mukaddimah khutbah jum

3
Mukaddimah Khutbah Jum’at Teks Pengantar Khotbah ، ُ هَ لَ لِ ضُ م اَ لَ فُ له الِ هِ دْ هَ يْ نَ م ا،َ نِ ل اَ مْ عَ " اِ # اتَ " ِ يَ سْ نِ مَ ا وَ نِ سُ فْ نَ " اِ ورُ رُ / شْ نِ مِ له الِ 2 بُ وذُ عَ نَ ، وُ هُ رِ فْ عَ # تْ سَ نَ وُ هُ نْ يِ عَ # تْ سَ نَ وُ هُ دَ مْ حَ نِ ِ َ دْ مَ ح ل اَ نE ا هُ ولُ سَ رَ وُ هُ دْ 2 نَ عً داَ مَ حُ مَ نَ " اُ دَ هْ / شَ " اَ وُ هَ لَ M كْ يِ رَ / ش اَ لُ هَ دْ حَ له و الَ لاِ E اَ هَ لِ E اَ لا نَ " اُ دَ هْ / شَ " اَ ، وُ هَ لَ يِ اذَ ا هَ لَ فْ لِ لْ ضُ يْ نَ مَ و. َ ونُ مِ لْ سُ مْ مُ # تْ نَ " اَ ا وَ لِ E اَ نُ # ت وُ مَ # ت اَ لَ وِ هِ # اتَ # قُ # نَ # قَ حَ َ وا اُ # قَ # ن وا اُ نَ مf اَ ن تِ دَ ال اَ هُ يَ " ا اَ ب يِ دَ الَ َ وا اُ # قَ # ن اَ وً اءَ سِ نَ ا وً ر يِ / ثَ ك اً الَ 2 حِ ا رَ مُ هْ نِ مَ / ثَ 2 بَ ا وَ هَ 2 جْ وَ ا رَ هْ نِ مَ # قَ لَ حَ وٍ # هَ دِ احَ وٍ سْ فَ نْ نِ مْ مُ كَ # قَ لَ ح يِ دَ الُ مُ كَ 2 بَ وا رُ # قَ # ن اُ اسَ ن ل ا اَ هُ يَ " ا اَ ب اً 2 نw يِ # فَ رْ مُ كْ نَ لَ عَ انَ كَ َ اَ نِ E اَ امَ حْ رَ " اْ الَ وِ هِ 2 تَ ونُ لَ اءَ سَ # ن اً د بِ دَ ا سً لْ وَ # ق واُ ل وُ # قَ وَ َ وا اُ # قَ # ن وا اُ نَ مf اَ ن تِ دَ ال اَ هُ يَ " ا اَ ب اً م يِ ظَ ع اً رْ وَ قَ ارَ فْ دَ # قَ فُ هَ ولُ سَ رَ وَ َ اِ عِ طُ يْ نَ مَ وْ مُ كَ 2 ب وُ نُ ذْ مُ كَ لْ رِ فْ عَ نَ وْ مُ كَ ل اَ مْ عَ " اْ مُ كَ لْ حِ لْ ضُ يُ دْ عَ 2 ن اَ مَ " اMakna “Amma Ba’du” Kata “ ُ دْ عَ 2 ن اَ مَ " ”اsering kita dengarkan setiap kali seseorang menyampaikan pengantar khotbah. Bisa juga diungkapkan dengan: ُ دْ عَ 2 نَ ”و. Keduanya bermakna sama, yaitu: “adapun selanjutnya”. Kalimat ini disebut “ ِ 2 اتَ طِ خ ل اُ لْ ضَ ف(kalimat pemisah). Diriwayatkan dari Abu Musa Al-Asy’ari radhiallahu ‘anhu bahwa beliau mengatakan, “Orang yang pertama kali mengucapkan ‘amma ba’du’ adalah Nabi Daud ‘alaihis salam, dan itu adalah fashlal khitab.” (Al- Awail Ibni Abi Ashim, no. 188; Al-Awail Ath-Thabrani, no. 40) Allah berfirman, 2 اتَ طِ خْ ل اَ لْ ضَ فَ وَ # هَ مْ كِ حْ ل اُ اهَ ْ يَ يf اَ وُ هَ كْ لُ م اَ بْ ذَ دَ / سَ و“Kami kuatkan kerajaannya serta Kami berikan ilmu dan fashlul khitab.” (Q.s. Shad: 20) Kalimat ini digunakan untuk memisahkan mukadimah dengan isi dan tema khotbah. Ini merupakan bagian dari perhatian

Upload: de-bayou

Post on 26-Nov-2015

9 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

tes

TRANSCRIPT

Mukaddimah Khutbah JumatTeks Pengantar Khotbah . Makna Amma BaduKata sering kita dengarkan setiap kali seseorang menyampaikan pengantar khotbah. Bisa juga diungkapkan dengan: . Keduanya bermakna sama, yaitu: adapun selanjutnya.Kalimat ini disebut (kalimat pemisah). Diriwayatkan dari Abu Musa Al-Asyari radhiallahu anhu bahwa beliau mengatakan, Orang yang pertama kali mengucapkan amma badu adalah Nabi Daud alaihis salam, dan itu adalah fashlal khitab. (Al-Awail Ibni Abi Ashim, no. 188; Al-Awail Ath-Thabrani, no. 40)Allah berfirman, Kami kuatkan kerajaannya serta Kami berikan ilmu dan fashlul khitab. (Q.s. Shad: 20)Kalimat ini digunakan untuk memisahkan mukadimah dengan isi dan tema khotbah. Ini merupakan bagian dari perhatian seseorang terhadap ceramah yang disampaikan. Demikian keterangan Syekh Ibnu Utsaimin dalam Asy-Syarhul Mumthi, 1:7.Anjuran Para UlamaImam Abu Jafar Ath-Thahawi mengatakan, dalam mukadimah kitab beliau, Musykilul Atsar, Saya mulai kitab ini dengan pembukaan ketika menyampaikan hajat, sebagaimana perintah Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam yang diriwayatkan dari berbagai jalur, yang akan kami sebutkan insya Allah sebagai berikut. Innal hamda lillah . (Musykilul Atsar, 1:3)Syekh Muhammad Hayat As-Sindi mengatakan, Selayaknya, seseorang menggunakan pengantar khotbah ini untuk menyampaikan kepentingannya dan semua rencana hidupnya. (Hasyiyah untuk Sunan Nasai, 3:105)

Imam Asy-Syafii mengatakan, Khutbatul hajah termasuk hal yang dianjurkan untuk disampaikan pada awal semua akad, seperti: jual beli, akad nikah, atau yang lainnya. (Hasyiyah As-Sindi untuk Sunan Nasai, 3:105)Setelah mengutip perkataan Imam Syafii di atas, Syekh Al-Albani memberi komentar, Keterangan ulama yang menganjurkan pengucapan khotbah ini dalam jual beli atau semacamnya adalah pendapat yang lemah, karena inti akad jual beli dan semacamnya adalah ijab qabul . Karena para sahabat yang berjumpa dengan Nabi shallallahu alaihi wa sallam, hingga manusia zaman sekarang ini pun, sering melakukan akad tanpa diiringi dengan perkataan tertentu, namun menggunakan gerakan yang menunjukkan keinginan adanya akad . (Khutbatul Hajah, hlm. 32)Syekh Muhammad Nashiruddin Al-Albani rahimahullah, seseorang yang bergelar muhadditsul ashr (ahli hadis abad ini), menulis buku khusus tentang khutbatul hajah. Beliau berharap, buku ini bisa menjadi motivasi bagi banyak orang untuk menghidupkan kembali sunah pembukaan khotbah yang hampir hilang. Di akhir buku Khutbatul Hajah, Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani mengatakan, Sesungguhnya, tujuan menulis risalah (buku kecil) ini adalah menyebarkan sunah yang hampir sudah biasa ditinggalkan banyak orang. Karenanya, aku tujukan kepada seluruh khatib, dai, mudarris (pengajar), dan yang lainnya agar betul-betul menghafalnya, menggunakannya untuk membuka khotbah-khotbah dan ceramah mereka. Semoga Allah mewujudkan keinginan mereka dengan sebab khutbatul hajah. (Khutbatul Hajah, hlm. 33)