nashril abdillah pembuatan kipas angin ugm inti

Upload: nashril-abdillah

Post on 13-Oct-2015

191 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Tulisan ini berisi hasil penelitian kami mengenai ujicoba Pembuatan Tespen dan Kipas Angin sederhana dari bahan sederhana sebagai materi praktikum pada mapel Fisika di sekolah menengah pertama

TRANSCRIPT

  • 1

    PEMBUATAN KIPAS ANGIN DAN TESPEN DARI BAHAN

    SEDERHANA SEBAGAI PENGEMBANGAN MATERI FISIKA DAN

    PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN AKTIF DI SEKOLAH

    MENENGAH PERTAMA

    Nashril Abdillah, Siti Fadlila

    Universitas Gadjah Mada

    RINGKASAN

    Upaya pemerintah Indonesia untuk peningkatan kualitas pendidikan

    melalui berbagai cara, salahsatunya perbaikan kurikulum dan penerapan model

    pembelajaran aktif (active lerning). Selama ini, penerapan pembelajaran aktif

    terkendala oleh materi pembelajaran yang tidak semua kompetensi dasar dapat

    dilakukan dengan model eksperimen. Khususnya dalam matapelajaran fisika yang

    terkenal sulit dan membosankan bagi siswa. Kurangnya sarana dan prasarana juga

    menambah beban permasalahan tentang pembelajaran.

    Oleh karenanya, model pembelajaran aktif dengan bahan sederhana yang

    mudah didapatkan penting untuk dikembangkan. Salahsatu hal tersebut yakni

    melalui pembelajaran eksperimen pembuatan tespen dan kipas angin dari bahan

    sederhana. Selain itu, materi tersebut juga untuk pengenalan dan pemahaman

    konsep mind mapping (pemetaan pikiran) yang dapat membantu siswa dalam

    mengoptimalkan fungsi kerja otak.

    Pelaksanaan kegiatan tersebut dengan metode kaji tindak yang dilakukan

    oleh siswa kelas VIII SMP Diponegoro Sleman Yogyakarta. Hasil evaluasi nilai

    pretest dan postes siswa putri menunjukkan kenaikan nilai 100% , dengan rerata

    nilai pretest 44 dan nilai post tes 88, sedangkan siswa putra menunjukkan

    kenaikan nilai sebesar 87%, dengan rerata nilai pretest 43 dan nilai post test 80.

    Respons siswa antusias dan semangat saat melakukan aktivitas pembuatan kipas

    angin dan tespen. Hal tersebut dapat dikatakan bahwa siswa termotivasi untuk

    belajar aktif dan menyenangkan.

  • 2

    Simpulannya, pengembangan materi ajar berbasis model pembelajaran

    aktif sangat menarik dan diperlukan, baik untuk peserta didik maupun pendidik.

    Materi ajar yang menarik dan disampaikan secara sistematik akan meningkatkan

    motivasi belajar dan kreativitas siswa, dan juga guru.

  • 3

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1. Latar Belakang

    Pada hakekatnya, pendidikan adalah usaha untuk mengembangkan

    kemamuan serta meningkatkan mutu kehidupan dan martabat manusia

    (UU No 20 tahun 2003). Dalam upaya peningkatan kualitas pendidikan di

    Indonesia, pemerintah melakukan perbaikan kurikulum dan model

    pembelajaran. Pemerintah telah mencanangkan model pembelajaran aktif

    untuk memperbaiki kualitas pembelajaran di sekolah. Model pembelajaran

    tersebut mengaktifkan berbagai aspek, yaitu aspek kognitif, afektif dan

    psikomotor.

    Peningkatan mutu pengajaran dapat dimulai dengan pembenahan

    strategi pembelajaran. Strategi pembelajaran berhubungan dengan cara

    mengajar yang paling efektif dan efisien dalam memberikan pengalaman

    belajar yang diperlukan untuk mencapai tujuan khusus pembelajaran

    (Ahmadi, 1991). Pembelajaran Fisika yang sesuai dengan pembelajaran

    aktif yaitu dengan aktivitas praktikum. Silberman (2006) menyatakan

    bahwa pembelajaran aktif (active learning) adalah pembelajaran yang

    mengajak siswa untuk melaksanakan kegiatan yang menggunakan

    koordinasi antara otak kanan dan otak kiri untuk mempelajari masalah,

    memecahkan masalah, dan menerangkan apa yang telah dipelajari.

    Pembelajaran aktif adalah fase pembelajaran cepat, menyenangkan,

    suportif dan melibatkan kemampuan individu ataupun kelompok.

    Praktikum adalah suatu bentuk pembelajaran aktif melalui kegiatan

    praktek.

    Ada dua kelompok model pembelajaran yaitu pasif dan aktif.

    Pelaksanaan pembelajaran pasif disebut dengan pembelajaran tradisional.

    Pembelajaran pasif umumnya digunakan oleh guru, interaksi hanya terjadi

    satu arah yaitu siswa hanya mendengarkan, dan guru menjelaskan.

    Kelompok pembelajaran aktif yaitu terjadinya interaksi dua arah, siswa

  • 4

    aktif, sehingga cenderung peserta didik lebih mengingat materi ajar

    (retention rate of knowledge). Oleh sebab itu, apabila ingin diperbaiki

    kualitas kelulusan, pembelajaran aktif harus diterapkan. Penerapan

    pembelajaran aktif sepenuhnya maupun pelengkap pembelajaran

    tradisional akan meningkatkan kualitas pembelajaran (Bonwell, 1995).

    Umumnya pelajaran fisika momok bagi siswa, atau sulit untuk

    dipelajari, maka perlu strategi model pembelajaran yang praktis efektif dan

    menyenangkan serta mampu meningkatkan kreativitas dan hasil belajar

    siswa. Model pembelajaran aktif dapat mengajak siswa untuk

    melaksanakan kegiatan yang menggunakan koordinasi antara otak kanan

    dan otak kiri untuk memecahkan masalah dan menerangkan apa yang telah

    dipelajari. Pembelajaran aktif adalah fase pembelajaran cepat,

    menyenangkan, sportif dan melibatkan kemampuan individu dan

    kelompok (Samadhi, 2006).

    Model pembelajaran aktif umumnya terkendala oleh kurangnya

    materi ajar yang dapat mendukung pembelajaran aktif. Mencari dan

    mengembangkan bahan ajar yang mampu mendukung model pembelajaran

    aktif sangatlah penting. Dengan demikian pengembangan materi perlu dan

    terus ditingkatkan, salah satunya dengan penggunaan strategi

    pembelajaran eksperimen, diharapkan proses pembelajaran secara aktif

    pada peserta didik dapat tercapai. Terutama bagi sekolah-sekolah yang

    kurang memiliki fasilitas laboratorium, pengembangan materi dengan

    bahan dan metode yang sederhana serta mudah diperoleh diiperlukan

    untuk mendukung pembelajaran aktif.

    Oleh sebab itu, dalam kesempatan ini, telah dikembangkan

    beberapa materi pengajaran dari bahan-bahan sederhana untuk

    menjelaskan konsep dasar tentang energi dan listrik pada mata pelajaran

    Fisika. Materi ini diharapkan dapat dimanfaatkan untuk pengembangan

    dan penerapan model pembelajaran aktif.

    2. Perumusan Masalah

  • 5

    Model pembelajaran aktif umumnya terkendala karena kurangnya materi

    ajar yang dapat mendukung pembelajaran aktif. Materi ajar seperti apa yang

    dapat digunakan untuk mengembangkan bahan ajar yang mampu mendukung

    model pembelajaran aktif khususnya pada mata pelajaran fisika.

    3. Tujuan

    Tujuan yang ingin dicapai adalah memberikan keragaman materi ajar

    bagi pengembangan materi pembelajaran aktif mata pelajaran fisika. Memberi

    motivasi pada guru melalui pengkayaan materi pengajaran untuk pelaksanaan

    model pembelajaran aktif. Selain itu, memberikan contoh materi ajar

    eksperimen yang mudah dengan bahan sederhana pada guru untuk

    peningkatan kreativitas system pendidikan baik dari pendidik maupun anak

    didik (siswa).

    Hal ini dalam upaya peningkatan kreativitas dan motivasi belajar

    siswa, serta menekan rasa bosan dan sulit pada siswa dalam belajar khususnya

    pelajaran fisika. Meningkatkan pemahaman konsep materi yang akan

    disampaikan (listrik dan energi) sehingga diharapkan mampu meningkatkan

    hasil belajar siswa, kreatifitas siswa dan kerjasama antar kelompok (team

    work). Yang paling terpenting adalah memberikan motivasi siswa agar dapat

    belajar dengan memproses diri, baik kognitif, afektif dan psikomotorik.

    Target kegiatan yang akan dicapai pada penelitian ini ialah sebagai

    berikut:

    a) Pengenalan dan Penerapan model pembelajaran aktif pada siswa.

    Model pembelajaran aktif yang dicanangkan pemerintah dalam upaya

    peningkatan mutu pendidikan di Indonesia bukanlah sebuah hal yang bisa

    secara langsung disadari, melainkan harus dikenalkan dan dipelajari oleh

    insan-insan pendidik, baik oleh siswa maupun para guru.

    Target dalam kegiatan ini untuk mengaplikasikan pengembangan materi

    ajar dan model pembelajaran aktif, telah dijelaskan dalam bagian latar

    belakang. Bentuk keaktifan yang ditargetkan adalah praktikum pembuatan

    tespen dan kipas angin serbaguna yang keduanya dibuat dari bahan

  • 6

    sederhana. Praktikum ini dirancang sedemikian rupa sehingga dapat

    membantu memahami mata pelajaran yang berhubungan dengan Fisika dalam

    pokok bahasan energy dan kelistrikan.

    b) Siswa dapat mudah memahami dan menggunakan konsep Mind Mapping.

    Dalam mendukung model pembelajaran aktif dapat digunakan metode

    peningkatan dan mengoptimalkan kerja otak. Metode yang dimaksud adalah

    pengenalan dan pemahaman konsep mind mapping (pemetaan pikiran). Pada

    kegiatan ini ditargetkan agar siswa dapat mengerti tentang mind mapping yang

    dapat membantu siswa dalam mengoptimalkan fungsi otak seperti membantu

    dalam proses mengingat serta membantu mencari benang merah pada setiap

    materi ajar.

  • 7

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    Kegiatan eksperimen merupakan salah satu model pembelajaran aktif,

    tapi kegiatan eksperiman di Indonesia dikonotasikan sebagai kegiatan di

    dalam laboratorium. Namun demikian, menurut Tarmiza (2005) bahwa

    kegiatan laboratorium tidak selalu dalam laboratorium, tetapi dapat dilakukan

    dengan demonstrasi, anak didik hanya memperhatikan cara-cara melakukan

    praktikum yang dilakukan oleh seorang guru, atau dapat juga kegiatan

    perorangan atau kelompok kecil. Dengan demikian siswa aktif melakukan

    kegiatan yang telah direncanakan.

    1. Strategi Pembelajaran

    Strategi pembelajaran dikenal beberapa macam antara lain :

    1. Ceramah, metode tersebut dikenal sebagai metode tradisional, dan

    pasif

    2. Diskusi, studi lapang dan tugas, dikenal dengan metode aktif.

    Masing-masing metode tersebut ada kekurangan dan kelebihannnya.

    Pada saat ini, kurikulum banyak dan hampir semua menggunakan metode

    aktif ini. Oleh sebab itu, guru dituntut pandai membuat strategi dalam

    pembelajaran khususnya dalam pelajaran fisika. Khusus pelajaran fisika,

    metode eksperimen paling tepat karena siswa mudah menemukan konsep

    sendiri secara langsung dalam melakukan eksperimen (Purwanto 2009). Lebih

    lanjut dikatakan bahwa sekalipun guru menguasai segala macam teori belajar

    dan materi pembelajaran dengan baik, tetapi cara penyampaian tidak menarik

    sehingga siswa tidak termotivasi maka hasil belajar siswa dapat dipastikan

    tidak memuaskan, dan berlaku sebaliknya. Dengan demikian, pengertian

    belajar bagi siswa bukan lagi kewajiban, tetapi suatu kebutuhan yang

    dilakukan dengan menyenangkan

  • 8

    .

    2. Pembelajaran Aktif

    Menurut Silberman (2006: 9) pembelajaran aktif (active learning)

    adalah pembelajaran yang mengajak siswa untuk melaksanakan kegiatan

    yang menggunakan koordinasi antara otak kanan dan otak kiri untuk

    mempelajarai masalah, memecahkan masalah, dan menerangkan apa yang

    telah dipelajari.

    Siswa sebagai pusat dari kegiatan pembelajaran dan pembentukan

    kompetensi harus didorong untuk menafsirkan informasi yang diberikan

    oleh guru, sampai informasi tersebut diterima oleh akal sehat sehingga

    dalam proses pembelajaran siswa tidak hanya berpangku tangan menerima

    informasi dari guru, akan tetapi mereka ikut berperan aktif atau terlibat

    interaksi di dalam kegiatan pembelajaran tersebut (Mulyasa 2004).

    Menurut Silberman (2006) teknik-teknik pembelajaran aktif

    dikelompokkan menjadi tiga bagian, yaitu:

    1. Bagaimana menjadikan siswa aktif sejak awal, misalnya

    pembentukan tim, penilaian mendadak, dan keterlibatan belajar

    secara langsung.

    2. Bagaimana membantu siswa mendapatkan pengetahuan,

    keterampilan, dan sikap secara aktif, misalnya, proses belajar satu

    kelas penuh, diskusi kelas, pengajuan pertanyaan, kegiatan belajar

    kolaboratif, pengajaran oleh teman sekelas, kegiatan belajar

    mandiri, kegiatan belajar aktif dan pengembangan keterampilan.

    3. Bagaimana menjadikan belajar tak terlupakan, misalnya,

    peninjauan (review), penilaian diri, perencanaan masa mendatang

    dan ungkapan perasaan terakhir.

    Masing-masing bagian terdiri berbagai macam strategi pembelajaran.

    Strategi pembelajaran aktif bertujuan untuk menumbuhkan jiwa kemandirian

  • 9

    dan kreativitas dalam belajar sehingga siswa mampu membuat inovasi-inovasi

    (Trianto, 2007).

    3. Praktikum/ Eksperimen

    Praktikum dapat dilakukan kepada siswa setelah guru memberikan

    arahan, aba-aba, petunjuk untuk melaksanakan. Kegiatan ini berbentuk praktik

    dengan mempergunakan alat-alat tertentu, dalam hal ini guru melatih

    keterampilan siswa dalam penggunaan alat-alat yang telah diberikan

    kepadanya serta hasil dicapai mereka, kegiatan praktikum dapat dikatakan

    pula aktivitas eksperimen (Yamin 2006).

    Menurut Rustaman (1996) ada empat alasan mengenai pentingnya

    kegiatan praktikum/eksperimen yaitu :

    1. Praktikum membangkitkan motivasi belajar siswa. Belajar siswa di

    pengaruhi oleh motivasi, siswa yang termotivasi untuk belajar akan

    bersungguh-sungguh dalam mempelajari sesuatu.

    2. Praktikum mengembangkan keterampilan dasar melakukan

    eksperimen. Untuk melakukan eksperimen ini diperlukan beberapa

    keterampilan dasar seperti mengamati, mengestimasi, mengukur dan

    memanipulasi peralatan Fisika

    3. Praktikum menjadi wahana belajar pendekatan ilmiah. Para pakar

    pendidikan IPA meyakini bahwa cara yang terbaik untuk belajar

    pendekatan ilmiah adalah dengan menjadikan siswa sebagai Scientis.

    4. Praktikum menunjang materi pelajaran. Kegiatan praktikum memberi

    kesempatan bagi siswa untuk menemukan teori dan membuktikan

    teori.

    Kegiatan ilmiah mempunyai ciri yaitu melakukan penalaran disertai

    dengan pengujian secara empirik. Penalaran merupakan kegiatan mental

    dalam mengembangkan pikiran terhadap suatu fakta atau prinsip. Usaha

    mengembangkan pikiran tersebut terdapat dalam bentuk menentukan

  • 10

    hubungan sebab akibat atau korelasi, membuat suatu keputusan, melakukan

    prediksi, menyusun kesimpulan dan lain-lain (Margono, 2000).

    4. Metode Eksperimen

    Metode eksperimen adalah cara penyajian pelajaran dengan

    menggunakan percobaan. Dalam proses belajar mengajar dengan metode

    eksperimen, siswa diberi kesempatan untuk mengalami sendiri atau

    melakukan sendiri. Dengan melakukan eksperimen, siswa akan menjadi lebih

    yakin atas suatu hal dari pada hanya menerima dari guru dan buku, dapat

    memperkaya pengalaman, mengembangkan sikap ilmiah dan hasil belajar

    akan bertahan lebih lama dalam ingatan siswa. Kekurangan metode

    eksperimen ini adalah menuntut berbagai peralatan yang terkadang tidak

    mudah diperoleh (Rutaman dkk, 2003:129)

  • 11

    BAB III

    METODE PENELITIAN

    1. Metode Pelaksanaan

    Penelitian dilakukan dengan metode kaji-tindak, dimana obyek yang

    digunakan adalah siswa SMP Diponegoro, Sleman Yogyakarta. Pelaksanaan

    diawali dengan observasi mengenai situasi dan kondisi serta sarana dan

    prasarana yang ada disekolah sebagai obyek. Selanjutnya dilakukan dengan

    penyusunan jadwal pelaksanaan pengajaran dan pendampingan siswa dalam

    bereksperimen. Kemudian dilanjutkan dengan evaluasi untuk mengetahui

    perkembangan melalui parameter yang dibuat dalam bentuk angket berisi hal

    yang menyangkut materi energy dan listrik mata pelajaran fisika serta sikap

    dan antusiasme mereka diberikan pada pra dan pasca penerapan model

    pembelajaran aktif.

  • 12

    Diagaram Tahapan-tahapan pelaksanaan

    Tahapan pelaksanaan dimulai dari persiapan alat dan bahan yang

    digunakan dalam bereksperimen, serta pengurusan izin pada pihak

    sekolah. Sasaran siswa adalah kelas VII karena terkait mata pelajaran

    fisika tentang energy dan listrik di Sekolah Menengah Pertama.

    Pada tahap pelaksanaan, pemberian materi diberikan terlebih

    dahulu sebelum memulai praktek, agar siswa mengetahui apa maksud dan

    tujuan dari pembuatan tespen dan kipas angin sederhana ini. Hal ini juga

    sebagai salah satu target yakni mengenalkan pembelajaran aktif.

    Selanjutnya dilakukan pembelajaran melalui Mind Mapping dimana siswa

    mampu menarik kesimpulan dan peta bayangan mengenai energy serta

    listrik melalui pembelajaran aktif.

    Pelaksanaan Program

    Pelaksanaan dimulai tanggal 8 Februari hingga 20 Maret 2010.

    SMP Pondok Diponegoro memiliki kelas terpisah bagi putra dan putrinya.

    Sehingga model pembelajaran aktif dilakukan dua kali. Salah satu ciri dari

    pembelajaran aktif adalah adanya interaksi antara siswa dan guru

    (peneliti). Komunikasi ini diperoleh jika terjadi keakraban antara Guru dan

    siswa. Oleh karenanya hal yang paling awal adalah saling mengenal.

    Dilanjutkan dengan mengkaji dan memberikan materi dengan mengajak

    siswa untuk berdiskusi memancing pertanyaan dan pendapatnya.

    Pemberian materi energi dan listrik matapelajaran fisika yang

    berhubungan dengan pembuatan kipasangin dan tespen merujuk pada

    kegiatan praktikum dimana bahan dan alat serta modul (petunjuk)

    praktikum telah diberikan. Media yang digunakan Laptop, LCD, dan layar

    monitor. Pelaksanaan pemberian materi dilakukan dua kali pertemuan

    untuk kelas putri dan putra (empat kali pemberian materi). Sebelum

    pelaksanaan kegiatan tersebut, dilakukan pretest. Pelaksanaan praktikum

    dilakukan dua kali pertemuan, pertemuan pertama diisi untuk

  • 13

    melaksanakan praktikum pembuatan kipas angin, sedangkan pertemuan

    kedua diisi dengan praktikum pembuatan tespen. Yang terakhir dan

    penutup adalah pengenalan mind mapping yang penting untuk mendukung

    model pembelajaran aktif, dan tahap terakhir dilakukan evaluasi dalam

    bentuk post tes, dengan mengisi kuis.

  • 14

    BAB IV

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    Kegiatan PKMM dilakukan dalam dunia pendidikan, sehingga

    perlu adanya evaluasi untuk mengetahui respons siswa dan prestasi belajar

    siswa, yang dapat digunakan keberlanjutan dalam program ini. Hasil

    evaluasi dapat dilihat dalam tabel hasil pretest dan post test

    Tabel . Hasil evaluasi pretest dan post test siswa SMP Diponegoro Sleman

    Yogyakarta

    Siswa Rerata nila pretest Rerata nilai postest Peningkatan Nilai

    Putri 44 88 100%

    Putra 43 80 87%

    Dari tabel diatas dapat diketahu terjadinya peningkatan aspek

    kognitif pada siswa siswi SMP Diponegoro, yakni peningkatan nilai hasil

    pretest dan posttest. Aspek psikomotorik terlihat dari antusiasme juga

    kreativitas siswa yang tinggi dalam membuat tespen dan kipasangin

    serbaguna. Afektif siswa pun meningkat dengan sikap dan perilaku dari

    hasil observasi. Hal ini menunjukkan bahwa model pembelajaran aktif

    dapat dilaksanakan di SMP pondok diponegoro, Sembego, Sleman

    Yogyakarta, yang sarana dan prasarana sekolah sangat minimalis.

    Selain itu, hasil angket seluruh murid kelas VII SMP Pondok

    Diponegoro menunjukkan bahwa mereka setuju penggunaan model

    pembelajaran aktif dalam kegiatan belajar mengajar, tidak hanya dalam

    bidang fisika (IPA) saja, namun juga mata pelajaran lain. Hasil observasi

    saat kegiatan menunjukkan antusiasme serta motivasi murid dalam

    kegiatan ini tinggi, terbukti dengan karya kreatif pembuatan kipas angin

    serbaguna yang mereka buat. Dilihat dari pengembangan materi ajar,

  • 15

    materi pembuatan kipasangin dan testpen belum pernah dibuat meteri

    pembelajaran, sehingga dapat terlihat adanya pengembangan materi untuk

    memberikan konsep energi dan listrik matapelajaran IPA fisika. Hal

    tersebut menunjukkan pengembangan materi yang diberikan dapat

    mengembangkan aspek kognitif, psikomotorik, dan afektif siswa.

    Proses pembelajaran merupakan interaksi antara pendidik (Guru)

    dan peserta didik (siswa). Pelaksanaan program ini dalam pembelajaran

    Fisika direspons guru cukup baik, terlihat dari pertemuan awal, respon

    guru sangat mendukung diadakannya sosialisasi dan pelaksanaan kegiatan

    pembelajaran tersebut. Selain itu, disaat pelaksanaan kegiatan ikut serta

    mendampingi kegiatan siswa dan memperhatikan secara seksama dalam

    pelaksanaan kegiatan, sehingga dapat dikatakan bahwa guru merespon

    positif kegiatan ini. Dengan keikutsertaan guru dalam mendampingi

    kegiatan siswa dalam pelaksanaan proses pembelajran aktif, guru

    termotivasi untuk lebih inovatif dan kreatif dalam hal kegiatan belajar

    mengajar. Guru pun terlihat antusias saat mengikuti penyuluhan metode

    mind mapping. Guru juga tidak segan mengutarakan penggunaan mind

    mapping dalam kegiatan belajar mengajar selanjutnya. Hal ini

    mengindikasikan keberhasilan dalam sosialisasi terhadap guru.

  • 16

    BAB V

    PENUTUP

    SIMPULAN DAN SARAN

    Siswa siswi SMP Pondok Diponegoro sangat antusias dan termotivasi

    dalam pelaksanaan model pembelajaran aktif dengan materi pembuatan

    tespen dan kipas angin serbaguna dari bahan sederhana.

    Kegiatan belajar mengajar berbasis pembelajaran aktif mampu

    meningkatkan hasil belajar antara 80 100%, mengaktifkan dan memberi

    motivasi siswa lebih kreatif.

    Pengembangan materi ajar berhasil dilakukan dengan materi pembuatan

    tespen dan kipas angin serbaguna

    Aplikasi map mapping .membuat siswa dan Guru interest dalam

    melaksanakan pembelajara aktif

  • 17

    DAFTAR PUSTAKA

    Ahmadi 1991. Pembelajaran aktif dengan praktek dalam upaya meningkatkan

    hasil belajar siswa.

    Bonwell,CC. (1995). Active learning: Creating excitement in the classroom.

    Center for Teaching and Learning. St. Louis College of Pharmacy.

    Mulyasa, E. (2007). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung: PT. Remaja

    Rosdakarya.

    Purwanto B 2009. Semesta Fenomena Fisika 1 kelas VII SMP dan MTs. Solo:

    Tiga Serangkai.

    Rustaman N. 1999. Pertanyaan, Teknik Bertanya, dan Keterampilan Bertanya.

    Handout Mata Kuliah SBM: Tidak diterbitkan

    Samadhi A, TMA. 2006. Pembelajaran active. Teaching improvement workshop.

    Engineering education development project ADB Loan No 142-INO.

    Silbermen, Melvin L. (2006). Active Learning: 101 Cara Belajar Siswa Aktif

    (Raisul Muttaqien. terjemahan). rev.ed. Bandung: Nusamedia dan Nuansa.

    Buku asli diterbitkan tahun 1996

    Tarmiza. 2005. Penerapan pembelajaran aktif dan kreatif serta efisien. Surakarta:

    Universitas Sebelas Maret

    Yamin, Martinis. 2004. Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi. Jakarta:

    Gaung Persada.

  • 18

    DAFTAR RIWAYAT HIDUP

    Ketua Peneliti

    Nama Lengkap : Nashril Abdillah

    NIM : 09/285380/TK/35763

    Tempat dan Tanggal Lahir : Tuban, 15 April 1990

    Pendidikan/Angkatan : S1 Teknik Fisika, FT UGM / 2009

    Alamat Sekarang : Ds. Tapan RT01/01 No.10 Purwomartani,

    Kalasan, Sleman. 55571

    E-mail : [email protected]

    Karya-karya Ilmiah yang pernah dibuat:

    Alat penghalau burung yang efektif dan efisien berbasis elektro-

    akustika dengan energi terbarukan ditulis sebagai Finalis pada Lomba

    AgroTeknologi IPB, Bogor. 2010 (sebagai ketua tim)

    Introduction and Prospect of Biogas Power Generation in Java as

    the Renewable Energy Sources and Satellite Project in Indonesia ditulis

    sebagai paper Konferensi Ilmiah Internasional di Thailand. 2012.

    Anggota Peneliti

    Nama Lengkap : Siti Fadlila Ekayati

    NIM : 09/285380/TK/35763

    Tempat dan Tanggal Lahir :

    Pendidikan/Angkatan : S1 Teknik Fisika, FT UGM / 2009

    Alamat Sekarang : Jalan Argoluwih 3 RT8/I Ringinawe Ledok

    Salatiga

    E-mail : [email protected]

    Karya-karya Ilmiah yang pernah dibuat:

    -

  • 19

    LAMPIRAN

    Gambar 1. Hasil Pelaksanaan Program

    Gambar 2 . Alat dan bahan yang digunakan pemuatan kipasangin dan

    tespen sederhana

  • 20

    Gambar 3. Pengkajian pengembangan materi Energi dan Kelistrikan di

    kelas

    Gambar 4. Guru ikut aktif dalam Pendampingan pelaksanaan program

    dikelas

  • 21