modul 2

23
MODUL 2 INDIRECT RESTORATION Skenario 2 : Crown Pilihan Hari ini pasien dokter gigi Indi datang untuk dilakukan pengisian pada saluran akar gigi 11. Jika pada kunjungan berikutnya tidak ada keluhan, gigi tersebut akan direstorasi akhir. Pasien antusias mendengar gigi depannya akan ditambal tetap. Sebelum pasien pulang, dokter Indi menjelaskan beberapa pilihan restorasi pada gigi pasca perawatan endodonti pada pasiennya. Dokter Indi memberikan kesempatan pada pasiennya untuk memilih, apalagi gigi yang akan direstorasi adalah gigi anterior. Setelah mendengar penjelasan dokter Indi, pasiennya memilih restorasi porcelain crown yang pembuatannya dilakukan diluar mulut. Pasiennya senang mendapat penjelasan dari dokter Indi mengenai beda restorasi setelah perawatan saluran akar untuk gigi depan dan gigi belakang. Apakah pada gigi sulung restorasinya akan berbeda? Bagaimana saudara menjelaskan hal ini ?

Upload: fitri-anggini

Post on 17-Dec-2015

461 views

Category:

Documents


37 download

DESCRIPTION

jhfdsrjrystjdykfmvnhgft

TRANSCRIPT

MODUL 2INDIRECT RESTORATIONSkenario 2:Crown PilihanHari ini pasien dokter gigi Indi datang untuk dilakukan pengisian pada saluran akar gigi 11. Jika pada kunjungan berikutnya tidak ada keluhan, gigi tersebut akan direstorasi akhir. Pasien antusias mendengar gigi depannya akan ditambal tetap.Sebelum pasien pulang, dokter Indi menjelaskan beberapa pilihan restorasi pada gigi pasca perawatan endodonti pada pasiennya. Dokter Indi memberikan kesempatan pada pasiennya untuk memilih, apalagi gigi yang akan direstorasi adalah gigi anterior.Setelah mendengar penjelasan dokter Indi, pasiennya memilih restorasi porcelain crown yang pembuatannya dilakukan diluar mulut. Pasiennya senang mendapat penjelasan dari dokter Indi mengenai beda restorasi setelah perawatan saluran akar untuk gigi depan dan gigi belakang. Apakah pada gigi sulung restorasinya akan berbeda?Bagaimana saudara menjelaskan hal ini ?

Langkah 1: Mengklarifikasi terminologi yang tidak diketahui dan mendefenisikan hal-hal yang dapat menimbulkan kesalahan interpretasi.1. Porcelain crown: Sarung yang terbuat dari porcelain. Gigi tiruan cekat yang berguna menggantikan anatomis gigi yang terbuat dari bahan porcelain.2. Indirect restoration: Teknik restorasi yang dilakukan di luar mulut/ pekerjaan nya dilakukan di lab.Langkah 2: Menentukan masalah1. Apa sajakah macam-macam restorasi indirect?2. Apa saja bahan-bahan restorasi indirect?3. Bagaimana indikasi digunakan restorasi indirect?4. Mengapa setelah perawatan endodonti dilakukan restorasi indirect? Mengapa bukan direct?5. Apa tujuan restorasi gigi setelah perawatan endodonti?6. Apa saja kelebihan dari restorasi porcelain?7. Apakah ada perbedaan dari restorasi gigi sulung dan permanen?8. Apakah restorasi yang digunakan untuk gigi sulung?9. Apa perbedaan restorasi gigi depan dengan gigi belakang?Langkah 3: Menganalisa masalah melalui brain storming dengan prior knowledge1. Apa sajakah macam-macam restorasi indirect? Inlay: diindikasikan untuk kavitas sederhana, gigi yang berkebutuhan khusus. Tumpatan intrakoronal diluar mulut. Seperti: porcelain, akrilik Estetik lebih baik , sewarna gigi, tapi ketahanan rendah Onlay: diindikasikan pada gigi yang karies , rusak karena penggunaan fisik. Crown: restorasi yang mengelilingi seluruh permukaan gigi. Veneer porcelain2. Apa saja bahan-bahan restorasi indirect? Porcelain: seperti kaca Akrilik: kekurangan nya mudah aus Logam: kelebihannya bisa digunakan untuk karies yang dalam, kekurangannya OH pasien buruk.3. Bagaimana indikasi penggunaan restorasi indirect? Inlay: kavitas sederhana, gigi berkebutuhan khusus Onlay: gigi karies karena penggunaan fisik, restorasi proksimal gigi posterior Crown: restorasi untuk mengelilingi permukaan gigi, digunakan setelah PSA, untuk melindungi gigi dari fraktur mahkota setelah PSA4. Mengapa setelah PSA dilakukan restorasi indirect? Bukan direct ? Untuk melindungi gigi dari fraktur mahkota Untuk menutupi kavitas yang luas5. Apakah tujuan restorasi setelah PSA? Untuk melindungi gigi dari fraktur mahkota Untuk menutupi kavitas yang luas

6. Apakah kelebihan dari restorasi porcelain? Nilai estetik nya baik Menyerupai warna gigi Kekurangannya, lebih rapuh7. Perbedaan restorasi gigi sulung dengan gigi permanen? Bentuk anatomi beda, mahkota lebih cembung, bidang oklusal lebih sempit, enamel lebih tipis, saluran akar lebih kecil Gigi desidui bersifat sementara Untuk bagian posterior digunakan stainlees steel Untuk bagian anterior digunakan polikarbonat crown -> estetik8. Apakah restorasi yang digunakan untuk gigi sulung? Bagian posterior-> SSC (Stainlees Steel Crown )Indikasi: kerusakan gigi sangat parah, hipoplasia, gigi anak yang beresiko karies tinggi Bagian anterior-> polikarbonat9. Apa perbedaan restorasi gigi anterior dan posterior? Untu anterior lebih mengutamakan estetik dengan bahan sewarna gigi seperti veneer porcelain Untuk bagian posterior lebih mengutaman tekanan pengunyahan gigi seperti crown

Langkah 4: Membuat skemaSKEMAPasien drg. Indi

PSA gigi 1.1

Restorasi akhir

Restorasi pasca PSA

Gigi anteriorGigi posterior

Indirect restorasi

Indikasijenisbahan gigi sulung kelebihan&kekurangan

Langkah 5:Memformulasikan tujuan pembelajaran1. Mahasiswa mampu menjelaskan dan memahami Restorasi Inlay2. Mahasiswa mampu menjelaskan dan memahami Restorasi Onlay3. Mahasiwa mampu menjelaskan dan memahami Restorasi Crown4. Mahasiswa mampu menjelaskan dan memahami Restorasi Veneer Porcelain5. Mahasiwa mampu menjelaskan dan memahami Restorasi pada gigi sulungLangkah 6: Mengumpulkan informasi

Langkah 7: Sintesa dan uji informasi yang telah di peroleh1. RESTORASI INLAYRestorasi inlay adalah restorasi gigi yang digunakan untuk memperbaiki gigi yang rusak ringan hingga sedang. Inlay juga dapat digunakan untuk mengembalikan gigi yang retak atau patah jika kerusakan tidak cukup parah untuk memerlukan mahkota gigi. Inlay biasanya terbuat dari porselen, resin komposit, dan kadang-kadang dari emas. Inlay disebut juga restorasi intrakorona , yaitu restorasi yang terdapat di dalam kavitas oklusal. Restorasi ini dibentuk di luar mulut dari bahan yang rigid dan kemudian disemenkan ke dalam gigi yang telah dipreparasi, yang tentu saja tidak boleh mempunyai undercut.Inlay serupa dengan onlay, yaitu tambalan yang dibuat di dental lab kemudian dicekatkan ke gigi pasien dengan semen kedokteran gigi. Umumnya gigi yang dibuatkan inlay atau onlay adalah gigi yang karies dan sudah berlubang besar atau gigi dengan tambalan yang kondisinya sudah buruk dan harus diganti, bila ditambal secara direct dengan amalgam ataupun resin komposit dikhawatirkan tambalan tersebut tidak akan bertahan lama karena patah atau lepas.Bahan yang digunakana. Logam tuangLogam tradisional bagi inlay adalah emas. Emas murni (24 karat, 100 persen atau 1000 fine) jarang sekali digunakan karena merupakan bahan yang sangat lunak. Logam lain lalu ditambahkan kedalamnya untuk meningkatkan sifat fisiiknya dan karena itu bahan yang digunakan dalam inlay emas tradisional adalah suatu aloi emas. Aloi tersebut ada yang terdiri dari 60 persen emas atau lebih dan ada pula yang hanya mengandung 20 persen emas. Aloi-aloi lain sama sekali tidak mengandung emas tetapi hanya mengandung kombinasi-kombinasi logam-logam lain, sehingga sering disebut sebagai logam cor.b. PorselenInlay dan vinir porselen dibuat dengan salah satu dari dua teknik yang sangat berbeda. Pada teknik pertama,cetakan gigi dicor dalam bahan refraktori yang dapat dipanaskan sampai suhu tinggi sekali tanpa mengalami kerusakan. Bubuk porselen dicampur dengan cairan sampai menjadi pasta dan dimasukkan ke dalam kavitas inlay atau ke dalam permikaan labial model refraktori ini, kemudian dibakar dalam tungku pembakaran sampai partikel-partikel porselennya menyatu. Proses diulang beberapa kali hingga restorasi menjadi berbentuk dan berwarna seperti yang diinginkan. Model refraktori kemudian dibuka,biasanya dengan sand blasting atau glass bead blasting.Teknik kedua adalah mengecor suatu batangan kaca yang layak cor ke dalam mould dengan lost wax technique. Restorasi kaca ini kemudian dimasukkan ke dalam tungku pembakaran keramik yang akan mengubah bahan menjadi keramik yang kemudian diwarnai dan dibakar untuk mengubah penampilannya.

Keuntungan dan kekurangan restorasi inlay:a. Inlay akan menambah kekuatan gigi lebih besar daripada tumpatan biasa b. Inlay lebih kuat dan tahan lama daripada tumpatan biasa.c. Lebih sederhana dibanding crown karena lebih sedikit jaringan gigi yang diambil d. Karena melalui proses laboratorium, inlay lebih mahal dibanding tambalan biasa. Keuntungan: 1. Warna dapat disesuaikan dengan warna gigi.2. Permukaan licin seperti kaca.3. Daya kondensasinya rendah dan toleransi jaringan lunak baik.Kerugian:1. Ketahanan terhadap benturan rendah.2. Kurang dapat beradaptasi dengan dinding kavitas.3. Dalam proses pembuatannya membutuhkan tungku khusus.

Indikasi inlay:a. Baik untuk kavitas yang kecil/ karies proksimal lebarb. Bila diperlukan untuk restorasi klamer dari suatu gigi tiruan (pegangan), misalnya: inlay bukal atau disto/mesial inlay yang perlu untuk dibuatkan Rest Seat, untuk gigi tiruan.c. Kavitas dengan bentuk preparasi > 1,5 jarak central fossa ke puncak cuspd. Mengembalikan estetik pada restorasi gigi posterior yang mengalami kerusakan akibat adanya karies sekundere. Kerusakan sudah meliputi setengah atau lebih permukaan gigi yang digunakan untuk menggigit (pada gigi belakang)f. Untuk menggantikan tambalan lama, terutama bila jaringan gigi yang tersisa sedikit (pada gigi belakang).Kontraindikasi inlay:a. Frekuensi karies tinggib. OH pasien jelekc. Permukaan oklusal yang beratRestorasi keramik dapat patah pada saat kurangnya bagian yang besar untuk mencukupi tekanan oklusal yang erlebihan. Seperti pasien yang memilki bruxism atau kebiasaan clenching. Meihat permukaan oklusal dapat menjadi indikasi apakah gigi pasien bruxism/clenching.d. Ketidakmampuan untuk memeliharanyaMeskipun beberapa penelitin memberitahukan bahwa dental adhesive dapat menetralkan berbagai kontraindikasi, adhesive teknik memerlukan real-perfect moisture control.yang menjamin keberhasilan kliniknya.e. Preparasi subgingival yang tajamWalupun ini tidak menjadi kontraindikasi yang absolute preparasi dengan kedalaman tepi gingival harus dihindari. Tepi akan sulit dan mempengaruhi cetakan dan akan sulit untuk di selesaikan.Indikasi Inlay Kelas I dan II :a. Kebanyakan merupakan hasil pilihan pasienb. Dipergunakan sebagai perawatan utama bila emas dan/atau keramik adalah pilihan restorasi yang dominanc. Apabila bentuk dan fungsi paling bisa direstorasi dengan logam tuang. Misalnya, tidak dianjurkan untuk mengubah kontur gigi yang sudah ada dengan amalgam.d. Sebagai sandaran cengkeram geligi tiruan sebagian lepasan.INLAY LOGAM TUANG INDIRECTa. Preparasi bagi inlay MOD dengan perlindungan tonjolIni merupakan macam inlay yang paling umum dilakukan. Prinsi-prinsip ini di aplikasikan agak berbeda untuk memperhitungkan sifat-sifat bahan yang digunakan, tetapi secara prinsip sama dengan prinsip untuk restorasi plastis , yaitu:1. Memperoleh akses ke karies atau membuang restorasi lama.2. Membuang karies.3. Mempertimbangkan dengan seksama langkah berikutnya.Desain untuk inlay harus dipertimbangkan kembali ditahap ini dan jika keputusannya telah dikonfirmasikan maka rencanakan rincian desain.1. Mempreparasi kavitas sehingga retentive dan resisten.2. Mempreparasi perlindungan tonjolnya.3. Mengecek undercut.4. Mempreparasi garis-garis akhir.5. Melapik kavitas.

b. Retensi bagi kavitas inlayRetensi diperoleh dengan mempreparasi dinding yang saling berhadapan menjadi separalel mungkin dan tanpa undercut. Hal ini memungkinkan diperolehnya jalan masuk inlay dengan baik dari arah oklusal, dan paling mudah dibuat dengan menggunakan bur fissure karbida tungsten lurus mengguncup pada kecepatan tinggi. Agar dinding-dinding kavitas bias separalel mungkin, bur harus diatur kembali letaknya ketika berpindah dari sisi bukal ke sisi lingual kavitas. Hilangnya retensi diarah lain dicegah dengan keberadaan tonjol dan kunci oklusal dalam cara yang sama dengan retensi bagi amalgam.

c. Perlindungan tonjolAspek penting dari desain dan alasan utama untuk memilih tipe restorasi ini adalah guna melindungi tonjol yang lemah agar tidak patah karena tekanan oklusal. Untuk melakukan ini, tonjol yang lemah dikurangi ketinggiannya, sejajar dengan lereng tonjol. Dasar pengasahan tergantung keadaan tetapi umumnya tidak lebih dari 0,5mm. untuk beberapa kasus, pengasahan mungkin harus dilakukan lebih banyak (sampai 1,5 mm), terutama jika tonjol yang akan di lindungi berkontak pada gerak lateral mandibula (tonjol fungsional)dank arena itu rawan terhadap tekanan lateral.d. Pemeriksaan undercutKavitas harus bebas dari undercut agar semua garis (line angle) yang kecil dan titik sudut (point angle) bias dilihat sekaligus. Undercut bias dicek dengan melihatnya langsung pada kavitas, atau dengan kaca mulut (khususnya yang mempunyai permukaan pemantul), pada arah pelepasan inlay. Tanpa memindahkan posisi kepala, operator bisa memasukkan sonde dari pandangan, berarti sonde masuk kedaerah undercut. Tindakan ini perlu dilakukan dengan hati-hati pada kavitas MOD, agar daerahnya bebas undercut. Semua undercut yang ada harus dihilangkan, baik dengan mempreparasi lagi gigi tersebut atau jika undercut didukung dengan baik oleh dentin, dengan menutupinya dengan menggunakan semen.1e. Garis pengakhirBeberapa bentuk bevel atau chamfer merupakan garis pengakhir yang umum dilakukan untuk restorasi tuang intrakorona. Penggunaan bentuk ini menghasilkan sudut tepi kavitas (cavo-surface) 1350 dan sudut tepi logam 450. Jika inlay dipasang, tepi logam yang tipis ini bisa diburnis ke email.f. Pelapikan kavitasPada kavitas yang dalam harus digunakan sub pelapik dari semen yang mengandung hidroksida kalsium. Bahan pelapik kedua selanjutnyya diletakkan diatas sub pelapik untuk menutup setiap undercut, mendatarkan lantai oklusal dan dinding pulpa, dan sebagai isolator panas bagi pulpa. Semen ionomer kaca merupakan bahan pilihan untuk pelapik structural ini karena adhesive terhadap dentin.g. Pencetakan 1. Sendok cetak khususSendok mendukung bahan disekitar gigi, ini berarti bahan di sekitar gigi; ini berarti bahwa bahan cetak yang digunakan makin sedikit dan bisa diperoleh ketebalan bahan yang konsisten. Jika diperlukan dapat pula dibuat sendok cetak khusus dari resin akrilik pada model studi. Sendok harus menutupi semua gigi didalam lengkung dan diperluas 2mm melebihi tepi gingival. Sendok harus berjarak 1-2mm dari gigi-gigi tetapi berkontak dengan 3 gigi disepanjang rahang sehingga bisa dipasang dengan tepat tanpa menyentuh gigi yang dipreparasi. Bahan adhesive yang tepat untuk pencetakkan diulaskan pada bagian dalam sendok dan sekitar tepi-tepinya, kemudian dibiarkan mongering sebelum dilakukan pencetakkan.

2. Pengisolasian gigi; retraksi gingivalBahan cetak elastomer bersifat hidrofobik dank arena itu, permukaan gigi yang dipreparasi harus kering. Gigi diisolasi dengan gulungan kapas dan disertai penghisap saliva. Jaringan gingival harus dalam keadaan sehat sebelum dilakukan preparasi. Jika tepi preparasi diperluas ke atau dibawah tepi gingival, tepi gingival perlu diretraksi sebelum pencetakan agar diperoleh cetakan bagian tepi yang akurat. Untuk tujuan ini digunakan benang retraksi gingival yang dibasahi larutan stiptik seperti alumanium klorida atau vasikonstriktor misalnya adrenalin. Benang ditekan perlahan-lahan ke leher gingival dengan alat plastic datar, dibiarkan 1-2menit sebelum dilakukan pencetakkan.3. Pembuatan cetakanBahan cetak diaduk merata sesuai petunjuk pabrik. Benang retraksi dilepas dan bahan cetak yang encer disuntikan kedalam preparasi dan sekitar gigi. Bahan cetak yang lebih kental atau berbentuk padat diletakkan pada sendok cetak dan sendok cetak ditempatkan diatas bahan encer yang belum mengeras. Ini membantu bahan cetak beradaptasi kesemua daerah preparasi dan leher gingiva. Sendok cetak ditahan sampai bahan cetak mengeras dan dikeluarkan dari mulut.4. Pemeriksaan cetakan Cetakan hasil preparasi harus diperiksa rinciannya untuk melihat apakah semua bagian tepi terlihat dan tidak ada lubang kosong karena gelembung udara yang terjebak. Rincian permukaan okusal dari seluruh cetakan harus diperiksa karena akibat gelembung udara nantinya akan terisi gips dan menghalangi oklusi model.2. RESTORASI ONLAYOnlay merupakan rekonstruksi gigi yang lebih luas meliputi satu atau lebih tonjol gigi/ cusp. Apabila morfologi oklusal telah mengalami perubahan karena restorasi sebelumnya, karies, atau penggunaan fisik, maka inlay dengan dua permukaan tidak akan adekuat lagi. Hal ini memerlukan suatu restorasi yang meliputi seluruh daerah oklusal. Dan dalam keadaan ini, onlay MOD merupakan jenis restorasi yang tepat. ( Baum, Lloyd dkk. 1997 : 544)Indikasi :a. Pengganti restorasi amalgam yang rusak.b. Kalau restorasi dibutuhkan sebagai penghubung tonjol bukal dan lingual.c. Restorasi karies interproksimal gigi posterior.d. Restorasi gigi posterior yang menerima tekanan oklusal yang kuat.e. Abrasi gigi posterior yang luasf. Kerusakan gigi posterior yang besar tetapi email dan dentin bagian bukal dan lingual masih sehatg. Memperbaiki fungsi oklusi h. Lebar ishtmus telah melebihi sepertiga jarak antar cupsi. Mahkota klinis masih tinggij. Untuk restorasi posterior pasca perawatan saluran akar dengan dinding bukal dan lingual masih utuh.Indikasi yang populer bagi onlay adalah menggantikan restorasi amalgam yang rusak. Juga berguna untuk merestorasi lesi karies yang mengenai kedua permukaan proksimal. Ciri-ciri utama dari restorasi ini adalah mempertahankan sebagian besar jaringan gigi yang berhubungan dengan gingival dan hal ini merupakan suatu pertimbangan periodontal yang sangat membantu. (Baum, Lloyd dkk. 1997 : 544)

Onlay merupakan modifikasi dari MOD inlay dimana telah terjadi kerusakan mengenai lebih dari 1 cups atau lebih dari 2/3 dataran oklusal. Biasanya lebih luas dari inlay dan menutupi salah satu atau lebih tonjol gigi tersebut.Kontraindikasi:a. Dinding bukal dan lingual rusakb. Mahkota klinis yang pendekc. OH burukd. Pada pasien dengan usia muda (kurang dari 10 tahun)e. Insidensi karies tinggi

3. RESTORASI CROWNUntuk mengganti mahkota gigi. Disebut juga crown.Ketika semua/ sebagian besar dari mahkota asli telah hancur oleh injuri atau karies, materi gigi yang hilang perlu diganti.Bagian gigi yang tersisa dipreparasi untuk tempat crown, kemudian dilakukan pencetakan gigi yang sudah dipreparasi dan hasil cetakan dikirim ke teknisi untuk dibuat crown. Bisa terbuat dari porselen, emas atau kombinasi dari keduanya.Full crown adalah suatu restorasi yang terbuat dari logam campur yang dituang dan dipasang menyelubungi seluruh permukaan gigi bagian mahkota.

(Full metal crownIndikasi Mahkota Penuh:1. Pilihan terakhir apabila mahkota sebagian tidak dapat menggantikan fungsi gigi yang hilang.2. Gigi molar dan gigi premolar, namun tidak menutup kemungkinan un-tuk gigi anterior-posterior yang lain.3. Gigi yang telah direstorasi besar tetapi dipertanyakan mutunya.4. Gigi yang mempunyai karies yang sangat luas.5. Gigi yang sangat pendek dan tidak member resistensi kecuali dengan mahkota penuh.Kontraindikasi Mahkota PenuhOral Higiene yang buruk. OH yang buruk dapat menggagalkan restorasi.Kelebihan:Mahkota penuh sangat kuat.Kekurangan:1. Mahal.2. Banyak membuang struktur sehat gigi.3. Mahkota penuh dari logam merupakan isolator panah yang buruk dan estetiknya buruk.

4. RESTORASI VENEER PORCELAINVeneer adalah restorasi yang dibuat pada permukaan fasial gigi anterior untuk mengatasi problema estetik, seperti misalnya perubahan warna dan morfologi gigi, gigi rotasi, diastema, fraktur (terbatas), bahkan gigi post endo.Merupakan bahan pelapis tipis dari porselen atau plastic untuk menggantikan hanya bagian depan dari gigi yang terlihat. Digunakan untuk memperbaiki gigi dan memutihkan secara permanen dan membuat mulut lebih atraktif.Gigi dipreparasi, dicetak dan hasil cetakan dikirim ke teknisi. Setelah veneer telah selesai dibuat, disemenkan pada tempatnya menggunakan semen special yang melekta pada gigi.Merupakan metode konservatif dan popular untuk meningkatkan penampilan.Indikasi Veneer :1. Diskolorasi / perubahan warna karena tetrasiklinPerbuahan warna ini masih sangat umum dan dapat mengganggu estetis. Pewarnaan tetrasiklin yang ringan dapat dihilangkan dengan bleaching. Namun demikian pewarnaan yang sedang sampai parah, paling baik dirawat dengan veneer.2. Diskolorasi fluorosis3. Gigi yang gelap akibat penuaan4. Posisi gigi yang tidak teratur pada lengkung rahang5. Gigi yang sedikit rotasi baik ke lingual atau ke labialakan diperoleh posisi yang lurus bila dilakukan veneering.6. Diastema anterior7. Gigi malformasi8. Peg laterals teeth9. Diskolorasi gigi setelah perawatan endodontic10. Gigi yang struktur superfisialnya terkelupas oleh demineralisasi asamKontra Indikasi Veneer :1. Penderita dengan bruxism2. Mahkota klinis gigi yang tersisa telalu kecil3. Gigi dengan karies ataupun restorasi composite resin yang luas4. Gigi paska perawatan endo dan resistensi tidak memungkinkan5. Gigi berdesakan perlu terapi orto6. Central diastema yang lebar sekali7. Gigitan edge to edge8. Oklusi klas III

Macam Veneer :Single veneerKeuntungannya lebih mudah bagi operator untuk menambah atau mengurangi value warna restorasinyaMultiple veneerLebih mudah untuk mengatur bentuk anatomi dan warna yang diinginkan, perlu diperhatikan garis senyum penderita bila veneer sampai meliputi 6 geligi anterior.

Keuntungan Indirect Porselen Veneer : a. Estetik baikb. Glossyc. Tehnik bonding dapat digunakand. Prognosis baike. Warna stabilKerugian Indirect Porselen Veneer :a. Prosedur 2 visit, membutuhkan biaya yang lebih mahalb. Tergantung skill lab operator techc. Perlu prosedur bonding tttd. Perlu veneer sementara

Teknik Modifikasi Warna :Distribusi modifikasi warna sepanjang mahkota klinis dibagi menjadi 3 bagian yaitu :a. Cervical zone b. Bodyc. incisalTiap zone mungkin membutuhkan kombinasi warna dasar yang berbeda disesuaikan dengan gigi yang akan direstorasi.Tahapan Kerja Klinis :1. Cleaning Permukaan gigi dibersihkan dengan rotary brush + bahan poles bebas oil dan F, sehingga warna gigi asli tampak, tanpa terpengaruh faktor ekstrinsik lainPerkirakan jumlah pengasahan permukaan fasial gigi untuk tempat lapisan resin komposit sehingga dihasilkan warna sesuai harapan (ada berbagai macam cara)Perlu persamaan persepsi antara operator dan penderita dengan bantuan shade guide.2. Shade selection3. Outline form and preparation Desain outline pada pemukaan gigi sampai seberapa banyak pengasahan bidang fasial dan sebatas mana preparasi akan dilakukan di daerah proksimal dan insisal.4. Isolation5. Etching-Total etch- Etsa asam phosphat selama15 30 detik-Dicuci dan dikeringkan seperti tahapan etsa biasanya-Kecuali menggunakan tehnik total self-etch (etsa dan bonding menjadi 1)6. BondingPenggunaan bahan bonding mengikuti petunjuk pabrikPilih bonding yang sesuai7.Restoration w/ layering technique8. Finishing and polishingPorselen Fuse to MetalRestorasi all kramik sangat baik penampilannya dan terlihat natural atau sewarna dengan gigi tetapi brittle dan cendrung mudah fraktur. Berbeda degan restorasi metal restorasi cendrung kuat namun tidak bisa digunakan pada gigi anterior karena pertimbangan estetik. Sehingga kombinasi keduanya metal kramik restorasi memiliki kekuatan yanga baik dan penampilan yang diharapkan. Perlekatan Logam pada PorselenDua jenis ikatan utama:a) Chemical bondingb) Mechanical interlocking Kegagalan pada Restorasi Kramik Metala) Mayoritas kasus yang terjadi oleh karenan Kegagalan biologis: fraktur gigi, periodontal disease, karies sekunder Fraktur prothesisi dan kegagalan estetik, 20% dari kasusu retretmentb) Fraktur pada protesis (crown) terletak pada adhesif kramik coping.5. RESTORASI GIGI SULUNGSSC (Stainlees Steel Crown) adalah salah satu restorasi untuk gigi sulung pasca endo. SSC tersedia dalam berbagai ukuran dan bentuk gigi sehingga kerjanya lebih cepat dan bisa dilakukan dalam satu kali kunjungan. Stainless-steel crown (SSC) merupakan restorasi ekstrakoronal yang terutama digunakan pada gigi yang rusak parah, molar sulung yang mengalami terapi pulpa, dan pada kejadian hipoplastik gigi sulung atau permanen. SSC juga diindikasikan pada anak-anak dengan resiko karies yang tinggi. Karena sifat SSC yang tahan lama, SSC menjadi restorasi pilihan bagi anak-anak dengan resiko karies tinggi.

Macam-macam SSC (Stainlees Steel Crown):1. FestoonedFestooned adalah metal crown yang sudah dibentuk menurut anatomis gigi, baik kontur oklusal, bukal atau lingual, proksimal dan tepi servikal. Penyelesaian preparasi SSC jenis ini tinggal membentuk atau menggunting permukaan servikal mahkota tersebut.2. Unfestooned Unfestooned adalah metal crown yang telah dibentuk permukaan oklusal saja sedangkan bagian bukal atau lingual dan servikal harus dibentuk dengan tuang khusus.Indikasi :1. Gigi dengan kerusakan parah2. Molar sulung yang dilakukan terapi pulpa3. Gigi sulung atau permanen yang hypoplasia4. Gigi sulung yang beresiko tinggi mengalami karies, khususnya pada anak-anak yang perawatannya menggunakan anestesi umumTingkat keberhasilan :SSC tidak diragukan lagi merupakan restorasi yang paling tahan lama untuk gigi sulung, dengan tingkat ketahanan lebih dari 40 bulan. SSC memiliki tingkat pergantian (replacement rate) yang rendah, yaitu 3 % bila dibandingkan dengan tingkat pergantian restorasi amalgam kelas II sebesar 15%. Hal ini membuat SSC lebih menarik karena dapat bertahan dengan jangka waktu panjang, meskipun harganya mahal. Hanya saja, SSC dinilai kurang estetik dan membutuhkan preparasi gigi yang cukup besar serta prosesnya yang memerlukan anestesi lokal.Metode :Terlepas dari apakah gigi yang direstorasi masih vital atau tidak, anestesi lokal tetap digunakan selama pemasangan SSC dikarenakan dilakukannya manipulasi jaringan lunak. Rubber dam jika memungkinkan sebaiknya digunakan meskipun terkadang sulit menempatkan rubber dam pada gigi yang rusak parah. Prosedur pemasangan SSC antara lain :1. Lakukan persiapan preparasi2. Pertama, kurangi permukaan oklusal 1,5 mm menggunakan bur diamond flame-shaped atau tapered3. Kurangi sisi mesial dan distal secara konvergen sesuai sumbu panjang gigi. Pengurangan ini dilakukan sampai probe dapat melewati area tersebut dengan bebas4. Pengurangan sedikit pada bukolingual diperlukan kecuali jika terdapat tonjolan cusp Carabelli. Namun, pengurangan daerah ini harus dilakukan seminimal mungkin karena permukaan bukolingual penting untuk retensi.5. Ujicoba penyesuaian mahkota dilakukan sebelum penyemenan. Hal ini penting karena posisi mahkota yang terpasang, pada bagian subgingiva tidak boleh lebih dari 1 mm. Jika ukuran lapisan mahkota yang berada pada subgingiva di atas 1 mm, maka harus dilakukan pengurangan pada dasar mahkota.6. Sementasi mahkota menggunakan semen GI atau polikarboksilat.Langkah-langkah persiapan sebelum SSC dipasang :a. Pemiliha ukuran SSCSSC dipilih sesuai jarak mesio-distal gigi susu sebelum preparasi. Jika jarak mesio distal dan gigi yang akan dipreparasi sudah tidak dapat diambil jarak gigi tetangga sebelah mesial ke gigi tetangga sebelah distal dari gigi yang di preparasi.Bila gigi tetangga tidak ada, dapat diambil ukuran dari gigi yang kontra lateral pada satu rahang. Ukuran crown yang harus dipilih harus cukup besar untuk disisipkan diantara gigi di bawah gingival margin dan sedikit bisa berotasi.b. Pemotongan SSCLetakan SSC yang sudah dipilih di atas gigi yang telah dipreparasi.Tekan SSC ke arah gingiva: bila terlalu tinggi atau rendah maka oklusi tidak baik. Bila terlalu besar atau kecil SSC tidak dapat memasuki sulkus gingiva.Periksa apakah tepi SSC pada daerah proksimal sudah baikTentukan kelebihan SSC kemudian buang dengan stone bur atau potong dengan gunting.SSC coba lagi dan perhatikan : oklusi gigi geligi, jika gingiva terlihat pucat berarti SSC masih kepanjangan dan perlu pemotongan bagian servikal.c. Pembentukan SSCDiperlukan tang-tang khusus:Tempatkan tang dengan paruh cembung sebelah dalam dan paruh cekung sebelah luar mahkota yang akan dibentuk. Bagian bukal dan lingual serta servikal dibentuk dengan konfigurasi yang sesuai dengan giginya. Bagian servika harus benar menempel pada posisi gigi untuk mendapatkan retensi yang maksimal.d. Penghalusan SSCPenghalusan merupakan langkah terakhir dan penting jika SSC telah sesuai. Permukaan kasar akan mengiritasi gingiva dan memudahkan penumpukan plak. Untuk tindakan ini daerah margin SSC diasah ke arah gigi supaya pinggirnya tidak mengiritasi gingiva, kemudian pinggir dihaluskan dan dilicinkan dengan stone bur atau rubber whell.e. Pemasangan SSCSetelah gigi selesai di preparasi. SSC dipersiapkan, gigi dikeringkan dan diisolasi dengan gulungan kapas. Saliva ejektor dipasang agar gigi tetap kering dan bebas dari saliva.Gunakan polikarboksilat, diaduk sampai konsistensi seperti krim dan dialirkan ke dinding sebelah dalam SSC hingga hampir penuh.DAFTAR PUSTAKA

1. Kidd, AM., Smith, BGN., & Pickard, HM. (2000). Manual Konservasi Restoratif. Ed 6. ( Narlan Sumawinata, Penerjemah). Jakarta: Widya Medika.2. http://www.silomdental.com/dental_inlays-onlays.html3. Sturdevant, CM. (2006) The Art and Science of Operative Dentistry, ed.5. St Louis Mosby.4. http://cybermed.cbn.net.id/cbprtl/common/stofriend.aspx?x=General+Dentist+Consultation&y=cybermed%7C0%7C0%7C64%7C495. http://gigi.klikdokter.com/subpage.php?id=4&sub=146. Baum L. dkk. (1985). Textbook of Operative Dentistry, Philadelphia: W. B. Saunders.7. Anusavice, Kenneth J. (2003). Buku Ajar Ilmu Bahan Kedokteran Gigi. (Johan Arief Budiman & Susi Purwoko, Penerjemah). Jakarta: EGC.