mtp layout

12
PAPER MANAJEMEN TANAMAN PERKEBUNAN RENCANA PEMBUKAAN LAHAN PERKEBUNAN BAWANG PUTIH OLEH: KELOMPOK 4 KELAS C 1. SARIAH A DAMANIK 125040200111157 2. FITSYADINA ATRIA 125040201111196 3. NOVAYANTI S 125040201111203 4. FADHILAH ROVIYANTI 125040201111204 5. ADIS PERMATA 125040201111205 6. BIMAYUDHA B R 125040201111259 7. FEBRY ELVY P 125040201111275 8. ANDI NIRMA W 125040201111302 9. M. PUTRA R 125040201111336 10. SULINDA ISTINING 125040207111002

Upload: adispermata

Post on 16-Jan-2016

232 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

mtp

TRANSCRIPT

Page 1: Mtp Layout

PAPER

MANAJEMEN TANAMAN PERKEBUNAN

RENCANA PEMBUKAAN LAHAN PERKEBUNAN BAWANG PUTIH

OLEH:

KELOMPOK 4

KELAS C

1. SARIAH A DAMANIK 125040200111157

2. FITSYADINA ATRIA 125040201111196

3. NOVAYANTI S 125040201111203

4. FADHILAH ROVIYANTI 125040201111204

5. ADIS PERMATA 125040201111205

6. BIMAYUDHA B R 125040201111259

7. FEBRY ELVY P 125040201111275

8. ANDI NIRMA W 125040201111302

9. M. PUTRA R 125040201111336

10. SULINDA ISTINING 125040207111002

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2015

Page 2: Mtp Layout

I. PENDAHULUAN

Bawang putih (Allium sativum L) selain Jenis sayuran yang penting, juga

merupakan salah satu sumber pertumbuhan baru ekonomi dalam pembangunan pertanian.

Bawang putih ini dianggap sebagai komoditas potensial terutama untuk subsitusi impor dan

dalam hubungannya dengan penghematan devisa. Perkembangan terakhir (2006), impor

bawang putih indonesia berjumlah 295 ribu ton dengan nilai tidak kurang dari US$ 103 juta

atau sebesar Rp 927 milyar, untuk memenuhi kebutuhan konsumsi dalam negeri. Dengan

potensi yang demikian besar, pembukaan perkebunan bawang putih dapat menjadi salah satu

solusi untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Namun dalam pelaksanaannya, sebelum

pembukaan perkebunan banyak hal yang harus diperhatikan seperti aspek tanaman, aspek

lingkungan, aspek demografi, aspek infrastruktur dan lain-lain.

PT Bawang Putih sejahtera akan membuka lahan seluas 100 ha di wilayah Magetan.

Hal ini bertujuan untuk meningkatkan produksi karena Jawa Timur merupakan sentra

produksi bawang putih. Pemilihan komdositas dan wilayah ini dipengaruhi oleh beberapa

faktor yaitu faktor alam yaitu syarat tumbuh tanaman serta faktor penunjang seperti

transportasi dan sumber air irigasi. Selain alasan pemilihan lokasi karena telah sesuai dengan

syarat tumbuh tanaman bawang putih.

Adapun syarat tumbuh tanaman bawang putih menurut Lanang (2013) adalah sebagai

berikut:

1. Tanaman bawang putih dataran rendah tumbuh pada hampir semua jenis tanah,

namun yang terbaik pada tanah bertekstur sedang (lempung sampai lempung

berpasir). pH tanah yang cocok adalah 5,6 – 6,8 dan drainasenya baik.

2. Walaupun umumnya bawang putih ini tahan suhu panas, namun hanya dapat tumbuh

dengan baik pada daerah yang memiliki suhu yang dingin (<25` c pada bulan-bulan

tertentu).

3. Suhu dingin tersebut diperlukan terutama pada saat pembentukan dan pembesaran

umbi

tanaman.

4. Di Indonesia, waktu tanam terbaik untuk bawang putih dataran rendah yaitu bulan

Mei, Juni atau Juli.

Selain itu jika ditinjau dari keadaan topografi Magetan maka Kecamatan Plaosan

merupakan daerah yang cocok untuk dijadikan sebagai wilayah perkebunan. Daerah tersebut

merupakan daerah diwilayah pegununungan yang subur dengan luas mencapai 2.344 ha

Page 3: Mtp Layout

Untuk sumber air dapat menggunakan air yang berasal dari Telaga Sarangan yang berada di

desa Sarangan yang memiliki luas 30 ha (Pemerintah Kabupaten Magetan, 2014).

II. PEMBAHASAN

2. 1 Kondisi Umum

a. Luas dan Batas Wilayah

Wilayah yang kami pilih untuk membuka perkebunan bawang putih adalah Kabupaten

Magetan. Kabupaten Magetan memiliki wilayah seluas 688,85 km2. Secara

administratif terbagi dalam 18 kecamatan, 208 desa dan 27 kelurahan (235

desa/kelurahan). Batas wilayah administrasi Kabupaten Magetan adalah sebagai

berikut:

Sebelah barat : Kabupaten Karanganyar (Provinsi Jawa Tengah)

Sebelah Selatan : Kabupaten Ponorogo dan Kabupaten Wonogiri (Provinsi Jawa

Tengah)

Sebelah Timur : Kabupaten Madiun

Sebelah utara : Kabupaten Ngawi

b. Kondisi Geografis

Kabupaten Magetan terletak di kaki gunung Lawu sebelah timur yang membentang

dari selatan ke utara, karena itu Kabupaten Magetan dikenal dengan sebutan GREEN

BELT LAWU atau lingkar hijau Lawu. Ibukota Kabupaten Magetan terletak di

Kelurahan/Kecamatan Magetan. Secara geografis, Magetan terletak di sekitar 7o 38’

30” lintang selatan dan 111o 20’ 30” bujur timur dengan ketinggian antara 660 s/d

1.660 meter di atas permukaan air laut.

c. Geologi

Sebagian besar wilayah Kabupaten Magetan terbentuk dari hasil gunung api kuarter

muda yang terdiri dari lereccia, tuff, dan lakiri. Secara morfogenesis pebukitan di

Kabupaten Magetan dipengaruhi oleh struktur lipatan, sesar dan sifat litologi yaitu :

o Bagian Barat Laut yang ditempati Gunung Lawu termasuk dalam jalur gunung

api kuarter yang masih giat

o Bagian Selatan termasuk dalam jalur Pegunungan Selatan. Pebukitan di utara

Sungai Tirtomoyo merupakan pebukitan lipatan berarah Timur Laut – Barat

Daya.

Page 4: Mtp Layout

o Perbukitan tinggi di sisi Selatan Sungai Tirtomoyo selain terlipat juga

tersesarkan.

d. Klimatologi

Suhu udara :

1) Di daerah pegunungan : 160 – 20o C

2) Di dataran rendah : 220 – 26o C

Curah hujan :

1) Di dataran tinggi : 1.481 – 2.345 mm/tahun

2) Di dataran rendah : 876 – 1.551 mm/tahun

Apabila dilihat dari data suhu udara rata-rata di daerah Magetan maka sudah sesuai

dengan syarat tumbuh tanaman bawang putih. Karena tanaman bawang putih dapat

tumbuh dengan baik pada wilayah dengan suhu >25 o C. Adanya data suhu sangat

penting bagi pertumbuhan tanaman bawang putih. Apabila heat unit tanaman bawang

telah terpenuhi maka panen akan mudah untuk diamati. Selain itu curah hujan juga

mempengaruhi pertumbuhan tanaman bawang putih karena akan menentukan

kecukupan air yang dibutuhkan oleh tanaman.

e. Topografi

Topografi wilayah Kabupaten Magetan terbagi kedalam beberapa jenis wilayah

berdasarkan tingkat kesuburan tanah (topologi), yaitu :

Tipe wilayah pegunungan dengan kondisi tanah subur yaitu Kecamatan Plaosan.

Tipe wilayah pegunungan dengan tanah sedang yaitu Kecamatan Panekan, dan

Kecamatan Poncol Bagian Barat.

Tipe wilayah pegunungan dengan tanah kurang subur (kritis) yaitu Kecamatan

Parang, Kecamatan Lembeyan, Kecamatan Poncol bagian Timur, dan Kecamatan

Kawedanan Bagian Selatan.

Tipe wilayah dataran rendah dengan tanah pertanian subur yaitu Kecamatan Barat

dan Kecamatan Takeran.

Tipe wilayah dataran rendah dengan tanah pertanian sedang yaitu Kecamatan

Maospati, Kecamatan Magetan, sebagian Kecamatan Bendo, sebagian Kecamatan

Kawedanan dan sebagian Kecamatan Sukomoro.

Tipe wilayah dataran rendah dengan tanah pertanian kurang subur yaitu sebagian

Kecamatan Bendo dan sebagian Kecamatan Sukomoro.

Dilihat dari kemiringan tanah, wilayah Kabupaten Magetan terbagi atas :

Page 5: Mtp Layout

Kemiringan 0 – 2 % merupakan wilayah datar dengan luas 37.732,01 Ha atau

54,77% dari luas wilayah Kabupaten

Kemiringan 2 – 15 % merupakan wilayah landai dengan luas 10.199,40 Ha atau

14,81 % dari luas wilayah Kabupaten

Kemiringan 15 – 40 % merupakan wilayah bergelombang dengan luas 8.442,58 Ha

atau 12,26% dari luas wilayah Kabupaten

Kemiringan 40 % merupakan wilayah bergelombang dengan luas wilayah

12.509,47 Ha atau 18,16 % dari luas wilayah Kabupaten

f. Hidrologi

Kebutuhan air Kabupaten Magetan dipenuhi oleh sumber-sumber air, yakni :

8 Sungai dengan sungai terbesar adalah Kali Gandong

2 Telaga yaitu : 1) Telaga Sarangan seluas 30 Ha 2) Telaga Wahyu seluas 10 Ha

Mata air sebanyak 197

Waduk/embung sebanyak 5

Air tanah (baik air tanah dangkal maupun dalam) serta sumber lain-lain.

Sedangkan penggunaan air di Kabupaten Magetan adalah sebagai berikut :

Untuk irigasi : 93,9%

Untuk air minum : 3,6%

Pabrik gula : 1,1%

Kolam air tawar : 0,5%

Peternakan : 0,3%

Penggelontoran kota : 0,1%

Ketahanan nasional : 0,2%

Pengenceran limbah industri : 0,1%

Lain–lain : 0,2%

2. 2 Demografi

Jumlah penduduk di Kabupaten Magetan pada akhir tahun 2012 sebesar 694.531 jiwa

yang terdiri dari :

a. Jumlah penduduk laki-laki 336.215

b. Jumlah penduduk perempuan 358.316

c. Penduduk usia kerja (15-164 tahun) 66,41%

d. Penduduk usia muda (0-14 tahun) 21,96%

e. Usia tua (65 tahun keatas) 11,63%

Page 6: Mtp Layout

f. Pekerjaan penduduk menurut lapangan usaha:

Tabel 1. Persentase Pekerjaan Penduduk

Pertumbuhan penduduk 0,07%

Kepadatan penduduk 1.008 per km²

Jumlah rumah tangga 173.778

2. 3 Potensi Unggulan

Dengan letak wilayah yang berada di lereng gunung Lawu membuat kabupaten

Magetan sangat berpotensi untuk mengembangkan aneka macam sayur-sayuran, seperti

bawang merah, kubis, kentang, wortel, dll. Produksi sayuran adalah sebagai berikut:

Tabel 2. Potensi Pengembanga Tanaman Sayuran

Page 7: Mtp Layout

2. 4 Potensi Pengembangan Bawang Putih di Indonesia

Keterangan

: Berpotensi besar ( Magetan, Pontianak)

: Cukup berpotensi (Palu)

Berdasarkan peta potensi pengembangan tanaman bawang putih di atas menunjukkan

bahwa upaya pengembangan produksi bawang putih dapat dikembangkan didaerah-

daerah lain di luar pulau Jawa seperti Pontianak (Kalimantan) dan Palu (Sulawesi).

Sehingga nantinya pengembangan usaha perkebunan tanaman bawang putih akan

dikembangkan diluar pulau jawa.

2. 5 Data Kelembagaan di Magetan

a. Kelembagaan

Tabel 3. Kelembagaan di wilayah Magetan

Page 8: Mtp Layout

b. Kelompok Tani

Tabel 4. Kelompok Tani di wilayah Magetan

Page 9: Mtp Layout

DAFTAR PUSTAKA

Lanang. 2013. Teknik Budidaya Tanaman Bawang Putih.

http://selaparanglanang.blogspot.com/2013/03/teknik-budidaya-bawang-putih-yang-

benar.html.

Pemerintan Kabupaten Magetan. 2014. Profil Kabupaten Magetan.