multikultural "budaya jawa"
TRANSCRIPT
NAMA KELOMPOK :
¶ Soffy Matdyani (292013105)¶ Tiara Kusumarani (292013110)¶ Wiwid Wijanarko(292013117)¶ Shanti Aryani (292013123)¶ Dian Sri Wijayanti (292013134)
RS 13 D
Konsep BUDAYA JAWA
RELIGI JAWA
SELAMETAN
PRIMBON, SULUD, DAN
WIRIDTATA KRAMA PETUNG
MAKANAN
PRODUK BUDAYA
FALSAFAH KEHIDUPAN
The end
ANIMISMEPemujaan pada roh
DINAMISMEPemujaan pada kekuatan benda-benda
SINKRETISMEPenyatuan ajaran antara animisme, dinamisme, dan ajaran agama.
AGAMA JAWAKejawen
RELIGI JAWA
sebuah ritual yang dimaksudkan untuk memohon keselamatan lahir dan batin dari gangguan makhluk halus
Fungsi utama dari selamatan adalah untuk menetralisir bencana yang datangnya dari luar kekuasaan manusia
Mengucapkan doa, mantera, menyediakan sesaji makanan, bunga dan kemenyan.
SELAMETAN
• adalah semacam perhitungan atau ramalan bagi Suku Jawa
• Watak, perhitungan mengenai tempat tinggal, baik buruknya kegiatan, acara adat
PRIMBON
• suluk dan salik biasanya berhubungan dengan tasawuf, tarekat dan sufisme
• Suluk menempuh jalan (spiritual) untuk menuju Allah
• Berisi wejangan atau petuah
SULUK
• merupakan bentuk segala macam bentuk ibadah• taat dalam melaksanakan perintah Allah Swt dan
menjauhi segala larangan-NyaWIRID
PRIMBON, SULUK DAN WIRID
adalah adab sopan
santun jawa dalam
berbahasa, bersikap
dan bertingkah laku yang
sangat dijunjung tinggi dan
menjadi ciri budaya
jawa
ngoko untuk yang
sama kedudukkannya dengan dirinya atau
lebih rendah
kromo madyo untuk
membahasakan sedikit
diatas dirinya
krama inggil
ditujukan untuk orang yang lebih tua atau
lebih atas tingkatan sosialnya
TATA KRAMA
PETUNG
untuk mengetahui
watak seseorang
Petung atau perhitungan
menduduki tempat yang sangat strategis
dan urgent dalam budaya jawa
menentukan hari perkawinan atau menentukan arah
rumah harus memperhitungkan hari
kelahiran dan saat (waktu) yang tepat
MAKANAN
Nama dan jenis makana dapat menjadi ciri penanda budaya suatu
daerah termasuk budaya Jawa
rawon
gudeg
lontong
balap
urap-urap
gado-gado
sop buntu
t
Falsafah Kehidupan
Falsafah ini menjadi pedoman hidup yang diikuti oleh orang Jawa generasi dulu namun sekarang telah banyak ditinggal karena kurangnya pemahaman dan kekurang
mampuan dalam menafsirkan makna hakikatnya
Di samping itu muncul nilai-nilai dari luar yang bersifat konsumeris dan materealistis membuat nilai-nilai budaya
yang adiluhung (mulia) ini mulai ditinggalkan generasi muda kita.
dalam pendidikan multicultural perlulah memahami dan memaknai kembali berbagai falsafah hidup budaya Jawa
ini.Misalnya ajining diri soko lathi, ajining awak soko tumindak, ajining sariro soko busono
Wayang Bima/Werkudoro (gambar 3.17) menyimbolkan seseorang yang
memiliki tanggung jawab dan pendirian yang teguh,
Berbagai produk budaya seperti keris, wayang, rumah, pakaian, dan peralatan
lainnya dapat menjadi ciri penanda yang ada pada pulau Jawa.
keris, rumah/wisma, wayang, pakaian, peralatan
burung arti
simbolik dari
keindahan
CONTOH
Produk budaya