naskah publikasi peran dukungan orang tua...
TRANSCRIPT
NASKAH PUBLIKASI
PERAN DUKUNGAN ORANG TUA DAN TEMAN SEBAYA
TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA
SMP NEGERI I KAMPAR
Oleh:
FITRIA APRIANI
RATNA SYIFA’A. R
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI
FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL BUDAYA
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
YOGYAKARTA
2008
NASKAH PUBLIKASI
PERAN DUKUNGAN ORANG TUA DAN TEMAN SEBAYA
TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA
SMP NEGERI I KAMPAR
Telah Disetujui Pada Tanggal
_________________
Dosen Pembimbing
(Hj. Ratna Syifa'a R, S. Psi., M. Si.)
PERAN DUKUNGAN ORANG TUA DAN TEMAN SEBAYA
TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA SMP NEGERI I
KAMPAR
Fitria Apriani
Hj. Ratna Syifa'a R, S. Psi., M. Si.
INTISARI Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah ada hubungan positif perandukungan orang tua dan teman sebaya terhadap motivasi belajar siswa SMPN I Kampar.Semakin tinggi dukungan orang tua dan teman sebaya maka semakin tinggi motivasibelajar yang dimiliki. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa-siswi SMPN I Kamparkelas VIII dan IX dan masih aktif sekolah di SMPN I Kampar. Subyek penelitianberjumlah 85 responden, terdiri dari 29 laki-laki dan 56 perempuan. Skala yangdigunakan adalah skala motivasi belajar dengan mengacu pada aspek-aspek yangdikemukakan oleh Pintrich & Schunk, (Conley & Karabenick, 2006) dan skala dukunganorang tua dan teman sebaya dengan mengacu pada aspek-aspek yang dituliskan olehHouse & Khan (Smet, 1994). Metode analis data menggunakan analisis product momentdan anareg dengan bantuan program SPSS 12.0. Hasil analisis regresi pada hipotesismayor menunjukan angka korelasi sebesar F = 10,210 dengan p = 0,000 (p<0,01) yangartinya ada hubungan yang sangat signifikan antara peran dukungan orang tua dan temansebaya terhadap motivasi belajar siswa SMPN I Kampar. Hasil analisis product momentpada hipotesis minor pertama menunjukkan r = 0,199 dengan p = 0,034 (p<0,05). berartiada hubungan positif yang signifikan antara dukungan orang tua dengan motivasi belajarsiswa. Sedangkan hipotesis minor kedua menunjukkan r = 0,446 dengan p = 0,000(p<0,01) berarti ada hubungan positif yang sangat signifikan antara dukungan temansebaya dengan motivasi belajar siswa SMPN I Kampar.
Kata Kunci : Dukungan orang tua dan teman sebaya, Motivasi Belajar.
PENGANTAR
Belakangan ini, dalam bidang pendidikan banyak dipermasalahkan tentang
“krisis motivasi belajar”. Berdasarkan pengalaman, mereka yang bergerak
langsung dalam bidang pendidikan mulai meragukan apakah siswa mempunyai
motivasi belajar, baik itu motivasi instrinsik maupun ekstrinsik. Banyak
ditemukan siswa yang kurang dalam motivasi belajar (Abror,1993). Gejalanya
antara lain berkurangnya perhatian para siswa dalam proses belajar mengajar,
kelalaian dalam menyelesaikan tugas-tugas yang harus dikerjakan, penundaan
persiapan untuk ulangan atau ujian, belajar “musiman” yaitu kalau mendekati
ujian, anggapan yang umum dikalangan siswa “ujian asal lulus”, orientasi kepada
diktat dan sebagainya (Abror, 1993).
Berdasarkan hasil survey dan wawancara langsung yang dilakukan peneliti
pada siswa dan guru di SMPN I Kampar, menurut guru Bimbingan Konseling dan
guru kelas di sekolah tersebut banyak ditemukan siswa yang datang ke sekolah
hanya untuk bermain-main, datang ke sekolah selalu terlambat, banyak yang tidak
memperhatikan pelajaran yang diajarkan guru, rendahnya usaha siswa menambah
wawasan dari berbagai sumber, mencontek tugas dan ulangan masih subur,
rendahnya minat baca, sepinya penggunaan sumber perpustakaan dan masih
tingginya ketergantungan belajar pada kehadiran guru di kelas.
Peneliti juga menanyakan langsung kepada siswa-siswinya, rata-rata
jawaban mereka sama ada yang datang ke sekolah hanya untuk TP-TP (Tebar
Pesona), menghindari pekerjaan di rumah, kalau tidak sekolah tidak dikasih duit
jajan, cari cowok, ketemu teman-teman, di kelas selalu cerita, main HP (SMS),
ribut kalau tidak ada guru yang masuk, paling malas disuruh ke perpustakaan, ada
PR malah dikerjain di sekolah mencontek sama teman, belajar sistem kebut
semalam pada waktu mau ujian saja, dirumah belajar kalau disuruh orang tua,
ulangan dan ujian sering menyontek sama teman, sering bikin kopeaan (catatan
kecil), ada juga siswa yang sering bolos jam pelajaran alasannya bosan, tidak suka
sama guru dan mata pelajarannya, malas belajar sering terjadi karena lebih senang
main, cerita, bercanda sama teman, kadang kalau mau belajar kalau ada mood dan
guru yang mengajar itu killer. Belajar bersama jarang-jarang mereka lakukan.
Nasution (Suhaili, 2007) menyatakan bahwa motivasi menentukan
intensitas usaha siswa salama belajar, maka dari itu semakin tepat motivasi yang
diberikan semakin tinggi hasil yang akan dicapai siswa. Oleh karena itu dalam
kegiatan belajar Nasution (Suhaili, 2007) juga menyatakan bahwa ada perbedaan
antar siswa yang disebabkan oleh motivasi, ada siswa yang punya motivasi belajar
tinggi dan ada juga yang punya motivasi belajar rendah. Motivasi belajar siswa
dapat diperoleh dari dua sumber yaitu faktor yang ada dari dalam diri siswa
(internal), faktor ini dapat disebabkan adanya kemauan dari individu untuk
mencapai sesuatu dengan hasil yang optimal. Dan faktor yang datang dari luar diri
siswa (eksternal) misalnya dukungan dan dorongan orang tua, peran guru dan
teman sebaya.
Orangtua adalah lingkungan sosial pertama yang ditemui siswa dalam
dunia nyata. Keberhasilan pendidikan juga merupakan tanggung jawab dari orang
tua. Orang tua mempunyai peranan yang sangat penting dalam proses pendidikan
anak-anaknya, senada dengan yang dikemukakan Hamalik (Suhaili, 2007). Orang
tua turut bertanggung jawab atas kemajuan belajar anak-anaknya. Ini berarti
bahwa keikutsertaan orang tua terhadap belajar anak-anaknya adalah penting,
perhatian dan dukungan orang tua mempunyai peranan yang turut serta
menentukan bagaimana memberikan tanggung jawab terhadap pedidikan anak-
anaknya.
Dukungan orang tua merupakan salah satu kebutuhan psikologis bagi anak
yang memasuki usia remaja awal, jika kebutuhan ini tidak terpenuhi maka akan
mengakibatkan anak tidak punya motivasi belajar. Selain dukungan yang
diberikan orang tua, dukungan teman sebaya juga mempengaruhi motivasi belajar
siswa.
Pada usia SMP, siswa mengalami proses sosialisasi, mereka mencari
kelompok yang sesuai dengan keinginannya dan bisa saling berinteraksi satu sama
lain. Siswa lebih banyak menghabiskan waktu dengan teman sebaya atau
kelompok sebaya. Proses hubungan sosial kelompok teman sebaya merupakan
urutan terpenting dalam proses sosialisasi siswa karena dalam kelompok (peer
group) siswa merasakan adanya kesamaan satu dengan yang lain seperti di bidang
usia, kebutuhan, dan tujuan yang dapat memperkuat kelompok itu (Santosa,
2004). Menurut Mappiare (1982) kelompok teman sebaya merupakan lingkungan
sosial pertama di mana siswa belajar untuk hidup bersama orang lain yang bukan
anggota keluarganya, lingkungan teman sebaya merupakan suatu kelompok yang
baru, yang memiliki ciri, norma, kebiasaan yang jauh berbeda dengan apa yang
ada dalam lingkungan keluarga siswa.
Menurut Santrock (2003) teman sebaya (peers) adalah anak-anak atau
remaja dengan tingkat usia atau tingkat kedewasaan yang sama. Dukungan teman
sebaya dapat menjadi positif dan negatif. Salah satu fungsi dari teman sebaya
adalah untuk menyediakan berbagai informasi mengenai dunia luar keluarga.
Teman sebaya merupakan sumber status, persahabatan dan rasa saling memiliki
dan juga merupakan komunitas belajar bagi siswa, di mana peran sosial yang
berkaitan dengan kerja dan prestasi dibentuk. Siswa menghabiskan semakin
banyak waktu dalam interaksi teman sebaya pada pertengahan masa anak-anak
serta masa remaja. Di sekolah biasanya siswa menghabiskan waktu bersama-sama
paling sedikit selama enam jam setiap harinya. Bagi siswa hubungan teman sebaya
merupakan bagian yang paling besar dalam kehidupannya.
Berdasarkan uraian di atas, permasalahan yang ingin dikaji oleh peneliti
dalam penelitian ini adalah apakah ada hubungan positif antara peran dukungan
orang tua dan teman sebaya terhadap motivasi belajar siswa SMPN I Kampar.
METODE PENELITIAN
A. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa-siswi SMPN I Kampar kelas VIII
dan IX yang berjenis kelamin laki-laki, perempuan dan masih aktif sekolah di
SMPN I Kampar.
B. Metode Pengumpulan Data
Penelitian ini akan dilakukan secara kuantitatif. Pengumpulan data dilakukan
dengan menggunakan metode skala. Ada tiga skala yang dipakai dalam penelitian
ini, yaitu skala motivasi belajar, skala dukungan orang tua, dan skala dukungan
teman sebaya
1. Skala Motivasi Belajar
Skala motivasi belajar digunakan untuk mengukur tingkat motivasi belajar
yang dimiliki siswa SMPN I Kampar. Skala ini disusun oleh peneliti berdasarkan
aspek-aspek motivasi belajar yang dikemukakan oleh Pintrich & Schunk (dalam
Conley & Karabenick, 2006) Aspek-aspek motivasi belajar yaitu self-Efficacy,
Task Value, Achievement Goal.
2. Skala Dukungan Orang Tua
Skala dukungan orang tua digunakan untuk mengungkap seberapa besar
dukungan orang tua kepada siswa SMPN I Kampar. Skala dukungan orang tua
yang disusun dalam penelitian ini, mengacu pada aspek-aspek dari teori House &
Khan (Smet, 1984). Aspek-aspek dukungan orang tua dan teman sebaya, terdiri
dari, pertama, Dukungan emosional. Kedua, dukungan informatif. Ketiga,
dukungan instrumental. Dan keempat, dukungan penghargaan.
3. Skala Dukungan Teman Sebaya
Skala dukungan teman sebaya digunakan untuk mengungkap seberapa
besar dukungan teman sebaya kepada siswa SMPN I Kampar. Skala dukungan
teman sebaya yang disusun dalam penelitian ini, mengacu pada aspek-aspek dari
teori House & Khan (Smet, 1984). Aspek-aspek dukungan teman sebaya, terdiri
dari, pertama, Dukungan emosional. Kedua, dukungan informatif. Ketiga,
dukungan instrumental. Dan keempat, dukungan penghargaan
C. Metode Analisis Data
Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini, diuji dengan menggunakan
analisis statistik. Metode analisis data yang digunakan yaitu teknik korelasi
product moment dari Pearson dan baru dilakukan analisis regresi (anareg) yang
dilakukan dengan bantuan program komputer SPSS (Statistical Programme for
Social Science) 12,0 for Window. Hal ini diharapkan bahwa dalam penggunaan
program ini tingkat kesalahan akan semakin kecil dan pengerjaannya lebih cepat.
HASIL PENELITIAN
A. Uji Asumsi
Sebelum melakukan analisis data penelitian, maka terlebih dahulu dilakukan
uji prasyarat analisis, yaitu berupa uji asumsi yang meliputi uji normalitas dan uji
linieritas sebagai syarat untuk pengetesan nilai korelasi agar kesimpulan yang
ditarik tidak menyimpang dari kebenaran yang seharusnya. Uji asumsi ini
dilakukan dengan bantuan komputer program SPSS (Statistical Programme for
Social Science) 12.0 for Windows.
1. Uji Normalitas
Uji ini bertujuan untuk melihat apakah bentuk sebaran dari skor jawaban
subjek normal atau tidak. Pengujian normalitas dilakukan terhadap distribusi skor
motivasi belajar, dukungan orang tua dan dukungan teman sebaya dengan
menggunakan teknik one sample kolmogrov smirnov test pada program komputer
SPSS for windows 12.0. Kaidah yang digunakan untuk mengetahui normal
tidaknya sebaran data adalah jika p > 0,05 maka sebaran dinyatakan normal,
namun jika p < 0,05 maka sebaran dinyatakan tidak normal. Dari hasil pengolahan
data motivasi belajar diperoleh koefisien K-SZ = 1,268 dengan p = 0, 080 (p >
0,05), data dukungan orang tua diperoleh K-SZ = 1,149 dengan p = 0,143 (p >
0,05) dan data dukungan teman sebaya diperoleh K-SZ = 1,060 dengan p = 0.211
(p > 0,05). Hasil uji normalitas tersebut menunjukkan bahwa data motivasi
belajar, dukungan orang dan dukungan teman sebaya terdistribusi atau tersebar
dengan normal.
2. Uji Linearitas
Uji linieritas merupakan pengujian garis regresi antara variabel bebas
dengan variabel tergantung. Uji ini bertujuan untuk mengetahui apakah hubungan
antara variabel motivasi belajar dan dukungan orang tua mengikuti garis linier
atau tidak, dengan menggunakan program komputer SPSS for windows 12.0. Dari
hasil pengolahan data diperoleh F = 4,162 dengan p = 0,046 (p < 0.05). Hasil
tersebut menunjukkan bahwa hubungan antara motivasi belajar dan dukungan
orang tua bersifat linier atau mengikuti garis lurus. Sedangkan untuk mengetahui
apakah hubungan antara variabel motivasi belajar dan dukungan teman sebaya
mengikuti garis linier atau tidak, dengan menggunakan program komputer SPSS
for windows 12.0. Dari hasil pengolahan data diperoleh F = 21,826 dengan p =
0, 000 (p < 0.01). Hasil tersebut menunjukkan bahwa hubungan antara motivasi
belajar dan dukungan teman sebaya bersifat linier atau mengikuti garis lurus.
B. Uji Hipotesis
Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah ada hubungan positif
antara dukungan orang tua dengan motivasi belajar siswa. Ada hubungan positif
antara dukungan teman sebaya dengan motivasi belajar siswa. Ada hubungan
positif peran dukungan orang tua dan teman sebaya terhadap motivasi belajar
siswa. Pengujian terhadap hipotesis tersebut menggunakan teknik korelasi product
moment dari Pearson dan baru dilakukan analisis regresi (anareg) dengan bantuan
program komputer SPSS for windows 12.0.
Hasil pengolahan data untuk hipotesis minor pertama menunjukkan ada
hubungan positif antara dukungan orang tua dengan motivasi belajar siswa,
diketahui bahwa r = 0,199 dengan p = 0,034 (p<0,05). Hal ini berarti
menunjukkan bahwa ada hubungan positif antara dukungan orang tua dengan
motivasi belajar siswa. Analisis koefisien determinasi pada dukungan orang tua
dengan motivasi belajar menunjukkan angka sebesar 0,040 yang berarti dukungan
orang tua memberikan sumbangan sebesar 4% terhadap motivasi belajar.
Sebanyak 4% motivasi belajar dipengaruhi oleh dukungan orang tua, sedangkan
sisanya sebanyak 96% dipengaruhi variabel lain diluar variabel tersebut.
Berdasarkan analisis data tersebut diketahui bahwa terdapat hubungan positif yang
signifikan antara dukungan orang tua dengan motivasi belajar siswa SMPN I
Kampar. Hal ini menunjukkan bahwa hipotesis yang diajukan oleh peneliti dapat
diterima.
Hasil pengolahan data untuk hipotesis minor kedua menunjukkan ada
hubungan positif antara dukungan teman sebaya dengan motivasi belajar siswa,
diketahui bahwa r = 0,446 dengan p = 0,000 (p<0,01). Hal ini berarti
menunjukkan bahwa ada hubungan positif antara dukungan teman sebaya dengan
motivasi belajar siswa. Analisis koefisien determinasi pada dukungan teman
sebaya dengan motivasi belajar menunjukkan angka sebesar 0,199 yang berarti
dukungan teman sebaya memberikan sumbangan sebesar 19,9% terhadap motivasi
belajar. Sebanyak 19,9% motivasi belajar dipengaruhi oleh dukungan teman
sebaya, sedangkan sisanya sebanyak 80,1% dipengaruhi variabel lain diluar
variabel tersebut. Berdasarkan analisis data tersebut diketahui bahwa terdapat
hubungan positif yang sangat signifikan antara dukungan teman sebaya dengan
motivasi belajar siswa SMPN I Kampar. Hal ini menunjukkan bahwa hipotesis
yang diajukan oleh peneliti dapat diterima.
Hasil pengolahan data untuk hipotesis mayor menunjukkan ada hubungan
positif antara peran dukungan orang tua dan teman sebaya terhadap motivasi
belajar siswa, diketahui bahwa F = 10,210 dengan p = 0,000 (p<0,01). Hal ini
berarti menunjukkan bahwa ada hubungan positif antara peran dukungan orang tua
dan teman sebaya terhadap motivasi belajar siswa. Analisis koefisien determinasi
pada peran dukungan orang tua dan teman sebaya terhadap motivasi belajar siswa
menunjukkan angka sebesar 0,199 yang berarti dukungan teman sebaya
memberikan sumbangan sebesar 19,9% terhadap motivasi belajar. Sebanyak
19,9% motivasi belajar dipengaruhi oleh dukungan teman sebaya, sedangkan
sisanya sebanyak 80,1% dipengaruhi variabel lain diluar variabel tersebut.
Berdasarkan analisis data tersebut diketahui bahwa terdapat hubungan positif yang
sangat signifikan antara peran dukungan orang tua dan teman sebaya terhadap
motivasi belajar siswa SMPN I Kampar. Hal ini menunjukkan bahwa hipotesis
yang diajukan oleh peneliti dapat diterima.
Dari data-data tersebut dapat dikatakan bahwa terdapat hubungan positif
yang signifikan antara dukungan orang tua dengan motivasi belajar siswa, ada
hubungan positif yang sangat signifikan antara dukungan teman sebaya dengan
motivasi belajar siswa. Ada hubungan positif yang sangat signifikan antara peran
dukungan orang tua dan teman sebaya terhadap motivasi belajar siswa. Hasil
analisis data ini menunjukkan bahwa hipotesis yang diajukan oleh peneliti
diterima.
PEMBAHASAN
Penelitian ini bertujuan untuk menguji hipotesis tentang adanya hubungan
positif antara dukungan orang tua dengan motivasi belajar siswa. Ada hubungan
positif antara dukungan teman sebaya dengan motivasi belajar siswa. Ada
hubungan yang positif peran dukungan orang tua dan teman sebaya terhadap
motivasi belajar siswa.
Dari pengolahan data untuk hipotesis minor pertama bahwa ada hubungan
positif yang signifikan antara dukungan orang tua dengan motivasi belajar siswa.
Hasil analisis korelasi dengan menggunakan teknik korelasi product moment dari
Pearson menunjukkan koefisien korelasi (r) sebesar 0,199 dengan p = 0,034
(p<0,05), dimana hasil ini menunjukkan bahwa ada hubungan positif yang
signifikan antara dukungan orang tua dengan motivasi belajar siswa. Semakin
tinggi dukungan orang tua maka semakin tinggi motivasi belajar siswa SMPN I
Kampar.
Dukungan orang tua terbukti secara signifikan berpengaruh terhadap
motivasi belajar. Sumbangan efektif dukungan orang tua terhadap motivasi belajar
adalah sebesar 4% ( = 0,040). Sebanyak 4% motivasi belajar siswa SMPN I
Kampar dipengaruhi oleh dukungan orang tua. Sedangkan sisanya sebanyak 9,6%
dipengaruhi variabel lain diluar variabel tersebut. Dengan demikian hasil
penelitian ini sejalan dengan yang dikemukakan Hamalik (Suhaili, 2007) bahwa
keberhasilan pendidikan juga merupakan tanggung jawab dari orang tua. Orangtua
adalah lingkungan sosial pertama yang ditemui siswa dalam dunia nyata. Orang
tua mempunyai peranan yang sangat penting dalam proses pendidikan anak-
anaknya. Sedikitnya sumbangan yang diberikan dukungan orang tua terhadap
motivasi belajar siswa SMPN I Kampar dikarenakan kebanyakan orang tua hanya
memberikan dukungan dari segi sarana dan prasarana saja. Para orang tua terlalu
sibuk untuk mencukupi kebutuhan fisiologis dan jarang yang sampai
memperhatikan kebutuhan psikologis anak-anaknya.
Dari pengolahan data untuk hipotesis minor kedua bahwa ada hubungan
positif yang sangat signifikan antara dukungan teman sebaya dengan motivasi
belajar siswa. Hasil analisis korelasi dengan menggunakan teknik korelasi product
moment dari Pearson menunjukkan koefisien korelasi (r) sebesar 0,446 dengan p =
0, 0,000 (p<0,01), dimana hasil ini menunjukkan bahwa ada hubungan positif
yang sangat signifikan antara dukungan teman sebaya dengan motivasi belajar
siswa. Semakin tinggi dukungan teman sebaya maka semakin tinggi motivasi
belajar siswa SMPN I Kampar.
Dukungan teman sebaya terbukti secara sangat signifikan berpengaruh
terhadap motivasi belajar. Sumbangan efektif dukungan teman sebaya terhadap
motivasi belajar adalah sebesar 19,9% ( = 0,199). Sebanyak 19,9% motivasi
belajar siswa SMPN I Kampar dipengaruhi oleh dukungan teman sebaya.
Sedangkan sisanya sebanyak 80,1% dipengaruhi variabel lain diluar variabel
tersebut. Meskipun sumbangan efektifnya terbilang cukup, namun masih ada
faktor-faktor lain selain dukungan orang tua dan teman sebaya yang
mempengaruhi motivasi belajar seperti faktor internal (diri individu) dan eksternal
meliputi faktor keluarga, sosial, non sosial, sekolah dan faktor masyarakat.
Menurut Santrock (2003) teman sebaya (peers) adalah anak-anak atau
siswa dengan tingkat usia atau tingkat kedewasaan yang sama. Sedangkan
menurut Havingrust (Santosa, 2004) teman sebaya adalah kelompok sepermainan
atau kelompok teman disekolah yang usianya sama. Menurut Mappiare (1982)
kelompok teman sebaya merupakan lingkungan sosial pertama dimana siswa
belajar untuk hidup bersama orang lain yang bukan anggota keluarganya,
lingkungan teman sebaya merupakan suatu kelompok yang baru, yang memiliki
ciri, norma, kebiasaan yang jauh berbeda dengan apa yang ada dalam lingkungan
keluarga siswa. Kelompok teman sebaya juga merupakan komunitas belajar
dimana peran-peran sosial dan standar yang berkaitan dengan perilaku, kerja dan
prestasi dibentuk. Pada banyak siswa, bagaimana mereka dipandang oleh teman
sebaya merupakan aspek yang terpenting dalam kehidupan mereka.
Dengan demikian, motivasi belajar siswa akan meningkat apabila siswa
tersebut mendapatkan dukungan teman sebaya. Fakta ini memang masuk akal
karena dilihat dari kontribusi variabel dukungan teman sebaya.
Dari pengolahan data untuk hipotesis mayor bahwa ada hubungan positif
yang sangat signifikan antara peran dukungan orang tua dan teman sebaya
terhadap motivasi belajar siswa. Dari hal ini terbukti pula bahwa semakin tinggi
peran dukungan orang tua dan teman sebaya maka semakin tinggi motivasi belajar
siswa. Begitu juga sebaliknya semakin rendah peran dukungan orang tua dan
teman sebaya maka semakin rendah motivasi belajar siswa SMPN I Kampar.
Dukungan orang tua dan teman sebaya terbukti secara sangat signifikan
berpengaruh terhadap motivasi belajar siswa. Sumbangan efektif dukungan orang
tua dan teman sebaya terhadap motivasi belajar siswa adalah sebesar 0,447
( =19,9 %). Sebanyak 19,9 % motivasi belajar siswa dipengaruhi oleh dukungan
orang tua dan teman sebaya. Sedangkan sisanya sebanyak 80,1% dipengaruhi
variabel lain diluar variabel tersebut. Dengan demikian, motivasi belajar siswa
akan tinggi apabila mendapatkan dukungan lansung dari orang tua dan teman
sebaya. Fakta ini memang masuk akal karena dilihat dari kontribusi kedua variabel
tersebut.
Dukungan orang tua dan teman sebaya dapat mempengaruhi motivasi
belajar seseorang untuk melakukan suatu usaha dengan sungguh-sungguh untuk
mewujudkan hasil yang diinginkan. Penelitian yang dilakukan Stenly (Rizkyanti,
2001) menyatakan bahwa siswa membutuhkan motivasi dan dukungan dari
lingkungan. Bila individu memerlukan dukungan dari lingkungan baik secara
moril dan materil dalam berperilaku, maka demikian juga dengan motivasi belajar.
lingkungan yang dimaksud mencakup orang-orang yang ada disekitar individu
seperti orang tua, guru serta teman. Sedangkan penelitian yang dilakukan Van
Egmon (Rizkyanti, 2001) menyatakan bahwa adanya hubungan antar teman dapat
mempengaruhi terciptanya iklim yang mendukung dalam proses belajar.
Bropy Dkk (Rusli, 2002) yang menyatakan bahwa orang tua dan teman
adalah sumber dukungan sosial. Dukungan orang tua, merukan sumber dukungan
sosial karena dalam hubungan keluarga tercipta hubungan yang saling
mempercayai. Hubungan dan dorongan dari keluarga ini memegang peranan
penting dalam kesuksesan seseorang. Dukungan dari teman-teman merupakan
lingkungan lain setelah keluarga. Lingkungan bersama teman sebaya juga lebih
banyak daripada dengan keluarga. Bantuan dari teman sebaya meningkatkan
persahabatan, kehangantan berteman, saling membantu dan menerima.
Selain hasil penelitian diatas ada juga penelitian lain yang membuktikan
bahwa dukungan orang tua dapat mempengaruhi motivasi belajar siswa. Penelitian
yang dilakukan Springer (2008) tentang hubungan dukungan orang tua dengan
motivasi belajar. Dukungan orang tua berhubungan dengan hal-hal yang positif
dari siswa itu sendiri seperti prestasi belajar, motivasi belajar, kemampuan serta
persepsi. Ketika orang tua memberikan dukungan terhadap siswa, maka siswa
tesebut akan lebih memperlihatkan performa terbaik mereka disekolah. Dukungan
yang diberikan orang tua akan berpengaruh dalam keberhasilan siswa di sekolah
dan dalam motivasi belajar juga.
Penelitian Springer (2008) juga menjelaskan tentang hubungan dukungan
teman sebaya dengan motivasi belajar. Pergaulan dengan teman sebaya juga
berpengaruh banyak dalam motivasi belajar. Menurut Urdan & Schoenfelder
(Springer, 2008) siswa di sekolah menengah (SMP), lebih menghargai pertemanan
dengan teman sebaya. Siswa ditingkat menengah ini berusaha untuk terlibat dalam
lingkungan sebaya mereka. Teman sebaya bisa menurunkan, menaikkan, atau
sedikit mempengaruhi motivasi dan prestasi belajar siswa. Tergantung pada
orientasi dan motivasi belajar dari teman-teman sebaya yang bernteraksi dalam
keseharinnya.
Dukungan teman sebaya memotivasi belajar siswa untuk bertanggunjawab
dan ikut mematuhi peraturan yang telah mereka buat dalam belajar. Siswa
biasanya mempertahankan pertemanan dengan teman-teman yang mempunyai
kesamaan motivasi belajar. Siswa pada hakekatnya menghargai betapa pentingnya
pendidikan (Springer, 2008)
Berdasarkan kesesuaian hasil penelitian dan teori-teori yang diangkat,
peneliti mampu membuktikan bahwa peran dukungan orang tua dan teman sebaya
berhubungan dengan motivasi belajar. Dapat disimpulkan pula bahwa peran
dukungan orang tua dan teman sebaya terhadap motivasi belajar yang dimiliki
siswa SMPN I Kampar tergolong tinggi.
Kelemahan penelitian ini terletak dalam hal pemakaian konstruk teori
motivasi belajar. Pemakaian teori motivasi belajar belum terarah secara jelas,
banyak memasukkan pendapat-pendapat dari ahli secara menyeluruh. Pemilihan
konstruk teori motivasi belajar belum terarah berdampak pada kesempurnaan alat
ukur yang dibuat. Sulit dalam memilih dan menentukan aspek motivasi belajar
yang digunakan untuk mengungkap indikator aitem sesuai dengan konstruk
penelitian.
KESIMPULAN
Berdasarkan analisis data dan pembahasan terhadap hasil penelitian, maka
dapat disimpulkan bahwa hipotesis minor pertama yang diajukan dalam penelitian
ini terbukti. Artinya ada hubungan positif yang signifikan antara dukungan orang
tua dengan motivasi belajar siswa. Dukungan orang tua memiliki sumbangan
efektif terhadap motivasi belajar siswa yaitu sebesar 4 %, ( = 0,040). Sebanyak
4% dukungan orang tua mempengaruhi motivasi belajar siswa SMPN I Kampar.
Untuk hipotesis minor kedua yang diajukan dalam penelitian ini juga terbukti.
Artinya ada hubungan positif yang sangat signifikan antara dukungan teman
sebaya dengan motivasi belajar siswa. Dukungan teman sebaya memiliki
sumbangan efektif terhadap motivasi belajar siswa yaitu sebesar 19,9 %, ( =
0,446). Sebanyak 19,9% dukungan teman sebaya mempengaruhi motivasi belajar
siswa SMPN I Kampar.
Sedangkan untuk hipotesis mayor yang diajukan dalam penelitian ini juga
terbukti. Artinya ada hubungan yang sangat signifikan antara peran dukungan
orang tua dan teman sebaya terhadap motivasi belajar siswa SMPN I Kampar.
Semakin tinggi dukungan orang tua dan teman sebaya, maka semakin tinggi
motivasi belajar siswa SMPN I Kampar. Sumbangan efektif peran dukungan
orang tua dan teman sebaya adalah sebesar 19,9 %, ( = 0,447). Sebanyak 19,9%
peran dukungan orang tua dan teman sebaya mempengaruhi motivasi belajar siswa
SMPN I Kampar.
SARAN
Berdasarkan hasil yang telah dicapai, maka peneliti mengajukan beberapa
saran sebagai berikut :
1. Bagi Subyek Penelitian
Dalam usaha mempertahankan tingkat motivasi belajar baik dari luar
maupun dalam diri, hendaknya siswa SMPN I Kampar selalu berusaha untuk
belajar bersama, saling memberikan semangat, saling bertukar informasi tentang
ilmu pengetahuan yang diketahui, dan memberikan saran atau pendapat dengan
teman sebaya karena dengan semua itu akan bisa meningkatkan lagi motivasi
belajar yang dimiliki. Hal ini yang akan membantu siswa untuk sukses menjadi
seorang pelajar yang nantinya mempunyai cita-cita tinggi sesuai dengan yang
diinginkan.
2. Bagi Orang Tua
Melalui Komite Sekolah, sebaiknya orang tua selalu memberikan
dukungan kepada siswa dalam menumbuhkan motivasi belajarnya. Orang tua
sebagai orang terdekat siswa dirumah dapat meningkatakan lagi motivasi belajar
yang dimiliki siswa dengan memberikan dukungan dalam belajar, menyediakan
fasilitas yang mendukung dalam proses belajar siswa, memperhatikan keadaan
siswa baik itu keadaan fisiologis maupun psikologisnya, memperhatikan
kesehatan dan memberikan nasehat serta larangan bagi siswa tersebut.
3. Bagi Pihak Sekolah
Untuk pihak sekolah khususnya guru Bimbingan Konseling (BK),
sebaiknya lebih meningkatkan lagi motivasi belajar siswa-siswinya. Banyak cara
yang bisa dilakukan yaitu ada bimbingan pribadi, sosial, belajar, dan karir. Salah
satunya dengan asesmen atau angket tentang kebutuhan siswa seperti apa,
misalnya: masalah dalam belajar, sosial dan pribadi. Mengajarkan cara-cara
belajar yang santai tapi serius, tidak cepat bosan dengan pelajaran, cara membuat
jadwal belajar, buat schedule belajar, bagaimana cara belajar hafalan. Terus
bagaimana membuat catatan yang bagus dan bisa dipahami, gaya belajar seperti
yang disukai siswa (misalnya: siswa mempunyai gaya belajar lebih ke audiotorial
maka harus lebih mendengarkan penjelasan dari guru). Serta mendengarkan
keluhan atau cerita dari siswa baik itu tentang pelajaran maupun masalah pribadi.
Selain untuk guru BK (Bimbingan Konseling) guru kelas juga diharapkan
dapat membantu siswa dalam meningkatkan motivasi belajarnya. Dengan cara
memberi kesempatan kepada para siswa untuk bekerjasama dalam group atau
kelompok yang kooperatif dalam menciptakan suasana yang nyaman sehingga
motivasi belajar siswa dapat terus meningkat. Guru juga dapat memperkenankan
para siswa untuk menyelesaikan tugas-tugas sekolah bersama dengan teman-
temannya sehingga mereka dapat bereksperimen dalam menyelesaikan masalah
dalam belajar dengan cara mereka sendiri.
4. Bagi Peneliti Selanjutnya
Hal-hal yang perlu diperhatikan untuk kesempurnaan penelitian ini, antara
lain dalam hal pemakaian konstruk teori yang berkaitan dengan motivasi belajar.
Pemakaian teori motivasi belajar sebaiknya difokuskan pada definisi yang terarah.
Pemilihan konstruk teori motivasi belajar yang terarah akan berdampak pada
kesempurnaan alat ukur yang dibuat nantinya. Sehingga alat ukur yang digunakan
benar-benar mengungkap konstruk dan aspek-aspek motivasi belajar.
Bagi peneliti selanjutnya yang tertarik pada penelitian yang berorientasi
pada motivasi belajar, disarankan untuk memperhatikan faktor-faktor lain yang
dapat mempengaruhi motivasi belajar. Diantaranya faktor internal (diri individu)
dan eksternal meliputi faktor keluarga, sosial, non sosial, sekolah dan faktor
masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
Azwar, S. 1999. Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Ashriati, Alsa, dan Suprihatin. 2006. Hubungan Antara Dukungan Sosial OrangTua dengan Kepercayaan Diri Remaja Penyandang Cacat Fisik pada SLB-D YPAC Semarang. Jurnal Psikologi Proyeksi, Volume 1, No 1, Oktober.
Abror, A. R. 1993. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: Cet.4 Tiara Wacana.
Carreira, J. M. 2006. Relationships Between Motivation for Learning English andForeign Language Anxiety: A Pilot study. J. Matsuzaka JALT HokkaidoJournal. Tokyo Keizei University.
Crow, L. D. and Crow, A. 1984. Psikologi Pendidikan Buku I. Penerjemah:Kasijan, Z. Surabaya: Bina Ilmu.
Conley, M, A and Karabenick, A. 2006. Construct Validity Issues in TheMeaserement Of Motivation To Learn. Combined program in educationaland Psychology. University of Michigana.
Conger, J. J. 1977. Adolesence and Youth Psychological Development inChanging Word. (2nd. Ed); New York. Harper and Row.
Dalyono, M. 2005. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Djamarah, S. Psikologi Belajar. Cetakan I. Jakarta: Rineka Cipta.
Hamalik. 2000. Psikologi Belajar dan Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindo.
Muhibbin, S. 2000. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Cetakankelima. Bandung: Remaja Rosda Karya.
Mappriare, A. 1982. Psikologi Remaja. Surabaya: Usaha Nasional.
Mahmud, M. D. 1990. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: BPFE
Nasution, S. 1982. Berbagai Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar.Jakarta: Bina Aksara.
Purwanto, N. 2002. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosda Karya.
Rusli, D. 2002. Hubungan Antara Persepsi Siswa Terhadap Pengajaran Guru danDukungan Sosial Teman Sebaya dengan Prestasi Belajar Bahasa IngrisSiswa Kelas III SMU N 09 Yogyakarta. Skripsi (tidak diterbitkan).Yogyakarta: Universitas Gajah Mada.
Rizkyanti, C. A. 2001. Hubungan Dukungan Sosial Dengan Motivasi Belajar PadaSiswa Kelas II SMA I Pakem. Skripsi (tidak diterbitkan) Yogyakarta:Universitas Islam Indonesia.
Sardiman, A. M. 2005. Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
Santrock, J. W. 2003. Adolescence Perkembangan Remaja Edisi Keenam. Jakarta:Erlangga.
Santosa, S. 2004. Dinamika Kelompok, edisi revisi. Bumi Aksara.
Soemanto, W. 1998. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Smet, B. 1994. Psikologi Kesehatan. Jakarta: PT. Gramedia Widia SaranaIndonesia
Suryabrata, S. 1993. Psikologi Pendidikan, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
Suhaili. 2007. Hubungan Dukungan Sosial Orang Tua dan Motivasi Belajar Siswadengan Prestasi Bahasa Inggris Siswa SMKN I Godean Sleman. Tesis(tidak diterbitkan). Yogyakarta: Universitas Gajah Mada.
Slameto, 1995. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta, EdisiRevisi: Rineka Cipta.
Springer, A.K. 2008. What Motivates Adolesences, especially Eighth Grader toLearn? EDCI 6304 Learning and Cognition School of Education.Universty of Texas at Brownville.