modul pkpa rumah sakit -...

49
Program Studi Profesi Apoteker FMIPA UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT Januari, 2018 MODUL PKPA RUMAH SAKIT NAMA : NIM : INSTANSI :

Upload: others

Post on 06-Sep-2019

49 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

i

Program Studi Profesi Apoteker FMIPA UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

Januari, 2018

MODUL PKPA RUMAH SAKIT

NAMA :

NIM :

INSTANSI :

ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena rahmat dan

karunia-Nya Modul PKPA Rumah Sakit ini dapat terselesaikan. Modul ini

disusun agar dapat dijadikan sebagai pedoman pelaksanaan PKPA di rumah sakit.

Dengan modul ini diharapkan agar mahasiswa lebih siap dalam melaksanakan

PKPA di rumah sakit dan mendapat gambaran tentang materi yang akan diperoleh

selama PKPA. Modul ini juga diharapkan dapat memberikan standar untuk

institusi tempat PKPA (rumah sakit), agar mempunyai keseragaman dan panduan

dalam menyelenggarakan PKPA di rumah sakit.

Penyusun mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang

telah membantu proses penyelesaian Modul PKPA Rumah Sakit ini, terutama

kepada Program Profesi Apoteker Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada.

Semoga Modul ini dapat memberikan manfaat terutama bagi mahasiswa.

Masukan berupa kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan untuk

menyempurnakan Modul PKPA Rumah Sakit ini.

Banjarbaru, Januari 2018

Penyusun

iii

DAFTAR ISI

Halaman Cover ................................................................................................ i

Kata Pengantar ................................................................................................ ii

Daftar Isi .......................................................................................................... iii

Bab I. Pendahuluan ......................................................................................... 1

A. Latar Belakang .................................................................................... 1

B. Tujuan PKPA di Rumah Sakit ............................................................ 2

C. Sasaran ................................................................................................ 2

1. Kriteria Mahasiswa ....................................................................... 2

2. Kriteria Pembimbing PKPA di Rumah Sakit ................................ 2

3. Kriteria Tempat PKPA di Rumah Sakit ........................................ 3

D. Manfaat PKPA di Rumah Sakit .......................................................... 3

Bab II. Pelaksanaan PKPA .............................................................................. 4

A. Ketentuan Umum ................................................................................ 4

B. Tata Tertib ........................................................................................... 4

C. Metode ................................................................................................. 5

D. Mekanisme PKPA ............................................................................... 5

E. Materi .................................................................................................. 6

F. Beban dan Lama PKPA ...................................................................... 8

Bab III. Sistem Penilaian PKPA ..................................................................... 9

Bab IV. Penutup .............................................................................................. 10

Lampiran

Pelaksanaan PKPA di Rumah Sakit

Lembar Kerja PKPA di Rumah Sakit

Panduan Penyusunan Laporan PKPA

1

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pelayanan Kesehatan adalah sebuah konsep yang digunakan dalam

memberikan layanan kesehatan kepada masyarakat. Menurut Depkes RI (2009),

pelayanan kesehatan didefinisikan sebagai setiap upaya yang diselenggarakan

sendiri atau secara bersama-sama dalam suatu organisasi untuk memelihara dan

meningkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit serta

memulihkan kesehatan perorangan, keluarga, kelompok, dan ataupun masyarakat.

Dalam pelayanan kesehatan dikenal tempat pelayanan kesehatan seperti rumah

sakit dan puskesmas.

Rumah sakit merupakan bagian integral dari suatu organisasi sosial dan

kesehatan dengan fungsi menyediakan pelayanan paripurna (komprehensif),

penyembuhan penyakit (kuratif) dan pencegahan penyakit (preventif) kepada

masyarakat. Rumah sakit sebagai tempat pengabdian profesi menjadi tonggak

utama pelayanan kefarmasian yang kini telah berubah orientasinya dari Product

Oriented menjadi Patient oriented demi tercapainya “Patent Satisfaction”. Oleh

karena itu, telah menjadi konsekuensi bagi apoteker untuk senantiasa

meningkatkan pengetahuan, keterampilan, sikap dan perilaku agar dapat

berinteraksi langsung dengan pasien dan mampu melaksanakan pekerjaan

kefarmasian sesuai standar profesinya.

Praktek Kerja Profesi Apoteker merupakan media yang sangat penting

bagi mahasiswa profesi apoteker untuk menerapkan dan mengembangkan ilmu

dalam melaksanakan pekerjaan kefarmasian. Metode serta mekanisme

pelaksanaan PKPA di rumah sakit yang sistematis akan sangat membantu

mahasiswa profesi apoteker dalam memahami peran, fungsi, serta tanggung jawab

apoteker sebagai salah satu tenaga kesehatan. PKPA merupakan pelatihan yang

sangat strategis bagi mahasiswa profesi apoteker untuk menjadi calon apoteker

yang handal dimasa depan. PKPA diharapkan dapat menjadi media untuk

meningkatkan kompetensi mahasiswa agar siap terjun dalam dunia kerja. Modul

PKPA di rumah sakit ini juga dapat digunakan untuk membantu memberikan

arahan bagi Apoteker pembimbing di tempat PKPA (Preceptor) dan dosen

pembimbing PKPA di Fakultas.

2

B. Tujuan PKPA di Rumah Sakit

1. Meningkatkan pemahaman calon apoteker tentang peran, fungsi, posisi

dan tanggung jawab apoteker dalam pelayanan kefarmasian di Rumah

Sakit.

2. Membekali calon apoteker agar memiliki wawasan, pengetahuan,

keterampilan, dan pengalaman praktis untuk melakukan pekerjaan

kefarmasian di Rumah Sakit.

3. Memberi kesempatan kepada calon apoteker untuk melihat dan

mempelajari strategi dan kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan dalam

rangka pengembangan praktek farmasi komunitas di Rumah Sakit.

4. Mempersiapkan calon apoteker dalam memasuki dunia kerja sebagai

tenaga farmasi yang profesional.

5. Memberi gambaran nyata tentang permasalahan pekerjaan kefarmasian di

Rumah Sakit.

C. Sasaran

1. Kriteria Mahasiswa

Mahasiswa Program Studi Profesi Apoteker yang telah memenuhi

persyaratan kerja praktek sesuai ketentuan di Program Studi Profesi

Apoteker (PSPA) Fakultas MIPA Universitas Lambung Mangkurat.

2. Kriteria Pembimbing PKPA di Rumah Sakit

Kriteria Dosen Pembimbing dari PTF

a. Dosen/Pembimbing dari PTF minimal mempunyai jenjang

Pendidikan Strata 2 dalam bidang ilmu kefarmasian.

b. Memiliki Sertifikat Kompetensi Apoteker (dalam kondisi tertentu

PTF/IAI dapat mengambil kebijaksanaan lain).

c. Kompeten dalam bidang tersebut.

Preceptor

Pembimbing dari luar PTF dalam hal ini disebut preceptor adalah

a. Apoteker yang mendapat rekomendasi IAI yang berpraktik di tempat

PKPA dan minimal telah berpraktik selama 3 tahun.

b. Kompeten dalam bidang terkait, memiliki kemampuan mendidik dan

dapat mengalokasikan waktu untuk mendidik.

3

c. Memahami acuan pembelajaran dengan benar dan baik.

3. Kriteria tempat PKPA di Rumah Sakit

Kriteria yang harus dipenuhi sebagai tempat PKPA sesuai dengan

ketentuan sbb:

a. Rumah Sakit tipe A, B, atau C yang memiliki Komite Farmasi dan

Terapi.

b. Melaksanakan Standar Pelayanan Farmasi di Rumah Sakit.

c. Bersedia dan mampu menjadi tempat PKPA (komitmen kerjasama)

d. Mempunyai preceptor yang memenuhi kriteria dan bersedia

membimbing sesuai pedoman PTF

D. Manfaat PKPA di Rumah Sakit

1. Mengetahui, memahami tugas dan tanggung jawab apoteker dalam

menjalankan pekerjaan kefarmasian di Rumah Sakit.

2. Mendapatkan pengalaman praktis mengenai pekerjaan kefarmasian di

Rumah Sakit.

3. Mendapatkan pengetahuan manajemen praktis di Rumah Sakit.

4. Meningkatkan rasa percaya diri untuk menjadi apoteker yang profesional.

4

BAB II. PELAKSANAAN PKPA

A. Ketentuan Umum

1. Peserta PKPA adalah mahasiswa profesi yang telah memenuhi

persyaratan untuk mengikuti PKPA

2. Dosen Pembimbing adalah Dosen Program Studi Profesi Apoteker

(PSPA) Fakultas MIPA Universitas Lambung Mangkurat yang

memenuhi syarat untuk menjadi pembimbing PKPA

3. Preceptor adalah dosen pembimbing yang berasal dari tempat PKPA

yang telah memenuhi persyaratan yang ditetapkan

4. Tempat PKPA adalah tempat yang telah memenuhi persyaratan sebagai

tempat PKPA mahasiswa profesi

B. Tata Tertib

1. Setiap mahasiswa wajib mengikuti semua rangkaian PKPA mulai dari

pembekalan, kegiatan PKPA, penyusunan tugas dan laporan sesuai

jadwal yang telah ditetapkan

2. Setiap mahasiswa PKPA wajib menaati segala peraturan dan mengikuti

SOP yang ditetapkan oleh program studi dan tempat PKPA

3. Setiap mahasiswa diwajibkan hadir 5 menit sebelum pelaksanaan PKPA

4. Wajib berpakaian dan berpenampilan rapi, sopan serta mengenakan jas

putih dan tanda pengenal

5. Bersikap ramah, sopan, simpatik dan dapat menjalin hubungan baik

dengan semua orang di tempat PKPA

6. Selama PKPA dilarang merokok, minum-minuman keras dan melakukan

perbuatan yang mencemarkan nama baik almamater dan institusi tepat

PKPA

7. Pada saat pelaksanaan PKPA mahasiswa dilarang mengaktifkan

handphone yang dapat mengganggu suasana PKPA kecuali penggunaan

handphone untuk kepentingan browsing yang relevan dengan materi

PKPA saat itu.

5

8. Menjaga kedisiplinan serta menciptakan iklim yang kondusif untuk

bekerja

9. Apabila mahasiswa berhalangan hadir atau meninggalkan tempat PKPA

harus seijin dosen pembimbing dan diwajibkan menggantinya.

10. Setiap mahasiswa wajib mengisi daftar hadir dan lembar kerja pada

modul.

11. Semua mahasiswa harus melaksanakan tugas-tugas PKPA dengan

sepenuh hati dan rasa tanggung jawab.

12. Permasalahan yang muncul selama PKPA yang belum tercantum pada

butir-butir di atas akan diatur tersendiri.

C. Metode

Metode PKPA untuk mahasiswa Program Studi Profesi Apoteker

(PSPA) Fakultas MIPA Universitas Lambung Mangkurat adalah PKPA

berbasis kompetensi, Competent based Internship (CBI), yaitu suatu metode

pembimbingan PKPA dimana mahasiswa peserta PKPA terlibat langsung

dalam dinamika nyata praktek profesi apoteker secara sistematis dan terarah,

dengan menyeimbangkan aspek knowledge, skill dan attitude sehingga

mahasiswa mampu menyerap materi serta keterampilan dalam waktu singkat,

meningkatkan rasa percaya diri dan kemandirian dalam melaksanakan

praktek kefarmasian.

D. Mekanisme PKPA

Mekanisme PKPA di Rumah Sakit dengan metode CBI adalah sebagai

berikut:

1. Pembekalan, merupakan tahap awal proses PKPA sebagai pengantar

pelaksanaan PKPA yang dilaksanakan oleh dosen Praktisi dan akademisi

baik di fakultas maupun di institusi tempat PKPA

2. Pre test, merupakan eksplorasi awal kesiapan mahasiswa PKPA sebelum

melaksakan praktek kerja

3. Orientasi lapangan, merupakan tahapan dimana mahasiswa PKPA diberi

kesempatan untuk melihat dan memahami tempat PKPA secara langsung

6

meliputi struktur organisasi, lay out, sistem kerja, standard operating

procedure (SOP), dan sebagainya sebelum ikut terlibat didalamnya

4. Praktek kerja merupakan tahap inti dari proses-proses sebelumnya. Pada

tahap ini mahasiswa akan terlibat langsung dalam membantu pelaksanaan

praktek kefarmasian di tempat PKPA yang diatur menurut setiap station

dengan tugas-tugas tertentu

5. Diskusi, merupakan forum komunikasi, konfirmasi, klarifikasi, dan

pemecahan masalah PKPA sekaligus refreshing materi. Pada sesi ini

mahasiswa PKPA akan mempresentasikan hasil tugas individu dan

kelompok serta menyampaikan hal-hal yang belum dipahami yang

ditemukan di lapangan, dengan didampingi oleh Preceptor sebagai

narasumber

6. Tugas-tugas (individu dan kelompok), merupakan alat bantu untuk

mempermudah mahasiswa PKPA dalam memahami materi PKPA

7. Post test, (oleh Preceptor dan dosen akademisi) merupakan tahap

evaluasi untuk menilai sejauh mana materi PKPA diserap oleh

mahasiswa setelah melakukan praktek kerja di tempat PKPA. Evaluasi

ini dapat dilakukan secara lisan ataupun tertulis

8. Diskusi dan evaluasi akhir merupakan tahap cooling down PKPA, diskusi

dilakukan untuk membangkitkan semangat, motivasi dan kesadaran akan

tugas, fungsi dan tanggung jawab sebagai calon apoteker, sehingga lebih

siap untuk terjun di dunia kerja

9. Persiapan ujian komprehensif yang diberikan oleh Preceptor/dosen

pembimbing PKPA

E. Materi

Materi PKPA di Rumah Sakit adalah:

1. Peran Manajerial Farmasis

a. Organisasi Rumah Sakit dan Farmasi Rumah Sakit

1) Klasifikasi Rumah Sakit

2) Struktur Organisasi Rumah Sakit

3) Panitia Farmasi Rumah Sakit

4) Formularium Rumah Sakit

7

5) Struktur Organisasi Farmasi Rumah Sakit

6) Standar Pelayanan Farmasi Rumah Sakit

7) Akreditasi

b. Pengelolaan Perbekalan Farmasi (PF) di Rumah Sakit

1) Perencanaan dan seleksi PF

- Anggaran obat sistem perencanaan

- Pemilihan suplier

2) Pengadaan

- Prioritas pengadaan

- Metode pengadaan

3) Penyimpanan

- Lay out gudang

- Sistem penyimpanan

4) Distribusi

- Sistem distribusi

- Pengendalian distribusi

5) Penggunaan Obat

- Penggunaan obat yang rasional

- Studi penggunaan obat

c. Sistem Pengendalian di IFRS

1) Model sistem pengendalian

2) Pelaksanaan pengendalian di IFRS

2. Peran Fungsional Farmasis

a. Pelayanan Informasi Obat dan konselling

b. Therapeutic Drug Monitoring (TDM)

c. Drug Therapeutic Monitoring (DTM)

d. Penanganan Citotoxic

e. TPN dan IV-admixture

f. Pelayanan Farmasi klinik

g. Farmakoekonomi

h. Drug Utility Evaluation (DUE)

i. Produksi dan kontrol kualitas

8

3. CSSD

a. Ruang lingkup CSSD

b. Macam sterilisasi

c. Resistensi Mikroba

d. Infeksi Nosokomial

4. Penanganan Limbah

a. Penanganan limbah citotoxic

b. Penanganan limbah IFRS lain

F. Beban dan lama PKPA

PKPA di rumah sakit adalah sebesar 6 sks. Bobot satu (1) SKS PKPA setara

dengan praktek 8 jam perhari selama 1 minggu (5 hari kerja) 40 jam/minggu.

Lama waktu PKPA merupakan jumlah hari kerja (6–8 jam/hari). Kesepakatan

waktu dan jadwal PKPA (Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA) disepakati

antara pihak perguruan tinggi Farmasi dengan institusi tempat PKPA dibuat

kerjasama secara tertulis.

9

BAB III. SISTEM PENILAIAN PKPA

Evaluasi dan Penilaian

1. Evaluasi dilakukan oleh dosen pembimbing dan Preceptor dalam bentuk

evaluasi praktek dan ujian komprehensif apoteker.

2. Nilai akhir PKPA adalah gabungan dari nilai ujian lisan komprehensif, nilai

dari institusi tempat PKPA, nilai laporan, pretest, dan post test dari dosen

pembimbing PKPA (masing-masing dalam angka) dengan bobot sebagai

berikut:

a. Nilai dari institusi tempat PKPA = 40%

b. Nilai dosen pembimbing PKPA (akademisi) = 20%

i. Nilai laporan : 10

ii. Nilai pretest : 5

iii. Nilai post test : 5

c. Nilai ujian lisan komprehensif = 40%

3. Nilai ujian komprehensif lisan, nilai institusi, dan nilai pembimbing dalam

bentuk angka

4. Perubahan nilai angka ke huruf dilakukan oleh Program Studi, dengan

ketentuan sebagai berikut:

Rentang nilai angka Nilai huruf Bobot nilai huruf

≥ 80 A 4,00

77 – < 80 A- 3,75

75 – < 77 B+ 3,50

70 – < 75 B 3,00

66 – < 70 B- 2,75

61 – < 66 C+ 2,50

55 – < 61 C 2,00

50 – < 55 D+ 1,50

40 – < 50 D 1,00

10

BAB IV. PENUTUP

Modul ini disusun agar dapat dijadikan sebagai pedoman pelaksanaan

PKPA. Dengan modul ini diharapkan agar mahasiswa lebih siap dalam

melaksanakan PKPA di rumah sakit dan mendapat gambaran tentang materi yang

akan diperoleh selama PKPA. Modul ini juga diharapkan dapat memberikan

standar untuk institusi tempat PKPA (rumah sakit), agar mempunyai keseragaman

dan panduan dalam menyelenggarakan PKPA di rumah sakit.

11

PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER (PKPA) DI RUMAH SAKIT

No Kompetensi Learning

Objective

Strategi

Pembelajaran Kegiatan Lokasi

Pembelajaran

Tingkat

Kepentingan (P/K/T/D) Kuliah Praktek Tugas dan diskusi

1 Aspek legal

rumah sakit

a. Memahami organisasi rumah

sakit

K, T, D 1. Klasifikasi RS

2. Struktur organisasi

rumah sakit

3. Struktur organisasi

IFRS

Simulasi menyusun

organisasi IFRS

Ruang

kelas/diskusi

Wajib

b. Memahami PFT dan

formularium

P, K, T, D 1. Kedudukan, peran

dan fungsi PFT di

RS

2. Standar Terapi dan

Formularium RS

1. Praktek Pembuatan

Formularium

2. Praktek Revisi

Formularium

1. Simulasi pembuatan

formularium untuk

rumah sakit baru

2. Kesesuaian pola

peresepan dokter

terhadap formularium

Ruang

kelas/diskusi

Wajib

c. Memahami akreditasi dan

standar pelayanan

kefarmasian di RS

K 1. Akreditasi rumah

sakit

2. Standar pelayanan

kefarmasian RS

Ruang

kelas/diskusi

Wajib

d. Memahami pengelolaan

SDM

K, T, D 1. Jenis-jenis

ketenagaan di IFRS

dan uraian tugasnya

Menghitung

kebutuhan, uraian

tugas, penilaian

kinerja karyawan

Ruang

kelas/diskusi

Tambahan

2 Pengelolaan

Perbekalan

Farmasi (PF)

di Rumah

Sakit

a. Memahami proses seleksi

obat dan kriteria yang

digunakan dalam proses

pemilihan obat

b. Menjelaskan macam-macam

metode perencanaan serta

kelebihan dan kekurangannya

T, D Simulasi penyusunan

formularium

Gudang, dan

Ruang

kelas/diskusi

Wajib

c. Mampu menghitung

perencanaan dengan berbagai

metode (konsumsi dan

epidemiologi)

T, D Menyusun perencanaan

perbekalan farmasi

dengan metode konsumsi

atau epidemiologi

Gudang, dan

Ruang

kelas/diskusi

Wajib

d. Mampu melakukan evaluasi

perencanaan (dengan analisa

ABC dan VEN)

T, D Melakukan evaluasi

perencanaan dengan

analisa ABC dan VEN

Gudang, dan

Ruang

kelas/diskusi

Wajib

12

e. Menjelaskan macam-macam

metode pengadaan serta

kelebihan dan

kekurangannya

P, K, T, D 1. Perencanaan

Pengadaan

2. Sistem Pengadaan

Tender

3. Sistem Penunjukan

Langsung

Praktek membuat

Perencanaan Pengadaan

dgn metode konsumsi dan

metode epidemiologi

1. Pengenalan

Perbekalan Farmasi

(PF) di RS

2. Evaluasi Perencanaan

3. Evaluasi TOR

Gudang, dan

Ruang

kelas/diskusi

Wajib

f. Mampu menghitung ROP,

EOI dan EOQ untuk

efisiensi proses pengadaan

T, D Menghitung ROP, EOI

dan EOQ untuk efisiensi

proses pengadaan

Gudang, dan

Ruang

kelas/diskusi

Wajib

g. Mengetahui kriteria pemasok

di RS dan prosedur evaluasi

pemasok di RS

T, D Melakukan evaluasi

pemasok yang

menggunakan kriteria

yang telah ditetapkan

Gudang, dan

Ruang

kelas/diskusi

Wajib

h. Menjelaskan prosedur

penerimaan perbekalan

farmasi di RS

P Mengikuti proses

penerimaan perbekalan

farmasi

Gudang Wajib

i. Menjelaskan dokumen yang

terkait proses penerimaan

perbekalan farmasi

Membuat checklist proses

penerimaan perbekalan

farmasi

Gudang Wajib

j. Melakukan evaluasi proses

penerimaan perbekalan

farmasi

T, D 1. Melakukan

pengukuran respond

time penerimaan PF

2. Mengukur lead time

pemasok

Gudang, dan

Ruang

kelas/diskusi

Wajib

k. Dapat merancang layout

gudang farmasi

T, D Merancang desain

layout gudang farmasi

Gudang, dan

Ruang

kelas/diskusi

Wajib

l. Menjelaskan sistem

penyimpanan perbekalan

farmasi berdasarkan sifat

fisika kimia (stabilitas), UU,

bentuk sediaan, kelas terapi,

alfabetis, FEFO dan FIFO

P, K, T, D 1. Persyaratan suhu

penyimpanan

2. Sistem FIFO vs FEFO

Praktek penyimpanan PF

di gudang dan satelit

farmasi

1. Evaluasi Penyimpanan

PF

2. Evaluasi PF Near ED

3. Evaluasi TOR

Gudang, dan

Ruang

kelas/diskusi

Wajib

m. Melakukan monitoring suhu

dan kelembaban

penyimpanan

T, D Monitoring suhu dan

kelembaban penyimpanan

Gudang Wajib

n. Menjelaskan prosedur

penyimpanan bila suhu

penyimpanan tidak tercapai

(AC atau lemari es mati)

Membuat prosedur

penyimpanan bila suhu

penyimpanan tidak

tercapai

Gudang, dan

Ruang

kelas/diskusi

Wajib

13

o. Melakukan evaluasi

penyimpanan meliputi

kesesuaian stok, death stok,

dan waktu kadaluarsa

P T, D 1. Evaluasi penyimpanan

gudang dan satelit

farmasildepo

2. QC dan QA menyimpan

PF

Gudang Wajib

p. Menjelaskan macam-macam

distribusi serta kelebihan dan

kekurangannya

K Sistem Distribusi PF

kepada pasien rawat

jalan & rawat inap

Ruang

kelas/diskusi

Wajib

q. Menjelaskan sistem distribusi

ward floor stock

P Mengamati sistem

distribusi ward floor stock

di UGD

UGD dan

Kamar

operasi

Wajib

r. Menjelaskan sistem distribusi

individual prescribing

P Mengamati sistem

distribusi individual

prescribing di apotek

rawat jalan dan depo

rawat inap

Apotek rawat

jalan dan

Depo rawat

inap

Wajib

s. Menjelaskan sistem distribusi

one dose daily dan unit dose

dispensing

P Mengamati sistem

distribusi ODD dan UDD

di depo dan bangsal rawat

inap

Depo dan

bangsal rawat

inap

Wajib

t. Melakukan pelayanan

farmasi kepada pasien di unit

rawat jalan

P, T, D Melayani resep pasien

rawat jalan

1. Mengukur Dispensing

Time di Satelit

Farmasi Rawat jalan

2. Mengukur tingkat

kepuasan pasien thd

pelayanan Rawat jalan

3. Evaluasi kepatuhan

petugas farmasi

menjaga PF tetap

berada dalam suhu

penyimpanan selama

proses distribusi

Satelit

Farmasi

Rawat Jalan

Wajib

u. Melakukan pelayanan

farmasi kepada pasien di unit

rawat inap

P, T, D Melayani resep pasien

rawat inap

1. Mengukur Dispensing

Time di Satelit

Farmasi Rawat Inap

2. Mengukur tingkat

kepuasan pasien thd

pelayanan Rawat Inap

Satelit

Farmasi

Rawat Inap

Wajib

3 Pelayanan

kefarmasian

(Pharmace

a. Mampu melaksanakan

pelayanan farmasi di unit

rawat jalan

P, K, T, D Asuhan farmasi pada

pasien rawat jalan

1. Pelayanan resep pasien

rawat jalan

2. Pelayanan informasi

Pemantauan

penggunaan obat

(retrospektif) pada

Unit rawat

jalan

Wajib

14

utical care) obat pasien rawat jalan

3. Konseling penggunaan

obat khusus pasa pasien

rawat jalan

4. Konseling pada pasien

khusus (pediatri,

geriatri, penyakit kronis,

dll.)

pasien dengan kasus

khusus (hipertensi, DM,

dll)

b. Mampu melaksanakan

pelayanan farmasi di unit

rawat inap

P, K, T, D Asuhan farmasi pada

pasien rawat inap

1. Pelayanan obat pasien

rawat inap

2. Pelayanan informasi

obat pasien rawat inap

3. Konseling penggunaan

obat khusus pada pasien

rawat inap

4. Monitoring penggunaan

obat pada pasien rawat

inap

Pemantauan

penggunaan obat

(prospektif) terhadap

pasien dengan kasus

khusus (hipertensi, DM,

stroke, dll.)

Unit rawat

inap

Wajib

c. Mampu melaksanakan

pelayanan informasi obat dan

konseling

P, K, T, D 1. Pusat informasi obat

2. Teknik komunikasi dan

konseling

3. Penyuluhan kesehatan

masyarakat rumah sakit

(PKMRS)

1. Praktek konseling

2. Praktek PKMRS

3. Melakukan pelayanan

informasi atas

pertanyaan di Pusat

Informasi Obat

1. Membuat media

informasi obat (leaflet,

brosur, poster, booklet)

tentang penggunaan

obat khusus

2. Membuat media

informasi tentang

masalah kesehatan yg

penting dan hangat

Uni rawat

jalan dan

Unit rawat

map

Wajib

d. Mampu melakukan upaya

patient safety

P, K, T, D 1. Medication error

2. Interaksi obat

3. Monitoring efek

samping obat

1. Identifikasi medication

error resep (prescribing

error, administrative

error)

2. Identifikasi &

pengatasan interaksi

obat

3. Praktek MESO dengan

Naranjo algoritme

score

1. Kajian medication

error (retrospektif)

2. Kajian interaksi obat

(retrospektif)

Unit rawat

jalan dan

Unit rawat

inap

Wajib

15

e. Memahami penanganan

sediaan farmasi dengan teknis

aseptic dispensing

P, K, T, D 1. Penanganan obat-obat

cytotoxic

2. Total parenteral

nutrition

3. Iv-admixture

Kunjungan ke ruang

penanganan obat-obat

cytotoxic

1. Membuat protap

penanganan obat-obat

cytotoxic

2. Simulasi menghitung

kebutuhan TPN pada

pasien.

3. Membuat protap

pencampuran obat-

obat iv admixture

Bagian

Produksi

Tambahan

f. Memahami TDM

(Therapeutic Drug

Monitoring) dan DTM (Drug

therapy Monitoring)

P, K, T, D 1. Konsep dan aplikasi

TDM

2. Konsep dan aplikasi

DTM

Pemantauan efek obat

secara klinis

Simulasi menghitung

penyesuaian dosis dari

hasil TDM

Unit rawat

jalan dan

Unit rawat

inap

Tambahan

g. Memahami dan dapat

melaksanakan DUE dan RDU

P, K, T, D 1. Konsep penggunaan

obat rasional

2. Indikator evaluasi

penggunaan obat

1. Evaluasi rasionalitas

penggunaan obat

2. Evaluasi penggunaan

obat pada beberapa

kasus penyakit

1. Evaluasi pada

peresepan

(retrospektif)

2. Strategi promosi

penggunaan obat

rasional

Unit rawat

jalan dan

Unit rawat

inap

Wajib

h. Memahami dan dapat

melakukan produksi dan

kontrol kualitas perbekalan

farmasi di RS

P, K, T, D 1. Produksi perbekalan

farmasi di RS

2. Kontrol kualitas

sediaan farmasi

1. Pengamatan produksi

perbekalan farmasi di

rumah sakit

2. Melakukan kontrol

kualitas sediaan farmasi

hasil produksi RS

1. Membuat SOP

produksi beberapa

sediaan farmasi

2. Membuat OP kontrol

kualitas beberapa

sediaan farmasi

Bagian

Produksi

Tambahan

i. Memahami dan dapat

melaksanakan evaluasi

farmakoekonomi

K, T, D Penerapan

farmakoekonomi pada

seleksi obat di RS

Melakukan seleksi obat

berdasar evaluasi

farmakoekonomi

Unit rawat

jalan dan

Unit rawat

inap

Tambahan

j. Memahami CSSD di RS K, T, D 1. Ruang lingkup

CSSD

2. Jenis sterilisasi dan

penerapannya di RS

Membuat SOP terilisasi

macam-macam

perbekalan farmasi di

RS

Instalasi

CSSD

Tambahan

k. Memahami sistem

pengendalian infeksi di RS

K Pengendalian INOS Instalasi

CSSD

Tambahan

l. Memahami proses

penanganan limbah rumah

sakit

K, T, D Prinsip pengelolaan

limbah rumah sakit

Membuat

pengelompokkan

limbah rumah sakit dan

cara pengelolaannya

Instalasi

Pengolahan

Limbah

Tambahan

(Ket: P = Praktek; K = Kuliah; T = Tugas; D = Diskusi)

16

LEMBAR KERJA

PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER (PKPA) RUMAH SAKIT

No Hari/Tanggal Waktu

Kegiatan Paraf preceptor Masuk Pulang

1

2

3

17

No Hari/Tanggal Waktu

Kegiatan Paraf preceptor Masuk Pulang

4

5

6

7

18

No Hari/Tanggal Waktu

Kegiatan Paraf preceptor Masuk Pulang

8

9

10

11

19

No Hari/Tanggal Waktu

Kegiatan Paraf preceptor Masuk Pulang

12

13

14

15

20

No Hari/Tanggal Waktu

Kegiatan Paraf preceptor Masuk Pulang

16

17

18

19

21

No Hari/Tanggal Waktu

Kegiatan Paraf preceptor Masuk Pulang

20

21

22

23

22

No Hari/Tanggal Waktu

Kegiatan Paraf preceptor Masuk Pulang

24

25

26

27

23

No Hari/Tanggal Waktu

Kegiatan Paraf preceptor Masuk Pulang

28

29

30

31

24

No Hari/Tanggal Waktu

Kegiatan Paraf preceptor Masuk Pulang

32

33

34

35

25

No Hari/Tanggal Waktu

Kegiatan Paraf preceptor Masuk Pulang

36

37

38

39

26

No Hari/Tanggal Waktu

Kegiatan Paraf preceptor Masuk Pulang

40

41

42

27

KARTU KONSULTASI PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER

Nama :

NIM :

Pembimbing :

Tempat PKPA :

No Hari/Tanggal Materi Konsultasi TTD

Mahasiswa

TTD

Pembimbing

1

2

3

4

5

6

7

8

28

PANDUAN PENYUSUNAN LAPORAN PKPA

I. PENYUSUNAN LAPORAN PKPA

1.1 Laporan PKPA merupakan laporan individu dan kelompok sesuai tempat PKPA

1.2 Laporan PKPA terdiri dari PKPA di rumah sakit, apotek, puskesmas, dan pilihan

PKPA

1.3 Laporan PKPA kelompok dan individu dibuat khusus untuk PKPA di rumah

sakit dan apotek, sedangkan PKPA di puskesmas dan pilihan hanya laporan

kelompok

1.4 Laporan PKPA dijilid dengan memperhatikan kaidah sebagai berikut:

1.4.1 Sampul

Sampul laporan PKPA dibuat dengan susunan sebagai berikut:

1. Judul Laporan

2. Nama Tempat PKPA

3. Periode Kegiatan PKPA

4. Lambang Universitas Lambung Mangkurat

5. Nama dan Nomor Induk Mahasiswa

6. Nama Program Studi Profesi, Fakultas dan Universitas

7. Kota dan Tahun Penyelesaian Laporan PKPA

8. Warna Sampul

(a) Laporan PKPA Apotek : Biru

(b) Laporan PKPA Rumah Sakit : Putih

(c) Laporan PKPA Puskesmas : Kuning

(d) Laporan PKPA Pilihan PBF : Hijau

(e) Laporan PKPA Pilihan BPOM : Merah

(f) Laporan PKPA Pilihan Gudang Farmasi : Orange

9. Format Halaman Sampul dan Halaman Pengesahan Terlampir

1.4.2 Format Penulisan Laporan

1. Laporan PKPA dibuat dengan kertas HVS A4 70 gram, tidak boleh

bolak-balik, diketik dan dijilid rapi

2. Jenis huruf

29

Laporan PKPA diketik dengan font ukuran 12, jenis huruf Times New

Roman pada seluruh naskah. Huruf harus tegak, kecuali untuk

keperluan tertentu dapat digunakan huruf miring (italic)

3. Jarak baris

Jarak baris dibuat 1,5 spasi, kecuali kutipan langsung, judul tabel dan

gambar yang lebih dari 1 (satu) baris, daftar pustaka, kata pengantar,

daftar isi diketik 1 spasi

4. Batas tepi

Batas pengetikan ditinjau dari tepi laporan PKPA diatur sebagai

berikut:

Tepi atas : 4 cm

Tepi kiri : 4 cm

Tepi bawah : 3 cm

Tepi kanan : 3 cm

5. Pengisian halaman

Halaman diisi penuh, dari tepi kiri ke kanan (Justify). Tidak

diperkenankan memberikan Header and Footer, kecuali untuk Page

Number

6. Penomoran

(a) Halaman

Penomoran halaman diatur sebagai berikut.

i. Bagian awal laporan PKPA mulai halaman judul sampai

halaman ringkasan diberi nomor halaman dengan angka

Romawi kecil.

ii. Bagian utama dan bagian akhir mulai dari Pendahuluan (Bab I)

sampai ke halaman terakhir diberi nomor halaman dengan

angka Arab.

iii. Nomor halaman untuk bagian awal ditempatkan di bawah

tengah jarak 1,5 cm dari margin bawah. Untuk bagian utama

dan bagian akhir ditempatkan di kanan atas, diketik dengan

jarak 1,5 cm dari atas permulaan teks. Nomor halaman untuk

awal bab diketik di bagian bawah tengah.

(b) Bab, subbab, anak subbab, dan seterusnya

30

Penomoran bab dan bagian-bagiannya adalah sebagai berikut.

i. Nomor bab ditulis dengan angka romawi tanpa diakhiri titik.

ii. Nomor subbab ditulis dengan angka arab yang terdiri atas dua

angka yang dipisahkan oleh titik. Angka pertama menunjukkan

nomor bab dan angka kedua menunjukkan nomor subbab.

Angka kedua diberi titik.

iii. Nomor anak subbab ditulis dengan angka arab yang terdiri atas

tiga angka yang dipisahkan oleh titik. Angka pertama

menunjukkan nomor bab, angka kedua menunjukkan nomor

subbab, angka ketiga menunjukkan nomor anak subbab. Angka

ketiga diberi titik.

iv. Penomoran selanjutnya menggunakan a., b., kemudian 1., 2.,

kemudian a), b), kemudian 1), 2).

(c) Rincian ke bawah

i. Rincian yang disusun ke bawah diberi nomor urut dengan

angka. Rincian yang dipakai adalah: (1), (2), (3), dan

seterusnya, kemudian (a), (b), (c), dan seterusnya. Rincian

dapat ditempatkan di dalam kalimat dengan penomoran (1),

(2), (3), kemudian (a), (b), (c), dan seterusnya. Penghubung

(bullet) sebagai rincian tidak dibenarkan.

7. Format laporan dapat berubah sesuai dengan kebijakan dan kegiatan

PKPA di institusi terkait.

1.5 Laporan PKPA individu dibuat sebanyak 3 (tiga) eksemplar dengan rincian 2

(dua) eksemplar untuk penguji Ujian Komprehensif, dan 1 (satu) eksemplar

untuk arsip mahasiswa.

1.6 Laporan PKPA kelompok dibuat sebanyak 2 (dua) eksemplar, diserahkan ke

tempat pelaksanaan PKPA dan PSPA.

1.7 Laporan PKPA individu dan kelompok di burning dalam satu CD sesuai dengan

institusi tempat PKPA.

31

II. PEDOMAN PENULISAN LAPORAN PKPA

2.1 BAGIAN AWAL

2.1.1 Ringkasan

Ringkasan merupakan uraian singkat yang memuat tujuan pelaksanaan

PKPA, kegiatan dan hasil yang diperoleh setelah pelaksanaan PKPA.

2.1.2 Daftar tabel

Jika dalam laporan PKPA terdapat 3 atau lebih tabel, perlu adanya daftar

tabel yang memuat urutan judul tabel beserta nomor halamannya.

2.1.3 Daftar gambar

Jika dalam laporan PKPA terdapat 3 atau lebih gambar, perlu dibuat daftar

gambar yang memuat urutan judul gambar beserta nomor halamannya.

2.1.4 Daftar lampiran

Daftar lampiran dibuat apabila laporan PKPA dilengkapi dengan 3 atau

lebih lampiran. Isinya adalah urutan judul lampiran dan nomor halamannya.

2.1.5 Daftar isi

Daftar isi dibuat dengan mencantumkan semua isi laporan PKPA dari

mulai halaman judul sampai halaman lampiran. Daftar isi mencantumkan nomor

halaman sbb: halaman judul sampai daftar isi diberi nomor halaman angka

romawi, Bab I sampai lampiran diberi nomor halaman angka arab.

2.2 BAGIAN UTAMA

2.2.1 Pendahuluan

Pendahuluan memuat latar belakang, tujuan, dan manfaat pelaksanaan

PKPA.

2.2.2 Tinjauan Pustaka

Tinjauan pustaka memuat tinjauan singkat dan jelas terhadap pustaka yang

mendasari pelaksanaan PKPA. Tinjauan pustaka menjelaskan secara teoritis

tentang peran manajerial dan fungsional seorang farmasis. Pustaka yang

digunakan hendaknya berupa pustaka yang terbaru, relevan dan primer (sumber

asli).

2.2.3 Pembahasan

Bab ini memuat pembahasan yang sifatnya terpadu atau dipecah menjadi

sub bab tersendiri. Pembahasan merupakan tempat mengemukakan pendapat dan

32

argumentasi secara bebas tetapi singkat dan logis. Pembahasan disajikan sesuai

dengan hasil yang diperoleh selama pelaksanaan PKPA.

2.2.4 Kesimpulan dan Saran

Kesimpulan merupakan pernyataan singkat dan tepat yang disarikan dari

hasil dan pembahasan pelaksanaan PKPA. Saran dibuat berdasarkan pengalaman

dan pertimbangan penulis dan ditujukan kepada instansi tempat PKPA.

2.3 BAGIAN AKHIR

2.3.1 Daftar Pustaka

Daftar pustaka memuat pustaka yang diacu dalam penulisan laporan

PKPA. Penyusunan daftar pustaka dilakukan dengan sistem Nama – Tahun

(sistem Harvard).

2.3.2 Lampiran

Lampiran memuat keterangan atau informasi yang diperlukan dalam

pelaksanaan PKPA. Tugas yang didapat selama pelaksanaan kegiatan PKPA

juga dicantumkan pada bagian lampiran.

33

III. KEPUSTAKAAN

3.1 PENGACUAN

Pengacuan dilakukan dengan sistem Nama-Tahun (sistem Harvard). Berikut ini

adalah beberapa pedoman pengacuan dengan sistem ini.

1. Pengacuan dilakukan dengan menuliskan nama akhir atau nama keluarga penulis

diikuti dengan tahun publikasi, tanpa mencantumkan gelar akademik. Pedoman

penulisan nama dapat dilihat pada tabel 1.

Contoh:

Gilbert M. Smith (1959) menjadi Smith (1959)

2. Jika penulis terdiri atas dua orang, kedua nama penulis dipisahkan oleh simbol

“&”.

Contoh:

Ernst Mayer and Peter D. Ashlock (1991) menjadi Mayer & Ashlock (1991)

3. Jika penulis berjumlah tiga orang atau lebih, hanya nama penulis pertama yang

disebutkan diikuti kata “et al” Secara konsisten dalam keseluruhan naskah.

Contoh:

Tracy I. Storer, Robert L. Usinger, Garry L. Stebbins, and James W. Nybakken

(1979) menjadi Storer et al. (1979).

4. Jika ada lebih dari satu pustaka dengan nama penulis yang sama, nama-nama

penulis yang sama, atau nama penulis pertama yang sama, dengan tahun publikasi

yang sama, maka dibelakang tahun publikasi yang sama itu dituliskan huruf a, b,

c, dst. Sesuai dengan urutan penulisan pustaka tersebut dalam daftar pustaka.

Contoh:

a. A. Phillips, T. Le Pont, P. Desjeux, G. Broomfield, and D.H. Molyneux (1990)

menjadi Phillips dkk (1990a)

Phillips, A. Sabatini, P.J.M. Milligan, D. Boccolini, G. Broomfield, and D.H.

Molyneux (1990) menjadi Phillips dkk. (1990b)

b. Angela Phillips and Shaden Kamhawi (1987) menjadi Phillips & Kamhawi

(1987a)

Ted Phillips and Zen Kamhawi (1987) menjadi Phillips & Kamhawi (1987b)

34

Ada berbagai variasi dalam pengacuan, dari yang sederhana sampai yang

kompleks. Berikut ini adalah beberapa contoh pengacuan dengan berbagai perbedaan

penekanan, susunan kalimat dan jumlah penulis.

1. Dharmawan (1991) menemukan 5 macam enzim yang dapat digunakan untuk

membedakan anggota Anopheles barbirostris.

2. Ada 5 macam enzim yang dapat digunakan untuk membedakan anggota

Anopheles barbirostris (Dharmawan, 1991).

3. Petugas dari Depertemen Kesehatan RI menemukan Anopheles balabacensis di

Kalimantan Selatan dan Kalimantan Timur (Kirnowardoyo,1985), tetapi tidak

berhasil membedakan Anopheles leucosphyrus dari spesies tersebut.

4. Tabachnick & Powell (1978) dan Tabachnick (1993) membuktikan bahwa Aedes

aegypti telah mengembangkan variasi genetik yang cukup besar.

5. Aedes aegypti telah mengembangkan variasi genetik yang cukup besar

(Tabachnick & Powell, 1978); Tabachnick, 1993).

6. Meski Sokal dan Sneath (1963) berpendapat bahwa metode kromatografi terutama

berguna untuk identifikasi, bukan untuk klasifikasi, Carlson et al.(1993) telah

berhasil menerapkannya untuk klasifikasi Glossina spp.

7. Metode ini terbukti dapat digunakan untuk identifikasi anggota kompleks

Anopheles gambiae (Carlos & Service, 1979,1980; Milligan,1993), Anopheles

maculipennis (Phillips dkk., 1990), kompleks Anopheles maculatus (Kittayapong,

1990,1993), dan berbagai galur Anopheles stephensi (Anyanwu, 1993).

Seandainya setelah diusahakan dengan sungguh-sungguh pustaka sumber asli

tetap tidak bisa didapatkan, pengutipan dari sumber kedua dilakukan dengan

menyebutkan penulis asli dan penulis yang bukunya dibaca. Contoh:

1. Lockey (Gabre-Michael et al., 1994) berpendapat bahwa komposisi hidrokarbon

kutikula dapat dimanfaatkan dengan sistematika serangga.

2. Menurut Lockey (Gabre-Michael et al., 1994) komposisi hidrokarbon kutikula

dapat dimanfaatkan dengan sistematika serangga.

3.2 PEMBUATAN DAFTAR PUSTAKA

3.2.1 Penyusunan Daftar Pustaka

Pada sistem Nama-Tahun, daftar pustaka disusun menurut urutan:

1. Abjad nama akhir atau nama keluarga penulis pertama;

2. Abjad nama depan penulis pertama;

35

3. Abjad nama akhir atau nama keluarga penulis kedua, ketiga, dst; dan

4. Tahun publikasi

3.2.2 Nama Penulis

Beberapa pedoman untuk menulis nama penulis dalam daftar pustaka

adalah sebagai berikut.

1. Dalam daftar pustaka semua nama penulis harus dicantumkan. Tidak

diperkenankan menggunakan et al.

2. Derajat kesarjanaan penulis tidak dicantumkan.

3. Nama penulis yang dicantumkan harus sama dengan yang tertera pada buku

atau artikel aslinya.

4. Apabila nama penulis terdiri atas lebih dari satu kata, nama terakhir atau

nama keluarga ditulis terlebih dahulu.

5. Jika pengarang lebih dari 2 orang, hanya nama penulis pertama yang dibalik.

6. Apabila ada dua atau lebih pustaka yang ditulis oleh penulis yang sama,

hanya pustaka yang pertama yang ditulis nama penulisnya; pada pustaka

kedua nama penulis diganti dengan garis mendatar sepanjang 1,27 cm.

Cara penulisan berbagai nama penulis dicantumkan dalam Tabel 1.

Tabel 1. Berbagai cara penulisan nama penulis dalam daftar pustaka

No Variasi nama penulis Nama penulis Penulisan

1 Nama keluarga penulis pertama

setelah singkatan nama kecil

Gilbert M. Smith

Constantine J.

Alexopoulus & Charles

W. Mims

Smith, G. M.

Alexopoulus, C. J &

C.W. Mims

2 Nama Indonesia dengan sistem

nama keluarga

Simon Sadok Siregar Siregar, S.S.

3. Nama Indonesia yang diikuti nama

orang tua, nama suami atau unsur

nama paling akhir

Suminar Setiati Ahmadi

Nur Farida

Abdul Gafur

Ahmadi, S.S.

Farida, N.

Gafur, A.

4 Nama yang terdiri atas satu kata Faisal Faisal

5 Nama pangkat kekeluargaan atau

nama keluarga majemuk

John Doc, Sr

H. Vanden- Brink

Doc, J., Sr.

Vanden-Brink, H.

6 Nama dengan garis hubung M.M Purbo-Hadiwijoyo Purbo-Hadiwijoyo, M.M

7 Nama yang diikuti oleh singkatan Mawardi A. I

William D. Ross Jr

Mawardi A. I

Ross Jr., W. D

8 Nama Perancis dengan kata le, la,

les, du, de, la, serta les

J. le Beau

V. du Bary

Le Beau, J.

Du Bary, V.

9 Nama Perancis dengan kata de A. de Bary Bary, A. de

10 Nama dengan kata van, van der, van

den, serta de pada nama Belanda,

von pada nama Jerman, do pada

nama Brazil, atau dos pada nama

Portugis

Kees de Vries

A. van der Haar

Herbert von Karajan

Vries, K. de

Haar, A. van der

Karajan, H. von

36

11 Nama Arab seperti Abdel, Abu, dan

Ibn yang dinilai sebagai bagian dari

nama keluarga

Ali Abdel Aziz

Ali Ibn Saud

Hassan Fathmy Khalil

Abdel-Aziz, A.

Ibn-Saud, A.

Khalil, H.F.

12 Nama India dengan kata Sew dan

Das

B.C. Sew Gupta

A.D. Das Gupta

Sew Gupta, B.C.

Das Gupta, A.D.

13 Nama Cina dan Hungaria selalu

dimulai dengan nama keluarga

Go Tan Kong

Farkas Karoly

Go, T.K.

Farkas, K.

14 Nama Vietnam dan Thailand

digabung dengan tanda penghubung;

nama tengah dimulai huruf kecil.

Nguyen Cao Ky Nguyen-cao-ky

3.2.3 Judul

Judul yang dikutip harus sama dengan judul pada publikasi asli dan diketik

dengan huruf miring. Awal kalimat dan setiap kata dalam judul dimulai dengan

huruf kapital, kecuali kata depan dan kata sambung. Apabila judul disertai

dengan subjudul, penulisan judul utama diakhiri tanda titik atau titik dua lalu

diikuti dengan penulisan subjudul. Huruf pertama subjudul ditulis dengan huruf

kapital.

3.2.4 Contoh Penulisan Pustaka

(1) Buku:

Mayr, E. & P.D. Ashlock.1991. Principle of Systematic Zoology. Edisi ke-5.

MacMillan, New York.

Sneath, P.H.A. & R.R Sokal. 1973. Numerical Taxonomy:The Principles

and practice of numerical classification. W. H. Freeman and Co., San

Fransisco.

Waterhouse, D. F. (penyunting). 1970. The Insects of Australia. A textbook

for students and reasearch workers. Melbourne University Press,

Carleton, Victoria.

(2) Buku terjemahan

Draper, N & H. Smith. 1992. Analisis Regresi Terapan. Edisi ke-2

Terjemahan Bambang Sumantri. Gramedia, Jakarta.

(3) Buku yang terdiri atas beberapa jilid:

Wright, S. 1978. Evolution and The Genetics of Populations. Jilid 4:

Variability Within and Among Natural Populations. University of

Chicago Press, Chicago.

(4) Disertasi/Tesis/Skripsi:

Gafur, A. 1996. Pembandingan Profil Komponen Kutikula Aedes aegypti

(Linnaeus) (Diptera: Culicidae) dari Banjarmasin dan Yogyakarta.

Tesis. Program Pasca Sarjana, Universitas Gadjah Mada, Yogyokarta.

(tidak dipublikasikan).

(5) Jurnal/majalah ilmiah

Phillips, A., A. Sabatini, P.J.M. Milligan, D. Boccolini, G. Broomfield, &

D.H. Molyneux. 1990. The Anopheles macullipennis Complex

(Diptera: Cullicidae): comparison of the cuticular hydrocarbon

37

profiles determined in adults of five Palaeartic spesies. Bulletin of

Entomological Reasearch. 80: 459-464.

Simanjuntak, P., H. Hutampea, B.R. Sembiring, T.M. Hanafiah, N. Thaher,

A. Burhan, H.R. Lubis, & Yusar. 1982. Masalah Bakteriuria

Asimptomatik pada Kehamilan. Cermin Dunia Kedokteran. 28: 66-69.

(6) Prosiding/makalah seminar

Carlson, D. A. 1982. Chemical Taxonomy: analysis of cuticular

hydrocarbons for identification of Simulium, Anopheles and Glossina

sp, hlm.131-150. Dalam B.N. Newton & F. Micheal (penyunting).

New Approaches to the Identification of parasites and Their Vectors.

Proceedings of a Symposium on Application of Biochemical and

Molecular Biology Techniques to Problems of Parasite and Vector

Identification. UNDP/WORLD BANK/WHO Special Programme for

Reasearch and Training in Tropical Diseases, Geneva.

Sugita, E.H. & W. Wibisono. 1979. Pemeriksaan Hitung Koloni dengan

Cara “ Slide Agar Berlapis” Dibandingkan dengan Cara Kwantitatif”

Pelat Tuang”. Kongres Nasional VI I.A.I.P., Denpasar.

Werry, L., M.I. Sudirman, A.W. Gunawan.1994. Pertumbuhan dan

Perkembangan Schizophyllum commune in vitro dan in vivo, hlm.170-

177. Dalam Peranan Mikrobiologi dalam Industri Pangan. Prosiding

Pertemuan Ilmiah Tahunan 1994. Perhimpunan Mikrobiologi

Indonesia Cabang Bogor, Bogor.

(7) Abstrak:

Darnaedi, D. 1991. Rheofite di Sepanjang Sungai Mahakam, Kalimantan

Timur, abstr. 244, hlm. 122. Dalam Seminar Ilmiah dan Kongres

Nasional Biologi X, 1991. Perhimpunan Biologi Indonesia & Pusat

Antar Universitas Ilmu Hayat, Institut Pertanian Bogor, Bogor.

(8) Suatu bab dalam sebuah buku:

Tabachnick, W.J. 1993. Patterns of Genetic Variation and The Ecology of

The Yellow Fever Mosquito, Aedes aegypti. Dalam K.C. Kim & B.A.

McPheron (Penyunting). Evalution of Insect Pests: patterns of

variation. John Wiley & Sons, Inc., New York.

(9) Makalah yang tidak dipublikasikan:

Moeliono, A. M. 1995. Bahasa yang Efisien dan Efektif dalam Iptek.

Makalah dalam Penataran Calon Penulis Buku Ajar Perguruan Tinggi.

Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Depertemen Pendidikan dan

Kebudayaan, Jakarta (tidak dipublikasikan).

(10) Publikasi oleh Perusahaan/Lembaga:

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Pertanian Bogor.

1996. Katalog Program Sarjana FMIPA IPB 1995-1999. FMIPA

IPB, Bogor.

(11) Internet:

Adsavakulchai, S., V. Baimai, W. Prachyabrued, P.J. Grote, & S. Lertlum.

1998. Morphometric study using wing image analysis for

identification of Bactrocera dorsalis complex (Diptera: Tephritidae).

38

The World Wide Web Journal of Biology.

http://epress.com/w3jbio/vol3/adsavakulchai/index.html.

Diakses tanggal 17 juli 2008

(12) Lebih dari satu pustaka oleh dua penulis yang sama:

Gaspersz, V. 1990. Metode Perancangan Percobaan. Armico, Bandung.

----------------.1992. Teknik Analisis dalam Penelitian Percobaan. Jilid 1 dan

2. Tarsito, Bandung.

39

FORMAT LAPORAN

PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER (PKPA) RUMAH SAKIT

i. Halaman Judul

ii. Halaman Pengesahan

iii. Kata Pengantar

iv. Daftar Isi

v. Daftar Gambar

vi. Daftar Tabel

vii. Daftar Lampiran

viii. Ringkasan

BAB I. Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

1.2 Tujuan

1.3 Manfaat

BAB II. Tinjauan Pustaka

2.1 Rumah Sakit

2.1.1 Pengertian Rumah Sakit

2.1.2 Tugas dan Fungsi Rumah Sakit

2.1.3 Klasifikasi Rumah Sakit

2.2 Instalasi Farmasi Rumah Sakit

2.2.1 Pengertian Instalasi Farmasi Rumah Sakit

2.2.2 Fungsi Instalasi Farmasi Rumah Sakit

2.3 Panitia Farmasi dan Terapi

2.3.1 Pengertian Panitia Farmasi dan Terapi

2.3.2 Organisasi dan Kegiatan

2.3.3 Fungsi dan Ruang Lingkup

2.3.4 Kewajiban Panitia Farmasi dan Terapi

2.3.5 Peranan Khusus Panitia Farmasi dan Terapi

2.4 Pengelolaan Perbekalan Farmasi

2.4.1 Seleksi/Pemilihan

2.4.2 Perencanaan

2.4.3 Pengadaan

40

2.4.4 Penerimaan

2.4.5 Penyimpanan

2.4.6 Distribusi

2.4.7 Pemusnahan

2.4.8 Pencatatan dan Pelaporan

2.5 Pelayanan Kefarmasian dalam Penggunaan Obat dan Alkes

2.5.1 Distribusi Eksternal Obat dan Alkes

2.5.2 Distribusi Internal Obat dan Alkes

2.6 Pelayanan Farmasi Klinis

2.6.1 Pengertian

2.6.2 Jenis Pelayanan Farmasi Klinis

2.7 Pusat Sterilisasi Perlengkapan Medik

2.7.1 Definisi

2.7.2 Tugas CSSD

2.7.3 Aktifitas Fungsional Pusat Sterilisasi

2.7.4 Struktur Organisasi

2.7.5 Lokasi Instalasi Pusat Sterilisasi

2.8 Advanced Clinical Pharmacy

2.8.1 Total Parenteral Nutrition (TPN)

2.8.2 Penanganan Sitostatika

2.9 Sanitasi Rumah Sakit

2.9.1 Limbah Klinis

2.9.2 Limbah Non Klinis

BAB III. Pembahasan

3.1 RS XXXXX

3.2 Instalasi Farmasi RS XXXXX

3.3 Panitia Farmasi dan Terapi/Komite Farmasi dan Terapi

3.4 Gudang Farmasi

3.5 Pelayanan Farmasi Rawat Inap

3.6 Pelayanan Farmasi Rawat Jalan

3.7 Pelayanan Farmasi Rawat Intensif

3.8 Pelayanan Farmasi Gawat Darurat

3.9 Pelayanan Farmasi di Instalasi Bedah Sentral

41

3.10 Pelayanan Farmasi Klinik

3.11 Instalasi Pusat Pelayanan Sterilisasi

3.12 Sanitasi

BAB IV. Kesimpulan dan Saran

4.1 Kesimpulan

4.2 Saran

Daftar Pustaka

Lampiran

Ket:

1. Bab III (Pembahasan) memuat penjelasan terkait Rumah Sakit tempat PKPA serta

penjelasan kegiatan dan tugas yang dilakukan oleh mahasiswa saat PKPA pada

tiap stase/lokasi.

2. Lampiran memuat semua tugas pada masing-masing stase (lokasi), untuk studi

kasus dilampirkan kasus per individu mahasiswa (1 kasus)

3. Lampiran laporan individu memuat tugas pada masing-masing stase yang

dikerjakan secara individu, missal untuk studi kasus hanya melampirkan kasus

yang dikerjakan

42

Format Halaman Judul: (sama untuk semua PKPA, tinggal ganti tempat PKPA)

PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER

DI RUMAH SAKIT

RS. XXXXX

Juli – Agustus 2017

Disusun oleh :

Nama (NIM)

Nama (NIM)

Nama (NIM)

PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

BANJARBARU

2017

43

Format Halaman Pengesahan Laporan Kelompok : (sama untuk semua PKPA)

HALAMAN PENGESAHAN

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER

DI RUMAH SAKIT

RS. XXXXX

Juli – Agustus 2017

Laporan ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Apoteker pada Program Studi Profesi Apoteker Fakultas MIPA Universitas Lambung

Mangkurat

Disetujui oleh :

Pembimbing Prodi Profesi Apoteker

FMIPA Universitas Lambung Mangkurat

Preceptor RS XXXXX

Nama Pembimbing

NIP.

Nama Preceptor

NIP.

Mengetahui,

Ketua Program Studi Profesi Apoteker

FMIPA Universitas Lambung Mangkurat

Difa Intannia, M.Farm-Klin., Apt

NIP. 19860919 201212 2 001

44

Format Halaman Pengesahan Laporan Individu :

HALAMAN PENGESAHAN

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER

FARMASI RUMAH SAKIT

RS. XXXXX

Juli – Agustus 2017

NAMA (NIM)

Laporan ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Apoteker pada Program Studi Profesi Apoteker Fakultas MIPA Universitas Lambung

Mangkurat

Disetujui oleh :

Pembimbing Prodi Profesi Apoteker

FMIPA Universitas Lambung Mangkurat

Preceptor RS XXXXX

Nama Pembimbing

NIP.

Nama Preceptor

NIP.

Mengetahui,

Ketua Program Studi Profesi Apoteker

FMIPA Universitas Lambung Mangkurat

Difa Intannia, M.Farm-Klin., Apt

NIP. 19860919 201212 2 001

45

FORMAT LAPORAN

PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER (PKPA) APOTEK

i. Halaman Judul

ii. Halaman Pengesahan

iii. Kata Pengantar

iv. Daftar Isi

v. Daftar Gambar

vi. Daftar Tabel

vii. Daftar Lampiran

viii. Ringkasan

BAB I. Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

1.2 Tujuan

1.3 Manfaat

BAB II. Tinjauan Pustaka

2.1 Pengertian Apotek

2.2 Tugas dan Fungsi Apotek

2.3 Pendirian Apotek

2.3.1 Tata Cara Pendirian Apotek

2.3.2 Persyaratan Apotek

2.3.3 Persyaratan Apoteker

2.3.4 Studi Kelayakan Apotek

2.4 Pengelolaan Sumber Daya Apotek

2.4.1 Pengelolaan Sumber Daya Manusia

2.4.2 Pengelolaan Sarana dan Prasarana

2.4.3 Pengelolaan Perbekalan Farmasi

2.4.4 Pengelolaan Administrasi

2.5 Pelayanan Apotek

2.5.1 Pelayanan OTC (Over The Counter)

2.5.2 Pelayanan OWA (Obat Wajib Apotek)

2.5.3 Pelayanan Obat Keras

2.5.4 Pelayanan Narkotika

46

2.5.5 Pelayanan Psikotropika

2.5.6 Pelayanan Informasi Obat (PIO)

2.5.7 Konseling

2.6 Perpajakan Apotek

BAB III. Kegiatan PKPA dan Pembahasan

3.1 Profil Apotek XX

3.1.1 Sejarah Apotek XX

3.1.2 Visi dan Misi Apotek XX

3.1.3 Struktur Organisasi Apotek XX

3.1.4 Perpajakan Apotek XX

3.2 Kegiatan PKPA

3.2.1 Pengkajian Resep dan Peracikan

3.2.2 Penyerahan Obat dan Konseling

3.2.3 Pelayanan OWA,OTC, Alkes dan Obat Herbal

3.2.4 Pemantauan Terapi Obat (PTO), Monitoring Efek Samping Obat (MESO),

Pelayanan Informasi Obat (PIO) dan Homecare (jika ada)

3.2.5 Pembelian, Penyimpanan dan pengendalian inventori

3.2.6 Administrasi

BAB IV. Kesimpulan dan Saran

1.1 Kesimpulan

1.2 Saran

Daftar Pustaka

Lampiran

1. Dokumentasi (kegiatan pelayanan, etiket, copy resep, dsb)

2. Contoh surat pesanan, dan formulir-formulir lainnya

3. Layout Apotek

4. Tugas-tugas