modul geografi_1_24.pdf

Upload: asepyudimulyadi

Post on 05-Oct-2015

111 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 5/19/2018 Modul Geografi_1_24.pdf

    1/299

    P a g e | iModul Pendidikan & Latihan Profesi Guru

    PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

    Penulis:

    Tim Penyusun ModulGeografi

    UniversitasNegeriJakarta

    PSGRay

    on124UniversitasNegeriMakassar

  • 5/19/2018 Modul Geografi_1_24.pdf

    2/299

    P a g e | iiModul Pendidikan & Latihan Profesi Guru

    PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

    DAFTAR ISI

    Halaman Judul .......................................................................................................................... iDaftar Isi ................................................................................................................................ ii

    Bab I Pendahuluan ...................................................................................................................... 1

    A. Deskripsi ......................................................................................................................... 1B. Prasyarat ......................................................................................................................... 2C. Petunjuk Penggunaan Modul ............................................................................................. 2D. Tujuan Akhir .................................................................................................................... 2

    Bab II Model dan Perangkat Pembelajaran ................................................................................... 3A. Model Pembelajaran ........................................................................................................ 3

    1. Konsep Model Pembelajaran ...................................................................................... 32. Model Pembelajaran Ekspositori ................................................................................. 63. Model Pembelajaran Inkuiri ....................................................................................... 74. Model Pembelajaran Berbasis Masalah .................................................................... 105. Model Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berfikir ............................................. 11

    6.

    Model Pembelajaran Kooperatif .............................................................................. 147. Model Pembelajaran Kontekstual ............................................................................ 158. Model Pembelajaran PAKEM ................................................................................... 199. Lesson Study ......................................................................................................... 56

    B. Pengembangan Silabus dan RPP .................................................................................... 69Teori dan Desain Pengembangan Pembelajaran ............................................................. 69

    Bab III Materi Pembelajaran 2 : Penelitian Tindakan Kelas ........................................................ 123Materi Penelitian Tindakan Kelas ...................................................................................... 123

    Bab IV Materi Pembelajaran 3 : Geografi .................................................................................. 148

    Lembar Assesmen .................................................................................................................. 288Lembar Kunci Jawaban ........................................................................................................... 293Daftar Pustaka ........................................................................................................................ 295

    PSGRay

    on124UniversitasNegeriMakassar

  • 5/19/2018 Modul Geografi_1_24.pdf

    3/299

    P a g e | 1Modul Pendidikan & Latihan Profesi GuruPSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. DeskripsiKehadiran modul ini sebagai salah satu sumber belajar bagi guru peserta Pendidikan dan

    Pelatihan Profesi Guru (PLPG) yang diselenggarakan oleh perguruan tinggiyang memiliki program

    pengadaan tenaga kependidikan yang terakreditasi dan ditetapkan oleh Pemerintah.Sebagaimana amanat dalam Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosenserta Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru mengharuskan bahwa guruprofesional memiliki kualifikasi akademik sekurang-kurangnya S1 atau Diploma IV dan bersertifikatpendidik. PLPG merupakan salah satu pola yang diselenggarakan untuk memenuhi guru yangmemiliki kualifikasi dan kompetensi yang diharapkan sesuai dengan regulasi tersebut.

    Sebagai salah satu sumber belajar diharapkan modul ini memberi pengayaan secarasubstansial maupun pedagogik kepada guru-guru peserta PLPG, sehingga selesai mengikutiprogram pelatihan kompetensi guru meningkat, sehingga memungkinkan guru dapat mengubahparadigmanya dalam pembelajaran di kelas yang dalam jangka tertentu dapat meingkatkan mutupendidikan di Indonesia.

    Modul ini pada bagian awal memuat tentang Kebijakan Pengembangan Profesi Guru dari

    sudut pandang akademik. Bahan ajar secara lengkap terkait dengan Kebijakan PengembanganProfesi Guru pada tahun 2012 telah ditulis dan dikembangkan bersama oleh Tim PusatPengembangan Profesi Pendidik dengan editor Prof. Dr. Sudarwan Danim. Pada bab-babberikutnya dibahas tentang Model-model dan Perangkat Pembelajaran yang ditulis dalam Bab III(Kegiatan Pembelajaran I). Penguasaan dan pemilihan terhadap model-model pembelajaran akansangat membantu guru dalam melaksanakan proses pembelajaran, sehingga pembelajaran dikelas tidak membosankan. Sudah saatnya siswa terlibat secara aktif dalam pembelajaran,sehingga paradigma pembelajaran yang teacher oriented harus sudah mulai ditinggalkan.Dengan menggunakan model pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif makapembelajaran menjadi menyenangkan. Salah satu model pembelajaran yang dapat digunakanyaitu model Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan (PAIKEM). Demikianpula dengan atau tanpa pemberlakuan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), membuatperangkat pembelajaran (silabus, RPP, pengembangkan bahan ajar, pembuatan media, danevaluasi) sudah melekat menjadi tanggung jawab dan kewajiban guru.

    Bab IV Kegiatan Belajar 2 tentang Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian yangdilakukan di kelas sebagai pengobatan atas masalah-masalah yang dapat diamati di kelas terkaitdengan proses pembelajaran. Dengan melakukan penelitian di kelas bukan saja pembelajarandan hasil belajar siswa dapat ditingkatkan, tetapi kemampuan guru dalam menemukan solusi ataspermasalahan pembelajaran dan pengembangan kreativitasnya dapat terwadahi. Secaraadministratif guru juga akan memperoleh nilai tambah untuk pengumpulan angka kreditnya yangdapat digunakan untuk kenaikan pangkat/jabatan. Hal yang lebih jauh diharapkan tentunya mutupembelajaran meningkat kearah yang lebih baik.

    Bab V Kegiatan Belajar 3 berisi tentang substansi materi dari masing-masing bidangstudi. Penguasaan guru terhadap bidang studinya tentu menjadi sesuatu yang mutlak, karenabagaimana pun baiknya penguasaan kelas atau dalam interaksi dengan siswa tidak akan

    memberikan arti apa-apa tanpa penguasaan bidang studi (materi pembelajaran). Dalam bab V isimodul ini diharapkan memberikan wawasan dan pengayaan yang lebih kepada guru-gurusertamelengkapi sumber belajar lain yang dipelajarinya. Prinsip belajar sepanjang hayat mengharuskanguru juga belajar sepanjang masa agar apa yang telah dikuasai terus berkembang sesuai denganperkembangan ilmu dan teknologi.

    Modul ini diakhiri dengan assessment, yang terdiri dari assessmentuntuk kegiatan 1, 2dan kegiatan 3. Tujuan pembuatan Assesment adalah selain untuk memberi latihan dalammenyelesaikan soal-soal juga member masukan atas keberhasilan dalam mempelajari modul.

    Secara keseluruhan, substansi modul ini berkaitan dengan kebijakan pembinaan danpengembangan profesi guru di lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan khususnyatentang peningkatan profesi, kompetensi pembelajaran, penilaian, kompetensi penelitian tindakankelas serta etika profesi guru.

    Substansi modul ini diharapkan dapat menginspirasi dan menambah wawasan pesertaPLPG untuk memahami secara lebih mendalam dan mengaplikasikan secara baik hal-hal yangberkaitan dengan peningkatan profesi guru.

    PSGRay

    on124UniversitasNegeriMakassar

  • 5/19/2018 Modul Geografi_1_24.pdf

    4/299

    P a g e | 2Modul Pendidikan & Latihan Profesi GuruPSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

    B. Prasyarat

    Dalam mempelajari modul ini tidak memerlukan persyaratan secara spesifik. Akan tetapi tidakada salahnya jika para peserta pelatihan memahami dengan baik terlebih dahulu dalam kaitannyadengan :1.Regulasi penyelenggaraan PLPG2.Teori-teori pembelajaran3.Metodologi penelitian

    4.Teknik penilaian.

    C. Petunjuk Penggunaan ModulUntuk memudahkan dalam mempelajari modul ini bacalah bagian-bagian substansi kajian padabagian awal dalam bab-bab yang tersedia sesuai dengan materi yang diberikan instruktur.Kerjakan latihan-latihan yang disediakan pada bagian bagian berikutnya, dengan terlebih dahulumempelajari contoh-contoh dan penjelasan pengerjaannya. Jika mengalami kesulitan, tanyalahpada instruktur yang memberikan materi sesuai dengan kajiannya atau mencari dari sumberbelajar dan buku-buku lainnya yang relevan. Pada akhir kegiatan, anda diminta untukmenyelesaikan soal-soal latihan yang telah tersedia.

    D.

    Tujuan Akhir

    Setelah mempelajari modul ini diharapkan para peserta PLPG dapat meningkatkan kinerjanyamenjadi guru yang professional sesuai dengan tuntutan Undang-undang Nomor 14 tahun 2005tentang Guru dan Dosen serta Peraturan Pemerintah Nomor 74 tahun 2008 tentang kualifikasiguru,

    PSGRay

    on124UniversitasNegeriMakassar

  • 5/19/2018 Modul Geografi_1_24.pdf

    5/299

    P a g e | 3Modul Pendidikan & Latihan Profesi GuruPSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

    BAB II

    MODEL DAN PERANGKAT PEMBELAJARAN

    A. Model Pembelajaran1. Konsep Model Pembelajaran

    a) Pengertian Model Pembelajaran

    Untuk mengatasi berbagai problematika dalam pelaksanaan pembelajaran,tentu diperlukan model-model mengajar yang dipandang mampu mengatasi kesulitanguru melaksanakan tugas mengajar dan juga kesulitan belajar peserta didik.Modeldiartikan sebagai kerangka konseptual yang digunakan sebagai pedomandalammelakukan kegiatan. Model dapat dipahami sebagai: (1) suatu tipe atau desain;(2)suatu deskripsi atau analogi yang dipergunakan untuk membantu prosesvisualisasisesuatu yang tidak dapat dengan langsung diamati; (3) suatu sistem asumsi-asumsi, data-data, dan inferensi-inferensi yang dipakai untuk menggambarkan secarasistematis suatu objek atau peristiwa; (4) suatu desain yang disederhanakan dari suatusistem kerja, suatu terjemahan realitas yang disederhanakan; (5) suatu deskripsidarisuatu sistem yang mungkin atau imajiner; dan (6) penyajian yang diperkecil agardapatmenjelaskan dan menunjukkan sifat bentuk aslinya (Komaruddin, 2000:152).

    Model dirancang untuk mewakili realitas yang sesungguhnya, walaupun modelitu sendiri bukanlah realitas dari dunia yang sebenarnya. Atas dasar pengertian tersebut,maka model mengajar dapat difahami sebagai kerangka konseptual yangmendeskripsikan dan melukiskan prosedur yang sistematik dalam mengorganisasikanpengalaman belajar dan pembelajaran untuk mencapai tujuan belajar tertentu,danberfungsi sebagai pedoman bagi perencanaan pengajaran bagi para guru dalammelaksanakan aktivitas pembeiajaran.

    Dalam mengajar, guru dapat mengembangkan model mengajarnya yangdimaksudkan sebagai upaya mempengaruhi perubahan yang baik dalam perilakusiswa,Pengembangan model-model mengajar tersebut dimaksudkan untuk membantu gurumeningkatkan kemampuannya untuk lebih mengenal siswa dan menciptakan lingkunganyang lebih bervariasi bagi kepentingan belajar siswa. Salah satu batasan tentang modelmengajar adalah :

    Model of teaching can be defined as an instructional design which describestheprocess of specifying and producing particular environmental situations whichcausethe students to interact in such a way that that specificchange occurs in theirbehavior,(SS Chauhan, 1979:20).

    Dengan memperhatikan batasan tersebut maka dapat dikatakan bahwa modelmengajar adalah merupakan sebuah perencanaan pengajaran yang menggambarkanproses yang ditempuh pada proses belajar mengajar agar dicapai perubahan spesifikpada perilaku siswa seperti yang diharapkan.

    Dalam dunia pendidikan, model diartikan sebagai a plan, method, or series ofactivitiesdesigned to achieves a particular educational goal (J. R. David, 1976). Jadidengandemikian model pembelajaran dapat diartikan sebagai perencanaan yang berisitentang rangkaian yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.

    Ada dua hal yang patut kita cermati dari pengertian di atas. Pertama, modelpembelajaran merupakan rencana tindakan (rangkaian kegiatan) termasukpenggunaanmetode dan pemanfaatan berbagai sumber daya/kekuatan dalam pembelajaran. Iniberarti tujuan penyusunan suatu model baru sampai pada proses penyusunan rencanakerja belum sampai pada tindakan. Kedua, model disusun untuk mencapai tujuantertentu. Artinya, arah dari semua keputusan penyusunan model adalah pencapaiantujuan. Dengan demikian, penyusunan langkah-langkah pembelajaran, pemanfaatanberbagai fasilrtas dan sumber belajar semuanya diarahkan dalam upaya pencapaiantujuan yang jelas yang dapat diukur keberhasilannya, sebab tujuan adalah rohnya dalamimplementasi suatu model.

    Kemp(1995) menjelaskan bahwa model pembelajaran adalah suatu kegiatanpembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat

    dicapai secara efektif dan efisien. Senada dengan pendapat di atas, Dick and Carey(1985) juga menyebutkan bahwa model pembelajaran itu adalah adalah suatu set materi

    PSGRay

    on124UniversitasNegeriMakassar

  • 5/19/2018 Modul Geografi_1_24.pdf

    6/299

    P a g e | 4Modul Pendidikan & Latihan Profesi GuruPSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

    dan prosedur pembeiajaran yang digunakan secara bersama-sama untuk menimbulkanhasil belajar pada siswa.

    Upaya untuk mengimlernentasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatannyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal adalah denganmenggunakan metode. Ini berarti, metode digunakan untuk merealisasikan model yangtelah ditetapkan. Dengan demikian, bisa terjadi dalam satu model pembelajarandigunakan beberapa metode. Misalnya untuk melaksanakan model ekspositori bisa

    digunakan metode ceramah sekaligus metode tanya jawab atau bahkan diskusi denganmemanfaatkan sumber daya yang tersedia termasuk menggunakan media pembelajaran.Oleh karenanya, model berbeda dengan metode. Model menunjuk pada sebuahperencanaan untuk mencapai sesuatu, sedangkan metode adalah cara yang dapatdigunakan untuk melaksanakan, model. Dengan kata lain, model adalah a plan ofoperation achieving something; sedangkan metode adalah a wayin achieving something.Istilah lain yang juga memiliki kemiripan dengan model adalah pendekatan (approach).Sebenarnya pendekatan berbeda baik dengan model maupun metode. Pendekatan dapatdiartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran.Istilah pendekatan merujuk kepada pandangan tentang terjadinya suatu proses yangsifatnya masih sangat umum.Oleh karenanya model dan metode pembelajaran yangdigunakan dapat bersumber atau tergantung dari pendekatan tertentu. Roy Killen (1998)

    misalnya, mencatat ada dua pendekatan dalam pembelajaran, yaitu pendekatan yangberpusat pada guru (teacher-centered approaches) dan pendekatan yang berpusat padasiswa (student-centered approaches). Pendekatan yang berpusat pada guru menurunkanmodel pembeiajaran langsung (direct instruction), pembelajaran deduktif ataupembelajaran ekspositori. Sedangkan pendekatan yang berpusat pada siswa menurunkanmodel pembelajaran discovery dan inkuiri serta pembelajaran induktif.

    Selain pendekatan, model, dan metode, terdapat juga istilah lain yang kadang-kadang sulit dibedakan, yaitu teknik dan taktik mengajar. Teknik dan taktik merupakanpenjabaran dari metode pembelajaran. Teknik adalah cara yang dilakukanseseorangdalam rangka mengimplementasikan suatu metode. Taktik adalah gayaseseorang dalam melaksanakan suatu teknik atau metode tertentu. Dengan demikian,taktik sifatnya lebih individual. Dari penjelasan di atas, maka dapat ditentukan bahwasuatu model pembelajaran yang diterapkan guru akan tergantung pada pendekatan yangdigunakan; sedangkanbagaimana menjalankan model itu dapat ditetapkan berbagaimetode pembelajaran. Dalam upaya menjalankan metode pembelajaran guru dapatmenentukan teknikyang dianggapnya relevan dengan metode, dan dalam penggunaanteknik itu guru memiliki taktikyang mungkin berbeda antara guru yang satu dengan yanglain.

    b)

    Klasifikasi Model PembelajaranJoyce dan Weil (2000) mengemukakan ada empat kategori yang penting diperhatikandalam model mengajar, yakni model informasi, model personal, model interaksi danmodel tingkah laku. Model mengajar yang telah dikembangkan dan diteskeberlakuannya oleh para pakar pendidikan dengan mengklasifikasikan modelpembelajaran pada empat kelompok, yaitu :

    1) Model Pemrosesan Informasi (Information Processing Models), menjelaskanbagaimana cara individu memberi respon yang datang dari lingkungannya dengancara mengorganisasikan data, memformulasikan masalah, membangun konsep danrencana pemecahan masalah serta penggunaan simbol-simbol verbal dan nonverbal.Model ini memberikan kepada pelajar sejumlah konsep, pengetesan hipotesis, danmemusatkan perhatian pada pengembangan kemampuan kreatif. Model ini secaraumum dapat diterapkan pada sasaran belajar dari berbagai usia dalam mempelajariindividu dan masayarakst. Oleh karena itu model ini potensial untuk digunakan dalammencapai tujuan-tujuan yang berdimensi personal dan sosial disamping yangberdimensi intelektual.

    2) Model Personal (Personal Family)merupakan rumpun model pembelajaran yangmenekankan kepada proses mengembangkan kepribadian individu siswa dengan

    memperhatikan kehidupan emosional. Proses pendidikan sengaja diusahakan untukmemungkinkan seseorang dapat memahami dirinya sendiri dengan baik, memikultanggung jawab, dan lebih kreatif untuk mencapai kualitas hidup yang lebih baik.

    PSGRay

    on124UniversitasNegeriMakassar

  • 5/19/2018 Modul Geografi_1_24.pdf

    7/299

    P a g e | 5Modul Pendidikan & Latihan Profesi GuruPSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

    Model ini memusatkan perhatian pada pandangan perseorangan dan berusahamengalakkan kemandirian yang produktif, sehingga manusia menjadi semakin sadardiri dan bertanggungjawab atas tujuannya.

    3) Model Sosial (Social Family), menekankan pada usaha mengembangkankemampuan siswa agar memiliki kecakapan untuk berhubungan dengan orang lainsebagai usaha membangun sikap siswa yang demokratis dengan menghargai setiapperfaedaan dalam realitas sosial. Inti dari sosial model ini adalah konsepsynergy

    yaitu energi atau tenaga (kekuatan) yang terhimpun melalui kerjasama sebagai salahsatu fenomena kehidupan masyarakat. Dengan menerapkan model sosialpembelajaran diarahkan pada upaya melibatkan peserta didik dalam menghayati,mengkaji, menerapkan, dan menerima fungsi dan peran sosial. Model sosial inidirancang untuk memanfaatkan fenomena kerjasama, membimbing para siswamendefinisikan masalah, mengeksplorasi berbagai cakrawala mengenai masalah,mengumpulkan data yang relevan, dan mengembangkan serta mengetes hipotesis.Karena itu guru seyogianya mengorganisasikan belajar melalui kerja kelompok danmengarahkannya, kemudian pendidikan dalam masyarakat yang demokratisseyogianya mengajarkan proses demokratis secara langsung, jadi pendidikan harusdiorganisasikan dengan cara melakukan penelttian bersama (cooperative inquiry)terhadap masalah-masalah sosial dan akademis.

    4)

    Model sistem perilaku dalam pembelajaran (Behavioral Model of Teaching)dibangun atas dasar kerangka teori perubahan perilaku, melalui teori ini siswadibimbing untuk dapat memecahkan masalah belajar melalui penguraian perilaku kedalam jumlah yang kecil dan berurutan. Sejalan dengan hal itu, teori konvergensinyaWilliam Stern implementasinya dalam hal belajar mengajar telah menyebabkanmunculnya berbagai teori-teori belajar dan teori atau model mengajar, seperti: (1)model behavioral yang terdiri dari belajar tuntas, belajar kontrol diri sendiri, simu!asi,dan belajar asertif; (2) model pemrosesan informasi yang terdiri dari model mengajarinkuiri, presentase kerangka dasar atauadvance organizer, dan modelpengembangan berpikir; dan (3) lain sebagainya yang dapat dijadikan pendekatanyang efektif dalam pengajaran.

    5) Pertimbangan Pemilihan Model PembeiajaranPembelajaran pada dasarnya adalah proses penambahan informasi dan kemampuanbaru. Ketika kita berpikir informasi dan kemampuan apa yang harus dimiliki olehsiswa, maka pada saat itu juga kita semestinya berpikir model apa yang harusdilakukan agar semua itu dapat tercapai secara efektif dan efisien, Ini sangat pentinguntuk dipahami, sebab apa yang harus dicapai akan menentukan bagaimana caramencapainya. Oleh karena itu, sebelum menentukan model pembelajaran yang dapatdigunakan, ada beberapa pertimbangan yang harus diperhatikan : Pertimbangan yang berhubungan dengan tujuan yang ingin dicapai

    - Apakah tujuan pembelajaran yang ingin dicapai berkenaan dengan aspekkognitif, afektif, atau psikomotor?

    - Bagaimana kompleksitas tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, apakahtingkat tinggi atau rendah ?

    - Apakah untuk mencapai tujuan itu memerlukan keterampilan akademis? Pertimbangan yang berhubungan dengan bahan atau materi pembelajaran

    - Apakah materi pelajaran itu berupa fakta, konsep, hukum, atau teoritertentu?

    - Apakah untuk mempelajari materi pembelajaran itu memerlukan prasyarattertentu atau tidak?

    - Apakah tersedia buku-buku sumber untuk mempelajari materi itu? Pertimbangan dari sudut siswa

    - Apakah model pembelajaran sesuai dengan tingkat kematangan siswa?- Apakah model pembelajaran itu sesuai dengan minat, bakat, dan kondisi

    siswa? Pertimbangan-pertimbangan lainnya.

    - Apakah untuk mencapai tujuan hanya cukup dengan satu model saja?

    - Apakah model yang kita tetapkan dianggap satu-satunya model yang dapatdigunakan?

    - Apakah model itu memiliki nilai efektivitas dan efisiensi?

    PSGRay

    on124UniversitasNegeriMakassar

  • 5/19/2018 Modul Geografi_1_24.pdf

    8/299

    P a g e | 6Modul Pendidikan & Latihan Profesi GuruPSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

    Pertanyaan-pertanyaan di atas, merupakan bahan pertimbangan dalam menerapkanstrategi yang ingin diterapkan. Misalkan untuk mencapai tujuan yang dengan aspekkognitif, akan memiliki model yang berbeda dengan upaya untuk mencapai tujuanafektif atau psikomotor, Demikian juga halnya, untuk mempelajari bahan pelajaranyang bersifat fakta akan berbeda dengan mempelajari bahan pembuktian suatuteori, dan lain sebagainya.

    2.

    Model Pembelajaran Ekspositoria. Konsep Model Pembelajaran Ekspositori

    Model pembelajaran ekspositori adalah model pembelajaran yang menekankankepada proses penyarnpaian materi secara verbal dari seorang guru kepada sekelompoksiswa dengan maksud agar siswa dapat menguasai materi secara optimal. Roy Killen(1998) menamakan model ekspositori ini dengan istilah model pembeiajaran langsung(direct instruction). Mengapa demikian? Karena dalam model pembelajaran ini materipelajaran disampaikan langsung oleh guru. Siswa tidak dituntut untuk menemukanmateri itu. Materi pelajaran seakan-akan sudah adi. Oleh karena model ekspositori lebihmenekankan kepada proses bertutur, maka sering juga dinamakan istilah model chalkand talk.

    Terdapat beberapa karakteristik model ekspositori. Pertama, model ekspositori

    dilakukan dengan cara menyampaikan materi pelajaran secara verbal, artinya bertutursecara lisan merupakan alat utama dalam melakukan model ini. Oleh karena itu seringorang mengidentikannya dengan ceramah. Kedua, biasanya materi pelajaran yangdisampaikan adalah materi pelajaran yang sudah jadi, seperti data atau fakta, konsep-konsep tertentu yang harus dihafal sehingga tidak menuntut siswa untuk berpikir ulang.Ketiga, tujuan utama pembelajaran adalah menguasai materi pelajaran itu sendiri.

    Artinya, setelah proses pembelajaran berakhir siswa diharapkan dapat memahaminyadengsn benar dengan cara dapat mengungkapkan kembali materi yang telah diuraikan.

    Model pembelajaran ekspositori merupakan bentuk dari pendekatanpembeiajaranyang berpusat pada guru (teacher-centered approaches). Dikatakandemikian, sebab dalam model ini guru memegang peran yang sangat dominan, gurumenyampaikan materi pelajaran secara terstruktur dengan harapan materi pelajaranyang disampaikan itu dapat dikuasai siswa dengan baik. Fokus utama model ini adalahkemampuan akademik siswa.

    Model pembelajaran ekspositori akan efektif manakala : Guru akan menyampaikan bahan-bahan baru serta kaitannya dengan yang akan dan

    harus dipelajari siswa. Apabila guru menginginkan agar siswa mempunyai gaya model intelektual tertentu. Jika bahan pelajaran yang akan diajarkan cocok untuk dipresentasikan, artinya

    dipandang dari sifat dan jenis materi pelajaran memang materi pelajaran itu hanyamungkin dapat dipahami oleh siswa manakala disampaikan oleh guru.

    Jika ingin membangkitkan keingintahuan siswa tentang topik tertentu. Guru menginginkan untuk mendemonstrasikan suatu teknik atau prosedur tertentu

    untuk kegiatan praktik. Apabila seluruh siswa memiliki tingkat kesulitan yang sama sehingga guru perlu

    menjelaskan untuk seluruh siswa. Apabila guru akan mengajar pada sekelompok siswa yang rata-rata memiliki

    kemampuan rendah. Berdasarkan hasil penelitian (Ross & Kyle, 1987) model inisangat efektif untuk mengajarkan konsep dan keterampilan untuk anak-anakyangmemiliki kemampuan kurang.

    Jika lingkungan tidak mendukung untuk menggunakan model yang berpusat padasiswa.

    b. Prinsip-prinsip Penggunaan Model Pembeiajaran EkspositoriDalam penggunaan model pembeiajaran ekspositori terdapat beberapa prinsip yangharus diperhatikan oleh setiap guru.- Berorientasi pada Tujuan

    Walaupun penyampaian materi pelajaran merupakan ciri utama dalam modelpembeiajaran ekspositori melalui metode ceramah, namun tidak berarti prosespenyampaian materi tanpa tujuan pembelajaran; justru tujuan itulah yang harus

    PSGRay

    on124UniversitasNegeriMakassar

  • 5/19/2018 Modul Geografi_1_24.pdf

    9/299

    P a g e | 7Modul Pendidikan & Latihan Profesi GuruPSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

    menjadi pertimbangan utama dalam penggunaan model ini. Karena itu sebelum modelpembelajaran ini diterapkan terlebih dahulu guru harus merumuskan tujuanpembelajaran secara jelas dan terukur.

    - Prinsip KomunikasiProses pernbelajaran dapat dikatakan sebagai proses komunikasi, yangmenunjukpada proses penyampaian pesan darr seseorang (sumber pesan)kepada seseorangatau sekelompok orang (penerima pesan), Pesan yang ingindisampaikan dalam hal ini

    adalah materi pelajaran yang diorganisrr dan disusunsesuai dengan tujuan tertentuyang ingin dicapai.Dalam proses komunikasiguru berfungsi sebagai sumber pesan dansiswa berfungsi sebagai penerimapesan.

    - Prinsip KesiapanDalam teori belajar koneksionisme, kesiapan rnerupakan salah satu hukum belajar.Inti dari hukum belajar ini adalah bahwa setiap individu akan merespons dengancepat dari setiap stimulus manakala dalam dirinya sudah memiliki kesiapan;sebaliknya, tidak mungkin setiap individu akan merespon setiap stimulus yang munculmanakala dalam dirinya belum memiliki kesiapan.

    Yang dapat kita tarik dari dari hukum belajar ini adalah agar siswa dapat menerimainformasi sebagai stimulus yang kita berikan, terlebih dahulu kitaharus memposisikanmereka dalam keadaan siap baik secara fisik maupun psikis untuk menerima

    pelajaran, Jangan mulai kita sajikan materi pelajaran, manakala siswa belum siapuntuk menerimanya.- Prinsip Berkelanjutan

    Proses pembelajaran ekspositori harus dapat mendorong siswa untuk maumempelajari materi pelajaran lebih lanjut. Pembelajaran bukan hanya berlangsungpada saat itu, akan tetapi juga untuk waktu selanjutnya. Ekspositori yang berhasiladalah manakala melalui proses penyampaian dapat membawa siswa pada situasiketidakseimbangan (disequilibrium), sehingga mendorong mereka untuk mencari danmenemukan atau menambah wawasan melalui proses belajar mandiri.

    c.

    Prosedur Pelaksanaan Model EkspositoriSebelum diuraikan tahapan penggunaan model ekspositori terlebihdahulu diuraikanbeberapa hal yang harus dipahami oleh setiap guru yang akan menggunakan model ini1) Rumuskan tujuan yang ingin dicapai2) Kuasai materi palajaran dengan baik3) Kenali medan dan berbagai hal yang dapat mempengaruhi proses penyampampaian

    Keberhasilan penggunaan model ekspositori sangat tergantung pada kemampuan guruuntuk bertutur atau menyampaikan materi pelajaran. Ada beberapa langkah dalampenerapan mode! ekspositori, yaitu :1) Persiapan (Preparation)2) Penyajian (Presentation)3) Korelasi (Correlation)4) Menyimpulkan (Generalization)5) Mengaplikasikan (Aplication)

    3. Model Pembelajaran Inkuiria. Konsep Dasar Model Pembelajaran Inkuiri

    Model pembelajaran inkuiri adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankanpada proses berpikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri

    jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan. Proses berpikir itu sendiri biasanyadilakukan melalui tanya jawab antara guru dan siswa. Strategi pembelajaran ini sering

    juga dinamakan strategi heuristic, yang berasal dari bahasaYunani, yaitu heuriskeinyang berarti saya menemukan.

    Ada beberapa hal yang menjadi ciri utama model pembelajaran inkuiri. Pertama, modelinkuiri menekankan kepada aktivitas siswa secara maksimal untuk mencari danmenemukan, artinya model inkuiri menempatkan siswa sebagai subjek belajar. Dalam

    proses pembelajaran, siswa tidak hanya berperan sebagai penerima pelajaran melalauipenjelasan guru secara verbal, tetapi mereka berperan untuk menemukan sendiri intidari materi pelajaran itu sendiri.

    PSGRay

    on124UniversitasNegeriMakassar

  • 5/19/2018 Modul Geografi_1_24.pdf

    10/299

    P a g e | 8Modul Pendidikan & Latihan Profesi GuruPSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

    Kedua, seluruh aktivitas yang dilakukan siswa diarahkan untuk mencari danmenemukan jawaban dari sesuatu yang dipertanyakan, sehingga diharapkan dapatrnenumbuhkan sikap percaya diri (self belief). Dengan demikian, strategi pembelajaraninkuiri menempatkan guru bukan sebagai sumber belajar, akan tetapi sebagai fasilitatordan motivator belajar siswa.Ketiga, tujuan dari penggunaan model pembelajaran inkuiri adalah mengembangkankemampuan berpikir secara sistematis, logis, dan kritis, atau mengembangkan

    kemampuan intelektual sebagai bagian dari proses mental. Dengan demikian, dalammodel pembelajaran inkuiri siswa tak hanya dituntut agar menguasai materi pelajaran,tetapi bagaimana mereka dapat menggunakan potensi yang dimilikinya.Seperti yang dapat disimak dari proses pembelajaran, tujuan utama pembelajaranmelalui model inkuiri adalah menolong siswa untuk dapat mengembangkan disiplinintelektual dan keterampilan berpikir dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan danmendapatkan jawaban atas dasar rasa ingin tahu mereka.Model pembelajaran inkuiri merupakan bentuk dari pendekatan pembelajaran yangberorientasi kepada siswa (student-centered approach). Dikatakan demikian, sebabdalam model ini siswa memegang peran yang sangat dominan dalam prosespembelajaran.Model pembelajaran inkuiri akan efektif manakala :

    Guru mengharapkan siswa dapat menemukan sendiri jawaban dari suatupermasalahan yang ingin dipecahkan. Dengan demikian dalam model inkuiri,penguasaan materi pelajaran bukan sebagai tujuan utama pembelajaran. Akantetapi yang lebih dipentingkan adalah proses belajar.

    Jika bahan pelajaran yang akan diajarkan tidak berbentuk fakta atau konsep yangsudah jadi, akan tetapi sebuah kesimpulan yang perlu pembuktian.

    Jika proses pembelajaran berangkat dari rasa ingin tahu siswa terhadap sesuatu. Jika guru akan mengajar pada sekelompok siswa yang rata-rata memiliki kemauan

    dan kemampuan berpikir. Model inkuiri akan kurang berhasil diterapkan kepadasiswa yang kurang memiliki kemampuan untuk berpikir.

    Jika jumlah siswa yang belajar tak terlalu banyak sehingga bisa dikendalikanolehguru.

    Jika guru memiliki waktu yang cukup untuk menggunakan pendekatan yangberpusat pada siswa.

    b. Prinsip-prinsip Penggunaan Model Pembelajaran InkuiriModel Pembelajaran inkuiri merupakan model yang menekankan kepadapengembangan intelektual anak. Perkembangan mental (intelektual) itu menurutPiaget dipengaruhi oleh 4 faktor, yaitu maturation, physical experience, socialexperience, dan equilibrium. Atas dasar tersebut, maka dalam penggunaan ModelPembelajaran Inkuiri terdapat beberapa prinsip yang harus diperhatikan oleh setiapguru.1) Berorientasi pada Pengembangan intelektual.

    Tujuan utama dari model inkuiri adalah pengembangan kemampuanberpikir.Dengan demikian, model pembelajaran ini selain berorientasi kepada hasil

    belajar juga berorientasi pada proses belajar. Karena itu, kriteria keberhasilan dariproses pembelajaran dengan menggunakan model inkuiri bukan ditentukan olehsejauhmana siswa dapat menguasai materi pelajaran, akan tetapi sejauh manasiswa beraktivitas mencari dan menemukan sesuatu. Makna dari sesuatu yangharus ditemukan oleh siswa melalui proses berpikir adalah sesuatu yang dapatditemukan, bukan sesuatu yang tidak pasti, oleh sebab itu setiap gagasan yangharus dikembangkan adalah gagasan yang dapat ditemukan.

    2) Prinsip InteraksiProses pembelajaran pada dasarnya adalah proses interaksi, baik interaksi antarasiswa maupun interaksi siswa dengan guru, bahkan interaksi siswa denganlingkungan. Pembelajaran sebagai proses interaksi berarti menempatkan gurubukan sebagai sumber belajar, tetapi sebagai pengatur lingkungan atau pengatur

    interaksi itu sendiri. Guru perlu mengarahkan (directing) agar siswa bisamengembangkan kemampuan berpikirnya melalui interaksi mereka. Kemampuanguru untuk mengatur interaksi memang bukan pekerjaan yang mudah. Sering guru

    PSGRay

    on124UniversitasNegeriMakassar

  • 5/19/2018 Modul Geografi_1_24.pdf

    11/299

    P a g e | 9Modul Pendidikan & Latihan Profesi GuruPSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

    terjebak oleh kondisi yang tidak tepat mengenai proses interaksi itu sendiri.Misalnya, interaksi hanya berlangsung antar siswa yang mempunyai kemampuanberbicara saja walaupun pada kenyataannya pemahaman siswa tentang substansipermasalahan yang dibicarakan sangat kurang; atau guru justru menanggalkanperan sebagai pengatur interaksi itu sendiri.

    3) Prinsip BertanyaPeran guru yang harus dilakukan datam menggunakan model pembelajaraninkuiri

    adaiah guru sebagai penanya. Sebab, kemampuan siswa untuk menjawabsetiappertanyaan pada dasarnya sudah merupakan sebagian dari proses berpikir.Olehsebab itu, kemampuan guru untuk bertanya dalam setiap langkah inkuirisangatdiperlukan. Berbagai jenis dan teknik bertanya perlu dikuasai oleh setiapguru,apakah itu bertanya untuk melacak, bertanya untuk mengembangkankemampuan,atau bertanya untuk menguji.

    4) Prinsip Belajar untuk BerpikirBelajar bukan hanya mengingat sejumlah fakta, akan tetapi belajar adalah prosesberpikir (learning how to think), yakni proses mengembangkan potensti seluruhotak.

    5) Prinsip KeterbukaanBelajar adalah suatu proses mencoba berbagai kemungkinan. Segala sesuatu

    mungkin saja terjadi. Oleh sebab itu, anak perlu diberikan kebebasan untukmencoba sesuai dengan perkernbangan kemampuan logika dannalarnya.Pembelajaran yang bermakna adalah pembelajaran yang menyediakanberbagai kemungkinan sebagai hipotesis yang harus dibuktikankebenarannya.Tugas guru adalah menyediakan ruang untuk memberikan hipotesisdan secara terbuka membuktikan kebenaran hipotesis yang diajukan.

    c. Langkah Pelaksanaan Model Pembelajaran InkuiriSecara umum proses pembetajaran dengan menggunakan model pembelajaran inkuiridapat mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:1) Orientasi

    Langkah orientasi adalah langkah untuk membina suasana atau iklim pembelajaranyang responsif. Pada langkah ini guru mengondisikan agar siswa siapmelaksanakan proses pembelajaran. Langkah orientasi merupakan langkah yangsangat penting. Keberhasilan model pembelajaran inkuiri sangat tergantung padakemauan siswa untuk beraktivitas menggunakan kemampuannya dalammemecahkan masalah.Beberapa hal yang dapat dilakukan dalam tahapan orientasi ini adalah: Menjelaskan topik, tujuan, dan hasil belajar yang diharapkan dapat dicapai oleh

    siswa. Menjelaskan pokok-pokok kegiatan yang harus dilakukan oleh siswa untuk

    mencapai tujuan. Menjelaskan pentingnya topik dan kegiatan belajar. Hal ini dilakukan dalam

    rangka memberikan motivasi belajar siswa.2) Merumuskan masalah

    Merumuskan masalah merupakan langkah membawa siswa kepada suatupersoalan yang mengandung teka teki. Persoalan yang disajikan adalah persoalanyang menantang siswa untuk berpikir memecahkan teka teki itu.Dikatakan tekateki dalam rumusan masalah yang ingin dikaji disebabkan masalah itu tentu ada

    jawabannya, dan siswa didorong untuk mencari jawaban yang tepat. Prosesmencari jawaban itulah yang sangat penting dalam pembelajaran inkuiri, melaluiproses tersebut siswa akan memperoleh pengalaman yang sangat berhargasebagai upaya mengembangkan mental melalui proses berpikir.

    3) Mengajukan hipotesisHipotesis adalah jawaban sementara dari suatu permasalahan yang sedang dikaji.Sebagai jawaban sementara, hipotesis perlu diuji kebenarannya. Salah satu carayang dapat dilakukan guru untuk mengembangkan kemampuan menebak

    (berhipotesis) pada setiap anak adalah dengan mengajukan berbagai pertanyaanyang dapat mendorong siswa untuk dapat merumuskan jawaban sementara ataudapat merumuskan berbagai perkiraan kemungkinan jawaban dari suatu

    PSGRay

    on124UniversitasNegeriMakassar

  • 5/19/2018 Modul Geografi_1_24.pdf

    12/299

    P a g e | 10Modul Pendidikan & Latihan Profesi GuruPSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

    permasalahan yang dikaji. Perkiraan sebagai hipotesis bukan sembarang perkiraan,tetapi harus memiliki landasan berpikir yang kokoh, sehingga hipotesis yangdimunculkan itu bersifat rasional dan logis.

    4) Mengumpulkan dataMengumpulkan data adalah aktivitas menjaring informasi yang dibutuhkan untukmengkaji hipotesis yang diajukan. Dalam model pembelajaran inkuiri,mengumpulkan data merupakan proses mental yang sangat penting dalam

    pengembangan intelektual.5) Menguji hipotesisMenguji hipotesis adalah proses menentukan jawaban yang dianggap diterimasesuai dengan data atau informasi yang diperoleh berdasarkan pengumpulan data.

    Yang terpenting dalam menguji hipotesis adalah mencari tingkat keyakinan siswaatas jawaban atas jawaban yang diberikan. Disamping itu, menguji hipotesis jugaberarti mengembangkan kemampuan berpikir rasional. Artinya, kebenaran

    jawaban yang diberikan bukan hanya berdasarkan argumentasi, akan tetapi harusdidukung oleh data yang ditemukan dan dapat dipertanggungjawabkan.

    6) Merumuskan kesimpulanMerumuskan kesimpulan adalah proses mendeskripsikan temuan yang diperolehberdasarkan hasil pengajuan hipotesis.

    4. Model Pembelajaran Berbasis Masalaha. Konsep Dasar, Karakteristik Model Pembelajaran Berbasis Masalah

    Model Pembelajaran Berbasis Masalah dapat diartikan sebagai rangkaian aktivitaspembelajaran yang menekankan kepada proses penyelesaian masalah yang dihadapisecara ilmiah. Terdapat 3 ciri utama dari Model Pembelajaran Berbasis Masalah. Pertama,Model Pembelajaran Berbasis Masalah merupakan rangkaian aktivitas pembelajaran,artinya dalam implementasi MPBM ada sejumlah kegiatanyang harus dilakukan siswa.MPBM tidak mengharapkan siswa hanya sekedar mendengarkan, mencatat, kemudianmenghafal materi pelajaran. Akan tetapi melalui MPBM siswa aktif berpikir,berkomunikasi, mencari dan mengolah data, dan akhirnya menyimpulkan. Kedua,aktivitas pembelajaran diarahkan untuk menyelesaikan masalah. MPBM menempatkanmasalah sebagai kata kunci dari proses pembelajaran. Artinya, tanpa masalah maka tidakmungkin ada proses pembelajaran. Ketiga, pemecahan masalah dilakukan denganmenggunakan pendekatan berpikir secara ilmiah. Berpikir dengan menggunakan metodeilmiah adalah proses berpikir deduktif dan induktif. Proses berpikir ini dilakukan secarasistematis dan empiris. Sistematis artinya berpikir ilmiah dilakukan melalui tahapan-tahapan tertentu, sedangkan empiris artinya proses penyelesaian masalah didasarkanpada data dan fakta yang jelas.Untuk mengimplementasikan MPBM, guru perlu memilih bahan pelajaran yangmemilikipermasalahan yang dapat dipecahkan. Permasalahan tersebut bisadiambil dari buku teksatau dari sumber-sumber lain misalnya dari peristiwa yangterjadi dilingkungan sekitar,dari peristiwa dalam keluarga atau dari peristiwakemasyarakatan.Strategi pembelajaran dengan pemecahan masalah dapat diterapkan: Manakala guru menginginkan agar siswa tidak hanya sekadar dapat mengingat materi

    pelajaran, akan tetapi menguasai dan memahaminya secara penuh. Apabila guru bermaksud untuk mengembangkan keterampilan berpikir rasional siswa,

    yaitu kemampuan menganalisis situasi, menerapkan pengetahuan yang mereka milikidalam situasi baru, mengenal adanya perbedaan antara fakta dan pendapat, sertamengembangkan kemampuan berpikir dalam membuatjudgementsecara objektif.

    Manakala guru menginginkan kemampuan siswa untuk memecahkan serta membuattantangan intelektual siswa.

    Jika guru ingin mendorong siswa untuk lebih bertanggungjawab dengan belajarnya. Jika guru ingin siswa memahami hubungan antara apa yang dipelajari dengan

    kenyataan dalam kehidupannya (hubungan antara teori dan kenyataan)

    b.

    Tahapan-tahapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah

    Banyak ahli yang menjelaskan bentuk penerapan MPBM. John Dewey seorang ahlipendidikan berkebangsaan Amerika menjelaskan 6 langkah MPBM yang kemudian dianamakan metode pemecahan masalah (problem solving), yaitu :

    PSGRay

    on124UniversitasNegeriMakassar

  • 5/19/2018 Modul Geografi_1_24.pdf

    13/299

    P a g e | 11Modul Pendidikan & Latihan Profesi GuruPSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

    Merumuskan masalah, yaitu langkah siswa menentukan masalah yang akandipecahkan.Menganalisis masalah, yaitu langkah siswa meninjau masalah secara kritis dariberbagai sudut pandang.Merumuskan hipotesis, yaitu langkah siswa merumuskan berbagai kemungkinanpemecahan sesuai dengan pengetahuan yang dimilikinya.Mengumpulkan data, yaitu langkah siswa mencari dan menggambarkan informasi

    yang diperlukan untuk pemecahan masalah.Pengujian hipotesis, yaitu langkah siswa mengambil atau merumuskan kesimpulansesuai dengan penerimaan dan penolakaan hipotesis yang diajukan.Merumuskan rekomendasi pemecahan masalah, yaitu langkah siswamenggambarkan rekomendasi yang dapat dilakukan sesuai rumusan hasil pengajuanhipotesis dan rumusan kesimpulan.

    5. Model Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berfikira. Hakikat dan Pengertian Model Pembelajaran Peningkatan

    Telah dijelaskan bahwa salah satu kelemahan proses pembelajaran yang dilakukan paraguru kita adalah kurang adanya usaha pengembangan kemampuan berpikir siswa. Dalamsetiap proses pembelajaran pada mata pelajaran apapun kita lebih banyak mendorong

    siswa agar menguasai sejumlah materi pelajaran. Metode pembelajaran yang dibahaspada bab ini adalah metode pembelajaran yang diharapkan dapat meningkatkankemampuan berpikir siswa. Metode pembelajaran ini pada awalnya dirancang untukpembelajaran llmu Pengetahuan Sosial (IPS). Hal ini didasarkan pada asumsi bahwaselama ini IPS dianggap sebagai pelajaran hafalan. Namun demikian, tentu saja denganberbagai penyesuaian topik, model pembelajaran yang akan dibahas ini juga dapatditerapkan pada mata pelajaran lainnya termasuk mata pelajaran sejarah. Berdasarkanhasil penelitian, selama ini IPS dianggap sebagai pelajaran kelas dua. Para orang tuasiswa berpendapat IPS merupakan pelajaran yang tidak terlalu penting dibandingkandengan pelajaran lainnya, seperti IPA dan Matematika (Sanjaya, 2002). Hal itumerupakan pandangan yang keliru. Sebab, pelajaran apapun diharapkan dapatmembekali siswa baik untuk terjun ke masyarakat maupun untuk melanjutkan ke jenjangpendidikan yang lebih tinggi. Kekeliruan ini juga terjadi pada sebagian besar para guru.Mereka berpendapat bahwa IPS pada IPS pada hakikatnya adalah pelajaran hapalanyang tidak menantang untuk berpikir. IPS adalah pelajaran yang syarat dengan konsep-konsep, pengertian-pengertian, data, atau fakta yang harus dihafal dan tidak perludibuktikan.Sekarang bagaimana mengubah paradigma berpikir tentang IPS dan sejarah sebagaimata pelajaran hafalan? bagaimana sejarah dapat dijadikan mata pelajaran yangmampu mengembangkan kemampuan berpikir siswa? Di bawah ini akan dijelaskan satumodel pembelajaran berpikir dalam pelajaran Sejarah dan IPS. Model pembelajaran iniadalah model pembelajaran hasil dari pengembangan yang telah diuji coba(Sanjaya,2002).Model pembelajaran peningkatan kemampuan berpikir (MPPKB) adalah modelpembelajaran yang bertumpu kepada pengembangan kemampuan berpikir siswa melalui

    telaahan fakta-fakta atau pengalaman anak sebagai bahan untuk memecahkan masalahyang diajukan.Terdapat beberapa hal yang terkandung dalam pengertian di atas. Pertama, MPPKBadalah model pembelajaran yang bertumpu pada pengembangan kemampuan berpikir,artinya tujuan yang ingin dicapai oleh MPPKB adalah bukan sekedar siswa dapatmenguasai sejumlah materi pelajaran. Akan tetapi bagaimana siswa dapatmengembangkan gagasan-gagasan atau ide-ide melalui kemampuan berbahasa secaraverbal. Hal ini didasarkan pada asumsi bahwa kemampuan bicara secara verbalmerupakan salah satu kemampuan berpikir.Kedua, telaahan fakta-fakta sosial atau pengalaman sosial merupakan dasarpengembangan kemampuan berpikir, artinya pengembangan gagasan dan ide-idedidasarkan kepada pengalaman sosial anak dalam kehidupan sehari-hari dan/atau

    berdasarkan kemampuan anak untuk mendeskripsikan hasil-hasil pengamatan merekaterhadap berbagai fakta dan data yang mereka peroleh dalam kehidupansehari-hari.

    PSGRay

    on124UniversitasNegeriMakassar

  • 5/19/2018 Modul Geografi_1_24.pdf

    14/299

    P a g e | 12Modul Pendidikan & Latihan Profesi GuruPSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

    Ketiga, sasaran akhir MPPKB adalah kemampuan anak untuk memecahkan masalah-masalah soisal sesuai dengan taraf perkembangan anak.

    b. Hakikat Kemampuan berpikir dalam MPPKBModel pembelajaran peningkatan kemampuan berpikir atau MPPKB merupakan modelpembelajaran yang bertumpu pada proses perbaikan dan peningkatan kemampuanberpikir siswa. Menurut Peter Reasin(1981), berpikir (thinking) adalah proses mental

    seseorang yang lebih dari sekadar mengingat (remembering) dan memahami(comprehending). Menurut Reason mengingat dan memahami lebihbersifat pasifdaripada kegiatan berpikir (thinking). Mengingat pada dasarnya hanya melibatkan usahapenyimpanan sesuatu yang telah dialami untuk suatu saat dikeluarkan kembali ataspermintaan; sedang memahami memerlukan pemerolehan apa yang didengar dan dibacaserta melihat keterkaitan antar aspek dalam memori. Berpikir adalah istilah yang lebihdari keduanya. Berpikir menyebabkan seseorang harus bergerak hingga diluar informasiyang didengarnya. Misalkan kemampuan berpikir seseorang untuk menemukan solusibaru dari suatu persoalan yang dihadapi.Kemampuan berpikir memerlukan kemampuan mengingat dan memahami, oleh sebab itukemampuan mengingat adalah bagian terpenting dalam mengembangkan kemampuanberpikir. Artinya, belum tentu seseorang yang memiliki mengingat dan memahami

    memiliki kemampuan juga dalam berpikir. Sebaliknya, kemampuan berpikir seseorangsudah pasti diikuti oleh kemampuan mengingat dan memahami. Hal ini seperti yangdikemukakan Peter Reason, bahwa berpikir tidak mungkin terjadi tanpa adanyamemori. Bila seseorang kurang memiliki daya ingat (working memory), maka orangtersebut tidak mungkin sanggup menyimpan masalah dan informasi yang cukup lama.Jika seseorang kurang memiliki daya ingat jangka panjang (long term memory), makaorang tersebut dipastikan tidak akan memiliki catatan masa lalu yang dapat digunakanuntuk memecahkan masalah yang dihadapi pada masa sekarang. Dengan demikian,berpikir sebagai kegiatan yang melibatkan proses mental memerlukan kemampuanmengingat dan memahami, sebaliknya untuk dapat mengingat dan memahami diperlukanproses mental yang disebut berpikir.Berdasarkan penjelasan di atas, maka MPPKB bukan hanya sekadar model pembelajaranyang diarahkan agar peserta didik dapat mengingat dan memahami berbagai data, faktaatau konsep. Akan tetapi bagaimana data, fakta, dan konsep tersebut dapat dijadikansebagai alat untuk melatih kemampuan berpikir siswa dalam menghadapi danmemecahkan suatu persoalan

    c. Karakteristik MPPKB

    Sebagai strategi pembelajaran yang diarahkan untuk nengembangkan kemampuanberpikir, MPPKB memiliki tiga karakteristik utama, yaitu sebagai berikut:1) Proses pembelajaran melalui MPPKB menekankan kepada proses mental siswasecara

    maksimal. MPPKB bukan model pembelajaran yang hanya menuntut siswa sekedarmendengar dan mencatat, tetapi menghendaki aktivitas siswa dalam proses berpikir.Hal ini sesuai dengan latar belakang psikologis yang menjadi tumpuannya, bahwapembelajaran itu adalah peristiwa mental bukan peristiwa behavioral yang lebih

    menekankan aktivitas fisik. Artinya, setiap kegiatan belajar itu disebabkan tidakhanya peristiwa hubungan stimulus-respon saja, tetapi juga disebabkan karenadorongan mental yang diatur otaknya. Berkaitan dengan karakteristik tersebut,maka dalam proses implementasi MPPKB perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut:

    Jika belajar tergantung pada bagaimana informasi diproses secara mental,maka proses kognitif siswa harus menjadi kepedulian utama guru. Artinya, guruharus menyadari bahwa proses pembelajaran itu yang terpenting bukan hanyaapa yang dipelajari, tetapi bagaimana mereka mempelajarinya.Guru harus mempertimbangkan tingkat perkembangan kognitif siswa ketikamerencanakan topik yang harus dipelajari secara metoda apa yangakandigunakan.Siswa harus mengorganisasi yang mereka pelajari. Dalam hal ini guru harus

    membantu agar siswa belajar untuk melihat hubungan antar bagian yangdipelajari.

    PSGRay

    on124UniversitasNegeriMakassar

  • 5/19/2018 Modul Geografi_1_24.pdf

    15/299

    P a g e | 13Modul Pendidikan & Latihan Profesi GuruPSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

    Informasi baru akan bisa ditangkap lebih mudah oleh siswa manakala siswadapat mengorganisasikannya dengan pengetahuan yang telah mereka miliki.Dengan demikian guru harus dapat membantu siswa belajar denganmemperlihatkan bagaimana gagasan baru berhubungan dengan pengetahuanyang telah mereka miliki.Siswa harus secara aktif merespon apa yang mereka pelajari. Merespon dalamkonteks ini adalah aktivitas mental bukan aktivitas secara fisik.

    2) MPPKB dibangun dalam nuansa dialogis dan proses tanya jawab secara terusmenerus. Proses pembelajaran melalui dialog dan tanya jawab itu diarahkan untukmemperbaiki dan meningkatkan kemampuan berpikir siswa, yang pada gilirannyakemampuan berpikir itu dapat membantu siswa untuk memperoleh pengetahuanyang mereka konstruksi sendiri.

    3) MPPKB adalah model pembelajaran yang menyandarkan kepada dua sisi yang samapentingnya, yaitu sisi proses dan hasil belajar. Proses belajar diarahkan untukmeningkatkan kemampuan berpikir, sedangkan sisi hasil belajar diarahkan untukmengkonstruksi pengetahuan dan penguasaan materi pembelajaran baru.

    d. Tahapan-tahapan Pembelajaran MPPKB

    MPPKB menekankan kepada keterlibatan siswa secara penuh dalam belajar hal ini sesuai

    dengan hakikat MPPKB yang tidak mengharapkan siswa sebagai objek belajar yanghanya duduk mendengarkan penjelasan guru kemudian mencatat untuk dihafalkan. Carademikian bukan saja tidak sesuai dengan hakikat belajar sebagai usaha memperolehpengalaman. Namun juga dapat menghilangkan gairah dan motivasi belajar siswa(George W. Maxim, 1987).

    Ada 6 tahap dalam MPPKB. Setiap tahap dijelaskan sebagai berikut:1) Tahap Orientasi

    Pada tahap ini guru mengondisikan siswa pada posisi siap untuk melakukanpembelajaran. Tahap orientasi dilakukan dengan, pertama, penjelasan tujuan yangharus dicapai baik tujuan yang berhubungan dengan penguasaan materipelajaranyang harus dicapai, maupun tujuan yang berhubungan dengan proses pembelajaranatau kemampuan berpikir yang harus dimiliki siswa, kedua, penjelasan prosespembelajaran yang harus dilakukan siswa, yaitu penjelasn tentang apa yang harusdilakukan siswa dalam setiap tahapan proses pembelajaran.Pemahaman siswa terhadap arah dan tujuan yang harus dicapai dalam prosespembelajaran seperti yang dijelaskan pata tahap orientasi sangat menentukankeberhasilan MPPKB. Pemahaman yang baik akan membuat siswa tahu kemanamereka akan dibawa, sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar mereka.Olehsebab itu, tahapan ini merupakan tahapan yang sangat penting dalam implementasiproses pembelajaran. Untuk itulah dialog yang dikembangkan guru pada tahapan iniharus mampu menggugah dan menumbuhkan minat belajar siswa.

    2) Tahap PelacakanTahap pelacakan adalah tahapan penjajakan untuk memahami pengalaman dankemampuan dasar siswa sesuai dengan tema atau pokok persoalan yang akandibicarakan. Melalui tahapan inilah guru mengembangkan dialog dan tanya jawab

    untuk mengungkap pengalaman apa saja yang telah dimiliki siswa yang diangaprelevan dengan tema yang akan dikaji. Dengan berbekal pemahaman itulahselanjutnya guru rnenentukan bagaimana ia harus mengembangkan dialog danTanya jawab pada tahapan-tahapan selanjutnya.

    3) Tahap Kontrontasi

    Tahap konfrontasi adalah tahapan penyajian persoalan yang harus dipecahkan sesuaidengan tingkat kemampuan dan pengalaman siswa. Untuk merangsang peningkatankemampuan siswa pada tahapan ini guru dapat memberikan persoalan-persoalanyang dilematis yang memerlukan jawaban atau jalan keluar. Persoalan yangdiberikan sesuai dengan tema atau topik itu tentu saja persoalan yang sesuai dengankemampuan dasar atau pengalaman siswa seperti yang diperoleh pada tahap kedua.Pada tahap ini guru harus dapat mengembangkan dialog agar siswa benar-benar

    memahami persoalan yang harus dipecahkan. Mengapa demikian? Sebab,pemahaman terhadap masalah akan mendorong siswa untuk dapat berpikir. Oleh

    PSGRay

    on124UniversitasNegeriMakassar

  • 5/19/2018 Modul Geografi_1_24.pdf

    16/299

    P a g e | 14Modul Pendidikan & Latihan Profesi GuruPSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

    sebab itu, keberhasilan pembelajaran pada tahap selanjutnya akan ditentukan olehtahapan ini.

    4) Tahap InkuiriTahap inkuiri adalah tahapan terpenting dalam MPPKB. Pada tahap inilah siswaberpikir yang sesungguhnya. Melalui tahapan inkuiri, siswa diajak untuk memecahkanpersoalan yang dihadapi. Oleh sebab itu, pada tahapan ini guru harus memberikanruang dan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan gagasan dalam upaya

    pemecahan persoalan. Melalui berbagai teknik bertanya guru harus dapatmenumbuhkan keberanian siswa agar mereka dapat menjelaskan, mengungkap faktasesuai dengan pengalamannya, memberikan argumentasi yang meyakinkan,mengembangkan gagasan, dan lain sebagainya

    5)

    Tahap Akomodasi

    Tahap akomodasi adalah tahapan pembentukan pengetahuan baru melaluiprosespenyimpulan. Pada tahap ini siswa dituntut untuk dapat menemukan kata-kata kuncisesuai dengan topik atau tema pembelajaran. Pada tahap ini melalui dialog, gurumembimbing agar siswa dapat menyimpulkan apa yang mereka temukan dan merekapahami sekitar topik yang dipermasalahkan.Tahap akomodasi dapat juga dikatakansebagai tahap pemantapan hasil belajar, sebab pada tahap ini siswa diarahkan untukmampu mengungkap kembali pembahasan yang diangap penting dalam proses

    pembelajaran6) Tahap TransferTahap transfer adalah tahapan penyajian masalah baru yang sepadan denganmasalah yang disajikan. Tahap transper dimaksudkan sebagai tahapan agar siswamampu mentransfer kemampuan berpikir setiap siswa untuk memecahkan masalah-masalah baru. Pada tahap ini guru dapat memberikan tugas-tugasyang sesuaidengan topik pembahasan.

    6. Model Pembelajaran Kooperatifa. Konsep Model Pembelajaran Kooperatif

    Model pembelajaran kelompok adalah rangkaian kegiatan belajar yang dilakukan olehsiswa dalam kelompok-kelompok tertentu untuk mencapai tujuan pembelajaran yangtelah dirumuskan, Ada empat unsur penting dalam model pembelajaran kooperatif, yaitu:(1) adanya peserta dalam kelompok; (2) adanya aturan kelompok; (3) adanya upayabelajar; (4) adanya tujuan yang harus dicapai.Peserta adalah siswa yang melakukan proses pembelajaran dalam setiap kelompokbelajar. Pengelompokan siswa bisa ditetapkan berdasarkan beberapa pendekatan,diantaranya pengelompokan yang didasarkan atas minat danbakat siswa, pengelompokanyang didasarkan atas latar belakang kemampuan, pengelompokan yang didasarkan atascampuran baik campuran ditinjau dari minat maupun campuran ditinjau darikemampuan. Pendekatan apa pun yang digunakan, tujuan pembelajaran haruslahmenjadi pertimbangan utama.

    Aturan kelompok adalah segala sesuatu yang menjadi kesepakatan semua pihak yangterlibat, baik siswa sebagai peserta didik, maupun siswa sebagai anggota kelompok.Misalnya, aturan tentang pembagian tugas setiap anggota kelompok, waktu dan tempat

    pelaksanaan, dan lain sebagainya.Salah satu model dari model pembelajaran kelompok adalah model pembelajarankooperatif (cooperative learning). Model pembelajaran kooperatif merupakan modelpembelajaran kelompok yang akhir-akhir ini menjadi perhatian dan dianjurkan para ahlipendidikan untuk digunakan. Slavin (1995) mengemukakan dua alasan, pertama,beberapa hasil oenelitian membuktikan bahwa pemggunaan pembelajaran kooperatifdapat meningkatkan prestasi belajar siswa sekaligus dapat meningkatkan kemampuanhubungan sosial, menumbuhkan sikap menerima kekurangan diri dan orang lain, sertadapat meningkatkan harga diri.Kedua, pembelajaran kooperatif dapat merealisasikan kebutuhan siswa dalambelajarberpikir, memecahkan masalah, dan mengintegrasikan pengetahuandenganketerampilan. Dari dua alasan tersebut, maka pembelajaran kooperatifmerupakan bentuk

    pembelajaran yang dapat memperbaiki sistem pembelajaranyang selama ini memilikikelemahan.

    PSGRay

    on124UniversitasNegeriMakassar

  • 5/19/2018 Modul Geografi_1_24.pdf

    17/299

    P a g e | 15Modul Pendidikan & Latihan Profesi GuruPSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

    Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran dengan menggunakan sistempengelompokan/tim kecil, yaitu antara empat sampai enam orang yang mempunyai latarbelakang kemampuan akademik, jenis kelamin, ras atau suku yang berbeda (heterogen).Sistem penilaian dilakukan terhadap kelompok. Setiap kelompok akan memperolehpenghargaan (reward), jika kelompok mampu menunjukkan prestasi yangdipersyaratkan. Dengan demikian, setiap anggota kelompok akan mempunyaiketergantungan positif. Ketergantungan semacam itulah yang selanjutnya akan

    memunculkan tanggung jawab individu terhadap kelompok dan keterampilaninterpersonal dari setiap anggota kelompok.Setiap individu akan saling membantu,mereka akan mempunyai motivasi untuk keberhasilan kelompok, sehingga setiap individuakan memiliki kesempatan yang sama untuk memberikan kontribusi demi keberhasilankelompok.Model pembelajaran ini bisa digunakan manakala : Guru menekankan pentingnya usaha kolektif disamping usaha individual dalam

    belajar. Jika guru menghendaki seluruh siswa (bukan hanya siswa yang pintar saja) untuk

    memperoleh keberhasilan dalam belajar Jika guru ingin menanamkan, bahwa siswa dapat belajar dari teman lainnya, dan

    belajar dari bantuan orang lain.

    Jika guru menghendaki untuk mengembangkan kemampuan komunikasi siswasebagai bagian dari isi kurikulum. Jika guru menghendaki meningkatnya motivasi siswa dan menambah tingkat

    partisipasi mereka. Jika guru menghendaki berkembangnya kemampuan siswa dalam memecahkan

    masalah dan menemukan berbagai solusi pemecahan.

    7. Model Pembelajaran Kontekstuala. Konsep Dasar Model Pembelajaran Kontekstual

    Contextual Teaching and Learning (CTL) adalah suatu model pembelajaranyangmenekankan kepada proses keterlibatan siswa secara penuh untukdapatmenemukan materi yang dipelajari dan menghubungkannya dengansituasikehidupan nyata sehingga mendorong siswa untuk.dapat menerapkannyadalamkehidupan mereka.Dari konsep tersebut ada tiga hal yang harus kita pahami. Pertama, CTLmenekankankepada proses keterlibatan siswa untuk menemukan materi, artinya prosesbelajar diorientasikan pada proses pengalaman secara langsung. Proses belajardalamkonteks CTL tidak mengharapkan agar siswa hanya mener.ima pelajaran,akantetapi proses mencari dan menemukan sendiri materi pelajaran.Kedua, CTL mendorong siswa agar dapat menemukan hubungan antara materiyangdipelajari dengan situasi kehidupan nyata, artinya siswa dituntut untuk dapatmenangkaphubungan antara pengalaman belajar di sekolah dengan kehidupannyata. Hal ini sangatpenting, sebab dengan dapat mengorelasikan materi yangditemukan dengan kehidupannyata, bukan saja bagi siswa materi itu akan bermaknasecara fungsional, akan tetapimateri yang dipelajarinya akan tertanam erat dalammemori siswa, sehingga tidak akan

    mudah dilupakan.Ketiga, CTL mendorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan, artinya CTLbukan hanya mengharapkan siswa dapat rnemahami materi yang dipelajarinya,akantetapi bagaimana materi pelajaran itu dapat mewarnai perilakunya dalamkehidupansehari-hari. Materi pelajaran dalam kontek CTL, bukan untuk ditumpukdiotak dankemudian dilupakan, akan tetapi sebagai bekal mereka dalam mengarungi kehidupannyata.Sehubungan dengan itu, terdapat lima karakteristik penting dalam prosespembelajaranyang menggunakan pendekatan CTL.1) Dalam CTL, pembelajaran merupakan proses pengaktifan pengetahuan yangsudah

    ada (activiting knowledge), artinya apa yang akan dipelajari tidak terlepasdaripengetahuan yang sudah dipelajari, dengan demikian pengetahuan yangakan

    diperoleh siswa adalah pengetahuan yang utuh yang memiliki keterkaitansatu samalain.

    PSGRay

    on124UniversitasNegeriMakassar

  • 5/19/2018 Modul Geografi_1_24.pdf

    18/299

    P a g e | 16Modul Pendidikan & Latihan Profesi GuruPSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

    2) Pembelajacan yang kontekstual adalah belajar dalam rangka memperolehdanmenambah pengetahuan baru (acquiring knowledge). Pengetahuan baruitu diperolehdengan cara deduktif, artinya pembelajaran dimulai denganmempelajarai secarakeseluruhan, kemudian memerhatikan detailnya.

    3) Pemahaman pengetahuan (understanding knowledge), artinya pengetahuanyangdiperoleh bukan untuk dihafal tetapi untuk dipahami dan diyakini, misalnyadengancara meminta tanggapan dari yang lam tentang pengetahuan yangdiperolehnya dan

    berdasarkan tanggapan tersebut baru pengetahuanitudikembangkan.4) Mempraktikkan pengetahuan dan pengalaman tersebut (applying knowledge),artinyapengetahuan dan pengalaman yang diperolehnya harus dapatdiaplikasikan dalamkehidupan siswa, sehingga tampak perubahan perilakusiswa.

    5) Melakukan refleksi (reflecting knowledge) terhadap strategi pengembanganpengetahuan. Hal ini dilakukan sebagai umpan balik untuk proses perbaikan danpenyempurnaan strategi.

    b. Perbedaan CTL dengan Pembelajaran KonvensionalApa perbedaan pokok antara pembelajaran CTL dan pembelajaran konvensionalsepertiyang banyak diterapkan sekolah sekarang ini? Di bawah ini dijelaskan secarasingkatperbedaan kedua model tersebut dilihatdari konteks tertentu.

    1)

    CTL menempatkan siswa sebagai subjek belajar, artinya siswa berperan aktifdalamsetiap proses pembelajaran dengan cara menemukan dan 1 menggalisendiri materipelajaran. Sedangkan, dalam pembelajaran konvensional siswaditempatkan sebagaiobjek belajar yang berperan sebagai penerima informasisecara pasif

    2) Dalam pembelajaran CTL, siswa belajar melalui kegiatan kelompok, sepertikerjakelompok, berdiskusi, saling menerima dan member!. Sedanskan dalampembelajarankonvensional siswa lebih banyak belajar secara individual denganmenerima,mencatat, dan menghafal materi pelajaran.

    3) Dalam CTL, pembelajaran dikaitkan dengan kehidupan nyata secara riil,sedangkandalam pembelajaran konvensional, pembelajaran bersifat teoretisdan abstrak.

    4) Dalam CTL, kemampuan didasarkan atas pengalaman, sedangkan dalampembelajarankonvensional kemampuan diperoleh melalui latihan-latihan.

    5) Tujuan akhir dari proses pembelajaran melalui CTL adalah kepuasan diri;sedangkandalam pembelajaran konvensional, tujuan akhir adalah nilai atauangka.

    6) Dalam CTL, tindakan atau perilaku dibangun atas kesadaran diri sendiri,misalnyaindividu tidak melakukan perilaku tertentu karena ia menyadari bahwaperilaku itumerugikan dan tidak bermanfaat; sedangkan dalam pembelajarankonvensional,tindakan atau perilaku individu didasarkan oleh faktor dari luardirinya, misalnyaindividu tidak melakukan sesuatu disebabkan takit hukumanatau sekadar untukmemp.eroleh angka atau nilai dari guru.

    7) Dalam CTL, pengetahuan yang dimiliki setiap individu selalu berkembangsesuaidengan pengalaman yang dialaminya, oleh sebab itu setiap siswa bisaterjadiperbedaan dalam memaknai hakikat pengetahuan yang dimilikinya.Dalampembelajaran konvensional hal ini tidak mungkin terjadi. Kebenaranyangdimiliki bersifat absolut dan final, oleh karena pengetahuan dikonstruksi

    olehorang lain.8) Dalam pembelajaran CTL, siswa bertanggung jawab dalam memonitordan

    mengembangkan pembelajaran mereka masing-masing; sedangkan dalampembelajaran konvensional guru adalah penentu jalannya proses pembelajaran.

    9) Dalam pembelajaran CTL, pembelajaran bisa terjadi di mana saja dalamkonteks dansetting yang berbeda sesuai dengan kebutuhan; sedangkan dalampembelajarankonvensional pembelajaran hanya terjadi di dalam kelas.Sejarah SMAPLPG SertifikasiGuru 2012 Rayon 9 Universitas Negeri Jakarta 96

    10) Oleh karena tujuan yang ingin dicapai adalah seluruh aspek perkembangan siswa,maka dalam CTL keberhasilan pembelajaran diukur dengan berbagaicara, misalnyadengan evaluasi proses, hasil karya siswa, penampilan, rekaman,observasi,wawancara, dan lain sebagainya; sedangkan dalam pembelajarankonvensional

    keberhasilan pembelajaran biasanya hanya diukur dari tes.

    PSGRay

    on124UniversitasNegeriMakassar

  • 5/19/2018 Modul Geografi_1_24.pdf

    19/299

    P a g e | 17Modul Pendidikan & Latihan Profesi GuruPSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

    Beberapa perbedaan pokok si atas, tnenggambarkan bahwa CTL memangmemilikikarakteristik tersendiri baik dilihat dari asumsi maupun proses pelaksanaandanpengelolaannya.1.Asas-Asas CTL

    CTL memiliki 7 asas yang melandasi pelaksanaan proses pembelajaran denganmenggunakan model pembelajaran kontekstual. Seringkali asas ini disebut jugakomponen-komponen CTL.

    a) KonstruktivismePembelajaran melalui CTL pada dasarnya mendorong agar siswa biasmengkonstruksi pengetahuannya melalui proses pengamatan dan pengalaman.Mengapa demikian? Sebab, pengetahuan hanya akan fungsional manakala dibangunoleh individu. Pengetahuan yang hanya diberikan tidak akan menjadi pengetahuanyang bermakna. Atas dasar asumsi yang mendasar itulah, maka penerapan asaskonstruktivisme dalam pembelajaran CTL, siswa didorong untuk mampumengkonstruksi pengetahuan sendiri melalui pengalaman nyata

    b) InkuiriAsas kedua dalam pembelajaran CTL adalah inkuiri. Artinya, proses pembelajarandidasarkan pada pencarian dan peneluan melalui proses berpikir secara sistematis.Pengetahuan bukanlah sejumlah fakta hasildari rnengingat, akan tetapi hasil dari

    proses menemukan sendiri. Dengan demikian dalam proses perencanaan, gurubukanlah mempersiapkan sejumlah materi yang harus dihafal, akan tetapimerancang pembelajaran yang memungkinkan siswa dapat menemukan sendirimateri yang harus dipahaminya

    Apakah inkuiri hanya bisa dilakukan untuk mata pelajaran tertentu saja?Tentu tidak.Berbagai topik dalam setiap mata pelajaran dapat dilakukan melalui proses inkuiri.Secara umum proses inkuiri dapat dilakukan melalui beberapa langkah,yaitu :a. Merumuskan masalahb. Mengajukan hipotesisc. Mengumpulkan datad. Menguji hipotesis berdasarkan data yang ditemukane. Membuat kesimpulan

    c) BertanyaBelajar pada hakikatnya adalah bertanya dan menjawab pertanyaan. Bertanya dapatdipandang sebagai refleksi dari keingintahuan setiap individu; sedangkan menjawabpertanyaan mencerminkan kemampuan seseorang dalam berpikir. Dalam prosespembelajaran melalui CTL, guru tidakmenyampaikan informasi begitu saja, akantetapi memancing agar siswadapat menemukan sendiri. Karena itu peran bertanyasangat penting, sebab melalui pertanyaan-pertanyaan guru dapat membimbing danmengarahkan siswa untuk menemukan setiap materi yang dipelajarinya.Dalam suatu pembelajaran yang produktif kegiatan bertanya akan sangatbergunauntuk:a. Menggali informasi tentang kemampuan siswa dalam penguasaan materi

    pelajaranb. Membangkitkan motivasi belajar siswa

    c. Merangsang keingintahuan siswa terhadap sesuatud. Memfokuskan siswa pada sesuatu yang diinginkane. Membimbing siswa untuk menemukan atau menyimpulkan sesuatu

    d) Masyarakat Belajar (Learning Community)Dalam kelas CTL, penerapan asas masyarakat belajar dapat dilakukandenganmenerapkan pembelajaran melalui kelompok belajar. Siswa dibagi dalam kelompok-kelompok yang anggotanya bersifat heterogen, baik dilihat dari kemampuan dankecepatan belajarnya, maupun dilihat dari bakatdan minatnya. Biarkan dalamkelompoknya mereka sating membelajarkan;yang memiliki kemampuan tertentudidorong untuk menularkannya padayang lain.

    e) Pemodelan (Modeling)Yang dimaksud dengan asas modeling adalah proses pembelajaran dengan

    memperagakan sesuatu sebagai contoh yang dapat ditiru oleh setiap siswa.Misalnya, guru memberikan contoh bagaimana cara mengoperasikan sebuah alat,atau bagaimana cara melafalkan sebuah kalimat asing, dan lain sebagainya.

    PSGRay

    on124UniversitasNegeriMakassar

  • 5/19/2018 Modul Geografi_1_24.pdf

    20/299

    P a g e | 18Modul Pendidikan & Latihan Profesi GuruPSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

    Proses modeling tidak terbatas dari guru saja, akan tetapi dapat juga gurumemanfaatkan siswa yang dianggap memiliki kemampuan. Modeling merupakanasas yang cukup penting dalam pembelajaran CTL, sebab melalui modeling siswadapat terhindar dari pembelajaran yang teoretis abstrak yang dapat memungkinkanterjadinya verbalisme

    f) RefleksiRefleksi adalah proses pengendapan pengalaman yang telah dipelajari

    yangdilakukan dengan cara menurutkan kembali kejadian-refleksi, pengalamanbelajar itu akan dimasukkan dalam struKtur Kognitif siswa yang padaakhirnya akanmenjadi bagian dari pengetahuan yang dimilikinya. Bisa terjadi melalui prosesrefleksi siswa akan memperbarui pengetahuan yangtelah dibentuknya, ataumenambah khazanah pengetahuannyaDalam proses pembelajaran denganmenggunakan CTL, setiap berakhirproses pembelajaran, guru memberikankesempatan kepada siswa untukmerenung atau mengingat kembali apa yang telahdipelajarinya. Biarkansecara bebas siswa menafsirkan pengalamannya sendiri,sehingga ia dapatmenyimpulkan tentang pengaiaman belajarnya.

    g) Penilaian Nyata (Authentic Assesment)Penilaian nyata (Authentic Assesment) adalah proses yang dilakukan guruuntukmengumpulkan informasi tentang perkembangan belajar yangdilakukan siswa.

    Penilaian ini diperlukan untuk mengetahui apakan siswabenar-benar belajar atautidak; apakah pengaiaman belajar siswa memilikipengaruh positif terhadapperkembangan intelektual maupun mental siswa.Penilaian yang autentik dilakukan secara terintegrasi dengan prosespembelajaran.Penilaian ini dilakukan secara terus menerus selama kegiatanpembelajaranberlangsung. Oleh sebab itu, tekanannya diarahkan kepada proses belajar bukankepada hasil belajar.

    2. Pola dan Tahapan Pembelajaran CTLMisalkan pada suatu hari guru akan membelajarkan anak tentang fenomenaantroposfer. Kompetensi yang harus dicapai adalah kemampuan anak untuk memahamifungsi dan jenis pasar. Untuk mencapai kompetensi tersebut dirumuskan beberapaindikator hasil belajar: Menganalisis komposisi penduduk berdasarkan umur dan jenis kelamin Mencatat dan mengumpulkan data kependudukan dari RT Mengelompokkan data kependudukan (4 RT), berdasarkan kelompok umur dan jenis

    kelamin Menghitung sex ratio dan dependency ratio Mengidentifikasi tinggi rendahnya kualitas penduduk berdasar tingkat pendidikan

    dan kesehatan

    Untuk mencapai tujuan kompetensi di atas, dengan menggunakan CTL guru melakukanlangkah-langkah pembelajaran seperti di bawah ini:a. Pendahuluan

    1) Guru menjelaskan kompetensi yang harus dicapai serta manfaat dari prosespembelajaran dan pentingnya materi pelajaran yang akan dipelajari.

    2) Guru menjelaskan prosedur pembelajaran CTL :Siswa dibagi ke dalam beberapa kelompok sesuai dengan jumlah siswaTiap kelompok ditugaskan untuk melakukan observasi ke tiap RT yang telahditentukan, misalnya kelompok 1 melakukan obserservasi ke RT 02 kelurahanSemper Timur, sedangkan kelompok 2 melakukan observasi ke RT 05Kelurahan Semper TimurMelalui observasi siswa ditugaskan untuk mengelompokkan datakependudukan berdasarkan kelompok umur dan jenis kelamin yang kemudianakan dilanjutkan dengan penghitungan sex ratio dan dependency ratio.

    3) Guru melakukan tanya jawab sekitar tugas yang harus dikerjakan oleh siswab. Inti

    Di lapangan

    1. Siswa melakukan observasi ke tiap-tiap RT sesuai dengan pembagian tugaskelompok

    PSGRay

    on124UniversitasNegeriMakassar

  • 5/19/2018 Modul Geografi_1_24.pdf

    21/299

    P a g e | 19Modul Pendidikan & Latihan Profesi GuruPSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

    2. Siswa mencatat data kependudukan berdasarkan umur dan jenis kelamin disesuai dengan lokasi yang telah mereka tentukan sebelumnya.

    Di dalam kelas1. Siswa mendiskusikan hasil temuan mereka sesuai dengan kelompoknya

    masing-masing2. Siswa melaporkan hasil diskusi

    3. Setiap kelompok menjawab setiap pertanyaan yang diajukan oleh kelompokyang lain4. Dengan bantuan guru siswa menyimpulkan hasil observasi sekitar masalah

    Yang mereka temukan di lapangan sesuai dengan indikator hasil belajaryang harus dicapai

    5. Guru menugaskan siswa untuk membuat standar operasional prosedur(SOP) sesuai dengan apa yang telah mereka lakukan dimulai darimengumpulkan data sampai pada hasil akhirnya.

    Apa yang dapat Anda tangkap dari pembelajaran dengan menggunakan CTL?Ya, pada CTL untuk mendapatkan kemampuan pemahaman konsep, anakmengalami langsung dalam kehidupan nyata di masyarakat. Kelas bukanlah tempatuntuk mencatat atau menerima informasi dari guru, akan tetapi kelas digunakan

    untuk salin membelajarkan. Untuk itu ada beberapa Catatan dalam penerapan CTLsebagai suatu model pembelajaran, yaitu sebagai berikut:1. CTL adalah model pembelajaran yang menekankan pada aktivitas siswa secara

    penuh, baik fisik maupun mental,2. CTL memandang bahwa belajar bukan menghafal, akan tetapi proses

    berpengalaman dalam kehidupan nyata.3. Kelas dalam pembelajaran CTL bukan sebagai tempat untuk memperoleh

    informasi, akan tetapi sebagai tempat untuk menguji data hasil temuan merekadi lapangan.

    4. Materi pelajaran ditemukan oleh siswa sendiri, bukan hasil pemberian dari oranglain.

    8. Model Pembelajaran Aktif Kreatif Efektif dan Menyenangkan (Model PAKEM)

    a.

    PengantarPembelajaran yang saat ini dikembangkan dan banyak dikenalkan ke seluruh pelosoktanahair adalah Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan atau disingkatdengan PAKEM. Disebut demikian karena pembelajaran ini dirancang agar mengaktifkananak, mengembangkan kreativitas sehingga efektif namun tetap menyenangkan. Modulini dimaksudkan untuk memberikan gambaran tentang apa, mengapa, danbagaimanaPAKEM tersebut, serta prosedur atau langkah-langkah yang dapat dilakukan instruktur.Dengan membaca dan mengikuti proses-proses yang telah dirancang dalammodul ini,para peserta diharapkan dapat mengenal apa, mengapa, dan bagaimana PAKEMtersebut, dan pada akhirnya diharapkan dapat menerapkan di kelasnya masing-masing.

    (Depdiknas, 2005: 71)

    Gambar Model Pembelajaran PAKEM

    Calon SiswaProses

    Pembelajaran Lulusan

    PAKEM

    PSGRay

    on124UniversitasNegeriMakassar

  • 5/19/2018 Modul Geografi_1_24.pdf

    22/299

    P a g e | 20Modul Pendidikan & Latihan Profesi GuruPSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

    LANGKAH KEGIATAN

    Secara diagramatik, langkah pembelajaran dalam pertemuan ini digambarkan sebagaiberikut:

    Gambar Langkah Model Pembelajaran PAKEM

    1) Kegiatan diawali dengan pengantar singkat oleh instruktur tentang rencana kegiatandankompetensi yang diharapkan setelah mengikuti kegiatan. Kemudian juga

    disampaikanpengaturan peserta dan aturan main pelaksanaan kegiatan.2) Kegiatan berikutnya adalah permodelan PAKEM.Instruktur memodelkan pelaksanaan

    PAKEM dengan melibatkan peserta sebagai murid. Pemodelan selain dimaksudkanagarpeserta dapat menghayati bagaimana mengikuti PAKEM, mereka juga diharapkandapat merasakan perbedaan antara pengalaman sebelumnya dengan PAKEM.

    3) Diskusi kelompok. Diskusi kelompok (4-6 orang) tentang hal-hal baru yangditemukandalam pembelajaran PAKEM ditinjau dari beberapa hal, antara lain:kegiatan anak danbentuk layanan yang diberikan guru, jenis pertanyaan ataupenugasan yang dikerjakan siswa, interaksi antar siswa dan interaksi lainnya, sumberbelajar yang digunakan, dan lain sebagainya. Selanjutnya proses dan hasil diskusidituliskan pada format yang disajikan pada tabel berikut

    Tabel Format/Pencatat hasil Diskusi

    Komponen PembelajaranHal baru yang Berbeda dengan Kebiasaan

    Pembelajaran selama Ini

    Kegiatan Siswaa.b.c.

    Kegiatan Gurua.b.c.

    Interaksi Antar Siswaa.b.c.

    Interaksi Siswa denganGuru

    a.b.c.

    Jenis Pertanyaanatau Penugasan YangDikerjakan Siswa

    a.b.c

    Sumber Belajar YangDigunakan

    a.b.c

    Lainnya: .a.b.c.

    Pengantar Singkatoleh Instruktur

    Diskusi Kelompoktentang hal-halyang diamati

    dalam pemodelan

    Pemodelan PAKEM(secara pleno)

    Sharing Hasildiskusi Kelompok

    dan Pelaporan

    Presentasivideo/multimedia

    pelaksanaan

    Diskusi kelompokmengidentifikasiciri-ciri PAKEM

    PresentasiPenguatan Hasil

    Diskusi

    PSGRay

    on124UniversitasNegeriMakassar

  • 5/19/2018 Modul Geografi_1_24.pdf

    23/299

    P a g e | 21Modul Pendidikan & Latihan Profesi GuruPSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

    4) Berbagi Hasil DiskusiHasil diskusi kelompok selanjutnya dipajang di tempat-tempat yang agak terpisah

    Salah seorang dari setiap kelompok menunggui hasil kerjanya dan siapmenjelaskankepada kelompok lain yang mendatangi dan menanyakan segalasesuatu yang terkaitdengan hasil karyanyaKelompok lain mengunjungi dan belajar dari kelompok lain (berkeliling sehinggasemuahasil kerja kelompok lain sempat dikunjungi dan dipelajari).

    5) Presentasi Video/multimedia tentang PAKEM- Instruktur memberikan informasi kepada peserta pelatihan untuk

    memperhatikan rekaman ideo/multimedia secara cermat dan memberikanbentuk tagihannya, yakni, memperbaiki hasil diskusi kelompok sebelumnya.

    - Instruktur menampilkan rekaman video/multimedia yang memperlihatkanpelaksanaan pembelajaran yang PAKEM.

    - Setiap kelompok diminta melaporkan hal-hal yang dapat ditambahkan padahasil kerja sebelumnya, dan kelompk lain menambahkan hala-hal lain yangtidak disebutkan oleh kelompok sebelumnya.

    6) Diskusi kelompokPada tahap ini kembali ke kelompok masing-masing dan mengidentifikasi ciri-ciriPAKEM secara lebih lengkap.

    7)

    Presentasi penguatan hasil diskusi PAKEMInstruktur menyajikan transparansi tentang PAKEM sebagai penguatan terhadapproses dan hasil kerja para peserta pelatihan.

    b.Apa, Mengapa PAKEM1) Pengertian PAKEM

    PAKEM merupakan salah satu pilar dari program MBS (Menciptakanmasyarakat yang peduli pendidikan anak) dan program ini merupakan programUNESCO dengan bekerja sama dengan Depdiknas. PAKEM adalah singkatan dariPembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan.

    Aktif dimaksudkan bahwa dalam proses pembelajaran guru harusmenciptakan suasana sedemikian rupa sehingga siswa aktif bertanya,mempertanyakan, dan mengemukakan gagasan. Belajar harus merupakan suatuproses aktif dari siswa dalam membangun pengetahuannya, bukan hanya prosespasif yang hanya menerima penjelasan dari guru tentang pengetahuan. Pendapat inisejalan dengan pendapat Vigotsky bahwa ada keterkaitan antara bahasa danpikiran. Dengan aktif berbicara (diskusi) anak lebih mengerti konsep atau materiyang dipelajari. Pendapat yang senada juga dikemukakan oleh Katz dan Chardbahwa anak perluketerlibatan fisik untuk mencegah mereka dari kelelahan dankebosanan. Siswa yang lebih banyak duduk diam akan menghambat perkembanganmotorik, akademik, dan kreativitasnya.

    Anak usia TK dan SD lebih cepat lelah jika duduk diam dibandingkan kalausedangberlari, melompat, atau bersepeda Akan tetapi,dengan belajar yang aktif,motorikhalus dan motorik kasar mereka akan berkembang dengan baik. Melaluibelajar aktifsegala potensi anak dapat berkembang secara optimal dan memberikan

    peluang siswa untuk aktif berbuat sesuatu sambil mempelajari berbagaipengetahuan. (Sowars, 2000: 3-10)

    Oleh karena itu, proses belajar harus melibatkan semua aspek kepribadianmanusia,yaitu mulai dari aspek yang berhubungan dengan pikiran, perasaan, bahasatubuh,pengetahuan, sikap, dan keyakinan. Menurut Magnesen dalam Dryden bahwadalam belajar siswa akan memperoleh 10% dari apa yang dibaca, 20% dari apayang didengar,30% dari apa yang dilihat, 50% dari apa yang dilihat dan didengar,70% dari apa yang dikatakan dan 90% dari apa yang dikatakan dan dilakukan.(Dryden,2000: 100)

    Unsur kedua dari PAKEM adalah kreatif. Kreatif artinya memiliki daya cipta,memiliki kemampuan untuk berkreasi. (Silberman, 1996: 9). Peran aktif siswa dalamproses pembelajaran akan menghasilkan generasi yang kreatif, artinya generasi

    yang mampu menghasilkan sesuatu untuk kepentingan dirinya dan orang lain.Kreatif juga dimaksudkan agar guru menciptakan kegiatan kegiatan belajar yangberagam sehingga memenuhi berbagai tingkat kemampuan siswa. Menurut

    PSGRay

    on124UniversitasNegeriMakassar

  • 5/19/2018 Modul Geografi_1_24.pdf

    24/299

    P a g e | 22Modul Pendidikan & Latihan Profesi GuruPSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

    Semiawandaya kreatif tumbuh dalam diri seseorang dan merupakan pengalamanyang paling mendalam dan unik bagi seseorang. Untuk menimbulkan daya kreatiftersebut diperlukan suasana yang kondusif yang menggambarkan kemungkinantumbuhnya daya tersebut.(1999 : 66).

    Suasana kondusif yang dimaksud dalam PAKEM adalah suasana belajar yangmemberi kesempatan kepada siswa untuk terlibat secara aktifdan memberikesempatan pada siswa untuk dapat mengemukakan gagasan dan ide tanpa takut

    disalahkan oleh guru. Adapun pembelajaran yang efektif terwujud karenapembelajaran yang dilaksanakan dapat menumbuhkan daya kreatif bagi siswasehingga dapat membekali siswa dengan berbagai kemampuan. Setelah prosespembelajaran berlangsung, kemampuan yang diperoleh siswa tidak hanya berupapengetahuan yang bersifat verbalisme namun diharapkan berupa kemampuan yanglebih bermakna. Artinya siswan dapat mengembangkan berbagai potensi yang adadalam diri siswa sehingga menghasilkan kemampuan yang beragam.

    Belajar yang efektif dapat dicapai dengan tindakan nyata (learning by doing)dan untuksiswa kelas rendah SD dapat dikemas dengan bermain. Bermain danbereksplorasidapat membantu perkembangan otak, berbahasa, bernalar, danbersosialisasi.Menyenangkan adalah suasana pembelajaran yang menyenangkansehinggasiswa memusatkan perhatiannya secara penuh pada belajar sehingga

    waktu curah perhatiannya tinggi. Menurut hasil penelitian, tingginya perhatian siswaterbuktidapat meningkatkan hasil belajar. Keadaan aktif dan menyenangkan tidaklahcukup jika proses pembelajaran tidak efektif yang tidak menghasilkan apa yangharus dikuasai siswa secara proses pembelajaran berlangsung, sebab siswa memilikisejumlah tujuan pembelajaran yang harus dicapai,. Jika pembelajaran hanya aktifdan menyenangkan tetapi tidak efektif, maka pembelajaran tersebut tidak ubahnyaseperti bermain biasa. Kelas yang sunyi, anak sebagai pendengar pasif, tidakadaaktivitas konkrit membosankan dan belajar tidak efektif tidak kritis, tidakkreatif,komunikasi buruk, apatis.

    Kondisi yang menyenangkan, aman, dan nyaman akan mengaktifkan bagianneocortex (otak berpikir) dan mengoptimalkan proses belajar dan meningkatkankepercayaan diri anak. Suasana kelas yang kaku, penuh beban, guru galak akanmenurunkan fungsi otak menuju batang otak dan anak tidak bisa berpikir efektif,reaktif atau agresif. (Pancamegawani, 2006)

    Berdasarkan uraian di atas dapat dideskripsikan bahwa dalam pembelajaranAktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan siswa terlibat dalam berbagai kegiatanpembelajaran yang dapat mengembangkan pemahaman dan kemampuan merekamelalui berbuat atau melakukan. Kemudian dalam PAKEM guru menggunakanberbagai alat bantu atau media dan berbagai metode. Dengan kata lain dapatdikatakan bahwa dalam PAKEM guru menggunakan multi media dan multi metode,sehingga kegiatan pembelajaran yang tecipta dapat membangkitkan semangatsiswadan dapat mengembangkan berbagai potensi yang ada dalam diri siswa. Yang tidakkalah pentingnya adalah PAKEM menggunakan lingkungan sebagai sumberbelajaruntuk menjadikan siswan menarik, menyenangkan, dan cocok bagi siswa. Untukpenataan kelas dalam PAKEM guru mengatur kelas dengan memajang buku-

    bukudan bahan belajar yang lebih menarik dan menyediakan pojok baca. Dengandemikian siswa dapat memanfaatkan sumber belajar yang ada dalam kelas sehinggakemampuan anak dapat bekembang lebih optimal. Dalam strategi pembelajaranguru menerapkan cara mengajar yang lebih kooperatifdan interaktif termasuk carabelajar kelompok. Guru mendorong siswa untukmenemukan caranya sendiri dalampemecahan suatu masalah, untuk mengungkapkan gagasannya dan melibatkansiswa dalam menciptakan lingkungan sekolahnya.

    Landasan yuridis PAKEM adalah Proses pembelajaran pada satuan pendidikandiselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasipeserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yangcukup bagiprakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, danperkembangan fisik serta psikologis peserta didik (PP 19/2005: Standar Nasional

    Pendidikan, ps 19, ayat 1)

    PSGRay

    on124UniversitasNegeriMakassar

  • 5/19/2018 Modul Geografi_1_24.pdf

    25/299

    P a g e | 23Modul Pendidikan & Latihan Profesi GuruPSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

    2) Landasan PAKEM

    1. Landasan YuridisLandasan yuridis PAKEM adalah Proses pembelajaran pada satuan pendidikandiselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang,memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruangyangcukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat,minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik (PP 19/2005:

    Standar Nasional Pendidikan, ps 19, ayat 1) 2. Asumsi Dasar tentang BelajarAsumsi dasar belajar adalah belajar merupakan proses individual, belajarmerupakan proses social, belajar adalah proses yang menyenangkan, belajaradalah aktivitas yang tidak pernah berhenti, belajar adalah membangun makna(Constructivism) Perubahan Paradigma Mengajar Pembelajaran (Teaching Learning) PenilaianPerbaikan terus menerus (TestingContinuous improvement)Perkembangan IPTEK, POLITIK, SOSBUD semakin lama semakin cepat;TeknologiInformasi/sumber belajar sangat beragam; Bekal memenuhi kebutuhanmanusiamodernmandiri, bekerjasama, berpikir kritis, memecahkan masalah;Persainganinternasional (Globalisasi) Belajar lebih efektif/pendalaman; Anak lebihkritis; Anak menjadi lebih kreatif; Suasana dan pengalaman belajar bervariasi;

    Meningkatkankematangan emosional/sosial; Produktivitas siswa tinggi; Siapmenghadapi perubahan dan berpartisipasi dalam proses perubahan;3. Cara Anak Belajar

    Piaget (1950) menyatakan bahwa setiap anak memiliki cara tersendiri dalammenginterpretasikan dan beradaptasi dengan lingkungannya (teoriperkembangan kognitif). Menurutnya, setiap anak memiliki struktur kognitif yang