modul 1-regulasi
TRANSCRIPT
Learning Center
Course Development 12009 Inter Operator Management
PELATIHAN PELATIHAN MANAJEMEN INTERKONEKSIMANAJEMEN INTERKONEKSI
Learning Center
Course Development 12009 Inter Operator Management
TOPIK BAHASANTOPIK BAHASAN
Modul 1 : Regulasi InterkoneksiModul 1 : Regulasi Interkoneksi Modul 2 : Dokumen Penawaran Interkoneksi (DPI)Modul 2 : Dokumen Penawaran Interkoneksi (DPI) Modul 3 : Perjanjian InterkoneksiModul 3 : Perjanjian Interkoneksi Modul 4 : Teknik InterkoneksiModul 4 : Teknik Interkoneksi Modul 5 : Layanan dan Tarif InterkoneksiModul 5 : Layanan dan Tarif Interkoneksi Modul 6 : Billing Interkoneksi Modul 6 : Billing Interkoneksi Modul 7 : Fraud InterkoneksiModul 7 : Fraud Interkoneksi
(Font : Arial, Bold, Shadow, Size 32)
Learning Center
Course Development 12009 Inter Operator Management
(Font : Arial, Bold, Shadow, Size 32)
MODUL : 1MODUL : 1REGULASI INTERKONEKSIREGULASI INTERKONEKSI
Learning Center
Course Development 12009 Inter Operator Management
TUJUAN :TUJUAN :
Setelah selesai mengikuti sesi ini, siswa akan mampu :Setelah selesai mengikuti sesi ini, siswa akan mampu : Menjelaskan Definisi, Tujuan , Jenis, Prinsip dan Aspek-aspek dalam Menjelaskan Definisi, Tujuan , Jenis, Prinsip dan Aspek-aspek dalam
Interkoneksi Interkoneksi
Peta Kompetisi dalam Industri Telekomunikasi dan Trafik InterkoneksiPeta Kompetisi dalam Industri Telekomunikasi dan Trafik Interkoneksi
Manajemen Interkoneksi TELKOM dan Peta Layanan Divisi CISManajemen Interkoneksi TELKOM dan Peta Layanan Divisi CIS
Menjelaskan Latar Belakang & Landasan Hukum InterkoneksiMenjelaskan Latar Belakang & Landasan Hukum Interkoneksi
Menjelaskan produk-produk Regulasi Telekomunikasi Menjelaskan produk-produk Regulasi Telekomunikasi
Menjelaskan perubahan produk-produk Regulasi InterkoneksiMenjelaskan perubahan produk-produk Regulasi Interkoneksi
Menjelaskan PERMEN 8/2006 tentang InterkoneksiMenjelaskan PERMEN 8/2006 tentang Interkoneksi
Learning Center
Course Development 12009 Inter Operator Management
Interkoneksi adalah keterhubungan antar jaringan Interkoneksi adalah keterhubungan antar jaringan telekomunikasi dari telekomunikasi dari penyelenggara telekomunikasipenyelenggara telekomunikasi yang yang
berbeda (UU 36/1999 pasal 1 ayat 16)berbeda (UU 36/1999 pasal 1 ayat 16)
Interkoneksi adalah keterhubungan antar jaringan Interkoneksi adalah keterhubungan antar jaringan telekomunikasi dari telekomunikasi dari penyelenggara jaringan penyelenggara jaringan
telekomunikasitelekomunikasi yang berbeda (PM 8/2006 pasal 1 ayat 1) yang berbeda (PM 8/2006 pasal 1 ayat 1)
Setiap penyelenggara jaringan Telekomunikasi berhak mendapatkan interkoneksi dan wajib menyediakan
interkoneksi (UU 36/1999 pasal 25)
DefinisiDefinisi
Learning Center
Course Development 12009 Inter Operator Management
Koneksi adalah Koneksi adalah ketersambungan antara jaringan ketersambungan antara jaringan telekomunikasi dengan fasilitas sistem jasa telekomunikasi dengan fasilitas sistem jasa
telekomunikasi. telekomunikasi.
Definisi
Learning Center
Course Development 12009 Inter Operator Management
pembedaan istilah pembedaan istilah
””INTERKONEKSI”INTERKONEKSI” dan dan ”KONEKSI””KONEKSI”
diperlukan karena karakteristiknya diperlukan karena karakteristiknya
yang berbeda satu sama lain, yakni :yang berbeda satu sama lain, yakni :
a.a. Interkoneksi digunakan untuk keterhubungan antar jaringan, Interkoneksi digunakan untuk keterhubungan antar jaringan, sedangkan koneksi digunakan untuk ketersambungan jaringan sedangkan koneksi digunakan untuk ketersambungan jaringan dengan fasilitas sistem jasa (bukan jaringan).dengan fasilitas sistem jasa (bukan jaringan).
b.b. Interkoneksi fokus pada layanan jasa teleponi dasar, Interkoneksi fokus pada layanan jasa teleponi dasar, sedangkan koneksi fokus pada layanan jasa non-teleponi sedangkan koneksi fokus pada layanan jasa non-teleponi dasar, yaitu meliputi layanan akses ke jasa-jasa nilai tambah dasar, yaitu meliputi layanan akses ke jasa-jasa nilai tambah teleponi dan jasa-jasa multimedia.teleponi dan jasa-jasa multimedia.
Learning Center
Course Development 12009 Inter Operator Management
Dalam perkembangannya, interkoneksi juga mencakup akses Dalam perkembangannya, interkoneksi juga mencakup akses jasa : seperti sms, jasa IN & call center dll. jasa : seperti sms, jasa IN & call center dll.
Sehingga definisi interkoneksi dalam PM.08/2006 menjadi Sehingga definisi interkoneksi dalam PM.08/2006 menjadi kurang mengena. Pembedaan istilah ini, berlaku di internal kurang mengena. Pembedaan istilah ini, berlaku di internal TELKOM, mengingat harus menyesuaikan regulasi yang ada.TELKOM, mengingat harus menyesuaikan regulasi yang ada.
c.c. Interkoneksi lebih menekankan basis kastamer (Interkoneksi lebih menekankan basis kastamer (customer customer basedbased), sedangkan koneksi lebih menekankan akses layanan ), sedangkan koneksi lebih menekankan akses layanan ((access to serviceaccess to service).).
d.d. Masing-masing pihak yang berinterkoneksi harus mengelola Masing-masing pihak yang berinterkoneksi harus mengelola dan mengoperasikan jaringan (infrastruktur telekomunikasi), dan mengoperasikan jaringan (infrastruktur telekomunikasi), sedangkan salah satu pihak yang berkoneksi tidak perlu sedangkan salah satu pihak yang berkoneksi tidak perlu mengelola/mengoperasikan jaringan, melainkan cukup mengelola/mengoperasikan jaringan, melainkan cukup mengelola dan mengoperasikan fasilitas sistem jasa.mengelola dan mengoperasikan fasilitas sistem jasa.
Learning Center
Course Development 12009 Inter Operator Management
TUJUAN INTERKONEKSITUJUAN INTERKONEKSI
a.a. Agar setiap pelanggan dari penyelenggara jaringan Agar setiap pelanggan dari penyelenggara jaringan telekomunikasi telekomunikasi yang satu dapat mengadakan panggilan dengan satu dapat mengadakan panggilan dengan setiap pelanggan dari penyelenggara jaringan telekomunikasi setiap pelanggan dari penyelenggara jaringan telekomunikasi lainnya.lainnya.
b.b. Agar terjadi efisiensi infrastruktur telekomunikasi.Agar terjadi efisiensi infrastruktur telekomunikasi.
c.c. Agar tercipta iklim kompetisi yang sehat di sektor industri Agar tercipta iklim kompetisi yang sehat di sektor industri telekomunikasi (khususnya jasa teleponi dasar dan jasa telekomunikasi (khususnya jasa teleponi dasar dan jasa jaringan).jaringan).
Learning Center
Course Development 12009 Inter Operator Management
TUJUAN KONEKSITUJUAN KONEKSI
a.a. Agar jasa-jasa yang ditawarkan oleh penyelenggara jasa Agar jasa-jasa yang ditawarkan oleh penyelenggara jasa
telekomunikasi dapat diakses secara luas oleh setiap pelanggan telekomunikasi dapat diakses secara luas oleh setiap pelanggan
jaringan telekomunikasi.jaringan telekomunikasi.
b.b. Agar terjadi efisiensi infrastruktur telekomunikasi dan infrastruktur Agar terjadi efisiensi infrastruktur telekomunikasi dan infrastruktur jasa infokom (jasa-jasa nilai tambah dan jasa-jasa multimedia).jasa infokom (jasa-jasa nilai tambah dan jasa-jasa multimedia).
c.c. Mendorong inovasi jasa-jasa infokom.Mendorong inovasi jasa-jasa infokom.
d.d. Agar tercipta iklim kompetisi yang sehat di sektor industri jasa Agar tercipta iklim kompetisi yang sehat di sektor industri jasa infokom.infokom.
Learning Center
Course Development 12009 Inter Operator Management
Berbagai Jenis InterkoneksiBerbagai Jenis Interkoneksi
a. Interkoneksi antar jaringan telekomunikasi tetap : Fix to Fix (F2F)
b. Interkoneksi antara jaringan telekomunikasi tetap dengan jaringan telekomunikasi bergerak selular
: Fix to Mobile (F2M)
c. Interkoneksi antara jaringan telekomunikasi tetap dengan jaringan telekomunikasi bergerak satelit
: Fix to Satelite (F2S)
d. Interkoneksi antar jaringan telekomunikasi bergerak selular
: Mobile to Mobile (M2M)
e. Interkoneksi antara jaringan bergerak selular dengan jaringan telekomunikasi bergerak satelit
: Mobile to Satelite (M2S)
f. Interkoneksi antar jaringan telekomunikasi bergerak satelit
: Satelite to Satelite (S2S)
vice versa
Learning Center
Course Development 12009 Inter Operator Management
Berbagai Jenis KoneksiBerbagai Jenis Koneksi
a.a. Koneksi antara jaringan telekomunikasi dengan fasilitas sistem Koneksi antara jaringan telekomunikasi dengan fasilitas sistem jasa multimedia (misalnya ISP, ITKP dsb).jasa multimedia (misalnya ISP, ITKP dsb).
b.b. Koneksi antara jaringan telekomunikasi dengan fasilitas sistem Koneksi antara jaringan telekomunikasi dengan fasilitas sistem jasa nilai tambah (misalnya jasa nilai tambah (misalnya premium call, call centre, calling card, premium call, call centre, calling card, dsb).dsb).
Learning Center
Course Development 12009 Inter Operator Management
Elemen utama interkoneksi adalah :Elemen utama interkoneksi adalah :
a.a. Sentral Gerbang (Sentral Gerbang (GatewayGateway))
b.b. Link InterkoneksiLink Interkoneksi
c.c. Titik Interkoneksi / PoI (DDF)Titik Interkoneksi / PoI (DDF)
Elemen utama koneksi:Elemen utama koneksi:
a.a. Gerbang Koneksi (POP, Tandem/LE) Gerbang Koneksi (POP, Tandem/LE)
b.b. Link KoneksiLink Koneksi
c.c. Titik Koneksi (DDF / mini MDF di premises Titik Koneksi (DDF / mini MDF di premises
pelanggan)pelanggan)
Learning Center
Course Development 12009 Inter Operator Management
PRINSIP INTERKONEKSI
• Bersifat mandatory (kewajiban bagi setiap penyelenggara jaringan telekomunikasi).
• Non-diskriminasi / equal access.• Transparan dan obyektif.• Diberikan atas dasar permintaan (based on request).• Berdasarkan bilateral arrangement (harus dituangkan dalam
perjanjian tertulis).• Pendekatan berbasis biaya (cost based approach).• Pengguna harus dapat menikmati layanan yang bermutu tinggi
dan berjangkauan luas.• Tidak menimbulkan biaya tambahan yang tidak perlu, baik
terhadap penyelenggara jaringan/jasa telekomunikasi, maupun pengguna.
Learning Center
Course Development 12009 Inter Operator Management
Aspek-aspek dalam Interkoneksi
REGULASI
TEKNIK(+BILLING)
BISNIS
FraudInterkoneksi
Learning Center
Course Development 12009 Inter Operator Management
PT. Telkom
Int’l CarrierISAT, BTel
Data/VPN/LC CarrierLintasarta,Patrakom,
CSM, ISAT,XL,
PSN,dsbTV cable CarrierCable Vision, Indo Vision, dsb
Mobile Carrier/ SatelitTelkomsel, ISAT, Excel
Mobile8, Natrindo(Lippo),STI, HCPT, PSN, Smart
PLC Carrier PLN + ICON
ITSP/ITKP/(VoIP)ISAT,
Gaharu,Atlasat, SWP,
XL, dsb
Peta Kompetisi Telekomunikasi
Fixed DomesticISAT (star One)
BTel (Esia)BBT, M8 (Hepi)
ISPIM2, Centrin,
Wasantara, Idola,Indonet, dsb
Specialized Service ProviderInformation services (Call Center)
Voice messagingIVR (layanan 123, dsb)
IN Based SevicesCalling Card
Learning Center
Course Development 12009 Inter Operator Management
INDUSTRI TELEKOMUNIKASI DENGAN OPERATOR TERBANYAK (Data: INDUSTRI TELEKOMUNIKASI DENGAN OPERATOR TERBANYAK (Data: Jan 2009)Jan 2009)
Full Mobility (8):1. Telkomsel (GSM)2. Indosat (GSM)3. Excelcomindo (GSM)4. Mobile 8 (CDMA)5. Sampoerna (CDMA)6. Sinarmas (CDMA)7. Hutchinson (GSM)8. Natrindo (GSM)
Full Mobility (8):1. Telkomsel (GSM)2. Indosat (GSM)3. Excelcomindo (GSM)4. Mobile 8 (CDMA)5. Sampoerna (CDMA)6. Sinarmas (CDMA)7. Hutchinson (GSM)8. Natrindo (GSM)
Limited Mobility/CDMA (4):1. Telkom (Flexi)2. Indosat (Starone)3. Bakrie (Esia)4. Mobile 8 (Hepi)
Limited Mobility/CDMA (4):1. Telkom (Flexi)2. Indosat (Starone)3. Bakrie (Esia)4. Mobile 8 (Hepi)
JUMLAH OPERATOR SELULAR• India : 6 operator• Thailand : 5 operator • Hongkong : 5 operator• Singapura : 3 operator• Filipina : 3 operator• Malaysia : 3 operator • Cina : 2 operator
SUMBER : ML GLOBAL MATRIX 18 JULY 2008
Total: 168Juta : Limited: 22Juta, Full: 146Juta
Total: 168Juta : Limited: 22Juta, Full: 146Juta
Total: 146JutaTSEL: 67JutaISAT: 39Juta
XL: 27JutaOthers: 13Juta
Total: 146JutaTSEL: 67JutaISAT: 39Juta
XL: 27JutaOthers: 13Juta
Total: 22.2JutaFlexi: 13.1Juta
Esia: 7.8JutaStarone: 0.7Juta
Hepi: 0.6Juta
Total: 22.2JutaFlexi: 13.1Juta
Esia: 7.8JutaStarone: 0.7Juta
Hepi: 0.6Juta
FWL, FWA, BB Cellular
Cellular, FWA, BB Cellular, BB
Cellular,FWA FWA Cellular Cellular Cellular Cellular Satellite
11 Operators and Services
Learning Center
Course Development 12009 Inter Operator Management
Model Trafik Antar OperatorModel Trafik Antar Operator
Skenario Panggilan
1 Transit intra operator melalui NW TLKM2 Transit antar operator melalui NW TLKM3 Incoming TELKOM4 Outgoing TELKOM5 Direct connect OLO6 Interlink MSC-MSC OLO7 Trafik internal operator
Dampak thd bisnis TELKOM
Menciptakan trafik interkoneksiMenciptakan trafik interkoneksiMenciptakan trafik interkoneksiMenciptakan trafik interkoneksiMengurangi trafik interkoneksiMengurangi trafik interkoneksi Mengurangi trafik interkoneksi
Trend
TELKOM NWOLO-1 NW OLO-2 NW
1
2
3
4
5
6
7
7 7
Learning Center
Course Development 12009 Inter Operator Management
Model Bisnis IntercarrierModel Bisnis Intercarrier
Initialisasi & Initialisasi &
Monthly Fee SL (R) Monthly Fee SL (R)
INTERCARRIER TRAFFIC
NETWORK SERVICE
MM
Revenue Sharing (R) Revenue Sharing (R)
SKA SKA
Cost Base (R) Cost Base (R)
B2B B2B
• JARBER SELULAR• JARBER SATELIT• JARTAP LOKAL• JARTAP SLI
• JARBER• JARTAP• JARTUP• KOLOKASI (NR)
(R) = REGULATED
SERVICE SKEMA BISNIS OLO
TELKOM
Initialisasi & Initialisasi &
Monthly Fee Monthly Fee
• TELIN
• JARBER (SMS)• JARTAP (SMS)
VAS Premium Serv., IN,Calling Card,Call Center
ITKP, ISP
Initialisasi & Initialisasi &
Monthly Fee SL Monthly Fee SL
Learning Center
Course Development 12009 Inter Operator Management
MANAJEMEN INTERKONEKSI MANAJEMEN INTERKONEKSI TELKOMTELKOM
Manajemen interkoneksi TELKOM dikelola oleh 2 (dua) lapisan Manajemen, yaitu :
a. Manajemen level kebijakan dikelola oleh Direksi yang didukung oleh Unit-unit Direktorat, yaitu Direktorat Bisnis Enterprise dan Wholesale, Direktorat Network & Solution.
b. Manajemen level operasional dikelola oleh Divisi Layanan Operator dan Interkoneksi (Carrier and Interconnection Service = CIS), yang didukung oleh seluruh Divisi Regional dan Divisi Infrastruktur.
Learning Center
Course Development 12009 Inter Operator Management
MANAJEMEN INTERKONEKSI MANAJEMEN INTERKONEKSI TELKOMTELKOM
Di tingkat Direktorat, unit-unit yang bertanggungjawab mengelola kebijakan interkoneksi adalah Unit Sub Direktorat Wholesale yang dipimpin oleh VP Wholesale. Dalam pelaksanaannya Unit ini didukung oleh Unit-unit :
• Direktorat Network Solution untuk kebijakan aspek teknis dan tarif.
• Unit CRM (Compliance Risk Management) untuk kebijakan aspek administratif dan aspek legal.
Learning Center
Course Development 12009 Inter Operator Management
MANAJEMEN INTERKONEKSI MANAJEMEN INTERKONEKSI TELKOMTELKOM
Di tingkat Divisi, manajemen operasional interkoneksi dikelola oleh Divisi CIS yang dipimpin oleh EGM Divisi CIS.
Dalam pelaksanaan operasionalisasi interkoneksi, Divisi CIS dibantu oleh : • Divisi Regional • Divisi Infratel• Divisi Multimedia• Divisi FWN
Learning Center
Course Development 12009 Inter Operator Management
PRODUCT
OWNER
FRAME WORK FRAME WORK DIVISIDIVISI CIS CIS
OLO
REGULATOR
KANTOR PERUSAHAAN
Keputusan Menteri / UU
Keputusan Direksi
SLA & SLG
Payment / Imbal Jasa
PKS-O
ImplementationPKS-O
Payment
PKS-I
Ordering ,Provisioning & Complaint
CISCIS
Learning Center
Course Development 12009 Inter Operator Management
LATAR BELAKANG ASPEK HUKUM (Permen 8/2006 (Interkoneksi)
• Kapasitas industri telekomunikasi indonesia diperkirakan pada akhir tahun 2006 ± mencapai 50 juta subscriber (fixed+selular) dengan total revenue ± mencapai Rp. 60 Trilyun atau ± mencapai 20 % dari GDP Indonesia.
• Real pengguna (60% dari 50 jt subcriber) = 30 jt atau ± 16% dari jumlah penduduk.
• Sifat industri masih oligopoli dan masih terdapat pola transfer pricing dan cross subsidi antar layanan;
• Consumer surplus diperkirakan masih besar.• Kompetisi belum berjalan penuh.
• Dibutuhkan perangkat regulasi dari kompetisi yang sehat untuk meningkatkan kapasitas industri;
• Kebutuhan dasar adalah merumuskan pengaturan interkoneksi yang berbasis biaya.
Learning Center
Course Development 12009 Inter Operator Management
Landasan hukum #1:• UU No. 36/99 pasal 25
- Setiap penyelenggara berhak mendapatkan interkoneksi dan wajib menyediakan
interkoneksi
• PP No. 52/2000 pasal 23 – beban interkoneksi ditetapkan berdasarkan perhitungan yang transparan, disepakati
bersama dan adil. • KM.20/2001 pasal 13
– interkoneksi harus memenuhi prinsip (a) transparansi,(b) tidak diskriminatif, (c) diberikan dalam waktu singkat,(d) beorientasi pada biaya, dan (e) berdasarkan permintaan
• Perjanjian GATS (WTO) Reference Paper– “interconnection with a major supplier will be ensured at cost-oriented rates …”
• Deklarasi Cancun Interconnection Principles– “…cost-oriented rates are enabled through transparent costing methodologies …”
Learning Center
Course Development 12009 Inter Operator Management
Landasan hukum #2:
Kewajiban Penyelenggara dalam FTP 2000 :
• Memungkinkan setiap pelanggannya melakukan hubungan komunikasi dengan setiap pelanggan jaringan lain secara otomatis, setiap saat bila dikehendaki;
• Menjamin tersedianya interkoneksi antara jaringannya dan jaringan lain;
• Memungkinkan, kalau perlu dengan syarat, pelanggan jaringan lain mengakses pelayanan yang diselenggarakannya;
• Dalam memberikan pelayanan interkoneksi kepada penyelenggara lain diusahakan sedemikian rupa sehingga dalam segi mutu tidak kurang dari pelayanan untuk jaringannya sendiri.
Learning Center
Course Development 12009 Inter Operator Management
Prinsip Pokok Pengaturan Interkoneksi
• Mengedepankan kesepakatan antar penyelenggara;• Menciptakan proses penyediaan layanan interkoneksi yang
transparan dan terukur secara waktu;• Memberikan kepastian terhadap penyediaan layanan
interkoneksi;• Memperkuat regulator dalam hal informasi teknis dan
ekonomis dari seluruh industri;
Learning Center
Course Development 12009 Inter Operator Management
PRODUK – PRODUK REGULASI INTERKONEKSI
UU TelekomunikasiNo.36/1999
KM Tarif Interkon 46/1998 dan 32/2004 KM BRTI 31/2003
KM USO 34/2004
KM FTP-4/01 dan 28/2004
Penyelenggaran TelekomunikasiPP 52/2000
KM Jastel-21/2001 dan 30/2004
KM GMPCS 30/2000
KM Tarif Int’l 37/99
KM Jartel 20/01 dan 29/2004
KM Jartap Mobilitas terbatas 35/2004PM2/2004 – Paket Restrukturisasi
Permen 8/2006 (Interkoneksi)
KM ITKP 23/2001 dan 31/2004KP 162/2004 Ijin pjar TLKM
Learning Center
Course Development 12009 Inter Operator Management
1) Industries Structure
2) Interconnect Regulation
3) Tariff Formula
• Basic Services & Non- Basic Services
• ‘Limited’ Point of Interconnection
• Tariff formula and Price by Regulator
• Rev Sharing Scheme
Previous Regulation(Ref : UU 3/89)
New Regulation(Ref : UU 36/99)
Network Provider & Network Provider & Services ProviderServices Provider
Interconnect ObligationInterconnect Obligation Many technically feasible Many technically feasible
point of interconnectionpoint of interconnection
Cost based Tariff Formula Cost based Tariff Formula by Regulatorby Regulator
Pricing by ProviderPricing by Provider
UU 3/89 vs UU 36/99
Learning Center
Course Development 12009 Inter Operator Management
PenyelenggaraTelekomunikasi
P. Jaringan Tel.(JARTEL)
P. Jasa Tel.(JASTEL)
JARTEL Tetap(JarTap)
JARTEL Bergerak(JarBer)
JarTap Lokal
JarTap Jarak Jauh
JarTapInternasional
JarTap Tertutup
JarBerTerestrial
JarBerSeluler
JarBerSatelit
JAsTEL Teleponi Dasar
JAsTEL Nilai Tambah
Teleponi
JAsTEL Multimedia
TELSUSKep. Sendiri
TELSUSKep. HanKam
Negara
TELSUSKep. Penyiaran
P. Tel. Khusus(TELSUS)
Pengaturan Lisensi berdasarkan PP 52/00
Learning Center
Course Development 12009 Inter Operator Management
PAKET RESTRUKTURISASI
(PM 02/2004)
– Kompensasi terminasi dini hak eksklusifitas
– Interkoneksi Antar Jaringan– Pengawasan Kompetisi Yang Sehat
Learning Center
Course Development 12009 Inter Operator Management
TUJUAN RESTRUKTURISASITUJUAN RESTRUKTURISASI
Pengaturan pendukung Restrukturisasi / Kompetisi, Pengaturan pendukung Restrukturisasi / Kompetisi, harus bertujuan : harus bertujuan :
– Meningkatkan EfficiencyMeningkatkan Efficiency
– Mempercepat pembangunan menambah Mempercepat pembangunan menambah
teledensityteledensity
– Menurunkan hargaMenurunkan harga
Learning Center
Course Development 12009 Inter Operator Management
Rekapitulasi Paket RestrukturisasiRekapitulasi Paket Restrukturisasi
Pemerintah membuka kompetisi penyelenggaraan jaringan tetap, didahului dengan terminasi dini hak eksklusifitas PT TELKOM dan PT INDOSAT
Tim Restrukturisasi (TRST) Interdep pada akhir tahun 2003, telah menyiapkan pengaturan pendukung untuk diumumkan oleh Menteri, terdiri dari :– Berdirinya Badan Regulasi (BRTI)– Perhitungan kompensasi;– Perangkat pendukung kompetisi :
» Penyesuaian beberapa KM yang ada» Penerbitan KM baru
– Penyeimbangan tarif ( yang dihitung kembali oleh BRTI);– Penyelarasan ijin PT TELKOM dan PT INDOSAT
Learning Center
Course Development 12009 Inter Operator Management
11 KM. 28/2004KM. 28/2004 Perubahan atas Lampiran KM.4/2001 ttg. Penetapan Rencana Dasar Teknis Perubahan atas Lampiran KM.4/2001 ttg. Penetapan Rencana Dasar Teknis Nasional 2000 Pembangunan Telekomunikasi NasionalNasional 2000 Pembangunan Telekomunikasi Nasional
22 KM. 29/2004KM. 29/2004 Perubahan atas KM. 20/2001 ttg. Penyelenggaraan Jaringan TelekomunikasiPerubahan atas KM. 20/2001 ttg. Penyelenggaraan Jaringan Telekomunikasi
33 KM. 30/2004KM. 30/2004 Perubahan atas KM. 21/2001 ttg. Penyelenggaraan Jasa TelekomunikasiPerubahan atas KM. 21/2001 ttg. Penyelenggaraan Jasa Telekomunikasi
44 KM. 31/2004KM. 31/2004 Perubahan atas KM. 23/2002 ttg. Penyelenggaraan Jasa Internet TelekomunikasiPerubahan atas KM. 23/2002 ttg. Penyelenggaraan Jasa Internet Telekomunikasi
55 KM. 32/2004KM. 32/2004 Biaya Interkoneksi Penyelenggaraan TelekomunikasiBiaya Interkoneksi Penyelenggaraan Telekomunikasi
66 KM. 33/2004KM. 33/2004 Pengawasan Kompetisi Yang Sehat Dalam Penyelenggaraan Pengawasan Kompetisi Yang Sehat Dalam Penyelenggaraan Jaringan Tetap dan Penyelenggaraan Jasa Teleponi DasarJaringan Tetap dan Penyelenggaraan Jasa Teleponi Dasar
77 KM. 34/2004KM. 34/2004 Kewajiban Pelayanan UniversalKewajiban Pelayanan Universal
88 KM. 35/2004KM. 35/2004 Penyelenggaraan Jaringan Tetap Lokal Tanpa Kabel DenganPenyelenggaraan Jaringan Tetap Lokal Tanpa Kabel DenganMobilitas TerbatasMobilitas Terbatas
Regulasi Pendukung KompetisiRegulasi Pendukung Kompetisi
Learning Center
Course Development 12009 Inter Operator Management
Aspek-aspek yang TerpengaruhAspek-aspek yang Terpengaruh
KM YANG BERLAKUKM YANG BERLAKU
SemulaSemula Sejak 11 Maret 2004Sejak 11 Maret 2004
11 Penyelenggaraan Penyelenggaraan jaringan & jasa jaringan & jasa telekomunikasitelekomunikasi
KM.4/2001KM.4/2001KM.20/2001KM.20/2001KM.21/2001KM.21/2001KM.23/2002KM.23/2002
KM.4/2001 + KM 28/2004KM.4/2001 + KM 28/2004KM.20/2001 + KM.29/2004KM.20/2001 + KM.29/2004KM.21/2001 + KM.30/2004KM.21/2001 + KM.30/2004KM.23/2002 + KM.31/2004KM.23/2002 + KM.31/2004KM.35/2004KM.35/2004
22 Interkoneksi antar Interkoneksi antar jaringanjaringanBiaya interkoneksiBiaya interkoneksi
KM.4/2001KM.4/2001KM.20/2001KM.20/2001KM.46/PR.301/MPPT-KM.46/PR.301/MPPT-9898
KM.4/2001 + KM. 28/2004KM.4/2001 + KM. 28/2004KM.20/2001 KM.20/2001 KM.32/2004 ) sd KM.32/2004 ) sd KM.46/PR.301/MPPT-98 )KM.46/PR.301/MPPT-98 )
33 Kewajiban Pelayanan Kewajiban Pelayanan UniversalUniversal
KM.20/201KM.20/201 KM.20/2001KM.20/2001KM.34/2004KM.34/2004
44 Pengawasan kompetisi Pengawasan kompetisi yang sehatyang sehat
KM.33/2004KM.33/2004
Learning Center
Course Development 12009 Inter Operator Management
Regulasi Telekomunikasi (1)Regulasi Telekomunikasi (1)Penyelenggaraan Jaringan & Jasa TelekomunikasiPenyelenggaraan Jaringan & Jasa Telekomunikasi
Perubahan status penyelenggara jaringan SLJJ dan SLI dalam KM 20/2001 dan KM 21/2001,
Perubahan jenis interkoneksi dalam KM 4/2001;
Perubahan / penyesuaian kode akses SLJJ dalam KM 4/2001,
Penyesuaian kode akses ITKP dalam KM 23/2002
Learning Center
Course Development 12009 Inter Operator Management
Regulasi Telekomunikasi (2)Regulasi Telekomunikasi (2)Penyelenggaraan Jaringan & Jasa TelekomunikasiPenyelenggaraan Jaringan & Jasa Telekomunikasi
Definisi baru: Jaringan Tetap Lokal Tanpa Kabel Dengan Mobilitas Terbatas (JTLTKMT); merupakan bagian dari jaringan tetap lokal. (KM35/04)
Hak untuk menyediakan layanan (teleponi) kepada pengguna ada pada penyelenggara jasa (KM30/04)
» Pengguna memilih penyelenggara jasa yang akan melayaninya;» Penyelenggara jasa terpilih bertanggung jawab atas
terselenggaranya hubungan ujung-ke-ujung;» Penyelenggara jasa menetapkan tarif retil.
Learning Center
Course Development 12009 Inter Operator Management
PERUBAHAN / PENYESUAIAN KODE AKSES SLJJ DAN ITKP
1. Prefiks SLJJ harus diubah dari semula “0” menjadi 3 digit dengan format “01X”;
2. Prefiks ITKP harus dirubah dari “01X” menjadi “010XY”PENYELENGGARA ITKP DIBERI WAKTU UNTUK MELAKSANAKANNYA
SELAMBAT-LAMBATNYA 31 DESEMBER 2006 (PERMENKOMINFO NO.07 TH 2005 PASAL 12 AYAT 3)
PENYELENGGARA SLJJ DIBERI WAKTU UNTUK MELAKSANAKANNYA SELAMBAT-LAMBATNYA 1 APRIL 2010 (PERMENKOMINFO NO.06 TH 2005 )
Regulasi Telekomunikasi (3)Regulasi Telekomunikasi (3)Penyelenggaraan Jaringan & Jasa TelekomunikasiPenyelenggaraan Jaringan & Jasa Telekomunikasi
(KM 23/02 & KM 31/04)
Learning Center
Course Development 12009 Inter Operator Management
PERUBAHAN DALAM ACCOUNTING Semula.....Semula.....
C menagih B:biaya interkoneksi terminasi
B menagih A:biaya interkoneksi transit untuk B + biaya interkoneksi terminasi untuk CA menagih A’:
biaya pungut
Jar. Asal Jar. Transit Jar. Tujuan
pemanggilarah panggilan
A’C’
A B C
Regulasi Telekomunikasi (4)Regulasi Telekomunikasi (4)Penyelenggaraan Jaringan & Jasa TelekomunikasiPenyelenggaraan Jaringan & Jasa Telekomunikasi
Learning Center
Course Development 12009 Inter Operator Management
PERUBAHAN DALAM ACCOUNTING Menjadi....Menjadi....
PENYELENGGARA JASA (terpilih)
B menagih D: biaya interkoneksi
transitA menagih D:biaya interkoneksi
originasi
D menagih A’:biaya pungut
C menagih D: biaya interkoneksi terminasi
D
Jar. Asal Jar. Transit Jar. Tujuan
pemanggilarah panggilan
A’C’
A B C
Regulasi Telekomunikasi (5)Regulasi Telekomunikasi (5)Penyelenggaraan Jaringan & Jasa TelekomunikasiPenyelenggaraan Jaringan & Jasa Telekomunikasi
Learning Center
Course Development 12009 Inter Operator Management
KM 4/2001 ; KM 28/2004PERUBAHAN JENIS INTERKONEKSI
• Merupakan konsekuensi dari perubahan lingkungan operator tunggal menjadi lingkungan multi – operator;
• Sebelumnya hanya ada interkoneksi “terminasi”;
• Menjadi interkoneksi mengenai “ originasi “, “transit” dan “terminasi”.
Regulasi Telekomunikasi (6)Regulasi Telekomunikasi (6)Interkoneksi Antar JaringanInterkoneksi Antar Jaringan
Ketentuan Pelaksanaan InterkoneksiKetentuan Pelaksanaan Interkoneksi
Learning Center
Course Development 12009 Inter Operator Management
KM 4/ 2001: FTP Nasional 2000Kewajiban Penyelenggara :
• Memungkinkan setiap pelanggannya melakukan hubungan komunikasi dengan setiap pelanggan jaringan lain secara otomatis, setiap saat bila dikehendaki;
• Menjamin tersedianya interkoneksi antara jaringannya dan jaringan lain;
• Memungkinkan, kalau perlu dengan syarat, pelanggan jaringan lain mengakses pelayanan yang diselenggarakannya;
• Dalam memberikan pelayanan interkoneksi kepada penyelenggara lain diusahakan sedemikian rupa sehingga dalam segi mutu tidak kurang dari pelayanan untuk jaringannya sendiri.
Learning Center
Course Development 12009 Inter Operator Management
KM 4/ 2001: FTP Nasional 2000
Pembebanan Interkoneksi :
Pembebanan antar penyelenggara seharusnya diselesaikan antara penyelenggara sendiri, karena pada hakekatnya merupakan issue harga (pricing) yang komersial sifatnya. Namun dalam tugasnya mengembangkan kompetisi yang sehat secepat mungkin, selama tahap awal deregulasi Pemerintah menetapkan tarif (harga) interkoneksi, terutama yang menyangkut jasa telefoni.
Learning Center
Course Development 12009 Inter Operator Management
KM. 32/2004
• Biaya interkoneksi yang berbasis biaya, akan diterapkan mulai 1 Januari 2005,
• Sebelum interkoneksi berbasis biaya diterapkan, KM 46/98 masih berlaku.
• Antara 1-1-2004 sd 31-12-2004 dilakukan persiapan pengaturan interkoneksi dengan bantuan konsultan yang meliputi :
Besaran beban interkoneksi, Standar Akonting, Reference Interconnection Offer (RIO), Dispute Resolution Framework.
Regulasi Telekomunikasi (7)Regulasi Telekomunikasi (7)Interkoneksi Antar JaringanInterkoneksi Antar Jaringan
Ketentuan Pelaksanaan InterkoneksiKetentuan Pelaksanaan Interkoneksi
Learning Center
Course Development 12009 Inter Operator Management
A. Status sebagai penyelenggara posisi dominan dapat diberlakukan pada penyelenggara jaringan tetap dan penyelenggara jasa teleponi dasar;
B. Status sebagai penyelenggara posisi dominan ditetapkan berdasarkan pada penguasaan pasar atas:
» Kegiatan usaha» Luas layanan (coverage area)» Pendapatan (revenue)
Pengawasan Kompetisi Yang Sehat (1)Pengawasan Kompetisi Yang Sehat (1)KM 33 tahun 2004KM 33 tahun 2004
Learning Center
Course Development 12009 Inter Operator Management
C. Setiap tahun pemerintah melakukan evaluasi, dan mengumumkan penyelenggara yang dikategorikan posisi dominan dalam suatu segmen penyelenggaraan telekomunikasi tertentu.
BRTI telah menetapkan bahwa:» PT TELKOM dinyatakan sebagai Penyelenggara dengan posisi
dominan di penyelenggaraan jaringan tetap lokal dan teleponi dasar dan penyelenggaraan jaringan dan jasa SLJJ.
» PT INDOSAT dinyatakan sebagai Penyelenggara dengan posisi dominan dalam penyelenggaran jaringan dan jasa tetap SLI.
D. Penyelenggara yang dikategorikan sebagai posisi dominan dilarang:» menyalahgunakan posisi dominannya;» menggunakan pendapatannya untuk melakukan subsidi biaya
terhadap penyelenggaraan jaringan lain yang kompetitif dan tidak memiliki posisi dominan yg juga diselenggarakan.
Pengawasan Kompetisi Yang Sehat (2)Pengawasan Kompetisi Yang Sehat (2)KM 33 tahun 2004KM 33 tahun 2004
Learning Center
Course Development 12009 Inter Operator Management
E. Penyelenggara jaringan tetap dan penyelenggara teleponi dasar dilarang untuk:
– Melakukan dumping atau menjual atau menyelenggarakan usahanya dengan tarif yang lebih rendah dari biaya dan atau menyelenggarakan atau menjual jasanya dengan harga di atas tarif yang telah ditetapkan.
– Mensyaratkan atau memaksa secara langsung atau tidak langsung pelanggannya untuk hanya menggunakan jaringan dan jasa teleponi dasar (SLJJ & SLI) yang diselenggarakannya.
Pengawasan Kompetisi Yang Sehat (3)Pengawasan Kompetisi Yang Sehat (3)KM 33 tahun 2004KM 33 tahun 2004
Learning Center
Course Development 12009 Inter Operator Management
F. Penyelenggara jaringan tetap dan penyelenggara teleponi dasar dilarang untuk:– tidak memberikan layanan interkoneksi atau melakukan tindakan – diskriminatif kepada penyelenggara lain yang mengajukan permintaan
interkoneksi;– tidak meneruskan suatu panggilan, apabila pengguna yang terhubung
ke jaringannya memilih penyelenggara lain untuk menyalurkan panggilannya;
– mengalihkan hubungan ke jaringan lain yang tidak sesuai dengan pilihan pengguna, tanpa sepengetahuan pengguna ybs.
– melakukan blocking
Notes: » Modern Licensing saat ini (yang sudah disempurnakan oleh BRTI) juga
mencantumkan hal-hal tersebut di atas.
Pengawasan Kompetisi Yang Sehat (4)Pengawasan Kompetisi Yang Sehat (4)KM 33 tahun 2004KM 33 tahun 2004
Learning Center
Course Development 12009 Inter Operator Management
F. Peninjauan kembali KM pengawasan Kompetisi yang sehat :
- tidak terbatas untuk penyelenggaraan jaringan tetap saja ;
- kriteria jang jelas mengenai penyelenggara dominan ;
- pembagian kewenangan dengan KPPU (Komisi Pengawasan Persaingan Usaha);
Pengawasan Kompetisi Yang Sehat (5)Pengawasan Kompetisi Yang Sehat (5)KM 33 tahun 2004KM 33 tahun 2004
Learning Center
Course Development 12009 Inter Operator Management
PERMEN No. 8/2006 – TENTANG INTERKONEKSI
PERSYARATAN FUNDAMENTAL INTERKONEKSIInterkoneksi adalah mandatory (wajib), harus transparan, dan non-diskriminasi
Interkoneksi diberikan atas dasar permintaan Interkoneksi harus dituangkan dalam Perjanjian
DPI PPITarif Berbasis Biaya
Metode Perhitungan
Alokasi Biaya &Laporan Finansial
• Persyaratan DPI • Pedoman Penyusunan• Kewajiban filing DPI • Jadwal Waktu DPI• PKS Interkoneksi
• Sumber Data• Jenis Layanan • Prosedur• Formula
FPI
• Persyaratan FPI• Penyediaan FPI • Perjanjian FPI
• Chart of Account (CoA)• Metode Alokasi Biaya • Pelaporan• Prosedur
Prosedur : • Mediasi• Arbitrase
•Pihak yang diminta interkoneksi berhak menetapkan syarat2 interkoneksi
•Syarat2 interkoneksi harus wajar (tidak monopolistis, tidak diskriminatif, dan tidak berpotensi menyalahgunakan posisi dominan)
•Agar persyaratan interkoneksi wajar, maka syarat2 tsb harus dituangkan dalam DPI
•Syarat2 yang disepakati dituangkan dalam Perjanjian Interkoneksi
Interkoneksi adalah kewajiban, tetapi “bukan kewajiban mutlak” melainkan “kewajiban bersyarat”
Layanan Interkoneksi Layanan dasar Interkoneksi mencakup originasi, transit dan terminasi
Daftar layanan wajib dicantumkan dalam DPI dan dilengkapi dgn skenario panggilan dan PoI
Learning Center
Course Development 12009 Inter Operator Management
Pasal-pasal penting dalam Permen No. 8 th 2006Pasal-pasal penting dalam Permen No. 8 th 2006
Pasal 2(1) Interkoneksi wajib dilaksanakan untuk memberikan jaminan kepada
pengguna agar dapat mengakses jasa telekomunikasi;(2) Interkoneksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib disediakan oleh penyelenggara jaringan telekomunikasi berdasarkan permintaan.
Pasal 3(1) Dalam memberikan jaminan kepada pengguna agar dapat mengakses jasa
telekomunikasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1), penyelenggara jaringan telekomunikasi menyediakan ketersambungan dengan perangkat milik penyelenggara jasa telekomunikasi.
(2) Ketersambungan perangkat milik penyelenggara jasa telekomunikasi dengan jaringan telekomunikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan secara transparan dan tidak diskriminatif.
Learning Center
Course Development 12009 Inter Operator Management
Pasal 19Setiap penyelenggara jaringan telekomunikasi wajib menyediakan dan mempublikasikan DPI selambat-lambatnya 60 hari kerja sejak tanggal ditetapkan Peraturan Menteri ini sesuai pedoman sebagaimana dimaksud dalam Lampiran 3 Peraturan Menteri ini;
Pasal 27(1) Penyedia akses wajib menggunakan sistem antrian dengan mendahulukan pencari akses pertama yang menyampaikan permintaan layanan interkoneksi;(2) Sistem antrian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus menyertakan permintaan interkoneksi oleh penyelenggara lain yang hak pengelolaannya berada pada pihak yang sama dengan penyedia akses.
Learning Center
Course Development 12009 Inter Operator Management
Pasal 41
Dengan ditetapkannya Peraturan Menteri ini maka :
a. Keputusan Menteri Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi Nomor KM. 46/PR.301/MPPT-98 tentang Tarif Interkoneksi Jaringan Telekomunikasi antar Penyelenggara Jasa Telekomunikasi;
b. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM. 37 Tahun 1999 tentang Penyempurnaan Keputusan Menteri Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi Nomor KM. 46/PR.301/MPPT-98 tentang Tarif Interkoneksi Jaringan Telekomunikasi antar Penyelenggara Jasa Telekomunikasi;
c. Surat Menteri Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi Nomor KU.506/I/I/MPPT-97 tentang Perubahan Bagi Hasil Pendapatan antara PT. Telkom dan PT. Ratelindo;
d. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM. 32 Tahun 2004 tentang Biaya Interkoneksi Penyelenggaraan Telekomunikasi.
DINYATAKAN TIDAK BERLAKU.
Learning Center
Course Development 12009 Inter Operator Management
SOAL :SOAL :
1. Aspek apa saja yang terkandung dalam Interkoneksi ?
2. Jelaskan kaitan Bisnis Interkoneksi dengan Revenue Telkom
3. Jelaskan model Interkoneksi Telkom dengan OLO
4. Jelaskan perbedaan utama antara UU no.3 th 1989 dengan UU no.36 tahun 1999
5. Jelaskan Prinsip-prinsip dalam Interkoneksi.