monumen nasional

13
Monumen Nasional Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas Belum Diperiksa Langsung ke: navigasi , cari Monumen Nasional Monumen Nasional Bangunan Letak Jakarta Pusat , Indonesia Pembangunan Dimulai 17 Agustus 1961 Tinggi 132 m Kontraktor utama P.N. Adhi Karya (foundation piles) Tim Perancang Arsitek Frederich Silaban, R.M. Soedarsono Monumen Nasional atau yang populer disingkat dengan Monas atau Tugu Monas adalah salah satu dari monumen peringatan yang didirikan untuk mengenang perlawanan dan perjuangan rakyat Indonesia melawan penjajah Belanda .

Upload: nidarahmah

Post on 01-Jul-2015

4.768 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: Monumen nasional

Monumen Nasional

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Belum Diperiksa Langsung ke: navigasi, cari

Monumen Nasional

Monumen Nasional

Bangunan

Letak Jakarta Pusat, Indonesia

Pembangunan

Dimulai 17 Agustus 1961

Tinggi 132 m

Kontraktor utama P.N. Adhi Karya

(foundation piles)

Tim Perancang

Arsitek Frederich Silaban,

R.M. Soedarsono

Monumen Nasional atau yang populer disingkat dengan Monas atau Tugu Monas adalah

salah satu dari monumen peringatan yang didirikan untuk mengenang perlawanan dan

perjuangan rakyat Indonesia melawan penjajah Belanda.

Page 2: Monumen nasional

Daftar isi

[sembunyikan]

1 Sejarah

2 Konstruksi dan Pameran

3 Ringkasan

4 Pranala luar

[sunting] Sejarah

Berkas:Jakarta - Monumen Nasional.jpg

Monumen Nasional dilihat dengan 3d Building salah satu fitur Google Earth

Monumen Nasional yang terletak di Lapangan Monas, Jakarta Pusat, dibangun pada dekade

1920an.

Tugu Peringatan Nasional dibangun di areal seluas 80 hektar. Tugu ini diarsiteki oleh

Friedrich Silaban dan R. M. Soedarsono, mulai dibangun 17 Agustus 1961, dan diresmikan

12 Juli 1975 oleh Presiden Republik Indonesia Soeharto.

Pembangunan tugu Monas bertujuan mengenang dan melestarikan perjuangan bangsa

Indonesia pada masa revolusi kemerdekaan 1945, agar terbangkitnya inspirasi dan semangat

patriotisme generasi saat ini dan mendatang.

Tugu Monas yang menjulang tinggi dan melambangkan lingga (alu atau anatan) yang penuh

dimensi khas budaya bangsa Indonesia. Semua pelataran cawan melambangkan Yoni

(lumbung). Alu dan lumbung merupakan alat rumah tangga yang terdapat hampir di setiap

rumah penduduk pribumi Indonesia.

Lapangan Monas mengalami lima kali penggantian nama yaitu Lapangan Gambir, Lapangan

Ikada, Lapangan Merdeka, Lapangan Monas, dan Taman Monas. Di sekeliling tugu terdapat

taman, dua buah kolam dan beberapa lapangan terbuka tempat berolahraga. Pada hari-hari

libur

[sunting] Konstruksi dan Pameran

Bentuk Tugu peringatan yang satu ini sangat unik. Sebuah batu obeliks yang terbuat dari

marmer yang berbentuk lingga yoni simbol kesuburan ini tingginya 132 meter.

Di puncak Monumen Nasional terdapat cawan yang menopang berbentuk nyala obor

perunggu yang beratnya mencapai 14,5 ton dan dilapisi emas 35 Kilogram. Lidah api atau

obor ini sebagai simbol perjuangan rakyat Indonesia yang ingin meraih kemerdekaan.

Pelataran puncak dengan luas 11x11 dapat menampung sebanyak 50 pengunjung. Pada

sekeliling badan elevator terdapat tangga darurat yang terbuat dari besi. Dari pelataran

puncak tugu Monas, pengunjung dapat menikmati pemandangan seluruh penjuru kota

Page 3: Monumen nasional

Jakarta. Arah ke selatan berdiri dengan kokoh dari kejauhan Gunung Salak di wilayah

kabupaten Bogor, Jawa Barat, arah utara membentang laut lepas dengan pulau-pulau kecil

berserakan. Bila menoleh ke Barat membentang Bandara Soekarno-Hatta yang setiap waktu

terlihat pesawat lepas landas.

Dari pelataran puncak, 17 m lagi ke atas, terdapat lidah api, terbuat dari perunggu seberat

14,5 ton dan berdiameter 6 m, terdiri dari 77 bagian yang disatukan.

Pelataran puncak tugu berupa "Api Nan Tak Kunjung Padam" yang berarti melambangkan

Bangsa Indonesia agar dalam berjuang tidak pernah surut sepanjang masa. Tinggi pelataran

cawan dari dasar 17 m dan ruang museum sejarah 8 m. Luas pelataran yang berbentuk bujur

sangkar, berukuran 45x45 m, merupakan pelestarian angka keramat Proklamasi

Kemerdekaan RI (17-8-1945).

Pengunjung kawasan Monas, yang akan menaiki pelataran tugu puncak Monas atau museum,

dapat melalui pintu masuk di seputar plaza taman Medan Merdeka, di bagian utara Taman

Monas. Di dekatnya terdapat kolam air mancur dan patung Pangeran Diponegoro yang

sedang menunggang kudanya, terbuat dari perunggu seberat 8 ton.

Patung itu dibuat oleh pemahat Italia, Prof. Coberlato sebagai sumbangan oleh Konsulat

Jendral Honores, Dr Mario Bross di Indonesia. Melalui terowongan yang berada 3 m di

bawah taman dan jalan silang Monas inilah, pintu masuk pengunjung ke tugu puncak Monas

yang berpagar "Bambu Kuning".

Landasan dasar Monas setinggi 3 m, di bawahnya terdapat ruang museum sejarah perjuangan

nasional dengan ukuran luas 80x80 m, dapat menampung pengunjung sekitar 500 orang.

Pada keempat sisi ruangan terdapat 12 jendela peragaan yang mengabdikan peristiwa sejak

zaman kehidupan nenek moyang bangsa Indonesia. Keseluruhan dinding, tiang dan lantai

berlapis marmer. Selain itu, ruang kemerdekaan berbentuk amphitheater yang terletak di

dalam cawan tugu Monas, menggambarkan atribut peta kepulauan Negara Kesatuan Republik

Indonesia, Kemerdekaan RI, bendera merah putih dan lambang negara dan pintu gapura yang

bertulis naskah Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia.

Di dalam bangunan Monumen Nasional ini juga terdapat museum dan aula untuk

bermeditasi. Para pengunjung dapat naik hingga ke atas dengan menggunakan elevator. Dari

atau Monumen Nasional dapat dilihat kota Jakarta dari puncak monumen. Monumen dan

museum ini dibuka setiap hari, mulai pukul 09.00 - 16.00 Waktu Indonesia Barat..

[sunting] Ringkasan

Seluruh isi monas tingginya 132 m. Lidah api di atasnya tingginya 14 m, lantai 3 di monas

tingginya 115 m diatas permukaan tanah. Di dalam monas terdapat 51 diorama. Diorama

adalah bahasa Sangsekerta yang berarti dio: dalam, rama: gambar. Jadi, diorama berarti

gambar di dalam. Biaya pembangunan monas adalah 7 Miliar rupiah dan blia di jual, lidah

apinya, bisa mencapai 14 juta rupiah. Monas sampai saat ini belum di resmikan tetapi dibuka

untuk umum pada 12 Juni 1975 oleh Gubernur DKI Jakarta : Ali Sadikin.

Page 4: Monumen nasional

Monumen Nasional-Tugu MONAS

Monumen Nasional menjulang tinggi ke angkasa (©2008 arie saksono)

Monumen Nasional atau yang dikenal dengan Monas atau Tugu Monas terletak di Lapangan Monas, Jakarta Pusat, dibangun pada tahun 1960. Monumen Nasional adalah salah satu dari monumen peringatan yang didirikan untuk mengenang perlawanan dan perjuangan rakyat Indonesia melawan penjajah Belanda.

Bentuk Tugu peringatan yang satu ini sangat unik, merupakan batu obeliks yang terbuat dari marmer yang berbentuk lingga yoni simbol kesuburan berdasarkan kebudayaan hindu. Tugu ini menjulang setinggi 132 meter (versi lain mengatakan 137 meter dihitung dengan tinggi ruang yang ada di bawah tanah 5 meter).

Page 5: Monumen nasional

Tugu Monas/ Monumen Nasional (foto: ©2008 arie saksono)

Di puncak Monumen Nasional terdapat cawan yang menopang berbentuk nyala obor perunggu yang beratnya mencapai 14,5 ton dan dilapisi emas 35 kg. Obor atau lidah api yang menyala-nyala ini merupakan simbol semangat perjuangan rakyat Indonesia yang tak pernah padam dalam meraih kemerdekaan. Konon pada saat Indonesia merayakan 50 tahun kemerdekaannya pada tahun 1995 sejumlah pengusaha Indonesia menyumbangkan sejumlah emas sehingga berat total emas yang melapisi api kemerdekaan di puncak monas menjadi 50 kilogram. Tugu Peringatan Nasional dibangun di areal seluas 80 hektar. Arsitek yang merancang tugu ini adalah Soedarsono dan Frederich Silaban, dengan konsultan Ir. Rooseno, mulai dibangun Agustus 1959, dan diresmikan 17 Agustus 1961 oleh Presiden RI Soekarno. Monas resmi dibuka untuk umum pada tanggal 12 Juli 1975.

Api Tugu Monas dilapisi emas 50 kg (foto: ©2008 arie saksono)

Page 6: Monumen nasional

Pelataran puncak dengan luas 11 meter x 11 meter dapat menampung sebanyak 50 pengunjung. Pada sekeliling badan evelator terdapat tangga darurat yang terbuat dari besi. Dari pelataran puncak tugu Monas, pengunjung dapat menikmati pemandangan seluruh penjuru kota Jakarta. Arah ke selatan berdiri dengan kokoh dari kejauhan Gunung Salak di wilayah kabupaten Bogor, Jawa Barat, arah utara membentang laut lepas dengan pulau-pulau kecil berserakan. Sementara ke Barat membentang Bandara Soekarno-Hatta yang setiap waktu terlihat pesawat lepas landas. Dari pelataran puncak, 17 meter lagi ke atas, terdapat lidah api, terbuat dari perunggu seberat 14,5 ton dan berdiameter 6 m, terdiri dari 77 bagian yang disatukan.Pelataran puncak tugu berupa “Api Nan Tak Kunjung Padam” yang berarti melambangkan Bangsa Indonesia agar dalam berjuang tidak pernah surut sepanjang masa. Tinggi pelataran cawan dari dasar 17 m dan ruang museum sejarah 8 meter. Luas pelataran yang berbentuk bujur sangkar, berukuran 45 meter x 45 meter, merupakan pelestarian angka keramat Proklamasi Kemerdekaan RI (17-8-1945).

Pengunjung kawasan Monas, yang akan menaiki pelataran tugu puncak Monas atau museum, dapat melalui pintu masuk di seputar plaza taman Medan Merdeka, di bagian utara Taman Monas. Di dekatnya terdapat kolam air mancur dan patung Pangeran Diponegoro yang sedang menunggang kuda, terbuat dari perunggu seberat 8 ton. Patung itu dibuat oleh pemahat Italia, Prof. Coberlato sebagai sumbangan oleh Konsulat Jendral Honores, Dr Mario di Indonesia. Melalui terowongan yang berada 3 meter di bawah taman dan jalan silang Monas inilah, pintu masuk pengunjung ke tugu puncak Monas yang berpagar “Bambu Kuning”. Landasan dasar Monas setinggi 3 meter, di bawahnya terdapat ruang museum sejarah perjuangan nasional dengan ukuran luas 80 x 80 meter, dapat menampung pengunjung sekitar 500 orang. Pada keempat sisi ruangan masing-masing terdapat 12 jendela peraga atau diorama yang mengabdikan peristiwa sejak zaman kehidupan nenek moyang bangsa Indonesia. Keseluruhan dinding, tiang dan lantai berlapis marmer dengan total keseluruhan 48 diorama. Selain itu, ruang kemerdekaan berbentuk amphitheater yang terletak di dalam cawan tugu Monas, menggambarkan atribut peta kepulauan Negara Kesatuan Republik Indonesia, Kemerdekaan RI, bendera merah putih dan lambang negara dan pintu gapura yang bertulis naskah Proklamasi Kemerdekaan RI.

Pembangunan tugu Monas bertujuan mengenang dan melestarikan semangat perjuangan bangsa Indonesia pada masa revolusi kemerdekaan 1945, agar terbangkitnya inspirasi dan semangat patriotisme generasi saat ini dan mendatang.

Perpaduan Lingga dan Yoni, simbol kesuburan (©2008 arie saksono)

Tugu Monas yang menjulang tinggi dan melambangkan lingga (alu atau anatan), sementara pelataran cawan melambangkan Yoni (lumbung). Lingga dan yoni tersebut merupakan

Page 7: Monumen nasional

cerminan simbol kesuburan yang berdasarkan pada kebudayaan Hindu. Keduanya melambangkan symbol perwujudan kesuburan tanah air Indonesia. Semua Alu dan lumbung merupakan alat rumah tangga tradisional yang terdapat di rumah penduduk Indonesia. alu dan lumpang (penumbuk padi) tersebut juga merupakan perwujudan kesuburan dan kemakmuran bangsa Indonesia.

Lapangan Monas mengalami beberapa lima kali penggantian nama yaitu Koningsplein, Lapangan Gambir, Lapangan Ikada, Lapangan Merdeka, Lapangan Monas, dan Taman Monas. Di sekeliling tugu terdapat taman, dua buah kolam dan beberapa lapangan terbuka tempat berolahraga.

Tiket Monas

Monumen dan museum ini dibuka setiap hari, . Pada hari-hari libur, Minggu atau libur sekolah banyak masyarakat yang berkunjung ke sini. Para pengunjung dapat naik hingga ke atas dengan menggunakan elevator. Dari puncak Monumen Nasional dapat dilihat pemandangan kota Jakarta.

>Update informasi: Mulai tanggal 1 April 2010 Monumen nasional buka pukul 09:00 hingga 15:00. Harga tiket menuju Cawan dan Museum Rp. 3.500. Bila anda ingin naik hingga ke pelataran puncak maka anda harus membeli tiket lagi seharga Rp. 7.500. jadi total Rp. 10.000.

Page 8: Monumen nasional

Tugu Monumen Nasional atau Monas

Posted by Joe on March 16, 2010 in Artikel Sejarah | 6 Comments

Setelah kemarin kita membahas tentang Moseum Fatahillah kalai inimas joe coba berbagi

tentang sejarah Tugu Monumen Nasional atau yang populer disingkat dengan Monas atau

Tugu Monas adalah salah satu dari monumen peringatan yang didirikan untuk mengenang

perlawanan dan perjuangan rakyat Indonesia melawan penjajah Belanda.

Dasar Dan Tujuan Pembangunan Monumen Nasional.

Negara kesatuan Republik Indonesia yang memiliki wilayah dari Sabang sampai dengan

Marauke, diproklamasikan pada tanggal 17 Agustus 1945 sebagai hasil perjuangan

kemerdekaan rakyat Indonesia dari penjajahan selama lebih kurang 350 tahun.

Untuk mengenang dan melestarikan kebesaran perjuangan bangsa Indonesia yang dikenal

dengan Revolusi Kemerdekaan Rakyat Indonesia 17 Agustus 1945 dan untuk

membangkitkan inspirasi dan semangat patriotisme bagi generasi sekarang dan generasi

mendatang, maka dibangunlah suatu tugu peringatan yang kemudian dikenal sebagai Tugu

Munumen Nasional (Monas).

Pembangunan Tugu Monumen Nasional atau Monas berdasarkan keputusan Presiden RI

Nomor 214 Tahun 1959 tanggal 30 Agustus 1959 tentang Pembentukan Panitia Monumen

Nasional yang diketahui oleh Kolonel Umar Wirahadikusumah, Komandan KMKB Jakarta

Raya.

Pembangunan Tugu Monumen Nasional atau Monas baru terwujud ketika Republik

Indonesia genap berusia dua windu atas dasar gagasan Presiden RI Pertama Ir. Soekarno,

dan pemancangan tiang pertama sebagai awal pembangunan Tugu Monumen Nasional

dilaksanakan pada tanggal 17 Agustus 1961.

Rancang bangun Tugu Monumen Nasional dibuat oleh Arsitek terkenal Indonesia yaitu

Soedarsono dan penasehat konstruksi adalah Prof.Dr.Ir Roosseno.

Page 9: Monumen nasional

Pembangunan Tugu Monumen Nasional atau Monas dibiayai sebagian besar dari

sumbangan masyarakat bangsa Indonesia secara gotong royong dari mulai dibuka untuk

umum pada tanggal 18 Maret 1972 berdasarkan keputusan Gubernur KDKI Kajarta Nomor

Cb.11/1/57/72.

Nah itulah Dasar-dasar dan tujuan pembangunan Tugu Monumen Nasional atau Monas,

sedangkan Ciri Khas dari Tugu Monumen Nasional itu sendiri sebagai berikut :

Arsitektur Tugu Monumen Nasional dan dimensinya penuh mengandung lambang khas

budaya bangsa Indonesia. Bentuk tugu yang menjulang tinggi melambangkan lingga

(Alu/Antan), sedangkan pelataran cawan melambangkan Yoni (Lumpang). Alu dan Lumpang

merupakan alat rumah tangga yang terdapat hampir disetiap rumah pribumi Indonesia.

Lingga dan Yoni melambangkan positif dan negatif, seperti lelaki dan perempuan, siang dan

malam, air dan api, langit dan bumi sebagai lambang dari alam yang abadi.

Dipelataran puncak tugu, api nan tak kunjung padam, melambangkan tekad bangsa Indonesia

untuk berjuang yang tidak akan pernah surut sepanjang masa.

Tinggi pelataran cawan 17 meter dan tinggi runag museum sejarah 8 meter, luas cawan yang

berbentuk bujur sangkar berukuran 45 m X 45 m merupakan pelestarian angka kramat

Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia 17-8-1945.

gagasan "Makro" Bung Karno

Monumen Nasional.

Ketika mencanangkan pembangunan monumen Nasional, Bung Karno tidak hanya terpancang pada

satu Monas yang menjulang. Namun kompleksitas dengan kawasan Gambir sebagai open space dan paru-paru kota Jakarta. Monas yang tidak hanya sendirian di tengah tanah lapang, namun didukung

oleh Mesjid Istiqlal, Kathedral, Tugu Pak Tani dll,

Page 10: Monumen nasional

Info tentang Sejarah Tugu Monas (Monumen Nasional) Jakarta yang dibuat khusus untuk sahabat forum kami tercinta. Monas atau Monumen Nasional merupakan icon kota Jakarta. Terletak di pusat kota

Jakarta, menjadi tempat wisata dan pusat pendidikan yang menarik bagi warga Jakarta dan

sekitarnya. Monas didirikan pada tahun 1959 dan diresmikan dua tahun kemudian pada

tahun 1961.

Monas mulai dibangun pada bulan Agustus 1959. Keseluruhan bangunan Monas dirancang

oleh para arsitek Indonesia yaitu Soedarsono, Frederich Silaban dan Ir. Rooseno. Pada

tanggal 17 Agustus 1961, Monas diresmikan oleh Presiden Soekarno. Dan mulai dibuka

untuk umum sejak tanggal 12 Juli 1975.

Sedangkan wilayah taman hutan kota di sekitar Monas dahulu dikenal dengan nama

Lapangan Gambir. Kemudian sempat berubah nama beberapa kali menjadi Lapangan

Ikada, Lapangan Merdeka, Lapangan Monas dan kemudian menjadi Taman Monas.

1. Ukuran dan Isi Monas

Monas dibangun setinggi 132 meter dan berbentuk lingga yoni. Seluruh bangunan ini dilapisi

oleh marmer.

2. Lidah Api

Di bagian puncak terdapat cawan yang di atasnya terdapat lidah api dari perunggu yang

tingginya 17 meter dan diameter 6 meter dengan berat 14,5 ton. Lidah api ini dilapisi emas

seberat 45 kg. Lidah api Monas terdiri atas 77 bagian yang disatukan.

3. Pelataran Puncak

Page 11: Monumen nasional

Pelataran puncak luasnya 11x11 m. Untuk mencapai pelataran puncak, pengunjung bisa

menggunakan lift dengan lama perjalanan sekitar 3 menit. Di sekeliling lift terdapat tangga

darurat. Dari pelataran puncak Monas, pengunjung bisa melihat gedung-gedung pencakar

langit di kota Jakarta. Bahkan jika udara cerah, pengunjung dapat melihat Gunung Salak di

Jawa Barat maupun Laut Jawa dengan Kepulauan Seribu.

4. Pelataran Bawah

Pelataran bawah luasnya 45x45 m. Tinggi dari dasar Monas ke pelataran bawah yaitu 17

meter. Di bagian ini pengunjung dapat melihat Taman Monas yang merupakan hutan kota

yang indah.

5. Museum Sejarah Perjuangan Nasional

Di bagian bawah Monas terdapat sebuah ruangan yang luas yaitu Museum Nasional.

Tingginya yaitu 8 meter. Museum ini menampilkan sejarah perjuangan Bangsa Indonesia.

Luas dari museum ini adalah 80x80 m. Pada keempat sisi museum terdapat 12 diorama

(jendela peragaan) yang menampilkan sejarah Indonesia dari jaman kerajaan-kerajaan

nenek moyang Bangsa Indonesia hingga G30S PKI.

Taman Monas

Di taman ini Anda dapat bermain bersama kawanan rusa yang sengaja didatangkan dari

Istana Bogor untuk meramaikan taman ini. Selain itu Anda juga dapat berolahraga di taman

ini bersama teman maupun keluarga.

Taman Monas juga dilengkapi dengan kolam air mancur menari. Pertunjukan air mancur

menari ini sangat menarik untuk ditonton pada malam hari. Air mancur akan bergerak

dengan liukan yang indah sesuai alunan lagu yang dimainkan. Selain itu ada juga

pertunjukkan laser berwarna-warni pada air mancur ini.

Bagi Anda yang ingin menjaga kesehatan, selain berolahraga di Taman Monas, Anda pun

dapat melakukan pijat refleksi secara gratis. Di taman ini disediakan batu-batuan yang

cukup tajam untuk Anda pijak sambil dipijat refleksi. Di taman ini juga disediakan beberapa

lapangan futsal dan basket yang bisa digunakan siapapun.

Page 12: Monumen nasional

Jika Anda lelah berjalan kaki di taman seluas 80 hektar ini, Anda dapat menggunakan kereta

wisata. Taman ini bebas dikunjungi siapa saja dan terbuka secara gratis untuk umum.

Wisata Monas

Untuk mengunjungi Monas, ada banyak jenis transportasi yang dapat Anda gunakan. Jika

Anda pengguna kereta api, Anda dapat menggunakan KRL Jabodetabek jenis express yang

berhenti di Stasiun Gambir. Anda pun dapat menggunakan fasilitas transportasi Bus Trans

Jakarta. Jika Anda menggunakan kendaraan pribadi, tersedia lapangan parkir khusus IRTI,

atau Anda dapat memarkir kendaraan Anda di Stasiun Gambir.

Untuk dapat masuk ke bangunan Monas, Anda dapat melalui pintu masuk di sekitar patung

Pangeran Diponegoro. Lalu Anda akan melalui lorong bawah tanah untuk masuk ke Monas.

Anda pun dapat melalui pintu masuk di pelataran Monas bagian utara. Jam buka Monas

adalah jam 9.00 pagi hingga jam 16.00 sore.

Monas dapat menjadi salah satu pilihan Anda untuk berwisata bersama keluarga dan tempat

mendidik anak-anak untuk lebih mengenal sejarah Indonesia. Anda pun dapat menikmati

udara segar dari rindangnya pepohonan di Monas. Dan jangan lupa untuk menjaga

kebersihan Taman Monas agar tetap indah untuk dinikmati siapapun.

sumber: http://all-mistery.blogspot.com/2010...-nasional.html

Monumen Nasional atau Tugu Monas Jakarta adalah sebuah monumen yang didirikan untuk

mengenang dan melestarikan kebesaran perjuangan bangsa Indonesia yang dikenal dengan Revolusi

Kemerdekaan Rakyat Indonesia 17 Agustus 1945, dan untuk membangkitkan inspirasi dan semangat

patriotisme bagi generasi sekarang, dan generasi masa mendatang. Pembangunan Tugu Monumen

Nasional berdasarkan Keputusan Presiden RI Nomor 214 Tahun 1959, tanggal 30 Agustus 1959

tentang Pembentukan Panitia Monumen Nasional. Pemancangan tiang pertama dilakukan oleh

Presiden Republik Indonesia Pertama, Ir. Soekarno pada tanggal 17 Agustus 1961. Pembangunan

Tugu Monumen Nasional dibiayai sebagian besar dari sumbangan masyarakat bangsa Indonesia

secara gotong royong, dan mulai dibuka sebagai lokasi wisata untuk umum pada tanggal 18 Maret

1972 berdasarkan Keputusan Gubernur KDKI Jakarta Nomor Cb.11/1/57/72.

Page 13: Monumen nasional