3 128,6 5,59 119,40 121,44 128,6 135,76 137,80
D 4 94 5,20 85,45 87,35 94 100,65 102,55
D 5 63,4 3,90 56,99 58,41 63,4 68,39 69,81
D 6 97 23,59 58,19 66,80 97 127,20 135,81
D 7 69,9 2,51 65,77 66,69 69,9 73,11 74,03
D 8 55,6 2,30 51,81 52,65 55,6 58,55 59,39
D 9 20,6 2,68 16,19 17,17 20,6 24,03 25,01
D 10 11,3 0,67 10,20 10,44 11,3 12,16 12,40
D 11 54,6 3,65 48,60 49,93 54,6 59,27 60,60
D 12 46,3 2,59 42,04 42,99 46,3 49,61 50,56
D 13 50 5,57 40,84 42,87 50 57,13 59,16
D 14 41,2 3,65 35,20 36,53 41,2 45,87 47,20
D 15 38,7 2,33 34,86 35,71 38,7 41,69 42,54
D 16 36 1,37 33,75 34,25 36 37,75 38,25
D 17 30,6 2,38 26,68 27,55 30,6 33,65 34,52
D 18 28 5,83 18,41 20,54 28 35,46 37,59
D 19 42,1 2,70 37,66 38,64 42,1 45,56 46,54
D 20 15,4 0,89 13,93 14,26 15,4 16,54 16,87
D 21 17,8 1,52 15,29 15,85 17,8 19,75 20,31
LABORATORIUM PERANCANGAN KERJA DAN ERGONOMIJURUSAN TEKNIK MESIN – PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI – UNIVERSITAS BRAWIJAYA 43
PRAKTIKUM PERANCANGAN KERJA DAN ERGONOMI MODUL 1
PRAKTIKUM PERANCANGAN KERJAAN ERGONOMIANTROPOMETRI
D 22 7,8 1,04 6,09 6,47 7,8 9,13 9,51
D 23 158,6 11,41 139,82 143,99 158,6 173,21 177,38
D 24 191,9 9,95 175,53 179,16 191,9 204,64 208,27
D 25 151,6 18,51 121,15 127,91 151,6 175,29 182,05
D 26 72,2 7,95 59,12 62,02 72,2 82,38 85,28
Sumber: Printout Excell
Contoh Perhitungan:
Persentil 5untuk D1
= X – 1,645σ
= 155,7 – 1,645(3,20)
= 144,28
Persentil 10 untuk D1
= X – 1,28σ
= 155,7 – 1,28(3,20)
= 146,81
Persentil 50 untuk D1
= X
= 155,7
Persentil 90 untuk D1
= X + 1,28σ
= 155,7 + 1,28(3,20)
= 164,59
Persentil 95 untuk D1
= X + 1,645σ
= 155,7 + 1,645(3,20)
= 167,12
4.3Perancangan Ulang Dimensi Produk
Dalam praktikum ini, produk yang dirancang ulang dimensinya adalah
becak. Perancangan ulang ini didasarkan atas dimensi dan ukuran data
antropometri hasil pengukuran dalam praktikum.
4.3.1 Dimensi Awal Produk
Berikut ini adalah tabel perbaikan ukuran becak yang disesuaikan
dengan data pengamatan kelompok.
Tabel 4.21 Dimensi dan Ukuran Awal Becak
LABORATORIUM PERANCANGAN KERJA DAN ERGONOMIJURUSAN TEKNIK MESIN – PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI – UNIVERSITAS BRAWIJAYA 44
PRAKTIKUM PERANCANGAN KERJA DAN ERGONOMI MODUL 1
PRAKTIKUM PERANCANGAN KERJAAN ERGONOMIANTROPOMETRI
NO
NAMA BAGIAN
DIMENSI
UKURAN SESUNGGUHNY
A1 A D3 103
2 B D14 34
3 C D12 36
4 D D8 40
5 E D6 86
6 F D16 71
7 G D15 63
8 H D11 56
9 I D19 51
10 J D9 15
11 K D26 93
12 L D4 86
13 M D13 51
14 N D26 41
15 O D7 40
17 P D11-D12
23
18 Q D15 78
19 R D13 62
Sumber: Data Pengamatan
4.3.2 Dimensi Produk setelah Perbaikan
Berikut ini adalah tabel perbaikan ukuran becak yang disesuaikan
dengan data pengamatan kelompok.
Tabel 4.21 Dimensi dan Ukuran Becak setelah Perbaikan
NO
NAMA BAGIA
N
DIMENSI
UKURAN SESUNGGUHN
YA
PERBAIKANPERSENT
ILUKURA
N BARU
KETERANGAN
1 A D3 103 P5 (W) 119,405% dari populasi akan berada
pada/dibawah ukuran yang ditetapkan
2 B D14 34 P50 (W) 41,20Tinggi kursi dari pijakan dibuat rata-rata untuk menyesuaikan
dengan panjang kaki penumpang
3 C D12 36 P95 (P) 53,6595% dari populasi akan berada
pada/dibawah ukuran yang ditetapkan
4 D D8 40 P 95 (P) 66,9395% dari populasi akan berada
pada/dibawah ukuran yang ditetapkan
5 E D6 86 P50 (P) 106,58Atap dibuat rata-rata untuk
menyesuaikan dengan pandangan mata tukang becak
LABORATORIUM PERANCANGAN KERJA DAN ERGONOMIJURUSAN TEKNIK MESIN – PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI – UNIVERSITAS BRAWIJAYA 45
PRAKTIKUM PERANCANGAN KERJA DAN ERGONOMI MODUL 1
PRAKTIKUM PERANCANGAN KERJAAN ERGONOMIANTROPOMETRI
6 F D16 71 P95 (P) 51,4395% dari populasi akan berada
pada/dibawah ukuran yang ditetapkan
7 G D15 63 P95 (P) 54,1095% dari populasi akan berada
pada/dibawah ukuran yang ditetapkan
8 H D11 56 P 95 (P) 63,0495% dari populasi akan berada
pada/dibawah ukuran yang ditetapkan
9 I D19 51 P 95 (P) 52,4295% dari populasi akan berada
pada/dibawah ukuran yang ditetapkan
10 J D9 15 P5 (W) 16,195% dari populasi akan berada
pada/dibawah ukuran yang ditetapkan
11 K D26 93 P95 (P) 88,7795% dari populasi akan berada
pada/dibawah ukuran yang ditetapkan
12 L D4 86 P5 (W) 85,455% dari populasi akan berada
pada/dibawah ukuran yang ditetapkan
13 M D13 51 P5 (W) 40,845% dari populasi akan berada
pada/dibawah ukuran yang ditetapkan
14 N D26 41 P5 (W) 59,125% dari populasi akan berada
pada/dibawah ukuran yang ditetapkan
15 O D7 40 P5 (W) 65,775% dari populasi akan berada
pada/dibawah ukuran yang ditetapkan
17 PD11-D12
23 P95 (P)63,04-53,65 = 9,39
95% dari populasi akan berada pada/dibawah ukuran yang
ditetapkan
18 Q D15 78 P5 (W) 34,865% dari populasi akan berada
pada/dibawah ukuran yang ditetapkan
19 R D13 62 P5 (W) 40,845% dari populasi akan berada
pada/dibawah ukuran yang ditetapkan
BAB V
PENUTUP
1.1Kesimpulan
Dari pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut.
1. Dari kegiatan praktikum ini dapat disimpulkan bahwa pada manusia ada
26 dimensi yang dapat diukur, di mana masing-masing dimensi mewakili
bagian-bagian tubuh dari manusia.
2. Dari analisis data dapat dibandingkan rata-rata dimensi data
pengamatan dengan rata-rata data anthropometri orang Inggris dan
LABORATORIUM PERANCANGAN KERJA DAN ERGONOMIJURUSAN TEKNIK MESIN – PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI – UNIVERSITAS BRAWIJAYA 46
PRAKTIKUM PERANCANGAN KERJA DAN ERGONOMI MODUL 1
PRAKTIKUM PERANCANGAN KERJAAN ERGONOMIANTROPOMETRI
rata-rata data anthropometri orang Indonesia. Dari perbandingan
dimensi rata-rata ini diketahui tidak ada perbedaan baik ketika
dibandingkan dengan rata-rata dimensi orang Inggris maupun orang
Indonesia.
3. Pada praktikum ini digunakan becak sebagai alat untuk menerapkan
hasil analisis yang telah dilakukan terhadap dimensi data pengamatan
yang dihitung berdasarkan persentil dari tiap dimensi data pengamatan.
1.2Saran
Adapun saran yang dapat penulis berikan untuk modul ini adalah
sebagai berikut.
1. Modul sebaiknya tidak terlalu tebal namun telah mencakup semua
dengan lebih jelas dan rinci.
2. Sebelum melakukan praktikum sebaiknya praktikan mempelajari terlebih
dahulu modulnya.
LABORATORIUM PERANCANGAN KERJA DAN ERGONOMIJURUSAN TEKNIK MESIN – PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI – UNIVERSITAS BRAWIJAYA 47