naskah publikasi peningkatan kemampuan berfikir kritis dan...
TRANSCRIPT
NASKAH PUBLIKASI
PENINGKATAN KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS DAN
KREATIF SISWA PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA
DENGAN STRATEGI REACT BERBASIS NHT (PTK Bagi Siswa Kelas X BU3 Semester Genap SMK Negeri 4 Surakarta
Tahun Ajaran 2012/2013)
SKRIPSI
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1
Jurusan Pendidikan Matematika
Disusun Oleh :
YULI PRIHANTINI
A. 410 090 184
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2013
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN Jl. A. Yani Tromol Pos I- Pabelan, Kartasura Telp. (0271) 717417, Fax: 715448 Surakarta 57102
Website: http://www.ums.ac.id Email: [email protected]
SURAT PERSETUJUAN ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH
Yang bertanda tangan dibawah ini pembimbing skripsi/tugas akhir:
Nama : Dra. N. Setyaningsih, M.Si
NIP/NIK : 403
Telah membaca dan mencermati naskah publikasi ilmiah, yang merupakan
ringkasan skripsi (tugas akhir) dari mahasiswa:
Nama : Yuli Prihantini
NIM : A 410 090 184
Program Studi : Pendidikan Matematika
Judul Skripsi : PENINGKATAN KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS DAN
KREATIF SISWA PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA
DENGAN STRATEGI REACT BERBASIS NHT(PTK Bagi
Siswa Kelas X BU3 Semester Genap SMK Negeri 4 Surakarta
Tahun Ajaran 2012/2013)
Naskah artikel tersebut, layak dan dapat disetujui untuk dipublikasikan.
Demikian persetujui dibuat, semoga dapat dipergunakan seperlunya.
Surakarta, Maret 2013
Pembimbing
Dra.N.Setyaningsih, M.Si
NIP/NIK: 403
PENINGKATAN KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS DAN KREATIF
SISWA PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN STRATEGI
REACT BERBASIS NHT
(PTK Bagi Siswa Kelas X BU3 Semester Genap SMK Negeri 4 Surakarta
Tahun Ajaran 2012/2013)
Oleh
Yuli Prihantini1, Dra. N. Setyaningsih, M.Si
2
Mahasiswa Pendidikan Matematika FKIP UMS,
Staf Pengajar UMS Surakarta, [email protected]
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan berfikir kritis dan
kreatis siswa pada materi sistem persamaan dan pertidaksamaan linier dan
kuadrat setelah dilakukan tindakan dengan strategi REACT berbasis NHT. Jenis
penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas. Subyek penerima tindakan
adalah kelas X BU3 SMK N 4 Surakarta yang berjumlah 36 siswa, dan subyek
pelaksanaan tindakan adalah guru matematika kelas X BU3 SMK N 4 Surakarta.
Teknik pengumpulan data dilakukan melalui observasi, catatan lapangan,
dokumentasi, wawancara dan metode tes. Teknik analisis data yang digunakan
yaitu pengumpulan data, penyajian data, kesimpulan. Hasil penelitian
menunjukan adanya peningkatan kemampuan berfikir kritis dan kreatif siswa
pada meteri sistem persamaan dan pertidaksamaan linier dan kuadrat. Hal
tersebut terlihat dari 1) Kemampuan siswa dalam memecahkan masalah sebelum
dilakukan tindakan 16,67% dan setelah tindakan menjadi 83,3%. 2) Kemampuan
siswa dalam menarik suatu kesimpulan yang sebelum tindakan 8,33% dan setelah
tindakan menjadi 77,7%. 3) Kemampuan siswa dalam mengemukakan pendapat
sebelum dilakukan tindakan 2,78% dan setelah tindakan menjadi 55,5%. 4)
Kemampuan siswa dalam membuat pertanyaan sebelum dilakukan tindakan
11,1% dan setelah tindakan menjadi 77,6%. 5) Kemampuan dalam menjawab
pertanyaan dengan cara lain sebelum dilakukan tindakan ada 30,5% dan setelah
tindakan menjadi 83,3%.
Kata kunci : kritis, kreatif, strategi kooperatif
PENDAHULUAN
Keberhasilan dalam pendidikan tidak lepas dari proses belajar mengajar
yang melibatkan peran guru dan siswa. Keberhasilan dalam pendidikan salah
satunya tergantung pada kemampuan berfikir kritis dan kreatif siswa. Dalam
pembelajaran matematika kemampuan berfikir kritis dan kreatif sangatlah penting.
Kemampuan berfikir kritis dan kreatif merupakan kemampuan tingkat tinggi yang
harus dimiliki siswa untuk mencapai suatu keberhasilan dalam belajar.
Kemampuan berfikir kritis, berkaitan dengan pemecahan masalah. Pada umumnya
siswa yang berfikir kritis akan menggunakan prinsip-prinsip dan dasar-dasar
pengertian dalam menjawab pertanyaan “bagaimana” dan “mengapa”. Sedangkan
kreatifitas berkaitan dengan sesuatu yang baru atau hal baru. Sesuatu yang baru
ini, misalnya dengan mengemukakan ide-ide baru yang dimiliki, mengemukakan
suatu gagasan baru.
Berdasarkan pengamatan awal yang peneliti lakukan di SMK N 4
Surakarta, tingkat prestasi belajar matematika siswa masih rendah jika
dibandingkan dengan mata pelajaran yang lain. Oleh sebab itu, peneliti ingin
melakukan penelitian dengan variabel berfikir kritis dan kreatif. Diharapkan
dengan meningkatnya kemampuan berfikir kritis dan kreatif, maka prestasi belajar
matematika siswa juga akan meningkat. Kemampuan berfikir kritis dan kreatif
siswa di SMK N 4 Surakarta khususnya untuk kelas X masih rendah, hal tersebut
terlihat dengan masih kurangnya kemampuan siswa dalam membuat soalada 4
siswa (11,11%), kemampuan dalam mengemukakan pendapat ada 1 siswa
(2,78%), kemampuan dalam memecahkan masalah ada 6 siswa (16,67%),
kemampuan menjawab soal dengan cara lain ada 11 siswa (30,5%), dan
kemampuan menyimpulkan ada 3 siswa (8,33%).
Kurangnya kemampuan berfikir kritis dan kreatif siswa di SMK N 4
Surakarta dikarenakan proses belajar mengajar yang dilakukan guru masih
konvensional dan cenderung hanya menggunakan metode ceramah. Guru tidak
menggunakan strategi yang dapat meningkatkan kemampuan berfikir kritis dan
kreatif siswa. Jadi pembelajaran yang diberikan guru kurang menarik dan masih
monoton. Hanya ada beberapa guru yang sudah menggunakan pendekatan
contextual, dengan mengarahkan siswa menuju ke kehidupan nyata dalam
pembelajaran. Namun, belum semua siswa dapat menunjukan kemampuan
berfikir kritis dan kreatifnya dalam pembelajaran matematika, walaupun sudah
menggunakan pendekatan contextual.
Berdasarkan berbagai permasalahan yang muncul akibat kurangnya
kemampuan berfikir kritis dan kreatif, maka alternatif tindakan yang dapat
diterapkan yaitu dengan menggunakan strategi Relating, Experiencing, Applying,
Cooperating, Transferring (REACT) dan pada Cooperating diterapkan strategi
Number Head Together ( NHT ). Dengan menggunakan strategi REACT berbasis
NHT dapat meningkatkan kemampuan berfikir kritis dan kreatif siswa.
Strategi REACT merupakan strategi yang tepat untuk meningkatkan
kemampuan berfikir kritis dan kreatif siswa. Menurut Muslich (dalam
Yuniawatika, 2011: 108) strategi REACT dijabarkan oleh COR (Center of
Occupational Research) di Amerika yang dari lima strategi yang harus tampak
yaitu : relating (menghubungkan), experiencing (mengalami), applying
(menerapkan), cooperating (bekerjasama), transfering (mentransfer. Sedangkan
strategi koopertif tipe Number Head-Together (NHT) merupakan salah satu
strategi yang melibatkan lebih banyak siswa untuk menelaah dan memahami suatu
materi dan untuk mengecek pemahaman siswa terhadap materi tersebut (Ibrahim
dalam Redana, 2010: 98).
Berdasarkan berbagai permasalahan yang ada, maka penelitian ini
bertujuan untuk meningkatkan kemampuan berfikir kritis dan kreatif siswa
dengan strategi REACT berbasis NHT bagi siswa kelas X BU3 SMK N 4
Surakarta.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang
dilaksanakan secara kolaborasi antara peneliti dan guru matematika. Menurut
Taniredja Tukiran menyatakan bahwa PTK adalah penelitian yang mengangkat
masalah-masalah yang aktual yang dilakukan oleh para guru yang merupakan
pencermatan kegiatan belajar yang berupa tindakan untuk memperbaiki dan
meningkatkan praktek pembelajaran di kelas secara profesional (Taniredja
Tukiman dkk, 2010: 15).
Penelitian tentang penggunaan strategi ini dilaksanakan di SMK N 4
Surakarta, Jl. LU. Adi Sucipto No.40 Surakarta. Penelitian ini dilakukan selama 2
minggu dari tanggal 9-18 januari 2013. Dalam penelitian ini, guru matematika
SMK N 4 Surakarta bertindak sebagai subjek yang memberi tindakan. Sedangkan
siswa kelas X BU3 SMK N 4 Surakarta yang berjumlah 36 siswa bertindak
sebagai subjek yang menerima tindakan. Siswa kelas X BU3 SMK N 4 Surakarta
yang menjadi subjek penelitian, memiliki kemampuan berfikir kritis dan kreatif
yang kurang dalam pembelajaran matematika. Kemampuan berfikir kritis dan
kreatif itu meliputi kemampuan pemecahan masalah, kemampuan dalam
mengemukakan pendapat, kemampuan dalam menarik kesimpulan, kemampuan
dalam membuat soal, dan kemampuan dalam menjawab soal dengan cara lain.
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
menggunakan metode observasi, catatan lapangan, metode tes, dan dokumentasi.
Teknik analisis data pada penelitian ini menggunakan metode alur. Menurut
Sutama “Metode alur ada tiga langkah, yaitu pengumpulan data, penyajian data,
dan verifikasi data/ kesimpulan” (Sutama, 2010: 100). Keabsahan data yang
digunakan dalam penelitian ini menggunakan teknik observasi terus menerus dan
triangulasi data. Keabsahan data menurut Moleong (dalam Febrianto Nugroho
Adi, 2010: 10) menyatakan bahwa untuk memperoleh keabsahan data dapat
melalui beberapa cara, diantaranya: a) Perpanjangan keikutsertaan, b) Ketekunan
atau keajegan pengamatan, c) Triangulasi sumber, metode dan penelitian lain, d)
Pemeriksaan sejahwat melalui diskusi, e) Kecukupan referensi, f) Analisis kasus
negatif, g) Pengecekan anggota, h) Uraian rinci, i) Auditing ketergantungan, dan
j) Auditing kepastian.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pembelajaran dengan menggunakan strategi REACT berbasis NHT
merupakan strategi pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa
untuk dapat mengexplor kemampuan berfikir kritis dan kreatif. Hal ini sesuai
dengan pendapat Crawford dalam Rohati (2011) REACT merupakan strategi yang
harus bisa menemukan sendiri rumusan atau memahami konsep yang diberikan,
bekerja sama, dan bisa mengaplikasikan ilmu yang diperoleh ke kehidupan nyata
dan mentransfernya dalam konteks yang baru. Selain itu, kemampuan berfikir
kritis dan kreatif siswa juga dapat meningkat dengan penggunaan strategi Number
Head-Together. Hal itu sesuai dengan pendapat Lie dalam Hadiyanti (2012)
bahwa NHT merupakan model pembelajaran yang memberikan kesempatan
peserta didik untuk saling membagikan ide-ide serta mempertimbangkan jawaban
yang tepat. Pendapat lain tentang strategi kooperatif NHT menurut (Trianto, 2007:
62) menyatakan bahwa NHT adalah merupakan jenis pembelajaran kooperatif
yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa dan sebagai alternatif
terhadap struktur kelas tradisional.
Kemampuan berfikir kritis yang mengalami peningkatan pada indikator
memecahkan masalah, mengemukakan pendapat, menarik kesimpulan sesuai
dengan pendapat yang dikemukakan oleh (Johnson Elaine B, 2011: 183) yaitu
berfikir kritis merupakan suatu proses yang terarah dan jelas yang digunakan
dalam kegiatan mental seperti memecahkan masalah, mengambil keputusan,
membujuk, menganalisis asumsi, dan melakukan penelitian ilmiah. Berfikir kritis
menurut (Santrock, 2009: 11) adalah pemikiran reflektif dan produktif yang
melibatkan evaluasi bukti. Pendapat lain mengenai berfikir kritis menurut Bowell
dan Kemp dalam Joseph (2011) defined of critical thinking as for argument
analysis and thinking clearly and rationally. Berfikir kritis menurut Scriven dan
Paul dalam Peter (2012) “ the intelectually disiplined process of actively and
skilfully conceptualizing, applying, analyzing, Synthesizing, and evaluating
information, onservation, Experiencing, reflection, reasononing”. Sedangkan
kekreatifan siswa dalam membuat soal dan menjawab soal dengan cara lain itu
sesuai dengan pengertian kreatif menurut Drevdal (dalam Ghufron, dkk, 2011:
102) yang berpendapat bahwa kreatif adalah sebagai kemampuan seseorang untuk
menghasilkan komposisi, produk, atau gagasan apa saja yang pada dasarnya baru,
dan sebelumnya tidak dikenal pembuatnya. Selaian itu berfikir kreatif menurut
Musbikin dalam Euis Eti Rohaeti (2010) defined creativity as an ability in
compiling ideas, seeing new relationship or unpredictable, formulating
unmemorized concept, creating new answer from original problem, and posing
new question. Sementara itu, definisi kreatif menurut (Hulbeck dalam Munandar,
2009: 20) menyatakan bahwa “ creative action is an imposing of one’s own whole
personality on the environment in an unique and characteristic way”.
Berdasarkan pembahasan penelitian di atas diperoleh kesimpulan bahwa
penerapan strategi REACT berbasis NHT ini dapat membuat siswa menjadi
antusias dan senang dalam belajar matematika. Hal tersebut telihat dengan
meningkatnya kemampuan berfikir kritis dan kreatif siswa kelas X BU 3 SMK N
4 Surakarta.
Penelitian tindakan kelas yang dilakuakan peneliti bersama dengan guru
matematika di SMK N 4 Surakarta dengan menggunakan strategi REACT
berbasis NHT dapat meningkatkan kemampuan berfikir kritis dan kreatif siswa.
Artinya hipotesis tindakan diterima dan didukung dengan hasil penelitian. Tindak
belajar dan mengajar yang telah dilaporkan dalam evaluasi tindakan kelas juga
mendukung hipotesis. Tindakan guru dalam proses pembelajaran sudah sesuai
dengan yang diharapkan. Guru memberikan dorongan kepada siswa untuk lebih
aktif dalam proses pembelajaran khususnya dalam kemampuan berfikir kritis dan
kreatif siswa. Tanggapan guru matematika setelah penelitian juga mendukung
hipotesis tindakan. Guru matematika sebagai pelaku tindakan dalam proses
pembelajaran mengatakan bahwa kemampuan berfikir kritis dan kreatif siswa
dapat meningkat setelah dilakukan tindakan. Hal ini berarti hipotesis tindakan
yang diajukan dapat diterima dengan didukung hasil penelitian yang relevan.
Rohati (2011) dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa, pengembangan bahan
ajar pada materi bangun ruang dengan strategi REACT dapat meningkatkan hasil
belajar dan aktivitas siswa kelas VII SMP Negeri 18 Palembang. Sedangkan
penelitian yang dilakukan oleh Euis Eti Rohaeti (2010) menyimpulkan bahwa
penelitian yang dilakukan dengan menggunakan pendekatan eksplorasi dapat
meningkatakan kemampuan berfikir kritis dan kreatif siswa dari pada dengan
pembelajaran yang konvensional.
Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa penelitian yang
telah peneliti lakukan sejalan dengan penelitian yang dilakukan para peneliti
terdahulu.
Dari hasil penelitian dengan menggunakan strategi REACT berbasis NHT,
dapat diambil kesimpulan bahwa kemampuan berfikir kritis dan kreatif siswa
meningkat. Peningkatan tersebut sesuai dengan indikator-indikator yang
digunakan peneliti dalam penelitian. Indikator itu meliputi kemampuan dalam
pemecahan masalah, kemampuan dalam mengemukakan pendapat, kemampuan
dalam menarik kesimpulan, kemampuan dalam membuat soal, dan kemampuan
dalam menjawab soal dengan cara lain.
Adapun data peningkatan kemampuan berfikir kritis dari 36 siswa SMK N
4 Surakarta dari sebelum tindakan sampai dilakukan tindakan siklus kedua adalah:
Kemampuan Berfikir Kritis Sebelum
Putaran
Siklus I Siklus II
Memecahkan masalah (16,6%) (38,8%) (83,33%)
Menarik Kesimpulan (8,33%) (33,3%) (77,7%)
Mengemukakan pendapat (2,78%) (25%) (55,55%)
Tabel 1.1 Tabel Kemampuan Berfikir Kritis Siswa
Adapun grafik peningkatan kemampuan berfikir kritis dapat digambarkan
sebagai berikut:
0
20
40
60
80
100
Sebelum putaran
Siklu 1 Siklus 2
Pro
sen
tase
%
Tindakan
Kemampuan Berfikir Kritis
Siswa yang mampu memecahkan masalah
Siswa yang mampu menarik kesimpulan
Siswa yang mampu mengemukakan pendapat
Gambar 1.1 Grafik Peningkatan Kemampuan Berfikir Kritis
Adapun data peningkatan kemampuan berfikir kreatif dari sebelum
tindakan sampai tindakan kelas siklus kedua dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Kemampuan Berfikir Kreatif Sebelum
Putaran
Siklus I Siklus II
Membuat soal (11,11%) (44,4%) (80,5%)
Menjawab soal dengan cara lain (30,5%) (55,5%) (83,3%)
Tabel 1.2 Tabel Kemampuan Berfikir Kreatif Siswa
Adapun grafik peningkatan kemampuan berfikir kreatif dari sebelum
tindakan sampai tindakan kelas siklus kedua dapat digambarkan sebagai berikut:
KESIMPULAN
Berdasarkan penelitian yang telah peneliti lakukan di SMK N 4 Surakarta
dengan menggunakan strategi REACT berbasis NHT, dari observasi awal sampai
dengan evaluasi memperoleh beberapa kesimpulan yaitu:
1. Penerapan strategi pembelajaran REACT berbasis NHT dapat membuat
ketertarikan siswa dalam belajar matematika sehingga dapat meningkatkan
kemampuan berfikir kritis dan kreatif siswa.
2. Kemampuan berfikir kritis siswa mengalami peningkatan setelah dilakukan
tindakan pada siklus satu dan dua. Hal tersebut terbukti dengan adanya
peningkatan pada indikator-indiktor yang diamati dalam penelitian meliputi:
0
20
40
60
80
100
Sebelum putaran
Siklu 1 Siklus 2
Pro
sen
tase
%
Tindakan
Kemampuan Berfikir Kreatif
Siswa yang mampu membuat pertanyaan
Siswa yang mampu menjawab pertanyaan dengan cara lain
a. Kemampuan Memecahkan Masalah
Sebelum dilakukan tindakan, kemampuan pemecahan masalah hanya
ada 6 siswa. Namun, setelah dilakukan tindakan pada siklus pertama,
kemampuan pemecahan masalah bertambah menjadi 14 siswa (38.8%). Dan
pada siklus kedua menjadi 30 siswa (83.3%).
b. Kemampuan Menarik Kesimpulan
Sebelum dilakukan tindakan, kemampuan menarik suatu kesimpulan
hanya ada 3 siswa. Namun, setelah dilakukan tindakan pada siklus pertama,
kemampuan menarik kesimpulan bertambah menjadi 12 siswa (33.3%). Dan
pada siklus kedua menjadi 28 siswa (77.7%).
c. Kemampuan Mengemukakan Pendapat.
Sebelum dilakukan tindakan, kemampuan mengemukakan pendapat
hanya ada 1 siswa. Namun, setelah dilakukan tindakan pada siklus pertama,
kemampuan mengemukakan pendapat bertambah menjadi 9 siswa (25%).
Dan pada siklus kedua menjadi 20 siswa (55.5%).
3. Kemampuan berfikir kreatif siswa mengalami peningkatan yang signifikan
setelah dilakukan tindakan pada siklus pertama dan kedua. Hal tersebut
terbukti dengan adanya peningkatan pada indikator yang diamati dalam
penelitian meliputi:
a. Kemampuan Membuat Soal.
Sebelum dilakukan tindakan, kemampuan membuat pertanyaan ada
4 siswa. Namun, setelah dilakukan tindakan pada siklus pertama,
kemampuan membuat pertanyaan bertambah menjadi 16 siswa (44.4%).
Dan pada siklus kedua menjadi 29 siswa (80.5%).
b. Kemampuan Menjawab Soal Dengan Cara Lain.
Sebelum dilakukan tindakan, menjawab pertanyaan da 11 siswa.
Namun, setelah dilakukan tindakan pada siklus pertama, kemampuan
menjawab pertanyaan dengan cara lain bertambah menjadi 20 siswa
(55.5%). Dan pada siklus kedua menjadi 30 siswa (83.3%).
DAFTAR PUSTAKA
Allison & Wei Pan. 2011. “Implementing and evaluating the integration of
critical thinking into problem based learning in environmental building”.
Forum Penelitian, 6(2): 93-105
Febrianto, Nugroho Adi. 2010. “Penerapan Pembelajaran Matematik Realistik
untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Bangun Datar”. Skripsi.
Surakarta: FKIP Matematika Universitas Muhammadiyah Surakarta (tidak
diterbitkan)
Ghufron dan Risnawati, Rini. 2011. Teori-Teori Psikologi. Yogyakarta: Ar-ruzz
media
Hadiyanti,dkk. 2012. “Keefeektifan Pembelajaran Kooperatif Number Head-
Together Terhadap Kemampuan Pemahaman Konsep”. Forum
Penelitian,1(1): 59-64
Johnson, Elaine B. 2002. Contextual Teaching And Learning: Menjadikan
Kegiatan Belajar Mengajar Mengasyikan Dan Bermakna. Terjemahan
oleh Ibnu Setiawan. 2008. California: MLC
Munandar, Utami. 2009. Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta:
Rineka Cipta
Peter, Ebiendele Ebosele. 2012. “Critical Thinking: Essence for teaching
mathematics and mathematics problem solving skill”. Forum Penelitian,
5(3): 39-43
Redana, I Putu. 2010. “Number Head Together Dalam Pembelajaran
Matematika”. Forum Penelitian, 3(3): 90-98
Rohaeti, E Eti. 2010. “Critical and Creative Mathematical Thinking Of Junior
High School Students”. Forum Penelitian, IV(2): 100-105
Rohati. 2011. “Pengembangan Bahan Ajar Materi Bangun Ruan Dengan
Menggunakan Strategi Relating, Experiencing, Applying, Cooperating,
Transferring (React) Di Sekolah Menengah Pertama”. Forum
Penelitian,1(2): 63-71
Santrock, W Jhon. 2008. Psikologi Pendidikan. Terjemahan oleh Diana Angelica.
2009. New York: Salemba Humanika
Sutama. 2010. Penelitian Tindakan Teori dan Praktek dalam PTK, PTS, PTBK.
Semarang: Citra Mandiri Utama
Taniredja, Tukiran, dkk. 2010. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Alfabeta
Trianto. 2007. Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik
. Jakarta: Prestasi pustaka
Yuniawatika. 2011. “Penerapan Pembelajaran Matematika dengan Strategi
REACT untuk Meningkatkan Kemampuan Koneksi dan Representasi
Matematik Siswa Sekolah Dasar”. Forum Penelitian, (1): 108-117