modul kesehatan lingkungan finish
TRANSCRIPT
Modul Kesehatan Lingkungan
OPTIMALISASI PENGELOLAAN SAMPAH PASAR YANG DIHASILKAN OLEH PEDAGANG
PASAR SAIL KOTA PEKANBARU
Di susun oleh :
Yaumil Fitri
Yuliana Melati
Melati P.I.S Sitorus
Yogi Ramadhan
Nurul Eka Putri
KEPANITERAAN KLINIK KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI
ILMU KESEHATAN MASYARAKAT - KESEHATAN KERJA
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2012
OPTIMALISASI PENGELOLAAN SAMPAH PASAR YANG DIHASILKAN OLEH PEDAGANG
PASAR SAIL KOTA PEKANBARU
Makalah Modul
Oleh :
Yaumil Fitri
Yuliana Melati
Melati P.I.S Sitorus
Yogi Ramadhan
Nurul Eka Putri
Telah dipertahankan di depan Tim PengujiFakultas Kedokteran Universitas Riau
pada tanggal 19 Juli 2012
Tim Penguji
Nama Penguji Tanda Tangan
Fifia Chandra,SKM,MKM
drg.Tuti Restuastuti,M.Kes
dr.Suyanto,MPH
Zahtamal,SKM,M.Kes
2
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa karena berkat rahmat dan
hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan modul Kesehatan Lingkungan yang
berjudul “Optimalisasi Pengelolaan Sampah yang Dihasilkan oleh Pedagang Pasar
Sail Kota Pekanbaru”. Makalah ini diajukan sebagai pemenuhan salah satu syarat
dalam mengikuti Kepaniteraan Klinik di bagian Imu kesehatan Masyarakat – Ilmu
Kedokteran Komunitas Fakultas Kedokteran Universitas Riau.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Kepala Subbagian Pengelola
Sampah Pasar Sail Kota Pekanbaru yang telah membantu penulis mencari
informasi dan data dalam pembuatan makalah ini. Penulis juga ingin
mengucapkan terima kasih kepada para pembimbing Fifia Chandra,SKM,MKM,
drg.Tuti Restuastuti,M.Kes, dr.Suyanto,MPH, dan Zahtamal,SKM,M.Kes, serta
pihak-pihak terkait yang telah banyak memberikan bimbingan dan masukan
kepada penulis dalam penyelesaian makalah ini.
Penulis telah berusaha semaksimal mungkin untuk menyempurnakan
makalah ini, namun penulis mengharapkan kritik serta saran dari berbagai pihak
demi kesempurnaan penulisan makalah di masa yang akan datang. Semoga
makalah ini bermanfaat bagi semua pihak.
Pekanbaru, Juli 2012
Penulis
3
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ............................................................................... 3
DAFTAR ISI ............................................................................................. 4
DAFTAR TABEL ..................................................................................... 6
DAFTAR GAMBAR ................................................................................. 7
DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................. 8
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ....................................................................... 9
1.2 Tujuan Penelitian ................................................................... 11
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sampah ................................................................................. 12
2.1.1 Definisi sampah ............................................................ 12
2.1.2 Jenis sampah ................................................................ 12
2.1.3 Pengelolaan sampah ..................................................... 12
2.2 Kerangka teori peningkatan mutu .......................................... 14
BAB III OPTIMALISASI PENGELOLAAN SAMPAH PASAR YANG
DIHASILKAN OLEH PEDAGANG PASAR SAIL PEKANBARU
3.1 Plan .......................................................................................... 17
3.1.1 Deskripsi keadaan ........................................................... 17
3.1.2 Identifikasi masalah ........................................................ 18
3.1.3 Penentuan prioritas masalah ........................................... 19
3.1.4 Identifikasi penyebab masalah ....................................... 21
3.1.5 Analisis penyebab masalah ............................................. 24
3.1.6 Alternatif pemecahan masalah dan POA (Plan of Action) 33
3.1.7 Definisi Operasional......................................................... 37
3.2 Do .......................................................................................... 37
3.3 Check .................................................................................... 39
4
3.4 Action ................................................................................... 41
BAB IV PEMBAHASAN ......................................................................... 42
BAB V PENUTUP ................................................................................... 44
5.1 Simpulan ............................................................................... 44
5.2 Saran .................................................................................... 45
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. 46
LAMPIRAN ............................................................................................. 47
5
DAFTAR TABEL
HalamanTabel 3.1 Identifikasi Masalah ..................................................................... 18
Tabel 3.2 Penentuan Prioritas Masalah ........................................................ 20
Tabel 3.3 Analisa Penyebab Masalah ........................................................... 21
Tabel 3.4 Alternatif Pemecahan Masalah ..................................................... 33
Tabel 3.5 Kegiatan Peningkatan Mutu ......................................................... 38
Tabel 3.6 Check Kegiatan Optimalisasi Pengelolaan Sampah Pasar ............. 39
6
DAFTAR GAMBAR
HalamanGambar 2.1 Alur Pengelolaan Sampah ...................................................... 13
Gambar 3.1 Fishbone Ishikawa ................................................................. 32
7
DAFTAR LAMPIRAN
HalamanLampiran 1 Surat Rekomendasi ................................................................. 47
Lampiran 2 Dokumentasi Kegiatan ............................................................ 48
Lampiran 3 Leaflet .....................................................................................
Lampiran 4 Pamflet ....................................................................................
8
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sampah telah menjadi permasalahan nasional sehingga pengelolaannya
perlu dilakukan secara komprehensif dan terpadu. Sampah merupakan suatu
bahan yang terbuang atau dibuang dari sumber hasil aktivitas manusia maupun
proses alam. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang
Pengelolaan Sampah, sampah merupakan sisa kegiatan sehari-hari manusia dan
atau alam yang berbentuk padat. 1
Keberadaan sampah dari tahun ke tahun semakin banyak sehingga
menimbulkan masalah berupa pencemaran serta meningkatkan kebutuhan
pengadaan Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Data dari Dinas Kesehatan Kota
Pekanbaru menyatakan jumlah sampah mencapai rata-rata 150 ton/hari pada tahun
2011 dan pada tahun 2012 mengalami peningkatan menjadi 285 ton/hari yang
berasal dari pertokoan, rumah sakit, perumahan dan pasar. 2,3
Pasar Sail berada di Jl. Hang Tuah Pekanbaru. Di pasar ini dapat
ditemukan berbagai kebutuhan seperti kebutuhan rumah tangga, perhiasan,
pakaian, grosiran dll. Pasar sail memiliki 2 lantai, terdapat 289 toko dimana 130
toko dilantai 1 dan 159 dilantai 2. Pada umumnya di lantai 1 banyak toko yang
menjual pakaian, perhiasan, kosmetik, kaset, dan toko perbaikan jam, sedangkan
di lantai 2 banyak toko yang menjual sembako, sayur-sayuran, buah-buahan,
daging, ikan dan ayam. Di lantai 2 terdapat 15 toko sembako, 120 toko sayuran
dan buah-buahan dan 24 sisanya. Dikarenakan jumlah toko – toko yang sangat
banyak maka jumlah sampah yang dihasilkan pun akan banyak setiap harinya.
Di pagi hari Pasar Sail sangat padat dikunjungi oleh pembeli yang ingin
berbelanja, sehingga banyak sampah yang dihasilkan oleh pasar ini setiap harinya.
Pasar Sail memiliki mobil pengangkut sampah yang beroperasi satu kali dalam
sehari, dimana sampah dari pasar tersebut langsung dibawa ke Tempat
Pembuangan Akhir (TPA) Muara Fajar. Sampah yang dihasilkan di pasar sail
terdiri sampah sisa sayur-sayuran, buah-buahan, tepung, ikan, daging, plastik,
kaleng-kaleng, botol, dan sebagainya. Pasar sail juga memiliki 2 bak
9
penampungan sampah dan telah ada penyekatnya. Pada bak sampah tersebut tidak
ada label jenis sampah. Di Pasar sail juga terdapat banyak sampah berserakan di
sekitaran toko.
Hasil Observasi peneliti ke Pasar Sail Pekanbaru pada tanggal 30 Juni
2012 ditemukan bahwa para pedagang tidak memisahkan antara sampah organik
dan sampah anorganik. Selain itu dari hasil wawancara dengan 10 orang pedagang
Pasar Sail tentang pemisahan sampah organik dan anorganik, didapatkan bahwa 8
pedagang tidak mengetahui mana yang termasuk sampah organik atau anorganik.
Para pedagang belum pernah mendapatkan penyuluhan tentang jenis sampah dan
cara pemilahan sampah.
Pengelolaan sampah merupakan salah satu dari delapan sasaran untuk
mencapai tujuan pembangunan millenium ( MDGs ), yakni pelestarian lingkungan
hidup. Menurut UU No.18 tahun 2008 tentang pengelolaan sampah, paradigma
pengelolaan sampah yang bertumpu pada pendekatan akhir (end of purpose)
berupa kumpul, angkut dan buang sudah saatnya ditinggalkan dan diganti dengan
paradigma baru pengelolaan sampah (reduce at source resources recycle).
Paradigma baru pengelolaan sampah berupa kegiatan pengurangan dan
penanganan sampah, termasuk pemilahan sampah yang harus melibatkan setiap
orang. Penanganan sampah dapat dilakukan dengan cara Reduce (mengurangi),
Reuse (menggunakan kembali), Recycle (mendaur ulang sampah). Bank sampah
merupakan tempat recycle sampah anorganik yang dapat dimanfaatkan kembali.4
Pengelolaan sampah pasar sangat penting untuk mencapai kualitas
lingkungan yang bersih dan sehat. Pengelolaan sampah dengan cara memilah
sampah di TPS pasar diharapkan dapat menurunkan kebutuhan pengadaan Tempat
Pembuangan Akhir (TPA). Pengelolaan sampah pasar yang benar jika sampah
pasar tersebut tidak menjadi tempat berkembangbiaknya bibit penyakit dan
sampah tersebut tidak menjadi media perantara menyebarluaskan suatu penyakit.
Pengelolaan sampah pasar bertujuan agar sampah pasar juga tidak mencemari
lingkungan dan tidak menimbulkan bau (segi estestika). Pengelolaan sampah
dengan cara memilah sampah di TPS pasar diharapkan dapat menurunkan
kebutuhan pengadaan Tempat Pembuangan Akhir (TPA).5
10
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara tersebut diatas maka penulis
ingin melakukan optimalisasi pengelolaan sampah pasar yang dihasilkan oleh
pedagang pasar sail Kota Pekanbaru.
1.2 Tujuan Kegiatan
Adapun tujuan dari kegiatan ini terbagi menjadi tujuan umum dan tujuan
khusus, antara lain :
1.2.1 Tujuan Umum
Terlaksananya kegiatan optimalisasi pengelolaan sampah pasar yang
dihasilkan oleh pedagang pasar sail Kota Pekanbaru.
1.2.2 Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus dari makalah ini antara lain :
a. Teridentifikasinya masalah belum optimalnya pengelolaan sampah pasar yang
dihasilkan oleh pedagang pasar sail Kota Pekanbaru
b. Diketahuinya prioritas masalah belum optimalnya pengelolaan sampah pasar
yang dihasilkan oleh pedagang pasar sail Kota Pekanbaru
c. Teranalisanya penyebab masalah belum optimalnya pengelolaan sampah pasar
yang dihasilkan oleh pedagang pasar sail Kota Pekanbaru
d. Diperolehnya penyebab timbulnya masalah yaitu belum optimalnya
pengelolaan sampah pasar yang dihasilkan oleh pedagang pasar sail Kota
Pekanbaru
e. Diperolehnya alternative pemecahan masalah untuk optimalisasi pengelolaan
sampah pasar yang dihasilkan oleh pedagang pasar sail Kota Pekanbaru
f. Dilaksanakannya upaya pemecahan masalah dalam rangka
mengoptimalisasikan pengelolaan sampah pasar yang dihasilkan oleh pedagang
pasar sail Kota Pekanbaru
g. Diperolehnya beberapa solusi dan strategi pemecahan masalah belum
optimalnya pengelolaan sampah pasar yang dihasilkan oleh pedagang pasar sail
Kota Pekanbaru
h. Terevaluasinya kegiatan pemecahan masalah belum optimalnya pengelolaan
sampah pasar yang dihasilkan oleh pedagang pasar sail Kota Pekanbaru
11
BAB II
TINJUAN PUSTAKA
2.1 Sampah
2.1.1 Definisi Sampah
Menurut Undang – undang Republik Indonesia nomor 18 tahun 2008 tentang
pengelolaan sampah, sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan /atau proses
alam yang berbentuk padat. Sampah adalah bahan yang tidak mempunyai nilai atau tidak
berharga untuk maksud biasa atau utama dalam pembikinan atau pemakaian barang rusak
atau bercacat dalam pembikinan manufaktur atau materi berkelebihan atau ditolak atau
buangan.2
2.1.2 Jenis Sampah
Jenis-jenis sampah dapat digolongkan sebagai5 :
a. Sampah Organik
Sampah organik adalah sampah yang dihasilkan dari bahan-bahan hayati yang
dapat didegradasi oleh mikroba atau bersifat biodegradable. Sampah ini dengan mudah
dapat diuraikan melalui proses alami. Sampah rumah tangga sebagian besar merupakan
bahan organik. Yang termasuk sampah organik, misalnya sampah dari dapur, sisa-sisa
makanan, pembungkus (selain kertas, karet, dan plastik), tepung, sayuran, kulit buah,
daun dan ranting.
b. Sampah Anorganik
Sampah anorganik adalah sampah yang dihasilkan dari bahan-bahan nonhayati,
baik berupa produk sintetik maupun hasil proses teknologi pengolahan bahan tambang.
Sampah anorganik dibedakan menjadi sampah logam dan produk-produk olahannya,
sampah plastik, sampah detergen. Sebagaian besar sampah anorganik tidak dapat
diuraikan dalam waktu yang lama. Sampah jenis ini pada tingkat rumah tangga misalnya
botol plastik, botol gelas, tas plastic, dan kaleng.
2.1.3 Pengelolaan Sampah
Pengelolaan sampah adalah suatu bidang yang berhubungan dengan
pengaturan terhadap penimbunan, penyimpanan (sementara), pengumpulan, pemindahan
dan pengangkutan, pemrosesan dan pembuangan sampah dengan suatu cara yang sesuai
dengan prinsip-prinsip terbaik dari kesehatan masyarakat, ekonomi, teknik (engineering),
perlindungan alam (conservation), keindahan dan pertimbangan lingkungan lainnya dan
juga mempertimbangkan sikap masyarakat.
12
Tahap pengelolaan sampah modern terdiri dari 3R (reduce, reuse, recycle)
sebelum akhirnya dimusnahkan atau dihancurkan.5
Gambar 2.1 Alur pengelolaan sampah5
Secara umum pengelolaan sampah diperkotaan dilakukan melalui 3 tahapan
kegiatan yakni : Pengumpulan, pengangkutan, dan pembuangan akhir/pengolahan.
Tahapan kegiatan tersebut merupakan suatu sistem, sehingga masing-masing tahapan
dapat disebut sebagai sub sistem.6
a. Pengumpulan Sampah
Tahap pengumpulan diartikan sebagai pengelolaan sampah dari tempat asalnya
sampai ketempat pembuangan sementara sebelum menuju tahapan berikutnya. Pada
tahapan ini digunakan sarana bantuan berupa tong sampah, bak sampah, peti kemas
sampah, gerobak dorong maupun tempat pembuangan sementara (TPS).7
b. Pengangkutan Sampah
Tahapan pengangkutan dilakukan dengan menggunakan sarana bantuan berupa
alat transportasi tertentu menuju ketempat pembuangan akhir/pengolahan. Pengankutan
sampah umumnya dilakukan dengan menggunakan gerobak atau truk sampah yang
dikelola oleh sekelompok masyarakat maupun dinas kebersihan kota. Beberapa hal yang
terjadi pada pengangkutan sampah tersebut adalah ceceran sampah maupun cairannya
sepanjang rute pengangkutan, atau terhalangnya arus transportasi akibat truk sampah
yang digunakan oleh dinas kebesihan kota mengangkut sampah.8
c. Pembuangan akhir sampah
Pada tahap pembuangan akhir/pengolahan, sampah akan mengalami pemrosesan
baik secara fisik, kimia, maupun biologis. Terdapat dua proses pembuangan akhir, yakni
open dumping (penimbunan secara terbuka) dan sanitary landfill (pembangunan secara
sehat). Pada sistem open dumping sampah ditimbun di areal tertentu tanpa membutuhkan
tanah penutup, sedangkan pada cara sanitary landfill, sampah ditimbun secara berselang
seling antara lapisan sampah dan lapisan tanah sebagai penutup. Para ahli lingkungan
13
Produk Digunakan Dibuang Sampah
Pengolahan tahap akhir :
- Sanitary landfill (penimbunan berlapis)
- Incenaration (pembakaran)
- Open Dumping
Pengolahan tahap awal :
- Reduce (mengurangi)- Reuse (menggunakan
kembali)- Recycle (mendaur ulang)
merekomendasikan agar pengelolaan TPA menggunakan sistem sanitary landfill. Namun
demikian dari sekian banyak TPA yang ada, umumnya menggunakansistem open
dumping atau controllet dumping.9
Sampah yang telah ditimbun pada tempat pembuangan akhir (TPA) dapat
mengalami proses lanjutan. Teknologi yang digunakan dalam proses lanjutan yang umum
digunakan adalah :
1. Teknologi pembakaran (incinerator). Dengan cara ini dihasilkan produk samping
berupa logam bekas (skrap) dan uap yang dapat dokonversikan menjadi energy
listrik. Keuntungan lainnya dari menggunakan alat ini adalah
a) tanpa proses pemilahan.
b) Abu atau terak dari sisa pembakaran cukup kering dan bebas dari pembusukan
dan bisa langsung dapat dibawa ketempat penimbunan pada lahan kosong, rawa
ataupun daerah rendah sebagai bahan pengurug.
c) Pada instalasi yang cukup besar dengan kapasitas ± 300 to/hari dapat dilengkapi
dengan pembangkit listrik sehingga energy listrik (± 96.000 MWH/tahun) yang
dihasilkan dapat dimanfaatkan untuk menekan biaya proses (Dinas Kebersihan
DKI Jakarta, 1985).
2. Teknologi composting yang menghasilkan kompos untuk digunakan sebagai pupuk
maupun penguat struktur tanah.
3. Teknologi daur ulang yang dapat menghasilkan sampah potensial, seperti : kertas,
plastik logam dan kaca/gelas
2.2 Kerangka Teori Peningkatan Mutu
Metode yang digunakan adalah metode Plan, Do, Check, and Action (PDCA
cycle) yang didasari atas masalah yang dihadapi (problem-faced) ke arah penyelesaian
masalah (problem solving). Konsep PDCA cycle pertama kali diperkenalkan oleh Walter
Shewhart pada tahun 1930 yang disebut dengan “Shewhart cycle“. Selanjutnya konsep ini
dikembangkan oleh Dr. Walter Edwards Deming yang dikenal dengan ” The Deming
Wheel”. PDCA cycle berguna sebagai pola kerja dalam perbaikan suatu proses atau
sistem.
Ada beberapa tahap yang dilakukan dalam PDCA cycle, yaitu:
2.2.1 Plan
1. Mengidentifikasi output pelayanan, siapa pengguna jasa pelayanan, dan harapan
pengguna jasa pelayanan–tersebut melalui analisis suatu proses tertentu.
2. Mendeskripsikan proses yang dianalisis saat ini
14
Pelajari proses dari awal hingga akhir, identifikasi siapa saja yang terlibat dalam
proses tersebut. Teknik yang dapat digunakan adalah brainstorming (curah
pendapat) yaitu teknik untuk mengembangkan ide dalam waktu yang singkat. Alat
ini digunakan untuk mengenali adanya masalah, baik yang telah terjadi maupun
yang potensial terjadi, menyusun daftar masalah, menyusun alternatif pemecahan
masalah, menetapkan kriteria untuk monitoring, mengembangkan kreativitas, dan
menggambarkan aspek-aspek yang perlu dianalisis dari suatu pokok bahasan.
3. Mengukur dan menganalisis situasi tersebut
Menemukan data apa yang dikumpulkan dalam proses tersebut
Bagaimana mengolah data tersebut agar membantu memahami kinerja dan
dinamika proses Teknik yang digunakan : observasi
Mengunakan alat ukur seperti wawancara
4. Fokus pada peluang peningkatan mutu
Pilih salah satu permasalahan yang akan diselesaikan. Memilih solusi yang paling
tepat dengan teknik skoring dan non skoring. Teknik Skoring dengan
memberikan nilai (skor) terhadap beberapa alternatif solusi tersebut dengan
menggunakan ukuran (parameter). Teknik Non Skoring dengan menggunakan
alternatif solusi dinilai melalui diskusi kelompok, oleh sebab itu juga disebut
“Nominal Group Tecnique (NGT). Parameter teknik skoring berupa realistis,
dapat dikelola (manageable), teknologi yang tersedia dalam melaksanakan solusi
(technical feasiblity).Sumber daya yang tersedia yang dapat digunakan untuk
melaksanakan solusi(resources availability).
Dalam penetapan urutan prioritas masalah dapat mempergunakan berbagai
macam metode seperti kriteria Matriks, Hanlon CARL dan sebagainya. Pada
kriteria matrik, masing-masing kriteria ditetapkan dengan nilai 1-5. Nilai
semakain besar jika tingkat urgensinya sangat mendesak atau tingkat
perkembangan dan tingkat keseriusan semakin memprihatinkan apabila tidak
diatasi. Kemudian kalikan tingkat urgensi (U) dengan tingkat perkembangan (G)
dan tingkat keseriusan (S). Prioritas masalah diurutkan berdasarkan hasil
perkalian yang paling besar.
Kriteria masalah : menyatakan efek atas ketidakpuasan, adanya gap antara
kenyataan dengan yang diinginkan, spesifik, dapat diukur.
5. Mengidentifikasi akar penyebab masalah
Menyimpulkan penyebab
Teknik yang dapat digunakan : brainstorming
15
Alat yang digunakan : fish bone analysis Ishikawa yaitu diagram tulang ikan
digunakan untuk memberikan gambaran umum suatu masalah dan penyebabnya.
Diagram tersebut memfasilitasi tim untuk mengidentifikasi sebab masalah
sebagai langkah awal untuk menentukan fokus perbaikan, mengembangkan ide
pengumpulan data dan/atau mengembangkan alternatif solusi.15
6. Menemukan dan memilih penyelesaian
Mencari berbagai alternatif pemecahan masalah
Teknik yang dapat digunakan : brainstorming
2.2.2 Do
1. Merencanakan suatu proyek uji coba
Merencanakan sumber daya manusia, sumber dana, dan sebagainya.
Merencanakan rencana kegiatan (plan of action)
2. Melaksanakan Pilot Project
—Pilot Project dilaksanakan dalam skala kecil dengan waktu relatif singkat (± 1 minggu)
2.2.3 Check
1. Evaluasi hasil proyek
Membandingkan target dengan hasil pencapaian proyek
Teknik yang digunakan: observasi dan survei
Alat yang digunakan: kamera dan kuisioner
2. Membuat kesimpulan proyek
Hasil menjanjikan namun perlu perubahan
Jika proyek gagal, cari penyelesaian lain
Jika proyek berhasil, selanjutnya dibuat rutinitas
2.2.4 Action
1. Standarisasi perubahan
Pertimbangkan area mana saja yang mungkin diterapkan
Revisi proses yang sudah diperbaiki
Modifikasi standar, prosedur dan kebijakan yang ada
Komunikasikan kepada seluruh staf, pelanggan dan suplier atas perubahan yang
dilakukan.
Mengembangkan rencana yang jelas dan mendokumentasikan proyek
2. Memonitor perubahan
Melakukan pengukuran dan pengendalian proses secara teratur
Alat yang digunakan untuk dokumentasi.
BAB III
16
OPTIMALISASI PENGELOLAAN SAMPAH PASAR YANG
DIHASILKAN OLEH PEDAGANG PASAR SAIL KOTA PEKANBARU
3.1 Kerangka Kerja
Kegiatan ini dimulai dengan melakukan observasi dan wawancara pada
pengelola pasar sail dan pedagang. Kegiatan ini dimulai sejak tanggal 30 Juni
2012 dan ditemukan beberapa masalah yang kemudian diajukan untuk kemudian
ditetapkan menjadi permasalahan yang akan diangkat dan dicari solusinya.
Metode yang digunakan dalam proyek peningkatan mutu ini adalah
metode Plan, Do, Check, and Action (PDCA cycle) yang didasari atas masalah
yang dihadapi (problem-faced) ke arah penyelesaian masalah (problem solving).
3.2 Plan
Kegiatan plan dimulai dengan melakukan observasi dan wawancara
melalui pendekatan optimalisasi pengelolaan sampah pasar yang dihasilkan oleh
pedagang pasar sail Kota Pekanbaru.
3.2.1 Deskripsi keadaan
Lokasi Pasar Sail berada di Jl. Hang Tuah Kota Pekanbaru. Di tempat ini
dapat ditemukan berbagai kebutuhan seperti kebutuhan rumah tangga, perhiasan,
pakaian, grosiran dll. Pasar sail memiliki 2 lantai, terdapat 289 toko dimana 130
toko dilantai 1 dan 159 dilantai 2. Pada umumnya di lantai 1 banyak toko yang
menjual pakaian, perhiasan, kosmetik, kaset, dan toko perbaikan jam, sedangkan
di lantai 2 banyak toko yang menjual sembako, sayur-sayuran, buah-buahan,
daging, ikan dan ayam. Di lantai 2 terdapat 15 toko sembako, 120 toko sayuran
dan buah-buahan dan 24 sisanya. Dikarenakan jumlah toko – toko yang sangat
banyak maka jumlah sampah yang dihasilkan pun akan banyak setiap harinya. Di
pasar sail ini telah disediakan bak pembuangan sampah. Bak tersebut terdiri dari
bak sampah organik dan anorgaik. Namun, para pedagang dan pengelola sampah
tidak memilah sampah organik dan anorganik sesuai dengan bak sampah yang
telah disediakan. Pedagang maupun pengelola pasar juga tidak mengetahui
mengenai pemanfaatan bank sampah untuk sampah anorganik. Pilot project pada
kegiatan ini adalah lantai 2 pasar sail Kota Pekanbaru, karena di lantai 2 pasar sail
17
ini didominasi oleh pedagang yang menjual produk yang menghasilkan sampah
organik dan anorganik paling banyak di pasar sail.
3.2.2 Identifikasi Masalah
Proses identifikasi masalah dilakukan melalui observasi dan wawancara
melalui pendekatan optimalisasi pengelolaan sampah pasar yang dihasilkan oleh
pedagang pasar sail Kota Pekanbaru. Observasi dilakukan di pasar sail kota
Pekanbaru dan wawancara dilakukan dengan pengawas pasar sail dan pedagang
pasar sail.
Data berikut ini adalah beberapa masalah yang berhasil diidentifikasi
terhadap optimalisasi pengelolaan sampah pasar yang dihasilkan oleh pedagang
pasar sail Kota Pekanbaru.
Tabel 3.1 Identifikasi Masalah
No Masalah Evidence Based
1. Belum optimalnya
pengelolaan sampah pasar
yang dihasilkan oleh
pedagang pasar sail Kota
Pekanbaru.
Observasi dan wawancara dengan
pengelola Pasar Sail Kota Pekanbaru
sebagian besar pedagang tidak mengetahui
cara pengelolaan sampah pasar.
Observasi dan wawancara dengan
pedagang Pasar Sail Kota Pekanbaru
Kurangnya kesadaran dari pedagang untuk
pengelolaan sampar pasar sendiri
Pedagang kurang memahami cara memilah
sampah organik dan anorganik
Belum pernah ada penyuluhan langsung ke
pedagang mengenai pengelolaan sampah
pasar yang benar.
2. Belum optimal pengelolaan
sampah organik menjadi
pupuk kompos
Wawancara dengan pengawas Pasar Sail
Kota Pekanbaru
Kurangnya tenaga dan dana untuk
pengolahan pupuk kompos
18
Observasi di Pasar Sail Kota Pekanbaru
Telah tersedianya tempat untuk pembuatan
pupuk kompos di Pasar Sail Pekanbaru
3. Pembuangan limbah cair
pasar sail ke sungai sail
Wawancara dengan pengawas Pasar Sail
Kota Pekanbaru
Tidak adanya tempat pembuangan khusus
untuk limbah cair di pasar sail
Observasi di Pasar Sail Kota Pekanbaru
Didapatkan limbah cair yang mengalir ke
selokan sekitar rumah masyarakat di
lingkungan Pasar Sail Pekanbaru
3.2.3 Penentuan Prioritas Masalah
Penentuan prioritas masalah ditetapkan setelah diskusi dengan pengelola
pasar sail pekanbaru terhadap beberapa masalah yang berhasil diidentifikasi pada
sampah dan limbah di pasar sail pekanbaru.
Dari masalah – masalah tersebut dipilih prioritas masalah yang ditentukan
berdasar kriteria sebagai berikut :
1. Urgensi/Kepentingan
a. Nilai 1 tidak penting
b. Nilai 2 penting
c. Nilai 3 sangat penting
2. Solusi
a. Nilai 1 tidak mudah
b. Nilai 2 mudah
c. Nilai 3 sangat mudah
3. Kemampuan
a. Nilai 1 tidak mudah
b. Nilai 2 mudah
c. Nilai 3 sangat mudah
4. Biaya
a. Nilai 1 tinggi
19
b. Nilai 2 sedang
c. Nilai 3 rendah
Permasalahan yang diidentifikasi tersebut akan dihitung total bobotnya,
lalu diranking. Masalah yang mempunyai bobot tertinggi akan dijadikan prioritas
utama. Hasil penentuan prioritas masalah dapat dilihat dalam tabel berikut :
Tabel 3.2. Penentuan Prioritas Masalah
Masalah Urgensi Solusi Kemampu
an untuk
berubah
Biaya Total Rank
Belum optimalnya
pengelolaan sampah
pasar yang dihasilkan
oleh pedagang pasar sail
Kota Pekanbaru
2 3 3 3 27 I
Belum optimalnya
pengolahan sampah
organik menjadi pupuk
kompos
1 1 1 2 8 III
Pembuangan limbah cair
pasar sail ke sungai sail
3 1 1 1 15 II
Berdasarkan tabel penentuan prioritas masalah dapat disimpulkan bahwa
yang menjadi prioritas masalah dan selanjutnya akan dicari alternatif pemecahan
masalah yaitu optimalisasi pengelolaan sampah pasar yang dihasilkan oleh
pedagang pasar sail Kota Pekanbaru.
3.2.4 Identifikasi Penyebab Masalah
20
Setelah ditetapkan prioritas masalah berdasarkan sistem seleksi diatas,
dilakukan analisis penyebab masalah dari berbagai aspek yaitu man, material,
market, dan metode yang diperoleh melalui observasi dan wawancara.
Berikut adalah penyebab – penyebab optimalnya pengelolaan sampah
pasar yang dihasilkan oleh pedagang pasar sail Kota Pekanbaru.
Tabel 3.3 Analisa Penyebab Masalah
Masalah Penyebab Timbulnya Masalah
Evidence Based
Belum optimalnya
pengelolaan sampah
pasar yang dihasilkan
oleh pedagang pasar sail
Kota Pekanbaru
Market
Kurangnya pengetahuan
pedagang pasar sail
tentang pengelolaan
sampah pasar yang
dihasilkan
Wawancara dengan
pedagang pasar sail
didapatkan :
Dari 10 orang pedagang
yang diwawancarai, di
pasar sail, 8 orang
pedagang tidak tahu
mengenai pengelolaan
sampah pasar, serta
pemilahan sampah
organik dan anorganik
Observasi :
Sampah yang dibuang di
TPS pasar sail saling
bercampur antara sampah
organik dan anorganik
Material
Belum adanya media
informasi dan kurang
memadainya sarana dan
prasarana seperti tidak
adanya label /tulisan jenis
sampah untuk
mempermudah
Berdasarkan
wawancara dengan
pedagang pasar sail
kota pekanbaru
didapatkan :
Pedagang tidak pernah
mendapatkan brosur /
leaflet tentang
21
pengelolaan sampah
pasar sail
pengelolaan sampah
pasar
Observasi :tidak
ditemukannya media
untuk sosialisasi
mengenai pengelolaan
sampah pasar dan tidak
adanya label /tulisan jenis
sampah pada bak sampah
di pasar sail
Man
Belum pernah ada
penyuluhan yang
diberikan oleh pengelola
pasar dan dinas
kebersihan Kota
Pekanbaru kepada
pedagang pasar sail.
Wawancara dengan
pengelola pasar sail
kota pekanbaru
didapatkan :
Pengelola pasar sail
belum pernah melakukan
penyuluhan tentang
pengelolaan sampah
pasar kepada pedagang
pasar sail
Metode
Belum adanya peraturan
tentang pembuangan
sampah di pasar sail
pekanbaru serta tidak
adanya sanksi yang tegas.
Berdasarkan observasi
dan wawancara dengan
pengelola pasar sail
kota pekanbaru
didapatkan :
Pengelola pasar sail
belum membuat
peraturan tentang
pengelolaan dan
pembuangan sampah di
pasar sail dan tidak
adanya sanksi yang tegas
22
kepada pedagang –
pedagang yang tidak
mengelola sampah pasar
dengan benar
23
3.2.5 Analisa Penyebab Masalah
Analisa penyebab masalah dengan pendekatan apa dan mengapa dilakukan dengan menggunakan diagram tulang ikan
(Fishbone Ishikawa). Dibawah ini dapat dilihat hubungan antara faktor market, material, man dan metode dengan menggunakan
Fishbone Ishikawa.
32
BELUM OPTIMALNYA PENGELOLAAN SAMPAH PASAR YANG DIHASILKAN OLEH PEDAGANG PASAR SAIL KOTA PEKANBARU
METODE
MATERIAL
MARKET
Kurangnya pengetahuan pedagang pasar sail tentang pengelolaan sampah pasar yang dihasilkan
Belum adanya peraturan tentang pembuangan sampah di pasar sail pekanbaru serta tidak adanya sanksi yang tegas.
Belum adanya media informasi dan kurang memadainya sarana dan prasarana seperti tidak adanya label /tulisan jenis sampah untuk mempermudah pengelolaan sampah pasar sail
MAN
Belum pernah ada penyuluhan yang diberikan oleh pengelola pasar dan dinas kebersihan Kota Pekanbaru kepada pedagang pasar sail.
Gambar 3.1 Fishbone Ishikawa
3.2.6 Strategi dan Alternatif Pemecahan Masalah dan PoA (Plan of Action)
Setelah dilakukan identifikasi penyebab masalah, maka dibuat strategi dan alternatif pemecahan masalah. Alternatif
pemecahan masalah dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 3.4 Alternatif Pemecahan Masalah
No.
Masalah/Penyebab masalah
Alternatif pemecahan
masalah
Tujuan Sasaran Tempat Pelaksana kegiatan
Waktu Kriteria keberhasilan
1 Kurangnya pengetahuan para pedagang pasar sail pekanbaru tentang pengelolaan sampah pasar yang dihasilkan
Memberikan penyuluhan kepada para pedagang pasar sail mengenai pentingnya pengelolaan sampah pasar yang benar
Melalui penyuluhan diharapkan meningkatnya pengetahuan dan peran serta pedagang pasar sail mengenai pengelolaan sampah pasar yang benar
pedagang pasar sail kota pekanbaru
Pasar sail pekanbaru
Dokter muda IKM-KK FKUR
Juli 2012 Jangka Pendek : Terlaksanakannya penyuluhan kepada para pedagang pasar sail pekanbaru mengenai cara pengelolaan sampah pasar yang benarJangka Panjang:Meningkatnya pengetahuan dan peran serta pedagang pasar sail mengenai pengelolaan sampah pasar yang benar
33
No.
Masalah/Penyebab masalah
Alternatif pemecahan
masalah
Tujuan Sasaran Tempat Pelaksana kegiatan
Waktu Kriteria keberhasilan
2 Belum adanya media informasi dan kurang memadainya sarana dan prasarana seperti tidak adanya label /tulisan jenis sampah untuk mempermudah pengelolaan sampah pasar sail
Merancang media informasi berupa leaflet dan pamflet mengenai cara pengelolaan sampah pasar yang benar yang kemudian dibagikan kepada para pedagang pasar sail, serta membuat tulisan jenis sampah di bak TPS untuk memisahkan sampah organik dan anorganik
Mempermudah pedagang untuk memperoleh informasi sehingga meningkatkan pengetahuan pedagang pasar sail dalam pengelolaan sampah pasar, dan dengan pemilahan sampah organik dan anorganik maka akan mempermudah pengangkutan dan pengelolaan sampah
pedagang pasar sail kota pekanbaru
Pasar sail pekanbaru
Dokter muda IKM-IKK FKUR
Juli 2012 Jangka Pendek :Tersedianya leaflet dan pamflet sebagai media informasi tentang cara pengelolaan sampah pasar yang benarJangka Panjang:Pedagang mampu melaksanakanpengelolaan sampah pasar yang benar
34
No.
Masalah/Penyebab masalah
Alternatif pemecahan
masalah
Tujuan Sasaran Tempat Pelaksana kegiatan
Waktu Kriteria keberhasilan
3 Belum pernah ada penyuluhan yang diberikan oleh pengelola pasar dan dinas kebersihan Kota Pekanbaru kepada pedagang pasar sail.
Merekomendasikankepada pengelola pasar sail kota pekanbaru untuk melakukan penyuluhan secara rutin kepada pedagang mengenai pengelolaan sampah pasar yang benar di pasar sail pekanbaru
Meningkatkan kesadaran, pengetahuan dan peran serta pengelola pasar dan pedagang untuk mengelola sampah pasar yang benar di pasar sail pekanbaru
Kepala subbagianpengelola sampah pasar sail kota pekanbaru
Pasar sail pekabaru
Dokter muda IKM-IKK FKUR
Juli 2012 Jangka Pendek : Tersampainya rekomendasinyaJangka Panjang:Pedagang mampu melakukan pengelolaan sampah pasar yang benar
4 Belum adanya peraturan tentang pembuangan sampah di pasar sail pekanbaru serta tidak adanya sanksi yang tegas.
Merekomendasikan pembuatan peraturan tentang pengelolaan sampah pasar kepada pengelola pasar sail serta ditetapkannya sanksi bagi pedagang yang
Pengelola pasar sail membuat peraturan tentang pengelolaan sampah pasar sail dan menetapkan sanksi bagi pedagang yang tidak mematuhi peraturan tersebut
Kepala subbagian pengelola sampah pasar sail kota pekanbaru
Pasar sail pekanbaru
Dokter Muda IKM-IKK FKUR
Juli 2012 Jangka pendek :Tersampaikannya rekomendasiJangka panjang:Dibuatnya peraturan tentang pengelolaan sampah pasar sail oleh pengelola pasar sail serta ditetapkannya sanksi
35
tidak mengelola sampah dengan benar
yang tegas bagi pedagang yang melanggar peraturan tersebut
36
3.2.7 Definisi Operasional
Berikut adalah definisi operasional dari beberapa istilah yang digunakan
dalam kegiatan optimalisasi pengelolaan sampah pasar oleh pedagang pasar sail
Pekanbaru :
a. Memberikan penyuluhan adalah penyuluhan yang dilakukan oleh dokter
muda kepada pedagang – pedagang pasar sail pekanbaru secara door to
door dengan cara menunjukkan leaflet dan pamflet serta menjelaskan cara
pengelolaan sampah pasar yang benar.
b. Media informasi adalah membuat dan membagikan leaflet dan
menempelkan pamflet tentang sampah dan alur pengelolaan sampah pasar
yang benar, kemudian leaflet tersebut dibagikan kepada pedagang pasar
sail dan pamflet ditempelkan di dinding kios-kios pedagang.
c. Membuat label jenis sampah adalah pembuatan tulisan jenis sampah yaitu
organik dan anorganik pada bak TPS di pasar sail untuk oleh dokter muda
dengan menggunakan cat, sehingga dapat mempermudah pedagang dalam
memisahan sampah.
d. Merekomendasikan peraturan adalah memberikan surat berisi usulan
dalam upaya optimalisasi pengelolaan sampah pasar yang benar yang
dibuat oleh penulis dan ditujukan kepada pengelola pasar sail pekanbaru.
e. Merekomendasikan penyuluhan secara rutin adalah memberikan usulan
kepada pengelola pasar untuk mensosialisasikan upaya pengelolaan
sampah kepada pedagang pasar secara rutin sehingga dapat
mengoptimalkan pengelolaan sampah pasar yang benar.
3.3 Do
Kegiatan pelaksanaan penyuluhan optimalisasi pengelolaan sampah pasar
yang dihasilkan oleh pedagang pasar sail pekanbaru dilakukan pada tanggal 17
Juli 2012. Alternatif pemecahan masalah dapat terlaksana sesuai plan of action
(PoA) yaitu memberikan penyuluhan kepada pedagang-pedagang pasar sail
mengenai pentingnya pengelolaan sampah pasar yang benar, merancang media
informasi berupa leaflet dan pamflet mengenai cara pengelolaan sampah pasar
yang benar, merekomendasikan pembuatan peraturan tentang pengelolaan sampah
37
kepada pengelola pasar sail serta ditetapkannya sanksi bagi pedagang yang tidak
mengelola sampah dengan benar, dan merekomendasikan pengelola pasar sail
kota pekanbaru untuk melakukan penyuluhan secara rutin kepada pedagang
mengenai pengelolaan sampah pasar yang benar di pasar sail pekanbaru.
Tabel 3.5 Kegiatan Peningkatan Mutu
No Kegiatan Sasaran Pelaksana Waktu Keterangan
1. Memberikan penyuluhan kepada para pedagang pasar sail mengenai pentingnya pengelolaan sampah pasar yang benar
Pedagang pasar sail
Dokter muda IKM-KK FK UR.
17 Juli2012
Terlaksana-nya do sesuai dengan Plan of Action.
2. Merancang media informasi berupa leaflet dan pamflet mengenai cara pengelolaan sampah pasar yang benar yang kemudian dibagikan kepada para pedagang pasar sail, serta membuat tulisan jenis sampah di bak TPS untuk memisahkan sampah organik dan anorganik
Pedagang pasar sail
Dokter muda IKM-KK FK UR.
17 Juli2012
Terlaksana-nya do sesuai Plan of Action.
3. Merekomendasikan pengelola pasar sail kota pekanbaru untuk melakukan penyuluhan secara rutin kepada pedagang mengenai pengelolaan sampah pasar yang benar di pasar sail pekanbaru
Ketua Pengelola pasar sail
Dokter muda IKM-KK FK UR.
17 Juli2012
Terlaksana-nya do sesuai Plan of Action
4. Merekomendasikan pembuatan peraturan tentang pengelolaan sampah pasar kepada pengelola pasar sail serta ditetapkannya sanksi bagi pedagang yang tidak mengelola sampah dengan benar
Ketua Pengelola pasar sail
Dokter muda IKM-KK FK UR
17 Juli 2012
Terlaksana-nya do sesuai Plan of Action
38
3.4 Check
Setelah kegiatan intervensi (do) dilakukan, keadaan sebelum intervensi
kemudian dibandingkan dengan keadaan setelah intervensi dilakukan, untuk
menilai keberhasilan kegiatan peningkatan mutu ini. Kegiatan check optimalisasi
pengelolaan sampah pasar dilakukan tanggal 18 Juli 2012.
Tabel 3.6 Check Kegiatan optimalisasi pengelolaan sampah pasar
No Kegiatan Sebelum Intervensi Sesudah Intervensi
1 Memberikan penyuluhan kepada para pedagang pasar sail mengenai pentingnya pengelolaan sampah pasar yang benar
Kurangnya pengetahuan pedagang pasar sail tentang pengelolaan sampah pasar yang dihasilkan
Indikator Jangka Pendek : meningkatnya pengetahuan pedagang mengenai pengelolaan sampah pasar sailIndikator jangka panjang:Belum dapat dinilai.
2 Merancang media informasi berupa leaflet dan pamflet mengenai cara pengelolaan sampah pasar yang benar yang kemudian dibagikan kepada para pedagang pasar sail, serta membuat tulisan jenis sampah di bak TPS untuk memisahkan sampah organik dan anorganik
Belum adanya media informasi dan kurang memadainya sarana dan prasarana seperti tidak adanya label /tulisan jenis sampah untuk mempermudah pengelolaan sampah pasar sail
Indikator jangka pendek:Tersedianya dan diberikannya leaflet dan pamflet tentang pengelolaan sampah pasar yang benar, dibuatnya sekat di bak TPS untuk memisahkan sampah organik dan anrganikIndikator jangka panjang:Belum dapat dinilai
3 Merekomendasikan pengelola pasar sail kota pekanbaru untuk melakukan penyuluhan secara rutin kepada pedagang mengenai pengelolaan sampah pasar yang benar di pasar sail pekanbaru
Belum pernah ada penyuluhan yang diberikan oleh pengelola pasar dan dinas kebersihan Kota Pekanbaru kepada pedagang pasar sail.
Indikator jangka pendek:Diterimanya rekomendasi oleh pengelola pasar sail untuk melakukan penyuluhan kepada pedagang pasar sail tentang pengelolaan sampah pasar
39
No Kegiatan Sebelum Intervensi Sesudah Intervensi
Indikator jangka panjang:Belum dapat dinilai
4 Merekomendasikan pembuatan peraturan tentang pengelolaan sampah pasar kepada pengelola pasar sail serta ditetapkannya sanksi bagi pedagang yang tidak mengelola sampah dengan benar
Belum adanya peraturan tentang pembuangan sampah di pasar sail pekanbaru serta tidak adanya sanksi yang tegas.
Indikator jangka pendek:Diterimanya rekomendasi oleh pengelola pasar sail mengenai peraturan terhadap pengelolaan sampah pasar sailIndikator jangka panjang:Belum dapat dinilai
Keadaan sebelum intervensi terkait dengan belum adanya pengetahuan
pedagang pasar sail tentang pengelolaan sampah pasar yang dihasilkan,
diintervensi dengan memberikan penyuluhan kepada para pedagang pasar sail
mengenai pentingnya pengelolaan sampah pasar yang benar. Kegiatan check yang
dilakukan menunjukkan indikator jangka pendek berupa meningkatnya
pengetahuan pedagang mengenai pengelolaan sampah yang dihasilkam,
sedangkan indikator jangka panjang belum dapat dinilai.
Keadaan sebelum intervensi terkait dengan belum adanya media informasi
dan kurang memadainya sarana dan prasarana seperti bak sampah terpisah antara
organik dan anorganik untuk mempermudah pengelolaan sampah pasar sail
diintervensi dengan merancang media informasi berupa leaflet dan pamflet
mengenai cara pengelolaan sampah pasar yang benar yang kemudian dibagikan
kepada para pedagang pasar sail, serta membuat tulisan jenis sampah di bak TPS
untuk memisahkan sampah organik dan anorganik. Kegiatan check yang
dilakukan menunjukkan indikator jangka pendek berupa tersedianya dan
diberikannya leaflet dan pamflet tentang pengelolaan sampah pasar yang benar,
dibuatnya sekat di bak TPS untuk memisahkan sampah organik dan anrganik,
sedangkan indikator jangka panjangnya belum dapat dinilai.
Permasalahan berupa belum pernah ada penyuluhan yang diberikan oleh
pengelola pasar dan dinas kebersihan Kota Pekanbaru kepada pedagang pasar sail
40
diintervensi dengan merekomendasikan pengelola pasar sail kota pekanbaru untuk
melakukan penyuluhan secara rutin kepada pedagang mengenai pengelolaan
sampah pasar yang benar di pasar sail pekanbaru. Kegiatan check yang dilakukan
menunjukkan indikator jangka pendek berupa diterimanya rekomendasi oleh
pengelola pasar sail untuk melakukan penyuluhan kepada pedagang pasar sail
tentang pengelolaan sampah pasar, sedangkan indikator jangka panjangnya belum
dapat dinilai.
Belum adanya peraturan tentang pembuangan sampah di pasar sail
pekanbaru serta tidak adanya sanksi yang tegas diintervensi dengan
merekomendasikan pembuatan peraturan tentang pengelolaan sampah pasar
kepada pengelola pasar sail serta ditetapkannya sanksi bagi pedagang yang tidak
mengelola sampah dengan benar. Kegiatan check yang dilakukan menunjukkan
indikator jangka pendek berupa diterimanya rekomendasi oleh pengelola pasar
sail mengenai peraturan terhadap pengelolaan sampah pasar sail, sedangkan
indikator jangka panjangnya belum dapat dinilai.
3.5 Action
Setelah dilakukan check atas do yang dapat dilakukan, maka action dalam
optimalisasi berupa penyuluhan tentang pengelolaan sampah pasar yang
dihasilkan oleh pedagang pasar sail pekanbaru adalah menjadikan kegiatan
optimalisasi berupa penyuluhan mengenai pengelolaan sampah pasar yang
dihasilkan oleh pedagang pasar sail pekanbaru sebagai standar. Kegiatan check
atas do yang hanya bersifat rekomendasi, pembuatan media informasi, maka
tindakan action dalam hal ini belum dapat dinilai karena keterbatasan waktu dan
perlu pengevaluasian di masa mendatang.
41
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Pembahasan
Berdasarkan hasil dari kegiatan penyuluhan pedagang pasar sail
didapatkan kurangnya pengetahuan tentang pemilahan sampah organik dan
anorganik, dan tidak pernah dilakukan penyuluhan tentang sosialisasi pemilahan
sampah organik dan anorganik di pasar Sail Pekanbaru. Pengetahuan para
pedagang juga masih kurang tentang jenis sampah dan dampaknya pada
lingkungan dan kesehatan.
Optimalisasi dilakukan dengan cara memberikan penyuluhan tentang
pengelolaan sampah pasar yang dihasilkan oleh pedagang pasar sail di Pekanbaru.
Penyuluhan ini dilakukan langsung ke pedagang di Pasar Sail yang bertujuan
untuk memberikan informasi dan pengetahuan tentang pemilahan sampah organik
dan anorganik, sehingga pedagang tidak lagi mencampuradukkan antara sampah
organik dan anorganik. Selain itu, untuk membantu kemudahan dalam
pengelolaan sampah, maka dilakukan pemberian label jenis sampah organik dan
anorganik di bak sampah pasar sail.
Selain itu, dilakukan pembagian leaflet dan penempelan pamflet di kios-
kios pasar sail tentang pemilahan sampah organik dan anorganik serta pengelolaan
sampah pasar dengan tujuan untuk memberikan informasi manfaat sampah baik
organik maupun anorganik, serta alur pengelolaan sampah pasar. Hal ini sesuai
dengan Notoatmodjo yang mengatakan bahwa pengetahuan seseorang dapat
dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain fasilitas seperti brosur dan media
informasi.
Optimalisasi ini tidak hanya ditujukan kepada pedagang pasar sail, tapi
juga ditujukan kepada pengelola pasar sail, yaitu berupa penyampaian
rekomendasi untuk pembuatan peraturan tentang pengelolaan sampah pasar serta
ditetapkannya sanksi bagi pedagang pasar sail yang tidak mengelola sampah
dengan benar, dan merekomendasikan pengelola pasar sail kota pekanbaru untuk
melakukan penyuluhan secara rutin kepada pedagang mengenai pengelolaan
42
sampah pasar yang benar di pasar sail pekanbaru. Dengan demikian pengelola
pasar bersama-sama dengan pedagang pasar dapat mengoptimalkan pengelolaan
sampah pasar sehingga mampu mengurangi jumlah sampah pasar di TPS di pasar
sail.
43
BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil wawancara dengan pengelola sampah dan pedagang
Pasar Sail Kota Pekanbaru, didapatkan prioritas masalah yakni belum optimalnya
pengelolaan sampah pasar yang dihasilkan oleh pedagang pasar sail kota
Pekanbaru.
Berdasarkan data tersebut, dibuat suatu alternatif pemecahan masalah dari
masing-masing masalah yang ditemukan yaitu memberikan penyuluhan kepada
pedagang-pedagang pasar sail mengenai pentingnya pengelolaan sampah pasar
yang benar, merancang media informasi berupa leaflet dan pamflet mengenai cara
pengelolaan sampah pasar yang benar serta pembuatan label jenis sampah pada
bak sampah, merekomendasikan pembuatan kebijakan atau peraturan tentang
pengelolaan sampah pasar kepada pengelola pasar sail serta ditetapkannya sanksi
bagi pedagang yang tidak mengelola sampah dengan benar, dan
merekomendasikan pengelola pasar sail kota pekanbaru untuk melakukan
penyuluhan secara rutin kepada pedagang mengenai pengelolaan sampah pasar
yang benar di pasar sail pekanbaru. Kegiatan pelaksanaan optimalisasi sesuai
dengan alternatif pemecahan masalah yang telah diberikan.
Alternatif pemecahan masalah dan evaluasi terhadap kegiatan pelaksanaan
mengenai optimalisasi pengelolaan sampah pasar yang dihasilkan oleh pedagang
pasar sail kota Pekanbaru dilakukan dengan melaksanakan sosialisasi disertai
dengan membagikan leaflet dan penempelan pamflet di pasar sail. Pelaksanaan
kegiatan ini ditujukan kepada pedagang Pasar Sail Kota pekanbaru.
Adapun dari terlaksananya kegiatan sosialisasi ini diharapkan dapat
menambah pengetahuan pedagang pasar mengenai pengelolaan sampah pasar
yang dihasilkan oleh pedagang pasar sail kota Pekanbaru melalui observasi ke
tempat penampungan sampah sementara di pasar sail. Diharapkan kedepannya
pengelola pasar dan pedagang mampu mengelola sampah pasar yang dihasilkan
oleh pedagang pasar sail kota Pekanbaru. Dengan diadakannya kegiatan ini,
44
pedagang dapat melakukan pengelolaan sampah pasar yang dihasilkan oleh
pedagang pasar sail kota Pekanbaru.
5.2 Saran
Adapun saran yang kami ajukan pada makalah ini antara lain :
1. Untuk pengelola pasar sail Kota pekanbaru agar dapat mengadakan evaluasi
dan penilaian kepada para pedagang dalam pengelolaan sampah pasar yang
dihasilkan oleh pedagang pasar sail pekanbaru
2. Kepada pengelola pasar sail pekanbaru beserta serta dinas pasar pekanbaru
untuk dapat bekerja sama dalam mengatasi permasalahan sampah di pasar sail
pekanbaru, dapat bersama-sama memberikan penyuluhan langsung kepada
para pedagang serta memperbaiki sarana dan prasarana yang ada, agar
terwujudnya pasar sail yang bersih dan sehat.
3. Diharapkan kepada para pedagang-pedagang dipasar sail agar dapat memilah
sampah organik dan anorganik di bak sampah yang telah disediakan oleh
pengelola pasar sail agar terhindar dari wabah penyakit, serta terwujudnya
lingkungan pasar yang bersih dan sehat.
45
DAFTAR PUSTAKA
1. Menhl.Hal-hal penting dalam RUU tentang pengelolaan sampah. 2008.
[diakses pada 8 Juli 2012] http://www.mwnhl.go.id/i/art/POINTERS%20RUU
%20SAMPAH%207%20APRIL%2008-2.pdf
2. Dinas Kebersihan dan Pertanaman Kota Pekanbaru.2011. Data jumlah sampah
Kota Pekanbaru
3. Saputro AN, Utami B, Mahardiani L, dkk. 2006. Studi pustaka pemanfaatan
proses bikonversi sampah organik sebagai alternatif memperoleh biogas.
Fakultas FMIPA Universitas Negeri Semarang.
4. Mustadimah U. Strategi Pengelolaan Sampah Rumah Tangga di Lingkungan
Perumahan Menengah ke Bawah Melalui penerapan konsep ekologi Arsitektur
(Studi Kasus Pusat Kota Surakarta).
http://ummul.staff.uns.ac.id/2009/06/06/strategi-pengelolaan-sampah-rumah-
tangga-di-lingkungan-perumahan-menengah-ke-bawah-melalui-penerapan -
konsep-ekologi-arsitektur-studi-kasus-pusat-kota-surakarta/ ( diakses tanggal
8 Juli 2012)
5. Chunningham, William P, and Ann Mary. Principle of environment science
inquiry and application. Toronto; McGraw-Hill.Inc. 2004.
6. Santosa A. Sosialisasi dan pembentukan kepribadian. [Diakses pada 9 Juli
2012]. http://agsasman3yk.files.wordpress.com/2009/08/sosialisasi-dan-
pembentukan-kepribadian.pdf
7. Handayani RD. Pengelolaan Sampah Rumah Tangga Perkotaan Berbasis
Masyarakat di Banjarsari Jakarta Selatan. [Diakses pada 8 Juli 2012].
http://digilib.itb.ac.id/gdl.php?mod=browse&id=jbptitbpp-gdl-ristirdwih-
29787&q=research
8. Sekretariat Pokja AMPL. Pengelolaan Sampah Terpadu di Banjarsari
Cilendak Jakarta Selatan. 2008. [Diakses pada 9 Juli 2012].
http://digilibampl.net/detail.php?
row=1&tp=artikel&ktg=sampahdalam&kd_link=&kode=2127
9. Instalasi Penelitian dan Pengkajianteknologi Pertanian (IPPTP) Mataram.
Badan Penelitian Dan Pengembangan Pertanian. Vermikompos Pupuk
46
Organik Berkualitas dan Ramah Lingkungan.2001. [diakses pada 12 Juli
2012]. http://www.pustaka-deptan.go.id/agritek/ntbr0102.pdf
10. Mulasari SA, Haryono, Hasan Basri. Managemen Swakelola Sampah. KMPK
Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta. 2009
11. Basryanta. Memanen Sampah. Penerbit : Kanisius. Yogyakarta. 2007
12. Lestari S. Bank Sampah Ubah Sampah Menjadi Uang. 2012. [Diakses pada 13
Juli]
.http://www.bbc.co.uk/indonesia/majalah/2012/07/120710_trashbank.shtml
13. Anonim. Informasi dan pembahasan bank sampah. [Diakses pada 13 Juli
2012].http://elib.unikom.ac.id/files/disk1/494/jbptunikompp-gdl-
muhamaduma-24678-2-unikom_m-i.pdf
Lampiran 1 Surat Rekomendasi
47
Lampiran : Surat Rekomendasi Pekanbaru, Juli 2012
Perihal : Penyampaian rekomendasi
Kepada Pengelola Pasar Sail Pekanbaru
Di Tempat
Dengan hormat,
Berdasarkan kegiatan peningkatan mutu oleh Dokter Muda kepaniteraan klinik senior (KKS), Ilmu kesehatan masyarakat kedokteran komunitas(IKM-KK) fakultas kedokteran Universitas Riau tentang Optimalisasi pengelolaan sampah pasar oleh pedagang pasar sail pekanbaru ke TPS, salah satunya adalah pentingnyan untuk pembuangan sampah langsung ke TPS yang telah disediakan oleh pemerintah untuk menjaga kebersihan pasar juga menjauhkan dari berbagai penyakit yang dapat ditimbulkan oleh penumpukan sampah oleh pedagang, Oleh karena itu ,saya mengajukan beberapa rekomendasi kepada bapak/ibu pengelola pasar Sail pekanbaru dalam mengatasi masalah tersebut, Rekomendasi tersebut antara lain:
1. Bersama-sama pedagang pasar Sail pekanbaru membentuk suatu komunitas peduli sampah yang bertanggung jawab untuk memonitoring sampah yang dihasilkan pedagang –pedagang setiap harinya.
2. Bersama-sama pedagang pasar Sail pekanbaru membentuk suatu peraturan yang mewajibkan pedagang untuk langsung membuang sampah ke TPS
Saya sangat berharap bila bapak/ibu pengelola pasar Sail pekanbaru menerima rekomendasi dari kami. Atas perhatian dan kerjasama pengelola pasar sail pekanbaru, kami mengucapkan terima kasih.
Hormat saya
Dokter Muda KKS IKM-KK FK UR periode XIX
Lampiran 2 Dokumentasi
48
49
50
51