modul kuliah 4 pancasila sebagai sistem filsafat bangsa indonesia

237
PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT BANGSA INDONESIA A. Pengertian Sistem Sistem adalah suatu kebulatan atau keseluruhan, yang bagian-bagiannya atau unsur-unsurnya saling berkaitan, saling berhubungan, saling bekerjasama untuk satu tujuan tertentu dan merupakan keseluruhan yang utuh. Pancasila adalah sebuah system karena pancasila merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisah- pisahkan. Esensi seluruh sila-silanya juga merupakan suatu kasatuan. Pancasila berasal dari kepribadian Bangsa Indonesia dan unsur-unsurnya telah dimiliki oleh Bangsa Indonesia sejak dahulu. Secara garis besar Pancasila adalah suatu realita yang keberadan dan kebenaraannya tidak dapat diragukan. Nilai-nilai Pancasila seperti ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan dan keadilan harus menjadi pedoman dan tolak ukur bagi seluruh kegiatan kemasyarakatan dan kenegaraan Bangsa Indonesia. B. Pengertian Filsafat 1

Upload: jimdabrond

Post on 30-Jan-2016

310 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

Pancasila sebagai Sistem Filsafat Bangsa Indonesia

TRANSCRIPT

Page 1: Modul Kuliah 4 Pancasila Sebagai Sistem Filsafat Bangsa Indonesia

PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT

BANGSA INDONESIA

A.    Pengertian Sistem

Sistem adalah suatu kebulatan atau keseluruhan, yang

bagian-bagiannya atau unsur-unsurnya saling berkaitan, saling

berhubungan, saling bekerjasama untuk satu tujuan tertentu

dan merupakan keseluruhan yang utuh.

Pancasila adalah sebuah system karena pancasila

merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisah-pisahkan.

Esensi seluruh sila-silanya juga merupakan suatu kasatuan.

Pancasila berasal dari kepribadian Bangsa Indonesia dan unsur-

unsurnya telah dimiliki oleh Bangsa Indonesia sejak dahulu.

Secara garis besar Pancasila adalah suatu realita yang

keberadan dan kebenaraannya tidak dapat diragukan. Nilai-nilai

Pancasila seperti ketuhanan, kemanusiaan, persatuan,

kerakyatan dan keadilan harus menjadi pedoman dan tolak

ukur bagi seluruh kegiatan kemasyarakatan dan kenegaraan

Bangsa Indonesia.

B.    Pengertian Filsafat

Filsafat dalam Bahasa Inggris yaitu philosophy, adapun

istilah filsafat berasal dari Bahasa Yunani yaitu philosophia,

yang terdiri atas dua kata yaitu philos (cinta)

atau philia(persahabatan, tertarik kepada) dan sophos 

(hikmah, kebijaksanaan, pengetahuan, keterampilan,

1

Page 2: Modul Kuliah 4 Pancasila Sebagai Sistem Filsafat Bangsa Indonesia

intelegensi). Jadi secara etimologi, filsafat berarti cinta

kebijaksanaan atau kebenaran (love of wisdom). Orangnya

disebut filosof yang dalam bahasa Arab disebutfailasuf

Menurut Roeslan Abdoelgani (1962), menyatakan bahwa

pancasila adalah filsafat Negara yang lahir

sebagai collection ideologies dari keseluruhan bangsa

Indonesia. Filsafat Pancasial pada hakikatnya merupakan

suatu realiteit atau noodzakelijkheid bagi keutuhan persatuan

Bangsa Indonesia.

Filsafat Negara kita adalah Pancasila, yang diakui dan

diterima oleh Bangsa Indonesia sebagai pandangan hidup.

Dengan demikian, Pancasila harus dijadikan pedoman dalam

kelakuan dan pergaulan sehari-hari. Sebagai pandangan hidup

bangsa, maka sewajarnyalah asas-asas pancasila disampaikan

kepada generasi baru melaluai pengajaran dan pendidikan.

Pancasila menunjukan terjadinya proses ilmu pengetahuan.

Validitas, dan hakikat ilmu pengetahuan (teori ilmu

pengetahuan).

C.     Pancasila Sebagai Sistem Filsafat

Pancasila yang terdiri atas lima sila pada hakikatnya

merupakan sistem filsafat. Sistem yang dimaksud dalam hal ini

adalah satu-kesatuan bagian-bagian yang saling berhubungan,

saling bekerjasama untuk satu tujuan tertentu, lazimnya

memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

1.    Satu kesatuan bagian-bagian.

2.    Bagian-bagian tersebut mempunyai fungsi sendiri-sendiri.

2

Page 3: Modul Kuliah 4 Pancasila Sebagai Sistem Filsafat Bangsa Indonesia

3.    Saling berhubungan, saling ketergantungan.

4.   Kesemua dimaksudkan untuk mencapai suatu tujuan

bersama (tujuan sistem).

5.    Terjadi dalam suatu lingkungan yang kompleks (Shore dan

Voich, 1974:122)

Sila-sila Pancasila yang merupakan sistem filsafat pada

hakikatnya merupakan suatu kesatuan organik. Sila-sila dalam

pancasila saling berkaitan, saling berhubungan bahkan saling

mengkualifikasi. Sila yang satu senantiasa dikualifikasikan oleh

sila-sila lainnya. Dengan demikian, Pancasila pada hakikatnya

merupakan suatu sistem, dalam pengertian bahwa bagian-

bagian (sila-silanya) saling berhubungan secara erat sehingga

membentuk suatu struktur yang menyeluruh. Pancasila sebagai

suatu sistem juga dapat dipahami dari pemikiran dasar yang

terkandung dalam Pancasila, yaitu pemikiran tentang manusia

dalam hubungannya dengan Tuhan Yang Maha Esa, dengan

dirinya sendiri, dengan sesama manusia, dengan masyarakat

bangsa dan negara.

Kenyataan Pancasila yang demikian ini disebut kenyataan

yang obyektif, yaitu bahwa kenyataan itu ada pada Pancasila

sendiri terlepas dari sesuatu yang lain atau terlepas dari

pengetahuan orang. Sehingga Pancasila sebagai suatu sistem

filsafat bersifat khas dan berbeda dengan sistem-sistem filsafat

yang lain misalnya: liberalisme, materialisme, komunisme, dan

aliran filsafat yang lain.

D.    Pendekatan-Pendekatan yang Digunakan

3

Page 4: Modul Kuliah 4 Pancasila Sebagai Sistem Filsafat Bangsa Indonesia

Pendekatan yang digunakan oleh pancasila dengan filsafat

pada prinsipnya sama yaitu menggunakan pendekatan induktif

dan deduktif, yaitu:

1. Pendekatan induktif pancasila, ialah karena pancasila lahir,

tumbuh, dan berkembang dari persada nusantara kita

sendiri, yang berupa adat istiadat, tadisi, budaya, pustaka

dan keagamaan bangsa kita sendiri, maka kemudian

berkembang menjadi adat nasional atau budaya nasional.

2. Pendekatan dedutif pancasila, yaitu pancasila sebagai

pemersatu seluruh kehidupan Bangsa Indonesia yang

beraneka ragam corak budayanya.

DAFTAR PUSTAKA

Amsal Bakhtiar. 2004. Filsafat Ilmu. PT. RajaGrafindo Persada.

Jakarta.

Elly M.Setiadi. 2005. Pendidikan pancasila, PT Gramedia

Pustaka Utama, Jakarta.

Tim Dosen Pancasila Unhas, 2003. Pendidikan Pancasila

Perguruan Tinggi. Dicetak oleh Offset Setting Perkasa 70 Qs.

Makassar.

4

Page 5: Modul Kuliah 4 Pancasila Sebagai Sistem Filsafat Bangsa Indonesia

Pancasila sebagai sistem filsafat adalah suatu

kesatuan yang saling berhubungan untuk satu tujuan

tertentu,dan saling berkualifikasi yang tidak terpisahkan satu

dengan yang lainnya. Jadi Pancasila pada dasarnya satu

bagian/unit-unit yang saling berkaitan satu sama lain,dan

memiliki fungsi serta tugas masing-masing.

Definisi Sistem :

Sistem adalah suatu kebulatan atau keseluruhan, yang bagian

dan unsurnya saling berkaitan (singkron), saling berhubungan

(konektivitas), dan saling bekerjasama satu sama lain untuk

satu tujuan tertentu dan merupakan keseluruhan yang utuh

Definisi Filsafat :

Filsafat dalam Bahasa Inggris yaitu Philosophy, adapun istilah

filsafat berasal dari Bahasa Yunani yaitu Philosophia, yang

terdiri atas dua kata yaitu Philos (cinta) atau Philia

(persahabatan, tertarik kepada) dan Sophos (hikmah,

kebijaksanaan, pengetahuan, keterampilan, intelegensi). Jadi

secara etimologi, filsafat berarti cinta kebijaksanaan atau

kebenaran (love of wisdom). Orangnya disebut filosof yang

5

Page 6: Modul Kuliah 4 Pancasila Sebagai Sistem Filsafat Bangsa Indonesia

dalam bahasa Arab disebut Failasuf. Dalam artian lain Filsafat

adalah pemikiran fundamental dan monumental manusia untuk

mencari kebenaran hakiki (hikmat, kebijaksanaan); karenanya

kebenaran ini diakui sebagai nilai kebenaran terbaik, yang

dijadikan pandangan hidup (filsafat hidup, Weltanschauung).

Berbagai tokoh filosof dari berbagai bangsa menemukan dan

merumuskan sistem filsafat sebagai ajaran terbaik mereka;

yang dapat berbeda antar ajaran filosof. Karena itulah

berkembang berbagai aliran filsafat: materialisme, idealisme,

spiritualisme; realisme, dan berbagai aliran modern:

rasionalisme, humanisme, individualisme, liberalisme-

kapitalisme; marxisme-komunisme; sosialisme dll.

Faktor timbulnya keinginan manusia untuk berfilsafat

adalah :

Keheranan, sebagian filsuf berpendapat bahwa adanya

kata heran merupakan asal dari filsafat. Rasa heran itu

akan mendorong untuk menyelidiki dan mempelajari.

Kesangsian, merupakan sumber utama bagi pemikiran

manusia yang akan menuntun pada kesadaran. Sikap ini

sangat berguna untuk menemukan titik pangkal yang

kemudian tidak disangsikan lagi.

Kesadaran akan keterbatasan, manusia mulai berfilsafat

jika ia menyadari bahwa dirinya sangat kecil dan lemah

terutama bila dibandingkan dengan alam sekelilingnya.

Kemudian muncul kesadaran akan keterbatasan

bahwa diluar yang terbatas pasti ada sesuatu yang tdak

terbatas.

6

Page 7: Modul Kuliah 4 Pancasila Sebagai Sistem Filsafat Bangsa Indonesia

Pada umumnya terdapat dua pengertian filsafat yaitu filsafat

dalam arti Produk dan filsafat dalam arti Proses. Selain itu, ada

pengertian lain, yaitu filsafat sebagai  pandangan hidup.

Disamping itu, dikenal pula filsafat dalam arti teoritis dan

filsafat dalam arti praktis.

Filsafat dapat di klasifikasikan sebagai berikut:

Filsafat sebagai produk yang mencakup pengertian.

1. Filsafat sebagai jenis pengetahuan, ilmu, konsep,

pemikiran-pemikiran dari para filsuf pada zaman dahulu

yang lazimnya merupakan suatu aliran atau sistem filsafat

tertentu, misalnya rasionalisme, materialisme,

pragmatisme dan lain sebagainya.

2. Filsafat sebagai suatu jenis problema yang dihadapi oleh

manusia sebagai hasil dari aktivitas berfilsafat. Jadi

manusia mencari suatu kebenaran yang timbul dari

persoalan yang bersumber pada akal manusia.

Filsafat Sebagai Suatu Proses :

1. Yaitu bentuk suatu aktivitas berfilsafat, dalam proses

pemecahan suatu permaslahan dengan menggunakan

suatu cara dan metode tertentu yang sesuai dengan

objeknya.

Definisi Pancasila:

Pancasila adalah lima sila yang merupakan satu kesatuan

rangkaian nilai-nilai luhur yang bersumber dari nilai-nilai

budaya masyarakat Indonesia yang sangat majemuk dan

beragam dalam artian BHINEKA TUNGGAL IKA. Esensi 7

Page 8: Modul Kuliah 4 Pancasila Sebagai Sistem Filsafat Bangsa Indonesia

seluruh sila-silanya merupakan suatu kasatuan. Pancasila

berasal dari kepribadian Bangsa Indonesia dan unsur-unsurnya

telah dimiliki oleh Bangsa Indonesia sejak dahulu. Objek materi

filsafat adalah mempelajari segala hakikat sesuatu baik materal

konkrit (manusia,binatang,alam dll) dan abstak (nilai,ide,moral

dan pandangan hidup). Pancasila mempunyai beberapa tujuan

sebagai berikut:

Pancasila sebagai Dasar Negara. Pancasila sebagai

Dasar Negara atau sering juga disebut sebagai Dasar

Falsafah Negara ataupun sebagai ideologi Negara, hal ini

mengandung pengertian bahwa Pancasila sebagai dasar

mengatur penyelenggaraan pemerintahan. Kedudukan

Pancasila sebagai Dasar Negara mempunyai fungsi dan

kedudukan sebagai kaidah Negara yang fundamental atau

mendasar, sehingga sifatnya tetap, kuat dan tidak dapat

dirubah oleh siapapun, termasuk oleh MPR/DPR hasil

pemilihan umum.

Pancasila sebagai Sumber Hukum Dasar Nasional.

Dalam ilmu hukum istilah sumber hukum berarti sumber

nilai-nilai yang menjadi penyebab timbulnya aturan

hukum. Jadi dapat diartikan Pancasila sebagai Sumber

hukum dasar nasional, yaitu segala aturan hukum yang

berlaku di negara kita tidak boleh bertentangan dan harus

bersumber pada Pancasila.

Pancasila sebagai Pandangan hidup Bangsa

Indonesia. Pancasila sebagai Pandangan Hidup bangsa

atau Way of Life mengandung makna bahwa semua

aktifitas kehidupan bangsa Indonesia sehari-hari harus

8

Page 9: Modul Kuliah 4 Pancasila Sebagai Sistem Filsafat Bangsa Indonesia

sesuai dengan sila-sila daipada Pancasila, karena Pancasila

juga merupakan kristalisasi dari nilai-nilai yang dimiliki dan

bersumber dari kehidupan bangsa Indonesia sendiri. Nilai-

nilai yang dimiliki dan bersumber dari kehidupan bangsa

Indonesia sendiri. 

Pancasila sebagai Jiwa dan Kepribadian Bangsa

Indonesia. Pancasila sebagai jiwa bangsa lahir bersamaan

adanya Bangsa Indonesia. Jadi Pancasila lahir dari jiwa

kepribadian bangsa Indonesia yang terkristalisasi nilai-nilai

yang dimilikinya.

Pancasila sebagai Perjanjian Luhur Bangsa

Indonesia. Pada saat bangsa Indonesia bangkit untuk

hidup sendiri sebagai bangsa yang merdeka, bangsa

Indonesia telah sepakat untuk menjadikan Pancasila

sebagai Dasar Negara. Kesepakatan itu terwujud pada

tanggal 18 Agustus 1945 dengan disahkannya Pancasila

sebagai Dasar Negara oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan

Indonesia (PPKI) yang mewakili seluruh bangsa Indonesia.

Pancasila sebagai Ideologi Negara. Pancasila sebagai

Ideologi Negara merupakan tujuan bersama Bangsa

Indonesia yang diimplementasikan dalam Pembangunan

Nasional yaitu mewujudkan masyarakat adil dan makmur

yang merata material dan spiritual berdasarkan Pancasila

dalam wadah Negara Kesatuan RI yang merdeka,

berdaulat, bersatu dan berkedaulatan rakyat dalam

suasana perikehidupan bangsa yang aman, tentram, tertib

dan dinamis serta dalam lingkungan pergaulan dunia yang

merdeka, bersahabat, tertib dan damai.

9

Page 10: Modul Kuliah 4 Pancasila Sebagai Sistem Filsafat Bangsa Indonesia

Pancasila sebagai Pemersatu Bangsa. Bangsa

Indonesia yang pluralis dan wilayah Nusantara yang terdiri

dari berbagai pulau-pulau, maka sangat tepat apabila

Pancasila dijadikan Pemersatu Bangsa, hal ini dikarenakan

Pancasila mempunyai nilai-nilai umum dan universal

sehingga memungkinkan dapat mengakomodir semua

perikehidupan yang berbhineka dan dapat diterima oleh

semua pihak.

Intisari Pancasila Sebagai Sistem Filsafat:

Sebagaimana yang sudah dijelaskan pada paragraf pertama,

makna dasar Pancasila Sebagai Sistem Filsafat adalah dasar

mutlak dalam berpikir dan berkarya sesuai dengan pedoman

diatas, tentunya dengan saling mengaitkan antara sila yang

satu dengan lainnya. Misal : Ketika kita mengkaji sila kelima

yang intinya tentang kedilan. Maka harus dikaitkan dengan nilai

sila-sila yang lain artinya :

Keadilan yang ber keTuhanan (sila 1)

Keadilan yang berPrikemanusian (sila 2)

Keadilan yang berKesatuan/Nasionalisme,Kekeluargaan

(sila 3)

Keadilan yang Demokratis

Dan kesemua sila-sila tersebut saling mencakup,bukan hanya di

nilai satu persatu. Semua unsur (5 sila) tersebut memiliki

fungsi/makna dan tugas masing-masing memiliki tujuan

tertentu.

Filsafat Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa

10

Page 11: Modul Kuliah 4 Pancasila Sebagai Sistem Filsafat Bangsa Indonesia

Indonesia:

Merupakan kenyataan objektif yang hidup dan berkembang

dalam masyarakat. Pancasila memberi petunjuk mencapai

kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia tanpa

membedakan suku atau ras.

Filsafat Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa dan

negara:

Yang dimaksud adalah bahwa semua aturan kehidupan hukum

kegiatan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara

berpedoman pada pancasila. Karena pancasila merupakan

sumber dari segala sumber hukum bangsa dan negara republik

indonesia.

Orang yang berfikir kefilsafatan ialah orang yang tidak

meremehkan terhadap orang yang lebih rendah derajatnya dan

tidak menyepelekan masalah yang kecil, dan selalu berfikiran

positif, kritis, dan berdifat arif bijaksana, universal dan selalu

optimis.

CONTOH.

Seorang ilmuan tidak puas mengenal ilmu hanya dari segi/sudut

pandang ilmu itu sendiri. Dia ingin melihat hakikat ilmu dari

konstelasi lainnya.

Sumber pengetahuan pancasila pada dasarnya adalah

bangsa indonesia itu sendiri yang memiliki nilai adat

istiadat serta kebudayaan dan nilai religius.

11

Page 12: Modul Kuliah 4 Pancasila Sebagai Sistem Filsafat Bangsa Indonesia

Tentang kebenaran pengetahuan pancasila berdasarkan

tingkatnya, maka pancasila mengakui kebenaran yang

bersumber pada akal manusia. Potensi yang terdapat

dalam diri manusia untuk mendapatkan kebenaran dalam

kaitannya dengan pengetahuan positif. Pancasia juga

mengakui kebenaran pengetahuan manusia yang

bersumber pada intuisi/perasaan.

Manusia pada hakikatnya kedudukan kodratnya adalah sebagai

makhluk tuhan yang maha esa, maka sesuai dengan sila

pertama pancasila juga mengakui kebenaran wahyu yang

bersifat mutlak sebagai tingkatan kebenaran yang tertinggi.

Selain itu dalam sila ke 3, ke 2, ke 4, dan ke 5, maka

epistimologis ( hakikat dan sistem pengetahuan ) pancasila juga

mengakui kebenaran konsensus terutama dalam kaitannya

dengan hakikat sifat kodrat manusia makhluk individu dan

sosial.

Dasar Axiologis ( Hakikat, Nilai, Kriteria ) Sila Sila

Pancasila

Bidang axiologis adalah cabang filsafat yang menyelidiki makna

nilai, sumber nilai, jenis & tingkatan nilai serta hakikat nilai

seperti nilai alamiah & jasmaniah, tanah subur, udara bersih, air

bersih, cahaya dan panas cahaya matahari

Menurut tinggi rendahnya, nilai dapat digolongkan

menjadi 4 tingkatan sebagai berikut :

12

Page 13: Modul Kuliah 4 Pancasila Sebagai Sistem Filsafat Bangsa Indonesia

1. Nilai kebenaran, yaitu nilai bersumber pada akal, rasio,

budi atau cipta manusia

2. Nilai keindahan/nilai estetis yaitu yang bersumber pada

perasaan manusia

3. Nilai kebaikan/nilai moral, yaitu nilai yang bersumber pada

unsur kehendak manusia

4. Nilai religius yang merupakan nilai keharmonian tertinggi

dan bersifat mutlak.

Nilai ini berhubungan dengan kepercayaan dan keyakinan

manusia dan bersumber pada wahyu yang berasal dari tuhan

yang maha esa. Sistem Filsafat Pancasila mengandung citra

tertinggi terbukti dengan berbedanya sistem filsafat pancasila

dengan sistem filsafat lainnya, Berikut adalah ciri khas

berbedanya sistem filsafat pancasila dengan sistem filsafat

lainnya:

1. Sila-sila pancasila merupakan satu kesatuan system yang

bulat dan utuh (sebagai satu totalitas). Dengan pengertian

lain, apabila tidak bulat dan tidak utuh atau satu sila

dengan sila yang lainnya terpisah-pisah,maka ia bukan

pancasila.

2. Prinsip – prinsip filsafat pancasila

3. Susunan pancasila dengan suatu system yang bulat dan

utuh :

Sila 1, meliputi,mendasari,menjiwa:sila 2,3,4 dan 5

Sila 2,diliputi,didasari,dan dijiwai sila 1,serta mendasari

dan menjiwai sila 3,4,dan 5

13

Page 14: Modul Kuliah 4 Pancasila Sebagai Sistem Filsafat Bangsa Indonesia

Sila 3,meliputi,mendasari,dan menjiwai sila 1,2 serta

mendasari jiwa ;sila 4 dan 5

Sila 4, meliputi,didasari,dan di jiwai sila 1,2,dan 3,serta

mendasari dan menjiwai sila 5

Sila 5,meliputi didasari,dan dijiwai sila 1,2,3 dan 4

Pancasila sebagai suatu substansi. Artinya unsur

asli/permanen/primer pancasila sebagai suatu yang ada

mandiri,yaitu unsure-unsurnya berasal dari dirinya sendiri

Pancasila Sebagai Sistem Filsafat memiliki beberapa

nilai yaitu Nilai Obyektif dan Subyektif.

Nilai-nilai Sistem Filsafat Pancasila adalah senagai berikut :

1. Rumusan dari sila-sila pancasila menunjukkan adanya

sifat-sifat yang umum, universal dan abstrak. Karena pada

hakikatnya pancasila adalah nilai.

2. Inti nilai-nilai Pancasila berlaku tidak terikat oleh ruang.

Artinya keberlakuannya sejak jaman dahulu, masa kini dan

juga untuk masa yang akan dating, untuk bangsa

Indonesia boleh jadi untuk Negara lain yang secara

eksplisit tampak dalm adat istiadat, kebudayaan, tata

hidup kenegaraaan dan tata hidup beragama.

3. Pancasila yang terkandung dalam Pembukaan UUD 1945

memenuhi syarat sebagai pokok kaidah negara yang

fundamental, sehingga merupakan suatu sumber hokum

positif di Indonesia. Oleh karena itu hierarki suatu tertib

hokum di Indonesia berkedudukan sebagai tertib hukum

tertinggi. Maka secara objektif tidak dapat diubah secara

hokum, sehingga melekat pada kelangsungan hidup

14

Page 15: Modul Kuliah 4 Pancasila Sebagai Sistem Filsafat Bangsa Indonesia

Negara. Sebagai konsekwensinya jikalau nilai-nilai yang

terkandung dalam pembukaa UUD 45 itu diubah maka

sama halnya dengan membubarkan Negara proklamasi 17

Agustus 1945.

Sedangkan Nilai-nilai Sistem Filsafat Pancasila adalah senagai

berikut :

1. Nilai Pancasila timbul dari bangsa Indonesia itu

sendiri. Nilai-nilai yang terdapat dalam pancasila

merupakan hasil dari pemikiran, panilaian, dan refleksi

filosofis dari bangsa Indonesia sendiri. Deologi pancasila

berbeda denagn ideology-ideologi lain karena isi pancasila

diambil dari nilai budaya bangsa dan religi yang telah

melekat erat, sehingga jiwa pancasila adalah jiwa bangsa

Indonesia sendiri, sedangkan ideology lain seperti liberalis,

sosialis, komunis, dan lain sebagainya merupakan hasil

dari pemikiran filsafat orang.

2. Nilai Pancasila merupakan filsafat bangsa

Indonesia. Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa

Indonesia menjadi pedoman bangsa untuk mengatur

aspek kehidupan berbangsa dan bernegara sekaligus

menjadi cermin jati diri bangsa yang diyakini sebagai

sumber nilai atas kebenaran, keadilan, kebaikan, dan

kebijaksanaan dalam kehidupan bermasyarakat,

berbangsa dan bernegara.

3. Pancasila merupakan nilai-nilai yang sesuai dengan

hati nurani bangsa Indonesia, karena bersumber dari

kepribadian bangsa. Sehingga dalam perjalanannya akan

selaras dengan nilai-nilai pancasila.

15

Page 16: Modul Kuliah 4 Pancasila Sebagai Sistem Filsafat Bangsa Indonesia

Dalam kehidupan bernegara, nilai dasar Pancasila harus

tampak dalam produk peraturan perundangan yang berlaku,

dengan kata lain, peraturan perundangan harus dijiwai oleh

nilai-nilai Pancasila, sehingga tidak boleh bertentangan denagn

nilai-nilai Pancasila.

DEMOKRASI INDONESIA

Semua negara mengakui bahwa demokrasi sebagai alat ukur

dan keabsahan politik. Kehendak rakyat adalah kehendak

utama kewenangan pemerintah menjadi basis tegaknya sistem

politik demokrasi. Demokrasi meletakkan masyarakat pada

posisi penting, hal ini di karenakan masih memegang teguh

rakyat selaku pemegang kedaulatan. Negara yang tidak

memegang demokrasi disebut negara otoriter. Ini menunjukkan

bahwa demokrasi itu begitu penting dalam kehidupan

berbangsa dan bernegara.

Pengertian Demokrasi

Secara etimologi, demokrasi berasal dari bahasa yunani, yaitu

demos = rakyat, dan cratos / cratein = pemerintahan atau

kekuasaan. Yang i ntinya adalah pemerintahan rakyat atau

kekuasaan rakyat.

16

Page 17: Modul Kuliah 4 Pancasila Sebagai Sistem Filsafat Bangsa Indonesia

Pelaksanaan demokrasi ini ada 2 yaitu :

Demokrasi langsung dan demokrasi tidak langsung.

Demokrasi langsung adalah demokrasi yang seluruh

rakyatnya di ikut sertakan dalam permusyawaratan untuk

menentukan kebijakan dan mengambil keputusan

Demokrasi tidak langsung adalah demokrasi yang

dilaksanakan melalui sistem perwakilan ke dewan

perwakilan rakyat ( DPR ) dan mejlis permusyawaratan

rakyat ( MPR ).

Demokrasi Sebagai Sikap Hidup

demokrasi ini dipahami sebagai sikap hidup dan pandangan

hidup yang demokratis dengan didasarkan nilai-nilai demokrasi

dan membentu budaya/kultur demokrasi baik dari warga

negara maupun dari pejabat negara/pemerintah. Demokrasi

merupakan penerapan kaidah-kaidah prinsip demokrasi pada

kekuatan sistem politik kenegaraan. 

Demokrasi Di Indonesia

Bangsa indonesia sejak dulu sudah mempraktekkan ide tentang

demokrasi meskipun bukan tingkat kenegaraan tetapi masih

dalam tingkat desa dan disebut demokrasi desa.  Pendekatan

kontekstual demokrasi di indonesia adalah demokras pancasila

karena pancasila merupakan ideologi negara, pandangan hidup

bangsa indonesia, dan sebagai identitas nasional indonesia.

17

Page 18: Modul Kuliah 4 Pancasila Sebagai Sistem Filsafat Bangsa Indonesia

Pancasila ideologi nasional karena sebagai cita-cita masyarakat

dan sebagai pedoman membuat keputusan politik. Keterkaitan

demokrasi pancasila dengan civil society atau mayarakat

madani indonesia secara kualitatif di tandai oleh keimanan dan

ketakwaan terhadap tuhan yang maha esa.

Sistem Politik Demokrasi

Landasan sistem politik demokrasi di indonesia adalah sistem

politik demokrasi didasarkan pada nila, prinsip, prosedur dan

kelambangan yang demokratis. Sistem ini mampu menjamin

hak kebebasan warganegara, membatasi kekuasaan

pemerintah dan memberikan keadilan. Indonesia sejak awal

berdiri sudah menjadikan demokrasi sebagai pilihan sistem

politik. Negara indonesia sebagai negara demokrasi terdapat

pada,

Pancasila ( sila ke 4 ).

Uud 1945 pasal 1 ( ayat 2 ) sebelum di amandemen dan

sesudah di amandemen.

Apapun perubahannya ini membuktikan sejak berdirinya negara

indonesia telah menganut demokrasi.

18

Page 19: Modul Kuliah 4 Pancasila Sebagai Sistem Filsafat Bangsa Indonesia

Pancasila Sebagai Sistem Filsafat

Rabu, 14 Januari 2015

BAB I

PENDAHULUAN

Perkembangan masyarakat dunia yang semakin cepat

secara langsung maupun tidak langsung mengakibatkan

perubahan besar pada berbagai bangsa di dunia. Gelombang

besar kekuatan internasional dan transnasional melalui

globalisasi telah mengancam bahkan menguasai eksistensi

negara-negara kebangsaan, termasuk Indonesia.Akibat yang

langsung terlihat adalah terjadinya pergeseran nilai-nilai dalam

19

Page 20: Modul Kuliah 4 Pancasila Sebagai Sistem Filsafat Bangsa Indonesia

kehidupan kebangsaan, karena adanya perbenturan

kepentingan antara nasionalisme dan internasionalisme.

Permasalahan kebangsaan dan kenegaraan di Indonesia

menjadi semakin kompleks dan rumit manakala ancaman

internasional yang terjadi di satu sisi, pada sisi yang lain

muncul masalah internal yaitu maraknya tuntutan rakyat, yang

secara obyektif mengalami suatu kehidupan yang jauh dari

kesejahteraan dan keadilan sosial.

Prinsip-prinsip dasar yang telah ditemukan oleh peletak

dasar (the founding fathers) negara Indonesia yang kemudian

diabstraksikan menjadi suatu prinsip dasar filsafat bernegara

itulah Pancasila. Dengan pemahaman demikan maka Pancasila

sebagai filsafat hidup bangsa Indonesia saat ini mengalami

ancaman dari munculnya nilai-nilai baru dari luar dan

pergeseran nilai-nilai yang terjadi.

Secara ilmiah harus disadari bahwa suatu masyarakat,

suatu bangsa, senantiasa memiliki suatu pandangan hidup atau

filsafat hidup masing-masing , yang berbeda dengan bangsa

lain di dunia dan hal inilah yang disebut sebagai local genius

(kecerdasan/kreatifitas lokal) dan sekaligus sebagai local

wisdom (kearifan lokal) bangsa. Dengan demikian bangsa

Indonesia tidak mungkin memiliki kesamaan pandangan hidup

dan filsafat hidup dengan bangsa lain.

Pancasila yang terdiri atas lima sila pada hakikatnya

merupakan sistem filsafat. Pemahaman demikian memerlukan

pengkajian lebih lanjut menyangkut aspek ontologi,

epistimologi, dan aksiologi dari kelima sila Pancasila.

20

Page 21: Modul Kuliah 4 Pancasila Sebagai Sistem Filsafat Bangsa Indonesia

BAB II

PEMBAHASAN

A.   Pengertian Filsafat

Secara etimologis istilah filsafat berasala dari bahasa

yunani “philein” yang artinya “cinta” dan “Sophos” yang artinya

“hikmah atau kebijaksanaan” atau “wisdom”.Jadi secara harfiah

istilah filsafat mengandung makna cinta kebijaksanaan dan hal

ini sesuai dengan sajarah timbulnya ilmu pengetahuan yang

sebelumnya dibawah naungan filsafat.

Pengertian filsafat dalam hubungannya dengan lingkup

bahsannya maka mencakup banyak bidang bahasan antara lain

tentanng manusia, alam, pengetahuan, etika, logika dsb.

Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan maka muncul

filsafat yang berkaitan dengan bidang-bidang ilmu tertentu,

antara lain filsafat politik, sosial, hukum, bahasa, ilmu

pengetahuan, agama dll.

Adapun cabang-cabang filsafat yang pokok adalah sbb :

1.    Metafisika, yang membahas tentang hal-hal yang

bereksitensi dibalik fisis, yang meliputi bidang-bidang, ontology,

kosmologi dan antropologi.

2.    Epistemology, yang berkaitan dengan persoalan hakikat

pengetahuan.

3.    Metodologi, yang berkaitan dengan persoalan hakikat

metode dalam ilmu pengetahuan.

21

Page 22: Modul Kuliah 4 Pancasila Sebagai Sistem Filsafat Bangsa Indonesia

4.    Logika, yang berkaitan dengan persoalan filsafat berfikir,

yaitu rumus-rumus dan dalil-dalil berfikir yang benar.

5.    Etika, yang berkaitan dengan moralitas, tingkah laku

manusia.

6.    Estetika, yang berkaitan dengan persoalan hakikat

keindahan.

Filsafat secara umum dapat diberi pengertian sebagai ilmu

pengetahuan yang menyelidiki hakikat segala sesuatu untuk

memperoleh kebenaran hakiki, karena filsafat telah mengalami

perkembangan yang cukup lama tentu dipengaruhi oleh

berbagai faktor, misalnya ruang, waktu, keadaan dan orangnya.

Itulah sebabnya maka timbul berbagai pendapatmengenai

pengertian filsafat yang mempunyai kekhususannya masing-

masing, antara lain :

Berfilsafat Rationalisme mengagungkan akal

Berfilsafat Materialisme mengagungkan materi

Berfilsafat Individualisme mengagungkan individualitas

Berfilsafat Hedonisme mengagungkan kesenangan

a.   Filsafat Pancasila

Menurut Ruslan Abdulgani, bahwa Pancasila merupakan

filsafat negara yang lahir sebagai collectieve Ideologie (cita-cita

bersama) dari seluruh bangsa Indonesia. Dikatakan sebagai

filsafat, karena Pancasila merupakan hasil perenungan jiwa

yang mendalam yang dilakukan oleh the founding father kita,

kemudian dituangkan dalam suatu “sistem” yang tepat.

Sedangkan menurut Notonagoro, Filsafat Pancasila memberi

22

Page 23: Modul Kuliah 4 Pancasila Sebagai Sistem Filsafat Bangsa Indonesia

pengetahuan dan pengertian ilmiah yaitu tentang hakekat dari

Pancasila.

b.  Karakteristik Sistem Filsafat Pancasila

Sebagai filsafat, Pancasila memiliki karakteristik sistem filsafat

tersendiri yang berbeda dengan filsafat lainnya, yaitu antara

lain :

Sila-sila Pancasila merupakan satu-kesatuan sistem yang

bulat dan utuh (sebagai suatu totalitas). Dengan pengertian

lain, apabila tidak bulat dan utuh atau satu sila dengan sila

lainnya terpisah-pisah, maka itu bukan Pancasila.

Pancasila sebagai suatu substansi, artinya unsur

asli/permanen/primer Pancasilasebagai suatu yang ada

mandiri, yang unsur-unsurnya berasal dari dirinya sendiri.

Pancasila sebagai suatu realita, artinya ada dalam diri

manusia Indonesia dan masyarakatnya, sebagai suatu

kenyataan hidup bangsa, yang tumbuh, hidup dan

berkembang dalam kehidupan sehari-hari.

c.   Prinsip-prinsip Filsafat Pancasila

Pancasila ditinjau dari kausal Aristoteles dapat dijelaskan

sebagai berikut :

a. Kausa Materialis, maksudnya sebab yang berhubungan

dengan materi/bahan, dalam hal ini Pancasila digali dari

nilai-nilai sosial budaya yang ada dalam bangsa Indonesia

sendiri.

b. Kausa Formalis, maksudnya sebab yang berhubungan

dengan bentuknya, Pancasila yang ada dalam pembukaan

UUD ’45 memenuhi syarat formal (kebenaran formal).

23

Page 24: Modul Kuliah 4 Pancasila Sebagai Sistem Filsafat Bangsa Indonesia

c. Kausa Efisiensi, maksudnya kegiatan BPUPKI dan PPKI

dalam menyusun dan merumuskan Pancasila menjadi dasar

negara Indonesia merdeka.

d. Kausa Finalis, maksudnya berhubungan dengan tujuannya,

tujuan diusulkannya Pancasila sebagai dasar negara

Indonesia merdeka.

B.    Rumusan Kesatuan Sila-Sila Pancasila Sebagai

Suatu Sistem.

Pancasila yang terdiri atas lima sila pada hakikatnya

merupakan suatu sisem filsafat. Pengertian system adalah

suatu kesatuan bagian-bagian yang saling berhubungan, saling

bekerjasama untuk suatu tujuan tertentu dan secara

keseluruhan merupakan suatu kesatuan yang utuh. System

lazimnya memiliki ciri-ciri sbb :

1.    Suatu kesatuan bagian-bagian

2.    Bagian-bagian tersebut mempunyai fungsi sendiri-sendiri

3.    Saling berhubungan dan salaing ketergantungan

4.    Keseluruhannya dimaksudkan untuk mencapai tujuan

tertentu

5.    Terjadi dalam suatu lingkungan yang kompleks

Pancasila yang terdiri atas bagian-bagian yaitu sila-sila

pancasila setiap sila pada hakikatnya merupakan suatu asas

sendiri. Fungsi sendiri-sendiri namun secara keseluruhan

merupakan suatu kesatuan yang sistematis.

24

Page 25: Modul Kuliah 4 Pancasila Sebagai Sistem Filsafat Bangsa Indonesia

1.    Susunan Kesatuan Sila-sila Pancasila yang bersifat Organis.

2.    Susunan Pancasila yang bersifat Hierarkhis dan berbentuk

Piramidal.

3.    Rumusan Hubungan Kesatuan Sila-sila Pancasila yang

saling mengisi dan saling mengkualifikasi.

4.    Kesatuan Sila-sila Pancasila sebagai suatu system filsafat.

1.)    Susunan Kesatuan Sila-Sila Pancasila Yang Bersifat

Organis

Setiap sila merupakan unsur ( bagian yang yang mutlak )

dari pancasila, maka pancasila merupakan suatu kesatuan yang

majemuk tunggal. Dalam artian setiap unsur memiliki arti

masing-masing namun saling berhubungan.

2.)    Susunan Pancasila yang Bersifat Hierarkis dan

Berbentuk Piramidal

Susunan Pancasila adalah hierarkhis dan berbentuk

piramidal, pengertian metematis piramidal digunakan untuk

menggambarkan hubungan hierarki sila-sila Pancasila dalam

urutan-urutan luas (kuantitas) dan juga dalam hal ini sifatnya

(kualitas). Diantara lima sila ada hubungan yang mengikat yang

satu dengan yang lainnya sehingga Pancasila merupapkan

suatu keseluruhan yang bulat.

3.)    Rumusan Hubungan Kesatuan Sila-Sila Pancasila

yang saling Mengisi dan saling Mengkulifikasi

25

Page 26: Modul Kuliah 4 Pancasila Sebagai Sistem Filsafat Bangsa Indonesia

Hal ini dimaksudkan bahwa dalam setiap sila terkandung

nilai keempat sila lainnya atau dengan lain perkataan dalam

setiap sila senantiasa dikulifikasi oleh keempat sila lainnya.

C.     Kesatuan Sila-Sila Pancasila sebagai suatu Sistem

Filsafat

Secara filosofis Pancasila sebagai suatu kesatuan sistem

filsafat memiliki, dasar ontologis, dasar epistemologis dan dasar

aksiologis.

1.      Dasar Antropologis sila-sila Pancasila

Pancasila yang terdiri atas lima sila setiap sila bukanlah

merupakan asas yang berdiri sendiri-seindiri, melaikan memiliki

satu kesatuan dasar ontologis. Subjek pendukung sila-sila

Pancasila adalah manusia itu sendiri. Pancasila bahwa hakikat

dasar “Antropologis” sila-sila Pancasila adalah manusia.

2.      Dasar Epistemologis Sila-Sila Pancaila

Dasar Epistemologis Pancasila pada hakikatnya tidak dapat

dipisahkan dengan dasar Ontologisnya. Terdapat tiga persoalan

yang mendasar dalam Epistemologi yaitu, pertama tentang

sumber pengetahuan manusi, kedua tentang teori kebenaran

pengetahuan manusia, ketiga tentang watak pengetahuan

manusia. Sebagai suatu paham Epistemologi maka Pancasila

mendasarkan pada pandangannya bahwa ilmu pengetahuan

pada hakikatnya tidak bebas nilai karena harus diletakan pada

kerangka moralitas kodrat manusia serta moralitas religius 26

Page 27: Modul Kuliah 4 Pancasila Sebagai Sistem Filsafat Bangsa Indonesia

dalam upaya untuk mandapatkan suatu tingkatan pengetahuan

yang mutlak dalam hidup manusia.

3.    Dasar Aksiologis Sila-Sila Pancasila

Sila-sila sebagai suatu sistem filsafat juga memiliki satu

kesatuan dasar aksiologinya sehingga nilai-nilai yang

terkandung dalam Pancasila pada hakikatnya merupakan suatu

kesatuan. Terdapat berbagai macam teori tentang nilai dan hal

ini sangat tergantung pada titik tolak dan sudut pandangnya

masing-masing dalam menentukan tetang menentukan tentang

pengertian nilai dan hierarkhinya. Pada hakikatnya sagala

sesuatu itu bernilai, hanya nilai apa saja yang ada serta

bagaimana hubungan nilai tersebut dengan manusia.

D.   Pancasila sebagai Nilai Dasar Fundamental bagi

Bangsa dan Negara Republik Indonesia

1.   Dasar Filosofis

Pancasila sebagai dasar filsafat negara serta sebagai

silsafat hidup Bangsa Indonesia pada hakikatnya merupakan

suatu nilai-nilai yang bersifat sistematis, findamental dan

menyeluruh. Dasar pemikiran filosofis itu terkandung dalam

setiap sila Pancasila, selain itu secara kasualitas bahwa nilai-

nilai Pancasila bersifat objektif dan subjektif. Artinya essensi

nilai-nilai Pancasila bersifat universal.

2.      Nilai-nilai Pancasila sebagai Nilai Fundamental

Negara

Pancasila merupakan dasar yang fundamental bagi negara

Indonesia terutama dalam pelaksanaan dan penyelengaraan

27

Page 28: Modul Kuliah 4 Pancasila Sebagai Sistem Filsafat Bangsa Indonesia

negara. Selain itu bahwa nilai-nilai Pancasila juga merupakan

suatu landasan moral etik dalam kehidupan kenegaraan. Hal

tersebut juga meliputi moralitas para penyelengara negara dan

seluruh warga negara. Oleh karena itu bagi Bangsa Indonesia

dalam era reformasi ini seharusnya bersifat rendah hati untuk

mawas diri, agar kesengsaran rakyat tidak semakin bertambah.

E.     Inti Isi Sila Pancasila

1.      Sila Ketuhanan Yang Maha Esa

Sila ini mengandung nilai bahwa negara yang didirikan

adalah sebagai pengejawantahan tujuan manusia sebagai

makhluk Tuhan Yang Maha Esa.Oleh Karena itu, segala hal yang

berkaitan dengan pelaksanaan dan penyelenggaraan Negara

harus dijiwai dengan nilai-nilai Ketuhanan yang Maha Esa.

2.      Sila Kemanusian Yang Adil Dan Beradab

Sila ini mengandung nilai-nilai bahwa Negara harus

menjungjung tinggi harkat dan martabat manusia sebagai

mahkluk yang beradab. Oleh karena itu kehidupan kenegaraan

harus mewujudkan tercapainya tujuan keinginan harkat dan

martabat manusia. Nilai kemanusian yang beradab adalah

perwujudan nilai kemanusian sebagai mahkluk yang berbudaya,

bermoral dan beragama.

3.      Sila persatuan Indonesia

Dalam sila Persatuan Indonesia ini terkandung nilai bahwa

negara adalah sebagai penjelmaan sifat kodrat manusia

monodualis yaitu sebagai mahkluk individu dan mahkluk sosial.

Oleh karena itu perbedaan merupakan bawaan kodrat manusia

28

Page 29: Modul Kuliah 4 Pancasila Sebagai Sistem Filsafat Bangsa Indonesia

dan juga merupakan ciri khas elemen-elemen yang membentuk

negara.

4.   Sila Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Kebijaksanaan

Dalam Permuyawaratan/Perwakilan

Nilai yang terkandung di dalamnya adalah bahwa hakikat

negara adalah sebagai penjelmaan sifat kodrat manusia

sebagai mahkluk individu dan mahkluk sosial. Hakikat rakyat

adalah merupakan sekelompok manusia sebagai

mahkluk Tuhan yang Maha Esa yang berastu dan bertujuan

mewujudkan harkat dan martabat manusia dalam suatu

wilayah negara. Oleh karena itu rakyat merupakan asal mula

kekuasan negara,sehingga nilai demokrasi yang secara mutlak

harus dilaksanakan dalam hidup negara. Untuk mewujudkan

dan mendasarkan suatu keadilan dalam kehidupan sosial demi

tercapainya tujuan bersama.

5.      Sila Keadilan Sosila Bagi Seluruh Rakyat Indonesia

Makna ini mengandung nilai keadilan yang harus terwujud

dalam kehidupan bersama ( Kehidupan Sosial ).

Konsekuensinya yang harus terwujud dalam kehidupan

bersama adalah meliputi :

a. Keadilan Distributif yaitu suatu hubungan antara negara

terhadap warganya.

b. Keadilan Legal ( Keadilan Bertaat ) yaitu suatu hubungan

keadilan antara warga negara terhadap Negara.

c. Keadilan Komutatif yaitu ssuatu hubungan keadilan antara

warga satu dengan warga yang lainnya secara timbal balik.

29

Page 30: Modul Kuliah 4 Pancasila Sebagai Sistem Filsafat Bangsa Indonesia

BAB III

KESIMPULAN

Setelah memperhatikan isi dalam pembahasan di atas, maka

dapat penulis tarik kesimpulan sebagai berikut:

1.   Filsafat Pancasila adalah hasil berpikir/pemikiran yang

sedalam-dalamnya dari bangsa Indonesia yang dianggap,

dipercaya dan diyakini sebagai sesuatu (kenyataan, norma-

norma, nilai-nilai) yang paling benar, paling adil, paling

bijaksana, paling baik dan paling sesuai bagi bangsa

Indonesia.

2.    Fungsi utama filsafat Pancasila bagi bangsa dan negara

Indonesia yaitu :

a.    Filasafat Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa

Indonesia

b.    Pancasila sebagai dasar negara Republik Indonesia

c.    Pancasila sebagai jiwa dan kepribadian bangsa

Indonesia

DAFTAR PUSTAKA

30

Page 31: Modul Kuliah 4 Pancasila Sebagai Sistem Filsafat Bangsa Indonesia

Prof.DR.Kaelan. M.S, 2010, Pendidikan Pancasila, Paradigma,

Yogyakarta.

 

Rabu, 29 Oktober 2014

Unsur-Unsur Pancasila Sebagai Sistem Filsafat &

Perbandingan Sistem Filsafat Lain Di Dunia

1.     Unsur Ketuhanan

Secara ontologik ada manusia sebagai yang diciptakan

menunjukkan adanya pencipta yaitu Tuhan. Manusia adalah

makhluk Tuhan yang paling sempurna, mempunyai sifat

sebagai individu sebagai makhluk sosial. Karena Tuhan adalah

sempurna maka manusia tidak sempurna. Namun diantara

makhluk, manusia adalah yang paling sempurna.        

pengalaman sejarah sebelum datangnya agama Hindu,

Budha, Islam dan Kristen. Bangsa Indonesia telah mempunyai 31

Page 32: Modul Kuliah 4 Pancasila Sebagai Sistem Filsafat Bangsa Indonesia

kepercayaan. Karena keadaan alam sedemikian rupa maka

bangsa Indonesia berusaha mempertahankan dan

mengembangkan hidupnya untuk bisa mengatasi tantangan

alam tersebut. Salah satu jawaban yang diberikan berupa

pandangan hidup atau kepercayaan bahwa alam ini ada yang

menciptakan. Karena pengalaman hidup mereka sehari-hari

dan karena kemampuan yang mereka miliki, maka bentuk

kepercayaan yang menguasai alam, adanya kekuatan gaib

yang terdapat pada alam ini dan lain sebagainya. Kenyataan ini

menunjukkan bahwa bangsa Indonesia pada waktu itupun

sudah percaya kepada Tuhan Yang Maha Esa. Setelah agama

Hindu dan Budha datang di Indonesia, bangsa Indonesia banyak

memeluk agama-agama tersebut. Demikian pula agama islam

yang telah dipeluk oleh sebagian besar bangsa Indonesia

dengan penuh keyakinan. Pada masa itu pengaruh agama

dalam kehidupan sehari-hari terbukti adanya pengaruh agama

dalam kehidupan sehari-hari terbukti adanya peninggalan,

tulisan dan adat istiadat.

2.        Unsur Kemanusiaan

Sebagai bangsa yang ber-Ketuhanan Yang Maha Esa dengan

sendirinya bangsa kita mempunyai rasa kemanusiaan yang

luhur. Pada hakekatnya kemanusiaan adalah bawaan kodrat

manusia. Perikemanusiaan adalah nilai khusus yang bersumber

pada nilai kemanusiaan. Perikemanusiaan adalah yang

bersumber pada kemanusiaan, jiwa yang membedakan

manusia dengan makhluk lain. Berdasarkan pengertian tersebut

sebenarnya semua bangsa mesti mempunyai kemanusiaan,

begitu pula bangsa Indonesia bahkan kemanusiaannya adalah

32

Page 33: Modul Kuliah 4 Pancasila Sebagai Sistem Filsafat Bangsa Indonesia

adil dan beradab. Adil berarti memberikan kepada orang lain

apa yang menjadi haknya dan tahu apa haknya sendiri.

Beradab artinya mempunyai adab, mempunyai sopan santun,

mempunyai susila, artinya ada kesediaan menghormati bangsa

lain, menghormati pandangan pendirian dan sikap Bangsa lain.

Sejak dahulu bangsa Indonesia selalu menerima bangsa lain

dengan ramah tamah, karena suatu bangsa tidak akan hidup

sendirian terlepas dari bangsa lain.

3.        Unsur Persatuan

Bangsa Indonesia dengan ciri-cirinya rukun, bersatu dan

kekeluargaan, bertindak bukan semata-mata atas perhitungan

untung rugi dan pamrih serta kepentingan pribadi. Oleh karena

itu unsur persatuan sudah terdapat didalam kehidupan

masyarakat Indonesia bahkan sudah dilaksanakan oleh mereka.

4.        Unsur Kerakyatan

Istilah kerakyatan berarti bahwa yang berdaulat atau yang

berkuasa adalah rakyat. Dalam bahasa lain Kerakyatan disebut

Demokrasi berasal dari kata Yunani Demos yang berarti Rakyat

Kratos yang berarti Berdaulat. Demokrasi bukan hal yang baru

bagi bangsa Indonesia. Meskipun sebelum tanggal 17 Agustus

1945 di Indonesia belum pernah ada pemerintahan yang

bersifat Demokratik seperti sekarang ini namun sebenarnya

unsur-unsurnya sudah ada, yang selama itu tidak pernah

dimanfaatkan secara Nasional formal.

5.        Unsur Keadilan

Istilah adil yaitu menunjukkan bahwa orang harus memberi

kepada orang lain apa yang menjadi haknya dan tahu mana

33

Page 34: Modul Kuliah 4 Pancasila Sebagai Sistem Filsafat Bangsa Indonesia

haknya sendiri serta tahu apa kewajibannya kepada orang lain

dan dirinya. Sosial berarti tidak mementingkan diri sendiri saja,

tetapi mengutamakan kepentingan umum, tidak individualistik

dan egoistik, tetapi berbuat untuk kepentingan bersama.

Sebenarnya istilah gotong royong yang berarti bekerja sama

dan membagi hasil karya bersama tepat sekali untuk

menerangkan apa arti Keadilan Sosial.

Istilah sistem sering digunakan dalam menyebutkan

sesuatu, misalnya sistem pemerintahan , sistem pendidikan dan

lain sebagainya. Namun dalam hal ini pengertian system

dikaitkan dengan sistem pancasila.Sebelum membahas

pancasila sebagai suatu system ada baiknya kita pahami

pengertian sistem terlebih dahulu. Sistem adalah bekerjanya

masing-masing unsure atau elemen yang berbeda dalam suatu

kelompok dimana yang satu dan yang lainya saling terkait dan

saling bergantungan untuk mencapai tujuan tertentu demi

mencapai kesuksesan bersama. Misal sepeda merupakan

sebuah sistem yang didalamnya terdapat nsure-unsur yang

satu dan yang lain saling terkait, Unsur tersebut velg. Ban luar,

ban dalam, pentil, rantai, stang dan bagian yang lainya. Masing

–masing unsure tersebut saling terkait sehingga sepeda

tersebut dapat digunakan sebagai alat transportasi untuk

mengantarkan manusia dari suatu tempat ketempat yang lain.

Jika salh satu nsure tidak ada, misalnya pentil yang berpungsi

sebagai utuk menahan udara yang berda di dalam ban maka

banya akan kempes, sistem sepeda tadi bisa berjalan akan

tetapi perjalananya tidak normal seperti biasanya. Nah dari situ

terlihat betapa pentingnya setiap nsure yang memiliki pungsi

dan tugas masing-masing.34

Page 35: Modul Kuliah 4 Pancasila Sebagai Sistem Filsafat Bangsa Indonesia

Pancasila sebagai suatu sistem memiliki unsur-unsur yang

berbeda, hal ini dapat kita lihat dalam sila-sila pancasila yang

memiliki ragam makna yang berbeda, namun system dalam

pancasila mempunyai suatu kesatuan yang utuh dan bulat. Sila-

sila dalam pancasila saling berhubungan satu dengan yang lain

untuk mencapai tujuan tertentu. Diantaranya pancasila sebagai

dasar Negara mempunyai fungsi sepagai pedoman di dalam

berbangsa dan bernegara juga sebagai moral bangsa Indonesia

dalam membentuk suatu Negara.

Berkaitan dengan hal tersebut di atas pancasila sebagai suatu

sistem yang dimana sila-silanya mencakup seluruh aspek

kehidupan berbangsa dan bernegara. Pancasila sudah diatur

sedemikian rupa sehingga membentuk suatu susunan yang

teratur dan tidak bisa dibolak balik. Dalam sila pancasila

memiliki suatu makna yang beruntun. Artinya, sila pertama

lebih luas makanya sehinga menjiwai sila-sila dibawahnya.

Itulah makna pancasila sebagai suatu system.

 PERBANDINGAN SISTEM FILSAFAT LAIN DI DUNIA

Sistem adalah suatu kesatuan prosedur atau komponen

yang saling berkaitan satu dengan yang lainnya, bekerja sama

sesuai dengan aturan yang diterapkan, sehingga membentuk

suatu tujuan yang sama.Filsafat adalah pandangan hidup

seseorang atau sekelompok orang yang merupakan konsep

dasar mengenai kehidupan yang dicita-citakan.

Sistem Filsafat adalah kumpulan atau kesatuan

pemikiran/ajaran yang saling berhubungan dan mampu

menjangkau seluruh realitas yang ada, mencakup pemikiran 35

Page 36: Modul Kuliah 4 Pancasila Sebagai Sistem Filsafat Bangsa Indonesia

teoritis tentang realitas adanya tuhan, alam, dan manusia,

untuk mencapai tujuan tertentu.

- Perbandingan Filsafat Pancasila Dengan Sistem Filsafat

Lainnya Di Dunia Secara filosofis,  Pancasila sebagai suatu

kesatuan sistem filsafat memiliki dasar ontologis, dasar

epistemologis dan dasar aksiologis sendiri yang berbeda

dengan sistem filsafat yang lainnya misalnya materialisme,

liberalisme, pragmatisme, komunisme, idealisme dan lain-lain 

paham filsafat di dunia.

1.    Dasar Antologis Sila-sila Pancasila

Dasar ontologis Pancasila pada hakikatnya adalah manusia

yang memiliki hakikat mutlak,

oleh karena itu hakikat dasar ini juga disebut sebagai dasar

antropologis. Subjek pokok pendukung sila-sila Pancasila adalah

manusia.

2.    Dasar Epistemologis Sila-sila Pancasila

Pancasila pada hakikatnya juga merupakan suatu sistem

pengetahuan.  Kalau manusia merupakan basis ontologi

Pancasila maka dengan demikian mempunyai implikasi

terhadap bangunan epistemologis dari Pancasila. Terdapat tiga

persoalan yang mendasar dalam epistemologis, yaitu : pertama

tentang sumber pengetahuan manusia, kedua tentang teori

kebenaran pengetahuan manusia, ketiga tentang watak

pengetahuan manusia.

Pancasila mendasarkan pada pandangannya bahwa ilmu

pengetahuan pada hakikatnya tidak bebas nilai karena harus

diletakkan pada kerangka moralitas kodrat manusia serta

36

Page 37: Modul Kuliah 4 Pancasila Sebagai Sistem Filsafat Bangsa Indonesia

moralitas religius dalam upaya untuk mendapatkan suatu

tingkatan pengetahuan yang mutlak dalam hidup manusia.

3.    Dasar Aksiologis Sila-sila Pancasila

Pada hakikatnya segala sesuatu itu bernilai, hanya nilai

macam apa saja yang ada serta bagaimana hubungan nilai

tersebut dengan manusia. Menurut Notonegoro, nilai-nilai

tersebut dibedakan menjadi tiga macam, yaitu :

a. Nilai Material : segala sesuatu yang berguna bagi jasmani

manusia.

b. Nilai Vital : segala sesuatu yang berguna bagi manusia

untuk mengadakan suatu aktivitas atau kegiatan.

c. Nilai Kerohanian : segala sesuatu yang berguna bagi rohani

manusia yang dapat dibedakan atas empat tingkatan

sebagai berikut :

– Nilai kebenaran : nilai yang bersumber pada akal, rasio,

budi atau cipta manusia.

– Nilai keindahan/estetis : nilai yang bersumber pada

perasaan manusia.

– Nilai kebaikan/moral : nilai yang bersumber pada unsur

kehendak (will, wollen, karsa) manusia

– Nilai religius : nilai kerohanian tertinggi dan bersifat

mutlak yang berhubungan dengan kepercayaan dan

keyakinan manusia serta bersumber pada wahyu Tuhan

Yang Maha Esa.

 Pengetahuan Sistem Filsafat Perbandingan dengan Sistem

Filsafat lainnya37

Page 38: Modul Kuliah 4 Pancasila Sebagai Sistem Filsafat Bangsa Indonesia

Secara ilmiah harus disadari bahwa suatu masyarakat suatu

bangsa, senantiasa memeliki suatu pandangan hidup atau

filsaat hidup masing-masing, yang berbeda dengan bangsa lain

didunia. Inilah yang disebut sebagai local genius (kecerdasan /

kreatifitas local ) dan sekaligus sebagai local wisdom (kearifan

local) bangsa. Dengan demikian, bangsa Indonesia tidak

mungkin memiliki kesamaan pandangan hidup dan filsafat

hidup dengan bangsa lain. Ketika para pendiri Negara Indonesia

menyiapkan berdirinya Negara Indonesi merdeka, mereka sadar

sepenuhnya untuk menjawab suatu pertanyaan yang

fundamental “ di atas dasar apakah Negara Indonesia merdeka

ini didirikan?” jawaban atas pertanyaan mendasar ini akan

selalu menjadi dasar dan tolak ukur utama bangsa ini meng-

Indonesia. Dengan kata lain, jati diri bangsa selalu bertolak ukur

pada nilai-nilai pancasila sebagai filsafat bangsa. Pancasila

yang terdiri atas lima sila pada hakekatnya merupakan system

filsafat.

1.     Filsafat: Secara etimologis cinta akan kebijaksanaan, tapi

dapat pula diartikan sebagai keinginan yang sungguh-

sungguh untuk mencari kebenaran yang sejati.

2.    Filsafat Pancasila: Kebenaran dari sila-sila Pancasila

sebagai dasar negara atau dapat pula diartikan bahwa

Pancasila merupakan satu kesatuan sistem yang utuh dan

logis.

Menurut Ruslan Abdul Gani, bahwa pancasila merupakan

filsafat Negara yang lahir collective ideologie (cita-cita

bersama). Dari seluruh bangsa Indonesia. Dikatakan sebagai

filsafat, karena pancasila merupakan hasil perenungan jiwa

38

Page 39: Modul Kuliah 4 Pancasila Sebagai Sistem Filsafat Bangsa Indonesia

yang mendalam yang dilakukan olehthe founding father bangsa

Indonesia, kemudian dituangkan dalam suatu “system” yang

tepat. Adapun menurut Notonagoro, filsafat pancasila memberi

pengetahuan dan pengertian ilmiah, yaitu tentang hakikat

pancasila.

Filsafat Pancasila merupakan refleksi kritis dan rasional tentang

Pancasila sebagai dasar negara dan kenyataan bahwa budaya

bangsa dengan tujuan untuk mendapatkan pokok-pokok

pengertian secara mandasar dan menyeluruh. Adapun

perbandingan Filsafat Pancasila dengan Filsafat lainnya yaitu

sebagai berikut:

1.     Filsafat Komunisme

Filsafat ini tidak mementingkan adanya hal-hal ketuhanan.

Semua hal diatur oeh satu kelompok yang paling berkuasa.

Dalam filsafat ini, semua kebebasan dihapuskan. Semua hal

diatur oleh penguasa tunggal sehingga sumber dari segala

sumber hukum yang berlaku tidak berasal dari suara rakyat,

namun dari penguasa tunggal yang ada dimana filsafat komunis

itu berada.

2.    Filsafat Liberalisme

Dalam hal ini, semua hal tidak memiliki batasan, sehingga

memungkinkan adanya benturan-benturan dalam masyarakat.

Tidak ada yang mengatur tentang penanggulangan benturan-

benturan tersebut,. masyarakat hanya akan menegur bila

merasa teranggu oleh orang lain, namun apabila tidak merasa

terganggumaka mereka cenderung untuk bersikap masa bodoh.

3.    Filsafat Individualisme

39

Page 40: Modul Kuliah 4 Pancasila Sebagai Sistem Filsafat Bangsa Indonesia

Filsafat ini lebih cenderung lebih kekehidupan masing-masing

orang dimana antara orang yang saru dengan orang yang lain

tidak mempunya ikatan sosial atau dengan kata lain, mereka

berdiri masing-masing. Tidak terdapat kebersamaan, persatuan

atau tujuan bersama.

Minggu, 18 Januari 2015makalah PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT  Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Filsafat Pancasila yang dibina oleh Bapak Drs. Salamun HS, M. Pd

Disusun oleh:

HUSRIN

SEKOLAH TINGGI ILMU AGAMA ISLAM SUFYAN TSAURI

(STAIS) MAJENANG

Jln. K.H Sufyan Tsauri Majenang 53257 2014

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT. Karena

atas limpahan Karunia, Rahmat, dan Hidayah-Nya yang berupa

kesehatan, sehingga makalah yang berjudul ‘PANCASILA SEBAGAI

SISTEM FILSAFAT ‘ dapat terselesaikan tepat pada waktunya.

40

Page 41: Modul Kuliah 4 Pancasila Sebagai Sistem Filsafat Bangsa Indonesia

Makalah ini disusun sebagai tugas individu mata kuliah

Filsafat Pancasila. Saya  berusaha menyusun makalah ini

dengan segala kemampuan, namun saya menyadari bahwa

makalah ini masih banyak memiliki kekurangan baik dari segi

penulisan maupun segi penyusunan. Oleh karena itu, kritik dan

saran yang bersifat membangun akan saya terima dengan

senang hati demi perbaikan makalah selanjutnya.

Semoga makalah ini bisa memberikan informasi mengenai

Pancasila Sebagai Sistem Filsafat dan bermanfaat bagi para

pembacanya. Atas perhatian dan kesempatan yang diberikan

untuk membuat makalah ini saya ucapkan terima kasih..

Majenang, 23 September 2014

Penulis

DAFTAR ISI

Kata Pengantar i

Daftar Isi ii

BAB I        PENDAHULUAN 1

                   1.1.  Latar Belakang 1

                   1.2.  Rumusan Masalah 1

                   1.3.  Tujuan Penulisan 2

                   1.4.  Manfaat 2

BAB II       PEMBAHASAN 3

41

Page 42: Modul Kuliah 4 Pancasila Sebagai Sistem Filsafat Bangsa Indonesia

                   2.1   Pengertian Filsafat dan Dasar Filsafat Pancasila                                        3

                   2.2   Arti Pancasila sebagai filsafat bangsa Indonesia                                        6

                   2.3   Kedudukan  dan pandangan integralistik Pancasila sebagai 

                           sistem .filsafat                                                                                                                                                       7

                   2.4   Dasar sehingga Pancasila di jadikan Sebagai Sistem Filsafat

                            bangsa Indonesia                                                                                                                                           9

BAB III     PENUTUP 10

                   Kesimpulan 10

                   Saran 10

Daftar Pustaka

11

BAB I

PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang

42

Page 43: Modul Kuliah 4 Pancasila Sebagai Sistem Filsafat Bangsa Indonesia

Setiap negara atau bangsa di dunia ini mempunyai sistem

nilai (filsafat) tertentu yang menjadi pegangan bagi anggota

masyarakat dalam menjalankan kehidupan dan

pemerintahannya. Filsafat negara merupakan pandangan hidup

bangsa yang diyakini kebenarannnya dan diaplikasikan dalam

kehidupan masyarakat yang mendiami negara tersebut.

Pandangan hidup bangsa merupakan nilai-nilai yang dimiliki

oleh setiap bangsa. Nilai-nilai tersebut akan mempengaruhi

segala aspek suatu bangsa. Nilai adalah suatu konsepsi yang

secara eksplisit maupun implisit menjadi milik atau ciri khas

seseorang atau masyarakat. Pada konsep tersembunyi bahwa

pilihan nilai merupakan suatu ukuran atau standar yang

memiliki kelestarian yang secara umum digunakan untuk

mengorganisasikan sistem tingkah laku suatu masyarakat

(Prayitno, 1989:1).

Sistem nilai ( filsafat) yang dianut suatu bangsa

merupakan filsafat masyarakat budaya bangsa. Bagi suatu

bangsa, filsafat merupakan sumber dari segala sumber hukum

yang berlaku dalam suatu masyarakat, bangsa, dan negara.

Oleh karena itu, filsafat berfungsi dalam menentukan

pandangan hidup suatu masyarakat dalam menghadapi suatu

masalah, hakikat dan sifat hidup, hakikat kerja, hakikat

kedudukan manusia, etika dan tata krama pergaulan dalam

ruang dan waktu, serta hakikat hubungan manusia dengan

manusia lainnya (Prayitno, 1989:2).

Indonesia adalah salah satu negara yang juga memiliki

filsafat seperti bangsa-bangsa lain. Filsafat ini tak lain adalah

43

Page 44: Modul Kuliah 4 Pancasila Sebagai Sistem Filsafat Bangsa Indonesia

yang kita kenal dengan nama Pancasila yang terdiri dari lima

sila. Pancasila merupakan filsafat hidup bangsa Indonesia.

1.2  Rumusan Masalah

Masalah yang nantinya akan dibahas dalam makalah ini

adalah sebagai berikut:

1.2.1   Pengertian filsafat dan dasar filsafat pancasila,

1.2.2   Arti Pancasila sebagai filsafat bangsa Indonesia,

1.2.3   Kedudukan  dan pandangan integralistik Pancasila

sebagai sistem filsafat ,

1.2.4   Dasar sehingga Pancasila di jadikan Sebagai Sistem

Filsafat bangsa Indonesia .

1.3  Tujuan Penulisan

Tujuan dari penulisan makalah ini yaitu:

1.    Untuk mengetahui  arti Pancasila dalam

kedudukannya  sebagai filsafat bangsa Indonesia.

2.    Untuk mengetahui  kedudukan  dan pandangan

integralistik Pancasila sebagai  sistem filsafat.

3.    Untuk mengetahui dasar sehingga Pancasila di jadikan

Sebagai Sistem Filsafat bangsa Indonesia.

4.    Bagi dosen, sebagai tolak ukur atau penilaian terhadap

mahasiswa dalam memahami Pancasila sebagai sistem

filsafat.

44

Page 45: Modul Kuliah 4 Pancasila Sebagai Sistem Filsafat Bangsa Indonesia

5.    Bagi penulis, sebagai sarana untuk memperoleh

keterampilan dalam melakukan penulisan dan pengetahuan

tentang pancasila sebagai sistem filsafat.

1.4 Manfaat

Setelah menentukan latar belakang, rumusan masalah dan

tujuan dari makalah ini, maka saya menemukan beberapa

manfaat khususnya bagi saya pribadi dimana dapat menambah

pengetahuan saya akan makna filsafat dan dasar filsafat

pancasila serta kedudukan pancasila sebagai sistem filsafat

bangsa. Dengan demikian, saya lebih mengetahui lagi

akan  peranan pancasila dalam kedudukannya sebagai filsafat

bangsa sehingga tidaklah salah jika pancasila dijadikan

fundamental bangsa Indonesia.  

45

Page 46: Modul Kuliah 4 Pancasila Sebagai Sistem Filsafat Bangsa Indonesia

BAB II

PEMBAHASAN

2.1  Pengertian Filsafat Dan Dasar Filsafat Pancasila

Secara etimologi, filsafat berasal dari bahasa Yunani, yaitu 

philosophia. Kata itu terdiri dari kata philo, philos, philein yang

mempunyai arti cinta / pecinta / mencintai dan sophia yang

berarti kebijakan, kearifan, hikmah, hakikat kebenaran. Jadi

secara harfiah istilah filsafat adalah cinta pada kebijaksanaan

atau kebenaran yang hakiki.

Pada umumnya terdapat dua pengertian filsafat yaitu

filsafat dalam arti proses dan filsafat dalam arti produk. Selain

itu, ada pengertian lain, yaitu filsafat sebagai ilmu dan filsafat

sebagai pandangan hidup. Disamping itu, dikenal pula filsafat

dalam arti teoritis dan filsafat dalam arti praktis. Pancasila

dapat digolongkan sebagai filsafat dalam arti produk, filsafat

sebagai pandangan hidup, dan filsafat dalam arti praktis. Hal itu

berarti Pancasila mempunyai fungsi dan peranan sebagai

pedoman dan pegangan dalam sikap, tingkah laku, dan

perbuatan dalam kehidupan sehari-hari dan dalam kehidupan

bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara bagi bangsa

Indonesia dimanapun mereka berada.

Apabila kita bicara tentang filsafat, ada dua hal yang patut

diperhatikan, yaitu filsafat sebagai metode dan filsafat sebagai

suatu pandangan, keduanya sangat berguna untuk memahami

Pancasila. Di sisi lain, kesatuan sila-sila Pancasila pada

46

Page 47: Modul Kuliah 4 Pancasila Sebagai Sistem Filsafat Bangsa Indonesia

hakikatnya bukanlah hanya merupakan kesatuan yang bersifat

formal logis saja namun juga meliputi kesatuan dasar ontologis,

dasar epistemologi dan dasar aksiologis dari sila-sila Pancasila.

Filsafat Pancasila adalah refleksi kritis dan rasional tentang

Pancasila sebagai dasar negara dan kenyataan budaya bangsa

dengan tujuan untuk mendapatkan pokok-pokok pengertian

secara mendasar dan menyeluruh. Pembahasan filsafat dapat

dilakukan secara deduktif (dengan mencari hakikat Pancasila

serta menganalisis dan menyusunnya secara sistematis

menjadi keutuhan pandangan yang komprehensif dan secara

induktif (dengan mengamati gejala-gejala sosial budaya

masyarakat, merefleksikannya dan menarik arti dan makna

yang hakiki dari gejala-gejala itu). Dengan demikian, filsafat

Pancasila akan mengungkapkan konsep-konsep kebenaran

yang bukan saja ditujukan pada bangsa Indonesia, melainkan

bagi manusia pada umumnya

Kedudukan dan fungsi Pancasila harus dipahami sesuai

dengan konteksnya, misalnya Pancasila sebagai pandangan

hidup bangsa Indonesia, sebagai dasar filsafat negara Republik

Indonesia, sebagai ideologi bangsa dan negara Indonesia.

Seluruh kedudukan dan fungsi Pancasila itu bukanlah berdiri

secara sendiri-sendiri namun bilamana dikelompokan maka

akan kembali pada dua kedudukan dan fungsi Pancasila yaitu

sebagai dasar filsafat negara dan pandangan hidup bangsa

Indonesia.

Ada beberapa dasar yang menjadikan pancasila sebagai

filsafat bangsa Indonesia yaitu :

47

Page 48: Modul Kuliah 4 Pancasila Sebagai Sistem Filsafat Bangsa Indonesia

1.    Landasan Ontologis Pancasila

            Ontologi, menurut Aristoteles adalah ilmu yang

menyelidiki hakikat sesuatu atau tentang ada, keberadaan atau

eksistensi dan disamakan artinya dengan metafisika. Jadi

ontologi adalah bidang filsafat yang menyelidiki makna yang

ada (eksistensi dan keberadaan), sumber ada, jenis ada, dan

hakikat ada, termasuk ada alam, manusia, metafisika dan

kesemestaan atau kosmologi. Dasar ontologi Pancasila adalah

manusia yang memiliki hakikat mutlak monopluralis, oleh

karenanya disebut juga sebagai dasar antropologis. Subyek

pendukungnya adalah manusia, yakni : yang berketuhanan,

yang berkemanusiaan, yang berpersatuan, yang berkerakyatan

dan yang berkeadilan pada hakikatnya adalah manusia. Hal

yang sama juga berlaku dalam konteks negara Indonesia,

Pancasila adalah filsafat negara dan pendukung pokok negara

adalah rakyat (manusia).

2.    Landasan Epistemologis Pancasila

            Epistemologi adalah cabang filsafat  yang menyelidiki

asal, syarat, susunan, metode, dan validitas ilmu pengetahuan.

Pengetahuan manusia sebagai hasil pengalaman dan

pemikiran, membentuk budaya. Bagaimana manusia

mengetahui bahwa ia tahu atau mengetahui bahwa sesuatu itu

pengetahuan menjadi penyelidikan epistemologi. Dengan kata

lain, adalah bidang/cabang yang menyelidiki makna dan nilai

ilmu pengetahuan, sumbernya, syarat-syarat dan proses

terjadinya ilmu, termasuk semantik, logika, matematika dan

teori ilmu.

48

Page 49: Modul Kuliah 4 Pancasila Sebagai Sistem Filsafat Bangsa Indonesia

                        Pancasila sebagai suatu sistem filsafat pada

hakikatnya adalah suatu sistem pengetahuan. Dalam kehidupan

sehari-hari Pancasila menjadi pedoman atau dasar bagi bangsa

Indonesia dalam memandang realitas alam semesta, manusia,

masyarakat, bangsa, dan negara tentang makna hidup serta

sebagai dasar bagi manusia Indonesia untuk menyelesaikan

masalah yang dihadapi dalam hidup dan kehidupan. Pancasila

dalam pengertian seperti itu telah menjadi suatu sistem cita-

cita atau keyakinan-keyakinan (belief system) sehingga telah

menjelma menjadi ideologi yang mengandung tiga unsur yaitu :

a.    Logos (rasionalitas atau penalaran)

b.    Pathos (penghayatan)

c.    Ethos (kesusilaan).

                       

3.     Landasan Aksiologis Pancasila

            Aksiologi mempunyai arti nilai, manfaat, pikiran dan

atau ilmu/teori. Menurut Brameld, aksiologi adalah cabang

filsafat yang menyelidiki

a.    Tingkah laku moral, yang berwujud etika,

b.  Ekspresi etika, yang berwujud estetika atau seni dan

keindahan,

c.   Sosio politik yang berwujud ideologi.

                        Kehidupan manusia sebagai mahluk subyek

budaya, pencipta dan penegak nilai, berarti manusia secara

sadar mencari memilih dan melaksanakan (menikmati) nilai.

Jadi nilai merupakan fungsi rohani jasmani manusia. Dengan

49

Page 50: Modul Kuliah 4 Pancasila Sebagai Sistem Filsafat Bangsa Indonesia

demikian, aksiologi adalah cabang fisafat yang menyelidiki

makna nilai, sumber nilai, jenis nilai, tingkatan nilai dan hakikat

nilai, termasuk estetika, etika, ketuhanan dan agama.

Berdasarkan uraian tersebut maka dapat dikemukakan pula

bahwa yang mengandung nilai itu bukan hanya yang bersifat

material saja tetapi juga sesuatu yang bersifat

nonmaterial/rokhaniah. Nilai-nilai material relatif mudah diukur

yaitu dengan menggunakan indra maupun alat pengukur

lainnya, sedangkan nilai rokhaniah alat ukurnya adalah hati

nurani manusia yang dibantu indra manusia yaitu cipta, rasa,

karsa serta keyakinan manusia.

2.2   Arti Pancasila Sebagai Filsafat

Bangsa Indonesia sudah ada sejak zaman Sriwijaya dan

zaman Majapahit dalam satu kesatuan. Namun, dengan

datangnya bangsa barat  persatuan dan kesatuan itu dipecah

oleh mereka dalam rangka menguasai daerah Indonesia yang

kaya raya ini. Arti Pancasila sebagai dasar filsafat negara

adalah sama dan mutlak bagi seluruh tumpah darah Indonesia.

Tidak ada tempat bagi warga negara Indonesia yang pro dan

kontra, karena Pancasila sudah ditetapkan sebagai filsafat

bangsa Indonesia.

Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai fungsi filsafat

Pancasila perlu dikaji tantang ilmu-ilmu yang erat kaitannya

dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Fungsi filsafat

secara umum, sebagai berikut :

50

Page 51: Modul Kuliah 4 Pancasila Sebagai Sistem Filsafat Bangsa Indonesia

1.    Memberi jawaban atas pernyataan yang bersifat

fundamental atau mendasar dalam kehidupan bernegara.

Segala aspek yang erat kaitannya dengan kehidupan

masyarakat bangsa tersebut dan yang berkaitan dengan

kelangsungan hidup dari negara bersangkutan. Oleh karena

itu, fungsi Pancasila sebagai filsafat dalam kehidupan

bernegara, haruslah memberikan jawaban yang mendasar

tentang hakikat kehidupan bernegara. Hal yang fundamental

dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, susunan politik

atau sistem politik dari negara, bentuk negara, susunan 

perekonomian dan dasar-dasar pengembangan ilmu

pengetahuan. Dalam hal ini Pancasila yang dikaji dari sudut

fungsinya  telah mampu memberikan jawabannya.

2.    Filsafat Pancasila mampu memberikan dan mencari

kebenaran yang substansi tentang hakikat negara, ide

negara, dan tujuan negara. Dasar Negara kita ada lima dasar

dimana setap silanya berkaitan dengan sila yang lain dan

merupakan satu kesatuan yang utuh, tidak terbagi dan tidak

terpisahkan. Saling memberikan arah dan sebagai dasar

kepada sila yang lainnya. Tujuan negara akan selalu kita

temukan dalam setiap konstitusi negara bersangkutan.

Karenanya tidak selalu sama dan bahkan ada

kecenderungan perbedaan yang jauh sekali antara tujuan

disatu negara dengan negara lain. Bagi Indonesia secara

fundamental tujuan itu ialah Pancasila dan sekaligus menjadi

dasar berdirinya negara ini.

3.    Pancasila sebagi filsafat bangsa harus mampu menjadi

perangkat dan pemersatu dari berbagai ilmu yang

51

Page 52: Modul Kuliah 4 Pancasila Sebagai Sistem Filsafat Bangsa Indonesia

dikembangkan di Indonesia. Fungsi filsafat akan terlihaat

jelas, kalau di negara itu sudah berjalan keteraturan

kehidupan bernegara.

2.3  Kedudukan  Dan Pandangan Integralistik Pancasila

Sebagai  Sistem Filsafat

Pancasila merupakan suatu sistem filsafat. Dalam sistem

itu masing-masing silanya saling kait mengkait merupakan satu

kesatuan yang menyeluruh. Di dalam Pancasila tercakup filsafat

hidup dan cita-cita luhur bangsa Indonesia tentang hubunagan

manusia dengan Tuhan, hubungan manusia dengan sesama

manusia, hubungan manusia dengan lingkungannya. Menurut

Driyakarya, Pancasila memperoleh dasarnya pada eksistensi

manusia sebagai manusia, lepas dari keadaan hidupnya yang

tertentu. Pancasila merupakan filsafat tentang kodrat manusia.

Dalam pancasila tersimpul hal-hal yang asasi tentang manusia.

Oleh karena itu, pokok-pokok Pancasila bersifat universal.

Berdasarkan hal tersebut,  dapat diperoleh unsur inti yang tetap

dari Pancasila, yang tidak mengalami perubahan dalam dunia

yang selalu berubah ini. Sifatnya yang abstrak, umum dan

universal ini mengemukakan Pancasila dalam isi dan artinya

sama dan mutlak bagi seluruh bangsa, diseluruh tumpah darah

dan sepanjang waktu sebagai cita-cita bangsa dalam Negara

Republik Indonesia yang diproklamirkan pada 17 Agustus 1945.

Secara lebih lanjut dapat dikemukakan pula bahwa dasar

filsafat bangsa Indonesia bersifat majemuk tunggal

(monopluralis), yang merupakan persatuan dan kesatuan dari

sila-silanya. Akan tetapi bukan manusia yang menjadi dasar

52

Page 53: Modul Kuliah 4 Pancasila Sebagai Sistem Filsafat Bangsa Indonesia

persatuan dan kesatuan dari sila-sila Pancasila itu, melainkan

dasar persatuan dan kesatuan itu terletak pada hakikat

manusia. Secara hakiki, susunan kodrat manusia terdiri atas

jiwa dan badan, sifat kodratnya adalah sebagai makhluk

individu dan makhluk  sosial, dan kedudukan kodratnya adalah

sebagai makhluk Tuhan dan makhluk yang berdiri sendiri

(otonom). Aspek-aspek hakikat kodrat manusia itu dalam

realitasnya saling berhubungan erat, saling brkaitan, yang satu

tidak dapat dipisahkan dari yang lain. Jadi bersifat monopluralis,

dan hakiikat manusia yang monopluralis itulah yang menjadi

dasar persatuan dan kesatuan sila-sila Pancasila yang

merupakan dasar filsafat Negara Indonesia.

Pancasila yang bulat dan utuh yang bersifat majemuk

tunggal itu menjadi dasar hidup bersama bangsa Indonesia

yang bersifat majemuk tunggal pula. Dalam kenyataannya,

bangsa Indonesia itu terdiri dari berbagai suku bangsa, adat

istiadat, kebudayaan dan  agama  yang berbeda. Dan diantara

perbedaan yang ada sebenarnya juga terdapat kesamaan.

Secara hakiki, bangsa Indonesia yang memiliki perbedaan-

perbedaan itu juga memiliki kesamaan,.bangsa Indonesia

berasal dari keturunan nenek moyang yang sama, jadi dapat

dikatakan memiliki kesatuan  darah. Dapat diungkapkan pula

bahwa bangsa Indonesia yang memiliki perbedaan itu juga

mempunyai kesamaan sejarah dan nasib kehidupan. Secara

bersama bangsa Indonesia pernah dijajah, berjuang melawan

penjajahan, merdeka dari penjajahan. Dan yang lebih penting

lagi adalah bahwa setelah merdek, bangsa Indonesia

mempunyai kesamaan tekad yaitu mengurus kepentingannya

sendiri dalam bentuk Negara yang merdeka, bersatu, berdaulat, 53

Page 54: Modul Kuliah 4 Pancasila Sebagai Sistem Filsafat Bangsa Indonesia

adil dan makmur. Kesadaran akan perbedaan dan kesamaan

inilah yang menumbuhkan niat, kehendak (karsa dan Wollen)

untuk selalu menuju kepada persatuan dan kesatuan bangsa

atau yang lebih dikenal dengan wawasan “ bhineka tunggal ika

“.

Pernyataan lebih lanjut adalah bagaimana bangsa

Indonesia melaksanakan kehidupan bersama berlandaskan

kepada dasar filsafat Pancasila sebagai asas persatuan dan

kesatuan sebagai perwujudan hakikat kodrat manusia. Pada

saat mendirikan Negara Indonesia, para pendiri sepakat untuk

mendirikan Negara Indonesia yang sesuai dengan keistimewaan

sifat dan corak masyarakat Indonesia,yaitu Negara yang

berdasar atas aliran pikiran Negara (staatsidee) negara yang

integralistik, negara yang bersatu dengan seluruh rakyatnya,

yang mengatasi seluruh golongan dalam bidang apapun.

Jadi negara sebagai susunan dari seluruh masyarakat

dimana segala golongan, segala bagian dan seluruh

anggotanya berhubungan erat satu dengan  lainnya dan

merupakan persatuan dan kesatuan yang organis. Kepentingan

individu dan kepentingan bersama harus diserasikan dan

diseimbangkan antara satu dengan lainnya. Hidup kenegaraan

diatur dalam prinsip solidaritas, menuntut bahwa kebersamaan

dan individu tidak  dapat dipertentangkan satu dengan lainnya.

Negara harus dipandang sebagai institusi seluruh rakyat yang

memberi tempat bagi semua golongan dan lapisan masyarakat

dalam bidang apapun. Sebaliknya negara juga bertanggung

jawab atas kemerdekaan dan kesejahteraan semua warga

negara. Tujuan Negara adalah kesejahteraan umum. Oleh

54

Page 55: Modul Kuliah 4 Pancasila Sebagai Sistem Filsafat Bangsa Indonesia

karena itu negara tidak mempersatukan diri dengan golongan 

terbesar, juga tidak mempersatukan diri dengan golongan yang

paling kuat, melainkan Negara mengusahakan tujuannya

dengan memperhatikan semuua golongan dan semua

perseorangan. Negara mempersatukan diri dengan seluruh

lapisan masyarakat.

2.4   Dasar Pancasila Sebagai Sistem Filsafat

Negara kita Indonesia dalam pengelolaan atau pengaturan

kehidupan bernegaranya dilandasi oleh filsafat atau ideologi

pancasila. Fundamen negara ini harus tetap kuat dan kokoh

serta tidak mungkin diubah. Mengubah fundamen, dasar, atau

ideologi berarti mengubah eksistensi dan sifat negara.

Keutuhan negara dan bangsa bertolak dari sudut kuat atau

lemahnya bangsa itu berpegang kepada dasar negaranya.

Alasan pancasila sebagai filsafat bangsa Indonesia adalah

sebagai berikut:

1.     Secara prktis-fungsional, dalam tata-budaya masyarakat

Indonesia pra-kemerdekaan nilai Pancasila diakui sebagai

filsafat hidup atau pandangan hidup yang dipraktekkan.

2.        Secara formal-konstitusional, bangsa Indonesia

mengakui Pancasila dalah dasar negara (filsafat negara) RI.

3.        Secara psikologis dan kultural, bangsa dan budaya

Indonesia sederajat dengan bangsa dan budaya manapun.

Karenanya, wajar bangsa Indonesia sebagaimana bangsa-

bangsa lain (Cina, India, Arab, Eropa) mewarisi sistem

55

Page 56: Modul Kuliah 4 Pancasila Sebagai Sistem Filsafat Bangsa Indonesia

filsafat dalam budayanya. Jadi, Pancasila adalah filsafat

yang diwarisi dalam budaya Indonesia.

4.     Secara potensial, filsafat Pancasila akan berkembang

bersama dinamika budaya; filsafat Pancasila akan

berkembang secara konsepsional, kaya konsepsional dan

kepustakaan secara kuantitas dan kualitas. Filsafat

Pancasila merupakan bagian dari khasanah dan filsafat

yang ada dalam kepustakaan dan peradaban modern.

56

Page 57: Modul Kuliah 4 Pancasila Sebagai Sistem Filsafat Bangsa Indonesia

BAB III

PENUTUP

3.1  Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa

filsafat adalah cinta akankebijakan. Sedangkan Pancasila

sebagai sistem filsafat adalah suatu kesatuan bagian-bagian

yang saling berhubungan, saling bekerjasama antara sila yang

satu dengan sila yang lain untuk tujuan tertentu dan secara

keseluruhan merupakan suatu kesatuan yang utuh yang

mempunyai beberapa inti sila, nilai dan landasan yang

mendasar.

3.2  Saran

            Dalam makalah ini penulis berkeinginan memberikan

saran kepada pembaca agar ikut peduli dalam mengetahui

sejauh mana kita mempelajari tentang filsafat, filsafat

pancasila, dan pancasila sebagai sistem filsafat. Semoga

dengan makalah ini para pembaca dapat menambah cakrawala

ilmu pengetahuan.

57

Page 58: Modul Kuliah 4 Pancasila Sebagai Sistem Filsafat Bangsa Indonesia

Jumat, 16 Agustus 2013

Makalah Pendidikan Pancasila

PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT

Disusun oleh :

Jalaluddin ( 201231052 )

Kelas: 2.2 Agroteknologi

JURUSAN AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS KALTARA TANJUNG SELOR 2013

PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT

MOTTO : “ Belajar memahami arti penting pancasila sebagai

Filsafat akan membuat kita mengerti lebih jauh apa arti yang

terkandung dalam pancasila itu sendiri. “

Persembahan : 1. Untuk Pak Zubair yang telah

memberikan tugas ini

2. Untuk Rekan-rekan kami yang telah

membantu kami

58

Page 59: Modul Kuliah 4 Pancasila Sebagai Sistem Filsafat Bangsa Indonesia

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1    Latar Belakang

Perkembangan masyarakat dunia yang semakin cepat

secara langsung ataupun tidak langsung mengakibatkan

perubahan besar pada berbagai bangsa di dunia.Gelombang

besar kekuatan internasional dan transnasional melalui

globalisasi telah mengancam, bahkan mengasai eksistensi

Negara-negara kebangsaan, termasuk Indonesia. Akibat yang

langsung terlihat adalah terjadinya pergeseran nilai-nilai dalam

kehidupan kebangsaan karena adanya perbenturan

kepentingan antara nasionalisme dan internasionalisme.

Permasalahan kebangsaan dan kenegaraan di Indonesia

menjadi semakin kompleks dan rumit manakala ancaman

internasional yang terjadi di satu sisi, pada sisi yang lain

muncul masalah internal, yaitu maraknya tunttan rakyat, yang

secara objektif mengalami suatu kehidupan yang jauh dari

kesejahteraan dan keadilan sosial. Paradoks antara kekuasaan

global dengan kekuasaan nasional ditambah komplik internal

seperti gambaran di atas, mengakibatkan suatu tarik menarik

kepentingan yang secara langsung mengancam jati diri bangsa.

Nilai-nilai baru yang masuk, baik secara sujektif maupun

objektif, serta terjadinya pergeseran nilai di tengah masyarakat

yang pada akhirnya mengancam-prinsip-prinsip hidup

berbangsa masyarakat Indonesia. Prinsip dasar yang telah

ditemukan oleh peletak dasar (The founding fathers) Negara

59

Page 60: Modul Kuliah 4 Pancasila Sebagai Sistem Filsafat Bangsa Indonesia

Indonesia yang kemudian diabstraksikan menjadi suatu prinsip

dasar filsafat bernegara, itulah pancasila. Dengan pemahaman

demikian, maka pancasila sebagai filsafat hidup bangsa

Indonesia saat ini mengalami ancaman dengan munculnya nilai

nilai baru dari nuar dan pergeseran nilai-nilai yang terjadi

Secara ilmiah harus disadari bahwa suatu masyarakat suatu

bangsa, senantiasan memeliki suatu pandangan hidup atau

filsaat hidup masing-masing, yang berbeda dengan bangsa lain

didunia. Inilah yang disebut sebagai local genius

(kecerdasan/kreatifitas lokal) dan sekaligus sebagai local

wisdom (kearifan local) bangsa. Dengan demikian, bangsa

Indonesia tidak mungkin memiliki kesamaan pandangan hidup

dan filsafat hidup dengan bangsa lain.

Ketika para pendiri Negara Indonesia menyiapkan berdirinya

Negara Indonesi merdeka, mereka sadar sepenuhnya untuk

menjawab suatu pertanyaan yang fundamental “di atas dasar

apakah Negara Indonesia merdeka ini didirikan?” jawaban atas

pertanyaan mendasar ini akan selalu menjadi dasar dan tolak

ukur utama bangsa ini meng-Indonesia. Dengan kata lain, jati

diri bangsa selalu bertolak ukur pada nilai-nilai pancasila

sebagai filsafat bangsa. Pancasila yang terdiri atas lima sila

pada hakikatnya merupakan sistim filsafat. Pemahaman

demikian memerlukan pengkajian lebih lanjut menyangkut

aspek ontology, epistemology, dan aksiologi dari kelima sila

pancasila.

1.2    Tujuan

60

Page 61: Modul Kuliah 4 Pancasila Sebagai Sistem Filsafat Bangsa Indonesia

Adapun Tujuan Umum dan Khusus dari pembuatan makalah ini

yaitu:

1.    Agar kami mendapatkan nilai dari tugas Dosen mata kuliah

2.      mengetahui aspek dari isi pencasila sebagai filsafat

1.3  Manfaat

Adapun manfaat dari pembuatan makalah ini adalah:

a.   Guna menambah wawasan para mahasiswa mengenai

materi yang dibahas dalam makalah ini.

b.     Mengembangkan agar kami bisa mengetahui tujuan

khusus pancasila

c.    Meningkatkan keterampilan para mahasiswa dalam

membuat makalah dengan benar

61

Page 62: Modul Kuliah 4 Pancasila Sebagai Sistem Filsafat Bangsa Indonesia

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Filsafat

Secara etimologi, filsafat adalah istilah atau kata yang

berasal dari bahasa Yunani, yaitu philosophia. Kata itu terdiri

dari dua kata yaitu philo, philos, philein, yang mempunyai arti

cinta/ pecinta/ mencintai dan sophia yang berarti kebijakan,

kearifan, hikmah, hakikat kebenaran. Jadi secara harafiah istilah

filsafat adalah cinta pada kebijaksanaan atau kebenaran yang

hakiki. Berfilsafat berarti berpikir sedalam-dalamnya

(merenung) terhadap sesuatu secara metodik, sistematik,

menyeluruh dan universal untuk mencari hakikat sesuatu.

Dengan kata lain, filsafat adalah ilmu yang paling umum yang

mengandung usaha mencari kebijaksanaandan cinta akan

kebijakan. Kata filsafat untuk pertama kali digunakan oleh

Phythagoras (582 – 496 SM). Dia adalah seorang ahli pikir dan

pelopor matematika yang menganggap bahwa intisari dan

hakikat dari semesta ini adalah bilangan. Namun demikian,

banyaknya pengertian filsafat sebagaimana yang diketahui

sekarang ini adalah sebanyak tafsiran para filsuf itu sendiri. Ada

tiga hal yang mendorong manusia untuk berfilsafat yaitu :

1. Keheranan, sebagian filsuf berpendapat bahwa adanya kata

heran merupakan asal dari filsafat. Rasa heran itu akan

mendorong untuk menyelidiki.

2. Kesangsian, merupakan sumber utama bagi pemikiran

manusia yang akan menuntun pada kesadaran. Sikap ini

62

Page 63: Modul Kuliah 4 Pancasila Sebagai Sistem Filsafat Bangsa Indonesia

sangat berguna untuk menemukan titik pangkal yang

kemudian tidak disangsikan lagi.

3. Kesadaran akan keterbatasan, manusia mulai berfilsafat jika

ia menyadari bahwa dirinya sangat kecil dan lemah

terutama bila dibandingkan dengan alam sekelilingnya.

Kemudian muncul kesadaran akan keterbatasan bahwa

diluar yang terbatas pasti ada sesuatu yang tdak terbatas.

Pada umumnya terdapat dua pengertian filsafat yaitu

filsafat dalam arti proses dan filsafat dalam arti produk. Selain

itu, ada pengertian lain, yaitu filsafat sebagai ilmu dan filsafat

sebagai pandangan hidup. Disamping itu, dikenal pula filsafat

dalam arti teoritis dan filsafat dalam arti praktis.

Pancasila dapat digolongkan sebagai filsafat dalam arti produk,

filsafat sebagai pandangan hidup, dan filsafat dalam arti

praktis. Hal itu berarti Pancasila mempunyai fungsi dan peranan

sebagai pedoman dan pegangan dalam sikap, tingkah laku, dan

perbuatan dalam kehidupan sehari-hari dan dalam kehidupan

bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara bagi bangsa

Indonesia dimanapun mereka berada.

Pancasila adalah dasar Filsafat Negara Republik Indonesia

yang secara resmi disahkan oleh PPKI pada tanggal 18 Agustus

1945 dan tercantum dalam UUD 1945, dundangkan dalam

Berita Negara Republik Indonesia tahun II No. 7 bersama

dengan UUD 1945.

Nilai-nilai yang tertuang dalam rumusan sila-sila Pancasila

adalah landasan filosofis yang dianggap, dipercaya dan diyakini

sebagai sesuatu (kenyataan, norma-norma, nilai-nilai) yang

paling benar, paling adil, paling bijaksana, paling baik dan 63

Page 64: Modul Kuliah 4 Pancasila Sebagai Sistem Filsafat Bangsa Indonesia

paling sesuai sebagai dasar Negara Kesatuan Republik

Indonesia.

Bentuk Filsafat Pancasila sendiri digolongkan sebagai

berikut :

1.    Bersifat religius yang berarti dalam hal kebijaksanaan

dan kebenaran mengenal adanya kebenaran mutlak yang

berasal dari Tuhan Yang Maha Esa (kebenaran religius) dan

sekaligus mengakui keterbatasan kemampuan manusia.

2.  Memiliki arti praktis yang berarti dalam proses

pemahamannya tidak sekedar mencari kebenaran dan

kebijaksanaan, serta hasrat ingin tahu, tapi hasil pemikiran

yang berwujud filsafat pancasila tersebut dipergunakan

sebagai pedoman hidup sehari-hari (way of life /

weltanschaung) agar mencapai kebahagiaan lahir dan bathin

(Pancasilais).

2.1.1. Obyek Filsafat

Filsafat merupakan kegiatan pemikiran yang tinggi dan murni

(tidak terikat langsung dengan suatu obyek), yang mendalam

dan daya pikir subyek manusia dalam memahami segala

sesuatu untuk mencari kebenaran. Berpikir aktif dalam mencari

kebenaran adalah potensi dan fungsi kepribadian manusia.

Ajaran filsafat merupakan hasil pemikiran yang sedalam-

dalamnya tentang kesemestaan, secara mendasar

(fundamental dan hakiki). Filsafat sebagai hasil pemikiran

pemikir (filsuf) merupakan suatu ajaran atau sistem nilai, baik

berwujud pandangan hidup (filsafat hidup) maupun sebagai

64

Page 65: Modul Kuliah 4 Pancasila Sebagai Sistem Filsafat Bangsa Indonesia

ideologi yang dianut suatu masyarakat atau bangsa dan

negara. Filsafat demikian, telah tumbuh dan berkembang

menjadi suatu tata nilai yang melembaga sebagai suatu paham

(isme) seperti kapitalisme, komunisme, fasisme dan sebagainya

yang cukup mempengaruhi kehidupan bangsa dan negara

modern. Filsafat sebagai kegiatan olah pikir manusia menyelidik

obyek yang tidak terbatas yang ditinjau dari dari sudut isi atau

substansinya dapat dibedakan menjadi :

a. obyek material filsafat : yaitu obyek pembahasan filsafat

yang mencakup segala sesuatu baik yang bersifat material

kongkrit seperti manusia, alam, benda, binatang dan lain-

lain, maupun sesuatu yang bersifat abstrak spiritual seperti

nilai-nilai, ide-ide, ideologi, moral, pandangan hidup dan lain

sebagainya.

b. obyek formal filsafat : cara memandang seorang peneliti

terhadap objek

material tersebut.

Suatu obyek material tertentu dapat ditinjau dari berbagai

sudut pandang yang berbeda. Oleh karena itu, terdapat

berbagai macam sudut pandang filsafat yang merupakan

cabang-cabang filsafat. Adapun cabang-cabang filsafat yang

pokok adalah :

a. Metafisika, yang membahas tentang hal-hal yang

bereksistensi di balik fisis yang meliputi bidang : ontologi

(membicarakan teori sifat dasar dan ragam (kenyataan),

kosmologi (membicarakan tentang teori umum mengenai

proses kenyataan, dan antropologi.

65

Page 66: Modul Kuliah 4 Pancasila Sebagai Sistem Filsafat Bangsa Indonesia

b. Epistemologi, adalah pikiran-pikiran dengan hakikat

pengetahuan atau kebenaran.

c. Metodologi, adalah ilmu yang membicarakan cara/jalan untuk

memperoleh pengetahuan.

d. Logika, ádalah membicarakan tentang aturan-aturan berpikir

agar dapat mengambil kesimpulan yang benar.

e. Etika, membicarakan hal-hal yang berkaitan dengan tingkah

laku manusia tentang baik-buruk

f. Estetika, membicarakan hal-hal yang berkaitan dengan

hakikat keindahan kejelekan.

2.1.2. Aliran-Aliran Filsafat

Aliran-aliran utama filsafat yang ada sejak dahulu hingga

sekarang adalah sebagai berikut :

a. Aliran Materialisme, aliran ini mengajarkan bahwa hakikat

realitas kesemestaan, termasuk mahluk hidup dan manusia

ialah materi. Semua realitas itu ditentukan oleh materi

(misalnya benda ekonomi, makanan) dan terikat pada

hukum alam, yaitu hukum sebab-akibat (hukum kausalitas)

yang bersifat objektif.

b. Aliran Idealisme/Spiritualisme, aliran ini mengajarkan bahwa

ide dan spirit manusia yang menentukan hidup dan

pengertian manusia. Subjek manusia sadar atas realitas

dirinya dan kesemestaan karena ada akal budi dan

kesadaran rohani manusia yang tidak sadar atau mati sama

66

Page 67: Modul Kuliah 4 Pancasila Sebagai Sistem Filsafat Bangsa Indonesia

sekali tidak menyadari dirinya apalagi realitas kesemestaan.

Jadi hakikat diri dan kenyataan kesemestaan ialah akal budi

(ide dan spirit)

c. Aliran Realisme, aliran ini menggambarkan bahwa kedua

aliran diatas adalah bertentangan, tidak sesuai dengan

kenyataan (tidak realistis). Sesungguhnya, realitas

kesemestaan, terutama kehidupan bukanlah benda (materi)

semata-mata. Kehidupan seperti tampak pada tumbuh-

tumbuhan, hewan, dan manusia mereka hidup berkembang

biak, kemudian tua dan akhirnya mati. Pastilah realitas

demikian lebih daripada sekadar materi. Oleh karenanya,

realitas adalah panduan benda (materi dan jasmaniah)

dengan yang non materi (spiritual, jiwa, dan rohaniah).

Khusus pada manusia tampak dalam gejala daya pikir, cipta,

dan budi. Jadi menurut aliran ini, realitas merupakan sintesis

antara jasmaniah-rohaniah, materi dan nonmateri.

2.2. Pancasila sebagai sestem filsafat

2.2.1. Pancasila Sebagai Jati diri Bangsa Indonesia

Kedudukan dan fungsi Pancasila harus dipahami sesuai

dengan konteksnya, misalnya Pancasila sebagai pandangan

hidup bangsa Indonesia, sebagai dasar filsafat negara Republik

Indonesia, sebagai ideologi bangsa dan negara Indonesia.

Seluruh kedudukan dan fungsi Pancasila itu bukanlah berdiri

secara sendiri-sendiri namun bilamana dikelompokan maka

akan kembali pada dua kedudukan dan fungsi Pancasila yaitu

sebagai dasar filsafat negara dan pandangan hidup bangsa

Indonesia. Pancasila pada hakikatnya adalah sistem nilai (value 67

Page 68: Modul Kuliah 4 Pancasila Sebagai Sistem Filsafat Bangsa Indonesia

system) yang merupakan kristalisasi nilai-nilai luhur

kebudayaan bangsa Indonesia sepanjang sejarah, yang berakar

dari unsur-unsur kebudayaan luar yang sesuai sehingga secara

keseluruhannya terpadu menjadi kebudayaan bangsa

Indonesia.

Hal itu bisa dilihat dari proses terjadinya Pancasila yaitu

melalui suatu proses yang disebut kausa materialisme karena

nilai-nilai dalam Pancasila sudah ada dan hidup sejak jaman

dulu yang tercermin dalam kehidupan sehari-hari. Pandangan

yang diyakini kebenarannya itu menimbulkan tekad bagi

bangsa Indonesia untuk mewujudkan dalam sikap dan tingkah

laku serta perbuatannya. Di sisi lain, pandangan itu menjadi

motor penggerak bagi tindakan dan perbuatan dalam mencapai

tujuannya. Dari pandangan inilah maka dapat diketahui cita-cita

yang ingin dicapai bangsa, gagasan kejiwaan apa saja yang

akan coba diwujudkan dalam kehidupan bermasyarakat,

berbangsa dan bernegara. Satu pertanyaan yang sangat

fundamental disadari sepenuhnya oleh para pendiri negara

Republik Indonesia adalah :”di atas dasar apakah Negara

Indonesia didirikan” ketika mereka bersidang untuk pertama

kali di lembaga BPUPKI. Mereka menyadari bahwa makna hidup

bagi bangsa Indonesia harus ditemukan dalam budaya dan

peradaban bangsa Indonesia sendiri yang merupakan

perwujudan dan pengejawantahan nilai-nilai yang dimiliki,

diyakini dan dihayati kebenarannya oleh masyarakat sepanjang

masa dalam sejarah perkembangan dan pertumbuhan bangsa

sejak lahirnya.

68

Page 69: Modul Kuliah 4 Pancasila Sebagai Sistem Filsafat Bangsa Indonesia

Nilai-nilai itu adalah buah hasil pikiran-pikiran dan

gagasan-gagasan

dasar bangsa Indonesia tentang kehidupan yang dianggap baik.

Mereka menciptakan tata nilai yang mendukung tata kehidupan

sosial dan tata kehidupan kerohanian bangsa yang memberi

corak, watak dan ciri masyarakat dan bangsa Indonesia yang

membedakannya dengan masyarakat dan bangsa lainnya.

Kenyataan yang demikian itu merupakan suatu kenyataan

objektif yang merupakan jatidiri bangsa Indonesia.

Jadi nilai-nilai Pancasila itu diungkapkan dan dirumuskan

dari sumber nilai utama yaitu :

a. nilai-nilai yang bersifat fundamental, universal, mutlak, dan

abadi dari Tuhan Yang Maha Esa yang tercermin dalam inti

kesamaan ajaranajaran agama dalam kitab suci

b. nilai-nilai yang bersifat kolektif nasional yang merupakan

intisari dari nilai-nilai yang luhur budaya masyarkat (inti

kesatuan adat-istiadat yang baik) yang tersebar di seluruh

nusantara.

2.2.2. Rumusan Kesatuan Sila-Sila Pancasila Sebagai Suatu

Sistem

Pancasila yang terdiri atas lima sila pada hakikatnya

merupakan suatu sistem filsafat. Pengertian sistem adalah

suatu kesatuan bagian-bagian yang saling berhubungan, saling

bekerjasama untuk satu tujuan tertentu dan secara keseluruhan

merupakan suatu kesatuan yang utuh. Lazimnya sistem

memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

a. suatu kesatuan bagian-bagian

69

Page 70: Modul Kuliah 4 Pancasila Sebagai Sistem Filsafat Bangsa Indonesia

b. bagian-bagian tersebut mempunyai fungsi sendiri-sendiri

c. saling berhubungan dan saling ketergantungan

d. kesemuanya dimaksudkan untuk mencapai suatu tujuan

bersama (tujuan sistem)

e. terjadi dalam suatu lingkungan yang kompleks.

Pada hakikatnya setiap sila Pancasila merupakan suatu

asas sendirisendiri, fungsi sendiri-sendiri namun demikian

secara keseluruhan adalah suatu kesatuan yang sistematis

dengan tujuan (bersama) suatu masyarakat yang adil dan

makmur berdasarkan Pancasila.

2.2.3. Susunan Kesatuan Sila-Sila Pancasila Yang Bersifat

Organis

Isi sila-sila Pancasila pada hakikatnya merupakan suatu

kesatuan peradaban, dalam arti, setiap sila merupakan unsur

(bagian yang mutlak) dari kesatuan Pancasila. Oleh karena itu,

Pancasila merupakan suatu kesatuan yang majemuk tunggal,

dengan akibat setiap sila tidak dapat berdiri sendiri-sendiri

terlepas dari sila-sila lainnya. Di samping itu, di antara sila satu

dan lainnya tidak saling bertentangan. Kesatuan si;a-sila yang

bersifat organis tersebut pada hakikatnya secara filisofis

bersumber pada hakikat dasar ontologis manusia sebagai

pendukung dari inti, isi dari sila-sila Pancasila yaitu hakikat

manusia ”monopluralis” yang memiliki unsur-unsur susunan

kodrat jasmani-rohani, sifat kodrat individu-mahluk sosial, dan

kedudukan kodrat sebagai pribadi berdiri sendiri-mahluk Tuhan

70

Page 71: Modul Kuliah 4 Pancasila Sebagai Sistem Filsafat Bangsa Indonesia

Yang Maha Esa. Unsur-unsur itu merupakan suatu kesatuan

yang bersifat organis harmonis.

2.2.4. Susunan Kesatuan Yang Bersifat Hirarkhis Dan Berbentuk

Piramida

Hirarkhis dan piramidal mempunyai pengertian yang

sangat matematis yang digunakan untuk menggambarkan

hubungan sila-sila Pancasila dalam hal urut-urutan luas

(kuantiítas) dan juga dalam hal isi sifatnya. Susunan sila-sila

Pancasila menunjukkan suatu rangkaian tingkatan luas dan isi

sifatnya dari silasila sebelumnya atau diatasnya.

Dengan demikian, dasar susunan sila-sila Pancasila

mempunyai ikatan yang kuat pada setiap silanya sehingga

secara keseluruhan Pancasila merupakan suatu keseluruhan

yang bulat. Oleh karena itu, sila pertama yaitu Ketuhanan Yang

Maha Esa menjadi basis dari sila-sila Pancasila berikutnya.

Secara ontologis hakikat Pancasila mendasarkan setiap

silanya pada landasan, yaitu : Tuhan, Manusia, Satu, Rakyat,

dan Adil. Oleh karena itu, hakikat itu harus selalu berkaitan

dengan sifat dan hakikat negara Indonesia. Dengan demikian

maka, sila pertama adalah sifat dan keadaaan negara harus

sesuai dengan hakikat Tuhan; sila kedua sifat dan keadaan

negara harus sesuai dengan hakikat manusia; sila ketiga sifat

dan keadaan negara harus satu; sila keempat adalah sifat dan

keadaan negara harus sesuai dengan hakikat rakyat; dan sila

kelima adalah sifat dan keadaan negara harus sesuai dengan

hakikat adil. Contoh rumusan Pancasila yang bersifat hirarkis

dan berbentuk pyramidal adalah : sila pertama, Ketuhanan

Yang Maha Esa adalah meliputi dan menjiwai sila-sila

71

Page 72: Modul Kuliah 4 Pancasila Sebagai Sistem Filsafat Bangsa Indonesia

kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia,

kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam

permusyawaratan-perwakilan serta keadilan sosial bagi seluruh

rakyat Indonesia.

2.2.5. Rumusan Hubungan Kesatuan Sila-Sila Pancasila Yang

Saling Mengisi Dan Saling Mengkualifikasi

Kesatuan sila-sila Pancasila yang majemuk tunggal,

hirarkhis pyramidal juga memiliki sifat saling mengisi dan salng

mengkualifikasi. Hal itu dimaksudkan bahwa setiap sila

terkandung nilai keempat sila lainnya, dengan kata lain, dalam

setiap sila Pancasila senantiasa dikualifikasi oleh keempat sila

lainnya. Contoh rumusan kesatuan sila-sila Pancasila yang

mengisi dan saling mengkualifikasi adalah sebagai berikut : sila

Ketuhanan Yang Maha Esa adalah berkemanusiaan yang adil

dan beradab, berpersatuan Indonesia, berkerakyatan yang

dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam

permusyawaratan/perwakilan dan berkeadilan sosial bagi

seluruh rakyat Indonesia.

2.2.6. Pancasila Sebagai Ilmu

Filsafat seabagai induk ilmu pengetahuan. Pengetahuan

dimulai dari rasa ingin tahu, kepastian pancasila sebagai

system filsafat. Pancasila sebagai system filsafat adalah

pengungkapan. Filsafat sebagai ilmu atau metode dan filsafat

sebagai pandangan hidup hakikat pancasila sebagai suatu

system pengetahuan. Pancasila sebagai system filsafat pada

syarat-syarat filsafat sebagai ilmu adalah pengetahuan hidup

“atau filsafat Negara republic Indonesia yang berdasarkan uud-

45 dan pancasila.

72

Page 73: Modul Kuliah 4 Pancasila Sebagai Sistem Filsafat Bangsa Indonesia

Filsafat ilmu adalah dua kata yang saling terkait, baik secara

substansial maupun historis karena kelahiran ilmu tidak lepas

dari peranan filsafat, sebaiknya perkembangan ilmu

memperkuat keberadaan filsafat. Kelahiran filsafat di Yunani

menunjukkan pola pemikiran bangsa Yunani dari pandangan

mitologi akhirnya lenyap dan pada gilirannya rasiolah yang

dominan.

Perubahan dari pola pikir mite-mite kerasio membawa

implikasi yang tidak kecil. Alam dengan segala gejalanya, yang

selama itu ditakuti kemudian didekati dan bahkan bisa dikuasai.

Perubahan yang mendasar adalah ditemukannya hukum-hukum

alam dan teori-teori ilmiah yang menjelaskan perubahan yang

terjadi, baik alam semesta maupun pada manusia sendiri.

Filsafat mengambil peran penting karena dalam filsafat kita

bias menjumpai pandangan-pandangan tentang apa saja

(kompleksitas, mendiskusikan dan menguji kesahihan dan

akuntabilitas pemikiran serta gagasan-gagasan yang bisa

dipertanggungjawabkan secara ilmiah dan intelektual (Bagir,

2005). Menurut kamus Webster New World Dictionary, kata

science berasal dari kata latin, scire yang artinya mengetahui.

Secara bahasa science berarti “keadaan atau fakta mengetahui

dan sering diambil dalam arti pengetahuan (knowledge) yang

dikontraskan melalui intuisi atau kepercayaan. Namun kata ini

mengalami perkembangan dan perubahan makna sehingga

berarti pengetahuan yang sistematis yang berasal dari 11

observasi, kajian, dan percobaan-percobaan yang dilakukan

untuk menetukan sifat dasar atau prinsip apa yang dikaji.

Sedangkan dalam bahasa Arab, ilmu (ilm) berasal dari kata

73

Page 74: Modul Kuliah 4 Pancasila Sebagai Sistem Filsafat Bangsa Indonesia

alima yang artinya mengetahui. Jadi ilmu secara harfiah tidak

terlalu berbeda dengan science yang berasal dari kata scire.

Namun ilmu memiliki ruang lingkup yang berbeda dengan

science (sains).

Filsafat ilmu adalah bagian dari filsafat pengetahuan atau

sering juga disebut epistimologi. Epistimologi berasal dari

bahasa Yunani yakni episcmc yang berarti knowledge,

pengetahuan dan logos yang berarti teori. Istilah ini pertama

kali dipopulerkan oleh J.F. Ferier tahun 1854 yang membuat dua

cabang filsafat yakni epistemology dan ontology, ontology

2.2.7. Fungsi Utama Filsafat Pancasila Bagi Bangsa dan Negara

Indonesia

Keberadaan Pancasila telah terbukti mampu

mempersatukan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)

dari perpecahan. Dengan konsep Bhinneka Tunggal Ika,

Pancasila menjadi nilai rujukan kebersamaan atas beragam

budaya dan etnis dari Sabang sampai Merauke. Dari kenyataan

inilah maka fungsi dan peranan Pancasila meliputi:

a. Pancasila sebagai jiwa bangsa Indonesia

b. Pancasila sebagai kepribadian bangsa Indonesia

c. Pancasila sebagai dasar negara Republik Indonesia

d. Pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum di

Indonesia

e. Pancasila sebagai perjanjian luhur Indonesia

f. Pancasila sebagai pandangan hidup yang mempersatukan

bangsa Indonesia

74

Page 75: Modul Kuliah 4 Pancasila Sebagai Sistem Filsafat Bangsa Indonesia

g. Pancasila sebagai cita-cita dan tujuan bangsa Indonesia

h. Pancasila sebagai moral pembangunan

i. Pembangunan nasional sebagai pengamalan Pancasila

Filsafat Pancasila Sebagai Pandangan Hidup Bangsa

Indonesia adalah kristalisasi dari nilai-nilai yang dimiliki bangsa

itu sendiri, yang diyakini kebenarannya dan menimbulkan tekad

pada bangsa itu untuk mewujudkannya menjadi negara yang

sejahtera (Wellfare State).

2.3. Kesatuan Sila-Sila Pancasila Sebagai Suatu Sistem Filsafat

Apabila kita bicara tentang filsafat, ada dua hal yang patut

diperhatikan, yaitu filsafat sebagai metode dan filsafat sebagai

suatu pandangan, keduanya sangat berguna untuk memahami

Pancasila. Di sisi lain, kesatuan sila-sila Pancasila pada

hakikatnya bukanlah hanya merupakan kesatuan yang bersifat

formal logis saja namun juga meliputi kesatuan dasar ontologis,

dasar epistemologi dan dasar aksiologis dari sila-sila Pancasila.

Filsafat Pancasila adalah refleksi kritis dan rasional tentang

Pancasila sebagai dasar negara dan kenyataan budaya bangsa

dengan tujuan untuk mendapatkan pokok-pokok pengertian

secara mendasar dan menyeluruh. Pembahasan filsafat dapat

dilakukan secara deduktif (dengan mencari hakikat Pancasila

serta menganalisis dan menyusunnya secara sistematis

menjadi keutuhan pandangan yang komprehensif dan secara

induktif (dengan mengamati gejala-gejala sosial budaya

masyarakat, merefleksikannya dan menarik arti dan makna

75

Page 76: Modul Kuliah 4 Pancasila Sebagai Sistem Filsafat Bangsa Indonesia

yang hakiki dari gejala-gejala itu). Dengan demikian, filsafat

Pancasila akan mengungkapkan konsep-konsep kebenaran

yang bukan saja ditujukan pada bangsa Indonesia, melainkan

bagi manusia pada umumnya.

1. Aspek Ontologis

Ontologi menurut Runes, adalah teori tentang adanya

keberadaan atau eksistensi. Sementara Aristoteles,

menyebutnya sebagai ilmu yang menyelidiki hakikat sesuatu

dan disamakan artinya dengan metafisika. Jadi ontologi adalah

bidang filsafat yang menyelidiki makna yang ada (eksistensi

dan keberadaan), sumber ada, jenis ada, dan hakikat ada,

termasuk ada alam, manusia, metafisika dan kesemestaan atau

kosmologi. Dasar ontologi Pancasila adalah manusia yang

memiliki hakikat mutlak monopluralis, oleh karenanya disebut

juga sebagai dasar antropologis. Subyek pendukungnya adalah

manusia, yakni : yang berketuhanan, yang berkemanusiaan,

yang berpersatuan, yang berkerakyatan dan yang berkeadilan

pada hakikatnya adalah manusia. Hal yang sama juga berlaku

dalam konteks negara Indonesia, Pancasila adalah filsafat

negara dan pendukung pokok negaraadalah rakyat (manusia).

2. Aspek Epistemologi

Epistemologi adalah bidang/cabang filsafat yang menyelidiki

asal, syarat, susunan, metode, dan validitas ilmu pengetahuan.

Pengetahuan manusia sebagai hasil pengalaman dan

pemikiran, membentuk budaya. Bagaimana manusia

mengetahui bahwa ia tahu atau mengetahui bahwa sesuatu itu

pengetahuan menjadi penyelidikan epistemologi. Dengan kata

76

Page 77: Modul Kuliah 4 Pancasila Sebagai Sistem Filsafat Bangsa Indonesia

lain, adalah bidang/cabang yang menyelidiki makna dan nilai

ilmu pengetahuan, sumbernya, syarat-syarat dan proses

terjadinya ilmu, termasuk semantik, logika, matematika dan

teori ilmu.

Pancasila sebagai suatu sistem filsafat pada hakikatnya

adalah suatu sistem pengetahuan. Dalam kehidupan sehari-hari

Pancasila menjadi pedoman atau dasar bagi bangsa Indonesia

dalam memandang realitas alam semesta, manusia,

masyarakat, bangsa, dan negara tentang makna hidup serta

sebagai dasar bagi manusia Indonesia untuk menyelesaikan

masalah yang dihadapi dalam hidup dan kehidupan. Pancasila

dalam pengertian seperti itu telah menjadi suatu sistem cita-

cita atau keyakinan-keyakinan (belief system) sehingga telah

menjelma menjadi ideologi (mengandung tiga unsur yaitu :

1. logos (rasionalitas atau penalaran)

2. pathos (penghayatan), dan

3. ethos (kesusilaan).

3. Aspek Aksiologi

Aksiologi mempunyai arti nilai, manfaat, pikiran dan atau

ilmu/teori. Menurut Brameld, aksiologi adalah cabang filsafat

yang menyelidiki :

a. tingkah laku moral, yang berwujud etika,

b. ekspresi etika, yang berwujud estetika atau seni dan

keindahan,

c. sosio politik yang berwujud ideologi.

77

Page 78: Modul Kuliah 4 Pancasila Sebagai Sistem Filsafat Bangsa Indonesia

Kehidupan manusia sebagai mahluk subyek budaya,

pencipta dan penegak nilai, berarti manusia secara sadar

mencari memilih dan melaksanakan (menikmati) nilai. Jadi nilai

merupakan fungsi rohani jasmani manusia. Dengan demikian,

aksiologi adalah cabang fisafat yang menyelidiki makna nilai,

sumber nilai, jenis nilai, tingkatan nilai dan hakikat nilai,

termasuk estetika, etika, ketuhanan dan agama. Berdasarkan

uraian tersebut maka dapat dikemukakan pula bahwa yang

mengandung nilai itu bukan hanya yang bersifat material saja

tetapi juga sesuatu yang bersifat nonmaterial/rokhaniah. Nilai-

nilai material relatif mudah diukur yaitu dengan menggunakan

indra maupun alat pengukur lainnya, sedangkan nilai rokhaniah

alat ukurnya adalah hati nurani manusia yang dibantu indra

manusia yaitu cipta, rasa, karsa serta keyakinan manusia.

2.4. Nilai-Nilai Pancasila Menjadi Dasar Dan Arah Keseimbangan

Antara Hak Dan Kewajiban

Pandangan mengenai hubungan antara manusia dan

masyarakat merupakan falsafah kehidupan masyarakat yang

memberi corak dan warna bagi kehidupan masyarakat.

Pancasila memandang bahwa kebahagiaan manusia akan

tercapai jika ditumbuh-kembangkan hubungan yang serasi

antara manusia dengan masyarakat serta hubungan manusia

dengan Tuhan Yang Maha Kuasa.

Apabila memahami nilai-nilai dari sila-sila Pancasila akan

terkandung beberapa hubungan manusia yang melahirkan

keseimbangan antara hak dan kewajiban antar hubungan

tersebut, yaitu sebagai berikut :

78

Page 79: Modul Kuliah 4 Pancasila Sebagai Sistem Filsafat Bangsa Indonesia

1. Hubungan Vertikal

Adalah hubungan manusia dengan Tuhan Yang Maha Kuasa

sebagai penjelmaan dari nilai-nilai Ketuhanan Yang Maha Esa.

Dalam hubungannya dengan itu, manusia memiliki kewajiban-

kewajiban untuk melaksanakan perintah-Nya dan

menjauhkan/menghentikan larangan-Nya, sedangkan hak-hak

yang diterima manusia adalah rahmat yang tidak terhingga

yang diberikan dan pembalasan amal perbuatan di akhirat

nanti.

2. Hubungan Horisontal

Adalah hubungan manusia dengan sesamanya baik dalam

fungsinya sebagai warga masyarakat, warga bangsa maupun

warga negara. Hubungan itumelahirkan hak dan kewajiban

yang seimbang.

3. Hubungan Alamiah

Adalah hubungan manusia dengan alam sekitar yang

meliputi hewan,tumbuh-tumbuhan dan alam dengan segala

kekayaannya. Seluruh alam dengansegala isinya adalah untuk

kebutuhan manusia. Manusia berkewajiban untuk melestarikan

karena alam mengalami penyusutan sedangkan manusia terus

bertambah. Oleh karena itu, memelihara kelestrian alam

merupakan kewajiban manusia, sedangkan hak yang diterima

manusia dari alam sudah tidak terhingga banyaknya.

Kesimpulan yang bisa diperoleh dari filsafat Pancasila adalah

Pancasila memberikan jawaban yang mendasar dan

menyeluruh atas masalah-masalah asasi filsafat tentang negara

Indonesia.

79

Page 80: Modul Kuliah 4 Pancasila Sebagai Sistem Filsafat Bangsa Indonesia

BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Setelah membaca seluruh isi daripada makalah ini, maka

kami mengambil beberapa kesimpulan dari atas adalah filsafat

adalah ilmu yang paling umum yang mengandung usaha

mencari kebijaksanaandan cinta akan kebijakan. Pancasila

dapat digolongkan sebagai filsafat dalam arti produk, filsafat

sebagai pandangan hidup, dan filsafat dalam arti praktis. Hal itu

berarti Pancasila mempunyai fungsi dan peranan sebagai

pedoman dan pegangan dalam sikap, tingkah laku, dan

perbuatan dalam kehidupan sehari-hari dan dalam kehidupan

bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara bagi bangsa

Indonesia dimanapun mereka berada.

3.2. Saran

Berdasarkan uraian di atas menurut saya Warganegara

Indonesia merupakan sekumpulan orang yang hidup dan

tinggal di negara Indonesia Oleh karena itu sebaiknya warga

negara Indonesia harus lebih meyakini atau mempercayai,

menghormati, menghargai menjaga, memahami dan

melaksanakan segala hal yang telah dilakukan oleh para

pahlawan khususnya dalam pemahaman bahwa falsafah

Pancasila adalah sebagai dasar falsafat negara Indonesia.

Sehingga kekacauan yang sekarang terjadi ini dapat diatasi dan

80

Page 81: Modul Kuliah 4 Pancasila Sebagai Sistem Filsafat Bangsa Indonesia

lebih memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa dan negara

Indonesia ini.

DAFTAR PUSTAKA

-     ttp://kumpulanilmu2.blogspot.com/2013/01/contoh-

makalah-filsafat-pancasila 3875.html Diakses pada tanggal

02 juni 2013

- http://bazrinakperblogku.blogspot.com/2012/12/makalah-

pancasila-sebagai-

Sistem-filsafat.html Diakses pada tanggal 02 juni 2013

-     http://kutukuliah.blogspot.com/2012/07/pancasila-sebagai-

sistem- filsafat.html Diakses pada tanggal 02 juni 2013

-     http://cara2rico.wordpress.com/2013/03/10/makalah-

kewarganegaraan-pancasila- sebagai-sistem- filsafat/

Diakses pada tanggal 02 juni 2013

81

Page 82: Modul Kuliah 4 Pancasila Sebagai Sistem Filsafat Bangsa Indonesia

makalah tentang

” PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT “

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang

telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya sehingga penulis

dapat menyelesaikan makalah yang berjudul

” PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT “

            Dalam pembuatan makalah ini mulai dari perancangan,

pencarian bahan, sampai penulisan, penulis mendapat bantuan,

saran, petunjuk, dan bimbingan dari banyak pihak baik secara

langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu, penulis

mengucapkan terimakasih dan kepada teman-teman yang ikut

berpartisipasi dalam menyelesaikan makalah ini.

            Penulis menyadari bahwa makalah ini memiliki banyak

kekurangan dan jauh dari kesempurnaan oleh karena itu,

penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca untuk

perbaikan di masa yang akan datang, dan penulis juga

berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Binjai , April 2014

                                                                   

Penulis

82

Page 83: Modul Kuliah 4 Pancasila Sebagai Sistem Filsafat Bangsa Indonesia

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................ i

DAFTAR ISI................................................................................... ii

BAB IPENDAHULUAN....................................................................1

A.    Latar Belakang.........................................................................1

B.     Rumusan Masalah...................................................................1

C.     Tujuan......................................................................................2

D.    Manfaat....................................................................................2

E.     Kerangka berfikir.....................................................................2

BAB II PEMBAHASAN....................................................................3

A.    Pengertian filasat......................................................................3

B.     PPancasila Sebagai suatu system filsafat...............................4

BAB III PENUTUP ..........................................................................8

A.    Kesimpulan ..............................................................................8

B.     Saran.......................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA........................................................................9

83

Page 84: Modul Kuliah 4 Pancasila Sebagai Sistem Filsafat Bangsa Indonesia

BAB I

A.   Latar Belakang

Pancasila yang terdiri atas lima sila, pada hakekatnya

merupakan sistem filsafat. Yang dimaksud dengan sistem

adalah suatu kesatuan bagian-bagian yang saling berhubungan,

saling bekerjasama untuk satu tujuan tertentu dan keseluruhan

merupakan suatu kesatuan yang utuh.

Pancasila sebagai system filsafat adalah merupakan

kenyataan pancasila sebagai kenyataan yang obyektif, yaitu

bahwa kenyataan itu ada pada pancasila sendiri terlepas dari

sesuatu yang lain atau terlepas dari pengetahuan orang.

Kenyataan obyekrif yang ada dan terletak pada pancasila,

sehingga pancasila sebagai suatu system filsafat bersifat khas

dan berbeda dalam system-sistem filsafat yang lain. Hal ini

secara ilmiah disebut sebagai filsafat secara obyektif. Dan

untuk mendapatkan makna yang lebih mendalam dan

mendasar, kita perlu mengkaji nilai-nilai pancasila dari kajian

filsafat secara menyeluruh,

B.    Perumusan Masalah

               Dengan memperhatikan latar belakang tersebut, agar

dalam penulisan ini penulis memperoleh hasil yang diinginkan,

maka  penulis mengemukakan beberapa rumusan masalah.

Rumusan masalah itu adalah:

1.       Apakah pengertian Filsafat dan Filsafat Pancasila?

84

Page 85: Modul Kuliah 4 Pancasila Sebagai Sistem Filsafat Bangsa Indonesia

2.       Apa yang dimaksud Pancasila sebagai suatu sistem

filsafat ?

3.       Apakah fungsi utama filsfat Pancasila bagi bangsa dan

negara Indonesia?

C.    Tujuan

Tujuan dari penyusunan makalah ini antara lain:

1.      Untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Pancasila.

2.      Untuk menambah pengetahuan tentang Pancasila dari

aspek filsafat.

3.      Untuk mengetahui pengertian filsafat dan filsafat

Pancasila.

4.      Untuk mengetahui fungsi utama filsafat Pancasila bagi

bangsa dan negara Indonesia.

D. Manfaat

               Manfaat yang didapat dari makalah ini adalah:

1.      Mahasiswa dapat menambah pengetahuan tentang

Pancasila dari aspek filsafat.

2.      Mahasiswa dapat mengetahui pengertian filsafat dan

filsafat pancasila.

3.      Mahasiswa dapat mengetahui fungsi utama filsafat

Pancasila bagi bangsa dan negara Indonesia.

E.    Kerangka Berfikir

85

Page 86: Modul Kuliah 4 Pancasila Sebagai Sistem Filsafat Bangsa Indonesia

Dilihat dari sejarah bahwa Pancasila sebagai dasar negara

republik Indonesia pada tanggal 18 Agustus 1945, penulis

menggunakan kerangka berfikir melalui pendekatan filsafat

Pancasila dan sejarahnya.

Di bentuk Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia Bung

Karno diangkat jadi ketua PPKI dan Bung Hatta menjadi wakil

ketua. Cepat dan tindaknya kemerdekaan Indonesia sangat

tergantung pada bangsa Indonesia sendiri setelah bekerja keras

tanpa mengenal lelah dan dukungan seluruh rakyat Indonesia

khususnya pemuda – pemuda kita, pada tanggal 17 Agustus

1945 jam 10.00 di dalam rapat terbuka gedung pegangsaan 56

Jakarta, kemerdekaan indonesia di proklamasikan oleh Bung

Karno dan Bung Hatta atas nama bangsa Indonesia.

BAB II

PEMBAHASAN

A.    Pengertian Filsafat

Dari segi etimologi istilah “filsafat” dalam bahasa

Indonesia mempunyai padanan “falsafah” dalam kata Arab.

Sedangkan menurut kata inggris “philosophy”, kata latin

“philosophia”, kata belanda “philosophie”, yang kesemuanya

itu diterjemahan dalam kata Indonesia “Filsafat”. “Philosophia”

ini adalah kata benda yang merupakan hasil dari kegiata

“philosophien” sebagai kata kerjanya. Sedangkan kegiatan ini

dilakukan oleh philosophos atau filsuf sebagai subjek yang

86

Page 87: Modul Kuliah 4 Pancasila Sebagai Sistem Filsafat Bangsa Indonesia

berfilsafat. Menurut Dr. Harun Nasution, istilah “falsafah”

berasal dari bahasa yunani “philein” dan kata ini mengandung

arti “cinta” dan “sophos” dalam arti hikmah (wisdom)

(Nasution, 1973).

Istilah “filsafat” berasal dari bahasa Yunani, bagsa

Yunani-lah yang mula-mula berfilsafat seperti lazimnya

dipahami oleh orang sampai sekarang. Kata ini bersifat

majemuk, berasal dari kata “philos” yag berarti “sahabat” dan

kata “Sophia” yang berarti “pengetahuan” yang bijaksana

(wished) dalam bahasa Belanda, atau wisdom kata inggris, dan

hikmat menurut kata Arab. Maka philosophia menurut arti

katanya berarti cinta pada pengetahuan yang bijaksana, oleh

karena itu mengusahakannya. (Sidi Gazalba, 1977). Jadi

terdapat sedikit perbedaan arti, disatu pihak menyatakan

bahwa filsafat merupakan bentuk majemuk dari “philein” dan

“sophos”, (Dr.Harun Nasution,1973) di lain pihak filsafat

dinyatakan dalam bentuk majemuk dari “philos” dan “Sophia”

(Sidi Gazalba, 1977) namun secara sistematis memiliki makna

yang sama.

Dengan demikian “filsafat” yang dimaksudkan sebagai

kata majemuk dari philein dan sophos mengandung arti

menintai hal-hal yang sifatnya bijaksana, sedangkan filsafat

yang merupakan bentuk majemuk dari philos dan Sophia

berkonotasi teman dari kebijaksanaan.

Jadi istilah filsafat merupakan suatu istilah yang pada

mulanya secara umum dipergunakan untuk menyebutkan

usaha kearah keutamaan mental (the persuit of mental

exellance) (Ali mudhofir, 1980).

87

Page 88: Modul Kuliah 4 Pancasila Sebagai Sistem Filsafat Bangsa Indonesia

B.     Pancasila sebagai suatu sistem filsafat

Pancasila yang terdiri atas lima sila, pada hakekatnya

merupakan sistem filsafat. Yang dimaksud dengan sistem

adalah suatu kesatuan bagian-bagian yang saling berhubungan,

saling bekerjasama untuk satu tujuan tertentu dan keseluruhan

merupakan suatu kesatuan yang utuh.

Kesatuan sila-sila Pancasila pada hakekatnya bukanlah

hanya merupakan kesatuan yang bersifat formal logis saja,

namun juga meliputi kesatuan dasar ontologis, dasar

epistimologis, serta dasar aksiologis dari sila Pancasila.

a.      Dasar Ontologis

Dasar Ontologis Pancasila pada hakekatnya adalah

manusia yang memiliki hakekat mutlak. Subyek pendukung

pokok-pokok Pancasila adalah manusia, hal ini dijelaskan

sebagai berikut :

“Bahwa yang berke-Tuhanan Yang Maha Esa, yang

berkemanusiaan yang adil dan beradab, yang berpersatuan,

yang berkerakyatan yang dipimpin oleh hikmah

permusyawaratan/perwakilan, serta yang berkeadilan social

adamah manusia (Notonegoro, 1975:23). Demikian juga jikalau

kita pahami dari segi filsafat Negara, adapun pendukung pokok

Negara adalah rakyat, dan unsure rakyat adalah manusia itu

sendiri, sehingga tepatlah jikalau dalam filsafat Pancasila

bahwa hakekat dasar ontopologis sila-sila pancasila adalah

manusia.

88

Page 89: Modul Kuliah 4 Pancasila Sebagai Sistem Filsafat Bangsa Indonesia

Manusia sebagai pendukung pokok sila-sila pancasila

secara ontologism memiliki hal-hal yang mutlak, yaitu terdiri

atas susunan kodrat, raga dan jiwa, jasmani dan rohani, sifat

kodrat manusia adalah sebagai makhluk individu dan makhluk

social, serta kedudukan kodrat manusia sebagai pribadi berdiri

sendiri dan sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa. Oleh

karena itu kedudukan kodrat manusia sebagai makhluk pribadi

berdiri sendiri dan sebagai makhluk Tuhan inilah maka secara

hirarkis sila pertama Ketuhanan Yang Maha Esa mendasari dan

menjiwai keempat sila-sila pancasila lainnya (notonegoro, 1975-

53).

b.      Dasar Epistemologis

Dasar epistimologis Pancasila sebagai suatu system

filsafat pada hakekatnya juga merupakan suatu system

pengetahuan. Dalam kehidupan sehari-hari pancasila

merupakan pedoman atau dasar bagi bangsa Indonesia dalam

memandang realitas alam semesta, manusia, masyarakat,

bangsa dan Negara tentang makna hidup serta sebagai dasar

bagi manusia dalam menyelesaikan masalah yang terjadi dalam

hidup dan kehidupan. Pancasila dalam pengertian yang

demikian ini telah menjadi suatu system cita-cita atau

keyakinan-keyakinan yang telah menyengkut praksis, karena

dijadikan landasan bagi cara hidup manusia atau suatu

kelompok masyarakat dalam berbagai bidang kehidupan

masyarakat. Hal ini berarti filsafat telah menjelma menjadi

ideology (Abdul Gani, 1998). Sebagai suatu ideology maka

panasila memiliki 3 unsur pokok agar dapat menarik loyalitas

dari para pendukungnya yaitu :

89

Page 90: Modul Kuliah 4 Pancasila Sebagai Sistem Filsafat Bangsa Indonesia

1.    Logos, yaitu rasionalitas atau penalarannya

2.     Pathos, yaitu penghayatannya

3.     Ethos, yaitu kesusilaannya (Wibisono, 1996:3)

Sebagai suatu system filsafat atau ideology maka

pancasila harus memiliki unsur rasional terutama dalam

kedudukannya sebagai suatu system pengetahuan.

c.       Dasar Aksiologis

Sila-sila pancasila sebagai suatu system filsafat juga

memiliki satu kesatuan dasar aksiologisnya, sehingga nilai-nilai

yang terkandung dalam pancasila pada hakekatnya juga

merupakan satu kesatuan. Pada hakekatnya segala sesuatu itu

bernilai, hanya nilai macam apa saja yang ada serta bagaimana

hubungan nilai tersebut dengan manusia.

Nilai-nilai pancasila termasuk nilai kerohanian, tetapi

nilai-nilai kerohanian yang mengakui nilai material dan vital.

Dengan demikian nilai-nilai pancasila tergolong nilai

kerohanian, yang juga mengandung nilai-nilai lain secara

lengkap dan harmonis, yaitu nilai material, nilai vital, nilai

kebenaran, nilai keindahan, atau estetis, nilai kebaikan atau

nilai moral ataupun nilai kesucian yang secara keseluruhan

bersifat sistematik hierarkhis, dimana sila pertama sebagai

basisnya sampai sila kelima sebagai tujuannya (Darmo diharjo).

3.      Fungsi Utama Filsafat Pancasila Bagi Bangsa dan

Negara Indonesia

90

Page 91: Modul Kuliah 4 Pancasila Sebagai Sistem Filsafat Bangsa Indonesia

a.      Filsafat Pancasila Sebagai Dasar Negara

Republik Indonesia.

Pancasila dirumuskan oleh The Founding Fathers dan

lahir dari ways of life bangsa Indonesia, melalui penelitian dan

penyelidikan kesepakatan yang ada pada siding BPUPKI.

Dalam pidatonya Bung Karno 1 juni 1945 mengatakan,

bahwa mengenai pentingnya satu weltanschauung (alat

pemersatu bangsa) lebih kurang beliau mengatakan :” we want

to estabilished a state not for a single individual or for onr

group even not for aristocration, but we want to estabilished a

state one for all and all for all”. Demikian pula dengan berbagai

masukan dari para The foundings Fathers kita yang lain seperti

Mr. Mohammad Yamin, Ki Hadi Bagoes Koesoemo, Mr.

Soepomo, dan lain-lain juga menghendaki adanya satu

Philloosophy Groundslag / filsafat dasar sebuah Negara, hingga

diberikanlah nama mengenai philosophy Grounslag / filsafat

dasar Bangga dan Negara Indonesia adalah PANCASILA.

b.      Filsafat Pancasila Sebagai Pandangan Hidup

Bangsa Indonesia.

Prinsip-prinsip dasar kehidupan bangsa Indonesia

ditemukan oleh para peletak dasar Negara tersebut yang

diangkat dari dasar filsafathidup bangsa Indonesia, yang

kemudian diabstraksikan menjadi prinsip dasar filsafat Negara,

yaitu pancasila. Hal inilah sebagai suatu alasan ilmiah rasional

dalam ilmu filsafat bahwa salah satu lingkup pengertian filsafat

adalah fungsinya sebagai suatu pandangan hidup suatu

masyarakat atau bangsa tertentu (Harold Titus, 1984). 91

Page 92: Modul Kuliah 4 Pancasila Sebagai Sistem Filsafat Bangsa Indonesia

Berdasarkan suatu kenyataan sejarah tersebut, maka

dapat disimpulkan bahwa filsafat pancasila sebagai suatu

pandangan hidup bangsa Indonesia, merupakan suatu

kenyataan obyektif yang hidup dan berkembang dalam suatu

masyarakat Indonesia.

c.       Filsafat Pancasila Sebagai Sumber dari hukum

dasar Indonesia.

Sebagaimana terkandung dalam pembukaan UUD 1945

alenia IV, susunan tersebut menunjuk bahwa pancasila

merupakan dasar, kerangka dan pedoman bagi Negara dan

tertib hokum Indonesia, yang pada hakekatnya tersimpul salam

asas kerohanian Pancasila. Dengan demikian konsekuensinya

pancasila asas yang mutlak bagi adanya tertib hokum Indonesia

yang pada akhirnya perlu direalisasikan dalam setiap aspek

penyelenggaraan Negara.

Dalam pengertian inilah maka pancasila berkedudukan

sebagai sumber dari hokum dasar Indonesia, atau dengan kata

lain perkataan sebagai sumber tertib hukum Indonesia yang

tercantum dalam ketentuan tertib hukum tertinggi. Yaitu

pembukaan UUD 1945.

Pancasila sebagai dasar filsafat negara Indonesia pada

hakikatnya adalah sebagaimana nilai-nilainya yang bersifat

fundamental menjadi suatu sumber dari segala sumber hukum

dalam negara Indonesia, menjadi wadah yang fleksibel bagi

faham-faham positif untuk berkembang dan menjadi dasar

ketentuan yang menolak faham-faham yang bertentangan

92

Page 93: Modul Kuliah 4 Pancasila Sebagai Sistem Filsafat Bangsa Indonesia

seperti Atheisme dan segala bentuk kekafiran tak beragama,

Kolonialisme, Diktatorisme, Kapitalis, dan lain-lain.

Istilah filsafat dipergunakan dalam berbagai konteks tapi

kita harus tahu dulu apa itu filsafat dan fungsi filsafat serta

kegunaan filsafat dengan uraian yang singkat ini saya

mengharapkan agar timbul kesan pada diri kita bahwa filsafat

adalah suatu yang tidak sukar dan dapat di pelajari oleh semua

orang di samping itu saya menghrapkan agar kita tak

beranggapan filsafat sebagai suatu hasil potensi belaka dan

tidak berpijak realita dengan cara ini saya mengharapkan dapat

menggunakan sebagai modal untuk mempelajari pancasila dari

sudut pandang filsafat.

Dan kita mengenal filsafat pancasila dari sejarah

pelaksanaannya diantara bangsa – bangsa barat tersebut

bangsa belandalah yang akhirnya dapat memegang peran

sebagai penjajah yang benar – benar yang menghancurkan

rakyat Indonesia mengingat keadaan perjuangan bangsa

Indonesia kita harus mengetahui perjuangan sebelum tahun

1900.

Sebenarnya sejak waktu itu pula mempertahankan

kemerdekaan dengan cara bermacam – macam perlawanan

rakyat Indonesia untuk menentang kolonialisme, belanda telah

berjalan dengan hebat. Akan tetapi masih berjalan sendiri –

sendiri dan belum ada kerja sama melalui organisasi yang

teratur .Dan kita harus mengetahui unsur – unsur Pancasila

yang menjiwai perlawanan terhadap kolonialisme jika

perjuangan bangsa Indonesia mengetahui dan teliti dengan

seksama maka unsur – unsur pancasila merupakan semangat

93

Page 94: Modul Kuliah 4 Pancasila Sebagai Sistem Filsafat Bangsa Indonesia

dan jiwa perjuangan tersebut kita harus menganalisa dalam

pembahasan seperti:

1. Apa unsur – unsur keTuhanan dalam penjajahan belanda.

2. Unsur kemanusiaan dalam penjajahan belanda yang

menghancurkan rakyat indonesia dengan tidak ada

perikemanusiaan, suatu siksaaan yang di derita rakyat

Indonesia.

3. Unsur persatuan terhadap penjajahan belanda yang

memecah belah persatuan.

4. Unsur kerakyatan terhadap penjajahan belanda tentang

kebebasan untuk mendapatkan pendidikan dan seolah olah

rakyat kecil tidak ada artinya.

5. Unsur yang terakhir yaitu keadilan tentang penjajahan

belanda tidak ada keadilan untuk mendapatkan kebutuhan

kebebasan hak.

 

BAB III

PENUTUP

A.    Kesimpulan

Setelah memperhatikan isi dalam pembahasan di atas,

maka dapat penulis tarik kesimpulan sebagai berikut:

1.     Filsafat Pancasila adalah hasil berpikir/pemikiran yang

sedalam-dalamnya dari bangsa Indonesia yang dianggap,

dipercaya dan diyakini sebagai sesuatu (kenyataan, norma-94

Page 95: Modul Kuliah 4 Pancasila Sebagai Sistem Filsafat Bangsa Indonesia

norma, nilai-nilai) yang paling benar, paling adil, paling

bijaksana, paling baik dan paling sesuai bagi bangsa

Indonesia.

2.      Fungsi utama filsafat Pancasila bagi bangsa dan negara

Indonesia yaitu:

a)      Pancasila sebagai dasar negara Republik Indonesia

b)      Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia

c)      Pancasila sebagai sumber hukum dasar bangsa

Indonesia

B.     Saran

Warganegara Indonesia merupakan sekumpulan orang

yang hidup dan tinggal di negara Indonesia Oleh karena itu

sebaiknya warga negara Indonesia harus lebih meyakini atau

mempercayai, menghormati, menghargai menjaga, memahami

dan melaksanakan segala hal yang telah dilakukan oleh para

pahlawan khususnya dalam pemahaman bahwa falsafah

Pancasila adalah sebagai dasar falsafah negara Indonesia.

Sehingga kekacauan yang sekarang terjadi ini dapat diatasi dan

lebih memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa dan negara

Indonesia ini.

DAFTAR PUSTAKA

Arifin. 2010. Pendidikan Kewarganegaraan. Sumedang: STKIP

Sebelas April Press.  

95

Page 96: Modul Kuliah 4 Pancasila Sebagai Sistem Filsafat Bangsa Indonesia

Hamid Darmadi, (2010), Pendidikan Pancasila, Konsep Dasar

dan Implementasi, Alfabeta; Bandung. 144-163

PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSFAT

Makalah Ini Ditujukan

Untuk Memenuhi Tugas Terstruktur Mata Kuliah

Kewarganegaraan

Drs. M. Rozikin, M.Si

Oleh :

NAMA                       : DODY PUTRA WIJAYA

NIM                            : 125030100111173

JURUSAN                 : ADMINISTRASI PUBLIK

KELAS                      : H

FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2012

96

Page 97: Modul Kuliah 4 Pancasila Sebagai Sistem Filsafat Bangsa Indonesia

BAB I

PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang Masalah

            Sebagai sistem filsafat di indonesia, tentu saja

Pancasila memegang peranan yang sangat penting bagi

paradigma dan arah hidup bangsa indonesia baik sebagai

pedoman dalam memperjuangkan kemerdekaan, juga sebagai

alat pemersatu dalam kehidupan berbangsa, serta sebagai

pandangan hidup untuk kehidupan manusia Indonesia sehari-

hari. Pancasila lahir 1 Juni 1945, ditetapkan pada 18 Agustus

1945 bersama-sama dengan UUD 1945. Bunyi dan ucapan

Pancasila yang benar berdasarkan ketentuan adalah Satu,

Ketuhanan Yang Maha Esa. Dua, Kemanusiaan yang adil dan

beradab. Tiga, Persatuan Indonesia. Empat, Kerakyatan yang

dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam

permusyawaratan/perwakilan. Lima, Keadilan sosial bagi

seluruh rakyat Indonesia.

            Pancasila sebagai filsafat negara Indonesia yang harus

diketahui oleh seluruh warga negara Indonesia agar

97

Page 98: Modul Kuliah 4 Pancasila Sebagai Sistem Filsafat Bangsa Indonesia

menghormati, menghargai, menjaga dan menjalankan nilai nilai

yang terkandung di dalam nya, bukan hanya sebagai nilai

tertulis atau nilai simbolik semata, melainkan di jadikan sebagai

acuan untuk menjalankan proses kehidupan berbangsa dan

bernegara.

            Sejarah Indonesia telah mencatat bahwa di antara tokoh

perumus Pancasila itu ialah, Mr. Mohammad Yamin, Prof. Mr.

Soepomo, dan Ir. Soekarno. Dapat dikemukakan mengapa

Pancasila itu sakti dan selalu dapat bertahan dari guncangan

kisruh politik di negara ini, yaitu pertama ialah karena secara

intrinsik dalam Pancasila itu mengandung toleransi, dan siapa

yang menantang Pancasila berarti dia menentang toleransi.

      Pancasila sebagai dasar falsafah negara Indonesia yang

harus diketahui oleh seluruh warga negara Indonesia agar

menghormati, menghargai, menjaga dan menjalankan apa-apa

yang telah dilakukan oleh para pahlawan khususnya pahlawan

proklamasi yang telah berjuang untuk kemerdekaan negara

Indonesia ini. Sehingga baik golongan muda maupun tua tetap

meyakini Pancasila sebagai dasar negara Indonesia tanpa

adanya keraguan guna memperkuat persatuan dan kesatuan

bangsa dan negara Indonesia.

1.2  Rumusan Masalah

Masalah yang nantinya akan dibahas dalam makalah ini

adalah sebagai berikut:

1.2.1   Pengertian Filsafat,

1.2.2   Manfaat Mempelajari Filsafat,

1.2.3   Pengertian Filsafat Pancasila,

98

Page 99: Modul Kuliah 4 Pancasila Sebagai Sistem Filsafat Bangsa Indonesia

1.2.4   Pancasila Sebagai Sistem Filsafat

1.3  Tujuan

Tujuan dari penulisan makalah ini yaitu:

1.    Untuk mengetahui pengertian tentang Filsafat.

2.    Mengetahui manfaat dalam mempelajari Filsafat.

3.    Mengetahui pengertian tentang Filsafat Pancasila.

4.    Mengetahui Pancasila sebagai sitem Filsafat.

5.    Bagi dosen, sebagai tolak ukur atau penilaian terhadap

mahasiswa dalam memahami Pancasila sebagai sistem

filsafat.

6.   Bagi penulis, sebagai sarana yang bermanfaat untuk

memperoleh keterampilan dalam melakukan penulisan dan

perbendaharaan pengetahuan tentang pancasila sebagai

sistem filsafat.

II KAJIAN PUSTAKA

2.1 PENGERTIAN FILSAFAT

Pengertian Filsafat menurut para ahli adalah sebagai berikut :

Pengertian filsafat menurut Pudjo Sumedi AS.,

Drs.,M.Ed. dan Mustakim, S.Pd.,MM,

Istilah dari filsafat berasal bahasa Yunani : ”philosophia”.

Seiring perkembangan jaman akhirnya dikenal juga dalam

berbagai bahasa, seperti : ”philosophic” dalam kebudayaan

bangsa Jerman, Belanda, dan Perancis; “philosophy” dalam

99

Page 100: Modul Kuliah 4 Pancasila Sebagai Sistem Filsafat Bangsa Indonesia

bahasa Inggris; “philosophia” dalam bahasa Latin; dan

“falsafah” dalam bahasa Arab.

Pengertian filsafat menurut Plato

Filsafat adalah pengetahuan yang berminat mencapai

pengetahuan kebenaran yang asli.

Pengertian filsafat menurut Aristoteles

Filsafat adalah ilmu (pengetahuan) yang meliputi kebenaran

yang terkandung didalamnya ilmu-ilmu metafisika, logika,

retorika, etika, ekonomi, politik, dan estetika.

Pengertian filsafat menurut Al Farabi

Filsafat adalah ilmu (pengetahuan) tentang alam maujud

bagaimana hakikat yang sebenarnya.

Pengertian filsafat menurut Cicero 

Filsafat adalah sebagai “ibu dari semua seni “(the mother of all

the arts“ ia juga mendefinisikan filsafat sebagai ars vitae (seni

kehidupan)

Pengertian filsafat menurut Johann Gotlich Fickte (1762-

1814)

Filsafat sebagai Wissenschaftslehre (ilmu dari ilmu-ilmu , yakni

ilmu umum, yang jadi dasar segala ilmu. Ilmu membicarakan

sesuatu bidang atau jenis kenyataan. Filsafat memperkatakan

seluruh bidang dan seluruh jenis ilmu mencari kebenaran dari

seluruh kenyataan.

Pengertian filsafat menurut Paul Nartorp (1854–1924)

100

Page 101: Modul Kuliah 4 Pancasila Sebagai Sistem Filsafat Bangsa Indonesia

Filsafat sebagai Grunwissenschat (ilmu dasar hendak

menentukan kesatuan pengetahuan manusia dengan

menunjukan dasar akhir yang sama, yang memikul sekaliannya.

Pengertian filsafat menurut Imanuel Kant (1724–1804)

Filsafat adalah ilmu pengetahuan yange menjadi pokok dan

pangkal dari segala pengetahuan yang didalamnya tercakup

empat persoalan.

Apakah yang dapat kita kerjakan? (jawabannya metafisika)

Apakah yang seharusnya kita kerjakan? (jawabannya Etika)

Sampai dimanakah harapan kita? (jawabannya Agama)

Apakah yang dinamakan manusia? (jawabannya Antropologi)

Pengertian filsafat menurut Notonegoro

              Filsafat menelaah hal-hal yang dijadikan objeknya dari

sudut intinya yang mutlak, yang tetap tidak berubah , yang

disebut hakekat.

Pengertian filsafat menurut Driyakarya

              Filsafat sebagai perenungan yang sedalam-dalamnya

tentang sebab-sebabnya ada dan berbuat, perenungan tentang

kenyataan yang sedalam-dalamnya sampai “mengapa yang

penghabisan”

Pengertian filsafat menurut Sidi Gazalba

              Berfilsafat ialah mencari kebenaran dari kebenaran

untuk kebenaran , tentang segala sesuatu yang di masalahkan,

dengan berfikir radikal, sistematik dan universal.

Pengertian filsafat menurut Harold H. Titus (1979)

101

Page 102: Modul Kuliah 4 Pancasila Sebagai Sistem Filsafat Bangsa Indonesia

              Filsafat adalah sekumpulan sikap dan kepecayaan

terhadap kehidupan dan alam yang biasanya diterima secara

tidak kritis. Filsafat adalah suatu proses kritik atau pemikiran

terhadap kepercayaan dan sikap yang dijunjung tinggi;

Filsafat adalah suatu usaha untuk memperoleh suatu

pandangan keseluruhan;

Filsafat adalah analisis logis dari bahasa dan penjelasan

tentang arti kata dan pengertian (konsep);

Filsafat adalah kumpulan masalah yang mendapat perhatian

manusia dan yang dicirikan jawabannya oleh para ahli filsafat.

Pengertian filsafat menurut Hasbullah Bakry

              Ilmu Filsafat adalah ilmu yang menyelidiki segala

sesuatu dengan mendalam mengenai Ke-Tuhanan, alam

semesta dan manusia sehingga dapat menghasilkan

pengetahuan tentang bagaimana sikap manusia itu sebenarnya

setelah mencapai pengetahuan itu.

Pengertian filsafat menurut Prof. Dr.Mumahamd Yamin

              Filsafat ialah pemusatan pikiran, sehingga manusia

menemui kepribadiannya seraya didalam kepribadiannya itu

dialamiya kesungguhan.

Pengertian filsafat menurut Prof.Dr.Ismaun, M.Pd.

              Filsafat ialah usaha pemikiran dan renungan manusia

dengan akal dan qalbunya secara sungguh-sungguh, yakni

secara kritis sistematis, fundamentalis, universal, integral dan

102

Page 103: Modul Kuliah 4 Pancasila Sebagai Sistem Filsafat Bangsa Indonesia

radikal untuk mencapai dan menemukan kebenaran yang hakiki

(pengetahuan, dan kearifan atau kebenaran yang sejati.

Pengertian filsafat menurut Bertrand Russel

              Filsafat adalah sesuatu yang berada di tengah-tengah

antara teologi dan sains. Sebagaimana teologi, filsafat berisikan

pemikiran-pemikiran mengenai masalah-masalah yang

pengetahuan definitif tentangnya, sampai sebegitu jauh, tidak

bisa dipastikan; namun, seperti sains, filsafat lebih menarik

perhatian akal manusia daripada otoritas tradisi maupun

otoritas wahyu.

III PEMBAHASAN

3.1 PENGERTIAN FILSAFAT

Oleh founding-fathers, Pancasila digali dari nilai-nilai sosio-

budaya bangsa Indonesia dan diperkaya oleh nilai-nilai dan

masukan pengalaman bangsa-bangsa lain. Pancasila

adalah weltanschauung (way of life) bangsa Indonesia. Uniknya,

nilai-nilai Pancasila yang bertumbuh kembang sebagai

kepribadian bangsa itu merupakan filsafat sosial yang wajar

(natural social philosophy). Nilai-nilai itu bukan hasil pemikiran

tunggal atau suatu ajaran dari siapa pun.

Lazim dipahami setelah menjadi konsensus nasional dan

ditetapkan sebagai dasar negara (filsafat negara) Republik

Indonesia, Pancasila adalah pedoman sekaligus cita-cita

bersama dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan

bernegara. Secara formal, yuridis-konstitusional, kedudukan

dan fungsi Pancasila sebagai dasar negara bersifat imperatif.

103

Page 104: Modul Kuliah 4 Pancasila Sebagai Sistem Filsafat Bangsa Indonesia

Namun, kita juga menyadari bahwa pengamalannya dalam

keseharian hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara

masih akan selalu menghadapi berbagai ancaman, tantangan,

hambatan dan gangguan. Demikian pula tentang pelestarian

dan pewarisannya kepada generasi penerus.

Dalam era kesemrawutan global sekarang, ideologi asing

mudah dalam aneka bentuknya dan menjadi pesaing

Pancasila. Hedonisme (aliran yang mengutamakan kenikmatan

hidup) dan berbagai isme penyerta, misalnya, semakin terasa

menjadi pesaing yang membahayakan potensialitas Pancasila

sebagai kepribadian bangsa. Nilai intrinsik Pancasila pun masih

sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor kondisional. Padahal,

gugatan terhadap Pancasila sebagai dasar negara dengan

sendirinya akan menjadi gugatan terhadap esensi dan

eksistensi kita sebagai manusia dan warga bangsa dan negara

Indonesia.

Untuk menghadapi kedua ekstrim (memandang nilai-nilai

Pancasila terlalu sulit dilaksanakan oleh segenap bangsa

Indonesia di satu pihak dan di pihak lain memandang nilai-nilai

Pancasila kurang efektif untuk memperjuangkan pencapaian

masyarakat adil dan makmur yang diidamkan seluruh bangsa

Indonesia) diperlukan usaha bersama yang tak kenal lelah guna

menghayati Pancasila sebagai warisan budaya bangsa yang

bernilai luhur, suatu sistem filsafat yang tidak bertentangan

dengan nilai-nilai agama, bersifat normatif dan ideal, sehingga

pengamalannya merupakan tuntutan batin dan nalar setiap

manusia Indonesia.

104

Page 105: Modul Kuliah 4 Pancasila Sebagai Sistem Filsafat Bangsa Indonesia

Tapi, benarkah Pancasila adalah suatu sistem filsafat?

Berikut akan diuraikan secara singkat aspek ontologis,

epistemologis dan aksiologis Pancasila (disariolahulang

dari Pancasila sebagai Sistem Filsafat oleh M. Noor Syam dalam

“Dialog Manusia, Falsafah, Budaya dan Pembangunan” – YP2LM

Malang:1980

  Aspek Ontologis

      Ontologi, menurut Aristoteles adalah ilmu yang

menyelidiki hakikat sesuatu atau tentang ada, keberadaan atau

eksistensi dan disamakan artinya dengan metafisika. Masalah

ontologis antara lain: Apakah hakikat sesuatu itu? Apakah

realitas yang tampak ini merupakan suatu realitas sebagai

wujudnya, yaitu benda? Apakah ada suatu rahasia di balik

realitas itu, sebagaimana yang tampak pada makhluk hidup?

dan seterusnya. Bidang ontologi menyelidiki tentang makna

yang ada (eksistensi dan keberadaan) manusia, benda, alam

semesta (kosmologi), metafisika. Secara ontologis, penyelidikan

Pancasila sebagai filsafat dimaksudkan sebagai upaya untuk

mengetahui hakikat dasar dari sila-sila Pancasila. Pancasila

yang terdiri atas lima sila, setiap sila bukanlah merupakan asas

yang berdiri sendiri, malainkan memiliki satu kesatuan dasar

ontologis.

      Subyek pendukung pokok dari sila-sila Pancasila adalah

manusia. Hal tersebut dapat dijelaskan bahwa yang berketuhan

Yang Maha Esa, yang berkemanusiaan yang adil dan beradab,

yang bersatu, yang berkerakyatan yang dipimpin oleh hikmat

kebijaksanaan dalam permusyawaratan/ perwakilan serta yang

berkeadilan sosial, yang pada hakikatnya adalah manusia.

105

Page 106: Modul Kuliah 4 Pancasila Sebagai Sistem Filsafat Bangsa Indonesia

Sedangkan manusia sebagai pendukung pokok sila-sila

Pancasila secara ontologis memiliki hal-hal yang mutlak, yaitu

terdiri atas susunan kodrat, raga dan jiwa, jasmani dan rohani.

Sifat kodrat manusia adalah sebagai makhluk individu dan

makhluk sosial serta sebagai makhluk pribadi dan makhluk

Tuhan Yang Maha Esa. Maka secara hirarkis sila pertama

mendasari dan menjiwai sila-sila Pancasila lainnya (Notonagoro,

1975: 53).

      Ontologi ialah penyelidikan hakikat ada (esensi) dan

keberadaan (eksistensi) segala sesuatu: alam semesta, fisik,

psikis, spiritual, metafisik, termasuk kehidupan sesudah mati,

dan Tuhan. Ontologi Pancasila mengandung azas dan nilai

antara lain:

Tuhan yang mahaesa adalah sumber eksistensi

kesemestaan. Ontologi ketuhanan bersifat religius,

supranatural, transendental dan suprarasional;

Ada – kesemestaan, alam semesta (makrokosmos) sebagai

ada tak terbatas, dengan wujud dan hukum alam, sumber

daya alam yang merupakan prwahana dan sumber

kehidupan semua makhluk: bumi, matahari, zat asam, air,

tanah subur, pertambangan, dan sebagainya;

Eksistensi subyek/ pribadi manusia: individual, suku,

nasional, umat manusia (universal). Manusia adalah

subyek unik dan mandiri baik personal maupun nasional,

merdeka dan berdaulat. Subyek pribadi mengemban

identitas unik: menghayati hak dan kewajiban dalam

kebersamaan dan kesemestaan (sosial-horisontal dengan

alam dan sesama manusia), sekaligus secara sosial-

106

Page 107: Modul Kuliah 4 Pancasila Sebagai Sistem Filsafat Bangsa Indonesia

vertikal universal dengan Tuhan. Pribadi manusia bersifat

utuh dan unik dengan potensi jasmani-rohani, karya dan

kebajikan sebagai pengemban amanat keagamaan;

Eksistensi tata budaya, sebagai perwujudan martabat dan

kepribadian manusia yang unggul. Baik kebudayaan

nasional maupun universal adalah perwujudan martabat

dan kepribadian manusia: sistem nilai, sistem

kelembagaan hidup seperti keluarga, masyarakat,

organisasi, negara. Eksistensi kultural dan peradaban

perwujudan teleologis manusia: hidup dengan motivasi

dan cita-cita sehingga kreatif, produktif, etis, berkebajikan;

Eksistensi bangsa-negara yang berwujud sistem nasional,

sistem kenegaraan yang merdeka dan berdaulat, yang

menampilkan martabat, kepribadian dan kewibawaan

nasional. Sistem kenegaraan yang merdeka dan berdaulat

merupakan puncak prestasi perjuangan bangsa, pusat

kesetiaan, dan kebanggaan nasional.

Secara garis besar, interelasi eksistensi manusia sebagai

pribadi dan warganegara, yang menghayati kedudukan dan

fungsinya, hak dan kewajibannya untuk berbakti dan mengabdi

dapat digambarkan sebagai berikut:

T Eksistensi Tuhan yang mahaesa sebagai sumber semua

eksistensi, sumber motivasi dan cita-cita kebajikan,

puncak proses teleologis eksistensi kesemestaan. Subyek

manusia – sadar atau tidak – menuju dan kembali kepada-

Nya.

AS Eksistensi Alam Semesta, sebagai prawahana

kehidupan manusia dan makhluk semesta.

107

Page 108: Modul Kuliah 4 Pancasila Sebagai Sistem Filsafat Bangsa Indonesia

SM Eksistensi Subyek Manusia yang unik, mandiri,

merdeka, berdaulat, dengan potensi martabat dan

kepribadian yang mengemban amanat ketuhanan/

keagamaan, sosial, nasional dan kemanusiaan.

SB Eksistensi Sosio-Budaya sebagai kreasi, karya dan

wahana kehidupan manusia.

SK Eksistensi Sistem Kenegaraan sebagai perwujudan

puncak prestasi bangsa-bangsa; perwujudan identitas

nasional, kemerdekaan, kedaulatan dan kewibawaan

nasional.

P Pribadi manusia, sebagai eksistensi tunggal, utuh dan

unik, berada dalam antarhubungan fungsional dengan

semua eksistensi horisontal. Artinya, pribadi berada di

dalam, dipengaruhi dan untuk semua eksistensi horisontal

itu. Secara khusus dengan Tuhan yang mahaesa, pribadi

manusia menghayati hubungannya dengan Tuhan secara

secara vertikal sebagai sumber motivasi dan harapan,

rohani, religius.

            Pengertian menurut arti katanya, kata filsafat dalam

Bahasa Indonesia berasal dari bahasa Yunani “Philosophia”

terdiri dari kata Phile artinya Cinta dan Sophia artinya

Kebijaksanaan. Filsafat berarti Cinta Kebijaksanaan, cinta

artinya hasrat yang besar atau yang berkobar-kobar atau yang

sungguh-sungguh. Kebijaksanaan artinya Kebenaran sejati atau

kebenaran yang sesungguhnya. Filsafat berarti hasrat atau

keinginan yang sungguh-sungguh akan kebenaran sejati.

Pengertian Filsafat Menurut Tokoh-Tokoh Filsafat

Socrates (469-399 s.M.)

108

Page 109: Modul Kuliah 4 Pancasila Sebagai Sistem Filsafat Bangsa Indonesia

            Filsafat adalah suatu bentuk peninjauan diri yang

bersifat reflektif atau berupa perenungan terhadap azas-azas

dari kehidupan yang adil dan bahagia. Berdasarkan pemikiran

tersebut dapat dikembangkan bahwa manusia akan

menemukan kebahagiaan dan keadilan jika mereka mampu 

dan mau melakukan peninjauan diri atau refleksi diri sehingga

muncul koreksi terhadap diri secara obyektif.

Plato (472-347 s. M.)

            Dalam karya tulisnya “Republik” Plato menegaskan

bahwa para filsuf adalah pencinta pandangan tentang

kebenaran (vision of truth). Dalam pencarian dan menangkap

pengetahuan mengenai  ide yang abadi dan tak berubah.

Dalam konsepsi Plato, filsafat merupakan pencarian yang

bersifat spekulatif atau terhadap pandangan tentang seluruh

kebenaran. Filsafat Plato ini kemudan digolongkan sebagai

filsafat spekulatif.

Ada dua cakupan dari pengertian filsafat, yaitu:

Filsafat sebagai Produk mencakup:

Filsafat sebagai jenis Pengetahuan, ilmu, konsep-konsep,

pemikiran-pemikiran (rasionalisme, materialisme, pragmatisme)

1.      Filsafat sebagai suatu jenis problema yang dihadapi oleh

manusia sebagai hasil dari aktivitas berfilsafat. Manusia

mencari suatu kebenaran yang timbul dari suatu persoalan

yang bersumber pada akal manusia.

2.      Filsafat sebagai suatu Proses mencakup:

Filsafat sebagai suatu proses, dalam hal ini filsafat diartikan

dalam bentuk suatu aktivitas berfilsafat dalam proses

109

Page 110: Modul Kuliah 4 Pancasila Sebagai Sistem Filsafat Bangsa Indonesia

pemecahan suatu permasalahan dengan menggunakan suatu

cara dan metode tertentu yang sesuai dengan objeknya.

                 Filsafat secara umum dapat diberi pengertian

sebagai ilmu pengetahuan yang menyelidiki hakikat segala

sesuatu untuk memperoleh kebenaran hakiki, karena filsafat

telah mengalami perkembangan yang cukup lama tentu

dipengaruhi oleh berbagai faktor, misalnya ruang, waktu,

keadaan dan orangnya. Itulah sebabnya maka timbul berbagai

pendapat mengenai pengertian filsafat yang mempunyai

kekhususannya masing-masing, antara lain:

Berfilsafat Rationalisme mengagungkan akal

Berfilsafat Materialisme mengagungkan materi

Berfilsafat Individualisme mengagungkan individualitas

Berfilsafat Hedonisme mengagungkan kesenangan

2.2    MANFAAT MEMPELAJARI FILSAFAT

Ilmu harus didasari oleh asumsi filsafat agar keberadaan

ilmu itu tidak rancu. Karena ilmu tanpa didasari oleh filsafat

akan mengalami kehancuran dan menyalahi aturan-aturan.

sebab filsafat di sini berfungsi sebagai penyelaras dan

membuat manusia cinta terhadap kebijaksanaan dan dalam

mengiplikasinya akan dibarengi dengan prilaku yang baik dan

membuahkan hasil yang sangat bermakna. Filsafat juga

berperan sebagai induk dari segala ilmu dan prinsip – prinsip

dasar ilmu itu diambil dari filsafat (ilmu lahir dari filsafat), dan

untuk mengkaji ilmu diperlukan filsafat, karena asumsi filsafat

lebih berpikir secara mendalam untuk mencapai kebenaran,

kebaikan dan menjawab setiap persoalan yang ada, sehingga 110

Page 111: Modul Kuliah 4 Pancasila Sebagai Sistem Filsafat Bangsa Indonesia

ilmu yang ada kini bisa kita rasakan manfaatnya karena telah

melewati pengkajian yang mendalamdan dapat dibuktikan

kebenarannya.

Orang berfilsafat sama halnya dengan berfikir yakni

menafsirkan sesuatu hal yang sedang dihadapi atau yang akan

dihadapi tetapi perbedaanya kalau berfikir hanya menafsirkan

sesuatu hal tersebut denga biasa dalam arti kurang

mengandung makna dan belum tentu kebenaranya juga tanpa

dibarengi pengetahuan kebijaksaaan dan hikmah.

a. Berpikir biasa adalah bagaimana manusia berfikir untuk

memenuhi segala kebutuhan hidupnya artinya berfikir untuk

kepentingan pribadinya.

b. Berpikir Ilmiah adalah berfikir secara logis yaitu secara nyata

dan apa yang kita pikirkan bias dipertanggung jawabkan

c. Berfikir Filsafat adalah berfikir untuk terus menerus maju

dan mencari kepuasan pikiran, tidak merasa dirinya ahli,

tidak menyerah pada kemalasan, terus menerus

mengembangkan penalarannya untuk mendapatkan

kebenaran.

Sebaliknya berfilsafat berarti berpikir itu memang benar

adanya karena, berfilsafat akan selalu berusaha untuk berpikir

guna mencapai kebaikan dan mencari kebenaran dari berbagai

teori atau ilmu-ilmu, maka dengan berfilsafat itu berarti

penyelidikan tentang apanya, bagaimananya dan untuk apa,

berpikir dengan mengacu pada kaidah-kaidah tertentu secara

disiplin dan mendalam. Orang yang berfilsafat akan

menggunakan pemikiran yang bermakna seperti:

111

Page 112: Modul Kuliah 4 Pancasila Sebagai Sistem Filsafat Bangsa Indonesia

a. Berfikir radikal, yaitu berfikir sampai keakar-akarnya dan

tidak tanggung tanggung tidak ada sesuatu yang terlarang

untuk dipikirkan

b. Sistematik yaitu berfikir logis yang bergerak selangkah demi

selangkah dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab.

c. Universal,yaitu berfikir secara menyeluruh tidak terbatas

pada bagian2 tertentu tetapi mencakup keseluruhan aspek

yang kongkrit dan abstrak.

2.2  PENGERTIAN FILSAFAT PANCASILA

            Pancasila sebagai filsafat mengandung pandangan,

nilai, dan pemikiran yang dapat menjadi substansi dan isi

pembentukan ideologi Pancasila. Filsafat Pancasila dapat

didefinisikan secara ringkas sebagai refleksi kritis dan rasional

tentang Pancasila sebagai dasar negara dan kenyataan budaya

bangsa, dengan tujuan untuk mendapatkan pokok-pokok

pengertiannya yang mendasar dan menyeluruh. Pancasila

dikatakan sebagai filsafat, karena Pancasila merupakan hasil

permenungan jiwa yang

mendalam yang dilakukan oleh the faounding father kita, yang

dituangkan dalam suatu sistem (Ruslan Abdul Gani). Filsafat

Pancasila memberi pengetahuan dan pengertian ilmiah yaitu

tentang hakikat dari Pancasila (Notonagoro).

2.3  PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT

Pengertian “Sistem”

     “Sistem” memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

1)   Suatu kesatuan bagian-bagian/unsur/elemen/komponen,

112

Page 113: Modul Kuliah 4 Pancasila Sebagai Sistem Filsafat Bangsa Indonesia

2)   Bagian-bagian tersebut mempunyai fungsi sendiri-sendiri,

3)   Saling berhubungan dan saling ketergantungan,

4)   Keseluruhannya dimaksudkan untuk mencapai tujuan

tertentu (tujuan sistem),

5)   Terjadi dalam suatu lingkungan yang kompleks (Shore &

Voich, 1974).

Pancasila sebagai suatu “SISTEM”:

-       Pancasila merupakan kesatuan bagian-bagian (yaitu sila-

sila pancasila),

-       Tiap sila pancasila mempunyai fungsi sendiri-sendiri,

-       Tiap sila pancasila tidak dapat berdiri sendiri dan tidak

saling bertentangan,

-       Keseluruhan sila pancasila merupakan suatu kesatuan

yang sistematis (majemuk tunggal).

Ciri sistem Filsafat Pancasila itu antara lain:

1.    Sila-sila Pancasila merupakan satu-kesatuan sistem yang

bulat dan utuh. Dengan kata lain, apabila tidak bulat dan

utuh atau satu sila dengan sila lainnya terpisah-pisah maka

itu bukan Pancasila.

2.    Susunan Pancasila dengan suatu sistem yang bulat dan

utuh itu dapat digambarkan sebagai berikut:

Sila 1, meliputi, mendasari dan menjiwai sila 2,3,4 dan 5;

Sila 2, diliputi, didasari, dijiwai sila 1, dan mendasari dan

menjiwai sila 3, 4 dan 5;

Sila 3, diliputi, didasari, dijiwai sila 1, 2, dan mendasari dan

menjiwai sila 4, 5;

113

Page 114: Modul Kuliah 4 Pancasila Sebagai Sistem Filsafat Bangsa Indonesia

Sila 4, diliputi, didasari, dijiwai sila 1,2,3, dan mendasari

dan menjiwai sila 5;

Sila 5, diliputi, didasari, dijiwai sila 1,2,3,4.

Inti sila-sila Pancasila meliputi:

Tuhan, yaitu sebagai kausa prima.

Manusia, yaitu makhluk individu dan makhluk sosial.

Satu, yaitu kesatuan memiliki kepribadian sendiri.

Rakyat, yaitu unsur mutlak negara, harus bekerja

sama dan gotong Royong.

Adil, yaitu memberi keadilan kepada diri sendiri dan

orang lain yang menjadi haknya.

     Membahas Pancasila sebagai filsafat berarti

mengungkapkan konsep-konsep kebenaran Pancasila yang

bukan saja ditujukan pada bangsa Indonesia, melainkan juga

bagi manusia pada umumnya. Wawasan filsafat meliputi bidang

atau aspek penyelidikan Ontologis, Epistemologis, dan

Aksiologis. Ketiga bidang tersebut dapat dianggap mencakup

kesemestaan.

Landasan Ontologis Pancasila

     Ontologi, menurut Aristoteles adalah ilmu yang

menyelidiki hakikat sesuatu atau tentang ada, keberadaan atau

eksistensi dan disamakan artinya dengan metafisika. Masalah

ontologis antara lain: Apakah hakikat sesuatu itu? Apakah

realitas yang tampak ini merupakan suatu realitas sebagai

wujudnya, yaitu benda? Apakah ada suatu rahasia di balik

realitas itu, sebagaimana yang tampak pada makhluk hidup?

dan seterusnya. Bidang ontologi menyelidiki tentang makna

yang ada (eksistensi dan keberadaan) manusia, benda, alam

114

Page 115: Modul Kuliah 4 Pancasila Sebagai Sistem Filsafat Bangsa Indonesia

semesta (kosmologi), metafisika. Secara ontologis, penyelidikan

Pancasila sebagai filsafat dimaksudkan sebagai upaya untuk

mengetahui hakikat dasar dari sila-sila Pancasila. Pancasila

yang terdiri atas lima sila, setiap sila bukanlah merupakan asas

yang berdiri sendiri, malainkan memiliki satu kesatuan dasar

ontologis.

     Subyek pendukung pokok dari sila-sila Pancasila adalah

manusia. Hal tersebut dapat dijelaskan bahwa yang berketuhan

Yang Maha Esa, yang berkemanusiaan yang adil dan beradab,

yang bersatu, yang berkerakyatan yang dipimpin oleh hikmat

kebijaksanaan dalam permusyawaratan/ perwakilan serta yang

berkeadilan sosial, yang pada hakikatnya adalah manusia.

Sedangkan manusia sebagai pendukung pokok sila-sila

Pancasila secara ontologis memiliki hal-hal yang mutlak, yaitu

terdiri atas susunan kodrat, raga dan jiwa, jasmani dan rohani.

Sifat kodrat manusia adalah sebagai makhluk individu dan

makhluk sosial serta sebagai makhluk pribadi dan makhluk

Tuhan Yang Maha Esa. Maka secara hirarkis sila pertama

mendasari dan menjiwai sila-sila Pancasila lainnya (Notonagoro,

1975: 53).

Landasan Epistemologis Pancasila

     Epistemologi adalah cabang filsafat  yang menyelidiki

asal, syarat, susunan, metode, dan validitas ilmu pengetahuan.

Epistemologi meneliti sumber pengetahuan, proses dan syarat

terjadinya pengetahuan, batas dan validitas ilmu pengetahuan. 

Epistemologi adalah ilmu tentang teori terjadinya ilmu atau

science of science. Menurut Titus (1984:20) terdapat tiga

persoalan yang mendasar dalam epistemologi, yaitu:

115

Page 116: Modul Kuliah 4 Pancasila Sebagai Sistem Filsafat Bangsa Indonesia

1.    Tentang sumber pengetahuan manusia;

2.    Tentang teori kebenaran pengetahuan manusia;

3.    Tentang watak pengetahuan manusia.

            Secara epistemologis kajian Pancasila sebagai

filsafat dimaksudkan sebagai upaya untuk mencari hakikat

Pancasila sebagai suatu sistem pengetahuan. Pancasila sebagai

sistem filsafat pada hakikatnya juga merupakan sistem

pengetahuan. Ini berarti Pancasila telah menjadi suatu belief

system, sistem cita-cita, menjadi suatu ideologi. Oleh karena itu

Pancasila harus memiliki unsur rasionalitas terutama dalam

kedudukannya sebagai sistem pengetahuan.

Dasar epistemologis Pancasila pada hakikatnya tidak

dapat dipisahkan dengan dasar ontologisnya, sehingga dasar

epistemologis Pancasila sangat berkaitan erat dengan konsep

dasarnya tentang hakikat manusia. Pancasila sebagai suatu

obyek pengetahuan  pada hakikatnya meliputi masalah sumber

pengetahuan dan susunan pengetahuan Pancasila.

-Tentang sumber pengetahuan Pancasila, sebagaimana

telah dipahami bersama adalah nilai-nilai yang ada pada

bangsa Indonesia sendiri. Nilai-nilai tersebut merupakan kausa

materialis Pancasila.

-Tentang susunan Pancasila sebagai suatu sistem

pengetahuan, maka Pancasila memiliki susunan yang bersifat

formal logis, baik dalam arti susunan sila-sila Pancasila maupun

isi arti dari sila-sila Pancasila itu. Susunan kesatuan sila-sila

Pancasila adalah bersifat hirarkis dan berbentuk piramidal.

116

Page 117: Modul Kuliah 4 Pancasila Sebagai Sistem Filsafat Bangsa Indonesia

            Sifat hirarkis dan bentuk piramidal itu nampak

dalam susunan Pancasila, dimana sila pertama Pancasila

mendasari dan menjiwai keempat sila lainnya, sila kedua

didasari sila pertama dan mendasari serta menjiwai sila ketiga,

keempat dan kelima, sila ketiga didasari dan dijiwai sila

pertama dan kedua, serta mendasari dan menjiwai sila

keempat dan kelima, sila keempat didasari dan dijiwai sila

pertama, kedua dan ketiga, serta mendasari dan menjiwai sila

kelima, sila kelima didasari dan dijiwai sila pertama, kedua,

ketiga dan keempat. Dengan demikian susunan Pancasila

memiliki sistem logis baik yang menyangkut kualitas maupun

kuantitasnya.

Susunan isi arti Pancasila meliputi tiga hal, yaitu:

1. Isi arti Pancasila yang Umum Universal, yaitu hakikat sila-sila

Pancasila yang merupakan intisari Pancasila sehingga

merupakan pangkal tolak dalam pelaksanaan dalam bidang

kenegaraan dan tertib hukum Indonesia serta dalam realisasi

praksis dalam berbagai bidang kehidupan yang konkrit.

2. Isi arti Pancasila yang Umum Kolektif, yaitu isi arti Pancasila

sebagai pedoman kolektif negara dan bangsa Indonesia

terutama dalam tertib hukum Indonesia.

3. Isi arti Pancasila yang bersifat Khusus dan Konkrit, yaitu isi

arti Pancasila dalam realisasi praksis dalam berbagai bidang

kehidupan sehingga memiliki sifat khusus konkrit serta

dinamis (Notonagoro, 1975: 36-40)

            Menurut Pancasila, hakikat manusia adalah

monopluralis, yaitu hakikat manusia yang memiliki unsur pokok

susunan kodrat yang terdiri atas raga dan jiwa. Hakikat raga 117

Page 118: Modul Kuliah 4 Pancasila Sebagai Sistem Filsafat Bangsa Indonesia

manusia memiliki unsur fisis anorganis, vegetatif, dan animal.

Hakikat jiwa memiliki unsur akal, rasa, kehendak yang

merupakan potensi sebagai sumber daya cipta manusia yang

melahirkan pengetahuan yang benar, berdasarkan pemikiran

memoris, reseptif, kritis dan kreatif.

            Selain itu, potensi atau daya tersebut mampu

meresapkan pengetahuan dan menstranformasikan

pengetahuan dalam demontrasi, imajinasi, asosiasi, analogi,

refleksi, intuisi, inspirasi dan ilham. Dasar-dasar rasional logis

Pancasila menyangkut kualitas maupun kuantitasnya, juga

menyangkut isi arti Pancasila tersebut.

            Sila Ketuhanan Yang Maha Esa memberi landasan

kebenaran pengetahuan manusia yang bersumber pada intuisi.

Manusia pada hakikat kedudukan dan kodratnya adalah sebagai

makhluk Tuhan Yang Maha Esa, maka sesuai dengan sila

pertama Pancasila, epistemologi Pancasila juga mengakui

kebenaran wahyu yang bersifat mutlak. Hal ini sebagai tingkat

kebenaran yang tinggi. Dengan demikian kebenaran dan

pengetahuan manusia merupakan suatu sintesa yang harmonis

antara potensi-potensi kejiwaan manusia yaitu akal, rasa dan

kehendak manusia untuk mendapatkan kebenaran yang tinggi.

            Selanjutnya dalam sila ketiga, keempat, dan kelima,

maka epistemologi Pancasila mengakui kebenaran konsensus

terutama dalam kaitannya dengan hakikat sifat kodrat manusia

sebagai makhluk individu dan makhluk sosial. Sebagai suatu

paham epistemologi, maka Pancasila mendasarkan pada

pandangannya bahwa ilmu pengetahuan pada hakikatnya tidak

bebas karena harus diletakkan pada kerangka moralitas kodrat

118

Page 119: Modul Kuliah 4 Pancasila Sebagai Sistem Filsafat Bangsa Indonesia

manusia serta moralitas religius dalam upaya untuk

mendapatkan suatu tingkatan pengetahuan yang mutlak dalam

hidup manusia.

Landasan Aksiologis Pancasila

           Aksiologi Pancasila mengandung arti bahwa kita

membahas tentang filsafat nilai Pancasila. Istilah aksiologi

berasal dari kata Yunani axios yang artinya nilai, manfaat, dan

logos yang artinya pikiran, ilmu atau teori.

Aksiologi adalah teori nilai, yaitu sesuatu yang diinginkan,

disukai atau yang baik. Bidang yang diselidiki adalah hakikat

nilai, kriteria nilai, dan kedudukan metafisika suatu nilai. Nilai

(value dalam bahasa Inggris) berasal dari kata Latin  valere

yang artinya kuat, baik, berharga. Dalam kajian filsafat merujuk

pada sesuatu yang sifatnya abstrak yang dapat diartikan

sebagai “keberhargaan” (worth) atau “kebaikan” (goodness).

Nilai itu sesuatu yang berguna, nilai juga mengandung harapan

akan sesuatu yang diinginkan, nilai adalah suatu kemampuan

yang dipercayai yang ada pada suatu benda untuk memuaskan

manusia (dictionary of sosiology a related science), nilai itu

suatu sifat atau kualitas yang melekat pada suatu obyek. Ada

berbagai macam teori tentang nilai yaitu:

   Max Scheler mengemukakan bahwa nilai ada tingkatannya

dan dapat dikelompokkan menjadi empat tingkatan, yaitu:

1)      Nilai-nilai kenikmatan: dalam tingkat ini terdapat nilai

yang mengenakkan dan nilai yang tidak mengenakkan,

yang menyebabkan orang senang atau menderita.

119

Page 120: Modul Kuliah 4 Pancasila Sebagai Sistem Filsafat Bangsa Indonesia

2)     Nilai-nilai kehidupan: dalam tingkat ini terdapat nilai-

nilai yang penting dalam kehidupan seperti

kesejahteraan, keadilan, dan kesegaran.

3)      Nilai-nilai kejiwaan: dalam tingkat ini terdapat nilai-

nilai kejiwaan (geistige werte) yang sama sekali tidak

tergantung dari keadaan jasmani maupun lingkungan.

Nilai-nilai semacam ini misalnya, keindahan, kebenaran,

dan pengetahuan murni yang dicapai dalam filsafat.

4)      Nilai-nilai kerohanian: dalam tingkat ini terdapat

moralitas nilai yang suci dan tidak suci. Nilai semacam

ini terutama terdiri dari nilai-nilai pribadi (Driyarkara,

1978).

      Walter G. Everet menggolongkan nilai-nilai manusia ke

dalam delapan kelompok yaitu:

1)       Nilai-nilai ekonomis: ditunjukkan oleh harga pasar

dan meliputi semua benda yang dapat dibeli.

2)        Nilai-nilai kejasmanian: membantu pada kesehatan,

efisiensi dan keindahan dari kehidupan badan.

3)        Nilai-nilai hiburan: nilai-nilai permainan dan waktu

senggang yang dapat menyumbangkan pada

pengayaan kehidupan.

4)       Nilai-nilai sosial: bermula dari berbagai bentuk

perserikatan manusia.

5)        Nilai-nilai watak: keseluruhan dari keutuhan

kepribadian dan sosial yang diinginkan.

6)     Nilai-nilai estetis: nilai-nilai keindahan dalam alam dan

karya seni.120

Page 121: Modul Kuliah 4 Pancasila Sebagai Sistem Filsafat Bangsa Indonesia

7)     Nilai-nilai intelektual: nilai-nilai pengetahuan dan

pengajaran kebenaran.

8)      Nilai-nilai keagamaan.

  Notonagoro membagi nilai menjadi tiga macam yaitu:

1)     Nilai material, yaitu sesuatu yang berguna bagi

manusia.

2)     Nilai vital, yaitu sesuatu yang berguna bagi manusia

untuk dapat melaksanakana kegiatan atau aktivitas.

3)     Nilai kerohanian, yaitu segala sesuatu yang berguna

bagi rohani yang dapat dibedakan menjadi empat

macam:

a.     Nilai kebenaran, yang bersumber pada akal (rasio,

budi, cipta) manusia.

b.      Nilai keindahan atau nilai estetis, yang bersumber

pada unsur perasaan manusia.

c.      Nilai kebaikan atau nilai moral, yang bersumber

pada unsur kehendak manusia.

d.     Nilai religius, yang merupakan nilai kerohanian

tertinggi dan mutlak. Nilai religius ini bersumber

kepada kepercayaan atau keyakinan manusia.

            Dalam filsafat Pancasila, disebutkan ada tiga

tingkatan nilai, yaitu nilai dasar, nilai instrumental, dan nilai

praktis.

121

Page 122: Modul Kuliah 4 Pancasila Sebagai Sistem Filsafat Bangsa Indonesia

1. Nilai dasar adalah asas-asas yang kita terima sebagai dalil

yang bersifat mutlak, sebagai sesuatu yang benar atau tidak

perlu dipertanyakan lagi. Nilai-nilai dasar dari Pancasila

adalah nilai ketuhanan, nilai kemanusiaan, nilai persatuan,

nilai kerakyatan, dan nilai keadilan.

2.  Nilai instrumental adalah nilai yang berbentuk norma sosial

dan norma hukum yang selanjutnya akan  terkristalisasi

dalam peraturan dan mekanisme lembaga-lembaga negara.

3. Nilai praktis adalah nilai yang sesungguhnya kita laksanakan

dalam kenyataan. Nilai ini merupakan batu ujian apakah nilai

dasar dan nilai instrumental itu benar-benar hidup dalam

masyarakat.

            Nilai-nilai dalam Pancasila termasuk nilai etik atau

nilai moral merupakan nilai dasar yang mendasari nilai

intrumental dan selanjutnya mendasari semua aktivitas

kehidupan masyarakat, berbangsa, dan bernegara.

            Secara aksiologis, bangsa Indonesia merupakan

pendukung nilai-nilai Pancasila (subscriber of value Pancasila),

yaitu bangsa yang berketuhanan, yang berkemanusiaan, yang

berpersatuan, yang berkerakyatan dan berkeadilan sosial. 

Pengakuan, penerimaan dan penghargaan atas nilai-nilai

Pancasila itu nampak dalam sikap, tingkah laku, dan perbuatan

bangsa Indonesia sehingga mencerminkan sifat khas sebagai

Manusia Indonesia.

III.PENUTUP

122

Page 123: Modul Kuliah 4 Pancasila Sebagai Sistem Filsafat Bangsa Indonesia

3.1 KESIMPULAN

  Objek materi filsafat adalah mempelajari segala hakikat

sesuatu baik materal konkrit (manusia,binatang,alam dll) dan

abstak (nilai,ide,moral dan pandangan hidup)

       Pancasila adalah lima sila yang merupakan satu kesatuan

rangkaian nilai-nilai luhur yang bersumber dari nilai-nilai

budaya masyarakat Indonesia yang sangat majemuk dan

beragam dalam artian Bhineka Tunggal Eka. Pancasila sebagai

sistem filsafat adalah suatu kesatuan yang saling berhubungan

untuk satu tujuan tertentu,dan saling berkualifikasi yang tidak

terpisahkan satu dengan yang lainnya.

       Filsafat Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa

Indonesia yang merupakan kenyataan objektif yang hidup dan

berkembang dalam masyarakat. Pancasila memberi petunjuk

mencapai kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia tanpa

membedakan suku atau ras. Jadi Pancasila pada dasarnya satu

bagian/unit-unit yang saling berkaitan satu sama

lain,dan memiliki fungsi serta tugas masing-masing.

3.2 Saran

Dalam makalah ini penulis berkeinginan memberikan saran

kepada pembaca agar ikut peduli dalam mengetahui sejauh

mana kita mempelajari tentang filsafat, filsafat pancasila, dan

pancasila sebagai sistem filsafat. Semoga dengan makalah ini

para pembaca dapat menambah cakrawala ilmu pengetahuan.

DAFTAR PUSTAKA

123

Page 124: Modul Kuliah 4 Pancasila Sebagai Sistem Filsafat Bangsa Indonesia

Notonagoro. 1975. Pancasila Dasar Filsafat Negara RI I.II.III

K.Wantjik, Saleh. 1978. Kitab Kumpulan Peraturan Perundang

RI, Jakarta: PT. Gramedia.

Kartohadiprojo, Soediman. 1970. Beberapa Pikiran Sekitar

Pancasila, Bandung. Alumni.

Darmodiharjo, Darji. 1978. Pokok-pokok Filsafat Hukum, Jakarta:

PT. Gramedia.

Driyarkara, SJN., 1978, Percikan Filsafat, Jakarta: PT.

Pembangunan.

Frondizi, Risieri. 1963. What Is Value?. New York: Open Court

Publising Company.

Kaelan. 2002. Pendidikan Pancasila. Yogyakarta: Paradigma.

Kaelan. 2002. Filsafat Pancasila Pandangan Hidup Bangsa.

Yogyakarta: Paradigma.

Kodhi, S.A., dan Soejadi, R. 1994. Filsafat, Ideologi,dan

Wawasan Bangsa Indonesia.

       Yogyakarta: Penerbit Universitas Atma Jaya.

Nasution, Harun. 1970. Filsafat Agama. Jakarta: Bulan Bintang

137.

Notonagoro. 1974. Pancasila Dasar Filsafat Negara. Jakarta:

Cetakan Ke-4, Pantjuran Tudjuh.

Poespowardoyo, Soenaryo. 1989. Filsafat Pancasila. Jakarta:

Gramedia

Sumargono, Suyono, Tanpa Tahun. Ideologi Pancasila sebagai

penjelmaan Filsafat

124

Page 125: Modul Kuliah 4 Pancasila Sebagai Sistem Filsafat Bangsa Indonesia

MAKALAH PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI BANGSA

DAN NEGARA

PANCASILA SEBAGAI IDIOLOGI BANGSA DAN NEGARA

dibina olehBapak Drs.M.Rozikin,M.SiNAMA                 : DODY PUTRANIM                     : 125030100JURUSAN           : ADMINISTRASI PUBLIKKELAS                : 

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Indonesia sebagai negara yang mempunyai dasar

Negara yaitu pancasila yang memiliki  sebuah arti penting

memiliki ideologi. Setiap bangsa dan negara ingin berdiri

kokoh, tidak mudah terombang-ambing oleh kerasnya

persoalan hidup berbangsa dan bernegara.Tidak terkecuali

negara Indonesia. Negara yang ingin berdiri kokoh dan

kuat, perlu memiliki ideologi negara yang kokoh dan

kuat pula. Tanpa itu, maka bangsa dan negara akan rapuh.

Di era yang serba modern ini, makna pancasila sebagai

ideologi bangsa dan negara Indonesia sedikit dilupakan

oleh sebagian rakyat Indonesia dan digantikan oleh

125

Page 126: Modul Kuliah 4 Pancasila Sebagai Sistem Filsafat Bangsa Indonesia

perkembangan tekhnologi yang sangat canggih. Padahal

sejarah perumusan Pancasila melalui proses yang sangat

panjang dan rumit. Pancasila merupakan kesatuan yang

tidak bisa dipisahkan, karena dalam masing-masing sila

tidak bisa di tukar tempat atau dipindah. Bagi bangsa

Indonesia, pancasila merupakan  pandangan hidup bangsa

dan negara Indonesia. Mempelajari Pancasila lebih dalam

menjadikan kita sadar sebagai bangsa Indonesia yang

memiliki jati diri dan harus diwijudkan dalam pergaulan

hidup sehari-hari untuk menunjukkan identitas bangsa

yang lebih bermatabat dan berbudaya tinggi. Untuk itulah

diharapkan dapat menjelaskan Pancasila sebagai ideologi

negara, menguraikan nilai-nilai Pancasila sebagai ideologi

negara dan karakteristik Pancasila sebagai ideologi

negara.

 Pengetahuan ideologi mempunyai arti tentang gagasan-

gagasan. Ideologi secara fungsional merupakan

seperangkat gagasan tentang kebaikan bersama atau

tentang masyarakat dan negara yang dianggap baik.

Ciri-ciri ideologi pancasila merupakan ideologi yang

membedakan dengan ideologi yang lainnya. Ciri-ciri

tersebut yang pertama adalah Tuhan Yang Maha Esa yang

berarti pengakuan bangsa Indonesia terhadap Tuhan

sebagai pencipta dunia dengan segala isinya.Kedua adalah

penghargaan kepada sesama umat manusia, suku bangsa

dan bahasanya sesuai dengan Kemanusiaan yang Adil dan

Beradab, Ketiga adalah bangsa Indonesia menjunjung

tinggi persatuan bangsa, keempat adalah bahwa

kehidupan kita dalam kemasyarakatan dan bernegara 126

Page 127: Modul Kuliah 4 Pancasila Sebagai Sistem Filsafat Bangsa Indonesia

berdasarkan atas sistem demokrasi. Makalah ini juga

dapat dijadikan bekal keterampilan agar dapat

menganalisis dan bersikap kristis terhadap para petinggi

negara yang menyimpang dari Ideologi bangsa dan negara

Indonesia.

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1  Apa arti Pancasila sebagai Ideologi bangasa dan

Negara Indonesia?

1.2.2  Bagaimana Perjalanan Pancasila Sebagai Ideologi

dari Masa ke Masa?

1.2.3  Apa nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila

sebagai Ideologi Bangsa dan Negara

 Indonesia?

1.2.4  Apa fungsi Pancasila sebagai Ideologi bangsa dan

Negara Indonesia?

II.KAJIAN PUSTAKA

2.1 Pegertian Ideologi

Pengertian Ideologi menurut beberapa ahli adalah debagai

berikut,

Pengertian Ideologi - Ideologi berasal dari kata yunani

yaitu iden yang berarti melihat, atau idea yang berarti raut

muka, perawakan, gagasan buah pikiran dan kata logi

yang berarti ajaran. Dengan demikian ideologi adalah

127

Page 128: Modul Kuliah 4 Pancasila Sebagai Sistem Filsafat Bangsa Indonesia

ajaran atau ilmu tentang gagasan dan buah pikiran atau

science des ideas (AL-Marsudi, 2001:57).

Puspowardoyo (1992) menyebutkan bahwa ideologi

dapat dirumuskan sebagai komplek pengetahuan dan nilai

secara keseluruhan menjadi landasan seseorang atau

masyarakat untuk memahami jagat raya dan bumi

seisinya serta menentukan sikap dasar untuk

mengolahnya. Berdasarkan pemahaman yang dihayatinya

seseorang dapat menangkap apa yang dilihat benar dan

tidak benar, serta apa yang dinilai baik dan tidak baik.

Menurut pendapat Harol H. Titus. Definisi dari

ideologi adalah: Aterm used for any group of ideas

concerning various political and aconomic issues and

social philosophies often applied to a systematic scheme

of ideas held by groups or classes, artinya suatu istilah

yang digunakan untuk sekelompok cita-cita mengenai

bebagai macam masalah politik ekonomi filsafat sosial

yang sering dilaksanakan bagi suatu rencana yang

sistematis tentang suatu cita-cita yang dijalankan oleh

kelompok atau lapisan masyarakat.

Pengertian Ideologi menurut Ibnu Sina adalah Mabda’

secara etimologis adalah mashdar mimi dari kata

bada’ayabdau bad’an wa mabda’an yang berarti

permulaan. Secara terminologis berarti pemikiran

mendasar yang dibangun diatas pemikiran-pemikiran

(cabang )[dalam Al-Mausu’ah al-Falsafiyah, entry al-

Mabda’]. Al-Mabda’(ideologi) : pemikiran mendasar (fikrah

raisiyah) dan patokan asasi (al-qaidah al-asasiyah) tingkah

128

Page 129: Modul Kuliah 4 Pancasila Sebagai Sistem Filsafat Bangsa Indonesia

laku. Dari segi logika al-mabda’ adalah pemahaman

mendasar dan asas setiap peraturan. Secara garis besar

dapat disimpulkan bahwa Ideologi(mabda’) adalah

pemikiran yang mencakup konsepsi mendasar tentang

kehidupan dan memiliki metode untuk merasionalisasikan

pemikiran tersebut berupa fakta, metode menjaga

pemikiran tersebut agar tidak menjadi absurd dari

pemikiran-pemikiran yang lain dan metode untuk

menyebarkannya.

Sehingga dalam Konteks definisi ideologi inilah tanpa

memandang sumber dari konsepsi Ideologi, maka Islam

adalah agama yang mempunyai kualifikasi sebagai

Ideologi dengan padanan dari arti kata Mabda’ dalam

konteks bahasa arab.

Apabila kita telusuri seluruh dunia ini, maka yang kita

dapati hanya ada tiga ideologi (mabda’). Yaitu Kapitalisme,

Sosialisme termasuk Komunisme, dan Islam. Untuk saat ini

dua mabda pertama, masing-masing diemban oleh satu

atau beberapa negara. Sedangkan mabda yang ketiga

yaitu Islam, saat ini tidak diemban oleh satu negarapun,

melainkan diemban oleh individu-individu dalam

masyarakat. Sekalipun demikian, mabda ini tetap ada di

seluruh penjuru dunia.

Sumber konsepsi ideologi kapitalisme dan Sosialisme

berasal dari buatan akal manusia, sedangkan Islam

berasal dari wahyu Allah SWT (hukum syara’).

Ibnu Sina mengemukakan masalah tentang ideologi dalam

Kitab-nya "Najat", dia berkata:"Nabi dan penjelas hukum

129

Page 130: Modul Kuliah 4 Pancasila Sebagai Sistem Filsafat Bangsa Indonesia

Tuhan serta ideologi jauh lebih dibutuhkan bagi

kesinambungan ras manusia, dan bagi pencapaian

manusia akan kesempurnaan eksistensi manusiawinya,

ketimbang tumbuhnya alis mata, lekuk tapak kakinya,

atau hal-hal lain seperti itu, yang paling banter bermanfaat

bagi kesinambungan ras manusia, namun tidak perlu

sekali." Al - Marsudi

      Ideologi adalah ajaran atau ilmu tentang gagasan dan

buah pikiran atau science des ideas

Puspowardoyo

      Menyebutkan bahwa ideologi dapat dirumuskan

sebagai komplek pengetahuan dan nilai secara

keseluruhan menjadi landasan seseorang atau masyarakat

untuk memahami jagat raya dan bumi seisinya serta

menentukan sikap dasar untuk mengolahnya. Berdasarkan

pemahaman yang dihayatinya seseorang dapat

menangkap apa yang dilihat benar dan tidak benar, serta

apa yang dinilai baik dan tidak baik.

Harol H. Titus

      Ideologi adalah  suatu istilah yang digunakan untuk

sekelompok cita-cita mengenai bebagai macam masalah

politik ekonomi filsafat sosial yang sering dilaksanakan

bagi suatu rencana yang sistematis tentang suatu cita-cita

yang dijalankan oleh kelompok atau lapisan masyarakat.

Ali Syariati

130

Page 131: Modul Kuliah 4 Pancasila Sebagai Sistem Filsafat Bangsa Indonesia

      Mendefenisikan ideologi sebagai “keyakinan-keyakinan

dan gagasan-gagasan yang ditaati oleh suatu kelompok,

suatu klas sosial, suatu bangsa atau satu ras tertentu

Destutt de Tracy

      Mengartikan ideology sebagai “Science of ideas”,

dimana didalamnya ideologi dijabarkan sebagai jumlah

program yang diharapkan membawa perubahan

institusional dalam suatu masyarakat.

Kirdi Dipoyudo

      Ideologi sebagai suatu kesatuan gagasan-gagasan

dasar yang sistematis dan menyeluruh tentang manusia

dan kehidupanya baik individual maupun sosial, termasuk

kehidupan Negara.

Sastra Pratedja

      Ideologi sebagai suatu kompleks gagasan atau

pemikiran yang beerorientasi pada tindakan yang

diorganisir menjadi suatu sistem yang teratur.

C.C. Rodee

      Ideologi adalah kumpulan gagasan yang secara logis

berkaitan dan mengidentifikasikan nilai-nilai yang

memberi keabsahan bagi institusi politik dan pelakunya.

Ideologi dapat di gunakan untuk membenarkan status quo

atau membenarkan usaha untuk mengubahnya (dengan

atau tanpa dengan kekerasan).

Gunawan Setiardjo

131

Page 132: Modul Kuliah 4 Pancasila Sebagai Sistem Filsafat Bangsa Indonesia

      Ideologi adalah kumpulan ide atau gagasan atau

aqidah 'aqliyyah (akidah yang sampai melalui proses

berpikir) yang melahirkan aturan-aturan dalam kehidupan.

Thomas H

      Ideologi adalah suatu cara untuk melindungi

kekuasaan pemerintah agar dapat bertahan dan mengatur

rakyatnya.

Muhammad Ismail

      Ideologi (Mabda’) adalah Al-Fikru al-asasi al-ladzi

hubna Qablahu Fikrun Akhar, pemikiran mendasar yang

sama sekali tidak dibangun (disandarkan) di atas

pemikiran pemikiran yang lain.

Dr. Hafidh Shaleh

      Ideologi adalah sebuah pemikiran yang mempunyai ide

berupa konsepsi rasional (aqidah aqliyah), yang meliputi

akidah dan solusi atas seluruh problem kehidupan

manusia. Pemikiran tersebut harus mempunyai metode,

yang meliputi metode untuk mengaktualisasikan ide dan

solusi tersebut, metode mempertahankannya, serta

metode menyebarkannya ke seluruh dunia.

Taqiyuddin An - Nabhani

      Ideology  adalah suatu aqidah aqliyah yang melahirkan

peraturan, yang dimaksud aqidah adalah pemikiran yang

menyeluruh tentang alam semesta, manusia, dan hidup,

serta tentang apa yang ada sebelum dan setelah

kehidupan, di samping hubungannya dengan Zat yang ada

sebelum dan sesudah alam kehidupan di dunia ini. Atau

132

Page 133: Modul Kuliah 4 Pancasila Sebagai Sistem Filsafat Bangsa Indonesia

Mabda’ adalah suatu ide dasar yang menyeluruh

mengenai alam semesta, manusia, dan hidup. Mencakup

dua bagian yaitu, fikrah dan thariqah.

Karl Marx

      Mengartikan Ideologi sebagai pandangan hidup yang

dikembangkan berdasarkan kepenti-ngan golongan atau

kelas sosial tertentu dalam bidang politik atau sosial

ekonomi.

Notonegoro

Mengemukakan bahwa Ideologi negara dalam arti

cita-cita negara atau cita-cita yang menjadi dasar bagi

suatu sistem kenegaraan untuk seluruh rakyat dan bangsa

yang bersangkutan pada hakikatnya merupakan asas

kerokhanian yang antara lain memiliki ciri:

1) Mempunyai derajat yang tertinggi sebagai nilai hidup

kebangsaan dan kenegaraan;

2) Mewujudkan suatu asas kerokhanian, pandangan dunia,

pedoman hidup, pegangan hidup yang dipelihara,

dikembangkan, diamalkan, dilestarikan kepada generasi

berikutnya, diperjuangkan dan dipertahankan dengan

kesediaan berkorban.

Kamus Bahasa Indonesia ,319

Ideologi adalah kumpulan konsep bersistem yang

dijadikan asas pendapat (kejadian) yang memberikan arah

dan tujuan untuk kelangsungan hidup. Atau cara berfikir

seseorang atau suatu gagasan.

            Destutt de Tray ( 1801-orang yang pertama

133

Page 134: Modul Kuliah 4 Pancasila Sebagai Sistem Filsafat Bangsa Indonesia

mengemukakan ideologi) Ideologi adalah ilmu yang

tentang gagasan yang menunjukan jalan yang benar

menuju masa depan.

Moerdiono

Ideology adalah kompleks pengetahuan dan nilai, yang

secara keseluruhan menjadi landasan bagi seorang

( masyarakat ) untuk memahami jagad raya dan bumi

seisinya serta menentukan sikap dasar untuk

mengelolanya.

Alfian

Ideology , Alfian mendefinisikan ideologi sebagai

akumulasi nilai-nilai yang dianggap baik dan benar tentang

tujuan yang ingin dicapai masyarakat, sekaligus menjadi

pedoman dan cita-cita pengatur perilaku masyarakat

dalam berbagai kehidupan. Karenanya, ideologi berfungsi

menjadi tujuan dan cita-cita bersama masyarakat, serta

menjadi pedoman dan alat ukur perilaku dalam

hubungannya dengan kebijakan negara serta sebagai

pemersatu masyarakat karena menjadi prosedur

penyelesaian konflik yang muncul dalam masyarakat

tersebut. (Alfian, Idiologi, Idealisme dan Integrasi Nasional,

Prisma,1976).

Destutt de Tray

Ideology adalah untuk menujuk suatu ilmu, yaitu analsisis

ilmiah dari pikiran manusia.134

Page 135: Modul Kuliah 4 Pancasila Sebagai Sistem Filsafat Bangsa Indonesia

Napoleon

Ideology adalah kumpulan ide ( pendapat ) yang abstrak

( tidak realities).

Karl Mark

Ideology adalah dalam arti khusus, yaitu ideology

digolongkan bersama dengan agama, filsafat, dan moral.

Laboratorium IKIP Malang

Ideology adalah seperangkat ide, nilai, dan cita-cita

beserta pedoman dan metode melaksanakan atau

mewujudkan.

Pengertian ideologi secara umum dapat dikatakan sebagai

kumpulan gagasan, idea, keyakinan, kepercayaan, yang

menyeluruh dan sistematis, yang menyangkut:

a. Bidang Politik (termasuk Pertahanan dan Keamanan)

b. Bidang Sosial

c. Bidang Kebudayaan

d. Bidang Keagamaan

2.2 Pengertian Pancasila sebagai Ideologi bangsa

dan Negara

Pancasila sebagai ideologi bangsa dan negara Indonesia

yang tak lain adalah ideologi terbuka.  Pancasila sebagai

ideologi terbuka artinya nilai-nilai dasar Pancasila bersifat

tetap, namun dapat dijabarkan menjadi nilai instrumental

yang berubah dan berkembang secara dinamis dan kreatif

135

Page 136: Modul Kuliah 4 Pancasila Sebagai Sistem Filsafat Bangsa Indonesia

sesuai dengan kebutuhan perkembangan masyarakat

Indonesia .

Tatanan nilai mempunyai tiga tingkatan fleksibelitas

ideology pancasila mengandung nilai-nilai sebagai

berikut :

a. Nilai Dasar

b. Nilai Instrumental

c. Nilai Praktis

Menurut Alfian, kekutan suatu ideology tergantung pada

3 dimensi yang terkandung di dalamnya yaitu sebagai

berikut :

a. Dimensi Realitas

b. Dimensi idealis

c. Dimensi fleksibel  

III. PEMBAHASAN

3.1 Arti pancasila sebagai Ideologi bangasa dan

Negara Indonesia

 Pancasila Sebagai Ideologi Negara

Pengertian Ideologi - Ideologi berasal dari kata yunani

yaitu iden yang berarti melihat, atau idea yang berarti raut

muka, perawakan, gagasan buah pikiran dan kata logi

yang berarti ajaran. Dengan demikian ideologi adalah

ajaran atau ilmu tentang gagasan dan buah pikiran atau

science des ideas (AL-Marsudi, 2001:57).

136

Page 137: Modul Kuliah 4 Pancasila Sebagai Sistem Filsafat Bangsa Indonesia

Puspowardoyo (1992 menyebutkan bahwa ideologi dapat

dirumuskan sebagai komplek pengetahuan dan nilai

secara keseluruhan menjadi landasan seseorang atau

masyarakat untuk memahami jagat raya dan bumi

seisinya serta menentukan sikap dasar untuk

mengolahnya. Berdasarkan pemahaman yang dihayatinya

seseorang dapat menangkap apa yang dilihat benar dan

tidak benar, serta apa yang dinilai baik dan tidak baik.

Menurut pendapat Harol H. Titus. Definisi dari ideologi

adalah: Aterm used for any group of ideas concerning

various political and aconomic issues and social

philosophies often applied to a systematic scheme of ideas

held by groups or classes, artinya suatu istilah yang

digunakan untuk sekelompok cita-cita mengenai bebagai

macam masalah politik ekonomi filsafat sosial yang sering

dilaksanakan bagi suatu rencana yang sistematis tentang

suatu cita-cita yang dijalankan oleh kelompok atau lapisan

masyarakat.

Bila kita terapkan rumusan ini pada Pancasila dengan

definisi-definisi filsafat dapat kita simpulkan, maka

Pancasila itu ialah usaha pemikiran

manusia Indonesia untuk mencari kebenaran, kemudian

sampai mendekati atau menanggap sebagai suatu

kesanggupan yang digenggamnya seirama dengan ruang

dan waktu.

Hasil pemikiran manusia yang sungguh-sungguh secara

sistematis radikal itu kemuduian dituangkan dalam suatu

rumusan rangkaian kalimat yang mengandung suatu

137

Page 138: Modul Kuliah 4 Pancasila Sebagai Sistem Filsafat Bangsa Indonesia

pemikiran yang bermakna bulat dan utuh untuk dijadikan

dasar, asas, pedoman atau norma hidup dan kehidupan

bersama dalam rangka perumusan satu negara Indonesia

merdeka, yang diberi nama Pancasila.

Kemudian isi rumusan filsafat yang dinami Pancasila

itu kemudian diberi status atau kedudukan yang tegas dan

jelas serta sistematis dan memenuhi persyaratan sebagai

suatu sistem filsafat. Termaktub dalam Pembukaan

Undang-Undang Dasar 1945 alinea ke empat maka filsafat

Pancasila itu berfungsi sebagai Dasar Negara Republik

Indonesia yang diterima dan didukung oleh seluruh bangsa

atau warga Negara Indonesia.

Demikian isi rumusan sila-sila dari Pancasila sebagai satu

rangkaian kesatuan yang bulat dan utuh merupakan dasar

hukum, dasar moral, kaidah fundamental bagi peri

kehidupan bernegara dan masyarakat Indonesia dari pusat

sampai ke daerah-daerah.

Sebagai ideologi suatu bangsa yang menjadi

pandangan dan pegangan hidup masyarakatnya, Pancasila

haruslah bersifat universal mencakup segala macam nilai-

nilai sosial dan budaya Indonesia serta menjadi orientasi

dalam hidup oleh seluruh masyarakatnya. Sebagai ideologi

bangsa, maka keberadaannya  selalu diimplementasikan

ke dalam perilaku kehidupan dalam rangka berbangsa,

bernegara dan bermasyarakat. Kalau dikaji dari butir-butir

kelima sila dalam ideologi Pancasila tersebut, sebenarnya

sudah mencakup gambaran pembentukan karakter

manusia Indonesia yang ideal, sebagai mana yang

138

Page 139: Modul Kuliah 4 Pancasila Sebagai Sistem Filsafat Bangsa Indonesia

diharapkan para penggali dari pancasila itu sendiri.

Gambaran pembentukan manusia Indonesia seutuhnya itu,

dapat diilustrasikan  Pada sila pertama tersirat bagaimana

manusia Indonesia berhubungan dengan Tuhannya atau

kepercayaannya. Pada sila kedua tergambar bagaimana

manusia Indonesia harus bersikap hidup dengan orang lain

sebagaimana layaknya manusia yang punya pikiran dan

ahklak hingga dia bisa bersikap sebagai mahkluk yang

tertinggi dibandingkan dengan mahkluk lainnya yaitu

binatang. Sila ketiga menerangkan bagaiama manusia

Indonesia menciptakan suatu pandangan betapa

pentingnya arti persatuan dan kesatuan bangsa dari pada

bercerai berai seperti pada pepatah bersatu kita teguh dan

bercerai kita runtuh.  Sila keempat telah menegaskan

bagaimana manusia Indonesia mengimplementasikan cara

bersikap dan berpendapat serta memutuskan sesuatu

menyangkut kepentingan umum secara bijak demi

kelangsungan kehidupan berdemokrasi yang  terlindungi

antara menyuarakan hak dan kewajibannya berimbang

dalam mengimplementasikannya.  

Pada sila kelima dijabarkan bagaimana manusia

Indonesia mewujudkan suatu keadilan dan kemakmuran

bagi seluruh masyarakat Indonesia itu sendiri. Dari

penjabaran kelima sila tersebut di atas, maka sudah

sepantasnya bahwa Pancasila beserta kelima silanya itu

layak dijadikan sebagai pandangan dan pegangan hidup

serta dijadikan sebagai pembimbing dalam menciptakan

kerangka berpikir untuk menjalankan roda demokratisasi

dan diimplementasikan dalam segala macam praktik 139

Page 140: Modul Kuliah 4 Pancasila Sebagai Sistem Filsafat Bangsa Indonesia

kehidupan menyangkut berbangsa, bernegara dan

bermasyarakat di dalam Negara kesatuan Republik

Indonesia tercinta ini. maka mengamalkan dan

mengamankan Pancasila sebagai dasar Negara

mempunyai sifat imperatif dan memaksa, artinya setiap

warga Negara Indonesia harus tunduk dan taat

kepadanya. Siapa saja yang melangggar Pancasila sebagai

dasar Negara, harus ditindak menurut hukum yakni hukum

yang berlaku di Indonesia. Dengan kata lain pengamalan

Pancasila sebagai dasar Negara disertai sanksi-sanksi

hukum. Sedangkan pengamalan Pancasila sebagai

weltanschuung, yaitu pelaksanaan Pancasila dalam hidup

sehari-hari tidak disertai sanksi-sanksi hukum tetapi

mempunyai sifat mengikat, artinya setiap manusia

Indonesia terikat dengan cita-cita yang terkandung di

dalamnya untuk mewujudkan dalam hidup dan

kehidupanya, sepanjang tidak melanggar peraturan

perundang-undangan yang barlaku di Indonesia.

Jadi, jelaslah bagi kita bahwa mengamalkan dan

mengamankan Pancasila sebagai dasar Negara Republik

Indonesia mempunyai sifat imperatif memaksa.

Sedangkan pengamalan atau pelaksanaan Pancasila

sebagai pandangan hidup dalam hidup sehari-hari tidak

disertai sanksi-sanksi hukum tetapi mempunyai sifat

mengikat.

Pancasila sebagai filsafat bangsa dan Negara dihubungkan

fungsinya sebagai dasar Negara, yang merupakan

landasan idiil bangsa Indonesia dan Negara Republik

140

Page 141: Modul Kuliah 4 Pancasila Sebagai Sistem Filsafat Bangsa Indonesia

Indonesia dapatlah disebut pula sebagai ideologi nasional

atau ideologi Negara.

3.2 Perjalanan Pancasila Sebagai Ideologi dari Masa

ke Masa

            Berawal dari sidang pleno BPUPKI pertama yang

diadakan pada tanggal 28 Mei 1945 hingga 1 Juni 1945.

Ketika itu, dr. Radjiman Widyodiningrat dalam pidato

pembukaannya selaku ketua BPUPKI mengajukan

pertanyaan kepada seluruh anggota sidang mengenai

dasar negara apa yang akan dibentuk untuk Indonesia.

Pertanyaan ini menjadi persoalan paling dominan

sepanjang 29 Mei-1 Juni 1945 dan memunculkan sejumlah

pembicara yang mengajukan gagasan mereka mengenai

dasar filosofis Indonesia.

Pada tanggal 1 Juni 1945, secara eksplisit Ir.

Soekarno mengemukakan gagasannya mengenai dasar

negara Indonesia dalam pidatonya yang berjudul “Lahirnya

Pancasila”. Menurut Drs. Mohammad Hatta, pidato

tersebut bersifat kompromis dan dapat meneduhkan

pertentangan tajam antara pendapat yang

mempertahankan Negara Islam dan mereka yang

menghendaki dasar negara sekuler. Perdebatan tersebut

pada akhirnya dimenangkan kelompok yang menginginkan

Islam sebagai dasar negara, terbukti dengan

dikeluarkannya Piagam Jakarta pada tanggal 22 Juni 1945.

Namun, dalam perkembangan selanjutnya, ternyata

beberapa rumusan Piagam Jakarta diganti dan

141

Page 142: Modul Kuliah 4 Pancasila Sebagai Sistem Filsafat Bangsa Indonesia

menimbulkan kekecewaan umat Islam terhadap

pemerintahan Soekarno dan Mohammad Hatta dan terus

berkembang hingga masa pemerintahan Soeharto,

sampai-sampai Carol Gluck mengatakan bahwa Indonesia

adalah negara yang terlalu banyak meributkan masalah

ideologi dibandingkan negara-negara lain. Melihat pada

perkembangan perumusan Pancasia sejak 1 Juni sampai

18 Agustus 1945, dapat diketahui bahwa Pancasila

mengalami perkembangan fungsi. Pada tanggal 1 dan 22

Juni, Pancasila yang dirumuskan Panitia Sembilan dan

disepakati oleh Sidang Pleno BPUPKI merupakan modus

kompromi antara kelompok yang memperjuangkan dasar

negara nasionalisme dan kelompok yang memperjuangkan

dasar negara Islam. Akan tetapi, pada tanggal 18 Agustus

1945 Pancasila yang dirumuskan kembali oleh PPKI

berkembang menjadi kompromi antara kaum nasionalis,

Islam dan Kristen-Katolik dalam hidup bernegara.

Pada era Orde Lama, dinamika perdebatan ideologi

paling sering dibicarakan oleh kebanyakan orang. Tampak

ketika akhir tahun 1950-an, Pancasila sudah bukan lagi

merupakan kompromi atau titik temu bagi semua ideologi.

Dikarenakan Pancasila telah dimanfaatkan sebagai senjata

ideologis untuk melegitimasi tuntutan Islam bagi

pengakuan negara atas Islam yang kemudian pada

rentang tahun 1948-1962 terjadi pemberontakan Darul

Islam terhadap pemerintah pusat. Setelah pemberontakan

berhasil ditumpas, atas desakan AH Nasution, selaku

Pangkostrad dan kepala staf AD, pada 5 Juli 1959 Ir.

Soekarno mengeluarkan Dekrit Presiden untuk kembali 142

Page 143: Modul Kuliah 4 Pancasila Sebagai Sistem Filsafat Bangsa Indonesia

pada UUD 1945 sebagai satu-satunya konstitusi legal

Republik Indonesia dan pemerintahannya dinamai dengan

Demokrasi Terpimpin.

Pada masa Demokrasi Terpimpin pun ternyata tidak

semulus yang diharapkan. Periode labil ini justru telah

membubarkan partai Islam terbesar, Masyumi, karena

dianggap ikut andil dalam pemberontakan regional

berideologi Islam. Bahkan, Soekarno membatasi

kekuasaan partai politik yang ada serta mengusulkan agar

rakyat menolak partai-partai politik karena mereka

menentang konsep musyawarah dan mufakat yang

terkandung dalam Pancasila. Soekarno juga menganjurkan

sebuah konsep yang dikenal dengan NASAKOM yang

berarti persatuan antara nasionalisme, agama dan

komunisme. Kepentingan politis dan ideologis yang saling

bertentangan menimbulkan struktur politik yang sangat

labil sampai pada akhirnya melahirkan peristiwa G 30S/PKI

yang berakhir pada runtuhnya kekuasaan Orde Lama.

Selanjutnya pada masa Orde Baru, Soeharto

berusaha meyakinkan bahwa rezim baru adalah pewaris

sah dan konstitusional dari presiden pertama. Soeharto

mengambil Pancasila sebagai dasar negara dan ini

merupakan cara yang paling tepat untuk melegitimasi

kekuasaannya. Berbagai bentuk perdebatan ternyata tidak

semakin membuat stabilitas negara berjalan dengan baik,

tetapi justru struktur politik labil yang semakin

mengedepan dikarenakan Soeharto seringkali mengulang

pernyataan tegas bahwa perjuangan Orde Baru hanyalah

143

Page 144: Modul Kuliah 4 Pancasila Sebagai Sistem Filsafat Bangsa Indonesia

untuk melaksanakan Pancasila secara murni dan

konsekuen, yang berarti bahwa tidak boleh ada yang

menafsirkan resmi tentang Pancasila kecuali dari

pemerintah yang berkuasa.

Pada masa reformasi (setelah rezim Soeharto

runtuh), seolah menandai adanya jaman baru bagi

perkembangan perpolitikan nasional sebagai anti-tesis dari

Orde Baru yang dianggap menindas dengan konfrimitas

ideologinya. Pada era ini timbul keingingan untuk

membentuk masyarakat sipil yang demokratis dan

berkeadilan sosial tanpa kooptasi penuh dari negara.

Lepas kendalinya masyarakat seolah menjadi fenomena

awal dari tragedi besar dan konflik berkepanjangan.

Tampaknya era ini mengulang problem perdebatan

ideologi yang terjadi pada masa Orde Lama, Orde Baru,

yang berakhir dengan instabilitas politik dan

perekonomian secara mendasar. Berbagai bentuk

interpretasi monolitik selama ini cenderung mengaburkan

dan menguburkan makna substansial Pancasila dan

berakibat pada Pancasila yang menjadi sebuah mitos,

selalu dipahami secara politis-ideologis untuk kepentingan

kekuasaan serta nilai-nilai dasar Pancasila menjadi nilai

yang distopia, bukan sekedar utopia

3.3 Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila

sebagai Ideologi Bangsa dan Negara  Indonesia

Nilai nilai Pancasila yang terkandung di dalamnya

merupakan nilai nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan,

kerakyatan, keadilan. Ini merupakan nilai dasar bagi

144

Page 145: Modul Kuliah 4 Pancasila Sebagai Sistem Filsafat Bangsa Indonesia

kehidupan kewarganegaraan, kebangsaan, dan

kemasyarakatan. Nilai-nilai pancasila tergolong nilai

kerohanian yang di dalamnya terkandung nilai-nilai lainnya

secara lengkap dan harmonis, baik nilai material, vital,

kebenaran, atau kenyataan. Estetis, estis maupun religius.

Nilai-nilai-nilai Pancasila bersibat obyektif dan subyektif,

artinya hakikat nilai-nilai pancasila bersifat universal atau

berlaku dimanapun, sehingga dapat diterapkan di negara

lain.

Nilai –nilai pancasila bersifat objektif, maksutnya :

1. Rumusan dari pancasila itu sendiri memiliki makna

yang terdalam menunjukkan adanya sifat umum

universal dan abstrak

2. Inti dari nilai pancasila akan tetap ada sepanjang

masa dalam kehidupan bangsa Indonesia

3. Pancasila dalam pembukaan UUD 1945 merupakan

sumber  dari segala sumber hukum di Indonesia

Sedangkan nilai-nilai pancasila bersifat subjektif bahwa

keberadaan nilai-nilai pancasila itu terlekat pada bangsa

Indonesia sendiri karena, 

1. Nilai- nilai pancasila timbul dari bangsa Indonesia

2. Nilai-nilai pancasila merupakan pandangan hidup

bangsa Indonesia

Nilai-nilai pancasila terkandung nilai kerohanian yang

sesuai dengan hati nurani bangsa Indonesia.

3.4  Fungsi Pancasila sebagai Ideologi bangsa dan

Negara Indonesia145

Page 146: Modul Kuliah 4 Pancasila Sebagai Sistem Filsafat Bangsa Indonesia

Sebagai ideologi, yaitu selain kedudukannya sebagai

dasar Negara kesatuan republik Indonesia Pancasila

berkedudukan juga sebagai ideologi nasional Indonesia

yang dilaksanakan secara konsisten dalam kehidupan

bernegara.

Sebagai ideologi bangsa Indonesia, yaitu Pancasila

sebagai ikatan budaya (cultural bond) yang berkembangan

secara alami dalam kehidupan masyarakat Indonesia

bukan secara paksaan atau Pancasila adalah sesuatu yang

sudah mendarah daging dalam kehidupanehari-hari

bangsa Indonesia. Sebuah ideologi dapat bertahan atau

pudar dalam menghadapi perubahan masyarakat

tergantung daya tahan dari ideologi itu.

Alfianmengatakan bahwa kekuatan ideologi tergantung

pada kualitas tiga dimensi yang dimiliki oleh ideologi itu,

yaitu dimensi realita, idealisme, dan fleksibelitas.

Pancasila sebagai sebuah ideologi memiliki tiga dimensi

tersebut:

1. Dimensi realita, yaitu nilai-nilai dasar yang ada pada

ideologi itu yang mencerminkan realita atau kenyataan

yang hidup dalam masyarakat dimana ideologi itu lahir

atau muncul untuk pertama kalinya paling tidak nilai

dasar ideologi itu mencerminkan

realita masyarakat pada awal kelahirannya.

2. Dimensi Iidalisme, adalah kadar atau kualitas ideologi

yang terkandung dalam nilai dasar itu mampu

memberikan harapan kepada berbagai kelompok atau

golongan masyarakat tentang masa depan yang lebih

146

Page 147: Modul Kuliah 4 Pancasila Sebagai Sistem Filsafat Bangsa Indonesia

baik melalui pengalaman dalam praktik kehidupan

bersama sehari-hari.

3. Dimensi Fleksibelitas atau dimensi pengembangan,

yaitu kemampuan ideologi dalam mempengaruhi dan

sekaligus menyesuaikan diri dengan perkembangan

masyarakatnya. Mempengaruhi artinya ikut wewarnai

proses perkembangan zaman tanpa menghilangkan jati

diri ideologi itu sendiri yang tercermin dalam nilai

dasarnya. Mempengaruhi berarti pendukung ideologi itu

berhasil menemukan tafsiran –tafsiran terhadap nilai

dasar dari ideologi itu yang sesuai dengan realita -realita

baru yang muncul di hadapan mereka sesuai

perkembangan zaman.

Menurut Dr.Alfian Pancasila memenuhi ketiga dimensi ini

sehingga pancasila dapat dikatakan sebagai ideologi

terbuka. Fungsi Pancasila sebagai ideologi Negara, yaitu :

1. Memperkokoh persatuan bangsa karena bangsa

Indonesia adalah bangsa yang majemuk.

2. Mengarahkan bangsa Indonesia menuju tujuannya dan

menggerakkan serta membimbing bangsa Indonesia

dalam melaksanakan pembangunan.

3. Memelihara dan mengembangkan identitas bangsa

dan sebagai dorongan dalam pembentukan karakter

bangsa berdasarkan Pancasila.

4. Menjadi standar nilai dalam melakukan kritik

mengenai kedaan bangsa dan Negara.

Pancasila jika akan dihidupkan secara serius, maka

setidaknya dapat menjadi etos yang mendorong dari

147

Page 148: Modul Kuliah 4 Pancasila Sebagai Sistem Filsafat Bangsa Indonesia

belakang atau menarik dari depan akan perlunya

aktualisasi maksimal setiap elemen bangsa. Hal tersebut

bisas saja terwujud karena Pancasila itu sendiri memuat

lima prinsip dasar di dalamnya, yaitu: Kesatuan/Persatuan,

kebebasan, persamaan, kepribadian dan prestasi. Kelima

prinsip inilah yang merupakan dasar paling sesuai bagi

pembangunan sebuah masyarakat, bangsa dan personal-

personal di dalamnya.

Menata sebuah negara itu membutuhkan suatu

konsensus bersama sebagai alat lalu lintas kehidupan

berbangsa dan bernegara. Tanpa konsensus tersebut,

masyarakat akan memberlakukan hidup bebas tanpa

menghiraukan aturan main yang telah disepakati. Ketika

Pancasila telah disepakati bersama sebagai sebuah

konsensus, maka Pancasila berperan sebagai payung

hukum dan tata nilai prinsipil dalam penyelenggaraan

kehidupan bernegara.

Dan sebagai ideologi yang dikenal oleh masyarakat

internasional, Pancasila juga mengalami tantangan-

tantangan dari pihak luar/asing. Hal ini akan menentukan

apakah Pancasila mampu bertahan sebagai ideologi atau

berakhir seperti dalam perkiraan David P. Apter dalam

pemikirannya “The End of Idiology”. Pancasila merupakan

hasil galian dari nilai-nilai sejarah bangsa Indonesia sendiri

dan berwujud lima butir mutiara kehidupan berbangsa dan

bernegara, yaitu religius monotheis, humanis universal,

nasionalis patriotis yang berkesatuan dalam

keberagaman,demokrasi dalam musyawarah mufakat dan

148

Page 149: Modul Kuliah 4 Pancasila Sebagai Sistem Filsafat Bangsa Indonesia

yang berkeadilan sosial. Dengan demikian Pancasila

bukanlah imitasi dari ideologi negara lain, tetapi

mencerminkan nilai amanat penderitaan rakyat dan

kejayaan leluhur bangsa. Keampuhan Pancasila sebagai

ideologi tergantung pada kesadaran, pemahaman dan

pengamalan para pendukungnya. Pancasila selayaknya

tetap bertahan sebagai ideologi terbuka yang tidak

bersifat doktriner ketat. Nilai dasarnya tetap

dipertahankan, namun nilai praktisnya harus bersifat

fleksibel. Ketahanan ideologi Pancasila harus menjadi

bagian misi bangsa Indonesia dengan keterbukaannya

tersebut.

            Pada akhirnya, semoga seluruh bangsa dan negara

Indonesia serta Pancasila sebagai ideologinya akan tetap

bertahan dan tidak goyah meskipun dihantam badai

globalisasi dan modernisme. Sebagai generasi penerus,

marilah kita menjaga Indonesia dan Pancasila agar saling

berdampingan dan tetap utuh hingga anak cucu kita

nantinya sebagai penerus kelangsungan negara ini.

Nilai – nilai yang terkandung dalam pancasila merupakan

suatu cerminan dari kehidupan masyarakat Indonesia

(nenek moyang kita) dan secara tetap telah menjadi

bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan bangsa

Indonesia. Untuk itu kita sebagai generasi penerus bangsa

harus mampu menjaga nilai – nilai tersebut. Untuk dapat

hal tersebut maka perlu adanya berbagai upaya yang

didukung oleh seluruh masyarakat Indonesia. Upaya–

upaya tersebut antara lain :

149

Page 150: Modul Kuliah 4 Pancasila Sebagai Sistem Filsafat Bangsa Indonesia

1.   Melalui dunia pendidikan, dengan menambahkan mata

pelajaran khusus pancasila pada setiap satuan

pendidikan bahkan sampai ke perguruan tinggi.

2.   Lebih memasyarakatkan pancasila.

3.   Menerapkan nilai – nilai tersebut dalam kehidupan

sehari – hari.

4.   Memberikan sanksi kepada pihak – pihak yang

melakukan pelanggaran terhadap pancasila.

5.   Menolak dengan tegas faham – faham yang

bertentangan dengan pancasila.

IV. PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Pancasila sebagai Ideologi bangsa dan negara Indonesia

itu sangat penting.Karena Ideologi    merupakan alat yang

paling ampuh untuk menciptakan negara Indonesia yang

kokoh, bermartabat dan berbudaya tinggi.

 Tanpa Ideologi bangsa akan rapuh dan hilang jati

dirinya. Pancasila sebagai sumber nilai menunjukkan

identitas bangsa Indonesia yang memiliki nilai-nilai

kemanusiaan yang luhur, hal ini menandakan bahwa

denganPancasila bangsa Indonesia menolak segala

bentuk penindasan, penjajahan darisatu bangsa

terhadap bangsa yang lain. Ideologi bangsa Indonesia itu

adalah Pancasila.

150

Page 151: Modul Kuliah 4 Pancasila Sebagai Sistem Filsafat Bangsa Indonesia

 Indonesia mempunyai Ideologi Pancasila diharapkan 

mampu untuk membawa bangsa Indonesia menjadi

bangsa yang lebih bagus dari sekarang.  Ideologi juga

diharapkan mampu untuk membangkitkan kesadaran

bangsa. Setiap pengambilan keputusan harus berdasarkan

ideologi negara Indonesia yaitu Pancasila. Supaya dalam

pengambilan keputusan keputusan tidak keluar dari aturan

dan kaidah negara Indonesia.

Tidak hanya negara yang menganut ideologi

Pancasila, tetapi juga masyarakat Indonesia, masyarakat

Indonesia dalam bertingkah laku juga harus berpedoman

teguh pada ideologi Pancasila supaya cita-cita yang

diharapkan oleh masyarakat tersebut dapat terwujud

dengan benar

4.2 Saran

Dalam makalah ini penulis berkeinginan supaya makalah

ini bermanfaat bagi pembaca dan dapat menambah

pengetahuan tentang Pancasila sebagai ideology bangsa

dan Negara.     

151

Page 152: Modul Kuliah 4 Pancasila Sebagai Sistem Filsafat Bangsa Indonesia

PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSFAT

Makalah Ini DitujukanUntuk Memenuhi Tugas Terstruktur Mata Kuliah KewarganegaraanDrs. M. Rozikin, M.SiOleh :NAMA                       : DODY PUTRA WIJAYANIM                            : 125030100111173JURUSAN                 : ADMINISTRASI PUBLIKKELAS                      : H

FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI

UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG

2012

152

Page 153: Modul Kuliah 4 Pancasila Sebagai Sistem Filsafat Bangsa Indonesia

BAB I

PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang Masalah

            Sebagai sistem filsafat di indonesia, tentu saja

Pancasila memegang peranan yang sangat penting bagi

paradigma dan arah hidup bangsa indonesia baik sebagai

pedoman dalam memperjuangkan kemerdekaan, juga

sebagai alat pemersatu dalam kehidupan berbangsa, serta

sebagai pandangan hidup untuk kehidupan manusia

Indonesia sehari-hari. Pancasila lahir 1 Juni 1945,

ditetapkan pada 18 Agustus 1945 bersama-sama dengan

UUD 1945. Bunyi dan ucapan Pancasila yang benar

berdasarkan ketentuan adalah Satu, Ketuhanan Yang

Maha Esa. Dua, Kemanusiaan yang adil dan beradab. Tiga,

Persatuan Indonesia. Empat, Kerakyatan yang dipimpin

oleh hikmat kebijaksanaan dalam

permusyawaratan/perwakilan. Lima, Keadilan sosial bagi

seluruh rakyat Indonesia.

            Pancasila sebagai filsafat negara Indonesia yang

harus diketahui oleh seluruh warga negara Indonesia agar

menghormati, menghargai, menjaga dan menjalankan

nilai nilai yang terkandung di dalam nya, bukan hanya

sebagai nilai tertulis atau nilai simbolik semata, melainkan

di jadikan sebagai acuan untuk menjalankan proses

kehidupan berbangsa dan bernegara.

153

Page 154: Modul Kuliah 4 Pancasila Sebagai Sistem Filsafat Bangsa Indonesia

            Sejarah Indonesia telah mencatat bahwa di antara

tokoh perumus Pancasila itu ialah, Mr. Mohammad Yamin,

Prof. Mr. Soepomo, dan Ir. Soekarno. Dapat dikemukakan

mengapa Pancasila itu sakti dan selalu dapat bertahan

dari guncangan kisruh politik di negara ini, yaitu pertama

ialah karena secara intrinsik dalam Pancasila itu

mengandung toleransi, dan siapa yang menantang

Pancasila berarti dia menentang toleransi.

      Pancasila sebagai dasar falsafah negara Indonesia

yang harus diketahui oleh seluruh warga negara Indonesia

agar menghormati, menghargai, menjaga dan

menjalankan apa-apa yang telah dilakukan oleh para

pahlawan khususnya pahlawan proklamasi yang telah

berjuang untuk kemerdekaan negara Indonesia ini.

Sehingga baik golongan muda maupun tua tetap meyakini

Pancasila sebagai dasar negara Indonesia tanpa adanya

keraguan guna memperkuat persatuan dan kesatuan

bangsa dan negara Indonesia.

1.2  Rumusan Masalah

Masalah yang nantinya akan dibahas dalam makalah ini

adalah sebagai berikut:

1.2.1   Pengertian Filsafat,

1.2.2   Manfaat Mempelajari Filsafat,

1.2.3   Pengertian Filsafat Pancasila,

1.2.4   Pancasila Sebagai Sistem Filsafat

1.3  Tujuan154

Page 155: Modul Kuliah 4 Pancasila Sebagai Sistem Filsafat Bangsa Indonesia

Tujuan dari penulisan makalah ini yaitu:

1.    Untuk mengetahui pengertian tentang Filsafat.

2.    Mengetahui manfaat dalam mempelajari Filsafat.

3.    Mengetahui pengertian tentang Filsafat Pancasila.

4.    Mengetahui Pancasila sebagai sitem Filsafat.

5.    Bagi dosen, sebagai tolak ukur atau penilaian terhadap

mahasiswa dalam memahami Pancasila sebagai sistem

filsafat.

6.   Bagi penulis, sebagai sarana yang bermanfaat untuk

memperoleh keterampilan dalam melakukan penulisan

dan perbendaharaan pengetahuan tentang pancasila

sebagai sistem filsafat.

II KAJIAN PUSTAKA

2.1 PENGERTIAN FILSAFAT

Pengertian Filsafat menurut para ahli adalah sebagai

berikut :

Pengertian filsafat menurut Pudjo Sumedi AS.,

Drs.,M.Ed. dan Mustakim, S.Pd.,MM,

Istilah dari filsafat berasal bahasa Yunani : ”philosophia”.

Seiring perkembangan jaman akhirnya dikenal juga dalam

berbagai bahasa, seperti : ”philosophic” dalam

kebudayaan bangsa Jerman, Belanda, dan Perancis;

“philosophy” dalam bahasa Inggris; “philosophia” dalam

bahasa Latin; dan “falsafah” dalam bahasa Arab.

Pengertian filsafat menurut Plato155

Page 156: Modul Kuliah 4 Pancasila Sebagai Sistem Filsafat Bangsa Indonesia

Filsafat adalah pengetahuan yang berminat mencapai

pengetahuan kebenaran yang asli.

Pengertian filsafat menurut Aristoteles

Filsafat adalah ilmu (pengetahuan) yang meliputi

kebenaran yang terkandung didalamnya ilmu-ilmu

metafisika, logika, retorika, etika, ekonomi, politik, dan

estetika.

Pengertian filsafat menurut Al Farabi

Filsafat adalah ilmu (pengetahuan) tentang alam maujud

bagaimana hakikat yang sebenarnya.

Pengertian filsafat menurut Cicero 

Filsafat adalah sebagai “ibu dari semua seni “(the mother

of all the arts“ ia juga mendefinisikan filsafat sebagai ars

vitae (seni kehidupan)

Pengertian filsafat menurut Johann Gotlich Fickte

(1762-1814)

Filsafat sebagai Wissenschaftslehre (ilmu dari ilmu-ilmu ,

yakni ilmu umum, yang jadi dasar segala ilmu. Ilmu

membicarakan sesuatu bidang atau jenis kenyataan.

Filsafat memperkatakan seluruh bidang dan seluruh jenis

ilmu mencari kebenaran dari seluruh kenyataan.

Pengertian filsafat menurut Paul Nartorp (1854–

1924)

Filsafat sebagai Grunwissenschat (ilmu dasar hendak

menentukan kesatuan pengetahuan manusia dengan

156

Page 157: Modul Kuliah 4 Pancasila Sebagai Sistem Filsafat Bangsa Indonesia

menunjukan dasar akhir yang sama, yang memikul

sekaliannya.

Pengertian filsafat menurut Imanuel Kant (1724–

1804)

Filsafat adalah ilmu pengetahuan yange menjadi pokok

dan pangkal dari segala pengetahuan yang didalamnya

tercakup empat persoalan.

Apakah yang dapat kita kerjakan? (jawabannya

metafisika)

Apakah yang seharusnya kita kerjakan? (jawabannya

Etika)

Sampai dimanakah harapan kita? (jawabannya Agama)

Apakah yang dinamakan manusia? (jawabannya

Antropologi)

Pengertian filsafat menurut Notonegoro

              Filsafat menelaah hal-hal yang dijadikan objeknya

dari sudut intinya yang mutlak, yang tetap tidak berubah ,

yang disebut hakekat.

Pengertian filsafat menurut Driyakarya

              Filsafat sebagai perenungan yang sedalam-

dalamnya tentang sebab-sebabnya ada dan berbuat,

perenungan tentang kenyataan yang sedalam-dalamnya

sampai “mengapa yang penghabisan”

Pengertian filsafat menurut Sidi Gazalba

              Berfilsafat ialah mencari kebenaran dari

kebenaran untuk kebenaran , tentang segala sesuatu yang

157

Page 158: Modul Kuliah 4 Pancasila Sebagai Sistem Filsafat Bangsa Indonesia

di masalahkan, dengan berfikir radikal, sistematik dan

universal.

Pengertian filsafat menurut Harold H. Titus (1979)

              Filsafat adalah sekumpulan sikap dan kepecayaan

terhadap kehidupan dan alam yang biasanya diterima

secara tidak kritis. Filsafat adalah suatu proses kritik atau

pemikiran terhadap kepercayaan dan sikap yang dijunjung

tinggi;

Filsafat adalah suatu usaha untuk memperoleh suatu

pandangan keseluruhan;

Filsafat adalah analisis logis dari bahasa dan penjelasan

tentang arti kata dan pengertian (konsep);

Filsafat adalah kumpulan masalah yang mendapat

perhatian manusia dan yang dicirikan jawabannya oleh

para ahli filsafat.

Pengertian filsafat menurut Hasbullah Bakry

              Ilmu Filsafat adalah ilmu yang menyelidiki segala

sesuatu dengan mendalam mengenai Ke-Tuhanan, alam

semesta dan manusia sehingga dapat menghasilkan

pengetahuan tentang bagaimana sikap manusia itu

sebenarnya setelah mencapai pengetahuan itu.

Pengertian filsafat menurut Prof. Dr.Mumahamd

Yamin

              Filsafat ialah pemusatan pikiran, sehingga

manusia menemui kepribadiannya seraya didalam

kepribadiannya itu dialamiya kesungguhan.

158

Page 159: Modul Kuliah 4 Pancasila Sebagai Sistem Filsafat Bangsa Indonesia

Pengertian filsafat menurut Prof.Dr.Ismaun, M.Pd.

              Filsafat ialah usaha pemikiran dan renungan

manusia dengan akal dan qalbunya secara sungguh-

sungguh, yakni secara kritis sistematis, fundamentalis,

universal, integral dan radikal untuk mencapai dan

menemukan kebenaran yang hakiki (pengetahuan, dan

kearifan atau kebenaran yang sejati.

Pengertian filsafat menurut Bertrand Russel

              Filsafat adalah sesuatu yang berada di tengah-

tengah antara teologi dan sains. Sebagaimana teologi,

filsafat berisikan pemikiran-pemikiran mengenai masalah-

masalah yang pengetahuan definitif tentangnya, sampai

sebegitu jauh, tidak bisa dipastikan; namun, seperti sains,

filsafat lebih menarik perhatian akal manusia daripada

otoritas tradisi maupun otoritas wahyu.

III PEMBAHASAN

3.1PENGERTIAN FILSAFAT

Oleh founding-fathers, Pancasila digali dari nilai-nilai

sosio-budaya bangsa Indonesia dan diperkaya oleh nilai-

nilai dan masukan pengalaman bangsa-bangsa lain.

Pancasila adalah weltanschauung (way of life) bangsa

Indonesia. Uniknya, nilai-nilai Pancasila yang bertumbuh

kembang sebagai kepribadian bangsa itu merupakan

filsafat sosial yang wajar (natural social philosophy). Nilai-

nilai itu bukan hasil pemikiran tunggal atau suatu ajaran

dari siapa pun.

159

Page 160: Modul Kuliah 4 Pancasila Sebagai Sistem Filsafat Bangsa Indonesia

Lazim dipahami setelah menjadi konsensus nasional

dan ditetapkan sebagai dasar negara (filsafat negara)

Republik Indonesia, Pancasila adalah pedoman sekaligus

cita-cita bersama dalam kehidupan bermasyarakat,

berbangsa dan bernegara. Secara formal, yuridis-

konstitusional, kedudukan dan fungsi Pancasila sebagai

dasar negara bersifat imperatif. Namun, kita juga

menyadari bahwa pengamalannya dalam keseharian hidup

bermasyarakat, berbangsa dan bernegara masih akan

selalu menghadapi berbagai ancaman, tantangan,

hambatan dan gangguan. Demikian pula tentang

pelestarian dan pewarisannya kepada generasi penerus.

Dalam era kesemrawutan global sekarang, ideologi

asing mudah dalam aneka bentuknya dan menjadi pesaing

Pancasila. Hedonisme (aliran yang mengutamakan

kenikmatan hidup) dan berbagai isme penyerta, misalnya,

semakin terasa menjadi pesaing yang membahayakan

potensialitas Pancasila sebagai kepribadian bangsa. Nilai

intrinsik Pancasila pun masih sangat dipengaruhi oleh

berbagai faktor kondisional. Padahal, gugatan terhadap

Pancasila sebagai dasar negara dengan sendirinya akan

menjadi gugatan terhadap esensi dan eksistensi kita

sebagai manusia dan warga bangsa dan negara Indonesia.

Untuk menghadapi kedua ekstrim (memandang nilai-

nilai Pancasila terlalu sulit dilaksanakan oleh segenap

bangsa Indonesia di satu pihak dan di pihak lain

memandang nilai-nilai Pancasila kurang efektif untuk

memperjuangkan pencapaian masyarakat adil dan

160

Page 161: Modul Kuliah 4 Pancasila Sebagai Sistem Filsafat Bangsa Indonesia

makmur yang diidamkan seluruh bangsa Indonesia)

diperlukan usaha bersama yang tak kenal lelah guna

menghayati Pancasila sebagai warisan budaya bangsa

yang bernilai luhur, suatu sistem filsafat yang tidak

bertentangan dengan nilai-nilai agama, bersifat normatif

dan ideal, sehingga pengamalannya merupakan tuntutan

batin dan nalar setiap manusia Indonesia.

Tapi, benarkah Pancasila adalah suatu sistem filsafat?

Berikut akan diuraikan secara singkat aspek ontologis,

epistemologis dan aksiologis Pancasila (disariolahulang

dari Pancasila sebagai Sistem Filsafat oleh M. Noor

Syam dalam “Dialog Manusia, Falsafah, Budaya dan

Pembangunan” – YP2LM Malang:1980

  Aspek Ontologis

      Ontologi, menurut Aristoteles adalah ilmu yang

menyelidiki hakikat sesuatu atau tentang ada, keberadaan

atau eksistensi dan disamakan artinya dengan metafisika.

Masalah ontologis antara lain: Apakah hakikat sesuatu itu?

Apakah realitas yang tampak ini merupakan suatu realitas

sebagai wujudnya, yaitu benda? Apakah ada suatu rahasia

di balik realitas itu, sebagaimana yang tampak pada

makhluk hidup? dan seterusnya. Bidang ontologi

menyelidiki tentang makna yang ada (eksistensi dan

keberadaan) manusia, benda, alam semesta (kosmologi),

metafisika. Secara ontologis, penyelidikan Pancasila

sebagai filsafat dimaksudkan sebagai upaya untuk

mengetahui hakikat dasar dari sila-sila Pancasila. Pancasila

yang terdiri atas lima sila, setiap sila bukanlah merupakan

161

Page 162: Modul Kuliah 4 Pancasila Sebagai Sistem Filsafat Bangsa Indonesia

asas yang berdiri sendiri, malainkan memiliki satu

kesatuan dasar ontologis.

      Subyek pendukung pokok dari sila-sila Pancasila

adalah manusia. Hal tersebut dapat dijelaskan bahwa yang

berketuhan Yang Maha Esa, yang berkemanusiaan yang

adil dan beradab, yang bersatu, yang berkerakyatan yang

dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam

permusyawaratan/perwakilan serta yang berkeadilan

sosial, yang pada hakikatnya adalah manusia. Sedangkan

manusia sebagai pendukung pokok sila-sila Pancasila

secara ontologis memiliki hal-hal yang mutlak, yaitu terdiri

atas susunan kodrat, raga dan jiwa, jasmani dan rohani.

Sifat kodrat manusia adalah sebagai makhluk individu dan

makhluk sosial serta sebagai makhluk pribadi dan makhluk

Tuhan Yang Maha Esa. Maka secara hirarkis sila pertama

mendasari dan menjiwai sila-sila Pancasila lainnya

(Notonagoro, 1975: 53).

      Ontologi ialah penyelidikan hakikat ada (esensi) dan

keberadaan (eksistensi) segala sesuatu: alam semesta,

fisik, psikis, spiritual, metafisik, termasuk kehidupan

sesudah mati, dan Tuhan. Ontologi Pancasila mengandung

azas dan nilai antara lain:

Tuhan yang mahaesa adalah sumber eksistensi

kesemestaan. Ontologi ketuhanan bersifat religius,

supranatural, transendental dan suprarasional;

Ada – kesemestaan, alam semesta (makrokosmos)

sebagai ada tak terbatas, dengan wujud dan hukum

alam, sumber daya alam yang merupakan prwahana

162

Page 163: Modul Kuliah 4 Pancasila Sebagai Sistem Filsafat Bangsa Indonesia

dan sumber kehidupan semua makhluk: bumi,

matahari, zat asam, air, tanah subur, pertambangan,

dan sebagainya;

Eksistensi subyek/ pribadi manusia: individual, suku,

nasional, umat manusia (universal). Manusia adalah

subyek unik dan mandiri baik personal maupun

nasional, merdeka dan berdaulat. Subyek pribadi

mengemban identitas unik: menghayati hak dan

kewajiban dalam kebersamaan dan kesemestaan

(sosial-horisontal dengan alam dan sesama manusia),

sekaligus secara sosial-vertikal universal dengan

Tuhan. Pribadi manusia bersifat utuh dan unik dengan

potensi jasmani-rohani, karya dan kebajikan sebagai

pengemban amanat keagamaan;

Eksistensi tata budaya, sebagai perwujudan martabat

dan kepribadian manusia yang unggul. Baik

kebudayaan nasional maupun universal adalah

perwujudan martabat dan kepribadian manusia:

sistem nilai, sistem kelembagaan hidup seperti

keluarga, masyarakat, organisasi, negara. Eksistensi

kultural dan peradaban perwujudan teleologis

manusia: hidup dengan motivasi dan cita-cita sehingga

kreatif, produktif, etis, berkebajikan;

Eksistensi bangsa-negara yang berwujud sistem

nasional, sistem kenegaraan yang merdeka dan

berdaulat, yang menampilkan martabat, kepribadian

dan kewibawaan nasional. Sistem kenegaraan yang

merdeka dan berdaulat merupakan puncak prestasi

163

Page 164: Modul Kuliah 4 Pancasila Sebagai Sistem Filsafat Bangsa Indonesia

perjuangan bangsa, pusat kesetiaan, dan kebanggaan

nasional.

Secara garis besar, interelasi eksistensi manusia

sebagai pribadi dan warganegara, yang menghayati

kedudukan dan fungsinya, hak dan kewajibannya untuk

berbakti dan mengabdi dapat digambarkan sebagai

berikut:

T Eksistensi Tuhan yang mahaesa sebagai sumber

semua eksistensi, sumber motivasi dan cita-cita

kebajikan, puncak proses teleologis eksistensi

kesemestaan. Subyek manusia – sadar atau tidak –

menuju dan kembali kepada-Nya.

AS Eksistensi Alam Semesta, sebagai prawahana

kehidupan manusia dan makhluk semesta.

SM Eksistensi Subyek Manusia yang unik, mandiri,

merdeka, berdaulat, dengan potensi martabat dan

kepribadian yang mengemban amanat ketuhanan/

keagamaan, sosial, nasional dan kemanusiaan.

SB Eksistensi Sosio-Budaya sebagai kreasi, karya dan

wahana kehidupan manusia.

SK Eksistensi Sistem Kenegaraan sebagai perwujudan

puncak prestasi bangsa-bangsa; perwujudan identitas

nasional, kemerdekaan, kedaulatan dan kewibawaan

nasional.

P Pribadi manusia, sebagai eksistensi tunggal, utuh

dan unik, berada dalam antarhubungan fungsional

dengan semua eksistensi horisontal. Artinya, pribadi

berada di dalam, dipengaruhi dan untuk semua

164

Page 165: Modul Kuliah 4 Pancasila Sebagai Sistem Filsafat Bangsa Indonesia

eksistensi horisontal itu. Secara khusus dengan Tuhan

yang mahaesa, pribadi manusia menghayati

hubungannya dengan Tuhan secara secara vertikal

sebagai sumber motivasi dan harapan, rohani, religius.

            Pengertian menurut arti katanya, kata filsafat

dalam Bahasa Indonesia berasal dari bahasa Yunani

“Philosophia” terdiri dari kata Phile artinya Cinta dan

Sophia artinya Kebijaksanaan. Filsafat berarti Cinta

Kebijaksanaan, cinta artinya hasrat yang besar atau yang

berkobar-kobar atau yang sungguh-sungguh.

Kebijaksanaan artinya Kebenaran sejati atau kebenaran

yang sesungguhnya. Filsafat berarti hasrat atau keinginan

yang sungguh-sungguh akan kebenaran sejati.

Pengertian Filsafat Menurut Tokoh-Tokoh Filsafat

Socrates (469-399 s.M.)

            Filsafat adalah suatu bentuk peninjauan diri yang

bersifat reflektif atau berupa perenungan terhadap azas-

azas dari kehidupan yang adil dan bahagia. Berdasarkan

pemikiran tersebut dapat dikembangkan bahwa manusia

akan menemukan kebahagiaan dan keadilan jika mereka

mampu  dan mau melakukan peninjauan diri atau refleksi

diri sehingga muncul koreksi terhadap diri secara obyektif.

Plato (472-347 s. M.)

            Dalam karya tulisnya “Republik” Plato

menegaskan bahwa para filsuf adalah pencinta pandangan

tentang kebenaran (vision of truth). Dalam pencarian dan

menangkap pengetahuan mengenai  ide yang abadi dan

165

Page 166: Modul Kuliah 4 Pancasila Sebagai Sistem Filsafat Bangsa Indonesia

tak berubah. Dalam konsepsi Plato, filsafat merupakan

pencarian yang bersifat spekulatif atau terhadap

pandangan tentang seluruh kebenaran. Filsafat Plato ini

kemudan digolongkan sebagai filsafat spekulatif.

Ada dua cakupan dari pengertian filsafat, yaitu:

Filsafat sebagai Produk mencakup:

Filsafat sebagai jenis Pengetahuan, ilmu, konsep-

konsep, pemikiran-pemikiran (rasionalisme, materialisme,

pragmatisme)

1.      Filsafat sebagai suatu jenis problema yang dihadapi

oleh manusia sebagai hasil dari aktivitas berfilsafat.

Manusia mencari suatu kebenaran yang timbul dari suatu

persoalan yang bersumber pada akal manusia.

2.      Filsafat sebagai suatu Proses mencakup:

Filsafat sebagai suatu proses, dalam hal ini filsafat

diartikan dalam bentuk suatu aktivitas berfilsafat dalam

proses pemecahan suatu permasalahan dengan

menggunakan suatu cara dan metode tertentu yang

sesuai dengan objeknya.

                 Filsafat secara umum dapat diberi pengertian

sebagai ilmu pengetahuan yang menyelidiki hakikat segala

sesuatu untuk memperoleh kebenaran hakiki, karena

filsafat telah mengalami perkembangan yang cukup lama

tentu dipengaruhi oleh berbagai faktor, misalnya ruang,

waktu, keadaan dan orangnya. Itulah sebabnya maka

timbul berbagai pendapat mengenai pengertian filsafat

166

Page 167: Modul Kuliah 4 Pancasila Sebagai Sistem Filsafat Bangsa Indonesia

yang mempunyai kekhususannya masing-masing, antara

lain:

Berfilsafat Rationalisme mengagungkan akal

Berfilsafat Materialisme mengagungkan materi

Berfilsafat Individualisme mengagungkan individualitas

Berfilsafat Hedonisme mengagungkan kesenangan

2.2    MANFAAT MEMPELAJARI FILSAFAT

Ilmu harus didasari oleh asumsi filsafat agar

keberadaan ilmu itu tidak rancu. Karena ilmu tanpa

didasari oleh filsafat akan mengalami kehancuran dan

menyalahi aturan-aturan. sebab filsafat di sini berfungsi

sebagai penyelaras dan membuat manusia cinta terhadap

kebijaksanaan dan dalam mengiplikasinya akan dibarengi

dengan prilaku yang baik dan membuahkan hasil yang

sangat bermakna. Filsafat juga berperan sebagai induk

dari segala ilmu dan prinsip – prinsip dasar ilmu itu diambil

dari filsafat (ilmu lahir dari filsafat), dan untuk mengkaji

ilmu diperlukan filsafat, karena asumsi filsafat lebih

berpikir secara mendalam untuk mencapai kebenaran,

kebaikan dan menjawab setiap persoalan yang ada,

sehingga ilmu yang ada kini bisa kita rasakan manfaatnya

karena telah melewati pengkajian yang mendalamdan

dapat dibuktikan kebenarannya.

Orang berfilsafat sama halnya dengan berfikir yakni

menafsirkan sesuatu hal yang sedang dihadapi atau yang

akan dihadapi tetapi perbedaanya kalau berfikir hanya

menafsirkan sesuatu hal tersebut denga biasa dalam arti 167

Page 168: Modul Kuliah 4 Pancasila Sebagai Sistem Filsafat Bangsa Indonesia

kurang mengandung makna dan belum tentu kebenaranya

juga tanpa dibarengi pengetahuan kebijaksaaan dan

hikmah.

a. Berpikir biasa adalah bagaimana manusia berfikir

untuk memenuhi segala kebutuhan hidupnya artinya

berfikir untuk kepentingan pribadinya.

b. Berpikir Ilmiah adalah berfikir secara logis yaitu secara

nyata dan apa yang kita pikirkan bias dipertanggung

jawabkan

c. Berfikir Filsafat adalah berfikir untuk terus menerus

maju dan mencari kepuasan pikiran, tidak merasa

dirinya ahli, tidak menyerah pada kemalasan, terus

menerus mengembangkan penalarannya untuk

mendapatkan kebenaran.

Sebaliknya berfilsafat berarti berpikir itu memang

benar adanya karena, berfilsafat akan selalu berusaha

untuk berpikir guna mencapai kebaikan dan mencari

kebenaran dari berbagai teori atau ilmu-ilmu, maka

dengan berfilsafat itu berarti penyelidikan tentang apanya,

bagaimananya dan untuk apa, berpikir dengan mengacu

pada kaidah-kaidah tertentu secara disiplin dan

mendalam. Orang yang berfilsafat akan menggunakan

pemikiran yang bermakna seperti:

a. Berfikir radikal, yaitu berfikir sampai keakar-akarnya

dan tidak tanggung tanggung tidak ada sesuatu yang

terlarang untuk dipikirkan

168

Page 169: Modul Kuliah 4 Pancasila Sebagai Sistem Filsafat Bangsa Indonesia

b. Sistematik yaitu berfikir logis yang bergerak selangkah

demi selangkah dengan penuh kesadaran dan

tanggung jawab.

c. Universal,yaitu berfikir secara menyeluruh tidak

terbatas pada bagian2 tertentu tetapi mencakup

keseluruhan aspek yang kongkrit dan abstrak.

2.2  PENGERTIAN FILSAFAT PANCASILA

            Pancasila sebagai filsafat mengandung

pandangan, nilai, dan pemikiran yang dapat menjadi

substansi dan isi pembentukan ideologi Pancasila. Filsafat

Pancasila dapat didefinisikan secara ringkas sebagai

refleksi kritis dan rasional tentang Pancasila sebagai dasar

negara dan kenyataan budaya bangsa, dengan tujuan

untuk mendapatkan pokok-pokok pengertiannya yang

mendasar dan menyeluruh. Pancasila dikatakan sebagai

filsafat, karena Pancasila merupakan hasil permenungan

jiwa yang

mendalam yang dilakukan oleh the faounding father kita,

yang dituangkan dalam suatu sistem (Ruslan Abdul Gani).

Filsafat Pancasila memberi pengetahuan dan pengertian

ilmiah yaitu tentang hakikat dari Pancasila (Notonagoro).

2.3  PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT

Pengertian “Sistem”

     “Sistem” memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

1)   Suatu kesatuan

bagian-bagian/unsur/elemen/komponen,

169

Page 170: Modul Kuliah 4 Pancasila Sebagai Sistem Filsafat Bangsa Indonesia

2)   Bagian-bagian tersebut mempunyai fungsi sendiri-

sendiri,

3)   Saling berhubungan dan saling ketergantungan,

4)   Keseluruhannya dimaksudkan untuk mencapai tujuan

tertentu (tujuan sistem),

5)   Terjadi dalam suatu lingkungan yang kompleks (Shore

& Voich, 1974).

Pancasila sebagai suatu “SISTEM”:

-       Pancasila merupakan kesatuan bagian-bagian (yaitu sila-

sila pancasila),

-       Tiap sila pancasila mempunyai fungsi sendiri-sendiri,

-       Tiap sila pancasila tidak dapat berdiri sendiri dan tidak

saling bertentangan,

-       Keseluruhan sila pancasila merupakan suatu kesatuan

yang sistematis (majemuk tunggal).

Ciri sistem Filsafat Pancasila itu antara lain:

1.    Sila-sila Pancasila merupakan satu-kesatuan sistem

yang bulat dan utuh. Dengan kata lain, apabila tidak bulat

dan utuh atau satu sila dengan sila lainnya terpisah-pisah

maka itu bukan Pancasila.

2.    Susunan Pancasila dengan suatu sistem yang bulat dan

utuh itu dapat digambarkan sebagai berikut:

Sila 1, meliputi, mendasari dan menjiwai sila 2,3,4 dan

5;

Sila 2, diliputi, didasari, dijiwai sila 1, dan mendasari

dan menjiwai sila 3, 4 dan 5;

170

Page 171: Modul Kuliah 4 Pancasila Sebagai Sistem Filsafat Bangsa Indonesia

Sila 3, diliputi, didasari, dijiwai sila 1, 2, dan mendasari

dan menjiwai sila 4, 5;

Sila 4, diliputi, didasari, dijiwai sila 1,2,3, dan mendasari

dan menjiwai sila 5;

Sila 5, diliputi, didasari, dijiwai sila 1,2,3,4.

  Inti sila-sila Pancasila meliputi:

Tuhan, yaitu sebagai kausa prima.

Manusia, yaitu makhluk individu dan makhluk sosial.

Satu, yaitu kesatuan memiliki kepribadian sendiri.

Rakyat, yaitu unsur mutlak negara, harus bekerja sama

dan gotong

Royong.

Adil, yaitu memberi keadilan kepada diri sendiri dan

orang lain yang menjadi haknya.

     Membahas Pancasila sebagai filsafat berarti

mengungkapkan konsep-konsep kebenaran Pancasila yang

bukan saja ditujukan pada bangsa Indonesia, melainkan

juga bagi manusia pada umumnya. Wawasan filsafat

meliputi bidang atau aspek penyelidikan Ontologis,

Epistemologis, dan Aksiologis. Ketiga bidang tersebut

dapat dianggap mencakup kesemestaan.

Landasan Ontologis Pancasila

     Ontologi, menurut Aristoteles adalah ilmu yang

menyelidiki hakikat sesuatu atau tentang ada, keberadaan

atau eksistensi dan disamakan artinya dengan metafisika.

Masalah ontologis antara lain: Apakah hakikat sesuatu itu?

171

Page 172: Modul Kuliah 4 Pancasila Sebagai Sistem Filsafat Bangsa Indonesia

Apakah realitas yang tampak ini merupakan suatu realitas

sebagai wujudnya, yaitu benda? Apakah ada suatu rahasia

di balik realitas itu, sebagaimana yang tampak pada

makhluk hidup? dan seterusnya. Bidang ontologi

menyelidiki tentang makna yang ada (eksistensi dan

keberadaan) manusia, benda, alam semesta (kosmologi),

metafisika. Secara ontologis, penyelidikan Pancasila

sebagai filsafat dimaksudkan sebagai upaya untuk

mengetahui hakikat dasar dari sila-sila Pancasila. Pancasila

yang terdiri atas lima sila, setiap sila bukanlah merupakan

asas yang berdiri sendiri, malainkan memiliki satu

kesatuan dasar ontologis.

     Subyek pendukung pokok dari sila-sila Pancasila

adalah manusia. Hal tersebut dapat dijelaskan bahwa yang

berketuhan Yang Maha Esa, yang berkemanusiaan yang

adil dan beradab, yang bersatu, yang berkerakyatan yang

dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam

permusyawaratan/perwakilan serta yang berkeadilan

sosial, yang pada hakikatnya adalah manusia. Sedangkan

manusia sebagai pendukung pokok sila-sila Pancasila

secara ontologis memiliki hal-hal yang mutlak, yaitu terdiri

atas susunan kodrat, raga dan jiwa, jasmani dan rohani.

Sifat kodrat manusia adalah sebagai makhluk individu dan

makhluk sosial serta sebagai makhluk pribadi dan makhluk

Tuhan Yang Maha Esa. Maka secara hirarkis sila pertama

mendasari dan menjiwai sila-sila Pancasila lainnya

(Notonagoro, 1975: 53).

Landasan Epistemologis Pancasila

172

Page 173: Modul Kuliah 4 Pancasila Sebagai Sistem Filsafat Bangsa Indonesia

     Epistemologi adalah cabang filsafat  yang

menyelidiki asal, syarat, susunan, metode, dan validitas

ilmu pengetahuan. Epistemologi meneliti sumber

pengetahuan, proses dan syarat terjadinya pengetahuan,

batas dan validitas ilmu pengetahuan.  Epistemologi

adalah ilmu tentang teori terjadinya ilmu atau science of

science. Menurut Titus (1984:20) terdapat tiga persoalan

yang mendasar dalam epistemologi, yaitu:

1.    Tentang sumber pengetahuan manusia;

2.    Tentang teori kebenaran pengetahuan manusia;

3.    Tentang watak pengetahuan manusia.

            Secara epistemologis kajian Pancasila sebagai

filsafat dimaksudkan sebagai upaya untuk mencari hakikat

Pancasila sebagai suatu sistem pengetahuan. Pancasila

sebagai sistem filsafat pada hakikatnya juga merupakan

sistem pengetahuan. Ini berarti Pancasila telah menjadi

suatu belief system, sistem cita-cita, menjadi suatu

ideologi. Oleh karena itu Pancasila harus memiliki unsur

rasionalitas terutama dalam kedudukannya sebagai sistem

pengetahuan.

Dasar epistemologis Pancasila pada hakikatnya tidak

dapat dipisahkan dengan dasar ontologisnya, sehingga

dasar epistemologis Pancasila sangat berkaitan erat

dengan konsep dasarnya tentang hakikat manusia.

Pancasila sebagai suatu obyek pengetahuan  pada

hakikatnya meliputi masalah sumber pengetahuan dan

susunan pengetahuan Pancasila.

173

Page 174: Modul Kuliah 4 Pancasila Sebagai Sistem Filsafat Bangsa Indonesia

-Tentang sumber pengetahuan Pancasila,

sebagaimana telah dipahami bersama adalah nilai-nilai

yang ada pada bangsa Indonesia sendiri. Nilai-nilai

tersebut merupakan kausa materialis Pancasila.

-Tentang susunan Pancasila sebagai suatu sistem

pengetahuan, maka Pancasila memiliki susunan yang

bersifat formal logis, baik dalam arti susunan sila-sila

Pancasila maupun isi arti dari sila-sila Pancasila itu.

Susunan kesatuan sila-sila Pancasila adalah bersifat

hirarkis dan berbentuk piramidal.

            Sifat hirarkis dan bentuk piramidal itu nampak

dalam susunan Pancasila, dimana sila pertama Pancasila

mendasari dan menjiwai keempat sila lainnya, sila kedua

didasari sila pertama dan mendasari serta menjiwai sila

ketiga, keempat dan kelima, sila ketiga didasari dan dijiwai

sila pertama dan kedua, serta mendasari dan menjiwai sila

keempat dan kelima, sila keempat didasari dan dijiwai sila

pertama, kedua dan ketiga, serta mendasari dan menjiwai

sila kelima, sila kelima didasari dan dijiwai sila pertama,

kedua, ketiga dan keempat. Dengan demikian susunan

Pancasila memiliki sistem logis baik yang menyangkut

kualitas maupun kuantitasnya.

Susunan isi arti Pancasila meliputi tiga hal, yaitu:

1.Isi arti Pancasila yang Umum Universal, yaitu hakikat

sila-sila Pancasila yang merupakan intisari Pancasila

sehingga merupakan pangkal tolak dalam pelaksanaan

dalam bidang kenegaraan dan tertib hukum Indonesia

174

Page 175: Modul Kuliah 4 Pancasila Sebagai Sistem Filsafat Bangsa Indonesia

serta dalam realisasi praksis dalam berbagai bidang

kehidupan yang konkrit.

2.Isi arti Pancasila yang Umum Kolektif, yaitu isi arti

Pancasila sebagai pedoman kolektif negara dan bangsa

Indonesia terutama dalam tertib hukum Indonesia.

3.Isi arti Pancasila yang bersifat Khusus dan Konkrit, yaitu

isi arti Pancasila dalam realisasi praksis dalam berbagai

bidang kehidupan sehingga memiliki sifat khusus konkrit

serta dinamis (Notonagoro, 1975: 36-40)

            Menurut Pancasila, hakikat manusia adalah

monopluralis, yaitu hakikat manusia yang memiliki unsur

pokok susunan kodrat yang terdiri atas raga dan jiwa.

Hakikat raga manusia memiliki unsur fisis anorganis,

vegetatif, dan animal. Hakikat jiwa memiliki unsur akal,

rasa, kehendak yang merupakan potensi sebagai sumber

daya cipta manusia yang melahirkan pengetahuan yang

benar, berdasarkan pemikiran memoris, reseptif, kritis dan

kreatif.

            Selain itu, potensi atau daya tersebut mampu

meresapkan pengetahuan dan menstranformasikan

pengetahuan dalam demontrasi, imajinasi, asosiasi,

analogi, refleksi, intuisi, inspirasi dan ilham. Dasar-dasar

rasional logis Pancasila menyangkut kualitas maupun

kuantitasnya, juga menyangkut isi arti Pancasila tersebut.

            Sila Ketuhanan Yang Maha Esa memberi landasan

kebenaran pengetahuan manusia yang bersumber pada

intuisi. Manusia pada hakikat kedudukan dan kodratnya

adalah sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa, maka 175

Page 176: Modul Kuliah 4 Pancasila Sebagai Sistem Filsafat Bangsa Indonesia

sesuai dengan sila pertama Pancasila, epistemologi

Pancasila juga mengakui kebenaran wahyu yang bersifat

mutlak. Hal ini sebagai tingkat kebenaran yang tinggi.

Dengan demikian kebenaran dan pengetahuan manusia

merupakan suatu sintesa yang harmonis antara potensi-

potensi kejiwaan manusia yaitu akal, rasa dan kehendak

manusia untuk mendapatkan kebenaran yang tinggi.

            Selanjutnya dalam sila ketiga, keempat, dan

kelima, maka epistemologi Pancasila mengakui kebenaran

konsensus terutama dalam kaitannya dengan hakikat sifat

kodrat manusia sebagai makhluk individu dan makhluk

sosial. Sebagai suatu paham epistemologi, maka Pancasila

mendasarkan pada pandangannya bahwa ilmu

pengetahuan pada hakikatnya tidak bebas karena harus

diletakkan pada kerangka moralitas kodrat manusia serta

moralitas religius dalam upaya untuk mendapatkan suatu

tingkatan pengetahuan yang mutlak dalam hidup manusia.

Landasan Aksiologis Pancasila

           Aksiologi Pancasila mengandung arti bahwa kita

membahas tentang filsafat nilai Pancasila. Istilah aksiologi

berasal dari kata Yunani axios yang artinya nilai, manfaat,

dan logos yang artinya pikiran, ilmu atau teori.

Aksiologi adalah teori nilai, yaitu sesuatu yang diinginkan,

disukai atau yang baik. Bidang yang diselidiki adalah

hakikat nilai, kriteria nilai, dan kedudukan metafisika suatu

nilai. Nilai (value dalam bahasa Inggris) berasal dari kata

Latin  valere yang artinya kuat, baik, berharga. Dalam 176

Page 177: Modul Kuliah 4 Pancasila Sebagai Sistem Filsafat Bangsa Indonesia

kajian filsafat merujuk pada sesuatu yang sifatnya abstrak

yang dapat diartikan sebagai “keberhargaan” (worth) atau

“kebaikan” (goodness). Nilai itu sesuatu yang berguna,

nilai juga mengandung harapan akan sesuatu yang

diinginkan, nilai adalah suatu kemampuan yang dipercayai

yang ada pada suatu benda untuk memuaskan manusia

(dictionary of sosiology a related science), nilai itu suatu

sifat atau kualitas yang melekat pada suatu obyek. Ada

berbagai macam teori tentang nilai yaitu:

     Max Scheler mengemukakan bahwa nilai ada

tingkatannya dan dapat dikelompokkan menjadi empat

tingkatan, yaitu:

1)     Nilai-nilai kenikmatan: dalam tingkat ini terdapat nilai

yang mengenakkan dan nilai yang tidak

mengenakkan, yang menyebabkan orang senang atau

menderita.

2)      Nilai-nilai kehidupan: dalam tingkat ini terdapat nilai-

nilai yang penting dalam kehidupan seperti

kesejahteraan, keadilan, dan kesegaran.

3)     Nilai-nilai kejiwaan: dalam tingkat ini terdapat nilai-

nilai kejiwaan (geistige werte) yang sama sekali tidak

tergantung dari keadaan jasmani maupun lingkungan.

Nilai-nilai semacam ini misalnya, keindahan,

kebenaran, dan pengetahuan murni yang dicapai

dalam filsafat.

4)     Nilai-nilai kerohanian: dalam tingkat ini terdapat

moralitas nilai yang suci dan tidak suci. Nilai semacam

177

Page 178: Modul Kuliah 4 Pancasila Sebagai Sistem Filsafat Bangsa Indonesia

ini terutama terdiri dari nilai-nilai pribadi (Driyarkara,

1978).

       Walter G. Everet menggolongkan nilai-nilai

manusia ke dalam delapan kelompok yaitu:

1)         Nilai-nilai ekonomis: ditunjukkan oleh harga pasar

dan meliputi semua benda yang dapat dibeli.

2)         Nilai-nilai kejasmanian: membantu pada

kesehatan, efisiensi dan keindahan dari kehidupan

badan.

3)         Nilai-nilai hiburan: nilai-nilai permainan dan waktu

senggang yang dapat menyumbangkan pada

pengayaan kehidupan.

4)         Nilai-nilai sosial: bermula dari berbagai bentuk

perserikatan manusia.

5)       Nilai-nilai watak: keseluruhan dari keutuhan

kepribadian dan sosial yang diinginkan.

6)       Nilai-nilai estetis: nilai-nilai keindahan dalam alam

dan karya seni.

7)       Nilai-nilai intelektual: nilai-nilai pengetahuan dan

pengajaran kebenaran.

8)      Nilai-nilai keagamaan.

  Notonagoro membagi nilai menjadi tiga macam yaitu:

1)     Nilai material, yaitu sesuatu yang berguna bagi

manusia.178

Page 179: Modul Kuliah 4 Pancasila Sebagai Sistem Filsafat Bangsa Indonesia

2)      Nilai vital, yaitu sesuatu yang berguna bagi

manusia untuk dapat melaksanakana kegiatan atau

aktivitas.

3)       Nilai kerohanian, yaitu segala sesuatu yang

berguna bagi rohani yang dapat dibedakan menjadi

empat macam:

a.      Nilai kebenaran, yang bersumber pada akal

(rasio, budi, cipta) manusia.

b.       Nilai keindahan atau nilai estetis, yang

bersumber pada unsur perasaan manusia.

c.       Nilai kebaikan atau nilai moral, yang

bersumber pada unsur kehendak manusia.

d.      Nilai religius, yang merupakan nilai

kerohanian tertinggi dan mutlak. Nilai religius

ini bersumber kepada kepercayaan atau

keyakinan manusia.

            Dalam filsafat Pancasila, disebutkan ada tiga

tingkatan nilai, yaitu nilai dasar, nilai instrumental, dan

nilai praktis.

1. Nilai dasar adalah asas-asas yang kita terima sebagai

dalil yang bersifat mutlak, sebagai sesuatu yang benar

atau tidak perlu dipertanyakan lagi. Nilai-nilai dasar dari

Pancasila adalah nilai ketuhanan, nilai kemanusiaan,

nilai persatuan, nilai kerakyatan, dan nilai keadilan.

2. Nilai instrumental adalah nilai yang berbentuk norma

sosial dan norma hukum yang selanjutnya akan  179

Page 180: Modul Kuliah 4 Pancasila Sebagai Sistem Filsafat Bangsa Indonesia

terkristalisasi dalam peraturan dan mekanisme

lembaga-lembaga negara.

3. Nilai praktis adalah nilai yang sesungguhnya kita

laksanakan dalam kenyataan. Nilai ini merupakan batu

ujian apakah nilai dasar dan nilai instrumental itu

benar-benar hidup dalam masyarakat.

Nilai-nilai dalam Pancasila termasuk nilai etik atau

nilai moral merupakan nilai dasar yang mendasari nilai

intrumental dan selanjutnya mendasari semua aktivitas

kehidupan masyarakat, berbangsa, dan bernegara.

Secara aksiologis, bangsa Indonesia merupakan

pendukung nilai-nilai Pancasila (subscriber of value

Pancasila), yaitu bangsa yang berketuhanan, yang berke-

manusiaan, yang berpersatuan, yang berkerakyatan dan

berkeadilan sosial.  Pengakuan, penerimaan dan

penghargaan atas nilai-nilai Pancasila itu nampak dalam

sikap, tingkah laku, dan perbuatan bangsa Indonesia

sehingga mencerminkan sifat khas sebagai Manusia

Indonesia.

III.PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

  Objek materi filsafat adalah mempelajari segala hakikat

sesuatu baik materal konkrit (manusia,binatang,alam dll)

dan abstak (nilai,ide,moral dan pandangan hidup)

180

Page 181: Modul Kuliah 4 Pancasila Sebagai Sistem Filsafat Bangsa Indonesia

       Pancasila adalah lima sila yang merupakan satu

kesatuan rangkaian nilai-nilai luhur yang bersumber dari

nilai-nilai budaya masyarakat Indonesia yang sangat

majemuk dan beragam dalam artian Bhineka Tunggal Eka.

Pancasila sebagai sistem filsafat adalah suatu kesatuan

yang saling berhubungan untuk satu tujuan tertentu,dan

saling berkualifikasi yang tidak terpisahkan satu dengan

yang lainnya.

       Filsafat Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa

Indonesia yang merupakan kenyataan objektif yang hidup

dan berkembang dalam masyarakat. Pancasila memberi

petunjuk mencapai kesejahteraan bagi seluruh rakyat

Indonesia tanpa membedakan suku atau ras. Jadi

Pancasila pada dasarnya satu bagian/unit-unit yang saling

berkaitan satu sama lain,dan memiliki fungsi serta tugas

masing-masing.

3.2 Saran

Dalam makalah ini penulis berkeinginan memberikan

saran kepada pembaca agar ikut peduli dalam mengetahui

sejauh mana kita mempelajari tentang filsafat, filsafat

pancasila, dan pancasila sebagai sistem filsafat. Semoga

dengan makalah ini para pembaca dapat menambah

cakrawala ilmu pengetahuan.

DAFTAR PUSTAKA

Notonagoro. 1975. Pancasila Dasar Filsafat Negara RI I.II.III

181

Page 182: Modul Kuliah 4 Pancasila Sebagai Sistem Filsafat Bangsa Indonesia

K.Wantjik, Saleh. 1978. Kitab Kumpulan Peraturan

Perundang RI, Jakarta: PT. Gramedia.

Kartohadiprojo, Soediman. 1970. Beberapa Pikiran Sekitar

Pancasila, Bandung. Alumni.

Darmodiharjo, Darji. 1978. Pokok-pokok Filsafat Hukum,

Jakarta: PT. Gramedia.

Driyarkara, SJN., 1978, Percikan Filsafat, Jakarta: PT.

Pembangunan.

Frondizi, Risieri. 1963. What Is Value?. New York: Open

Court Publising Company.

Kaelan. 2002. Pendidikan Pancasila. Yogyakarta:

Paradigma.

Kaelan. 2002. Filsafat Pancasila Pandangan Hidup Bangsa.

Yogyakarta: Paradigma.

Kodhi, S.A., dan Soejadi, R. 1994. Filsafat, Ideologi,dan

Wawasan Bangsa Indonesia.

       Yogyakarta: Penerbit Universitas Atma Jaya.

Nasution, Harun. 1970. Filsafat Agama. Jakarta: Bulan

Bintang 137.

Notonagoro. 1974. Pancasila Dasar Filsafat Negara.

Jakarta: Cetakan Ke-4, Pantjuran Tudjuh.

Poespowardoyo, Soenaryo. 1989. Filsafat Pancasila.

Jakarta: Gramedia

Sumargono, Suyono, Tanpa Tahun. Ideologi Pancasila

sebagai penjelmaan Filsafat

182