modul manajemen keuangan mashuri dari joko setiawan
DESCRIPTION
modul manajemen keuanganTRANSCRIPT
100
MODULFINANCE MANAGEMENT
GICI BUSINESS SCHOOL
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
OLEH : JOKO SETIAWAN, SE., MM.MASHURI, SE.BATAM, March 2012PERTEMUAN 1 :
RUANG LINGKUP MANAJEMEN KEUANGAN
DEFINISI MANAJEMEN KEUANGAN
MANAJEMEN KEUANGAN : Manajemen yang mengkaitkan pemerolehan (acquitition), pembiayaan /pembelanjaan (financing) dan manajemen aktiva dengan tujuan secara menyeluruh dari suatu perusahaan. (Manajemen terhadap fungsi keuangan)
Semua kegiatan / aktivitas perusahaan yang bersangkutan dengan usaha mendapatkan dana yang dibutuhkan oleh perusahaan beserta usaha untuk menggunakan dana tersebut seefisien mungkin.
Manajemen keuangan dalam perkembangannya telah berubah :
Dari studi yang bersifat deskriptif menjadi studi yang meliputi analisa & teori yang normative
Dari bidang yang meliputi penggunaan dana / alokasi dana, manajemen dari aktiva & penilaian perusahaan di dalam pasar secara keseluruhan
Dari bidang yang menekankan pada analisa extern perusahaan menjadi bidang yang menekankan pada pengambilan keputusan di dalam perusahaan
Pada hakekatnya masalah manajemen keuangan adalah :
Menyangkut masalah keseimbangan finansial didalam perusahaan yaitu mengadakan keseimbangan antara aktiva dengan pasiva yang dibutuhkan serta mencari susunan kwalitatif daripada aktiva & pasiva tersebut dengan sebaik-baiknya.
Pemilihan susunan kwalitatif daripada aktiva akan menentukan Struktur Kekayaan Perusahaan
Pemilihan susunan kwalitatif daripada pasiva akan menentukan Struktur Finansial & Struktur Modal Perusahaan.
Peranan MK dalam perusahaan (Peluang karier dalam MK):
Bertanggung jawab terhadap tiga keputusan pokok manajemen keuangan (pemerolehan (acquitition),
pembiayaan /pembelanjaan (financing) dan manajemen aktiva secara efisien)
Meningkatkan pertumbuhan ekonomi sehingga kesejahteraan masyarakat meningkat.
Menghadapi tantangan dalam mengelola aktiva secara efisien dalam perubahan yang terjadi di lingkungan :
persaingan antar perusahaan,
perekonomian dunia yang tidak menentu,
perubahan teknologi
tingkat inflasi dan bunga yang berfluktuasi
FUNGSI MANAJEMEN KEUANGAN 1. Fungsi penggunaan dana (Allocation of fund) o Keputusan investasi/Capital budgeting / Investment decition
o Pembelanjaan aktif
o Bagaimana menggunakan dana secara efisien
o Alokasi ke AL & AT (aktiva riil)
2. Fungsi mendapatkan dana (raising decision) / Obtion of funds
o Keputusan pembelanjaan /Financing decision
o Pembelanjaan pasif
o Bagaimana memperoleh dana yang paling efisien (murah)
o Tercermin di neraca sisi pasiva
LINGKUP MANAJEMEN KEUANGAN
Pembicaraan tentang keputusan-keputusan dalam bidang keuangan, yaitu keputusan investasi, keputusan pembelanjaan & kebijaksanaan dividen dengan tujuan memaximumkan nilai perusahaan atau memaximumkan kemakmuran pemegang saham.
Pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen keuangan, yaitu penggunaan dana & memperoleh dana, lewat keputusan-keputusan investasi, pembelanjaan & kebijaksanaan dividen agar nilai perusahaan bias meningkat.
Aliran kas antara pasar modal & Operasional Perusahaan
Penjelasan:
1. Kas diperoleh dengan menjual financial asset (saham, obligasi/sekuritas lain) atau mendapatkan kredit dari bank atau sumber lain
2. Dana yang diperoleh dari pemberi dana digunakan untuk membeli real assets yang digunakan dalam operasional perusahaan
3. Apabila perusahaan bekerja dengan baik, real asset menghasilkan aliran kas masuk yang lebih besar dari jumlah yang dibayarkan(dikeluarkan) pada saat investasi
4. Pada akhirnya kas tersebut direinvestasikan atau dikembalikan kepada pemodal (pemegang obligasi maupun bank)
Keputusan dalam Manajemen Keuangan 1. Keputusan investasi (Investment decision)
Keputusan ini meliputi penentuan aktiva riil yang dibutuhkan untuk dimiliki perusahaan, 2. Keputusan pembelanjaan (Financing decision)
Keputusan yang berkaitan dengan bagaimana mendapatkan dana yang akan digunakan untuk memperoleh aktiva riil yang diperlukan. 3. Kebijakan deviden (deviden policy)
4. Keputusan Manajemen Aktiva
Keputusan yang berkaitan dengan pengelolaan/penggunaan aktiva dengan efisien (biasanya lebih memperhatikan manajemen aktiva lancar (kas, piutang dan sediaa) TUJUAN MANAJEMEN KEUANGAN Perkembangan sasaran/tujuan perusahaan:
Tujuan tradisional
memaksimumkan laba (tdk relevan lagi)
dengan alasan memaksimumkan laba berarti tdk mempertimbangakan nilai waktu uang, risiko dan return masa datang tidak dipertimbangkan, kebijakan dividen tidak dipertimbangkan Memaksimumkan nilai perusahaan / kesejahteraan para pemegang saham melalui memaksimumkan harga pasar saham perusahaan.
tujuan yg lebih tepat/relevan.
dengan alasan harga pasar mencerminkan evaluasi pasar terhadap prestasi perusahaan saat ini dan masa yad, mempertimbangkan kapan return diterima, jangka waktu terjadinya, risiko dari return dan kebijakan dividen. Tujuan Manajer Keuangan
Merencanakan untuk memperoleh & menggunakan dana untuk memaximalkan nilai obligasi
Fungsi Utama Manajer Keuangan
Merencanakan memperoleh & menggunakan dana untuk menghasilkan kontribusi yang maximum terhadap operasi yang efisien dari suatu organisasi
Manajemen Keuangan sering disebut Manajemen Aliran Dana , karena :
Dari waktu ke waktu akan ada dana yang masuk & keluar dar perusahaan
Dana yang berasal dari berbagai sumber (internal & eksternal financing ) dialokasikan untuk berbagai penggunaan.
Sejarah Perkembangan Keuangan : Disiplin keuangan mengalami perkembangan dari disiplin yang deskriptif menjadi makin analisis dan teoritis (sumbangan dari ekonom sangat besar). Dari yang lebih menitik beratkan dari sudut pandang
pihak luar menjadi berorientasi pengambilan keputusan bagi manajemen. Tahun Perkembangan
1920 Capital budgeting dirumuskan. Model ini menjelaskan perlunya memperhatikan nilai waktu uang sewaktu melakukan keputusan investasi. Kesulitan dalam penentuan tingkat bunga layak untuk menghitung present value. Capital budgeting sebagai dasar perkembangan teori penilaian (valuation)
1950 Harry Markowitz merumuskan portfolio theory, yang kemudian dikembangkan oleh Sharpe, Lintner, Treynor, pada tahun 1960 an dengan Capital Asset Pricing Model (CAPM). Teori dan model tersebut berguna untuk merumuskan risiko yang relevan untuk investasi.
1970 Muncul Arbritage pricing Theory dan option pricing theory. Teori pertama memberikan alternatif (selain CAPM) untuk menaksir harga aktiva. Sedangkan teori kedua menjelaskan bagaimana suatu opsi (pilihan) ditaksir nilainya.
PERTEMUAN 2:
NILAI WAKTU UANG (TIME VALUE OF MONEY)
Konsep Dasar :
Bahwa setiap individu berpendapat bahwa nilai uang saat ini lebih berharga daripada nanti.
Sejumlah uang yang akan diterima dari hasil investasi pada akhir tahun, kalau kita memperhatikan nilai waktu uang, maka nilainya akan lebih rendah pada akhir tahun depan.
Jika kita tidak memperhatikan nilai waktu dari uang, maka uang yang akan kita terima pada akhir tahun depan adalah sama nilainya yang kita miliki sekarang.
Contoh 1 :
Uang sekarang Rp 30.000,- nilainya akan sama dengan Rp 30.000 pada akhir tahun ( kalau kita tidak memperhatikan nilai waktu unag, maka nilai uang sekarang adalah lebih tingi dari pada uang yang akan kita terima pada akhir tahun depan.
Contoh 2 :
Uang sekarang Rp 30.000,- nilainya lebih tinggi daripada Rp 30.000 pada akhir tahun depan, kenapa :
1. Karena kalau kita memiliki uang Rp 30.000 sekarang dapat disimpan di Bank dengan mendapatkan bunga misal 10 % / tahun, sehingga uang tersebut akan menjadi Rp 33.000
2. Jadi uang sekarang Rp 30.000 nilainya sama dengan Rp 33.000 pada akhir tahun.
ISTILAH YANG DIGUNAKAN :
Pv= Present Value (Nilai Sekarang)
Fv= Future Value (Nilai yang akan datang)
I= Bunga (i = interest / suku bunga)
n= tahun ke-
An= Anuity
SI = Simple interest dalam rupiah
P0 = pokok/jumlah uang yg dipinjam/dipinjamkan pada periode waktu
BUNGA adalah sejumlah uang yang dibayarkan atau dihasilkan sebagai kompensasi terhadap apa yang dapat diperoleh dari penggunaan uang.
I. BUNGA SEDERHANA (simple interest)
adalah bunga yang dibayarkan/dihasilkan hanya dari jumlah uang mula-mula atau pokok pinjaman yang dipinjamkan atau dipinjam.
SI = P0(i)(n)
Nilai yang akan datang
Future value (terminal value) adalah nilai uang yang akan datang dari satu jumlah uang atau suatu seri pembayaran pada waktu sekarang, yg dievaluasi dengan suatu tingkat bunga tertentu.
FV = P0+ SI= P0+ P0(i)(n)
Nilai Sekarang (present value)
Adalah nilai sekarang dari satu jumlah uang/satu seri pembayaran yang akan datang, yang dievaluasi dengan suatu tingkat bunga tertentu.
Menghitung nilai pada waktu sekarang jumlah uang yang baru dimiliki beberapa waktu kemudian.
FVn = P0+ P0(i)(n)
PV0 = P0=
II. BUNGA BERBUNGA (COMPOUND INTEREST)
Adalah bunga yg dibayarkan/dihasilkan dari bunga yg dihasilkan sebelumnya, sama seperti pokok yang dipinjam/dipinjamkan.
1. Nilai Majemuk (coumpaund value / ending amount) dari sejumlah uang merupakan penjumlahan dari uang pada permulaan periode. (Modal Pokok + Bunga pada periode tersebut). Atau menghitung jumlah akhir pada akhir periode dari sejumlah uang yang dimiliki sekarang.
FV = Pv + I
FV = Pv + Pvi
FV0 = Pv(1+i)n
atau FVn = Pv(FVIFi,n)2. Nilai Sekarang (Present Value)
Menghitung nilai pada waktu sekarang jumlah uang yang baru akan dimiliki beberapa waktu kemudian
PV = FV / (1+i)n
3. Nilai Majemuk dari Annuity
Anuity adalah deretan pembayaran dengan jumlah uang yang sama selama sejumlah tahun tertentu.
4. Nilai Sekarang dari Annuity
PERTEMUAN 3:
TEORI DAN ANALISIS PENGGUNAAN RASIO KEUANGAN
Laporan Keuangan :
Merupakan media informasi yg digunakan oleh perusahaan ybs untuk melaporkan keadaan dan posisi keuangan kepada pihak yg berkepentingan, terutama bagi kreditur, investor dan pihak manajemen dr perusahaan itu sendiri.
Jenis Laporan Keuangan :
1. Neraca (balance sheet) mencerminkan nilai aktiva, utang dan modal sendiri pada suatu saat tertentu.
2. Laporan Rugi dan Laba (Income Statement) mencerminkan hasil yang dicapai selama suatu periode tertentu.
3. Laporan Perubahan Modal
Analisis Rasio Finansial
Penggunaan analisis rasio untuk melakukan interpretasi dan menganalisis laporan keuangan akan menggunakan ukuran tertentu yg disebut rasio. Rasio merupakan bentuk rumusan matematis yg menunjukkan hubungan di antara angka tertentu yg dpt digunakan untuk menjelaskan hubungan antara dua macam data finansiil.
Analisis Ratio Keuangan pada dasarnya terdiri atas 2 macam perbandiangan yakni:
1. Dengan cara membandingkan rasio waktu tertentu dg rasio dr waktu sebelumnya dari perusahaan yg sama. Cara ini akan memberikan informasi perubahan rasio dr waktu ke waktu sehingga bisa diketahui perkembangannya dan dapat untuk proyeksi pada masa yad.
2. Dengan cara membandingkan rasio keuangan dari satu perusahaan tertentu dg rasio keuangan yg sama dr perusahaan lain yg sejenis atau industri (rasio industri) dalam waktu yg sama.
Macam-macam Rasio Finansiil:
Dilihat dari sumber di mn rasio itu dibuat, maka rasio dapat digolongkan dalam 3 golongan yakni:
1. Rasio Neraca (Balance sheet ratios)
2. Rasio laporan Rugi & Laba (Income statement ratios)
3. Rasio antar laporan ( Inter-statement ratios)
Pengelompokan rasio keuangan yg lain:
1. Rasio likuiditas rasio yg dimaksudkan untuk mengukur likuiditas perusahaan.
2. Rasio leverage rasio yg dimaksudkan untuk mengukur sampai berapa jauh aktiva perusahaan dibiayai dengan utang.
3. Rasio aktivitas rasio yg dimaksudkan untuk mengukur sampai seberapa besar efektivitas perusahaan dalam mengerjakan sumber dananya.
4. Rasio profitabilitas rasio yang menunjukkan hasil akhir dr sejumlah kebijaksanaan dan keputusan.
ANALISIS KEUANGAN SISTEM DU PONT
Sistem ini menggabungkan ratio aktivitas dan profit margin.
Menunjukkan bagaimana ratio tersebut berinteraksi untuk menentukan profitabilitas aktiva yang dimiliki perusahaan.
PERTEMUAN 4 :
ANALISSIS DANA DAN ARUS KAS ( CASH FLOW )
Pengertian Arus Kas
Arus Kas adalah sejumlah uang kas yang keluar dan yang masuksebagai akibat dari aktivitas perusahaan. Dengan kata lain adalah aliran kas yangterdiri dari aliran masuk dalam perusahaan dan aliran kas keluar perusahaanserta berapa saldonya setiap periode.Hal utama yang perlu selalu diperhatikan yang mendasari dalammengatur arus kas adalah memahami dengan jelas fungsi dana/uang yang kitamiliki, kita simpan atau investasikan. Secara sederhana fungsi itu terbagimenjadi tiga yaitu:
1. Fungsi Likuiditas
Yaitu dana yang tersedia untuk tujuan memenuhi kebutuhan sehari-har dan dapat dicairkan dalam waktu singkat relatif tanpa ada pengurangan investasi awal.
2. Fungsi Anti Inflasi
Yaitu dana yang disimpan guna menghindari resiko penurunan padadaya beli di masa datang yang dapat dicairkan dengan relatif cepat.
3. Capital Growth
Yaitu dana yang diperuntukkan untuk penambahan/perkembangan kekayaan dengan jangka waktu relatif panjang.Arus Kas yang berhubungan dengan suatu proyek dapat di bagi menjadi
tiga kelompok, yaitu:
1. Arus Kas Operasional (Operational Cash Flow)
Yaitu, merupakan Aliran Kas Operasional yang meliputi penerimaan danpengeluaran kas perusahaan secara riil yang berkaitan dengan kegiatanoperasi, Operational Cash In Flow (OCIF) meliputi penerimaan hasilpenjualan tunai, hasil pengumpulan piutang,dan penerimaan labaperusahaan. Sedangkan Operational Cash Out Flow (OCOF) meliputibiaya-biaya produksi dan biaya-biaya operasi perusahaan. Biayaproduksi terdiri atas pembelian bahan baku dan bahan penolong, biayaupah pekerja langsung, dan biaya overhead pabrik (biaya produksi taklangsung); termasuk pembayaran hutang kepada pemasok bahan. Biaya
operasi meliputi biaya administrasi dan umum, seperti biaya gajipimpinan dan karyawan, biaya rekening listrik, telepon, air (PAM), biayapemasaran, serta biaya pajak.
2. Arus Kas Pendanaan ( Financial Cash Flow )
Yaitu, Aliran Kas Pendanaan meliputi penerimaan dan pengeluaran kasperusahaan yang berkaitan dengan kegiatan pendanaan. Financial Cash In Flow(FCIF), meliputi penerimaan modal, baik dari sumber modal sendiri maupundari sumber modal asing berupa pinjaman atau kredit bank. SedangkanFinancial Cash Out Flow (FCOF) meliputi biaya-biaya yang timbul karenaadanya tambahan modal. Biaya modal tersebut dapat berupa pembagiankeuntungan kepada para pemilik modal sendiri (dividen atas saham), danberupa biaya bunga yang harus dibayarkan kepada bank atas kredit yang kita terima. Arus Kas Pendanaan ini pada dasarnya sama saja dengan metoda pencatatan pada Arus Kas Operasional. Namun mengingat bahwa aliran kas pendanaan ini bersifat periodik (tidak setiap hari terjadi transaksi), pencatatannya dalam perioda bulanan atau bahkan tahunan, bukan harian.
3. Arus Kas Investasi ( Investment Cash Flow)
Yaitu, Arus Kas Pendanaan meliputi penerimaan dan pengeluaran kas perusahaan yang berkaitan dengan kegiatan Investasi. Investment Cash In Flow(ICIF), meliputi penerimaan yang berasal dari aktivitas investasi perusahaanpada aktiva tetap dan investasi pada surat-surat berharga, seperti penerimaanberupa dividen atas saham, bunga (kupon) atas obligasi, dan capital gain ataspenjualan aktiva tetap dan penjualan saham. Sedangkan Investment Cash OutFlow (OCOF) meliputi sejumlah dana yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk membeli aktiva tetap dan surat-surat berharga, seperti saham dan obligasi. Arus Kas ini pada dasarnya sama saja dengan metoda pencatatan pada Arus Kas Operasional dan Aliran Kas Pendanaan. Mengingat bahwa transaksi investasi ini tidak dilakukan oleh perusahaan secara harian, maka periode pencatatannya adalah bulanan dan tahunan. Setelah melakukan pencatatan aliran kas perusahaan secara bulanan kemudian catatan-catatan tersebut dikompilasi menjadi catatan aliran kas tahunan, berbentuk Cash Flow Statement perusahaan (sederhana). Masing-masing
laporan aliran kas tersebut diklasifikasi sesuai dengan fungsinya menjadi Laporan Aliran Kas Operasional, Laporan Aliran Kas Pendanaan, dan Laporan Aliran Kas Investasi. Mengingat bahwa Cash Flow (arus kas tunai), maka hal ini memiliki kelebihan dalam hal kejelasan jumlah penerimaan dan pengeluaran antara yang terdapat di catatan dan keadaan nyatanya (jumlah uang tunai sesungguhnya). Namun demikian, haini juga memiliki kelemahan. Arus Kas adalah hanyalah pada tidak tersedianya catatan mengenai transaksi hutang dan piutang. Pemecahannya adalah dengan menyediakan catatan khusus mengenai transaksi yang yang bersifat kredit, baik pembelian secara kredit maupun penjualan secara kredit. Catatan ini kita namakan Catatan Pembantu.
Keterbatasan Arus Kas ( Cash Flow)
Arus Kas mempunyai beberapa keterbatasan-keterbatasan antara lain :
a. Komposisi penerimaan dan pengeluaran yang dimasukkan dalam cash flow hanya bersifat tunai.
b. Perusahaan hanya berpusat pada target yang mungkin kurangfleksibel.
c. Apabila terdapat perubahan pada situasi internal maupun eksternal dari perusahaan yang dapat mempengaruhi estimasi arus kas masuk dan keluar yang seharusnya diperhatikan, maka akan terhambat karena manager hanya akan terfokus pada budget kas misalnya; kondisi ekonomi yang kurang stabil, terlambatnya customer dalam memenuhi kewajibanya.
Kegunaan Menyusun Estimasi Arus Kas
Adapun kegunaan dalam menyusun estimasi cash flow dalam perusahaan sangat berguna bagi beberapa pihak terutama managemen, adalah antara lain :
a. Memberikan seluruh rencana penerimaan kas yang berhubungan dengan rencana keuangan perusahaan dan transaksi yang menyebabkan perubahan kas.
b. Sebagian dasar untuk menaksir kebutuhan dana untuk masa yang akan datang dan memperkirakan jangka waktu pengembalian kredit.
c. Membantu menager untuk mengambil keputusan kebijakan financial.
d. Untuk kreditur dapat melihat kemampuan perusahaan untuk membayar kredit yang diberikan kepadanya.
Langkah-Langkah Penyusunan Arus Kas
Ada 4 (empat) langkah dalam penyusunan Arus Kas atau cash flow, yaitu :
a. Menentukan Minimum Kas
b. Menyusun estimasi penerimaan dan pengeluaran.
c. Menyusun perkiraan kebutuhan dana dari hutang yang dibutuhkan untuk menutupi dificit kas dan membayar kembali pinjaman dari Pihak Ketiga.
d. Menyusun kembali keseluruhan penerimaan dan pengeluaran setelah adanya transaksi financial dan budget yang final.
PERTEMUAN 5:
PENGANGGARAN MODAL-MIRR
KOMPETENSI
1. MENILAI PERINGKAT PROYEK DENGAN MENGGUNAKAN LIMA TEKNIK YAITU PEMBAYARAN KEMBALI, PEMBAYARAN KEMBALI TERDISKONTO , NPV, IRR DAN MIRR)
2. MENGAMBIL KEPUTUSAN PROYEK DALAM PENGANGGARAN MODAL
Penganggaran Modal adalah proses menganalisis potensi investasi aktiva tetap dan keputusan penganggaran modal mungkin adalah keputusan paling penting yang harus diambil oleh para manajer keuangan.
A. MENILAI PERINGKAT PROYEK
Proses menganalisis potensi investasi aktiva tetap dapat dilakukan dengan lima teknik analisis penganggaran modal :
1. Periode pembayaran kembali .(Payback Period)
2. Metode pembayaran kembali terdiskonto ( Discounted payback period)
3. Metode nilai sekarang bersih (NPV-Net Present Value)
4. Tingkat pengembalian internal (IRR- Internal Rate of Return)
5. Metode IRR yang dimodifikasikan (MIRR-Modified IRR)
A.1. Periode Pembayaran Kembali
Periode pembayaran kembali didefinisikan sebagai sejumlah tahun yang dibutuhkan untuk mengembalikan biaya suatu proyek Metode ini mengabaikan arus kas diluar periode pembayaran kembali dan tidak mempertimbangkan nilai waktu dari uang. Akan tetapi , pembayaran kembali memberikan indikasi mengenai risiko dan likuiditas suatu proyek, karena menunjukkan berapa lama modal yang diinvestasikan akan berada dalam risiko.
A.2. Metode Pembayaran Kembali Terdiskonto
Metode Pembayaran Kembali Terdiskonto mirip dengan metode pembayaran kembali biasa kecuali bahwa metode ini mendiskontokan arus kas pada tingkat biaya modal proyek. Metode ini mempertimbangkan nilai waktu dari uang tetapi mengabaikan arus kas diluar periode pembayaran kembali.
A.3.Metode Nilai Sekarang Bersih (NPV)
Metode Nilai Sekarang Bersih mendiskontokan seluruh arus kas pada tingkat biaya modal proyek dan kemudian menjumlahkan arus-arus kas tersebut. Proyek akan diterima jika NPV-nya positif.
A.4. Metode Pengembalian Internal (IRR)
Metode pengembalian internal didefinisikan sebagai tingkat diskonto yang memaksa NPV proyek sama dengan nol. Proyek akan diterima jika IRR-nya lebih besar daripada biaya modal
A.5. Metode IRR yang dimodifikasi.(MIRR)
Metode NPV dan IRR akan menghasilkan keputusan penerimaan / penolakan yang sama untuk proyek-proyek yang independen, tetapi jika proyek-proyek tersebut saling eksklusif, maka dapat terjadi konflik peringkat. Jika terjadi konflik peringkat, maka sebaiknya menggunakan metode NPV. Metode NPV dan IRR lebih unggul daripada metode pembayaran kembali, tetapi NPV lebih unggul dari IRR, karena NPV berasumsi arus kas akan diinvestasikan kembali pada tingkat biaya modal perusahaan , sedangkan IRR berasumsi arus kas akan diinvestasikan kembali pada tingkat IRR proyek. Investasi kembali pada tingkat biaya modal umumnya adalah asumsi yang lebih baik karena lebih mendekati kenyataan.
Metode IRR yang dimodifikasi memperbaiki masalah yang terdapat dalam IRR biasa. MIRR melibatkan perhitungan nilai akhir (TV) dari arus kas masuk yang dimajemukkan pada tingkat biaya modal perusahaan dan kemudian menentukan tingkat diskonto yang memaksa nilai sekarang TV menjadi sama dengan nilai sekarang arus kas keluar.
CONTOH SOAL :
Anda adalah seorang analis keuangan . Direktur penganggaran modal telah meminta anda untuk menganalisis dua usulan investasi modal, Proyek S dan Proyek T. Masing-masing proyek memiliki biaya sebesar $ 10.000 dan biaya modal dari setiap proyek adalah 12 % . Ekspektasi arus kas bersih proyek adalah 12 %. Ekspektasi arus kas bersih proyek adalah sebagai berikut :
EKSPEKTASI ARUS KAS BERSIH
TAHUNPROYEK SPROYEK T
0($10.000)($10.000)
1 6.500 3.500
2 3.000 3.500
3 3.000 3.500
4 1.000 3.500
Pertanyaan :
1. Hitunglah periode pembayaran kembali, nilai sekarang bersih (NPV). Tingkat pangembalian internal (IRR) dan tingkat pengembalian internal yang dimodifikasikan (MIRR) setiap proyek
2. Manakah proyek yang sebaiknya diterima jika mereka bersifat independent
3. Manakah proyek yang sebaiknya diterima jika mereka bersifat saling eksklusif
JAWABAN :
DIKETAHUI :
1. Tahun sebelum pengembalian penuh
Proyek S sesuai ekspektasi arus kas (tabel soal) modal akan kembali pada tahun ketiga ($6.500 + $ 3.000 + $ 500= $10.000). JADI Tahun sebelum pengembalian penuh adalah tahun ke-2
Proyek T sesuai ekspektasi arus kas (tabel soal) modal akan kembali pada tahun ketiga ($3.500 + $ 3.500 + $3.500= $10.000) JADI Tahun sebelum pengembalian penuh adalah tahun ke-2
2. Biaya yang belum dikembalikan pada awal tahun
*= -$10.000- $6.500 (lihat tabel soal tahun pertama diharapkan arus kas 6.500)= -$3.500
= - $3.500- $3.000 (lihat tabel soal tahun kedua diharapkan arus kas $3.000)= - $500
JADI Proyek S, biaya yang belum dikembalikan pada awal tahun adalah - $ 500
*= -$10.000- $3.500 (lihat tabel soal tahun pertama diharapkan arus kas 3.500)= -$6.500
= - $6.500- $3.500 (lihat tabel soal tahun kedua diharapkan arus kas $3.500)= -$3.000
JADI Proyek T, biaya yang belum dikembalikan pada awal tahun adalah - $ 3.000
HASIL EKSPEKTASI ARUS KAS BERSIH (CFt)
TAHUNPROYEK SPROYEK T
0 ($10.000) ($10.000)
1 (3.500)* (6.500)
2 ( 500) (3.000)
3 2.500 500
4 3.500 4.000
1. a. Pembayaran Kembali
Tahun sebelum Biaya yang belum dikembalikan
pengembalian penuh + pada awal tahun
Pembayaran kembali S = _______________________________________
Arus kas selama tahun berjalan
Pembayaran kembali s = 2 + $ 5.00/ $ 3.000 =2,17 years
Pembayaran kembali t = 2+ $3.000/$3.500 =2,86 years
1.b.NILAI SEKARANG BERSIH
CF1 CF2 CFn
NPV= CF0 +______+ ______ + + _____
(1+k)1 (1+k)2 (1+k)n
= n CFt ______
t=0 (1+k)t
NPV S = -$10.000+$6.500/(1,12)1+$3.000/(1,12)2+$3.000/(1,12)3+$1000/(1,12)4
= $.966,01
NPV T = -$10.000+$3.500/(1,12)1+$3.500/(1,12)2+$3.500/(1,12)3+$3.500/(1,12)4 = $.630,72
1.c. TINGKAT PENGEMBALIAN INTERNAL
CF1 CF2 CFn
IRR =0 = CF0 +______+ ______ + + _____
(1+IRR)1 (1+IRR)2 (1+IRR)n
0 = n CFt ______
t=0 (1+IRR)t
IRR S = 18,0 %
IRR T = 15,0%
1.d MODIFIKASI IRR
PV BIAYA = PV NILAI AKHIR
n CIFt (1+k)n-1
t=0
n COFt
______ = __________________________
t=0 (1+k)t (1+MIRR)n
PV BIAYA = TV
______________
(1+MIRR)n
TV S = $6.500/(1,12)3+$3.000/(1,12)2+$3.000/(1,12)1+$1000 = $17.255,23
TV T = $3.500/(1,12)3+$3.500/(1,12)2+$3.500/(1,12)1+$3.500 = $16.727,65
MIRR S= 14,61%
MIRR T= 13,73%
B. MENGAMBIL KEPUTUSAN PROYEK DALAM PENGANGGARAN MODAL
2. Manakah proyek yang sebaiknya diterima jika independen
Proyek yang mendapat peringkat lebih tinggi
1. metode pembayaran kembali proyek S
2. NPV proyek S
3. IRR proyek S
2. MIRR proyek S
Seluruh metode menghasilkan peringkat Proyek S berada di atas Proyek T. Tambahan lagi, kedua proyek dapat diterima menurut criteria NPV, IRR, dan MIRR, jadi kedua proyek seharusnya akan diterima jika kedua proyek tersebut independent
3. Manakah proyek yang sebaiknya diterima jika eksklusif
Kita akan memilih proyek S karena nilai NPV lebih tinggi pada k=12%
PERTEMUAN 6:INVESTASI DALAM AKTIVA TETAP (TEKNIK PENGANGGARAN MODAL)
PENGERTIAN DAN ISTILAH
Istilah Modal (Capital) mengacu pada aktiva-aktiva jangka panjang yang digunakan dalam proses produksi
Anggaran ( Budget) adalah sebuah rencana yang merinci proyek-proyek arus kas masuk dan keluar selama periode tertentu dimasa mendatang .
Anggara Modal (Capital Budget) adalah suatu uraian investasi yang telah direncanakan pada aktiva tetap.
Penganggaran modal ( Capital Budgeting) adalah keseluruhan proses menganalisis proyek dan memutuskan proyek mana yang akan dimasukkan didalam anggaran modal.
PENTINGNYA ANGGARAN M0DAL
1. Dana yang dikeluarkan akan terikat untuk jangka waktu yang panjang
2. Investasi dalam aktiva tetap menyangkut harapan terhadap hasil penjualan dimasa yang akan datang
3. Pengeluaran dana untuk keperluan tersebut, biasanya meliputi jumlah yang besar dan sulit untuk menjual kembali aktiva tetap yang telah dipakai
4. Kesalahan dalam pengambilan keputusan mengenai pengeluaran modal tersebut akan mengakibatkan kerugian yang besar, dengan dampak antara lain : biaya depresiasi yang berat, beban bunga modal pinjaman, biaya per unit yang meningkat bilamana kapasitas mesin terlalu besar tetapi tidak dapat dimanfaatkan secara optimal.
KLASIFIKASI PROYEK
1. Penggantian (replacement)
2. Penggantian dapat dikategorikan menjadi dua, yaitu :
a. Penggantian untuk kelangsungan usaha
b. Penggantian untuk menurunkan biaya.
3. Perluasan (expansion)
a. Ekspansi atas produk yang sudah ada saat ini
b. Ekspansi produk atau pasar baru
4. Lainnya, seperti bangunankantor, fasilitas bagi eksekutif, dan lapangan parkir
TEKNIK DAN KONSEP ANGGARAN MODAL.
Tahap 1 :
Menentukan nilai investasi awal (initial outlays) dari investasi yang akan dilakukan, misalnya harga beli mesinTahap 2 :
Menentukan modal atau sumber dana yang akan digunakan. Dalam hal ini ada tiga pilihan , yaitu
Modal Sendiri seluruhnya
Modal dari pihak lain (bank atau lembaga keuangan lainya)
Sebagian modal sendiri dan sebagian dari pihak lain.
Tahap 3 :
Memperkirakan pola arus kas dari investasi yang diusulkan . Setiap arus kas pengeluaran modal (capital Expenditur) mempunyai dua macam arus kas (cash flow) yaitu :
1. Arus kas masuk ( cash in flow)
Merupakan sumber penerimaan secara tunai yang didapat dari hasil investasi, dalam hal ini semua penerimaan uang dan penerimaan lain yang mempunyai nilai uang tertentu.
a. Yang termasuk dalam penerimaan uang adalah penerimaan dari penjualan, pembayaran piuatang dagang dan sebagainya.
b. Yang termasuk dalam penerimaan lain yang mengandung nilai uang adalah seperti penerimaan melalui tambahan hutang dari pihak ketiga sepeerti bank, lembaga keuangan lainnya (perusahaan anjak piutang), tambahan modal pribadi dari pemilik investasi, penjualan asset(aktiva tetap)dan sebagainya.
2. Arus kas keluar ( cash out flow).
Merupakan pengeluaran uang ataupun bentuk-benyuk pengorbanan lain yang mempunyai nilai yang tetentu. Dalam arus kas keluar dikenal dengan dua istilah pengeluaran berdasarkan waktu yaitu:
a. pengeluaran modal (capital expenditure atau outlays)
yaitu setiap pengeluaran tunai yang memberikan manfaat jangka panjang seperti halnya pembelian gedung untuk usaha menjalankan investasi atau pun pembelian asset lainnya yang mengandung manfaat jangka panjang.
b. Biaya ( revenue expenditure).
Yaitu setiap pengeluaran tunai yang diperhitungkan sebagai pengorbanan dalam memperoleh penghasilan pada periode yang sedang berjalan misalnya biaya bahan produksi, biaya pemasaran dan sebagainya.
Data yang diperlukan dalam melakukan perhitungan arus kas masuk adalah :
Sales
xxx
Operating cost per cash
xxx
EBDIT
xxx
Depreciation
xxx
EBIT
xxx
Interest
xxx
Tax
xxx
EAT
xxx
Tahap 4.
Melakukan perhitungan arus kas masuk (cash inflow), yang disingkat CF dalam
Penulisan formula dibawah dalam hal ini tersedia dan metode yang mendukungnya yaitu :
a. Pendekatan Botton Up (Botton Up Approach).
Rumusnya :
CF = EAT + Depretiation + Interest (1 Tax)
b. Pendekatan Top Down (Top Down Approach)
Rumusnya :
CF = EBIT (1 Tax) + Depretiation
Atau:
CF = EBDIT (1 Tax) + (Tax x Depretiation)
Contoh penerapan konsep :
Diketahui data sebagai berikut :
Sales
2500
Operating cost
1500
EBDIT
1000
Depretiation
100
EBIT
900
Interest
100
EBT
800
Tax (50%)
400
EAT
400
Dengan metode Botton up:
CF = 400 + 100 +100 (1 50%) = 550.
Dengan metode Top down:
CF = 900 (1 -50%) + (50% x 100) = 550. Tahap 5:
Melakukan Penilaian kelayakan Investasi
Ada berbagai cara metode dalam melakukan penilaian investasi seperti yang dijabarkan pada berikut ini:
1. ARR
2. Payback period
3. NPV
4. IRR
5. PI
6. MIRR
Berdasarkan pendekatan keuntungan akuntasi
Dikenal dengan rumus ARR (Avaragel Accounting Rate of Return).
Metode ini mengukur tingkat keuntungan rata-rata yang diperoleh dari suatu investasi
Rata-rata EAT
ARR = -------------------
Capaital outlays
ARR ini digunakan dalam menghitung persentase pengembangan uang tanpa memperhitungkan time value of money :
Kelebihan
Memperhatikan seluruh pendapatan selama umur proyek berlangsung
Mudah dimengerti dan mudah perhitungnya.
Kelemahan
Mengabaikan nilai waktu uang
Menggunakan accounting profit dan tidak memperhatikan arus kas
Berdasarkan pendekatan cash flow , tanpa memperhatikan time value of money
Pendekatan yang tidak memperhatikan nilai waktu dari uang (time Value of money ) melalui Payback Periode method. Metode ini mengukur seberapa cepat suatu investasi bisa kembali (semakin cepat semakin baik).
Capital Outlays
Payback Periode (PP) = -----------------------------
Net Cash FlowKelebihan
Menggunakan arus kas sebagai dasar pertimbangan nya
Mudah dihitung dan dimengerti
Kelemahan
Mengabaikan nilai waktu dari uang
Mengabaikan arus kas setelah sulit melakukan periode penutupan yang wajar
Sering tergantung subjektivitas pemilik perusahaan
NET PRESENT VALUE (NPV)
Metode NPV menggunakan teknik Discounted Cash Flow (DCF) untuk memperhitungkan nilai waktu uang dari semua arus kas proyek
Persamaan NPV dapat dinyatakan sebagai berikut :
CF1 CF2 CFn
NPV = CF0 + ------ + ------ + ..+ ------
(1 + k)1 (1+k)2 (1+k)n
n CFt
NPV = ---------
t=0 (1 + k)t
Persyaratan
Jika NVP < 0 , maka keputusan investasi tersebut Tidak Layak untuk dilaksanakan
Jika NPV > 0 , maka keputusan investasi tersebut layak untuk dilaksanakan
Kelebihannya :
Menggunakan arus kas (cash flow) sebagai dasar perhitungan
Mempeerhatiakan inlia waktu dari uang
Konsisten dengan tujuan perusahaan.
INTERNAL RATE OF RETURN (IRR)
Internal Rate of Return (IRR) adalah metode peerhitungan investasi dengan menghitung tingkat bunga yang menyamakan nilai sekarang investasi dengan nilai sekarang dari penerimaan-peneerimaan kas bersih dimasa datang.
Rumusnya:
At = 0 atau IRR = IR1- (IR2 IR1) NPV1
Keterangan :
IR1 = discount rate 1
IR2= discount rate2
NPV1= net present value1
NPV2= net present value2
R= discount rate
Persyaratan:
Jika IRR < r maka uusulan investasi akan ditolak
Jika IRR > r maka usulan investasi akan diterima.
Kelebihannya:
Memperhatikan nilai waktu dari uang
Menggunakan arus kas sebagai dasar perhitungan
Hasilnya dalam persentase, sehingga pengambilan kepuutusan dapat membuat perkiraan bila r (discount rate) sulit diketahui.
Kelemahannya:
Perhitungan lebih sulit bila tidak menggunakan komputer, karena harus dicoba-coba (trial and error).
Tidak membedakan proyek yang mempunyai perbedaan ukuran dan keadaan investasi.
Dapat menghasilkan IRR ganda atau tidak menghasilkan IRR sama sekali.
Profitability Index (PI)
Metode ini menghitung perbandingan antara nilai sekarang penerimaan-penerimaan kas bersih di masa datang dengan nilai sekarang investasi.
Rumusnya PI =
Persyaratannya:
Jika PI < 1 maka usulan investasi tersebut tidak layak
Jika PI > 1 maka usulan investasi tersebut layak.
Kelebihannya:
Menggunakan arus kas sebagai dasar perhitungan
Memperhatikan nilai waktu dari uang
Konsisten dengan tujuan perusahaan, yaitu memaksimalkan kekayaan pemegang saham.
Kelemahannya:
Dapat memberikan panduan dan pilihan yang salah pada proyek proyek yang mutually exsclusive yang memiliki unsur ekonomis dan skala investasi yang berbeda.TUJUAN PENYUSUNAN ANGGARAN MODAL.
1. Tujuan perencanaan.
Menyediakan perencanaan yang efektif dari pengeluaran modal/ dana (capital expenditure).
2. Tujuan koordinasi.
Menyediakan alat koordinasi antara capital expenditure yang dihubungkan dengan:
a. Kebutuhan pembelanjaan kas.
b. Penjualan potensial
c. Keuntungan potensial
d. Return on investmen ( ROI)
3. Sebagai Alat pengawasan.
Menyediakan alat pengawasan baik untuk minor maupun mayor additions.PERTEMUAN : 8INVESTASI DALAM EFEK
Pengertian Investasi
Investasi merupakan penggunaan modal untuk menciptakan uang, baik melalui sarana yang menghasilkan pendapatan maupun melalui ventura yang lebih berorientasi ke risiko, yang dirancang untuk mendapatkan perolehan modal (Downes dan Goodman dalam Warsono, 2001;1). Sedangkan menurut (Halim, 2005:4) investasi merupakan penempatan sejumlah dana pada saat ini dengan harapan untuk memperoleh keuntungan di masa mendatang.
Umumnya investasi dibedakan menjadi dua, yaitu pertama investasi pada aset-aset financial (financial asset) yang dilakukan di pasar uang, misalnya berupa sertifikat deposito, commercial paper, surat berharga pasar uang dan lainnya. Investasi dapat juga dilakukan di pasar modal, misalnya berupa saham, obligasi, waran, opsi, dan lain-lain. Kedua investasi pada aset-aset riil (real assets) yang berupa pembelian aset produktif, pendirian pabrik, pembukaan pertambangan, pembukaan perkebunan dan lainnya.
2. Proses Investasi
Proses investasi menunjukkan bagaimana seharusnya seorang investor membuat keputusan investasi pada efek-efek yang dapat dipasarkan, dan kapan dilakukan. Untuk itu diperlukan tahapan sebagai berikut:(Halim, 2005:4)
a. Menentukan tujuan investasi
Ada tiga hal yang perlu dipertimbangkan dalam tahap ini, yaitu tingkat pengembalian yang diharapkan (expected rate of return), tingkat risiko (rate of rate), dan ketersedian jumlah dana yang akan diinvestasikan.
b. Melakukan analisis
Dalam hal ini investor melakukan analisis terhadap suatu efek atau sekelompok efek. Salah satu tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi efek yang salah harga (mispriced), apakah harganya terlalu tinggi ataukah terlalu rendah. Untuk itu ada dua pendekatan yang dapat digunakan, yaitu :
1) Pendekatan fundamental. Pendekatan ini berdasarkan pada informasi-informasi yang diterbitkan oleh emiten maupun oleh administrator bursa efek.
2) Pendekatan teknikal. Pendekatan ini didasarkan pada data (perubahan) harga saham di masa lalu sebagai upaya untuk memperkirakan harga saham di masa mendatang.
c. Membentuk portofolio
Dalam tahap ini dilakukan identifikasi terhadap efek-efek mana yang akan dipilih dan berapa proporsi dana yang akan diinvestasikan pada masing-masing efek tersebut.
d. Mengevaluasi kinerja portofolio
Dalam tahap ini dilakukan evaluasi atas kinerja portofolio yang telah dibentuk, baik terhadap tingkat pengembalian yang diharapkan maupun terhadap tingkat risiko yang ditanggung.
e. Merevisi kinerja portofolio
Tahap ini merupakan tindak lanjut dari tahap evaluasi kinerja portofolio.
Investasi dalam aktiva keuangan dapat dilakukan dengan investasi langsung ataupun investasi tidak langsung (Jogiyanto, 2000:7).
a. Investasi langsung adalah investasi yang dilakukan dengan pembelian langsung aktiva keuangan suatu perusahaan yang diperjual belikan. Aktiva keuangan bisa berupa tabungan dan deposito. Serta investasi langsung yang dapat diperjual belikan berupa surat berharga pendapatan tetap dan saham.
b. Investasi tidak langsung adalah suatu investasi yang dilakukan melalui pembelian dari perusahaan investasi dimana perusahaan investasi merupakan perusahaan yang mengelola dana investasi yang mempunyai aktiva-aktiva keuangan dari perusahaan lain. Untuk perusahaan investasi sendiri dapat diklasifikasikan menjadi Unit Investment Trust, Closed-end Investment companies dan Open-end Investment Companies Investasi (Jogiyanto, 2000:10)
c. Investasi tidak langsung adalah suatu investasi yang dilakukan melalui pembelian dari perusahaan investasi dimana perusahaan investasi merupakan perusahaan yang mengelola dana investasi yang mempunyai aktiva-aktiva keuangan dari perusahaan lain. Untuk perusahaan investasi sendiri dapat diklasifikasikan menjadi Unit Investment Trust, Closed-end Investment Companies dan Open-end Investment Companies Investasi (Jogiyanto, 2000:10)
3. Analisis portofolio
Portofolio merupakan kombinasi atau gabungan atau sekumpulan aset, baik berupa aset riil maupun aset financial yang dimiliki oleh investor. Hakikat pembentukan portofolio adalah untuk mengurangi risiko dengan jalan diversifikasi, yaitu mengalokasikan sejumlah dana pada berbagai alternatif investasi yang berkorelasi negatif (Halim,2005:54).
Investor dapat menentukan kombinasi efek-efek untuk membentuk portofolio, baik yang efisien maupun yang tidak efisien. Suatu portofolio dapat dikatakan efisien apabila memenuhi dua kriteria yaitu: (Halim,2005:54)
a. Memberikan ER terbesar dengan risiko yang sama.
b. Memberikan risiko terkecil dengan ER yang sama.
Semua portofolio yang terletak pada efficient frontier merupakan portofolio yang efisien sehingga tidak dapat dikatakan portofolio mana yang optimal. Sedangkan untuk membentuk portofolio yang optimal kita harus menawarkan return yang diharapkan dan risiko yang sesuai dengan prevensinya (Halim, 2002:59).
4. Risiko investasi pada saham
Risiko dalam kontek manajemen investasi merupakan besarnya penyimpangan antara tingkat pengembalian yang diharapkan dengan tingkat pengembalian yang dicapai secara nyata.
Prevensi investor terhadap risiko dibagi menjadi tiga (Halim, 2002:38) :1) Investor yang suka terhadap risiko (risk seeker) merupakan investor yang apabila dihadapkan pada dua pilihan investasi yang memberikan tingkat pengembalian yang sama dengan risiko yang berbeda, maka orang tersebut akan lebih suka mengambil investasi dengan risiko yang lebih besar. Karakteristik investor jenis ini bersikap agresif dan spekulatif dalam mengambil keputusan investasi
2) Investor yang netral terhadap risiko (risk neutrality) merupakan investor yang akan meminta kenaikan tingkat pengembalian yang sama untuk setiap kenaikan risiko. Investasi jenis ini umumnya cukup flexible dan bersikap hati-hati (prudent) dalam mengambil keputusan investasi.
3) Investor yang tidak suka terhadap risiko (risk averter) merupakan investor yang apabila dihadapkan pada dua pilihan investasi yang memberikan tingkat pengembalian yang sama dengan risiko yang berbeda, maka lebih suka mengambil investasi dengan risiko yang lebih kecil. Karakteristik investor jenis ini cenderung selalu mempertimbangkan secara matang dan terencana atas keputusan investasi.
Dalam kontek portofolio risiko dibedakan menjadi dua yaitu :
1) Risiko sistematis. Merupakan risiko yang tidak dapat dihilangkan atau dikurangi dengan cara penggabungan berbagai risiko (Djohanputro,2006:18).
2) Risiko tidak sistematis
Merupakan risiko yang dapat dihilangkan dengan jalan diversifikasi, karena risiko ini hanya ada dalam satu perusahaan atau industri tertentu.
5. Model indeks
Model indeks atau model faktor mengasumsikan bahwa tingkat pengembalian sutau efek sensitif terhadap perubahan berbagai macam faktor atau indeks. Sebagai proses perhitungan tingkat pengembalian, suatu model indeks berusaha untuk mencakup kekuatan ekonomi utama yang secara sistematis dapat menggerakkan harga saham untuk semua efek. Secara implisit, dalam kontruksi model indeks terdapat asumsi bahwa tingkat pengembalian antara dua efek atau lebih akan berkorelasi (Halim,2005:82).
Suatu pernyataan formal mengenai hubungan itu adalah model indeks atau model faktor dari tingkat pengembalian efek. Hasilnya, dapat memberikan informasi yang diperlukan untuk menghitung ER, varians, dan kovarians setiap efek sehingga dapat digunakan untuk mengetahui karakteristik sensitivitas portofolio terhadap perubahan faktor atau indeks (Halim,2005:82).
Ada dua model indeks yang dapat digunakan untuk menghitung portofolio optimal:
a. Model indeks tunggal
Model ini mengasumsikan bahwa tingkat pengembalian antara dua efek atau lebih akan berkorelasi yaitu akan bergerak bersama dan mempunyai reaksi yang sama terhadap satu faktor atau indeks tunggal yang dimasukkan dalam model. Faktor atau indeks tersebut adalah Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) (Halim,2005:82).
Tujuan penggunaan model indeks tunggal adalah untuk menyederhanakan perhitungan portofolio model Markowitz. Pada portofolio model Markowits dibutuhkan parameter-parameter input berupa:
1) Tingkat keuntungan yang diharapkan masing-masing saham.
2) Variance masing-masing saham.
3) Covariance antar saham-saham.
Perhitungan portofolio optimal akan sangat dimudahkan jika hanya didasarkan pada sebuah angka yang dapat menentukan apakah suatu sekuritas dapat dimasukkan ke dalam portofolio optimal tersebut. Angka tersebut adalah rasio antara ekses return dengan beta (excess return to beta) (Jogiyanto,2000:225).
b. Model Indeks Ganda (Multi-Index Models)
Multi-index models lebih berpotensi dalam upaya untuk mengestimasi expected return, standar deviasi dan kovarians efek secara akurat dibanding single index models. Karena pengembalian aktual efek tidak hanya sensitif terhadap perubahan IHSG, artinya terdapat kemungkinan adanya lebih dari satu faktor yang dapat mempengaruhinya. Multi index models menganggap bahwa ada faktor lain selain IHSG yang dapat mempengaruhi terjadinya korelasi antar efek, misalnya tingkat bunga bebas risiko(Halim; 2005:86).
Model tersebut sebenarnya merupakan model regresi linier berganda, dimana tingkat pengembalian efek i akan dipengaruhi oleh banyak variabel bebas yaitu F1 sampai Fn. Tingkat pengembalian efek i yang tidak dapt dijelaskan oleh variabel-variabel bebas tersebut dinyatakan dengan dan ei. Dalam hal ini merupakan rata-rata dari tingkat pengembalian yang tidak dipengaruhi oleh variabel bebas dalam model. Sedangkan ei merupakan tingkat pengembalian unik yang bersifat acak dan diasumsikan rata-ratanya bernilai 0.
PERTEMUAN 9 :
BIAYA MODAL DAN STRUKTUR MODAL
Pengertian Biaya Modal.
Biaya modal (coc) merupakan biaya yang harus dikeluarkan atau dibayar oleh perusahaan untuk mendapatkan modal yang diguna-kan untuk investasi perusahaan.
Modal :
1. Hutang
Obligasi.
2. Saham Preferen.
3. Saham Biasa.
4. Laba ditahan.
Konsep biaya modal penting dalam pembelanjaan perusahaan, karena dapat dipakai untuk menentukan besarnya biaya yang secara riil harus ditanggung oleh perusahan untuk memperoleh modal dari berbagai sumber.
Konsep perhitungan biaya modal dapat dilakukan dengan menggunakan konsep rata-rata tertimbang (wacc) dari keseluru-han modal yang digunakan didalam perusahaan.
WACC sifatnya explicit, sama dengan discount rate yang dapat menjadikan PV dari modal neto yang diterima perusahaan sama dengan PV dari semua biaya yang harus dibayarkan karena penggunaan modal tersebut.
Biaya yang harus dibayar :
1. Pembayaran Bunga.
2. Pembayaran dividen.
3. Pembayaran angsuran pokok pinjaman atau principal.
Biaya modal dapat diukur dengan rate of return minimum dari investasi baru yang dikeluarkan perusahaan, dengan asumsi bahwa tingkat risiko dari investasi baru sama dengan risiko dari aktiva yang dimiliki saat ini.
BIAYA MODAL SECARA INDIVIDUAL.
Biaya Modal dari Hutang Perniagaan.
Biaya modal ini bersifat explicit, karena perusahaan gagal mem-bayar pada tepat waktu, sehingga kehilangan kesempatan untuk mendapatkan discount.
Cash Discount
Cod =
x 100%
Average Payable
Cod After Tax = (Cod before tax)(1-t).
Biaya Modal dari Hutang Wesel.
Dalam hutang wesel bunga dibayar dimuka, dengan memotong jumlah yang akan diterima.
Interest Payment
Cod =
x 100%
Nominal Wesel Interest Payment
Cod After Tax = (Cod before tax)(1-tax).
Biaya Modal dari Hutang Jangka Pendek.
Hutang jangka pendek dikeluarkan oleh bank, disebut kredit bank, jangka waktu pinjaman paling lama satu tahun. Biasanya bank me-motong bunganya didepan, plus premi asuransi, sehingga jumlah yang diterima dibawah nilai nominal hutangnya.
Interest Payment + Premi Asuransi
Cod =
x 100%
Nilai Nominal Hutang (IP + PA)
Cod After Tax = (Cod before tax)(1-tax).
Biaya Hutang dari Obligasi.
Dapat dihitung dengan dua cara, yaitu denga rumus pendek atau Short Cut Formula, dan dengan Metode Accurate (menggunakan table Present Value).
Short Cut Formula : (before tax)
F P
C +
dimana :
N
C = Annual Int. Payment.
YTM =
x 100%
F = Value of Bond.
P + F
P = Market Price of Bond.
N = Period.
2
Metode Accurate.
Metode ini diselesaikan dengan trial and error, menggunakan tabel PV kemudian diinterpolasi.
Interpolasi :
Selisih Selisih PV of Int.Selisih PV of Interest dengan
Bunga& NV of Bond
PV of Market Value of Bond
Bunga IPV of Int. & VB IPV of Interest & VB I
Bunga IIPV of Int. & VB IIPV of Nominal Value of Bond
A
B
C
C
YTM = Bunga I + ( )(A)%
B
YTM After Tax = (YTM before tax)(1-t).
Biaya Penggunaan Modal dari Saham Preferen.
Biaya modal saham preferen adalah sebesar tingkat keuntungan yang diisyaratkan atau diharapkan oleh pemegang saham preferen.
Dp
Biaya Saham Preferen (kp) = x 100%
Pn
Biaya modal saham preferen sudah diperhitungkanatas dasar se-sudah pajak.
Biaya Modal dari Laba Ditahan (RE).
Biaya modal dari laba ditahan adalah sebesar tingkat pendapatan investasi (ror) dalam saham yang diharapkan akan diterima. Ini berarti sama dengan biaya modal dari saham biasa.
Biaya modal dari laba ditahan dapat dihitung dengan menggunakan 3 model pendekatan :
1. Model Pendiskontoan Aliran Kas.
Model ini dihitung dengan mengestimasikan biaya modal de-ngan mendiskontokan aliran kas, yaitu dari dividen yang diha-rapkan akan diterima pemegang saham.
~ Dt
dimana :
Po = (
Po = Harga pasar saham saat ini.
t=1 (1+ke)t
Dt = Dividend diterima untuk periode t
ke = Expected return bagi investor.
Besarnya ke ditentukan oleh besarnya dividend yang diharapkan akan diterima selama periode t. Saham dimiliki untuk jangka waktu tidak terbatas, dan dividend tidak mengalami pertumbuh-an, maka biaya modalnya menjadi :
D
ke = x 100%
PoNamun yang lebih realistis sesuai dengan harapan investor dividend mengalami pertumbuhan, sebesar g. Sehingga biaya modalnya menjadi :
~ Do(1+g)t
Po = (
dimana Do merupakan dividend yg di-
t=1 (1+ke)t
terima pada t = 0.
Diasumsikan bahwa ke > g, maka persamaan tersebut dapat diubah menjadi :
D1Po =
x 100%
dimana; D1 = Do(1+g).
ke g
maka, biaya modal sendiri dapat ditulis :
D1ke = + g
Po
Model ini juga dapat digunakan untuk dividend yang meng-alami pertumbuhan beberapa tahap.
m Do(1+g1)t Dm
Po = (
+
t=1 (1+ke)t (1+ke)m
m Do(1+g1)t 1 D m+1 = ( +(1+ke)t (1+ke)m ke g2
t=1
dimana :
Po = Harga pasar saham.
g1 = Tingkat pertumbuhan dividend tahap pertama.
g2 = Tingkat Pertumbuhan dividend tahap kedua.
m = Periode waktu pertumbuhan.
2. Model Penentuan Harga Aktiva (CAPM).
Biaya modal dihitung dengan memperhatikan premium risiko pasar dan beta saham.
ke = Rf + (i(Rm Rf)
dimana :
Rf = Tingkat keuntungan bebas risiko.
Rm = Tingkat keuntungan pasar.
= Beta saham perusahaan.
Persamaan tersebut sebenarnya diperoleh dari persamaan Garis Pasar Sekuritas (GPS), sebagai berikut :
Ri = Rf + (i (Rm Rf)
dimana :
Ri = Tingkat keuntungan yang diharapkan pemilik saham biasa.
Ri = ke
I
GPS
ke2 ke1Rf
Risiko, (.
0
(1
(2
3. Model Bond Yield Premium Risk.
Model ini biasanya digunakan oleh para analis yang tidak mem-percayai CAPM. Model ini lebih subyektif, hanya menambah-kan premi risiko mereka sendiri sebesar 3 sampai dengan 5 poin persentase.
ke = Hasil Obligasi + Premi Risiko.
Semakin berisiko obligasi, maka biaya modalnya akan menjadi lebih tinggi pula.
Biaya Modal dari Emisi aham Baru.
Biaya modal dari emisi saham baru lebih tinggi dari biaya modal dari laba ditahan, karena saham baru dibebani biaya emisi (flotati-on cost).
Ror yang diharapkan dari Saham Biasa
ke =
1 Persentase Biaya Emisi.
Catatan : Persentase biaya emisi dihitung dari harga jual sebelum
dikurangi biaya emisi.
D1
Atau : ke = x 100%
Pnet
dimana :
D1 = Divident yang diharapkan.
Pnet = Harga pasar saham dikurangi biaya emisi saham.
Jika diharapkan dividend akan mengalami pertumbuhan selamanya sebesar g, maka besarnya biaya modal :
D1ke = + g
Pnet
BIAYA MODAL SECARA KESELURUHAN.
Tingak biaya modal yang harus dihitung perusahaan adalah tingkat biaya modal secara keseluruhan. Perhitungannya menggunakan konsep Weighted Average Cost of Capital ( WACC).
Komponen Biaya Masing-Masing
JumlahPersentase
Modal
Komponen
Modal
Bond Payable
10%
$ 100,000 20%
Preferred Stock
15
100,000 20
Common Stock
21
300,000 60
$ 500,000 100%
Tambahan Modal.
Tambahan modal akan dapat mengakibatkan kenaikan marginal cost of capital (MCC), sehingga WACC-nya naik, apabila tambah-an modal tersebut begitu besarnya sehingga perusahaan harus melakukan emisi saham baru. Agar supaya tambahan modal tidak menaikan WACC, maka tambahan modal harus memperhatikan besarnya laba ditahan pada periode tersebut.
Besarnya tambahan modal yang diperlukan supaya tidak mening-katkan WACC dapat dihitung dengan rumus sbb :
Laba Ditahan
Tambahan Modal =
Persentase Saham Biasa
Misalkan, diketahui :
Komponen
Jumlah Modal
Biaya masing-Persentase
Modal
komponen
dari total
Obligasi
Rp 200.000.000 4,8%
20%
Saham Preferen 50.000.000 10
5
Saham Biasa 750.000.000 12
75
Total
Rp 1.000.000.000
100%
Dalam operasinya perusahaan memperoleh laba ditahan sebesar Rp 150.000.000,00.
Besarnya tambahan modal maksimum yang diperlukan untuk mempertahankan WACC-nya adalah :
Rp 150.000.000
Tambahan Modal =
Rp 200.000.000,00.
0,75
Jika tambahan modal lebih besar dari Rp 200 juta, maka WACC-nya akan naik, karena perusahaan harus menerbitkan saham baru. Dimana penerbitan saham baru ini akan dibebani biaya emisi atau flotation cost, sehingga wacc-nya naik.
Biaya Saham Lama
Biaya Saham Baru =
1 Biaya Emisi
Marginal Cost of Capital (MCC).
Adalah biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan tambahan ru-piah modal baru; biaya rata-rata tertimbang dari rupiah terakhir modal baru yang diperoleh. Skedul biaya modal marginalnya sbb :WACC (%)
WACC = MCC
15
0
1 2
3 4
Jutaan
Rupiah Modal Baru
MCC tetap, karena setiap rupiah tambahan modal baru mempunyai biaya sebesar 15%.
WACC (%)
MCC
11,46
10,46
Jutaan
0
500
Rupiah Modal Baru
Skedul Biaya Modal Marginal
Jika tambahan modal lebih besar dari Rp 200 juta, misalkan Rp 500 juta berarti perusahaan harus menerbitkan saham baru, sehing-ga WACC-nya naik menjadi 11,46%.
Komposisi Tambahan Modal :
Jika Rp 200 juta.
Jika Rp 500 juta.
ObligasiRp 40 juta.
Obligasi
Rp 100 juta.
Saham PreferenRp 10 juta.
Saham PreferenRp 25 juta.
Laba Ditahan Rp 150 juta.Saham Biasa Rp 375 juta.
Biaya Modal dari Depresiasi.
Biaya modal dari depresiasi sama dengan biaya modal rata-rata sebelum menggunakan modal yang berasal dari emisi saham baru.
Skedul Oportunitas Investasi (IOS).
Merupakan sebuah grafik dari oportunitas investasi perusahaan yang diberi peringkat berdasarkan tingkat pengembalian proyek tersebut.
Return (%)
A = 13%
13
B = 12,5%
C = 12%
12
MCC
10
IOS
D = 10,2%
0
50
100
150
200 Jutaan
Tambahan Modal
Anggaran Modal Optimal Baru.
Sebesar Rp 180 juta.
ProyekModal (Rp)
Return (%)
A
50.000.000
13,00
B
50.000.000
12,50
C
80.000.000
12,00
D
80.000.000
10,20
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BIAYA
MODAL.
1. Faktor yang Tidak Dapat Dikendalikan Perusahaan.
Tingkat Suku Bunga.
Jika suku bunga dalam perkonomian meningkat, maka biaya utang juga akan meningkat karena perusahaan harus membayar pemegang obligasi dengan suku bunga yang lebih tinggi untuk memperoleh modal utang.
Tarif Pajak.
Tarif Pajak digunakan dalam perhitungan biaya utang yang digunakan dalam WACC, dan terdapat cara-cara lainnya yang kurang nyata dimana kebijakan pajak mempengaruhi biaya modal.
2. Faktor yang Dapat Dikendalikan Peusahaan.
Kebijakan Struktur Modal.
Perhitungan WACC didasarkan pada tarif bunga setiap kompo-nen modal dengan komposisi struktur modalnya. Sehingga jika struktur modalnya berubah, maka biaya modalnya akan ber-ubah.
Kebijakan Dividend.
Penurunan ratio pembayaran dividend mungkin dapat menye-babkan biaya modal sendiri meningkat, sehingga MACC-nya naik.
Kebijakan Investasi.
Akibat dari kebijakan investasi akan membawa dampak yang berrisiko. Besar kecilnya risiko inilah yang akan mempengaruhi biaya modal.
STRUKTUR MODALA. ANALISIS STRUKTUR MODAL
Struktur modal optimal sebuah perusahaan adalah kombinasi utang dan ekuitas yang akan memaksimalkan harga saham. Disetiap waktu, manajemen akan memiliki satu struktur modal sasaran yang spesifik dalam pikirannya yang diasumsikan sebagai sasaran yang optimal, meskipun hal ini dapat berubah dari waktu-ke waktu.
Beberapa faktor dapat mempengaruhi struktur modal sebuah perusahaan. Faktor tersebut adalah 1) risiko bisnis atau seberapa berisiko saham perusahaan jika perusahaan tidak menggunakan utang dan 2) risiko keuangan yang merupakan tambahan risiko yang dikenakan pada pemegang saham biasa sebagai akibat dari keputusan perusahaan untuk mempergunakan utang 3) posisi perpajakan 4) kebutuhan akan fleksibelitas keuangan dan 5) konservatisme atau agresivitas manajemen perusahaan
1. Risiko Bisnis
Adalah suatu fungsi dari ketidakpastian yang inheren di dalam proyeksi pengembalian atas modal yang diinvestasikan (return on invested capital ROIC) di dalam sebuah perusahaan yang dinyatakan sebagai berikut :
NOPAT LABA BERSIH BAGI PEMBAYARAN BUNGA
PEMEGANG SAHAM BIASA + SETELAH PAJAK
ROIC =___________=_____________________________________________________
MODAL MODAL
NOPAT = Laba operasi bersih setelah pajak dan modal adalah jumlah dari utang dan ekuitas biasa perusahaan ( jika kita abaikan saham preferen ). Jika sebuah perusahaan tidak memiliki utang , maka pembayaran bunganya akan nol, modalnya akan sama dengan ekuitas dan nilai ROICnya akan sama dengan pengembalian atas ekuitasnya , ROE.
LABA BERSIH BAGI
PEMEGANG SAHAM BIASA
ROIC (utang nol)= ROE = ___________________________________________
EKUITAS BIASA
Jadi risiko bisnis perusahaan yang bebas pengungkitan (leverage free) dapat diukur oleh deviasi standar nilai ROEnya ,ROE
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi risiko bisnis
1. variabilitas permintaan. Semakin stabil permintaan akan produk sebuah perusahaan, jika hal-hal lain dianggap konstan , maka semakin rendah risiko bisnisnya.
2. variabilitas harga jual. Perusahaan yang produk-produknya dijual di pasar yang sangat tidak stabil , maka semakin tinggi risiko bisnisnya dibandingkan perusahaan sama yang harga produknya lebih stabil.
3. variabilitas biaya input. Perusahaan yang biaya inputnya sangat tidak stabil akan memiliki risiko lebih tinggi
4. Kemampuan menyesuaikan harga output untuk perubahan-perubahan pada biaya input. Semakin besar kemampuan melakukan penyesuaian harga output untuk mencerminkan kondisi biaya , semakin rendah tingkat risiko bisnisnya.
5. Kemampuan untuk mengembangkan produk baru pada waktu yang tepat dan efektif dalam hal biaya. Perusahaan dibidang industri yang menggunakan teknologi tinggi seperti obat-obatan dan komputertergantung arus konstan produk baru
6. Eksposur risiko asing. Perusahaan yang menghasilkan sebagian besar labanya dari operasi luar negeri dapat terkena penurunan laba akibat fluktuasi nilai tukar
7. Komposisi biaya tetap: leverage operasi , Jika perusahaan mempunyai sebagian besar biayanya merupakan biaya tetap , maka semakin tinggi risiko bisnisnya.
Leverage operasi
Dalam terminologi bisnis tingkat leverage operasi tinggi , jika hal-hal lain dianggap konstan , berarti perubahan penjualan dalam jumlah yang relatif kecil akan dapat mengakibatkan perubahan besar dalam ROE
2. Risiko Keuangan
Adalah tambahan risiko yang dibebankan kepada para pemegang saham biasa sebagai hasil dari keputusan untuk mendapatkan pendanaan melalui utang. Konsentrasi risiko ini terjadi karena para pemegang utang akan menerima pembayaran bunga secara tetap , samasekali tidak menanggung risiko bisnis. Jadi penggunaan utang atau leverage keuangan , mengkonsentrasikan risiko bisnis perusahaan pada para pemegang sahamnya.
Leverage keuangan adalah tingkat sampai sejauh mana sekuritas dengan laba tetap (utang dan saham preferen) digunakan dalam struktur modal sebuah perusahaan.
B. ANALISIS LEVERAGE KEUANGAN
Ladys motors, sebuah perusahaan penghasil generator pompa, berada dalam situasi berikut ini : EBIT = $ 4juta, pajak =T= 35%, utang yang masih belum dilunasi =D= $2juta; kd = 10 %; ks=15%; jumlah saham beredar =N=600.000 dan nilai buku perlembar saham = $ 10. Karena pasar produk Ladys stabil dan perusahaan tidak mengharapkan terjadi pertumbuhan , seluruh laba dibayarkan sebagai deviden. Utang terdiri atas obligasi bunga abadi (perpectual bond)
a. berapakah laba perlembar saham (EPS) Ladys dan harga perlembar sahamnya (P)
b. berapakah rata-rata tertimbang biaya modal (WACC) Ladys
c. Ladys dapat meningkatkan utangnya sebesar $8juta menjadi total sebesar $10 juta dan menggunakan utang baru tersebut untuk membeli kembali dan menarik beberapa sahamnya pada tingkat harga saat ini. Tingkat suku bunga utangnya akan menjasi 12 % (Ladys harus melunasi dan mengembalikan utang lamanya) dan biaya ekuitasnya akan naik dari 15 % menjadi 17 % EBIT akan tetap konstan . Apakah sebaiknya Ladys merubah struktur modalnya ?
d. Jika Ladys tidak harus mengembalikan $2juta utang lamanya, bagaimana pengaruhnya pada hal lain-lain ? Asumsikan utang yang baru dan masih belum dilunasi memiliki tingkat risiko yang sama dengan Kd=12% tetapi tingkat kupon dari utang lamanya adalah 10 %.
e. Berapakah rasio cukup lindung kelipatan pembayaran bunga (TIE) Ladys pada situasi awal dan pada kondisi bagian c pertanyaan ini.
JAWABAN a
EBIT $ 4.000.000
Bunga ($2.000.000 x0,10) 200.000
__________
Laba sebelum pajak(EBT) 3.800.000
Pajak (35%) 1.330.000
___________
Laba bersih setelah pajak 2.470.000
EPS = $2.470.000/600.000 = $ 4,12
P0 = $4,12/0,15= $ 27,47
JAWABAN b
Ekuitas = 600.000x $ 10= $6.000.000
Utang = $ 2.000.000
Total modal = $ 8.000.000
WACC= WdKd(1-T) + WcKs
= (2/8)(10%)(1-0,35) + (6/8)(15%)
= 1,63% + 11,25%
= 12,88%
JAWABAN c
EBIT $ 4.000.000
Bunga ($10.000.000 x0,12) 1.200.000
__________
Laba sebelum pajak(EBT) 2.800.000
Pajak (35%) 980.000
___________
Laba bersih setelah pajak 1.820.000
Saham dibeli dan ditarik kembali :
N = utang /P0 =$ 8.000.000/$27,47=291,277
Saham beredar baru =
N1=N0-N=600.000-291,277=308.773
EPS baru
EPS = $1.820.000/0,17 = $ 34,65 vs $27,47
Keputusan : Ladys merubah struktur modalnya
JAWABAN d.
Dalam kasus ini laba bersih perusahaan harus lebih tinggi dari (0,12 -0,10) ($2.000.000) (1-0,35)= $26.000 karena beban bunganya akan lebih rendah
Harga baru akan menjadi :
Po= ($1.820.000 + $26.000)/308.773 = $35,18
___________________________
0,17
Dalam kasus pertama, dimana utang harus didanai kembali , para pemegang obligasi mendapat kompensasi atas naiknya risiko dari posisi utang yang lebih tinggi. Dalam kasus kedua para pemegang obligasi lama tidak mendapat kompensasi; obligasi bunga abadi kupon 10 persen mereka sekarang akan memiliki nilai sebesar :
$ 100/ 0,12 = $833,33
Atau dengan jumlah total sebesar $ 1.666.667, turun dari nilai lama sebesar $2juta atau rugi sebesar $333.333. Para pemegang saham akan memperoleh keuntungan sebesar :
($35,18- $ 34,65) (308.773) = $ 163.650
Tentunya keuntungan ini diperoleh dengan mengorbankan para pemegang obligasi (Tidak ada alasan untuk memiliki anggapan bahwa kerugian para pemegang obligasi akan persis tertutupi oleh keuntungan para pemegang saham)
TIE = EBIT / I
TIE awal = $4.000.000/$200.000 = 20 kali
TIE baru = $4.000.000/$1.200.000 = 3,33 kali
PERTEMUAN 10:MANAJEMEN MODAL KERJA
Manajemen Modal Kerja1. Pengertian Modal Kerja
Modal kerja didefinisikan sebagai modal yang digunakan untuk membiayai oprasional perusahaan sehari-hari, terutama yang memiliki jangka waktu pendek. Modal kerja juga diartikan seluruh aktiva lancar yang dimiliki suatu perusahaan atau setelah aktiva lancar dikurangi dengan utang lancar. Modal kerja yang diartikan seluruh aktiva lancar dikurangi dengan utang lancar dinamakan modal kerja bersih
Sedangkan manajemen modal kerja merupakan suatu pengelolaan investasi perusahaan dalam aset jangka pendek. Artinya bagaimana mengelola investasi dalam aktiva lancar perusahaan. Manajemen modal kerja melibatkan sebagian besar jumlah asset perusahaan. Bahkan terkadang bagi perusahaan tertentu jumlah aktiva lancar lebih dari setengah jumlah investasinya tertanam di dalam perusahaan.
Dalam manajemen modal kerja terdapat beberapa konsep modal kerja yang sering digunakan. Konsep modal kerja dibagi menjadi 3:
a. Konsep kuantitatif, menyebutkan bahwa modal kerja adalah seluruh aktiva lancar. Seluruh investasi dalam aktiva lancar, Konsep ini sering disebut dengan modal kerja kotor (gross working capital).
b. Konsep kualitatif, merupakan konsep yang menitik beratkan kepada kualitas modal kerja. Dalam konsep ini melihat selisih antara jumlah aktiva lancar dengan kewajiban lancar. Konsep ini disebut modal kerja bersih atau (net working capital).
c. Konsep fungsional, menekankan kepada fungsi dana yang dimiliki perusahaan dalam memperoleh laba. Artinya, sejumlah dana yang dimiliki dan digunakan perusahaan untuk meningkatkan laba perusahaan.
Dari konsep di atas, modal kerja perusahaan dibagi 2 jenis:
a. Modal kerja kotor( gross working capital), adalah semua komponen yang ada di aktiva lancar secara keseluruhan dan sering disebut modal kerja.
b. Modal kerja bersih( net working capital), merupakan seluruh komponen aktiva lancar dikurangi dengan seluruh total kewajiban lancar(utang jangka pendek).
2. Arti Penting dan Tujuan Manajemen Modal Kerja
Pentingnya manajemen modal kerja perusahaan, terutama bagi kesehatan keuangan dan kinerja perusahaan adalah:a. Bahwa kegiatan seorang manajer keuangan lebih banyak dihabiskan di dalam kegiatan oprasional perusahaan dari waktu kewaktu.
b. Investasi dalam aktiva lancar, cepat sekali berubah. Perubahan tersebut akan berpengaruh terhadap modal kerja perusahaan. Oleh karena itu, perlu manajemen modal kerja.
c. Dalam praktiknya sering kali bahwa lebih dari separuh dari total aktiva merupakan bagian dari aktiva lancar (modal kerja perusahaan).
d. Khusus bagi perusahaan kecil manajemen modal kerja sangat penting karena investasi dalam aktiva tetap dapat ditekan dengan menyewa, tetapi investasi lancar dalam piutang dan sedian tidak dapat dihindarkan harus segera terpenuhi.
e. Bagi perusahaan yang relatif kecil fungsi modal kerja juga amat penting. Hal ini disebabkan perusahaan kecil, relative terbatas untuk memasuki pasar dengan modal besar dan jangka panjang. Pendanaan perusahaan lebih mengandalkan pada utang jangka pendek, yang tentunya dapat mempengaruhi modal kerja.
f. Terdapat hubungan yang sangat erat antara pertumbuhan penjualan dengan kebutuhan modal kerja. Kenaikan penjualan berkaitan dengan tambahan, piutang, sedian, dan juga saldo kas. Demikian pula sebaliknya.
Tujuan manajemen modal kerja bagi perusahaan adalah sebagai berikut:
a. Modal kerja digunakan untuk memenuhi kebutuhan likuiditas perusahaan, artinya likuiditas perusahaan sangat tergantung kepada manajemen modal kerja.
b. Dengan modal kerja yang cukup perusahaan memiliki kemampuan untuk memenuhi kewajiban pada waktunya. Pemenuhan kewajiban yang sudah jatuh tempo dan segera harus dibayar secara tepat waktu merupakan ukuran keberhasilan manajemen modal kerja.
c. Memungkinkan perusahaan untuk memiliki sediaan yang cukup dalam rangka memenuhi kebutuhan pelanggannya.
d. Memungkinkan perusahaan untuk memperoleh tambahan dana dari para kreditor, apabila rasio keuangannya, memenuhi syarat seperti likuiditas yang terjamin.
e. Guna memaksimalkan penggunaan aktiva lancar guna meningkatkan penjualan dan laba.
f. Perusahaan mampu melindungi diri apabila terjadi krisis modal kerja akibat turunnya nilai aktiva lancar.
Tujuan di atas akan dapat tercapai apabila modal kerja perusahaan dapat dikelola secara benar sesuai dengan konsep manajemen modal kerja. Dan ini merupakan tanggung jawab utama dari seorang manajer keuangan untuk mampu mengelolanya.
3. Hubungan Likuiditas Dan Modal KerjaSeperti diketahui bahwa salah satu nilai penting dari likuiditas perusahaan adalah untuk memenuhi sejumlah dana yang diperlukan pada saat dibutuhkan. Sementara itu dalam manajemen modal kerja kebutuhan dana juga merupakan bagian penting, baik dalam hal penyediaan dana maupun penggunaan dana yang berkaitan dengan aktivitas usahanya. Oleh karena itu terdapat hubungan yang erat antara keduanya.
Agar lebih mudah memahami dapat dilihat dalam ilustrasi berikut ini. Kita asumsikan ada dua perusahaan yaitu PT Bukit laying dan PT Tempilang dengan neraca sebagai berikut:
Neraca PT Bukitlayang Per 31 Desember 2008
KAS600.000UTANG LANCAR1.800.000
PIUTANG1.000.000
SEDIAAN1.400.000
TOTAL AKTIVA LANCAR3000.0001.800.000
Neraca PT tempilang Per 31 Desember 2008
KAS1.400.000UTANG LANCAR1.800.000
PIUTANG1.000.000
SEDIAAN600.000
TOTAL AKTIVA LANCAR3.000.0001.800.000
Dari porsi kedua neraca perusahaan di atas terdapat persamaan yaitu dalam hal total aktiva lancar yaitu sama-sama 3.000.000 dan utang lancar 1.800.000. namun terdapat perbedaan dalam komposisi aktiva lancarnya, sehingga sangat memengaruhi dalam kemempuan membayar kewajibannya. Dalam hal ini PT Tempilang lebih baik karena jika memerlukan dana cepat untuk memenuhi atau membayar kewajiban PT Tempilang bisa langsung memenuhi karena dia memiliki persediaan kas yang lebih banyak. Artinya, meskipun likuiditas antara perusahaan sama, namun kecepatan dalam hal membayar kewajiban berbeda, oleh karena itu hubungan antara likuiditas dan modal kerja sangat diperlukan.4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Modal Kerja Dalam peraktiknya terdapat beberapa faktor yang dapat memengaruhi modal kerja antara lain tergantung dari:a. Jenis perusahaan dalam praktiknya meliputi perusahaan yang bergerak dibidang jasa dan non jasa (industry). Kebutuhan dalam perusahaan industry lebih besar jika dibandingkan dengan perusahaan jasa.
b. Syarat kredit atau penjualan yang pembayarannya dengan cara mencicil juga sangat mempengaruhi modal kerja. Untuk meningkatkan penjualan bisa dilakukan dengan berbagai cara salah satunya adalah melalui penjualan secara kredit. Penjulan barang secara kredit memberikan kelonggaran kepada konsumen untuk membeli barang dengan cara pembayaran diangsur.
c. Waktu produksi, artinya jangka waktu atau lamanya memproduksi suatu barang. Makin lama waktu yang digunakan untuk memproduksi suatu barang, maka akan makin besar modal kerja yang dibutuhkan, begitu pula sebaliknya.
d. Pengaruh tingkat perputaran sediaan terhadap modal kerja cukup penting bagi perusahaaan. Makin kecil atau rendah tingkat perputara, maka kebutuhan modal kerja makin tinggi, begitu pula sebaliknya.
Secara umum kenaikan dan penurunan modal kerja disebabkan tiga faktor, yaitu:
a. Adanya kenaikan modal. Artinya, adanya tambahan modal dari pemilik atau perolehan laba dalam priode tertentu yang dimasukan ke aktiva lancar.
b. Adanya pengurangan aktiva tetap, artinya adanya penjualan aktiva tetap, terutama yang tidak produktif dimana uangnya dimasukkan ke aktiva lancar atau digunakan untuk membayar utang jangka pendek.
c. Adanya penambahan utang, artinya perusahaan menambah utang baru .
5. Sumber Modal Kerja Berikut ini beberapa sumber modal kerja yang dapat digunakan, yaitu: Hasil oprasi perusahaan, maksudnya adalah pendapatan atau laba yang diperoleh pada priode tertentu.
Keuntungan penjualan surat berharga, juga dapat digunakan untuk keperluan modal kerja. Besarnya selisih antara harga beli dan harga jual surat berharga tersebut.
Penjualan saham, artinya perusahaan melepas sejumlah saham yang masih dimiliki untuk dijual kepada berbagai pihak.
Penjualan aktiva tetap, maksudnya yang dijual aktiva tetap yang kurang produktif atau masih menganggur.
Penjualan obligasi, artinya perusahaan mengeluarkan sejumlah obligasi untuk dijual kepada pihak lainnya.
Memperoleh pinjaman dari kreditor, terutama pinjaman jangka pendek. Khusus untuk pinjaman jangka panjang juga dapat digunakan, hanya saja peruntukan pinjaman jangka panjang biasanya digunakan untuk kepentingan investasi.
Memperoleh dana hibah dari berbagai lembaga. Dana ini biasanya tidak digunakan beban biaya sebagai mana pinjaman dan tidak ada kewajiban pengembalian.
Secara khusus sumber modal kerja :
Sumber modal kerja untuk pembiayaan permanen merupakan modal yang digunakan untuk mempertahankan sirkulasi modal perusahaan agar tidak macet. Sumber utama modal kerja untuk pembiayaan permanen adalah modal sendiri namun juga masih kurang dapat ditambah dari pinjaman jangka panjang.
6. Penggunaan Modal KerjaSecara umum dikatakan bahwa penggunaan modal kerja biasa dilakukan perusahaan untuk:
a. Pengeluaran untuk gaji, upah, dan biaya oprasi perusahaan.b. Pengeluran untuk membeli bahan baku atau barang dagangan.c. Untuk menutupi kerugian akibat penjualan surat berharga.d. Pembelian aktiva tetap(tanah, bangunan, kendaraan, mesin dan lain-lain)
e. Pembayaran utang jangka panjang
f. Pengambilan uang atau barang untuk kepentingan pribadi.Penggunaan modal kerja di atas jelas akan mengakibatkan perubahan modal kerja, namun perubahan modal kerja tergantung dari penggunaan modal kerja itu sendiri. Dalam praktiknya modal kerja suatu perusahaan tidak akan berubah apabila terjadi:
a. Pembelian barang dagang dan bahan lainnya secara tunai
b. Pembelian surat berharga secara tunai
c. Perubahan bentuk piutang misalnya dari piutang dagang kepiutang wasel
7. Perputaran modal kerjaSalah satu alat ukur untuk menentukan keberhasilan dan keefektifan manajemen modal kerja adalah diukur dari perputaran modal kerjanya atau working capital turnover-nya. Artinya seberapa banyak modal kerja berputar selama suatu periode atau dalam beberapa periode.
Untuk mengukur perputaran modal kerja adalah dengan cara membandingakan antara penjualan dengan modal kerja. Pengukuran ini sebaiknya dengan menggunakan dua periode atau lebih sebagai pembanding, sehingga memudahkan kita untuk menilainya.
Rumus yang digunakan untuk mencari perputaran modal kerja adalah sebagai berikut:
Penjualan Bersih
Perputaran modal kerja =
Modal Kerja
Sebagai contoh dapat dilihat dari data di bawah ini:Komponen Laporan Keuangan Tahun 2007Tahun 2008
Penjualan bersih ( net sales)3.8504.150
Total aktiva lancar (current assetss)856800
Untuk tahun 2007 dapat dilihat sebagai berikut:
Perputaran modal kerja = 3850 : 856 = 4,45 kali dibulatkan 4,5 kali
Artinya perputaran modal kerja tahun 2007 sebanyak 4,5 kali di mana penggunaan setiap Rp, 1,- modal kerja dapat menghasilkan penjualan sebesar Rp. 4,5,-
sedangakan tahun 2008 dengan cara yang sama:
perputaran modal kerja = 4.150 : 800 = 5, 18 kali dibulatkan (5,2 kali)
perputaran modal kerja dapat menghasilkan Rp.5,2,-
8. Metode Menentukan Besarnya Modal KerjaAda dua metode untuk menghitung besarnya modal kerja:
1. Metode saldo rata-rata:
penjualan bersih
besarnya modal kerja =
Perputaran modal kerja
contohnya :Komponen Laporan Keuangan 2007
Penjualan bersih ( net sales)3.850
Perputaran modal kerja4,5
Untuk tahun 2007 dapat dilihat sebagai berikut:
jadi besarnya modal kerja pda tahun 2007 adalah 3850 : 4,5 = 8562. Metode unsur-unsur biayaPT. Toboali memproduksi radio sebanyak 200 unit/hari dan beroperasi selama 25 hari dalam sebulan. Biaya produksi per unit produk radio sebagai berikut:
1. Bahan plastik & melamin
Rp 2.000,-
2. Bahan tembaga
Rp 500,-
3. Upah langsung
Rp 750,-
Untuk pembelian bahan palstik diperlukan:
Uang muka rata-rata 5 hari sebelumnya
Proses produksi memerlukan waktu 7 hari
penyimpanan 3 hari
Untuk proses produksi tembaga diperlukan:
proses produksi memerlukan 7 hari
penyimpanan 3 hari
Biaya administrasi perbulan
Rp 200.000
Sediann kas minimum
Rp 100.000
Pertanyaan:
Berapa modal kerja yang dibutuhkan PT Toboali?
Jawab:
. Periode perputaran
Bahan plastik & melamin= 5 + 7 + 3 = 15 hari
bahan Tembaga
= 7 + 3 = 10 hari
. Kebutuhan Modal kerja
Bahan plastik dan melamin
= 200 x Rp 2.000 x 15 hari= Rp 6.000.000
Bahan tembaga
= 200 x Rp 500 x 10 hari= Rp 1.000.000
Upah langsung
= 200 x Rp 750 x 10 hari= Rp 1.500.000
Biaya administrasi = Rp 200.000
sediaan minimum kas= Rp 100.000
Rp 8.800.000
9. Laporan Sumber dan penggunaan modal kerja
Neraca perbandingan PT RAY IBRAHIM,Tbk
PT RAY IBRAHIM, Tbk
Neraca Perbandingan
Per 31 Desember 2007 & 2008 (dalam jutaan)
PeriodePerubahan
Pos-pos dalam neracatahun 2007tahun 2008naikTurun
Aktiva Lancar
Kas250350100
Perlengkapan1405090
Piutang350250100
Sediaan12515025
Total Aktiva Lancar86580065
Aktiva Tetap
Tanah735735
Mesin250037901290
Kendaraan15001500
Akumulasi penyusutan(400)(925)525
Total Aktiva Tetap43355100765
Total Aktiva52005900700
Utang Lancar
Utang Bank550200350
Utang dagang100200100
Utang wesel1005050
Total Utang Lancar750450300
Utang Jangka Panjang
Utang Hipotek20001450550
Total hutang jngk pnjng20001450(200)
Ekuitas
Modal setor20002500500
Laba ditahan45015001050
Total Ekuitas245040001550
Total passive52005900
Laporan perubahan modal:
KomponenPeriodePerubahan
Thn. 2007Thn. 2008NaikTurun
Kas250350100
Perlengkapan14050-90
piutang350250100
sediaan12515025
Utang bank550200350
Utang dagang100200100
utang wesel1005050
525290
Kenaikan modal kerja--235
525525
Sumber modal kerja
1. hasil operasi:
- laba
Rp 1.050,-
- PenyusustanRp 525,-
Rp 1.575,-
2. Penjualan saham
Rp 500,-Jumlah modal kerja
Rp 2.075,-
Penggunaan modal Kerja1. Pembelian Mesin
Rp 1.290,-
2. Pembayaran Utang Hipotek
Rp 550 ,-
Rp 1.840,-
Kenaikan modal kerja bersih
Rp 235,-PERTEMUAN 11 :
MANAJEMEN KAS DAN SURAT BER HARGA JANGKA PENDEKKas & surat berharga jangka pendek adalah aktiva lancar yang paling likuid.
Perusahaan memegang kas untuk melakukan transaksi dan kompensasi bank untuk berbagai pelayanan yang diberikan.
Kas yang efisien Penyediaan jumlah kas yang aman. Pengadaan kas dengan cepat .
Investasi kas dalam investasi jangka pendek untuk menghasilkan penghasilan yang layak.
ANGGARAN KAS
Estimasi terhadap posisi kas untuk suatu periode tertentu yang akan datang.
Manfaat: untuk mengetahui kondisi perusahaan ( defisit/surplus kas.
Disusun secara bulanan atau kwartalan.
TAHAP PENYUSUNAN ANGGARAN KAS Menyusun estimasi penerimaan & pengeluaran menurut rencana operasional perusahaan.
Menyusun perkiraan/kebutuhan dana atau kredit bank atau sumber dana lain yang diperlukan untuk menutup defisit kas karena rencana operasinya perusahaan.
Menyusun kembali estimasi keseluruhan penerimaan dan pengeluaran setelah adanya transaksi finansial.
CONTOH ANGGARAN KAS
Suatu perusahaan menerima hasil penjualan secara berangsur selama 3 bulan berturut-turut. Hasil penjualan pada bulan tersebut akan diterima sebesar 10% pada bulan itu, kemudian 75% lagi akan diterima pada 1 bulan setelah penjualan, dan sisanya akan diterima 2 bulan setelah penjualan.
Diketahui hasil penjualan pada bulan Maret adalah Rp 800 juta. Maka penerimaan perusahaan pada bulan Maret, April dan Mei adalah?
SALDO KAS
KAS BERSIH = TOTAL PENERIMAAN KAS & TOTAL PENGELUARAN KAS
Kas Bersih (+) ( Penerimaan kas > Pengeluaran kas
Kas Bersih (-) ( Penerimaan kas < Pengeluaran kas
Saldo akhir bulan Januari = saldo awal bulan Februari
Saldo akhir bulan Februari = saldo awal bulan Maret
Contoh: Tabel Bentuk Anggaran Kas
JANUARIFEBRUARIMARET
Total penerimaan kas
Total pengeluaran kas
KAS BERSIH
Saldo awal
Saldo akhir
Saldo Kas Minimum
Kebutuhan pinjaman kas
Investasi atas kelebihan kasX
(x)
X
X
xx
(x)
a1
b1X
(x)
X
x
xx
(x)
a2
b2
X
(x)
X
x
xx
(x)
a3
b3
Jika saldo kas akhir < saldo kas minimum ( perusahaan harus meminjam kas sebesar Rp. a1 untuk Januari, Rp a2 untuk Februari, Rp a3 untuk Maret.
Jika saldo kas akhir > saldo kas minimum ( perusahaan harus investasi surat berharga sebesar Rp. b1 untuk Januari, Rp b2 untuk Februari, Rp b3 untuk Maret.
FLOAT
Apabila pembeli melunasi hutangnya kepada penjual dengan cek, pembeli segera mengurangkan saldo kas pada pembukuannya, tetapi saldo kas pembeli pada catatan bank tidak langsung berkurang.
Perbedaan tenggang waktu pembukuan bank (bank cash) dan pembukuan perusahaan (book cash) disebut float.
Manajemen Float melibatkan pengendalian pengumpulan & pengeluaran kas.
Contoh: PT.A menerbitkan cek dan mengirimkannya ke PT.B atas pelunasan pembelian seperangkat komputer sebesar Rp 100 Juta. Atas penerbitan cek itu PT.A segera mengurangkan RP 100 juta di akun kasnya. Selama PT.B belum menyetorkan cek ke banknya (atau bank PT.B belum mengkliringkannya), saldo kas di bank PT.A belum berkurang. Artinya PT.A masih berhak menerima bunga dari kasnya sebesar Rp 100 juta itu.
NET FLOAT = disbursement float - collection float ( diusahakan positif bagi perusahaan.
Pengeluaran Mengambang (disbursement float) = perbedaan nilai kas pada pembukuan pembayar dengan catatan bank sejak cek diterbitkan dan dikirimkan, tetapi uangnya belum dikurangkan dari catatan bank.
Penagihan mengambang (collection float) = perbedaan nilai kas pada pembukuan penerima dengan catatan bank sejak cek diterima dan disetor ke bank, tetapi uangnya belum ditambahkan dalam catatan bank sehingga penerima belum dapat mencairkan dananya.
Menunda Pengeluaran 1. Tulis cek pada bank yang jauh.
2. Tahan pembayaran untuk beberapa hari setelah disetujui.
3. Hubungi pemasok untuk verifikasi pernyataan akurasi untuk jumlah yang besar.
4. Kirim dari kantor pos yang jauh.
5. Kirim dari kantor pos yang membutuhkan penanganan yang sulit.
MENENTUKAN TARGET SALDO KAS1. The Baumol Model2. The Miller-Orr Model3. Faktor lain yang mempengaruhi target saldo kas
THE BAUMOL MODEL
Menghitung tingkat kas yang optimal & transfer yang optimal dari surat berharga menjadi kas yang akan meminimumkan biaya total manajemen kas.
(William J. Baumol)
Asumsi:
Pengeluaran terjadi secara kontinyu.
Penerimaan kas terjadi dalam jumlah bulat untuk interval yang sama (lump sums).
C* = 2 bT
i
C* = tingkat transfer kas yang optimal
T = penggunaan kas total untuk 1 periode
b = biaya atas setiap transaksi atau menjual surat berharga
i = tingkat bunga yang digunakan atas surat berharga
Rata-rata kas untuk 1 periode = C*/ 2Total biaya setiap periode untuk memegang kas = b(T/C) + i(C/2)
CONTOH SOAL.
PT. TIMBER memperkirakan pengeluaran kas di masa yang akan datang sebesar Rp. 540.000.000,-. Perusahaan merencanakan untuk memenuhi permintaan kas tersebu