naskah publikasi muhammad amrozi _012085721
DESCRIPTION
hasil penelitian mahasiswa fk 2008 atas nama muhammad amrozi.. angkatan 2008.. alamat di jalan padi barat raya blok d 849. no telp 085747124955TRANSCRIPT
1
HUBUNGAN PERSALINAN INDUKSI DAN SEKSIO SESAR TERHADAPKEJADIAN ASFIKSIA NEONATUS
Studi terhadap Ibu Primigravida Aterm Ketuban Pecah Dini di RumahSakit Islam Sultan Agung Semarang Periode 2006-2011
Muhammad Amrozi*, Muslich Ashari ^, Iwang Yusuf #
* Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sultan Agung (Unissula)Semarang
^ Bagian Ilmu Obstetri Ginekologi Fakultas Kedokteran UniversitasIslam Sultan Agung (Unissula) Semarang
# Bagian Ilmu Biologi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Islam
Sultan Agung (Unissula) Semarang
ABSTRAK
Kejadian asfiksia neonatus dapat disebabkan oleh faktor persalinandengan tindakan salah satunya adalah induksi dan seksio sesar. Tujuanpenelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan induksi persalinan danseksio sesar terhadap kejadian asfiksia neonatus studi terhadap ibuprimigravida aterm ketuban pecah dini di Rumah Sakit Islam Sultan AgungSemarang periode 2006-2011
Penelitian ini merupakan peneltian observasional analitik dengandesain studi crossectional Populasi penelitian adalah Ibu primigravidaaterm ketuban pecah dini yang dirawat di Rumah Sakit Islam SultanAgung Semarang periode Januari 2006-Desember 2011. Sampel di pilihsebanyak 72 untuk induksi dan 88 untuk seksio sesar. Data penelitiandiperoleh dari catatan rekam medik. Uji chi square digunakan untukmengetahui hubungan induksi persalinan dengan kejadian asfiksianeonatus dan untuk mengetahui hubungan seksio sesar dengan kejadianasfiksia neonatus. Dari masing-masing hubungan itu di lakukan uji lamdauntuk mengetahui kekuatan hubungannya.
Hasil uji chi square pada variabel induksi,dan seksio sesar terhadapasfiksia neonatus masing-masing menghasilkan p sebesar 0,556; dan0,001 menunjukkan hubungan antara induksi dengan asfiksia neoantustidak bermakna dan hubungan seksio sesar dengan asfiksia neonatusbermakna. Uji lambda untuk variabel induksi terhadap asfiksia (0,00kekuatan korelasi tidak ada) dan untuk variabel seksio sesar terhadapasfiksia (0,143 kekuatan korelasi lemah)
Kesimpulan ada hubungan seksio sesar dengan kejadian asfiksaneoanatus dan tidak ada hubungan induksi persalinan dengan kejadianasfiksia neonatus
Kata kunci: Induksi Persalinan, Seksio Sesar, Asfiksia Neonatus
2
ABSTRACT
Incidence of neonatal asphyxia can be caused by childbirth by oneaction is the induction and cesarean delivery. The purpose of this studywas to determine the relationship of induction of labor and cesareandelivery on the incidence of neonatal asphyxia study of maternalpremature rupture of membranes at term primigravida at Hospital IslamSultan Agung Semarang period 2006-2011
This study is an observational analytic design peneltian sectionalstudy population were primigravida mother at term premature rupture ofmembranes treated at Hospital Islam Sultan Agung Semarang periodJanuary 2006-December 2011. The sample was chosen for induction, 72and 88 for a caesarean section. Data were obtained from medical recordnotes. Chi square test is used to determine the relationship of theincidence of induction of labor with neonatal asphyxia and cesareansection to determine the relationship with the incidence of neonatalasphyxia. Of each relationship lamda test was done to determine thestrength of the relationship.
The results of chi square test on a variable induction and cesareandelivery on neonatal asphyxia each produce p equal to 0.556, and 0.001shows the relationship between induction with no significant neonatusasphyxia and cesarean section relationships with significant neonatalasphyxia. Lambda test for the variable induction of asphyxia (0.00correlation strength does not exist) and for the Cesarean section variableasphyxia (.143 strength of the correlation is weak)
Conclusion no association with the incidence of cesarean sectionasfiksa neoanatus and no association with the incidence of labor inductionneonatal asphyxia
Keywords: Induction of Labor, Cesarean Fault, Asphyxia Neonates
Pendahuluan
Salah satu masalah kesehatan yang sering terjadi pada saat
kelahiran bayi dan mengakibatkan kematian bayi adalah asfiksia. Asfiksia
berhubungan dengan apgar skor rendah (Kliegman, 1999). Asfiksia pada
bayi baru lahir dapat disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya adalah
faktor persalinan dengan tindakan salah satunya adalah seksio sesar dan
induksi persalinan (Hellen, 2007). Penelitian sebelumnya menyebutkan
bahwa adaanya hubungan yang signifikan antara asfiksia dengan seksio
3
sesar (Yupi, 2011). Penelitian yang lain menyebutkan bahwa adanya
hubungan asfiksia dengan induksi persalinan (Wulandari, 2010) Ini berarti
ada hubungan antara apgar skor yang rendah dengan cara persalinan
induksi dan seksio sesar, dimana apgar skor yang rendah berhubungan
dengan asfiksia.
Kejadian asfiksia di Indonesia kurang lebih 40 per 1000 kelahiran
hidup, secara keseluruhan 110.000 neonatus meninggal setiap tahun
karena asfiksia (Dewi dkk, 2005). Kejadian asfiksia neonatorum di RSUD
Dr. M. Soewandhie pada bayi yang dilahirkan dengan persalinan tindakan
adalah sebagai 60, 78% pada persalinan sectio caesarea dan 56% pada
induksi persalinan (Neneng, 2011).
Menurut Helen Varney 2007, neonatus yang dilahirkan dengan
seksio, tidak mendapatkan manfaat dari pengeluaran cairan paru dan
penekanan pada toraks sehingga mengalami gangguan pernafasan yang
lebih persisten. Sedangkan dengan induksi persalinan pada persalinan
akan meningkatkan kontraksi uterus yang menyebabkan fetal distress
intrauterin, dan akan memperbesar kemungkinan asfiksia janin ektrauterin
(Manuaba, 2007)
Penelitian yang dilakukan di RSUD Soewandie Surabaya
menunjukkan adanya hubungan bermakna antara jenis persalinan dengan
kejadian asfiksia neonatorum (p<0, 05) dengan besarnya resiko OR: 5,
471 artinya jenis persalinan tindakan mempunyai resiko 5, 471 kali lebih
besar terhadap kejadian asfiksia neonatorum dibandingkan dengan
persalinan normal (Neneng, 2012). Menurut penelitian di RSUD Pandan
Arang Boyolali terdapat hubungan yang bermakna antara indikasi seksio
sesar dengan asfiksia bayi baru lahir (p <0, 05) (Yupi, 2011). Sedangkan
4
penelitian yang lain menyebutkan ada hubungan bermakna antara induksi
persalinan dengan asfiksia (p<0.05) di RSUD muntilan (Wulandari, 2010)
Metodologi Penelitian
Penelitian ini menggunakan Jenis penelitian observasional analitik
dengan rancangan cross sectional. Teknik pengambilan sampel pada
penelitian ini adalah dengan menggunakan metode Konsekutif Sampling
di mana semua subyek yang memenuhi kriteria pemilihan dimasukkan
dalam penelitian sampai jumlah subjek yang diperlukan terpenuhi.
Variabel bebas induksi persalinan dan seksio sesar sedangkan Variabel
terikat dalam penelitian ini adalah kejadian asfiksia neonatus.
Sampel yang digunakan untuk penelitian adalah Ibu Primigravida
Aterm Ketuban Pecah Dini di Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang
Periode 2006-2011. Penelitian dilakukan pada bulan September 2012.
Alur penelitiannya adalah peneliti mengumpulkan data ibu primigravida
aterm ketuban pecah dini dari rekam medik kemudian melihat dari data
tersebut jenis persalinan apa yang digunakan apakah induksi, seksio
sesar atau persalinan normal setelah kita tahu persalinan yang digunakan
kemudian melihat apgar skor dari persalinan tersebut, apakah asfiksia
atau tidak asfiksia. Hasil penelitian dianalisis menggunakan Chi Square.
Dan untuk mengetahui kekuatan hubungan antara kedua variabel
dilakukan uji Lamda.
Hasil Penelitian
Karakteristik status neonatus dari ibu primigravida aterm ketuban
pecah dini dalam bentuk distribusi frekuensi yang dikelompokkan menurut
karakteristik umur ibu.
5
Hasil pengelompokkan terdapat pada table 4.1
Tabel 4.1. Distribusi frekuensi status neonatus di Rumah Sakit IslamSultan Agung Periode 2006-2011 menurut umur Ibu [(f,%)]
UmurStatus Neonatus
Totalp-
valueNonasfiksia
Asfiksia
< 20 tahun 7 (5,8) 6 (5,0) 13 (10,7) 0,087
20-30 tahun 71 (58, ) 29 (24,0) 100 (82,6)> 30 tahun 3 (2,5) 5 (4,1) 8 (6, 6)Total 81 (66, 9) 40 (33,1) 121
(100,0)
Berdasarkan Tabel 4.1. dapat diketahui bahwa: kebanyakan ibu
yang melakukan persalinan adalah ibu yang umurnya 20-30 tahun dengan
status neonatusyna lebih banyak tidak asfiksia dan asfiksia neonatus
menunjukkan angka yang lebih banyak pada ibu yang berumur 30 tahun
keatas. Umur ibu dalam penelitian ini tidak memiliki hubungan yang
signifikan dengan kejadian asfiksia neonatus ( p = 0,087)
Hubungan Operasi Seksio Sesar Terhadap Status Neonatus
Hubungan operasi seksio sesar terhadap kejadian asfiksia dalam
penelitian ini diuji secara bivariat menggunakan uji chi square yang
hasilnya dapat dilihat pada table 4.3.
Tabel 4.2. Tabulasi silang operasi seksio sesar dan status neonatusdi Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang periode2006-2011
JenisPersalinan
Status NeonatusTotal p-value
Non asfiksia AsfiksiaSC 22 (25,0) 27 (30,7) 49 (55,7) 0,001Normal 31 (35,2) 8 (9,1) 39 (44,3)Total 53 (60,2) 35 (39,8) 88 (100,0)
6
Berdasarkan Tabel 4.2 dapat diketahui bahwa pada ibu yang
melahirkan dengan operasi seksio sesar mengalami asfiksia lebih banyak
daripada yang tidak mengalami asfiksia. Sedangkan persalinan normal,
ternyata lebih banyak yang tidak mengalami asfiksia pada neonatusnya.
Uji chi square menghasilkan p-value 0,001, karena p < 0,05 maka
dinyatakan ada hubungan persalinan seksio sesar dengan kejadian
asfiksia neonatorum.
Hubungan Persalinan Induksi Terhadap Status Neonatus
Hubungan persalinan induksi terhadap kejadian asfiksia dalam
penelitian ini diuji secara bivariat menggunakan uji chi square yang
hasilnya dapat dilihat pada table 4.3.
Tabel 4.3. Tabulasi silang induksi persalinan dan status neonatus diRumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang periode 2006-2011
JenisPersalinan
Status NeonatusTotal p-value
Non asfiksia AsfiksiaInduksi 28 (38,9) 5 (6,9) 33 (45,8) 0,556Normal 31 (43,1) 8 (11,1) 39 (54,2)Total 59 (82,0) 13 (18,0) 72 (100,0)
Berdasarkan Tabel 4.3 dapat diketahui bahwa pada ibu yang
melahirkan dengan induksi persalinan, lebih banyak yang tidak mengalami
asfiksia pada neonatusnya. Uji chi square menghasilkan p-value 0,556,
karena p > 0,05 maka dinyatakan tidak ada hubungan induksi persalinan
dengan kejadian asfiksia neonatorum.
Hubungan Operasi Seksio dan Induksi Terhadap Status Neonatus
Kekuatan hubungan induksi persalinan terhadap kejadian asfiksia
adalah tidak ada, hal ini dikarenakan dalam perhitungan awal
menggunakan chi
signifikan, sehingga untuk dilanjutkan dalam perhitungan kekuatan
hubungan dengan menggunakan
Kekuatan hubungan operasi seksio sesar dengan kejadian asfiksia
menggunakan uji lamda dapat dilihat pada tabel 4.5
Tabel 4.4 Uji Kekuatan Hubungan Operasi Sectio Ceasar Terhadapkejadian asfiksia neonatus
Berdasarkan tabel 4.4 dapat diketahui jika saya menganggap
bahwa status neonatus sebagai variabel terikat, maka hasil uji lam
digunakan adalah pada baris kedua, dengan kekuatan korelasi adalah 0,
143 yang menunjukkan kekuatan korelasi sangat lemah.
Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa induksi persalinan
tidak berhubungan dengan kejadian asfiksia
dengan penelitian Nurus Safaah (2012) yang menyimpulkan tidak ada
hubungan antara induksi persalinan dengan asfiksia neonatus. Tidak
adanya hubungan antara induksi persalinan dengan asfiksia pada
penelitian Nurus Safaah (2012) diseb
adekuat terhadap keadaan janin selama proses induksi persalinan di
7
chi square di dapatkan hasil tidak ada hubungan yang
signifikan, sehingga untuk dilanjutkan dalam perhitungan kekuatan
hubungan dengan menggunakan uji lamda tidak bisa dilakukan.
Kekuatan hubungan operasi seksio sesar dengan kejadian asfiksia
amda dapat dilihat pada tabel 4.5
Uji Kekuatan Hubungan Operasi Sectio Ceasar Terhadapkejadian asfiksia neonatus
Berdasarkan tabel 4.4 dapat diketahui jika saya menganggap
bahwa status neonatus sebagai variabel terikat, maka hasil uji lam
digunakan adalah pada baris kedua, dengan kekuatan korelasi adalah 0,
143 yang menunjukkan kekuatan korelasi sangat lemah.
Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa induksi persalinan
tidak berhubungan dengan kejadian asfiksia neonatorum. Hal sejalan
dengan penelitian Nurus Safaah (2012) yang menyimpulkan tidak ada
hubungan antara induksi persalinan dengan asfiksia neonatus. Tidak
adanya hubungan antara induksi persalinan dengan asfiksia pada
penelitian Nurus Safaah (2012) disebabkan karena pemantauan yang
adekuat terhadap keadaan janin selama proses induksi persalinan di
di dapatkan hasil tidak ada hubungan yang
signifikan, sehingga untuk dilanjutkan dalam perhitungan kekuatan
tidak bisa dilakukan.
Kekuatan hubungan operasi seksio sesar dengan kejadian asfiksia
Uji Kekuatan Hubungan Operasi Sectio Ceasar Terhadap
Berdasarkan tabel 4.4 dapat diketahui jika saya menganggap
bahwa status neonatus sebagai variabel terikat, maka hasil uji lamda yang
digunakan adalah pada baris kedua, dengan kekuatan korelasi adalah 0,
Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa induksi persalinan
neonatorum. Hal sejalan
dengan penelitian Nurus Safaah (2012) yang menyimpulkan tidak ada
hubungan antara induksi persalinan dengan asfiksia neonatus. Tidak
adanya hubungan antara induksi persalinan dengan asfiksia pada
abkan karena pemantauan yang
adekuat terhadap keadaan janin selama proses induksi persalinan di
8
RSUD R Koesma Tuban. Selama induksi persalinan harus dilakukan
pengkajian terhadap tanda-tanda vital ibu, output urine, dilatasi serviks,
pendataran, dan denyut jantung janin sehingga induksi persalinan dapat
dilakukan secara aman tanpa komplikasi termasuk terjadinya asfiksia
neonatus (Hamilton, 1995).
Penelitian Titin Riyanti (2011) menunjukkan induksi persalinan tidak
memiliki hubungan yang bermakna dengan kejadian asfiksia neonatorum
di kabupaten klaten tahun 2010. Dalam penelitian Titin Riyanti (2011) ibu
hamil yang mengalami induksi memenuhi indikasi dan persyaratan untuk
dilakukan induksi persalinan, dilakukan sesuai prosedur yang benar serta
pemantauan ibu dan janin diawasi secara ketat keadaannya selama
proses persalinannya disamping itu antenatal care ibu sebelum persalinan
dilakukan secara teratur dan rutin. Gangguan yang timbul pada akhir
kehamilan atau persalinan hampir selalu disertai dengan hipoksia/anoksia
janin dan berakhir dengan asfiksia neonatorum dan perlu mendapat
perhatian utama agar persiapan dapat dilakukan sehingga bayi mendapat
perawatan yang adekuat dan maksimal pada saat lahir Abdoer Rachman
(2005). Hal ini berarti tidak sejalan dengan Pangastuti (2005) bahwa
pemberian oksitosin dalam induksi akan merangsang uterus berkontraksi
berlebih sehingga terjadi penurunan aliran darah dari uterus ke dalam
plasenta dan dapat menyebabkan terjadinya hipoksia intrauterine.
Sedangkan hasil penelitian yang lain ditemukan bahwa operasi
seksio sesar berhubungan dengan kejadian asfiksia neonatorum di
Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang periode 2006-2011. Hal ini
sesuai dengan Helen Varney (2007) yang menyatakan neonatus yang
dilahirkan dengan seksio, tidak mendapatkan manfaat dari pengeluaran
9
cairan paru dan penekanan pada toraks. Sejalan juga dengan
Cunningham (2005) tidak adanya kompresi toraks pada seksio merupakan
penyebab tidak adanya inisiasi inspirasi bayi. Penelitian ini juga sesuai
dengan penelitian Yupi (2011), menurut penelitian di RSUD Pandan Arang
Boyolali terdapat hubungan antara seksio sesar dengan asfiksia
neonatorum (p<0, 05).
Menurut dr. Adon Hestiantoro, Sp.OG, seharusnya persalinan sesar
dilakukan dengan indikasi medis, tapi sekarang ada kecenderungan
melakukan sesar bukan karena indikasi medis, dan peningkatan resiko
akibat persalinan sesar pada ibu juga meningkat resiko bayi yang
dilahirkan dengan sesar yaitu terjadinya asfiksia pada neonatorum,
sehingga semakin banyaknya ibu hamil yang menggunakan sesar tanpa
indikasi medis maka semakin meningkatkan pula kasus terjadinya bayi
asfiksia. Resiko terjadinya asfiksia neonatorum pada persalinan sesar 3, 5
kali lebih besar dibandingkan dengan persalinan normal Ara (2009).
Anestesi pada pemberian yang terlalu berlebih pada operasi seksio sesar
dapat menembus sawar plasenta, karena berat molekulnya kecil, sukar
terionisasi, sukar diikat protein plasma dan larut dalam lemak yang dapat
menyebabkan depresi pusat pernafasan janin (Dewi, 2005).
Keterbatasan penelitian ini terletak pada faktor persalinan tindakan
yaitu induksi dan seksio sesar sebagai faktor yang menyebakan terjadinya
asfiksia neonatorum tanpa memperhatikan faktor-faktor lain yang mungkin
ikut mempengaruhi terjadinya asfiksia, diantaranya faktor ibu, janin,
plasenta neonatus dan faktor lainnya seperti, pengaruh dosis anastesi
selama persalinan sesar, adanya riwayat penyakit ibu hamil, lilitan tali
pusat, kelainan kongenital janin di rahim, pengaruh dosis oksitosin selama
10
induksi, pola hidup ibu hamil, dan adanya keracunan/toksemia Nelson
(2000). Penelitian ini juga hanya berdasarkan data sekunder yang hanya
berisi karakteristik sampel penelitian berupa umur, nama, umur
kehamilan, jenis persalinan, status neonatus tanpa kita dapat mengamati
hal-hal yang lebih spesifik seperti bagaimana proses dan kejadian tertentu
yang dialami sampel yang kita teliti. Penelitian ini hanya berdasarkan data
di rekam medik, bukan pengamatan langsung terhadap proses persalinan
dan kita tidak dapat melakukan tindakan invasif dan modifikasi terhadap
sampel penelitian agar didapat hasil yang sesuai dengan keinginan
peneliti.
Kesimpulan
1. Ada hubungan antara operasi seksio sesar dengan kejadian asfiksia
neonatorum (0, 001) di Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang
2. Tidak ada hubungan antara induksi persalinan dengan kejadian
asfiksia neonatorum (p=0, 556) di Rumah Sakit Islam Sultan Agung
Semarang periode 2006-2011periode 2006-2011.
Saran
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang hubungan induksi
persalinan dan seksio sesar terhadap kejadian asfiksia neonatorum
dengan memperhatikan faktor-faktor lain yang ikut mempengaruhi
kejadian asfiksia seperti faktor ibu, janin, plasenta, dan neonat
DAFTAR PUSTAKA
Abdoerrachman, M. H., dkk, 2005, Buku Kuliah Ilmu Kesehatan Anak, AsfiksiaNeonatorum, Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas KedokteranUniversitas Indonesia, Jakarta
11
Anita dkk, 2010, Fetal Distress Kala I Dengan Ketuban Pecah Dini 24 Jam Hamilposterm, http://www.scribd.com/doc/37473156/preskes-dr-glondong,Dikutip tanggal 25 april 2012
Ara, 2009, Hubungan Antara Jenis Persalinan Dengan Kejadian AsfiksiaNeonatorum, http://alumni.unair.ac.id/kumpulanfile/59123815491_abs.pdf,Dikutip tanggal 23 April 2012
Burt, R.D., Vaughan, T.L., Daling, J.R., 1988, Evaluating the Risks of CesareanSection: Low Apgar Score in Repeat C-Section and Vaginal Deliveries,http://ajph.aphapublications.org/cgi/reprint/78/10/1312.pdf, Dikutip tanggal22 mei 2012
Casey BM et al. 2001. The continuing value of the Apgar score for theassessment of newborn infants. NEJM. 344(7): 467-471.
Cunningham F.G., et al, 2005, Williams Obstetric, 23rd ed, McGraw Hill, NewYork
Dahlan, Sopiyudin, 2008, Statistik Kedokteran dan Kesehatan, Salemba Medika,Jakarta, 16-17
Dewi dkk, 2005, Faktor Resiko Asfiksia Neonatorum Pada Bayi Cukup Bulan,http://www.scribd.com/doc/55726683/j220060027, Dikutip tanggal 29 april2012
Dharmasetiawani, N, 2008. Asfiksia dan Resusitasi Bayi Baru Lahir. Dalam:Kosim, M.S., Yunanto, A., Dewi R., Sarosa G.I., Usman A. Buku AjarNeonatologi. Ed 1. Badan penerbit IDAI, Jakarta, 103-125.
Helen, Varney, 2007, Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Edisi 4, Volume 2, EGCJakarta
Heller, Luz, 1997, Gawat Darurat Ginekologi dan Obstetri. EGC, Jakarta
Hidayat, A. Aziz Alimul, 2009, Pengantar Ilmu Kesehatan Anak untuk PendidikanKebidanan, Salemba Medika, Jakarta
Ida, 2012, Hubungan Antara Persalinan Seksio Sesar Dengan Kejadian AsfiksiaNeonatorum,http://alumni.unair.ac.id/detail.php?id=59093&faktas=Kedokteran, Dikutip tanggal 23 april 2012
Kliegman, R.M. 1999. Janin dan Bayi Neonatus. Dalam: Behrman, R.E.,Kliegman, R.M., Arvin, A.M. Ilmu Kesehatan Anak Nelson. Ed 15. Volume1. EGC, Jakarta
Manuaba, I.B.G, 1998, Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan KB, EGC,Jakarta
12
Mochtar, R, 1998, Sinopsis Obstetri: Obstetri Fisiologi, Obestetri Patologi, Ed 2.Jilid 1, EGC, Jakarta
Neneng, 2011, Hubungan Antara Jenis Persalinan Dengan Kejadian AsfiksiaNeonatorum, http://alumni.unair.ac.id/kumpulanfile/59123815491_abs.pdf,Dikutip tanggal 23 April 2012
Pangastuti, 2005, Perbandingan keefektifan dan keamanan induksi persalinandengan misoprostol sublingual vs vaginal http://etd.ugm.ac.id/index .php?mod=review&sub=Review&act=view&typ=html&buku_id=31368&obyek_id=4&unitid=1&jenis_id= , dikutip tanggal 21 mei 2012
Prawirohardjo, Sarwono, 2008, Ilmu Kebidanan. Edisi 3, Yayasan Bina Pustaka,Jakarta
Rasjidi, Imam, 2009, Manual Seksio Sesarea dan Laparotomi Kelainan Adneksa,Sagung Seto, Jakarta
Rudolph A.M., 2006, Buku Ajar Pediatri Rudolph, Ed 20, EGC, Jakarta, 275-277
Safaah, nurus, 2012, Pengaruh Induksi Persalinan Terhadap Kejadian AsfiksiaBayiBaruLahir,journal.stikesnu.com/index.php/jurnaldosen/article/download/37/35, tanggal 29 oktober 2012
Saifuddin., 2002, Ilmu Kebidanan Perkata Edisi Ke-3, EGC, Jakarta.
Sastroasmoro, S., Ismael, S., 2008, Dasar-dasar Metodologi Penelitian Klinis. Ed3, Sagung Seto, Jakarta
Sualman, K, 2009, Penatalaksanaan Ketuban pecah dini, http://www.medicastore.com/Penatalaksanaan Ketuban Dikutip tanggal 23 maret 2012
Titin, 2011, Hubungan Induksi Persalinan Terhadap Kejadian AsfiksiaNeonatorum, http://perpus.stikesmukla.ac.id/index.php?p=show_ detail&id=1776, Dikutip tanggal 29 oktober 2012
Wahyuni, A.S., 2007, Statistika Kedokteran, Bamboedoea Comunication ,Jakarta
.Wiknjosastro, hanifa. 2005 Ilmu Kebidanan. Edisi 3, Yayasan Bina Pustaka,
Jakarta
Wulandari, 2010, Hubungan Tindakan Induksi Persalinan Dengan TingkatAsfiksi,http://perpusnwu.web.id/karyailmiah/shared/biblio_view.php?resource_id=1942&tab=opac, Dikutip tanggal 27 april 2012
Yupi, 2011, Hubungan Antara Indikasi Persalinan Seksio Sesar Dengan DerajatAsfiksi,http://perpusnwu.web.id/karyailmiah/shared/biblio_view.php?resource_id=1918& tab=opac, Dikutip tanggal 23 april 2012