modul audit 2 untuk praktikan.doc (318kb)
TRANSCRIPT
TEORI AUDITING 2
1. Pengertian Auditing
Auditing adalah suatu pemeriksaan yang dilakukan secara kritis dan sistematis, oleh pihak yang independent, terhadap laporan keuangan yang telah disusun oleh manajemen beserta catatan-catatan pembukuan dan bukti-bukti pendukungnya, dengan tujuan untuk dapat memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan
Beberapa hal penting yang perlu dibahas dari pengertian tersebut :
1. Yang diperiksa adalah laporan keuangan yang telah disusun oleh manajemen beserta catatan-catatan pembukuan dan bukti-bukti pendukungnya.Laporan keuangan yang harus diperiksa terdiri dari Neraca, Laporan L/R, Laporan perubahan ekuitas, dan Laporan Arus Kas. Catatan-catatan pembukuan terdiri dari Buku Harian, Buku Besar, Sub Buku Besar. Bukti-bukti pendukung antara lain bukti penerimaan dan pengeluaran kas/bank, faktur penjualan.
2. Pemeriksaan dilakukan secara kritis dan sistematis.Dalam melakukan pemeriksaannya, Akuntan Publik berpedoman pada Standar Profesional Akuntan Publik, mentaati kode etik IAI dan Aturan Etika IAI Kompartemen Akuntan Publik serta mematuhi Standar Pengendalian Mutu.
3. Pemeriksaan dilakukan oleh pihak yang independen, yaitu Akuntan Publik.Akuntan Publik harus independen dalam arti sebagai pihak luar perusahaan yang diperiksa, tidak boleh mempunyai kepentingan tertentu di dalam perusahaan tersebut.
4. Tujuan dari pemeriksaan akuntan adalah untuk dapat memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan yang diperiksa.Laporan Keuangan yang wajar adalah yang disusun berdasarkan prinsip akuntansi yang berlaku umum diterapkan secara konsisten dan tidak mengandung kesalahan yang material.
Untuk bisa memperoleh izin praktek sebagai akuntan publik, seorang akuntan harus memenuhi beberapa syarat yang ditentukan Departemen Keuangan, antara lain :
a. Berpengalaman di Kantor Akuntan Publik minimal 3 tahun setara 4000 jam.b. Mempunyai beberapa orang staf.c. Mempunyai kantor yang cukup representatif.
Untuk memperoleh izin praktek, terlebih dahulu harus lulus Ujian Sertifikasi Akuntan Publik ( USAP ), yang diselenggarakan atas kerjasama IAI dan Departemen Keuangan.
Seorang akuntan yang mempunyai nomor register, bisa memilih profesi sebagai :
1. Akuntan Publik ( External Auditor ) : dengan memiliki Kantor Akuntan Publik ( KAP ) / bekerja di Kantor Akuntan Publik ( KAP ).
1
2. Pemeriksaan intern ( Internal Auditor ) : dengan bekerja di bagian pemeriksaan intern suatu perusahaan swasta / Badan Usaha Milik Negara ( BUMN ).
3. Auditor Pemerintah : dengan bekerja di Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan ( BPKP ), Badan Pengawasan Keuangan ( BPK ) atau Inspektorat di suatu Departemen Pemerintahan.
4. Financial Accountant : dengan bekerja dibidang akuntan keuangan suatu perusahaan.
5. Cost Accountant : dengan bekerja dibidang akuntan biaya suatu perusahaan.6. Management Accountant : dengan bekerja dibidang akuntan manajemen suatu
perusahaan.7. Tax Accountant : dengan bekerja dibidang akuntan pajak suatu perusahaan /
Direktorat Jenderal Pajak.8. Akuntan Pendidik : dengan bekerja sebagai dosen baik di Perguruan Tinggi
Negeri maupun di Perguruan Tinggi Swasta.
Prinsip Etika Profesi :
a. Tanggung jawab Profesib. Kepentingan Umum ( Publik )c. Integritasd. Objektifitase. Kompetensi dan kehati-hatian Profesional f. Kerahasiaang. Perilaku Profesional
2. Kertas Kerja Pemeriksaan ( Audit working Papers )/ KKP
KKP adalah semua berkas-berkas yang dikumpulkan oleh auditor dalam menjalankan pemeriksaan yang berasal :1. dari pihak klien2. dari analisa yang dibuat oleh auditor3. dari pihak ketiga
Tujuan pembuatan kertas kerja :1. Untuk mengkoordinasi dan mengorganisasi semua tahap pemeriksaan.2. Untuk mendukung pendapat akuntan atas laporan keuangan yang
diperiksanya.3. Untuk menguatkan kesimpulan akuntan dan kompetensi pemeriksaannya.4. Untuk pedoman dalam pemeriksaan berikutnya.
Faktor - faktor pembuatan kertas kerja yang baik : lengkap, teliti, ringkas, jelas & rapi
Berkas dari klien, misalnya :a. Neraca saldo ( Trial balance )b. Rekonsiliasi Bank ( Bank Reconciliation )c. Analisa Umur Piutang (Account Receivable Aging Schedule)d. Rincian Persediaan ( Final Inventory list )e. Rincian Piutangf. Rincian Beban Umum dan Administrasi
2
g. Rincian Beban Penjualanh. Surat Pernyataan Langganan
Analisa yang dibuat oleh auditor, misalnya :a. Berita acara kas opname (Cash count sheet )b. Pemahaman dan evaluasi internal controlc. Analisa penarikan aktiva tetapd. Analisa mengenai cukup tidaknya allowance for bad debtse. Working profit loss ( WPL )f. Working balance sheet (WBS ) g. Top schedule h. Konsep laporan audit i. Management letter
Berkas dari pihak ketiga, misalnya :Jawaban konfirmasi piutang, utang, dari bank, dan dari penasehat hukum perusahaan.
KKP biasanya dikelompokkan dalam1. Current File ( Berkas tahun berjalan) 2. Permanent File (Berkas permanent )3. Corresponden File ( Berkas surat menyurat )
3. Penyebab-Penyebab Risiko Informasi
Ketika kehidupan sosial menjadi semakin kompleks, kecenderungan bahwa para pembuat keputusan menerima informasi yang tidak dapat dipercaya akan semakin besar. Terdapat beberapa alasan yang dapat menjadi penyebab terjadinya kondisi tersebut yaitu :1. Jauhnya Sumber Informasi2. Bias dan Motif Penyedia Informasi3. Jumlah Data yang Sangat Besar4. Transaksi Pertukaran yang Kompleks
4. Pengurangan Risiko Informasi
Bagi perusahaan-perusahaan yang lebih besar, merupakan hal yang umum bila ia mengucurkan sejumlah dana dalam usahanya menurunkan resiko informasi. Terdapat tiga cara utama untuk melakukan hal tersebut :1. Pengguna informasi menguji informasi yang diperolehnya2. Pengguna informasi berbagi resiko informasi dengan manajemen3. Laporan keuangan yang diaudit telah tersedia
3
HUTANG JANGKA PENDEK ( HUTANG DAGANG )
2.1 PengertianHutang jangka pendek adalah kewajiban perusahaan kepada pihak ketiga,
yang jatuh tempo atau harus dilunasi dalam waktu kurang atau sama dengan satu tahun, atau dalam satu siklus operasi normal perusahaan, biasanya dengan menggunakan harta lancar (current assets) perusahaan.
Contoh kewajiban jangka pendek :1. Hutang Dagang (Accounts Payable)
Yaitu kewajiban kepada pihak ketiga dari pembelian barang atau jasa secara kredit yang harus dilunasi dalam waktu kurang atau sama dengan satu tahun.
2. Pinjaman dari Bank (Short Term Loan)Yaitu pinjaman yang diperoleh dari bank dan didukung oleh suatu perjanjian kredit (loan agreement), bisa dalam bentuk kredit modal kerja (working capital loan) ataupun kredit rekening koran (overdraft facility).
3. Hutang Pajak (Taxes Payable)Yaitu kewajiban pajak perusahaan yang harus dilunasi dalam periode berikutnya, misal hutang PPH 21, PPH 25, PPN.
4. Biaya Yang Masih Harus Dibayar (Accrued Expenses)Yaitu biaya yang sudah terjadi dan menjadi beban periode yang diperiksa, tetapi baru akan dilunasi dalam periode berikutnya.
Tujuan Pemeriksaan (Audit Objectives) Kewajiban Jangka Pendek
1. Untuk memeriksa apakah terdapat internal control yang baik atas kewajiban jangka pendek.
2. Kewajiban jangka pendek yang tercantum di neraca didukung oleh bukti-bukti yang lengkap dan berasal dari transaksi yang betul-betul terjadi.
3. Semua kewajiban jangka pendek perusahaan sudah tercatat per tanggal neaca.
4. Kewajiban leasing, jika ada, sudah dicatat sesuai dengan standar sewa guna usaha.
5. Accrured Expenses jumlahnya resonable (masuk akal/wajar atau tidak), dalam arti tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil. Karena kalau jumlahnya terlalu besar berarti laba akan dilporkan terlalu kecil (underststed) dan kalau accrured expenses terlalu kecil laba akan dilaporkan terlalu besar (overststed).
2.1.2 Hutang DagangHutang dagang adalah hutang yang berasal dari transaksi pembelian barang
dagangan, bahan baku & penolong, macam-macam suplier dan jasa-jasa yang diperlukan dalam kegiatan normal perusahaan. Hutang dangang timbul dari transaksi pembelian kredit harus dicatatpada saat terjadinya penyerahan hak milik atas barang yang diperjual-belikan, dari pihak penjual kepada pihak pembeli (perusahaan sebagai debitur).
4
2.2 PEMERIKSAAN KEWAJIBAN JANGKA PANJANG (LONG TERM LIABILITIES)
Hutang jangka panjang adalah kewajiban perusahaan kepada pihak ketiga,
yang jatuh tempo atau harus dilunasi dalam waktu lebih dari satu tahun yang akan datang.
Contoh kewajiban jangka panjang :- Kredit Investasi (Long Term Loan)- Hutang obligasi (Bond Payable)
Jenis-jenis obligasi yaituo Term Bonds : obligasi yang seluruhnya jatuh tempo pada suatu tanggal tertentuo Convertible Bonds : obligasi yang bisa ditukar dengan surat berhargao Serial Bonds: obligasi yang tanggal jatuh temponya bertahap.o Callable Bonds : obligasi yang memberikan hak kepada perusahaan yang
mengeluarkan obligasi tersebut, untuk melunasi obligasi tersebut sebelum tanggal jatuh temponya.
- Wesel bayar (Promissory Notes) yang jatuh temponya lebih dari satu tahun
- Hutang kepada Pemegang Saham atau kepada Perusahaan Induk (Holding company) atau kepada Perusahaan Afiliasi (Affilliated Company)
- Subordinated Loan (Hutang Subordinasi)Yaitu hutang sari pemegang saham atau perusahaan induk.
- Bridging LoanYaitu pinjaman sementara yang akan dikembalikan jika kredit investasi yang dibutuhkan perusahaan sudah diperoleh.
- Hutang Leasing (Hutang dalam rangka sewa guna)Yaitu hutang yang diperoleh dari perusahaan leasing untuk pembelian aktiva tetap dan biasanya dicicil dalam jangka panjang.
Tujuan pemeriksaan (Audit Objectives) kewajiban jangka panjang :1. Terdapat internal control yang baik atas kewajiban jangka panjang.2. Kewajiban jangka panjang yang tercantum di Neraca betul-betul merupakan
kewajiban perusahaan.3. Kewajiban jangka panjang yang menjadi perusahaan sudah dicatat
seluruhnya per tanggal neraca dan diotorisasi oleh pejabat perusahaan yang berwenang.
4. Biaya bunga dan bunga yang terhutang dari kewajiban jangka panjang serta amortisasi dari premium/discount obligasi telah dicatat per tanggal neraca.
5
PT. LABAMEN GROUP INDONESIABUKU BESAR
HUTANG DAGANGTANGGAL NO.VOUHCER KETERANGAN DEBIT KREDIT SALDO
01/01/06 Saldo Awal 525.320.000
01/02/06 MRI/01/001 PT. Bayu Ramadhan 21.510.000
546.830.000
05/01/06 HSB/01/001 PT. Anggia Kencana 3.000.000
549.830.000
08/01/06 SBJ/01/001 PT. Annisa Sentosa 89.780.000
460.050.000
15/02/06 HSB/02/002 PT. Kristin Hakim 5.135.000
465.185.000
17/02/06 HSB/02/003 PT. Nadia Jaya Utama 4.580.000
469.765.000
28/02/06 MRI/02/002 PT. Ema Makmur 4.200.000
473.965.000
02/03/06 SBJ/02/002 PT. Annisa Sentosa 33.330.000
507.295.000
08/03/06 SBJ/03/003 PT. Andrian Sejahtera 6.000.000
513.295.000
11/03/06 MRI/03/003 PT. Syahrul Raya 2.350.000
515.645.000
13/03/06 MRI/03/004 PT. Sukma Hadi Jaya 2.530.000
518.175.000
17/03/06 HSB/03/004 PT. TenQ Abadi 85.000.000
603.175.000
25/03/06 HSB/03/005 PT. Rizky Harapan 4.200.000
607.375.000
16/04/06 MRI/04/005 PT. Ema Makmur 10.000.000
617.375.000
20/04/06 MRI/04/006 PT. Annisa Sentosa 36.750.000
654.125.000
22/04/06 SBJ/04/004 PT. Bayu Ramadhan 21.510.000
632.615.000
26/04/06 SBJ/04/005 PT. Nadia Jaya Utama 2.290.000
630.325.000
30/04/06 HSB/04/006 PT. Andrian Sejahtera 14.250.000
644.575.000
05/05/06 SBJ/05/006 PT. Syahrul Raya 2.350.000
642.225.000
21/05/06 SBJ/05/007 PT. Sukma Hadi Jaya 2.530.000
639.695.000
29/05/06 MRI/05/007 PT. Anggia Kencana 97.000.000
522.695.000
02/06/06 HSB/06/007 PT. Kristin Hakim 5.135.400
537.559.600
09/06/06 HSB/06/008 PT. TenQ Abadi 85.000.000
452.559.600
16/06/06 SBJ/06/008 PT. Rizky Harapan 23.000.000
475.559.600
25/06/06 MRI/06/008 PT. Anggia Kencana 14.600.000
490.159.600
15/07/06 SBJ/07/009 PT. Ema Makmur 45.000.000
445.159.600
28/07/06 SBJ/07/010 PT. Andrian Sejahtera 54.600.000
390.559.600
06/08/06 SBJ/08/011 PT. Sukma Hadi Jaya
6
63.000.000 327.559.600
10/08/06 HSB/08/009 PT. Kristin Hakim 44.730.000
282.829.600
18/08/06 HSB/08/010 PT. Bayu Ramadhan 50.800.000
232.029.600
28/08/06 MRI/08/009 PT. Nadia Jaya Utama 2.290.000
229.739.600
7
01/09/06 MRI/09/010 PT. Kristin Hakim 54.000.000
283.739.600
11/09/06 HSB/09/011 PT. Syahrul Raya 15.200.000
298.939.600
24/11/06 SBJ/11/012 PT. Nadia Jaya Utama 69.700.000
229.239.600
29/11/06 HSB/11/012 PT. Ema Makmur 22.000.000
251.239.600
01/12/06 MRI/12/011 PT. Nadia Jaya Utama 5.750.500
256.990.100
08/12/06 MRI/12/012 PT. Annisa Sentosa 36.750.000
220.240.100
15/12/06 SBJ/12/013 PT. Rizky Harapan 23.000.000
197.240.100
27/12/06 HSB/12/013 PT. Sukma Hadi Jaya 71.240.000
268.480.100
01/01/07 HSB/13/014 PT. Rizky Harapan 5.350.000
273.830.100
02/01/07 MRI/13/013 PT. Nadia Jaya Utama 20.500.500
294.330.600
17/01/07 SBJ/13/014 PT. Syahrul Raya 83.600.000
377.930.600
22/01/07 SBJ/014/015 PT. Rizky Harapan 21.800.000
399.730.600
10/02/07 MRI/14/014 PT. Annisa Sentosa 30.000.000
429.730.600
28/02/07 MRI/15/015 PT. Kristin Hakim 25.000.000
454.730.600
02/03/07 HSB/14/015 PT. Bayu Ramadhan 36.000.000
490.730.600
04/03/07 SBJ/015/016 PT. Annisa Sentosa 30.000.000
460.730.600
11/03/07 MRI/15/015 PT. Rizky Harapan 21.800.000
438.930.600
12/03/07 HSB/14/016 PT. Annisa Sentosa 55.550.000
494.480.600
15/03/07 MRI/16/016 PT. Andrian Sejahtera 46.000.000
540.480.600
Ket :
Saldo Awal sejumlah Rp. 525.320.000 merupakan sisa hutang yang belum dibayar pada tahun 2005.
Dan baru dibayar pada tahun 2006 dengan rincian sebagai berikut :
PT. Anggia Kencana Rp 97.000.000
PT. Sukma Hadi Jaya Rp 63.000.000
PT. Annisa Sentosa Rp 89.780.000
PT. Bayu Ramadhan Rp 50.800.000
PT. Ema Makmur Rp 45.000.000
PT. Kristin Hakim Rp 44.730.000
PT. Nadia Jaya Utama Rp 69.700.000
PT. Andrian Sejahtera Rp 54.600.000
8
BAB III
HUTANG JANGKA PENDEK ( HUTANG PPh BADAN )
Perbedaan pertimbangan yang mendasari penyusunan laporan keuangan komersial dengan kebijaksanaan perpajakan menghasilkan jumlah angka laba yang berbeda (laba fiskal vs laba komersial).Perbedaan Waktu dan Permanena. Perbedaan Permanen / Tetap :
o Transaksi pendapatan dan Biaya diakui menurut akuntansi komersial tapi tidak diakui menurut fiskal
o contoh : penghasilan bunga Bank, deviden, dan penghasilan lain yang sifat pemungutannya bersifat final : deviden yang diterima oleh PT, Koperasi, Yayasan, Natura, sumbangan, pengeluaran pribadi
Permanen Positif : Laba pembukuan > laba fiscal Permanen Negatif :Laba pembukuan < Laba fiskal
b. Perbedaan Waktu / Sementarao biaya atau penghasilan diakui menurut akuntansi komersial dan belum
diakui menurut fiskal o contoh : pengakuan piutang tak tertagih, penyusutan harta berwujud,
amortisasi harta tidak berwujud, penilaian persediaan Waktu Positif : Pengakuan untuk biaya untuk tujuan pajak lebih
cepat dari pengakuan biaya untuk akuntansi Waktu Negatif : ketentuan perpajakan mengakui biaya lebih lambat
dari biaya menurut akuntansi
3.1 UTANG PAJAK Dalam system pemajakan self assessment dengan penetapan pajak terutang
oleh wajib pajak sendiri, pelunasan pajak dilakukan selama tahun berjalan dan kalau masih ada kekurangan dilunasi setelah akhir tahun bersama dengan penyampaian atau sebelum batas waktu akhir (25 maret) penyampaian SPT tahunan. Pelunasan pajak selama tahun berjalan dapat dilakukan melalui system membayar sendiri (self payment) dan potongan atau pungutan pajak oleh pihak lain (withholding system)
Ada dua ajaran yang mengatur timbulnya utang pajak, yaitu ajaran materiil dan ajaran formil.
1. Ajaran MateriilAjaran ini menyatakan bahwa utang pajak timbuln karena diberlakukannya undang-undang perpajakan.
2. Ajaran FormilAjaran formil menyatakan bahwa utang pajak timbul karena diberlakukannya surat ketetapan pajak oleh pemerintah.
9
BERAKHIRNYA UTANG PAJAKUtang pajak akan berakhir atau hapus jika terjadi hal-hal sebagai berikut :
1. Pembayaran / pelunasanPembayaran dapat dilakukan dengan pemotongan / pemungutan oleh pihak lain, maupun pembayaran sendiri oleh wajib pajak ke kantor penerima pajak.
2. Kompensasia. Kompensasi kerugian atau kompensasi karena kelebihan
pembayaranb. Kompesasi karena kelebihan pembayaran yang dapat menyebabkan
berakhirnya utang pajak.3. Daluwarsa
Telah lewat batas waktu tertentu. Jika dalam jangka waktu tertentu, suatu utang pajak tidak ditagih oleh pemungutnya maka utang pajak dianggap lunas/ berakhir dan tidak dapat ditagih lagi.
4. Pembebasan / PenghapusanDinyatakan dihapus karena setelah dilakukan penyidikan bahwa wajib pajak tidak mampu lagi memenuhi kewajibannya.
UTANG PAJAK BADAN Tarif pemungutan Pajak Penghasilan untuk Wajib Pajak Badan
Lapisan pengenaan pajak TarifSampai dengan Rp 50.000.000Diatas Rp 50.000.000 s/d Rp 100.000.000Diatas Rp 100.000.000
10%15%30%
Yang termasuk kedalam utang pajak badan yaitua. Pajak Penghasilan Pasal 22
Pajak yang dipungut atas penyerahan barang / jasa, impor, dan bidang usaha lain
b. Pajak Penghasilan Pasal 23Pajak yang dipotong atas penghasilan yang berasal dari deviden, bunga, royalti, sewa, dan penghasilan lain atas penggunaan harta dan imbalan jasa lainnya.
c. Pajak Penghasilan Pasal 24Pajak yang dibayar atau terutang diluar negeri, atas penghasilan dari luar negeri yang diterima atau diperoleh wajib pajak dalam negeri.
d. Pajak Penghasilan Pasal 25Angsuran yang harus dibayar sendiri oleh wajib pajak dalam tahun berjalan setiap massa pajak.
10
Format Perhitungan Rekonsiliasi Fiskal
Apotek " LABAMEN "Rekonsiliasi Fiskal Perhitungan L/R
31 Desember 2006( dalam ribuan rupiah )
Keterangan Menurut AkuntansiKoreksi Fiskal
Menurut FiskalD K
Laba Bersih Sebelum Pajak
1. LAPORAN L/R ( AKUNTANSI KOMERSIAL) APOTEK LABAMEN
Apotek " LABAMEN "Laporan L/R
31 Desember 2006
Penjualan Rp 690.000.000 Harga Pokok Penjualan : • Persediaan 1 Januari 2006 Rp 175.000.000
• Pembelian Tahun 2006 Rp 525.000.000
Barang tersedia dijual Rp 700.000.000
• Persediaan 31 Desember 2006 Rp 200.000.000
Harga Pokok Penjualan Rp 500.000.000
Laba bruto usaha Rp 190.000.000 Biaya Usaha : Gaji, Upah, imbalan lainnya Rp 82.000.000 Pemakaian Bahan Habis Pakai Rp 6.000.000 Biaya Pemasaran Rp 25.000.000 Biaya Penyusutan Rp 6.100.000 Fiskal Luar Negri Rp 6.000.000 Angsuran PPH Pasal 25 Rp 18.000.000
Premi Asuransi Rp 5.425.000
Total Biaya Usaha Rp 148.525.000
Laba Bersih Sebelum Pajak Rp 41.475.000
2. INFORMASI YANG BERHUBUNGAN LAPORAN L/R MENURUT AKUNTANSI KOMERSIAL UNTUK KEPENTINGAN REKONSILIASI FISKAL
11
a. Pengeluaran untuk rekreasi karyawan sebesar Rp 10.000.000 telah dimasukan sebagai biaya gaji menurut akuntansib. Pengambilan obat senilai Rp 500.000 untuk kepentingan pribadi, menurut catatan telah dihitung sebagai pemakaian bahan habis pakai apotek.c. Biaya pemasaran menurut akuntansi adalah bantuan berupa obat-obatan senilai Rp 5.000.000 yang diberikan kepada penduduk malang.d. Setelah dilakukan penghitungan berdasar ketentuan fiskal, penyusutan tahun 2006 adalah Rp 7.600.000e. Dari jumlah premi asuransi menurut akuntansi sebesar Rp 5.425.000 yang sebesar Rp 2.425.000 merupakan premi asuransi kesehatan dan kematian pemilik, dan sisanya Rp 3.000.000 merupakan premi asuransi untuk karyawan
Keterangan :• Laba bersih Fiskal tahun lalu adalah Rp 79,850,000• Pembayaran pajak tahun lalu adalah Rp 9,477,500
PENYELESAIAN :
Keterangan :a. Imbalan dalam bentuk Natura (kenikmatan) harus dikurangi dari Biaya gaji menurut akuntansib. Pengambilan obat untuk kepentingan pribadi harus dikurangi dari Biaya pemakaian habis pakai menurut akuntansic. Pembagian obat-obatan merupakan Biaya yang harus dikurangi dari Biaya pemasaran menurut akuntansid. Penyusutan menurut fiskal lebih tinggi Rp 1,500,000 ( Rp 7,600,000 - Rp 6,100,000 ) berarti Biaya penyusutan harus menurut akuntansi harus ditambahe. Premi asuransi WPOP harus dikurangi dari premi asuransi menurut akuntansif. Fiskal luar negri dan angsuran PPH pasal 25 harus dikurangi dari biaya menurut akuntansi
Apotek " LABAMEN "Rekonsiliasi Fiskal Perhitungan L/R
31 Desember 2006( dalam ribuan rupiah )
Keterangan Menurut Akuntansi
Koreksi FiskalMenurut Fiskal
Beda Waktu Beda Tetap
Penjualan Rp 690.000 Rp 690.000 Harga pokok Penjualan : • Persediaan 1 Januari 2006 Rp 175.000 Rp 175.000
• Pembelian tahun 2006 Rp 525.000 Rp 525.000
Barang tersedia dijual Rp 700.000 Rp 700.000
• Persediaan 31 Desember 2006 Rp 200.000 Rp 200.000
Harga pokok Penjualan Rp 500.000 Rp 500.000
Laba bruto usaha Rp 190.000 Rp 190.000
Biaya usaha : • Gaji, upah, imbalan lainnya Rp 82.000 Rp (10.000) Rp 72.000 • Pemakaian bahan habis pakai Rp 6.000 Rp (500) Rp 5.500 • Biaya pemasaran Rp 25.000 Rp (5.000) Rp 20.000
• Biaya penyusutan Rp 6.100 Rp 1.500 Rp 7.600
12
• Fiskal luar negeri Rp 6.000 Rp (6.000) Rp - • angsuran PPH pasal 25 Rp 18.000 Rp (18.000) Rp -
• Premi asuransi Rp 5.425 Rp (2.425) Rp 3.000
Total biaya usaha Rp 148.525 Rp 108.100
Laba bersih sebelum pajak Rp 41.475 Rp 81.900
otek " LABAMEN "Laporan L/R Fiskal31 Desember 2006
Penjualan Rp 690.000.000 Harga Pokok Penjualan : • Persediaan 1 Januari 2006 Rp 175.000.000
• Pembelian Tahun 2006 Rp 525.000.000
Barang tersedia dijual Rp 700.000.000
• Persediaan 31 Desember 2006 Rp 200.000.000
Harga Pokok Penjualan Rp 500.000.000
Laba bruto usaha Rp 190.000.000 Biaya Usaha : Gaji, Upah, imbalan lainnya Rp 72.000.000 Pemakaian Bahan Habis Pakai Rp 5.500.000 Biaya Pemasaran Rp 20.000.000 Biaya Penyusutan Rp 7.600.000 Fiskal Luar Negri - Angsuran PPH Pasal 25 -
Premi Asuransi Rp 3.000.000
Total Biaya Usaha Rp 108.100.000
Laba Bersih Sebelum Pajak Rp 81.900.000
PPh Terutang :10% X Rp 50,000,000 = Rp 5,000,000
15% X Rp 31,900,000 = Rp 4,785,000
Rp 9,785,000
PT. LABAMEN GROUP INDONESIASUPPORTING SCHEDULE - HUTANG PPH BADAN
PERIODE JANUARI - DESEMBER 2006
13
Saldo Hutang PPh Badan Rp 9,477,500 ∩ Pembayaran (Rp 9,477,500) Ǿ Hutang PPh Badan tahun 2006 berdasarkan laba fiskal
( sesuai SPT PPh Badan ) Rp 9,785,000 € Saldo per book 31/12/2006 Rp 9,785,000 ∂ ^ Laba Fiskal tahun 2006 Rp 81,900,000 PPh Terhutang : 10% X Rp 50,000,000 = Rp 5,000,000
15% X Rp 31,900,000 = Rp 4,785,000 Jumlah Rp 9,785,000 ^
∩ Cocok dengan kkp tahun lalu Ǿ Periksa bukti pengeluaran kas dan SSP PPh Ps 29 € Periksa SPT PPh Badan tahun 2006 ∂ Cocok dengan general ledger ^ Check perhitungan matematis
Dibuat oleh : Tanggal :
Direview : Tanggal :
Client : Schedule : Periode : 31/12/2006 Index : M
PT. LABAMEN GROUP INDONESIA TOP SCHEDULE - HUTANGPERIODE JANUARI - DESEMBER 2006
WP REF
Per Book 31-12-06
Adjusment Financial Balance 31-12-06
Balance 31-12-05 Debit Kredit
Hutang Dagang M1 257,770,500 20,000,000 277,770,500 525,320,000
Hutang PPh Badan M2 9,785,000 9,785,000 9,477,500
267,555,500 20,000,000 287,555,500 534,797,500
DiBuat Oleh : Direview Oleh : Client : Periode : Index :
Januari - Desember M Tanggal : Tanggal : Schedule : 2006
TOP
BAB IVLAPORAN KEUANGAN
PT. LABAMEN HEALTHCARE INDONESIA
14
NERACA SALDOPer 31 Desember 2006
KETERANGAN DEBET KREDIT
AKTIVA Aktiva Lancar Kas Rp 14.200.000,00 Piutang Dagang Rp 18.600.000,00 Asuransi Dibayar Dimuka Rp 7.900.000,00 Perlengkapan Kantor Rp 10.400.000,00 Aktiva Tetap Tanah Rp 4.000.000,00 Gedung Rp 80.000.000,00
Akum. Peny. Gedung Rp 7.500.000,00
Kendaraan Rp 106.000.000,00
Akum. Peny. Kendaraan Rp 27.500.000,00
HUTANG Hutang Dagang Rp 7.650.000,00 Sewa Gudang Diterima Dimuka Rp 5.400.000,00 Hutang Hipotik Rp 70.000.000,00 MODAL Modal Tn. NriaN Rp 44.700.000,00 PRIVE Prive Tn. NriaN Rp 18.000.000,00 PENDAPATAN Pendapatan Pelayanan Pindah Rp 209.000.000,00 Pendapatan Sewa Gudang Rp 26.400.000,00 BEBAN Beban Gaji Karyawan Rp 94.000.000,00 Beban Upah Supir Rp 14.400.000,00 Beban Sewa Peralatan Kantor Rp 3.000.000,00
Beban Bahan Bakar Minyak & Pemeliharaan Rp 23.450.000,00
Beban Bunga Rp 4.200.000,00
Berikut data - data penyesuaian :a. Pemeriksaan atas polis asuransi menunjukan bahwa Rp. 4.250.000,- telah dipakai selama tahun tersebutb. Persediaan Kantor yang ada Rp.2.785.000,-
c.Penyusutan atas gedung selama periodenya itu berjumlah Rp. 2.500.000,- dan untuk kendaraan Rp. 21.000.000,-
d. Bunga atas hipotik yang masih harus dibayar Rp. 1.400.000,-
15
e.Sewa Gudang sejumlah Rp. 1.950.000,- dan seluruh penerimaan dimuka telah menjadi pendapatan pada akhir periode.
f. Upah Supir yang mash harus dibayar sebesar Rp. 1.300.000g. Gaji karyawan kantor dibayar pada hari Jumat. Gaji mingguan untuk gaji karyawan kantor sebesar
Rp. 300.000,-.Tanggal 30 Desember 2006 jatuh pada tanggal pada hari selasa. (hari Sabtu Libur)
h. Sebesar Rp. 1.200.000,- telah diterima pada tanggal 30 Desember 2006 dari langganan untuk pekerjaan pemindahan yang akan dikerjakan pada bulan Januari 2007.
i. Piutang tak tertagih ditaksir sebesar 5% dari saldo piutang.
Diminta:
1. Jurnal penyesuaian
2. Laporan Keuangan Auditan
16