negara dan etika politik dalam maklumat raja...

64
i NEGARA DAN ETIKA POLITIK DALAM MAKLUMAT RAJA ASOKA SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Theologi Islam (S.Th.I) Oleh : Muhammad Wahyujati NIM : 09520028 PROGRAM STUDI PERBANDINGAN AGAMA FAKULTAS USHULUDDIN DAN PEMIKIRAN ISLAM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA 2016

Upload: doannga

Post on 02-May-2019

245 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: NEGARA DAN ETIKA POLITIK DALAM MAKLUMAT RAJA ASOKAdigilib.uin-suka.ac.id/24168/1/09520028_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR...i NEGARA DAN ETIKA POLITIK DALAM MAKLUMAT RAJA ASOKA . SKRIPSI. Diajukan

i

NEGARA DAN ETIKA POLITIK DALAM

MAKLUMAT RAJA ASOKA

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam

Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta

untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar

Sarjana Theologi Islam (S.Th.I)

Oleh :

Muhammad Wahyujati

NIM : 09520028

PROGRAM STUDI PERBANDINGAN AGAMA

FAKULTAS USHULUDDIN DAN PEMIKIRAN ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA

YOGYAKARTA

2016

Page 2: NEGARA DAN ETIKA POLITIK DALAM MAKLUMAT RAJA ASOKAdigilib.uin-suka.ac.id/24168/1/09520028_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR...i NEGARA DAN ETIKA POLITIK DALAM MAKLUMAT RAJA ASOKA . SKRIPSI. Diajukan
Page 3: NEGARA DAN ETIKA POLITIK DALAM MAKLUMAT RAJA ASOKAdigilib.uin-suka.ac.id/24168/1/09520028_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR...i NEGARA DAN ETIKA POLITIK DALAM MAKLUMAT RAJA ASOKA . SKRIPSI. Diajukan
Page 4: NEGARA DAN ETIKA POLITIK DALAM MAKLUMAT RAJA ASOKAdigilib.uin-suka.ac.id/24168/1/09520028_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR...i NEGARA DAN ETIKA POLITIK DALAM MAKLUMAT RAJA ASOKA . SKRIPSI. Diajukan
Page 5: NEGARA DAN ETIKA POLITIK DALAM MAKLUMAT RAJA ASOKAdigilib.uin-suka.ac.id/24168/1/09520028_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR...i NEGARA DAN ETIKA POLITIK DALAM MAKLUMAT RAJA ASOKA . SKRIPSI. Diajukan

v

HALAMAN PERSEMBAHAN

Ku persembahkan kepada :

Ayah dan Ibu Tercinta

(Gegot Sumarsono & Jumirah)

Page 6: NEGARA DAN ETIKA POLITIK DALAM MAKLUMAT RAJA ASOKAdigilib.uin-suka.ac.id/24168/1/09520028_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR...i NEGARA DAN ETIKA POLITIK DALAM MAKLUMAT RAJA ASOKA . SKRIPSI. Diajukan

vi

MOTTO

A PICTURE WORTH A THAUSAND WORDS

(Satu gambar senilai dengan seribu kata)

Yusuf Hardi Miarso

“Kamu akan mendapatkan apa yang sedang kamu kerjakan, bukan apa yang

sedang kamu harapkan”

Page 7: NEGARA DAN ETIKA POLITIK DALAM MAKLUMAT RAJA ASOKAdigilib.uin-suka.ac.id/24168/1/09520028_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR...i NEGARA DAN ETIKA POLITIK DALAM MAKLUMAT RAJA ASOKA . SKRIPSI. Diajukan

vii

KATA PENGANTAR

بسم هللا الرحمن الرحيم

Alhamdulillah, segala puji syukur bagi Allah SWT yang telah

melimpahkan karunia, rahmat dan nikmat-Nya kepada penulis, sehingga penulis

mampu menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam senantiasa terlimpah

kepada Rosulullah Muhammad SAW, yang telah menjadi pembimbing dan

tauladan bagi seluruh umatnya untuk menuju jalan yang lurus dan menuntun

umatnya pada kesempurnaan dalam menjalankan agama Islam.

Setelah melalui proses yang panjang, akhirnya skripsi yang menjadi tugas

akhir proses pembelajaran di Fakultas Ushuluddin, dan Pemikiran Islam UIN

Sunan Kalijaga Yogyakarta akhirnya dapat terselesaikan meski masih banyak

kekurangan dan jauh dari kesempurnaan.

Pada kesempatan kali ini penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada

semua pihak atas segala bantuan, dukungan dan bimbingannya. Sebagai bentuk

rasa syukur atas selesainya skripsi ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Alim Roswantoro, M. Ag. Selaku Dekan Fakultas Ushuluddin dan

Pemikiran Islam UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

2. Bapak Ahmad Muttaqin, M.Ag., MA., PhD, selaku Ketua Progam Studi

Perbandingan Agama dan Bapak Khairullah Zikri, S.Ag, M.A.St.Rel., selaku

Page 8: NEGARA DAN ETIKA POLITIK DALAM MAKLUMAT RAJA ASOKAdigilib.uin-suka.ac.id/24168/1/09520028_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR...i NEGARA DAN ETIKA POLITIK DALAM MAKLUMAT RAJA ASOKA . SKRIPSI. Diajukan

viii

Sekertaris Progam Studi Perbandingan Agama Fakultas Ushuluddin dan

Pemikiran Islam UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

3. Ibu Prof. Syafa’atun Almirzanah, Ph.D. ,D.Min., selaku penasehat Akademik

4. Bapak Dr. H. Ahmad Singgih Basuki, MA., selaku pembimbing skripsi.

5. Para Dosen Jurusan Perbandingan Agama Fakultas Ushuluddin dan

Pemikiran Islam UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta yang telah memberikan

ilmu dan wawasannya.

6. Segenap karyawan Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam UIN Sunan

Kalijaga Yogyakarta yang telah memfaasilitasi dan memperlancar kegiatan

belajar.

7. Segenap staf perpustakaan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta yang telah

menyediakan buku dan jam sorenya.

8. Pimpinan dan segenap kreuw di perpustakaan Vihara Mendut kota Mungkid-

Magelang Jawa Tengah. yang telah bersedia membantu dalam proses

penelitian.

9. Kepada Bhikkhu Jotidhammo Mahatera, di komplek Vihara Mendut, Kota

Mungkid Magelang Jawa Tengah. Terutama kepada Samanera Donatius

Attapio dan Samanera Donatius Accapio, yang dengan sabar membimbing

dan mengarahkan penulis dalam proses pengumpulan sumber data.

10. Seluruh pedagang dan petugas parkir yang tidak bisa penulis tuliskan

namannya satu demi satu di kawasan Candi dan Vihara dengan ramah

menyambut penulis saat mengunjungi kawasan Candi an Vihara.

Page 9: NEGARA DAN ETIKA POLITIK DALAM MAKLUMAT RAJA ASOKAdigilib.uin-suka.ac.id/24168/1/09520028_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR...i NEGARA DAN ETIKA POLITIK DALAM MAKLUMAT RAJA ASOKA . SKRIPSI. Diajukan

ix

11. Keluarga di rumah yang dengan sabar menanti, Ayah, Ibu, dan Adik” yang

yang sudah setia menemani penulis dalam proses penelitian dan membuang

penat. Terimakasih setia mengantar selalu.

12. Kepada Adiku Ragil Astoel, terimakasih sudah mau mendukung kakaknya

dalam menyelesaikan tugas akhir.

13. Teman-teman terbaikku, Awal, Kiki, Nu’aim, Ari, Rachma, Gufron,yang

selalu memberi semangat, tawa, cacian dan tamparan pada penulis setiap

saat. Buat teman-teman seperjuangan, angkatan tahun 2009 di semua Progam

Studi, terimakasih karena selalu ada diasaat proses seminar dan ujian tugas

akhir.

14. Teman-teman Tae Kwon Do, yang telah menemani dan ikut serta membantu

dalam menyelsaikan tugas akhir, trimakasih atas motivasinya.

15. Teman-teman Masjid Ukhuwah Islamiyah, Zamzuri, Agung, Rian, dan

teman-teman remaja masjid yang tidak bisa di tulis satu demi satu,

terimakasih atas perhatiannya dan motivasinya.

16. Teman-teman Tricking Indonesia khususnya komunitas Tricking Yogyakarta

(Sky Walkers) dan segenap keluarga Tricking Semarang (Easy Tricks)

17. Spesial kepada Elisa Ferawati, yang tidak pernah lelah memberikan motivasi

dan dukungannya dalam berbagai macam hal sampai saat ini.

18. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu-persatu, yang telah membantu

dalam menyelsaikan skripsi ini.

Page 10: NEGARA DAN ETIKA POLITIK DALAM MAKLUMAT RAJA ASOKAdigilib.uin-suka.ac.id/24168/1/09520028_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR...i NEGARA DAN ETIKA POLITIK DALAM MAKLUMAT RAJA ASOKA . SKRIPSI. Diajukan

x

Beriring doa, semoga kebaikan semua pihak yang telah membantu penulis

dalam penyusunan skripsi dibalas kebaikannya oleh Allah SWT. Penulis

menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna,

oleh karana itu kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan. Semoga

hasil penelitian ini dapat bermanfaat dan memberikan konstribusi dalam keilmuan

Agama. Semoga ridho Allah selalu menyertai. Amien.

Yogyakarta, 17 Junni 2016

Muhammad Wahyujati

09520028

Page 11: NEGARA DAN ETIKA POLITIK DALAM MAKLUMAT RAJA ASOKAdigilib.uin-suka.ac.id/24168/1/09520028_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR...i NEGARA DAN ETIKA POLITIK DALAM MAKLUMAT RAJA ASOKA . SKRIPSI. Diajukan

xi

ABSTRAK

Skripsi yang berjudul Negara Etika Politik Dalam Maklumat Raja Asoka

merupakan penelitian literature (Liberary Reseacrh) yang lebih memfokuskan paa

peran agama yang menyumbangkan dampak posistif berupa suntikan nilai-nilai

moral dan relijius pada masyarakat khususnya pada masyarakat pada zaman

kejayaan Raja Asoka, dan memfokuskan pengkajian sosok tokoh Raja Asoka itu

sendiri sebagai tokoh utama dalam objek penulisan dan penelitian. Dengan

memunculkan gejala-gejala sosial yang disebabkan oleh fenomena yang bersifat

keagamaanpada saat kepemimpinan Raja Asokapeneliti menganalisis melalui

kerangka sosiologis. Dalam pengkajian sumber data sejarah mengenai Raja Asoka

saja, ini peneliti juaga sebelumnya harus melibatkan ajaran agama Buddha yang

turut memberikan kontribusi, karena lewat amanat Dhamma yang terdapat dalam

ajaran agama Buddha yang digunakan oleh Raja Asoka sebagai media untuk

menyuntikan nilai-nilai moral relijius yang menjadi sumber pandangan beliau

mengenai Negara dan etika politik.

Penelitian ini menggunakan teori fungsional Thomas F. O’Dea,dan teori

fungsional milik Elizabeth K. Nottingham tentangbagaimana hubungan agama

dan masyarakat dalam konteks fungsi timbale balik diantara keduannay terlebih

bagaimana agama berperan pada masyarakat yang dianggap menyumbangkan

suntikan nilai-nilai moral relijius. Teori fungsional tersebut diterapkan pada ajaran

Buddha yang meiliki posisi sebagai agama yang sanga sangat mendominasi

penelitian ini, dan tidak lupa diterakpakan kepada sosok Raja Asoka selaku tokoh

utama yang namannya diabadikan dalam kitab suci umat Buddha, karena

dianggap sebagai tokoh kaum upasa yang memberikann kontribusi dalam

pelestarian Ajaran agama Buddha sepanjang sejarah. Teori fungsional tersebut

diterapkan untuk meninjau sejauh mana sumbangan Agama terhadap masyarakat

dan sebaliknya yang pada masa kejayaan kerajaan Magadha telah dijalankan oleh

Raja Asoka.

Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif-kualitatif.

Sedangkan tahap pengumpulan data melalui telaah data-data karya ilmiah, baik

yang tertuang dari buku-buku, jurnal, makalah, majalah, artikel serta berbagai

karya tulis ilmiah lainnya yang mengupas Buddhism, raja Asoka, dan etika

politik.

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa peran agama Buddha yang sedang

diterapkan pada masa kepemimpinan Raja Asoka di kerajaan Magadaha pada saat

itu terbentang hampir dseluruh penjuru Negara yang kita sebut saat ni dengan

nama Negara tersebut India. Pengaruh Ajaran Agama Buddha, khususnya

Dhamma telah mewarnai corak kebijakan Raja Asoka dalam menjalankan

kekuasaannya secara Absolut diseluruh penjuru wilayah kekuasaannya. Sehingga

dengan hadirnya Dhamma dalam kehidupan Raja dpat memberikan pengaruh

yang signifikan terhadap kehidupan masyakakat pada saat itu, yaitu aspek sosial

politik dan ekonomi tentunya.

Page 12: NEGARA DAN ETIKA POLITIK DALAM MAKLUMAT RAJA ASOKAdigilib.uin-suka.ac.id/24168/1/09520028_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR...i NEGARA DAN ETIKA POLITIK DALAM MAKLUMAT RAJA ASOKA . SKRIPSI. Diajukan

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................. i

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN ............................................................ ii

HALAMAN NOTA DINAS .................................................................................... iii

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................. iv

HALAMAN PERSEMBHAN ................................................................................. v

HALAMAN MOTTO ............................................................................................. vi

HALAMAN KATA PENGANTAR ...................................................................... vii

HALAMAN ABSTRAKSI...................................................................................... xi

HALAMAN DAFTAR ISI .................................................................................... xiii

BAB I: PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah .......................................................................................... 6

C. Tujuan Dan kegunaan Penelitian .................................................................... 6

D. Tinjauan Pustaka ............................................................................................ 7

E. Kerangka Teori ............................................................................................... 9

F. Metode Penelitian ......................................................................................... 12

G. Sitematika Pembahasan ................................................................................ 15

Page 13: NEGARA DAN ETIKA POLITIK DALAM MAKLUMAT RAJA ASOKAdigilib.uin-suka.ac.id/24168/1/09520028_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR...i NEGARA DAN ETIKA POLITIK DALAM MAKLUMAT RAJA ASOKA . SKRIPSI. Diajukan

BAB II: SEJARAH KEHIDUPAN RAJA ASOKA

A. Masa Kelahiran Raja Asoka ......................................................................... 17

B. Masa Muda dan Kenaikan Tahta Raja Asoka .............................................. 20

C. Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Magadha ...................................... 22

D. Kehidupan Sosial Politik Masyarakat Magadha .......................................... 27

BAB III:KONDISI SOSIAL MAGADHA DALAM MAKLUMAT RAJA

ASOKA

A. Kondisi Politik Kerajaan Magadha sebelum Masa Asoka .......................... 32

1. Kondisi Kerajaan Magadha pada Maklumat 14 Batu ...................... 41

2. Kondisi Kerajaan Magadha Dalam Maklumat Batu Kalingga ........ 47

3. Kondisi Kerajaan Magadha Dalam Maklumat tujuh Pilar ............... 53

B. Kondisi Politik Kerajaan Magdha Masa Raja Asoka ................................... 56

BAB IV: NILAI ETIKA POLITIK DALAM MAKLUMAT RAJA ASOKA

A. Buddha dan Etika Politik ............................................................................ 61

1. Buddha ............................................................................................ 61

2. Etika ................................................................................................. 65

3. Politik ............................................................................................. 68

4. Politik Merurut Tokoh Buddha ....................................................... 73

5. Etika Politik ..................................................................................... 76

B. Negara dan Agama ...................................................................................... 78

1. Hakikat negara ................................................................................ 79

2. Agama Dalam Perspektif Sosiologi ................................................ 81

Page 14: NEGARA DAN ETIKA POLITIK DALAM MAKLUMAT RAJA ASOKAdigilib.uin-suka.ac.id/24168/1/09520028_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR...i NEGARA DAN ETIKA POLITIK DALAM MAKLUMAT RAJA ASOKA . SKRIPSI. Diajukan

C. Etika Politik Dalam Manlumat Raja Asoka ................................................ 84

1. Ajaran Aagama Buddha Dan Masyarakat .................................................. 84

a. Integrasi Nilai Dhamma Dalam Maklumat 14 Batu ...................... 84

b. Integrasi Nilai Dhamma Dalam Maklumat Batu Kalingga ........... 92

c. Integrasi Nilai Dhamma Dalam Maklumat Batu Kecil ................. 97

d. Integrasi Niai Dhamma Dalam Maklumat 7 Pilar ......................... 98

D. Maklumat Raja Asoka Dan Fungsi Agama ................................................ 101

BAB V: PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................................................... 114

B. Saran-Saran ................................................................................................ 117

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 118

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 15: NEGARA DAN ETIKA POLITIK DALAM MAKLUMAT RAJA ASOKAdigilib.uin-suka.ac.id/24168/1/09520028_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR...i NEGARA DAN ETIKA POLITIK DALAM MAKLUMAT RAJA ASOKA . SKRIPSI. Diajukan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Politik merupakan salah satu ilmu dan cara berkomunikasi bagi

masyarakat dalam sebuah lembaga-lembaga kemasyarakatan dalam

pemerintahan. Seperti yang telah dikatakan oleh tokoh filsuf ternama

Aristoteles, menurt-nya manusia merupakan makhluk sosial yang berpolitik

atau lebih dikenal dengan sebutan Zoon Politikon, ia juga mengatakan bahwa

dimensi sosial politik manusia itu menyatakan dirinya dalam lembaga-lembaga

kemasyarakatan diantaranya adalah Negara.1

Politik memiliki tujuan yang luhur dan mulia, merupakan hakekat

manusia telah di definisikan secara sempit dan keliru. Politik merupakan seni

untuk memperoleh kekuasaan dengan apa yang ada, dan dianggap sebagai

upaya bagaimana proses untuk memperoleh kekuasaan dengan cara apapun.

Dalam perjalanannya politik tidak jarang digunakan sebagai perwujudan

ambisi sempit untuk kepentingan kelompok tertentu dan tidak jarang juga

untuk kepuasan pribadi.

Selain itu politik pada dasarnya memiliki tujuan untuk kesejahteraan

dan kedamaian bersama, sehingga politik tidak bisa dilepaskan dari masalah-

masalah moral dan etika. Ditengah semaraknya isu-isu politik belakangan ini,

politisi yang bermoral dan dapat menjalani proses politik dengan etis mudah

dikenali dan sangat diharapkan oleh semua kalangan.

1 Jo Priastana,Buddhadharma dan Politik (Jakarta: Yasodara Puteri, 2004), hlm.1.

Page 16: NEGARA DAN ETIKA POLITIK DALAM MAKLUMAT RAJA ASOKAdigilib.uin-suka.ac.id/24168/1/09520028_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR...i NEGARA DAN ETIKA POLITIK DALAM MAKLUMAT RAJA ASOKA . SKRIPSI. Diajukan

2

Untuk itu bila dilihat lewat perspektif hakekat sosio-politis manusia,

moralitas politik dan politik yang etis. Maka peran ajaran Aagama dengan

nilai-nilai yang luhur dan mulia itu dapat sejalan dengan hakekat politik supaya

tujuaan politik itu berjalan dengan semestinya, demi terciptannya kedamaian

dan kebahagiaan bersama.

Etika politik mempertanyakan bagaimana cara politikus untuk

mendapatkan dan mengelola kekuasaan, apakah masih sesuai dengan nilai

moral dan etika yang berlaku. Fungsinya sebagai tuntunan baik warga Negara

dan politikus agar pada jalan yang lurus berdasarkan pada prinsip moral, etika

dan keadilan.2

Menurut Jo Priastana berpolitik bagi umat Buddha berarti mewujudkan

diri sesuai dengan nilai-nilai Dhamma dengan menggunakan daya kemampuan

dan kecerdasannya untuk mempergunakan apa yang ada dalam rangka

mencapai tujuan luhur itu, tujuan yang seharusnya diwujudkan, membangun

masyarakat yang sesuai dengan nilai-nilai Dharma. Keterlibatan politis yang

sesuai dengan Buddha Dharma itu adalah keterlibatan berdasarkan etika, yakni

melihat sejauhmana tindakan politis itu sesuai dengan etika.3

Berkaitan dengan hal tersebut diatas, penulis ingin membahas lebih

lanjut tentang bagaimana etika politik dalam ajaran agama Buddha, dimana

ajaran agama Buddha juga memiliki konsep moral, etika dan politik seperti

ajaran agama pada umumnya. Konsep etika dalam ajaran agama Buddha

2 Kodrat Kebung (dkk.), Etika Politik Memerintah Secara Martabat (plores: STFK

Ledalero, 1986),hlm. 109

3 Jo Priastana,Buddhadharma dan Politik..., hlm. 10-11.

Page 17: NEGARA DAN ETIKA POLITIK DALAM MAKLUMAT RAJA ASOKAdigilib.uin-suka.ac.id/24168/1/09520028_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR...i NEGARA DAN ETIKA POLITIK DALAM MAKLUMAT RAJA ASOKA . SKRIPSI. Diajukan

3

didasarkan pada nilai-niali universal, hanya saja dalm di expresikan dalam

prinsip-prinsip sederhana yang yang diwariskan oleh Buddha itu sendiri

(Sidarta Gaotama). Yang terdapat dalam kitab suci ajaran agama Buddha yang

tidak lain ialah Tri Pitaka, yang terdiri dari Vinaya Pitaka, Sutta Sutta Pitaka

dan Abhidhamma Pitaka.

Ajaran-ajarannya dipelihara oleh para murid-muridnya secara turun-

temurun sampai kemudian ditulis dalam kitab-kitab yang memuat ajaran

tersebut pada tahun 80 sebelum masehi.4 Dalam penyusunan tripitaka pada

konsili Buddhist tiga, pada masa itu ajaran Sang Buddha dikelompokan

menjadi tiga yang dikenaldengan tripitaka, yang berlangsung selama Sembilan

bulan dibawah perlindungan Raja Asoka.5

Dalam sejarah diceritakan Raja Asoka dianggap telah mengadopsi

Dhamma6 sebagai tolok ukur dalam menjalani kekuasaan pada masa itu.

Menurut Venereble Sharavasti Dhamika seorang Bhikku dan sekaligus Ilmuan

yang menerjemahkan Maklumat Raja Asoka mengatakan bahwa, Raja Asoka

juga mesti dipandang sebagai pelopor pertama dalam filosofi pemerintahan

(polity) model Budhhis. Menurut Venereble Sharavasti Dhamika ini juga

4Djam’annuri, Agama Kita (Perspektif Sejarah Agama-agama) (Yogyakarta: Kurnia

Kalam Semesta, 2000), hlm.64

5Aryakumara, Asoka, (Dhamma Citta Press, 2013), dalam http://dhammacitta.org, hlm.

51

6 Secara umum Dhamma dalam bahasa pali, dalam Hinduisme yang membuat hidup dan

priate untuk pemeliharaan dalam susunan itu. Dalam Bhudism Dhamma, Hindu pengertian hukum

kosmis dan ketertiban dikekalkan, terutama yang bekerja di dalam “karma” dan kemunculan

semula menurut hokum karma yang baik. Tetapi ia dengan cepat diaplikasikan juga kepada ajaran

“Buddha” (pariyatti) yang sendiri adalah suatu manifestasi kebenaran yang Dharma. The oxford

dictionary of world Reiligion ed John Bowker, (New York Oxford University Press Printed in the

UK great Britain Makays of Chatam plc 1997), hlm.275.

Page 18: NEGARA DAN ETIKA POLITIK DALAM MAKLUMAT RAJA ASOKAdigilib.uin-suka.ac.id/24168/1/09520028_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR...i NEGARA DAN ETIKA POLITIK DALAM MAKLUMAT RAJA ASOKA . SKRIPSI. Diajukan

4

berpendapat bahwa Raja Asoka dapat memberi kontrisbusi yang sangat

berharga dalam pengembangan sistem politik yang lebih berlandaskan

spiritualitas.7

Konsili Buddhist yang ke tiga merupakan salah satu sumbangan Raja

Asoka dalam pelestarian Buddha Dhamma semasa kekuasaannya, namanya

begitu bersinar dalam kitab suci ajaran agama Buddha, yang ditemukan dalam

Divyavadana, Asokavadana dan Mahavamsa dan beberapa tulisan teks

Buddhist lainnya. Yang isinya mengisahkan tentang seorang yang awalnya luar

biasa kejam dan kemudian berubah terbalik secara dramatis menjadi pribadi

yang baik hati, dan mulai mengamalkan Dhamma dalam setiap tindakannya.8

Dalam dalam penelitian ini, kisah Raja Asoka menjadi obyek penelitian

yang digunakan untuk mendeskripsikan bagaimana ajaran agama Buddha

diadopsi untuk menjalani kegiatan politik pada masa kejayaan Raja Asoka

dalam Maklumat peninggalannya. Dimana bentuk ideal berjalannya sebuah

sistem politik yang dianjurkan dalam ajaran agama Buddha sebagian besar

telah berjalan pada masa kekuasaan Raja Asoka. Meskipun dalam perjalanan

kepemimpinan Raja Asoka, dalam kisahnya telah mendapatkan kekuasan jauh

dari criteria dalam etika politik, setidaknya dalam mengelola kekuasaan dinilai

unik dan padat akan nilai-nilai moral relijius.

7Venerable Sharavasti Dhamika, Maklumat Raja Asoka terj. Upa. Sanasanto Seng Hansun

(Yogyakarta: Vidya Sena Productions, 2006), hlm.12.

8Venerable Sharavasti Dhamika, Maklumat Raja Asoka terj. Upa. Sanasanto Seng

Hansun..., hlm. 2.

Page 19: NEGARA DAN ETIKA POLITIK DALAM MAKLUMAT RAJA ASOKAdigilib.uin-suka.ac.id/24168/1/09520028_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR...i NEGARA DAN ETIKA POLITIK DALAM MAKLUMAT RAJA ASOKA . SKRIPSI. Diajukan

5

Namun posisi kisah Raja Asoka dalam kajian historisnya mengalami

pergulatan yang bsampai saat ini belum tuntas seutuhnya. Pergulatan tersebut

yaitu krisis keaslian sumber data oleh para ahli sejarah dan para ilmuan

Antropologi yang sampai saat ini masih dalam penelitian yang belum

terpecahkan. Belum lagi ditambah dengan tokoh pemeluk ajaran agama

Buddha yang secara langsung angkat bicara mengenai tokoh Raja Asoka.

Untuk itu penulis menegaskan bahwa posisi kisah Raja Asoka disini

ialah sebagi kisah legenda, yang sangat popular dalam ajaran Agama Buddha.

Namun kisah cerita Raja Asoka ini memiliki peninggalan arkeologi berupa

Maklumat Tugu Batu, yang terbilang unik yang bisa dilihat dari segi seni

maupun isi pesan yang ditinggalkan oleh sang Legenda tersebut. Meski Raja

Asoka tidak meninggalkan karya tulis seperti tokoh politik lainnya dalam

bentuk buku, sumber data yang ada sudah cukup layak digunakan dalam

penelitian ini.

Untuk menutupi minimnya sumber data, penulis menyisipkan karya

tulisan para tokoh-tokoh spiritual ajaran agama Buddha yang bertema politik

untuk menambah kazanah penulisan Negara Etika Politik dalam Maklumat

Raja Asoka, agar dapat sedikit mengarahkan pembaca bagaimana konsep yang

ditawarkan ajaran agama Buddha, lewat kisah Raja Asoka.

Page 20: NEGARA DAN ETIKA POLITIK DALAM MAKLUMAT RAJA ASOKAdigilib.uin-suka.ac.id/24168/1/09520028_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR...i NEGARA DAN ETIKA POLITIK DALAM MAKLUMAT RAJA ASOKA . SKRIPSI. Diajukan

6

B. Rumusan Masalah

Melihat dari latar belakang masalah di atas dapat diambil beberapa

pokok permasalahan. Adapun pokok yang dapat diambil oleh penulis ialah

sebagai berikut:

1. Bagaimana Konsep Etika Politik Menurut Ajaran Agama Buddha?

2. Bagaimana Usaha Raja Asoka Menerapkan nilai-nilai etika politik ajaran

Agama Buddha dalam menjalankan kekuasaan?

C. Tujuan Dan Kegunaan Penelitian

Setiap penelitian pada dasarnya memiliki tujuan dan kegunaan masing-

masing, yang dapat dijadikan acuan untuk memperkuat kedalaman analisis.

Adapun tujuan dan kegunaan dari penelitian ini ialah sebagai berikut:

a. Tujuan Penelitian:

1. Untuk mengetahui sejauh mana ajaran agama Buddha tentang etika

politik.

2. Untuk mengetahui sejauh mana Raja Asoka mengelola kekuasaan

politik sesuai dengan ajaran agama Buddha.

b. Kegunaan Penelitian:

Penelitian ini diharapkan mampu menambah khazanah keilmuan dan

wawasan tentang etika politik secara umum maupun secara khusus dalam agama

Buddha. Penelitian ini diharapkan berguna bagi khalayak dan para pembaca

budiman serta berguna bagi peneliti sendiri khususnya.

Page 21: NEGARA DAN ETIKA POLITIK DALAM MAKLUMAT RAJA ASOKAdigilib.uin-suka.ac.id/24168/1/09520028_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR...i NEGARA DAN ETIKA POLITIK DALAM MAKLUMAT RAJA ASOKA . SKRIPSI. Diajukan

7

D. Tinjauan Pustaka

Sejauh pengamatan penulis, buku-buku ataupun skripsi yang membahas

masalah Etika politik sendiri banyak tercetak, namun yang mengangkat

pandangan Etika politik dalam Agama masih terbilang jarang, Khususnya

Agama Buddha. Salah satu buku yang berkaitan dan mengangkat Etika Politik

dalam Pandangan Buddha sebagai tema dalam penulisannya ialah

“Buddhadharma dan Politik” karya Jo Priastana, yang isinya menerangkan

tentang bagaimana mengenali dan memahami hakikat kehidupan politik dalam

makna yang sebenarnya. Namun dalam buku ini belum seutuhnya membahas

bagaimana Buddha berbicara tentang Etika Politik, hanya saja dalam buku ini

politik perspektif Dhamma, yaitu bagaimana berpolitik sesuai dengan ajaran

Sang Buddha (Sidarta Gaotama), sedangkan tema yang akan penulis dalami

bagaimana Buddha berbicara tentang etika politik, lewat pandangan Raja

Asoka.

Dalam skripsi Patung Buddha Dhalam Buddhisme Theravada yang

ditulis oleh Fitriana Firdausi, membahas mengenai sejarah makna dibalik

symbol patung Buddha. Khususnya patung Buddha, yang berada di candi

Borobudur Magelang jawa tengah Indonesia. Dalam penelitian tersebut,

digambarkan apa saja makna yang yang disampaikan lewat berbagai sikap

tangan (Mudra) dan apa fungsi sesungguhnya patung Buddha bagi tradisi umat

Buddha sendiri khususnya tradisi Buddhism Theravada. Namun didalamnya

belum dibahas mengenai etika politik dalam ajaran agama Buddha terutama

pemikiran Raja Asoka, yang telah berjasa dalam menyebarkan ajaran Buddha

Page 22: NEGARA DAN ETIKA POLITIK DALAM MAKLUMAT RAJA ASOKAdigilib.uin-suka.ac.id/24168/1/09520028_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR...i NEGARA DAN ETIKA POLITIK DALAM MAKLUMAT RAJA ASOKA . SKRIPSI. Diajukan

8

tradisi Theravada. Selain itu dalam Vihara Theravada terdapat patung-patung

lain selain patung Buddha yang banyak diantarannya adalah simbol kerajaan

pada masa Raja Asoka yang memiliki sejarah yang tidak kalah penting.

Dalam skripsi berjudul Wanita Dalam Agama Buddha (Study Sangha

Bikkhuni dalam tradisi Theravada) yang ditulis oleh Irfan Zaky. Membahas

mengenai sejarah posisi wanita dalam kehidupan tradisi ajaran agama Buddha

khususnya Theravada. Didalamnya membahas bagaimana kehidupan posisi

wanita Buddha rumah tangga dan kehidupan wanita dalam kehidupan

Sangha/kebiarawanan. Dalam skripsi tersebut menjelaskan bagaimana Sangha

Bikkhuni yang kian lama kian termajirnalkan dan lenyap padda abad ke-12,

kareana Theravada teguh pada pendiriannya tentang prasyarat untuk

mendirikan sangha Bikkhuni tidak bisa ralat karena itu berasal dari Sang

Buddha. Namun didalamnya belum menyinggung mengenai ettika politik

dalam ajaran agama Buddha itu sendiri, terutama studi pemikiran Raja Asoka

yang sempat meenggunakan kekuasaannya untuk menyelenggarakan konsili

Buddhis tiga yang sempat meresmikan sangha wanita tempat para Bikhuni

untuk mengabdikan diri pada ajaran Buddha itu sendiri.

Dalam skripsi berjudul “Humanisme dalam Agama Buddha” yang

ditulis oleh Ena A’yunin Nazhiroh, dalam tulisannya membahas bagaimana

ajaran agama Buddha berbicara mengenai manusia. Dimana sang Buddha

sendiri ialah merupakan seorang yang terkemuka dalam bidang filsafat dan

agama. Sang Buddha memiliki pandangan bahwa pengembaraan manusia

didunia secara tajam, dan melihat segala yang dicapainya sebagai hasil

Page 23: NEGARA DAN ETIKA POLITIK DALAM MAKLUMAT RAJA ASOKAdigilib.uin-suka.ac.id/24168/1/09520028_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR...i NEGARA DAN ETIKA POLITIK DALAM MAKLUMAT RAJA ASOKA . SKRIPSI. Diajukan

9

usahanya sendiri. Sehingga manusia ialah mahluk yang memiliki kedudukan

tertinggi dan tuan bagi diriinya sendiri. Namun didalamnya belum membahas

mengenai etika politik dalam ajaran agama Buddha itu sendiri, terutama dalam

pandangan raja Asoka yang telah mmengadopsi ajaran Buddha dalam

kepemimpinannya, lawat sejarah tersebut dapat di identifikasi pula bentuk

kemanusiaan khas pandangan Buddha dalam cerita Raja Asoka pula.

E. Kerangka Teori

Agama adalah satu jenis sistem sosial yang dibuat oleh penganut-

penganutnya yang berproses pada kekuatan-kekuatan non empiris yang

dipercayainnya dan didayagunakannya untuk mencapai keselamatan bagi

masyarakat luas pada umumnya.9Pengaruh agama yang sifatnya tergolong

dalam kepercayaan spiritual dan bentuk ideologi yang yang bersifat

supranatural, dianggap oleh penganutnya sebagai sandaran ketika terjadi hal

yang berada di jangkauan kemampuan non-empiris sebagai manusia.

Teori fungsional memandang agama dalam kaitan dengan aspek

pengalaman yang mentrasendensikan sejumlah peristiwa eksistensi sehari-hari,

yakni melibatkan kepercayaan dan tanggapan kepada sesuatu yang berada di

luar jangkauan manusia. Oleh karena itu, secara sosiologis agama menjadi

penting dalam kehidupan manusia di mana pengetahuan dan keahlian tidak

berhasil memberikan sarana adaptasi atau mekanisme penyesuaian yang

dibutuhkan. Dari sudut pandang teori fungsional, agama menjadi atau penting

9D.Hendropuspito O.C, Sosiologi Agama (Kanisius :Yogyakarta,1993), hlm. 34.

Page 24: NEGARA DAN ETIKA POLITIK DALAM MAKLUMAT RAJA ASOKAdigilib.uin-suka.ac.id/24168/1/09520028_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR...i NEGARA DAN ETIKA POLITIK DALAM MAKLUMAT RAJA ASOKA . SKRIPSI. Diajukan

10

sehubungan dengan unsur-unsur pengalaman manusia yang diperoleh dari

ketidakpastian, ketidakberdayaan dan kelangkaan yang memang merupakan

karakteristik fundamental kondisi manusia.

Menurut teori fungsional, agama mengindentifikasikan individu dengan

kelompok, menolong individu dalam ketidakpastian, menghibur ketika dilanda

kecewa, mengaitkannya dengan tujuan-tujuan masyarakat, memperkuat moral,

dan menyediakan unsur-unsur identitas. Sumbangan agama kepada masyarakat

bisa bersifat positif atau negatif. Teori ini mungkin mendukung kesinambungan

eksistensi masyarakat, atau berperan menghancurkannya.

Peran agama yang yang membantu tegaknya nilai etika dan moral ini,

dapat sangat berpengaruh dalam berjalannya kegiatan politik di wilayah

tertentu. Dalam teori fungsional, dijelaskan bahwa masyarakat sebagai satu

lembaga sosial yang berada dalam keseimbangan. Dimana ada pola kegiatan

manusia berdasarkan norma-norma yang dianut bersama serta dianggap sah

dan mengikat peran serta manusia itu sendiri.

Dalam Bukunya Dadang Khmad “Sosiologi Agama, dikatan bahwa

agama merupakan salah satu bentuk legitimasi yang paling efektif. Agama

merupakan semesta simbolik yang memberi makna pada kehidupan manusia,

dan memberikan penjelasan yang paling konprehensif tentang seluruh realitas.

Agama merupakan naungan sakral yang melindungi manusia dari situasi

kekacauwan (Chaos). Bagi para pengikutnya, agama berisikan ajaran-ajaran

mengenai eksistensi manusia dan petunjuk-petunjuk untuk hidup selamat di

dunia dan akhirat, yaitu sebagai manusia bertakwa kepada Tuhannya, beradap

Page 25: NEGARA DAN ETIKA POLITIK DALAM MAKLUMAT RAJA ASOKAdigilib.uin-suka.ac.id/24168/1/09520028_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR...i NEGARA DAN ETIKA POLITIK DALAM MAKLUMAT RAJA ASOKA . SKRIPSI. Diajukan

11

dan mausiawi dan berbeda dari cara-cara hidup hewan atau makhluk lainnya.

Menurutnya sebagai system keyakinan, agama bisa menjadi bagian dari sitem

nilai yang ada dalam kebudayaan dari masyarakat.10

Teori fungsional memberi kemungkinan untuk memahami fenomena

lain yang hampir universal, yaitu magis.11

Magis sebagai seperangkat

kepercayaan dan praktek dalam berbagai bentuk yang merupakan karakteristik

masyarakat manusia. Agama dan magis memiliki kebersamaan konsepsi

tentang dunia luar atau sesuatu yang di luar jangkauan – yakni ide aspek

realitas supra-empiris. Bersama dengan agama, magis juga memiliki gagasan

bahwa manusia sanggup membentuk beberapa jenis hubungan dengan realitas

supra-empiris yang demikian.

Dari sudut teori fungsional agama telah dibatasi sebagai

“pendayagunaan sarana non-empiris atau supra-empiris untuk maksud-

maksud non empris atau supra-empiris; sedang magis adalah pendayagunaan

sarana non-empiris atau supra-empiris untuk maksud-maksud empiris.

Thomas F.O’Dea, mengatakan bahwa agama merupakan salah satu

bentuk prilaku manusia yang terlembaga. Karena itu lahir masalah, sejauh

mana kelembagaan tersebut dalam mempertahankan system sosial. Dan

sumbangan apa saja yang diberikan oleh agama terhadap masyarakat dan

kebudayaan berdasarkan atas karakterristik pentingnya, yakni pengalaman

transendensi pengalaman sehariharinya dalam lingkungan alam. Member

10 Dadang Kahmad, Sosiologi Agama (Bandung, PT Remaja Rosdakarya, 2009), hlm. 63.

11

Thomas F. O’Dea, Sosiologi Agama: Suatu Pengantar, terj. Yasogama (Jakarta,, CV.

Rajawali1996) hlm. 12.

Page 26: NEGARA DAN ETIKA POLITIK DALAM MAKLUMAT RAJA ASOKAdigilib.uin-suka.ac.id/24168/1/09520028_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR...i NEGARA DAN ETIKA POLITIK DALAM MAKLUMAT RAJA ASOKA . SKRIPSI. Diajukan

12

perhatian khusus pada sumbangan fungsional agama yang diberikan terhadap

system sosial. Menurut Thomas agama dengan kedekatannya pada sesuatu

yang berada diluar jangkauan itu telah memberikan suatu pandangan realitas

supra-empiris menyeluruh yang lebih luas.12

Menurut E.K. Nottingham bahwa secara empiris, agama dapat

berfungsi didalam masyarakat yaitu, Faktor yang mengintegrasikan

masyarakat, Faktor yang mendisintegrasikan masyarakat, Faktor yang bisa

melestarikan nilai-nilai sosial, Faktor yang bisa memainkan peran yang bersifat

kreatif, inovatif, dan bahkan bersifat revolusioner.

F. Metodologi Penelitian

Metode penelitian ialah cara atau langkah yang dilakukan oleh peneliti

dalam melakukan penelitian. Untuk menganalisa suatu permaslahan yang

penulis ajukan dalam penelitian ini berkaitan dengan jenis penelitian, teknik

atau instrument penelitian, dan analisis data.

1. Jenis Penelitian

Penelitian yang akan penulis teliti ini merupakan jenis penelitian

Liberary Reseacrh.13

Penelitian ini merupakan penelitian yang dilakukan

menggunakan telaah data-data karya ilmiah, baik yang tertuang dari buku-

12Thomas F. O’Dea, Sosiologi Agama: Suatu Pengenalan Awal,terj. oleh Yasogama

(Jakarta: CV. Rajawali 1985), hlm. 3-11.

9Anton Bakker dan Ahmad Charis Zubair, Metode Penulisan Filsafat (Yogyakarta:

Kanisius, 2009), hlm. 63.

Page 27: NEGARA DAN ETIKA POLITIK DALAM MAKLUMAT RAJA ASOKAdigilib.uin-suka.ac.id/24168/1/09520028_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR...i NEGARA DAN ETIKA POLITIK DALAM MAKLUMAT RAJA ASOKA . SKRIPSI. Diajukan

13

buku, jurnal, makalah, majalah, artikel serta berbagai karya tulis ilmiah

lainnya yang mengupastentang etika politik di era atau masa Raja Asoka.

2. Teknik Pengumpulan Data

Penelitian ini merupakan penelitian studi pustaka maka sumber datanya

diperoleh dari buku-buku pustaka yang berkaitan dengan pemikiran Raja

Asoka tentang Etika Politik Dalam Ajaran Agama Buddha sebagai acuan

data primer yakni Keyakinan Umat Buddha buku Asoka karya Aryakumara

dan Buku Maklumat Raja Asoka karya Venerable Sharavasti Dhamika.

Pengumpulan data merupakan salah satu rangkaian dalam penelitian

yang mempunyai tujuan untuk memperoleh data yang akurat guna

membuktikan benar tidaknya hipotesis.14

Serta untuk memperoleh data yang

cukup mampu menerangkan gejala atau keadaan obyek yang diteliti.

Dalam hal ini, penulis menggunakan teknik dokumentasi untuk

mengumpulkan data-data primer yang berbicara mengenai topik seputar

etika politik, khususnya etika politik menurut Agama Buddha. Di sisi lain,

teknik dokumentasi juga diterapkan dalam mengambil sumber-sumber dari

data-data sekunder yang tidak secara langsung membahas etika politik

namun masih relevan untuk disajikan sebagai sumber data penelitian karena

masih berkaitan dengan etika politik dan hubungan agama dengan dunia

politik.

10

Surjanti, TeknikPengumpulanData, Dalam M. Amin Abdullah, dkk,

MetodologiPenelitianAgamaPendekatanMultidisipliner (Yogyakarta: Lembaga Penelitian UIN

Sunan Kalijaga, 2006), hlm. 19.

Page 28: NEGARA DAN ETIKA POLITIK DALAM MAKLUMAT RAJA ASOKAdigilib.uin-suka.ac.id/24168/1/09520028_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR...i NEGARA DAN ETIKA POLITIK DALAM MAKLUMAT RAJA ASOKA . SKRIPSI. Diajukan

14

3. Analisis Data

Untuk memepermudah prosedur pengolahan data, maka dalam

penelitian ini penulis menggunakan metode sebagai berikut. Metode yang

dipakai dalam mengolah data adalah dengan menggunakan analisa data

kualitatif. Analisis data penelitian harus menggunakan kerangka keilmuan

tertentu agar penelitiannya bukan hanya sebatas memaparkan dan

menyajikan data.15

Menurut S. Nasution, analisis data kualitatif adalah

proses menyusun, mengkategorikan data, mencari pola atau tema, dengan

maksud untuk memahami maknanya.16

Untuk mengolah data-data yang sudah terkumpul penulis menggunakan

analisa deskriptif, yaitu berusaha mengorganisir data yang diperoleh

kemudian diklasifikasi dengan menggunakan penalaran induktif dan

deduktif.

Penalaran induktif adalah jalan yang dipakai untuk mendapatkan ilmu

pengetahuan ilmiah dengan bertitik tolak dari pengamatan atas hal-hal atau

masalah yang bersifat khusus kemudian menarik kesimpulan yang bersifat

umum.17

Sedangkan penalaran Deduktif ialah jalan atau cara yang dipakai

untuk mendapatkan pengetahuan ilmiah dengan bertititk tolak dari

11

Radjasa Mu’asim, Metode Analisis Data, dalam M. Amin Abdullah, dkk, Metodologi

Penelitian Aagama Pendekatan Multidisipliner (Yogyakarta: Lembaga Penelitian UIN Sunan

Kalijaga), 2006, hlm. 210.

12Radjasa Mu’asim, Metode Analisis Data, dalam M. Amin Abdullah, dkk, Metodologi

Penelitian Aagama Pendekatan Multidisipliner,hlm. 218.

13 Sudarto,Metotodologi Penellitian Filsafat (Jakarta : PT Rraja Grafindo Persada, 1996),

hlm. 57.

Page 29: NEGARA DAN ETIKA POLITIK DALAM MAKLUMAT RAJA ASOKAdigilib.uin-suka.ac.id/24168/1/09520028_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR...i NEGARA DAN ETIKA POLITIK DALAM MAKLUMAT RAJA ASOKA . SKRIPSI. Diajukan

15

pengamatan atas hal-hal atau masalah yang bersifat umum. Kemudian

menarik kesimpulan yang bersifat khusus.18

Adapun kegunaan dari analisis data ini adalah digunakan untuk

memahami dan menginterpretasikan pernyataan-pernyataan yang

berhubungan dengan subyek penelitian ini, sehingga dapat diperoleh

kejelasan arti atau makna yang terkandung dalam pernyataan tersebut.19

Dan

diharapkan metode ini mampumemberikan pemahaman baru bagi pembaca

tentang etika politik menurut agama Buddha dalam pandangan Kisah Raja

Asoka.

G. Sistematika Pembahasan

Sistematika pembahasan dibuat memudahkan pemetaan terhadap data

atau kumpulan fakta yang kadang tidak terbilang banyaknya, disamping

memperjelas alur pemikiran yang akan dibangun. Sistematika ini juga akan

memudahkan pembaca menelusuri bagian-bagian atau bab yang ingin mereka

baca, sebab tidak semua pembaca ingin membaca sampai akhir.20

Adapun

sistematika pembahasan dalam pembahasan ini adalah sebagai berikut:

Bab I, dalam bab ini berisi Pendahuluan yang mengupas penjelasan

mengenai Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan dan Kegunaan

14

Sudarto,Metotodologi Penellitian Filsafat..., hlm. 58.

15 Sudarto,Metotodologi Penellitian Filsafat..., hlm. 60.

16 Akhmad Patiroy, Teknik Pendekatan Multidiipliner (Yogyakarta: Lembaga Penelitian

UIN Sunan Kalijaga, 2006), hlm. 227.

Page 30: NEGARA DAN ETIKA POLITIK DALAM MAKLUMAT RAJA ASOKAdigilib.uin-suka.ac.id/24168/1/09520028_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR...i NEGARA DAN ETIKA POLITIK DALAM MAKLUMAT RAJA ASOKA . SKRIPSI. Diajukan

16

Penelitian, Tinjauan Pustaka, Metodologi Penelitian, dan Sistematika

Pembahasan.

Bab II, dalam bab dua ini akan mengupas tentang profil atau kisah

kehidupan Raja Asoka, yakni Masa Kecil Raja Asoka, Masa Muda Raja Asoka,

kehidupan keluarga Raja Asoka, kondisi ekonomi masyarakat pada saat itu,

Kehidupan Sosial-Politik masyarakat kerajaan Magadha pada saat itu.

Bab III, dalam bab tiga penulis akan mengupas tentang keadaan sosial

yang ada dalam Maklumat Raja Asoka dan bagaimana konsep Etika dan nilai-

nilai moral yang terkandung didalamnya.Selain itu juga diuraikan berbagai

kisah Masa Perkembangan Politik Pra Raja Asoka, Masa Sejarah

Kepemimpinan/Pemerintahan Raja Asoka di India, yang dapat memberi

gambaran bagaimana berjalannya Politik yang dijalankan Raja Asoka.

Bab IV, dalam bab ini berisi analisis mengenai makna Negara dan etika

politik dibalik pesan Raja Asoka yang tertulis dalam pilar tugu batu, yakni

Maklumat Empat Belas Batu, Maklumat Batu Kalingga,Maklumat Tujuh Pilar,

Dimana ke lima maklumat tersebut banyak memberikan data yang kaitannya

dengan Teori fungsional mengenai sumbangan agama terhadap masyarakat

secara sosial, bagaimana Raja Asoka yang menerapkan system politik yang

menyuntikan nilai-niali moral model Buddhis lewat maklumat yang ditukirkan

pada masannya tersebut.

Bab V, dalam bab lima ini merupakan penutup yang berisikan

kesimpulan dari keseluruh pembahasan, dan saran.

Page 31: NEGARA DAN ETIKA POLITIK DALAM MAKLUMAT RAJA ASOKAdigilib.uin-suka.ac.id/24168/1/09520028_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR...i NEGARA DAN ETIKA POLITIK DALAM MAKLUMAT RAJA ASOKA . SKRIPSI. Diajukan

114

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Pendekatan yang digunakan dalam Buddhist dalam politik ialah ialah

moralisasi tanpa kekerasansebagaimana yang terkandung dalam

Ajaran Buddha itu sendiri (Dhamma).Dhamma sendiri ialah hukum

kesunyataan yang ditemukan pertapa Sidharta ketika mencapai

pencerahan, Dhamma tekstual tersebut diringkas sebagaimana dalam

Dhammapada ayat 183 : hentikan kejahatan, berbuatlah

kebaikan,sucikan hati dan pikiran. Dalam pandangan

Buddhadhamma melihat bahwa manusia ialah mahkluk yang luhur

dan bermartabat, politik sebagai penataan kehidupan bersama

seharusnya dapat memberikan ruang kebebasan dan membantu

aktualisasi manusia tersebut melalui penataan sumber kekuasaan dan

institusi sosial yang lebih adil. Sehingga politik yang merupakan

keluhuran dan martabat manusia, disuntikan olaeh agama Buddha

lewat amanat Dhamma terhadap politik tersebut.

Amanat Dhamma ini dimaksutkan agar dapat memberikan

suntikan nilai moral dan relijius, yang nantinya diharapkan akan

berpengaruh terhadap kebijakan politik yang lebih manusiawi.

Sehingga kedepannya akan menjadi sebuah patokan aturan etika

politik yang akan menghimbau para politikus untuk menjalani kursi

kekuasaan sesuai dengan nilai-nilai kemanusiaan yang telah

Page 32: NEGARA DAN ETIKA POLITIK DALAM MAKLUMAT RAJA ASOKAdigilib.uin-suka.ac.id/24168/1/09520028_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR...i NEGARA DAN ETIKA POLITIK DALAM MAKLUMAT RAJA ASOKA . SKRIPSI. Diajukan

115

direkomendasikan oleh semua Agama slah satunya dengan amanat

Dhamma yang khas pada ajaran Agama Buddha.

2. Secara sosiologi peran Raja Asoka dalam ajaran Budda,

menggambarkan pengaruh agama terhadap masyarat, telah menjadi

kisah yang membuktikan bahwa agama memiliki peran yang positif

terhadap berlangsungnya kehidupan masyarakat dieluruh penjuru

wilayah kekuasaannya. Dalam kisahnya tersebut merupakan

gambaran hubungan Fungsional atanra agama dan masyarakat.

Dengan niat merubah kebijakan dalam menjalankan kekuasaannya

lebih manusiawi Raja Asoka telah mengantarkan ajaran Buddha

menuju kejayaan pada masa kepemimpinannya.

Tiga puluh tujuh tahun Masa Raja Asoka memeritah

kerajaan Magadha. Selama itu pula banyak melakukan suntikan

nilai-nilai moral dan relijiuske dalam kegiatan politik di kerajaan

Magadha. Dan yang paling fenomenal dari seluruh kisahnya ialah

ketika pembangunan delapan puluh empat ribu Vihara setelah

mendengar terdapat delapan puluh empat ribu bagian dalam ajaran

Buddha dari seorang Bhikkhu, tepatnya apada tahun ke lima masa

kepemimpinannya. Kisah fenomenal yang tidak kalah penting dalam

hidupnya ialah agresi militer untuk menaklukan kerajaan Kalingga,

yang kemudian Raja Asoka mulai mengubah kebijakan

pemerintahannya untuk reformasi Dhamma. Dikarnakan ada bentuk

penyesalan yang mendalam setelah melakukan perang tersebut,

Page 33: NEGARA DAN ETIKA POLITIK DALAM MAKLUMAT RAJA ASOKAdigilib.uin-suka.ac.id/24168/1/09520028_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR...i NEGARA DAN ETIKA POLITIK DALAM MAKLUMAT RAJA ASOKA . SKRIPSI. Diajukan

116

dimana pada tahun ke lima beliau telah mendengaarkan delapan

puluh empat ribu bagian Dhamma, terlihat jeas ada sebuah keadaan

yang sangat kontras ketika delapan puluh empat ribu bagian

Dhamma tersebut dibandingkan dengan keadan saat perang di

Negara kalingga.

Lewat kekuasaannnya sebagai seorang Raja, Asoka

memiliki wewenang yang Absolut di kerajaan. Sehingga diseluruh

penjuru wilayah kekuasaannya akan bergantung dengan wewenang

dan kebijakan kerajaan yang telah menjadi kewajiban rakyatnya

untuk menaatinnya atau akan mendapatkan masalah. Lewat

wewenang absolute itulah Raja Asoka berusaha menyebarkan

kebaikan Dhamma dalam pemerintahannya selama dua puluh

sembilan tahun terhitung saat penyesalan terhadap perang kalingga

tahun ke delapan masa pemerintahannya. Tidak heran jika kegiatan-

kegiatan politik pada masa kekuasaan Raja Asoka cenderung

mengadopsi nilai-nilai Dhamma yang dinilai oleh Raja Asoka layak

digunakan dalam pemerintahan di kerajaan Magadha. Karena Raja

Bermaksut untuk mewariskan kebijakan Dhamma itu dapat bertahan

ke generasi berikutnya, beliau memahatkan kisah kebijakan

Dhamma tersebut dalam Tugu batu supaya dapat bertahan lama dan

dibaca oleh anak cucu beliau dan dapat dibaca pula oleh seluruh

penduduk diwilayah kekuasaannya.

Page 34: NEGARA DAN ETIKA POLITIK DALAM MAKLUMAT RAJA ASOKAdigilib.uin-suka.ac.id/24168/1/09520028_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR...i NEGARA DAN ETIKA POLITIK DALAM MAKLUMAT RAJA ASOKA . SKRIPSI. Diajukan

117

B. Saran

Sebagai catatan akhir dari penelitian terhadap Raja Asoka

mengenai pandangannnya dalam politik filosofi model Buddhis, peneliti

merasa sumber data primer dan sekunder yang penulis dapatkan di

perpustakaan sulit untuk didapatkan. Penulis haus mencari sampai ke

daerah jawa tengah untuk mendapatkan referensi yang dibutuhkan,

padahal buku tersbut diproduksi di daerah istimewa Yogyakarta. Pada saat

itu penulis baru menemukan buku tersebut di perpustakaan yang ada di

wilayah DIY selang jangka waktu satu tahun kemudian. Oleh karena itu,

diperlukan adanya pemberdayaan terhadap klasifikasi koleksi buku

berdasarkan Agama. Adapun masih yang belum disebutkan dalam

penulisan terkait kisah Raja Asoka sebatas bentuk kisah legenda, namun

fakta sejarah juga sudah banyak yang membenarkan tentang adanya kisah

tersebut.

Tentunya tidak terlepas dari kesalah penulis dalam menyusun

penulisan naskah ini , diharapkan dapat menjadi awal menuju kajian dalam

penulisan tentang ajaran agama Buddha yang progesif dengan melakukan

penelitian yang lebih dalam mengenai studi keagamaan Buddha pada

khususnya dalam teks sejarah dalam bidang Sosiologi Agama.

Page 35: NEGARA DAN ETIKA POLITIK DALAM MAKLUMAT RAJA ASOKAdigilib.uin-suka.ac.id/24168/1/09520028_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR...i NEGARA DAN ETIKA POLITIK DALAM MAKLUMAT RAJA ASOKA . SKRIPSI. Diajukan

118

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Amin dkk.Metodologi Penelitian Aagama Pendekatan Multidisipliner,

Yogyakarta: Lembaga Penelitian UIN Sunan Kalijaga, 2006.

Ang Choo Hong, Saat Para Biarawan Terjun Dalam Politik: dalam www.samaggi-

phala.or.id

’Annuri, Djam. Agama Kita:Perspektif Sejarah Agama-Agama,Yogyakarta:

Kurnia Alam Semesta, Cet. II. ), hlm, 31-32.

Abdurahman, Dudung. “Teknik Penyusunan Proposal Penelitian” dalamM.Amin. Yogyakarta: Lembaga Penelitian UIN Sunan Kalijaga, 2006.

Ariyakumara, Susanto Hendra. ASOKA, (Dhammacitta press

2013),http://dhammacitta.org.

Bakir, Ihsan. A, Etika Dan Logika Berpolitik, Bndung: Remaja Rosdakarya,2009.

Bowker, John (ed.). The Oxford dictionary of world Religions, New York oxford

University press printed in the UK great Britain Makays of

Chatam plc 1997.

Budiarjo, Marian. Dasar-DasarIlmu Politik Jakarta: Gramedia, 1981.

Connoly, Peter (ed.). Aneka Pendekatan Studi Agama. Yogyakarta: LKIS. 2011.

Doniger , endy (ed.).Encyclopedia Of World Religion. Incorpotated made in USA

, Philippines Copyright 1999.

Dhammananda, Sri Vens.Buddha Dhamma dan Politik, dalam MajalahBuddha

Cakkhu no 05/XV.\II/96.

Dhammananda, Sri Vens. Keyakinan Umat Buddha. Malaisya: PustakaKaraniya.

2003.

Dhamika, Venereble Shararavasti. Maklumat Raja Asoka terj. Upa.Sasanasanto

Seng Hansun. Yogyakarta: Vidya Sena Productions, 2006.

Eliade,Mircea.The encyclopedia of religion vol 1, 2, 14 editor in chief, new York

Macmillan publishing company 1993

Fajri, Rahmat. dkk (ed.), Agama-agama Dunia.Yogyakarta: Perbandingan Agama

Fakultas Usshuluddin Studi agama dan pemikiran Islam UIN Suka

press, 2012, hlm.

Firdausi, Fitriana. Patung Buddha Dalam Budhisme Theravada,

FakultasUshuluddin UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta 2007.

Hinnells, Jonh R. (ed), A New Handbook of Living Religions, Blackwell

publisher ltd 108 Cowley Road Oxford OX4 1 JF UK. 1997.

Page 36: NEGARA DAN ETIKA POLITIK DALAM MAKLUMAT RAJA ASOKAdigilib.uin-suka.ac.id/24168/1/09520028_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR...i NEGARA DAN ETIKA POLITIK DALAM MAKLUMAT RAJA ASOKA . SKRIPSI. Diajukan

119

Ihsan , A. Bakir. Etika dan Logika Berpolitik. Bandung: RemajaRosdakarya.

2009.

Jonh R. Hinnells(ed), Buku Pegangan Agama Hidup, Blackwell penerbit ltd 108

Cowley Road Oxford lembu4 1 JF INGGRIS. Tahun 1997.

Keay John. “India: A Histori” New York: Grove Press, 2000.

Kebung, Kodrat (dkk.).Etika Politik Memerintah Secara Martabat. plores: STFK

Ledalero, 1986

Kahmad, Dadang. 2009. Sosiologi Agama.Jakrta : PT Remaja Rosdakarya.

Mukti.Krishnanda Wijaya Demokrasi Dan Agama Buddha Di Indonesia:WWW.

Buddhayana.or.id.

Mulia. INDIA: Sejarah Politik dan Pergerakan Kebangsaan. Jakarta:

BalaiPustaka. Cet. 1. 1959

Madjid, Nurcholish. 2008. Islam, Kemodernan, dan Keindonesiaan. Bandung: PT

Mizan Pustaka.

Nottingham, Elizabeth K. Agama Dan Masyarakat,( Suatu Pengantar Sosiologi

Masyarakat) Jakarta: CV Rajawali, 1985

O’Dea, Thomas F. Sosiologi Agama. Jakarta: CV. Rajawali 1985

Priastana, Jo. Buddhadharma Dan Politik. Jakarta: Yasodara Puteri. 2004.

Patiroy, Ahmad. “Teknik Penulisan Laporan” dalam M. Amin Abdulah,dkk,

Metodologi Penelitian Agama Pendekatan Multidisipliner.

Yogyakarta: Lembaga Penelitian UIN Sunan Kalijaga. 2006.

Plano, Jack, C, Robert E. Riggs, Helena S. Robin. Kamus Analisa Politik,

terjemahan. Jakarta: Rajawali, 1994

Romdon. Metodologi Ilmu Perbandingan Agama. Jakarta: Rajawali Pers. 1996.

Sudarto. “Metodologi Penelitian Filsafat”. Jakarta: PT Raja GrafindoPersada.

1996.

Sodiqin. Meditasi Dalam Ajaran Budha Theravada, Skripsi FakultasUshuluddin

UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta 2010.

Seneviratna, Anuradha (ed.). ” Historical And Literary Studies”. King Aasoka

And Buddhism. Srilanka: Buddhist Publications Society Sangaraja

Mawatha Kandy, 1994-2007.

Suseno, Franz Magnis.Etika Dasar Masalah-Masalah Pokok Filsafat Moral.

Yogyakarta: Kanisius, 1989.

Page 37: NEGARA DAN ETIKA POLITIK DALAM MAKLUMAT RAJA ASOKAdigilib.uin-suka.ac.id/24168/1/09520028_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR...i NEGARA DAN ETIKA POLITIK DALAM MAKLUMAT RAJA ASOKA . SKRIPSI. Diajukan

120

Scott Latourette, Kneneth. 1952. A Short History Of The Far East. NewYork:The

Macmillan Company.

Sarvepalli, Radhakrishnan dan Charles A. Moore, eds. A Sourcebook in Indian

Philosophy1975.

T.S.G, Mulya. “India. Sedjarah dan Pergerakan Kebangsaan”. Jakarta : Balai

Pustaka, 1952.

Thapar, Romila.Asoka and the Decline of the Mauryas. Edisi ke Tiga London:

Oxford University press, 1998.

Thapar, Romila. Early India: From The Origin to AD 1300. USA: Berkeley

University of California pres, 2002.

Ubaidillah..A dan Rozak Abdur.Pendidikan Kewargaan. Jakarta : (ICCE) UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta 2008.

Violatti,Cristian. “Emperor Ashoka”.http://www.ancient.eu.com2013

Vohra, Ranbir The Making of India: A Horisontal Survey London: M. E. Sharpe,

2001.

Weise Bauer, Susan. Sejarah Dunia Kuno terj. Aloysius Prasetya.Jakarta : PT

Gramedia, 2010.

Wolpert, Stanley. A new History of India 7th

ed. Oxford: Ooxford University

press, 2004.

WahidMarzuki & Rumaidi. “Fiqh Madzhab Negara” Kritik Atas Politik Hukum

Islam Di Indonesia.Yogyakarta: LkiS, 2001.

Wawan. “Jalan Tengah Relasi Agama

DanNegara”.http://cakwawan.wordpress.com, ditulis

tanggal/2007/09/25/.

Zaki, Irfan. Wanita Dalam Agama Buddha, Skripsi Fakultas UshuluddinUIN

Sunan Kalijaga Yogyakarta 2008.

Page 38: NEGARA DAN ETIKA POLITIK DALAM MAKLUMAT RAJA ASOKAdigilib.uin-suka.ac.id/24168/1/09520028_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR...i NEGARA DAN ETIKA POLITIK DALAM MAKLUMAT RAJA ASOKA . SKRIPSI. Diajukan

A. Maklumat Empat Belas Batu

1. Yang dicintai oleh para Dewa, Raja Piyadasi, telah memerintahkan

agar maklumat Dhamma ini ditulis. Di sini di daerahku tidak ada makhluk

hidup apa pun yang bolehdibunuh atau dipersembahkan sebagai kurban.

Begitu pulajangan ada festifal-festifal semacam karena yang dicintai oleh

para Dewa, Raja Piyadasi, memandang: banyak hal yang tidak dapat

diterima dalam festifal-festifal seperti itu, walaupun memang ada

beberapa festifal yang oleh Yang dicintai oleh para Dewa, Raja Piyadasi

setujui.

Sebelumnya, di dapur Yang dicintai para Dewa, Raja Piyadasi,

ratusan ribu hewan dibunuh tiapharinya sebagai bahan perjamuan. Tetapi

sekarang dengan penulisan Maklumat Dhamma ini hanya tiga hewan

saja: dua ekor ayam dan seekor rusa yang dibunuh, danuntuk rusa itu pun

tidaklah selalu sejalan dengan waktu, bahkan ketiga hewan ini pun tidak

akan lagi dibunuh.

2. Dimana pun di dalam daerah kekuasaan Yang dicintai oleh para

Dewa, Raja Piyadasi, dan diantara mereka yang tinggal di daerah

perbatasan, suku Chola, suku Pandya, suku Satyaputra, suku Kalaputra,

hingga Tamraparni dan dimana Raja Yunani Atiochos memerintah, dan

diantara para raja yang bertetangga dengan Antiochos, diseluruh daerah

telah Yang dicintai oleh para para Dewa, Raja Piyadasi, telah membuat

tempat untuk dua jenis perawatan medis: perawatan medis untuk manusia

dan perawatan medis untuk hewan. Tempat dimana pun tanaman obat

bagi para manusia dan maupun hewan tidak tersedia, saya telah

perintahkan untuk mengimpor dan menanamkannya. Tempat di

perintahkan untuk mengimpor dan menanamkannya. Sepanjang jalan saya

telah meminta penggalian saluran air dan pepohonan ditanam, demi

kemasalahatan umat manusia dan kehidupan para binatang.

Page 39: NEGARA DAN ETIKA POLITIK DALAM MAKLUMAT RAJA ASOKAdigilib.uin-suka.ac.id/24168/1/09520028_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR...i NEGARA DAN ETIKA POLITIK DALAM MAKLUMAT RAJA ASOKA . SKRIPSI. Diajukan

3. Yang dicintai oleh para Dewa, Raja Piyadasi, berkata bahwa :duabelas

tahun setelah penobatan saya sebagai raja hal ini telah diperintahkan:

Dimana pun dalam daerah kekuasaan saya,suku Rajjuka, dan suku

Pradesika harus mengadakan perjalanan ke daerah rutin setiap lima

tahun demi kepentingan pembabaran Dhamma dan juga melaksanakan

tugas yang lainya.

Menghormati Ibu dan Ayah adalah baik ; kemurahan hati

terhadap para sahabat, teman kerja, kerabat, Brahmana adalah baik; tak

berlebihan, secukupnya (Jw. Sak Madya). Dewan parlemen harus

melaporkan kepada suku Yukta mengenai pelaksanaan intruksi ini secara

persis.

4. Pada masa lalau, selama ratusan tahun, membunuh atau menyakiti

makhluk hidup dan sikap yang tidak patut kepada kerabat, dan sikap tidak

patut kepada para Brahmana dan petapa telah meningkat. Tetapi

sekarang oleh sebab praktik Dhamma Yang dicintai oleh para Dewa, Raja

Piyadasi, suara gendering drum telah tergantikan oleh suara Damma.

Penampakan kendaraan surgawi, gajah suci tubuh api dan penglihatan

suci lainya sudah lama tak pernah trjadi selama ratusan tahun tetapi

sekarang karena Yang dicintai oleh para Dewa, Raja Piyadasi,

mendukung pencegahan terhadap pembunuhan dan penganiayaan

makhluk hidup, pengembangan sikap yang patut terhadap kerabat,

Brahmana dan petapa; dan penghormatan kepada Ibu, Ayah, dan orang

yang lebih tua, maka penampakan-penampakan seperti itu kembali kian

sering terlihat.

Demikianlah dan banyak lagi jenis praktik Dhamma telah secara

berkesinambungan didorong oleh Yang dicintai oleh para Dewa, Raja

Piyadasi dan beliau akan terus mempromosikan praktik Dhamma. Dan

anak-anak beliau, cucu-cucu dan cicit-cicit beliau Yang dicintai oleh para

Dewa, Raja Piyadasi juga akan terus mengembangkan praktik Dhamma

ini hingga akhir Zaman; hidup sesuai dengan Dhamma. Sungguh, ini

Page 40: NEGARA DAN ETIKA POLITIK DALAM MAKLUMAT RAJA ASOKAdigilib.uin-suka.ac.id/24168/1/09520028_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR...i NEGARA DAN ETIKA POLITIK DALAM MAKLUMAT RAJA ASOKA . SKRIPSI. Diajukan

merupakan tugas yang benar-benar mulia, untuk hidup sesuai dengan

Dhamma tetapi berlatih Dhamma tidak dapat dilakukan oleh mereka yang

tidak memiliki kebajikan dan oleh karenannya, kemajuan dan

perkembangannya patut diperjuangkan.

Maklumat ini telah ditulis sehingga dapat mendorong para

pengganti saya untuk membaktikan diri sepenuhnya dalam pengembangan

hal-hal ini dan takkan membiarkannya merosot. Yang dicintai oleh para

Dewa, Raja Piyadasi, telah memerintahkan maklumat ini dituliskan

duabelas tahun setelah penobatannya sebagai raja.

5. Yang dicintai oleh para Dewa, Raja Piyadasi, berkata bawa: untuk

melakukan hal yang baik itu adalah sulit. Seseorang yang melakukan

perbuatan baik pada awalnya sungguhlah sulit. Saya telah berusaha untuk

melakukan banyak perbuatan baik, dan, jika anak-anaksaya, cucu-cucu

saya dan keturunan mereka hingga akhir zaman juga melakukan banyak

perbuatan baik. Tetapi siapa pun diantara mereka jika ada yang

mengabaikan hal ini, mereka akan terjerumus pada perbuatan jahat.

Sungguh, memang jauh lebih mudah untuk melakukan hal yang jahat.

Dimasa lalu tidak ada Dhamma Mahamatra, tetapi sekarang

beberapa petugas telah saya tunjuk- tiga tahun setelah penobatan saya

sebagai Raja. Sekarang mereka bertugas diantara berbagai ajaran agama

demi perkembangan Dhamma, demi penyebaran Dhamma, dan demi

kesejahteraan dan kebahagiaan semua orang yang hidup sesuai dengan

Dhamma. Mereka bekerja di antara orang-orang Yunani, kamboja,

Gandhara, Rastrika, Pitika, dan orang-orang lainnya di daerah

perbatasan barat. Mereka bekerja diantara prajurit, pemimpin,

Brahmana, perumahtangga, fakir miskin, orang-orang tua dan mereka

yang membaktikan hidup sesuai dengan Dhamma- demi kesejahteraan dan

kebahagiaan- sehingga mereka dapat terbebas dari celaka. Mereka (para

Dhamma Mahamatra) bertugas memberikan pelayanan yang layak bagi

para tahanan, demi membebaskan mereka, dan jika Mahamatra berpikir,

„tahanan ini memiliki keluarga yang harus di urus‟, tahanan itu telah kena

Page 41: NEGARA DAN ETIKA POLITIK DALAM MAKLUMAT RAJA ASOKAdigilib.uin-suka.ac.id/24168/1/09520028_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR...i NEGARA DAN ETIKA POLITIK DALAM MAKLUMAT RAJA ASOKA . SKRIPSI. Diajukan

guna-guana‟, tahanan itu telah tua‟, maka mereka akan berupaya

melepaskan tahanan-tahanan semacam itu. Mereka bekerja disini, di kota-

kota terpencil, di aerah tempat keputren milik para saudara dan saudari

saya, dan diantara kerabat-kerabat saya. Mereka bekerja di mana saja,

para Dhamma Mahamatra ini bekerja di daerah saya diantara mereka

yang hidup sesuai dengan Dhamma untuk menentukan siapa yang benar-

benar hidup sesuai dengan Dhamma, siapa yang berkembang dalam

Dhamma, dan siapa yang memiliki sifat murah hati.

Maklumat Dhamma ini telah ditulis di atas batu sehingga ia dapat

bertahan lama dan sehingga keturunan-keturunan saya dapat bertindak

sesuai dengannya.

6. Yang dicintai oleh para Dewa, Raja Piyadasi, berkata bahwa:

Dimasa lalu, urusan perdagangan kerajaan tidak dibawa maupun

dilaporkan kepada raja setiap harinya. Namun sekarang saya telah

memberikan perintah ini, bahwa pada setiap saat, baik pada saat saya

sedang makan, diruang keputren, dikamar tidur, kereta kencana, di tandu,

ditaman atau dimanapun petugas akan selalu berjaga dengan intruksi

untuk selalu melaporkan pada saya perkembangan usaha yang dilakuan

sehingga saya dapat mengetahui perkembangannya dimanapun saya

berada. Dan hal apapun yang saya perintahkan secara langsung dalam

hubungannya dengan pemberian atau pernyataan resmi, atau ketika

masalah penting sedang dihadapi oleh Mahamatra, jika pertentangan atau

perdebatan terjadi dalam diri dewan, maka harus segera dilaporkan

kepada saya. Inilah apa yang telah saya perintahkan. Saya tak pernah

sayang tenaga atau ragu-ragu buat mengelola urusan-urusan bisnis ini.

Sungguh, saya memperhatikan kesejahteraan semua makhluk sebagai

tugas saya, dan akar dari ini adalah pemanfaatan dan pengelolaan usaha

dagang yang baik. Tida ada tugas yang lebih baik daripada

mengupayakan kesejahteraan semua rakyat dan upaya apa pun yang saya

lakukan adalah untuk membayar hutang yang saya miliki kepada semua

Page 42: NEGARA DAN ETIKA POLITIK DALAM MAKLUMAT RAJA ASOKAdigilib.uin-suka.ac.id/24168/1/09520028_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR...i NEGARA DAN ETIKA POLITIK DALAM MAKLUMAT RAJA ASOKA . SKRIPSI. Diajukan

makhluk untuk memastikan kebahagiaan mereka dalam hidup ini, dan

mencapai alam bahagia dalam kehidupan mendatang.

Olehkarenannya maklumat Dhamma ini ditulis agar dapat

bertahan lama dan anak saya, cucu-cucu dan cicit-cicit saya dapat

berlaku sesuai dengannya demi kesejahteraan dunia. Bagaimana pun, hal

ini sangat sulit dilakukan tanpa upaya yang keras.

7. Yang dicintai oleh para Dewa, Raja Piyadasi, berhasrat bahwa

semua ajaran agama dapat berkembang dimana saja, bagi semuannya

berhasrat untuk mengendalikan diri dan menjaga kemurnian hati. Teapi

manusia memiliki berbagai macam hasrat dan nafsu keinginan, dan

mereka boleh berlatih semua yang semestinya mereka latih atau cukup

sebagian saja darinya. Tetapi seseorang yang memiliki kemampuan lebih

namun tidak dapat mengendalikann dirinya, kurang memiliki kualitas hati,

rasa syukur dan bakti, adalah orang yang patut dikasihani.

8. Dimasa lalu para Raja sering pergi pelesir untuk berburu dan

pelbagai hiburan lainnya. Tetapi sepuluh tahun setelah penobatan Yang

dicintai oleh para Dewa,beliau melaksanakan perjalanan ke sambodi dan

melaksanakan wisata Dhamma. Selama perjalanan ini, hal-hal berikut

telah dilakukan: mengunjungi dan member persembahan kepada para

Brahmana dan petapa, mengunjungi dan memberi persembahan emas

kepaa orang jompo, mengunjungi mereka yang tinggal di pedesaan,

menebarkan Dhamma kepada mereka, dan mendiskusikan Dhamma

dengaan mereka jika memeang layak dan memungkinkan. Inilah

kebahagiaan terbesar yang dicintai oleh para Dewa, Raja Piyadasi, dan

adalah, sebagaimana sebelumnya, merupakan bentuklain dari

“pendapatan” Beliau.

9. Yang dicintai oleh para dewa, Raja Piyadasi, berkata bahwa: pada

waktu sakit, saat pernikahan anak laki-laki dan perempuan sebelum

memulai perjalanan, pada kegiatan ini dan itu, orang-orang biasanya

melakukan berbagai macam upacara. Para wanita dalam hal ini sering

kali menunjukan hal-hal yang tidak selayaknya dan tidak berharga untuk

Page 43: NEGARA DAN ETIKA POLITIK DALAM MAKLUMAT RAJA ASOKAdigilib.uin-suka.ac.id/24168/1/09520028_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR...i NEGARA DAN ETIKA POLITIK DALAM MAKLUMAT RAJA ASOKA . SKRIPSI. Diajukan

dilakukan. Upacara-upacara ini bosa saja tetap dilakukan, namun hanya

akan memberikan sedikit sekali manfaat. Jadi apakah yang dapat

memberikan manfaat yang besar, tak lain adalah upacara Dhamma. Hal

ini meliputi perilaku yang baik kepada para pelayan dan bawahan sikap

hormat kepada para guru, mencintai makhluk hidup, dan kedermawanan

kepada para petapa dan Brahmana. Hal-hal ini dan yang lainnya

merupakan upacara Dhamma. Oleh karenannya seorang ayah, seorang

anak, seorang saudara, seorang guru, seorang sahabat, seorang teman

seperjalanan, dan bahkan seorang tetangga semestinya berkata: „Ini

adalah yang baik, ini adalah upacara yang semestinya dilakukan hingga

tujuannya dapat dicapai, inilah yang patut saya lakukan‟. Upacara-

upacarajenis lainya yang tidak memiliki manfaat yang jelas, karena

mereka mungkin saja bisa memperoleh apa yang dikehendaki, atau

mungkin tidak, dan bahkan jika dapat mencapainya sekalipun, hanyalah

untuk di dunia ini sajaa (duniawi). Namun sebaliknya: upacara Dhamma

itu bakal bertahan sepanjang masa. Bahkan jika ia tidak dapat langsung

memperoleh tujuannya pada hidup saat ini, ia akan memberikan pahala

kebajikan yangbesar di kehidupam mendatang, dan bila ia mencapai

tujuannya pada hidup saat ini, seseorang memperoleh buah yang besar di

sekarang dan esok melalui upacara Dhamma.

10. Yang dicintai oleh para Dewa, Raja Piyadasi, tidatidak memandang

keagungan dan kemansyuran sebagai sesuatu yang terlalu berharga,

kecuali apabila semua itu berasal dari tercapainya: rakyat saya bisa

menghormati dan berlatih Dhamma, baik pada saat ini maupun pada

masa mendatang. Satu-satunya hanya demi hal inilah Yang dicintaioleh

para Dewa, Raja Piyadasi menginginkan keagungan dan kemansyhuran.

Dan upaya apapun yang dibuat oleh Yang dicintai oleh para Dewa, Raja

Piyadasi, seluruhnya hanyalah demi kesejahteraan rakyat di kehidupan

mendatang, dan bahwa mereka hanya akan memiliki sedikit saja

pernuatan yang tidak baik. Dan hidup tanpa pahala itu tak baik.ini

memeang sulit baik bagai orang biasa maupun orang besar untuk

Page 44: NEGARA DAN ETIKA POLITIK DALAM MAKLUMAT RAJA ASOKAdigilib.uin-suka.ac.id/24168/1/09520028_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR...i NEGARA DAN ETIKA POLITIK DALAM MAKLUMAT RAJA ASOKA . SKRIPSI. Diajukan

melakukannya kecuali dengan upaya yang keras, dan mesti dengan

bersedia melepaskan kepentingan-kepentingan lainnya. Dan sebenarnya,

hal inibahkan justru lebih sulit dilaksanakan bagi orang besar (daripada

bagi orang biasa).

11. Yang dicintai oleh para Dewa, Raja Piyadsi, berkata bahwa: Tiada

hadiah lebih mulia dari pada hadiah Dhamma, (tiada sahabat) yang lebih

mulia daripada sahabat dengan Dhamma, (tidak ada pemberian) yang

lebih mulia daripada pemberian Dhamma. Dan (tidak ada kekerabatan)

yang lebih mulia daripada kekerabatan Dhamma. Dan hal tersebut

meliputi: sikap yang patut kepada para pelayan dan karyawan, sikap

hormat terhadap ibu ayah, sikap murah hati kepada para sahabat, teman

seperjalanan, kerabat, para Brahmana dan pertapa, dan tidak membunuh

makhluk hidup apapun. Oleh karenannya seorang ayah, seorang anak,

seorang saudara, seorang guru, seorang sahabat, seorang teman,

seperjalanan, atau seoarang tetangga semestinya berkata „Hal ini adalah

baik, hal inii seharusnya dilakukan‟. Seseorang bakal memperoleh

keberuntungan di kehidupan sekarang ini juga serta mendapat pahala

luarbiasa besar di kehidupan selanjutnya lewat melakukan pemberian

Dhamma.

12. Yang dicintaioleh para Dewa, Raja Piyadasi, menghargai baik

para petapa maupun perumahtangga segala agama, dan beliau member

penghargaan kepada mereka dengan hadiah dan bentuk-

bentukpenghargaan lainya. Tetapi Yang dicintai oleh para Dewa, Raja

Piyadasi, tidak menghargai hadiah-hadiah dan penghormatan

sebagaimana beliau menghargai hal ini bahwa musti ada

tumbuhkembangnya esensi pokok ajaran setiap agama. Penumbuh

kembangan esensi ajaran dapat dilakukan dengan beragam cara, tetapi

semuannya pasti berakar pada terkendalinya ucapan, yakni: jangan

membanggakan agamnnya sendiri, jangan mencela ajaran agama orang

lain tanpa alasan yang jelas. Dan jika memang ada lasan untuk mengkritik

haruslah dilakukan ceara lembut. Tetapi tetap saja lebih baik untuk

Page 45: NEGARA DAN ETIKA POLITIK DALAM MAKLUMAT RAJA ASOKAdigilib.uin-suka.ac.id/24168/1/09520028_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR...i NEGARA DAN ETIKA POLITIK DALAM MAKLUMAT RAJA ASOKA . SKRIPSI. Diajukan

menghargai ajaran agama lain oleh karena alsan tadi. Dengan melakukan

hal ini, akan memberi keuntungan bagi agama orang itu sendiri dan

begitu pula bagi ajaran agama orang yang lain, dan berbuat yang

sebaliknya bakal merugikan agama agama orang itu dan agama orang

lainnya. Siapapun yang membanggakan ajaran agamannya sendiri, oleh

karena keyakinan yang fanatik, dan menghina yang lain dengan pemikiran

„saya mengaungkan agama saya‟ hanya akan merugikan agamnya sendiri.

Oleh karenanya kontak (antar umat beragama) adalah baik. Seseorang

sepatutnya mendengarkan dan menghormati ajaran yang disampaikan

oleh orang lain. Yang dicintai oleh para Dewa, Raja Piyadasi,

menginginkan agar semua orang mesti mempelajari dengan benar ajaran

yang baik dari agama orang lain.

Mereka yang puas dengan ajaran agamnya sendirri mesti diberi

tahu bahwa: Yang dicintai oleh para Dewa, Raja Piyadasi, tidak

menghargai hadiah-hadiah dan penghormatan sebagaimana beliau

menghargai hal bahwa mesti ada tumbuhkembang di dalam hal-hal yang

esensial dari setiap agama. Dan demi tujuan ini banyak yang terus

bekerja-Dhamma Mahamatra, Mahamatra yang bertugas di ruang

keputren, pejabat yang bertugas di daerah pinggiran, dan petugas-petugas

lainnya. Dan buah daripadanya adalah ajaran agama seseorang dapat

berkembang dan begitu pula Dhamma punjuga akan tersinari.

13. Yang dicintai oleh para Dewa, Raja Piyadasi, menaklukan kalingga

delapan tahun setelah penobatannya sebagai Raja. Seratus lima puluh

ribu orang dideportasi., seratus ribu orang terbunuh dan lebih banyak lagi

terbunuh (karena sebab-sebab lainya). Sehabis ditaklukannya kalingga,

Yamg dicintai oleh para Dewa, merasakan minat yang sangat kuat

terhadap Dhamma, rasa cinta terhadap Dhamma dan ajaran Dhamma.

Sekarang Yang dicintaioleh para Dewa merasakan penyesalan yang

mendalam karena telah menaklukan kalingga.

Dan sesungguhnya yang dicintai oleh para Dewamerasakan pedih

luar biasa oleh karena pembantaian,kematian, dan pengusiran yang

Page 46: NEGARA DAN ETIKA POLITIK DALAM MAKLUMAT RAJA ASOKAdigilib.uin-suka.ac.id/24168/1/09520028_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR...i NEGARA DAN ETIKA POLITIK DALAM MAKLUMAT RAJA ASOKA . SKRIPSI. Diajukan

terjadi manakala sebuah kerajaan bebas di taklukan. Namun Yang dicintai

oleh para Dewa Bhkan lebih merasa pedih lagi oleh hal ini – bahwa para

Brahmana, petapa, dan perumahtangga dari pelbagai agama yang tinggal

di Negara-negara tersebut, dan mereka yang menghormati para

pemimpin, ibu dan Ayah, sespuh, dan mereka yang berprilaku patutserta

memiliki rasa kesetiaan tinggi terhadap para sahabat, mitra, rekan

kerja,kerabat,pelayan dan karyawan-bahwa mereka terluka, terbunuh

atau mesti terpisah dari orang-orang yang mereka cintai. Bahkan mereka

yang tidak mengalami hal ini secara langsung merasakan penderitaan

yang sama ketika melihat para sahabat, mitra, rekan kerja dan kerabatnya

mengalami musibah ini. Demikianlah penderitaan yang dialami oleh

semua orang (sebagai akibat perang), dan hal ini disesali oleh Yang

dicintai oleh para Dewa.

Tidak ada Negara, kecuali Negara Yunani dimana dua kelompok

ini, para Brahmana dan petapa, tidak dijumpai dan tidak ada Negara

dimana rakyatnya tidak menganut salah satu ajaran agama atau lainya.

Oleh karenanya pembunuhan, kematian atau pengusiran ratusan, atau

bahkan ribuan orang diantara mereka, yang meninggal selama

penaklukan Kalingga kini sangat disesali oleh Yang dicintai Para Dewa.

Sekarang Yng dicingtai oleh Para Dewa berpikir bagi mereks yang

melakukan kesalahan sepatutnyalah dimaafkan selama jalan tersebut

masih memungkinkan.

Bahkan suku-suku hutan pun, mereka yang hidup di daerah Yang

dicintai oleh para Dewa, diperlukan dan diajak bicara agar berprilaku

sepantasnya. Mereka diberitahukan bahwa disamping rasa

penyesalannya, Yang dicintai olehpara Dewa tetaplahpunya kekuasaan

untuk menghukum mereka jika perlu, sehingga mereka seharusnya malu

atas perbuatan buruk mereka dan tidak dihukum mati. Sesungguhnya,

Yang dicintai oleh para Dewa tidak ingin melukai, menahan diri tanpa

kecuali terhadap semua makhluk hidup, bahkan ketka kesalahan telah

dilakukan.

Page 47: NEGARA DAN ETIKA POLITIK DALAM MAKLUMAT RAJA ASOKAdigilib.uin-suka.ac.id/24168/1/09520028_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR...i NEGARA DAN ETIKA POLITIK DALAM MAKLUMAT RAJA ASOKA . SKRIPSI. Diajukan

Dan sekarang, adalah takluk oleh Dhamma yang dipandang

sebagai penaklukan yang terbaik oleh Yangdicintai oleh para Dewa. Dan

hal tersebut (penaklukan oleh Dhamma) telah dimenangkan di sini, di

daerah perbatasan, bahkan hingga enamratus yojana jauhnya, dimana

raja Yunani Antiochos memerintah, hingga di mana empat raja yang

bernama Ptolemy, Antigonos, Magas, dan Alexander memerintah, begitu

pula diselatan di antara rakyat Chola, Pandya, dan hingga sejauh

Tamraparni. Disini di daerah kerajaan diantara rakyat Yunani, Kamboja,

Nabhaka, Nabhapamkit, Bhoja, Pitinika, Andra dan Palida, di mana saja

orang-orang mengikuti petunjuk-petunjuk Dhamma Yang dicintai oleh

para Dewa. Bahkan bila terdapat daerah di mana belum ada utusan Ynag

dicintai oleh para Dewa, rakyat inipun, setelah mendengarkan praktik,

aturan serta petunuk-petunjuk Dhamma yang diberikan oleh Yang dicintai

oleh para Dewa, jadi ikut menjalankannya dan akanterus

mempraktekannya. Penaklukan ini telah dimenangkan dimana-mana, dan

ia memberikan kebahagiaab yang luhur suatu jenis kebahagiaan yang

hanya dapat diberikan oleh penaklukan dalam Dhamma. Namun bahkan

kebahagiaan yang inipun hanyalah sebagian kecil saja dari buahnya.

Yang dicintai oleh para Dewa mempertimbangkan buah yang lebih besar

untuk dialami di kehidupan mendatang sebagai hal yang lebih penting.

Saya telah memerintahkan maklumat Dhamma ini ditulis sehingga

anak-anak saya dan cucu-cucu serta cicit-cicit saya janganlah melakukan

penaklukan baru, atau jika penaklukan militer dilakukan, maka hal itu

hendaknya dijalankan dengan pengendalian diri dan hukuman yang

ringan, atau tetap lebih baik lagi, bahwa mereka hanya melakukan

penaklukan Dhamma saja, kareana hal tersebut yang akan menghasilkan

buah di kehidupan ini akan mendapatkan buah baik di kehidupan ini

maupun kehidupan mendatang.

14. Yang dicintai oleh para Dewa, Raja Piyadasi, telah

memerintahkan maklumat Dhamma ini ditulis dalam bentuk ringkas,

Page 48: NEGARA DAN ETIKA POLITIK DALAM MAKLUMAT RAJA ASOKAdigilib.uin-suka.ac.id/24168/1/09520028_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR...i NEGARA DAN ETIKA POLITIK DALAM MAKLUMAT RAJA ASOKA . SKRIPSI. Diajukan

sedang, dan dalam bentuk uraian panjang lebar. Mereka tidak

seluruhnya tersedia di semua daerah, karena begitu luasnya daerah

saya, namun sudah banyak yang telah ditulis, dan saya masih akan

memerintahkan lebih banyak lagi untuk ditulis. Dan juga terdapat

beberapa topic di sisni yang dibahas secara terus berulang-ulang oleh

karena topic tersebut begitu bagusnya, dan agar masyarakat dapat

bertindak sesuai dengan (Dhamma). Apabila beberapa hal ditulis kurang

lengkap, hal ini dikarenakan pertimbangan lokal, atau dengan

pertimbangan terhadap obyeknya, atau semata-mata karena kesalahan

penulisan.1

1Venerable Sharavasti Dhamika, Maklumat Raja Asoka terj. Upa. Sanasanto Seng Hansun,

(Yogyakarta: Vidya Sena Productions, 2006), hlm. 13-31.

Page 49: NEGARA DAN ETIKA POLITIK DALAM MAKLUMAT RAJA ASOKAdigilib.uin-suka.ac.id/24168/1/09520028_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR...i NEGARA DAN ETIKA POLITIK DALAM MAKLUMAT RAJA ASOKA . SKRIPSI. Diajukan

B. Maklumat Batu Kalingga

1. Yang dicintai oleh para Dewa berkata kepada Mahamatra dari

Tosali yang merupakan pejabat kehakiman stempat tentang hal sebagai

berikut : saya berharap untuk melihat bahwa segala hal apapun yang saya

anggap baik dan pantas dapat dilaksanakan Anda agar mengambil cara

terbaik untuk mencapai hal iini. Saya telah menempatkan Anda sebagai

pejabat di antara ribuan orang lainnya sehingga Anda dapat memperoleh

pengakuan mereka.

Setiap orang bagaikan anak-anak saya sendiri apa yang saya

harapkan bagi anak saya sendiri, dan saya mengaharpkan kesejahteraan

dan kebahagiaan bagi mereka baik di kehidupan ini maupun kehidupan

mendatang, itulah yang saya harapkan gabi semua orang. Anda mungkin

tidak mengerti luasnya harapan saya ini, dan kalaupaun seandainya

beaberapa di antara Anda ada yang mengerti, Anda takan bisa memahami

betapa luasnya harapan ini.

Anda harus memahami hal ini. Ketika hukum berlaku

mutlak,beberapa orang dipenjara, diperlakukan dengan kasar dan bahkan

dibunuh tanpa alsan yang jelas sehingga banyak orang yanga menderita.

Oleh karenanya Anda semesstinya bertindak dengan adil. Hal ini

dikarenakan hal-hal berikut- sifat iri hati, kemarahan, kekejaman,

kebencian, pengasingan, kemalasan, atau kelelahaan-hal-hal seperti itu

tiak terjadi. Oleh karenannya tujuan anda semestinya: „semoga hal-hal

tidak muncul dalam diriku‟. Dan akar dari hal ini adalah pengendalian

diri dan kesabaran. Mereka yang merasa jenuh dengan administrasi

tugasnya dalam hokum tidak akan dipromosikan. Siapa pun di antara

Anda sekalian memahami hal ini semestinya berkata pada sahabat Anda:

„lihat bahwa Anda telaha melakukan tugas Anda dengan benar. Begitu

dan demikian intruksi dari Ynag dicintai oleh para Dewa‟. Buah yang

besar akan Andaa dapatkan sbagai hasil darinyaa; ketika Anda gagal

Page 50: NEGARA DAN ETIKA POLITIK DALAM MAKLUMAT RAJA ASOKAdigilib.uin-suka.ac.id/24168/1/09520028_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR...i NEGARA DAN ETIKA POLITIK DALAM MAKLUMAT RAJA ASOKA . SKRIPSI. Diajukan

dalam melaksanakannya, Anda tidak akan dapat mencapai alam surge

maupun anugrah dari Raja. Kegagalan Anda dalam melaksanakan tugas

ini tidaklah membahagiakan saya. Namun jika anda melakukannya

dengan baik, Anda akan mencapai alam surge dan anda juga akan

memperoleh anugrah dari saya.

Maklumat ini dapat disampaikan pada hari Tisa, di antara hari-

hari Tisa, maupun saat- saat sesuai lainnya, hal ini harus disampaikan

bahwa walaupun hanya kepada satu orang saja. Dengan melakukanini

dengan baik maka Anda telah melakukan tugas ini dengan baik.

Maklumat ini telah dituliskan dengan tujuan sebagai berikut:

bahwa petugas hukum dari kerajaan dapat berusaha menjalankan

tugasbya dan bahwa orangorang yang ada di bawah mereka tidak

menderita karena kesalahan hukuman ataupun perlakuan kasar, untuk

mencapai hal ini, saya akan mengirimkan Mahamatra setiap lima tahun

yang tidak bertindak dengan kasar maupun kejam, namun yang murah

hati dan yang dapat mengetahui jika petugas hokum telah mengerti tujuan

saya dan bertindak sessuai intruksi saya.begitu pula, dari Ujjayni,

pangeran akan mengirimkan orang-orang dengan tujuan yang sama tanpa

membiarkan jeda waktu hingga tiga tahun tanpa penyebarannya. Sama

halnya dengan Taksila pula. Ketika para Mahamatra ini melakukan

perjalanan ke daerah setiap tahunnya, maka tanpa mengabaikan tugas

utamannya, mereka akan menyelidiki apakah para petugas hokum telah

bertindak sesuai dengan perintah sang Raja.

2. Yang dicintai oleh para Dewa berkata bhwa ; perintah resmi ni

diperuntukan bagi para Mahamatra di Samapa. Saya berharap untuk

melihat apapun yang saya pertimbangkan untuk diperlukan dengan

sepatutnya, diperlakukan dengan cara yang benar. Dan saya

pertimbangkan untuk mengintruksi Anda untuk melakukan cara yang

terbaik untuk mencapai hal ini. Setiap orang bagaikan anak-anak saya

Page 51: NEGARA DAN ETIKA POLITIK DALAM MAKLUMAT RAJA ASOKAdigilib.uin-suka.ac.id/24168/1/09520028_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR...i NEGARA DAN ETIKA POLITIK DALAM MAKLUMAT RAJA ASOKA . SKRIPSI. Diajukan

sendiri. Apa yang saya harapkan bagi anak-anak saya sendiri, dan saya

mengaharpakan kesejahteraan dan kebahagiaan bagi mereka baik di

kehidupan ini maupun kehidupan mendatang, itulah yang saya harapkan

bagi semua orang.

Orang-orang did daerah yang belum terjamah dilluar daerah

perbatasan dapat berpikir : „apa yang diharapkan oleh Sang Raja dari

kami?‟ Harapan saya hanyalah bahwa mereka dapat hidup tanpa

ketakutan terhaddap saya, abhwa mereka dapat mempercaya saya dan

bahwwa saya dapat memberikan kebahagiaan kepada mereka, bukan

penderitaan. Lebih jauh lagi, mereka semestinya mengerti bahwa Sang

Raja akan memaafkan mereka yang memang pantas memperolehnya, dan

bahwa aBeliau berharap dapat mendorong mereka untuk berlatih

Dhamma sehingga mereka dapat memperoleh kebahagiaan baik di

kehidupan ini maupun di kehidupan mendatang. Saya mengatakan hal iini

padamu seahingga saya dapat membayar sedikit hutang saya terhadap

Anda semua, dan bahwa dengan sedikit hutang saya terhadap Anda

semua, dan bahwa dengan memberiksn perintah padamu, anda dapat

mengetahui kalu memberikan perintah padamu, Anda dapat mengetahui

kalau pernyataan dan janji saya tidak akan diingkari. Olehkarenanya

dengan berlaku seperti demikian, Anda harus menjalankan tugas Anda

dengan menumbuhkan kepercayaan mereka (orang-orag, di luar daerah

perbatasan) bahwa: „sang Raja bagaikan seorang luar Ayah. Beliau

mencintai kita semua seperti Beliau mencintai dirinya sendiri. Kita semua

baginya adalah bagaikan anak-anak Beliau sendiri‟.

Dengan mengintruksi dan memberikan informasi pernyataan dan

janji saya padamu, saya dapat mendorong diri saya sendiri untuk

memenuhi hal tersebut. Sesungguhnya Anda dapat menginspirasi mereka

dengan rasa percaya diri dan memastikan kesejahteraan dan kebahagiaan

mereka baik di kehidupan ini maupun di kehidupan mendatang, dan

dengan melakukan hal ini, Anda akan mencapai alam surga sebagai mana

Page 52: NEGARA DAN ETIKA POLITIK DALAM MAKLUMAT RAJA ASOKAdigilib.uin-suka.ac.id/24168/1/09520028_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR...i NEGARA DAN ETIKA POLITIK DALAM MAKLUMAT RAJA ASOKA . SKRIPSI. Diajukan

pula melunasi hutang yang Anda miliki kepada saya. Dan sehingga para

Mahamatra dapat membaktikan dirinya setiap saat untuk menginspirasi

mereka yang tinggal di daerah perbatasan dengan rasa percaya diri dan

mendorong mereka untuk berlatih Dhamma, maklumat ini telah dituliskan

disini.

Maklumat ini dapat disampaikan pada hari Tisa, do antara hari-

hari Tisa, maupun saat-saat sesuai lainnya, hal ini harus disampaikan

bahwa walaupun hanya kepada satu orang saja. Dengan melakukan hal

ini berarti Anda telah melaksanakan tugas Anda dengan baik.2

22

Venerable Sharavasti Dhamika, Maklumat Raja Asoka terj. Upa. Sanasanto Seng Hansun,

(Yogyakarta: Vidya Sena Productions, 2006), hlm. 32-36.

Page 53: NEGARA DAN ETIKA POLITIK DALAM MAKLUMAT RAJA ASOKAdigilib.uin-suka.ac.id/24168/1/09520028_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR...i NEGARA DAN ETIKA POLITIK DALAM MAKLUMAT RAJA ASOKA . SKRIPSI. Diajukan

C. Maklumat Batu Kecil

1. Yang dicintai oleh para Dewa berkata bahwa : Sekarang setelah lebih

dari dua setengah tahun semenjak saya menjadi seorang umat Buddha,

tetapi hingga saat ini saya belum pernah merasa begitu bersemangat.

Tetapi sekarang setelah saya mengunjungi persaudaraan Sangha selama

lebih dari setahun, saya menjadi semangat bersemangat. Sekarang

rakyat India yang belaum memeluk suatu ajaran telah memiliki

ajarannya masing-masing. Ini merupakan hasil dari antusiasme dan

tidak hanya orang yang berkuassa yang bisa melakukannya. Bahkan

mereka yang berada di kasta bawah pun, jika mereka bersemangat,

dapat mencapai alam kebahagiaan. Dan pernyataan ini dibuat dengan

tujuan tersebut. Mari, baik mereka yang berada di kasta rendah maupun

yang berada di kasta tinggi bersemangat, biarkan bahkan mereka yang

berada di daerah perbatasan mengetahuidan bersemangat. Maka

semangat ini akan berkembang, akan sangat berkembang, mengikat

hingga satu setengah kali lipat. Pesan ini telah diulang sebanyak

duaratus limapuluh enam kali oleh Sang Raja dalam perjalanannya.

2. Yang dicintai oleh para Dewa berkata bahwa :Ayah daan Ibu harus

dihormati dan begitu pula terhadap orang yang lebih tua, cinta kasih

terhadap makhluk hidup haruslah dikembangkan dan kebenaran

haruslah dikumandangkan. Dengan cara ini, Dhamma dibabarkan.

Seperti seorang guru yang dihormati oleh para muridnya dan sikap

santun yang mesti ditunjukan kepada kerabat. Ini merupakan aturan

kuno demi kehidupan yang panjang. Inilah yang semestinya dimiliki

setiap orang. Ditulis oleh pujangga Chapala.

3. Piyadsi, Raja Magadha, menghormati persaudaraan Sangha dan

berharap kesehatan dan kebahagiaan bagi mereka, berkata bahwa :

Tahukah Anda, guru yang terhormat, betapa besar keyakinan saya

kepada Sang Buddhaa, Dhamma, dan Sangha? Apa pun, guru yang

Page 54: NEGARA DAN ETIKA POLITIK DALAM MAKLUMAT RAJA ASOKAdigilib.uin-suka.ac.id/24168/1/09520028_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR...i NEGARA DAN ETIKA POLITIK DALAM MAKLUMAT RAJA ASOKA . SKRIPSI. Diajukan

terhormat, yang telah dikatakan oleh guru Buddha, adalah kebenaran.

Saya mempertimbangkannya sesuai, guru yang terhormat, untuk

menyarankan bagaimana Dhamma yang agung dapat bertahan lama.

Naskah-naskah Dhamma ini – diperoleh dari Sila-sila, jalan Mulia

Kehidupan, ketakutanuntuk dihadapi, puisi kebijaksanaan, ajaran

kehidupan suci, pertanyaan-pertamyaan Upatisa, dan nasehat kepada

Rahula yang telah dibabarkan oleh sang Buddha dengan

mempertimbangkan dari hal-hal yang salah – naskah – naskah Dhamma

ini, guru yang terhormat, saya harapkan semua Bhikku dan Bhikkhuni

dapat secara konstan dengarkan dan ingat. Begitu pula dengan para

umat awam (Upasaka dan Upasika). Saya telah meiliki hal ini ditulis

sehingga Anda dapat mengetahui perhatian saya terhadap hal ini.3

33

Venerable Sharavasti Dhamika, Maklumat Raja Asoka terj. Upa. Sanasanto Seng Hansun,

(Yogyakarta: Vidya Sena Productions, 2006), hlm. 37-39.

Page 55: NEGARA DAN ETIKA POLITIK DALAM MAKLUMAT RAJA ASOKAdigilib.uin-suka.ac.id/24168/1/09520028_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR...i NEGARA DAN ETIKA POLITIK DALAM MAKLUMAT RAJA ASOKA . SKRIPSI. Diajukan

D. Maklumat Tuju Pilar

1. Yang dicintai oleh para Dewa berkata bahwa : Maklumat Dhamma ini

ditulis dua puluh enam tahun setelah penobatan saya sebagai seorang

Raja. Kebahagiaan dalam kehidupan ini dan dalam kehidupan

berikutnya sulit diperoleh tanpa rasa cinta terhadap Dhamma, banyak

intropeksi diri, sikap menghormati, rasa takut (untuk melakukan

perbuatan yang tidak baik), dan sikap antusias. Namun melalui intruksi

saya, penghargaan dan rasa cinta terhadap Dhamma telah berkembang

hari-demi hari, dan akan terus berkembang. Dan para petugas saya

baik yang merupakan pejabat tingkat tinggi, rendah meupun menengah

berlatih dan hidup sesuai Dhamma, dan memiliki kemampuan untuk

menginspirasi oarng lain untuk melakukan hal yang serupa. Dan inilah

instruksi saya: untuk melindungi bersama dengan Dhamma, untuk

membentuk kebahagiaan melalui Dhamma, dan untuk menjaga

bersama dengan Dhamma.

2. yang dicintai oleh para Dewa, Raja Piyadasi, berkata bahwa: Dhamma

adalah baik, teapi apa yang menyokong Dhamma? (Hal ini meliputi)

sedikit kejahatan, banyak kebajikan, kebaikan, kedermawanan,

kejujuran, dan kemurnian hati. Saya telah memberikan hadiah untk hal

ini dalam berbsgai cara. Kepada makhluk berkali dua, berkaki empat,

burung-burung dan binataang air, saya telah memberikan berbagai hal

termasuk anugrah kehidupan. Dan hal-hal baik lainnya telah saya

lakukan.

Maklumat Dhamma ini ditulis sehingga orang-orang dapat

menjalankannya dan dapat bertahan untuk jangka waktu yang lama.

Dan seseorang yang menjalankannya dengan sesuai,berarti telah

melakukan hal yang baik.

3. Yang dicintai oleh para Dewa, Raja Piyadasi, berkata bahwa: Orang-

orang yang hanya melihat perbuatan baiknya sendiri berkata, „saya

Page 56: NEGARA DAN ETIKA POLITIK DALAM MAKLUMAT RAJA ASOKAdigilib.uin-suka.ac.id/24168/1/09520028_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR...i NEGARA DAN ETIKA POLITIK DALAM MAKLUMAT RAJA ASOKA . SKRIPSI. Diajukan

telah melakukan perbuatan baik ini‟. Tetapi mereka tidak melihat

perbuatan buruk mereka dan berkata, „saya telah melakukan perbuatan

buruk ini‟ atau „ini disebut perbuatan buruk‟. Namun hal ini cenderung

sulit untuk dilihat. Seorang semestinya berpikir seperti ini: Hal-hal

seperti inilah yang mengarah pada perbuatan buruk, pada kekejaman,

pada kekerasan, kemarahan, keangkuhan, dan iri hati. Janganlah saya

menghancurkan diri saya sendiri dengan hal-hal yang seperti ini‟. Dan

lebih jauh lagi, seseorang semestinya berpikir: Hal ini mengarah pada

kebahagiaan di kehidupan ini dan kehidupan mendatang‟.

4. Yang dicintai oleh para Dewa, berkata bahwa: Mklumat Dhamma ini

ditulis dua puluh enam tahun setalh penobatan saya menjadi seorang

Raja. Rajjuka-Rajjuka saya bekerja di antara rakyat, di antara ratusan

ribu orang. Pemberian petisi dan administrasi hukum telah telah

diserahkan kepada mereka (para Rajjuka) sehingga mereka dapat

melaksanakan tugasnya tugasnya dengan penuh keyakinan dan tanpa

kekhawatiran, serta sehingga mereka dapat bekerja demi

kesejahteraan, kebahagiaan, dan keberuntungan rakyat de kerajaan

tersebut. Tetapi mereka harus ingat apa yang menyebabkan

kebahagiaan dan penderitaan, dan membaktikan diri mereka sendiri

dalam Dhamma, mereka dapat mendorong orang-orang di dalam

kerajaan tersebut (untuk melakukan hal yang serupa), sehingga

mereka dapat memperoleh kebahagiaan dalam kehidupan ini dan

dalam kehidupan mendatang. Para Rajjuka ini bersedia untuk melayani

saya. Mereka juga mematuhi para pejabat lain yang memahami

keinginan saya, yang memberikan perintah kepada para Rajjuka

sehingga mereka dapat mebahagikana saya. Seperti seorang merasa

yakin telah mempercayakan anaknya sendiri kepada seorang perawat

ahli berpikir: „Perawat ini akan merawat anak saya dengan baik‟,

walaupun begitu, Rajjuka-Rajjuka tersebut telah diarahkan oleh saya

Page 57: NEGARA DAN ETIKA POLITIK DALAM MAKLUMAT RAJA ASOKAdigilib.uin-suka.ac.id/24168/1/09520028_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR...i NEGARA DAN ETIKA POLITIK DALAM MAKLUMAT RAJA ASOKA . SKRIPSI. Diajukan

(unttuk bekerja) demi kesejahteraan dan kebahagiaan rakyat dalam

kerajaan.

Pemberian petisi dan administrasi hokum telah diserahkan kepada

para Rajjuka sehingga mereka dapat melaksanakan tugas mereka

tanoa gangguan, tanpa kekhawatiran, dan penuh keyakinan. Ini

merupakan keinginan saya bahwa terdapat sesuatu kesatuan hukum

dan kedaulatan dalam pengambilan keputusan. Saya bahkan telah

bertindak sejauh ini, untuk memberikan tiga hari tambahan bagi

mereka, para tahanan yang dijatuhi hukuman mati. Selama hari-hari

tersebut, para kerabat mereka dapat mengajukan permohonan untuk

mengampuni kerabatnya yang dijatuhi hukuman mati. Jika tidak ada

pengajuan permohonan pengampunan bagi mereka, para tahanan

tersebut dapat memberikan hadiah (perbuatan bajik) untuk menanam

jasa baik pada kehidupan mendatang, atau memperoleh jamuan makan.

Sesungguhnya, merupakan harapan saya bahwa dengan cara ini,

bahkan juka waktu yang dimiliki seorang tahanan sangat terbatas, ia

dapat menumpuk (perbuatab baik) untuk kehidupan mendatang, dan

bahwa latihan Dhamma, pengendalian diri, dan kemurahan hati semua

orang dapat berkembang.

5. Yang dicintaioleh para Dewa, Raja Piyadasi, berkata bahwa: Dua pulh

enam tahun ssetelah penobatan saya sebagai seorng raja, berbagai

jenis binatang telah dinyatakan untuk dilindungi –bururng kakatua,

maina, arunam, angsa ruddy, itik liar, nandimukha, gelata, kelelawar,

ratu semut, kura-kura terrapin, ikan bertulang lunak, vedereyaka,

gangapuutaka, ikan sankiya, kura-kura, landak, tupai, rusa, banteng,

okapinda, keledai liar, merpati liar, merpati yang jinak, dan semua

makhluk berkaki empat lain yang bermanfaat ataupun dapat dimakan

lainnya. Kambing betina, domba betiana, dan babi betina yang

memilikii anak atau yang sedang menyusui anak-anaknya dilindungi,

dan begitu pula yang masih muda yang umurnya kurang dari

Page 58: NEGARA DAN ETIKA POLITIK DALAM MAKLUMAT RAJA ASOKAdigilib.uin-suka.ac.id/24168/1/09520028_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR...i NEGARA DAN ETIKA POLITIK DALAM MAKLUMAT RAJA ASOKA . SKRIPSI. Diajukan

enambulan. Ayam-ayam jantan tidak diburu, sarang yang ditempati

makhluk hidup tidak boleh dibakar dan hutan juga tidak boleh dibakar

tanpa alasan atau untuk membunuh binatang. Seekor binatang tidak

boleh dijadikan makanan untuk binatang lainnya. Pada tiga hari

Caturmasi, tiga hari Tisa, dan selama hari ke empat belas dank e lima

belas Upasatha, ikan-ikan dilindungi dan tidak boleh diperjual belikan.

Selama hari-hari ini binatang tidak boleh dibunuh baik ditempat

penangkaran gajah maupun di pembudidayaan ikan. Pada hari ke

delapan minggu ke dua, pada hari ke empat belas dank e lima belas,

pada hari Tisa, hari Punarvasu, tiga hari Cattumarsi dan hari-hari

yang serupa, banteng-banteng tidak boleh dikebiri, kambing jantan,

domba jantan, babi liar jantan, dan binatang-binatang lainnya yang

biasanya dikebiri juga tidak boleh dikebiri. Pada hati Tisa, Punarvasu,

Caturmasi dan minggu ke dua hari Caturmasi, kuda-kuda dan kerbau-

kerbau tidak boleh di tangkap.

Pada tahun ke dua puluh enam sejak penobatan saya menjadi

seorang Raja, para tahanan telah diberikan amnesty (pengampunan)

sebanyak duapuluh lima kasus.

6. Yang dicintai oleh pra Dewa, berkata bahwa : Dua belas tahun setelah

penobatan saya sebagai seorang Raja, saya mulai menuliskan

maklumat Dhamma demi kesejahteraan dan kebahagiaan semua orang,

dan sehingga tanpa menekan mereka, mereka dapat berkembang dalam

Dhamma. Berpikir : „Bagaimanakah kesejahteraan dan kebahagiaan

semua orang dapat dipenuhi?‟ Saya memberikan perhatian saya

kepada para kerabat saya, pada mereka yang tinggal di dekat dan yang

tinggal jauh dari saya, sehingga saya dapat mengarahkan mereka pada

kebahagiaan dan saya pun berlaku demikian. Saya melakukan hal yang

sama kepada semua kelompok. Saya menghargai semua ajaran agama

dalam berbagai bentuk penghargaan. Namun saya pertimbangkan

Page 59: NEGARA DAN ETIKA POLITIK DALAM MAKLUMAT RAJA ASOKAdigilib.uin-suka.ac.id/24168/1/09520028_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR...i NEGARA DAN ETIKA POLITIK DALAM MAKLUMAT RAJA ASOKA . SKRIPSI. Diajukan

bahwa merupakan hal yang terbagik untuk bertatap muka secara

pribadi.

Maklumat Dhamma ditulis dua puluh enam tahun setelah

penobatan saya sebagai seorang Raja.

7. yang dicintai oleh para Dewa, berkata bahwa : pada masa lampau

Raja berharap bahwa rakyat dapat berkembang sesuai denga Dhamma.

Yng dicintai oleh para Dewa, Raja Piyadasi berkat dengan

memperhatikan hal ini: Hal ini timbul dalam diri saya bahwa pada

masa lampau oara Raja beharap rakyatnya dapat berkembang dalam

Dhamma. Sekarang bagaimanakah orang-orang dapat didorong untuk

mengikutinya? Bagaimanakah orang-orang dapat didorong untuk

berkembang sesuai denga Dhamma? Bagaimana saya dapat membantu

mereka melalui pembabaran Dhamma? Yang dicintai oleh para Dewa,

Raja Piyadasi, lebih lanjut memperhatkan hal berikut: „hal ini muncul

dalam diri saya semestinya memiliki maklumat Dhamma dibabarkan

dan intruksi Dhamma maklumat Dhamma dibabarkan dan intruksi

Dhamma disampaikan. Ketika orang-orang mendengar hal ini, mereka

akan mengikutinya, mengembangkan diri mereka sendiridan tumbuh

sesuai dengan Dhamma‟. Demi tujuan inilah maklumat Dhamma

dibabarkan dan berbagai intruksi Dhamma telah disampaikan, dan

bahwa para petugas yang bekerja di antara banyak orang dapat

mendukung dan menjelaskan pada mereka dengan terperinci. Para

Rajjuka yang berkerja diantara ratusan ribu orang telah diperintahkan

pula: Dengan cara ini dan itu mendoorong mereka yang hidup sesuai

dengan Dhamma‟. Yang dicintaioleh para Dewa, berkata bahwa:

„Memiliki hal ini sebagai tujuan, saya telah membangun pilar-pilar

Dhamma, menunjuk para Dhamma Mahamatra, dan mengundangkan

maklumat Dhamma‟.

Page 60: NEGARA DAN ETIKA POLITIK DALAM MAKLUMAT RAJA ASOKAdigilib.uin-suka.ac.id/24168/1/09520028_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR...i NEGARA DAN ETIKA POLITIK DALAM MAKLUMAT RAJA ASOKA . SKRIPSI. Diajukan

Yang dicintai oleh para Dewa, Raja Piyadasi, berkata: Sepanjang

jalan saya telah menanam pohon bayan sehingga mereka dapat

memberikan naungan bagi para binatang dan manusia, dan saya telah

menanam pepohonan mangga pula. Pada jarak setiap delapan krosa,

saya telah memiliki saluran air digali, rumah peristirahatan dibangun,

dan di berbagai tempat, saya telah memiliki oasis (mata air) dibuat

demi keuntungan para hewan dan manusia. Namun semua ini masih

merupakan pencapaian yang kecil. Hal-hal seperti demikian demi

kesejahteraan manusia telah dilakukan oleh para Raja terdahulu. Saya

telah memiliki hal-hal ini dilakukan demi tujuan ini, bahwa semua

orang dapat berlatih Dhamma.

Yang dicntai oleh para Dewa, Raja Piyadasi, berkata bahwa: para

Dhamma Mahamatra saya juga telah berhasil dengan baik di antara

para bertapa dan pemimpin ajaran agama. Saya telah memerintahkan

bahwa mereka harus memasuki persaudaraan Sangha. Saya juga telah

memerintahkan bahwa mereka harus memasuki kelompok Brahmana

dan Ajivika. Saya telah memerintahkan bahwa mereka harus memasuki

kelompok Nigantas.msesungguhnya, saya telah memerintahkan bahwa

para Mahamatra yang berbeda untuk memasuki kelompok yang

berbeda. Dan para Dhamma Mahamatra saya juga sama, memasuki

ajaran agama ini dan yang lainya.

Yang dicintai oleh para Dewa, Raja Piyadasi berkata bahwa: para

petugas hukum ini dan yang lainy adianugrahi dengan penghargaan-

penghargaan, baik dari saya maupun daripara permaisuri. Di daerah

khusus wanita, mereka mengatur berbagai kegiatan amal disini dan

berbagai daerah. Saya juga telah memerintahkan para anak laki-laki

saya dan anak laki-laki dari para permaisuri lainnya untuk

memberikan penghargaan sehingga nilai-nilai luhur Dhamma dan

latihan Dhamma meliputi kebaikan, kedermawanan,kejujuran,

kesucian, sikap adil dan kebajikan di dalam kehidupan masyarakat.

Page 61: NEGARA DAN ETIKA POLITIK DALAM MAKLUMAT RAJA ASOKAdigilib.uin-suka.ac.id/24168/1/09520028_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR...i NEGARA DAN ETIKA POLITIK DALAM MAKLUMAT RAJA ASOKA . SKRIPSI. Diajukan

Yang dicintaioleh para Dewa, Raja Piyadsi berkata bahwa:

perbuatan baik apapun telah saya lakukan, yang diterima dan diikuti

oleh semua orang. Oleh karena itu, mereka akan berkembang dan akan

terus berkembang dengan menjadi lebih menghormati Ibu dan Ayah,

menhormati mereka yang dituakan, sopan terhadap orang yang lebih

tua dan terhadap para Brahmana dan Pertapa, terhadap mereka yang

kekurangan dan dalam tekanan, dan bahkan terhadap para nelayan

ddan karyawan.

Yang dicintai oleh para Dewa, Raja Piyadasi, berkata bahwa:

Perkembangan di antara manusia dalam Dhamma telah dilakukan

melalui dua cara, dengan peraturan Dhamma dan dengan ajakan. Dari

hal ini, peraturan Dhamma hanya memberikan kontribuso kecil,

sedangkan ajakana memberikan lebih banyak kontribusi. Peraturan

Dhamma yang telah saya berikan di antaranya bahwa berbagai jenis

binatang harus dilindungi. Dan saya juga telah memberikan berbagai

peraturan Dhamma lainnya. Namun dengan ajakan perkembangan

Dhamma di antara manusia memberikan manfaat yang lebih besar

dalam bentuk penghargaan dan rasa cinta kasih terhadap makhluk

hidup.

Mempertimbangkan hal ini, Yang dicintai oleh para Dewa,

berkata: Di mana pun pilar-pilar batu atau keeping-keping batu

ditemukan, di sana maklumat Dhamma ini diukir shingga ia dapat

bertahan lama. Ia telah diukir sehingga dapat bertahan lama selama

anak-anak saya dan cucu-cucu, cicit-cicit saya hidup dan selama

matahari dan bulan bersinar, dan sehingga manusia dapat berlatih

sebagaimana dengan yang diintruksikan. Dengan tujuan kebahagiaan

dapat diperolah di dalam kehidupan ini dan di dalam kehidupan

mendatang.

Page 62: NEGARA DAN ETIKA POLITIK DALAM MAKLUMAT RAJA ASOKAdigilib.uin-suka.ac.id/24168/1/09520028_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR...i NEGARA DAN ETIKA POLITIK DALAM MAKLUMAT RAJA ASOKA . SKRIPSI. Diajukan

Maklumat Dhamma ini telah ditulis oleh ssya dua puluh tujuh

tahun setelah penobatan saya sebagai seorang Raja.4

44

Venerable Sharavasti Dhamika, Maklumat Raja Asoka terj. Upa. Sanasanto Seng Hansun,

(Yogyakarta: Vidya Sena Productions, 2006), hlm. 40-50.

Page 63: NEGARA DAN ETIKA POLITIK DALAM MAKLUMAT RAJA ASOKAdigilib.uin-suka.ac.id/24168/1/09520028_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR...i NEGARA DAN ETIKA POLITIK DALAM MAKLUMAT RAJA ASOKA . SKRIPSI. Diajukan

E. Maklumat Pilar Kecil

1. Duapuluh taunsetelah penobatannya sebagai Raja, Yang dicintai oleh

para Dewa, Raja Piyadasi, mengunjungi tempat ini dan berziarah karena

di tempat ini Sang Buddha, seorang bijaksana daris suku Sakya,

dilahirkan. Beliau memiliki sebuah patung batu dan pilar yang didirikan

dank arena Sang guru dilahirkan di sini, desa Lumbini dibebaskan dari

kewajiban pajak dan hanya diwajibkan untuk membayar seper delapan

dari hasil Bumi.

2. Yang dicintai oleh para Dewa memerintahkan. Para Mahamatra di

Kosambi (dikatakan: Siapa pun yang memecah belah Sangha) yang

sekarang telah bersatu, tidak diizinkan memasuki Sangha. Siapa pun, baik

Bhikkhu maupun Bhikkhuni, memecah belah Sangha diharuskan memakai

baju putih dan tinggal di suatu tempat lainnya selain di dalam Vihara.5

55

Venerable Sharavasti Dhamika, Maklumat Raja Asoka terj. Upa. Sanasanto Seng Hansun,

(Yogyakarta: Vidya Sena Productions, 2006), hlm. 51.

Page 64: NEGARA DAN ETIKA POLITIK DALAM MAKLUMAT RAJA ASOKAdigilib.uin-suka.ac.id/24168/1/09520028_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR...i NEGARA DAN ETIKA POLITIK DALAM MAKLUMAT RAJA ASOKA . SKRIPSI. Diajukan

CURRICULUM VITAE

Nama : Muhammad Wahyujati

T.tanggal lahir : Jakarta, 20 Agustus 1990

Alamat : Tegal Lempuyangan DN 03/138, RT 04, RW 02 KotaYogyakarta 55211

Telp./Hp : 085643722765

E-mail : [email protected]

Riwayat Pendidikan :

1. Tk Wahyu Bakti, Ciracas Jakarta Timur (1995-1996)

2. SDN 02 Ciracas, Jakarta Timur (1997-1998)

3. SDN 04 Ciampea ,Bogor (1998-2000)

4. SDN Widoro, Yogyakarta (2000-2003)

5. SLTPN 15, Yogyakarta (2003-2006)

6. MA Lab UIN Suka Yogyakarta (2006-2009)

7. S1 Perbandingan Agama, Uin sunan kalijaga Yogyakarta (2009-2016)

Riwayat Organisasi

1. Osis SLTPN 15 Yogyakarta (2003-2002)

2. Osis MA Lab UIN Yogyakarta (2004-2009)

3. Remaja Masjid UI Yogyakarta (2003-2009)

4. Tae Kwon Do UTI Pro Yogyakarta (2003-2016)

Demikian daftar riwayat hidup ini saya buat dengan sebenar-benarnya