modul-6-pipa-u

Upload: fhail-mechanical

Post on 16-Oct-2015

26 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Laporan

TRANSCRIPT

  • 5/26/2018 modul-6-pipa-u

    1/16

    LAPORAN PRAKTIKUM

    FISIKA DASAR

    MODUL 6

    PIPA U

    Nama : Nova Nurfauziawati

    NPM : 240210100003

    Tanggal / jam : 18 November 2010 / 13.00-15.00 WIB

    Asisten : Dicky Maulana

    JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI PANGAN

    FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN

    UNIVERSITAS PADJADJARAN

    JATINANGOR

    2010

  • 5/26/2018 modul-6-pipa-u

    2/16

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1Latar BelakangDalam kehidupan sehari-hari kita sering tidak menyadari banyak

    penerapan-penerapan Gerak Harmonik Sederhana, seperti sistem pegas yang

    digunakan pada tempat tidur yang dimaksudkan agar tempat tidur terasa

    nyaman, sistem bandul pada ayunan di taman kanak-kanak dan sebagainya.

    Gerak harmonik sederhana yang selanjutnya disingkat GHS adalah

    gerak bolak-balik suatu benda di sekitar titik keseimbangan. Gerak Harmonik

    Sederhana mempunyai persamaan gerak dalam bentuk sinusoidal dan

    digunakan untuk menganalisis suatu gerak periodik tertentu. Gerak periodik

    adalah gerak berulang atau berosilasi melalui titik setimbang dalam interval

    waktu tetap. Gerak Harmonik Sederhana dapat dibedakan menjadi 2 bagian,

    yaitu : Gerak Harmonik Sederhana (GHS) Linier, misalnya penghisap dalam

    silinder gas, gerak osilasi air raksa/air dalam pipa U, gerak horizontal/vertikal

    dari pegas, dan sebagainya. Sementara, Gerak Harmonik Sederhana (GHS)

    Angular, misalnya gerak bandul/bandul fisis, osilasi ayunan torsi, dan

    sebagainya.

    Dalam kehidupan sehari-hari kita tentu pernah melihat tukang bangunan

    yang sedang bekerja. Banyak sekali alat-alat yang digunakan tukang

    bangunan saat membuat sebuah rumah, gedung atau bangunan lainnya. Salah

    satu alat yang sering digunakan adalah waterpas. Waterpas berguna untuk

    mengetahui datar atau tidak suatu bangunan. Alat tersebut menggunakan

    hukum bejana berhubungan seperti halnya pipa U.Pipa U adalah salah satu bejana berhubungan yang paling sederhana

    berbentuk huruf U. Bila pipa U diisi oleh sejenis zat cair tertentu, maka zat

    cair di kedua pipa mempunyai tinggi yang sama dan cairan dalam pipa U (air)

    bergerak dalam selang waktu tertentu dan menghasilkan suatu gerak

    harmonis. Jika zat cair dalam pipa U diletakkan pada posisi yang tidak sama

    tinggi lalu dilepaskan, maka zat cair dalam pipa U akan melakukan gerak

    harmonik sederhana, gerak naik turun di sekitar kedudukan seimbang. Suatu

  • 5/26/2018 modul-6-pipa-u

    3/16

    benda melakukan gerak bolak-balik terhadap suatu titik tertentu, maka gerak

    benda itu dikatakan bergetar dan menyebabkan adanya periode yaitu waktu

    yang diperlukan untuk melakukan getaran. Selain itu, apabila rumus

    persamaan dari periode tersebut kita utak-atik sedikit atau kita turunkan,

    maka diperoleh suatu persamaan baru untuk menentukan percepatan gravitasi.

    Dengan demikian, sangat jelaslah bahwa untuk banyak bidang ilmu

    fisika, pengetahuan mengenai gerak harmonik khususnya gerak osilasi ini

    amat penting untuk dipelajari.

    1.2Tujuan1.2.1 Menentukan percepatan gravitasi dengan menggunakan osilasi cairan

    yang berada pada pipa U.

  • 5/26/2018 modul-6-pipa-u

    4/16

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Pipa U

    Pada modulus pipa U kali ini termasuk gerak harmonis sederhana

    linier. Gerak harmonis sederhana ini tidak menghasilkan sudut dalam gerak

    osilasinya. Berdasarkan teori atom modern, orang menduga bahwa molekul-

    molekul benda padat bergetar dengan gerak yang hampir harmonik terhadap

    posisi kisi-kisi tetapnya, walaupun gerak molekul-molekul itu tentunya t idak

    dapat kita lihat secara langsung.

    Gambar 2.1 pipa U dalam keadaan horizontal

    Pipa U adalah salah satu bejana berhubungan yang paling sederhana

    berbentuk huruf U. Bila pipa U diisi oleh sejenis zat cair tertentu, maka zat

    cair di kedua pipa mempunyai tinggi yang sama, berarti mengikuti hukum

    bejana berhubungan. Alat yang digunakan oleh para tukang bangunan untuk

    mendapatkan sifat datar juga menggunakan hukum bejana berhubungan. Alat

    tersebut dinamakan water pas. Gejala-gejala dalam kehidupan sehari-hari

    yang pemanfaatannya menggunakan hukum bejana berhubungan akan

    bermanfaat sekali untuk mendapatkan sifat datar. Bunyi hukum bejanaberhubungan yaitu : Bila bejana-bejana berhubungan diisi dengan zat cair

    yang sama, dalam keadaan setimbang, permukaan zat cair dalam bejana-

    bejana itu terletak pada sebuh bidang mendatar. Para tukang bangunan juga

    sering menggunakan prinsip hukum bejana berhubungan ini untuk mengukur

    ketinggian dua tempat yang berbeda letaknya dengan cara menggunakan

    selang bening yang berisi air. Tinggi air di kedua bagian ujung selang selalu

    sama.

  • 5/26/2018 modul-6-pipa-u

    5/16

    Hukum bejana berhubungan tidak berlaku jika terdapat pipa kapiler di

    salah satu bejana, dan tidak berlaku pula jika diisi dengan lebih dari satu jenis

    zat cair yang berbeda. Pada pipa U bila dari salah satu mulut pipa U

    dituangkan zat cair yang berbeda (massa jenisnya berbeda dengan massa jenis

    zat cair yang sudah ada di dalam pipa). Tekanan pada kedua permukaan zat

    cair di kedua mulut pipa U selalu sama, yaitu merupakan tekanan hidrostatis.

    Jika pipa U diisi dengan dua zat cair yang tidak bercampur, tinggi

    permukaan zat cair pada kedua mulut pipa berbeda. Hubungan antara massa

    jenis dan tinggi zat cair dalam pipa U adalah sebagai berikut:

    Misalkan, massa jenis zat cair pertama adalah 1 dan massa jenis zat

    cair kedua adalah 2. Dari titik pertemuan kedua zat cair, kita buat garis

    mendatar yang memotong kedua kaki pipa U. Misalkan, tinggi permukaan zat

    cair pertama dari garis adalah h1dan tinggi permukaan zat cair kedua dari

    garis adalah h2. Zat cair pertama setinggih1 melakukan tekanan yang sama

    besar dengan tekanan zat cair kedua setinggih2.

    P1 = P2

    Dengan menggunakan persamaan di atas, maka diperoleh :

    1 gh1 = 2 gh2 , 1 h1 = 2 h2

    Gambar 2.2 Pipa U yang berisi cairan

    Sebuah tabung berbentuk U diisi air sampai ketinggian tertentu.

    Kemudian air disebelah kanan ditekan kebawah hingga turun setinggi x, lalu

    dilepas sedemikian, sehingga air bergerak harmonik sedehana. Jika luas

    permukaan tabungAdan massa air seluruhnya m, maka besar perioda gerak

    harmonik ini adalah sebagai berikut.

  • 5/26/2018 modul-6-pipa-u

    6/16

    Gaya pemulih adalah gaya berat air di kolom sebelah kiri setinggi 2x

    yang mendorong air bergerak ke sebelah kanan, besarnya adalah

    F = -mg= -Vg= -A(2x)g= -(2Ag) x

    Sesuai dengan persaman gaya pemulih bahwa F = -k x, maka diperoleh:

    k = 2Ag

    Massa total cairan : m =V=A(2l) = 2Al

    Periode gerak harmonik adalah

    T = 2 atau

    T = 222sehingga periode getaran memenuhi hubungan :

    T = 2Dengan:

    T = perioda (sekon)

    l= panjang kolom zat cair (m)

    g = percepatan gravitasi (ms-2

    )

    2.2 Hukum Pascal

    Hukum Pascal berbunyi Tekanan yang diberikan kepada zat cair oleh

    gaya dari luar akan diteruskan ke segala arah dengan sama rata.Pada

    kegiatan menggunakan pompa Pascal, Kamu dapat membuktikan kebenaran

    hukum Pascal dalam tekanan yang diberikan kepada zat cair akan diteruskan.Pancaran air akan keluar pada setiap lubang dan kekuatan pancaran tersebut

    sama rata ke segala arah. Hukum Pascal tidak hanya berlaku pada zat cair saja

    tetapi berlaku pula pada zat gas. Zat cair dan zat gas keduanya sering disebut

    dengan fluida.Alat-alat teknik yang bekerjanya berdasarkan hukum Pascal

    antara lain; dongkrak hidrolik, kempa/alat pengepres hidrolik, rem hidrolik,

    pompa hidrolik, alat pengangkat mobil di tempat-tempat cucian mobil atau di

    bengkel, dan berbagai alat yang lain.

  • 5/26/2018 modul-6-pipa-u

    7/16

    2.3 Paradoks Hidrostatis

    Semua bejana yang mempunyai luas dasar (A) yang sama dan berisi

    zat cair dengan ketinggian yang sama pula (h).

    Menurut Hukum Utama Hidrostatis: Tekanan hidrostatis pada dasar

    masing-masing bejana adalah sama yaitu : Ph = r. g . h

    Paradoks Hidrostatis: Gaya hidrostatis pada dasar bejana tidak

    tergantung pada banyaknya zat cair maupun bentuk bejana, melainkan

    tergantung pada massa jenis zat cair, tinggi zat cair di atas dasar bejana, luar

    dasar bejana. Jadi, gaya hidrostatis pada dasar bejana tersebut sama yaitu: Fh

    = r. g . h . A

    Besarnya tekanan di suatu titik di dalam zat cair tak bergerak sebanding

    dengan kedalaman titik itu (h) dan sebanding dengan massa jenis zat cair

    tersebut. Secara matematis, besarnya tekanan oleh fluida tak bergerak dapat

    dirumuskan sebagai berikut :

    Ph=gh

    Keterangan :

    Ph = tekanan yang dialami zat cair (tekanan hidrostatis) (Pa)

    = massa jenis zat cair (kh/m3

    )

    g = percepatan gravitasi bumi (m/s2)

    h = kedalaman/tinggi titik diukur dari permukaan (mm)

    Oleh karena tekanan udara luas Patm memengaruhi besar tekanan

    hidrostatis, tekanan total yang dialami suatu zat cair titik tertentu merupakan

    jumlah dari tekanan udara laut dengan tekanan hidrostatis yang dirumuskan:

    Ptotal= Patm+ Ppgh

    2.4 Hukum Utama Hidrostatis

    Hukum ini berbunyi Tekanan hidrostatis pada sembarang titik yang

    terletak pada bidang mendatar di dalam sejenis zat cair yang dalam keadaan

    setimbang adalah sama.

    (Ph) di A = (Ph) di B = (Ph) di C = P0 + P g h

    P0

    = tekanan udara luar

  • 5/26/2018 modul-6-pipa-u

    8/16

    Hukum utama hidrostatika berlaku pula pada pipa U (Bejana

    berhubungan) yang diisi lebih dari satu macam zat cair yang tidak bercampur.

    (Ph)A = (Ph)B

    r1h1+ r2h2= r3h3

    Percobaan pipa U ini biasanya digunakan untuk menentukan massa

    jenis zat cair.

    2.5 Gravitasi

    Gravitasi adalah gaya tarik-menarik yang terjadi antara semua partikel

    yang mempunyai massa di alam semesta. Fisika modern mendeskripsikan

    gravitasi menggunakan Teori Relativitas Umum dari Einstein, namun hukum

    gravitasi universal Newton yang lebih sederhana merupakan hampiran yang

    cukup akurat dalam kebanyakan kasus.

    Sebagai contoh, bumi yang memiliki massa yang sangat besar

    menghasilkan gaya gravitasi yang sangat besar untuk menarik benda-benda

    disekitarnya, termasuk makhluk hidup, dan benda benda yang ada di bumi.

    Gaya gravitasi ini juga menarik benda-benda yang ada diluar angkasa, seperti

    bulan, meteor, dan benda angkasa laiinnya, termasuk satelit buatan manusia.Beberapa teori yang belum dapat dibuktikan menyebutkan bahwa gaya

    gravitasi timbul karena adanya partikel gravitron dalam setiap atom.

    Satuan percepatan rata-rata gravitasi bumi yang disimbolkan sebagai g

    menunjukkan rata-rata percepatan yang dihasilkan medan gravitasi pada

    permukaan bumi (permukaan laut). Nilai sebenarnya percepatan gravitasi

    berbeda dari satu tempat ke tempat lain tergantung ketinggian dan kondisi

    geologi. Simbol g digunakan sebagai satuan percepatan. Dalam fisika, nilai

  • 5/26/2018 modul-6-pipa-u

    9/16

    percepatan gravitasi standar g didefinisikan sebagai 9,806.65 m/s2(meter per

    detik2), atau 32.174,05 kaki per detik2. Pada ketinggian p maka menurut

    International Gravity Formula, g = 978,0495 (1+0.0052892 sin2 (p) -

    0.0000073 sin2(2p)) sentimeter per detik2. (cm/s2).

    Simbol g pertama kali digunakan dalam bidang aeronautika dan

    teknologi ruang angkasa, yang digunakan untuk membatasi percepatan yang

    dirasakan oleh kru pesawat ulang-alik, disebut juga sebagai g forces. Istilah

    ini menjadi populer di kalangan kru proyek luar angkasa. Sekarang ini

    berbagai pengukuran percepatan gravitasi diukur dalam satuan g. Istilah

    satuan gee dan grav juga menunjuk kepada satuan ini.

  • 5/26/2018 modul-6-pipa-u

    10/16

    BAB III

    METODE PERCOBAAN

    3.1 Alat dan Bahan

    3.1.1 Pipa U

    3.1.2 Kabel / benang untuk menggukur tinggi permukaan zat cair

    3.1.3 Air3.1.4 Stopwatch3.1.5 Mistar panjang

    3.2 Prosedur

    3.2.1 Mengambil alat-alat yang diperlukan.

    3.2.2 Mengukur panjang kolom zat cair.

    3.2.3 Membuat kedudukan zat cair tidak sama tinggi dengan cara

    memiringkan pipa U sekitar 450, kemudian lepaskan.

    3.2.4 mengukur T sebanyak 5 kali, (setiap t terdiri dari 5 ayunan) T = t/5.

    3.2.5 Mencatat hasil perhitungan dari T.

    3.2.6 Menghitung percepatan gravitasi dari percobaan ini.

    3.2.7 membandingkan dengan literatur (g = 9,78 m/s2).

  • 5/26/2018 modul-6-pipa-u

    11/16

    BAB IV

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    4.1 Hasil

    Panjang kolom zat cair awal = (27,8 x 10-2 5 x 10-4) m.

    l=1

    2panjang kolom zat cair awal= (13,9 x 10

    -2 5 x 10

    -4) m.

    No t ..... (s) t T = /5

    1 3,75

    3,634 0,726

    2 3,63

    3 3,75

    4 3,44

    5 3,60

    4.1.1 Perhitungan 5

    54321 tttttt

    =3,75 + 3,63 + 3,75 + 3,44 + 3,60

    5

    = 3,634 sekon

    4.1.2 Perhitungan nilai ketidakpastian ()T =

    1

    2()21

    =1

    55.66,095- (18,17)2

    5-1

    =1

    5330,4775-330,1489

    4

    =1

    50,3286

    4

    =1

    50,08215

    = 0,057323645

  • 5/26/2018 modul-6-pipa-u

    12/16

    4.1.3 Perhitungan TT =

    5

    =3,634

    5= 0,7268

    4.1.4 Perhitungan gPerhitungan g dapat dirumuskan melalui persamaan :

    2

    2

    22

    4

    4

    2

    T

    lg

    g

    lT

    g

    lT

    Keterangan :

    T = periode (s)

    l = panjang kolom zat cair (m)

    g = percepatan gravitasi (m/s2)

    dengan menggunakan perrsamaan di atas, maka akan diperoleh:

    g =4

    2

    2 g =

    4 (3,14)213,91020,7268

    2

    g= 10,396 m/s2

    Bandingkan dengan literatur (g=9,78 m/s2).

    g percobaan (g= 10,396 m/s2) lebih besar dari pada g literatur (g=9,78

    m/s2)

    4.2 Pembahasan

    Dalam praktikum ini dilakukan gerak osilasi pada pipa U. Dari data

    yang diperoleh pada percobaan ini bahwa waktu yang dibutuhkan zat cair

    yang terdapat dalam pipa U melakukan satu getaran dipengaruhi oleh

    ketinggian zat cair ketika pipa U dimiringkan dan diberikan tekanan pada

    salah satu ujung pipa terbuka. Hal ini disebabkan ketinggian tersebut

    berbanding lurus dengan waktu yang diperlukan untuk melakukan satu

    getaran. Semakin besar ketinggiannya, maka waktu yang dibutuhkan akan

  • 5/26/2018 modul-6-pipa-u

    13/16

    lama. Waktu yang dibutuhkan itu akan mempengaruhi nilai Periode (T). Hal

    ini disebabkan semakin lama waktu yang dibutuhkan dalam melakukan satu

    getaran yang diberikan maka periodenya (T) akan semakin besar. Waktu yang

    dibutuhkan dalam melakukan satu getaran berbanding lurus dengan periode.

    Nilai percepatan gravitasi (g) pada percobaan ini ditentukan melalui

    perhitungan menggunakan rumus2

    24

    T

    lg

    yang telah dijabarkan pada

    bagian perhitungan. Data yang didapatkan sebesar 10,396 m/s2melebihi dari

    percepatan gravitasi literatur sebesar 9,78 m/s2dan cukup jauh dengan nilai

    percepatan gravitasi pada praktikum pegas sebelumnya, yaitu sebesar

    11,434976m/s2. Dapat kita lihat dari data teraebut bahwa selisih antara nilai

    percepatan gravitasi berdasarkan hasil praktikum dan berdasarkan literatur

    berbeda sebesar 0,616 m/s2.

    Dengan melihat persamaan rumus di atas dapat diketahui bahwa

    percepatan gravitasi dapat dipengaruhi oleh panjang kolom zat cair dan

    periodenya. Semakin besar panjang kolom zat cair maka semakin besar pula

    percepatan gravitasinya, sedangkan semakin besar periode maka semakin

    kecil percepatan gravitasinya. Hal ini disebabkan percepatan gravitasi

    berbanding lurus dengan panjang kolom zat cair dan berbanding terbalik

    dengan periode (T).

    Perbedaan yang melebihi literatur yang ada tersebut dapat disebabkan

    kesalahan terhadap alat yang digunakan dalam praktikum terutama pada pipa

    U karena peralatan percobaan yang sudah sering dipakai sehingga

    mengurangi tingkat akurasinya dan ketinggian zat cair pada salah satu ujung

    pipa yang diberikan tidak konstan. Dapat juga dalam proses pengamatan,terjadi kesalahan dalam melihat skala yang dihasilkan atau lingkungan

    percobaan yang kurang mendukung. Ketidaktelitian penagamatan ini

    kemungkinan disebabkan akibat pada saat memiringkan pipa U,

    kemiringannya tidak sama setiap kali dilakukan pemiringan tersebut. Ada

    kalanya sudut kemiringannya sangat besar sehingga diperoleh nilai T yang

    sangat keci dan ini sangat mempengaruhi nilai g yang diperoleh. Nilai t

    yang diperoleh hanya menunjukkan nilai satuan terkecil, yaitu menunjukkan

  • 5/26/2018 modul-6-pipa-u

    14/16

    angka ketelitian. Nilai ini sama sekali tidak mempengaruhi nilai t. Oleh

    karena itu nilai t tidak ikut masuk ke dalam perhitungan. Didasarkan atas

    ketidakpastian dalam pengukuran, bahwa setiap pengukuran terhadap suatu

    benda berpeluang terjadi kesalahan dalam pembacaan skala sehingga

    menyebabkan data yang didapat menjadi sedikit menyimpang. Kesalahan

    dalam perhitungan data juga dapat menjadi penyebab dari hal ini.

  • 5/26/2018 modul-6-pipa-u

    15/16

    BAB V

    PENUTUP

    4.1 Kesimpulan

    Gerak harmonik sederhana yang selanjutnya disingkat GHS adalah

    gerak bolak-balik suatu benda di sekitar titik keseimbangan. Gerak Harmonik

    Sederhana dapat dibedakan menjadi 2 bagian, yaitu : Gerak Harmonik

    Sederhana (GHS) Linier dan Gerak Harmonik Sederhana (GHS) Angular.

    Pipa U termasuk ke dalam GHS linear. Dari praktikum pipa U dapat

    diperoleh periode getaran dan percepatan gravitasi. Percepatan gravitasi pada

    pipa U dipengaruhi oleh periode dan panjang kolom zat cair, seperti yang

    tercantum dalam persamaan berikut:

    g =2

    24

    T

    l

    Keterangan : T = periode (s)

    l = panjang kolom zat cair (m)

    g = percepatan gravitasi (m/s2)

    Dari hasil praktikum diperoleh nilai percepatan gravitasi yang lebih

    besar dari pada nilai gravitasi yang terdapat pada literatur.

    4.2 SaranUntuk mendapatkan nilai percepatan gravitasi secara akurat, sebaiknya

    praktikan melaksanakan praktikum ini secara cermat dan teliti. Begitu juga

    dalam melakukan perhitungan yang menggunakan rumus.

  • 5/26/2018 modul-6-pipa-u

    16/16

    DAFTAR PUSTAKA

    Giancoli, Douglas C., 2001, Fisika Jilid I (terjemahan), Jakarta : Penerbit

    Erlangga.

    Tipler, P.A.,1998, Fisika untuk Sains dan Teknik-Jilid I (terjemahan), Jakarta :

    Penebit Erlangga.

    Umar, Efrizon. 2004. Fisika dan Kecakapan Hidup. Jakarta : Ganeca Exact.

    Young, Hugh D. & Freedman, Roger A., 2002, Fisika Universitas (terjemahan),

    Jakarta : Penerbit Erlangga.

    Zaida. 2008. Petunjuk Praktikum Fisika Dasar. Bandung: Fakultas Teknologi

    Industri Pertanian Universitas Padjadjaran.

    http://www.mahasiswasibuk.co.cc/1_7_Pipa-U.html Kamis, 25 November 2010.

    12:17 WIB