mola hidatidosa dan koriokarsinoma, endometriosis
TRANSCRIPT
• Sel Trofoblas???
PENYAKIT TROFOBLAS
Β-hCG
• Penyakit trofoblas (Gestational Trophoblastic Disease) adalah kelompok penyakit tumor yang berasal dari sel trofoblas plasenta → proliferasi trofoblas.
• Dapat diobati (evakuasi, kemoterapi).
• Mempunyai spektrum penyakit yang saling berhubungan :
a. Mola hidatidosa.
b. Mola invasif.
c. Koriokarsinoma.
d. Placental Site Trophoblastic Tumor (PSTT).
M. Hidatidosa
M. Invasif
Koriokarsinoma
PSTT
JINAK
GANAS
MOLA PERSISTENT
(GTT)
SITO-SINSITIOTROFOBLAS
TROFOBLASINTERMED.
1. MOLA HIDATIDOSA
• Level Kompetensi : 2
• Dapat sembuh → 15-20% menjadi mola persistent.
• Penyebab : belum sepenuhnya dimengerti → kelainan kromosom.
• Faktor Resiko :
Defisiensi protein, vitamin A, kehamilan di usia ekstrim (< 20 tahun / ≥ 40 tahun), riwayat abortus.
• Klasifikasi :
a. Mola komplit.
b. Mola partial (inkomplit).
KOMPLIT PARTIAL
KARYOTYPE Diploidi (46, XX atau 46, XY).
Triploidi (69, XXX atau 69, XXY).
JANIN (-) (+)
SEL TROFOBLAS Hiperplasia diffuse. Hiperplasia fokal.
Β-hCG Tinggi (> 50.000) Sedikit meninggi (< 50.000).
RESIKO MENETAP 20-30% < 5%
TERDIAGNOSA 8-16 minggu 10-22 minggu
Diagnosa :
a. Gejala :
• Perdarahan dari kemaluan, usia kehamilan ≤ 20 minggu (84-97%) → keluar jaringan seperti anggur/mata ikan.
• Mual-muntah berlebihan (8-25%).
b. Tanda :
• Abdomen :
o Besar uterus > usia kehamilan (28-50%),
o Bentuk uterus simetris, DJJ (-).
• Inspekulo : darah keluar dari OUE, lividae (tanda kehamilan).
• Pemeriksaan bimanual :
o Uterus : lebih besar dari usia kehamilan, lembek.
Antisipasi tanda dan gejala ikutan dari M. Hidatidosa :
• Tanda anemia → perdarahan.
• Teraba tumor kistik pada pemeriksaan adneksa → Kista teka lutein (25-35%) dan regresi spontan 2-4 bulan paska evakuasi.
• Pre Eklampsia (25%) → hipertensi dan proteinurine.
• Hipertiroid (7%) → takikardia, kulit hangat dan tremor.
• P. Penunjang :
o USG : sarang tawon → tanpa janin (komplit), ada janin (partial).
o Β-hCG meningkat (diagnosa dan follow up)
o T3/T4 untuk hipertiroid.
o Proteinurine untuk preeklampsia.
Penanganan :
a. Evakuasi Mola → dilatasi dan kuretase (suction curettage).
b. Follow up
• Periksa kadar β-hCG 1 minggu sekali sampai 3 minggu nilainya normal.
• Tidak hamil selama 12 bulan setelah evakuasi → KB oral atau barrier.
DIAGNOSA
(β-hCG)KURETASE
SERIAL
Β-hCGSEMBUH/GTT
2. KORIOKARSINOMA
• Level Kompetensi : 1
• Asal :
Mola hidatidosa (50%), Abortus (25%), Kehamilan Normal (22%) dan Kehamilan Ektopik (3%).
• Diagnosa :
a. Kriteria FIGO :
o Kadar hCG meningkat 2 minggu atau lebih.
o Kadar hCG menetap 3 minggu atau lebih.
o Kadar hCG tidak kembali normal setelah 6 bulan paska evakuasi.
o Hasil histopatologi Koriokarsinoma.
b. Tanda dan gejala klinis :
o Perdarahan dari kemaluan paska evakuasi mola hidatidosa.
o Uterus membesar.
o Dijumpai lesi metastase (paru, vagina).
• Penanganan : Kemoterapi
• Level Kompetensi : 2
• Adalah : adanya jaringan kelenjar endometrium dan stroma di luar lokasi yang normal.
ENDOMETRIOSIS
• Penyebab : belum sepenuhnya dimengerti → teori retrograde menstruation, imunologi, metaplasia coelomic, genetik, hormonal → kombinasi teori.
90% wanita
10% Endometriosis
TEORI LAIN
• Lokasi tumbuh (implantasi) :
o Paling sering : permukaan peritoneum, organ genitalia dan organ pelvik lainnya → Ovarium(44%), Kavum Douglas dan Vesicouterina (34%), Lig. Sakrouterina (20%) serta Peritoneum rongga panggul (22%).
o 1-2% di luar rongga panggul.
Ovarium = Endometrioma (Kista Coklat)
• Klasifikasi :
a. Lokasi implantasi :
• E. Interna (endometriosis pada miometrium) → Adenomyosis.
• E. Eksterna (tempat lainnya)
b. Tingkat keparahan (skor ASRM)
• Stadium I (minimal)
• Stadium II (ringan).
• Stadium III (sedang).
• Stadium IV (berat).
Diagnosa :
a. Diagnosa definitif : dengan melihat lesi endometriosis (Laparoskopi) → biopsi.
b. Gejala :
• Curigai endometriosis : dismenorea, infertilitas dan dispareuni.
GEJALA % KASUS
Asimptomatik 2-22
Dismenorea 62
Nyeri pelvic kronis 57
Dispareuni 56
Infertilitas 40
• Sebagian kasus : dischezia, disuria .
• Nyeri → prostaglanding, inflamasi dan adhesi.
b. Tanda :
• Abdomen : dinding perut lemas.
• Inspekulo : amati : apakah ada lesi endometriosis di vagina atau serviks.
• Pemeriksaan bimanual :
o Uterus : besar biasa.
o Teraba nodul-nodul di kavum Douglas, parametrium menebal.
o Organ pelvik sulit digerakkan jika ada adhesi.
• Makroskopis lesi endometriosis : nodul berwarna kehitaman/coklat gelap/kebiruan atau kista kecil dengan perdarahan di dalammnya.
• Penanganan : hormonal (atrofi kelenjar endometrium), pembedahan (merusak lesi, endometrioma, ablasi syaraf).
• Penanganan nyeriendometriosis
DAFTAR PUSTAKA
1. Berek and Noval’s Gynecology; Jonathan S. Berek.
2. Current Diagnosis & Treatment Obstetrics & Gynecology; Allan H. DeCherney, Lauren Nathan et all.
3. The Johns Hopkins Manual of Gynecology and Obstetrics; Kimberly B. Fortner, Linda M. Szymanski et all.
4. Buku Acuan Nasional Onkologi Ginekologi; Aziz MF, Andrijono, Saifuddin AB,
5. Sinopsis Kanker Ginekologi; Adrijono.
6. Konsensus Tata Laksana Nyeri Haid pada Endometriosis; Hiferi, Perkumpulan Obastetri dan Ginekologi Indonesia.