modul sinematografi [tm3].docx

Upload: rizkiyanto-dwi-mustafa

Post on 06-Jul-2018

266 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

  • 8/18/2019 Modul Sinematografi [TM3].docx

    1/20

    MODUL PERKULIAHAN

    Sinematograf

    Kontinuitas

    FakultasProgramStudi

    ata! Muka Kode MK Disusun Ole"

    Komunikasi Broadcasting

    #$%#&

    Drs. Joni Arman Hamid

    A'stra(t Kom!etensi

    Sinematografi merupakan dunia yangsangat istimewa dimana dalam duniaitu kita dapat menyalurkan semua rasayang ingin diungkapkan yang tadinyaada dalam hati kita . sinematografi yangselama ini kita kenal sebagai sesuatuseni sebenarnya juga sesuatu yangdapat dimanfaatkan sebagai media

    komunikasi. Dasar dasar untukmenjadikan sebagai alat mediakomunikasi audio visual.

    Mata kuliah sinematografi yangdikembangkan , sangat perlu mengenalakan sinematografi. Untuk itu setelah

    Setelah mengikuti matakuliah inidiharapkan mahasiswa dapat :

    1 Memahami danmampu menjelaskankembali pengertian darisinematografi.

    Memahami dan mampu

    menerangkan kembalisinematografi sebagaimedia komunikasikhususnya film.

    ! Memahami dan mampumembuat karyaberbentuk film.

  • 8/18/2019 Modul Sinematografi [TM3].docx

    2/20

    mahasiswa mengerti dan memahamiakan sinematografi mereka mampumemberdayakannnya dalam sebuahkarya berbentuk film dan memahamimata kuliah sinematografi.

    )*& 2

    SinematografPusat +a"an A,ar dan eLearning

    Drs. "oni #rman $amid http:%%www.mer&ubuana.a&.id

  • 8/18/2019 Modul Sinematografi [TM3].docx

    3/20

    Kontinuitas Dalam Sebuah Film

    Struktur sebuah film dan bahasa televisi yang terdiri dari bahasa shot dan bahasa

    pergerakan kamera. Dari ke dua hal tersebut kita telah mengetahui. bagaimana

    sebuah film atau program televisi dibangun dan bagaimana perintah atau komando

    diberikan pada saat melakukan produksi.

    'erikut ini untuk melengkapi kedua hal tersebut akan dibahas hal(hal yang

    berhubungan dengan kontinuitas sebuah film atau program televisi. 'aik itu

    kontinuitas gambar maupun kontinuitas melalui suara.

    )ontinuitas adalah kesinambungan pesan yang dibangun melalui kaidah(kaidah

    sebuah film atau program televisi, sehingga pemaparannya menjadi logis. )aidah(

    kaidah tersebut meliputi kontinuitas gambar yang terdiri dari: kontinuitas arah,

    penggabungan shot(shot dan per*pindahan shot+ sedangkan kontinuitas suara

    melipiti: penggunaan vokal prolog, dialog, dan naratif-, penggu*naan musik dan

    penggunaan sound effe&t.

    KONTINUITAS GAMBAR

    1. )ontinuitas #rah

    engambilan sebuah shot selain memperhatikan si/e shot yang di inginkan juga

    harus memperhatikan kemungkinan shot(shot tersebut dapat digabungkan dengan

    shot(shot lainnya. Untuk itu masalah kontinuitas arah menjadi penting untuk

    diperhatikan.

    )ontinuitas arah pada hakekatnya untuk menjaga agar penggabungan antara shot

    yang satu dengan shot lainnya memberikan makna yang jelas bagi penonton tidak

    membingungkan-.

    )*& 3

    SinematografPusat +a"an A,ar dan eLearning

    Drs. "oni #rman $amid http:%%www.mer&ubuana.a&.id

  • 8/18/2019 Modul Sinematografi [TM3].docx

    4/20

     

    Dapat #nda bayangkan, apa yang terjadi bila dua shot orang yang sedang berdialog

    terlihat dengan arah pandang yang sama. #tau penggabungan beberapa shot orang

    yang sedang menuju ke suatu tempat bukan mem(beri arah yang sama kontinum-,

    melainkan meberi kesan seperti orang yang kebingungan karena terkesan bolak(

    balik, dan sebagainya.

    ersoalan di atas sesungguhnya adalah persoalan teknis dalam pengambilan

    gambar yang mengakibatkan shot*shot yang dibuat tidak dapat digabungkan satu

    sama lainnya.

    Dalam pengambilan gambar ada yang disebut garis imaginasi, yaitu garis yang

    berfungsi untuk memberikan batasan dalam melakukan penempatan kamera dan

    menentukan koninuitas gambar. 0aris tersebut membentuk garis lurus searah

    dengan arah pandang subjek.

     

    Dengan demikian posisi atau letak garis tersebut dapat berubah(ubah sesuai

    dengan perubahan posisi dan arah pandang subjek.

    )*& 4

    SinematografPusat +a"an A,ar dan eLearning

    Drs. "oni #rman $amid http:%%www.mer&ubuana.a&.id

  • 8/18/2019 Modul Sinematografi [TM3].docx

    5/20

    'agaimana dengan orang yang sedang berdialog two shot-. Untuk orang yang

    sedang berdialog garis imaginasi ditentukan sesuai dengan arah pandang kedua

    orang tersebut arah pandang komunikasi dua arah-. erhatikan gambar berikut ini.

    0aris imajinasi untuk orang yang berdialog

    'agaimana menentukan garis imaginasi, bila ada sekelompok orang yang sedang

    berdialog. Misalnya tiga orang atau dalam suasana kelas. erhatikan gambar berikut

    ini.

    0aris imaginasi untuk three shot

     

    )*& 5

    SinematografPusat +a"an A,ar dan eLearning

    Drs. "oni #rman $amid http:%%www.mer&ubuana.a&.id

  • 8/18/2019 Modul Sinematografi [TM3].docx

    6/20

    0aris imaginasi untuk situasi kelas

    ara menentukan garis imaginasinya, pada prinsipnya sama dengan menentukan

    garis imaginasi orang berdialog berkomunikasi-. Untuk tiga orang misalnya, garisimaginasi bisa berada pada # dan '+ ' dan + atau # dan . Sedangkan untuk

    situasi kelas bisa ditentukan antara pengajar dan kelompok belajar.

     

    'aiklah, kita telah membi&arakan 2apa itu garis imaginasi2 dan 2bagaimana &ara

    menentukannya dalam berbagai situasi2. Selanjutnya dengan bantuan garis

    imaginasi kita akan menetukan posisi kamera. oba perhati(kan gambar berikut ini.

    enempatan kamera dan hasil yang ditimbulkan

    )*&

    SinematografPusat +a"an A,ar dan eLearning

    Drs. "oni #rman $amid http:%%www.mer&ubuana.a&.id

  • 8/18/2019 Modul Sinematografi [TM3].docx

    7/20

    osisi kamera adalah posisi dimana kita menempatkan kamera pada saat

    pemgambilan gambar. osisi tersebut harus ditentukan setelah kita menentukan

    garis imaginasi subjek .

    enempatan kamera harus mengambil salah satu sisi dari garis imaginasi dan

    dilakukan se&ara konsisten. Sedangkan untuk pergerakan kamera tidak boleh lebih

    dari 134 atau melewati garis imaginasi. #pabila ketentuan ini dilanggar, maka

    hilanglah kontinuitas gambar yang diinginkan. erhatikan gambar berikut ini.

     

    erhatikan hasil liputan kamera 1 pada ' dan kamera pada #. $asilnya # dan '

    tampak berhadap(hadapan berdialog-. Sedangkan hasil liputan kamera ! terhadap

    ' yang ditempatkan melewati garis imaginasi, meghasilkan gambar yang searah

    dengan hasil liputan kamera 1 terhadap # tidak berdialog-.

    'agi para pelaksana produksi pemula, menentukan garis imaginasi perlu kehati(

    hatian, sebab apabila terjadi kesalahan maka hasil liputan yang dilakukan tidak bisa

    )*& !

    SinematografPusat +a"an A,ar dan eLearning

    Drs. "oni #rman $amid http:%%www.mer&ubuana.a&.id

  • 8/18/2019 Modul Sinematografi [TM3].docx

    8/20

    di edit digabungkan-. Untuk membantu menentu(kan garis imaginasi dan posisi

    kamera dapat menggunakan &ara(&ara yang sederhana. Misalnya pada saat awal

    pengambilan gambar seseorang, perhatikan telinga mana yang tampak dari posisi

    kamera tersebut. #pabila yang tampak adalah telinga kiri, maka posisi kamera

    selan*jutnya tetap memperlihatkan telinga kiri orang tersebut, seperti pada saat

    awal pengambilan gambar.

    Menentukan garis imaginasi tidak saja berlaku pada manusia, tetapi juga untuk

    men&iptakan kontinuitas arah pada objek.

    enempatan kamera yang melanggargaris imaginasi

    Misalnya, liputan untuk kegiatan balap mobil, balap sepeda, lari maraton, pa&uan

    kuda, pertandingan sepak bola, gerak jalan, atau kegiatan lain yang menuntut

    kejelasan arah gerakan. oba #nda perhatikan gambar berikut ini.

    )*& "

    SinematografPusat +a"an A,ar dan eLearning

    Drs. "oni #rman $amid http:%%www.mer&ubuana.a&.id

  • 8/18/2019 Modul Sinematografi [TM3].docx

    9/20

    $asil penempatan kamera yang salah

    0ambar di atas memperlihatkan penempatan posisi ka*mera yang salah melewati

    garis imaginasi-, dan hasil liputannya akan memperlihatkan gambar sebagai berikut.Seharusnya, bila garis lengkung # dan ' kita tentukan sebagai garis imaginasi+ dan

    posisi kamera 1 sebagai shot awal+ maka untuk menghasilkan kontinuitas arah,

    posisi kamera seharusnya berada pada sisi yang sama pula. Dengan demikian

    gambar yang dihasilnya akan tampak sebagai berikut.

    $asil penempatan kamera yang benar 

     

    'agaimana halnya dengan pertandingan sepak bola5. 'erikut ini adalah gambar 

    penempatan posisi kamera dalam peliputan pertandingan sepak bola.

    )*& #

    SinematografPusat +a"an A,ar dan eLearning

    Drs. "oni #rman $amid http:%%www.mer&ubuana.a&.id

  • 8/18/2019 Modul Sinematografi [TM3].docx

    10/20

    osisi )amera dalam peliputan sepak bola

    0aris imaginasi dibuat dari gawang yang satu ke gawang lainnya. Selanjutnya

    semua kamera yang dipergunakan kamera 1, , !, dan 6- ditempatkan pada salah

    satu sisi garis imaginasi. Sebab bila tidak demikian, penonton akan kebingungan

    melihatnya, karena setiap pemain tanpak seakan(akan berusaha memasukkan bola

    ke gawangnya sendiri.

    . enggabungan Shot

    Membuat sebuah film atau program televisi pada dasarnya adalah kegiatan

    menggabungkan shot(shot yang yang ada. 7amun demikian, bukan berarti bahwa

    setiap shot yang digabungkan dapat disebut sebuah film.

     

     #gar penggabungan setiap shot menghasilkan kontinuitas yang baik dari sebuah film

    atau program televisi+ maka penggabungan tersebut harus memperhatikan hal(hal

    berikut:

    1- Si/e Shot

    )*& $%

    SinematografPusat +a"an A,ar dan eLearning

    Drs. "oni #rman $amid http:%%www.mer&ubuana.a&.id

  • 8/18/2019 Modul Sinematografi [TM3].docx

    11/20

    Memperhatikan si/e shot merupakan salah satu faktor yang menentukan untuk

    menghasilkan sebuah film atau program televisi yang baik. Sebagaimana diurai*kan

    di atas lihat basi& shot-, si/e shot merupakan bentuk*bentuk tampilan subjek,

    dimana setiap tampilan memiliki ukuran si/e- yang berbeda satu dengan lainnya.

    oba #nda perhatikan sekali lagi gambar berikut ini.

    embagian shot basi& shot-

     

    8ong Shot 8S- misalnya, menampilkan subjek dengan ukuran menyeluruh dari

    kepala sampai kaki, sedangkan lose Up U- dari kepala sampai ke dada, dan

    seterusnya. Sesungguhnya ukuran(ukuran shot tersebut telah ter*susun se&ara

    sistematis, mulai dari lose Up U- sampai 8ong Shot 8S-, bahkan dengan

    pengembang(annya mulai dari 9kstrim lose Up 9U- sampai dengan 9kstrim

    8ong Shot 98S-. #tau dengan kata lain mulai dari ukuran yang sangat luas sampai

    kepada yang sangat sempit+ sehingga besar kemugkinan bila kedua shot tersebut

    bila digabungkan dengan tidak hati(hati akan memberikan persepsi yang salah atau

    terasa ada pelompatan jumping- bagi yang melihatnya.

     #danya perbedaan yang demikian inilah yang memer*lukan perhatian yang seriusdalam menggabungkan setiap si/e shot yang ada.

    )*& $$

    SinematografPusat +a"an A,ar dan eLearning

    Drs. "oni #rman $amid http:%%www.mer&ubuana.a&.id

  • 8/18/2019 Modul Sinematografi [TM3].docx

    12/20

    Setelah #nda perhatikan gambar di atas, &oba #nda bayangkan. #ndaikata ada dua

    shot dari orang yang berbeda satu shot diambil dalam bentuk 'U dan satu shot

    lagi dalam bentuk 8S-, mungkinkah kedua shot tersebut dapat di gabungkan5

    Untuk mendapatkan jawabannya &oba perhatikan ke dua shot yang berbeda ukuran

    dari dua orang yang berbeda berikut ini.

    Dua shot yang berbeda ukuran dari dua orang yang berbeda

     

    Se&ara teknis kedua shot tersebut dapat saja digabungkan, karena penonton pada

    umumnya tidak akan mengenali apakah wajah yang ada pada 'U adalah wajah

    orang ada pada 8S. $al ini karena se&ara teknis detail wajah pada pengambilan 8S

    tidak telihat se&ra jelas sementara pada pengambilan 'U detail wajah tampak

    berlebihan, sehingga bila kedua wajah shot tersebut di gabungkan dalam tempok

    yang pendek tidak akan terlihat se&ara jelas, apakah kedua shot tersebut terdiri dari

    orang yang sama.

    enggabungan dua shot yang berbeda se&ara ekstrem &enderung menimbulkan

    keran&uan terhadap kontinuitas gambar. leh karena itu perlu ketelitian pada saat

    melakukan penggabungan shot(shot yang ada.

    )*& $2

    SinematografPusat +a"an A,ar dan eLearning

    Drs. "oni #rman $amid http:%%www.mer&ubuana.a&.id

  • 8/18/2019 Modul Sinematografi [TM3].docx

    13/20

     #gar kontinuitas gambar tampak alami, pengga(bungan setiap si/e shot yang ada

    dalam basi& shot- haruslah memperhatikan kaidah yang berlaku serta dapat diterima

    oleh logika sipenonton. Untuk itu sebaiknya penggabungan shot dianjurkan tidak

    melompati lebih dari tiga si/e shot. Misalnya dari 'U tidak melebihi MS.

    Selanjutnya apabila kita mengingingkan perpindahan dari 'U ke 8S gunakanlah

    si/e transisi yaitu 'U ke MS, kemudian dari MS ke 8S. #tau #nda bisa bisa

    melakukan teknik /oom out, yaitu dari 'U /oom out ke MS kemudian ut ke 8S.

    Dengan &ara demikian kontinuitas gambar akan tampak wajar dan logis.

    oba #nda perhatikan ketiga gambar berikut ini se&ara &ermat.

    Men&iptakan transisi agar perpindahan dari 'U ke 8S tidak lompat jumping-

    Selanjutnya, bagaimana bila penggabungan dilakukan untuk shot(shot yang bukan

    termasuk dalam kategori basi& shot. #pakah kaidah di atas dapat diterapkan5

    ada prinsipnya menggabungkan dua shot yang bukan kategori basi& shot adalah

    sama, namun ada hal lain yang perlu diperhatikan yaitu kedudukan objek pada

    se&reen dire&tion untuk menjaga kesinambungan gambar. Dengan demikian se&reen

    dire&tion dari masing(masing objek, akan berfungsi sebagai penghubung shot

    pertama dengan shot kedua.

    )*& $3

    SinematografPusat +a"an A,ar dan eLearning

    Drs. "oni #rman $amid http:%%www.mer&ubuana.a&.id

  • 8/18/2019 Modul Sinematografi [TM3].docx

    14/20

    Men&iptakan transisi agar perpindahan dari 'U ke 8S tidak lompat jamping-

    'ila kedua gambar di atas adalah dua gambar yang akan digabungkan, maka

    gambar yang terdapat dalam kotak garis putus(putus merupakan se&reen dire&tion

    dari masing(masing gambar, dan salah satunya dapat dijadi*kan petunjuk indikator-

    untuk menggabungkan kedua gambar tersebut agar tidak jumping. erhatikan

    gambar berikut ini.

     

    $asil penggabungan dua shot dengan memperhatikan se&reen dire&tion

    !. erpindahan Shot

    erpindahan shot pada dasarnya adalah perpindahan dari satu shot ke shot lainnya,

    dari satu s&ene ke s&ene lainya, dan dari satu sekuens ke sekuens lainya dengan

    memperhatikan kotinuitas tertentu.

    Se&ara teknis perpindahan(perpindahan tersebut dilakukan dengan menggunakan

    teknik(teknik tertentu, dimana setiap teknik se&ara harfiah meberikan makna yang

    )*& $4

    SinematografPusat +a"an A,ar dan eLearning

    Drs. "oni #rman $amid http:%%www.mer&ubuana.a&.id

  • 8/18/2019 Modul Sinematografi [TM3].docx

    15/20

    berbeda satu dengan lainnya. Untuk lebih jelasnya mengenai teknik(teknik

    perpidahan tersebut, berikut ini akan dibahas satu persatu.

    U;

     #pabila #nda melakukan perpindahan gambar dari satu gambar ke gambar lain

    tanpa instruksi berarti #nda melakukan sebuah U;.

    U; dalam suatu rangkaian shot akan menghasil(kan kesan yang dinamis dan

    &epat. leh karena itu U; banyak digunakan untuk perpidahan dari satu shot keshot lainnya dalam satu s&ene untuk menghasilkan suatu pengertian yang utuh.

    Se&ara teknis perpidahan gambar dengan teknik U; to U; dapat digambarkan

    sebagai berikut.

    erpindahan dengan teknik ut to ut

     

    D

  • 8/18/2019 Modul Sinematografi [TM3].docx

    16/20

    Se&ara teknis perpindahan gambar menggunakan teknik Dade in biasanya digunakan untuk mengawali sebuah program, sedangkan fade out

    digunakan untuk mengakhirinya. 7amun selain itu >ade in(>ade out juga digunakan

    untuk melakukan transisi dari satu sekwen ke sekwen lainnya. erbedaannya

    dengan dissolve adalah perpindahannya memiliki interval lebih panjang dan ada

    fase blank kosong- sesaat diantara fade out dan fade in.

    )*& $

    SinematografPusat +a"an A,ar dan eLearning

    Drs. "oni #rman $amid http:%%www.mer&ubuana.a&.id

  • 8/18/2019 Modul Sinematografi [TM3].docx

    17/20

    Se&ara teknis perpindahan gambar dengan teknik fade out fade in dapat

    digambarkan sebagai berikut.

    erpindahan dengan teknik>ade ut ? >ade ade in fade out juga digunakan untuk mebuka mengawali- dan menutup

    mengakhiri- suatu program, sehingga suatu program tampak lebih alami. ade in di awal program dan >ade out di akhir program

    )*& $!

    SinematografPusat +a"an A,ar dan eLearning

    Drs. "oni #rman $amid http:%%www.mer&ubuana.a&.id

  • 8/18/2019 Modul Sinematografi [TM3].docx

    18/20

    Se&ara konseptual perpindahan gambar dilakukan dengan tiga teknik di atas U;,

    D#D9 U; ( >#D9 99;. Dari kedua teknik

    tersebut ternyata dapat dihasilkan ribuan variasi perpindahan gambar yang siap

     #nda gunakan sesuai dengan kebutuhan.

     

    @

  • 8/18/2019 Modul Sinematografi [TM3].docx

    19/20

    )9A 9>>9;

    Sama dengan wipe, key effe&t& pada dasarnya digunakan untuk memberi variasi

    dalam perpindahan gambar untuk meningkatkan daya tarik program. leh karena itu

    penggunaannya lebih banyak pada bagian(bagian tertentu, seperti di pembukaan

    program opening program-, penutup program &losing program-, dan pada

    program*program yang bukan film. 'eberapa &ontoh yang termasuk key effe&t ini

    antara lain: efek album dibuka, efek tulisan yang melayang(layang, efek mosaig,

    efek kertas digulung, dan efek lainnya yang men&apai ribuan variasi jumlahnya.

    Da&tar 'ustaka

    1 0raham, oto Motif untuk >oto #nda-, Dahara ri/e ,

    Semarang, 1BBB.

    )*& $#

    SinematografPusat +a"an A,ar dan eLearning

    Drs. "oni #rman $amid http:%%www.mer&ubuana.a&.id

  • 8/18/2019 Modul Sinematografi [TM3].docx

    20/20

    3. >reininger, #ndreas, ;he omplete hotographer,1BBB

    B. $edge&oe,"ohn.;he hotographerIs $andbook, 9dbury ress, 8ondon,1B3E

    14. $orton, 'rian, hotojounalism Stylebook, ;he #sso&iated ress,1BB4.

    11. Makarios, Soekojo, Dasar >otografi Digital,t.rima ilm, anduan, Aogyakarta.44G16. Mabruri )7, #nton, anduan enulisan 7askah ;= >ormat #&ara Drama, 0ramedia,

    "akarta. 41!

    )*

    2%Sinematograf