modul manajemen diri(terbaru)

Upload: sari-marta-krisna-ii

Post on 07-Mar-2016

387 views

Category:

Documents


68 download

DESCRIPTION

Modul Manajemen Diri(Terbaru)Modul Manajemen Diri(Terbaru)Modul Manajemen Diri(Terbaru)

TRANSCRIPT

MODUL MANAJEMEN DIRI

PAGE

PANDUAN PELAKSANAAN MANAJEMEN DIRI

Modul manajemen diri terdiri dari 3 hal yaitu pembelajaran (learning), latihan (practising) dan praktek (application). Penjelasan lebih terperinci adalah sebagai berikut:I. PEMBELAJARAN (LEARNING)

Mengajari peserta tentang konsep-konsep yang terkait dengan manajemen diri yaitu:I.1. Perkenalan

I.2. Motivasi untuk berubah

I.3. Penjelasan manajemen diri

I.4. Penjelasan asesmen diri (self assesmen) atau analisis perilaku makanI.5. Penjelasan penetapan tujuan (goal setting)1.6. Penjelasan pemantauan diri (self monitoring)I.7. Penjelasan strategi menghadapi kendala I.8. Penjelasan evaluasi diri (self evaluation)I.9 Penjelasan pengukuh/hukuman untuk diri sendiri (self reinforcement)I.10. Kontrak melakukan perubahan pola makan/perilaku makanII. LATIHAN (PRACTISING)Memberikan kesempatan kepada subjek melakukan latihan (practicing) manajemen diri dengan mendapat supervisi yaitu :II.1. Asesmen diri

II.2. Penetapan tujuan11.3. Pemantauan diri11.4. Evaluasi diri

II.5. Pengukuhan diriII.6. Kontrak

III. PRAKTEK (APPLICATION)Memberikan kesempatan subjek untuk melakukan praktek (application) manajemen diri secara mandiri Tabel 1 menunjukkan materi manajemen diri secara ringkas dan langkah secara lengkap dapat dilihat uraian di bawah ini.

Tabel 1

Modul Pelatihan Manajemen Diri Secara Ringkas

NoPertemuanMateri

1Pertemuan IPerkenalan

Pemberian motivasi untuk berubah

Penjelasan manajemen diri

Penjelasan asesmen diri

2Praktek Praktek asesmen diri selama 3 hari

3Pertemuan IIPembahasan hasil asesmen diriPenjelasan penetapan tujuan

Penjelasan pemantauan diri

4PraktekPraktek pemantauan diri selama 3 hari

5Pertemuan IIIPembahasan hasil pemantauan diriPenjelasan evaluasi diri

Pembahasan hambatan/rintanganPenjelasan hadiah dan hukuman

Penjelasan kontrak dan pembuatan kontrak

6PraktekPraktek kontrak perubahan perilaku selama 6 hari

7Pertemuan IVPembahasan hasil pelaksanaan kontrak perubahan perilaku

Pembuatan kontrak baru

8PraktekPraktek pelaksanaan kontrak perubahan perilaku selama 6 hari

9Pertemuan VPembahasan hasil pelaksanaan kontrak

Penutup

PERTEMUAN II.1. Perkenalan

Tujuan:

a. agar peserta dan fasilitator saling mengenal

b. agar terjalin hubungan yang lebih akrab antar sesama peserta dan fasilitator

Waktu:

5- 10 Menit

Bahan

:

Tidak ada

Prosedur:

Perkenalan dimulai dari fasilitator I (psikolog) & II (ahli gizi) dan dilanjutkan oleh masing-masing peserta. Fasilitator I (psikolog) memperkenalkan diri dengan menyebutkan nama, alamat, pekerjaan. Kemudian mempersilahkan fasilitator II (ahli gizi) memperkenalkan diri dan dilanjutkan masing-masing peserta. Masing-masing peserta juga diminta untuk menceriterakan hal-hal yang terkait dengan penyakit DM (misal lama menderita DM, pengalaman-pengalaman yang terkait dengan penyakit DM, sejarah kesehatan terkait dengan diet/pola makan)I.2. Pemberian kondisi untuk berubah

Tujuan: a. Mengetahui motivasi peserta b. Memotivasi peserta agar bersedia mengubah perilaku makannya

Waktu: 30 menitBahan:

Bolpoin

Kertas Lembar Identifikasi Keuntungan-Kerugian Diet. Prosedur: 1. Fasilitator mengajak peserta mendiskusikan tentang keuntungan kerugian melakukan diet dan tidak melakukan diet.2. Fasilitator membantu peserta untuk mengidentifikasi keuntungan-kerugian apabila melakukan diet dan keuntungan-kerugian bila tidak melakukan diet. Peserta diminta mengisi Lembar Identifikasi Keuntungan-Kerugian Diet.

3. Peserta diminta untuk membandingkan keuntungan-kerugian melakukan diet dan tidak melakukan diet 4. Fasilitator meminta peserta untuk membayangkan beberapa tahun ke depan (5 tahun atau 10 tahun) seandainya peserta tidak mengubah perilaku makan/tidak melakukan diet. Kemudian, peserta diminta untuk menceritakan hal-hal yang sekiranya akan dialami/terjadi.5. Peserta kemudian diminta membayangkan apabila berhasil melakukan perubahan perilaku makan/diet dengan baik. Kemudian, peserta diminta untuk menceritakan hal-hal yang dibayangkan (hasil imajinasi) tersebut6. Kemudian, peserta diminta memutuskan/memilih tidak melakukan perubahan perilaku diet atau memilih melakukan perubahan perilaku makan/diet.7. Apabila peserta memilih tidak ingin melakukan perubahan perilaku makan maka fasilitator meyakinkan atau mendorong peserta untuk melakukan perubahan perilaku makan (berdiet/mengatur pola makan).8. Apabila peserta memilih melakukan perubahan perilaku makan maka fasilitator dapat menanyakan hal-hal di bawah ini: Mengapa ingin mengubah perilaku diet?

Apa yang akan Anda lakukan untuk mengubah perilaku diet? I.4. Penjelasan asesmen diri atau analisis perilaku makan (self assesment) Tujuan

: Agar peserta memahami tentang penilaian diri terkait dengan perilaku makan (self assesment)Waktu: 10-15 menitBahan:

a. Lembar Kunci Asesmen Diri I (self asesment)

b. Lembar Pemantauan Pola MakanProsedur:

Fasilitator menjelaskan dan berdiskusi dengan peserta tentang asesmen diri (self assesment) atau analisis perilaku. Lihat Lembar Kunci asesmen diri (self assessment) II. PRAKTEK ASESMEN DIRIII. 1.Latihan asesmen diri selama 3 hariTujuan:

a. Agar peserta merasakan/mempunyai pengalaman langsung untuk melakukan pencatatan makan/asesemen dirib. Agar peserta mampu melakukan asesmen diri terkait dengan perilaku makan Waktu:

3 hari

Bahan:

Lembar Pemantauan Pola Makan

Kertas HVS

Prosedur:

1. Peserta diminta untuk mencatat hal-hal yang terkait dengan makan selama 3 hari

2. Peserta diminta untuk mengisi kolom-kolom yang ada dalam Lembar Pemantauan Pola Makan

III. PERTEMUAN KE 2III. 1. Pembahasan hasil asesmen diriTujuan

:

a. Agar peserta mampu mengidentifikasi/menganalisis perilaku makan yang perlu diubah b. Agar peserta menjadi sadar dan mengenali hal-hal yang terkait dengan perilaku makanWaktu

:

30-60 menit

Bahan

:

Lembar Pemantauan Pola Makan yang telah diisi peserta selama 3 hariProsedur1. Fasilitator dan peserta berdiskusi/membahas tentang hasil pemantauan diri terhadap pola makan dari Lembar Pemantauan Pola Makan yang telah diisi oleh peserta. Sebaiknya diskusi tidak hanya terkait dengan asupan/intake makanan tetapi juga hal-hal lain yang sekiranya berhubungan dengan perilaku makan/pola makan antara lain:

Stimuli yang memicu atau memperkuat pola makan/perilaku makan, baik stimuli/penguat yang terkait dengan kondisi pribadi individu (kondisi fisiologis, pola pikir, dan perasaan/emosi) maupun stimuli/penguat yang terkait dengan lingkungan (lokasi/tempat, orang lain dll) Hal-hal lain yang terkait dengan pola makan yang belum disebutkan (misal situasi yang beresiko tinggi) atau pemicu lain yang dapat merusak/mempengaruhi pola/perilaku makan. Hal ini akan memberikan kesempatan untuk mendiskusikan dan merencanakan strategi untuk menghadapi kondisi tertentu/spesifik2. Fasilitator dan peserta bersama-sama mengidentifikasi hal-hal yang perlu diubah terkait dengan pola makan/perilaku makan yang selama ini dilakukan 3. Fasilitator meminta peserta menyebutkan 3 hal terkait dengan pola makan/perilaku makan yang perlu diubah4. Fasilitator mencatat 3 perilaku yang akan diubah yang telah ditetapkan oleh masing-masing peserta

III.2. Penjelasan Penetapan Tujuan (Goal Setting)

Tujuan: 1. Agar peserta memahami tentang penetapan tujuan (goal setting), manfaatnya dan cara-cara penetapan tujuan

2. Agar peserta mampu menetapkan perilaku makan yang akan diubah (menetapkan goal setting)

Waktu: 60-120 MenitBahan:

Lembar kunci Penetapan Tujuan

Lembar SMART GoalProsedur:

1. Fasilitator menjelaskan dan berdiskusi dengan peserta tentang penetapan tujuan (goal setting). Lihat Lembar kunci Penetapan Tujuan 2. Fasilitator mengajak dan membantu peserta untuk berlatih menetapkan tujuan. Untuk membantu pembuatan penetapan tujuan dapat diberikan pertanyaan sebagai berikut atau lihat Lembar SMART Goal Apa yang akan Anda ubah dalam pola makan Anda?

Kapan? Seberapa sering akan Anda lakukan ?

Dimana akan Anda lakukan?

Apa yang akan Anda lakukan untuk menjamin bahwa Anda akan menjaga untuk selalu melaksanakan diet?

3. Fasilitator kemudian meminta peserta untuk memilih salah satu perilaku yang akan diubah. Perilaku yang dipilih untuk diubah ditetapkan sebagai tujuan yang akan dicapai (goal setting).4. Fasilitator mencatat perilaku yang akan diubah yang telah ditetapkan oleh masing-masing pesertaIII.3. Penjelasan Pemantauan diri (self monitoring) Tujuan: a. Agar peserta memamahi tentang pemantauan diri

b. Agar peserta mampu dan mau melakukan pemantauan diri terkait dengan perilaku makanWaktu: 10-15 menitBahan:

Lembar Kunci Pemantauan Diri

Lembar Pemantauan Pola Makan

Prosedur:

1. Fasilitator menjelaskan dan berdiskusi dengan peserta tentang pemantauan diri. Lihat Lembar Kunci Pemantauan Diri.2. Fasilitator mendorong peserta agar bersedia melakukan pemantauan diri secara teratur karena sangat bermanfaat agar tetap dapat menjaga perilaku makan atau pola makanIV. PRAKTEK PEMANTAUAN DIRIIV. Praktek pemantauan diri

Tujuan:

a. Agar peserta merasakan/mempunyai pengalaman langsung untuk melakukan pemantauan dirib. Agar peserta mampu melakukan asesmen diri terkait dengan perilaku makan Waktu:

3 hari

Bahan:

Lembar Pemantauan Pola Makan

Prosedur:

1. Peserta diminta untuk mencatat hal-hal yang terkait dengan makan selama 3 hari

2. Peserta diminta untuk mengisi kolom-kolom yang ada dalam Lembar Pemantauan Pola Makan V. PERTEMUAN IIIV.1. Pembahasan hasil pemantauan diri

Tujuan: a. Agar peserta mampu dan mau melakukan pemantauan diri terkait dengan perilaku makanb. Agar peserta menjadi sadar dan mengenali hal-hal yang terkait dengan perilaku makan dan sekaligus mampu melakukan perubahan terhadap perilaku makan yang tidak sesuai

Waktu: 60-120 menitBahan:

Lembar Pemantauan Pola Makan yang telah diisi oleh peserta selama 3 hariProsedur:

Fasilitator berdiskusi dengan peserta tentang hasil pemantauan diri. V.2. Penjelasan strategi menghadapi kendala

Tujuan:

a. Agar peserta mampu mencari hal-hal yang menjadi hambatan/kesulitan dalam menjalankan diet yang telah ditetapkanb. Agar peserta mampu mencari altenatif pemecahannya dan sekaligus menangani permasalahannya

Waktu:

60 - 90 menit

Prosedur:

1. Fasilitator menanyakan kepada semua peserta hal-hal yang menjadi hambatan/kesulitan dalam menjalankan diet (3 hambatan)2. Fasilitator dapat menanyakan hal-hal di bawah ini untuk membantu peserta mencari hal-hal yang menjadi hambatan/kesulitan dalam menjalankan diet

Apa yang dapat Anda lakukan untuk mencapai perubahan perilaku diet yang telah Anda tetapkan? Situasi tersulit seperti apa yang mungkin Anda alami ketika Anda menjalankan diet yang telah Anda tetapkan?

Jelaskan juga situasi lain yang akan mempersulit Anda untuk tetap mempertahankan diet Anda? 3. Fasilitator mencatat hambatan-hambatan yang dikemukakan semua peserta4. Fasilitator menanyakan alternatif solusi dari hambatan-hambatan dalam melakukan perubahan perilaku makan (diet) yang telah dikemukakan oleh masing-masing peserta

5. Fasilitator dapat menanyakan hal-hal di bawah ini untuk menanyakan cara-cara mengatasi hambatan/kesulitan dalam menjalankan diet

bagaimana sebaiknya kesulitan tersebut diatasi?

Apakah ingin mengambil tindakan untuk memperbaiki kesulitan tersebut?

Langkah-langkah apa yang harus dilakukan?

Langkah mana yang akan Anda ambil agar dapat mengatasi kesulitan Anda?

6. Fasilitator menjelaskan tentang modifikasi lingkungan/simulus kontrol. Lihat lembar kunci Modifikasi Lingkungan7. Fasilitator dan peserta berdiskusi tentang solusi dari hambatan-hambatan diet yang mungkin akan terjadi

8. Fasilitator mencatat masing-masing solusi yang telah ditetapkan oleh masing-masing pesertaV.3. Penjelasan evaluasi diri

Tujuan:

a. Agar peserta memahami tentang evaluasi diri

b. Agar peserta mampu melakukan evaluasi diri

Waktu:

60 - 90 menit

Bahan

Lembar Kunci Evaluasi Diri

Prosedur:

Fasilitator menjelaskan tentang evaluasi diri dan cara melakukan evaluasi diri V. 4. Penjelasan dan Identifikasi penguat & hukuman untuk diri sendiriTujuan:

a. Agar peserta memahami tentang penguat & hukuman untuk diri sendiri

b. Agar peserta mampu mengidentifikasi hal-hal yang dapat dijadikan penguat/hadiah atau hukuman atas keberhasilan atau kegagalan dalam usaha menjalankan diet yang telah ditetapkan

Waktu:

60-90 menit

Bahan:

Lembar Kunci Penguat & Hukuman.

Lembar Pertanyaan Hadiah

Lembar Pertanyaan Hukuman

Prosedur:

1. Fasilitator menanyakan kepada peserta tentang keinginan-keinginan yang sampai sekarang belum terpenuhi (misal kegiatan yang ingin sekali dilakukan atau barang yang ingin sekali dibeli )2. Fasilitator menjelaskan tentang penguat dan hukuman. Lihat Lembar Kunci Penguat & Hukuman.

3. Fasilitator meminta peserta untuk mencari/mengidentifikasi hal-hal yang dapat dijadikan hadiah atau hukuman atas hasil diet yang akan dilakukan. Lihat Lembar Pertanyaan Hadiah dan Lembar pertanyaan Hukuman untuk membantu peserta mencari hadiah atau hukuman yang sesuai dengan masing-masing peserta.

4. Fasilitator mencatat hadiah atau hukuman yang telah ditetapkan masing-masing peserta V. 5. Pembuatan Kontrak

Tujuan:

Membuat kontrak/perjanjian perubahan perilaku makanWaktu:

30 menit

Bahan:

Lembar Kontrak Perubahan Perilaku Makan

Prosedur:

1. Fasilitator menjelaskan dan membantu proses pembuatan kontrak. Lihat Lembar Kontrak Perubahan Perilaku Makan. 2. Peserta diminta menuliskan kembali apa yang sudah disepakati dalam diskusi (menetapkan goal setting atau diet yang akan dilakukan, identifikasi penguat & hukuman) kemudian diminta untuk menandatangani dan diketahui oleh fasilitator.3. Fasilitator meminta peserta untuk menjalankan kontrak yang sudah disepakati.4. Peserta diminta untuk mencatat hal-hal yang menjadi halangan/hambatan selama menjalankan kontrak5. Peserta diminta memantau perilaku makan dengan menggunakan Lembar Pemantauan Pola Makan

6. Fasilitator dan peserta mencari kesepakatan kapan akan bertemu kembali untuk melakukan evaluasi atas pelaksanaan kontrak

VI. PRAKTEK PELAKSANAAN KONTRAK PERUBAHAN PERILAKU MAKAN

VI. Praktek pelaksanaan kontrak perubahan perilaku makan

Tujuan:

a. Agar peserta merasakan/mempunyai pengalaman langsung untuk melakukan apa yang sudah disepakati atau sebagaimana yang sudah tertulis dalam kontrak.b. Agar peserta mampu mengenali halangan/hambatan dalam melaksanakan kontrak

Waktu:

3 hari

Bahan:

Lembar Kontrak Perubahan Perilaku

Lembar Pemantauan Pola Makan

VII. PERTEMUAN IVVII.1. Pembahasan hasil pelaksanaan kontrak

Tujuan:

a. agar peserta mampu melakukan evaluasi (membandingkan apa yang dicapai dengan tujuan yang telah ditetapkan)

b. agar peserta mendapatkan feedback atas apa yang sudah dilakukan

c. agar peserta mampu mengatasi kesulitan-kesulitan yang dialami Waktu:

120 - 180 menit

Bahan:

Lembar kontrak perubahan perilaku

Hasil pencatatan peserta terhadap halangan/hambatan yang terjadi

Lembar Kunci Strategi Menghadapi Kendala

Hasil Pemantauan Pola Makan

Prosedur:

1. Peserta diminta untuk mengemukan hal-hal yang menjadi hambatan/halangan selama menjalankan kontrak

2. Peserta bersama fasilitator membahas hambatan/halangan tersebut dan mencari solusinya.

3. Fasilitator dan peserta mencari kesepakatan kapan akan bertemu kembali untuk melakukan evaluasi atas pelaksanaan kontrak4. Peserta diminta untuk melanjutkan melaksanakan kontrak dan menerapkan solusi-solusi yang sudah didapatkannyaVII.2. Pembuatan kontrak baru oleh peserta

Tujuan:

Agar peserta mampu membuat kontrak, yang terdiri dari : a. Asesmen dirib. Penetapan perilaku yang akan diubahc. Pemantauan dirid. Evaluasi dirie. Pengatasan hambatan

f. Penetapan hadiah atau hukumang. Pembuatan kontrakWaktu:

120 - 180 menit

Bahan:

Hasil pemantauan diri (Lembar Pemantauan makan)

Lembar Kontrak Perubahan Perilaku

Prosedur:

1. Fasilitator meminta peserta melihat asesmen diri dari Lembar Pemantauan Diri untuk menentukan perilaku yang akan diubah.

2. Fasilitator meminta peserta untuk menetapkan perilaku yang akan diubah (goal setting)3. Fasilitator meminta peserta untuk mencari/mengidentifikasi hal-hal yang dapat dijadikan hadiah atau hukuman atas hasil perubahan perilaku makan yang dilakukan

4. Fasilitator meminta peserta untuk memilih hadiah atau hukuman atas hasil diet yang akan dilakukan

5. Peserta diminta menuliskan kembali apa yang sudah disepakati dalam diskusi diatas (menetapkan goal setting atau diet yang akan dilakukan, identifikasi penguat & hukuman) kemudian diminta untuk menandatangani dan diketahui oleh fasilitator.6. Peserta diminta untuk melanjutkan menjalankan kontrak yang sudah disepakati7. Peserta diminta untuk menerapkan solusi-solusi yang sudah didapatkannya8. Peserta diminta untuk mencatat hal-hal yang menjadi halangan/hambatan selama menjalankan kontrak9. Fasilitator dan peserta mencari kesepakatan kapan akan bertemu kembali untuk melakukan evaluasi atas pelaksanaan kontrak

VIII. PRAKTEK PELAKSANAAN KONTRAK PERUBAHAN PERILAKUVIII. Pelaksanaan kontrak mandiri selama 6 hari

Tujuan:

1. Agar peserta mampu melaksanakan kontrak yang sudah dibuat2. Agar peserta mampu melakukan manajemen diri yaitu:a. mampu mengidentifikasi perilaku makan yang perlu diubah

b. mampu menetapkan perilaku yang diubah (goal setting)c. mampu melakukan pemantauan diri

d. mampu melakukan evaluasi diri

e. mampu menemukan strategi untuk menghadapi masalah

f. mampu memberikan hadiah kepada diri sendiri Waktu:

6 hariBahan:

Lembar Pemantauan Pola Makan

Lembar Kontrak Perubahan Perilaku Makan

IX. PERTEMUAN V

IX. Pembahasan hasil pelaksanaan kontrak dan penutup

Tujuan:

a. agar peserta mampu melakukan evaluasi (membandingkan apa yang dicapai dengan tujuan yang telah ditetapkan)

b. agar peserta mendapatkan feedback atas apa yang sudah dilakukan

Waktu:

120 - 180 menit

Bahan:

Lembar Kontrak Perubahan PerilakuHasil pencatatan peserta terhadap halangan/hambatan yang terjadiProsedur:

1. Peserta diminta untuk mengemukan hal-hal yang menjadi hambatan/halangan selama menjalankan kontrak

2. Peserta bersama fasilitator membahas hambatan/halangan tersebut dan mencari solusinya.Fasilitator mengucapkan terima kasih atas partisipasi dan mendorong peserta agar melakukan program manajemen diri secara mandiri.

3. IDENTIFIKASISISI POSITIF-NEGATIF

PENGATURAN MAKANSISI POSITIFSISI NEGATIF

LEMBAR KUNCIPENJELASAN MANAJEMEN DIRI Pengertian manajemen diri: Metode untuk mengajari seseorang untuk mengontrol/mengendalikan perilakunya sendiri Thoresen dan Mahoney (dalam Manz dan Sims, 1985) mendefinisikan manajemen diri sebagai suatu metode yang digunakan oleh seseorang dalam bekerja dengan cara melakukan pengontrolan terhadap hasil kerjanya yang dilakukan oleh dirinya sendiri tanpa harus ada kontrol dari luar. Koegel dkk (Barry & Messer, 2003) mendefinisikan manajemen diri sebagai intervensi perilaku yang mengajari individu untuk mengenali perilakunya sendiri dan menetapkan tujuan perilaku yang akan diubah yang meliputi mengidentifikasi perilaku yang akan ditingkatkan atau dikurangi dan mencatatnya serta memberikan penguatan apabila berhasil melakukan perubahan. Kanfer (1984) menggambarkan manajemen diri sebagai gambaran suatu usaha individu untuk mengontrol perilaku dan keputusannya. Selanjutnya dikemukakan bahwa tujuan pelatihan manajemen diri adalah mengajari orang keterampilan mengontrol perilakunya dengan cara memberikan suatu keterampilan untuk melakukan asesmen terhadap permasalahannya (self assesment), menetapkan tujuan yang spesifik (goal setting), memantau lingkungan yang mungkin menghalangi pencapaian tujuan (self monitoring), membandingkan perilaku dengan tujuan yang telah ditetapkan (self evaluation) dan memberikan hadiah atau hukuman terkait pencapaian tujuan yang telah ditetapkannya (self reinforcement). Berdasarkan tersebut maka nantinya peserta akan diajari :

1. Analisis perilaku makan (Self assesment). Peserta diajari untuk mengumpulkan informasi yang terkait dengan perilaku makan. Peserta akan mengamati dan mencatat perilaku makan sehingga akan mengetahui kapan, mengapa, di bawah kondisi seperti apa perilaku makan terjadi. Hal ini akan membantu lebih menyadari apa yang terjadi yaitu peserta akan tahu pola perilaku yang selama ini terjadi. Dengan demikian, peserta akan dapat memetakan dan menetapkan perilaku mana yang perlu diubah. 2. Penetapan tujuan (Goal setting). Peserta diajari untuk menetapkan target perilaku makan yang akan diubah. Hal ini dapat dilakukan dengan melihat hasil analisis perilaku makan. Target perilaku yang akan diubah ditetapkan secara spesifik dan harus bersifat personal/pribadi. Target perilaku makan yang akan diubah dituangkan dalam kontrak/kesepakatan perubahan perilaku.3. Pemantauan diri (self monitoring). Peserta diajari untuk memantau atau memonitor perilaku makan. Seseorang yang memantau pola makannya akan menyadari apa yang terjadi dan mempunyai data objektif tentang hal-hal yang dimakan serta kondisi-kondisi yang menyertainya sehingga akan selalu menyadari perilaku makan.4. Evaluasi diri (Self evaluation). Peserta diajari/diajak untuk mengevaluasi atas perilaku yang mendukung pada tujuan. Mendasarkan pada pemantauan terhadap perilaku makan maka akan dapat membandingkan perilaku makannya dengan target yang telah ditetapkan untuk diubah. Apabila perilaku tidak mengarah pada tujuan maka dicari penyelesaiannya5. Pengukuhan diri atau pemberian hadiah/hukuman ke diri sendiri (Self reinforcemet/punishment). Peserta diajari/diajak untuk memberikan hadiah kepada dirinya sendiri apabila berhasil mencapai target yang ditetapkan dan memberikan hukuman apabila tidak berhasil/gagal mencapai target yang telah ditetapkan. Peserta nantinya diharapkan menguasai keterampilan menajemen diri sehingga mampu mengatur perilakunya sendiri. Peserta akan dapat mengontrol lingkungan atau tidak tergantung pada kontrol individu. Untuk lebih jelasnya, proses manajemen dapat dilihat pada gambar 1.

Penetapan target yang lebih tinggiGambar 1 Teknik ditujukan untuk perubahan diri sehingga diperlukan keterlibatan dan komitmen terhadap program.

Lingkungan/program perubahan hanya merupakan dukungan yang bersifat sementara untuk mempersiapkan peserta agar nantinya dapat menghadapi tuntutan lingkungan atau tuntutan pribadi secara efektif

Peran peserta:

Mempunyai peran aktif Mempunyai tanggungjawab terjadinya proses perubahan. Dengan demikian tanggungjawab proses perubahan berada pada diri peserta bukan pada fasilitator. Peserta harus mengembangkan motivasi yang kuat untuk terjadinya perubahan karena tanggung jawab terhadap proses perubahan berada pada diri peserta.

Peran fasilitator :

Memotivasi individu/klien untuk mau menerima perubahan secara aktif dan memulai perubahan Sebagai konsultan atau seorang ahli yang bernegosiasi dengan klien tentang bagaimana perubahan perilaku itu akan dilakukan dan apa hasil akhirnya. Kerangka kerja manajemen diri berlandaskan pada pemikiran-pemikiran mengenai karakteristik perilaku sebagai berikut :

(a) Partisipasi peserta untuk menjadi agen perubahan merupakan hal yang sangat penting.

(b) Sebagian besar tanggungjawab untuk memonitor dan merubah perilaku problematik berada pada diri peserta.

(c) Penerimaan peserta terhadap program perubahan perilaku menjadi syarat yang mendasar untuk menumbuhkan motivasi peserta dan hal ini menjadi orientasi pertama dan target penting dalam program manajemen diri .

(d) Kegunaan dari program perubahan perilaku tidak hanya untuk menghilangkan permasalahan dalam situasi yang spesifik atau menghilangkan sebagian simtom, tetapi diharapkan peserta dapat menggeneralisasikan keahlian (seperti coping respons, penilaian terhadap situasi dan perilaku) yang telah dipelajari di dalam terapi untuk mengatasi permasalahan-permasalahan yang timbul di masa yang akan datang secara lebih efektit.

Manajemen diri mendasarkan pada teori kognitif sosial. Teori ini pada dasarnya menyatakan bahwa kognisi, perilaku dan lingkungan adalah saling berkaitan satu dengan yang lain (reciprocal determinism). Orang mengontrol lingkungan ataukah lingkungan mengontrol orang bergantung pada sisi mana dari proses resiprokal. Walaupun ada interaksi antara orang, lingkungan dan perilaku, salah satu dari komponen-komponen itu akan lebih berpengaruh ketimbang komponen lainya pada waktu tertentu. Orang dapat merespon secara proaktif maupun reaktif terhadap pengaruh eksternal dan pengaruh eksternal terhadap dirinya dapat diubah sebagai hasil dari respon individual. Jadi tindakan tidak hanya ditentukan oleh imbalan (penghargaan) dan hukuman eksternal tetapi lebih ditentukan atau diatur oleh diri sendiri (self regulation behavior). Orang menggunakan strategi baik reaktif maupun proaktif untuk regulasi diri yaitu secara reaktif mencoba mengurangi gap antara tujuan yang ditetapkan dengan pencapaian dan secara proaktif meletakkan tujuan yang lebih baru dan lebih tinggi. Manusia mempunyai kapasitas untuk memanipulasi faktor eksternal yang mempengaruhi perilaku yang akan datang tetapi manusia juga mempunyai kemampuan untuk meregulasi faktor internal dengan memonitoring perilakunya dan mengevaluasinya dalam kaitannya dengan tujuan pribadinya.

Orang diasumsikan mempunyai kemampuan untuk melakukan regulasi diri sehingga memungkinkannya untuk memotivasi dan mengatur perilakunya melalui kriteria internal dan evaluasi oleh dirinya sendiri terhadap perilakunya.

Proses regulasi diri bekerja melalui 3 tahap yaitu (a) mengamati perilakunya sendiri, penyebab-penyebabnya dan akibat-akibatnya (self observation), (b) menilai atau membandingkan perilakunya dengan standar atau penilaian diri (self evaluation ) (c) memberikan reaksi terhadap dirinya sendiri (self-reaction) atau disebut dengan penguatan diri (self reinforcement). Berakar pada proses regulasi diri inilah pelatihan manajemen diri dikembangkanFrayne dan Geringer (1992) mengemukakan bahwa teori kognitif sosial menggambarkan kerangka teori yang lengkap untuk menganalisis dan menjelaskan perilaku manusia. Bandura berpendapat bahwa aspek mana dari lingkungan yang akan mempengaruhi orang akan ditentukan oleh bagaimana orang bertindak terhadap lingkungan. Bandura (Hergenhahn & Olson, 2008) melanjutkan dengan menyatakan bahwa perilaku dapat menciptakan lingkungan. Misal individu yang sering bermasalah dengan perilakunya yang menjengkelkan dapat diperkirakan akan menimbulkan situasi negatif di mana pun berada. Sebaliknya, orang yang pandai dalam bergaul dengan siapapun yang ditemuinya akan menimbulkan situasi positif di mana pun berada. Jadi, menurut Bandura, orang dapat mempengaruhi lingkungan dengan bertindak dalam cara tertentu dan perubahan lingkungan pada gilirannya juga akan mempengaruhi perilaku orang itu selanjutnya..

PENJELASAN MANAJEMEN DIRI

Manajemen diri pada dasarnya keterampilan untuk mengontrol/mengendalikan perilakunya sendiri atau metode untuk mengajari seseorang untuk mengontrol/mengendalikan perilakunya sendiri

Thoresen dan Mahoney (dalam Manz dan Sims, 1985) mendefinisikan manajemen diri sebagai suatu metode yang digunakan oleh seseorang dalam bekerja dengan cara melakukan pengontrolan terhadap hasil kerjanya yang dilakukan oleh dirinya sendiri tanpa harus ada kontrol dari luar. Koegel dkk (Barry & Messer, 2003) mendefinisikan manajemen diri sebagai intervensi perilaku yang mengajari individu untuk mengenali perilakunya sendiri dan menetapkan tujuan perilaku yang akan diubah yang meliputi mengidentifikasi perilaku yang akan ditingkatkan atau dikurangi dan mencatatnya serta memberikan penguatan apabila berhasil melakukan perubahan.

Kanfer (1984) menggambarkan manajemen diri sebagai gambaran suatu usaha individu untuk mengontrol perilaku dan keputusannya. Selanjutnya dikemukakan bahwa tujuan pelatihan manajemen diri adalah mengajari orang keterampilan mengontrol perilakunya dengan cara memberikan suatu keterampilan untuk melakukan asesmen terhadap permasalahannya (self assesment), menetapkan tujuan yang spesifik (goal setting), memantau lingkungan yang mungkin menghalangi pencapaian tujuan (self monitoring), membandingkan perilaku dengan tujuan yang telah ditetapkan (self evaluation) dan memberikan hadiah atau hukuman terkait pencapaian tujuan yang telah ditetapkannya (self reinforcement).

Berdasarkan tersebut maka nantinya peserta akan diajari :

1. Analisis perilaku makan (Self assesment). Peserta diajari untuk mengumpulkan informasi yang terkait dengan perilaku makan. Peserta akan mengamati dan mencatat perilaku makan sehingga akan mengetahui kapan, mengapa, di bawah kondisi seperti apa perilaku makan terjadi. Hal ini akan membantu lebih menyadari apa yang terjadi yaitu peserta akan tahu pola perilaku yang selama ini terjadi. Dengan demikian, peserta akan dapat memetakan dan menetapkan perilaku mana yang perlu diubah. 2. Penetapan tujuan (Goal setting). Peserta diajari untuk menetapkan target perilaku makan yang akan diubah. Hal ini dapat dilakukan dengan melihat hasil analisis perilaku makan. Target perilaku yang akan diubah ditetapkan secara spesifik dan harus bersifat personal/pribadi. Target perilaku makan yang akan diubah dituangkan dalam kontrak/kesepakatan perubahan perilaku.3. Pemantauan diri (self monitoring). Peserta diajari untuk memantau atau memonitor perilaku makan. Seseorang yang memantau pola makannya akan menyadari apa yang terjadi dan mempunyai data objektif tentang hal-hal yang dimakan serta kondisi-kondisi yang menyertainya sehingga akan selalu menyadari perilaku makan.4. Evaluasi diri (Self evaluation). Peserta diajari/diajak untuk mengevaluasi atas perilaku yang mendukung pada tujuan. Mendasarkan pada pemantauan terhadap perilaku makan maka akan dapat membandingkan perilaku makannya dengan target yang telah ditetapkan untuk diubah. Apabila perilaku tidak mengarah pada tujuan maka dicari penyelesaiannya5. Pengukuhan diri atau pemberian hadiah/hukuman ke diri sendiri (Self reinforcemet/punishment). Peserta diajari/diajak untuk memberikan hadiah kepada dirinya sendiri apabila berhasil mencapai target yang ditetapkan dan memberikan hukuman apabila tidak berhasil/gagal mencapai target yang telah ditetapkan. Peserta nantinya diharapkan menguasai keterampilan menajemen diri sehingga mampu mengatur perilakunya sendiri. Peserta akan dapat mengontrol lingkungan atau tidak tergantung pada lingkungan Manajemen diri mendasarkan pada teori regulasi diri. Teori ini mengasumsikan bahwa dengan menggunakan pemikiran reflektif, manusia dapat memanipulasi lingkungan dan menghasilkan tindakan yang diinginkan. Hal ini terjadi karena manusia mampu meregulasi/mengatur perilakunya. Manusia menggunakan strategi reaktif maupun proaktif untuk melakukan regulasi diri. Orang diasumsikan mempunyai kemampuan untuk melakukan regulasi diri sehingga memungkinkannya untuk memotivasi dan mengatur perilakunya melalui kriteria internal dan evaluasi oleh dirinya sendiri terhadap perilakunya.

Peserta nantinya diharapkan menguasai keterampilan menajemen diri sehingga mampu mengatur perilakunya sendiri. Individu akan dapat mengontrol lingkungan atau tidak tergantung pada lingkungan. Untuk lebih jelasnya, proses manajemen dapat dilihat pada gambar 1.

Penetapan target yang lebih tinggi

Gambar 1

Model regulasi diri menurut Grant

Sumber : (Grant dalam http://www.healthcoachingautralia.com/)LEMBAR KUNCIPENILAIAN DIRI (ASESMEN DIRI) Penilaian diri pada dasarnya meminta individu mengamati dan mencatat perilakunya sendiri. Pengamatan dan pencatatan perilaku dilakukan oleh diri sendiri akan membantu lebih menyadari apa yang terjadi.

Pengamatan dan pencatatan diri akan dapat membantu lebih menyadari tentang perilaku makannya dan memahami segala hal yang terkait dengan perilaku makan. Selai itu, Pengamatan dan pencatatan diri juga memungkinkan untuk melihat keseringan perilaku yang akan diubah dan menilai juga penyebab maupun akibat dari perilaku tersebut

Pengamatan dan pencatatan diri dapat memungkinkan untuk melihat hal-hal yang terkait dengan perilaku makan antara lain asupan/intake makanan (jenis makanan yang dimakan, jumlah makanan yang dimakan), stimuli yang memicu atau memperkuat pola makan/perilaku makan, baik stimuli/penguat yang terkait dengan kondisi pribadi individu {kondisi fisiologis, pola pikir dan perasaan/emosi) maupun stimuli/penguat yang terkait dengan lingkungan (lokasi/tempat, orang lain dll). Pengamatan dan pencatatan diri dilakukan dengan cara mengisi Lembar Pemantauan Pola Makan yang meliputi : banyaknya makanan yang dimakan, dengan siapa, dimana saat makan, waktu makan, aktivitas, derajat/tingkat lapar, pikiran yang muncul maupun mood yang sedang dialami. Dengan demikian akan dapat dilihat:a) Jenis makanan yang dimakan. Bagaimana jenis/macam makanan yang dimakan? Apakah terlalu banyak makan makanan dengan jenis tertentu? Apakah jenis makanan tertentu kurang dikonsumsi? b) Jumlah makanan yang dimakan? Apakah jumlah makanan yang dimakan terlalu banyak? Ataukah sudah cukup? Atau terlalu sedikit

c) Apakah perilaku makan berhubungan dengan kondisi fisiologis? Apakah makan ketika benar-benar lapar atau sebetulnya tidak lapar tapi ingin makan?d) Pikiran apa saja yang muncul. Apakah perilaku makan terkait dengan pikiran tertentu?e) Waktu makan. Apakah waktu makan sudah teratur apa belum? f) Apakah perilaku makan terkait dengan orang lain? Apakah makan kita menjadi banyak ketika bersama orang lain? Atau apakah kita banyak makan justru ketika sedang sendirian? g) Apakah perilaku makan terkait dengan perasaan/mood yang sedang dialami? Apakah makan banyak ketika mood sedang jelEk atau makan banyak ketika mood baik? Ataukah makan sedikit ketika mood sedang baik atau makan sedikit ketika mood jelek? Berdasarkan hal tersebut maka akan dapat belajar membedakan perilaku makan yang akan diubah. Karena akan tahu hal-hal yang terkait atau berhubungan dengan perilaku makan misal kapan terlalu banyak makan? bagaimana waktu makan, jenis yang dimakan serta kondisi pribadi individu (kondisi fisiologis, pola pikir, dan perasaan/emosi) maupun stimuli/penguat yang terkait dengan lingkungan (lokasi/tempat, orang lain) yang terkait dengan perilaku makan. Selain itu, individu juga akan dapat mencatat dan memetakan perilaku makan sehingga akan tahu pola perilaku yang selama ini terjadi. Dengan demikian akan tahu perilaku makan yang perlu untuk diubah.LEMBAR KUNCIPENETAPAN TUJUAN1. Penetapan tujuan harus ditetapkan dengan bantuan ahli gizi setelah melihat hal-hal/kebutuhan-kebutuhan yang perlu diubah. 2. Penetapan tujuan harus :

spesifik (specific) & jelas (ambigu akan mudah dilupakan)

bentuk perilaku harus specific dan kondisi yang specific (misal kapan, dimana, seberapa sering, serta untuk berapa lama).

dapat terukur (measurable) mampu untuk mencapainya (attainable) realistis (realistic) ditentukan waktunya (timely) menantang dan ditetapkan oleh diri sendiri. Tujuan yang ditetapkan oleh pihak ketiga biasanya tidak berhasil3. Contoh penetapan tujuan yang tidak spesifik : Saya akan berusaha meningkatkan konsumsi nasi 4. Contoh penetapan tujuan yang specific : saya akan makan sepiring nasi setiap hari pada pagi hari sebelum bekerjaLEMBAR KUNCI

PEMANTAUAN DIRI Pemantauan diri selain berfungsi sebagai alat asesmen, dapat juga digunakan untuk memantau perilaku yang diubah Pemantauan diri akan memberikan individu bukti perubahan yang objektif dari perilaku yang diobservasinya sehingga akan lebih mendorong individu untuk melakukan perubahan terhadap perilaku yang dipantaunya

Pemantauan diri bermanfaat untuk meningkatkan kesadaran pada hal-hal yang memicu perilaku makan (misal situasi yang berisiko tinggi) dan hal-hal yang memperkuat perilaku makan (misal rasa makanan, adat/kebiasaan). Sehingga ketika faktor pemicu muncul, seseorang akan dapat memutuskan untuk menghindari, mengubahnya atau mengganti perilaku makan yang tidak tepat.

Pemantauan diri memungkinkan seseorang mengetahui begaimana perilaku makannya dan bagaimana akan mengubahnya. Seseorang akan menyadari dan mengenali hal-hal yang terkait dengan perilaku makannya sehingga apabila ada perilaku makan yang tidak sesuai dapat langsung diubah Pemantauan diri dilakukan dengan cara mengisi Lembar Pemantauan Pola Makan yang meliputi : banyaknya makanan yang dimakan, dengan siapa, dimana saat makan, waktu makan, aktivitas, derajat/tingkat lapar, pikiran yang muncul maupun mood yang sedang dialami. Dengan demikian setiap hari akan dapat memantau:1. Jenis makanan yang dimakan. Apabila terlalu banyak makan makanan dengan jenis tertentu maka akan segera menyadarinya dan segera dapat menghentikannya. Atau sebaliknya apabila kurang makan makanan dengan jenis tertentu maka akan segera menyadarinya dan segera dapat mengusahakan untuk makan makanan dengan jenis tertentu. 2. Jumlah makanan yang dimakan? Apabila jumlah makanan yang dimakan terlalu banyak maka akan segera mengetahuinya dan segera dapat mengurangi. Sebaliknya apabila makan terlalu sedikit maka akan segera menyadarinya dan segera berusaha untuk menambahkannya.

3. Kondisi fisiologis. Apabila menyadari kondisi fisiologis maka akan mampu mengendalikan perilaku makan. Misal apabila ingin makan tetapi sebetulnya masih kenyang maka akan menyadarinya dan akan berusaha untuk tidak makan atau hanya akan makan apabila benar-benar lapar. 4. Pikiran-pikiran yang muncul yang terkait dengan perilaku makan. Apabila menyadari bahwa pikiran tertentu terkait dengan perilaku makannya maka apabila pikiran tersebut muncal maka dengan segera akan berusaha menghentikan/mengendalikan pikiran tersebut sehingga tidak akan mempenagruhi pada perlaku makannya. 5. Waktu makan. Apabila waktu makan tidak teratur makan akan segera menyadarinya dan dapat segera mengubahnya.

6. Kegiatan dengan orang laian. Apabila menyadari bahwa ketika sendirian menstimulasi untuk makan terus maka segera dapat mengusahakan untuk mencari teman. Sebaliknya apabila ketika bersama dengan orang lain atau orang tertentu menstimulasi untuk makan maka akan dapat dikendalikan agar tidak bersama dengan orang lain atau orang tertentu tersebut.

7. perasaan/mood yang sedang dialami. Apabila mood mempengaruhi perilaku makan maka apabila menyadari mood yang sedang dialaminya maka akan segera berusaha mengendalikan moodnya agar tidak berpengaruh pada perilaku makannya. Berdasarkan hal tersebut maka pemantaun diri memungkinkan untuk menyadari perilaku makan, memahami faktor-faktor yang mempengaruhinya dan juga memantau perilaku makannya sehingga apabila ada hal yang tidak sesuai akan segera dapat diubah. Hal ini akan membantu meningkatkan kepatuhan terhadap pola makan.

Pemantauan diri memungkinkan munculnya feedback yang reliabel dan akurat karena memberikan informasi yang valid tentang penyimpangan dari standard yang telah ditetapkan. LEMBAR KUNCI

EVALUASI DIRI

Evaluasi diri pada dasarnya :

menilai atau membandingkan perilakunya dengan standar yang telah ditetapkan

membandingkan performance yang dicapai dengan tujuan yang telah ditetapkan

memberikan penilaian terhadap kinerjanya berdasarkan standar yang telah ditetapkan

mengevaluasi kemajuan dari tujuan yang telah ditetapkan dan kemudian menyesuaikan strategi untuk mencapai keberhasilan

Evaluasi diri berarti membandingkan informasi yang diperoleh dari pemantauan diri dengan kriteria standar (membandingkan apa yang terjadi dengan apa yang seharusnya terjadi). Apabila ada kecocokan antara apa yang dilakukan dengan apa yang seharusnya dilakukan akan memunculkan kepuasan. Sebaliknya apabila terjadi kesenjangan antara apa yang dilakukan dengan apa yang seharusnya dilakukan maka akan menimbulkan kekecewaan sehingga akan berusaha menyusun strategi baru untuk mencapainya. Evaluasi diri memungkinkan untuk dapat menjaga/mempertahankan motivasi dan dapat meningkatkan efikasi diri (keyakinan mampu melakukan perubahan perilaku makan). Kesenjangan antara hasil yang dicapai dengan standar yang ditetapkan akan dapat menyebabkan ketidakpuasan sehingga dapat meningkatkan usaha. Meskipun ketidakpuasan akan memunculkan keputusasaan, tetapi hal ini tidak akan terjadi apabila seseorang memiliki keyakinan bahwa mereka akan sukses. Orang tersebut justru akan berusaha mengubah strategi atau akan mencari bantuan. LEMBAR KUNCI

STRATEGI MENGHADAPI KENDALA

1. Mengubah lingkungan

Salah satu cara adalah dengan menggunakan kontrol stimulus (stimulus control) yaitu mengubah kondisi lingkungan sedemikian rupa agar perilaku yang diinginkan dapat terjadi. Secara ekstrim mencegah agar perilaku yang tidak diinginkan tidak menjadi kebiasaan/tidak muncul Kontrol stimulus dapat dilakukan dengan cara:

a. Mengubah lingkungan fisik. Banyak laporan yang telah menjelaskan penggunaan perubahan lingkungan fisik untuk mencegah respon. Misal mengeluarkan lemari es atau rokok, hanya makan di rumah, tidak makan snack bagi yang ingin mengurangi berat badan

b. Mengubah lingkungan sosial sehingga perilaku yang ditargetkan/akan diubah dapat dikontrol oleh orang lain. Kehadiran orang lain dapat menjadi faktor penentu yang kuat untuk terjadinya perilaku. Dengan menyeleksi orang atau lingkungan secara tepat, seseorang dapat membantu mengontrol perilaku yang tidak diinginkan. Misal menitipkan kunci lemari makan kepada teman yang setuju untuk membantu melakukan diet, meminta teman untuk menegur bila terlalu banyak makan, makan bersama orang lain sehingga ada yang mengingatkan apabila inginmakan makanan yang dipantang dll

c. Mengubah fungsi stimulus diskriminatif sehingga perilaku yang ditargetkan menjadi dibatasi pada lingkungan tertentu atau dengan kata lain mengurangi kondisi stimulus dimana perilaku yang tidak diinginkan sering terjadi. Misal seorang yang ingin melakukan diet maka hanya akan makan di tempat/dikamar makan, dengan taplak meja dengan warna tertentu, atau ketika ada anggota keluarga

d. Mengubah kondisi fisik atau fisiologi seseorang sehingga perubahan terhadap perilaku yang ditargetkan dapat terjadi. Kekenyangan atau kelaparan dapat digunakan untuk mengontrol stimuli fisiologis. Misal kalori rendah dapat mengurangi perilaku makan.

2. Respon verbal yang dibangkitkan diri sendiri (self generated verbal responses ).

Metode ini tidak mengubah lingkungan fisik. Metode dilakukan dengan cara mengulangi instruksi diri (self instruction). Misal menekankan akibat negative dari perilakunya, pernyataan aspek positif ketika mentoleransi tentang situasi yang tidak menyenangkan atau bertahan untuk tidak tergoda, pernyataan self rewarding tentang kekuatan diri, atau ungkapan-ungkapan verbal lain yang dapat mengontrol perilaku yang tidk diinginkan/dihindariLEMBAR KUNCI

PENETAPAN HADIAH DAN HUKUMAN Penguatan diri melibatkan pemberian hadiah/ganjaran atau hukuman secara sistematis kepada diri sendiri terkait dengan menurunnya atau meningkatnya perilaku yang menjadi target perubahan Pemberian penguat dilakukan sendiri oleh klien dan untuk klien sendiri. Pemberian ganjaran Pemberian ganjaran akan dapat mengubah perilaku karena orang ingin mengulangi perilaku tersebut karena mendapat ganjaran. Pemberian ganjaran/hadiah ke diri sendiri terdiri dari :

5. Pemberian ganjaran diri secara positif (positive self reward) Pemberian ganjaran kepada diri sendiri setelah berhasil melakukan perubahan perilaku yang ditargetkan untuk berubah. Misal : pergi nonton film. Penguatan atau pemberian ganjaran secara positif dapat dilakukan :

a. Penguat berupa materi berupa hal-hal yang baru atau jarang dilakukan setiap harinya. Misal membeli barang-barang mewah/mahal atau menghadiri peristiwa yang penting dapat juga diberikan berupa kegiatan-kegiatan yang sebelumnya tidak boleh dilakukan. Misal minum kopi bersama teman, pergi nonton film dllb. Penguat verbal. dapat berupa pernyataan diri yang positif. Misal Saya mampu melakukan dengan baik, Saya orang yang mampu dll1. Pemberian ganjaran diri yang negatif (negative self reward) Mengeluarkan atau menghentikan faktor-faktor yang tidak menyenangkan atau penyakitnya di lingkungan setelah berhasil melakukan perubahan perilaku. Misal melepas poster monster setelah berhasil mengurangi makanan yang semestinya dikurangi. Penguat dapat juga berupa penguat negatif yaitu klien akan memberikan dirinya sesuatu yang tidak mengenakkan ketika klien tidak dapat melakukan sesuatu hal atau menunda sesuatu hal tersebut. Penguat negatif dapat berupa tidak melihat televisi sampai pekerjaan dapat diselesaikan Pemberian hukuman pemberian hukuman kepada diri sendiri (self punishment) dapat juga digunakan untuk mengubah perilaku karena orang tidak akan mau mengulangi perilaku tersebut Pemberian hukuman kepada diri sendiri ada 2 jenis:

a. pemberian hukuman kepada diri sendiri secara negatif (negative self punishment)- memberikan hal-hal yang tidak mengenakkan atau yang menyakitkan kepada diri sendiri sebagai hukuman atas terjadinya perilaku yang tidak seseuai target/perilaku yang akan diubah.b. dan pemberian hukuman kepada diri sendiri secara positif (positive self punishment).- menarik atau mengurangi beberapa hadiah yang ada dilingkungannya ketika perilaku yang tidak diinginkan terjadi/perilaku yang ditargetkan untuk diubah tidak terjadi. Misal menyobek tiket nonton film ketika memakan makanan yang semestinya dipantang. Contoh-contoh hadiah atau hukuman dapat dilihat di Lembar Kuisioner Hadiah/Hukuman

KUISIONER UNTUK MEMBANTU IDENTIFIKASI HADIAH1)/HUKUMAN2)1. Sebutkan 5 macam makanan yang selama ini Anda inginkan/idam-idamkan untuk dimakan (misal makanan yang sehat, dll)3) .............................................

2. Sebutkan 5 macam minuman yang selama ini Anda inginkan/idam-idamkan untuk diminum (misal susu, jus)4): ....................

3. Sebutkan 5 kegiatan yang selama ini ingin Anda lakukan di rumah (misal melakukan hobi, menata rumah, menyelesaikan tugas yang belum selesai, mengerjakan pekerjaan yang sesuai dengan keahlian dll): ..:

....

4. Sebutkan 5 kegiatan yang selama ini ingin Anda lakukan di halaman rumah (misal olah raga, berkebun, pesta kebun dll): ... ....

5. Sebutkan 5 kegiatan di luar kerumahtanggaan yang selama ini ingin Anda lakukan (misal belanja, jalan-jalan bersama teman, pergi ke rumah saudara dll ):

........

................

6. Sebutkan 5 kegiatan yang tidak aktif/pasif yang ingin Anda lakukan (misal melihat TV, mendengar radio, ngobrol dengan teman, duduk-duduk dll): ................................

7. Sebutkan 5 kegiatan yang cukup jauh dari rumah yang selama ini ingin Anda lakukan (misal piknik, ke tempat saudara/teman yang rumahnya jauh, berziarah, perjalanan rohani/umroh dll):

8. Sebutkan 5 benda yang saat ini ingin Anda miliki (misal emas-emasan, perabot rumah tangga, baju, peralatan memasak, sepeda/motor/mobil, parfum dll): ................................................................

9. Sebutkan 5 kegiatan yang membutuhkan biaya yang ingin Anda lakukan saat ini (misal: melihat pertunjukan seni, ikut club, ke pub/karaoke, kursus dll):

................

10. Sebutkan 5 hal yang ingin Anda terima dari orang lain (pasangan, anak, orang tua, saudara, teman, atasan/bawahan, dokter/perawat dll) yang berupa perkataan (missal pujian, kata-kata sayang dll)..

............................................

11. Sebutkan 5 hal yang ingin Anda terima dari orang lain (pasangan, anak, orang tua, saudara, teman, dll) yang berupa kontak fisik (misal pelukan, sentuhan dll): ................

Ket :

1. Hadiah : hal-hal yang tersebut di atas (kegiatan atau benda) dipilih ketika berhasil mencapai target

2. Hukuman : hal-hal yang tersebut di atas (kegiatan atau benda) dipilih ketika tidak berhasil mencapai target

3. Pilihan makanan dikonsultasikan ke ahli gizi sehingga tidak mengganggu kesehatan

4. Pilihan minuman dikonsultasikan ke ahli gizi sehingga tidak mengganggu kesehatanSURAT PERJANJIAN

Yang bertandatangan di bawah ini, Saya :Nama:

Alamat:

Saya setuju untuk menandatangani perjanjian di bawah ini, agar saya dapat mengelola penyakit diabetes saya dengan baik. Dengan menandatangani kesepakatan ini, saya yakin bahwa saya akan dapat mengelola penyakit diabetes saya sehingga saya dapat hidup sehat dan bahagia. Untuk itu, saya akan melakukan diit sebagai berikut:

Apabila saya berhasil melakukan/mematuhi hal-hal tersebut di atas, saya akan memberikan hadiah pada diri saya dengan melakukan hal-hal sebagai berikut:

Sebaliknya apabila saya tidak berhasil melakukan/mematuhi hal-hal tersebut di atas, saya akan menghukum diri saya dengan melakukan hal-hal sebagai berikut:

Demikian kesepakatan ini saya buat dan saya akan mematuhi apa yang saya sebutkan diatas.

Mengetahui

Hormat saya

( )

(

)

DAFTAR PUSTAKABarry, L.M & Messer, J.J. (2003). A pracical of self management for student diagnosis with attention-deficit/hyperactivity disorder. Journal of Positive Behavior Intervention, 5 (4), 238-249

Frayner, C.A & Geringer, J.M. (1992). Self management training for joint venture general managers. Human Resource Planning, 15(4), 69-84

Hergenhahn, B.R & Olson, M.H, (2008). Theories of Learning (Teori Belajar). Tri Wibowo B.S (Alih bahasa). Jakarta : Kencana Prenada Media Grouphttp://www.healthcoachingaustralia.comKanfer, F.H. (1984). Self Management Methods, dalam Helping People Change. Kanfer, F.H & Goldstein, A.P. (ed). New York : Pergarmon Press Inc Manz, C.C & Sims., H.P. (1985). Self Management as a Substitute for Leadership : A Social Learning Theory Perspective. 7 th edition. New york : McGraw-Hill. Inc

Penetapan target

Fasilitator

Berhasil

Evaluasi

- Mengubah rencana yang tidak bisa berjalan

- Meneruskan rencana yang bekerja dengan baik

Memantau

Tindakan

Membuat rencana tindakan

Penetapan target

Membuat rencana tindakan

Tindakan

Memantau

- Mengubah rencana yang tidak bisa berjalan

- Meneruskan rencana yang bekerja dengan baik

Evaluasi

Berhasil

Peserta

Analisis perilaku

makan

Analisis perilaku

makan

Isilah dengan aktivitas atau sesuatu yang dapat membuat Anda senang melakukannya

Isilah dengan aktivitas atau sesuatu yang dapat membuat Anda tidak senang/menghindari hal tersebut

PAGE 26