modul comm skill baru
DESCRIPTION
Communication skills basicTRANSCRIPT
-
Modul Communication Skill & General History Taking
MALANG 2010
Dasar-dasar Komunikasi &
History Taking Program Studi Pendidikan Dokter
Tahun Ajaran 2010/2011
-
1
Komunikasi Intrapersonal (Membangun Self Confidence)
1
I. DESKRIPSI MODUL
Kontributor Modul Arief Alamsyah, dr.,MARS Rachmad Sarwo Bekti, dr.,M.Kes
Area Kompetensi Modul ini merupakan bagian dari Pembelajaran Dasar-Dasar komunikasi efektif yang mencakup area kompetensi 1 (Komunikasi efektif)
Tujuan Pembelajaran Setelah menyelesaikan modul ini diharapkan mahasiswa diharapkan mampu untuk :
Membangun rasa percaya diri untuk berkomunikasi Berani berkomunikasi dengan orang lain
Metode Penjelasan / pengarahan Role play berpasangan
Peralatan Meja-kursi Multimedia
Waktu 50 menit
Tutor
Dr.Arief Alamsyah, MARS Dr.DjokoSantoso, M.Kes, DAHK Dr. Sri Andarini, M.Kes Dr.Rachmad Sarwo Bekti Dr.Endang Asmaningsih, DAHK,M.Kes Dr. Arliek Rio Julia, DAHK,M.Kes Dr. Pudjo Sanyoto, DAAK, M.Kes Dr. Chusnul Chuluq Ar, MPH Dr. Soemardini, MPd Dr. Kenti, M.Kes Dr. Wening Prastowo, Sp.F Dr. Eriko P, Sp.F Dr. Yuanita Mulyastuti Dr. Nurrahma W Dr. Diarisa
Evaluasi Formatif : peer review, standardized clients evaluation Summative : Ujian Tertulis
Referensi
1. Konsil Kedokteran Indonesia. 2006. Komunikasi Efektif Dokter-Pasien. Jakarta
2. Lloyd, Margaret., Borr, Robert B, 2004. Communication Skills for Medicine, second edition, Elsevier
-
2
Isilah Lembar Kerja Di Bawah Ini dengan penuh kejujuran kemudian anda harus menceritakan apa yang
telah anda tulis dalam lembar kerja ini kepada teman-teman dalam kelompok anda !
1. Saya Merasa Bangga dengan diri saya karena saya :
2. Kekuatan Saya Adalah :
3. Sesuatu yang saya dapat lakukan saat ini yang tahun lalu belum bisa saya lakukan adalah :
-
3
4. Prestasi terbesar dalam hidup saya adalah saat saya :
5. Saya ingin lebih baik dalam hal :
-
4
Mengenal Medical Terminolgy
2
I. DESKRIPSI MODUL
Kontributor Modul Arief Alamsyah, dr.,MARS Rachmad Sarwo Bekti, dr.,M.Kes
Area Kompetensi Modul ini merupakan bagian dari Pembelajaran Dasar-Dasar komunikasi efektif yang mencakup area kompetensi 1 (Komunikasi efektif)
Tujuan Pembelajaran Setelah menyelesaikan modul ini diharapkan mahasiswa diharapkan mampu untuk :
Mengenal beberapa terminologi kedokteran terpilih untuk memperlancar proses role play
Menyamakan persepsi antara komunikator dan komunikasn
Menyamakan persepsi antara Tutor dan mahasiswa
Metode Tugas rumah Diskusi Kelompok
Peralatan Tidak ada peralatan khusus
Waktu 50 menit
Tutor
Dr.Arief Alamsyah, MARS Dr.Djoko Santoso, M.Kes, DAHK Dr.Rachmad Sarwo Bekti Dr. Sri Andarini, M.Kes Dr.Endang Asmaningsih, DAHK,M.Kes Dr. Arliek Rio Julia, DAHK,M.Kes Dr. Pudjo Sanyoto, DAAK, M.Kes Dr. Chusnul Chuluq Ar, MPH Dr. Soemardini, MPd Dr. Kenti, M.Kes Dr. Wening Prastowo, Sp.F Dr. Eriko P, Sp.F Dr. Yuanita Mulyastuti Dr. Nurrahma W Dr. Diarisa
Evaluasi Formatif : Menjawab Pertanyaan Tutor
Carilah arti dari terminologi kedokteran terpilih di bawah ini bersama kelompok anda. Gunakanlah
Kamus Kedokteran dan literatur lain yang relevan. Diskusikan bersama kelompok anda !
-
5
No. Terminologi Kedokteran Arti
1. Diare
2. Disentri
3. Stroke
4. Hemiplegi
5. Hemiparese
6. ISPA
7. Angina Pectoris
8. Infarc Myocard Acute (IMA)
9. Scabies
10. Low back Pain (LBP)
11. Hernia Nucleus Pulposus (HNP)
12. Dehidrasi
13. Pharingitis
14. Tension Headache (THA)
15. Hipertensi
16. Vertigo
17. Carcinoma Cervix
18. Anemia
19. Chronic Obstructive Pulmonary Disease (COPD)
20. Syok Hipovolemik
21. Febris
22. Obesitas
23. Appendicitis
24. Oedem
25. Hematom
-
6
Kemampuan Mendengarkan (Listening)
3
I. DESKRIPSI MODUL
Kontributor Modul Arief Alamsyah, dr.,MARS Rachmad Sarwo bekti,dr
Area Kompetensi Modul ini merupakan bagian dari Pembelajaran Dasar-Dasar komunikasi efektif yang mencakup area kompetensi 1 (Komunikasi efektif)
Overview Modul Pasien sangat merasa dihargai oleh dokter yang mendengar mereka dengan positif dan penuh empati. Mendengar adalah keterampilan komunikasi yang paling banyak dibanding dengan keterampilan komunikasi yang lain. Penelitian Barker (1980) menunjukkan bahwa :
- 53 % komponen komunikasi adalah mendengar - 17 % membaca - 16 % berbicara - 14 % menulis
Oleh karena itu keterampilan Mendengar adalah keterampilan dasar yang sangat bermanfaat (valuable skill) yang harus dipelajari
Tujuan Pembelajaran
Setelah menyelesaikan modul ini diharapkan mahasiswa diharapkan mampu untuk :
- Perform appropriate active listening skill
Metode Konseptualisasi Role Play
Peralatan Meja dan kursi duduk Dokter dan Pasien Alat tulis LCD
Waktu 50 menit
Tutor
Dr.Arief Alamsyah, MARS Dr.Djoko Santoso, M.Kes, DAHK Dr.Rachmad Sarwo Bekti Dr. Sri Andarini, M.Kes Dr.Endang Asmaningsih, DAHK,M.Kes Dr. Arliek Rio Julia, DAHK,M.Kes Dr. Pudjo Sanyoto, DAAK, M.Kes Dr. Chusnul Chuluq Ar, MPH Dr. Soemardini, MPd Dr. Kenti, M.Kes Dr. Wening Prastowo, Sp.F Dr. Eriko P, Sp.F
-
7
Dr. Yuanita Mulyastuti Dr. Nurrahma W Dr. Diarisa
Evaluasi Formatif : peer review, standardized clients evaluation Summative : Observasi performa mahasiswa dengan criterion reference) dengan Borderline..
Referensi
1. Konsil Kedokteran Indonesia. 2006. Komunikasi Efektif Dokter-PAsien. Jakarta
2. Lloyd, Margaret., Borr, Robert B, 2004. Communication Skills for Medicine, second edition, Elsevier
II. PROSEDUR
Prosedur ini adalah prosedu latihan yang harus dilakukan oleh mahasiswa untuk berlatih
menggunakan keterampilan mendengar
1. Persiapan a. Mahasiswa 2 orang mahasiswa duduk berpasang-pasangan: 1 mahasiswa yang
lain menjadi writer (penulis). Masing-masing mahasiswa harus pernah menjadi sender, massage dan writer
b. Tutor Tutor mendampingi mahasiswa untuk memberikan masukan dan/atau koreksi
c. Alat Naskah skenario latihan Meja kursi
2. Prosedur Teknis 1. Buat grup yang beranggota 3 orang mahasiswa (A,B dan C) 2. Masing-masing mahasiswa memegang 1 kartu berisi skenario
(bacaan kasus) yang berbeda-beda dan kartu kosong 3. Mahasiswa yang memegang kartu A(sender) membacakan
informasi (kasus kartu A) pada mahasiswa B (message) sampai selesai (tidak boleh diulang atau dicatat), sementara mahasiswa C menunggu diluar.
4. Mahasiswa C masuk. Informasi dari mahasiswa A disampaikan oleh mahasiswa B dan dicatat oleh mahasiswa C.
5. Aturan :
Tidak Boleh Interupsi
Tidak boleh diulang 6. Kros cek hasil tulisan C dengan isi kasus A 7. Diskusikan kekurangan dan kelebihannya
3. Pencatatan Mahasiswa mencatat hasil diskusi
-
8
Behavior Skills Check List
KETRAMPILAN KOMUNIKASI (LATIHAN MENDENGARKAN)
Nama :
NIM :
Kelompok :
Tanggal :
No Jenis kegiatan Nilai
0 1 2
1. Mengulangi kata-kata kunci yang disampaikan sender (90%)
2. Merespon kata yang diucapkan sender
Keterangan: 0 = tidak dikerjakan
1. = dikerjakan tetapi kurang sesuai/benar 2. = dikerjakan dengan benar
Jumlah nilai
Nilai akhir = -------------------------- x 100 =
4
-
9
Memulai Wawancara (Beginning an interview)
4
I. DESKRIPSI MODUL
Kontributor Modul Arief Alamsyah, dr.,MARS Rachmad Sarwo Bekti, dr.,M.Kes
Area Kompetensi Modul ini merupakan bagian dari Pembelajaran Dasar-Dasar komunikasi efektif yang mencakup area kompetensi 1 (Komunikasi efektif)
Overview modul Salah satu tujuan melakukan wawancara dengan pasien adalah menggali informasi lebih dalam tentang kondisi pasien sehingga seorang dokter dapat memberikan bantuan yang tepat. Informasi yang didapat diusahakan harus akurat, lengkap dan relevan. Untuk mendapatkan informasi tersebut dibutuhkan hubungan yang baik antara dokter dan pasien. Membina hubungan terapeutik dengan pasien dapat dimulai sejak awal wawancara.
Tujuan Pembelajaran Setelah menyelesaikan modul ini diharapkan mahasiswa diharapkan mampu untuk :
Menciptakan hubungan baik dokter-pasien
Memulai suatu wawancara dalam konteks pelayanan kesehatan atau konsultasi dokter-pasien dengan baik
Metode Penjelasan / pengarahan Role play berpasangan
Peralatan Meja-kursi Multimedia Skenario
Waktu 50 menit
Tutor
Dr.Arief Alamsyah, MARS Dr.Djoko Santoso, M.Kes, DAHK Dr.Rachmad Sarwo Bekti Dr. Sri Andarini, M.Kes Dr.Endang Asmaningsih, DAHK,M.Kes Dr. Arliek Rio Julia, DAHK,M.Kes Dr. Pudjo Sanyoto, DAAK, M.Kes Dr. Chusnul Chuluq Ar, MPH Dr. Soemardini, MPd Dr. Kenti, M.Kes
-
10
Dr. Wening Prastowo, Sp.F Dr. Eriko P, Sp.F Dr. Yuanita Mulyastuti Dr. Nurrahma W Dr. Diarisa
Evaluasi Formatif : peer review, standardized clients evaluation Summative : Ujian tertulis
Referensi
1. Konsil Kedokteran Indonesia. 2006. Komunikasi Efektif Dokter-PAsien. Jakarta
2. Lloyd, Margaret., Borr, Robert B, 2004. Communication Skills for Medicine, second edition, Elsevier
READER SETTING & BEGINNING INTERVIEW
Setting Interview :
Privasi pasien penting diperhatikan
Pasien yang berbaring ditempat tidur berbeda cara melakukan komunikasi dengan pasien yang bisa
duduk/berdiri, informasi menjadi sensitif bila dapat didengarkan/ di ketahui oleh pasien sebelahnya
melalui gorden. Jika tidak menemukan seting yang tepat, cari alternative ex: bawa ketempat/ ruang
interview yang lebih privasi.
Yakinkan lingkungan: penerangan, suhu dan semuanya nyaman.
Penataan tempat duduk sangatlah penting, ada tiga macam cara penataan tempat wawancara dokter-
pasien : 1. Dokter dan pasien duduk berhadapan dengan ada pembatas meja. 2. Duduk menyamping di
sudut meja. 3. Duduk berhadapan tanpa ada pembatas meja. Jarak dokterpasien 4-9 feet (1- 2 m)
Memulai wawancara :
Lakukan setting informal untuk membuat pasien lebih nyaman dapat dilakukan hal hal berikut ini :
Merenungkan pengalaman yang diutarakan pasien
Bagaimana perasaan anda sebelum dan selama wawancara dengan dokter
Apakah ada sesuatu yang,membantu anda merasa nyaman ?
Jika ya, coba katakan apa yang membuat anda merasa nyaman
Jika tidak, coba katakan apa yang membuat anda tidak merasa nyaman Langkah-langkah memulai wawancara:
Setting nyaman :
Disapa dengan memanggil nama ( tahu dari catatan status pasien dari suster ) dan diajak berjabat tangan , hal ini untuk membangun suatu keakraban
-
11
Ditunjukkan tempat duduknya ( mari silahkan duduk )
Dokter / pewawancara memperkenalkan diri dan menjelaskan prosedur pemeriksaan
Dokter/ pewawancara berikan perhatian / tertarik pada jawaban jawaban yang diberikan pasien
Kadang-kadang strategi ini ada beberapa atau semua terlupakan / ditinggalkan oleh dokter. Keadaan
inilah merupakan awal yang tidak memuaskan dan kemungkinan besar akan berakibat konsultasi
dengan dokter tidak memuaskan pasien.
II. PROSEDUR
1. Persiapan a. Mahasiswa (sbg
dokter) Mempersiapkan diri untuk berperan sebagai dokter (pakaian
harus sopan, sikap, atribut dokter yang baik dan benar) b. Mahasiswa (sbg
pasien atau sbg pengantar pasien)
Mempersiapkan diri untuk berperan sebagai pasien
c. Tutor Tutor mendampingi mahasiswa dengan membawa checklist (lembar evaluasi)
Tutor mengamati semua kegiatan yang dilakukan mahasiswa d. Lingkungan Mempersiapkan setting ruangan (terdapat meja dan kursi)
Membuat suasana nyaman
Memastikan privasi pasien terjaga (ruangan tertutup) Keterangan: setting ruangan tergantung situasi dan kondisi saat pasien datang
2. Prosedur Teknis 1. Bagi kelas menjadi kelompok-kelompok kecil (15-17 mahasiswa) 2. Dua orang mahasiswa bermain peran dokter
Salah satu mahasiswa ditunjuk sebagai sebagai dokter, yang lain sebagai pasien (Bergantian, semua mahasiswa harus berlatih sebagai dokter)
3. Mahasiswa yang tidak bermain peran juga bertindak sebagai , sebagai evaluator
Tugas: 1. Mahasiswa diminta untuk memperagakan cara memulai
wawancara. 2. Diskusikan Kelebihan dan hal-hal yang perlu diperbaiki
3. Pencatatan Pada sesi ini tidak ada proses pencatatan
-
12
Behavior Skills Check List
BEGINNING AN INTERVIEW
Nama :
NIM :
Kelompok :
Tanggal :
No Activity Skors
0 1 2
1. Set an interview(perhatikan posisi, jarak, privasi)
2. Memanggil pasien dengan nama dan tersenyum ramah
3. Meminta pasien masuk ruangan
4. Salam dan berjabat tangan
5. Mempersilahkan pasien untuk duduk
6. Memperkenalkan diri
7. Mengklarifikasi nama, usia, alamat, pekerjaan dan status keluarga pada
pasien.
8. Menjelaskan peran dokter dan menegaskan kerahasiaan wawancara
9. Menanyakan keluhan utama
Explanation:0 = Tidak dilakukan
1 = Dikerjakan tetapi kurang sesuai/benar 2 = Dikerjakan dengan baik
Total Skor
Nilai = -------------------------- x 100 =
18
-
13
Kemampuan Bertanya (Asking Questions)
5
I. DESKRIPSI MODUL
Kontributor Modul Arief Alamsyah, dr.,MARS Rachmad Sarwo Bekti, dr.
Area Kompetensi Modul ini merupakan bagian dari Pembelajaran Dasar-Dasar komunikasi efektif yang mencakup area kompetensi 1 (Komunikasi efektif)
Overview Modul Salah satu tujuan melakukan wawancara dengan pasien adalah mendapatkan informasi tentang kondisi pasien sehingga seorang dokter dapat memberikan bantuan yang tepat. Informasi yang didapat diusahakan harus akurat, lengkap dan relevan. Cara yang paling baik mendapatkan informasi adalah dengan bertanya. Dokter harus memiliki kemampuan bertanya baik memberikan pertanyaan terbuka maupun tertutup (open and closed questions). Berbagai kelemahan sering dilakukan dokter dalam memberikan pertanyaan seperti :
- Bertanya terlalu banyak pertanyaan sehingga tidak memberi kesempatan yang cukup bagi pasien untuk menceritakan masalahanya dengan bahasanya sendiri
- Pertanyaan terlalu panjang, kompleks dan membingungkan
- Pertanyaan menimbulkan bias pemahaman Oleh karena itu keterampilan bertanya adalah keterampilan dasar yang sangat bermanfaat (valuable skill) yang harus dipelajari
Tujuan Pembelajaran
Pada akhir pelaksanaan modul diharapkan mahasiswa mampu untuk:
Membuat macam-macam pertanyaan tertutup dan terbuka
Mengajukan pertanyaan terbuka dan tertutup dalam konteks wawancara dokter-pasien dengan tujuan dan cara yang tepat
Metode Penjelasan menggunakan slide presentation dan belajar bermain peran (role play) bersama teman
Peralatan Meja dan kursi duduk dokter dan pasien Alat tulis LCD
Waktu 50 menit
-
14
Tutor
Dr.Arief Alamsyah, MARS Dr.Djoko Santoso, M.Kes, DAHK Dr.Rachmad Sarwo Bekti Dr. Sri Andarini, M.Kes Dr.Endang Asmaningsih, DAHK,M.Kes Dr. Arliek Rio Julia, DAHK,M.Kes Dr. Pudjo Sanyoto, DAAK, M.Kes Dr. Chusnul Chuluq Ar, MPH Dr. Soemardini, MPd Dr. Kenti, M.Kes Dr. Wening Prastowo, Sp.F Dr. Eriko P, Sp.F Dr. Yuanita Mulyastuti Dr. Nurrahma W Dr. Diarisa
Evaluasi Formatif : peer review, standardized clients evaluation Summative : Ujian Tertulis
Referensi
1. Konsil Kedokteran Indonesia. 2006. Komunikasi Efektif Dokter-PAsien. Jakarta
2. Lloyd, Margaret., Borr, Robert B, 2004. Communication Skills for Medicine, second edition, Elsevier
II. PROSEDUR
Prosedur ini adalah prosedur latihan yang harus dilakukan oleh mahaiswa untuk berlatih
menggunakan keterampilan bertanya baik pertanyaan terbuka maupun tertutup
2.1. Keterampilan bertanya
1. Persiapan a) Mahasiswa Mahasiswa duduk berpasang-pasangan seperti dokter dan pasien
b) Tutor Tutor mendampingi mahasiswa untuk memberikan masukan dan/atau
koreksi
c) Alat Naskah skenario latihan; Meja kursi
4. Prosedur Teknis 1. Buat grup yang beranggota 2 orang mahasiswaberpasangan 2. Mahasiswa A ditunjuk sebagai sebagai dokter, mahasiswa B
sebagai pasien 3. Mahasiswa yang berperan sebagai dokter memberikan
pertanyaan-pertanyaan terbuka dan tertutup kepada pasien Tugas : 1. Buat pertanyaan terbuka dan tertutup sesuai kasus 3. Diskusikan kekurangan dan kelebihannya
Alat dan Bahan :
-
15
Kartu Kosong
Behavioral Skills Check List
KETRAMPILAN KOMUNIKASI(LATIHAN BERTANYA)
Nama :
NIM :
Kelompok :
Tanggal :
No Jenis kegiatan Nilai
0 1 2
1. Set an interview
2. Memanggil pasien dengan nama dan tersenyum ramah
3. Meminta pasien masuk ruangan
4. Salam dan berjabat tangan
5. Mempersilahkan pasien untuk duduk
6. Memperkenalkan diri
7. Mengklarifikasi nama, usia, alamat, pekerjaan dan status keluarga pada pasien.
8. Menjelaskan peran dokter dan menegaskan kerahasiaan wawancara
9. Menanyakan keluhan utama
10. Using closed questions (5 question minimum)
11. Using open questions (5 question minimum)
Keterangan: 0 = tidak dikerjakan
1. = dikerjakan tetapi kurang sesuai/benar 2. = dikerjakan dengan benar
Jumlah nilai Nilai akhir = -------------------------- x 100 = 22
Kartu Membuat Pertanyaan Terbuka & Tertutup
Tuliskan Pertanyaan Terbuka & Tertutup
Mainkan peran Dokter-Pasien dengan pertanyaan yang saudara buat
-
16
Respon Empati
6
I. DESKRIPSI MODUL
Overview modul Komunikasi antara dokter dan pasien dapat berjalan efektif jika dokter dapat memberikan respon empati kepada pasien yang dihadapi. Empati adalah kemampuan dokter untuk menempatkan diri pada situasi atau kondisi yang dialami pasien tanpa harus larut dalam suasana hati pasien. Empati merupakan tingkatan tertinggi dari proses rapport (jalinan hubungan) antara seorang dokter dengan pasiennya. Respon empati dapat dilakukan melalui mendengar empati dan berbicara empati kepada pasien. Manual komunikasi efektif dokter-pasien dari KKI mendasarkan respon empati dokter menurut pendapat Byloun and Makoul (2002) dimana terdapat 6 level empati yaitu :
1. Level 0 : Dokter menolak sudut pandang pasien 2. Level 1 : Dokter mengenali sudut pandang pasien secara
sambil lalu 3. Level 2 : Dokter mengenali sudut pandang pasien secara
implisit 4. Level 3 : Dokter menghargai pendapat pasien 5. Level 4 : Dokter mengkonfirmasi kepada pasien 6. Level 5 : Dokter berbagi perasaan dan pengalaman
Tujuan Pembelajaran
Melatih mahasiswa untuk memiliki level empati 3-5 menurut level empati dari Byloun and Makoul (2002) yang terdapat dalam manual komunikasi efektif dokter-pasien dari Konsil Kedokteran Indonesia (KKI).
Metode a. Menjelaskan kepada mahasiswa pentingnya bersikap empati, pengertian empati dan level empati dengan slide presentation
b. Mahasiswa berlatih memberikan respon empati dengan berpasangan bersama teman
Peralatan Meja dan kursi duduk dokter dan pasien Alat tulis LCD
Waktu 50 menit
Tutor
Dr.Arief Alamsyah, MARS Dr.Djoko Santoso, M.Kes, DAHK Dr.Rachmad Sarwo Bekti Dr. Sri Andarini, M.Kes Dr.Endang Asmaningsih, DAHK,M.Kes
-
17
Dr. Arliek Rio Julia, DAHK,M.Kes Dr. Pudjo Sanyoto, DAAK, M.Kes Dr. Chusnul Chuluq Ar, MPH Dr. Soemardini, MPd Dr. Kenti, M.Kes Dr. Wening Prastowo, Sp.F Dr. Eriko P, Sp.F Dr. Yuanita Mulyastuti Dr. Nurrahma W Dr. Diarisa
Evaluasi Formatif : peer review, standardized clients evaluation Summative : Ujian Tertulis
Referensi
1. Konsil Kedokteran Indonesia. 2006. Komunikasi Efektif Dokter-PAsien. Jakarta
2. Lloyd, Margaret., Borr, Robert B, 2004. Communication Skills for Medicine, second edition, Elsevier
II. PROSEDUR
2.1. Keterampilan Memberikan Respon Empati
1. Persiapan
a. Mahasiswa Mahasiswa duduk berpasangan selayaknya dokter dan pasien
b. Tutor Tutor mendampingi mahasiswa untuk memberikan masukan dan/atau koreksi
c. Alat Naskah skenario latihan empati Meja kursi
4. Prosedur Teknis - Mahasiswa duduk berpasang-pasangan - Salah satu mahasiswa ditunjuk sebagai sebagai dokter, yang lain
sebagai pasien - Mahasiswa diberikan naskah respon empatik - Mulai dengan ketrampilan pertama yaitu: mengawali wawancara
Pencatatan Mahasiswa yang bertugas sebagai pasien diminta mencatat ungkapan empatik dari temannya yang berlaku sebagai dokter
-
18
Alat dan Bahan :
Kartu DOKTER BAIK :
Petunjuk :
Anda akan berperan sebagai dokter baik. Tugas anda adalah merespon cerita pasien dengan
menggunakan respon di bawah ini. Semua respon harus anda gunakan. Saat kapan respon itu anda
gunakan terserah kepada anda. Berlakulah sebagaimana dokter sebenarnya.
Respon Verbal
Respon Non Verbal
Jadi anda merasakan .......(dokter mengulang cerita pasien)
Mencondongkan badan ke arah pasien
Saya memahami jika anda merasa.....
Menganggukkan kepala
Saya mengerti kekhawatiran anda......
Kontak mata
Saya mendengar tadi anda mengatakan..... (sesuai cerita pasien).....Bisa anda ceritakan lebih jelas
Mimik muka perhatian dan merasakan apa yang dirasakan pasien
Ehm.....ya...ya....saya memahami
-
19
Behavioral Skills Check List
KETRAMPILAN KOMUNIKASI(LATIHAN RESPON EMPATI)
Nama :
NIM :
Kelompok :
Tanggal :
No Jenis kegiatan Nilai
0 1 2
1. Setting wawancara
2. Menyapa pasien dengan menyebut nama & senyum
3. Mempersilakan masuk
4. Berjabat tangan
5. Mempersilahkan duduk
6. Memperkenalkan diri kepada pasien
7. Menanyakan kembali identitas pasien: nama, usia, tempat tinggal, pekerjaan, status keluarga
8. Menjelaskan tujuan wawancara dan menegaskan dokter menjaga kerahasiaan pasien
9. Memulai bertanya keluhan utama pasien
10. Melakukan respon empati verbal dengan benar
11. Melakukan respon empati non verbal dengan benar
Keterangan: 0 = tidak dikerjakan
1 = dikerjakan tetapi kurang sesuai/benar 2 = dikerjakan dengan benar
Jumlah nilai
Nilai akhir = -------------------------- x 100 =
22
-
20
Memberikan Informasi Hasil Pemeriksaan
(Giving Information)
7
I. DESKRIPSI MODUL
Overview modul Setelah melakukan wawancara dan pemeriksaan fisik, seorang dokter harus memberikan informasi mengenai hasil pemeriksaan, diagnosis dan rencana pengobatan lebih lanjut. Cara memberikan Informasi sangat tergantung pada karakteristik dari pasien tersebut. Kegagalan dalam memberi informasi dan memberi penjelasan merupakan penyebab utama ketidak puasan pada pasien. Informasi yang diberikan dengan baik bertujuan untuk: 1. Membantu pasien memahami keadaannya 2. Mengurangi kecemasan dan ketidak pastian sejauh mungkin 3. Membuat pasien menjadi koopeatif dalam memecahkan
masalahnya Langkah-langkah :
Describe what information you plan to give Hasil pemeriksaan fisik Hasil test laboratorium Diagnosis (atau diagnosis sementara) Penyebab masalah Kepentingan dari pemeriksaan penunjang Rencana terapi dan/atau tindakan Prognosis Advis gaya hidup
Outline structure of interview Contoh : Baik, pak sekarang saya akan menjelaskan tentang gejala bapak, pertama tentang kemungkinan penyakitnya, kedua tentang penyebabnya, ketiga tentang pemeriksaan lanjutan yang bapak butuhkan dan terakhir tentang penangananya
Use appropriate language Kalimat pendek
Hindari kata-kata medis Use Drawings
Gunakan gambar, model, foto dll Explore patients view
Contoh : Bagaimana bapak sudah memahami tentang masalah bapak, atau ada yang perlu bapak tanyakan ?
Negotiate Management Berikan advis gaya hidup (Ajari caranya !!!) Berikan realistic target
Check understanding
-
21
Tujuan Pembelajaran
Memberikan ketrampilan kepada mahasiswa agar mampu memberi informasi tentang hasil pemeriksaan dan menjelaskan rencana pengobatan dan diagnosis lebih lanjut.
Metode Penjelasan menggunakan slide presentation, demonstrasi, belajar mandiri bersama teman atau role play bersama teman
Peralatan Meja dan kursi duduk dokter dan pasien Alat tulis LCD
Waktu 50 menit
Tutor
Dr.Arief Alamsyah, MARS Dr.Djoko Santoso, M.Kes, DAHK Dr.Rachmad Sarwo Bekti Dr. Sri Andarini, M.Kes Dr.Endang Asmaningsih, DAHK,M.Kes Dr. Arliek Rio Julia, DAHK,M.Kes Dr. Pudjo Sanyoto, DAAK, M.Kes Dr. Chusnul Chuluq Ar, MPH Dr. Soemardini, MPd Dr. Kenti, M.Kes Dr. Wening Prastowo, Sp.F Dr. Eriko P, Sp.F Dr. Yuanita Mulyastuti Dr. Nurrahma W Dr. Taufiq Nur Budaya
Evaluasi Formatif : peer review, standardized clients evaluation Summative : Ujian Tulis
Referensi
1. Konsil Kedokteran Indonesia. 2006. Komunikasi Efektif Dokter-PAsien. Jakarta
2. Lloyd, Margaret., Borr, Robert B, 2004. Communication Skills for Medicine, second edition, Elsevier
-
22
II. PROSEDUR
Prosedur ini adalah prosedur latihan yang harus dilakukan oleh mahasiswa untuk berlatih memberi
informasi hasil pemeriksaan dan memberi penjelasan tentang diagnosis dan pengobatan selanjutnya.
Persiapan
a. Mahasiswa Mahasiswa duduk berpasang-pasangan selayaknya dokter dan pasien
b. Tutor Tutor mendampingi mahasiswa untuk memberikan masukan dan/atau koreksi
c. Alat Naskah skenario latihan Meja kursi
d. Prosedur Teknis
- Mahasiswa duduk berpasang-pasangan - Salah satu mahasiswa ditunjuk sebagai sebagai dokter, yang lain
sebagai pasien - Mahasiswa diberikan naskah skenario dimana mahasiswa yang
bertugas sebagai dokter harus memberi informasi hasil pemeriksaan, diagnosa dan rencana pengobatan selanjutnya.
e. Pencatatan Tidak Ada Pencacatatan
-
23
Behavioral Skills Check List
KETRAMPILAN MEMBERIKAN INFORMASI
(GIVING INFORMATION)
Nama :
NIM :
Kelompok :
Tanggal :
No Jenis kegiatan Nilai
0 1 2
1. Menyimpulkan problem pasien
2. Menggali sejauh mana pemahaman pasien mengenai masalahnya
3. Menyebutkan garis besar (outline)informasi yang akan disampaikan
4. Menggunakan kalimat umum bukan kata-kata medis (Jika terpaksa
menggunakan kata-kata medis harus dijelaskan kepada pasien)
5. Gunakan gambar, model dan foto Rontgen (minimal komunikasi non
verbal sehingga lebih jelas)
6. Mengecek kembali apakah pasien mengerti
7. Berikan advis gaya hidup
8. Tanyakan kembali apakah anda yang belum jelas
Keterangan: 0 = tidak dikerjakan
1 = dikerjakan tetapi kurang sesuai/benar
2 = dikerjakan dengan benar
Jumlah nilai
Nilai akhir = -------------------------- x 100 =
16
-
24
Menggali Riwayat Penyakit Saat Ini (History of Present Illness)
8
I. DESKRIPSI MODUL
Overview Menggali riwayat penyakit saat ini wajib dilakukan sebagai penuntun menegakkan diagnosa. Penggalian riwayat penyakit (anamnesis) dapat dilakukan melalui pertanyaan-pertanyaan terbuka dahulu, yang kemudian diikuti pertanyaan tertutup yang membutuhkan jawaban ya atau tidak. Dokter merupakan seorang ahli yang akan menggali riwayat kesehatan pasien sesuai kepentingan medis (Disease Perspective). Selama proses ini terus dilakukan fasilitasi agar pasien mengungkapkan keluhannya dengan terbuka, serta proses negosiasi saat dokter hendak melakukan komunikasi satu arah maupun rencana tindakan medis.
Tujuan Pembelajaran
Memberikan ketrampilan kepada mahasiswa agar mampu: 1. Mendapatkan riwayat penyakit pasien saat ini secara lengkap,
akurat, dan relevan 2. Mengklarifikasi persepsi pasien yang kurang benar terhadap
penyakitnya 3. Mengetahui sikap pasien terhadap permasalahannya
Metode Video, demonstrasi, belajar mandiri, praktek bersama teman atau role play
Peralatan Alat tulis, buku catatan medis pasien
Waktu 50 menit
Tutor
Dr.Arief Alamsyah, MARS Dr.Djoko Santoso, M.Kes, DAHK Dr.Rachmad Sarwo Bekti Dr. Sri Andarini, M.Kes Dr.Endang Asmaningsih, DAHK,M.Kes Dr. Arliek Rio Julia, DAHK,M.Kes Dr. Pudjo Sanyoto, DAAK, M.Kes Dr. Chusnul Chuluq Ar, MPH Dr. Soemardini, MPd Dr. Kenti, M.Kes Dr. Wening Prastowo, Sp.F Dr. Eriko P, Sp.F Dr. Yuanita Mulyastuti Dr. Nurrahma W Dr. Diarisa
Evaluasi
Formatif: Skill drill test dengan demonstrasi/ role play yang diobservasi berdasar checklist. Sumatif : Ujian Tertulis
-
25
Referensi
1. Konsil Kedokteran Indonesia. 2006. Komunikasi Efektif Dokter Pasien. Jakarta
2. Margaret LLoyd-Robert BOR. 2004. Communication Skills for Medicine, second edition
3. Suzanne Kurtz, Jonathan Silverman and Juliet Draper. 2005. Teaching and Learning Communication Skill in Medicine, second edition Oxford San Francisco
II. PROSEDUR
1. Persiapan
a. Dokter 1. Menyiapkan penampilan dokter 3. Sikap, tingkah laku, pakaian yang dikenakan harus rapi, karena
penampilan dokter mempengaruhi komunikasi antara dokter dan pasien.
2. Menyiapkan mental supaya percaya diri 3. Menyiapkan pertanyaan2
b. Peralatan Alat tulis, buku catatan medis pasien
c. Pasien dan lingkungan
Persiapan pasien: 1. Tempat duduk dokter-pasien harus nyaman, pada level yang
sejajar yang memungkinkan untuk melihat/ memperhatikan satu sama lain.
2. Tidak harus ada pembatas meja 3. Pastikan pintu tertutup untuk menjaga privasi mereka
2.Prosedur Teknis - Mahasiswa duduk berpasang-pasangan - Salah satu mahasiswa ditunjuk sebagai sebagai dokter, yang
lain sebagai pasien Menanyakan dengan pertanyaan terbuka
Menanyakan dengan pertanyaan tertutup
1. Waktu kejadian (When?). 2. Tempat (lokasi) nyeri (Where?). 3. Penyebaran (radiation). 4. Tingkat nyeri (severity). 5. Sifat (Character) nyeri. 6. Progresifitas nyeri (progressivity). 7. Gejala penyerta (associated factors). 8. Faktor pencetus (precipitating facotrs). 9. Faktor yang menghentikan rasa nyeri (relieving factors).
10. Efek lain apa yang mengganggu kualitas hidup.
3.Pencatatan Catat hal-hal yang di temukan dan terkait dengan riwayat penyakit pasien saat ini
-
26
Behavioral Skills Check List
KETRAMPILAN KOMUNIKASIMENGGALI RIWAYAT SAAT INI
Nama :
NIM :
Kelompok :
Tanggal :
No Jenis kegiatan Nilai
0 1 2
1. Set an interview
2. Memanggil pasien dengan nama dan tersenyum ramah
3. Meminta pasien masuk ruangan
4. Salam dan berjabat tangan
5. Mempersilahkan pasien untuk duduk
6. Memperkenalkan diri
7. Mengklarifikasi nama, usia, alamat, pekerjaan dan status keluarga pada pasien.
8. Menjelaskan peran dokter dan menegaskan kerahasiaan wawancara
9. Menanyakan keluhan utama
10. Menanyakan lokasi keluhan (Where)
11. Menanyakan kapan terjadinya (When)
12. Menanyakan kenapa terjadi keluhan menurut persepsi pasien (Why)
13. Menyakan seberapa berat (Severity) (Contoh : sangat nyeri/nyeri/agak nyeri)
14. Menyakan sifat keluhan (Character) (Contoh : seperti ditusuk, seperti ditekan benda barat)
15. Menanyakan progresifitas keluhan (progressivity) (Contoh : dalam 2 hari nyeri bertambah hebat)
16. Menayakan penyebaran atau penjalaran (radiation) (Contoh : Menjalar dari dada ke lengan kiri)
17. Menyakakan faktor yang memperberat dan faktor yang meringankan(Agravating dan alleviating factors) (Contoh : nyeri berkurang jika dibuat istirahat)
Keterangan: 0 = tidak dikerjakan
1 = dikerjakan tetapi kurang sesuai/benar
2. = dikerjakan dengan benar
Jumlah nilai
Nilai akhir = -------------------------- x 100 =
34
-
27
Mengidentifikasi Permasalahan Kesehatan Masa Lalu
9
I. DESKRIPSI MODUL
Overview Riwayat penyakit terdahulu Informasi tentang penyakit yang diderita sebelumnya sangat penting, kemungkinan berhubungan dengan penyakit yang sedang dideritanya sekarang dan berpengaruh pada penatalaksanaannya. Sebagai contoh: seorang datang dengan keluhan buang air besar, tanyakan penyakit yang pernah diderita pada masa lalu; apakah pernah mengalami kecelakaan, pernah dioperasi, dsb? Hal ini perlu dipikirkan bahwa kecelakaan dan operasi yang dialami berhubungan dengan keluhan yang sekarang diderita yaitu problem buang air besar. Pada saat melakukan anamnesis permasalahan kesehatan masa lalu, seringkali dipergunakan pertanyaan tertutup karena yang dibutuhkan adalah informasi yang spesifik. Ini semua tergantung dari spesifikasi keluhan. Secara khusus tanyakan tentang kemungkinan pernah menderita penyakit tuberkulosis, demam reuma, diabetes, allergi, asthma, penyakit infeksi, dll.
Tujuan Pembelajaran Memberikan ketrampilan kepada mahasiswa agar mampu mengidentifikasi penyakit/ permasalahan kesehatan di masa lalu
Metode Video, demonstrasi, belajar mandiri, praktek bersama teman atau role play
Peralatan Alat tulis, buku catatan medis pasien
Waktu 50 menit
Tutor
Dr.Arief Alamsyah, MARS Dr.Djoko Santoso, M.Kes, DAHK Dr.Rachmad Sarwo Bekti Dr.Endang Asmaningsih, DAHK,M.Kes Dr. Arliek Rio Julia, DAHK,M.Kes Dr. Pudjo Sanyoto, DAAK, M.Kes Dr. Chusnul Chuluq Ar, MPH Dr. Soemardini, MPd Dr. Kenti, M.Kes Dr. Wening Prastowo, Sp.F Dr. Eriko P, Sp.F Dr. Yuanita Mulyastuti Dr. Nurrahma W Dr. Diarisa
Evaluasi
Skill drill test dengan demonstrasi/ role play yang diobservasi berdasar checklist Sumatif : Ujian tertulis
-
28
Referensi
1. Konsil Kedokteran Indonesia. 2006. Komunikasi Efektif Dokter Pasien. Jakarta
2. Margaret LLoyd-Robert BOR. 2004. Communication Skills for Medicine, second edition
3. Suzanne Kurtz, Jonathan Silverman and Juliet Draper. 2005. Teaching and Learning Communication Skill in Medicine, second edition Oxford San Francisco
II. PROSEDUR
1. Persiapan
a. Dokter 1. Menyiapkan penampilan dokter 4. Sikap, tingkah laku, pakaian yang dikenakan harus rapi, karena
penampilan dokter mempengaruhi komunikasi antara dokter dan pasien.
2. Menyiapkan mental supaya percaya diri 3. Menyiapkan pertanyaan2
b. Peralatan Alat tulis, buku catatan medis pasien
c. Pasien dan lingkungan
1. Tempat duduk dokter-pasien harus nyaman, pada level yang sejajar yang memungkinkan untuk melihat/ memperhatikan satu sama lain.
2. Tidak harus ada pembatas meja 3. Pastikan pintu tertutup untuk meyakinkan privasi mereka
2.Prosedur Teknis 1. Mahasiswa duduk berpasang-pasangan 2. Salah satu mahasiswa ditunjuk sebagai sebagai dokter, yang
lain sebagai pasien Dokter bertanya kepada pasien tentang: Kondisi kesehatan pada masa lalu Penyakit yang pernah dideritanya: penyakit kronis Riwayat masuk rumah sakit Riwayat operasi Riwayat kecelakaan Riwayat ginekologis: kehamilan Pemeriksaan kesehatan rutin yang dilakukan
Gunakan pertanyaan tertutup yang telah disediakan
3.Pencatatan Catat hal-hal yang di temukan dan terkait dengan permasalahan kesehatan masa lalu pasien
-
29
Behavioral Skills Check List
KETRAMPILAN KOMUNIKASIMENGGALI RIWAYAT KESEHATAN MASA LALU
Nama :
NIM :
Kelompok :
Tanggal :
No Jenis kegiatan Nilai
0 1 2
1. Riwayat penyakit kronis (Contoh : Diabetes)
2. Riwayat mondok (opname) di RS
3. Riwayat pembedahan
4. Riwayat trauma (Contoh : jatuh, kecelakaan)
5. Riwayat sakit berat waktu kecil
6. Riwayat pemeriksaan kesehatan secara rutin
Keterangan: 0= tidak dikerjakan
1 = dikerjakan tetapi kurang sesuai/benar
2. = dikerjakan dengan benar
Jumlah nilai
Nilai akhir = -------------------------- x 100 =
12
-
30
Mengidentifikasi Pemakaian Obat-obatan, Kehidupan Keluarga dan sosial serta Keluhan Sistemik
10
I. DESKRIPSI MODUL
Overview Obat-obatan yang telah diminum sebelum datang ke dokter penting di identifikasi. Hal ini karena ada beberapa obat yang dapat bereaksi sinergis maupun antagonis dengan obat yang akan diberikan pada saat ini dan mungkin merugikan bagi pasien. Perlu dipikirkan juga adanya reaksi alergi obat Menanyakan riwayat penyakit dalam keluarga juga penting. Ada dua alasan penting menanyakan riwayat keluarga, pertama kemungkinan ada kaitannya dengan genetika. Kedua kemungkinan penyakit yang diderita sekarang berhubungan dengan yang diderita oleh anggota keluarganya yang lain. Misalkan keluhan buang air besar berhubungan dengan ayahnya yang meninggal akibat kanker kolon. Yang kedua misalkan ada keluhan batuk-batuk, apakah ada anggota keluarga yang lain juga ada yang batuk berdahak dan berdarah. Jika mungkin buat gambaran pohon keluarga (pedigre). Selain itu dokter juga harus menanyakan kehidupan sosial pasien. Anamnesis mengenai keadaan sosial pasien ini diharapkan dokter mendapat gambaran tentang keadaan pasien di luar praktek dokter atau rumah sakit, di antaranya adalah:
Kegiatan apa yang dilakukan pasien sehari-hari? Bagaimana gambaran singkat keluarganya dan
hubungan antar keluarga? Bagamana pola hidup pasien? Apakah pasien terbelit dengan masalah keuangan atau
akomodasi? Informasi ini tidak hanya mencari hubungan timbulnya penyakit dikaitkan dengan keadaan sosial, namun juga mendiskusikan jalan keluar mengatasi masalah yang sedang dihadapinya. Keadaan sosial dibagi menjadi: 1) profil pasien, 2) gaya hidup (life style) yang mungkin berperan sebagai faktor resiko timbulnya penyakit, dan 3) sumber stres dan support. Dokter juga dapat mencari kelainan lain yang tidak disadari pasien atau tidak dianggapnya sesuatu yang relevan. Jawaban negatif maupun positif mempunyai nilai yang sama. Pertanyaannya dikemukakan secara rinci karena cukup penting. Seringkali dokter melupakan jawaban yang dikemukakan pasien, sehingga mungkin diperlukan mencatat beberapa jawaban positif yang cukup penting.
Tujuan Pembelajaran Memberikan ketrampilan kepada mahasiswa agar mampu mengidentifikasi obat-obat yang pernah digunakan oleh pasien
-
31
Metode Video, demonstrasi, belajar mandiri, praktek bersama teman atau role play
Peralatan Alat tulis, buku catatan medis pasien
Waktu 50 menit
Tutor
Dr.Arief Alamsyah, MARS Dr.Djoko Santoso, M.Kes, DAHK Dr.Rachmad Sarwo Bekti Dr. Sri Andarini, M.Kes Dr.Endang Asmaningsih, DAHK,M.Kes Dr. Arliek Rio Julia, DAHK,M.Kes Dr. Pudjo Sanyoto, DAAK, M.Kes Dr. Chusnul Chuluq Ar, MPH Dr. Soemardini, MPd Dr. Kenti, M.Kes Dr. Wening Prastowo, Sp.F Dr. Eriko P, Sp.F Dr. Yuanita Mulyastuti Dr. Nurrahma W Dr. Diarisa
Evaluasi
Skill drill test dengan demonstrasi/ role play yang diobservasi berdasar checklist Sumatif : Ujian Tertulis
Referensi
1. Konsil Kedokteran Indonesia. 2006. Komunikasi Efektif Dokter Pasien. Jakarta
2. Margaret LLoyd-Robert BOR. 2004. Communication Skills for Medicine, second edition
3. Suzanne Kurtz, Jonathan Silverman and Juliet Draper. 2005. Teaching and Learning Communication Skill in Medicine, second edition Oxford San Francisco
-
32
II. PROSEDUR
1. Persiapan
a. Dokter 1.Menyiapkan penampilan dokter 5. Sikap, tingkah laku, pakaian yang dikenakan harus rapi, karena
penampilan dokter mempengaruhi komunikasi antara dokter dan pasien.
2. Menyiapkan mental supaya percaya diri 3. Menyiapkan pertanyaan-pertanyaan
b. Peralatan Alat tulis, buku catatan medis pasien
c. Pasien dan lingkungan
1. Tempat duduk dokter-pasien harus nyaman, pada level yang sejajar yang memungkinkan untuk melihat/ memperhatikan satu sama lain.
2. Tidak harus ada pembatas meja 3. Pastikan pintu tertutup untuk meyakinkan privasi mereka
2.Prosedur Teknis 1. Mahasiswa duduk berpasang-pasangan 2. Salah satu mahasiswa ditunjuk sebagai sebagai dokter, yang
lain sebagai pasien Dokter bertanya kepada pasien tentang:
- Obat-obat yang pernah digunakan sebelum sakit/ sampai saat ini masih digunakan
- Efek yang timbul setelah minum obat; berupa efek utama dan efek samping atau alergi
3.Pencatatan Catat hal-hal yang di temukan dan terkait dengan pemakaian obat-obatan pasien
-
33
Behavioral Skills Check List
KETRAMPILAN KOMUNIKASI MENGGALI RIWAYAT OBAT,SOSIAL & SISTEMIK
Nama :
NIM :
Kelompok :
Tanggal :
No Jenis kegiatan Nilai
0 1 2
1.
Mengidentifikasi pemakaian obat-obatan
Nama obat/jamu
Tujuan
Dosis
Rute pemberian
Efek samping
Apakah memakai resep dokter?
2. Mengidentifikasi penyakit yang diderita oleh keluarga pasien (kalau perlu membuat
genogram)
3.
Mengidentifikasi kehidupan pribadi dan sosial pasien:
Status pernikahan
Masalah dengan Pekerjaan
Tempat tinggal
Binatang peliharaan
Kebiasaan merokok, jumlah batang per hari, lama kebiasaan
Apakah keluhan tersebut berpengaruh terhadap kehidupannya?
4.
Menanyakan beberapa keluhan sistemik yang mungkin dirasakan pasien:
Sistem saraf pusat: pusing, sakit kepala, terasa berputar
Kardiovaskular-respirasi: sesak nafas, pembengkakan tungkai, berdebar, nyeri dada,..
Sistem pencernakan: nafsu makan, mual, muntah, penurunan berat badan, nyeri abdomen,....
Sistem genito-urinari: sulit kencing, kencing ada darah, nyeri sewaktu menstruasi, apakah masih berhubungan dengan istri.
Sistem lokomotor: nyeri dan kaku sendi, ...
5. Mengulangi dan merangkum hasil wawancara
6. Memberi kesempatan kepada pasien untuk mengungkapkan apa yang belum jelas
Keterangan: 0= tidak dikerjakan
1 = dikerjakan tetapi kurang sesuai/benar
2. = dikerjakan dengan benar
Jumlah nilai
Nilai akhir = -------------------------- x 100 =
12
-
34
I. DESKRIPSI MODUL
Overview Dengan mengingat bahwa ilmu kedokteran bukanlah ilmu pasti, maka keberhasilan tindakan kedokteran bukan pula suatu kepastian, melainkan dipengaruhi oleh banyak faktor yang dapat berbeda-beda dari satu kasus ke kasus lainnya. Sebagai masyarakat yang beragama perlu juga disadari bahwa keberhasilan tersebut ditentukan oleh Tuhan Yang Maha Esa. Dewasa ini pasien mempunyai pengetahuan yang semakin luas tentang dunia kedokteran, serta lebih ingin terlibat dalam pembuatan keputusan perawatan terhadap diri mereka. Karena alasan tersebut, persetujuan yang diperoleh dengan baik dapat memfasilitasi keinginan pasien tersebut, serta menjamin bahwa hubungan antara dokter dengan pasien adalah berdasarkan keyakinan dan kepercayaan. Jadi proses persetujuan tindakan kedokteran merupakan manifestasi dari terpeliharanya hubungan saling menghormati dan komunikatif antara dokter dengan pasien, yang bersama-sama menentukan pilihan tindakan yang terbaik bagi pasien demi mencapai tujuan pelayanan kedokteran yang disepakati. Persetujuan tindakan kedokteran (Informed Consent) merupakan pernyataan sepihak pasien atau yang sah mewakilinya yang isinya berupa persetujuan atas rencana tindakan kedokteran yang diajukan dokter, setelah menerima informasi yang cukup untuk dapat membuat persetujuan atau penolakan. Informed consent merupakan hal yang sangat penting yang harus dilakukan seorang dokter kepada pasien. Dokter harus memiliki ketrampilan dalam masalah ini, karena informed consent merupakan salah satu syarat sahnya dilakukan tindakan kedokteran terhadap pasien, sebagaimana yang tercantum pada UU No. 29 tahun 2004, tentang Praktek Kedokteran dan Peraturan Menteri Kesehatan tentang Persetujuan Tindakan Kedokteran. Informed consent juga merupakan salah satu dokumen atau alat yang bisa membantu dokter apabila ada tuntutan malpraktek. Persetujuan tindakan kedokteran (Informed consent) dianggap sah bila:
- Pasien telah diberkan penjelasan / informasi - Pasien / yang sah mewakilinya dalam keadaan cakap
(kompeten) untuk memberikan keputusan / persetujuan
Persetujuan Tindakan Kedokteran (Informed Consent)
11
-
35
- Persetujuan harus diberikan secara sukarela Prinsip pemberian informasi kepada pasien:
- Penangggung jawab pemberian informasi kepada pasien adalah dokter pemberi perawatan atau pelaku pemeriksaan / tindakan
- Informasi diberikan dalam konteks nilai, budaya dan latar belakang mereka
- Dapat menggunakan alat bantu, seperti leaflet atau bentuk publikasi lain
- Tawarkan kepada pasien untuk membawa keluarga atau teman dalam diskusi atau membuat rekaman dengan tape recorder
- Memastikan bahwa informasi yang membuat pasien tertekan agar diberkan dengan cara yang sensitive dan empati
- Dapat mengikutsertakan salah satu anggota tim pelayanan kesehatan dalam diskusi
- Menjawab semua pertanyaan pasien dengan benar dan jelas - Memberikan cukup waktu bagi pasien untuk memahami
informasi yang diberikan
Tujuan Pembelajaran
Latihan ini bertujuan melatih peserta untuk dapat berkomunikasi dengan pasien saat memberikan persetujuan tindakan kedokteran (Level kompetensi Does dalam piramida Miller atau level 4 menurut KKI)
Metode Diskusi Role play
Peralatan Meja-kursi Multimedia Skenario Modul
Waktu 120 menit (10 menit introduction, 90 menit latihan + 20 menit pembahasan / debriefing)
Tutor
Dr. Wening Prastowo, SpF Dr. Chusnul Chuluq Ar, MPH Dr. Sri Andarini, M.Kes Dr. Nanik Setijowati, M.kes Dr. Soemardini, MPd Dr. Arief Alamsyah, MARS Dr. Sarwo Bekti Dr. Djoko Santoso, M.Kes, DAHK Dr. Endang Asmaningsih, M.Kes, DAHK Dr. Arliek Rio Julia, M.Kes, DAHK
-
36
Dr. Kenty Dr. Pudjo Sanjoto, M.Kes Dr. Eriko P, Sp.F
Dr. Yuanita Mulyastuti
Dr. Nurrahma W
Dr. Taufiq Nur Budaya
Evaluasi Skill drill test (demonstrasi yang diobservasi berdasar checklist)
Referensi
1. UU No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan 2. Konsil Kedokteran Indonesia. 2006. Manual Persetujuan
Tindakan Kedokteran, Indonesia,Jakarta. 3. Peraturan Menteri Kesehatan, No. 290/MENKES/PER/III/2008,
tentang Persetuajuan Tindakan Kedokteran.
II. Langkah Langkah Berkomunikasi Saat Membuat Persetujuan Tindakan Kedokteran (Informed Consent)
1. Berikan informasi tentang diagnosis (diagnosis kerja & diagnosis banding) 2. Berikan penjelasan kepada pesien / keluarganya tentang dasar diagnosis tersebut 3. Sampaikan kepada pasien / keluarganya tentang jenis tindakan kedokteran yang akan
dilakukan kepada pasien 4. Jelaskan tentang indikasi dari dilakukannya tindakan kedokteran tersebut 5. Jelaskan kepada pasien / keluarganya tentang tata cara dari tindakan kedokteran yang
akan dilakukan 6. Jelaskan tentang Tujuan dari tindakan kedokteran yang akan dilakukan 7. Jelaskan tentang Resiko yang mungkin terjadi dari tindakan kedokteran tersebut 8. Jelaskan tentang komplikasi yang mungkin terjadi dari dilakukannya tindakan
kedokteran tersebut 9. Berikan informasi tentang alternatif lain 10. Berikan kesempatan kepada pasien untuk menanyakan hal-hal yang belum jelas 11. Mengingatkan kembali bahwa pasien dapat mengubah pendapatnya setiap waktu 12. Mengingatkan bahwa pasien berhak memperoleh pendapat kedua (second opinion) dari
dokter lain 13. Bila memungkinkan, juga diberikan informasi tentang perincian biaya
-
37
III. Check List
KETRAMPILAN BERKOMUNIKASI SAAT MELAKUKAN PERSETUJUAN TINDAKAN KEDOKTERAN (INFORMED CONSENT)
Nama :
NIM :
Kelompok :
Tanggal :
No Jenis kegiatan Nilai
0 1 2
1. Memberikan informasi tentang diagonosis (Diagnosis Kerja dan Diagnosis
Banding)
2. Berikan penjelasan kepada pasien / keluarganya tentang dasar diagnosis
tersebut
3. Sampaikan kepada pasien jenis tindakan yang akan dilakukan
4. Jelaskan indikasi tindakan tersebut
5. Jelaskan tata cara melakukan tindakan tersegbut
6. Jelaskan tujuan tindakan tersebut
7. Jelaskan resiko yang mungkin terjadi dari tindakan tersebut
8. Jelaskan komplikasi yang mungkin terjadi dari tindakan tersebut
9. Berikan informasi tentang alternatif lain
10. Berikan kesempatan kepada pasien menanyakan hal-hal yang belum jelas
11. Mengingatkan kembali bahwa pasien dapat mengubah pendapatnya setiap
waktu
12. Mengingatkan bahwa pasien berhak mendapatkan second opinion dari
dokter lain
13. Bila dimungkinkan disampaikan tenteng perincian biaya
Komponen Afeksi:
14. Dokter dapat berempati terhadap rasa takut, cemas dan khawatir pasien
15. Dokter dapat berempati dan memberikan dukungan ada kendala biaya
Keterangan: 0 = tidak dikerjakan
1 = dikerjakan tetapi kurang sesuai/benar
2 = dikerjakan dengan benar
Jumlah nilai
Nilai akhir = -------------------------- x 100 =
30
-
38
PEDOMAN ROLE OF CONDUCT DALAM PEMBELAJARAN BASIC
COMMUNICATION & GENERAL HISTORY TAKING
Keterangan :
- Salah satu tujuan pembelajaran Basic Communication adalah untuk menekankan perilaku
tenaga kesehatan yang profesional (professional behavior). Oleh karena itu, mahasiswa
diharapkan tidak melakukan pelanggaran yang mengarah pada perilaku yang tidak professional
sesuai petunjuk di bawah ini.
- Tutor berhak memberikan catatan dengan menuliskan kode di log book mahasiswa
- Catatan tutor akan dijadikan dasar dalam penilaian PROSES pembelajaran komunikasi
mahasiswa yang bersangkutan.
RANAH & KODE
BENTUK PERILAKU YANG TIDAK PROFESIONAL
ALTRUISM & RESPECT
A1 Berbicara sendiri dengan bahasan yang tidak berhubungan dengan topik pembelajaran
A2 Tidak berlatih dengan serius dengan rekan saat role play
A3 Tidak menjalankan fungsi sebagai dokter dan/atau pasien saat role play di depan kelas
HONOR & INTEGRITY
H1 Tidak mengenakan jas praktikum/jas dokter saat pembelajaran komunikasi dengan benar (contoh : identitas tidak dipakai, kancing dibiarkan terbuka dengan sengaja)
H2 Berpenampilan tidak wajar termasuk berbusana, bersepatu dan aksesoris yang tidak sesuai dengan norma etika sebagai seorang calon dokter yang menjadi panutan masyarakat
H3 Berbicara kepada dosen, rekan sejawat dengan perilaku yang tidak sopan dan tidak santun
H4 Dengan sengaja berbicara lewat telepon dengan orang lain dengan bahasan yang tidak ada kaitanya dengan topik pembelajaran
H5 Menipu dosen, sejawat, petugas administrasi dan orang lain yang terlibat dalam aktivitas pembelajaran (termasuk di dalamnya pemalsuan tanda tangan)
H6 Melakukan tindakan asusila yang dapat mencemarkan nama diri, kesejawatan dan institusi
-
39
RESPONSIBILTY & ACOUNTABILITY
R1 Tidak belajar dan menyiapkan diri untuk tampil prima dalam tiap sesi pembelajaran
R2 Terlambat datang ke tempat pembelajaran melebihi 15 menit R3 Tidak membawa modul dan log book pembelajaran
R4 Tidak menghadiri pembelajaran tanpa alasan yang dapat
dipertanggungjawabkan R5 Tidak mengerjakan tugas rumah yang dibebankan kepada mahasiswa