neurodermatitis

14
REFLEKSI KASUS NEURODERMATITIS SIRKUMSKRIPTA Oleh : SLAMET WAHID KASTURY (N 111 14 077) Pembimbing Klinik : dr. NUR HIDAYAT, Sp.KK DEPARTEMEN ILMU PENYAKIT KULIT DAN KELAMIN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS TADULAKO PALU

Upload: wahid-kastury

Post on 30-Sep-2015

32 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

refleksi kasus

TRANSCRIPT

REFLEKSI KASUS

NEURODERMATITIS SIRKUMSKRIPTA

Oleh :SLAMET WAHID KASTURY(N 111 14 077)

Pembimbing Klinik :dr. NUR HIDAYAT, Sp.KK

DEPARTEMEN ILMU PENYAKIT KULIT DAN KELAMINFAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATANUNIVERSITAS TADULAKOPALU2015

STATUS PASIENBAGIAN ILMU KESEHATAN KULIT DAN KELAMINRSUD UNDATA PALU

I. IDENTITAS PASIEN1) Nama pasien: Tn.JM2) Umur: 45 tahun3) Jenis Kelamin: Laki-laki4) Alamat: Kelurahan Layana5) Agama: Islam6) Status Pernikahan: Menikah7) Pekerjaan: Pegawai8) Tanggal Pemeriksaan: 16 Maret 2015

II. ANAMNESIS1) Keluhan utama: Gatal-gatal pada kedua Punggung tangan2) Riwayat penyakit sekarang:Pasien datang ke Poliklinik RSUD Undata dengan keluhan gatal pada punggung tangan sejak 1 tahun yang lalu. Awalnya keluhan ini hanya gatal-gatal dan kemerahan saja yang dirasakan pasien. Karena keluhan gatal tersebut pasien sering menggaruk tanpa disadari lalu timbul luka pada kulit. Terkadang saat menggaruk tanpa sadar pasien melukai kulit sendiri dan kemudian timbul koreng pada daerah punggung tangan. Keluhan ini dirasakan terutama pada saat bekerja di pabrik kayu. Pasien mengaku Jika terkena sinar matahari dan mengonsumsi mie instan maupun telur, keluhan gatal tersebut bertambah. Karena keluhan yang diderita tersebut pasien datang ke Poliklinik RSUD Undata untuk mendapatkan pengobatan lebih lanjut. Pasien pernah mengobati sendiri dengan menggunakan salep tetapi lupa nama salepnya, hasilnya keluhan tersebut sedikit menurun akan tetapi masih sering muncul.3) Riwayat penyakit dahulu:Pasien belum pernah menderita penyakit seperti ini sebelumnya4) Riwayat penyakit keluarga:Tidak ada keluarga pasien yang mengalami penyakit serupa dengan pasien.III. PEMERIKSAAN FISIKStatus Generalis1. Keadaan Umum: Sakit ringan2. Status Gizi: Baik3. Kesadaran: Compos mentis

Tanda-tanda VitalTekanan Darah: 120/80 mmHgNadi: 70 kali/menitRespirasi: 18 kali/menitSuhu: 36,3o C

Status DermatologisUjud Kelainan Kulit: Tampak Papul eritema, Sirkumskrip, Simetris, ekskoriasi.

Lokalisasi: Dorsum manus1. Kepala: tidak ada ujud kelainan kulit2. Leher: tidak ada ujud kelainan kulit3. Dada: tidak ada ujud kelainan kulit4. Punggung: tidak ada ujud kelainan kulit5. Perut: tidak ada ujud kelainan kulit6. Selangkangan : tidak ada ujud kelainan kulit7. Ekstremitas Atas : Tampak Papul eritema, Sirkumskrip, Simetris, ekskoriasi.8. Ekstremitas bawahtidak ada ujud kelainan kulit

IV. GAMBAR

Gambar 1

Gambar 2

V. RESUMEPasien datang ke Poliklinik RSUD Undata dengan keluhan kulit gatal pada punggung kedua tangan sejak 1 tahun yang lalu. Awalnya keluhan ini hanya gatal-gatal dan kemerahan saja yang dirasakan pasien. Karena keluhan gatal tersebut pasien sering menggaruk tanpa disadari lalu timbul luka pada kulit. Terkadang saat menggaruk tanpa sadar pasien melukai kulit sendiri dan kemudian timbul koreng pada daerah punggung tangan. Keluhan ini dirasakan terutama pada saat bekerja. Pasien mengaku Jika terkena sinar matahari dan mengonsumsi mie instan maupun telur, keluhan gatal tersebut bertambah. Karena keluhan yang diderita tersebut pasien datang ke Poliklinik RSUD Undata untuk mendapatkan pengobatan lebih lanjut. Pasien pernah mengobati sendiri dengan menggunakan salep tetapi lupa nama salepnya, hasilnya keluhan tersebut sedikit menurun akan tetapi masih sering muncul.Dari hasil pemeriksaan fisik ditemukan Tampak Papul eritema, Sirkumskrip, Simetris, ekskoriasi.

VI. DIAGNOSIS BANDING1. Neurodermatitis sirkumskripta2. Dermatitis Atopik3. Dermatitis Seboroik

VII. ANJURAN PEMERIKSAANPemeriksaan Histopatologi

VIII. DIAGNOSA KERJANeurodermatitis sirkumskripta

IX. PENATALAKSANAAN

Non Medikamentosa Menghindari garukan pada daerah yang gatal Menghindari stress psikologis Menjaga kebersihan kulit dan kelembaban kulit Menghindari terik matahari dengan menggunakan topi

Medika mentosa a. Topikal Desoximetasone oint 10 gr

b. SistemikCetirizin tab 10 mg 1x/hari Metilprednisolone 4mg 2x/hari

X. PROGNOSISQuo ad vitam: ad bonamQuo ad fungtionam: ad bonamQuo ad sanationam: ad bonamQuo ad cosmeticam: ad bonam

PEMBAHASANSeorang pasien laki-laki berusia 45 tahun datang ke poli kulit dan kelamin RSUD Undata dengan keluhan gatal pada punggung kedua tangan yang dirasakan sejak 1 tahun yang lalu. Awalnya keluhan ini hanya gatal-gatal dan kemerahan saja yang dirasakan pasien. Karena keluhan gatal tersebut pasien sering menggaruk tanpa disadari lalu timbul lesi pada kulit. Keluhan ini dirasakan terutama pada saat bekerja. Pasien mengaku Jika terkena sinar matahari dan mengonsumsi mie instan maupun telur, keluhan gatal tersebut bertambah. Karena keluhan yang diderita tersebut pasien datang ke Poliklinik RSUD Undata untuk mendapatkan pengobatan lebih lanjut. Pasien pernah mengobati sendiri dengan menggunakan salep tetapi lupa nama salepnya, hasilnya keluhan tersebut sedikit menurun akan tetapi masih sering muncul. Pada pemeriksaan status dermatologis terdapat Tampak Papul eritema, Sirkumskrip, Simetris, ekskoriasi.Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan yang telah dilakukan pasien didiagnosis neurodermatitis sirkumskripta.

Nama lain Neurodermatitis sirkumskripta adalah liken simpleks kronikus, istilah yang pertama kali dipakai oleh Vidal, oleh karena itu juga disebut lien Vidal.[1] Neurodermatitis merupakan peradangan kulit kronis, gatal, sirkumskrip, ditandai dengan kulit tebal dan garis kulit tampak lebih menonjol (likenifikasi) menyerupai kulit batang kayu, akibat garukan atau gosokan yang berulang-ulang karena berbagai rangsangan pruritogenik. [1] Sebagai diagnosis primer, neurodermatitis muncul tanpa diketahui kondisi yang mendasarinya atau penyebabnya. Sebagai diagnosis sekunder, neurodermatitis disebabkan oleh garukkan bertahun-tahun karena kondisi lain, umunya karena dermatitis atopik. [2]Neurodermatitis sirkumskripta tidak biasa terjadi pada anak, tetapi pada usia dewasa ke atas : puncak insidensi pada usia antara 30 hingga 50 tahun. Wanita lebih sering menderita daripada pria. Letak lesi dapat timbul dimana saja, tetapi yang biasa di temukan ialah skalp, tengkuk, samping leher, lengan bagian ekstensor, pubis, vulva, skrotum, perianal, paha bagian medial, lutut, tungkai bawah lateral, pergelangan kaki bagian depan, dan punggung kaki. Neurodermatitis didaerah tengkuk (lichen nuchae) umumnya hanya pada wanita, berupa plak kecil ditengah tengkuk atau dapat meluas hingga ke skalp. Biasanya skuamanya hanya menyerupai psoriasis.[1] Neurodermatitis sekunder terjadi pada area kulit dengan kondisi tertentu yang mendasari seperti dermatitis atopik pada fosa antecubital dan popliteal. [2] Sebuah nodul prurigo adalah istilah yang digunakan untuk papula likenifikasi yang telah berkembang kronis. Prurigo nodularis sekunder dapat muncul dengan banyak papula likenifikasi luas pada pasien dengan pruritus menyeluruh karena penyakit sistemik seperti penyakit hati atau ginjal. [2]Patofisiologi pasti neurodermatitis tidak diketahui. Menggosok dan menggaruk kulit dalam waktu yang lama menyebabkan penebalan epidermis dan fibrosis dermis. Stimulasi saraf kulit kronis diduga mengakibatkan disfungsi saraf; sebuah siklus "gatal-awal" terjadi kemudian menyebabkan kebutuhan untuk menggaruk daerah yang terkena goresan. [2]Neurodermatitis ditemukan pada kulit di area yang dapat diakses untuk menggaruk. Pruritus memprovokasi menggaruk yang menghasilkan lesi klinis, namun patofisiologi yang mendasari tidak diketahui. Beberapa jenis kulit lebih rentan terhadap likenifikasi, seperti kulit yang cenderung ke arah kondisi ekzematosa (yaitu, dermatitis atopik, diatesis atopik). Suatu hubungan mungkin ada antara jaringan saraf pusat dan perifer dengan produk inflamasi sel dalam persepsi gatal dan perubahan berikutnya pada neurodermatitis. Ketegangan emosional pada subyek cenderung memainkan peran kunci dalam mendorong sensasi pruritus, mengarah ke menggaruk yang dapat menjadi kebiasaan. Kemungkinan interaksi antara lesi primer, faktor psikis, dan intensitas pruritus mempengaruhi luas dan keparahan neurodermatitis. Sebuah studi kecil melihat neurodermatitis dan penggunaan P-phenylenediamine (PPD) yang terdapat dalam pewarna rambut, menunjukkan perbaikan klinis yang relevan dalam gejala setelah penghentian paparan PPD, sehingga memberikan dasar untuk peran sensitisasi dan dermatitis kontak dalam etiologi neurodermatitis. [3]Pasien biasanya mengeluh pruritus intensif pada area kulit lokal. Tidur sering terganggu. Dalam beberapa kasus, menggaruk dan menggosok dalam waktu yang lama menjadi kebiasaan bawah sadar atau kompulsif. Sebuah plak padat likenifikasi, yang timbul dari pertemuan papula kecil. Kulit menebal dengan jelas; alur pada kulit (yang tak terlihat pada kulit normal) dapat dilihat dengan mudah. Ekskoriasi. Biasanya warna kulit merah pudar, hiperpigmentasi coklat tua atau hitam, terutama di kulit warna. Bulat, oval, linear (searah garukan berikutnya). Berbatas tegas. Terisolasi lesi tunggal atau beberapa plak. [4]Secara umum perlu dijelaskan kepada penderita bahwa garukan akan memperburuk keadaan penyakitnya, oleh karena itu dihindari. Untuk mengurangi rasa gatal dapat diberikan antipruritus, kortikosteroid, kortikosteroid topikal, atau intralesi, produk ter. Antipruritus dapat berupa antihistamin efek sedatif (contoh : hidroksizin, difenhidramin, prometazin) atau tranquilizer. Dapat pula diberikan secara topikal krim doxepin 5% dalam jangka pendek (maksimum 8 hari). Kortikosteroid yang dipakai biasanya berpotensi kuat, bila perlu ditutup dengan penutup impermeable; kalau masih tidak berhasil dapat diberikan secara suntikan intralesi. Salep kortikosteroid dapat pula dikombinasi dengan ter yang mempunyai efek anti inflamasi. Ada pula yang mengobati dengan UVB dan PUVA. Perlu dicari kemungkinan ada penyakit yang mendasarinya, bila memang ada harus juga diobati. [1]Prognosis bergantung pada penyebab pruritus (penyakit yang mendasari), dan status psikologik penderita. [1]

DAFTAR PUSTAKA

[1] Djuanda, A. dkk. 2013. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin Edisi Keenam.Cetakan Ketiga. Jakarta: Universitas Indonesia.[2] Zaidi Zohra, Lanigan SW. 2010. Dermatology in Clinical Practice; Lichen Simpleks Chronicus. United Kingdom: Springer Wien New York

[3] Hogan. J. Daniel. Dkk. 2015. Lichen Simplex Chronicus. Medscape (Serial online). Diakses pada 16maret 2015 di http://emedicine.medscape.com/article/1123423#showall[4] Wolff, Klaus. Dkk. 2013. Fitzpatricks Color Atlas And Synopsis of Clinical Dermatology. Edisi 7. New York : Mc Graw Hill Education.