museum kraton
TRANSCRIPT
MUSEUM KRATON
YOGYAKARTA
KARYA TULIS INI DISUSUN SEBAGAI
SALAH SATU SYARAT UNTUK MENEMPUH UJIAN NASIONAL
SMP NEGERI 26 PURWOREJO
TAHUN PELAJARAN
2010 / 2011
DISUSUN OLEH :
NAMA NIS KELAS
1 UKI PRATIWI ( 5522 ) VII C
2 FINDA RISWANTI ( 5573 ) VII C
3 RIYAN TUSMIATI ( 5589 ) VII C
4 GALUH TRIYANI ( 5614 ) VII C
4 MUT MAINATIN ( 5659 ) VII C
SMP NEGERI 26 PURWOREJO
2010
PENGESAHAN
Karya tulis ini telah disetujui dan disahkan pada :
Hari :
Tanggal :
Tempat : SMP NEGERI 26 PURWOREJO
Mengetahui Purworejo,
Kepala SMP Negeri 26 Purworejo Pembimbing
Esti Wardani, S.Pd Suhadi, S.Pd NIP. 195911141981112002 NIP. 196303021987631009
MOTTO
1. Orang yang ingin sukses, harus berfikir tentang keberhasilan progresif,
kreatif, konstruktif, serta usaha kerja disertai doa.
2. Kegagalan adalah awal dari kesuksesan
3. Usaha, doa, belajar adalah pintu utama menuju sukses
PERSEMBAHAN
Karya tulis ini kami persembahkan untuk :
1. Pembaca yang budiman
2. Adik – adiku kelas VII dan VIII
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puja syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah melimpahkan rahmat-Nya, sehingga karya tulis ini dapat diselesaiakan dengan
baik.
Karya tulis ini dapat diselesaikan tidak lepas dari bantuan banyak pihak. Oleh
karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Kraton Yogyakarta
2. Kepala SMP Negeri 26 Purworejo
3. Bapak dan Ibu Guru SMP Negeri 26 Purworejo
4. Guru pembimbing
5. Teman – teman baik kelas VII, VII, dan IX
6. Orang tua yang selalu membimbingku
7. Semua pihak yang membantu terselesainya karya tulis ini
Penulis menyadari bahwa karya tulis ini belum sempurna. Oleh karena itu,
penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari
pembaca demi perbaikan karya tulis ini.
Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman Judul i
Halaman Pengesahan ii
Halaman Motto iii
Halaman Persembahan iv
Kata Pengantar v
Daftar Isi vi
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Alasan Pemilihan Judul 1
B. Tujuan Penulisan 1
C,. Metode Penulisan 1
D. Pembatasan Masalah 1
BAB II
A. Sejarah Berdirinya Kasultanan Yogyakarta
B. Bangunan – Bangunan di Lingkungan dalam Keraton
C. Raja – Raja Kasultanan Yogyakarta
D. Struktur Pemerintahan Kraton Yogyakarta
E. Skaten, Upacara Grebeg, Upacara Labuhan, Taman Sari
BAB I
PENDAHULUAN
A. Alasan pemilihan judul
Dalam karya tulis ini penulis memilih judul yang disesuaikan dengan data
yang penuls peroleh di objek study tour. Karya tulis ini penulis beri judul study tour
ke Keraton Yogyakarta.
B. Tujuan Penulisan
Karya tulis ini disusun denagan tujuan :
1. Sebagai salah syarat untuk memenuhi ujian nasional SMP Negeri 26
Purworejo.
2. Untuk menambah wawasan pembaca yang ingin mengetahui tentang segala
sesuatu yang ingin mengetahui tentang segala sesuatu yang berhubungan
dengan kota Yogyakarta.
C. Metode penulisan
1. Metode Observasi
Yaitu matode pengumpulan data dengan pengamatan terhadap suatu objek
secara langsung.
2. Metode Interview
Yaitu metode pengumpulan data dengan wawancara langsung dengan petugas
objek studi wisata.
D. Pembatasan Masalah
Karya tulis ini hanya menguraikan sebagian dari judul Museum Yogyakarta
meliputi sejarah lokasi peranan dan struktur Museum Kraton Yogyakarta.
E. Sistematika Penulisan
Karya tulis ini disusun dengan sistematika sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
A. Alasan pemilihan judul
B. Tujuan Penulisan
C. Metode Penulisan
D. Pembatasan Masalah
E. Sistematika Penulisan
BAB II
KRATON NGAYOGYAKARTA HADININGRAT
SEJARAH BERDIRINYA KASULTANAN YOGYAKARTA
Sebelum berdirinya kasultanan Yogyakarta, Kdipaten Mangkunegaran, dan
kadipaten Pakualaman, pada waktu itu yang ada hanya Kraton Kasunan Surakarta,
pindahan dari Kraton Mataram Kartasura. Saat masih berada di Kartasura, terjadi
peristiwa pemberontakan orang-orang China (GEGER PACINA) pada tahun 1740-
1743, dengan bantuan Belanda-lah peristiwa itu dapat dipadamkan. Karena istana
Kartasura mengalami kerusakan, Ibukota dipindahkan ke Desa Solo, kemudian
disebut Surakarta.
Pada masa pemerintahan Sunan Paku Buwono II di Kraton Surakarta (1744),
masih terjadi pemberontakan yang dipimpin oleh Tumenggung Mertopuro melawan
Kraton Surakarta, namun oleh Pangeran Mangkubumi (adik Paku Buwono II) dapat
ditaklukannya.
Dalam suatu perundingan antara Paku Buwono II yang didampingi oleh
Pangeran Mangkubumi (Penasehat Kepercayaannya) dengan pihak Belanda yang
diwakili oleh Mr. Hogendorf, utusan Belanda meminta untuk menyerahkan seluruh
wilayah pesisir Utara Jawa kepada VOC. Beliau sebagau tuntutan atas jasa Belanda
berhasil memadamkan peberontakan di Kartasura. Pangeran Mangkubumi tidak
menyetujui permintaan itu, meski ia tahu bahwa kedudukan Paku Buwono II sangat
sulit. Pangeran Mangkubumi kemudian memohon izin dan doa restu kepada Paku
Buwono II, untuk menentang dan mengangkat senjata melawan kompeni Belanda/
VOC
Dngan memperoleh pusaka tombak Kyai PLERED, lalu pada tanggal 21 April
1747, Pangeran Mangkubumi meningggalkan Kraton Surakarta menuju kedalam
hutan untuk bergerilya melawan VOC. Pangeran mangkubumi bergabung dengan
RM. Said ( Pangeran Sambernyawa ) yang sudah lebih dahulu menentang Paku
Buwono II dan VOC.
Setelah Paku Buwono II wafat, Belanda mengangkat RM. Suryadi ( Putra
Mahkota ) sebagai Sunan Paku Buwono III raja tersebut hanya berkedudukan sebagai
peminjam tanah VOC.
Kemudian terjadinya perjanjian antara ketiga pihak, yaitu Pangeran
Mangkubumi, Paku Buwono III dan Belanda VOC, perjanjian itu diadakan do Desa
Giyanti (Salatiga), pada tanggal 13 Februari 1755, maka disebut PERJANJIAN
GIYANTI. Akibat dari perjanjian itu, kerajaan Mataram dibagi menjadi dua bagian,
yaitu Kraton Kasunanan dan Kraton Kasultanan Yogyakarta.
Dengan daerah barunya itu, pangeran Mangkubumi mendirikan kerajaan
Mataram Yogyakarta di wilayah Beringan, padatahun 1756. beliau kemudian bergelar
SRI SULTAN HAMENGKUBUWONO 1. gelar lengkapnya adalah :
NGARSA DALEM SAMPEYAN DALEM INGKANG SINUHUN KANJENG
KANJENG SULTAN HAMENGKUBUWONO SENOPATI ING NGALOGO
NGABDURAHMAN SAYIDIN PANTOGOMO KJALIFATULLAH INGKANG
JUMENENG KAPING 1 ING NGAYOGYAKARTA HADINNGRAT.
Kraton Yogyakarta ini menghadap kea rah utara, dengan halaman depan
lapangan yang disebut Alun-alun Lor ( alun-alun utara ), yang pada zaman dulu
dipergunakan sebagai tempat mengumpulkan rakyat, latihan perang bagi para prajurit
kraton, dan tempat penylenggaraan upacara adapt, serta untuk keperluan lainnya.
Sekarang fungsi Alun-alun Lor untuk upacara Grebeg dan perayaan Sekaten.
Dibagian tengah alun-alun lor terdapat dua pohon beringin yang dikelilingi tembok,
yang disebut Beringin (Waringin Kurung). Bernama kyai Dewa daru (sebelah barat)
berasal dari, dan kyai wijayandaru (sebelah timur) berasal dari pajajran kedua pohon
beringin itu sebagai simbol bahwa dunia terdapat dua sifat berbeda. Pohon beringin
yang mengelilingi Alun-alun lor ini jumlahnya 62 pohon ditambah dengan 2 pohon
yang berbeda ditengah, sehingga jumlah 64 pohon beringin menunjukkan usia Nabi
Muhammad SAW ketika beliau wafat.
Di seputar alun0alun Lor terhadap beberapa bangunan yang disebut pekapaln
berbebtuk Joglo sebanyak 19 buah, berfungsi sebagai tempat untuk menginap bagi
para bupati dari luar wilayah pada waktu menjalankan tugas fi Kraton atau apabila
sedang diselenggarakan upacara kenegaraan.
Di sebelah barat alun-alun Lor terdapat Masjid Agung yang dibangun Sri
Sultan Hamengkubuwono 1 tahun 1733, dibagian sudut tenggara Alun-alun, tehadap
kandang untuk memelilhara macan(harimau) yang disebutkandang macan.
Wilayah Kraton Yogyakarta luasnya 14.000 meter persegi, dengan dikelilingi
tembok(benteng) setinggi 4 meter dan lebar 3,5 meter. Sudutnya terdapat tempat
penjagaan atau bastion, untuk melihat/mengawasi keadaan di luar maupun di dalam
benteng kraton. Di sebelah luar benteng dikelilingi oleh parit yang dalam, yang
disebut Jagang (sekarang sudahmenjadi pemukiman penduduk).
Daerah diluar benteng Kraton, ada 5 pintu gerbang yabg disebut
PLENGKUNG antara lain yaitu :
1. PLENGKUNG NIRBYA ( gading ), di sebelah selatan
2. PLENGKUNG JAGABAYA ( tamansari), di sebelah barat
3. PLENGKUNG JAGASURA ( ngasem), di sebelah barat laut
4. PLENKUNG TARUNASURA ( wijilan ), di sebelah timur laut
5. PLENGKUNG MADYASURA ( sebelah barat THR ), di sebelah timur
PLENGKUNG BUNTET (tertutup). Diantara kelima plengkung itu hanya dua yang
masih tampak utuh, yaitu plengkung nirbaya (gading) dan plengkung Tarunasura
(wijilan).
Selanjutnya di sebelah selatan (belakang) kraton, terdapat alun-alun
yangluasnya lebih kecil dari alun-alun lor yaitu Alun-alun kidul (Aun-alun selatan).
Dua pohon beringin yang disebut beringin “Wok”.
Diebelah Alun-alun kidul tedapat bangunan untuk memelihara gajah, yang
disebut GAJAHAN
Selanjutnya dari Kraton kearah selatan sekitar 2 km jaraknya, terdapat
bangunan berupa panggung, yang disebut KRAPYAK. Digunakan oleh sultan untuk
menyaksikan para prajuritnya berburu rusa atau binatang lainnya. Berada dalam garis
simetris/lurus dengan KRATON dan TUGU KRATON, bangunan krapyak ini adalah
batas selatan wilayah Kraton Yogyakarta.
LAMBANG KERAJAAN
( Ampilan Dalem )
Regalia merupakan pusaka yang menyimbolkan karakter Sultan Yogyakarta dalam
memimpin negara berikut rakyatnya. Regalia yang dimiliki oleh terdiri dari berbagai
benda yang memiliki makna tersendiri yang kesemuanya secara bersama-sama
disebut KK Upocoro. Macam benda dan dan maknanya sebagai berikut:
1. Banyak (berwujud angsa) menyimbolkan kelurusan, kejujuran, serta kesiap
siagaan serta ketajaman;
2. Dhalang (berwujud kijang) menyimbolkan kecerdasan dan ketangkasan;
3. Sawung (berwujud ayam jantan) menyimbolkan kejantanan dan rasa tanggung
jawab;
4. Galing (berwujud burung merak jantan) menyimbolkan kemuliaan,
keagungan, dan keindahan;
5. Hardawalika (berwujud raja ular naga) menyimbolkan kekuatan;
6. Kutuk (berwujud kotak uang) menyimbolkan kemurahan hati dan
kedermawanan;
7. Kacu Mas (berwujud tempat saputangan emas) menyimbolkan kesucian dan
kemurnian;
8. Kandhil (berwujud lentera minyak) menyimbolkan penerangan dan
pencerahan; dan
9. Cepuri (berwujud nampan sirih pinang), Wadhah Ses (berwujud kotak rokok),
dan Kecohan (berwujud tempat meludah sirih pinang) menyimbolkan proses
membuat keputusan/kebijakan negara.
Dan abdi dalem KEPARAK (perempuan) berjumlah 4 orang yang bertugas
membawa :
1. SABET
2. CENELO
3. SUMBUL
4. LARBADAK
BANGUNAN-BANGUNAN DI LINGKUNGAN DALAM KRATON
Lingkungan dalam kraton secara keseluruhan terbagi atas tujuh halaman
(pelataran) yang dibatasi oleh tembok tinggi dan di dalamnyaterdapat bangunan-
bangunan serta beberapa pintu gerbang yang menghubungkan antara halaman yang
satu dengan halaman yang lain disebut REGOL. Pemugaran bangunan di Kraton
secara keseluruhan dimulai tahun 1921 M, selesai tahun 1934 M, pada masa
pemerintahan Sri Sultan Hamewngkubuwono VII
Nama masing-masing bangunan setiap halaman di linkungan dalam kraton,
dimulai dari bagian depan, yaitu :
1. Pelataran Pagelaran yang merupakan halaman paling depanini, terletak di sebelah
selatan Alun-alun Lor. Di pelataran ini terdapat beberapabangunan antara lain :
A. BANGSAL PAGELARAN, pada mulanya disebut tratag rambat, atapnya berupa
sirap kayu. Dipugar Sri Sultan Hamengku Buwono VIII tahun 1921 masehi,
dinamakan pagelaran. Pemugaran ditandai dengan Candar Sengkala (tahun jawa)
berbunyi “Panca Gana Salira Tunggal” yang berarti tahun 1865 Jawa. Selesainya
pemugaran ditandai dengan Candra Sengkala (tahun masehi) berbunyi “Catur Trisula
Kembang Lata” berarti tahun 1934 masehi. Bangunan ini digunakan untuk
pelaksanaan upacara Grebeg, yang diselenggarakan 3 kali setiap tahun.
B. BANGSAL PEMANDENGAN, digunakan sebagai tempat duduk bagi Sultan
beserta panglima perang, ketika menyaksikan jalannya latihan perang para
parajuritnya. Latihan perang ini dilakukan di alun-alun lor. Bangsal ini jumlahnya ada
2, terletak di sebelah kanan dan kiri sejajar dengan Bangsal Pagelaran
C. BANGSAL PENGAPIT juga disebut BANGSAL PASEWAKAN adalah tempat
para senopati perang/manggala yudha mengadakan pertemuan, seta digunakan
sebagai tempat menunggu perintah-perintah dari sultan
D. BANGSAL PANGRAWIT, digunakan sebagai tempat raja melantik patih (tempat
pelantikan patih). Teletak di sisi kanan, dalam bangsal pagelaran.
E. BANGSAL PACIKERAN adalah tempat jaga bagi para abdi dalem Singanegara
dan abdi dalem mertalulut (sebutan untuk algojo kraton) yang bertugas memberi
hukuman (eksekusi) kepada para tahanan kraton. Pelaksanaan eksekusinya bertempat
di Alun-alun lor. Bangsal ini berfungsi hingga tahun 1926. bangunan ini ada 2 buah,
terletak di sebelah kanan dan kiri bagian selatan halaman pagelaran.
Bagian selatan halaman depan terdapat halaman yang struktur tanahnya lebih
tinggi dari halaman lainnya, yang disebut SITI NIGGIL.
Di Kraton Yogyakarta terdapat 2 halaman sitinggil, sitinggil Lor (utara), dan
sitiinggil yang terletak di bagian belakang Kraton disebut sitihinggil kidul (selatan)
Halaman Sitiinggil Lor, terdapat beberapa bangunan antara lain :
F. BANGSAL SITINGGIL, digunakan sebagai tempat penobatan/pelantikan
Raja-raja kasultanan Yogyakarta, dan tempat diselenggarakannya upacara
pasowanan Agung, pada tanggal 17 Desember 1949, pernag dipakai untuk
pelantikan Ir. Soekarno sebagai Presiden RIS, bangunan ini telah dipugar
dengan ditandai Candra Sengkala (tahun Jawa) berbunyi “Pandhita Cakra
Naga Wani” yang berarti tahun 1857 Jawa, dengan Suryasengkala (tahun
Masehi) pada bagian berbunyi “Gana Asia Kembang Lata” yang berarti
tahun 1926 masehi.
G. BANGSAL MANGUNTURTANGKIL adalah tempat Singgasana Raja,
ketika berlangsung upacara penobatan raja dan waktu digelar upacara
pasowanan Agung
H. BANGSAL WITANA digunakan untuk menempatkan pusaka-pusaka
utama kraton, pada waktu dilangsungkan upacara penobatan raja, dan pada
waktu upacara Grebeg mulud tahun dal (Jawa). Bangsal ini terdapat
candra sengkala berbunyi “Tinata Pirantining Madya Witana” yang berarti
tahun 1855 jawa, dan suryasengkala berbunyi “Linungit kembar gatrining
Ron”, berarti tahun 1925 masehi.
I. BALEBANG, digunakan untuk menyimpan 2 perangkat gamelan sekaten
yang dibunyikan setiap bulan aulud. Bernama KYAI GUNTUR MADU
dan KYAI NAGAWILAGA
J. BALE ANGUN-ANGUN, digunakan untuk menyimpan pusaka tombak
yang bernama kanjeng kyai sura angun-angun
K. BANGSAL KORI, berfungsi sebagai tempata jaga bagi para abdi dalem
kori dan abdi dalem jaksa, yang bertugas menyampaikan permohonan
maupun pengaduan rakyat kepada raja
L. TARUNG AGUNG, digunakan sebagai ruang tunggu bagi tamu-tamu
sultan yang akan mengadiri upacara resmi di Sitinggil, sebelum mereka
diterima oleh Sultan.
M. REGOL BROGOJONOLO, yaitu pintu gerbang yang menghubungkan
antara halaman sitihunggil lor dengan halaman kemandungan lor
2. Pada tahun 1986 dinyatakan sebagai lambing perdamaian oleh pemerintah
Indonesia, dalam rangka Hari Lingkungan Internasional. Maka halaman
kemandungan lor sering disebut halaman kebon.
A. BANGSAL PONCOWATI, berfungsi sebagai ruang siding pengadilan kraton. Di
bagian tengah bangsal ini terdap[at selogilang untuk singgasana sultan.
B. BANGSAL PACAOSAN, adalah tempat jaga bagi para abdi dalem kraton yang
sedang melaksanakan tugas ronda (caos)
C. REGOL SRIMANGANTI, yaitu pintu gerbang yang menghubungkan antara
halaman kemandungan lor dengan halaman Bangsal Srimanganti
3. Pelataran Bangsal srimanganti, di dalamnya terdapat beberapa bangunan antara
lain :
A. BANGSAL SRIMANGANTI, digunakan sebagai tempat sultan menyambut
kedatangan tamu-tamu penting.
B. BANGSAL TRAJUMAS, adalah tempat bagi para pejabat istana yang bertugas
mendampingi sultan, ketika menyambut kedtangan tamu-tamu penting.
C. PATUNG RAKSASA DWARAPALA (sepasang) masing-masing membawa
gadha, dan disebut CINGKARABALA dan BALAOUTRA.
D. REGOL DANA PRATAPA, adalah pintu gerbang yang menhubungkan antara
halaman srimanganti dengan halaman bangsal kencana, regol ini terdapat candra
sengkala yang berbunyi “Kaluwihaning Yaksa Saliro Aji” berarti tahun 1851 jawa.
Suryasengkala berbunyi “jagad Ingasta neng wiwara Dhatulaya”, yang berarti tahun
1921 masehi. Menunjukkan tahun pemugaran regol tersebut.
4. Halaman Bangsal kencana merupakan halaman pusat kraton sebagai pusat
pemerintahan, didalamnya terdapat beberapa bangunan, antara lain :
A. GEDHONG PURWARETNA, dibangun pada masa pemerintahan Srisultan
Hamengkubuwono V. Bangunan ini digunakan sebagai kantor pribadi sri sultan
Hamengku Buwono IX sekarang berfungsi sebagai kantor kawedanan Hageng Sri
wandawa
B. GEDHONG JENE ( GEDHONG KUNING ), dibangun pada masa pemerintahan
Sri Sultan Hamengku Buwono IX, sekarang dipakau sebagai kantor pribadi Sri Sultan
Hamengku Buwono X.
C. BANSAL KENCANA, merupakan bangunan pusat kraton, yang berfungsi sebagai
tempat singgasana Raja dalam kesehariannya, juga ketika digelar upacara-upacara
pentung.
D. BANGSAL MANIS, digunakan sebagai tempat untuk menyelenggarakn pesta atau
perjamuan bagi, keluarga istana, juga ketika Sultan sedang menjamu tamu-tamu
pentung
E. KEPUTREN, adalah tempat tinggal bagi putra-putri raja yang belum menikah
G. MASJID PANEPEN, selain dipakai untuk menjlankan ibadah sholat bagi keluarga
istana dan para abdi dalem, juga dipakai untuk pelaksanaan acara ijab qabul
pernikahan putra-putri sultan
H. KRATON KILEN, adalah tempat tinggal bagi Sri Sultan Hamengku Buwono X
beserta keluarganya
I. GEDHONG KANTOR PARENTAN HAGENG, sebagai kantor pejabat krato yang
berwenang menyampaikan perintah sultan kepada abdi dalem yang ada di kraton
J. BANGSAL MANDALASANA, yaitu tempat untuk pentas bagi para pemain musik
(korp musik kraton) ketika digelar acara-acara penting di kraton
K. BANGSAL KOTAK, yautu tempat bagi para penari kraton yang sedang
menunggugiliran pentas, ketika di istana digelar acara perjamuan atau acara penting
ainnya.
L. GEDHONG GANGSA, yaitu ruang untuk menyimpan gamelan-gamelan kraton
sekaligus sebagai tempat dibunyikannya gamelan tersebut. Pada waktu di kraton
sedang digelar acara-acara yang bersifat resmi.
M. KASATRIYAN, adalah tempat tinggal bagi putra-putri sultan yang belum
menikah
N. GEDHONG KACA, adlah bangunan baru yang berfungsi sebagai museum Sri
Sultan Hamengku Buwono IX
O. GEDHONG DANAR TAPURA, berfungsi sebagai kantor bendahara kraton
(kantor kas kraton)
P. GEDHONG PATEHAN, yaitu tempat bagi paea abdi dalem kraton yang bertugas
membuat minuman untuk keluarga Raja.
Q. REGOL KEMAGANGAN, yaitu pintu gerbang yang menghubungkan antara
halaman bangsal kencana dengan halaman kemagangan.
5. Halaman kemagangan di dalamnya terdapat beberapa bangunan antar lain :
A. BANGSAL KEMAGANGAN, adalah tempat intuk menyelenggarakan acara
BEDHOL SONGSONG
B. PANTI PAREDEN, adalah bangunan yang digunakan oleh para abdi dalem yang
bertugas membuat gunungan sekaten, sebelum pembuatan gunungan di dahului
dengan upacar Tumplak wajuk di pawong Agung Bangsal Keagangan tersebut
dipimpin oleh nyai Lurah Kebuli dan Kyai Kurah Sekuilangen.
C. REGOL GADUNG MLATI, adalah pintu gerbang yang menghubungkan antara
halaman kemagangan dengan halaman kemandungan kidul, regol ini terdapat tembok
penyekat, terdapat dua buah patung naga saling membelakangi dan kedua ekornya
saling membelit. Melukiskan candra sengkala yang berbunyi “Dwi Naga Rasa
Tunggal” berarti tahun 1682 Jawa
6. Halaman Kemandungan kidul terdapat bangunan, yaitu :
A. Bangsal Kemandungan
B. Bangsal Pacaosan, adalah tempat jaga bagi para abdidalem kraton, yang sedang
melajsanakan tugas ronda (Caos)
C. Regol Kemandungan, adalah pintu gerbang yang menghubungkan antara halaman
Kemandungan Kidul dengan halaman sitihinggil kidul.
7. halaman Sitihinggil kidul merupakan bagian akhir dari ketujuh halaman yang
terdapat di lingkungan dalam kraton.
Bangsal Sasana Hinggil telah di pugar pada masa pemerintahan Sri Sultan Hamengku
Buwono IX tahun 1956, dalam rangka peringatan 200 tahun berdirinya kraton
Yogyakarta, disebut SASANA HINGGIL DWI ABAD.
RAJA-RAJA KASULTANAN
YOGYAKARTA
1. Sri Sultan Hamengku Buwono I
Nama kecil : BENDAHARA RADEN MAS SUJIONO
Permaisuri ada 2
Gusti Kanjeng Ratu Kencana
Gusti Kanjeng Ratu Kadipaten, lalu bergelar Gusti Kanjeng Ratu Hageng
2. Sri Sultan Hamenku Buwono II
nama kecil : Gusti Raden Mas Sundoro
Permaisuri ada 4 :
a. Gusti Kanjeng Ratu Kedhaton
b. Gusti Kanjeng Ratu Hemas
c. Gusti Kanjeng Ratu Kencana Wulan
d. Gusti Kanjeng ratu Sultan
3. Sri Sultan Hamengku Buwono III
nama kecil : Gusti raden mas Suroyo
Permaisuri ada 3:
a. Gusti Kanjeng Ratu Kencana
b. Gusti Kanjeng ratu Hemas
c. Gusti Kanjeng ratu Wandhan
4. Sri Sultan Hamengku Buwono IV
Nama kecil : Gusti raden mas Ibnu Jarot
Permaisuri ada 1 :
Gusti Kanjeng Ratu Kencana
5. Sri Sultan Hamengku Buwono V
Nama kecil : Gusti Raden Mas Gathot Menol
Permaisuri ada 2 :
a. Gusti Kanjeng Ratu Kencono
b. Gusti Kanjeng Ratu Kedhaton
6. Sri SWultan Hamengku Buwono VI
Nama kecil : Gusti Raden Mas Mustojo
Permaisuri ada 2 :
a. Gusti Kanjeng Ratu Kencono
b. Gusti Kanjeng Ratu Sultan
7. Sri Sultan Hamengku Buwono VII
Nama kecil : Gusti Raden Mas Murtejo
Permaisuri ada 3 :
a. Gusti Kanjeng Ratu Kencono